Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan penciptaan lapangan kerja merupakan persoalan yang sangat mendesak untuk
segera menemukan solusi, karena menyangkut nilai-nilai kehidupan masyarakat.
Berkembangnya jumlah penduduk yang diikuti dengan berkembangnya aktivitas mengakibatkan
kebutuhan akan lapangan pekerjaan semakin besar, namun sebagaimana diketahui kapasitas dan
kuantitas lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas. Gambaran tentang cepatnya pertumbuhan
penduduk tersebut dapat memberikan pemahaman kepada kita bahwa akan semakin banyak
lapangan pekerjaan diperlukan untuk mencari uang agar memenuhi kebutuhan hidup setiap
warga Negara.
Menampung tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan penduduk merupakan tugas dan
tangung jawab Negara berdasarkan konstitusi Negara Republic Timor-Leste pasal 6 ayat e
dimana Negara menjamin kesejahteraan rakyat dengan melakukan pembangunan yang baik. Dari
kondisi demikian menyebabkan pemerintah mencari solusi alternative untuk menjawab persoalan
penganguran yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Solusi alternative yang telah dicapai
yaitu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengimplementasikan program lanjutan dari
UNTAET yaitu program 2 (dua) Dollar yang sekarang diberi nama 3 (tiga) Dollar . pada
prakteknya program tiga (3) dollar ini melakukan rehabilitasi terhadap jalan raya di semua distrik
hingga ke suco yang melibatkan para lider local dan masyarakat di daerah terpencil. Kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah melalui SEFOPE ini dimaksudkan untuk mendukung kepada
program-program pemerintah lainnya guna mencapai keadilan dan kesejahteraan sosial bagi
masyarakat Timor leste, mengurangi jumlah kemiskinan, menumbuhkan perekonomian dan
1
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
mempromosikan kemanfaatan sumberdaya lokal secara berkesinambungan. Program ini
bertujuan memberikan jaminan kepastian hak atas pekerjaan dan meningkatkan efisiensi,
transparansi serta memperbaiki kualitas pelayanan pemberian hak atas pekerjaan dan mengurangi
penganguran. Memperbaiki kapasitas pemerintah daerah untuk melaksanakan fungsi
pembangunan secara efisien dan transparan sesuai dengan prinsip good governance. Tujuan
pelaksanan program ini adalah memberikan pekerjaan kepada masyarakat local dengan tujuan
meningkatkan pendapatan dan menurunkan angka kemiskinan di Timor-leste. Selain itu melalui
program ini juga pemerintah ingin merehabilitasi jalan raya agar membantu masyarakat local
untuk memasarkan produk local ke daerah lain baik di tingkat nasional maupun internsional.
Berangkat dari latar belakang tersebut penelitian yang berjudul
“Evaluasi kebijakan pemerintah mengenai implementasi program tiga (3)Dollar di Suco Lour”
Diharapkan dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan program Tiga (3) Dolar dan melihat
seberapa besar keberhasilan program Tiga (3) dollar sehingga tujuan dan rencana tersebut dapat
terwujud dengan baik sesuai dengan tugas negara yang tertuang dalam konstitusi Republik
Demokratik Timor-Leste yang tertuang dalam pasal 6 ayat e
1.2 Pertanyaan Penelitian
1.2.1 Bagaimana pelaksanaan program Tiga (3) Dolar di suco Lour
1.2.2 Apa saja hambatan-hambatan pelaksanaan Program Tiga (3)Dollar di Suco Lour ?
1.2.3 Apa upaya-upaya dalam mengatasi hambatan pelaksanaan Program Tiga (3) Dolar di
Suco Lour.
2
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 mengetahui pelaksanaan program tiga (3) dolar di suco Lour
1.3.2 Mengetahui hambatan-hambatan pelaksanaan program tiga (3) dolar di suco Lour
1.3.3 Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan program tiga (3) dolar di suco Lour
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi para penulis, sebagai bahan bacaan untuk melakukan penulisan lebih lanjut
b. Bagi kalangan akademisi, sebagai bahan referensi di perpustakaan Universitas
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah, sebagai pelaksana kebijakan untuk dijadikan cerminan di masa
depan.
b. Menjadi bahan referensi bagi para praktisi program di daerah-daerah terpencil seperti
NGO local dan internsional
3
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konsep atau Istilah
Definisi Konsep atau Istilah adalah: abstraksi mengenai suatu fenomena yang
merumuskan atas dasar generalisasi pada sejumlah karateristik kejadian, keadaan, kelompok atau
individu tertentu. Selanjutnya konsep merupakan unsur penelitian yang terpenting dan
merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak mengenai
suatu fenomena. (Masri Singaribun 1987:37) jadi definisi konsep adalah rumusan pengertian
yang menggambarkan arti setiap variabel secara tegas sehingga menimbulkan perbedaan
interpretasi dalam pembahasan selanjutnya.
2.1.1 Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi
kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai
sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang telah ditetapkan dengan hasil
yang bisa dicapai. Menurut Hj. SAMINEM, SKM Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling
berhubungan untuk mengukur pelaksanaan dan berdasarkan pada tujuan dan kriteria.
2.1.2 Kebijakan
Rangkaian konsep dan asas yg menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak ( pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan
cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sbg garis pedoman untuk manajemen dalam usaha
mencapai sasaran. James Lester dan Robert Steward Mendefinisikan kebijakan publik sebagai a
process or a series or pattern of governmental activities or decissions are design to remedy some
4
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
public problem,either real or imagine (sebuah proses/langkah-langkah/cara berupa tindakan atau
keputusan pemerintah yang dibuat untuk menanggulangi masalah publik/masyarakat baik yang
sudahterjadi maupun yang baru diprediksikan)
2.1.3 Pemerintah
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan
hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem
pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.
Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan
kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara. (Aim Abdulkarim)
2.1.4 Implementasi
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh
Solichin Abdul Wahab adalah: “Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to
implement. Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berati to provide
the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give
practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”(Webster dalam
Wahab, 2004:64).
Implementasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu
yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk
menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, Peraturan Pemerintah,
5
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam
kehidupan kenegaraan.
2.1.5 Suco Lour
Suco Lour merupakan sebuah desa yang berada di distrik Bobonaro yang terletak di
perbatasan Distrik Covalima dan Bobonaro dan merupakan salah satu target implementasi
program tiga (3) dolar selama pemerintahan AMP dan akan berlanjut sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Suco lour juga memiliki empat (4) aldeia yaitu: aldeia Tazgolo, Aldeia Heliquei,
Aldeia Olo-olo dan Aldeia Galitaz dimana masyarakat dari keempat aldeia ini yang terlibat
langsung dalam program tiga Dolar yang diimplementasikan oleh pemerintah.
2.2 Pandangan Para Ahli
2.2.1 Evaluasi Kebijakan
2.2.1.1 Pengertian Evaluasi Kebijakan Publik
Evaluasi kebijakan merupakan salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan. Pada
umumnya evaluasi kebijakan dilakukan setelah kebijakan publik tersebut di implementasikan,
dalam rangka menguji tingkat kegagalan dan keberhasilan, keefektifan dan keefisienannya.
Evaluasi, per definitionem, dapat diartikan sebagai penaksiran (appraisal), pemberian angka
(rating), dan penilaian (assessment), yaitu proses untuk menganalisis hasil kebijakan berupa
pemberian satuan nilai. Kegiatan paling spesifik dari evaluasi berkaitan dengan bagaimana
menghasilkan informasi tentang nilai dari hasil kebijakan. Dengan demikian, kegiatan evaluasi
lebih banyak bertanya tentang berapa nilai sebuah kebijakan. Hal ini berbeda dengan kegiatan
lainnya dalam analisis kebijakan yang lebih banyak bertanya tentang fakta-fakta atau tindakan-
tindakan kebijakan.
6
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
Secara umum, terdapat 4 (empat) karakteristik pokok dari kegiatan evaluasi, yakni:
Pertama, terfokus pada nilai. Kegiatan evaluasi difokuskan pada nilai dari suatu kebijakan,
atau penilaian (William N. Dunn, hal. 149)
Evaluasi merupakan salah satu tingkatan di dalam proses kebijakan publik, evaluasi
adalah suatu cara untuk menilai apakah suatu kebijakan atau program itu berjalan dengan baik
atau tidak. Evaluasi mempunyai definisi yang beragam, William N. Dunn, memberikan arti pada
istilah evaluasi bahwa:
“Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan” (Dunn, 2003:608).
Pengertian di atas menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan merupakan hasil kebijakan
dimana pada kenyataannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran kebijakan. Bagian
akhir dari suatu proses kebijakan adalah evaluasi kebijakan. Menurut Lester dan Stewart yang
dikutip oleh Leo Agustino dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Kebijakan Publik bahwa
evaluasi ditujukan untuk melihat sebagian-sebagian kegagalan suatu kebijakan dan untuk
mengetahui apakah kebijakan telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan dampak
yang diinginkan (Dalam Leo, 2006:186). Jadi, evaluasi dilakukan karena tidak semua program
kebijakan publik dapat meraih hasil yang diinginkan.
Adapun menurut Taliziduhu Ndraha dalam buku Konsep Administrasi dan Administrasi
di Indonesia berpendapat bahwa evaluasi merupakan proses perbandingan antara standar dengan
fakta dan analisa hasilnya (Ndraha, 1989:201). Kesimpulannya adalah perbandingan antara
tujuan yang hendak dicapai dalam penyelesaian masalah dengan kejadian yang sebenarnya,
7
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
sehingga dapat disimpulkan dengan analisa akhir apakah suatu kebijakan harus direvisi atau
dilanjutkan. Sudarwan Danim mengemukakan definisi penilaian (evaluating) adalah:
“Proses pengukuran dan perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu:
1. Bahwa penilaian merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi tersebut turut menentukan mati hidupnya suatu organisasi.
2. Bahwa penilaiaan itu adalah suatu proses yang berarti bahwa penilaian adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh administrasi dan manajemen
3. Bahwa penilaian menunjukkan jurang pemisah antara hasil pelaksanaan yang sesungguhnya dengan hasil yang seharusnya dicapai”
(Danim, 2000:14).
Pendapat di atas dapat diperoleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang telah
dicapai dengan hasil yang seharusnya menurut rencana. Sehingga diperoleh informasi mengenai
nilai atau manfaat hasil kebijakan, serta dapat dilakukan perbaikan bila terjadi penyimpangan di
dalamnya. Menurut Muchsin, evaluasi kebijakan pemerintah adalah sebagai hakim yang
menentukan kebijakan yang ada telah sukses atau gagal mencapai tujuan dan dampak-
dampaknya (Muchsin dan Fadillah, 2002:110). Evaluasi kebijakan pemerintah dapat dikatakan
sebagai dasar apakah kebijakan yang ada layak untuk dilanjutkan, direvisi atau bahkan
dihentikan sama sekali.
2.2.1.2 Fungsi dan Karakteristik Evaluasi Kebijakan Publik
Evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan. Menurut William
N. Dunn fungsi evaluasi, yaitu:
“Pertama, dan yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.
8
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
Ketiga, evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi” (Dunn, 2003:609 dan 610).
Berdasarkan pendapat William N. Dunn di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses kebijakan yang paling penting karena dengan evaluasi kita dapat menilai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan dengan melalui tindakan publik, dimana tujuan-tujuan tertentu dapat dicapai. Sehingga kepantasan dari kebijakan dapat dipastikan dengan alternatif kebijakan yang baru atau merevisi kebijakan. Evaluasi mempunyai karakteristik yang membedakannya dari metode-metode analisis kebijakan lainnya yaitu:
1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan program.
2. Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta” maupun “nilai”.
3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda dengan tuntutan-tuntutan advokat, diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan.
4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.
(Dunn, 2003:608-609)
Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik evaluasi terdiri dari empat karakter. Yang
pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari suatu kebijakan dalam ketepatan
pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu interdependensi fakta-nilai, karena untuk
menentukan nilai dari suatu kebijakan bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat
dari bukti atau fakta bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi
masa kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada hasil sekarang dan masa
lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari kebijakan tersebut. Keempat yaitu
dualitas nilai, karena nilai-nilai dari evaluasi mempunyai arti ganda baik rekomendasi sejauh
berkenaan dengan nilai yang ada maupun nilai yang diperlukan dalam mempengaruhi
pencapaian tujuan-tujuan lain.
9
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
2.2.1.3 Kriteria Evaluasi Kebijakan Publik
Mengevaluasi suatu program atau kebijakan publik diperlukan adanya suatu kriteria
untuk mengukur keberhasilan program atau kebijakan publik tersebut. Mengenai kinerja
kebijakan dalam menghasilkan informasi terdapat kriteria evaluasi sebagai berikut:
Tabel 2.1Kriteria Evaluasi
TIPE KRITERIA PERTANYAAN ILUSTRASI
Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?
Unit pelayanan
Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan?
Unit biaya
Manfaat bersih
Rasio biaya-manfaat
Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah?
Biaya tetap
(masalah tipe I)
Efektivitas tetap
(masalah tipe II)
Perataan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok tertentu?
Kriteria Pareto
Kriteria kaldor-Hicks
Kriteria Rawls
Resposivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok tertentu?
Konsistensi dengan survai warga negara
Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai?
Program publik harus merata dan efisien
(Sumber: Dunn, 2003:610)
10
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
Kriteria-kriteria di atas merupakan tolak ukur atau indikator dari evaluasi kebijakan
publik. Dikarenakan penelitian ini menggunakan metode kualitatif maka pembahasan dalam
penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan yang dirumuskan oleh William N. Dunn untuk
setiap kriterianya. Sedangkan untuk ilustrasi dilihat dari tabel di atas pembahasannya lebih
kepada metode kuantitatif. Untuk lebih jelasnya setiap indikator tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut.
a. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas disebut juga hasil guna. Efektivitas
selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya
dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh Arthur G. Gedeian dkk dalam bukunya Organization
Theory and Design yang mendefinisikan efektivitas adalah That is, the greater the extent it
which an organization`s goals are met or surpassed, the greater its effectiveness (Semakin besar
pencapaian tujuan-tujuan organisasi semakin besar efektivitas) (Gedeian, 1991:61).
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa apabila pencapaian tujuan-tujuan daripada
organisasi semakin besar, maka semakin besar pula efektivitasnya. Pengertian tersebut dapat
disimpulkan adanya pencapaian tujuan yang besar daripada organisasi, maka makin besar pula
hasil yang akan dicapai dari tujuan-tujuan tersebut. William N. Dunn dalam bukunya yang
berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik: Edisi Kedua, menyatakan bahwa:
“Efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu alternative mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya” (Dunn, 2003:429).
11
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
Apabila setelah pelaksanaan kegiatan kebijakan publik ternyata dampaknya tidak mampu
memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa
suatu kegiatan kebijakan tersebut telah gagal, tetapi adakalanya suatu kebijakan publik hasilnya
tidak langsung efektif dalam jangka pendek, akan tetapi setelah melalui proses tertentu. Menurut
pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor Publik mendefinisikan efektivitas
merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output
terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi,
2005:92). Ditinjau dari segi pengertian efektivitas usaha tersebut, maka dapat diartikan bahwa
efektivitas adalah sejauhmana dapat mencapai tujuan pada waktu yang tepat dalam pelaksanaan
tugas pokok, kualitas produk yang dihasilkan dan perkembangan. Pendapat lain juga dinyatakan
oleh Susanto, yaitu: “efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat
kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi” (Susanto, 1975:156). Berdasarkan definisi
tersebut, peneliti beranggapan bahwa efektivitas bisa tercipta jika pesan yang disampaikan dapat
mempengaruhi khalayak yang diterpanya.
Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey dalam
bukunya Individual and Society yang dikutip Sudarwan Danim dalam bukunya Motivasi
Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyebutkan ukuran efektivitas, sebagai berikut:
1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output).
2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pula jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu).
3. Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan.
4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.
12
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
(Dalam Danim, 2004:119-120).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ukuran daripada efektivitas
diharuskan adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran. Ukuran daripada
efektivitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif
serta intensitas yang tinggi. Artinya ukuran daripada efektivitas adalah adanya keadaan rasa
saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi. Adapun menurut pendapat Cambell yang dikutip
oleh Richard M. Steers dalam bukunya Efektivitas Organisasi menyebutkan beberapa ukuran
daripada efektivitas, yaitu:
1. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi;2. Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan;3. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan dalam hal
penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik;4. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap biaya untuk
menghasilkan prestasi tersebut;5. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah semua biaya dan
kewajiban dipenuhi;6. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang dan masa
lalunya;7. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya sepanjang waktu;8. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada kerugian waktu;9. Semangat kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal pencapaian tujuan, yang
melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan dan perasaan memiliki;10. Motivasi artinya adanya kekuatan yang muncul dari setiap individu untuk mencapai
tujuan;11. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai satu sama lain,
artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi dan mengkoordinasikan;12. Keluwesan Adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk mengubah prosedur
standar operasinya, yang bertujuan untuk mencegah keterbekuan terhadap rangsangan lingkungan;
(Dalam Steers, 1985:46-48).
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran efektivitas merupakan suatu
standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu,
menunjukan pada tingkat sejauhmana organisasi, program/kegiatan melaksanakan fungsi-
fungsinya secara optimal.
13
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
b. Efisiensi
Efektivitas dan efisiensi sangatlah berhubungan. Apabila kita berbicara tentang efisiensi
bilamana kita membayangkan hal penggunaan sumber daya (resources) kita secara optimum
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Maksudnya adalah efisiensi akan terjadi jika penggunaan
sumber daya diberdayakan secara optimum sehingga suatu tujuan akan tercapai.
Adapun menurut William N. Dunn berpendapat bahwa:
“Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Efisiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan efisien” (Dunn, 2003:430).
Apabila sasaran yang ingin dicapai oleh suatu kebijakan publik ternyata sangat
sederhana sedangkan biaya yang dikeluarkan melalui proses kebijakan terlampau besar
dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Ini berarti kegiatan kebijakan telah melakukan
pemborosan dan tidak layak untuk dilaksanakan.
c. Kecukupan
Kecukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah
dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. William N. Dunn mengemukakan bahwa kecukupan
(adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan,
nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah (Dunn, 2003:430). Dari pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa kecukupan masih berhubungan dengan efektivitas dengan
mengukur atau memprediksi seberapa jauh alternatif yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai
atau kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.
14
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
Hal ini, dalam kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif
kebijakan dan hasil yang diharapkan. Kriteria tersebut berkenaan dengan empat tipe masalah,
yaitu:
1) Masalah Tipe I. Masalah dalam tipe ini meliputi biaya tetap dan efektivitas yang
berubah dari kebijakan. Jadi, tujuannya adalah memaksimalkan efektivitas pada batas
risorsis yang tersedia.
2) Masalah Tipe II. Masalah pada tipe ini menyangkut efektivitas yang sama dan biaya
yang berubah dari kebijakan. Jadi, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya.
3) Masalah Tipe III. Masalah pada tipe ini menyangkut biaya dan efektivitas yang
berubah dari kebijakan.
4) Masalah Tipe IV. Masalah pada tipe ini mengandung biaya sama dan juga efektivitas
tetap dari kebijakan. Masalah ini dapat dikatakan sulit dipecahkan karena satu-
satunya alternatif kebijakan yang tersedia barangkali adalah tidak melakukan sesuatu
pun.
(Dunn, 2003:430-431)
Tipe-tipe masalah di atas merupakan suatu masalah yang terjadi dari suatu kebijakan
sehingga dapat disimpulkan masalah tersebut termasuk pada salah satu tipe masalah tersebut. Hal
ini berarti bahwa sebelum suatu produk kebijakan disahkan dan dilaksanakan harus ada analisis
kesesuaian metoda yang akan dilaksanakan dengan sasaran yang akan dicapai, apakah caranya
sudah benar atau menyalahi aturan atau teknis pelaksanaannya yang benar.
15
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
d. Perataan
Perataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang
diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik. William N. Dunn menyatakan bahwa kriteria
kesamaan (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada
distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat (Dunn,
2003:434). Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau
usaha secara adil didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif, efisien, dan
mencukupi apabila biaya-manfaat merata. Kunci dari perataan yaitu keadilan atau kewajaran.
Seberapa jauh suatu kebijakan dapat memaksimalkan kesejahteraan sosial dapat dicari
melalui beberapa cara, yaitu:
1. Memaksimalkan kesejahteraan individu. Analis dapat berusaha untuk
memaksimalkan kesejahteraan individu secara simultan. Hal ini menuntut agar
peringkat preferensi transitif tunggal dikonstruksikan berdasarkan nilai semua
individu.
2. Melindungi kesejahteraan minimum. Di sini analis mengupayakan peningkatan
kesejahteraan sebagian orang dan pada saat yang sama melindungi posisi orang-orang
yang dirugikan (worst off). Pendekatan ini didasarkan pada kriteria Pareto yang
menyatakan bahwa suatu keadaan sosial dikatakan lebih baik dari yang lainnya jika
paling tidak ada satu orang yang diuntungkan dan tidak ada satu orangpun yang
dirugikan. Pareto ortimum adalah suatu keadaan sosial dimana tidak mungkin
membuat satu orang diuntungkan (better off) tanpa membuat yang lain dirugikan
(worse off).
16
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
3. Memaksimalkan kesejahteraan bersih. Di sini analisis berusaha meningkatkan
kesejahteraan bersih tetapi mengasumsikan bahwa perolehan yang dihasilkan dapat
digunakan untuk mengganti bagian yang hilang. Pendekatan ini didasarkan pada
kriteria Kaldor-Hicks: Suatu keadaan sosial lebih baik dari yang lainnya jika terdapat
perolehan bersih dalam efisiensi dan jika mereka yang memperoleh dapat
menggantikan mereka yang kehilangan. Untuk tujuan praktis kriteria yang tidak
mensyaratkan bahwa yang kehilangan secara nyata memperoleh kompensasi ini,
mengabaikan isu perataan.
4. Memaksimalkan kesejahteraan redistributif. Di sini analis berusaha memaksimalkan
manfaat redistributif untuk kelompok-kelompok yang terpilih, misalnya mereka yang
secara rasial tertekan, miskin atau sakit. Salah satu kriteria redistributif dirumuskan
oleh filosof John Rawls: Suatu situasi sosial dikatakan lebih baik dari lainnya jika
menghasilkan pencapaian kesejahteraan anggota-anggota masyarakat yang dirugikan
(worst off).
(Dunn, 2003: 435-436)
Formulasi dari Rawls berupaya menyediakan landasan terhadap konsep keadilan, tapi
kelemahannya adalah pengabaian pada konflik. Pertanyaan menyangkut perataan, kewajaran,
dan keadilan bersifat politis cara-cara tersebut tidak dapat menggantikan proses politik, berarti
cara-cara di atas tidak dapat dijadikan patokan untuk penilaian dalam kriteria perataan. Berikut
menurut William N. Dunn:
“Pertanyaan menyangkut perataan, kewajaran, dan keadilan bersifat politis; dimana pilihan
tersebut dipengaruhi oleh proses distribusi dan legitimasi kekuasaan dalam masyarakat.
Walaupun teori ekonomi dan filsafat moral dapat memperbaiki kapasitas kita untuk menilai
17
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
secara kritis kriteria kesamaan, kriteria-kriteria tersebut tidak dapat menggantikan proses
politik” (Dunn, 2003: 437).
Pelaksanaan kebijakan haruslah bersifat adil dalam arti semua sektor dan dari segi lapisan
masyarakat harus sama-sama dapat menikmati hasil kebijakan. Karena pelayanan publik
merupakan pelayanan dari birokrasi untuk masyarakat dalam memenuhi kegiatan masyarakat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelayanan publik sendiri menghasilkan jasa publik.
e. Responsivitas
Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai respon dari suatu aktivitas.
Yang berarti tanggapan sasaran kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan. Menurut
William N. Dunn menyatakan bahwa responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa
jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok
masyarakat tertentu (Dunn, 2003:437). Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui
tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu memprediksi
pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat
setelah dampak kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa
dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan.
Dunn pun mengemukakan bahwa: “Kriteria responsivitas adalah penting karena analisis
yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas, efisiensi, kecukupan, kesamaan)
masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya
diuntungkan dari adanya suatu kebijakan” (Dunn, 2003:437).
Oleh karena itu, kriteria responsivitas cerminan nyata kebutuhan, preferensi, dan nilai dari
kelompok-kelompok tertentu terhadap kriteria efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan kesamaan.
18
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
f. Ketepatan
Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan pada kuatnya asumsi
yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. William N. Dunn menyatakan bahwa kelayakan
(Appropriateness) adalah:
“Kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi
dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan
pilihan tujuan yang layak. Kriteria kelayakan dihubungkan dengan rasionalitas substantif,
karena kriteria ini menyangkut substansi tujuan bukan cara atau instrumen untuk
merealisasikan tujuan tersebut” (Dunn, 2003:499).
Artinya ketepatan dapat diisi oleh indikator keberhasilan kebijakan lainnya (bila ada). Misalnya
dampak lain yang tidak mampu diprediksi sebelumnya baik dampak tak terduga secara positif
maupun negatif atau dimungkinkan alternatif lain yang dirasakan lebih baik dari suatu
pelaksanaan kebijakan sehingga kebijakan bisa lebih dapat bergerak secara lebih dinamis.
2.2.2 Kebijakan Pemerintah
Dalam memahami permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka penelitian ini
menggunakan teori kebijakan publik. Definisi kebijakan public menurut Subarsono adalah
apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan, dari definisi tersebut
mengandung makna :
1) Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah, bukan oleh swasta.
2) Kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan
pemerintah.
19
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
2.2.3 Implementasi Kebijakan
Pengertian implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan
dan tercapainya kebijakan tersebut. Mazmanian & Paul Sabatier dalam bukunya implementation
and public policy (1983:61) mendefinisikan implementasi sebagai berikut:“pelaksanaan
keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undanh-undang, namun dapat pula
berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan
badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi,
menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk
menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya”. Implementasi menurut Mazmanian dan
Sabatier merupakan pelaksanaan kebijakan dasar berbentuk undang-undang juga berbentuk
perintah atau keputusankeputusan yang penting atau seperti keputusan badan peradilan. Proses
implementasi ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu seperti tahapan
pengesahan undang-undang, kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan
dan seterusnya sampai perbaikan kebijakan yang bersangkutan. (http://rimaru.web.id/pengertian-
implementasi-menurut-beberapa-ahli/; Update 30 Juli 2012)
Program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus
diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen
pemerintah di tingkat bawah. Hersel Nogi S. Tangkilisan mengutip pengertian implementasi
menurut Patton dan Sawicki dalam buku yang berjudul Kebijakan Publik yang Membumi bahwa:
”Implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan
program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir,
20
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi” (Dalam
Tangkilisan, 2003:9).
Berdasarkan pengertian di atas, implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang
diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk
mengorganisir. Seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, unit-
unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi
terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi
relisasi program yang dilaksanakan. Dunn mengistilahkan implementasi dengan lebih khusus
dengan menyebutnya implementasi kebijakan (policy implemtation) adalah pelaksanaan
pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu (Dunn, 2003:132).
Pengertian di atas dapat disimpulakn bahwa implementasi kebijakan merupakan
pelaksanaan dari pengendalian aksi kebijakan dalam kurun waktu tertentu. Pendapat Riant
Nugroho D. dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan
Evaluasi. Ia mengemukakan bahwa:
“Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat
mencapai tujuannya. Tidak lebih dan tidak kurang. Untuk mengimplemntasikan
kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung
mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalui formulasi kebijakan
derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut” (Nugroho, 2004:158).
Implementasi kebijakan menurut pendapat di atas, tidak lain berkaitan dengan cara agar
kebijakan dapat mencapai tujuan. Kebijakan publik tersebut diimplementasikan melalui bentuk
program-program serta melalui turunan. Turunan yang dimaksud adalah dengan melalui proyek
21
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
intervensi dan kegiatan intervensi. Menurut Darwin terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam persiapan proses implementasi yang perlu dilakukan, setidaknya terdapat
empat hal penting dalam proses implementasi kebijakan, yaitu pendayagunaan sumber, pelibatan
orang atau sekelompok orang dalam implementasi, interpretasi, manajemen program, dan
penyediaan layanan dan manfaat pada publik (Widodo, 2001:194).
2.2.4 Program Tiga Dollar
Program tiga Dollar merupakan sebuah program pemerintah yang diimplementasikan melalui
Secretari Estadu Formacão Profesional Emprego (SEFOPE) dengan memberi pekerjaan kepada
masyarakat lokal di daerah terpencil dengan pembayaran tiga (3) Dolar per hari. Implementasi
program ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan rakyat
di daerah terpencil. Dalam implementasi program ini juga pemerintah ingin merehabilitasi jalan
raya di daerah terpencil yang menghubungkan desa dan kota agar membantu masyarakat untuk
menjual produk lokal ke tingkat nasional dan internasional
22
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif. Sedangkan tipe penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Evaluatif yaitu tipe penelitian yang
menggambarkan secara tepat sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk
menentukan frekuensi/ penyebab suatu gejala lain dalam masyarakat. Penggunaan tipe Deskritif
Evaluatif ini tidak lain karena berkaitan dengan tujuan dari penelitian yaitu melakukan evaluasi
program
3.1.1 Pengumpulan Data
3.1.1.1 Sumber Data
Penelitian tentang studi evaluasi kebijakan pemerintah mengenai program Tiga Dolar di Suco
Lour Distrik Bobonaro menggunakan data:
a. Data primer
Adalah informasi langsung yang dikumpulkan peneliti dari sumber yang terkait dengan
masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Data primer ini diperoleh dari wawancara
dan pengumpulan data dari subyek penelitian yang telah ditentukan yaitu pegawai SEFOPE yang
terlibat langsung dengan program tersebut, pemerintah kecamatan dan desa, masyarakat yang
mengikuti program tersebut.
b. Data Sekunder
23
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
Data sekunder ini akan diperoleh dari instansi-instansi yang terkait /berhubungan dengan
pelaksanaan program secara langsung berupa keterangan, catatan ataupun dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk penelitian yang semua dokumen itu dapat memperkuat penjelasan
mengenai penelitian ini.
3.1.1.2 Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan cara :
a. Studi pustaka
Merupakan pengumpulan data melalui kepustakaan, seperti buku, koran, majalah dan artikel
yang didapat dari situs internet yang sekiranya sesuai dengan penelitian ini. Kejelasan mengenai
kepustakaan ini dapat dilihat di dalam daftar pustaka.
b. Interview atau wawancara
Pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian lapangan untuk mendapatkan data
yang kongkrit ( nyata ). Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara. Wawancara ini dilakukan secara mendalam yaitu peneliti mewawancari nara sumber
secara tidak terstruktur. Nara sumber yang dipilih merupakan pihak-pihak yang terlibat secara
langsung dalam pelaksanaan program ini. Pihak-pihak yang terkait dapat berasal dari
pemerintah, swasta maupun masyarakat yang memiliki kepentingan dengan adanya program ini.
3.1.1.3 Analisis Data
Analisis data adalah proses yang membawa bagaimana data diatur, mengorganisasikan apa yang
ada dalam sebuah pola, kategori dan unit deskripsi dasar atau dengan kata lain, analisis data
adalah penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan.
Dalam penelitian ini data yang akan didapatkan berupa data kualitatif dan juga kuantitatif.
Namun analisa data dilakukan secara kualitatif yaitu suatu cara penelitian yang menghasilkan
24
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
data deskriptif analisis, apa yang didapatkan dari responden baik secara tertulis ataupun lisan
diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Dengan demikian, analisa kualitatif merupakan
bentuk penafsiran terhadap data yang setelah data terkumpul kemudian dianalisa dan disajikan.
Analisa data dilakukan dengan cara menginterpretasikan data, fakta, dan informasi yang telah
dikumpulkan melalui pemehaman intelektual dan empiris berdasarkan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan dan penelaahan data yang diperoleh dari wawancara.
2. Reduksi data dengan membuat ringkasan dalam berbagai bentuk.
3. Display atau penyajian data dalam bentuk tabel.
4. Verifikasi data dengan cara membandingkan antar data yang diperoleh dari berbagai
informasi.
Oleh karena itu, keseluruhan data yang diperoleh selama penelitian
baik yang mencakup data primer, data sekunder dan data kepustakaan merupakan hal yang
sangat penting.
25
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
BAB IV
HASIL YANG DIHARAPKAN
Dari evaluasi yang akan dilakukan ini dapat diduga bahwa peneliti dapat mengetahui
efektivitas dan efisiensi implementasi program tiga (3) dolar di Suco Lour Sub-distrik Bobonaro
Distritu Bobonaro. Dengan demikian dapat melahirkan rekomendasi bagi pemerintah untuk
dijadikan acuan bagi formulasi dan implementasi program-program lanjutan di masa depan.
26
Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT
Daftar Pustaka
J. moleong M. A Lexy 2000 Metodologi penelitian Kualitatif Pt Remaja Rosdakarya-Bandung
Dwi utami Retno 2008 Studi Evaluasi Kebijakan Pemerintah mengenai Program Lmpdp (land
Management and Policy Development Program) Kabupaten Tegal (Ringkasan Skripsi)
Metode penelitian survey Penyunting Masri singarimbun, Sofian effendi, Lembaga Penelitian,
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Undang-Undang Dasar Republik Demokarasi Timor-Leste 2000
Cortereal da Silva Lopes 2011 Proposal Penelitian Proses Pengembalian Anak Kepada Orang
tua/Keluarga STPMD “APMD” Yogyakarta
27