EVALUASI DTPs PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI
PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS
DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG
PERIODE JANUARI 2015-AGUSTUS 2016
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Caroline Sekar Ayu Setianingtyas
NIM : 138114015
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EVALUASI DTPs PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI
PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS
DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG
PERIODE JANUARI 2015-AGUSTUS 2016
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Caroline Sekar Ayu Setianingtyas
NIM : 138114015
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Janganlah menyerah dan terus berusaha sebab kita sendiri yang harus
memilih kemana hidup ini akan mengalir, apakah kelaut lepas atau
kesawah hijau untuk menyuburkan padi,
Namun percayalah Yesus akan selalu ada bersama kita, berpasrah pada
kehendakNya dan yakinlah Dia selalu ada untuk membimbing jalan
hidup kita”
Inilah hasil karyaku yang berisi segala tekad, semangat, kecemasan,
keteganganku dan cinta dari orang-orang yang aku kasihi yang selalu ada
untuk mendukungku. Kupersembahkan karya ini bagi Tuhan Yesus, Bunda
Maria, Bapak dan Ibu, kakak, adik, sahabat-sahabatku dan Almamaterku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji dan syukur atas segala kasih karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Evaluasi DTPs Penggunaan Antihipertensi pada Pasien
Hipertensi dengan Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo
Semarang Periode Januari 2015 – Agustus 2016” dengan baik sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi (S.Farm.) di program studi
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyelesaian naskah skripsi ini penulis mendapatkan banyak
dukungan dari berbagai pihak yang sangat membantu proses penyelesaian naskah
skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Dra. Retno Sudewi, Apt., M.Si., MM. selaku Wakil Direktur Umum dan
Keuangan RSUD Tugurejo Semarang yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian di RSUD Tugurejo Semarang.
2. Ibu Aris Widayati M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Sanata
Dharma atas kesempatan dan izin untuk melakukan penelitian.
3. Ibu Wahyuning Setyani M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas
waktu, perhatian, kesabaran, semangat, motivasi, masukan dan bimbingan
yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
4. Ibu Mutiarawati M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas waktu,
perhatian, kesabaran, semangat, motivasi, masukan dan bimbingan yang
diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi.
6. Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi.
7. Apak Sukarna Markus, ibu Lucia Murtiningsih, Bude Suster Krisanti, Om
Ngudi, Mas Banu dan Darma terima kasih atas doa, dukungan, kasih sayang
dan semangat yang diberikan selama penyelesaian skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
8. Sahabat-sahabatku Sekar Swag, Enggar, Atika, Tiara, Cahyo, Kris, Rendra,
Lela, Muti terimakasih atas semangat, dukungan melalui canda tawa yang
menghibur selama proses penyusunan skripsi.
9. Susan dan Gita sebagai teman seperjuangan skripsi dan teman perjalanan
dalam menempuh jauhnya lokasi penelitian, terimakasih atas kerjasama,
semangat, dan bantuannya selama penyusunan skripsi.
10. Keluarga kos Rosari dan Epifani, Mama Atik, Mbak Ria, Mbak Lintang,
Mbak Deta, Mbak Agnes, Mbak Efi, Regina, Tata, Nelly, Rani, terimakasih
atas kebersamaan, canda tawa, dukungan, semangat, dan kehangatan yang tak
terlupakan saat bersama.
11. Teman-teman FSM-A 2013 dan FKK-A 2013, terimakasih atas kebersamaan,
kekompakan dukungan dan motivasi selama penyusunan skripsi.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam naskah
skripsi ini, sehingga penulis dengan terbuka menerima kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata penulis berharap semoga naskah penelitian ini dapat
berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 13 Januari 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Hipertensi sering kali disertai dengan berbagai penyakit, Sekitar 50-70%
pasien hipertensi dengan penyakit diabetes melitus. Terapi kombinasi diperlukan
untuk penanganan hipertensi dengan diabetes melitus. Banyaknya jumlah obat
dalam terapi dapat meningkatkan risiko terjadinya DTPs yang merupakan
kejadian yang tidak diinginkan yang terkait terapi obat pada pasien. Penelitian
dilakukan untuk mengidentifikasi adanya DTPs dan mengetahui karakteristik serta
profil antihipertensi pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus di instalasi
rawat inap RSUD Tugurejo Semarang periode Januari 2015 – Agustus 2016.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif evaluatif dengan cara
pengambilan data secara retrospektif dengan metode purposive sampling. Subjek
penelitian adalah pasien hipertensi dengan penyakit diabetes melitus di instalasi
rawat inap RSUD Tugurejo periode Januari 2015 - Agustus 2016. Telah dilakukan
penelitian dan diperoleh hasil yang menunjukkan penderita hipertensi dengan
diabetes melitus paling banyak terjadi pada kelompok usia 45-64 tahun (69%),
pada jenis kelamin perempuan (59%) dengan lama perawatan paling banyak
selama 7 hari (28%) dan 90% pasien pulang dengan status diijinkan pulang dan
membaik. Golongan antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah
Calcium Channel Blocker (CCB) (86,21%). Dari hasil identifikasi DTPs, dari 29
pasien didapatkan 30 masalah DTPs meliputi memerlukan obat tambahan
(6,67%), dosis terlalu rendah (16,67%), dosis terlalu tinggi (13,33%), efek
samping obat (3,33%) dan tidak ada masalah (60%).
Kata Kunci : Hipertensi, Diabetes Melitus, Antihipertensi, DTPs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Hypertension is often accompanied by various diseases. Approximately
50-70% of hypertensive patients experiencing diabetes mellitus. Combination
therapy is required to review the treatment of hypertension with comorbidities of
diabetes mellitus. The amount drugs in therapy can be increasing the risk of DTPs
that is situation where can be affect the therapy.. The research was conducted to
review identify DTPs and knowing the characteristics patient and the
antihypertensive profile in hypertensive patients with diabetes mellitus inpatient
in Tugurejo Semarang hospital in January 2015 - August 2016. The type of
research is non-experimental research, descriptive and retrospective operating
data collection with purposive sampling method. The subject of research was
patients with hypertension with diabetes mellitus inpatient in Tugurejo Semarang
hospital in January 2015 - August 2016. The results showed diabetic
hypertensives with the fences much happens age group 45-64 years (69%), on
women (59%) with fence treatment for 7 days (28%) and 90% patient status round
permitted with improved. The class of antihypertensive paled widely used is
calcium channel blocker (CCB) (86.21%). From the identification of DTPs, of 29
patients got 30 problems DTPs, include requiring additional medication (6.67%),
the dose is too low (16.67%), the dose too high (13.33%), adverse drug reaction
(3,33%) and no problem (60%).
Key Word : Hypertension, Diabetes Mellitus, Antihypertensive, DTPs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vii
PRAKATA ........................................................................................................ viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 5
KESIMPULAN ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
LAMPIRAN ..................................................................................................... 15
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik Pasien Hipertensi Dengan Diabetes Melitus ..................... 5
Tabel 2. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi .................................................. 7
Tabel 3. Profil Terapi Tunggal dan Kombinasi Obat Antihipertensi ..................... 8
Tabel 4. Jumlah Presentase Rekomendasi Kasus DTPs ....................................... 9
Tabel 5. Jumlah Persentase Poin Masalah DTPs .................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Pembagian Subjek Penelitian ..................................................... 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis DTPs Pasien Hipertensi dengan Diabetes Melitus ........... 15
Lampiran 2. Tabel Interpretasi Hasil DTPs ........................................................ 30
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian (RSUD Tugurejo Semarang) ......................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyakit silent killer dengan gejala yang ditimbulkan
bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang merupakan tantangan terbesar di
Indonesia (Infodatin, 2014). Menurut American Heart Association (AHA), penduduk
Amerika berusia di atas 20 tahun menderita hipertensi mencapai angka hingga 74,5 juta
jiwa, namun sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Menurut data hasil Riset
Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013, sebesar 25,8% penduduk Indonesia menderita
penyakit Hipertensi yakni sekitar 65 juta jiwa.
Penyakit yang sering kali menjadi penyerta dari penyakit hipertensi adalah
diabetes melitus. Sekitar 50-70% pasien hipertensi juga mengalami penyakit diabetes
melitus. Penyakit degeneratif tersebut muncul akibat berbagai faktor seperti pola hidup,
merokok, dislipidemia, obesitas, usia lanjut dan genetik (Amiruddin, 2007). Kejadian
hipertensi dengan diabetes melitus mencapai dua kali lebih sering terjadi pada penderita
diabetes dibandingkan dengan penderita non diabetes (Lestari, 2011).
Hipertensi dengan diabetes melitus merupakan faktor risiko yang kuat untuk
terjadinya morbiditas dan mortalitas pasien diabetes melitus. Terapi yang tepat untuk
pengelolaan tekanan darah sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko peningkatan
kematian akibat komplikasi. Banyaknya golongan obat antihipertensi dan antidiabetik yang
dikonsumsi oleh pasien, perlu menjadi perhatian lebih bagi farmasis dalam memberikan
informasi obat secara jelas dan menyeluruh guna menghindari terjadinya Drug Therapy
Problems (DTPs) dan dalam rangka meningkatkan keberhasilan pengobatan (Murdiana,
2007).
Drug Therapy Problems (DTPs) merupakan kejadian yang tidak diharapkan yang
terjadi pada pasien yang berhubungan dengan terapi obat yang digunakan.
Mengidentifikasi adanya DTPs adalah sebuah kontribusi yang penting dari seorang
farmasis dalam pelayanan kefarmasian. Drug Therapy Problems (DTPs) merupakan
tanggung jawab utama bagi seorang praktisi pelayanan kefarmasian dan DTPs adalah
masalah klinis yang harus diidentifikasi dan diselesaikan untuk mencapai keberhasilan
terapi pasien. Peran paling penting bagi praktisi pelayanan farmasi adalah untuk mencegah
terjadinya DTPs. Komponen-komponen DTPs meliputi : tidak memerlukan obat,
memerlukan obat tambahan, pemilihan obat yang salah, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu
rendah, efek samping obat dan ketidakpatuhan pasien (Cipolle, Strand and Morley, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya DTPs pada pasien hipertensi
dengan penyakit penyerta diabetes melitus yaitu : Polifarmasi yang merupakan faktor
inheren pada pasien hipertensi dengan komplikasi diabetes melitus yang biasanya
mempersulit pengobatan. Faktor lain yaitu usia, dengan bertambahnya usia fungsi organ
akan semakin menurun sehingga dapat mempengaruhi farmakokinetik dan
farmakodinamik obat yang diberikan dan faktor yang terakhir yakni kondisi patologis
pasien dimana gangguan kondisi medis lain seperti gangguan ginjal juga berkontribusi
dalam terjadinya DTPs (Huri dan Wee, 2013).
Di Indonesia, penelitian terkait DTPs pada pasien hipertensi dengan diabetes
melitus yang dilakukan di Jambi menunjukkan adanya DTPs meliputi tidak tepat indikasi
12,9%, tidak tepat waktu pemberian 54,84%, tidak tepat dosis 25,88%, dan tidak tepat
interval pemberian 19,35% (Lestari, 2011).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien dan profil
antihipertensi yang digunakan serta untuk mengidentifikasi adanya DTPs yang terjadi pada
pasien hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes melitus di instalasi rawat inap RSUD
Tugurejo Semarang periode Januari 2015 – Agustus 2016.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah non-eksperimental, deskriptif evaluatif dan data diambil
secara retrospektif dengan menggunakan metode purposive sampling. Subjek penelitian ini
adalah pasien hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes melitus yang menjalani rawat
inap di RSUD Tugurejo Semarang periode Januari 2015-Agustus 2016. Obat yang diteliti
adalah obat antihipertensi yang diberikan pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta
diabetes melitus.
Drug Therapy Problems (DTPs) yang diteliti dalam penelitian ini meliputi :
1. Tidak memerlukan obat, merupakan kondisi medis yang lebih tepat diobati dengan
terapi non-farmakologis.
2. Membutuhkan obat tambahan, meliputi : terapi obat pencegahan diperlukan untuk
mengurangi risiko penyakit baru, kondisi medis memerlukan terapi tambahan untuk
mencapai efek sinergis atau aditif.
3. Obat salah, meliputi : obat bukan yang paling efektif untuk mengatasi masalah medis,
produk obat merupakan kontraindikasi dengan pasien, bentuk sediaan produk yang
tidak sesuai dengan pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
4. Dosis terlalu rendah, meliputi : interval dosis yang terlalu jarang untuk menghasilkan
respon yang diinginkan, interaksi obat mengurangi jumlah obat aktif, durasi obat
terlalu singkat untuk mencapai respon yang diinginkan.
5. Efek samping obat, terjadi apabila produk obat menyebabkan reaksi alergi, interaksi
obat yang menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan yang tidak berhubungan dengan
dosis.
6. Dosis terlalu tinggi, meliputi : frekuensi dosis terlalu pendek, durasi obat terlalu
panjang, sebuah interaksi obat terjadi mengakibatkan reaksi toksisitas.
Poin DTPs ketidakpatuhan pasien tidak dikaji dalam penelitian ini dikarenakan
ketidakmungkinan peneliti dalam mendapatkan data.
Kriteria inklusi subjek penelitian adalah pasien yang mengalami hipertensi dengan
penyakit penyerta diabetes melitus di instalasi rawat inap RSUD Tugurejo Semarang.
Kriteria eksklusi adalah rekam medis yang tidak lengkap dan tidak terbaca.
Gambar 1. Bagan Pembagian Subjek Penelitian
Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien dan profil
penggunaan antihipertensi yang digunakan pada pasien hipertensi disertai diabetes melitus
di RSUD Tugurejo Semarang. Karakteristik pasien meliputi distribusi jenis kelamin, usia,
lama perawatan, dan status pasien saat keluar dari rumah sakit.
1. Karakteristik pasien berdasarkan usia dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu pasien
dengan usia ≤44 tahun, 45-64 tahun dan ≥65 tahun. Persentase karateristik pasien
menurut usia pasien didapatkan dengan cara :
1256 rekam medis pasien
hipertensi Januari 2015 -
Agustus 2016
Subjek penelitian : 29
rekam medis
kriteria inklusi : 38 rekam
medis pasien hipertensi
dengan diabetes melitus
3 rekam medis
tidak ada
kriteria eksklusi :
9 rekam medis
6 rekam medis
tidak lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
% = x 100%
2. Persentase karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 2 kelompok yaitu
perempuan dan laki-laki. Persentase karateristik pasien menurut jenis kelamin pasien
didapatkan dengan cara :
% = x 100%
3. Karakteristik pasien berdasarkan lama perawatan dikelompokkan berdasarkan lama
perawatan pasien. Persentase karateristik pasien menurut lama perawatan pasien
didapatkan dengan cara :
% = x 100%
4. Persentase distribusi berdasarkan keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu pasien diijinkan pulang dan membaik dan pasien pulang
paksa. Persentase karateristik pasien menurut keadaan pasien saat keluar dari rumah
sakit pasien didapatkan dengan cara :
% = x 100%
Referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eight Joint National
Committee (JNC VIII), American Society of Hypertension (ASH), Pharmaceutical Care
Practice (Cipolle, Strand and Morley, 2007), Pharmaceutical untuk Penyakit Hipertensi
(Direktorat Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006) dan Medscape®. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment and
Plan).
Tata cara analisis hasil dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada setiap poin
DTPs yang menjadi masalah pada kasus. Setelah itu, kasus dihitung total nilainya, apabila
dijumlahkan dan tidak ditemukan adanya DTPs maka diberi nilai 0, apabila ditemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
adanya DTPs maka diberi nilai sesuai dengan total nilai yang didapat. Total nilai tertinggi
dalam satu kasus adalah 6 yang merupakan jumlah DTPs yang diteliti dalam penelitian.
Intepretasi hasil penelitian dilakukan dengan melihat total nilai pada kasus,
apabila total nilai pada kasus adalah 0 yang berarti tidak ada DTPs maka tidak perlu
adanya rekomendasi, apabila kasus memiliki total nilai tidak 0 (1,2,3,4,5, atau 6), maka
kasus tersebut perlu ditinjau kembali berdasarkan kasus DTPs yang menjadi masalah
dalam terapi pasien. Setelah itu dihitung persentase kasus yang perlu rekomendasi dan
kasus yang tidak perlu rekomendasi. Pada penelitian ini juga dihitung jumlah dan
persentase tiap poin masalah DTPs yang terjadi pada pasien hipertensi dengan penyakit
penyerta diabetes melitus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Pasien Hipertensi dengan Penyakit Penyerta Diabetes Melitus di RSUD
Tugurejo Semarang
Tabel I. Karakteristik Pasien Hipertensi Dengan Diabetes Melitus
No Karakteristik Kelompok Jumlah
(n = 29)
1. Usia ≤ 44 tahun 5 (17%)
45-64 tahun 20 (69%)
≥ 65 tahun 4 (14%)
2. Jenis Kelamin Laki-laki 12 (41%)
Perempuan 17 (59%)
3. Lama Perawatan 3-5 hari 9 (32%)
6-8 hari 14 (48%)
9-11 hari 6 (20%)
4. Status Pulang Diijinkan pulang dan membaik 26 (90%)
Pulang paksa 3 (10%)
Pasien hiperpensi dengan penyakit penyerta diabetes melitus paling banyak
diderita pada kelompok usia 45-64 tahun yaitu sebanyak 69%. Kelompok usia ≤ 44 tahun
sebanyak 17%, dan kelompok usia ≥ 65 tahun sebanyak 14%. Penelitian yang dilakukan
oleh Uchenna dan Oluwakemi (2010) menunjukkan kelompok pasien dengan usia ≥ 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tahun paling banyak menderita hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes melitus. Jika
dibandingkan dengan hasil dari penelitian ini, angka morbiditas pasien hipertensi dengan
diabetes melitus semakin meningkat pada usia yang lebih muda, ditunjukkan pada
penelitian ini pasien dengan kelompok usia 45-64 tahun yang paling banyak menderita
hipertensi disertai diabetes melitus. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena pola
hidup jaman sekarang seperti merokok, minuman beralkohol, aktifitas fisik dan obesitas
yang merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi (Fitri, 2015).
Pada penelitian ini, subjek penelitian jenis kelamin perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan laki-laki. Subjek berjenis kelamin perempuan sebanyak 59% dan
subjek berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41%, hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan Hussein (2014) pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus yang
didapatkan pasien perempuan sebanyak 51,6% dan pasien laki-laki sebanyak 48,4%.
Karakteristik pasien berdasarkan lama perawatan bergantung dari kondisi pasien
dan kesediaan pasien untuk dirawat. Dari hasil penelitian didapat hasil yang bervariasi.
Pasien paling banyak dirawat selama 7 hari yaitu sebesar 28%. Sedangkan pasien paling
sebentar dirawat di rumah sakit adalah selama 3 hari sebanyak 4%, hasil ini hampir sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Antoroningrum (2014), pasien hipertensi
dengan diabetes melitus paling banyak dirawat selama 4-8 hari (65,51%).
Karakteristik berdasarkan status pulang pasien dalam penelitian ini didapatkan 90%
pasien diijinkan pulang dalam keadaan membaik dan 10% pasien pulang dalam status
pulang paksa. Banyak pasien hipertensi dengan diabetes melitus RSUD Tugurejo
Semarang pulang dengan kondisi membaik dan dengan persetujuan dokter. Hasil ini
menunjukkan bahwa terapi yang diberikan pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus
di RSUD Tugurejo Semarang sudah baik. Pasien yang pulang paksa dimungkinkan karena
ketidaknyamanan yang dirasakan ketika dirawat di rumah sakit.
Profil Antihipertensi yang Digunakan pada Pasien Hipertensi dengan Penyakit
Diabetes Melitus di RSUD Tugurejo Semarang
Penggunaan antihipertensi golongan CCB paling banyak ditemukan dipenelitian
ini yaitu sebanyak 25 kasus (86,21%). Namun golongan CCB yang ditemukan pada
penelitian ini merupakan CCB sebagai obat kombinasi dari golongan ACEi atau ARB.
Menurut Weber, Schiffrin, White, Mann, Lindholm, Kenerson., et al (2014) pasien
hipertensi dengan diabetes melitus obat pilihan pertama yang direkomendasikan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
golongan ACEi atau ARB kemudian apabila tekanan darah pada pasien masih belum
terkontrol maka dilakukan penambahan obat golongan CCB atau diuretik tiazid, dan pada
kebanyakan kasus di penelitian ini golongan CCB yang lebih dipilih sebagai obat
kombinasi golongan ACEi atau ARB ketika tekanan darah pasien belum terkontrol.
Tabel II. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi
No Golongan Antihipertensi Nama Generik Jumlah Kasus
(n = 29)
1. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
(ACEi)
Captopril 5 (17,24%)
Ramipril 1 (3,45%)
2. Angiotensin Receptor Blocker (ARB) Valsartan 2 (6,89%)
Candesartan 18 (62,07%)
Isbesartan 1 (3,45%)
3. Calcium Channel Blocker (CCB) Amlodipin 20 (68,96%)
Nifedipin 3 (10,45%)
Diltiazem 2 (6,89%)
4. Diuretic Furosemid 17 (58,62%)
Hidroklorotiazid 1 (3,45%)
Spironolakton 2 (6,89%)
5. β-blocker Bisoprolol 2 (6,89%)
6. Central α2-agonist Clonidin 4 (13,79%)
Pada pasien hipertensi, monoterapi dapat diberikan pada pasien hipertensi stage 1
dengan tekanan darah > 140/90 mmHg sedangkan terapi kombinasi diberikan pada pasien
hipertensi stage 2 dengan tekanan darah ≥ 160/90 mmHg dan biasanya diberikan dengan 2
obat kombinasi (James, Oparil, Carter, Cushman, Handler, Lackland., et al., 2014). Pada
penelitian terdapat 2 kasus yang menggunakan golongan β-blocker. Golongan β-blocker
merupakan obat kombinasi yang berguna untuk terapi yang sangat dibutuhkan ketercapaian
target tekanan darah pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus. Golongan ini sering
dikombinasikan untuk meningkatkan efek antihipertensi dan β-blocker juga berguna untuk
mengurangi insiden komplikasi mikrovaskular, infark miokard, dan kematian terkait
diabetes pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus (Whalen and Steward, 2008).
Sedangkan golongan central α2-agonist secara khusus berguna bagi pasien dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
hipertensi labil yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang signifikan. Obat ini
aman digunakan bagi pasien dengan diabetes tanpa menyebabkan penurunan kadar gula
darah yang tak terkontrol (Sica, 2007). Pada penelitian ini terdapat sebanyak 4 kasus
penggunaan golongan central α2-agonist.
Tabel III. Profil Terapi Tunggal dan Kombinasi Obat Antihipertensi
Jenis
terapi
Antihipertensi Jumlah Kasus
(n = 29) Golongan Nama Generik
Tunggal
ACEi Captopril 1 (3,45%)
Ramipril 1 (3,45%)
ARB Candesartan 1 (3,45%)
Kombinasi
ARB + CCB +
central α-2 agonist
Valsartan + nifedipin + clonidin 1 (3,45%)
Candesartan + amlodipin +
clonidin
2 (6,89%)
CCB + CCB +
ACEi
Diltiazem + amlodipin +
captopril
1 (3,45%)
ARB + CCB +
diuretic
Candesartan + amlodipin +
hidroklorotiazid
1 (3,45%)
Candesartan + amlodipin +
furosemid
4 (13,79)
ARB + diuretic Candesartan + spironolakton 1 (3,45%)
Candesartan + furosemid 2 (6,89%)
Valsartan + furosemid 1 (3,45%)
ARB + CCB + β-
blocker + central
α-2 agonist
Candesartan + diltiazem +
bisoprolol + clonidin
1 (3,45%)
CCB + CCB Nifedipin + amlodipin 2 (6,89%)
ARB + CCB Candesartan + amlodipin 4 (13,79%)
ACEi + CCB +
diuretic
Captopril + amlodipin +
furosemid
2 (6,89%)
CCB + diuretic +
β-blocker
Amlodipin + furosemid +
bisoprolol
1 (3,45%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Kombinasi
CCB + diuretic Amlodipin + furosemid 1 (3,45%)
ARB + CCB +
diuretic + diuretic
Candesartan + amlodipin +
furosemid + spironolakton
1 (3,45%)
ARB + ACEi +
CCB + diuretic +
central α-2 agonist
Candesartan + captopril +
amlodipin + furosemid +
clonidin
1 (3,45%)
Drug Therapy Problems pada Pasien Hipertensi dengan Penyakit Diabetes Melitus di
RSUD Tugurejo Semarang
Evaluasi penelitian ini berfokus pada kajian antihipertensi dalam mengontrol
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes melitus di RSUD
Tugurejo Semarang periode Januari 2015 - Agustus 2016. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan obat antihipertensi yang digunakan dengan referensi yang sudah
ditentukan oleh penulis. Drug Therapy Problems (DTPs) yang terjadi dibagi menjadi 2
yaitu aktual dan potensial. Pada penelitian ini DTPs yang terjadi meliputi 8 DTPs yang
termasuk DTPs aktual dan 4 DTPs yang yang termasuk DTPs potensial.
Tabel IV. Jumlah Persentase Rekomendasi Kasus DTPs
No Rekomendasi Jumlah Kasus (n = 29)
1. Memerlukan rekomendasi 11 (37,93%)
2. Tidak memerlukan rekomendasi 18 (62,07%)
Dari 29 kasus di penelitian ini, 11 kasus (37,93%) diantaranya ditemukan adanya
DTPs sehingga 11 kasus tersebut memerlukan rekomendasi sesuai dengan masalah DTPs
yang ditemukan. Sedangkan 18 kasus (62,07%) diantaranya tidak ditemukan adanya DTPs
sehingga 18 kasus tersebut tidak memerlukan adanya rekomendasi. Hasil tersebut
menunjukkan masih terdapat cukup banyak ditemukan adanya DTPs pada penggunaan
antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes melitus.
Tabel V. Jumlah Persentase Poin Masalah DTPs
No Masalah DTPs Jumlah Masalah DTPs
(n = 30)
1. Tidak memerlukan obat 0 (0%)
2. Membutuhkan obat tambahan 2 (6,67%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Obat salah 0 (0%)
4. Dosis terlalu tinggi 4 (13,33%)
5. Dosis terlalu rendah 5 (16,67%)
6. Efek samping obat 1 (3,33%)
7. Tidak ada DTPs 18 (60%)
Dari 29 kasus, sebanyak 12 masalah DTPs yang ditemukan pada kasus ini, poin
masalah DTPs tersebut meliputi memerlukan obat tambahan sebanyak 2 masalah (6,67%),
dosis terlalu rendah sebanyak 5 masalah (16,67%), dosis terlalu tinggi sebanyak 4 masalah
(13,33%) dan efek samping obat sebanyak 1 masalah (3,33%). Sedangkan sebanyak 18
(60%) tidak ditemukan adanya masalah DTPs. Penelitian yang dilakukan oleh Huri dan
Wee (2014), ditemukan adanya masalah DTPs pada pasien hipertensi dengan diabetes
melitus meliputi efek samping (6,5%), obat salah (22,5%), dosis tidak tepat (16%), salah
penggunaan (12,9%), dan interaksi obat (16,3%).
Dari tabel IV dapat dilihat terdapat 2 DTPs pada kasus penelitian terkait
memerlukan obat tambahan. Kedua kasus yang terjadi terkait pasien yang tidak
mendapatkan obat ACE/ARB yang merupakan rekomendasi pada pasien hipertensi dengan
diabetes. Obat tambahan diperlukan ketika suatu obat tidak mampu untuk mencapai suatu
efek yang diinginkan atau untuk menghindari adanya efek samping dari suatiu obat
(Cipolle, Strand and Morley, 2007). Dalam penelitian ini efek yang diinginkan yaitu
ketercapaian target tekanan darah pasien hipertensi dengan diabetes melitus. Menurut JNC
VIII, target tekanan darah pasien hipertensi disertai diabetes yakni ≤ 140/90 mmHg.
(James, Oparil, Carter, Cushman, Handler, Lackland., et al., 2014). Pada saat pulang dari
rumah sakit tekanan darah pasien belum mencapai target (lampiran1, kasus 5) maka pasien
memerlukan obat tambahan golongan ARB atau ACEi karena menurut JNC VIII pasien
hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes melitus antihipertensi yang
direkomendasikan sebagai lini pertama adalah golongan ARB atau ACEi (Weber,
Schiffrin, White, Mann, Lindholm, Kenerson., et al., 2014).
Drug Therapy Problems (DTPs) dosis terlalu tinggi ditemukan sebanyak 4
masalah. Dosis terlalu tinggi pada penelitian ini terjadi karena interaksi antara golongan
CCB sebanyak 3 kasus dan interaksi antara furosemid dengan captopril sebanyak 1 kasus.
Contoh DTPs dosis terlalu tinggi pada kasus yaitu diltiazem diberikan secara bersamaan
dengan amlodipine (lampiran 1, kasus 1). Diltiazem yang diberikan bersama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
amlodipin dapat meningkatkan efek antihipertensi. Interaksi yang terjadi antara Diltiazem
dan Amlodipin adalah interaksi signifikan. Diltiazem dan amlodipin merupakan
antihipertensi golongan CCB yang menurunkan tekanan darah dengan mekanisme
menghambat influks kalsium pada membran sel (Elliot and Ram, 2011). Efek interaksi
diltiazem dan amlodipin yang nampak pada kasus adalah tekanan darah pasien yang berada
di bawah tekanan darah normal maka diperlukan adanya monitoring tekanan darah pada
pasien untuk menghindari efek yang tidak diinginkan. Namun pada kasus, setelah
diketahui tekanan darah pasien dibawah normal penggunaan diltiazem selanjutnya sudah
dihentikan. Drug Therapy Problems yang terjadi pada kasus ini merupakan DTPs yang
bersifat aktual.
Poin DTPs yang paling banyak terjadi pada penelitian ini adalah dosis terlalu
rendah yaitu sebanyak 5 masalah. Dosis terlalu rendah dalam penelitian ini terjadi karena
interaksi antara golongan ARB dengan asam asetilsalisilat sebanyak 3 kasus dan terkait
ketidaktepatan frekuensi pemberian obat sebanyak 2 kasus. Menurut Cipolle, Strand and
Morley (2007) dosis terlalu rendah dapat terjadi karena interaksi suatu obat yang
mengurangi efek dari obat yang lainnya. Contoh kasus interaksi antihipertensi dengan
asam asetilsalisilat pada kasus yaitu pemberian candesartan bersamaan dengan Miniaspi®.
Asam asetilsalisilat dapat berguna sebagai obat golongan Nonsteroidal Anti-inflammatory
Drugs (NSAIDs) pada dosis (300-900 mg) dan dapat juga berguna sebagai antiplatelet
pada dosis rendah (75 mg) (Pionas, 2015). Asam asetilsalisilat sebagai NSAIDs akan
menginhibisi biosintesis prostaglandin, termasuk renal vasodilator sehingga dapat
menimbulkan tekanan darah naik, selain itu NSAIDs dapat menurunkan efek antihipertensi
dengan menurunkan eliminasi natrium via renal (Suprapti 2011). Interaksi yang terjadi
merupakan interaksi signifikan. Miniaspi® yang diberikan dengan tujuan sebagai
antiplatelet juga dapat berinteraksi dengan antihipertensi sehingga dapat menurunkan efek
antihipertensi (Banerjee, 2012). Pada kasus, (lampiran 1, kasus 2) interaksi yang terjadi
menimbulkan tekanan darah pasien belum mencapai target tekanan darah. Menurut
Cipolle, Strand and Morley (2007) keadaan seperti ini diperlukan adanya monitoring
tekanan darah lebih lanjut dan bila perlu dilakukan penambahan dosis atau penambahan
obat untuk mencapai target tekanan darah. Drug Therapy Problems yang terjadi pada kasus
ini merupakan DTPs yang bersifat aktual.
Drug Therapy Problems (DTPs) terkait efek samping terkait interaksi obat
ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 1 masalah. Contoh masalah DTPs terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
interaksi obat yaitu interaksi antara captopril dengan furosemide (lampiran 1, kasus 3).
Interaksi antara captopril dan furosemid dapat menimbulkan efek toksik bagi ginjal
(Weber, Schiffrin, White, Mann, Lindholm, Kenerson., et al., 2014). Interaksi yang terjadi
merupakan interaksi signifikan. Pada kasus, pasien memiliki kadar kreatinin yang tinggi
(1,52 mg/dl), hal itu menunjukkan adanya masalah pada ginjal pasien dan pada
pemeriksaan selanjutnya didapatkan kadar kreatinin pasien naik (1,86 mg/dl). Apabila
keadaan ini dibiarkan saja, dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal pada pasien
maka diperlukan adanya monitoring fungsi ginjal dan tekanan darah pada pasien.
Monitoring fungsi ginjal dilakukan sebaiknya dilakukan 2-4 minggu sekali. Drug Therapy
Problems yang terjadi pada kasus ini termasuk DTPs aktual.
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu data yang digunakan dalam penilitian
ini bersifat retrospektif sehingga penulis tidak dapat mengamati secara langsung
bagaimana perkembangan kondisi pasien saat dirawat dirumah sakit dan peneliti juga tidak
bisa mengamati poin masalah ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat
antihipertensi.
KESIMPULAN
Karakteristik pasien hipertensi dengan diabetes melitus di RSUD Tugurejo
Semarang terbanyak adalah kelompok usia 45-64 tahun, berjenis kelamin perempuan
dengan lama perawatan terbanyak selama 7 hari dan pulang dengan status diijinkan pulang
dan membaik. Golongan obat CCB adalah obat yang paling banyak digunakan. Hasil
penelitian menunjukkan sebesar 11 (37,93%) kasus memerlukan rekomendasi dan 18
(62,07%) kasus tidak memerlukan rekomendasi. Drug Therapy Problems (DTPs) yang
ditemukan dalam penelitian ini meliputi dosis terlalu rendah (16,67%), dosis terlalu tinggi
(13,33%), memerlukan obat tambahan (6,67%) dan efek samping obat (3,33%). Sebagai
saran diperlukan adanya penelitian lebih lanjut secara prospektif mengenai penggunaan
antihipertensi pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus agar dapat dilihat kajian
kepatuhan pasien dan respon terapi antihipertensi terhadap pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
DAFTAR PUSTAKA
Ammirudin,R., 2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi,
unhas.ac.id/index.php/Snati/article/view/1175/1003, diakses pada tanggal 24
Maret 2016.
Antoroningrum, A., 2014, Evaluasi Penggunaan Obat Antidiabetes pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 dengan Penyakit Penyerta Hipertensi di Instalasi Rawat Inap
RSUD Panembahan Senopati Bantul, Skripsi, Univeristas Sanata Dharma.
Banerjee, S., 2012, Common Drug Interactions in Cardiology Prescription, Medicine
Update, 22, 223-224.
Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley P.C., 2007, Pharmaceutical Care Practise Second
Edition, McGraw Hill, New York, pp. 173-187.
Departemen Kesehatan RI, 2006, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Jakarta.
Elliot, W., and Ram, C., 2011, Calcium Channel Blocker, The Journal of Clinical
Hypertension, 13(9), 687-689.
Fitri, D.R., 2015, Diagnose Enforcement and Treatment of High Blood Pressure, J
Majority, 4(3), 47-48. Halpern, A., Mancini, M., Magalhaes, M., Fisberg, M., Radominski, R., Bertolami, M., et
al., 2010, Metabolic Syndrome, Dyslipidemia, Hypertension and Type 2 Diabetes
in Youth: From Diagnosis to Treatment, BioMed Central, 11.
Hussein, M., Lenjisa, J.L., Woldu, M.A, Tegegne, G.T., Umeta, G.T., Dins, H., and Gelaw,
B.K., 2014, Assessment of Drug Therapy Problems Among Hypertensive Patients
on Follow up in Adama Hospital Medical College East Ethiopia, Clin Pharmacol
Biopharm 3(2), 6.
Huri, Z., and Wee, H.F, 2013, Drug Therapy Problems In Type 2 Diabetes Patients With
Hypertension: A Cross-Sectional Retrospective Study, BMC Endocrine Disorders,
www.biomedcentral.com diakses tanggal 17 Mei 2016.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015, Diabetes Melitus, Infodatin,
Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015, Hipertensi, Infodatin, Jakarta.
Pusat Informasi Obat Nasional, 2015, Asetosal (Asam Asetilsalisilat),
http.://pionas.pom.go.id/monografi/asetosal-asam-asetilsalisilat, diakses pada
tanggal 29 Januari 2017.
James, P.A., Oparil, S., Carter, B.L., Cushman, W.C., Handler, J., Lackland,D.T., et. Al,
2014, Evidence-Based Guideline For The Management of High Blood Pressure In
Adults: (JNC8), Journal of American Medical Association (JAMA), 311(5), 507-
520..
Lestari, U., Darwin, D., dan Estiana, L., 2011, Pola Pengobatan Pada Pasien Hipertensi
dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Raden Mattaher Jambi, Jurnal Sains
dan Teknologi Farmasi, 16(2), 189-196.
Moore, N., Pollack, C., and Butkerait, P., 2015, Adverse Drug Reactions and Drug–Drug
Interactions With Over-the-Counter NSAIDs, Therapeutics and Clinical Risk
Management, 11, 1064-1065. Murdiana, H., 2007, Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di Rawat Jalan RS DR Muwardi Surakarta, Tesis, Universitas
Gadjah Mada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Radjak, A., Abdulkadir, W., dan Madanuia, 2013, Tinjauan Interaksi Obat Antidiabetik
Oral & Antihipertensi Pada Pasien Dm Tipe 2 Komplikasi Hipertensi Di RSUD
Toto Kabila, Skripsi, 6, Universitas Negeri Gorontalo.
Sica, D., 2007, Centrally Acting Antihypertensive Agent : An Update, The Journal of
Clinical Hypertension, 9(5), 401.
Suprapti, H., 2011, Interaksi Obat, Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma,
Surabaya, 1-6.
Uchenna, E., and Oluwakemi,O., 2010, Evaluation of Drug Use Among Diabetic
Hypertensive Patients in a Teaching Hospital, International Journal of Drug
Development & Research, 2(4), 705.
Weber, M., Schiffrin, E., White, W., Mann, S., Lindholm, L., Kenerson, J., et al., 2014,
Clinical Practice Guidelines for the Management of Hypertension in the
Community : A Statement by the American Society of Hypertension and the
International Society of Hypertension, The Journal of Clinical Hypertension,
16(1), 14-26.
Whallen, K.L., and Steward, R.D, 2008, Pharmacologic Managemen of Hypertension in
Patients with Diabetes, http://www.aafp.org/afp/2008/1201/p1277.html, diakses
pada tanggal 18 April 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Lampiran 1. Contoh Analisis DTPs Pasien Hipertensi dengan Diabetes Melitus
KASUS 1
Subjektif
No. RM : 477026
Ibu (SMJ) berusia 46 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 3 Juni 2015 dengan keluhan pusing, mual dan
lemas. Pasien dirawat di rumah sakit selama 7 hari dan keluar rumah sakit pada tanggal 9 Juni 2015. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan DM. Diagnosa masuk : hipertensi dan DM tipe 2. Nama bangsal : Dahlia 3
Status pulang : diijinkan pulang dan membaik
Tanggal 3 4 5 6 7 8 9
Keluhan
Pasien
Pusing,
mual,
lemas
Pusing,
mual,
lemas
Lemas,
pusing,
mual
Pusing,
lemas,
mual
Pusing,
lemas,
mual
Pusing,
kaku
dijari-jari,
mual
berkurang
Pusing
berkurang
Objektif
Parameter Total nilai
Normal
Tanggal Pemeriksaan
3 4 5 6 7 8 9
Suhu (oC) 36-37 (
oC) 36 36,5 36,2 36 36,2 36 37,3
Nadi 70-110
(x/menit)
79 73 88 71 82 80 73
Nafas 16-20
x/menit
22 22 20 20 22 22 20
Tekanan
Darah
140/90
(mmHg)
205/108
205/105
205/108
173/86
173/86
173/86
160/80
160/82
146/98
146/98
113/87
111/89
111/87 129/86
Kadar Gula Darah (mg/dl)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Puasa 70-110
GDS <200 349,2 253,2 306,3 298 249 222 208
Lemak (mg/dl)
Kolesterol <200
HDL Pr = 50
LDL <150
Trigliserid <150
Fungsi Ginjal (mg/dl)
Ureum 20-40
Kreatinin Pr = 0,5-0,9 1,1
Asam Urat Pr = 2,4-5,7 6,8
Fungsi Hati (U/L)
SGOT Pr = 0-31 19
SGPT Pr = 0-31 23
Penatalaksanaan
Nama Obat Cara
Pemberian
Tanggal
3 4 5 6 7 8 9
Ringer Laktat Infus 20tpm 20tpm 20tpm 20tpm 20tpm 20tpm 20tpm
Ondansetron
4mg
Injeksi 0-0-1 1-0-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-0-0
Ranitidin HCL Injeksi 0-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-0
Diltiazem 30mg Oral 0-0-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1
As.mefenamat
500mg
Oral 0-0-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-0-0
Amlodipin 10mg Oral 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0
Captopril 25mg Oral 0-0-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-0-0
Novorapid® Injeksi 10-10-10 10-10-10 10-10-10 10-10-10 10-10-10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Metformin
500mg
Oral 0-0-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-0-0
Assesment
DTPs :
- Dosis terlalu tinggi :
pada tanggal 4-7 penggunaan amlodipin dan diltiazem diberikan dalam 1 hari. Diltiazem dan amlodipin
merupakan antihipertensi golongan CCB sehingga pada kasus ini diltiazem dapat meningkatkan efek dari
amlodipine (Medscape, 2016). Terlihat tekanan darah pasien pada tanggal 7 berada dibawah normal. Pada
hari selanjutnya penggunaan diltiazem sudah dihentikan dan pada pasien keluar dari rumah sakit tekanan
darah sudah mencapai target tekanan darah.
Total nilai = 1
Plan
Memonitoring lebih lanjut tekanan darah pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
KASUS 2
Subjektif
No. RM : 183410
Seorang ibu (PYT) berusia 50 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 8 Agustus 2015 dengan keluhan sesak, batuk,
perut sakit dan tidak bisa BAB. Pasien dirawat di rumah sakit selama 7 hari dan keluar rumah sakit pada tanggal 14
Agustus 2015. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan DM. Diagnosa masuk : hipertensi dan DM. Nama bangsal :
Dahlia 4. Status pulang : diijinkan pulang dan membaik
Tanggal 8 9 10 11 12 13 14
Keluhan
Pasien
Sesak,
perut
sakit,
batuk,
Sesak,
susah
BAB,
lemas
Nyeri
BAK,
sesak,
lemas
Sesak
berkurang
Sesak
berkurang
Masih
batuk,
sudah bisa
BAB
Masih
lemas
Objektif
Parameter Total nilai
Normal
Tanggal Pemeriksaan
8 9 10 11 12 13 14
Suhu (oC) 36-37 (
oC) 36,2 36,1 36,4 36,2 36 36 35,6
Nadi 70-110
(x/menit)
68 72 78 79 84 86 74
Nafas 16-20
x/menit
22 19 19 20 21 20 20
Tekanan Darah 140/90
(mmHg)
185/95
165/85
154/84
145/80
161/86
157/81
142/83
154/82
166/86
158/81
154/81
156/80
162/84
148/78
147/81
163/87
Kadar Gula Darah (mg/dl)
Puasa 70-110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
GDS <200 315 232 278 266 302 176
Lemak (mg/dl)
Kolesterol <200
HDL Pr = 50
LDL <150
Trigliserid <150
Fungsi Ginjal (mg/dl)
Ureum 20-40 59 42
Kreatinin Pr = 0,5-0,9 1,3 1,05
Asam Urat Pr = 2,4-5,7 7,5
Fungsi Hati (U/L)
SGOT Pr = 0-31 22
SGPT Pr = 0-31 28
Penatalaksanaan
Nama Obat Cara
Pemberian
Tanggal
8 9 10 11 12 13 14
Ringer Laktat Infus 12 tpm 12tpm 12tpm 12tpm 12tpm 12tpm 12tpm
Novorapid® Injeksi 8-8-8 8-8-8 8-8-8 10-10-10 12-12-12 12-12-12 12-0-0
Omeprazol 40mg Injeksi 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0
Amlodipin 5mg Oral 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 1-0-0 1-0-0
Candesartan 8mg Oral 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0
Miniaspi® 80mg Oral 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1
Farsorbid 10mg Oral 1-0-0 1-0-0
Dulcolax suppo extra Rektal 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1
Ambroxol Oral 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-0-0
ISDN 30mg Oral 1-1-1 1-1-1 1-1-1
Lavemir® flexpen Injeksi 14-0-0 14-0-0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Assesment
DTPs :
- Dosis terlalu rendah :
Terjadi interaksi antara miniaspi® yang berisi aspirin dengan antihipertensi candesartan. Aspirin menurunkan efek
candesartan dengan antagonisme farmakodinamik. Aspirin menurunkan sintesis vasodilatasi prostaglandin ginjal dan
kemungkinan mengurangi efek antihipertensi (Banerjee, 2012). Terlihat tekanan darah pada pasien belum mencapai
target saat pasien keluar dari rumah sakit.
Total nilai = 1
Plan
Terus monitoring tekanan darah pasien dan bila tekanan darah belum bisa terkontrol dosis candesartan dapat dinaikkan
menjadi 16 mg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
KASUS 3
Subjektif
No. RM : 480825
Seorang ibu (AYH) berusia 64 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 28 Juli 2015 dengankeluhan kaki bengkak,
lemas dan batuk. Pasien dirawat di rumah sakit selama 4 hari dan keluar rumah sakit pada tanggal 31 Juli 2015. Pasien
memiliki riwayat hipertensi, CHF dan DM. Diagnosa masuk : hipertensi, dyspnea dan DM. Nama bangsal : Dahlia 3.
Status pulang : diijinkan pulang dan membaik
Tanggal 28 29 30 31
Keluhan Pasien Nyeri dada bagian
kiri, sesak
Nyeri dada Nyeri dada hilang
timbul
Nyeri dada hilang
timbul
Objektif
Parameter Total nilai
Normal
Tanggal Pemeriksaan
28 29 30 31
Suhu (oC) 36-37 (
oC) 39,6 36,8 36,8 36,5
Nadi 70-110
(x/menit)
102 82 80 74
Nafas 16-20 x/menit 21 21 22 20
Tekanan Darah 140/90 (mmHg) 178/94 142/85
142/83
137/91 107/93
Kadar Gula Darah (mg/dl)
Puasa 70-110 83
GDS <200 189
HBA1C <6 6,5
Lemak (mg/dl)
Kolesterol <200 157
HDL Pr = 50 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
LDL <150 95
Trigliserid <150 65
Fungsi Ginjal (mg/dl)
Ureum 20-40 63 53
Kreatinin Pr = 0,5-0,9 1,52 1,86
Asam Urat Pr = 2,4-5,7
Fungsi Hati (U/L)
SGOT Pr = 0-31 12
SGPT Pr = 0-31 4
Penatalaksanaan
Nama Obat Cara
Pemberian
Tanggal
28 29 30 31
Ringer Laktat 12 tpm
Ranitidin HCL Injeksi 1-0-1 1-0-1 1-0-1
Furosemid 10mg/ml Injeksi 1-1-0 1-1-0 1-1-0
Captopril 12,5mg Oral 1-1-1 1-1-1 1-1-0
Paracetamol 500mg Oral 1-1-1 1-1-1 1-1-0
Amlodipin 10mg Oral 1-0-0 1-0-0 1-0-0
Glikuidon 30mg Oral 0-1-0 0-1-0 0-1-0
Assesment
DTPs :
- Dosis terlalu tinggi :
interaksi antara captopril dengan furosemide dapat menimbulkan resiko terjadinya hipotensi (Medscape, 2016), dapat
terlihat pada tekanan sistolik pasien yang berada dibawah normal saat pasien keluar dari rumah sakit.
- Interaksi obat :
interaksi antara captopril dengan furosemide, keduanya meningkatkan toksisitas dan kemungkinan pada fungsi renal
memburuk (Medscape, 2016). Pasien memiliki kadar kreatinin dan ureum di atas normal, pemberian furosemid dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
captopril meningkatkan kadar kreatinim pasien.
Total nilai = 2
Plan
Terus monitoring tekanan darah pasien dan terus monitoring fungsi ginjal pasien apabila terjadi resiko gagal ginjal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
KASUS 4
Subjektif
No. RM : 079683
Ibu (SYH) berusia 65 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 8 Desember 2015 dengan keluhan sakit kepala, sesak,
batuk, nyeri seluruh tubuh. Pasien dirawat di rumah sakit selama 8 hari dan keluar rumah sakit pada tanggal 15
Desember 2015. Pasien memiliki riwayat hipertensi, DM dan asma. Diagnosa masuk : hipertensi emergency dan
hiperglikemi. Nama bangsal : Dahlia 3. Status pulang : diijinkan pulang dan membaik.
Tanggal 8 9 10 11 12 13 14 15
Keluhan
Pasien
Sesak, lemas,
pengelihatan
kabur, sakit
kepala
Sesak
berkurang
, sariawan
Nyeri
pinggang,
sariawan
Kedua
kaki
bengkak,
sariawan
Kedua
kaki
bengkak,
sariawan
Pusing,
sariawan,
kedua kaki
bengkak
bengkak
pada kaki
berkurang
Pasien
tidak ada
keluhan
Objektif
Parameter Total nilai
Normal
Tanggal Pemeriksaan
8 9 10 11 12 13 14 15
Suhu (oC) 36-37 (
oC) 36,4 36 36,2 36,2 36 36,8 36,4 37
Nadi 70-110 (x/menit) 104 100 96 91 86 84 84 62
Nafas 16-20 x/menit 22 21 22 20 20 22 20 20
Tekanan
Darah
140/90 (mmHg)
143/136
140/100
143/110
167/87
167/87
138/100
138/100
128/90
138/100
140/80 136/76
156/63
170/70
123/74
130/77
131/82
Kadar Gula Darah (mg/dl)
Puasa 70-110
GDS <200 274 229 148 115 197 122
Lemak (mg/dl)
Kolesterol <200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
HDL Pr = 50
LDL <150
Trigliserid <150
Fungsi Ginjal (mg/dl)
Ureum 20-40 48
Kreatinin Pr = 0,5-0,9 1,16
Asam Urat Pr = 2,4-5,7
Fungsi Hati (U/L)
SGOT Pr = 0-31 8
SGPT Pr = 0-31 14
Penatalaksanaan
Nama Obat Cara
Pember
ian
Tanggal
8 9 10 11 12 13 14 15
Ringer Laktat Infus 10 tpm
Ranitidin HCL Injeksi 0-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-0
Ondansetron 4mg Injeksi 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0
Farsorbid 10mg Injeksi 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0
Ceftriaxone 1gr Injeksi 0-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-0
Furosemid 10mg/ml Injeksi 1-0-0 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-0-0
Lantus® Injeksi 0-0-20
Novorapid® Injeksi 16-16-16 16-16-16 16-16-16 16-16-16 16-16-16 16-16-16
Candesartan 16mg Oral 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1
KSR® Oral 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-0
Salbutamol 2mg Oral 0-0-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-1
Spironolacton 25mg Oral 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 0-1-0 0-1-0 0-1-0
Amlodipin 10mg Oral 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Miniaspi 80mg Oral 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1
Bactoderm® Topikal 0-0-1 0-0-1 0-0-1 0-0-1
Assesment
DTPs :
Tidak ditemukan adanya DTPs
Total nilai = 0
Plan
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
KASUS 5
Subjektif
No. RM : 237681
Ibu (MJN) berusia 55 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 15 Juli 2016 dengan keluhan sesak nafas dan lemas.
Pasien dirawat di rumah sakit selama 8 hari dan keluar rumah sakit pada tanggal 22 Juni 2016. Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan DM. Diagnosa masuk : hipertensi dan hipoglikemi. Nama bangsal : Dahlia 2. Status pulang : diijinkan
pulang dan membaik.
Tanggal 15 16 17 18 19 20 21 22
Keluhan
Pasien
Lemas,
sesak
Batuk,
lemas,
sesak
Pusing,
lemas, sesak
berkurang
Lemas,
pusing
Pusing,
mual
Batuk
mual,
pusing
Pusing,
mual
Mual
berkurang,
batuk
Objektif
Parameter Total nilai
Normal
Tanggal Pemeriksaan
15 16 17 18 19 20 21 22
Suhu (oC) 36-37 (
oC) 36 36 36,2 36,1 36 36,1 36 36,2
Nadi 70-110 (x/menit) 108 102 100 100 98 86 88 80
Nafas 16-20 x/menit 22 21 19 20 19 20 20 19
Tekanan
Darah
140/90 (mmHg)
198/118 215/132
189/115
170/90
208/123
195/115
226/134
195/120
196/109
209/111
170/100
166/82
173/81
160/83
180/90
170/95
174/90
171/79
172/90
193/109
170/90
Kadar Gula Darah (mg/dl)
Puasa 70-110
GDS <200 76 116 102 138 140 134 136 175
Lemak (mg/dl)
Kolesterol <200 142
HDL Pr = 50 84
LDL <150 35,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Trigliserid <150 55
Fungsi Ginjal (mg/dl)
Ureum 20-40 58
Kreatinin Pr = 0,5-0,9 1,4
Asam Urat Pr = 2,4-5,7
Fungsi Hati (U/L)
SGOT Pr = 0-31 34
SGPT Pr = 0-31 34
Penatalaksanaan
Nama Obat Cara
Pemberian
Tanggal
15 16 17 18 19 20 21 22
Dextrose 10% Infus 12 tpm 12 tpm 12tpm 12 tpm 12tpm 12 tpm 12tpm 12tpm
Aspilet® 100mg Oral 0-0-1 0-0-1
Amlodipin 10mg Oral 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0
As. Folat 1mg Oral 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0
Furosemid 10mg/ml Injeksi 1-0-0 1-0-0 1-0-0 1-0-0
Cefotaxim 500mg Injeksi 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-0
OBH sirup Oral 1-1-1 1-1-1 1-1-1 1-1-0
Alopurinol 100mg Oral 1-0-1 1-0-1 1-0-1 1-0-0
Miniaspi ® 80mg Oral 0-0-1 0-0-1 0-0-1
Ondansetron 4mg Sublingual 1-0-1 1-0-1 1-0-0
Assesment
DTPs :
- Memerlukan obat tambahan
Pada pasien ini telah menggunakan antihipertensi amlodipin namun tekanan darah sistolik pasien masih berada di atas
normal. Pasien yang menerima obat CCB namun belum menerima golongan ARB/ACEi dan tekanan darah belum
mencapai target maka diperlukan penambahan obat golongan ARB/ACEi (Weber, Schiffrin, White, Mann, Lindholm,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kenerson., et al., 2014)
Total nilai = 1
Plan
Diperlukan penambahan obat golongan ARB pada pasien dan terus monitoring tekanan darah pasien.
Keterangan waktu pemberian per oral :
Pagi/malam : (1x1) = 06.00-07.00 / 18.00-19.00
(2x1) = 06.00-07.00 dan 18.00-19.00
(3x1) = 06.00-07.00 , 14.00-15.00 dan 22.00-23.00
(4x1) = 06.00-07.00 , 12.00-13.00 , 18.00-19.00 dan 24.00-01.00
(5x1) = 06.00-07.00 , 10.00-11.00 , 14.00-15.00 , 20.00-21.00 dan 23.00-24.00
Keterangan waktu pemberian injeksi / inhalasi topikal :
Pagi (1x1) = 08.00-09.00
(2x1) = 08.00-09.00 dan 20.00-21.00
(3x1) = 08.00-09.00 , 16.00-17.00 dan 24.00-01.00
(4x1) = 08.00-09.00 , 14.00-15.00 , 20.00-21.00 dan 02.00-03.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 2. Analisis Drug Therapy Problems
Kasus Jenis DTPs Nilai Total
Nilai
Rekomendasi
1 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
2 Tidak memerlukan obat 0
1
Memonitoring lebih
lanjut tekanan darah
pasien.
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 1
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
3 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
4 Tidak memerlukan obat 0
1
Terus monitoring
tekanan darah pasien
dan fungsi ginjal
pasien.
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 1
Efek samping obat 0
5 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
6 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak Perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
7 Tidak memerlukan obat 0
1
Memonitoring lebih
lanjut tekanan darah
pasien.
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 1
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
8 Tidak memerlukan obat 0
1
Terus monitoring
tekanan darah pasien
dan apabila
diperlukan dosis
candesartan dinaikan
menjadi 16 mg.
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 1
Efek samping obat 0
9 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
10 Tidak memerlukan obat 0
1
Memonitoring lebih
lanjut tekanan darah
pasien.
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 1
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
11 Tidak memerlukan obat 0
2
Terus monitoring
tekanan darah dan
fungsi ginjal pasien.
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 1
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 1
12 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
13 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
14 Tidak memerlukan obat 0
1
Candesartan dan
amlodipin diberikan
secara teratur dari awal
terapi hingga mencapai
efek yang diinginkan,
monitoring tekanan
darah pasien
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 1
Efek samping obat 0
15 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
16 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
17 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
18 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
19 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
20 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
21 Tidak memerlukan obat 0
1
Pemberian
antihipertensi diberikan
secara teratur, terus
monitoring tekanan
darah pasien dan fungsi
ginjal pasien.
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 1
Efek samping obat 0
22 Tidak memerlukan obat 0
1
Penambahan obat
golongan ARB dan
terus monitoring
tekanan darah pasien
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 1
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
23 Tidak memerlukan obat 0
1
Memonitoring lebih
lanjut tekanan darah
pasien.
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 1
Efek samping obat 0
24 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
25 Tidak memerlukan obat 0
1
Penambahan obat
golongan ARB dan
terus monitoring
tekanan darah pasien
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 1
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
26 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
27 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
28 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
29 Tidak memerlukan obat 0
0
Tidak perlu
Obat Salah 0
Memerlukan obat tambahan 0
Dosis terlalu tinggi 0
Dosis terlalu rendah 0
Efek samping obat 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian (RSUD Tugurejo Semarang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Evaluasi DTPs
Penggunaan Antihipertensi pada Pasien Hipertensi
dengan Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap
RSUD Tugurejo Semarang Periode Januari 2015 –
Agustus 2016” bernama lengkap Caroline Sekar Ayu
Setianingtyas atau dikenal dengan nama panggilan
Oline. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan
Sukarna Marcus dan Lucia Murtiningsih. Penulis lahir
di Bandar Lampung pada tanggal 1 Juli 1995.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai di
TK Fransiskus 2 Bandar Lampung (1999-2001).
Pendidikan dilanjutkan ke SD Fransiskus 2 Bandar Lampung (2001-2007)
kemudian dilanjutkan ke SMP Xaverius 2 Pahoman (2007-2010), pendidikan
menengah atas ditempuh di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta (2010-2013). Pada
tahun 2013 pendidikan dilanjutkan ke perguruan tinggi di Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma. Selama menempuh pendidikan S1 di Sanata Dharma,
penulis aktif dalam mengikuti komunitas rohani Kompai, menjadi anggota divisi
konsumsi Pharmacy Performance Road to School (2013), koordinasi divisi
konsumsi Panitia Paskah (2014), anggota divisi liturgi Panitia Misa Awal dan
Akhir Semester (2014), anggota divisi konsumsi Inisiasi Sanata Dharma
INSADHA (2015), anggota divisi konsumsi Festival Sanata Dharma FESADHA
(2015). Selain itu, penulis juga pernah menjalankan PKM-M yang didanai oleh
DIKTI dengan judul program “GRANAT DARIKU” Gerakan Anak-Anak
Tunagrahita Peduli Kesehatan Diri dan Lingkungan (2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI