i
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN
HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI STROKE DI INSTALASI RAWAT
INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE JULI 2008 – JUNI 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Floriberta Yoaquin Intan Anantaka Honggodipuro
NIM : 068114033
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN
HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI STROKE DI INSTALASI RAWAT
INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE JULI 2008 – JUNI 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Floriberta Yoaquin Intan Anantaka Honggodipuro
NIM : 068114033
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
“Our talents are the gift that God gives to us. What we make of our talents is our gift back to God”
(Leo Buscaglia)
Kupersembahkan sebuah karya yang sederhana ini untuk……
Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus, yang telah mencukupkan aku dan menyertaiku
dalam perjalanan hidupku,
Ayahanda Antonius Aris Honggodipuro, yang berjuang untuk membiayai kuliahku hingga selesai dan selalu membimbingku agar fokus pada pendidikan,
Ibunda Irene Yovita Endang Setyani,
yang selalu mengerti kondisiku, menyemangatiku, dan memberi inspirasi hingga tercipta karya ini.
Lewat karya ini aku banyak belajar, banyak membaca, sehingga aku bisa menjaga ibu yang juga sedang sakit
hipertensi stroke…..
Kakak-kakakku : Ricke Honggodipuro, Advent Honggodipuro,
dan Fina Honggodipuro, yang selalu ada untuk memberi semangat dan membantuku. Saat aku lemah dan merasa tak sanggup melewati semua,
kalian ada untuk menghiburku.
dan… Almamaterku
vi
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih
dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Evaluasi Drug Related
Problems pada Pengobatan Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008 -
Juni 2009”, ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana
Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Rumah Sakit Panti Rapih atas ijin yang diberikan kepada penulis
untuk melakukan penelitian;
2. Dekan Fakultas Farmasi, Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., yang telah
memberi ijin terlaksananya penelitian ini;
3. Ibu Dra. A. M. Wara Kusharwanti, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing
yang dengan sabar telah banyak meluangkan waktu, tenaga, memberi
dukungan serta segala masukan dan saran dalam penyusunan skripsi;
4. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen pembimbing atas waktu, kesabaran,
nasihat dan semangat dalam proses penyusunan skripsi;
5. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt.
selaku dosen penguji;
6. Kepala dan Staf bagian personalia Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas
viii
segala bantuannya;
7. Kepala dan Staf Instalasi Rekam Medik yang telah banyak membantu penulis
dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini;
8. Bapak Antonius Aris Honggodipuro dan Ibu Irene Yovita Endang Setyani
atas doa, cinta dan kasih sayangnya serta bantuan finansial, sehingga skripsi
ini dapat selesai;
9. Saudara-saudaraku terkasih Mbak Ricke, Mas Gatot, Mas Advent, Mbak
Ester, Mbak Fina, dan Mas Tino yang selalu ada memberi dukungan dan
bantuan dalam menyelesaikan skripsi;
10. Bapak dr. Rizaldy Pinzon, Sp.S., M.Kes. yang telah memberi referensi dan
membagi pengetahuannya;
11. Semua teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2006 khususnya teman-
teman FKK, terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya;
12. Semua orang di masa lalu dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, namun telah banyak memberikan dukungan dan perhatian sampai
selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati dan terbuka, penulis
mohon sumbangan pemikiran, kritik, dan saran untuk menyempurnakannya.
Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, terima
kasih.
Yogyakarta, 10 Juli 2010
Penulis
ix
INTISARI
Stroke merupakan masalah kesehatan yang menjadi penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko utama stroke. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam medik di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 2,63% hipertensi komplikasi stroke terjadi pada kelompok umur 40-49 tahun; 28,95% pada kelompok umur 50-59 tahun; 34,21% pada kelompok umur 60-69 tahun; dan 34,21% pada kelompok umur 70-79 tahun. Prevalensi pada laki-laki lebih besar daripada perempuan yaitu 63,16% : 36,84%. Stroke iskemia sebanyak 68,42%, stroke hemoragi sebanyak 31,58%. Obat yang digunakan meliputi obat kardiovaskuler (100%); obat gizi dan darah (100%); obat sistem saraf pusat (76,32%); antiinfeksi (47,37%); obat skelet dan sendi (34,21%); analgesik (28,95%); obat saluran cerna (21,05%); obat saluran nafas (13,16%); obat saluran kemih (10,53%); obat hormonal (7,89%); dan sediaan topikal (7,89%).
Dari hasil evaluasi drug related problems terdapat 23 kasus DRP, yaitu 7 kasus membutuhkan obat tambahan, 12 kasus dengan pemilihan obat kurang tepat, 5 kasus dengan dosis terlalu tinggi, 7 kasus dengan efek samping obat yang tidak diinginkan dan interaksi obat, dan 1 kasus ketidaktaatan pasien. Sebanyak 95% pasien keluar dari rumah sakit dalam keadaan sudah membaik.
Kata kunci : drug related problems, hipertensi, stroke
x
ABSTRAK
Stroke is the problem of the cause of death and major disability. Hypertension is a major risk factor for stroke. This study is a non-experimental descriptive evaluative design using a retrospective medical record data on inpatient installation Panti Rapih Hospital Yogyakarta .
The results showed as much as 2,63% hypertensive stroke complications occurred in 40-49 year age group; 28,95% in the 50-59 years age group; 34,21% in the age group 60-69 years and 34,21% in 70-79 year age group. Prevalence in men was greater than in women which were 63,16% : 36,84%. Incidence of ischemic stroke was as much as 68,42%, 31,58% of haemorrhage stroke. Drugs used in patients consist of cardiovascular drugs (100%), nutritional medicine and blood (100%); central nervous system drugs (76,32%); antiinfection (47,37%); drugs and the skeletal joints (34,21%); analgesic (28,95%), gastrointestinal drugs (21,05%); drugs respiratory tract (13,16%); drug urinary tract (10,53%); hormonal drugs (7,89 %) and topical preparations (7,89%).
From evaluation results of drug related problems, there were 23 cases with the DRP, there were 7 cases require additional medication, 12 cases with inappropriate drug selection, 5 cases with too high dosages, 7 cases with drug side effects and unwanted drug interactions, and one case of patient disobedience. As many as 95% patients left the hospital in a state of recovery.
Key words : drug related problems, hypertension, stroke
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
INTISARI ............................................................................................................... ix
ABSTRACT ............................................................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1. Perumusan Masalah .............................................................................. 3
2. Keaslian Penelitian ............................................................................... 5
3. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
a. Manfaat teoritis .............................................................................. 5
b. Manfaat praktis .............................................................................. 6
B. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
1. Tujuan Umum ....................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 6
xii
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .................................................................... 8
A. Hipertensi .................................................................................................... 8
1. Definisi dan Klasifikasi ........................................................................ 8
2. Etiologi .................................................................................................. 9
3. Patofisiologi .......................................................................................... 9
4. Faktor Risiko ....................................................................................... 11
5. Gambaran Klinis ................................................................................. 13
6. Diagnosis ............................................................................................ 14
B. Stroke ........................................................................................................ 14
1. Definisi ................................................................................................ 14
2. Etiologi dan Klasifikasi ...................................................................... 15
3. Patofisiologi ........................................................................................ 17
4. Faktor Risiko ....................................................................................... 18
5. Gambaran Klinis ................................................................................. 21
6. Diagnosis ............................................................................................ 22
C. Penatalaksanaan ........................................................................................ 23
1. Tujuan Terapi ...................................................................................... 23
2. Strategi Terapi ..................................................................................... 24
D. Drug Related Problems (DRP) ................................................................. 31
E. Keterangan Empiris .................................................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 35
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 35
B. Definisi Operasional ................................................................................ 35
xiii
C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 38
D. Bahan Penelitian dan Lokasi Penelitian .................................................. 38
E. Jalannya Penelitian .................................................................................. 39
F. Kesulitan .................................................................................................. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 42
A. Profil pasien hipertensi dengan komplikasi stroke
di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih ..................................... 42
1. Profil pasien berdasarkan umur ......................................................... 42
2. Profil pasien berdasarkan jenis kelamin ............................................ 44
B. Profil distribusi pasien hipertensi dengan komplikasi stroke
berdasarkan jenis stroke di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Panti Rapih ......................................................................... 45
C. Profil pengobatan yang diberikan pada pasien hipertensi dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Panti Rapih ......................................................................... 45
1. Obat yang digunakan untuk penyakit pada sistem kardiovaskuler .... 47
2. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah .......................................... 49
3. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat ........................................ 50
4. Obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi ................................ 51
5. Obat untuk penyakit otot skelet dan sendi ......................................... 52
6. Obat yang bekerja sebagai analgesik ................................................. 53
7. Obat yang bekerja pada saluran pencernaan ...................................... 54
8. Obat yang bekerja pada saluran pernafasan ....................................... 54
xiv
9. Obat yang bekerja pada saluran kemih .............................................. 55
10. Obat hormonal ................................................................................... 55
11. Sediaan topikal ................................................................................... 56
D. Evaluasi Drug Related Problems (DRP) yang terjadi pada
penatalaksanaan terapi pasien hipertensi dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Panti Rapih ......................................................................... 56
1. Membutuhkan obat tambahan ............................................................ 57
2. Pemilihan obat kurang tepat .............................................................. 58
3. Dosis terlalu tinggi ............................................................................. 60
4. Efek samping obat yang tidak diinginkan dan interaksi obat ............ 61
5. Ketidaktaatan pasien .......................................................................... 62
E. Outcome terapi pada pasien hipertensi dengan komplikasi stroke
di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih ..................................... 62
F. Rangkuman pembahasan .......................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................................... 66
B. Saran ......................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 68
LAMPIRAN ........................................................................................................... 72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 120
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Klasifikasi Hipertensi ....................................................................... 8
Tabel II. Anjuran untuk Farmakoterapi Stroke Iskemia .............................. 28
Tabel III. Kriteria Inklusi dan Eksklusi untuk Penggunaan Alteplase
pada Stroke Iskemik Akut ............................................................. 28
Tabel IV. Persentase Obat Kardiovaskuler yang Digunakan pada
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 47
Tabel V. Persentase Obat Gizi dan Darah yang Digunakan pada
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 49
Tabel VI. Persentase Obat Sistem Saraf Pusat yang Digunakan pada
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 50
Tabel VII. Persentase Obat Infeksi yang Digunakan pada
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 51
Tabel VIII. Persentase Obat Otot Skelet dan Sendi yang Digunakan pada
xvi
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 52
Tabel IX. Persentase Obat Analgesik yang Digunakan pada
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 53
Tabel X. Persentase Obat Saluran Cerna yang Digunakan pada
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 54
Tabel XI. Persentase Obat Saluran Nafas yang Digunakan pada
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 54
Tabel XII. Persentase Obat Saluran Kemih yang Digunakan pada
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 55
Tabel XIII. Persentase Obat Hormonal yang Digunakan pada Pasien
Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 .............. 56
Tabel XIV. Persentase Sediaan Obat Topikal yang Digunakan pada
xvii
Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 56
Tabel XV. Persentase Kasus DRP yang Terjadi pada Pasien Hipertensi
Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Periode Juli 2008 - Juni 2009 ......................................................... 57
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perbedaan Stroke Hemoragi dan Stroke Iskemia .......................... 16
Gambar 2. Distribusi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan
Umur di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ....................................................... 43
Gambar 3. Distribusi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan
Jenis Kelamin di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 44
Gambar 4. Distribusi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan
Jenis Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009 ........................................................ 45
Gambar 5. Diagram Kelas Terapi Obat yang Digunakan pada Pasien
Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 .............. 46
Gambar 6. Distribusi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke
Berdasarkan Outcome Terapi di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 .............. 63
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Stroke merupakan kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik karena
adanya gangguan akut aliran darah otak akibat terjadinya oklusi (penyumbatan)
atau terjadinya perdarahan pada stroke hemoragi (Wibowo dan Gofir, 2001).
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, stroke merupakan salah
satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama di Indonesia (Anonim, 1999).
Angka kecacatan stroke umumnya lebih tinggi dari angka kematian, perbandingan
antara cacat dan mati dari penderita stroke adalah 4 : 1. Penderita stroke
menunjukkan kenaikan setiap tahunnya. Hasil SKRT Indonesia melaporkan
bahwa proporsi stroke di rumah sakit di 27 propinsi dari tahun 1984 sampai
dengan 1986 meningkat, yaitu 0,72 per 100 penderita pada 1984, naik menjadi
0,89 per 100 penderita pada tahun 1986. Dilaporkan pula bahwa prevalensi stroke
pada tahun 1996 adalah 35,6 per 100.000 penduduk (Lumbantobing, 1996;
Lamsudin, 1998).
Insidensi stroke di Amerika Serikat yaitu ± 700.000 pertahunnya dan
merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung koroner dan
kanker (Gorelick, 1995; Caplan, 2000), sedangkan di Indonesia menduduki
peringkat pertama. Menurut World Stroke Organization dalam 6th world stroke
congress tahun 2008, stroke menjadi tantangan utama bagi tenaga kesehatan
karena merupakan penyebab kematian kedua di dunia dan menjadi penyebab
2
utama terjadinya kelumpuhan (Kofler, 2008).
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa hipertensi merupakan
faktor risiko stroke yang sangat signifikan. Penelitian di beberapa negara ASEAN
memperlihatkan bahwa 50-70% kasus stroke berhubungan dengan hipertensi.
Hipertensi akan meningkatkan risiko perdarahan sebesar 2,8 kali
(Venketasubramanian, 1998). Hal serupa juga terjadi pada penelitian Suarez yang
menunjukkan bahwa pada penderita stroke, hipertensi ditemukan pada 74,8%
kasus. Penelitian Pinzon, dkk. menunjukkan bahwa dari 1.162 pasien stroke,
hipertensi dijumpai pada 88,2% pasien stroke. Hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah arteri. Prevalensi hipertensi di seluruh dunia
diperkirakan antara 15-20%. Data WHO tahun 2000 menunjukkan bahwa
sebanyak 972 juta (26,4%) penghuni bumi menderita hipertensi. Angka ini terus
meningkat tajam, diprediksikan oleh WHO pada tahun 2025 nanti sekitar 29,2%
orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi (Anonim, 2006).
Hipertensi merupakan penyakit yang dikategorikan sebagai the silent
disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum
memeriksakan tekanan darahnya. Jika dibiarkan lebih lama maka hipertensi ini
dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah
sehingga dinding pembuluh darah akan mudah pecah dan terjadilah stroke.
Penyakit ini harus diterapi dengan baik mengingat tingginya tingkat kematian
yang diakibatkannya. Penatalaksanaan terapi pada pasien hipertensi komplikasi
stroke memerlukan monitoring yang ketat karena kepatuhan minum obat
merupakan kunci pengendalian hipertensi stroke. Hipertensi adalah penyakit
3
kronis yang pengobatannya seumur hidup. Jika obat tidak diminum, tekanan akan
kembali naik. Banyak pasien berhenti meminum obat ketika mereka tidak lagi
merasakan gejala hipertensi, selain karena mereka khawatir efek samping akibat
pemakaian obat kimia secara terus-menerus. Padahal pemakaian obat
antihipertensi secara teratur sangat penting untuk mencegah terjadinya stroke.
Dari survei yang telah dilakukan, hipertensi dengan komplikasi stroke
adalah salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak yang ditemukan di Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian evaluasi drug related problems dilakukan di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih karena penyakit ini merupakan
penyakit yang kompleks sehingga potensial terjadi DRP, baik karena tekanan
darah yang tidak terkendali maupun karena pada pasien hipertensi komplikasi
stroke morbiditas dan mortalitasnya tinggi sehingga memerlukan intervensi
farmakologi dengan obat yang banyak. Drug related problems terjadi kira-kira
sepertiga bagian yang berkaitan dengan pasien rawat inap (Anonim, 1995).
Adanya DRP yang terjadi dalam pengobatan akan merugikan pasien. Drug related
problems mengakibatkan penurunan kualitas hidup pasien, meningkatkan biaya
pengobatan yang dikeluarkan pasien, serta meningkatkan rata-rata angka kematian
pada pasien (Nguyen, 2000).
1. Perumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan mengenai evaluasi drug related
problems pada pengobatan pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009
adalah :
4
a. bagaimana profil pasien hipertensi dengan komplikasi stroke yang meliputi
distribusi kelompok umur dan jenis kelamin di instalasi rawat inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009?
b. bagaimana profil distribusi pasien hipertensi dengan komplikasi stroke
berdasarkan jenis stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009?
c. bagaimana profil pengobatan yang diberikan pada pasien hipertensi dengan
komplikasi stroke yang meliputi kelas terapi, golongan obat dan jenis obat
di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli
2008 - Juni 2009?
d. apakah ada Drug Related Problems (DRP) yang terjadi pada
penatalaksanaan terapi pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008
- Juni 2009 meliputi :
1) membutuhkan obat tambahan (need for additional drug therapy)?
2) mendapat obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)?
3) pemilihan obat kurang tepat (wrong drug)?
4) dosis terlalu rendah (dosage too low)?
5) dosis terlalu tinggi (dosage too high)?
6) adanya efek samping obat yang tidak diinginkan (adverse drug reaction)
dan interaksi obat (drug interaction)?
7) ketidaktaatan pasien (uncompliance) (Cipolle, et al., 1998)?
e. seperti apakah outcome terapi pada pasien hipertensi dengan komplikasi
5
stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode
Juli 2008 - Juni 2009?
2. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan oleh penulis,
penelitian mengenai evaluasi drug related problems pada pengobatan pasien
hipertensi dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009 ini belum pernah dilakukan.
Penelitian yang telah dilakukan dan terkait dengan penelitian ini adalah :
a. Evaluasi Drug Related Problems pada Pengobatan Pasien Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005, oleh
Krismayanti (2007).
b. Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan
Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Tahun 2005, oleh Widyastuti (2007).
Penelitian ini sangat terkait dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian yang pernah dilakukan yaitu mengidentifikasi terjadinya drug related
problems pada stroke tanpa penyakit lain, sedangkan penelitian ini mengevaluasi
drug related problems pada pasien hipertensi dengan komplikasi stroke. Selain itu
penelitian ini juga berbeda dalam hal subjek penelitian dan waktu pelaksanaan
penelitian.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini yaitu dapat menjadi salah satu sumber
6
informasi tentang drug related problems pada pengobatan pasien hipertensi
dengan komplikasi stroke.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini yaitu bagi pihak Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta dapat dimanfaatkan sebagai evaluasi dan bahan masukan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mengevaluasi drug related problems pada pengobatan pasien hipertensi
dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui profil pasien hipertensi dengan komplikasi stroke yang
meliputi distribusi umur dan jenis kelamin di instalasi rawat inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009.
b. Untuk mengetahui profil distribusi pasien hipertensi dengan komplikasi
stroke berdasarkan jenis stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009?
c. Untuk mengetahui profil pengobatan yang diberikan pada pasien hipertensi
dengan komplikasi stroke yang meliputi kelas terapi, golongan obat dan
jenis obat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
7
periode Juli 2008 - Juni 2009.
d. Untuk mengetahui seperti apa Drug Related Problems (DRP) yang terjadi
pada penatalaksanaan terapi pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008
- Juni 2009.
e. Untuk mengetahui seperti apakah outcome terapi pada pasien hipertensi
dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009.
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi dan Klasifikasi
a. Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan
jantung dan kerusakan ginjal (Anonim, 2007).
b. The Seventh Report of the Joint National Committee on the Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7)
mengklasifikasikan hipertensi seperti ditunjukkan pada tabel I.
Tabel I. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 dan < 80 Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89 Hipertensi tingkat 1 140 – 159 atau 90 – 99 Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 atau ≥ 100
c. Pasien dengan tekanan darah diastolik < 90 mmHg dan tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dipisahkan sebagai hipertensi sistolik.
d. Hipertensi krisis (TD > 180/120 mmHg) dapat dikategorikan sebagai
hipertensi darurat (naiknya TD secara akut atau kerusakan organ target) atau
hipertensi urgensi (parahnya kenaikan TD tak akut atau cedera organ target)
(Saseen and Carter, 2005).
9
1. Etiologi
a. Hipertensi primer (90 – 95%) : tidak diketahui penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder (5 – 10 %), disebabkan :
1) Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan
bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah;
2) Penyakit ginjal;
3) Kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB);
4) Feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan
hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin);
5) Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres, alkohol atau garam dalam makanan;
6) Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara
waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan
kembali normal (Anonim, 2007).
2. Patofisiologi
a. Hipertensi adalah suatu gangguan heterogen yang mungkin disebabkan baik
dari penyebab tertentu (hipertensi sekunder) maupun dari mekanisme
patofisiologi yang tidak diketahui penyebabnya (primer atau hipertensi
esensial). Hipertensi sekunder terjadi sekitar ± 10% kasus, dan sebagian
besar disebabkan oleh penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskuler.
Kondisi lain yang menyebabkan hipertensi sekunder meliputi
feokromositoma, Sindrom Cushing, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme,
aldosteronisme primer, kehamilan, gangguan tidur yang terkait pernafasan,
10
dan penyempitan pembuluh darah aorta. Beberapa obat yang dapat
meningkatkan TD meliputi kortikosteroid, estrogen, obat-obat anti inflamasi
non steroid (OAINS), amfetamin, sibutramin, siklosforin, takrolimus,
eritropoietin, dan venlafaxin.
b. Beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada pengembangan hipertensi
primer, meliputi:
1) Kelainan humoral melibatkan sistem renin-angiotensin-aldosteron,
hormon natriuretik, atau hiperinsulinemia;
2) Gangguan patologis di sistem saraf pusat, serabut saraf otonom, reseptor
adrenergik, atau baroreseptor;
3) Kelainan baik di dalam ginjal maupun jaringan proses autoregulatory
terhadap ekskresi natrium, volume plasma, dan penyempitan arteriolar;
4) Kekurangan sintesis lokal zat vasodilator dalam endotelium vaskuler,
seperti prostasiklin, bradikinin, dan nitrat oksida, atau peningkatan
produksi zat-zat seperti vasokonstriktor angiotensin II dan endothelin I;
5) Asupan natrium yang tinggi dan meningkatnya sirkulasi hormon
penghambat natriuretik pada transport natrium intraseluler,
mengakibatkan peningkatan reaktivitas vaskuler dan peningkatan tekanan
darah; dan
6) Peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler, yang menyebabkan otot
polos vaskuler mengubah fungsi dan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer.
c. Penyebab utama kematian pada subjek hipertensi adalah trauma
11
serebrovaskuler, penyakit kardiovaskuler, dan gagal ginjal. Probabilitas
kematian dini berkorelasi dengan keparahan tingginya tekanan darah (Wells,
et al., 2009).
3. Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan antara lain :
a. Umur
Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur, disebabkan oleh
perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi
lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai
akibatnya adalah meningkatnya tekanan darah sistolik (Anonim, 2006).
Oleh karena itu semakin bertambah usia seseorang, maka risiko terkena
hipertensi menjadi lebih besar.
b. Jenis kelamin
Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan
tekanan darah dibandingkan wanita. Namun, setelah memasuki menopause,
prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun,
terjadinya hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria
yang diakibatkan oleh faktor hormonal. Penelitian di Indonesia yang lebih
tinggi terdapat pada wanita.
c. Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga
mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer
(esensial).
12
Faktor risiko yang dapat dikendalikan antara lain :
a. Obesitas
Kaitan erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah telah
dilaporkan pada beberapa studi. Berat badan dan indeks masa tubuh (IMT)
berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik.
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi
pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk penderita hipertensi pada
orang-orang gemuk lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang
yang badannya normal.
b. Psikososial dan stres
Stres atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar anak ginjal
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat
serta lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat. Jika stres berlangsung
lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul
kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat
berupa hipertensi atau penyakit maag.
c. Merokok
Zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap
melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan proses aterosklerosis,
dan tekanan darah tinggi. Pada studi otopsi, dibuktikan kaitan erat antara
kebiasaan merokok dengan adanya aterosklerosis pada seluruh pembuluh
darah. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen
13
untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah
tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.
d. Alkohol
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas.
Namun, diduga peningkatan kadar kortisol, dan peningkatan volume sel
darah merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikkan tekanan
darah.
e. Konsumsi garam berlebihan
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik
cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan
volume dan tekanan darah.
f. Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid (lemak) yang ditandai dengan peningkatan
kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan/ atau penurunan
kadar kolesterol HDL dalam darah. Kolesterol merupakan faktor penting
dalam terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan peningkatan tahanan
perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat (Anonim, 2006).
4. Gambaran Klinis
a. Tekanan darah dan jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang
tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2
kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil
pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetapi
juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi (Anonim, 2006).
14
b. Pasien dengan hipertensi primer biasanya diawali asimtomatik.
c. Pasien dengan hipertensi sekunder mungkin mengeluhkan gejala gangguan
yang mendasarinya. Pasien dengan feokromositoma mungkin memiliki
riwayat sakit kepala paroksimal, berkeringat, takikardia, palpitasi, dan
hipotensi ortostatik. Pada aldosteronisme primer, gejala hipokalemia dapat
terjadi seperti kram dan kelemahan otot. Pasien dengan hipertensi sekunder
untuk Sindrom Cushing mungkin mengeluhkan berat badan, poliuria,
edema, haid tidak teratur, jerawat berulang, atau kelemahan otot (Wells, et
al., 2009).
5. Diagnosis
Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk/ berbaring 5 menit.
Apabila pertama kali diukur ternyata tinggi (> 140/90 mmHg) maka pengukuran
diulang 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi
(Anonim, 2007).
A. Stroke
1. Definisi
Stroke atau disebut juga dengan CVD (cerebrovascular disease), dahulu
orang menyebutnya CVA (cerebrovascular accidence) (Riyanto, 1984)
merupakan kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik karena adanya
gangguan akut aliran darah otak akibat terjadinya oklusi (penyumbatan) atau
terjadinya perdarahan pada stroke hemoragi (Wibowo dan Gofir, 2001). Stroke
adalah penyakit gangguan fungsional otak fokal maupun global akut dengan
gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena yang sebelumnya tanpa
15
peringatan dapat sembuh dengan cacat atau kematian akibat gangguan aliran
darah ke otak karena perdarahan ataupun non perdarahan (Junaidi, 2004).
2. Etiologi dan Klasifikasi
Menurut Fagan dan Hess (2005), klasifikasi stroke berdasarkan
mekanismenya dibagi menjadi dua, yaitu iskemia dan hemoragi (masing-masing
88% dan 12%, berdasarkan semua laporan stroke dari American Heart
Association tahun 2003). Stroke iskemia disebabkan oleh aterotrombosis atau
emboli yang mengakibatkan oklusi dari pembuluh darah arteri ke otak.
Aterosklerosis adalah faktor penyebab sebagian besar kasus stroke iskemia,
walaupun 30% adalah kriptogenik. Emboli bisa muncul baik dari intra atau
ekstrakranial arteri (termasuk lengkung aorta) maupun seperti yang terjadi pada
20% dari seluruh kasus stroke iskemia, jantung. Emboli kardiogenik diduga dapat
terjadi jika pasien menderita atrial fibrilasi, penyakit katup jantung, atau kondisi
jantung lainnya yang dapat menyebabkan pembentukan gumpalan (Wibowo dan
Gofir, 2001). Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke iskemia dikelompokkan
menjadi:
a. Trancient ischemic attack (TIA), serangan stroke sementara yang
berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Reversible ischemic neurologic deficit (RIND) yaitu gejala neurologis yang
akan menghilang antara > 24 jam sampai dengan 21 hari.
c. Progressing stroke atau stroke in evaluation yaitu kelumpuhan atau defisit
neurologik yang berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai yang
berat.
16
d. Completed stroke yaitu kelainan neurologis yang sudah menetap dan tidak
berkembang lagi (Junaidi, 2004).
Sedangkan stroke hemoragi terdiri dari hemoragi subarakhnoid,
hemoragi intraserebral, dan hematoma subdural. Hemoragi subarakhnoid terjadi
ketika darah memasuki ruang subarakhnoid (dimana cairan serebrospinal
ditempatkan) baik karena trauma, pecahnya suatu aneurisma intrakranial, maupun
pecahnya arteriovenosa malformasi. Sebaliknya, hemoragi intraserebral terjadi
bila pembuluh darah pecah di dalam otak parenkima itu sendiri, sehingga
terbentuk hematom. Jenis perdarahan ini sering dikaitkan dengan tekanan darah
tinggi yang tidak terkontrol dan kadang-kadang dengan antitrombotik atau terapi
trombolitik. Hematoma subdural merujuk pada menumpuknya darah di bawah
dura (yang menutupi otak), dan hal ini paling sering disebabkan oleh trauma.
Stroke hemoragi, walaupun jarang tetapi secara signifikan lebih mematikan
daripada stroke iskemia (dua sampai enam kali lebih tinggi). Stroke iskemia
terjadi karena pembentukan trombus lokal atau fenomena emboli, mengakibatkan
oklusi dari pembuluh darah arteri otak (Fagan dan Hess, 2005).
Gambar 1. Perbedaan Stroke Hemoragi dan Stroke Iskemia (Anonim, 2004)
17
3. Patofisiologi
Patofisiologi stroke dibedakan menurut jenis stroke, yaitu stroke iskemia
dan stroke hemoragi.
a. Stroke iskemia
Nilai normal cerebral blood flow adalah 50-60 ml/100 g/menit dengan rata-
rata tekanan darah arteri 50-150 mmHg. Pembuluh darah akan melebar dan
menyempit dengan adanya perubahan tekanan darah yang disebut cerebral
autoregulation (Fagan dan Hess, 2005). Batas atas tekanan darah sistemik
yang masih dapat ditanggulangi adalah 220/110-120 mmHg (Haryono,
2002).
Adanya trombosis, emboli atau ateroma akan menghambat aliran darah ke
otak atau cerebral blood flow. Cerebral blood flow (CBF) akan turun
menjadi < 20 ml/100 g/menit yang akan menyebabkan keadaan iskemia.
Iskemia akan menyebabkan neuron tidak mendapat suplai yang cukup
terhadap kebutuhan O2 untuk dapat menjalankan fungsinya. Keadaan ini
menyebabkan metabolisme dalam keadaan anaerob yang menghasilkan
energi dalam jumlah yang kecil (2 mol ATP). Kekurangan energi akan
menyebabkan depolarisasi membran sel dimana Na+ masuk dan K+ keluar
secara berlebihan. Depolarisasi akan menyebabkan influks Ca2+ yang
berlebihan di dalam sel. Influks Ca2+ yang berlebihan akan menyebabkan
aktivasi fosfolipase A2 yang menimbulkan gangguan fungsi mitokondria
sebagai pernafasan sel, meningkatkan nitric oxide synthase (NOS) yang
berefek neurotoksik. Gangguan fungsi mitokondria dan efek toksik NOS
18
berakibat terjadinya oxidative stress. Oxidative stress dan aktivasi
fosfolipase A2 akan menyebabkan kematian neuron. Neuron yang mati ini
akan direspon oleh jaringan dengan cara menghasilkan NOS kembali
sehingga akan menyebabkan lebih banyak lagi neuron yang mati disebut
infark (Junaidi, 2004). Jika gangguan CBF masih antara 15-30 ml/100
mg/menit, keadaan iskemia masih dapat dipulihkan jika terapi dilakukan
sejak awal (Wibowo dan Gofir, 2001).
b. Stroke hemoragi
Stroke hemoragi (perdarahan) disebabkan oleh perdarahan pada arteri
serebral. Darah yang keluar dari pembuluh arteri masuk ke jaringan otak
parenkima sehingga terjadi hematom. Hematom menyebabkan tekanan
tinggi intrakranial. Keadaan ini terjadi pada perdarahan intrakranial atau
intraserebral. Tekanan tinggi intrakranial (TTIK) menyebabkan terjadinya
hipertensi. Semakin tinggi tekanan intrakranial maka semakin parah
hipertensi yang terjadi. Oleh karena itu, pada stroke perdarahan intraserebral
biasanya disertai hipertensi maligna. Jika darah dari sistem pembuluh darah
masuk ke rongga subarakhnoid terjadi perdarahan subarakhnoid sekunder.
Jika sumber perdarahan berasal dari rongga subarakhnoid maka akan terjadi
perdarahan subarakhnoid primer (Junaidi, 2004; Fagan dan Hess, 2005).
4. Faktor risiko
Faktor risiko stroke adalah faktor yang dapat menyebabkan orang lebih
rentan mengalami stroke (baik iskemia maupun hemoragi). Ada faktor risiko yang
tidak dapat dikendalikan seperti usia, jenis kelamin dan ras, namun ada faktor lain
19
yang dapat dikendalikan sehingga dapat mengurangi risiko terkena stroke.
a. Usia
Usia merupakan faktor risiko yang penting bagi terjadinya serangan stroke.
Semakin tua seseorang, fungsi organ tubuhnya akan mengalami
kemunduran sehingga kemungkinan untuk terkena serangan stroke lebih
besar (Harsono, 1994).
b. Jenis kelamin
Penelitian terbaru tentang pola stroke di tujuh negara ASEAN menunjukkan
bahwa laki-laki lebih banyak terkena stroke dibanding perempuan dengan
perbandingan 55% laki-laki dan 45% perempuan. Untuk semua tingkat usia,
lebih banyak perempuan yang meninggal akibat stroke dibandingkan laki-
laki (Misbach, 2001).
c. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang potensial. Hipertensi dapat
mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak.
Apabila pembuluh darah otak pecah maka timbullah perdarahan otak dan
apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan
terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian. Dari berbagai
penelitian diperoleh bukti yang jelas bahwa pengendalian hipertensi dapat
menurunkan angka kejadian stroke (Harsono, 1994).
d. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus mengakibatkan penebalan dinding pembuluh darah otak
yang berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan
20
mempersempit lubang pembuluh darah dan mengganggu kelancaran aliran
darah ke otak, yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel-sel otak
(Harsono,1994).
e. Penyakit jantung
Berbagai penyakit jantung berpotensi untuk menimbulkan stroke di
kemudian hari. Faktor risiko ini pada umumnya akan menimbulkan embolus
yaitu sumbatan aliran darah ke otak karena jantung melepas gumpalan
darah, sel-sel atau jaringan yang telah mati ke dalam aliran darah (Harsono,
1994).
f. Gangguan peredaran darah sepintas (Trancient ischemic attack/ TIA)
Gangguan peredaran darah sepintas dapat didefinisikan sebagai defisit
neurologik yang timbul secara mendadak sebagai akibat gangguan
peredaran darah setempat di otak, yang pulih dalam waktu 24 jam. Semakin
sering seseorang mengalami gangguan peredaran darah sepintas ini maka
kemungkinan untuk mengalami stroke semakin besar (Wibowo dan Gofir,
2001).
g. Dislipidemia
Dislipidemia adalah keadaan dimana kadar lipoprotein darah meningkat,
dapat dibedakan menjadi hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia.
Hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia merupakan faktor risiko
penting terjadinya aterosklerosis (menebalnya dinding pembuluh darah yang
kemudian diikuti penurunan elastisitas pembuluh darah). HDL merupakan
lipoprotein yang mengangkut kolesterol ke hati untuk diubah menjadi asam
21
empedu, jadi semakin tinggi HDL maka nilai kolesterol akan rendah karena
semakin banyak HDL yang membawa kolesterol ke hati dan diubah menjadi
asam empedu. LDL mengangkut sebagian besar kolesterol darah dari hati ke
jaringan. Kolesterol yang telah dioksidasi oleh radikal bebas (oksi-LDL)
dapat mengendap pada dinding pembuluh dan mengakibatkan aterosklerosis
(Harsono, 1994). Peristiwa aterosklerosis dapat menyebabkan terjadinya
stroke dan dapat dicegah dengan menurunkan LDL.
h. Merokok
Merokok merupakan faktor risiko utama terjadinya infark jantung terutama
pada laki-laki. Perokok mempunyai faktor risiko dua kali lipat dibandingkan
yang bukan perokok untuk mengalami penyakit jantung koroner yang dapat
menyebabkan kematian mendadak maupun stroke (Thomas, 1988).
Karbonmonoksida dalam asap rokok mengikat hemoglobin lebih cepat dan
lebih kuat daripada oksigen, akibatnya penyerapan oksigen di paru-paru
sangat berkurang. Tembakau dalam rokok mengandung nikotin yang
memperkuat kerja jantung dan menciutkan arteri kecil sehingga sirkulasi
darah berkurang dan tekanan darah meningkat (Tjay dan Rahardja, 2002).
5. Gambaran klinis
Secara umum gambaran klinis yang sering dijumpai pada penderita
stroke akut adalah sebagai berikut :
a. Hemiparesis yaitu pasien akan mengalami kelemahan pada salah satu bagian
tubuh.
b. Aphasia yaitu tidak dapat berbicara.
22
c. Aphagia yaitu kehilangan kemampuan untuk menelan
d. Hemianopsia yaitu penglihatan terganggu yaitu penglihatan gelap atau
ganda sesaat.
e. Vertigo yaitu pusing yang menetap dan terjatuh (Fagan dan Hess, 2005).
6. Diagnosis
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil
pemeriksaan fisik. Perjalanan penyakit yang dimaksud adalah riwayat penyakit
pasien sedangkan pemeriksaan fisik berfungsi untuk membantu menentukan
lokasi kerusakan otak. Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain :
a. Pemeriksaan neurologis, meliputi : Glasgow Coma Scale (GCS), respon
pupil, denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan suhu (Junaidi,
2004).
b. Pemeriksaan rutin, meliputi : jumlah sel darah total (full blood count):
hemoglobin, hematokrit, eritrosit, lekosit, hitung jenis lekosit, trombosit,
waktu perdarahan dan waktu pembekuan, laju endap darah, glukosa darah
sewaktu, glukosa darah puasa, glukosa darah 2 jam setelah makan,
kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida; urea, protein darah, asam urat,
kreatinin, fungsi hati, urin lengkap; elektrolit (bila perlu); foto thorax; tes
serologik untuk sifilis, AIDS, TBC, autoimun, dan lain-lain (Junaidi, 2004).
c. Computerized Tomography scanning (CT scan) dapat memperlihatkan area
kepala yaitu daerah hiperintensitas (putih) pada area perdarahan atau
hipointensitas (gelap) di wilayah miokard. Area infark mungkin tidak
terlihat pada CT scan selama 24 jam (lebih lama jarang terjadi) (Wells, et
23
al., 2009).
d. Angiografi, dilakukan pada pembuluh darah di otak yang mengalami ruptur
jika perdarahan yang terjadi berasal dari aneurisme dan malformasi
pembuluh arteriovenous (Anonim, 2005).
e. Magnetic Resonance Imaging (MRI), peka terhadap iskemia dengan resolusi
yang lebih tinggi dan lebih awal daripada CT scan. Diffusion-weighted
imaging akan mengungkapkan infark yang berkembang dalam beberapa
menit (Wells, et al., 2009).
f. Karotis Doppler akan memperlihatkan apakah terdapat stenosis tingkat
tinggi di arteri karotis (Wells, et al., 2009).
g. Electrocardiography (ECG), akan memperlihatkan apakah terjadi atrial
fibrilasi (Wells, et al., 2009).
h. Transthoracic ECG dapat mendeteksi gerakan dinding katup atau kelainan
yang merupakan sumber emboli ke otak (Wells, et al., 2009).
i. Transesophageal ECG merupakan tes yang lebih sensitif untuk trombus
atrium kiri. Hal ini juga efektif dalam memeriksa lengkung aorta untuk
ateroma, sumber potensial lain terjadinya emboli (Wells, et al., 2009).
j. Transkranial Doppler dapat mendeteksi adanya sklerosis intrakranial
(misalnya, stenosis arteri serebral tengah) (Wells, et al., 2009).
C. Penatalaksanaan
1. Tujuan Terapi
Tujuan terapi dari pengobatan pasien dengan hipertensi disertai
komplikasi stroke adalah :
24
a. mencapai target nilai tekanan darah, yaitu :
1) ≤ 160-180/90-100 mmHg untuk pasien yang tidak memiliki riwayat
hipertensi sebelumnya, dan
2) ≤ 180/100-105 mmHg untuk pasien yang telah memiliki riwayat
hipertensi sebelumnya (Hacke, 2003).
b. menurunkan angka kematian dan kecacatan jangka panjang;
c. mengurangi luka sistem saraf yang sedang berlangsung serta menurunkan
angka mortalitas dan cacat jangka panjang;
d. mencegah komplikasi sekunder untuk imobilitas dan disfungsi sistem saraf;
dan
e. mencegah berulangnya stroke (Wells, et al., 2009).
2. Strategi Terapi
a. Terapi Nonfarmakologi
1) Pasien hipertensi harus dianjurkan modifikasi gaya hidup, termasuk
pengurangan berat badan jika kelebihan berat badan, melakukan diet
makanan yang diambil dari DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension), diet pembatasan natrium ideal untuk 1,5 g/hari (3,8 g/hari
natrium klorida), olahraga teratur, berhenti mengkonsumsi alkohol, dan
berhenti merokok (Wells, et al., 2009).
2) Pada stroke iskemia akut, penanganan operasi terbatas. Operasi
dekompresi dapat menyelamatkan hidup dalam kasus pembengkakan
signifikan yang berhubungan dengan infark serebral. Pendekatan
interdisipliner untuk penanganan stroke yang mencakup rehabilitasi awal
25
sangat efektif dalam pengurangan kejadian stroke dan terjadinya stroke
berulang pada pasien tertentu. Pembesaran karotid dapat efektif dalam
pengurangan risiko stroke berulang pada pasien komplikasi berisiko
tinggi selama endarterektomi.
3) Perdarahan subarakhnoid disebabkan oleh rusaknya aneurisme
intrakranial atau cacat arteriintravena, operasi untuk memotong atau
memindahkan pembuluh darah yang abnormal, penting untuk
mengurangi kematian dari perdarahan. Keuntungan operasi tidak
didokumentasikan dengan baik dalam kasus perdarahan intraserebral
primer. Pada pasien hematoma intraserebral, insersi pada saluran
pembuluh darah dengan pemantauan atau tekanan intrakranial umum
dilakukan. Operasi dekompresi hematoma masih diperdebatkan sebagai
penyelamat terakhir dalam kondisi terancamnya hidup (Wells, et al.,
2009).
b. Terapi Farmakologi
1) Terapi farmakologi hipertensi
a) Diuretik adalah agen utama yang digunakan untuk mengontrol
hipertensi pada sebagian besar pasien. Obat-obatan jenis diuretik
bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing), sehingga
volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi ringan dan berefek turunnya tekanan darah (Anonim, 2006).
Empat subkelas diuretik yang digunakan adalah tiazid, loop diuretik,
agen hemat kalsium, dan antagonis aldosteron. Penurunan tekanan
26
darah terjadi karena diuretik menyebabkan diuresis (Wells, et al.,
2009).
b) Antagonis α2-pusat bekerja dengan menghambat aktifitas saraf
simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktifitas) (Anonim,
2006).
c) β-blocker bekerja dengan melibatkan penurunan daya pompa jantung
melalui kronotropik negatif dan efek inotropik jantung dan inhibisi
pelepasan renin dari ginjal. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada
penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernafasan seperti
asma bronkhial (Anonim, 2006).
d) Vasodilator bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah) (Anonim, 2006).
e) Penghambat enzim pengubah angiotensin (penghambat ACE) adalah
pilihan terapi kedua setelah diuretik. Penghambat ACE menghambat
pembentukan angiotensin I menjadi angiotensin II yang merupakan
vasokonstriktor (Wells, et al., 2009).
f) Antagonis kalsium menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos
arterial dengan cara menyekat kanal kalsium voltase tinggi, sehingga
mengurangi masuknya kalsium ekstraseluler ke dalam sel. Relaksasi
otot polos pada pembuluh darah menyebabkan vasodilatasi yang
akhirnya menurunkan tekanan darah (Wells, et al., 2009).
g) Antagonis reseptor angiotensin II bekerja dengan menghalangi
penempelan zat angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan
27
ringannya daya pompa jantung (Anonim, 2006). Golongan ini
menyekat secara langsung reseptor angiotensin tipe 1 (AT1) yang
merupakan mediator dari efek angiotensin II (Wells, et al., 2009).
2) Terapi farmakologi stroke iskemia
a) The American Heart Association/ American Stroke Association
(AHA/ASA) memberikan rekomendasi hanya dua terapi farmakologi:
(1) IV tissue plasminogen activator (alteplase) dalam waktu 3 jam
onset; dan (2) aspirin dalam waktu 48 jam onset. Rekomendasi
berbasis bukti untuk farmakoterapi stroke iskemia dapat dilihat di
Tabel II.
b) Alteplase dimulai dalam waktu 3 jam onset telah terbukti mengurangi
kecacatan utama akibat stroke iskemia. CT scan kepala harus
diperoleh untuk mengesampingkan perdarahan sebelum memulai
terapi. Pasien juga harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak ada
kriteria eksklusi (Tabel III). Dosis 0,9 mg/kg (maks 90 mg) infus IV
lebih dari 1 jam setelah bolus 10% dari dosis total yang diberikan
lebih dari 1 menit. Antikoagulan dan antiplatelet harus dihindari
selama 24 jam, dan pasien harus dipantau ketat terkait perdarahan
(Wells, et al., 2009).
28
Tabel II. Anjuran untuk Farmakoterapi Stroke Iskemia (Wells, et al., 2009):
Rekomendasi
Terapi akut
Alteplase 0,9 mg/kg IV (maks 90 mg) diatas 1 jam untuk pasien tertentu dalam 3 jam onset. Aspirin 160-325 mg/hari dimulai dalam waktu 48 jam onset
Pencegahan sekunder Nonkardioemboli
Terapi antiplatelet Aspirin 50-325 mg/hari Klopidogrel 75 mg/hari Aspirin 25 mg + dipiridamol pelepasan jangka panjang 200 mg dua kali sehari
Kardioemboli (terutama fibrilasi atrial) Warfarin (INR = 2.5)
Semua pasien Antihipertensi Sebelumnya hipertensi Penghambat ACE + diuretik Sebelumnya normotensi Penghambat ACE + diuretik Dislipidemia Statin Kadar lipid normal Statin
Tabel III. Kriteria Inklusi dan Eksklusi untuk Penggunaan Alteplase
pada Stroke Iskemia Akut (Wells, et al., 2009) :
Kriteria Inklusi
− Usia 18 tahun ke atas − Diagnosis klinis stroke iskemia yang disebabkan defisit neurologik − Onset terjadinya simptom kurang dari 180 menit sebelum pengobatan
akan dimulai
Kriteria Eksklusi
− CT scan menunjukkan perdarahan intrakranial − Defisit neurologik yang cepat membaik − Secara klinik menunjukkan perdarahan subarakhnoid meskipun secara
CT scan normal − Perdarahan saluran cerna atau urin dalam waktu 21 hari − Trombosit < 100,000/mm3 − Penggunaan heparin 48 jam sebelumnya dan aPTT memanjang − Penggunaan antikoagulan (misalnya warfarin) dan PT tinggi (> 15
detik)/INR − Operasi intrakranial, trauma kepala yang serius, atau riwayat stroke
sebelumnya dalam waktu 3 bulan − Operasi besar atau trauma serius dalam 14 hari − Baru saja mendapat pungsi arteri di bagian yang tidak dapat ditekan − Pungsi lumbar dalam waktu 7 hari − Sejarah perdarahan intrakranial, malformasi arteri, atau aneurisma − Kejang saat onset stroke − Sedang menderita infark miokard akut − TD sistolik sebelum terapi > 185 mmHg atau TD diastolik > 110 mmHg
Keterangan : aPTT, activated partial thromboplastin time; INR, international normalized ratio; PT, prothrombin time.
29
c) Aspirin 50-325 mg/hari dimulai antara 24 dan 48 jam setelah
penggunaan alteplase juga telah terbukti mengurangi kematian dan
cacat jangka panjang.
d) AHA/ASA menyarankan bahwa terapi antiplatelet sebagai landasan
terapi antitrombosit untuk pencegahan sekunder stroke iskemia dan
harus digunakan pada stroke nonkardioemboli. Aspirin, klopidogrel,
dan kombinasi aspirin dengan dipiridamol pelepasan jangka panjang
dianggap sebagai agen antiplatelet lini pertama (Tabel II). Kombinasi
aspirin dan klopidogrel hanya dapat direkomendasikan pada pasien
dengan stroke iskemia dan sejarah infark miokard atau penempatan
stent koroner dan kemudian hanya dengan aspirin dosis sangat rendah
untuk meminimalkan risiko pendarahan.
e) Warfarin adalah agen antitrombosit pilihan pertama untuk pencegahan
sekunder pada pasien dengan fibrilasi atrial dan diduga kardioemboli.
f) Peningkatan tekanan darah sering terjadi setelah stroke iskemia, dan
terapi yang dilakukan sangat mempengaruhi penurunan risiko
terjadinya stroke ulang. JNC dan AHA/ASA merekomendasikan
penghambat ACE dan diuretik untuk mengurangi tekanan darah pada
pasien dengan stroke atau TIA setelah masa akut (7 hari pertama).
Antagonis reseptor angiotensin II juga telah terbukti mengurangi
risiko stroke dan harus dipertimbangkan pada pasien yang tidak dapat
mentoleransi penghambat ACE setelah stroke iskemia akut.
g) The National Cholesterol Education Program menganggap stroke
30
iskemia atau TIA setara dengan risiko penyakit koroner dan
merekomendasikan penggunaan statin pada pasien stroke iskemia
untuk mencapai kadar LDL kolesterol < 100 mg/dL.
h) Low-molecular-weight heparin atau low-dose subcutaneous
unfractionated heparin disarankan untuk pencegahan trombosis vena
dalam pada pasien yang dirawat dengan penurunan mobilitas karena
stroke dan harus digunakan dalam semua stroke minor.
i) Penggunaan full-dose unfractionated heparin pada periode stroke akut
belum terbukti secara positif dapat mempengaruhi outcome stroke,
dan secara signifikan meningkatkan risiko perdarahan intraserebral
(Wells, et al., 2009).
3) Terapi farmakologi stroke hemoragi
Pada stroke hemoragi, diberikan terapi khusus meliputi :
a) Antifibrinolitik yang digunakan sebagai pencegahan kemungkinan
komplikasi setelah pembedahan. Obat yang digunakan adalah asam
aminokaproat 5 g dan diikuti dengan infus konstan 1-1,5 g/jam, atau
dengan asam traneksamat. Obat-obat tersebut menghambat aktivasi
plasminogen sehingga menstabilkan jendalan fibrin (Wibowo dan
Gofir, 2001).
b) Obat untuk mencegah vasospasmus yang digunakan adalah obat
antagonis selektif untuk sintesis tromboksan A2. Selain itu, juga
digunakan nimodipin dan nikardipin. Keduanya berfungsi sebagai
profilaksis untuk mencegah spasme dan terbukti bermanfaat selama
31
pengobatan akut perdarahan subarakhnoid. Penggunaan obat ini tidak
dianjurkan untuk perdarahan intraserebral (Wibowo dan Gofir, 2001).
Nimodipin 60 mg setiap 4 jam harus dimulai setelah diagnosis
ditegakkan dan diteruskan selama 21 hari pada semua pasien
perdarahan subarakhnoid. Jika hipotensi terjadi, dapat dikelola dengan
mengurangi interval pemberian dosis sampai 30 mg setiap 2 jam
(dosis harian yang sama), mengurangi dosis harian total (30 mg setiap
4 jam), dan menjaga volume cairan intravaskuler (Wells, et al., 2009).
D. Drug Related Problems (DRP)
Drug Related Problems (DRP) didefinisikan sebagai kejadian yang tidak
diinginkan yang dialami oleh pasien yang melibatkan terapi obat dan cenderung
mengganggu kesembuhan yang pasien inginkan.
Masalah-masalah dalam kajian DRP menurut Cipolle, Strand dan Morley
(1998) antara lain:
1. Memerlukan terapi tambahan (need for additional drug therapy), jika kondisi
baru yang membutuhkan obat, kondisi kronis yang membutuhkan kelanjutan
terapi obat, kondisi yang membutuhkan kombinasi obat, dan kondisi yang
mempunyai risiko kejadian efek samping dan membutuhkan obat untuk
pencegahannya.
2. Terapi tanpa indikasi (unnecessary drug therapy), jika obat yang diberikan
tidak sesuai dengan indikasi pada saat itu, pemakaian obat kombinasi yang
seharusnya tidak diperlukan, dan meminum obat dengan tujuan untuk
mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan.
32
3. Obat salah (wrong drug), jika obat yang diberikan kepada pasien tidak efektif
(kurang sesuai dengan indikasinya), obat tersebut efektif tetapi tidak ekonomis,
pasien mempunyai alergi terhadap obat tersebut, obat yang diberikan
mempunyai kontraindikasi dengan obat lain yang dibutuhkan, dan antibiotika
yang sudah resisten terhadap infeksi pasien.
4. Pasien mendapat obat yang tidak mencukupi atau kurang (dosage too low), jika
dosis obat tersebut terlalu rendah untuk memberikan efek, dan interval dosis
tidak cukup.
5. Pasien mendapat dosis obat yang berlebih (dosage too high), jika dosis obat
terlalu tinggi untuk memberikan efek.
6. Munculnya efek yang tidak diinginkan atau efek samping obat (adverse drug
reaction) dan adanya interaksi obat (drug interaction), jika ada alergi, ada
faktor risiko, ada interaksi dengan obat lain, dan hasil laboratorium berubah
akibat penggunaan obat.
7. Ketidaktaatan pasien pada penggunaan obat yang diresepkan (uncompliance),
jika pasien tidak menerima regimen obat yang tepat, terjadi medication error
pada saat peresepan, penyerahan obat dan monitoring pasien, ketidaktaatan
pasien, pasien tidak membeli obat yang disarankan karena mahal, pasien tidak
menggunakan obat karena ketidaktahuan cara pemakaian obat, pasien tidak
menggunakan obat karena ketidakpercayaan dengan produk obat yang
dianjurkan.
SOAP (Subjective data, Objective data, Assessment and Plan)
merupakan suatu sarana yang telah lama digunakan untuk mengumpulkan
33
informasi dari rekam medik. Dengan informasi yang telah terkumpul tersebut
maka dapat membantu untuk menyelesaikan masalah maupun situasi yang
kompleks. SOAP terdiri dari:
1. Data subjektif
Data subjektif merupakan informasi yang dapat diketahui dari informasi yang
diberikan oleh pasien, anggota keluarga pasien, atau tenaga medis yang
merawat pasien. Informasi yang dapat dimasukkan ke dalam data subjektif
yaitu antara lain : keluhan atau gejala yang dirasakan pasien, riwayat terkait
gejala yang dirasakan, riwayat penyakit, riwayat pengobatan (termasuk
kepatuhan dan efek samping), alergi, riwayat sosial atau keluarga (Jones and
Rospond, 2003).
2. Data objektif
Data objektif diisi berdasarkan informasi hasil observasi atau pengukuran.
Informasi yang dapat dimasukkan ke dalam data objektif antara lain : tanda
vital, pemeriksaan fisik, hasil tes laboratorium, hasil tes diagnosa, profil
pengobatan (Jones and Rospond, 2003).
3. Assessment
Setelah data subjektif dan objektif terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menegakkan diagnosa pasien dan melakukan identifikasi terhadap drug related
problems yang mungkin terjadi pada pengobatan sebelumnya (Kimble and
Young, 2005).
4. Plan
Pada tahap ini dilakukan perencanaan terhadap terapi yang akan diberikan atau
34
rekomendasi terhadap kasus drug related problems yang teridentifikasi
(Kimble and Young, 2005).
E. Keterangan Empiris
Distribusi kelompok umur pasien, jenis kelamin pasien, profil
pengobatan pasien yang meliputi : kelas terapi obat, golongan obat, dan jenis obat
yang digunakan pasien akan mempengaruhi terjadinya drug related problems
pada pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 – Juni 2009.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai evaluasi drug related problems pada pengobatan
pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009 merupakan jenis penelitian
non-eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat
retrospektif. Penelitian non-eksperimental merupakan penelitian yang
observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subyek menurut keadaan
apa adanya (in nature), tanpa adanya manipulasi atau intervensi peneliti
(Pratiknya, 1986). Rancangan penelitian deskriptif evaluatif karena data yang
diperoleh dari lembar rekam medik dievaluasi berdasarkan studi pustaka, dan
dideskripsikan dengan memaparkan fenomena yang terjadi, yang kemudian
ditampilkan dalam bentuk tabel. Penelitian ini bersifat retrospektif karena data
yang digunakan diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu
pada lembar rekam medik pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009.
B. Definisi Operasional
1. Evaluasi adalah menganalisis obat yang digunakan pasien hipertensi dengan
komplikasi stroke dari segi kerasionalan, serta drug related problems atau
permasalahan yang muncul yang berhubungan dengan penggunaan obat-
36
obatan tersebut.
2. Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang
menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal.
3. Stroke adalah kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik karena adanya
gangguan akut aliran darah otak akibat terjadinya oklusi (penyumbatan) atau
terjadinya perdarahan pada stroke hemoragik.
4. Pasien rawat inap dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis
hipertensi komplikasi stroke yang dirawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009.
5. Pola pengobatan adalah terapi farmakologis yang digunakan dalam
pengobatan pasien hipertensi dengan komplikasi stroke selama berada di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 -
Juni 2009.
6. Drug related problems adalah kejadian atau efek yang tidak diharapkan yang
dialami pasien dalam proses terapi dengan obat secara aktual atau potensial
yang terjadi bersamaan dengan outcome yang diharapkan pada saat pasien
mendapatkan obat.
7. Memerlukan terapi tambahan (need for additional drug therapy), jika kondisi
baru yang membutuhkan obat, kondisi kronis yang membutuhkan kelanjutan
terapi obat, kondisi yang membutuhkan kombinasi obat, dan kondisi yang
mempunyai risiko kejadian efek samping dan membutuhkan obat untuk
pencegahannya.
37
8. Terapi tanpa indikasi (unnecessary drug therapy), jika obat yang diberikan
tidak sesuai dengan indikasi pada saat itu, pemakaian obat kombinasi yang
seharusnya tidak diperlukan, dan meminum obat dengan tujuan untuk
mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan.
9. Obat salah (wrong drug), jika obat yang diberikan kepada pasien tidak efektif
(kurang sesuai dengan indikasinya), obat tersebut efektif tetapi tidak
ekonomis, pasien mempunyai alergi terhadap obat tersebut, obat yang
diberikan mempunyai kontraindikasi dengan obat lain yang dibutuhkan.
10. Pasien mendapat obat yang tidak mencukupi atau kurang (dosage too low),
jika dosis obat tersebut terlalu rendah untuk memberikan efek, dan interval
dosis tidak cukup.
11. Pasien mendapat dosis obat yang berlebih (dosage too high), jika dosis obat
terlalu tinggi untuk memberikan efek.
12. Munculnya efek yang tidak diinginkan atau efek samping obat (adverse drug
reaction) dan adanya interaksi obat (drug interaction), jika ada alergi, ada
faktor risiko, ada interaksi dengan obat lain, dan hasil laboratorium berubah
akibat penggunaan obat.
13. Ketidaktaatan pasien (uncompliance), jika pasien tidak menerima regimen
obat yang tepat, terjadi medication error pada saat peresepan, penyerahan
obat dan monitoring pasien, ketidaktaatan pasien, pasien tidak membeli obat
yang disarankan karena mahal, pasien tidak menggunakan obat karena
ketidaktahuan cara pemakaian obat, pasien tidak menggunakan obat karena
ketidakpercayaan dengan produk obat yang dianjurkan.
38
14. Lembar rekam medik merupakan lembar catatan dokter dan perawat yang
berisi data klinis serta perkembangan kondisi pasien hipertensi dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009.
15. Outcome adalah hasil atau dampak terapi dari pengobatan pasien hipertensi
dengan komplikasi stroke setelah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang masuk kriteria inklusi adalah pasien yang dirawat
di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 -
Juni 2009 yang memiliki diagnosis keluar hipertensi komplikasi stroke,
melakukan pemeriksaan CT scan dan/ atau MRI cerebral yang menegaskan
bahwa pasien mengalami stroke. Sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini adalah
rekam medik yang tidak menyertakan hasil CT scan maupun MRI cerebral, hasil
pemeriksaan laboratorium, dan pasien meninggal.
D. Bahan Penelitian dan Lokasi Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medik (medical
record) pasien hipertensi dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap
pada periode Juli 2008 - Juni 2009. Lokasi penelitian yaitu di instalasi rekam
medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang terletak di Jalan Cik Ditiro No.
30 Yogyakarta.
39
E. Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian meliputi empat tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan
Dimulai dengan survei jumlah pasien dengan diagnosa hipertensi komplikasi
stroke yang dirawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009 di instalasi rekam medik. Dari hasil
survei data diperoleh jumlah pasien hipertensi komplikasi stroke sebanyak
135 pasien. Setelah dilakukan pengecekan nomor rekam medik, ditemukan
ada sepasang nomor rekam medik yang sama dan satu nomor rekam medik
pasien yang tidak menderita hipertensi komplikasi stroke. Oleh karena itu
diperoleh jumlah data pasien hipertensi komplikasi stroke periode Juli 2008 –
Juni 2009 sebanyak 133 data pasien.
2. Tahap pengambilan data
Tahap ini adalah tahap pengambilan data dari pasien hipertensi dengan
komplikasi stroke yang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
periode Juli 2008 – Juni 2009. Data yang dikumpulkan terdiri atas : identitas
pasien, diagnosa, keluhan masuk dan selama dirawat di rumah sakit, lama
tinggal, riwayat penyakit, riwayat alergi, pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium, pemeriksaan tekanan darah, hasil CT scan dan/ atau MRI
cerebral, serta terapi obat yang telah diberikan selama tinggal di rumah sakit.
Cara pengambilan data yaitu dari jumlah keseluruhan 133 data, secara
random diberi nomor pada setiap pasien, kemudian dipilih pasien dengan
nomor ganjil. Setelah pengambilan nomor ganjil didapatkan 67 pasien. Dari
40
67 pasien, dipilih hanya pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian ini.
Sebanyak 29 pasien yang tidak memenuhi kriteria inklusi, sehingga hanya 38
pasien saja yang akan dianalisis. Jumlah pasien ini sesuai dengan ketentuan
menurut Gay yaitu untuk desain deskriptif populasi kecil dapat diambil 20%
dari total populasi (Danapriatna dan Setiawan, 2005).
3. Tahap analisis data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mengelompokkan pasien
berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis stroke, serta obat-obat yang digunakan
selama dirawat di rumah sakit. Kemudian kasus DRP yang terjadi dievaluasi
menggunakan standar pengobatan hipertensi komplikasi stroke, yaitu :
a. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI);
b. MIMS Indonesia (periode 2009/2010);
c. Drug Information Handbook (DIH);
d. American Heart Association/ American Stroke Association (AHA/ASA);
dan
e. European Stroke Initiative (EUSI) Recommendations for Stroke
Management.
Setelah dievaluasi, kasus DRP yang terjadi dikelompokkan dan masing-
masing dihitung persentasenya.
4. Pembahasan kasus
Kasus yang didapat, dibahas dengan metode SOAP berdasarkan standar
pengobatan hipertensi komplikasi stroke dan pustaka yang sesuai.
41
F. Kesulitan
Penelitian ini bersifat retrospektif sehingga memiliki banyak kelemahan
bila dibandingkan penelitian prospektif. Pada penelitian retrospektif, peneliti tidak
dapat mengamati perkembangan kondisi pasien yang sebenarnya berkaitan dengan
analisis DRP seperti terjadinya efek samping obat dan kepatuhan minum obat.
Sedangkan kesulitan lain yang dihadapi adalah peneliti sulit membaca rekam
medik karena penulisan dan penggunaan singkatan-singkatan yang kurang jelas.
Cara mengatasinya adalah dengan meminta bantuan kepada petugas yang ada di
instalasi rekam medik untuk membacanya. Selain itu waktu yang diberikan oleh
pihak rumah sakit hanya empat jam setiap harinya, sehingga tidak cukup untuk
membaca seluruh rekam medik yang telah dipesan. Cara mengatasinya dengan
menyiapkan tabel data sebelumnya berisi apa saja yang akan disalin, sehingga
mempercepat proses penyalinan.
Kesulitan lain yaitu beberapa kali tidak bisa membaca rekam medik
pasien karena sedang dipakai di instalasi lain, atau saat pasien tersebut datang ke
rumah sakit untuk mengontrol penyakitnya. Cara mengatasinya adalah dengan
mendaftarkan kembali nomor rekam medik tersebut untuk dapat dibaca beberapa
hari kemudian.
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai evaluasi drug related problems pada pengobatan
pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008 - Juni 2009 dilakukan dengan
menelusuri data di bagian rekam medis. Dari data-data yang telah diperoleh,
didapatkan 38 data yang memenuhi kriteria inklusi.
A. Profil pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Panti Rapih
1. Profil pasien berdasarkan umur
Umur merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
pada pasien hipertensi dengan komplikasi stroke. Semakin bertambah umur
seseorang, maka risiko terkena hipertensi semakin besar karena terjadi
perubahan struktur pada pembuluh darah. Saat tubuh menua, pembuluh darah
akan mengeras. Pengerasan pembuluh darah ini akibat menebalnya dan
mengurangnya elastisitas dinding pembuluh darah arteri. Penebalan dinding ini
kemudian menyebabkan penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis) dan
dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat. Hipertensi ini kemudian
menjadi faktor risiko stroke yang potensial dan paling banyak ditemukan
dalam kasus stroke. Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun
menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah
maka timbullah perdarahan otak dan bila pembuluh darah otak menyempit
43
maka aliran darah ke otak akan terhambat dan akibatnya otak kekurangan oksigen
sehingga fungsi sel otak terganggu.
Stroke tidak hanya dapat terjadi pada orangtua, pada usia produktif pun
memiliki kemungkinan untuk terserang stroke, terutama bagi mereka yang
memiliki pola hidup yang tidak sehat. Salah satunya adalah gemar mengkonsumsi
makanan berlemak secara berlebihan sehingga menyebabkan kadar lemak dalam
darah meningkat (hiperlipidemia). Penimbunan lemak pada dinding pembuluh
darah dapat berkembang menjadi plak dan menyebabkan aterosklerosis.
Aterosklerosis ini akan menyebabkan pembuluh darah semakin sempit sehingga
suplai darah menuju ke otak akan berkurang dan mengakibatkan terjadinya stroke.
Gambar 2. Distribusi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan Umur di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009
Dari data yang diperoleh, kasus hipertensi komplikasi stroke banyak
ditemukan pada pasien umur 50 tahun ke atas (Gambar 2). Hal ini sesuai teori
yang dikemukakan Fagan dan Hess (2005) bahwa insiden stroke meningkat
seiring bertambahnya usia, khususnya pada umur 55 tahun ke atas.
44
2. Profil pasien berdasarkan jenis kelamin
Gambar 3. Distribusi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009
Penelitian ini menunjukkan perbandingan prevalensi hipertensi stroke pada
laki-laki lebih besar daripada perempuan yaitu 63,16% : 36,84%. Hal ini sesuai
dengan referensi yang menyatakan bahwa laki-laki lebih berisiko terkena stroke
daripada perempuan (Sacco, et al., 2006).
Gaya hidup yang berbeda antara laki-laki dan perempuan mempengaruhi
angka prevalensi stroke. Laki-laki lebih banyak merokok dibandingkan
perempuan. Tembakau dalam rokok mengandung nikotin yang memperkuat kerja
jantung dan menyebabkan penyempitan arteri sehingga sirkulasi darah berkurang
dan tekanan darah meningkat. Merokok juga memicu produksi fibrinogen (faktor
penggumpal darah) lebih banyak sehingga merangsang timbulnya aterosklerosis.
Selain rokok, juga bisa karena laki-laki lebih banyak mengkonsumsi alkohol
dibandingkan perempuan. Alkohol bisa meningkatkan derasnya aliran darah,
jantung bisa terpicu untuk memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darah
45
jadi meninggi. Apabila ada sumbatan di pembuluh darah otak, bisa menimbulkan
stroke.
B. Profil distribusi pasien hipertensi dengan komplikasi stroke berdasarkan
jenis stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Gambar 4. Distribusi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan Jenis Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Juli 2008 – Juni 2009
Dari 38 kasus pasien hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti
Rapih, 68,42% kasus mengalami stroke iskemia dan sisanya 31,58% mengalami
stroke hemoragi. Prevalensi ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh the American
Heart Association yang menyatakan angka kejadian stroke iskemia (88%) lebih
banyak daripada stroke hemoragi (12%).
C. Profil pengobatan yang diberikan pada pasien hipertensi dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Hipertensi dengan komplikasi stroke merupakan penyakit yang menjadi
penghuni terbanyak di bangsal-bangsal pada hampir semua pusat pelayanan rawat
inap penderita saraf. Oleh karena itu perlu diperhatikan pola pengobatan untuk
mencapai tujuan pengobatan yaitu menurunkan angka kematian dan kecacatan
46
jangka panjang. Pola pengobatan adalah terapi farmakologis yang digunakan
dalam pengobatan pasien hipertensi dengan komplikasi stroke. Gambaran secara
umum distribusi penggunaan obat-obatan pada pasien hipertensi dengan
komplikasi stroke menurut kelas terapinya dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Kelas Terapi Obat yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009
Pada gambar di atas, terlihat obat yang paling banyak digunakan pada
pasien hipertensi komplikasi stroke adalah obat kardiovaskuler, obat yang
mempengaruhi gizi dan darah, serta obat yang bekerja pada sistem saraf pusat.
Hipertensi komplikasi stroke merupakan kelainan yang terjadi pada pembuluh
darah dan mempengaruhi sistem saraf pusat sehingga ketiga obat tersebut
memiliki peran penting dalam penanganan hipertensi stroke.
Berikut akan dibahas satu-persatu obat-obatan yang digunakan pasien
hipertensi komplikasi stroke berdasarkan kelas terapinya.
47
1. Obat yang digunakan untuk penyakit pada sistem kardiovaskuler
Tabel IV. Persentase Obat Kardiovaskuler yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh
Kasus Persen-tase (%)
Amiodaron Cordarone 1 2,63 1 Antiaritmia Propafenon Rytmonorm 1 2,63 Kaptopril Generik 1 2,63 Imidapril Tanapress 7 18,42 Lisinopril Interpril 3 7,89
Penghambat ACE
Ramipril Hyperil, Triatec 1 2,63 Kandesartan Blopress 13 34,21 Irbesartan Aprovel 1 2,63 Losartan Angioten 3 7,89
Antagonis Reseptor Angiotensin II
Valsartan Exforge, Valsartan-NI 2 5,26
2 Antihipertensi
Antihipertensi yang Bekerja Sentral Klonidin Generik, Catapres 12 31,58
Amlodipin Divask, Exforge, Norvask 9 23,68
Diltiazem Generik, Herbesser 5 13,16
Nifedipin Adalat, Generik 15 39,47
Antagonis Kalsium
Nimodipin Nimotop 12 31,58
3 Antiangina
Penyekat Beta Bisoprolol Fumarat Concor 1 2,63
Golongan Tiazid Hidroklortiazid HCT 2 5,26 Diuretik Kuat Furosemid Generik, Lasix 3 7,89
4 Diuretik
Diuretik Osmotik Manitol Generik 1 2,63
Aspirin Aspilets, Cardioaspirin, Farmasal
3 7,89
Silostazol Citaz, Ilos, Pletaal 21 55,26
Antiplatelet
Klopidogrel CPG, Vaclo 2 5,26
5 Obat yang Mempengaruhi Sistem Koagulasi Darah
Hemostatik Asam Traneksamat Kalnex 13 34,21
Atorvastatin Lipitor 2 5,26 Fluvastatin Lescol 1 2,63 Rosuvastatin Crestor 1 2,63
Statin
Simvastatin Generik 7 18,42
6 Hipolipidemik
Fibrat Gemfibrozil Lipira 1 2,63
Sitikolin Brainact, Neulin, Nicholin 27 71,05
Co-dergocrine mesilat
Ergotika, Hydergin 7 18,42
Flunarizin Unalium 2 5,26 Ginkgo Biloba Tanakan 8 21,05 Nicergolin Sermion, Serolin 6 15,79
7 Obat Gangguan Sirkulasi Darah
Vasodilator
Pentoksifilin Trental 3 7,89 Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat kardiovaskuler.
48
Penggunaan obat kardiovaskuler pada pasien hipertensi komplikasi stroke
(Tabel IV), sangat penting karena penyakit ini termasuk dalam golongan penyakit
kardiovaskuler. Obat kardiovaskuler yang paling penting untuk diberikan pada
pasien hipertensi komplikasi stroke adalah golongan obat yang mempengaruhi
sistem koagulasi darah yaitu antiplatelet. Antiplatelet merupakan obat yang dapat
mengurangi agregasi platelet dan menghambat pembentukan trombus di sirkulasi
arteri dimana trombus ini memainkan peran penting dalam patogenesis stroke
iskemia. Antiplatelet yang banyak digunakan adalah silostazol yang bekerja
dengan cara menghambat aktivitas siklik AMP fosfodiesterase III (cAMP PDE
III) dan menekan degradasi cAMP yang menyebabkan peningkatan cAMP di
platelet dan pembuluh-pembuluh darah sehingga akhirnya menimbulkan
vasodilatasi dan penghambatan agregasi platelet. Selain antiplatelet digunakan
juga vasodilator untuk memperbaiki aliran darah. Vasodilator bekerja langsung
pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos. Pada pasien dengan stroke
hemoragi, digunakan obat hemostatik untuk menghentikan perdarahan kapiler
yang luas.
Obat kardiovaskuler lain yang juga penting untuk digunakan pada pasien
ini adalah golongan antihipertensi yang berfungsi untuk memantau tekanan darah
pasien setiap harinya. Pada pasien stroke yang telah memiliki riwayat hipertensi
sebelumnya, target tekanan darah sistolik adalah 180 mmHg dan diastolik 100-
105 mmHg, sedangkan yang sebelumnya tidak memiliki riwayat hipertensi target
tekanan darah sistoliknya adalah 160-180 mmHg dan diastolik 90-100 mmHg
(Hacke, 2003).
49
Golongan obat antihipertensi yang digunakan antara lain penghambat ACE
yang bekerja dengan menghambat pembentukan zat angiotensin II (suatu senyawa
kimia yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah), antagonis reseptor
angiotensin II yang bekerja dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung, dan
antihipertensi yang bekerja sentral yaitu dengan menghambat aktivitas saraf
simpatis sehingga mencegah naiknya tekanan darah.
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(melalui urin), sehingga volume cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan. Golongan antagonis kalsium dan penyekat
beta bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung. Obat golongan antiaritmia
diberikan pada pasien yang mengalami gangguan irama jantung. Pada pasien yang
mengalami dislipidemia, diberikan obat golongan hipolipidemik. Obat-obat dari
golongan ini dapat menurunkan kadar kolesterol dan/ atau trigliserida yang tinggi
dalam darah.
2. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah
Tabel V. Persentase Obat Gizi dan Darah yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh
Kasus Persen- tase (%)
NaCl Infusan NaCl 0,9% 6 15,79 Glukosa monohidrat Infusan D5% 1 2,63 Na, K, Cl, Ca, asetat Asering 26 68,42
Pemberian Intravena
Na, Cl, K, Ca, laktat Infusan-RL 5 13,16
1 Cairan & Elektrolit
Pemberian Oral K-I aspartat Aspar-K 4 10,53 Alinamin fulsurtiamin Alinamin F Vitamin B Vit. B1, B6, B12 Neurobion 1 2,63 2 Vitamin
Vitamin D Alfakalsidol Bon-one 2 5,26 Coenzim Q10 Q-ten, Ubi-Q 3 Suplemen Astaxanthin Asthin Force 5 13,16
4 Mineral Ossein hydroxyapatite Ossoral 1 2,63 Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat yang mempengaruhi gizi dan darah.
50
Semua pasien hipertensi stroke di Rumah Sakit Panti Rapih mendapatkan
obat gizi dan darah terutama cairan dan elektrolit (Tabel V). Pasien hipertensi
stroke memerlukan keseimbangan cairan dan elektrolit untuk menghindari
terjadinya dehidrasi yang dapat menyebabkan viskositas darah meningkat. Dengan
menambahkan cairan isotonik, fungsi jantung dan perfusi otak akan meningkat
sehingga cerebral blood flow juga meningkat.
3. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat
Tabel VI. Persentase Obat Sistem Saraf Pusat yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh
Kasus Persen-
tase (%)Alprazolam Generik, Xanax, Alganax 5 13,16 Klobazam Generik 1 2,63 Diazepam Generik, Valium, Valisanbe 3 7,89
Hipnotik & Ansiolitik
Estazolam Esilgan 1 2,63 Haloperidol Serenace 2 5,26
1 Psikofarmaka
Obat untuk Psikosis dan Kelainan Terkait Klozapin Clozaril 1 2,63
Piritinol Enerbol 4 10,53 2 Pemacu SSP & Penekan Nafsu Makan
Pemacu SSP Neuropeptida dari ACTH Semax 8 21,05
Domperidon Vometa 2 5,26 Metoklopramid Primperan 5 13,16
3 Obat untuk Mual & Vertigo
Antiemetik
Ondansetron Cedantron, Narfoz 4 10,53 Pirasetam Generik, Neurotam, Fepiram 6 15,79 4 Antiepilepsi Pengobatan
Epilepsi Fenitoin Generik, Dilantin 3 7,89 5 Antiparkinson Obat
Antimuskarinik Triheksifenidil Generik, Artane 2 5,26
Donepezil HCl Fordesia 6 15,79 6 Obat untuk Demensia
Rivastigmin Exelon 6 15,79
Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat yang mempengaruhi sistem saraf pusat.
Tabel VI menunjukkan obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf pusat
yang digunakan pasien selama dirawat di rumah sakit. Obat psikofarmaka
digunakan untuk mengatasi rasa nyeri atau kondisi neuropati pada pasien dan
memberikan ketenangan bagi pasien yang mengalami gangguan kecemasan.
Pemacu sistem saraf pusat digunakan untuk meningkatkan aktivitas psikis. Obat
51
golongan ini dapat menghilangkan rasa lelah, meningkatkan kemampuan
berkonsentrasi.
Antiemetik digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah pasien. Rasa
mual dan muntah ini dapat timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau
adanya gangguan saluran cerna. Selain itu juga dapat disebabkan oleh efek
samping obat seperti obat-obat hipolipidemik, metformin, dan sebagainya.
Beberapa pasien menggunakan obat golongan antiepilepsi dimana epilepsi
yang dialami merupakan serangan kejang akibat abnormalitas muatan listrik pada
neuron serebral karena kondisi stroke, yang ditandai kejang-kejang disertai
kehilangan kesadaran. Obat antimuskarinik digunakan untuk mengatasi tremor
dan rigiditas (kekakuan karena meningkatnya tonus otot) pada pasien. Selain
gejala-gejala di atas, pasien juga mengalami gejala demensia sehingga
mendapatkan obat seperti donepezil HCl dan rivastigmin untuk mengatasinya.
4. Obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi
Tabel VII. Persentase Obat Infeksi yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh
Kasus Persen-tase (%)
Penisilin Amoksisilin Amoxsan 1 2,63 Sefiksim Cefspan, Starcef 2 5,26 Sefoperazon Bifotik 2 5,26 Sefotiam Ceradolan 1 2,63 Sefprozil Lizor 2 5,26 Sefradin Dynacef 3 7,89 Seftazidim Ceftum 1 2,63
Sefalosporin
Seftriakson Generik 5 13,16 Levofloksasin Generik, Cravit 2 5,26 Pefloksasin Dexaflox 1 2,63
1 Antibiotik
Kuinolon
Siprofloksasin Generik, Baquinor, Ciproxin 4 10,53 2 Antijamur Nistatin Mycostatin 1 2,63
Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat antiinfeksi.
52
Beberapa pasien mengalami infeksi pada saat dirawat di rumah sakit
seperti infeksi saluran kemih dan saluran nafas sehingga memerlukan antiinfeksi.
Antiinfeksi yang digunakan antara lain antibiotik dan antijamur (Tabel VII).
Antibiotik yang banyak digunakan dari golongan sefalosporin. Sefalosporin
termasuk antibotik betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis
dinding sel mikroba. Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif dan gram
negatif, tapi spektrum antimikroba masing-masing turunannya bervariasi.
Golongan kuinolon bekerja dengan menghambat DNA-gyrase sehingga sintesa
DNA kuman terganggu. Golongan penisilin bekerja dengan cara menghambat
sintesis dinding sel.
Antijamur yang digunakan adalah jenis nistatin yang diindikasikan untuk
kandidiasis yang bekerja dengan mengubah permeabilitas membran sel.
5. Obat untuk penyakit otot skelet dan sendi
Tabel VIII. Persentase Obat Otot Skelet dan Sendi yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama
Dagang Jmlh Kasus
Persen-tase (%)
Asam Mefenamat Mefinal 2 5,26
Celecoxib Celebrex 1 2,63
Ketoprofen Profenid, Pronalges 5 13,16
Na Diklofenak Flamar 1 2,63 Piroksikam Generik 1 2,63
Antiinflamasi Nonsteroid
Tenoksikam Artricom 1 2,63
1 Obat untuk Penyakit Reumatik dan Gout
Obat untuk Mengatasi Gout
Alopurinol Generik 5 13,16
Eperison HCl Myonal 1 2,63 2 Obat untuk Gangguan Neuromuskuler
Pelemas Otot Rangka Tizanidin Sirdalud 1 2,63
Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat untuk penyakit otot skelet dan sendi.
Beberapa pasien mengalami hiperurisemia yang kemudian menyebabkan
53
rasa nyeri pada persendian sehingga memerlukan obat yang dapat menurunkan
kadar asam urat yaitu alopurinol. Selain karena kadar asam urat yang tinggi,
pasien merasakan nyeri karena otot tubuh pasien yang sudah melemah.
Kelemahan otot ini kemudian menyebabkan pasien tidak banyak bergerak
sehingga menimbulkan rasa nyeri atau encok dan memerlukan obat AINS.
Pelemas otot digunakan untuk pasien yang mengalami kekakuan otot akibat
cedera traumatik (stroke). Obat-obat yang digunakan tersaji pada Tabel VIII.
6. Obat yang bekerja sebagai analgesik
Tabel IX. Persentase Obat Analgesik yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Jenis Nama
Dagang Jmlh Kasus
Persen-tase (%)
Metamizol (Dipiron) Novalgin 1 2,63 Metampiron + Diazepam (Dipiron Kombinasi dengan Psikoleptik)
Analsik 2 5,26
Parasetamol Primadol, Sanmol 5 13,16
Parasetamol + N-Asetilsistein (Parasetamol Kombinasi dengan Bukan Psikoleptik)
Sistenol 2 5,26
1 Analgesik Non-Opioid
Ketorolak Trometamol Remopain, Toradol 2 5,26
Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat analgesik.
Selama perawatan di rumah sakit, pasien sering mengeluh nyeri, pusing
atau demam sehingga diberikan obat golongan analgesik non-opioid yang selain
mengurangi rasa sakit juga berkhasiat menurunkan suhu tubuh (Tabel IX). Efek
analgesik dengan cara mempengaruhi talamus untuk meningkatkan nilai ambang
nyeri dan menghambat prostaglandin yang membawa impuls nyeri ke pusat dari
reseptor nyeri di tepi. Efek penurunan suhu dengan cara mempengaruhi
hipotalamus yang merangsang pelebaran pembuluh darah perifer yang
54
meningkatkan aktivitas kelenjar keringat sehingga panas tubuh dapat lepas
bersama keringat.
7. Obat yang bekerja pada saluran pencernaan
Tabel X. Persentase Obat Saluran Cerna yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama
Dagang Jmlh Kasus
Persen-tase (%)
Antasida Antasida dengan Kandungan Al dan/ Mg
Plantacid 1 2,63
Antagonis Reseptor-H2 Ranitidin Rantin 11 28,95 Lansoprazol Prosogan 1 2,63 Pantoprazol Pantozol 3 7,89
1 Antitukak
Penghambat Pompa Proton
Rebamipid Mucosta 1 2,63 Bisakodil Dulcolax 6 15,79 2 Pencahar Pencahar Stimulan Na Pikosulfat Laxoberon 1 2,63
Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat saluran cerna.
Obat saluran cerna yang digunakan pasien hipertensi komplikasi stroke
meliputi antitukak dan pencahar (Tabel X). Antitukak yang paling banyak
digunakan adalah antagonis reseptor-H2. Tukak lambung pada pasien dapat terjadi
salah satunya karena ada beberapa obat yang dikonsumsi pasien dapat mengiritasi
lambung, misalnya obat golongan AINS.
Selain itu digunakan pencahar untuk mengatasi konstipasi. Jenis pencahar
yang digunakan adalah pencahar stimulan.
8. Obat yang bekerja pada saluran pernafasan
Tabel XI. Persentase Obat Saluran Nafas yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh
Kasus Persen-tase (%)
Ambroxol Mucopect 1 2,63 1 Mukolitik Bromheksin Mucohexin 1 2,63 Dekstrometorfan Generik, Sanadryl DMP 2 5,26 Antitusif Kodein Generik 1 2,63
2 Antitusif & Ekspektoran
Ekspektoran Guaifenesin Silex 1 2,63 3 Antihistamin Setirizin HCl Generik 1 2,63
Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat saluran nafas.
55
Obat saluran pernafasan yang digunakan pada pasien hipertensi komplikasi
stroke meliputi golongan mukolitik, antihistamin, antitusif dan ekspektoran (Tabel
XI). Obat-obatan ini diberikan pada pasien yang memiliki keluhan batuk atau
sesak nafas. Batuk adalah reflek fisiologis baik dalam keadaan sehat maupun sakit
yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Penyebabnya antara lain karena
adanya peradangan atau infeksi, alergi atau bisa juga disebabkan oleh efek
samping obat lain yang digunakan pasien misalnya penggunaan obat
antihipertensi golongan penghambat ACE.
9. Obat yang bekerja pada saluran kemih
Dari 38 kasus, terdapat empat kasus pasien hipertensi komplikasi stroke
yang mengalami gangguan saluran kemih. Sehingga penatalaksanaannya
menggunakan detrusitol atau ketosteril (Tabel XII).
Tabel XII. Persentase Obat Saluran Kemih yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Jenis Nama
Dagang Jmlh Kasus
Persentase (%)
Tolterodin Detrusitol 3 7,89 1 Gangguan Saluran Kemih Asam Keto Esensial Ketosteril 1 2,63
10. Obat hormonal
Pada beberapa pasien hipertensi komplikasi stroke, ditemukan komplikasi
lain yaitu diabetes mellitus. Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan
pada gangguan produksi insulin oleh pankreas. Penderita diabetes bisa memicu
stroke karena kadar gula darah yang tinggi bisa merusak pembuluh darah. Darah
jadi mengental dan tidak mudah membeku. Akibatnya, jika ada luka, luka sukar
sembuh dan pembuluh darah juga bisa rusak. Hal ini juga bisa terjadi pada
56
pembuluh darah otak, bila terjadi kerusakan maka darah tak bisa mengalir ke otak
dengan baik. Penderita bisa terkena stroke ulang. Untuk itu, perlu dijaga
kenormalan kadar gula darah. Obat yang digunakan pada pasien hipertensi stroke
disertai diabetes mellitus adalah preparat insulin dan antidiabetik oral yaitu
metformin (Tabel XIII).
Tabel XIII. Persentase Obat Hormonal yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama
Dagang Jmlh Kasus
Persen-tase (%)
Preparat Insulin Insulin Generik, NovoMix 30 2 5,26
1 Antidiabetik Antidiabetik Oral Metformin HCl Generik 1 2,63
11. Sediaan topikal
Tabel XIV. Persentase Sediaan Obat Topikal yang Digunakan pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009 No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama
Dagang Jmlh Kasus
Persen-tase (%)
1 Obat yang Bekerja pada Mata
Sediaan Antiinfeksi Mata Sulfasetamid Albucid 1 2,63
2 Obat yang Bekerja pada Kulit
Kortikosteroid Topikal
Triamsinolon Asetonid
Kenalog in Orabase 2 5,26
Obat-obatan lain yang digunakan pasien hipertensi komplikasi stroke
adalah berupa sediaan topikal seperti albucid tetes mata dan salep kenalog in
orabase (Tabel XIV). Sebanyak 3 kasus menggunakan obat golongan ini.
D. Evaluasi Drug Related Problems (DRP) yang terjadi pada
penatalaksanaan terapi pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Pada penelitian ini, sebanyak 38 kasus yang masuk dalam kriteria inklusi
57
dievaluasi satu-persatu mengenai permasalahan yang terkait dengan obat atau
drug related problems (DRP). Evaluasi dilakukan dengan membandingkan
terapi obat setiap kasus dengan standar acuan : Drug Information Handbook
(DIH), Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), MIMS periode
2009/2010, American Heart Association/ American Stroke Association
(AHA/ASA), dan European Stroke Initiative (EUSI) Recommendations for
Stroke Management. Dari 38 kasus, ditemukan 23 kasus yang mengalami DRP.
Kasus-kasus tersebut tersaji pada Tabel XV, terdiri dari membutuhkan obat
tambahan, pemilihan obat kurang tepat, dosis terlalu tinggi, ketidaktaatan
pasien, efek samping obat yang tidak diinginkan dan interaksi obat.
Tabel XV. Persentase Kasus DRP yang Terjadi pada Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Juli 2008 - Juni 2009
No. Jenis DRP Nomor Kasus Jmlh Kasus
(n = 38)
Persen-tase (%)
1 Membutuhkan obat tambahan 9, 14, 19, 20, 26, 37, 38 7 18,42
2 Pemilihan obat kurang tepat 2, 4, 5, 6, 10, 11, 13, 23, 25, 26, 27, 34 12 31,58
3 Dosis terlalu tinggi 4, 13, 28, 29, 37 5 13,16
4 Efek samping obat yang tidak diinginkan dan interaksi obat 1, 3, 9, 12, 14, 28, 29 7 18,42
5 Ketidaktaatan pasien 29 1 2,63
1. Membutuhkan obat tambahan
Sebanyak 18,42% kasus membutuhkan obat tambahan. Obat yang
dimaksud adalah obat-obat yang diperlukan untuk pengobatan indikasi yang
timbul, namun pasien tidak mendapatkannya selama dirawat di rumah sakit.
Obat-obatan yang diperlukan antara lain : pelunak feses, obat hipolipidemik,
antiplatelet, dan obat hiperurisemia.
58
Pada kasus 19, 20, dan 38, pasien membutuhkan antiplatelet. Antiplatetet
adalah obat yang paling penting dalam penanganan pasien yang mengalami
stroke iskemia. Antiplatelet merupakan obat yang dapat mengurangi agregasi
platelet dan menghambat pembentukan trombus di sirkulasi arteri dimana
trombus ini memainkan peran penting dalam patogenesis stroke iskemia.
Kasus 14, 26, dan 37 membutuhkan obat hipolipidemik untuk
memperbaiki kondisi pasien. Kadar lemak yang tinggi dalam darah dapat
mengakibatkan terjadinya aterosklerosis yang dapat mempersempit pembuluh
darah sehingga memperburuk kondisi pasien. Pada kasus 14 dan 37, pasien
mengalami kenaikan kadar trigliserida. Obat hipolipidemik yang
direkomendasikan adalah obat jenis fibrat karena jenis ini efektif dalam
menurunkan trigliserida dalam darah dibanding jenis lainnya. Kemudian pada
kasus 26, pasien mengalami kenaikan kadar kolesterol dan LDL sehingga dapat
diberikan obat hipolipidemik jenis statin.
Pada kasus 19, pasien mengalami hiperurisemia dan membutuhkan obat
untuk menurunkan kadar asam urat. Hiperurisemia dapat menyebabkan rasa
nyeri pada persendian. Pada kasus 9, pasien mengalami konstipasi yang
kemungkinan timbul akibat efek samping dari obat ondansetron dan rebamipid,
sehingga membutuhkan obat pelunak feses agar pasien tidak mengejan terlalu
kuat pada saat buang air besar. Mengejan terlalu kuat dapat mengakibatkan
lonjakan tekanan intrakranial.
2. Pemilihan obat kurang tepat
Sebanyak 31,58% kasus mengalami DRP pemilihan obat kurang tepat.
59
Pemilihan obat kurang tepat yaitu jika obat tidak efektif atau kurang sesuai
dengan indikasinya. Selain itu jika obat yang dipilih ternyata kontraindikasi
dengan obat lain yang dibutuhkan.
Kasus 6 mendapatkan terapi diuretik hidroklorotiazid, sedangkan pasien
tersebut juga mengalami hiperurisemia sehingga obat ini tidak tepat digunakan
karena dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Kasus 11 mengalami
peningkatan kadar trigliserida dalam darah dan mendapat terapi statin, tetapi
jenis obat ini kurang efektif dalam menurunkan kadar trigliserida. Statin adalah
inhibitor kompetitif HMG CoA reduktase. obat ini poten dalam menurunkan
kadar kolesterol LDL, namun kurang efektif dibandingkan fibrat dalam
menurunkan trigliserida atau meningkatkan kolesterol HDL.
Sedangkan kasus pemilihan obat yang kurang tepat yang paling banyak
ditemui adalah penggunaan obat nimodipin pada pasien yang mengalami stroke
hemoragi intraserebral. Obat golongan ini diindikasikan untuk profilaksis dan
pengobatan defisit neurologik iskemia karena vasospasme serebral sesudah
perdarahan subarakhnoid. Suatu percobaan di laboratorium/ UPF Ilmu
Penyakit Saraf IRSUD Dr. Soetomo, Surabaya menunjukkan tak ada perbedaan
bermakna pada pemberian nimodipin untuk pasien dengan stroke hemoragi
intraserebral (Widjaja, 1995). Selain itu bila digunakan pada pasien stroke
hemoragi intraserebral dapat menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga
aliran darah ke otak akan meningkat dan mengakibatkan area hematom
semakin luas. Adanya produk darah dalam parenkim serebral menyebabkan
rusaknya traktus dari substansi alba dan neuron-neuron di nukleus atau korteks
60
serebral yang permanen yang akan membahayakan jiwa pasien. Pemilihan obat
yang kurang tepat ini dijumpai pada kasus 2, 4, 5, 10, 13, 23, 25, 26, 27, dan
34.
3. Dosis terlalu tinggi
Sebanyak 13,16% kasus mengalami DRP dosis terlalu tinggi. Dosis yang
terlalu tinggi bila terakumulasi dalam tubuh, dapat menyebabkan tercapainya
kadar toksik minimal (KTM) dalam jendela terapi. Hal ini akan
membahayakan pasien bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu,
dosis harus dikurangi.
Permasalahan ini ditemukan pada kasus 4, 13, 28, 29, dan 37. Pada kasus
4, pasien mendapatkan dua jenis obat AINS yang berbeda pada hari yang sama.
Hal ini tidak diperbolehkan, karena dapat saling meningkatkan efek dan efek
samping obat. Pada kasus 13, pasien mendapat 2 macam vasodilator di hari
yang sama. Vasodilator digunakan untuk melebarkan pembuluh darah, agar
darah dapat mengalir dengan lancar. Namun, pasien ini sudah mendapatkan 2
macam antihipertensi sehingga bila mendapat 2 vasodilator dapat
menyebabkan hipotensi yang drastis.
Pada kasus 28, pasien mendapatkan flunarizin dengan dosis 5 mg 3 kali
sehari, menurut standar dosis yang diperbolehkan untuk pasien lanjut usia > 65
tahun adalah 5 mg/hari.
Pada kasus 29 dan 37, pasien mengalami stroke iskemia dan mendapat
kombinasi beberapa antiplatelet. Keduanya mendapat aspirin dengan dosis 100
mg 1 kali sehari dikombinasikan dengan silostazol 100 mg 2 kali sehari,
61
bahkan pada kasus 37 masih ditambah dengan klopidogrel 75 mg 1 kali sehari.
Menurut standar, dosis aspirin tidak boleh melebihi 80 mg/hari saat diberikan
bersama silostazol. Penggunaan kombinasi antiplatelet yang melebihi dosis
dapat menyebabkan perdarahan pada pasien, sehingga sangat membahayakan
pasien.
4. Efek samping obat yang tidak diinginkan dan interaksi obat
Penggunaan obat lebih dari satu memungkinkan terjadinya interaksi obat
dan efek samping obat yang tidak diinginkan. Masalah ini ditemukan pada
kasus 1, 3, 9, 12, 14, 28, dan 29. Pasien hipertensi dengan komplikasi stroke
mendapatkan beberapa obat yang pada umumnya menyebabkan efek samping
(seperti sakit kepala, mual, muntah, batuk, anoreksia). Efek samping yang
terjadi ini cukup mengganggu pasien dan beberapa kasus harus mendapatkan
obat lain untuk menekan efek samping ini. Obat-obat yang potensial
menyebabkan efek samping ini, antara lain : donepezil, imidapril, kaptopril dan
ramipril (batuk); co-dergocrine mesilat (hidung tersumbat); sitikolin
(anoreksia); ondansetron, rebamipid dan klonidin (konstipasi); ramipril dan
bisoprolol fumarat (muntah); silostazol, metformin, simvastatin, diltiazem,
sefotiam, domperidon, silex (mual, sakit kepala, anoreksia).
Penelitian yang bersifat retrospektif ini tidak dapat menganalisis secara
pasti apakah efek samping yang terjadi benar-benar akibat dari penggunaan
obat-obatan tersebut karena tidak dapat memantau pasien secara langsung pada
saat dirawat. Oleh karena itu, peneliti hanya menganalisis obat-obat yang
berpotensi menimbulkan efek samping yang dirasakan pasien selama dirawat
62
di rumah sakit dan belum muncul sebelumnya.
Efek samping yang ringan seperti hidung tersumbat dan anoreksia, tidak
memerlukan obat tambahan untuk menanganinya. Sedangkan efek samping
obat yang dirasa mengganggu pasien, sebaiknya diberikan obat tambahan.
5. Ketidaktaatan pasien
Ketidaktaatan pasien hanya dijumpai pada satu kasus saja yaitu kasus 29.
Pasien ini tidak mau menerima obat silex untuk meredakan batuknya. Masalah
ini tidak akan membahayakan pasien, selagi pasien mau menerima obat-obat
esensial lainnya seperti antiplatelet dan antihipertensi.
3. Outcome terapi pada pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Pasien hipertensi komplikasi stroke menjalani rawat inap di Rumah Sakit
Panti Rapih agar mendapatkan pengobatan sehingga dapat memperbaiki
kondisi, mengurangi gejala-gejala dan keluhan, serta mencegah risiko penyakit
yang lebih besar lagi. Selama menjalani perawatan, pasien tersebut menerima
obat-obatan yang sesuai sehingga dapat keluar dari rumah sakit dengan
tercapainya hasil yang diharapkan.
63
Gambar 6. Distribusi Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke Berdasarkan Outcome Terapi di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009
Gambar 6 memperlihatkan bahwa pada penelitian ini, yaitu dari 38
pasien, sebanyak 36 pasien (95%) keluar dari rumah sakit dalam keadaan
membaik dan sisanya (5%) keluar dalam keadaan belum sembuh. Pasien
umumnya menginginkan keluar rumah sakit dalam keadaan sembuh, namun
karena beberapa alasan mengakibatkan pasien tidak dapat mencapai efek
perbaikan kondisi. Sebanyak 2 pasien keluar dari rumah sakit dengan keadaan
belum sembuh. Pada kasus 5, pasien keluar dari rumah sakit dengan tekanan
darah akhir 186/60 mmHg dengan target tekanan darah ≤ 180/100-105 mmHg.
Namun, meskipun tekanan darah akhir tersebut mencapai target, ternyata
monitoring tekanan darah selama dirawat di rumah sakit memperlihatkan
ketidakstabilan yaitu kadang meningkat dan kadang menurun setiap harinya.
Keadaan seperti ini masih memerlukan terapi lebih lanjut agar tekanan darah
yang tinggi dapat dikendalikan hingga mencapai kestabilan sehingga
mengurangi risiko stroke ulang. Begitu pula yang terjadi pada kasus 19, pasien
keluar dengan tekanan darah akhir 190/120 mmHg. Seharusnya pasien tersebut
64
masih menjalani terapi hingga tercapai tekanan darah yang diharapkan yaitu ≤
160-180/90-100 mmHg. Pasien-pasien tersebut keluar atas permintaan sendiri
(APS), pada umumnya karena faktor biaya. Selain itu juga karena kondisi
penyakit yang sudah sangat parah, sehingga keluarga pasien lebih memilih
untuk melakukan perawatan di rumah. Tetapi walaupun kondisi pasien belum
sembuh, mereka keluar dari rumah sakit tetap seijin dokter.
4. Rangkuman pembahasan
Pada penelitian ini, terdapat 38 kasus pasien hipertensi komplikasi stroke
yang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Diketahui bahwa
hipertensi stroke banyak dijumpai pada pasien berumur 50 tahun ke atas.
Perbandingan prevalensi hipertensi stroke pada laki-laki lebih besar daripada
perempuan yaitu 63,16% : 36,84%. Dari 38 kasus pasien hipertensi komplikasi
stroke di Rumah Sakit Panti Rapih, 68,42% kasus mengalami stroke iskemia
dan sisanya 31,58% mengalami stroke hemoragi.
Obat-obatan yang digunakan pasien hipertensi komplikasi stroke selama
menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih antara lain : obat
kardiovaskuler (100%), obat gizi dan darah (100%), obat sistem saraf pusat
(76,32%), antiinfeksi (47,37%), obat skelet dan sendi (34,21%), analgesik
(28,95%), obat saluran cerna (21,05%), obat saluran nafas (13,16%), obat
saluran kemih (10,53%), obat hormonal (7,89%) dan sediaan topikal (7,89%).
Dari 38 kasus, ditemukan 23 kasus DRP dan 15 kasus tidak terjadi DRP.
Drug related problems yang terjadi antara lain : membutuhkan obat tambahan
(18,42%), pemilihan obat kurang tepat (31,58%), dosis terlalu tinggi (13,16%),
65
efek samping obat yang tidak diinginkan dan interaksi obat (18,42%), dan
ketidaktaatan pasien (2,63%).
Outcome terapi yang tercapai pada 38 pasien adalah sebanyak 36 pasien
keluar dari rumah sakit dalam keadaan membaik dan 2 pasien keluar dalam
keadaan belum sembuh.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penelitian yang dilakukan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Juli 2008 – Juni 2009 memperlihatkan bahwa dari 38
kasus, hipertensi stroke banyak dijumpai pada pasien berumur 50 tahun ke
atas. Perbandingan prevalensi hipertensi stroke pada laki-laki lebih besar
daripada perempuan yaitu 63,16% : 36,84%.
2. Jenis stroke yang paling banyak ditemukan adalah stroke iskemia sebanyak
68,42% dan sisanya 31,58% mengalami stroke hemoragi.
3. Obat-obatan yang digunakan pasien hipertensi komplikasi stroke selama
menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih antara lain : obat
kardiovaskuler (100%), obat gizi dan darah (100%), obat sistem saraf pusat
(76,32%), antiinfeksi (47,37%), obat skelet dan sendi (34,21%), analgesik
(28,95%), obat saluran cerna (21,05%), obat saluran nafas (13,16%), obat
saluran kemih (10,53%), obat hormonal (7,89%) dan sediaan topikal (7,89%).
4. Dari 38 kasus, ditemukan 23 kasus DRP dan 15 kasus tidak terjadi DRP,
dengan 6 jenis drug related problems, yaitu :
a. membutuhkan obat tambahan (18,42%),
b. pemilihan obat kurang tepat (31,58%),
c. dosis terlalu tinggi (13,16%),
d. efek samping obat yang tidak diinginkan dan interaksi obat (18,42%),
67
dan
e. ketidaktaatan pasien (2,63%).
2. Outcome terapi yang tercapai pada 38 pasien adalah sebanyak 36 pasien
keluar dari rumah sakit dalam keadaan membaik dan 2 pasien keluar dalam
keadaan belum sembuh yang meninggalkan rumah sakit atas permintaan
sendiri (APS).
B. Saran
Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut :
1. Diperlukan update standar pelayanan medik hipertensi komplikasi stroke
yang berlaku secara nasional di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
2. Diperlukan penelitian evaluasi drug related problems pada pasien hipertensi
dengan riwayat stroke (pasca stroke) yang menjalani rawat jalan.
68
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995, Clinical Pharmacology, bab 6 dalam The Merck Manual of
Geriatrics, http://www.merck.com/mrkshared/mmg/front/contrib.jsp, diakses tanggal 26 Juni 2009
Anonim, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland cetakan I, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta Anonim, 1999, Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia, Jakarta Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, CV. Agung Seto,
Jakarta Anonim, 2005, Stroke, http://www.medicastore.com, diakses tanggal 26 Juni 2009 Anonim, 2006, Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi,
Departemen Kesehatan R.I., Jakarta Anonim, 2007, Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, 97-98, Departemen
Kesehatan R.I., Jakarta Anonim 2009, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, edisi 9 2009/2010, PT.
Bhuana Ilmu Populer, Jakarta Caplan, L.R., 2000, Caplan's Stroke: A Clinical Approach, Boston Butterwoth
Heinemann. Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R., et al, 2003, The Seventh Report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure : The JNC 7 Report, JAMA, Vol 289, No.19, 2559-2572
Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care
Practise, McGraw-Hill Companies, Inc., New York Danapriatna, N., dan Setiawan, R., 2005, Pengantar Statistika, Graha Ilmu,
Yogyakarta Fagan, S.C., and Hess, D.C., 2005, Stroke, in Talbert R.L., (Ed.),
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th ed., 415-418, McGraw-Hill Companies, Inc., United States of America
Gorelick, P.B., 1995, Stroke Prevention, Arch Neurol, 52, 347-55.
69
Hacke, W., 2003, European Stroke Initiative Recommendations for Stroke Management-Update 2003, Cerebrovasc Dis, 16, 311-337
Harsono, 1994, Faktor Risiko Stroke, Prosiding dari Seminar Stroke untuk Awam
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, 8-13, Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta
Haryono, T., 2002, Hipertensi dan Stroke, Tinjauan Pustaka SMF Ilmu Penyakit
Saraf RSUD, http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052002/pus-1.htm, diakses tanggal 26 Juni 2009
Jones, R.M., and Rospond, R.M., 2003, Patient Assessment in Pharmacy Practise,
1-6, Lippincott Williams and Wilkins Company, USA Junaidi, I., 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke, PT.
Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta Kimble, M.A., and Young, L.Y., 2005, Applied Therapeutics, 8th ed., 1-1 s/d 1-11,
A Wolter Kluwer Company, USA Kofler, M., 2008, 92 % of stroke deaths occur in low and middle income
countries–“ABC of stroke management” provides global education in largest professional stroke campaign ever held, 6th world stroke congress, September, Austria
Krismayanti, M., 2007, Evaluasi Drug Related Problems pada Pengobatan
Pasien Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., dan Lance, L.L., 2009, Drug
Information Handbook, 18th edition, AphA, Lexi-Comp’s Lamsudin, R., 1998, Algoritma Stroke Gadjah Mada, Tesis, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta Lumbantobing, S.M., 1996, Mendeteksi Insan Rawan Stroke. Majalah Kedokteran
Indonesia, 46, 405-6. Misbach, J., 2001, Pattern of Hospitalized-Stroke Patients in ASEAN Countries
an ASNA Epidemiological Study, Medical Journal of Indonesia, Ed. Januari-Maret 2001, 48-56
70
Nguyen, L., 2000, An Overview of The Evaluation of Clinical Pharmacy Service, Pharmacy Intern University of New Mexico, College of Pharmacy, http://www.nm-pharmacy.com/student articles 4.html, diakses tanggal 26 Juni 2009
Pinzon, R., Widyo, K., Asanti, L., dan Sugianto, 2008, Profil Hipertensi pada
Pasien Stroke Hemoragi, Medicinus Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application, Vol 21, No. 4, 106-107
Pratiknya, A.W., 1986, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran &
Kesehatan, 11, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Riyanto, D., 1984, Cerebrovascular Disease, RSPR, Yogyakarta Sacco, R.L., Adams, R., Albers, G., Alberts, M.J., Benavente, O., Furie, K., et al.,
2006, Guidelines for Prevention of Stroke in Patients With Ischemic Stroke or Transient Ischemic Attack, Stroke Journal of the American Heart Association, 37, 577-617
Saseen J.J., and Carter, B.L., 2005, Hypertension, in Talbert R.L., (Ed.),
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th ed., 187, McGraw-Hill Companies, Inc., United States of America
Suarez, C., 2007, Baseline Characteristics of Patients with Cerebrovascular
Disease in the Reach Registry: the Spanish Contribution. Cerebrovasc Dis, Vol 24, No. 1, 95-189
Sutedjo, A.Y., 2006, Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium, Amara Books, Yogyakarta Sutedjo, A.Y., 2008, Mengenal Obat-Obatan secara Mudah dan Aplikasinya
dalam Perawatan, Amara Books, Yogyakarta Thomas, D.J., 1988, Buku Pintar Kesehatan : Stroke dan Pencegahannya, 4-26,
Penerbit Arcan, Jakarta Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-Efek Sampingnya, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Venketasubramanian, N., 1998, The Epidemiology of Stroke in ASEAN
Countries: A Review, Neurol J Southeast Asia, Vol 3, 9-14 Wells, B.G., DiPiro, J.T., Schwinghammer, T.L., DiPiro, C.V., 2009,
Pharmacotherapy Handbook, 7th ed., 111-112, 118-120, 157-159, The McGraw-Hill Companies, Inc., United States of America
71
Wibowo, S., dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi Dalam Neurologi, Salemba Medika, Jakarta
Widjaja, D., 1995, Stroke–Masa Kini dan Masa yang Akan Datang, Cermin Dunia
Kedokteran, Vol 102, 50 Widyastuti, F., 2007, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus
dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Tahun 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
LAMPIRAN
72
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 1 Subjektif : No. RM : 621300 Umur/ Jenis kelamin : 75 tahun/ P Lama tinggal : 23/06/08-04/07/08 (11 hari) Diagnosis masuk : hipertensi stroke Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : tangan dan kaki sebelah kanan terasa lemas, pandangan kabur, pusing Keluhan selama dirawat : tangan dan kaki kanan lemas, pusing berputar, batuk dan banyak berkeringat Riwayat penyakit : hipertensi Riwayat alergi : obat penisilin menyebabkan gatal dan bengkak Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 23/06/08 04/07/08 TD masuk
Nadi 183/85 mmHg ↑ 99 kali/menit
130/70 mmHg -
≤ 180/100-105 mmHg
Hematologi 23/06/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
14,6 g/dL 11,2 103/µL ↑ 4,55 106/µL 41,5 % 309 103/µL
- - - - -
12-16,5 g/dL 4-11 103/µL 3,8-5,8 106/µL 37-47 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 23/06/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
2,3 % 0,5 % 75 % 14,5 % 7,6 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 23/06/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
91,1 fl 32,1 pg ↑ 35,2 g/dL 12,4 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 23/06/08 SGOT SGPT
20,6 IU/L 20,8 IU/L
- -
0,00-32,00 IU/L 0,00-31,00 IU/L
Ginjal 23/06/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
56 mg/dL ↑ 0,99 mg/dL 6 mg/dL
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,50-0,90 mg/dL 2,40-5,70 mg/dL
Elektrolit 23/06/08 Kalium Natrium
5,1 mmol/L 135 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 23/06/08 25/06/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
183 mg/dL - - 127 mg/dL
161 mg/dL 87 mg/dL 71 mg/dL 58 mg/dL
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (23/06/08) : Lakuner infark serebri bilateral. Tanda-tanda ke arah atrofi serebri. Thorax (23/06/08) : Kor : kardiomegali, konfigurasi ke arah hipertrofi ventrikel kiri. Pulmo : belum tampak gambar edema pulmonum.
73
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4
Antara 170/90 sampai 180/80 Antara 140/80 sampai 170/100 Antara 130/80 sampai 200/100 Antara 130/90 sampai 180/100 Antara 124/53 sampai 160/90 Antara 130/80 sampai 180/100 Antara 130/80 sampai 150/90 Antara 130/70 sampai 160/80 Antara 140/70 sampai 160/80 Antara 160/80 sampai 170/90 Antara 130/70 sampai 170/100 130/70
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frekuensi Pemberian Cara Pemberian Diberikan Tanggal
1. Silostazol 2. Sitikolin 3. Piritinol 4. Co-dergocrine mesilat 5. Kandesartan 6. Nifedipin 7. Nifedipin 8. Parasetamol 9. Donepezil 10. Infus asering
100 mg 2x/hr 500 mg 2x/hr 100 mg 3x/hr 4,5 mg 1x/hr 16 mg 1x/hr 10 mg 1x/hr 5 mg 3x/hr
500 mg 3x/hr 5 mg 1x/hr
p.o. i.v. p.o. p.o. p.o. SL p.o. p.o. p.o.
24/06/08-04/07/08 24/06/08-28/06/08 24/06/08-04/07/08 24/06/08-04/07/08 24/06/08-04/07/08
25/06/08 27/06/08-04/07/08 28/06/08-04/07/08 26/06/08-04/07/08 23/06/08-28/06/08
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, uremia dan stroke iskemia. DRP : 1. Efek samping obat yang tidak diinginkan : donepezil potensial menyebabkan batuk (diketahui dari keluhan pasien selama dirawat di rumah sakit
dan belum terjadi sebelum masuk rumah sakit, namun batuk yang dikeluhkan pasien tidak diketahui penyebabnya). Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, fungsi hati, hematologi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 73
74
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 2 Subjektif : No. RM : 469254 Umur/ Jenis kelamin : 64 tahun/ L Lama tinggal : 28/06/08-10/07/08 (12 hari) Diagnosis masuk : hemiparese sinistra susp. stroke, hipertensi Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : pusing, tangan dan kaki kiri lemas, sulit tidur, tidak bisa BAK, batuk kadang keluar dahak Keluhan selama dirawat : pegal, pasien marah-marah tak jelas, boyok panas Riwayat penyakit : PJK sejak tahun 2001 Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 28/06/08 10/07/08 TD masuk
Nadi 192/101 mmHg ↑ 72 kali/menit
110/70 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 28/06/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
12,7 g/dL ↓ 5,5 103/µL 4,41 106/µL ↓ 36,8 % ↓ 380 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 28/06/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
7,3 % 0,6 % 52,1 % 33,7 % 6,4 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 28/06/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
83,5 fl 28,7 pg 34,4 g/dL 13,2 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 28/06/08 SGOT SGPT
21,1 IU/L 18,8 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 28/06/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
25 mg/dL 1,27 mg/dL ↑ 8,7 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 28/06/08 Kalium Natrium
3,6 mmol/L 142 mmol/L
- -
3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 28/06/08 Kolesterol Total
Trigliserida 246 mg/dL ↑ 193 mg/dL ↑
- -
< 200 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (28/06/08) : Gambaran intraserebral hematom : 1,9 x 1,5 cm pada lobus parietal kanan, multipel infark pada lobus parietal kanan- kiri. Thorax (28/06/08) : Kor : suspek kardiomegali ringan. Pulmo : dalam batas normal. Tak tampak gambaran infiltrat/ efusi pleura/ proses spesifik.
75
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Penatalaksanaan : Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl
1. Nicergolin 2. Semax drop 3. Kandesartan 4. Fluvastatin 5. Triheksifenidil6. Alprazolam 7. Haloperidol 8. Klozapin 9. Nimodipin 10. Nimodipin 11. Siprofloksasin
10 mg 3x/hr 2 tts 4x/hr
16 mg 1x/hr 40 mg 1x/hr 2 mg 3x/hr
0,5 mg 1x/hr 0,75 mg 2x/hr
5 mg 1x/hr 10 mg/50ml 1x/hr 30 mg 3x/hr
1000 mg/hr (XR)
p.o. tts
p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. i.v. p.o. p.o.
28/06/08-10/07/0828/06/08-10/07/0828/06/08-10/07/0828/06/08-08/07/0828/06/08-10/07/0801/07/08-09/07/0801/07/08-10/07/08
1,7-9/07/08 28/06/08-01/07/0803/07/08-10/07/0803/07/08-10/07/08
12. Amlodipin 13. Asam
traneksamat 14. Ranitidin 15. Alopurinol 16. Alopurinol 17. Simvastatin 18. Diazepam 19. Rivastigmin 20. Tolterodin 21. Infus
asering
5 mg 1x/hr 500 mg 4x/hr
50 mg/2ml 2x/hr100 mg 1x/hr100 mg 2/hr 10 mg 1x/hr 5 mg 1x/hr 3 mg 2x/hr
2 mg 2x/hari
p.o. i.v.
i.v. i.v. p.o. p.o. i.v. p.o. p.o.
04/07/08-10/07/08 28/06/08-10/07/08
28/06/08-10/07/08 04/07/08-09/07/08
10/07/08 04/07/08-09/07/08
1,4/07/08 04/07/08-10/07/08 08/07/08-10/07/08 28/06/08-05/07/08
Objektif : Urinalisa 02/07/08 Rujukan
Darah Protein/albumin
Keton Lekosit esteraseSedimen urine :
Lekosit Eritrosit
+++ +- ++ 500/UL ↑ 10-20/UL ↑ penuh
- - - Negatif 0-6/UL 0-1/LPB
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Antara 130/80 sampai 192/101 Antara 130/80 sampai 180/70 Antara 120/70 sampai 165/93 Antara 150/90 sampai 180/90 Antara 140/90 sampai 170/100 Antara 130/80 sampai 170/90 Antara 130/80 sampai 150/90 Antara 130/80 sampai 170/90 Antara 130/80 sampai 190/80 Antara 120/80 sampai 140/80 Antara 130/80 sampai 140/80 Antara 120/80 sampai 150/90 Antara 110/70 sampai 140/90
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hiperurisemia, hipertensi, hiperlipidemia, stroke hemoragi intraserebral. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan penurunan hemoglobin, eritrosit dan hematokrit. Pemeriksaan urinalisa menunjukkan terjadi hematuria, proteinuria, ketonuria, peningkatan lekosit esterase, keberadaan lekosit dan eritrosit dalam sedimen urin tinggi. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi
intraserebral. Nimodipin dapat menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count), kadar
lemak darah, perdarahan, fungsi ginjal, tanda-tanda infeksi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, sakit kepala, dsb.). 3. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 75
76
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 3 Subjektif : No. RM : 622899 Umur/ Jenis kelamin : 51 tahun/ L Lama tinggal : 08/07/08-14/07/08 (6 hari) Diagnosis masuk : obs. stroke hemiparese kiri Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : mulut terasa mencong (perot), lemas, kepala berat, tangan dan kaki kiri lemas, tengkuk sakit Keluhan selama dirawat : kadang batuk, tidak nafsu makan, kedua hidung buntu, sekitar hidung terasa sakit, kepala belakang terasa berat Riwayat penyakit : - Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 08/07/08 14/07/08 TD masuk
Nadi 140/90 mmHg ↑ 60 kali/menit
120/80 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 08/07/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
14,1 g/dL 9,0 103/µL 4,55 106/µL 39,9 % ↓ 305 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 08/07/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
4,3 % 0,8 % 50,2 % 38,8 % 5,9 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 08/07/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
87,8 fl 31,0 pg 35,3 g/dL 13,2 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 08/07/08 SGOT SGPT
20,4 IU/L 33,8 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 08/07/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
24 mg/dL 0,6 mg/dL 5,3 mg/dL
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,70-1,20 mg/dL 3,40-7,00 mg/dL
Glukosa darah 08/07/08 GDS 88 mg/dL - 70-110 mg/dL
Lemak darah 08/07/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
164 mg/dL 94 mg/dL 43 mg/dL 136 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (08/07/08) : Multipel infark pada daerah perbatasan lobus temporo- parieto osipital kanan. Thorax (08/07/08) : Kor : bentuk normal. Pulmo : dalam batas normal. Tak tampak gambaran infiltrat/ proses spesifik.
77
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 8 9
10 11 12 13 14
Antara 140/100 sampai 150/100 Antara 120/80 sampai 140/90 Antara 100/70 sampai 130/80 Antara 100/70 sampai 130/80 Antara 110/80 sampai 140/80 Antara 120/100 sampai 130/90 120/80
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frekuensi Pemberian
Cara Pemberian
Diberikan Tanggal
1. Sitikolin 2. Ekstrak ginkgo biloba 3. Silostazol 4. Co-dergocrine mesilat 5. Amlodipin 6. Imidapril 7. Semax drop 8. Infus asering
250 mg/2 ml 2x/hr 40 mg 3x/hr 100 mg 2x/hr 4,5 mg 1x/hr 5 mg 1x/hr
10 mg 1x/hr 2 tts 4x/hr
i.v. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. tetes
08/07/08-13/07/08 08/07/08-13/07/08 08/07/08-13/07/08 08/07/08-13/07/08 08/07/08-13/07/08 08/07/08-13/07/08 08/07/08-14/07/08 08/07/08-12/07/08
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi dan stroke iskemia. DRP : 1. Efek samping obat yang tidak diinginkan : imidapril potensial menyebabkan batuk, co-dergocrine mesilat potensial menyebabkan hidung
tersumbat, sitikolin potensial menyebabkan anoreksia (diketahui dari keluhan pasien selama dirawat di rumah sakit dan belum terjadi sebelum masuk rumah sakit; namun batuk, hidung tersumbat dan tidak nafsu makan yang dikeluhkan pasien tidak diketahui penyebabnya).
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, hematologi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.) Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 77
78
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 4 Subjektif : No. RM : 623194 Umur/ Jenis kelamin : 54 tahun/ L Lama tinggal : 10/07/08-20/07/08 (10 hari) Diagnosis masuk : hemiplegi sinistra, stroke Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : bicara pelo, ekstremitas kiri lemas, tidak bisa tidur, tidak bisa BAB, pusing, penurunan kesadaran Keluhan selama dirawat : flu, hidung tersumbat, pusing, sariawan, batuk, boyok pegal, sakit perut, perut kembung, kaki dan tangan sebelah kiri lemas Riwayat penyakit : hipertensi tidak terkontrol Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 10/07/08 20/07/08 TD masuk
Nadi 208/128 mmHg ↑ 68 kali/menit
140/90 mmHg -
≤ 180/100-105 mmHg
Hematologi 10/07/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
15,9 g/dL 9,2 103/µL 5,41 106/µL 47,1 % 212 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 10/07/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
3,7 % 0,9 % 46,9 % 42,4 % 6,1 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 10/07/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
87,1 fl 29,4 pg 33,8 g/dL 14,0 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 10/07/08 SGOT SGPT
23,2 IU/L 21,1 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 10/07/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
34 mg/dL 1,2 mg/dL 6,6 mg/dL
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 10/07/08 Kalium Natrium
3,2 mmol/L ↓ 141 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 10/07/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
218 mg/dL ↑ 143 mg/dL 50 mg/dL 105 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (10/07/08) : Tampak lesi hipodens intraserebral di lobus parietalis kanan mengarah pada intraserebral hematom dengan edema cerebri. Thorax (10/07/08) : Kor : kardiomegali (LVH). Pulmo dalam batas normal. Sisterna tulang infark.
79
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Penatalaksanaan : Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl
1. Nicergolin 2. Asam
Traneksamat 3. Ranitidin 4. Nimodipin 5. Nimodipin 6. Metoklo-
pramid 7. Nifedipin 8. Triamsinolon
Asetonid
10 mg 3x/hr 500 mg 4x/hr
50 mg/2ml 2x/hr 10 mg/50ml 1x/hr 30 mg 3x/hr
10 mg/2 ml 1x/hr
10 mg 3x/hr
p.o. i.v.
i.v. i.v. p.o. i.v.
p.o. oles
10/07/08-20/07/08 10/07/08-18/07/08
10/07/08-18/07/08 10/07/08-13/07/08 14/07/08-20/07/08
10/07/08
10/07/08-20/07/08 11/07/08
9. Bromheksin 10. Kandesartan 11. Tenoksikam 12. Na diklofenak 13. Ketoprofen 14. Nistatin 15. Tolterodin 16. Alprazolam 17. Infus RL
8 mg 3x/hr 16 mg 1x/hr 20 mg 1x/hr
2x/hari 100 mg 2x/hr
1 cc 3x/hr 2 mg 2x/hari0,5 mg 1x/hr
p.o. p.o. p.o. oles p.o. p.o. p.o. p.o.
11/07/08-20/07/08 11/07/08-20/07/08 15/07/08-20/07/08
16/07/08 17/07/08-20/07/08 17/07/08-20/07/08
16/07/08 11/07/08-19/07/08 10/07/08-14/07/08
Objektif : Urinalisa 15/07/08 Rujukan
BJ Lekosit esteraseSedimen urine : Kristal amorf urat
Bakteri
1,005 ↓ 75/UL ↑ ++ +
1,02-1,03 Negatif
- -
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Antara 145/90 sampai 208/128 Antara 140/90 sampai 180/100 Antara 140/80 sampai 160/80 Antara 140/70 sampai 170/100 Antara 140/100 sampai 150/100 Antara 140/110 sampai 180/120 Antara 140/100 sampai 160/90 Antara 150/80 sampai 150/90 Antara 120/90 sampai 150/80 Antara 132/82 sampai 150/90 140/90
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, hipokalemia, hiperkolesterolemia, dan stroke hemoragi intraserebral. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi
intraserebral. Nimodipin dapat menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas.
2. Dosis terlalu tinggi : pasien diberikan tenoksikam dan ketoprofen pada hari yang sama. Kedua obat tersebut merupakan obat AINS sehingga antara yang satu dengan yang lain dapat saling meningkatkan efek dan efek samping obat.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count), kadar
lemak darah, perdarahan, tanda-tanda infeksi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, sakit kepala, dsb.) 3. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). 4. Penggunaan obat AINS cukup 1 macam saja. Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 79
80
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 5 Subjektif : No. RM : 623247 Umur/ Jenis kelamin : 69 tahun/ L Lama tinggal : 10/07/08-19/07/08 (9 hari) Diagnosis masuk : susp. stroke Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : tak sadar, tangan kanan parese, tampak sakit berat Keluhan selama dirawat : badan panas (keterangan dokter : karena keadaan kurang baik maka mudah terkena infeksi sekunder & terjadi sepsis ditandai badan panas, diberi antiobiotik), gelisah, tampak sakit berat, tangan kanan lemah Riwayat penyakit : hipertensi sejak tahun 2005, DM Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 10/07/08 20/07/08 TD masuk
Nadi 187/110 mmHg ↑ 86 kali/menit
186/60 mmHg ↑ -
≤ 180/100-105 mmHg
Hematologi 10/07/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
12,6 g/dL ↓ 18,9 103/µL ↑ 4,54 106/µL 36 % ↓ 329 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 10/07/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
0,4 % 0,1 % 91,2 % ↑ 3,8 % ↓ 4,4 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 10/07/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
79,2 fl ↓ 27,8 pg 35,1 g/dL 13,4 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 10/07/08 SGOT SGPT
31,9 IU/L 22,2 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 10/07/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
34 mg/dL 1,18 mg/dL 9 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 10/07/08 Kalium Natrium
3,2 mmol/L ↓ 139 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 10/07/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
202 mg/dL ↑ 135 mg/dL 56 mg/dL 110 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (10/07/08) : Stroke hemoragik dengan ICH luar pada basal ganglia kiri, intraventrikulum hematom +, mass effect dan midline shift ke kanan. Thorax (10/07/08) : Kor : bentuk normal. Pulmo : dalam batas normal. Tak tampak gambaran infiltrat/ efusi pleura/ proses spesifik.
81
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Antara 140/95 sampai 192/110 Antara 158/58 sampai 223/119 Antara 149/86 sampai 204/109 Antara 130/67 sampai 210/103 Antara 122/83 sampai 184/80 Antara 110/54 sampai 203/108 Antara 125/64 sampai 179/96 Antara 160/81 sampai 204/100 Antara 143/83 sampai 204/116 Antara 186/104 sampai 199/88
Penatalaksanaan : Nama Obat Frekuensi Pemberian Cara Pemberian Diberikan Tgl
1. Nicergolin 2. Asam traneksamat 3. Nimodipin 4. Nimodipin 5. Nifedipin 6. Pantoprazol 7. Pirasetam 8. Sefoperazon 9. Insulin RI 10. Insulin RI 11. Alopurinol 12. Levofloksasin 13. Levofloksasin 14. Sistenol 15. Diltiazem 16. Klonidin dlm NaCl 17. Infus asering
10 mg 3x/hr 500 mg 4x/hr 10 mg/50ml 1x/hr 30 mg 3x/hr 10 mg 3x/hr 40 mg 1x/hr
3 g 4x/hr 1 g 1x/hr 3x4 unit 3x6 unit
100 mg 3x/hr 500 mg 1 tab/hr 500 mg 1x/hr
1 kapl/hr 30 mg 3x/hr
1 ampul 1x/hr
p.o. i.v. i.v. p.o. p.o. i.v. i.v. i.v. i.v. i.v. p.o. p.o. i.v. p.o. p.o. infus
10/07/08-19/07/08 10/07/08-19/07/08 10/07/08-13/07/08 14/07/08-19/07/08 12/07/08-19/07/08 10/07/08-19/07/08 10/07/08-19/07/08 10/07/08-15/07/08
11, 13-15/07/08 12/07/08
11/07/08-15/07/08 14/07/08
16/07/08-19/07/08 14/07/08-17/07/08 18/07/08-19/07/08 11/07/08-18/07/08
10/07/08 Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, hiperurisemia, hipokalemia, hiperkolesterolemia dan stroke hemoragi intraserebral. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan peningkatan lekosit, neutrofil, dan penurunan hemoglobin, hematokrit, limfosit, MCV. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi intraserebral. Nimodipin dapat
menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas. Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count), kadar
lemak darah, perdarahan, fungsi ginjal, tanda-tanda infeksi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi,sakit kepala, dsb.). 3. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). Outcome : belum sembuh Cara keluar rumah sakit : atas permintaan sendiri (APS)
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 81
82
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 6 Subjektif : No. RM : 303744 Umur/ Jenis kelamin : 49 tahun/ L Lama tinggal : 10/07/08-18/07/08 (8 hari) Diagnosis masuk : obs. HT, vertigo, hemiparese kiri Diagnosis keluar : hipertensi stroke, Fr. Humerus sinistra Keluhan masuk : buyer, bahu sebelah kiri dan punggung sakit Keluhan selama dirawat : tidak bisa BAB 2 hari, bahu kanan bila digerakkan terasa nyeri, punggung pegal Riwayat penyakit : - Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 10/07/08 18/07/08 TD masuk
Nadi 170/100 mmHg ↑ -
150/90 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 11/07/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
15,9 g/dL 24,2 103/µL ↑ 5,06 106/µL 46,2 % 397 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 11/07/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
0,3 % 0,2 % 92,2 % ↑ 4,2 % ↓ 3 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 11/07/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
91,4 fl 31,4 pg ↑ 34,4 g/dL 14,5 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 11/07/08 SGOT SGPT
39 IU/L ↑ 19,8 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 11/07/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
43 mg/dL 1,04 mg/dL 8,7 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 11/07/08 Kalium Natrium
3,9 mmol/L 140 mmol/L
- -
3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Glukosa darah GDS 133 mg/dL ↑ 70-110 mg/dL
Lemak darah 11/07/08 K. Total
LDL HDL
Trigliserida
148 mg/dL 73 mg/dL 66 mg/dL 102 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (10/07/08) : Atrofi serebri. Infark serebri regio kortikal parietal kiri. Tak tampak SOP/ hematom. Thorax shoulder (10/07/08) : Kardiomegali (LVH). Shoulder kiri : fisura fraktur tuberkalum mayus humeri kiri dan fisura fraktur skapula kiri.
83
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 10 11 12 13 14 15 16 17 18
170/100 Antara 140/90 sampai 210/120 Antara 160/100 sampai 170/90 Antara 150/80 sampai 190/100 Antara 150/90 sampai 180/100 Antara 140/80 sampai 190/110 160/90 Antara 150/100 sampai 180/110 Antara 120/79 sampai 160/90
Penatalaksanaan : Nama Obat Frek. Pemberian Cara Diberikan Tanggal
1. Sitikolin 2. Sitikolin 3. Silostazol 4. Klonidin 5. Klonidin 6. Amoksisilin 7. Nifedipin 8. Nifedipin 9. Alopurinol 10. Sefradin 11. Alprazolam 12. HCT 13. Infus asering
500 mg 1x/hr 250 mg 2x/hr 50 mg 2x/hr
0,15 mg 2x/hr 0,15 mg 3x/hr 500 mg 3x/hr 10 mg 1x/hr 10 mg 3x/hr 100 mg 3x/hr
1 g 1x/hr 0,5 mg 2x/hr 25 mg 1x/hr
i.v. i.v. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. i.v. p.o. p.o.
10/07/08 (IGD) 11/07/08-14/07/08 10/07/08-18/07/08 11/07/08-17/07/08 17/07/08-18/07/08 11/07/08-14/07/08 12/07/08-13/07/08 14/07/08-18/07/08 14/07/08-18/07/08 14/07/08-18/07/08 15/07/08-18/07/08 17/07/08-18/07/08 10/07/08-14/07/08
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, hiperglikemia, hiperurisemia, stroke iskemia. Pemeriksaan hematologi menunjukkan peningkatan lekosit, neutrofil, MCH, dan penurunan limfosit. Pemeriksaan fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : HCT merupakan diuretik golongan tiazid yang dapat meningkatkan asam urat (kadar asam urat pasien 8,7 mg/dL).
Peningkatan asam urat tersebut menyebabkan rasa nyeri di persendian. Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, fungsi hati, fungsi ginjal, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count), tanda-tanda infeksi. 2. HCT sebaiknya dihentikan. 3. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 83
84
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 9 Subjektif : No. RM : 096083 Umur/ Jenis kelamin : 67 tahun/ L Lama tinggal : 06/08/08-13/08/08 (7 hari) Diagnosis masuk : hipertensi Gr. II, vomitus Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : pusing, tengkuk kaku, mual Keluhan selama dirawat : pusing, bicara pelo, tidak nafsu makan, tidak bisa BAB, badan pegal, tengkuk kemeng Riwayat penyakit : - Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 06/08/08 13/08/08 TD masuk
Nadi 200/120 mmHg ↑ 95 kali/menit
140/90 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg -
Hematologi 06/08/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
17,4 g/dL 6,9 103/µL 5,46 106/µL 46,2 % 240 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 06/08/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
0,6 % 0,4 % 80,9 % 12,2 % 5,9 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 06/08/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
84,7 fl 31,9 pg ↑ 37,7 g/dL ↑ 13,1 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 06/08/08 SGOT SGPT
19,6 IU/L 18,9 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 06/08/08 Ureum
Kreatinin 32 mg/dL 1,04 mg/dL
- -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL
Elektrolit 06/08/08 Kalium Natrium
3,2 mmol/L ↓ 138 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 06/08/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
180 mg/dL 118 mg/dL 51 mg/dL 113 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (08/08/08) : Multipel lakuner infark (lama) pada talamus, korona radiata kanan-kiri. Atrofi serebri ringan. Thorax (06/08/08) : Kor : belum tampak membesar tapi konfigurasi ke arah hipertrofi ventrikulum sinistra. Pulmo : belum tampak kelainan.
85
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Imuno-serologi 22/07/08 Rujukan
Prot. Spesifik HS-CRP
6,19 mg/dL ↑
0-5 mg/dL
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 6 7 8 9
10 11 12 13
Antara 170/100 sampai 200/130 Antara 160/80 sampai 180/110 Antara 166/78 sampai 190/100 Antara 140/80 sampai 150/100 Antara 120/90 sampai 150/80 Antara 150/90 sampai 160/90 Antara 110/70 sampai 150/100 Antara 130/90 sampai 140/90
Penatalaksanaan : Nama Obat Frek.
Pemberian Cara
Pemberian Diberikan Tgl
1. Nifedipin 2. Nifedipin 3. Ondansetron 4. Ondansetron 5. As. mefenamat 6. Rebamipid 7. Kaptopril 8. Kaptopril 9. Kaptopril 10. Analsik 11. Silostazol 12. Pirasetam 13. Sitikolin 14. HCT 15. Infus D5%
10 mg/hr 10 mg 3x/hr 4 mg 1x/hr 4 mg 2x/hr
500 mg 1x/hari 100 mg 3x/hr 12,5 mg 2x/hr 25 mg 2x/hr 25 mg 3x/hr 1 kapl 3x/hr
100 mg 2x/hr 12 g 1x/hr
500 mg 2xhr 25 mg 1x/hr
SL p.o. i.v. i.v. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. i.v. i.v. p.o.
06/08/08 07/08/08-13/08/08
06/08/08 (IGD) 07/08/08-13/08/08
06/08/08 06/08/08-13/08/08
07/08/08 08/08/08-11/08/08 11/08/08-13/08/08 07/08/08-13/08/08 08/08/08-13/08/08 08/08/08-12/08/08 08/08/08-12/08/08 11/08/08-13/08/08 06/08/08-12/08/08
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, hipokalemia dan stroke iskemia. Pemeriksaan hematologi menunjukkan peningkatan MCH dan MCHC. Pemeriksaan imunoserologi menunjukkan peningkatan HS-CRP (pertanda inflamasi akut). DRP : 1. Efek samping obat yang tidak diinginkan : ondansetron dan rebamipid potensial menyebabkan
konstipasi (diketahui dari keluhan pasien selama dirawat di rumah sakit dan belum terjadi sebelum masuk rumah sakit, namun konstipasi yang dikeluhkan pasien tidak diketahui penyebabnya).
2. Membutuhkan obat tambahan : pasien membutuhkan pelunak feses. Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, fungsi hati, hematologi, status cairan dan elektrolit. 2. Monitoring efek samping obat (hipokalemia, hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.). 3. Memberikan pelunak feses untuk mengatasi konstipasi. Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 85
86
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 10 Subjektif : No. RM : 626556 Umur/ Jenis kelamin : 56 tahun/ L Lama tinggal : 07/08/08-14/08/08 (7 hari) Diagnosis masuk : stroke Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : ekstremitas kanan lemas, bicara pelo, pusing, tengkuk kemeng, leher kaku, mual. Keluhan selama dirawat : mual, muntah, tegang, badan rasanya panas, pegal semua. Riwayat penyakit : hipertensi tidak terkontrol Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 07/08/08 14/08/08 TD masuk
Nadi 200/134 mmHg ↑ 109 kali/menit
160/110 mmHg -
≤ 180/100-105 mmHg
Hematologi 07/08/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
15,3 g/dL 7,3 103/µL 5,45 106/µL 44,1 % 305 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 07/08/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
1,0 % 0,1 % 77,2 % 15,2 % 6,5 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 07/08/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
80,9 fl 28,1 pg 34,7 g/dL 12,9 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 07/08/08 SGOT SGPT
16,6 IU/L 16,5 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 07/08/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
46 mg/dL 1,22 mg/dL ↑ 8,2 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 07/08/08 Kalium Natrium
3,9 mmol/L 141 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 07/08/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
227 mg/dL ↑ 142 mg/dL 73 mg/dL 118 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (07/08/08) : Intraserebral hematom ringan regio talamus kiri, tak tampak SOP, tak tampak infark serebri. Thorax (07/08/08) : Pulmo : tak tampak infiltrat. Kalsifikasi luas pleura paru kanan dan pleura paru kiri. Kor : tak membesar/ dalam batas normal.
87
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Penatalaksanaan : Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl
1. Asam traneksamat
2. Ranitidin 3. Nimodipin 4. Nimodipin 5. Nicergolin 6. Semax drop 7. Kandesartan 8. Atorvastatin 9. Seftriakson 10. Rivastigmin
500 mg 4x/hr
50 mg/2ml 2x/hr 10 mg/50ml 1x/hr 30 mg 3x/hr 10 mg 3x/hr 2 tts 4x/hr
16 mg 1x/hr 10 mg 1x/hr
2 g 1x/hr 3 mg 2x/hr
i.v.
i.v. i.v. p.o. p.o. tts
p.o. p.o. i.v. p.o.
07/08/08-12/08/08
07/08/08-12/08/08 07/08/08-10/08/08 10/08/08-14/08/08 07/08/08-14/08/08 07/08/08-14/08/08 07/08/08-14/08/08 07/08/08-13/08/08 08/08/08-12/08/08 08/08/08-14/08/08
11. Domperidon
12. Domperidon
13. Diltiazem
14. Klonidin
15. Estazolam
16. Sefiksim
17. Metoklopramid
18. Ekstrak ginkgo biloba
19. Infus asering
10 mg 1x/hr 10 mg 3x/hr 200 mg 1x/hr 75mcg 3x/hr 1 mg 1x/hr 100 g 2x/hr
10 mg/2 ml 1x/hr 40 mg 3x/hr
p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. i.v. p.o.
11/08/08 12/08/08-14/08/08 09/08/08-13/08/08 12/08/08-14/08/08
13/08/08 13/08/08-14/08/08
08/08/08 08/08/08-14/08/08
07/08/08-11/08/08
Objektif : Urinalisa 02/07/08 Rujukan
Darah Protein/albumin
Keton Sedimen urine :
Eritrosit Bakteri
++ +- +- 5-10/LPB↑ +
- - - 0-1/LPB -
Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 7 8 9
10 11 12 13 14
Antara 180/130 sampai 200/134 Antara 150/100 sampai 190/120 Antara 160/100 sampai 190/130 Antara 160/100 sampai 190/120 Antara 150/100 sampai 180/100 Antara 150/90 sampai 190/90 Antara 150/90 sampai 210/120 160/110
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, hiperurisemia, hiperkolesterolemia. Pemeriksaan urinalisa menunjukkan proteinuria, hematuria, ketonuria, keberadaan eritrosit dan bakteri dalam sedimen urin. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi
intraserebral. Nimodipin dapat menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count), kadar
lemak darah, perdarahan, fungsi ginjal, tanda-tanda infeksi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, perdarahan, hiperurisemia, dislipidemia, retensi cairan, dsb.) 3. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 87
88
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 11 Subjektif : No. RM : 191689 Umur/ Jenis kelamin : 75 tahun/ L Lama tinggal : 27/08/08-07/09/08 (11 hari) Diagnosis masuk : stroke hemiparese sinistra Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : Sempat jatuh di rumah, tangan dan kaki kiri lemas, bicara pelo Keluhan selama dirawat : tampak sakit berat, badan panas, lemah, bicara pelo Riwayat penyakit : - Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 27/08/08 07/09/08
Tekanan Darah Nadi
160/90 mmHg ↑ 60 kali/menit
120/80 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 27/08/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
14,1 g/dL 5,6 103/µL 4,48 106/µL ↓ 39,2 % ↓ 253 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 27/08/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
4,1 % 0,7 % 55,2 % 32,1 % 7,9 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 27/08/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
87,5 fl 31,5 pg ↑ 36 g/dL 12,7 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 27/08/08 SGOT SGPT
25,9 IU/L 23,7 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 27/08/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
31 mg/dL 1,28 mg/dL 6,9 mg/dL
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 27/08/08 Kalium Natrium
3,9 mmol/L 140 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 27/08/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
187 mg/dL 117 mg/dL 31 mg/dL ↓ 238 mg/dL ↑
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (27/08/08) : Infark lama pada lobus osipital kanan dan lobus parietal kiri posterior. Thorax (27/08/08) : Kor : tak membesar (AP supine). Pulmo : tak tampak infiltrat, kedua hilus agak kasar tapi tak melebar. Diafragma dan sinus kanan-kiri baik.
89
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
Antara 140/100 sampai 170/100 Antara 130/80 sampai 170/90 Antara 150/90 sampai 180/110 Antara 140/90 sampai 160/100 Antara 130/80 sampai 170/110 Antara 130/90 sampai 160/100 Antara 130/80 sampai 160/90 Antara 130/80 sampai 169/129 Antara 108/58 sampai 180/110 Antara 130/90 sampai 160/100 Antara 140/90 sampai 150/110 Antara 113/72 sampai 137/95
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frekuensi Pemberian Cara Pemberian Diberikan Tanggal
1. Sitikolin 2. Silostazol 3. Donepezil 4. Simvastatin 5. Ranitidin 6. Asam traneksamat 7. Parasetamol 8. Pantoprazol 9. Triheksifenidil 10. Levofloksasin 11. Infus asering
250 mg/2ml 2x/hr 100 mg 2x/hr 5 mg 1x/hr
10 mg 1x/hr 50 mg/2ml 2x/hr 500 mg 4x/hr 500 mg 1x/hr 40 mg 1x/hr 2 mg 3x/hr
500 mg 1x/hr
i.v. p.o. p.o. p.o. i.v. i.v. p.o. i.v. p.o. p.o.
27/08/08-07/09/08 27/08/08
27/08/08-07/09/08 27/08/08-06/09/08 28/08/08-01/09/08 28/08/08-07/09/08
31/08/08 & 02-05/09/08 02/09/08-06/09/08 02/09/08-07/09/08 04/09/08-07/09/08 27/08/08-06/09/08
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, stroke iskemia, hipertrigliserida. Pemeriksaan hematologi menunjukkan adanya penurunan hematokrit, trombosit dan peningkatan MCH. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : pasien mengalami hipertrigliserida mendapat simvastatin. Simvastatin kurang efektif dalam menurunkan trigliserida
(Fagan dan Hess, 2005). Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, hematologi, kadar lemak darah. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.). 3. Obat simvastatin sebaiknya diganti dengan obat hipolipidemik golongan fibrat (lebih efektif menurunkan kadar trigliserida). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : atas permintaan sendiri (APS)
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 89
90
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 12 Subjektif : No. RM : 117389 Umur/ Jenis kelamin : 76 tahun/ L Lama tinggal : 09/09/08-15/09/08 (6 hari) Diagnosis masuk : obs. HT dengan stroke hemoragi Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : ekstremitas kanan lemas, sudah beberapa bulan batuk, kadang sesak, tengkuk terasa kemeng, bicara agak pelo, pusing, batuk kering Keluhan selama dirawat : batuk berdahak, tidak bisa BAB, tengkuk kemeng, badan pegal, pusing, ekstremitas kanan lemas Riwayat penyakit : riwayat hipertensi (pengobatan dengan kaptopril, tensivask) Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 09/09/08 15/09/08
Tekanan Darah Nadi
196/87 mmHg ↑ 61 kali/menit
170/90 mmHg -
≤ 180/100-105 mmHg
Hematologi 09/09/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
13,8 g/dL 6,5 103/µL 4,75 106/µL 39,8 % ↓ 281 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 09/09/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
0,1 % 0,6 % 62,2 % 30,2 % 6,9 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 09/09/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
83,9 fl 29,1 pg 34,7 g/dL 13,1 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 09/09/08 SGOT SGPT
68,2 IU/L ↑ 17,9 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 09/09/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
39 mg/dL 1,24 mg/dL ↑ 7,9 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 09/09/08 Kalium Natrium
3,6 mmol/L 143 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 09/09/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
114 mg/dL 74 mg/dL 31 mg/dL ↓ 92 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (09/09/08) : Atrofi serebri ringan. Tak tampak gambaran infark/ hematom. Thorax (09/09/08) : Kardiomegali, suspek LVH, aorta elongatio. Pulmo : suspek tumor paru sinistra, diameter 3 cm. tak tampak gambaran infiltrat/ edema paru.
91
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Imunoserologi 10/09/08 Rujukan Petanda tumor
CEA 5,9 ng/ml ↑
0-5 ng/ml
Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 9
10 11 12 13 14 15
Antara 180/100 sampai 196/87 Antara 170/100 sampai 190/100 Antara 160/80 sampai 200/100 Antara 140/80 sampai 230/120 Antara 130/70 sampai 150/90 Antara 130/80 sampai 170/90 170/90
Penatalaksanaan : Nama Obat Frekuensi Pemberian Cara Diberikan Tanggal
1. Sitikolin 2. Silostazol 3. Ekstrak ginkgo biloba 4. Rivastigmin 5. Semax drop 6. Amlodipin 7. Kaptopril 8. Kaptopril 9. Alopurinol 10. Klonidin 11. Klonidin 12. Celecoxib 13. Bisakodil 14. Dekstrometorfan 15. Ambroksol 16. Infus NaCl
500 mg 2x/hr 100 mg 2x/hr 40 mg 3x/hr 3 mg 2x/hr 2 tts 4x/hr
10 mg 1x/hr 25 mg 1x/hr 25 mg 2x/hr
100 mg 3x/hr 75 mcg 2x/hr 75 mcg 3x/hr 100 mg 1x/hr
1x/hr 15 mg 3x/hr 30 mg 3xhr
i.v. p.o. p.o. p.o. tetes p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o.
supp. p.o. p.o.
09/09/08-13/09/08 09/09/08-15/09/08 09/09/08-15/09/08 09/09/08-15/09/08 09/09/08-15/09/08 10/09/08-14/09/08
10/09/08 11/09/08-15/09/08 10/09/08-15/09/08
11/09/08 12/09/08-15/09/08
12/09/08 12/09/08
13/09/08-15/09/08 13/09/08-15/09/08 09/09/08-13/09/08
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, stroke iskemia, hiperurisemia. Pemeriksaan hematologi menunjukkan adanya penurunan hematokrit. Tes fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT, tes imunoserologi menunjukkan peningkatan CEA (antigen karsinoma embrionik). DRP : 1. Efek samping obat yang tidak diinginkan : kaptopril potensial menyebabkan batuk kering yang persisten (dilihat juga dari riwayat
pengobatannya), klonidin potensial menyebabkan konstipasi, (diketahui dari keluhan pasien selama dirawat di rumah sakit dan belum terjadi sebelum masuk rumah sakit, namun batuk dan konstipasi yang dikeluhkan pasien tidak diketahui penyebabnya).
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, hematologi, fungsi hati dan ginjal. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, dsb.). 3. Pasien sudah lanjut usia, sebaiknya menghindari obat antihipertensi yang memiliki efek samping obat yang merugikan seperti kaptopril. Kaptopril
bisa diganti dengan obat golongan antagonis reseptor angiotensin II (JNC 7). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 91
92
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 13 Subjektif : No. RM : 253469 Umur/ Jenis kelamin : 52 tahun/ L Lama tinggal : 21/09/08-30/09/08 (9 hari) Diagnosis masuk : stroke, DM Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : pusing, buyer, ekstremitas kanan lemas susah digerakkan Keluhan selama dirawat : mual, muntah Riwayat penyakit : DM, sakit lambung Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 21/09/08 30/09/08
Tekanan Darah Nadi
204/129 mmHg ↑ 86 kali/menit
120/90 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 21/09/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
16,5 g/dL 8,4 103/µL 5,61 106/µL 48,2 % 166 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 21/09/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
3,1 % 0,6 % 59,5 % 29,1 % 7,6 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 21/09/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
85,8 fl 29,4 pg 34,3 g/dL 12,9 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 21/09/08 SGOT SGPT
21,9 IU/L 28,4 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 21/09/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
25 mg/dL 0,9 mg/dL 3,6 mg/dL
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 21/09/08 Kalium Natrium
3 mmol/L ↓ 139 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 21/09/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
164 mg/dL 117 mg/dL 30 mg/dL ↓ 132 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (21/09/08) : Intraserebral hematom regio ganglia basalis/ regio talamus kiri, tak tampak SOP/ infark. Thorax (21/09/08) : Kor tak membesar. Pulmo : tak tampak infiltrat/ masih dalam batas normal, tak tampak proses spesifik.
93
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Penatalaksanaan : Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl
1. Asam traneksamat
2. Manitol 3. Manitol 4. Manitol 5. Pirasetam 6. Sitikolin 7. Novomix 8. Kandesartan9. Kaptopril 10. Kaptopril 11. Nimodipin
500 mg 6x/hr
125 cc 4x/hr 125 cc 2x/hr 125 cc 1x/hr 1,2 g 1x/hr
500 mg 2x/hr 100 U/ml 1x/hr
16 mg 1x/hr 25 mg 2x/hr 25 mg 3x/hr
10 mg/50ml 1x/hr
i.v.
i.v. i.v. i.v. i.v. p.o. i.v. p.o. p.o. p.o. i.v.
21/09/08-26/09/08
21/09/08-26/09/0825/09/08-27/09/08
28/09/08 21/09/08-25/09/0821/09/08-26/09/08
21/09/08 22/09/08-29/09/0821/09/08-23/09/0823/09/08-30/09/0821/09/08-25/09/08
12. Nifedipin 13. Ketosteril 14. Sefradin 15. Aspar K 16. Flunarizin 17. Klonidin 18. Insulin RI 19. Alprazolam 20. Metoklo-
pramid 21. Infus D5% 22. Infus asering
10 mg 630 mg 3x/hr
1 g 2x/hr 300 mg 3x/hr
5 mg 2x/hr 0,15mg 2x/hr
3x4 unit 0,5 mg 1x/hr 10 mg/2 ml 1x/hr
SL p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. i.v. p.o. i.v.
i.v. i.v.
21/09/08-26/09/08 21/09/08 21/09/08
22/09/08-30/09/08 23/09/08-30/09/08 25/09/08-30/09/08 25/09/08-30/09/08 27/09/08-29/09/08
21/09/08
21/09/08 22/09/08-26/09/08
Objektif : Urinalisa 22/09/08 26/09/08 Rujukan
BJ Prot/albumin
Glukosa/reduksiKeton
Sedimen urine :Eritrosit Bakteri
1,005 ↓ +- ++++ +- 0-2/LPB↑ +
1,015 ↓ +- ++++ +- - ++
1,02-1,03- - - 0-1/LPB -
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Antara 150/90 sampai 204/129 Antara 130/90 sampai 164/126 Antara 160/100 sampai 170/110 Antara 160/100 sampai 170/100 Antara 125/90 sampai 160/110 Antara 130/90 sampai 170/100 Antara 130/80 sampai 150/100 Antara 120/90 sampai 130/90 Antara 120/60 sampai 130/90 Antara 120/80 sampai 120/90
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, hipokalemia, stroke hemoragi intraserebral. Pemeriksaan urinalisa menunjukkan penurunan BJ, proteinuria, glukosa dalam urin, ketonuria, keberadaan eritrosit dan bakteri dalam sedimen urin.
DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi intraserebral. Nimodipin dapat
menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas. 2. Dosis terlalu tinggi : penggunaan 2 macam vasodilator pada hari yang sama (sitikolin dan flunarizin) dapat meningkatkan efek dan efek samping
obat. Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count),
perdarahan, tanda-tanda infeksi, kadar glukosa darah. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipokalemia, hiperkalsemia, hipotensi, perdarahan, retensi cairan, dsb.). 3. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 93
94
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 14 Subjektif : No. RM : 634896 Umur/ Jenis kelamin : 65 tahun/ L Lama tinggal : 16/10/08-21/10/08 (5 hari) Diagnosis masuk : stroke riw. sakit jantung Diagnosis keluar : hipertensi stroke, dislipidemia, hiperurisemia Keluhan masuk : ekstremitas kanan lemas, mual, perut kanan-kiri sakit, kembung, pusing, tidak bisa BAB Keluhan selama dirawat : mual, muntah cairan, sakit perut, tangan dan kaki kanan lemas, keringat dingin, tidak bisa BAB, pusing, menggigil panas, badan pegal, kaki terasa kaku dan senut-senut Riwayat penyakit : sakit jantung Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 16/10/08 21/10/08
Tekanan Darah Nadi
150/90 mmHg ↑ 80 kali/menit
140/80 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 16/10/08 19/10/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
13,6 g/dL 5,6 103/µL 4,63 106/µL 39 % ↓ 300 103/µL
12,5 g/dL ↓ 10,8 103/µL 4,06 106/µL ↓ 33,9 % ↓ 256 103/µL
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 16/10/08 19/10/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
2,1 % 0,5 % 58,7 % 30,4 % 8,3 %
0,6 % 0,1 % 75,6 % 14,0 % 9,7 %
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 16/10/08 19/10/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
84,2 fl 29,5 pg 35 g/dL 13,2 %
83,5 fl 30,7 pg 36,8 g/dL ↑ 12,7 %
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 16/10/08 SGOT SGPT
22,8 IU/L 7,9 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 16/10/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
26 mg/dL 1,01 mg/dL 7,7 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Lemak darah 16/10/08 Kolesterol Total
Trigliserida 216 mg/dL ↑ 320 mg/dL ↑
- -
< 200 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (16/10/08) : Multipel lakuner infark regio ganglia basalis kiri. Tak tampak SOP/ hematom. Thorax (16/10/08) : Kor : curiga kardiomegali, aorta elongatio. Pulmo normal, tak tampak infiltrat/edema paru.
95
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 16 17 18 19 20 21
Antara 150/90 sampai 190/110 Antara 150/90 sampai 170/100 Antara 150/90 sampai 170/100 Antara 144/96 sampai 170/90 Antara 150/90 sampai 170/90 140/80
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frekuensi Pemberian Cara Pemberian Diberikan Tanggal
1. Silostazol 2. Ekstrak ginkgo biloba 3. Ramipril 4. Bisoprolol fumarat 5. Na pikosulfat 6. Parasetamol 7. Siprofloksasin 8. Sitikolin 9. Bisakodil 10. Infus asering
100 mg 2x/hr 40 mg 3x/hr
5 mg 1x/hr 1,25 mg 1x/hr
10 tetes 500 mg 1x/hr 500 mg 2x/hr
250 mg/2 ml 2x/hr 1 tube
p.o. p.o. p.o. p.o.
p.o. p.o. i.v.
16/10/08-20/10/08 16/10/08-20/10/08 16/10/08-20/10/08 16/10/08-20/10/08
18/10/08 20/10/08
16/10/08-18/10/08 18/10/08
16/10/08-19/10/08
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, stroke iskemia, hiperurisemia, dislipidemia. Pemeriksaan hematologi menunjukkan adanya penurunan hematokrit, hemoglobin, eritrosit dan peningkatan MCHC. DRP : 1. Efek samping obat yang tidak diinginkan : ramipril dan bisoprolol fumarat potensial menyebabkan muntah (diketahui dari keluhan pasien selama
dirawat di rumah sakit dan belum terjadi sebelum masuk rumah sakit, namun muntah yang dialami pasien tidak diketahui penyebabnya). 2. Membutuhkan obat tambahan : pasien mengalami peningkatan trigliserida, membutuhkan obat hipolipidemik. Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, hematologi, kadar lemak darah, fungsi ginjal, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count), dan tanda-
tanda infeksi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.). 3. Bila frekuensi muntah sering, dapat diberikan antiemetik. 4. Memberikan pasien obat hipolipidemik yang efektif dapat mengurangi kadar trigliserida (golongan fibrat). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : -
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 95
96
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 19 Subjektif : No. RM : 326441 Umur/ Jenis kelamin : 62 tahun/ L Lama tinggal : 25/12/08-31/12/08 (6 hari) Diagnosis masuk : susp. stroke ulang Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : pusing, ekstremitas kanan lemas, kejang Keluhan selama dirawat : badan masih lemas, pusing Riwayat penyakit : stroke Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 25/12/08 31/12/08
Tekanan Darah Nadi
220/120 mmHg ↑ 88 kali/menit
190/120 mmHg ↑ -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 25/12/08 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
12,9 g/dL ↓ 10,0 103/µL 4,82 106/µL 39 % ↓ 466 103/µL ↑
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 25/12/08 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
2,7 % 0,3 % ↑ 54,7 % 35,5 % 6,8 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 25/12/08 MCV MCH
MCHC RDW-CV
80,8 fl 26,7 pg ↓ 33,1 g/dL 15,0 % ↑
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 25/12/08 SGOT SGPT
17,4 IU/L 13,6 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 25/12/08 Ureum
Kreatinin Asam Urat
32 mg/dL 1,09 mg/dL 8,6 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,70-1,20 mg/dL 3,40-7,00 mg/dL
Elektrolit 25/12/08 Kalium Natrium
3,8 mmol/L 142 mmol/L
- -
3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Glukosa darah 25/12/08 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
264 mg/dL ↑ 178 mg/dL ↑ 41 mg/dL 221 mg/dL ↑
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (25/12/08) : Edema serebri. Menyokong gambaran infark serebri di lobus osipitoparietalis sinistra. MRI cerebral (27/12/08) : Infark lama, luas pada lobus temporo-parietal kiri. Penebalan dinding sinus etmoid, suspek etmoiditis. Thorax (25/12/08) : Kardiomegali (LVH, ASHD). Pulmo dalam batas normal.
97
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 25 26 27 28 29 30 31
Antara 170/90 sampai 230/130 Antara 140/90 sampai 170/90 Antara 140/90 sampai 180/100 Antara 150/100 sampai 193/94 Antara 140/100 sampai 190/100 Antara 160/110 sampai 210/130 190/120
Penatalaksanaan : Nama Obat Frekuensi Pemberian Cara Diberikan Tanggal
1. Kandesartan 2. Ramipril 3. Klonidin 4. Klonidin 5. Simvastatin 6. Pirasetam 7. Sitikolin 8. Fenitoin 9. Fenitoin 10. Nifedipin 11. Sitikolin 12. Pirasetam 13. Infus asering
16 mg 1x/hr 5 mg 1x/hr
0,15 mg 2x/hr 0,15 mg 3x/hr 10 mg 1x/hr
3 g 4x/hr 250 mg 2x/hr 100 mg 1x/hr 100 mg 1x/hr 10 mg 1x/hr 500 mg 2x/hr
1,2 g 2x/hr
p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. i.v. i.v. i.v. p.o. p.o. p.o. p.o.
25/12/08-31/12/08 25/12/08-31/12/08 25/12/08-28/12/08 28/12/08-31/12/08 25/12/08-30/12/08 25/12/08-30/12/08 25/12/08-29/12/08
25/12/08 26/12/08-31/12/08
29/12/08 30/12/08-31/12/08 30/12/08-31/12/08 25/12/08-29/12/08
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, stroke iskemia (stroke ulang), hiperurisemia, dislipidemia. Pemeriksaan hematologi menunjukkan adanya penurunan hematokrit, hemoglobin, MCH dan peningkatan trombosit, basofil, RDW-CV. DRP : 1. Membutuhkan obat tambahan : pasien membutuhkan antiplatelet karena pemeriksaan laboratorium terutama jumlah trombosit, pemeriksaan CT
scan dan MRI cerebral menunjukkan pasien mengalami stroke iskemia. Selain itu juga membutuhkan obat untuk mengurangi kadar asam urat. Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, hematologi, fungsi ginjal, kadar lemak darah. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.) 3. Memberikan pasien terapi antiplatelet dan obat untuk mengurangi kadar asam urat. Outcome : belum sembuh Cara keluar rumah sakit : -
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 97
98
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 20 Subjektif : No. RM : 645781 Umur/ Jenis kelamin : 63 tahun/ L Lama tinggal : 06/01/09-12/01/09 (6 hari) Diagnosis masuk : obs. stroke Diagnosis keluar : hipertensi stroke, dislipidemia Keluhan masuk : kedua kaki berat untuk jalan, bicara pelo, ekstremitas kiri lemas, pusing, kadang batuk Keluhan selama dirawat : pusing, tidak bisa tidur, batuk, ekstremitas kiri lemas Riwayat penyakit : - Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 06/01/09 12/01/09
Tekanan Darah Nadi
177/108 mmHg ↑ 81 kali/menit
110/70 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 06/01/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
12,9 g/dL ↓ 6,5 103/µL 3,89 106/µL ↓ 37,1 % ↓ 213 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 06/01/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
5,0 % 0,2 % 71,2 % 16,1 % 7,4 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 06/01/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
95,4 fl 33,1 pg ↑ 34,7 g/dL 13,8 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 06/01/09 SGOT SGPT
11,1 IU/L 9,1 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 06/01/09 Ureum
Kreatinin Asam Urat
40 mg/dL 1,72 mg/dL ↑ 7,3 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,70-1,20 mg/dL 3,40-7,00 mg/dL
Elektrolit 06/01/09 Kalium Natrium
4,2 mmol/L 141 mmol/L
- -
3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 06/01/09 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
189 mg/dL 119 mg/dL 41 mg/dL 197 mg/dL ↑
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (06/01/09) : Hidrosefalus disertai atrofi serebri ringan regio kortikal lakuner infark regio serebelum kanan-kiri. Tak hematom/SOP. Thorax (06/01/09) : Kor & pulmo normal. Tak tampak gambaran infiltrat/ efusi pleura/ proses spesifik.
99
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 6 7 8 9
10 11 12
Antara 140/80 sampai 171/108 Antara 140/90 sampai 150/90 Antara 120/80 sampai 160/90 Antara 130/90 sampai 160/90 Antara 150/80 sampai 150/100 Antara 120/80 sampai 130/100 110/90
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frek. Pemberian
Cara Pemberian Diberikan Tgl
1. Sitikolin 2. Pentoksifilin 3. Nifedipin 4. Kaptopril 5. Alopurinol 6. Gemfibrozil 7. Diazepam 8. Infus asering
250 mg 2x/hr 400 mg 2x/hr 10 mg 3x/hr
12,5 mg 3x/hr 100 mg 3x/hr 300 mg 1x/hr
2 mg 1x/hr
i.v. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o.
06/01/09-10/01/09 06/01/09-12/01/09 06/01/09-12/01/09 06/01/09-12/01/09 07/01/09-12/01/09 07/01/09-12/01/09
07/01/09 06/01/09-10/01/09
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, hiperurisemia, hipertrigliserida dan stroke iskemia. Pemeriksaan hematologi menunjukkan penurunan hemoglobin, eritrosit, hematokrit dan peningkatan MCH. DRP : 1. Membutuhkan obat tambahan : pasien membutuhkan antiplatelet karena pemeriksaan CT scan
menunjukkan pasien mengalami stroke iskemia. Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, hematologi, kadar lemak darah, fungsi ginjal.
2. Monitoring efek samping obat (hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.). 3. Memberikan pasien terapi antiplatelet. Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 99
100
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 23 Subjektif : No. RM : 338230 Umur/ Jenis kelamin : 74 tahun/ L Lama tinggal : 18/01/09-22/01/09 (4 hari) Diagnosis masuk : hemiparese sinistra Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : tidak bisa bicara, ekstremitas kanan lemas, sempat kejang 15 detik, pingsan, gelisah, tampak sakit berat, kadang teriak-teriak. Keluhan selama dirawat : gelisah, tampak sakit berat Riwayat penyakit : stroke tahun 2003 Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 18/01/09 22/01/09
Tekanan Darah Nadi
166/102 mmHg ↑ 101 kali/menit
150/90 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 18/01/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
11,9 g/dL ↓ 11,3 103/µL ↑ 3,95 106/µL ↓ 36,3 % ↓ 288 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 18/01/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
4,8 % 0,4 % 74,9 % 14,4 % 5,5 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 18/01/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
91,9 fl 30,1 pg 32,8 g/dL 14,0 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 18/01/09 SGOT SGPT
21,3 IU/L 7 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 18/01/09 Ureum
Kreatinin 47 mg/dL 1,2 mg/dL
- -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL
Elektrolit 18/01/09 Kalium Natrium
3,8 mmol/L 137 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 18/01/09 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
147 mg/dL 83 mg/dL 54 mg/dL 71 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (18/01/09) : Intraserebral hematom regio ganglia basalis sampai regio korona radiata kanan, atrofi serebri. Tak tampak SOP, tak tampak infark serebri. Thorax (18/01/09) : Kor : kardiomegali. Pulmo : tak tampak infiltrat/ masih dalam batas normal.
101
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Penatalaksanaan : Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl
1. Asam traneksamat 2. Ranitidin 3. Nimodipin 4. Nimodipin 5. Fenitoin 6. Fenitoin 7. Seftriakson 8. Sistenol 9. Losartan 10. Rivastigmin 11. Infus asering
500 mg 4x/hr 50 mg/2ml 2x/hr 10 mg/50ml 1x/hr 30 mg 3x/hr 100 mg 1x/hr 100 mg 1x/hr
1 g 2x/hr 1 kapl 3x/hr 50 mg 1x/hr
1x/hr
i.v. i.v. i.v. p.o. i.v. p.o. i.v. p.o. p.o.
transdermal
18/01/09-22/01/09 18/01/09-22/01/09 18/01/09-21/01/09 21/01/09-22/01/09 18/01/09-19/01/09 20/01/09-21/01/09 19/01/09-22/01/09 19/01/09-22/01/09 19/01/09-22/01/09 20/01/09-21/01/09 18/01/09-21/01/09
Objektif : Urinalisa 20/01/09 Rujukan
BJ Darah
pH prot/albumin
Lekosit esteraseSedimen urine :
Lekosit Eritrosit Bakteri
1,01 ↓ ++ 7,5 ↑ + 25/UL ↑ 4-6/LPB 30-45/LPB ↑ +
1,02-1,03 - 4,8-7,4 - - 0-6/LPB 0-1/LPB -
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 18 19 20 21 22
Antara 170/80 sampai 190/100 Antara 140/90 sampai 180/110 Antara 160/90 sampai 180/90 Antara 140/80 sampai 170/100 Antara 150/80 sampai 150/90
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, stroke hemoragi intraserebral. Pemeriksaan hematologi menunjukkan penurunan hemoglobin, eritrosit, hematokrit dan peningkatan lekosit. Pemeriksaan urinalisa menunjukkan penurunan BJ, hematuria, pH meningkat, proteinuria, lekosit esterase meningkat serta keberadaan eritrosit dan bakteri dalam sedimen urin. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi
intraserebral. Nimodipin dapat menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count),
perdarahan, tanda-tanda infeksi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, sakit kepala, dsb.). 3. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : atas permintaan sendiri
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 101
102
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 25 Subjektif : No. RM : 640925 Umur/ Jenis kelamin : 78 tahun/ P Lama tinggal : 03/02/09-11/02/09 (8 hari) Diagnosis masuk : stroke Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : pusing, ekstremitas kiri lemas, bicara pelo Keluhan selama dirawat : - Riwayat penyakit : hipertensi tidak terkontrol Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 03/02/09 11/02/09
Tekanan Darah Nadi
212/103 mmHg ↑ 70 kali/menit
120/70 mmHg -
≤ 180/100-105 mmHg
Hematologi 03/02/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
11,9 g/dL ↓ 9,0 103/µL 4,14 106/µL 34,8 % ↓ 278 103/µL
- - - - -
12-16,5 g/dL 4-11 103/µL 3,8-5,8 106/µL 37-47 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 03/02/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
3,2 % 0,3 % ↑ 62,8 % 27,8 % 5,8 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 03/02/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
84,0 fl 28,7 pg 34,1 g/dL 13,3 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 03/02/09 SGOT SGPT
14,5 IU/L 24,2 IU/L
- -
0,00-32,00 IU/L 0,00-31,00 IU/L
Ginjal 03/02/09 Ureum
Kreatinin 27 mg/dL 0,69 mg/dL
- -
10,00-50,00 mg/dL 0,50-0,90 mg/dL
Elektrolit 03/02/09 Kalium Natrium
3,6 mmol/L 140 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
CT scan (03/02/09) : Ganglionik hematoma (intraserebral hematoma) dekstra. Thorax (03/02/09) : Kor : kardiomegali, konfigurasi ke arah hipertrofi ventrikel kiri. Pulmo : belum tampak gambaran edema pulmonum.
103
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 3 4 5 6 7 8 9
10 11
Antara 150/90 sampai 221/110 Antara 130/80 sampai 150/90 Antara 130/80 sampai 160/80 Antara 130/80 sampai 160/80 Antara 140/70 sampai 160/80 Antara 140/70 sampai 145/70 Antara 115/60 sampai 150/90 Antara 110/70 sampai 140/90 Antara 120/70 sampai 160/90
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frek. pemberian
Cara Pemberian Diberikan Tgl
1. Asam traneksamat 2. Ranitidin 3. Pirasetam 4. Pirasetam 5. Nimodipin 6. Nimodipin 7. Fenitoin 8. Klonidin 9. Donepezil 10. Infus asering
500 mg 4x/hr 50 mg/2ml 2x/hr
3 g 4x/hr 1,2 g 2x/hr
10 mg/50ml 1x/hr 30 mg 3x/hr 100 mg 1x/hr 0,15 mg 2x/hr
5 mg 1x/hr
i.v. i.v. i.v. p.o. i.v. p.o. p.o. p.o. p.o.
03/02/09-09/02/09 03/02/09-09/02/09 03/02/09-09/02/09 09/02/09-11/02/09 03/02/09-06/02/09 08/02/09-11/02/09 03/02/09-10/02/09 03/02/09-11/02/09 07/02/09-11/02/09 03/02/09-08/02/09
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, stroke hemoragi intraserebral. Pemeriksaan hematologi menunjukkan penurunan hemoglobin, hematokrit dan peningkatan basofil. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi intraserebral. Nimodipin dapat
menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, perdarahan. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, dsb.). 3. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 103
104
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 26 Subjektif : No. RM : 649244 Umur/ Jenis kelamin : 54 tahun/ L Lama tinggal : 05/02/09-10/02/09 (5 hari) Diagnosis masuk : stroke hemiparese Diagnosis keluar : hipertensi stage II, stroke Keluhan masuk : ekstremitas kanan lemas Keluhan selama dirawat : - Riwayat penyakit : hipertensi 5 tahun, asthma (pengobatan dari puskesmas : kaptopril 25 mg, dan obat asma) Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 05/02/09 10/02/09
Tekanan Darah Nadi
190/137 mmHg ↑ 128 kali/menit
155/100 mmHg -
≤ 180/100-105 mmHg
Hematologi 05/02/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
14,3 g/dL 9,7 103/µL 4,95 106/µL 41,9 % 336 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 05/02/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
1,8 % 0,8 % 56,9 % 29,4 % 11,1 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 05/02/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
84,6 fl 28,9 pg 34,1 g/dL 14,3 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 05/02/09 SGOT SGPT
57 IU/L ↑ 9,9 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 05/02/09 Ureum
Kreatinin Asam Urat
14 mg/dL 1,09 mg/dL 6,7 mg/dL
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 05/02/09 Kalium Natrium
3,8 mmol/L 138 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 05/02/09 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
261 mg/dL ↑ 189 mg/dL ↑ 49 mg/dL 156 mg/dL ↑
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (05/02/09) : Ganglionik hematoma (intraserebral hematoma) sinistra suspek lakuner infark serebri lobus parietalis. Thorax (05/02/09) : Kor : kardiomegali, konfigurasi ke arah LVH. Pulmo : tak tampak kelainan.
105
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 5 6 7 8 9
10
Antara 160/100 sampai 170/110 Antara 150/100 sampai 230/130 Antara 160/100 sampai 205/130 Antara 160/100 sampai 190/100 Antara 150/90 sampai 180/100 Antara 150/100 sampai 160/100
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frek. Cara Diberikan Tgl 1. Asam traneksamat 2. Ranitidin 3. Nimodipin 4. Nimodipin 5. Kandesartan 6. Kandesartan 7. Amlodipin 8. Amlodipin 9. Semax drop 10. Infus asering
500 mg 4x/hr 50 mg/2ml 2x/hr 10 mg/50ml 1x/hr 30 mg 3x/hr 8 mg 1x/hr
16 mg 1x/hr 5 mg 1x/hr
10 mg 1x/hr 2 tts 4x/hr
i.v. i.v. i.v. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. tts
05/02/09-09/02/09 05/02/09-09/02/09 05/02/09-09/02/09
10/02/09 05/02/09-06/02/09 07/02/09-10/02/09
05/02/09 06/02/09-10/02/09 05/02/09-10/02/09 05/02/09-08/02/09
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, peningkatan SGOT, dislipidemia dan stroke hemoragi intraserebral. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi intraserebral. Nimodipin dapat
menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas. 2. Membutuhkan obat tambahan : pasien membutuhkan obat hipolipidemik untuk menurunkan kadar kolesterol dan LDL-nya.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, kadar lemak darah, perdarahan, fungsi hati. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, dsb.). 3. Memberikan obat hipolipidemik yang dapat mengurangi kadar kolesterol dan LDL (statin). 4. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : -
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 105
106
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 27 Subjektif : No. RM : 174781 Umur/ Jenis kelamin : 69 tahun/ P Lama tinggal : 09/02/09-16/02/09 (7 hari) Diagnosis masuk : obs, stroke, hipertensi Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : bicara kacau, lemas, makan tidak bisa pegang sendok, pusing Keluhan selama dirawat : Riwayat penyakit : stroke I tahun 2007, sakit maagh Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 09/02/09 16/02/09
Tekanan Darah Nadi
190/80 mmHg ↑ 88 kali/menit
140/80 mmHg -
≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 09/02/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
13,9 g/dL 8,6 103/µL 4,76 106/µL 40,8 % 354 103/µL
- - - - -
12-16,5 g/dL 4-11 103/µL 3,8-5,8 106/µL 37-47 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 09/02/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
1,4 % 0,1 % 72,5 % 19,7 % 6,3 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 09/02/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
85,7 fl 29,1 pg 34,0 g/dL 13,6 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 09/02/09 SGOT SGPT
15,6 IU/L 8,9 IU/L
- -
0,00-32,00 IU/L 0,00-31,00 IU/L
Ginjal 09/02/09 Ureum
Kreatinin Asam Urat
17 mg/dL 0,98 mg/dL ↑ 6,3 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,50-0,90 mg/dL 2,40-5,70 mg/dL
Elektrolit 09/02/09 12/02/09 Kalium Natrium
3,7 mmol/L 137 mmol/L
4,2 mmol/L 136 mmol/L
3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 09/02/09 12/02/09 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
220 mg/dL ↑ - - 141 mg/dL
216 mg/dL ↑ 137 mg/dL - 120 mg/dL
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (09/02/09) : Stroke hemoragi dengan hematom 4x2 cm pada korteks- subkorteks lobus parietal kiri. Mass effect ringan, tak tampak midline shift. Thorax (09/02/09) : Kor, pulmo normal.
107
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Monitoring TD
Tgl TD (mmHg) 9
10 11 12 13 14 15 16
Antara 130/80 sampai 190/80 Antara 130/80 sampai 150/70 Antara 130/80 sampai 150/80 Antara 120/80 sampai 140/80 Antara 130/80 sampai 140/80 120/70 Antara 130/80 sampai 140/70 Antara 130/70 sampai 140/80
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frek. pemberian
Cara Pemberian Diberikan Tgl
1. Asam traneksamat 2. Ranitidin 3. Nicergolin 4. Nimodipin 5. Nimodipin 6. Semax drop 7. Irbesartan 8. Rivastigmin 9. Infus asering
500 mg 4x/hr 50 mg/2ml 2x/hr 10 mg 3x/hr 10 mg/50ml 1x/hr 30 mg 3x/hr 2 tts 4x/hr
150 mg 1x/hr 1x/hr
i.v. i.v. p.o. i.v. p.o. tts
p.o. transdermal
09/02/09-12/02/09 09/02/09-12/02/09 09/02/09-16/02/09 09/02/09-12/02/09 13/02/09-16/02/09 09/02/09-16/02/09 09/02/09-16/02/09 13/02/09-16/02/09 09/02/09-11/02/09
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, peningkatan kreatinin dalam darah, hiperkolesterolemia dan stroke hemoragi intraserebral. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi intraserebral. Nimodipin dapat
menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, perdarahan, fungsi ginjal, kadar lemak darah. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, dsb.). 3. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 107
108
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 28 Subjektif : No. RM : 099905 Umur/ Jenis kelamin : 72 tahun/ P Lama tinggal : 26/02/09-06/03/09 (8 hari) Diagnosis masuk : febris hari ke 5, AF, parese kaki kiri Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : pusing, kaki kiri sakit tidak bisa jalan, panas, hipertermia Keluhan selama dirawat : badan sakit semua terutama sendi, pusing, batuk, panas, nyeri pada tangan dan kaki kiri Riwayat penyakit : osteoarthritis, tahun 2005 pernah opname lowbackpain, hiperlipid. Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 26/02/09 06/03/09
Tekanan Darah Nadi
Suhu tubuh
152/81 mmHg ↑ 83 kali/menit 39oC
135/70 mmHg - -
≤ 160-180/90-100mmHg 37oC
Hematologi 26/02/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
13,5 g/dL 12,5 103/µL ↑ 4,12 106/µL 37,9 % 245 103/µL
- - - - -
12-16,5 g/dL 4-11 103/µL 3,8-5,8 106/µL 37-47 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 26/02/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
0,5 % 0,2 % 79,6 % 12,7 % 7,0 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 26/02/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
91,9 fl 32,7 pg ↑ 35,6 g/dL 12,5 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 26/02/09 SGOT SGPT
25,3 IU/L 16,2 IU/L
- -
0,00-32,00 IU/L 0,00-31,00 IU/L
Ginjal 26/02/09 Ureum
Kreatinin Asam Urat
42 mg/dL 1,09 mg/dL ↑ 5,9 mg/dL ↑
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,50-0,90 mg/dL 2,40-5,70 mg/dL
Elektrolit 26/02/09 Kalium Natrium
3,5 mmol/L 133 mmol/L ↓
- -
3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 26/02/09 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
277 mg/dL ↑ 198 mg/dL ↑ 56 mg/dL 97 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
Imuno-serologi 26/02/09 Ig M Antibodi
S.typhi 2 ≤ 2 = negatif
109
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Penatalaksanaan : Nama Obat Frekuensi
Pemberian Cara Diberikan Tanggal Nama Obat Frekuensi
Pemberian Cara Diberikan Tanggal
1. Sefradin 2. Sitikolin 3. Silostazol 4. Eks. Ginkgo biloba 5. Ketoprofen 6. Kodein 7. Ramipril
1 g 2x/hr 250 mg 2x/hr100 mg 2x/hr40 mg 3x/hr
1 supp. 1x/hr10 mg 3x/hr 2,5 mg 1x/hr
i.v. i.v. p.o. p.o.
p.o. p.o.
26/02/09-05/03/0927/02/09-05/03/0927/02/09-06/03/0927/02/09-06/03/09
01/03/09
01/03/09-06/03/0926/02/09-06/03/09
8. Amiodaron 9. Aspirin 10. Flunarizin 11. Myoviton 12. Parasetamol 13. Simvastatin 14. Sefiksim 15. Infus asering16. NaCl
200 mg 3x/hr100 mg 1x/hr
5 mg 3x/hr 10 mg 3x/hr
500 mg 1x/ hr10 mg 1x/hr
100 mg 2x/hr
p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o.
26/02/09-06/03/09 26/02/09-06/03/09 26/02/09-06/03/09 26/02/09-06/03/09 26/02/09,02/03/09 28/02/09-05/03/09
05, 06/03/09 26/02/09-02/03/09 27/02/09-05/03/09
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, peningkatan kreatinin dalam darah, hiponatremia, dislipidemia, stroke iskemia. Pemeriksaan hematologi menunjukkan peningkatan MCH, lekosit. Pemeriksaan urinalisa menunjukkan penurunan BJ, hematuria, proteinuria, peningkatan lekosit esterase, keberadaan lekosit, eritrosit dan bakteri dalam sedimen urin. DRP : 1. Efek samping obat yang tidak diinginkan : ramipril potensial menyebabkan batuk (diketahui dari keluhan
pasien selama dirawat di rumah sakit dan belum terjadi sebelum masuk rumah sakit, namun batuk yang dikeluhkan pasien tidak diketahui penyebabnya).
2. Dosis terlalu tinggi : flunarizin diresepkan 5 mg 3x/hari. Menurut literatur dosis yang diperbolehkan untuk pasien lanjut usia > 65 tahun adalah 5 mg/hari.
Rekomendasi : 1. Upayakan agar suhu tubuh tetap normal. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan terjadi edema serebri. 2. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, hematologi, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count),
fungsi ginjal, kadar lemak darah, status cairan dan elektrolit, EKG. 3. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.). 4. Dosis flunarizin sebaiknya dikurangi menjadi 5 mg/hari. 5. Pasien sudah lanjut usia, sebaiknya menghindari obat antihipertensi yang memiliki efek samping obat
yang merugikan seperti ramipril. Ramipril bisa diganti dengan obat golongan antagonis reseptor angiotensin II (JNC 7).
Objektif : CT scan (26/02/09) : kalsifikasi di ganglia basalis (nukleus lentiformis) bilateral simetri mengarah ke gambaran fahr disease. Infark di lobus parietalis sinistra dan infark lakuner di periventrikuler lateralis dekstra. Atrofi serebri. Thorax (26/02/09) : Kardiomegali ringan dengan pulmo normal dan elongasi aorta, aortosklerosis.
Urinalisa 27/02/09 Rujukan BJ
Darah Prot/albumin
Lekosit esteraseSedimen urine :
Lekosit Eritrosit Bakteri
1,010 ↓ ++ + 250/UL 10-15 /LPB↑ 4-6 /LPB ↑ +
1,02-1,03 - - - 0-6 /LPB 0-1 /LPB -
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 26 27 28 1 2 3 4 5 6
Antara 130/80 sampai 152/81 Antara 110/70 sampai 110/80 Antara 110/70 sampai 130/90 Antara 120/80 sampai 150/80 Antara 120/80 sampai 140/90 Antara 140/80 sampai 150/90 Antara 120/70 sampai 130/90 Antara 110/70 sampai 120/80 Antara 135/70 sampai 140/80
Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 109
110
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 29 Subjektif : No. RM : 652888 Umur/ Jenis kelamin : 65 tahun/ L Lama tinggal : 09/03/09-22/03/09 (13 hari) Diagnosis masuk : stroke hemiparese sinistra Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : tangan dan kaki kiri lemas, bicara sulit, badan pegal, sulit tidur, batuk berdahak Keluhan selama dirawat : dingin & menggigil, pusing, mual, batuk berdahak, pilek, ekstremitas kiri lemas, badan pegal, sulit tidur, sariawan, leher cengeng, tidak nafsu makan, lemas Riwayat penyakit : hipertensi, DM (sejak tahun 2002) Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 09/03/09 22/03/09
Tekanan Darah Nadi
150/88 mmHg ↑ 96 kali/menit
140/90 mmHg -
≤ 180/100-105 mmHg
Hematologi 09/03/09 17/03/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
12,5 g/dL ↓ 11,6 103/µL ↑ 4,36 106/µL ↓ 36,5 % ↓ 352 103/µL
14,1 g/dL 8,9 103/µL 4,82 106/µL 40,1 % 481 103/µL ↑
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hit. jenis lekosit 09/03/09 17/03/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
1,5 % 0,3 % ↑ 80,4 % 13,2 % 4,7 %
6,6 % 0,7 % 66,4 % 18,6 % 7,8 %
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 09/03/09 17/03/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
83,7 fl 28,6 pg 34,1 g/dL 13,3 %
83,1 fl 29,2 pg 35,1 g/dL 13,3 %
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 09/03/09 SGOT SGPT
22,1 IU/L 21,5 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 09/03/09 Ureum
Kreatinin Asam Urat
25 mg/dL 0,83 mg/dL 4,8 mg/dL
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 09/03/09 12/03/09 17/03/09 Kalium Natrium
4,0 mmol/L 132 mmol/L ↓
4,3 mmol/L 131 mmol/L ↓
4,7 133 mmol/L ↓
3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Glukosa darah 10/03/09 12/03/09 17/03/09 GD Puasa
GD2jamPP HbA1c
179 mg/dL ↑ 196 mg/dL ↑ 11% ↑
183 mg/dL ↑ 190 mg/dL ↑ -
152 mg/dL ↑ 182 mg/dL ↑ -
70-110 mg/dL 100-140 mg/dL 4,5-6,5%
Lemak darah 09/03/09 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
165 mg/dL 100 mg/dL 47 mg/dL 134 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
111
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Penatalaksanaan : Nama Obat Frek.
Pemberian Cara Diberikan Tgl Nama Obat Frek. Pemberian Cara Diberikan Tgl
1. Sitikolin 2. Silostazol 3. Pentoksifili
n 4. Metformin 5. Simvastatin 6. Aspirin 7. Diltiazem 8. Sefotiam 9. Domperidon
250 mg 2x/hr100 mg 2x/hr400 mg 2x/hr500 mg 2x/hr10 mg 1x/hr100 mg 1x/hr30 mg 3x/hr200 mg 3x/hr 10 mg 3x/hr
i.v. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o.
09/03/09-15/03/0909/03/09-14/03/0909/03/09-14/03/0909/03/09-20/03/0909/03/09-20/03/0909/03/09-21/03/0909/03/09-21/03/0909/03/09-21/03/0911/03/09-21/03/09
10. Triamsinolon Asetonid
11. Setirizin 12. Semax drop 13. Asam
mefenamat 14. Bisakodil 15. Piritinol 16. Rivastigmin 17. Silex 18. Infus RL
10 mg 1x/hr2 tts 4x/hr 250 mg/hr
1 tube
100 mg 3x/hr3 mg 2x/hr
10 mg 3x/hr
Oles
p.o. tts
p.o.
p.o. p.o. p.o.
11/03/09
12/03/09-20/03/09 12/03/09-22/03/09
12 & 13/03/09
13/03/09 14/03/09-21/03/09 14/03/09-20/03/09 16/03/09-20/03/09 09/03/09-15/03/09
Objektif : CT scan (09/03/09) : Atrofi serebri dan serebelum. Tak tampak infark edema, ataupun perdarahan intrakranial. Thorax, manussin (09/03/09) : Tak tampak kelainan pada manus sinistra.
Urinalisa 10/03/09 Rujukan BJ
Glukosa/reduksi Keton
Sedimen urine : Kristal
1,005 ↓ ++ +- 179,5/UL ↑
1,02-1,03 - - 0-10/UL
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Antara 140/90 sampai 160/80 Antara 130/80 sampai 160/90 Antara 130/80 sampai 150/80 Antara 110/70 sampai 150/80 Antara 110/70 sampai 150/80 Antara 130/80 sampai 150/80 Antara 130/90 sampai 140/80 Antara 130/80 sampai 140/90 140/80 Antara 120/80 sampai 130/80 130/80 Antara 140/90 sampai 160/80 Antara 130/80 sampai 140/90
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, hiponatremia, hiperglikemia, stroke iskemia. Pemeriksaan hematologi menunjukkan peningkatan lekosit, basofil, trombosit, dan penurunan hemoglobin, eritrosit, hematokrit. Pemeriksaan urinalisa menunjukkan penurunan BJ, glukosa positif, ketonuria dan keberadaan kristal dalam sedimen urin. DRP : 1. Ketidaktaatan pasien : pasien masih batuk dan tidak
mau menerima obat silex pada tanggal 21 (ditulis dalam asuhan keperawatan rekam medik). 2. Dosis terlalu tinggi : aspirin tidak boleh melebihi 80
mg/hari saat diberikan bersama silostazol karena dapat mengakibatkan perdarahan. Selain itu penggunaan diltiazem dapat meningkatkan efek aspirin.
3. Efek samping yang tidak diinginkan : penggunaan beberapa obat (silostazol, metformin, simvastatin, diltiazem, sefotiam, domperidon, silex) potensial menyebabkan mual, pusing dan anoreksia (diketahui dari keluhan pasien selama dirawat di rumah sakit dan belum terjadi sebelum masuk rumah sakit; namun mual, pusing dan anoreksia yang dikeluhkan pasien tidak diketahui penyebabnya).
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, hematologi, fungsi hati dan ginjal, status cairan dan elektrolit.
2. Monitoring efek samping obat (peningkatan SGOT & SGPT, hipotensi, perdarahan, mual, muntah, sakit kepala, dsb.). 3. Penyesuaian dosis antiplatelet. Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 111
112
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 34 Subjektif : No. RM : 660021 Umur/ Jenis kelamin : 61 tahun/ L Lama tinggal : 10/05/09-22/05/09 (12 hari) Diagnosis masuk : hipertensi berat Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : pusing, tangan kanan nyeri Keluhan selama dirawat : - Riwayat penyakit : hipertensi Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 10/05/09 22/05/09
Tekanan Darah Nadi
180/100 mmHg ↑ 80 kali/menit
150/90 mmHg -
≤ 180/100-105 mmHg
Hematologi 11/05/09 Gol. Darah Protrombin time
Control Hasil
APTT Control Hasil
A 13,4 detik 15,1 detik ↑ 31,9 detik 25,2 detik
- - - -
11,00-16,00 detik 11,10-14,6 detik 28-36 detik 24,6-37,2 detik
Hematologi 10/05/09 16/05/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
14,3 g/dL 10,8 103/µL 5,28 106/µL 44,2 % 234 103/µL
- 6,4 103/µL - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 10/05/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
0,3 % 0,2 % 83,2 % 11,2 % ↓ 5,1 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 10/05/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
83,6 fl 27 pg 32,3 g/dL 13,6 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Ginjal 10/05/09 Ureum
Kreatinin Asam Urat
37 mg/dL 1,38 mg/dL ↑ 6,5 mg/dL
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 10/05/09 Kalium Natrium
3,4 mmol/L ↓ 139 mmol/L
- 3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 10/05/09 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
164 mg/dL 89 mg/dL 58 mg/dL 83 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
CT scan (10/05/09) : Stroke hemoragi dengan hematoma 5,3 x 3,7 cm pada lobus parietal kiri, mass effect dan midline shift ringan ke kanan. Thorax (10/05/09) : Kor : kardiomegali, suspek LVH. Aorta elongatio. Pulmo : normal.
113
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frekuensi Pemberian Cara Pemberian Diberikan Tanggal
1. Nimodipin 2. Nimodipin 3. Asam traneksamat 4. Ranitidin 5. Nicergolin 6. Kandesartan 7. Seftriakson 8. Diltiazem 9. Infus RL
10 mg/50ml 1x/hr 30 mg 3x/hr 500 mg 4x/hr 50 mg/2ml 2x/hr 10 mg 3x/hr 16 mg 1x/hr
1 g 1x/hr 100 mg 1x/hr
i.v. p.o. p.o. i.v. p.o. p.o. i.v. p.o.
10/05/09-13/05/09 14/05/09-22/05/09 10/05/09-15/05/09 10/05/09-15/05/09 10/05/09-22/05/09 10/05/09-22/05/09 11/05/09-16/05/09 10/05/09-22/05/09 10/05/09-15/05/09
Objektif : Pemeriksaan cultur & sensitivity test (12/05/09) : Jenis kuman : L. gram positif coccus Bahan : sekret tenggorok Hasil pembiakan : L. staphylococcus aureus
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Antara 150/90 sampai 180/120 Antara 150/90 sampai 180/110 Antara 140/80 sampai 160/110 Antara 130/80 sampai 170/100 Antara 140/80 sampai 170/110 Antara 160/100 sampai 180/90 Antara 150/90 sampai 174/100 Antara 130/80 sampai 170/100 Antara 130/70 sampai 190/120 Antara 130/96 sampai 180/100 Antara 140/80 sampai 170/100 Antara 130/90 sampai 160/90 Antara 150/90 sampai 150/95
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, peningkatan kreatinin dalam darah, hipokalemia, stroke hemoragi intaserebral. Pemeriksaan hematologi menunjukkan penurunan limfosit, dan perpanjangan masa pembekuan (prothrombin time). DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat : penggunaan nimodipin tidak diindikasikan untuk pasien stroke hemoragi
intraserebral. Nimodipin dapat menyebabkan vasodilatasi serebral sehingga cerebral blood flow meningkat dan memungkinkan area hematom di jaringan otak semakin luas.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, tekanan intrakranial, fungsi neurologis, status cairan dan elektrolit, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count),
perdarahan, fungsi ginjal, tanda-tanda infeksi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, dsb.). 3. Nimodipin sebaiknya tidak digunakan, perdarahan sudah diatasi dengan antifibrinolitik (asam traneksamat). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 113
114
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 37 Subjektif : No. RM : 529126 Umur/ Jenis kelamin : 60 tahun/ L Lama tinggal : 08/06/09-15/06/09 (7 hari) Diagnosis masuk : hipertensi stroke Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : pusing, bicara sulit, punggung pegal Keluhan selama dirawat : - Riwayat penyakit : - Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 08/06/09 15/06/09
Tekanan Darah 180/110 mmHg ↑ 130/80 mmHg ≤ 160-180/90-100mmHg Hematologi 08/06/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
14,9 g/dL 8,5 103/µL 5,08 106/µL 41,7 % 198 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 08/06/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
4,8 % 0,4 % 58,6 % 30,9 % 5,3 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 08/06/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
82,1 fl 29,3 pg 35,7 g/dL 13,9 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 08/06/09 SGOT SGPT
21,8 IU/L 16,3 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 08/06/09 Ureum
Kreatinin Asam Urat
31 mg/dL 1,27 mg/dL ↑ 5,4 mg/dL
- - -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL 3,4-7,0 mg/dL
Elektrolit 08/06/09 Kalium Natrium Clorida
3,2 mmol/L ↓ 144 mmol/L 109 mmol/L ↑
- - -
3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L 98-106 mmol/L
Lemak darah 08/06/09 Kolesterol Total
Trigliserida 181 mg/dL 204 mg/dL ↑
- -
< 200 mg/dL <150 mg/dL
MRI cerebral (08/06/09) : infark lama bentuk Δ pada basal ganglia-korona radiata kanan kortical-subkortical infark pada lobus parietal kiri. Thorax (08/06/09) : ukuran jantung tampak membesar (AP, supine). Pulmo tak tampak kelainan.
115
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Objektif : Urinalisa 09/06/09 Rujukan
Protein/albuminKeton
Sedimen urine :bakteri
+- ++ 145,9/UL ↑
- - 0-100/UL
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 8 9
10 11 12 13 14 15
Antara 150/90 sampai 180/110 Antara 140/70 sampai 150/90 Antara 130/100 sampai 170/100 Antara 140/90 sampai 170/110 Antara 130/80 sampai 170/100 Antara 120/80 sampai 170/100 Antara 120/70 sampai 160/90 130/80
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frekuensi Pemberian Cara Pemberian Diberikan Tanggal
1. Nifedipin 2. Losartan 3. Klopidogrel 4. Silostazol 5. Sitikolin 6. Ketoprofen 7. Aspirin 8. Furosemid 9. Infus NaCl
10 mg 3x/hr 50 mg 1x/hr 75 mg 1x/hr
100 mg 2x/hr 250 mg/2 ml 2x/hr
1x/hr 100 mg 2x/hr 40 mg 1x/hr
p.o. p.o. p.o. p.o. i.v.
supp. p.o. p.o.
08/06/09-15/06/09 08/06/09-15/06/09 08/06/09-15/06/09 08/06/09-15/06/09 08/06/09-13/06/09
09/06/09 10/06/09-15/06/09 12/06/09-15/06/09 08/06/09-12/06/09
Pengkajian : Problem medis : pasien mengalami hipertensi, hipokalemia, hiperkloremia, hipertrigliserida, stroke iskemia. Pemeriksaaan urinalisa menunjukkan proteinuria, ketonuria dan keberadaan bakteri dalam sedimen urin. DRP : 1. Membutuhkan obat tambahan : pasien membutuhkan obat hipolipidemik yang dapat menurunkan trigliserida.
2. Dosis terlalu tinggi : aspirin tidak boleh melebihi 80 mg/hari saat diberikan bersama silostazol. Selain itu penggunaan silostazol, klopidogrel dan aspirin menyebabkan potensiasi efek dan efek samping perdarahan.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis,hematologi, status cairan dan elektrolit, kadar lemak darah. 2. Memberikan obat tambahan hipolipidemik golongan fibrat. 3. Menggunakan paling banyak 2 macam antiplatelet saja dengan penyesuaian dosis. 4. Monitoring efek samping obat (perdarahan, hipotensi, hipokalemia, sakit kepala, dsb.). Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 115
116
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
KASUS 38 Subjektif : No. RM : 431491 Umur/ Jenis kelamin : 69 tahun/ L Lama tinggal : 08/06/09-20/06/09 (12 hari) Diagnosis masuk : GERD, riwayat stroke Diagnosis keluar : hipertensi stroke Keluhan masuk : ekstremitas kiri lemas, tidak nafsu makan, mual, muntah, perut sakit, aphasia Keluhan selama dirawat : mual, muntah, banyak keringat, lemas Riwayat penyakit : - Riwayat alergi : - Objektif :
Pemeriksaan Hasil Rujukan Tanda Vital 08/06/09 20/06/09
Tekanan Darah Denyut nadi
206/127 mmHg ↑ 125 kali/menit
120/80 mmHg ≤ 160-180/90-100 mmHg
Hematologi 08/06/09 Hemoglobin
Lekosit Eritrosit
Hematokrit Trombosit
13,9 g/dL 10,4 103/µL 4,51 106/µL 43,0 % 265 103/µL
- - - - -
13-18 g/dL 4-11 103/µL 4,5-6,5 106/µL 40-54 % 150-450 103/µL
Hitung jenis lekosit 08/06/09 Eosinofil Basofil
Neutrofil Limfosit Monosit
0,0 % 0,2 % 79,9 % 13,4 % 6,5 %
- - - - -
0-9,5 % 0-2,5 % 35-88,7 % 12-44 % 0-11,2 %
Indeks eritrosit 08/06/09 MCV MCH
MCHC RDW-CV
95,3 fl 30,8 pg 32,3 g/dL 13,3 %
- - - -
80-96 fl 27-31 pg 32-36 g/dL 11,6-14,8 %
Hati 08/06/09 SGOT SGPT
14,1 IU/L 10,4 IU/L
- -
0,00-38,00 IU/L 0,00-41,00 IU/L
Ginjal 08/06/09 Ureum
Kreatinin 47 mg/dL 1,36 mg/dL ↑
- -
10,00-50,00 mg/dL 0,7-1,2 mg/dL
Elektrolit 08/06/09 16/06/09 Kalium Natrium
3,9 mmol/L 140 mmol/L
4,4 mmol/L 143 mmol/L
3,50-5,10 mmol/L 136-145 mmol/L
Lemak darah 08/06/09 Kolesterol Total
LDL HDL
Trigliserida
158 mg/dL 102 mg/dL 49 mg/dL 79 mg/dL
- - - -
< 200 mg/dL < 150 mg/dL >40 mg/dL <150 mg/dL
MRI cerebral axial (08/06/09) : Infark serebri di talamus sinistra & periventrikel lateralis dekstra, atrofi serebri. Thorax (08/06/09) : Kor, pulmo normal.
117
Lampiran Data Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009
Penatalaksanaan :
Nama Obat Frekuensi Pemberian
Cara Pemberian Diberikan Tanggal
1. Sitikolin 2. Pentoksifilin 3. Metoklopramid 4. Nifedipin 5. Amlodipin 6. Nifedipin 7. Valsartan 8. Siprofloksasin 9. Sulfasetamid tetes mata 10. Ondansetron 11. Infus asering
250 mg 2x/hr 400 mg 2x/hr 10 mg/2 ml 1x/hr 30 mg 1x/hr 5 mg 1x/hr 5 mg 1x/hr
40 mg 1x/hr 500 mg 2x/hr 1 tetes 2x/hr 4 mg 1x/hr
i.v. p.o. i.v. p.o. p.o. p.o. p.o. p.o. tts
p.o.
08/06/09-12/06/09 08/06/09-20/06/09
08/06/09 (IGD) 08/06/09 (IGD)
09/06/09-20/06/09 09/06/09
09/06/09-19/06/09 11/06/09-20/06/09 13/06/09-20/06/09
17/06/09 08-12,16-19/06/09
Objektif : Urinalisa 10/06/09 18/06/09 Rujukan
BJ Darah
pH Protein/albumin
Keton Urobilinogen
Sedimen urine :Bakteri
+- 6,5 +- +- + 37482,8/UL ↑
1,010 ↓ 7,5 ↑ + + 25625,4/UL ↑
1,02-1,03 - 4,8-7,4 - - - 0-100/UL
Monitoring TD Tgl TD (mmHg) 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Antara 150/80 sampai 206/127 Antara 140/90 sampai 180/120 Antara 150/100 sampai 170/110 Antara 130/100 sampai 160/100 Antara 120/70 sampai 182/110 Antara 120/80 sampai 140/90 Antara 130/80 sampai 130/90 Antara 125/80 sampai 150/100 Antara 140/80 sampai 160/100 Antara 130/80 sampai 170/100 Antara 160/90 sampai 190/100 Antara 150/100 sampai 160/90 120/80
Pengkajian : Pasien mengalami hipertensi, peningkatan kreatinin dalam darah, stroke iskemia. Pemeriksaan urinalisa menunjukkan penurunan BJ, pH meningkat, hematuria, proteinuria, ketonuria, urobilinogen positif dan keberadaan bakteri dalam sedimen urin. DRP : 1. Membutuhkan obat tambahan : membutuhkan antiplatelet karena pemeriksaan MRI
cerebral menunjukkan pasien mengalami stroke iskemia.
Rekomendasi : 1. Monitoring tekanan darah, fungsi neurologis, hematologi, fungsi ginjal, suhu tubuh, CBC (Complete Blood Count), tanda-tanda infeksi. 2. Monitoring tanda-tanda efek samping obat (hipotensi, perdarahan, sakit kepala, dsb.) 3. Memberikan obat tambahan antiplatelet. Outcome : membaik Cara keluar rumah sakit : diijinkan
Lampiran D
ata Pasien Hipertensi dengan K
omplikasi Stroke
di Instalasi Raw
at Inap Rum
ah Sakit Panti Rapih Y
ogyakarta Periode Juli 2008-Juni 2009 117
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis memiliki nama lengkap Floriberta Yoaquin Intan
Anantaka Honggodipuro yang lahir di Ambarawa pada
tanggal 2 Maret 1988. Penulis adalah puteri bungsu dari
AR. Aris Honggodipuro dan Irene Yovita Endang
Setyani. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan
pada tahun 2000 di SD Kanisius Baciro Yogyakarta.
Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) diselesaikan pada tahun
2003 di SLTP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA) diselesaikan pada tahun 2006 di SMA Negeri 9 Yogyakarta. Pada tahun
2006, Penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
yaitu di Fakultas Farmasi dan lulus pada tahun 2010. Selama kuliah Penulis
pernah mengikuti program kreativitas mahasiswa. Penulis menulis skripsi yang
berjudul “Evaluasi Drug Related Problems pada Pengobatan Pasien Hipertensi
dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Juli 2008 - Juni 2009”.
120