BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu
mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada
generasi mendatang. Perhatian terhadap ibu dalam sebuah keluarga perlu mendapat
perhatian khusus karena Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi
bahkan tertinggi di antara negara-negara Association South East Asian Nation (ASEAN).
Dimana AKI saat melahirkan tahun 2005 tercatat 307 per 100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian bayi (AKB) 35 per 1.000 kelahiran hidup (Azrul Azwar, 2005).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003
tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Untuk
mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indikator, antara
lain Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.
Indikator Indonesia Sehat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
tersebut diatas dapat digolongkan ke dalam :
(1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai Hasil Akhir, yang terdiri atas indikator-
indikator untuk Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi ;
(2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Keadaan
Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan, Sumber
Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait.
Upaya menurunkan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat
Pilar Safe Motherhood”, dimana salah satunya yaitu akses terhadap pelayanan
1
pemeriksaan kehamilan yang mutunya masih perlu ditingkatkan terus. Pemeriksaan
kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat
menurunkan angka kematian ibu. Petugas kesehatan seyogyanya dapat mengidentifikasi
faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan usia, paritas, riwayat kehamilan yang
buruk, dan perdarahan selama kehamilan. Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal non-
teknis yang masuk kategori penyebab mendasar, seperti taraf pengetahuan, sikap, dan
perilaku ibu hamil yang masih rendah, serta ketidak patuhan dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan melihat angka kunjungan pemeriksaan ibu hamil yang
pertama kali pada masa kehamilan (K1) yang masih kurang dari standar acuan nasional
(Prawirohardjo, 2002).
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standar
pelayanan kesehatan minimal di bidang kesehatan di kabupaten atau kota khususnya
pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 2010 : berupa cakupan kunjungan
ibu hamil K1 dan K4. K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Cakupan Kl di bawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam
kurun waktu satu tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah,
yang mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif. Rendahnya K1
menunjukkan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu ditingkatkan.
Diketahui bahwa kunjungan ibu hamil pertama kali dalam pemeriksaan kehamilan
yang baik sangat diperlukan mengingat dengan pemeriksaan kehamilan yang baik maka
akan dapat terdeteksi awal dan terhindar dari resiko berat badan lahir rendah (BBLR),
resiko lahir macet, resiko pendarahan, resiko infeksi, eklamsia dan anemia.
Sebagian besar ibu hamil akan berakhir dengan kelahiran bayi hidup. Karena hal
tersebut sifatnya alamiah. Hal ini terlepas dari ibu hamil tersebut dengan patuh
melakukan kunjungan pemeriksakan kehamilannya atau tidak memeriksakan
2
kehamilannya. Namun demikian pemeriksaan kehamilan sangat perlu dilakukan
utamanya adalah untuk menghindari adanya resiko – resiko selama kehamilan dan proses
persalinannya. Hal tersebut dapat dicapai bilamana ada kerjasama yang baik antara ibu
hamil dengan bidan. Bidan harus memberikan penyuluhan dan motivasi yang baik
tentang manfaat memeriksakan kehamilan, sehingga tercipta sikap dan perilaku yang
mendukung terhadap upaya menekan dan atau mengurangi angka kematian ibu dan anak
dimasa sekarang dan yang akan datang.
Data Depkes RI menunjukkan bahwa di Indonesia saat ini 24 persen proses persalinan
dilakukan dukun yang tak paham persalinan secara medis. Sedangkan 76 persen memang
dilakukan oleh tenaga kesehatan. Diperkirakan tahun ini 15.000 ibu bersalin akan
meninggal bila tidak segera dilaksanakan gerakan terpadu. Nasib serupa juga akan
diikuti 100.000 bayi baru lahir jika gerakan tersebut tidak segera dilaksanakan. Bila
cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih mencapai sedikitnya 85
persen dan menerapkan 4 aksi P4K di setiap komunitas, diperkirakan 6.000 nyawa ibu
bersalin dan 19.000 bayi baru lahir setiap tahunnya dapat diselamatkan di Indonesia.
P4K yang dicanangkan tahun 2007 di 33 provinsi baru mencakup 88 kabupaten/kota.
Pada tahun 2008 akan diperluas ke seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Kemampuan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di Puskesmas
dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Khusus (PONEK) RS terus ditingkatkan.
Upaya ini harus didukung sepenuhnya oleh lintas sektor, swasta dan masyarakat agar
pelaksanaannya berlangsung baik dan lancar serta tepat sasaran dan tidak terjadi
penyimpangan dimanapun.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dan melihat hasil SPM bulan Januari –
Februari 2010 di desa Kalisalak didapat data cakupan 78,27%, dimana hal tersebut
untuk kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk pemeriksaan
kehamilan masih kurang dari target SPM 2009 yaitu sebesar 98% , sehingga dapat
dirumuskan permasalahan yang ada, yaitu rendahnya cakupan K 1 murni (kunjungan
ibu hamil pertama < 20 minggu) di Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang.
1.3 BATASAN OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 murni adalah cakupan ibu hamil yang telah
melakukan pemeriksaan kehamilan pertama kali saat usia kehamilan < 20 minggu
sesuai dengan standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan
distribusi pemberian pelayanan pada triwulan pertama.
1.4 TUJUAN PENULISAN
Penulisan laporan kegiatan yang berjudul Evaluasi Kegiatan Kunjungan
Pemeriksaan ibu hamil umur kehamilan dibawah 20 minggu (K 1 murni) di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dengan mengidentifikasi
karakteristik meliputi faktor pengetahuan, pendidikan, sosial ekonomi, budaya,
tenaga kesehatan serta sarana prasarana.
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui, mempelajari, mengevaluasi faktor yang berhubungan dengan
rendahnya cakupan kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk
4
pemeriksaan kehamilan (K 1) di Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang tahun 2010
1.4.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui data umum (keadaan geografi, demografi, dan sosial ekonomi)
wilayah Desa Kalisalak, Kec.Salaman, Kabupaten Magelang.
2) Mengetahui proses P1, P2, dan P3 pada kunjungan pertama kali ibu hamil usia
< 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K1) di Desa Kalisalak Kecamatan
Salaman Kabupaten Magelang.
3) Mampu menentukan hasil pencapaian kunjungan pertama kali ibu hamil usia <
20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K1) di Desa Kalisalak Kecamatan
Salaman Kabupaten Magelang pada bulan Januari s/d Februari 2010.
4) Mampu menyelesaikan masalah pencapaian upaya kesehatan tersebut
berdasarkan hasil analisa dengan pendekatan sistem.
5) Mampu membuat kesimpulan dan memberikan saran.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 Bagi Mahasiswa :
Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.
Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ada.
1.5.2 Bagi Masyarakat :
a. Masyarakat lebih mengetahui tentang kunjungan pertama kali ibu hamil usia <
20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K1)
5
b. Masyarakat lebih bisa mengetahui tentang manfaat kunjungan pertama kali ibu
hamil usia < 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K1) agar ibu hamil
dapat mempersiapkan diri menghadapi kehamilannya melalui konsultasi dan
kunjungan pemeriksaan kehamilan.
1.6 METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan data dilakukan di Desa Kalisalak Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang pada tanggal 22 s/d 24 Maret 2010, responden diambil secara
keseluruhan berdasarkan data kunjungan pertama kali ibu hamil untuk pemeriksaan
kehamilan (K 1) dari Januari-Februari 2010 di Desa Kalisalak Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang yaitu sebanyak 12 orang sebagai sampel.
Jenis data yang diambil adalah data primer yang didapatkan dengan cara
kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan yang ada
di Bidan dan kader Desa.
Pengumpulan Data
Data Primer, diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan. Kemudian pertanyaan
tersebut ditanyakan kepada ibu-ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama
kali untuk pemeriksaan kehamilan dalam tahun 2010, namanya tercatat dalam data
kunjungan pertama kali ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan (K 1) dari
Januari-Februari 2010, dan bertempat tinggal di Desa Kalisalak yang sekaligus
menjadi wilayah kerja Puskesmas Salaman I.
Data sekunder, berupa pengumpulan data-data penduduk sebagai sasaran yang
diperoleh dari buku kohort ibu hamil.
6
Survei kunjungan ibu hamil K 1 di Desa Kalisalak dilakukan pada tanggal 22-24
Maret 2010, terhadap ibu yang telah melakukan kunjungan pertama kali
kehamilan periode bulan Januari-Februari 2010 yang mengunjungi sarana
kesehatan yang tersedia pada waktu tersebut. Rancangan survei ini adalah dengan
pengumpulan data. Jenis data yang diambil adalah data primer yang didapatkan
dengan cara kuesioner dan wawancara.
Data yang terkumpul diolah untuk mengidentifikasi permasalahan, selanjutnya
dilakukan analisis masalah dengan mencari kemungkinan penyebabnya melalui
pendekatan sistem. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan
masalah secara sistematis yang paling mungkin dilaksanakan.
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan tentang kehamilan harus dimiliki ibu hamil untuk dapat menyiapkan
fisik maupun mental agar sampai akhir kehamilannya sama sehatnya, bilamana ada
kelainan phisik atau psikologis bisa ditemukan dini dan di obati, serta melahirkan tanpa
kesulitan dengan bayi yang sehat. Berdasarkan sebuah Konsep Perilaku “K-A-P”
(Knowledge-attitude-pracite”), menjelaskan bahwa perilaku seseorang (misalnya perilaku
ibu hamil terhadap kepatuhan dalam mememeriksakan kehamilannya) sangat dipengaruhi
oleh sikapnya yang mendukung terhadap anjuran memeriksakan kehamilannya. Sikap
(attitude) dipengaruhi oleh pengetahuan (knowledge) tentang sesuatu (misalnya
pengetahuan manfaat pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil). (Notoatmodjo, 2003 : 121)
Pengetahuan tentang pemeriksan kehamilan yang masih kurang dapat dilihat dari
frekuensi kunjungan pertama kali pemeriksaan selama kehamilan .Sedangkan frekuensi
kunjungan pemeriksaan kehamilan dapat ditinjau dari tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan kunjungan pertama kali pemeriksaan kehamilan di tempat pelayanan KIA.
Kepatuhan melakukan kunjungan pertama kali pemeriksaan kehamilan merupakan
salah satu bentuk perilaku seorang ibu hamil. Menurut Lawrence Green, faktor – faktor
yang berhubungan dengan perilaku ada 3 yaitu: faktor predisposisi, faktor pendukung, dan
faktor pendorong. Yang termasuk faktor predisposisi diantaranya : pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, dan nilai. Sedangkan yang termasuk faktor pendukung adalah
ketersediaan sarana-sarana kesehatan dan sumber daya, dan yang terakhir yang termasuk
faktor pendorong adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu
selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang
8
meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian
imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama
masa kehamilan.
Pelayanan antenatal promotif diadakan dengan titik berat pada kegiatan promotif
dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1. Dalam
rangka program pelayanan ANC dalam penilaian untuk menentukan prioritas digunakan
empat indikator, yaitu cakupan kunjungan baru ibu hamil (K1), cakupan kunjungan ibu
hamil yang keempat (K4), cakupan imunisasi TT dan cakupan pemberian Fe 90 tablet pada
ibu hamil. Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang pertama kali
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. K1 dipakai sebagai
indikator aksesabilitas (jangkauan) pelayanan. Angka cakupan K1 yang diperoleh dari
jumlah K1 dalam satu tahun dibagi dengan jumlah sasaran ibu hamil diwilayah tersebut.
Kunjungan ibu hamil dibagi menjadi :
K1 = Kunjungan pertama ibu hamil dengan melihat 5T (Timbang+tinggi, Tensi,
TT, Tablet FE, TFU)
K1 dibagi menjadi K1 murni (0-20 minggu) dan K1 akses (tanpa memandang usia
kehamilan)
K4 = Kunjungan ibu hamil yang keempat (1x trimester pertama, 1x trimester
kedua, 2x trimester ketiga)
KI adalah kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali
pada masa kehamilan. K1 dibagi menjadi K1 murni dan K1 akses. K1 murni yaitu
kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan 0-20 minggu, sedangkan K1
akses adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali lebih 20 minggu. Cakupan K1
dibawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu 1 tahun)
menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang mungkin disebabkan
9
oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif. Rendahnya K1 menunjukkan bahwa akses
petugas kepada ibu hamil perlu ditingkatkan.
Tujuan Asuhan Kehamilan
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil.
Tujuan Kunjungan / Pemeriksaan Pertama Antenatal Care
1. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. Menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko
kehamilan
5. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
Kunjungan Ante Natal Care ( ANC )
1. Kunjungan ante natal care ( ANC ) sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan, yaitu:
1 kali pada trimester pertama, yaitu :
a. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga suatu mata
rantai penyelamatan jiwa telah terbina jika diperlukan.
b. Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum menjadi bersifat mengancam
jiwa.
10
c. Mencegah masalah, seperti tetanus neonatorum, anemia defisiensi zat besi,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
d. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
e. Mendorong perilaku yang sehat ( nutrisi, latihan, dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya ).
1 kali pada trimester kedua ( sebelum minggu ke 28 )
2 kali pada trimester ketiga
Untuk mencegah terjadinya kematian ibu melahirkan, Depkes RI mengembangkan
program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). Program ini akan
mendata identitas ibu hamil dan beberapa persiapan dalam menghadapi persalinan.
Kesiapan itu meliputi, siapa yang melakukan pertolongan persalinan, dimana tempat
bersalin, siapa yang menyediakan transportasi saat persalinan, siapa yang menyediakan
dana, calon donor darah dan metode KB apa yang dilakukan setelah melahirkan. Itu harus
tercatat pada stiker yang terpampang di rumah setiap ibu hamil. Dalam hal ini, penting
artinya petugas melakukan pendataan terhadap ibu hamil sehingga laporan secara
berjenjang bisa terlaksana. Data yang ada harus disesuaikan dengan data di lapangan.
Program P4K ini seharusnya berjalan sinergis dengan program PKH di lapangan dan tidak
tumpang tindih. Kematian ibu dan bayi, khususnya bayi baru lahir dan masalah gizi, baik
pada anak-anak maupun ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang masih dihadapi dan
sangat kompleks. Sehingga, perlu ditangani bersama-sama dengan memanfaatkan dan
menggalang berbagai sumber daya yang ada.
BAB III
DATA UMUM DESA KALISALAK
11
II. 1. Keadaan Geografis
II. 1. 1. Letak wilayah
Desa Kalisalak terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah. Yang terdiri dari sebelas dusun, yaitu dusun Jurang, Ngandongan,
Karangwetan, Salakan, Basongan, Gorangan Lor, Gorangan Kidul, Pandansari, Blondo,
Ngapus, Mulosari.
II. 1. 2. Batas wilayah
Wilayah Desa Kalisalak dibatasi oleh :
a. Sebelah utara : Desa Sriwedari
b. Sebelah selatan : Desa Medono wilayah Kab. Purworejo
c. Sebelah timur : Desa Salaman dan Desa Menoreh
d. Sebelah barat : Desa Mayangsari dan desa Jati wilayah Kab.
Purworejo
II. 1. 3. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Kalisalak berdasarkan data statistik bulan Desember tahun
2009 adalah 444.265 Ha.
II. 2. Keadaan Demografi
II. 2. 1. Jumlah Penduduk
12
Jumlah penduduk desa Kalisalak pada bulan Desember tahun 2009
berdasarkan data statistik kantor desa Kalisalak adalah 3881 jiwa.
II. 2. 2. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa
Banaran menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan pendidikan.
Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Kalisalak menurut Jenis Kelamin
pada bulan Desember tahun 2009
PENDUDUK TOTAL
Laki-laki Perempuan
1914 1967 3881
(Sumber : data statistik kantor desa Kalisalak, Desember 2009)
Berdasarkan tabel di atas, jumlah laki – laki di Desa Kalisalak lebih sedikit
dibandingkan perempuan meskipun perbedaan ini tidak terlalu signifikan yaitu sebesar
58 jiwa.
Dengan data lebih rinci penduduk Desa Kalisalak dikelompokkan berdasarkan
umur dan jenis kelamin pada bulan Desember tahun 2009, sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah penduduk Desa Kalisalak berdasarkan Usia
Pada bulan Desember 2009
13
Umur (tahun) Penduduk (orang) Umur (tahun) Penduduk(orang)
0-10 tahun 634 31-40 tahun 577
11-20 tahun 672 41-50 tahun 565
21-30Ahun 613 >50 tahun 820
(Sumber: Data Statistik Kantor Desa Kalisalak, Desember 2009)
Berdasarkan tabel jumlah penduduk kelompok umur disimpulkan bahwa
kelompok umur terbanyak di desa Kalisalak adalah kelompok umur > 50 tahun , yaitu
820 jiwa.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Kalisalak Menurut Mata Pencaharian pada bulan
Desember tahun 2009
Mata pencaharian Jumlah %
Petani 710 47,8 %
Buruh tani 530 35,7 %
Buruh/swasta 11 0,7 %
Pegawai negeri sipil 115 7,7 %
TNI 20 1,3 %
Perkebunan 25 1,6 %
Peternak 12 0,8 %
Guru 10 0,6 %
14
Pensiunan PNS 50 3,3 %
Total 1483 100
(Sumber: Data Statistik Kantor Desa Kalisalak tahun 2009)
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian
terbanyak pada masyarakat di wilayah desa Kalisalak adalah di bidang pertanian.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ( untuk usia >10 tahun )
Pendidikan Jumlah %
Belum sekolah 295 18,6 %
Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah 103 6,5 %
Pernah sekolah SD tapi tidak tamat 110 6,9 %
Tamat SD/sederajat 320 20,2 %
Tamat SLTP/sederajat 650 41,1 %
Tamat D-1 16 1,0 %
Tamat D-2 13 0,8 %
Tamat D-3 9 0,5 %
15
Tamat S-1 41 2,59 %
Tamat S-2 22 1,39 %
Total 1579 100
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Kalisalak tahun 2009)
Pada tabel di atas dapat kita lihat, bahwa sebagian besar tingkat pendidikan
Desa Kalisalak adalah tamatan SLTP, yaitu sebanyak 650 orang.
Tabel 5. Jumlah Ibu Hamil di desa Kalisalak pada bulan Januari-Februari 2010
Target Sasaran Januari Februari
100% 92 5 7
(Sumber : Data Bidan Desa Kalisalak)
Pada tabel di atas dapat kita lihat, bahwa jumlah Ibu hamil di Desa Kalisalak
pada bulan Januari sebanyak 5 orang, dan pada bulan Februari sebanyak 7 orang.
PETA DESA KALISALAK
16
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Kalisalak tahun 2009)
BAB IV
17
HASIL PENELITIAN
Pada hari Senin - Rabu, tanggal 22-24 Maret 2010, telah dilaksanakan survei dan
wawancara terhadap kunjungan pertama kali ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan (K 1) di
Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Sasaran survei ini adalah ibu
hamil keseluruhan yang melakukan kunjungan pertama kali untuk pemeriksaan kehamilan
selama periode Januari 2010 – Februari 2010 sebanyak 12 orang. Kuesioner dibuat dengan
pertanyaaan yang terstruktur meliputi pengetahuan ibu tentang kunjungan pertama kali saat
usia kehamilan < 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K 1 murni), Sikap dan perilaku
ibu mengenai kunjungan pertama kali saat usia kehamilan < 20 minggu untuk pemeriksaan
kehamilan (K 1 murni), serta faktor yang mempengaruhi dalam kunjungan pertama kali saat
usia kehamilan < 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K 1 murni).
A. Hasil kuesioner dengan Ibu Hamil yang melakukan kunjungan K1
Tabel 1. Hasil kuesioner Sasaran (Ibu Hamil periode Januari 2010 - Februari 2010)
NO PERTANYAAN Frekeunsi Prosentase 1. Responden melakukan pemeriksaan kunjungan pertama kali saat kehamilan
(K1) <20 minggu ? Ya 9 75,0%Tidak 3 25,0%
2. Jika tidak, alasannyaTidak tahu mengenai K1Tidak ada biayaMalu 3 100,0%
3. Jika tidak kapan anda melakukan pemeriksan kunjungan pertama kali saat kehamilan ? Kapan saja 3 100,0%Tidak tahu
4. Kepada siapa anda melakukan pemeriksaan kunjungan pertama kali saat kehamilan (K1)?DokterBidan 12 100,0%Dukun
5. Dimana anda melakukan pemeriksaan kunjungan pertama kali saat kehamilan (K1)?
18
Praktek dokter spesialis kebidananPosyandu Puskesmas 2 16,7%Praktek bidan swasta 10 83,3%
6. Apakah anda mengetahui tentang K1 (kunjungan pertama kali saat kehamilan)?Ya 12 100,0%Tidak
7. Jika ya, kapan K1 dilaksanakan?Periksa kehamilan pertama kali saat usia kandungan < 20 minggu
8 66,7%
Periksa kehamilan kapan saja 4 33,3%8. Apa yang dilakukan petugas kesehatan saat periksa kehamilan pertama kali?
Timbang, Tensi, Tablet Fe, imunisasi TT 12 100,0%PenyuluhanTidak melakukan apa-apa
9. Apakah bidan/kader anda memberikan informasi tentang kesehatan ibu hamil?Ya 12 100,0%Tidak
10. Apakah anda mengerti mengenai penjelasan tentang kesehatan ibu hamil yang disampaikan oleh bidan/kader ?Ya 7 58,0%Tidak 5 42%
11. Apakah anda menimbang berat badan saat kunjungan pemeriksaan kehamilan ? Ya 12 100,0%Tidak
12. Apakah anda memeriksakan tekanan darah ?Ya 12 100,0%Tidak
13. Apakah anda meminum 1 tablet penambah darah selama kehamilan? Ya 10 83,3%Tidak 2 16,7%
14. Menurut anda apa kegunaan dari tablet penambah darah?Untuk mencegah ibu kekurangan darah 12 100,0%Sebagai vitamin kehamilan
15. Apakah anda mengetahui manfaat dari imunisasi Tetanus Toksoid?Ya, sebutkan…. 8 67,7%Tidak 4 33,3%
16. Bagaimana pelayanan Bidan Desa anda selama pemeriksaan kehamilan?Baik 12 100,0%Kurang baik
17. Menurut anda, bagaimana keadaan tempat periksa ?Bersih dan nyaman 12 100,0%Kurang nyaman
18. Berapa jauh jarak dari rumah anda ke tempat periksa kehamilan/posyandu?< 1 km 3 25,0%1-5 km 9 75,0%> 5 km
19. Berapa biaya yang dikeluarkan saat pemeriksaan kehamilan K1 ?< Rp10.000
19
Rp 10.000-Rp 20.000 12 100,0%> Rp 30.000
20. Bagaimanakah anda membayar biaya untuk pemeriksaan kehamilan?Biaya sendiri 12 100,0%AskesJamkesmas/Gakin
Terdapat beberapa hal yang dapat diambil sebagai perhatian dari survei yang telah dilakukan,
yaitu:
1. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 75,0%
responden melakukan melakukan pemeriksaan kunjungan pertama kali saat kehamilan
(K1) <20 minggu, dan 25,0% responden tidak melakukan pemeriksaan kunjungan
pertama kali saat kehamilan (K1) <20 minggu atau K1 akses.
2. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 3 responden yang bukan K1
murni, 100,0% responden beralasan bahwa mereka malu jika hamil muda sudah
memeriksakan kehamilan.
3. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 3 responden yang bukan K1
murni, didapatkan usia kehamilan saat melakukan pemeriksaan pertama kali pada
kehamilan adalah 24 minggu, 23 minggu dan 21 minggu.
4. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 3 responden, 100,0%
responden menjawab kapan saja dapat melakukan pemeriksaan pertama kali saat
kehamilan atau K1 akses.
5. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
responden menjawab mereka melakukan pemeriksaan kunjungan pertama kali saat
kehamilan (K1) ke bidan.
6. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 83,3%
responden mereka melakukan pemeriksaan kunjungan pertama kali saat kehamilan
(K1) datang ke tempat praktek bidan swasta sedangkan 16,7% responde melakukan
pemeriksaan kunjungan pertama kali saat kehamilan (K1) datang ke Posyandu .
20
7. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
mengetahui tentang kunjungan pertama kali saat kehamilan (K1).
8. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 66,7%
responden menjawab periksa kehamilan pertama kali yaitu saat usia kandungan < 20
minggu , dan sebanyak 33,3% responden periksa kehamilan pertama kali dapat
dilakukan kapan saja.
9. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
responden menjawab saat periksa kehamilan pertama kali dilakukan Timbang, Tensi,
Tablet Fe, imunisasi TT.
10. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 58,0%
responden menjawab bidan/kader memberikan informasi tentang kesehatan ibu hamil.
42% mejawab sebaliknya.
11. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
responden menjawab bahwa mereka mengerti mengenai penjelasan tentang kesehatan
ibu hamil yang disampaikan oleh bidan/kader
12. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
responden menjawab mereka menimbang berat badan saat melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan.
13. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
responden menjawab mereka memeriksakan tekanan darah saat melakukan
kunjungan pemeriksaan kehamilan.
14. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 83,3%
responden menjawab mereka minum tablet penambah darah selama kehamilan,
sedangakan 16,7% responden tidak melakukan.
15. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
21
responden menjawab kegunaan dari tablet penambah darah adalah unutk mencegah
ibu hamil kekurangan darah.
16. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 67,7%
responden menjawab mengetahu manfaat dari imunisasi Tetanus Toksoid adalah agar
janin sehat, sedangkan 13,3% responden tidak mengetahui manfaat dari imunosasi
Tetanus Toksoid.
17. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
responden menjawab pelayanan bidan desa saat pemeriksaan kehamilan adalah baik.
18. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
responden menjawab tempat periksa saat pemeriksaan kehamilan bersih dan nyaman.
19. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 25,0%
responden menjawab jarak dari rumah ke tempat periksa kehamilan <1 Km
sedengkan 75,0% responden menjawab jarak dari rumah ke tempat periksa kehamilan
anatra 1-5 Km.
20. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
responden menjawab biaya yang dikeluarkan saat periksa kehamilan adalah antara
Rp.10.000 – Rp.20.000.
21. Berdasarkan hasil survei Evaluasi Kegiatan Kunjungan ibu hamil K 1 di Desa
Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dari 12 responden, 100,0%
responden menjawab membayar biaya pemeriksaan kehamilan dengan biaya sendiri.
B. Hasil Kuesioner dengan Kader
Kader Desa Kalisalak berjumlah 37 orang, yang dibagi dalam 5 pos pelayanan
terpadu pada tiap dusunnya, kemudian dipilih secara acak sebanyak 3 kader. Wawancara
dilakukan pada masing-masing kader dengan mendatangi rumahnya secara satu persatu..
22
Dari 3 kader yg diwawancarai, 1 orang kader mengaku pendidikan terakhirnya SMA
dan ia mengetahui istilah kunjungan K 1 yaitu kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20
minggu untuk pemeriksaan kehamilan, sedangkan 2 orang lainnya mengaku pendidikan
terakhirnya SMP dan mereka tidak mengetahui istilah kunjungan K1. Para kader mengetahui
kegiatan yang dilakukan saat kunjungan pertama kali, yaitu berupa penimbangan berat badan,
periksa tekanan darah, pemberian tablet Fe, imunisasi Tetanus Toksoid serta penyuluhan dan
kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan 1 bulan sekali. Pemberian informasi kepada ibu
hamil untuk teratur pergi ke Posyandu yaitu melalui penyuluhan. Dan untuk pelaksanaan
kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan tidak
mendapatkan kesulitan apapun. Adapun dana pembiayaan untuk kegiatan tersebut didapatkan
dari Puskesmas/Posyandu. Seluruh kader berpendapat sebaiknya memeriksakan dirinya ke
bidan/petugas kesehatan, sebab petugas kesehatan memiliki kemampuan dan keterampilan
yang memadai untuk menangani ibu hamil. Sebagian kecil (33,3 %) kader tidak mengetahui
faktor-faktor resiko pada ibu hamil, seperti usia ibu yang hamil pertama kali kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun, ibu yang melahirkan lebih dari 4 kali, Tinggi badan kurang
dari 145 cm, dan lain-lain. Menurut pengakuan kader, mereka mendapatkan insentif (honor)
dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu. Kader
memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai kunjungan pertama kali usia kehamilan <
20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan melalui penyuluhan atau pengarahan. Kesulitan
yang dihadapi adalah ibu hamil usia < 20 minggu malu untuk melakukan kunjungan pertama
kali pemeriksaan kehamilan karena usia kehamilan mereka masih muda. Sebagai upayanya,
para kader mendatangi ibu-ibu tersebut dan memberikan saran untuk pergi ke
posyandu/bidan.
23
C. Hasil Wawancara dengan Bidan Desa
Dari hasil wawancara dengan Ibu Eny Suparjo, Amd.Bid, bidan desa Kalisalak,
didapatkan bahwa bidan selalu memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai jadwal
posyandu. Waktu kunjungan pertama kali ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan (K1)
dijelaskan bahwa hal tersebut dilakukan saat umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
Kegiatan yang dilakukan adalah 5 T, yaitu : Timbang berat badan, Pengukuran tekanan darah
(Tensi), Pemberian Tablet Fe, pemberian Imunisasi TT, TFU. Selain itu juga diadakan
penyuluhan berupa pengarahan tentang kesehatan selama kehamilan usia <20 minggu serta
tanda-tanda bahaya kehamilan usia < 20 minggu. Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan
setiap 1 bulan sekali.
Bidan tersebut mengatakan bahwa pemberian informasi kepada ibu hamil usia
kehamilan < 20 minggu dengan cara melalui penyuluhan saja. Penyuluhan berupa pemberian
informasi tentang makanan bergizi dan tanda-tanda bahaya pada kehamilan usia < 20
minggu. Adapun informasi tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan usia < 20 minggu
berupa : perdarahan, pre eklampsia/eklampsia, infeksi berupa demam tinggi, maupun ketuban
pecah dini sehingga ibu sudah memasuki partus sebelum waktu persalinan, gerakan bayi
dalam kandungan yang berkurang, hiperemesis gravidarum. Dan dalam pemberian informasi
tentang kegiatan kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu tidak mengalami
kesulitan. Adapun pembiayaan untuk kegiatan tersebut berasal dari dana
Puskesmas/Posyandu. Menurut bidan desa Kalisalak salah satu kekurangan dari sarana
fasilitas posyandu di desa berupa penyediaan tempat posyandu yang belum permanen. Bidan
desa tersebut juga menjelaskan mengenai sistem pencatatan dalam buku kohort untuk
merekapitulasi data-data ibu hamil setiap kunjungan K 1.
Menurut bidan desa Kalisalak masih adanya ibu hamil K1 akses disebabkan mereka
malu untuk memeriksakan diri ke bidan jika kehamilan mereka masih muda. Menurut bidan
24
tersebut rendahnya cangkupan K1 di desa Kalisalak karena jumlah masyarakat Desa
Kalisalak sedikit dan jumlah ibu hamil juga sedikit serta keberhasilan program KB di Desa
Kalisalak menyebabkan rendahnya cangkupan K1 di Desa ini.
25
BAB V
ANALISIS MASALAH
IV.1. Hasil pengamatan Di Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang
Hasil survey langsung dilapangan yang telah dilakukan di Desa Kalisalak pada
tanggal 22-24 Maret 2010, dengan mewawancarai 12 ibu hamil yang melakukan kunjungan
pertama kali ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan dalam kurun waktu Januari – Februari
2010. Dengan metode wawancara menggunakan acuan kuesioner yang telah dibuat
berdasarkan 5M (Man, Material, Method, Money, Mechine) untuk megevaluasi kegiatan
kunjungan pertama kali ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan di Desa Kalisalak
Kecamatan Salaman.
Gambar 1. Tahapan analisis masalah
Gambar di atas menunjukkan tahapan kegiatan yang dilakukan di Desa Kalisalak. Hasil
survei yang terkumpul, kemudian direkapitulasi untuk mengetahui masalah apa saja yang
26
Hasil survei
Direkapitulasi
Dianalisis
Penyebab
mengakibatkan rendahnya cakupan kunjungan pertama kali ibu hamil < 20 minggu untuk
pemeriksaan kehamilan di Desa Kalisalak.
Dari survey yang telah dilakukan didapatkan bahwa 75,0% responden melakukan
kunjungan pertama kali ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan pada umur kehamilan
<20minggu, sedangkan 25,0% responden melakukan kunjungan pertama kali ibu hamil untuk
pemeriksaan kehamilan pada umur kehamilan >20minggu. Jumlah ibu hamil K1 murni tidak
memenuhi cangkupan riil untuk bulan Januari-Februari 2010 karena masih adanya ibu hamil
yang melakukan pemeriksaan K1 > 20 minggu (K1 akses) yaitu sebanyak 25,0%. Hasil
survei memberikan gambaran permasalahan yang ada di Desa Kalisalak yaitu masih adanya
ibu hamil K1 akses disebabkan perasaan malu ibu hamil tersebut untuk memeriksakan
kehamilan mereka karena umur kehamilan mereka yang masih muda.
27
BAB VI
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Hasil survei di Desa Kalisalak menunjukkan 75,0% responden melakukan kunjungan
pertama kali ibu hamil usia kehamilan < 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K 1)
sedangkan 25,0% melakukan kunjungan pertama kali ibu hamil saat usia kehamilan >20
minggu. Berdasarkan pendekatan sistem, dapat ditemukan penyebab-penyebab dari
kurangnya kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan
(K 1) di Desa Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Masalah tersebut dapat
disebabkan oleh input, lingkungan, dan proses. Input terdiri dari 5 komponen, yaitu : Man,
Money, Method, Material, dan Machine. Sedangkan pada proses terdiri P 1 (perencanaan), P
2 (pergerakan dan pelaksanaan), dan P 3 (pengawasan, pengendalian, dan penilaian).
Gambar 2. Siklus upaya pemecahan masalah
28
Penentuan penyebab masalah
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah
pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat
dipergunakan diagram tulang ikan (fish bone).
Tabel 2.Analisis penyebab kurangnya kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu
untuk pemeriksaan kehamilan (K 1 murni)
Kemungkinan Hambatan
MAN Kurang optimalnya bidan dan kader dalam
melakukan penyuluhan pada ibu – ibu hamil.
Kurang optimalnya bidan dalam melakukan
kunjungan ke rumah-rumah ibu hamil.
Kurangnya pengetahuan kader akan pentingnya
kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20
minggu untuk pemeriksaan kehamilan.
Kurangnya motivasi dan keaktifan kader untuk
mengajak ibu hamil melakukan kunjungan pertama
kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk
pemeriksaan kehamilan
KOMPONEN
INPUT
MONEY Tidak ditemukan masalah
METHOD Cara penyampaian informasi tentang kunjungan
pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk
pemeriksaan kehamilan yang kurang optimal.
29
Cara penyampaian penyuluhan tentang tanda-tanda
bahaya kehamilan usia < 20 minggu yang kurang
optimal.
MATERIAL Tidak ditemukan masalah.
MACHINE Tidak ditemukan masalah
LINGKUNGAN Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai
pentingnya kunjungan pertama kali ibu hamil usia <
20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K 1)
Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk kunjungan
pertama kali usia < 20 minggu dalam pemeriksaan
kehamilan (K 1)
Faktor sosial budaya : ibu hamil merasa malu untuk
melakukan pemeriksaan pertama kali kehamilan
karena umur kehamilan mereka yang masih muda.
PROSES P 1 Kurangnya perencanaan untuk sosialisasi kunjungan
pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk
pemeriksaan kehamilan (K 1)
P 2 Kurangnya koordinasi antara kader dan bidan dalam
menjaring ibu hamil.
Kurangnya pelaksanaan bidan dalam melakukan
kunjungan ke rumah-rumah ibu hamil.
P 3 Kurangnya evaluasi bidan koordinator dengan bidan
dalam pengawasan program K 1.
30
31
Man Kurang optimalnya bidan dan kader
dalam penyuluhan, Kurang optimalnya bidan dalam melakukan kunjungan ke rumah-rumah ibu hamil, Kurangnya pengetahuan kader akan pentingnya kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan, Kurangnya motivasi dan keaktifan kader
LINGKUNGAN
Rendahnya cakupan
kunjungan K1 murni
PROSES
Faktor sosial budaya : ibu hamil merasa malu
P1:Kurangnya perencanaan untuk sosialisasi kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K 1)
Gambar 3. Diagram Fish Bone
Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya kunjungan pertama kali ibu hamil usia < 20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan (K 1)
INPUT
P2: Kurangnya koordinasi antara kader dan bidan dalam menjaring ibu hamil.
Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk kunjungan pertama kali usia < 20 minggu dalam pemeriksaan kehamilan (K 1)
P2: Kurangnya pelaksanaan bidan dalam melakukan kunjungan ke rumah-rumah ibu hamil TP2M.
P3: Kurangnya evaluasi bidan koordinator dengan bidan dalam pengawasan program K 1..
Matherial
Money
Machine
Method : Cara penyampaian
informasi tentang kunjungan pertama kali ibu hamil, Cara penyampaian penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan usia < 20 minggu yang kurang optimal
BAB VII
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Tabel 3. Kemungkinan Pemecahan masalah dan kemungkinan penerapannya
Penyebab Masalah Pemecahan dan Penerapannya
Kurang optimalnya bidan dan kader
dalam melakukan penyuluhan pada ibu –
ibu hamil.
Kurang optimalnya bidan dalam
melakukan kunjungan ke rumah-rumah
ibu hamil.
Kurangnya pengetahuan kader akan
pentingnya kunjungan pertama kali ibu
hamil usia < 20 minggu untuk
pemeriksaan kehamilan (K 1).
Kurangnya motivasi kader dalam
mengajak ibu hamil usia < 20 minggu
untuk pemeriksaan kehamilan.
Meningkatkan kunjungan ke rumah-
rumah ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan K1 oleh bidan desa.
Pelatihan bidan dan kader mengenai
program kunjungan pertama kali ibu
hamil (K 1) dalam melakukan
penyuluhan
Meningkatkan koordinasi antara
bidan dan kader dalam mendata ibu
hamil.
Cara penyampaian informasi tentang
kunjungan pertama kali ibu hamil usia <
20 minggu untuk pemeriksaan kehamilan
yang kurang optimmal.
Cara penyampaian penyuluhan tentang
tanda-tanda bahaya kehamilan usia < 20
Penyuluhan mengenai program
kunjungan pertama kali ibu hamil ( K1)
dengan cara lebih optimal dan
berkesinambungan, misalnya melalui
audio visual.
32
minggu yang kurang optimal.
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
pentingnya kunjungan pertama kali ibu
hamil usia < 20 minggu untuk
pemeriksaan kehamilan (K 1)
Kurangnya pengetahuan mengenai faktor
resiko dari tanda-tanda bahaya kehamilan
usia < 20 minggu.
Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk
kunjungan pertama kali usia < 20 minggu
dalam pemeriksaan kehamilan (K 1)
Faktor sosial budaya : Secara turun
temurun/tradisi ibu hamil diperiksa oleh
dukun.
Kurangnya perencanaan untuk sosialisasi
program K 1.
Kurang koordinasi bidan dengan kader
dalam menjaring ibu hamil
Kurangnya pelaksanaan bidan dalam
melakukan kunjungan ke rumah-rumah
ibu hamil.
Kurangnya evaluasi bidan koordinator
dengan bidan dalam pengawasan
program K 1.
33
6.1 Alternatif kegiatan
A. Penyuluhan mengenai pentingnya program kunjungan pertama kali ibu hamil ( K1)
dengan cara optimal dan berkesinambungan, misalnya audio visual.
B. Meningkatkan kunjungan ke rumah-rumah ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
K1 oleh bidan desa.
C. Meningkatkan koordinasi antara bidan dan kader dalam mendata ibu hamil.
D. Pelatihan bidan dan kader mengenai program kunjungan pertama kali ibu hamil (K 1)
dalam melakukan penyuluhan.
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatf
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode kriteria matriks.
Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan
menggunakan metode kriteria matriks :
A. Magnitude(m) = besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang dapat
di selsaikan.
Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselsaikan dengan pemecahan
masalah makin efektif
34
B. Importancy (i) = pentingnya cara pemecahan masalah.
Makin pentinga cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah makin
efektif
C. Vulnerability (v) sensitifitas cara penyelesaian masalah
Makin sensitif bentuk penyelesaian masalah makin efektif
D. Cost (c) = Perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan pemecahan
masalah.
Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5. cara memberi nilai :
1 : tidak tinggi
2 : kurang tinggi
3 : cukup tinggi
4 : tinggi
5 : sangat tinggi
6.2 Hanlon Kualitatif
Tabel 4. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
dengan Metode Hanlon Kualitatif Berdasarkan kriteria (m) Magnitude
Masalah A B C D Horizontal
A - - + 1
B + + 2
35
C + 1
D 0
Tot Ver 0 1 1 0
Tot Hor 1 2 1 0
Total 1 3 2 0
Prioritas III I II IV
Tabel 5. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
dengan Metode Hanlon Kuantitatif Berdasarkan (i) importency
Masalah A B C D Horizontal
A - - + 1
B + + 2
C + 1
D 0
Tot Ver 0 1 1 0
Tot Hor 1 2 1 0
Total 1 3 2 0
Prioritas III I II IV
Tabel 6. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
dengan Metode Hanlon Kualitatif Berdasarkan (v) vulnerability
36
Masalah A B C D Horizontal
A - - + 1
B + + 2
C + 1
D 0
Tot Ver 0 1 1 0
Tot Hor 1 2 1 0
Total 1 3 2 0
Prioritas III I II IV
Berdasarkan hasil Magnitude, Importancy, Vulnerability diatas dengan menggunakan
Hanlon Kualitatif, maka dapat diurutkan prioritas masalah sebagai berikut ini:
Tabel 7.Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
No Alternatif
pemecahan
masalah
m I V c Total Prioritas
1 1 1 1 1 3 1 III
2 2 3 3 3 2 13,5 I
3 3 2 2 2 2 4 II
4 4 0 0 0 3 0 IV
37
Prioritas Pemecahan Masalah :
I. Meningkatkan kunjungan ke rumah-rumah ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
K1 oleh bidan desa
II. Meningkatkan koordinasi antara bidan dan kader dalam mendata ibu hamil.
III. Penyuluhan mengenai pentingnya program kunjungan pertama kali ibu hamil ( K1)
dengan cara optimal dan berkesinambungan, misalnya audio visual.
IV. Pelatihan bidan dan kader mengenai program kunjungan pertama kali ibu hamil (K 1)
dalam melakukan penyuluhan.
38
TABEL 8. PLAN OF ACTION PENINGKATAN KUNJUNGAN KE RUMAH (KR) UNTUK K1
Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksan
aan
Waktu Dana Metode Tolak ukur
1 Meningkatkan kunjungan
ke rumah-rumah ibu
hamil untuk melakukan
pemeriksaan K1 oleh
bidan desa
Untuk
mendapatkan
data secara
langsung
Ibu
hamil
Rumah
ibu hamil
Bidan
desa
1 hari Dana
operasional
puskesmas
Pengumpulan
data
Terkumpulnya
seluruh data ibu
hamilumur
kehamilan <2
minggu
2 Meningkatkan koordinasi
antara bidan dan kader
dalam mendata ibu hamil
Mempermudah
perolehan data
kader Pusesmas
salaman 1
Bidan
desa
Tiap bulan - Pengumpulan
data
Koordinasi antara
kader dan bidan
desa tejalin dengan
baik
3 Penyuluhan mengenai Meningkatkan Ibu Rumah Bidan Tiap Dana Diskusi dan Bertambahnya
39
pentingnya program
kunjungan pertama kali
ibu hamil ( K1) dengan
cara optimal dan
berkesinambungan,
misalnya audio visual
pengetahuan
ibu hamil
hamil ibu hamil desa dan
kader
kegiatan
psyandu
operasional tanya jawab pengetahuan dan
kesadaran ibu
hamil untuk
memeriksakan
kehamilannya
4 Pelatihan bidan dan kader
mengenai program
kunjungan pertama kali
ibu hamil (K 1) dalam
melakukan penyuluhan
Meningkatkan
kualitas bidan
dan kader
dalam
menjalankan
program K1
Bidan
dan
kader
desa
Puskesmas
salaman I
Dokter,
bidan
desa
Tiap tahun Dana
operasional
puskesmas
Seminar,
pelatihan dan
diskusi
Bertambahnya
pengetahuan dan
keterampilan idan
dan kade dalam
program ini
40
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Rendahnya cangkupan pemeriksaan kehamilan K1 murni di Desa Tlegorejo
disebabakan oleh berbagai faktor seperti Man, Method, lingkungan dan proses. Dari Man
yaitu dari pihak bidan dan kader yang kurang optimal kinerjanya. Dari method yaitu dari cara
penyampaian informasi yang kurang optimal. Faktor lingkungan yaitu masih adanya rasa
malu pada ibu hamil untuk memeriksaan kehamilan karena umur kehamilan mereka yang
masih muda maka perlu diadakan peningkatan KR untuk pemeriksaan K1.
B.SARAN
Saran untuk Bidan desa adalah diharapkan bidan desa dapat melakukan peningkatan
KR untuk pemeriksaan K1 agar dapat meningkatkan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
K1. Diharapkan pada ibu hamil agar kooperatif dalam melakukan pemeriksaan pertama kali
pada kehamilan saat umur kehamilan <20 minggu.
41
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kesehatan Ibu dan Anak Propinsi Jawa Tengah. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta. 2008.
Chandra, Budiman. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2005.
Hartoyo, M.Kes.Handout Konsep Paradigma Sehat Dalam Rangka Pendekatan
Kemasyarakatan di Bidang Kesehatan : Magelang.2009.
Notoadmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka cipta : Jakarta.2003.
Kontjoro, T. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan Sebagai Strategi
Dalam Peningkatan Mutu Klinis. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Vol.08/No.3, Rustam. Sinopsis Obstetri, Obstetri fisiologi, Obstetri Patologi/Rustam
Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed.2 – Jakarta : EGC.2005.
http://ns-nining.blogspot.com/2009/03/ante-natal-care.html
http;//jateng.bkkbn.go/id/download.php?type=p&prgid=13
http://Peran P4K dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dan KB
http://enformasi.com/2009/02/masalah-ibu-hamil.html
http://bibilung.wordpress.com/2008/04/18/5-cara-menghitung-usia-kehamilan.html
http://www.pkmi-online.com/download/ASUHAN%20ANTENATAL.pdf
42
Recommended