PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul EVALUASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI
EMPAT SEKOLAH DASAR NEGERI PERCONTOHAN DKI JAKARTA (SDNP
Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 pagi, SDNP Pesanggrahan 10
Pagi dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi) telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 28
Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP).
Jakarta, 28 Maret 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris
Drs. Rizal Saiful Haq, M. A. Pungki Purnomo, MLIS
NIP. 780 005 380 NIP. 150 295 486
Penguji Pembimbing
Drs. Rizal Saiful Haq, M. A Ida Farida, MLIS
NIP. 780 005 380 NIP. 150 229 935
ABSTRAK
Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan di Empat Sekolah Dasar Negeri Percontohan DKI
Jakarta (SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP
Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi): Skripsi. Hikmah Irfaniah.
Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. 85 hal
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengelolaan Sumber Daya
Manusia (SDM), koleksi, pelayanan, dan luas ruangan perpustakaan di Sekolah Dasar
Negeri Percontohan yang diteliti telah sesuai dengan Buku Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah yang dikeluarkan oleh Perpustakaaan Nasional RI. Penelitian ini
dilakukan di Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12
Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi. Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan
dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data adalah
melalui wawancara dan pengamatan peneliti secara langsung. Hasil penelitian
menyatakan bahwa pengelolaan perpustakaan SDNP komplek IKIP Rawamangun lebih
banyak yang tidak sesuai dengan pedoman dalam pengelolaan SDM, pengelolaan lebih
banyak yang sesuai dengan pedoman dalam hal koleksi dan pelayanan. Pengelolaan
perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 pagi lebih banyak yang tidak sesuai dalam
pengelolaan SDM dan koleksi perpustakaan, pengelolaaan lebih banyak yang sesuai
dengan pedoman dalam hal pelayanan. Pengelolaan perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10
pagi lebih banyak yang tidak sesuai dengan pedoman dalam pengelolaan SDM dan
koleksi perpustakaan, pengelolaan lebih banyak yang sesuai dengan pedoman dalam hal
pelayanan perpustakaan. Pengelolaan perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi lebih
banyak yang tidak sesuai dengan pedoman dalam pengelolaan SDM, pengelolaan lebih
banyak yang sesuai dalam hal koleksi dan pelayanan. Luas keempat ruangan
perpustakaan telah sesuai dengan pedoman.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena
atas izin, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan di Empat Sekolah Dasar Negeri Percontohan
DKI Jakarta”. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam merampungkan
penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Dr. Abdul
Chair, M.A.
2. Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Hasan Ismail, SH., dan Ibunda Siti Muslimah
untuk kasih sayang, do’a, nasihat, juga dukungan moril dan materil yang tiada henti.
3. Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora, yang
sekaligus bertindak sebagai penguji pada sidang ujian skripsi, Bapak Drs. Rizal Saiful
Haq.
4. Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Bapak Pungki Purnomo, MLIS.
5. Dosen pembimbing, Ibu Ida Farida, MLIS., terimakasih atas waktu, bimbingan, dan
arahan yang diberikan kepada penulis selama ini.
6. Dosen-dosen Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya Dosen-dosen Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
Ilmu Pengetahuan dan membuka wawasan baru bagi penulis.
7. Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Agus Umar, S. Ag, M. Hum., terimakasih atas dukungan, saran, dan referensi
yang bermanfaat yang telah diberikan.
9. Kepala Sekolah Dasar Negeri Percontohan Komplek IKIP Rawamangun, Ibu Tien
Yuniarti, S. Pd.; Kepala Sekolah Dasar Negeri Percontohan Sunter Agung 12 Pagi,
Ibu Rihana, S. Pd.; Kepala Sekolah Dasar Negeri Percontohan Pesanggrahan 10 Pagi,
Ibu Zanawati, S. Pd.; dan Kepala Sekolah Dasar Negeri Percontohan Kebon Jeruk 11
Pagi, Bapak Drs. Untung Suwantoro, yang telah mengizinkan enulis melakukan
penelitian di seklah yang Bapak/ Ibu pimpin.
10. Petugas perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Percontohan Komplek IKIP
Rawamangun, Bapak Dadang Sutrisna, SE.; petugas perpustakaan di Sekolah Dasar
Negeri Percontohan Sunter Agung 12 Pagi, Ibu Ani Haryani, SH.; petugas
perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Percontohan Pesanggrahan 10 Pagi, Bapak
Fahrul Rozi; koordinator dan petugas perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri
Percontohan Kebon Jeruk 11 Pagi, Ibu Nur Habibah dan Ibu Farida,
11. My Lovely Sisters and Brothers: Zulfah Reza, Nur Irfaniah dan Miftah Irfaniah,
Ahmad Zaki Irfan dan Fahmi Irfan, yang telah menjadi supporter setia penulis selama
ini. Untuk Rifan M. Rusyd yang menjadi penghibur penulis di saat penat.
12. Sahabat-sahabatku di Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2003: Fadhillatul
Hamdani, Syuhriah Apriani, Ocha, Lida, Elly, Tasya, Mita, Andien, Mulyati, Ziah,
Leha, Fitri, Novi, Ana, Robin, dan Farhan.
13. Teman-teman Alumni Darunnajah angkatan XXVI: Anis, Jo Smith, Kasyfi, Shoffa,
Iman, dan Hajjir. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris: Olive, Runi,
dan Nana.
14. Teman-teman komunitas Pondok Pak Ujang: Gyta, Pipin, Yuni, Zulfa, Yoyoh, dan
Fenti, especially to J. Terry for being my mentally support.
15. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi. Amin.
Jakarta, 2 Februari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Masalah Penelitian ........................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 8
D. Metodelogi Penelitian ...................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ...................................................... 13
BAB II : TINJAUAN LITERATUR
A. Evaluasi Pengelolaan ....................................................... 14
1. Pengertian Pengelolaan......................................... 14
2. Unsur-unsur pengelolaan ...................................... 15
3. Fungsi Pengelolaan............................................... 16
4. Pengertian Evaluasi ............................................. 16
5. Unsur-unsur Evalusi ............................................ 18
6. Fungsi dan Tujuan Evaluasi .................................. 19
B. Perpustakaan Sekolah....................................................... 20
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah.......................... 20
2. Fungsi Perpustakaan Sekolah................................ 24
3. Tujuan Perpustakaan............................................. 25
4. Pedoman Penyelenggara Perpustakaan Sekolah .... 26
C. Sekolah Percontohan ........................................................ 28
1. Pengertian Sekolah Percontohan .......................... 29
2. Maksud dan Tujuan Sekolah Percontohan............. 29
3. Fungsi Sekolah Percontohan ................................ 30
4. Tugas Sekolah Percontohan .................................. 31
5. Kriteria Sekolah Dasar Percontohan...................... 31
D. Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah..................... 34
BAB III : GAMBARAN UMUM
A. Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun Jakarta . 36
B. Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi ...................... 38
C. Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi ...................... 40
D. Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi ....................... 42
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Sumber Daya Manusia ....................................................... 45
B. Koleksi................................................................................ 53
C. Pelayanan............................................................................ 71
D. Ruang Perpustakaan ............................................................ 81
E. Faktor Pendukung dan Penghambat..................................... 82
BAB V : PENUTUP
F. Kesimpulan......................................................................... 86
G. Saran-Saran......................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel. 1. Variabel dan Sub Variabel Penelitian....................................... 7
Tabel. 2. Sarana Fisik Sekolah Dasar Percontohan.................................. 33
Tabel. 3. Kesesuaian Jumlah Petugas Perpustakaan ................................ 46
Tabel. 4. Kesesuaian Kegiatan Kepala Perpustakaan .............................. 47
Tabel. 5. Kesesuaian Kualifikasi Kepala Perpustakaan ........................... 48
Tabel. 6. Kesesuaian Jumlah Tenaga Pelaksana ...................................... 49
Tabel. 7. Kesesuaian Kualifikasi Pelaksana Perpustakaan........................ 50
Tabel. 8. Kesesuaian Pembinaan SDM ................................................... 51
Tabel. 9. Kesesuaian Status Kepegawaian .............................................. 53
Tabel.10. Ketersediaan Jenis Koleksi ...................................................... 54
Tabel.11. Kesesuaian Jumlah Koleksi Dasar............................................ 55
Tabel.12. Kesesuaian Pengembangan Koleksi ......................................... 56
Tabel.13. Kesesuaian Alat seleksi Koleksi............................................... 57
Tabel.14. Kesesuaian Tim Seleksi ........................................................... 58
Tabel.15. Kesesuaian Kebijakan Koleksi ................................................. 59
Tabel.16. Kesesuaian Pengadaan Koleksi ................................................ 61
Tabel.17. Kesesuaian Inventarisasi .......................................................... 62
Tabel.18. Kesesuaian Katalogisasai ......................................................... 64
Tabel.19. Kesesuaian Klasifikasi ............................................................. 65
Tabel. 20. Kesesuaian Kegiatan Penyelesaian.......................................... 66
Tabel. 21. Kesesuaian Pengaturan Koleksi .............................................. 67
Tabel. 22. Kesesuaian Pemeliharaan Koleksi........................................... 69
Tabel. 23. Kesesuaian Sistem Layanan .................................................... 71
Tabel. 24. Kesesuaian Jenis Layanan....................................................... 72
Tabel. 25. Kesesuaian Koleksi yang Dipinjam......................................... 73
Tabel. 26. Kesesuaian Peminjaman ......................................................... 75
Tabel. 27. Kesesuaian Pengembalian....................................................... 76
Tabel. 28. Kesesuaian Sanksi .................................................................. 77
Tabel 29. Kesesuaian Kerjasama Perpustakaan........................................ 78
Tabel.30. Kegiatan Promosi Perpustakaan ............................................... 80
Tabel.31. Kesesuaian Luas Ruang Perpustakaan...................................... 81
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat izin penelitian kepada Perpustakaan Sekolah.
2. Berita acara wawancara.
3. Hasil wawancara.
4. Reduksi hasil wawancara.
5. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2073/ 2000 tentang
Penetapan Nama-nama Sekolah Dasar Negeri sebagai Percontohan
Sekolah Dasar Provinsi DKI Jakarta.
6. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 1859/ 2005 tentang
Penetapan Nama-nama Sekolah Dasar Negeri sebagai Percontohan
Sekolah Dasar di Tingkat Kecamatan, Kotamadya, dan Provinsi.
7. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2760/ 1984 tentang
Pedoman Pembentukan Sekolah Dasar Percontohan DKI Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pesatnya perkembangan dunia pendidikan di Indonesia menjadikan sekolah
tidak hanya berfungsi sebagai media kegiatan belajar-mengajar tetapi juga sebagai
sarana peserta didik untuk mendapatkan berbagai fasilitas pendukung kegiatan
belajar-mengajar tersebut. Sekolah harus menyadari pentingnya ketersediaan fasilitas
dan pengelolaannya secara benar karena fasilitas tersebut merupakan alternatif
sumber belajar siswa.
Salah satu faktor keberhasilan proses mengajar di sekolah adalah berkaitan
dengan ketersediaan sumber-sumber belajar. Secara sederhana sumber belajar dapat
dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa
dalam memperoleh informasi, pengetahuan pengalaman dan keterampilan dalam
proses belajar mengajar.1 Agar sekolah negeri tidak tenggelam dengan adanya
sekolah-sekolah swasta yang sebagian besar terfasilitasi dengan lengkap, maka
pemerintah mulai membenahi sistem pendidikan di Indonesia yang mengkehendaki
adanya fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah negeri.
Salah satu fasilitas pendukung sekaligus sumber belajar siswa yang wajib
dimiliki sebuah sekolah adalah perpustakaan. Keberadaan perpustakaan di setiap
sekolah menjadi penting karena perpustakaan berperan vital dalam menunjang
1 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 48.
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu, dalam framework di lembaga
pendidikan, perpustakaan merupakan bagian esensial yang dapat menentukan mutu
dari hasil pendidikan tersebut.2 Perpustakaan sekolah bertujuan menyerap dan
menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi,
menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu
perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat
menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien serta memberikan dasar
ke arah studi mandiri.3 Usaha pemerintah dalam mewujudkan adanya sebuah
perpustakaan di setiap sekolah sudah berlangsung lama, ini dapat dilihat dari adanya
Instruksi Presiden No. 10/1973 yang menyatakan bahwa setiap sekolah mendapat
sumbangan buku sebanyak 100 judul per tahun dan instruksi ini berlangsung selama 4
tahun. Instruksi ini kemudian ditunjang dengan adanya Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 35 No. 2 Tahun 1989 yang berbunyi:
Setiap satuan pendidikan sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar. Pendidikan tidak
mungkin dapat terselenggara degan baik bilamana para tenaga kependidikan
maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan
untuk penyelenggaraan kegiatan belajar – mengajar yang bersangkutan, dan
perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting.4
Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada pasal 42 ayat 2 terdapat Standard Nasional
sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:
2 Ida Farida, et al., Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005), h. 13.
3 Sulistyo Basuki, Perioidsasi Perpustakaan Indonesia. (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1994),
h. 56.
4 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2000), h. i.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Pada kenyataannya kebijakan pemerintah di atas masih jauh dari tujuannya,
yaitu agar setiap sekolah memiliki perpustakaan. Hal ini dapat disimpulkan dari fakta
dilapangan yang ditemukan berbagai sumber, di antaranya adalah: Menurut Dady P.
Rachmananta, sekitar dari 200 ribu sekolah di Indonesia, 95 persennya tidak atau
belum memiliki perpustakaan, (Koran Tempo. 03 Juli 2003).5 Harian Media Indonesia
terbitan tanggal 31 agustus 2000 melaporkan dari 110 ribu sekolah di Indonesia,
hanya 18 % yang memiliki perpustakaan yang memadai dan di tingkat Sekolah Dasar
hanya 1 persennya.6
Dalam sistem pendidikan di Indonesia dikenal adanya sekolah percontohan.
Sebutan sekolah percontohan ditujukan untuk sekolah dasar negeri yang telah
memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Sekolah percontohan merupakan salah
satu bentuk usaha pemerintah dalam membenahi sistem pendidikan kita. Penilaian
sekolah dasar percontohan dilakukan 5 tahun sekali, jadi predikat sekolah
percontohan dapat disandang sebuah sekolah dasar selama 5 tahun atau lebih jika
sekolah tersebut dalam penilaian berikutnya masih layak sebagai sekolah
percontohan. Sekolah percontohan ditetapkan kepada sekolah dasar negeri yang selain
harus memiliki nilai ujian nasional peserta didik di atas nilai standar nasional, sekolah
5 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekataan Praktik, (Jakarta: Samitra Media
Utama, 2004), h. 31.
6 Menelusuri Problem Perpustakaan Madrasah, Jurnal Masyarakat Pendidikan, vol.I No. 4, 2001,
h. 7.
ini juga harus memiliki sarana prasarana yang telah ditentukan termasuk di dalamnya
adalah perpustakaan.
Sebagai sekolah dasar percontohan yang berfungsi sebagai laboratorium atau
tempat uji coba dan model penyelenggaraan sekolah imbas, yaitu sekolah yang
terletak disekitar sekolah percontohan, maka keberadaannya diharapkan dapat
menstimulasi pertumbuhan perpustakaan sekolah di sekolah dasar imbas tersebut.
Adanya perpustakaan di Sekolah Percontohan harus didukung dengan pengelolaan
yang benar, yang mengarah pada suatu standard atau pedoman untuk perpustakaan
sekolah.
Di Indonesia belum terdapat standard yang mengatur pengelolaan sebuah
Perpustakaan Sekolah akan tetapi Perpustakaan Nasional (sebagai lembaga
pemerintah) telah menerbitkan Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah agar sekolah dapat mengelola perpustakaan sekolah sehingga berfungsi
secara optimal bagi seluruh warga sekolah.
Sekolah percontohan yang memiliki keharusan memiliki perpustakaan sekolah
seyogyanya mengacu pada suatu pedoman dalam mengelola perpustakaannya
sehingga perpustakaan sekolah percontohan memiliki pengelolaan yang benar dan
mampu memberikan contoh yang baik bagi sekolah dasar lain di sekitarnya, selain itu
sistem pengelolaan yang benar pada sebuah perpustakaan menentukan baik dan
buruknya perpustakaan itu sendiri.
Permasalahan di atas menarik minat peneliti untuk meneliti ada tidaknya
kesesuaian pengelolaan perpustakaan sekolah percontohan selama ini dengan Buku
Pedoman Perpustakaan Sekolah dan permasalahan-permasalahan yang ada, sehingga
dapat menghasilkan suatu solusi yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan
perpustakaan sekolah ke depannya. Untuk itu peneliti mengambil subjek penelitian
EVALUASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI EMPAT SEKOLAH DASAR
NEGERI PERCONTOHAN DKI JAKARTA (SDNP Komplek IKIP Rawamangun,
SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk
11 Pagi).
B. MASALAH PENELITIAN
1. Perumusan Masalah
a. Apakah sistem pengelolaan SDM, pengelolaan koleksi, pengelolaan layanan
dan luas ruangan Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP
Sunter Agung 12 Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk
11 Pagi sudah sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
milik Perpustakaan Nasional RI?
b. Apakah kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam pengelolaan
perpustakaan sekolah yang diteliti berdasarkan hasil evaluasi?
c. Apakah faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pengelolaan
perpustakaan sekolah yang diteliti?
2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas ke permasalahan lain yang
terkait dengan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang diteliti
sebagai berikut:
a. Pengelolaan Perpustakaan adalah pengelolaan Sumber Daya Manusia,
pengelolaan koleksi, pengelolaan layanan perpustakaan dan luas ruang
perpustakaan.
b. Setiap variabel memiliki sub variabel-sub variabel yang dievaluasi
kesesuaiannya berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
oleh Perpustakaan Nasional RI. Penentuan sub variabel pada setiap variabel
ditentukan berdasarkan pembagian yang juga terdapat pada Buku Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, sub variabel-sub variabel tersebut
adalah:
Tabel. 1
Variabel dan Sub Variabel Penelitian
NO VARIABEL SUB VARIABEL
1. SDM Perpustakaan - Jumlah Petugas Perpustakaan
- Kegiatan Kepala Perpustakaan
Sekolah
- Kualifikasi Pendidikan Kepala
Perpustakaan
- Tenaga Pelaksana
- Kualifikasi Pendidikan Pelaksana
Perpustakaan
- Pembinaan SDM
- Status Kepegawaian
2. Koleksi Perpustakaan - Ketersediaan Jenis Koleksi
- Jumlah Koleksi Dasar
- Pengembangan Koleksi
- Alat Seleksi Koleksi
- Tim Seleksi
- Kebijakan Koleksi
- Pengadaan Koleksi
- Inventarisasi
- Katalogisasi
- Klasifikasi
- Penyelesaian
- Pengaturan Koleksi
- Pemeliharaan
NO VARIABEL SUB VARIABEL
3. Pelayanan Perpustakaan - Sistem Layanan
- Jenis Layanan
- Koleksi yang Dipinjam
- Peminjaman
- Pengembangan
- Sanksi
- Kerjasama Perpustakaan
- Promosi
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah sistem pengelolaan perpustakaan di SDNP
Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP
Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi telah mengarah
kepada Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Perpustakaan
Nasional RI.
b. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari pengelolaan perpustakaan
sekolah yang diteliti.
c. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung pada sistem
pengelolaan perpustakaan sekolah yang diteliti.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa
pihak yang terkait, antara lain:
a. Perpustakaan-perpustakaan Sekolah, baik Perpustakaan Sekolah yang diteliti
maupun perpustakaan di Sekolah lain, agar dapat dijadikan sebagai referensi
untuk studi banding dan pelajaran dalam memperbaiki pengelolaan dan
mengembangkan perpustakaan di Sekolahnya.
b. Pemerintah Daerah DKI Jakarta khususnya Dinas Pendidikan, sebagai laporan
kondisi perpustakaan di sekolah percontohan sekaligus bahan evaluasi
kebijakan pendidikan selama ini.
c. Bagi mahasiswa, sebagai bahan kajian atau referensi dalam menambah
wawasan dan pengetahuan tentang perpustakaan di sekolah percontohan.
D. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.7 Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, metode kuantitatif
juga digunakan untuk menunjang penelitian ini. Oleh karena itu data-data dalam
penelitian juga bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan untuk memberikan gambar yang lebih detail mengenai suatu gejala atau
fenomena, tujuan dari penelitian deskriptif adalah: menggambarkan mekanisme
sebuah proses dan menciptakan seperangkat kategori atau pola.8
a. Sampel
Sampel pada penelitian ini selective purpose sampling, yaitu penelitian yang
digunakan pada metodologi kualitatif. Pemilihan dilakukan oleh peneliti
berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti.9 Sampel penelitian ini adalah
perpustakaan di SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12
Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi. Pemilihan
sampel didasari pada status sekolah yang merupakan sekolah dasar negeri
percontohan terbaik di propinsi DKI Jakarta pada tahun 2005 dan telah terpilih
sebelumnya sebagai sekolah percontohan pada tahun 2000.
b. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu konsep yang dapat diukur dan diamati dan dapat
dinyatakan dalam bentuk angka (bentuk kuantitatif) atau kata-kata (bentuk
7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.
6.
8 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2006), h. 42.
9 Sulistyo Basuki, ”Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif Dalam Penelitian Ilmu Perpustakaan dan
Informasi”, Visi Pustaka, Vol. 8 No. 1, Juni 2006, h. 11
kualitatif).10
Variabel penelitian ini adalah SDM perpustakaan sekolah, koleksi
perpustakaan sekolah, layanan dan luas ruang perpustakaan sekolah. Setiap
variabel terdiri dari point-point yang akan dievaluasi.
c. Instrumen Penelitian
Instrumen pada suatu penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Selain peneliti sendiri, instrumen yang diketahui dalam penelitian kualitatif
adalah peralatan penelitian, yaitu antara lain: pedoman wawancara.11
Buku
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah juga merupakan instrumen
untuk menentukan baik-tidaknya pengelolaan Perpustakaan Sekolah yang diteliti.
Instrumen kuantitatif yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan adalah
termometer dengan ukuran derajat celcius.
d. Sumber dan teknik pengembilan data penelitian
- Sumber Data Primer, yaitu data yang didapat langsung dari sumbernya. Data
primer penelitian ini didapat melalui observasi, yaitu pengamatan langsung
yang dilakukan di lapangan untuk mengetahui secara langsung keadaan objek
penelitian yang sebenarnya, dan wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab
secara langsung. Hal ini bertujuan untuk memperoleh penjelasan-penjelasan
langsung mengenai data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
dengan pihak perpustakaan sekolah.
- Sumber Data Sekunder, yaitu data yang didapat secara tidak langsung atau
melalui perantara. Data sekunder penelitian ini didapat melalui arsip
10 Lily Surayya Eka Putri, Instrumen, Teknik Pengumpulan data dan Analisis dalam Penelitian
kualitatif, disampaikan pada pelatihan penelitian tingkat menengah, 20 september 2006.
11 Abdul Rachman Patji, Instrumen, Teknik Pengumpulan data dan Analisis dalam Penelitian
kualitatif, disampaikan pada pelatihan penelitian tingkat menengah tahun 2006, 19 september 2006.
kepegawaian sekolah, dokumentasi seperti Lembar Daerah Propinsi DKI
Jakarta, laporan pertanggungjawaban, artikel-artikel dan buku-buku yang
berkaitan dengan objek yang diteliti.
e. Analisis data
Data yang didapat dianalisis dengan cara:
- Data dari sumber sekunder dipelajari dan dipilah sesuai temanya, kemudian
dijadikan acuan dan referensi penulis.
- Data dari hasil observasi dicatat dan diklasifikasikan berdasarkan point-point
yang diteliti, kemudian disesuaikan dengan Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah.
- Hasil wawancara ditranskrip dan kemudian dibuat reduksi sesuai dengan kata-
kata kunci dan gagasan yang terdapat dalam hasil wawancara. Hasil reduksi
dijadikan panduan untuk mengevaluasi apakah pengelolaan pepustakaan
berdasarkan jawaban narasumber sesuai atau tidak sesuai dengan Pedoman.
f. Penilaian kesesuaian
Penetapan sesuai atau tidak sesuainya pengelolaan disesuaikan dengan pernyataan
yang terdapat dalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
Kesesuaian terjadi apabila perpustakaan memenuhi semua kriteria dalam Buku
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, atau perpustakaan telah
memenuhi salah satu kriteria yang bersifat opsi. Sedangkan ketidak sesuaian
terjadi apabila perpustakaan tidak memenuhi salah satu atau semua kriteria yang
ditentukan Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar permasalahan tersusun secara sistematis, maka penulis menggunakan
teori sistematika penulisan yang berlaku di lapangan lalu diadaptasi penulis kedalam 5
Bab, yaitu:
BAB I : Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah
pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian teoritis, yang membahas Sekolah Dasar Percontohan,
Perpustakaan Sekolah Dasar dan pengelolaan perpustakaan sekolah.
BAB III : Gambaran umum, membahas profil perpustakaan SDNP Komplek
IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP
Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi yang
berkenaan dengan latar belakang perpustakaan, visi, misi dan tujuan
perpustakaan sekolah.
BAB IV : Hasil Penelitian, berisi pembahasan dari evaluasi yang telah
dilaksanakan dan hasil dari evaluasi tersebut serta faktor-faktor
pendukung dan penghambat dalam pengelolaan perpustakaan.
BAB V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Evaluasi Pengelolaan
1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan asal kata dari ”kelola”12
, memiliki sinonim dengan
”pengurusan, pembinaan, pengembangan” 13
. Pengelolaan juga memiliki arti yang
sama dengan ”manajemen”.14
Beberapa ahli mendefinisikan manajemen sebagai berikut:
- George R. Terry: Pencapaian tujuan tertentu dengan mempergunakan
bantuan orang lain.
- L. A. Aplley: Keahlian untuk menggerakkan orang melakukan suatu
pekerjaan.
- M. P. Follet: Seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
- L. Guillick: Ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengapa dan bagaimana
sistem kerjasama yang lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.15
Menurut Sutarno NS ”manajemen adalah manajemen sumber daya,
misalnya personil, keuangan, material, inventaris, waktu, dan sebagainya”.16
12 Mohamad Ngafenan, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Semarang: Dahara Prize,1994), h. 86.
13 Ibid.,
14 John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1997), h.
327.
15 Sulistia M. L., Hartoyo, dan Edi Pranoto, Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2002), hh. 24-25
16 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, h. 4.
Taslimah Yusuf berpendapat ”manajemen adalah ilmu atau seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya untuk
mencapai tujuan tertentu”.17
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pengelolaan atau manajemen dapat
diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya manusia maupun
sumber-sumber lainnya.
2. Unsur-unsur Pengelolaan
Dalam pengelolaan terdapat unsur-unsur yang juga merupakan sumber
daya pendukung kegiatan pengelolaan. Berikut adalah unsur-unsur dalam
pengelolaan: (1) Man (manusia), (2) Money (uang), (3) Material (bahan baku), (4)
Machine (mesin) (5) Methods (metode), (6) Market (pasar).18
Man berfungsi sebagai tenaga pelaksanaan pengelolaan, money berfungsi
sebagai biaya operasional pengelolaan, material adalah bahan yang diolah dalam
pengelolaan, machine berfungsi sebagai alat pendukung pekerjaan manusia,
methods adalah cara-cara yang digunakan dalam mengelola dan mencapai tujuan,
dan market merupakan tujuan dari hasil pengelolaan.
3. Fungsi Pengelolaan
Dalam rangka mencapai tujuan, seorang pimpinan harus melakukan
kegiatan dan fungsi manajemen atau pengelolaan sebagai berikut:
Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (memberi dorongan),
17 Taslimah Yusuf, Maajemen perpustakaan Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 32.
18 Ibid., h. 34.
controlling (pengawasan), motivating (memberi motivasi), directing
(pengarahan), innovating (membuat inovasi), representing (penyajian),
coordinating (pengkoordinasian).19
Menurut Henry Fayol fungsi manajemen adalah planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), commanding (memberi perintah), coordinating
(pengkoordinasian), controlling (pengawasan).20
Manajemen atau pengelolaan berfungsi untuk merencanakan program,
mengorganisasikan pembagian kerja, memberi dorongan dan memotivasi pekerja,
memberi perintah, mengarahkan, membuat inovasi dan menyajikannya, membuat
koordinasi, dan mengawasi kegiatan yang dilakukan.
4. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris (to evaluate = value =
evaluation), secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian.21
Dari segi istilah evaluasi memiliki beberapa definisi, diantaranya:
a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu
b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah
berdasarkan tujuan yang jelas
c. Proses penentuan nilai bersadarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk
keperluan pengambilan keputusan. 22
Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) istilah evaluasi itu
menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses
19 George R. Terry,Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hh. 15-17
20 Darmono, Manjemen dan Tata Kerja Pepustakaan Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 15. 21 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 3.
22 Ibid.,
untuk menentukan nilai dari sesuatu. 23
Menurut Purwanto dan Atwi Suparman
”Evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan
informasi yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang program
pendidikan dan pelatihan”.24
Menurut Firman B. Aji dan S. Martin Sirait
”Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara objektif
pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya”.25
M. Chabib Thoha
berpendapat ”Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”.26
Menurut M.
Manullang ”Evaluasi adalah membandingkan hasil pekerjaan (actual result)
dengan alat pengukur (standar) yang sudah ditentukan”.27
Menurut Dr. Soelistia,
M. L, dalam buku Manajemen Perpustakaan Sekolah, ”Evaluasi dalam
perpustakaan sekolah adalah kegiatan pencatatan yang bernilai informasi yang
dikerjakan secara sistematis untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan
perpustakaan yang sudah dicapai”.28
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa evaluasi perpustakaan berarti menilai kegiatan yang telah
23 Edwin Wandt dan Gerald W. Brown, Essentials of Educational Evaluation, dikutip oleh Anas
Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h. 1.
24 Purwanto dan Atwi Suparman, Evaluasi Program Diklat, (Jakarta: STIA-LAN Press, 2003), h.
10.
25 Firman B. Aji dan S. Martin Sirait, Perencanaan dan Evaluasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h.
30.
26 M. Chabib Thoha, Teknik Evalusi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 6.
27 M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gadjah Mada university Press, 2005),
h. 188.
28 Sulistia, M. L., Hartoyo, dan Edi Pranoto, Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Jakarta:
Universitas terbuka, 2002), h. 141.
dilakukan perpustakaan dengan menggunkan standar yang ada untuk mengetahui
pencapaian-pencapaian apa saja yang berhasil didapat oleh perpustakaan sejauh
ini.
5. Unsur-unsur Evaluasi
Dalam evaluasi terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan: (1) Ada
tujuan, (2) Ada standar sebagai pembanding, (3) Ada objek, (4) Ada alat ukur (5)
Proses pengukuran, (6) Proses perbandingan, (7) Hasil penilaian bersifat
kualitatif.29
6. Fungsi dan Tujuan Evaluasi
Beberapa ahli pendapat bahwa fungsi pokok evaluasi adalah:
a. Anas Sudijono : “Mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana,
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali”.30
b. Purwanto dan Atwi Suparman : ”Mengkomunikasikan program kepada
masyarakat luas, menyediakan informasi bagi pembuat keputusan,
menyempurnakan program yang ada, dan meningkatkan partisipasi dan
pertumbuhan”.31
c. Firman B. Aji dan S. Mrtin Sirait : ”Mempertanyakan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan dari suatu rencana sekaligus mengukur se-objektif mungkin hasil-
29 Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, h. 2.
30 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.
8.
31 Purwanto dan Suparman, Evaluasi Program Diklat, h. 10.
hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak
yang mendukung maupun yang tidak mendukung sesuatu rencana”.32
Berdasarkan pendapat para ahli di atas fungsi dari evaluasi adalah mengetahui
kemampuan yang dimiliki, menyusun rencana/ program ke depan, penyempurnaan
program yang ada, membantu pengambilan keputusan dan pengembangan pada
setiap aspek-aspek yang ada.
Dari segi manajemen maka evaluasi bertujuan sebagai berikut:
- Penilaian kemampuan dan pengembangan.33
- Untuk menyempurnakan program dan untuk memutuskan apakah program
tersebut diteruskan atau dihentikan.34
- Untuk mengetahui kelemahan, kekurangan, kelebihan maupun kemajuan yang
telah dicapai. Selain itu, hasil dari evaluasi dapat pula digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan langkah-langkah perbaikan dan
sekaligus merencanakan program-program yang akan datang.35
Tujuan dari evaluasi adalah untuk membantu penyempurnaan program-
program dan penyusunan rencana-rencana kedepan berdasarkan kelebihan dan
kekurangan yang telah diketahui sebelumnya.
B. Perpustakaan Sekolah
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
32 Aji dan Sirait, Perencanaan dan Evaluasi, h. 30.
33 Yaslis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKMUI, 2002), h. 89. 34 Aji dan Sirait, Perencanaan dan Evaluasi, h. 30
35 Sulistia, Hartoyo, dan Pranoto, Manajemen Perpustakaan Sekolah, h. 142.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang
perpustakaan dinyatakan bahwa:
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
dan/ atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka.
Menurut Sulistyo Basuki, “Perpustakaan merupakan sebuah ruangan,
bagian dari sebuah gedung ataupun gedung tersendiri yang digunakan untuk
menyimpan buku serta terbitan lainnya. Bahan-bahan pustaka itu disimpan
menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan membaca, bukan untuk dijual
dengan tujuan mencari untung”.36
Menurut Perpustakaan Nasional RI
“Perpustakaan juga sebuah unit kerja yang memiliki Sumber Daya Manusia,
ruangan khusus, dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya 1000 judul terdiri
dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang
bersangkutan”.37
Perpustakaan sekolah memiliki pengertian yang lebih spesifik sesuai
dengan letaknya, fungsi ataupun tujuannya. Beberapa ahli baik perorangan
maupun lembaga memiliki definisi tersendiri dalam mengartikan Perpustakaan
Sekolah.
Menurut Perpustakaan Nasional RI, “Perpustakaan Sekolah adalah
perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan
bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar
36 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h. 5.
37 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2000) h. 4.
untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.38
Perpustakaan Nasional RI menambahkan bahwa yang termasuk dalam pengertian
perpustakaan sekolah adalah Perpustakaan sekolah dasar, Perpustakaan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum, Perpustakaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Perpustakaan Madrasah Ibtidaiyah, Perpustakaan Madrasah
Tsanawiyah, Perpustakaan Madrasah Aliyah, dan lain-lain sesuai dengan jenjang
dan bentuk satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Peraturan Pemerintah
nomor, 27, 28, dan 29 tahun 1990 serta nomor 72 Tahun 1991.
Menurut Soeatminah, “Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang
ada di Sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan
pendidikan prasekolah, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.39
Menurut Sulistyo Basuki, “Perpustakaan Sekolah merupakan perpustakaan
yang tergabung dalam sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang
bersangkutan dengan tujuan membantu sekolah dalam mencapai tujuan khusus
sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya”.40
Menurut Engking Mudyana dan Royani, “Perpustakaan Sekolah ialah
sarana penunjang pendidikan yang bertindak di satu pihak sebagai pelestari ilmu
pengetahuan, dan di lain pihak sebagai bahan pendidikan yang akan diwariskan
38 Ibid.,
39 Soeatminah, Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), h.
37.
40 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia, 1993), h. 50.
kepada generasi yang lebih muda. Secara nyata perpustakaan Sekolah merupakan
sarana untuk proses belajar mengajar bagi guru maupun bagi murid”.41
Menurut Hadari Nawawi, “Perpustakaan Sekolah merupakan alat
kelengkapan sekolah yang langsung berhubungan dengan mutu pendidikan dalam
rangka mencapai tujuannya, karena mempengaruhi efisiensi proses belajar
mengajar”.42
Harrod’s Librarian’s Glossary menyatakan bahwa “School Library is an
organized collection of books placed in a school for the use of teachers or pupils,
but usually for pupils. It may comprise books of reference and/ or books for home
reading, and be in the care of professional librarian, teacher or teacher
librarian”.43
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pengertian perpustakaan sekolah
adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung ataupun gedung tersendiri,
sebuah unit kerja, dan juga kumpulan koleksi yang terorganisasi yang ditujukan
untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar di sekolah tempat perpustakaan
tersebut berada.
2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
41 Engking Mudyana dan Royani, Klasifikasi: Pengantar teoritis dan praktis organisasi bahan
pustaka, h. 1, dikutip langsung oleh Dian Sinaga, Perpustakaan Sekolah Perannya Dalam Proses
Belajar-Mengajar, (Jakarta: Kreasi Media Utama, 2005), h. 16.
42 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta: Haji Masagung: 1989), h.
143.
43 Ray Prytherch, Harrod’s Librarian’s Glossary, (London: Gower publishing, 1995 ), p. 387
Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan menteri P dan K No. 0103/ O/
1981 tanggal 11 Maret 1981mempunyai fungsi sebagai berikut: 44
a. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti
tercantum dalam kurikulum sekolah.
b. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa dapat
mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan, rekreasi dan mengisi
waktu luang.
Menurut M. T. Sumantri, fungsi perpustakan sekolah adalah sebagai
berikut:45
a. Perpustakaan Sekolah dapat berfungsi sebagai sumber informasi untuk
memperjelas dan memperluas pengetahuan teknologi dan penunjang
pembelajaran serta tempat mengadakan penilitian sederhana bagi peserta
didik dan guru.
b. Bagi Guru, perpustakaan Sekolah merupakan tempat mencari sumber
informasi pengetahuan dan rujukan bagi kepentingannya dalam mengajar.
c. Tempat pengembangan minat membaca akan pengetahuan bagi peserta
didik secara mandiri.
Berdasarkan pernyataan di atas, perpustakaan sekolah berfungsi sebagai
media informasi dan ilmu pengetahuan bagi siswa dan guru, perpustakaan juga
berperan sebagai media pembinaan dan pengembangan kemampuan siswa.
3. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Tujuan perpustakaan dapat dibedakan menjadi tujuan khusus dan tujuan
umum:
a. Tujuan umum dari perpustakaan sekolah adalah:46
44 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 8.
45 M. T. Sumantri, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Bandung: Rosda, 2002), h.
3.
46 Mudjito, Pembinaan Minat Baca. h. 8.
Untuk memberikan kelengkapan sarana belajar-mengajar yang berupa
bahan tercetak dan bahan terekam untuk mencapai tujuan pendidikan di
Sekolah.
Perpustakaan harus memiliki koleksi dengan cakupan subjek yang
lengkap, baik tercetak maupun terekam . Cakupan subjek yang lengkap
dibutuhkan agar pemakai dapat memenuhi segala kebutuhan informasinya
pada saat belajar (murid) atau mengajar (guru).
b. Tujuan khusus perpustakaan sekolah adalah:47
- Meletakkan dasar-dasar untuk belajar mandiri
- Memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca pada
khususnya
- Mendidik siswa untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka
secara efektif dan efisien
- Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah atas usaha dan
tanggung jawab
- Mengembangkan penghargaan pada pengalaman imajinatif
- Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari, menemukan,
mengolah dan memanfaatkan informasi.
Tujuan khusus dari perpustakaan sekolah adalah mengembangkan
kemampuan personal siswa dalam memanfaatkan informasi yang ada dan
pelayanan yang disediakan di Perpustakaan.
4. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyatakan bahwa: 48
Standard adalah spesifikasi teknis atas sesuatu yang dibakukan termasuk
tata cara dan metode yang disusun bedasarkan konsensus pihak terkait
dengan memperhatikan syarat-syarat keamanan, keselamatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya.
47 Ibid,.
48 Nurasih Suwahyono, Standar dan Standarisasi, Media Pustakawan. Vol. 9 No.3 September
2002, h. 7.
ISO pada ISO Guide 2 menyatakan bahwa standard adalah dokumen yang
ditetapkan melalui konsensus dan disahkan oleh badan yang berwenang serta
berisikan peraturan, pedoman, karakteristik kegiatan atau hasilnya, untuk
pemakaian umum.49
Menurut Sulistijarningsih Wibisono (Standardisasi dalam
Perspektif Ilmu, Industri dan Perdagangan. BSN, 2000) pengertian konsensus
juga perlu dipertegas bahwa yang dimaksud adalah kesepakatan semua pihak
terkait (stakeholders) yaitu: produsen, konsumen, pemerintah dan pakar. 50
Indonesia sampai saat ini belum memiliki standard resmi mengenai
perpustakaan sekolah yang disahkan oleh Badan Standardisasi Nasional. Beberapa
pedoman tercatat telah terbit untuk membantu pihak sekolah atau pustakawan
sekolah dalam mengelola perpustakaan akan tetapi terbitan tersebut masih
diterbitkan atas nama perorangan atau suatu lembaga, dan pedoman yang
dirumuskan tidak melalui konsensus.
Perpustakaan Nasional RI berdasarkan Keputusan Presiden nomor 50
tahun 1997 adalah lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, mempunyai tugas
pokok membantu Presiden dalam menyelenggarakan pengembangan, pembinaan,
dan pendayagunaan semua jenis perpustakaan di instansi atau lembaga pemerintah
maupun swasta termasuk di dalamnya perpustakaan sekolah. Perpustakaan
Nasional RI dalam rangka pelaksanaan tugasnya menyusun buku Pedoman umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah sebagai standard dan panduan bagi para
49 Tisyo Haryono, Standar Nasional Indonesia di Bidang Perpustakaan, Media Pustakawan Vol.
10 No. 2 Juni 2003, h. 6.
50 Ibid.
penyelenggara dan pengelola perpustakaan sekolah. Unsur-unsur perpustakaan
sekolah yang diatur dalam buku pedoman ini antara lain: sumber daya manusia,
koleksi, layanan dan ruang perpustakaan.
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan sumber daya manusia, koleksi, layanan dan ruang perpustakaan
adalah:
a. Sumber daya manusia adalah pengelola perpustakaan yang merupakan
guru/pegawai yang ditugaskan sebagai pelaksana di Perpustakaan Sekolah dan
ditetapkan berdasarkan surat tugas atau surat keputusan Kepala Sekolah.51
b. Koleksi adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan/ diadakan,
diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa/ guru untuk menunjang proses
belajar mengajar di sekolah.52
c. Layanan adalah pendayagunaan yang dilakukan perpustakaan kepada para
pengguna perpustakaan, dalam hal ini sebagian besar adalah siswa dan guru.53
d. Ruang perpustakaan adalah sarana untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
perpustakaan. 54
C. Sekolah Percontohan
Tahun 1973 Departemen Pendidikan membentuk Sekolah Dasar Proyek
Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar (SD PKMM) yang merupakan cikal
51 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, h. 8
52 Ibid., h. 14
53 Ibid., h. 27
54 Ibid., h. 33
bakal SD Percontohan. Pada tahun 1976 SD PKMM diubah menjadi SD Percontohan
DKI Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur No. 2792/ 4/ 1976 tanggal 6
September 1976. Tahun 1984 diadakan program evaluasi penyempurnaan SD
Percontohan berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.
2760/ th.1984 tentang pendanaan pembentukan SD Percontohan di DKI Jakarta.
Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760/ th.1984 tersebut
maka dibuatlah ketentuan umum sebagai berikut:55
1. Pengertian Sekolah Percontohan
Pengertian Sekolah Percontohan adalah Sekolah Dasar Negeri yang
penyelenggaraannya dilakukan secara optimal yang ditunjang dengan
penyediaan sarana dan fasilitas lain yang diperlukan sesuai dengan
tuntutan kurikulum dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Sekolah percontohan merupakan sekolah dasar negeri yang terfasilitasi
dengan lengkap. Sekolah harus memiliki sarana dan prasarana yang telah
ditentukan oleh Pemerintah atau sarana dan prasarana lainnya sesuai dengan
kegiatan yang terdapat di sekolah tersebut.
2. Maksud dan Tujuan Sekolah Percontohan
Selanjutnya dinyatakan maksud dan tujuan sekolah dasar percontohan
sebagai berikut:56
Maksud penyelenggaraan Sekolah Percontohan adalah memberikan
keteladanan penyelenggaraan Sekolah Dasar yang baik di Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Tujuannya untuk membantu peningkatan dan pemerataan
mutu pendidikan pada Sekolah dasar Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
55 Lembaran Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 57, (Jakarta: Biro Hukum DKI Jakarta, 1984), h.
2
56 Ibid., h. 3
Pembentukan sekolah percontohan dimaksudkan untuk memberikan
contoh bagi sekolah dasar lain di sekitarnya mengenai cara penyelenggaraan
sekolah dasar yang baik. Tujuannya adalah agar sekolah lain mengikuti metode
penyelenggaraan sekolah percontohan sehingga terjadi peningkatan mutu di
sekolah tersebut dan pemerataan mutu sekolah dasar di DKI Jakarta.
3. Fungsi Sekolah Percontohan
Mengenai Fungsi sekolah dasar percontohan digariskan dalam Keputusan
Gubernur DKI Jakarta No. 2760/ th.1984 tersebut sebagai berikut:57
Fungsi dan peranan Sekolah Dasar Percontohan adalah:
a. Sebagai tempat uji coba untuk penentuan pola penyelenggaraan
Sekolah Dasar di DKI Jakarta.
b. Sebagai teladan dalam penyelenggaraan Sekolah Dasar di DKI Jakarta.
c. Sebagai tempat observasi, bertukar pengalaman/diskusi bagi guru
Sekolah Dasar.
d. Sebagai standar pembinaan Sekolah Dasar bagi aparat pembina
pendidikan.
e. Sebagai tempat mengadakan penelitian pendidikan dasar.
Sekolah percontohan berfungsi sebagai tempat uji coba dan contoh dalam
penerapan metode pendidikan dan penyelenggaraan sekolah dasar. Sekolah
percontohan juga berfungsi sebagai tempat penelitian bagi sekolah dasar lain dan
media diskusi bagi para guru, baik guru-guru di sekolah percontohan maupun
guru-guru di sekolah dasar lainnya.
4. Tugas Sekolah Percontohan
Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760/ th.1984 tersebut juga
menegaskan tugas sekolah dasar percontohan. 58
57 Ibid., 58 Ibid.,
Tugas sekolah dasar percontohan adalah:
a. Menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
target kurikulum.
b. Memberikan contoh dan menjadikan dirinya sebagai model dalam
penyeenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan.
Tugas sekolah percontohan adalah menjadi contoh yang baik dalam semua
aspek pendidikan yang telah ditentukan Pemerintah. Bukan saja dari cara
penyelenggaraan sekolah ataupun fasilitas yang harus dimiliki, tetapi juga aspek
lain seperti hasil ujian nasional siswa yang harus memenuhi nilai standar.
5. Kriteria Sekolah Percontohan
Kriteria sekolah dasar percontohan menurut Keputusan Gubernur DKI
Jakarta No. 2760/ th.1984:59
Berikut ini adalah kriteria yang harus dimiliki oleh Sekolah Dasar
Percontohan:
a. Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
b. Memiliki ketenagaan yang berdedikasi, berkualifikasi profesional serta
jumlahnya sekurang-kurangnya sesuai dengan kebutuhan minimal.
c. Memiliki alat bantu pendidikan dan memanfaatkan secara optimal.
d. Jumlah murid per kelas paling banyak 40 (empat puluh) anak dan
sebanyak-banyaknya jumlah murid keseluruhan 240 (dua ratus empat
puluh anak) anak.
e. Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan target kurikulum
dan dapat mencapai daya serap kurikulum secara optimal.
f. Dapat merencanakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan
keuangan yang ada di sekolah dengan ketentuan yang berlaku.
g. Memiliki sarana penunjang administrasi sekolah yang lengkap serta
memanfaatkannya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan.
h. Dapat menjalin hubungan baik antara sekolah dengan orang tua/ wali
murid dan masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan partisipasi
masyarakat guna membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
59 Ibid., h. 4
Pada dasarnya kriteria yang harus dipenuhi sekolah percontohan adalah
dalam hal sarana dan prasarana yang sesuai dengan standard, sumber daya
manusia yang berkualitas, penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar yang baik
dan didukung alat bantu pendidikan yang optimal, memiliki pengelolaan
administrasi dan keuangan yang baik, dan menjalin hubungan dengan orang tua
murid dan masyarakat.
Sesuai dengan SK Dirjen DIKDAS MENDEKDIKBUD No. 480/ C/ Kep/
I/ 1992 tanggal 15 desember 1992 Sekolah Dasar Percontohan adalah Sekolah
Dasar yang memiliki sarana fisik sebagai berikut:60
Tabel. 2
Sarana Fisik Sekolah Dasar Percontohan
No. Jenis Ruang Fungsi Ruang Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
m²
Jumlah
Luas
m²
I. RUANG BELAJAR
1. Ruang Teori Kelas Belajar 12 56 672
2. Ruang Perpustakaan Belajar/ diskusi 1 56 56
3. Ruang Serbaguna Kesenian/
keterampilan
1 56 56
4. Ruang KKG Pertemuan
Guru
1 56 56
5 Ruang Laboratorium Praktek 1 56 56
II. RUANG KANTOR
60 Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta, Pedoman Pembentukan Sekolah Percontohan, (Jakarta:
Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta, 2000), h. 3
6. Ruang Kepala
Sekolah
Pengelolaan 1 12 12
7. Ruang Guru Persiapan 1 35 35
8. Toilet Guru Pelayanan 3 3 9
III. RUANG
PENUNJANG
9. Gudang Penyimpanan 1 12 12
10. Toilet Siswa Pelayanan 2 2,5 5
11. Ruang UKS Kesehatan 1 15 15
12. Kantin Pelayanan 1 12 12
13. Bangsal Kendaraan Parkir 1 9 9
14. Rumah Kepala
Sekolah
Tempat tinggal 1 36 36
No. Jenis Ruang Fungsi Ruang Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
m²
Jumlah
Luas
m²
15. Rumah Penjaga
Sekolah
Tempat tinggal 1 36 36
16. Rumah Ibadah Ibadah 1 12 12
17. Ruang Koperasi Koperasi 1 15 15
Jumlah luas ruang minimal 1.104 m² dan luas tanah maksimal 3000 m²
D. Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan memiliki aspek penting di dalamnya, yaitu: koleksi, pelayanan,
sumber daya manusia sebagai pelaksana, dan ruang/tempat perpustakaan berada.
Dengan pengelolaan yang tepat, keberadaan aspek-aspek ini dapat mendukung tujuan
dan fungsi perpustakaan secara optimal.
Pengelolaan perpustakaan berarti mencapai tujuan dengan menggunakan
sumber daya yang dimiliki perpustakaan. Aspek-aspek perpustakaan juga merupakan
sumber daya perpustakaan yang harus dikelola. Dengan pengurusan, pembinaan, atau
pengembangan dalam hal koleksi, pelayanan, sumber daya manusia, dan ruangan.,
maka perpustakaan akan mencapai tujuannya dan dapat menjalankan fungsinya secara
optimal.
Dalam melakukan pengelolaan, evaluasi juga harus dilakukan agar dapat
mengetahui benar/tidaknya pengelolaan yang telah dilakukan. Evaluasi pengelolaan
perpustakaan sekolah adalah proses penilaian terhadap pengelolaan secara sistematik
dan terarah berdasarkan suatu standard agar diketahui tingkat keberhasilan dan
kekurangan dari pengelolaan yang diterapkan di Perpustakaan sekolah, sehingga
perpustakaan sekolah dapat menentukan langkah yang harus diambil.
Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengelolaan perpustakaan telah
mencapai standard yang telah ditentukan, maka pengelolaan yang telah dilakukan
sudah benar. Jika evaluasi menunjukkan bahwa pengelolaan perpustakaan jauh dari
standard yang telah ditentukan, maka telah terjadi kesalahan dalam pengelolaan
perpustakaan.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun Jakarta
a. Gambaran Umum
Sekolah Dasar Negeri Percontohan Komplek IKIP Rawamangun Jakarta
terletak di Jl. Pemuda Komplek UNJ, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan
Pulogadung, Kotamadya Jakarta Timur dengan luas 3020 m². Sekolah dipimpin
oleh Ibu Tien Yuniati., S. Pd., memiliki 935 siswa dan 49 guru.
Keberadaan perpustakaan dimulai sejak sekolah berdiri, yaitu tahun 1968
namun keadaannya belum seperti sekarang ini. Perpustakaan mulai mengalami
perkembangan pesat dan mulai efektif pada tahun 2000, yaitu setelah sekolah
ditetapkan menjadi Sekolah Percontohan tingkat Kotamadya dan sebagai Sekolah
Percontohan tingkat Propinsi pada tahun 2005. Letak ruang perpustakaan adalah di
lantai 1 gedung sekolah dengan luas 112 m². Perpustakaan dikelola oleh Bapak
Drs. Wijan sebagai Koordinator Perpustakaan dan Bapak Dadang Sutrisna sebagai
petugas perpustakaan. Perpustakaan memiliki koleksi sebanyak 2165 judul.
Perpustakaan melayani kunjungan mulai pukul 07.00 s/d pukul 13.00
WIB. Perpustakaan memiliki layanan peminjaman, pemutaran film, story telling,
dan kegiatan belajar di perpustakaan. Perpustakaan melayani peminjaman untuk
buku bacaan selama 1 minngu dengan batas peminjaman maksimal 2 buku untuk
tiap orang. Buku pokok pelajaran dipegang oleh guru bidang studi oleh karena itu
tidak ada peminjaman untuk buku pokok.
b. Visi dan Misi Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta
Visi Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta adalah:
- Menggugah semua unsur baik Pemerintah maupun pihak masyarakat dalam hal
ini melalui Pengurus BP3/ Komite Sekolah untuk bersama-sama membina
perpustakaan Sekolah dan budaya membaca dalam meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia.
- Agar guru dan murid mengembangkan minat kemampuan dan membiasakan
membaca untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Misi Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta adalah:
- Membangkitkan minat dan kebiasaan membaca
- Memperkaya pengalaman belajar murid-murid
- Menanamkan kebiasaan belajar mandiri
- Mempercepat proses penyusunan teknik membaca
- Membantu perkembangan kecakapan berbahasa
- Memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah
- Membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran
- Membantu para guru, murid dan karyawan sekolah dalam mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sebagai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta sebagai pusat layanan informasi dalam
bentuk bahan pustaka yang tercetak maupun terekam.
c. Tujuan Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta
Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta bertujuan untuk memberikan
kelengkapan sarana belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan dan
menyediakan informasi dalam bentuk bahan pustaka tercetak atau terekam.
B. Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi
a. Gambaran Umum
Sekolah Dasar Negeri Percontohan Sunter Agung 12 Pagi terletak di Jalan
Paradise X Blok F 19 RT 011 RW 012, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan
Tanjung Priok dengan luas 2484 m². Sekolah dipimpin oleh Ibu Rihana., S. Pd dan
memiliki 290 siswa dan 16 guru.
Perpustakaan telah berdiri sejak tahun 1984, bersamaan dengan
berdirinya sekolah. Perpustakaan pada saat itu kurang efektif karena tidak
memiliki petugas khusus dan koleksinya terbatas. Perpustakaan mulai dibenahi
pada tahun 2000 ketika sekolah ditetapkan menjadi Sekolah Percontohan tingkat
kecamatan. Perpustakaan semakin berkembang seiring meningkatnya status
sekolah menjadi Sekolah percontohan tingkat Kotamadya Jakarta Utara pada tahun
2005. Perpustakaan kini memiliki jumlah koleksi sebanyak 3052 judul dan
menempati ruangan seluas 56 m². Perpustakaan tidak memiliki Koordinator atau
Kepala Perpustakaan yang mengepalai Perpustakaan, perpustakaan dikelola oleh 1
orang petugas perpustakaan yaitu Ibu Ani Haryani, SH., yang bertanggungjawab
langsung kepada Kepala Sekolah.
Sekolah melayani pemakai mulai pukul 07.00 s/d pukul 13.00 WIB.
Perpustakaan memiliki layanan membaca di perpustakaan, pemutaran film dan
layanan peminjaman koleksi. Peminjaman buku pokok diberikan untuk semua
mata pelajaran selama 1 tahun. Untuk buku bacaan waktu peminjaman adalah 1
minggu dengan jumlah buku maksimal 3 buah.
b. Visi dan Misi Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi
Visi dan misi Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi mengikuti visi
dan misi sekolahnya. Visi SDNP Sunter Agung 12 Pagi adalah menjadi sekolah
yang memiliki lingkungan nyaman bernuansa agamis, berprestasi dan berbudaya.
Misi SDNP Sunter Agung 12 Pagi adalah:
- Mewujudkan sekolah yang bersih, indah, dan nyaman
- Melaksanakan kegiatan IMTAQ dan mewujudkan suasana hubungan yang
dinamis
- Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
- Menumbuhkan budaya tertib disiplin dan berbudi pekerti luhur
- Menumbuhkan semangat keunggulan kepada semua warga sekolah, agar
mampu berkompetisi dengan sekolah lain.
Tujuan SDNP Sunter Agung 12 Pagi adalah mampu memberikan
pendidikan terbaik sehingga siswa dapat meraih prestasi dan menjadi mandiri yang
memilki IMTAQ.
C. Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi
a. Gambaran Umum
Sekolah Dasar Negeri Percontohan Pesanggrahan 10 Pagi terletak di Jln. Cenek pesanggrahan dengan luas 4000 m². Sekolah
dikepalai oleh Ibu Hj. Zanawati, S.Pd., jumlah seluruh guru adalah 15 orang dan jumlah seluruh siswa adalah 382 orang.
Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi berdiri pada tahun 1993,
bersamaan dengan berdirinya sekolah tempat perpustakaan bernaung.
Perpustakaan yang berdiri seadanya dan kurang berjalan mengalami perubanhan
yang signifikan pada saat sekolah ditetapkan menjadi Sekolah Percontohan tingkat
Kecamatan pada tahun 2000 dan sebagai Sekolah Percontohan tingkat Kotamadya
Jakarta Selatan pada tahun 2005. Kini perpustakaan dikepalai oleh Ibu Endang
Yuni Astuti sebagai Koordinator Perpustakaan dan dikelola oleh Bapak Fahrul
Rozi sebagai petugas perpustakaan yang melayani pemakai sehari-hari.
Perpustakaan sekolah menempati ruangan di lantai 1 seluas 56 m² bersebelahan
dengan ruang guru dan ruang kelas. Saat ini perpustakaan harus berbagi ruangan
dengan kelas komputer, keterbatasan ruangan di sekolah mengharuskan kelas
komputer dilaksanakan di dalam ruang perpustakaan.
Perpustakaan dibuka pukul 07.00 s/d pukul 12.00 WIB. Perpustakaan
memilki layanan pemutaran film, peminjaman koleksi dan layanan membaca dan
belajar di ruang Perpustakaan. Perpustakaan memberikan peminjaman koleksi
buku pokok selama 1 tahun untuk semua buku pokok yang tersedia di
perpustakaan. Untuk buku bacaan waktu peminjaman adalah 1 minggu dengan
maksimal peminjaman 3 buah buku.
b. Visi dan Misi Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi
Visi dan misi perpustakaan mengikuti visi dan misi SDNP Pesanggrahan
10 Pagi. Visi SDNP Pesanggrahan 10 Pagi adalah unggul dalam prestasi
berdasarkan IMTAQ.
Misi SDNP Pesanggrahan 10 Pagi adalah:
- Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif, sehingga siswa
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki
- Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah
- Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya
sehingga dapat berkembang secara optimal
- Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya-
budaya bangsa sebagai sumber kearifan
- Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah
dan kelompok yang terkait dengan sekolah.
c. Tujuan Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi
Tujuan perpustakaan juga mengikuti tujuan dari SDNP Pesanggrahan 10
Pagi, yaitu:
- Untuk memecahkan timbulnya atau berkembangnya permasalahan pada masa yang
akan datang
- Untuk meningkatkan peran serta masyarakat melalui Komite Sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan
- Meningkatkan kinerja/ akuntabilitas sekolah pada masyarakat serta terwujudnya
penyelenggaraan pendidikan yang transparan, akuntabel, demokratis, dan
profesional
- Tujuan utama adalah terwujudnya penyelenggaraan Sekolah Dasar yang bermutu
di DKI Jakarta.
D. Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi
a. Gambaran Umum
Sekolah Dasar Negeri Percontohan 11 Pagi terletak di Jln. Kebon Jeruk No.
13 Jakarta Barat. Dengan luas 2.215 m². sekolah dipimpin oleh Bapak Drs. H.
Untung Suwantoro, jumlah siswa di sekolah ini adalah 370 orang dan jumlah
seluruh tenaga pengajar adalah 18 orang.
Perpustakaan sekolah telah berdiri pada tahun 1980 bersamaan dengan
dibangunnya SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi. Kondisi perpustakaan berkembang pada
tahun 1996 ketika sekolah ditetapkan menjadi Seolah Percontohan di Jakarta
Barat. Perpustakaan semakin terorganisir pengelolaannya dan fungsinya pada saat
sekolah mempersiapkan diri untuk meraih ISO. Pada tahun 2006 sekolah
mendapatkan ISO 9001:2000 dari PT. SGS Indonesia untuk pelayanan terbaik.
Perpustakaan dikelola oleh Ibu Nurhabibah, S. Pd., sebagai Koordinator
Perpustakaan dan Ibu Farida, S. Sos., sebagai Petugas Perpustakaan. Perpustakaan
menempati ruangan seluas 56 m² yang terletak di ujung bagunan sayap kanan
sekolah.
Perpustakaan melayani mulai pukul 07.00 s/d 12.00 WIB. Perpustakaan
memiliki layanan peminjaman, pemutaran film dan layanan belajar dan membaca
di ruang perpustakaan. Peminjaman buku bacaan maksimal 2 buah buku dengan
waktu peminjaman selama 1 minggu.
b. Visi dan misi Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi
Visi SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi adalah terbaik dalam pelayanan
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan iman dan taqwa.
Misi SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi adalah:
- Melaksanakan proses belajar yang efektif
- Meningkatkan keterampilan siswa berdasarkan kebutuhan individu
- Meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Tujuan Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi
Tujuan perpustakaan adalah mewujudkan pelayanan pendidikan terbaik
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan IMTAQ yang
memberikan kepuasan kepada pelanggan dan sesuai dengan regulasi yang ada.
BAB IV
PEMBAHASAN
Sebagai Sekolah Dasar Negeri yang telah diakui sebagai Sekolah Percontohan
sebanyak dua kali atau lebih dari 5 tahun, maka 4 Sekolah Dasar Negeri yang diteliti
seharusnya terfasilitasi dengan adanya perpustakaan yang sudah terkelola dengan baik.
Untuk mengetahui kondisi perpustakaan maka aspek-aspek di dalam perpustakaan
dievaluasi menggunakan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (BPPPS).
Keempat Sekolah Dasar yang dievaluasi adalah:
- Sekolah Dasar Negeri Percontohan Komplek IKIP Rawamangun Jakarta (SDNP R)
- Sekolah Dasar Negeri Percontohan Sunter Agung 12 Pagi (SDNP SA)
- Sekolah Dasar Negeri Percontohan Pesanggrahan 10 Pagi (SDNP P)
- Sekolah Dasar Negeri Percontohan Kebon Jeruk 11 Pagi (SDNP KJ)
Hasil Evaluasi Perpustakaan Adalah Sebagai Berikut:
A. SUMBER DAYA MANUSIA
1. Jumlah Petugas Perpustakaan
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
jumlah petugas Perpustakaan Sekolah harus mengarah kepada ratio 1 petugas:150
siswa.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 3
Kesesuaian Jumlah Petugas Perpustakaan
NO NAMA
SEKOLAH
JUMLAH
SISWA
JUMLAH
PETUGAS
JUMLAH
IDEAL KESESUAIAN
1 SDNP R 953 orang 1 orang 7 orang Tidak sesuai
2 SDNP SA 290 orang 1 orang 2 orang Tidak sesuai
3. SDNP P 382 orang 1 orang 3 orang Tidak sesuai
4. SDNP KJ 370 orang 1 orang 3 orang Tidak sesuai
Data diatas diperoleh dari data kepegawaian sekolah yang bersangkutan.
Untuk mencapai standard jumlah petugas perpustakaan yang sesuai dengan
BPPPS, maka SDNP Komplek IKIP Rawamangun harus menambah petugas
sebanyak 6 orang, SDNP Sunter Agung 12 Pagi harus menambah jumlah petugas
perpustakaan sebanyak 1 orang. SDNP Pesanggrahan 10 Pagi dan SDNP Kebon
Jeruk 11 Pagi harus menambah petugas perpustakaannya sebanyak 2 orang.
2. Kegiatan Kepala Perpustakaan Sekolah
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
kegiatan yang harus dilakukan Kepala Perpustakaan adalah
a. Menyusun program kerja,
b. Mengorganisir pekerjaan petugas perpustakaan,
c. Membimbing, menggerakkan dan memotivasi petugas perpustakaan,
d. Melakukan evaluasi
e. Menyiapkan laporan hasil kerja.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 4
Kesesanuaian Kegiatan Kepala Perpustakaan
NO NAMA SEKOLAH KEGIATAN KESESUAIAN
1 SDNP R Point c, d dan e Tidak sesuai
2 SDNP SA - Tidak sesuai
3. SDNP P Point c,d dan e Tidak sesuai
4. SDNP KJ Point a, b, c, d dan e Sesuai
Kepala Perpustakaan SDNP R dan SDNP P tidak melakukan penyusunan
program kerja dan mengorganisir pekerjaan petugas perpustakaan.
Ketidaksesuaian SDNP SA disebabkan perpustakaan tidak memiliki kepala
perpustakaan. Kepala Perpustakaan SDNP KJ melakukan semua kegiatan yang
terdapat pada BPPPS. Data tersebut dapat diketahui dari kutipan wawancara (lihat
lampiran 9, 10, 11, dan 12).
3. Kualifikasi Kepala Perpustakaan
Menurut Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Kepala
Perpustakaan harus memenuhi kualifikasi pendidikan minimal D2/D3 bidang
perpustakaan, atau guru dengan tambahan kursus/ diklat/ penyetaraan di bidang
perpustakaan.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 5
Kesesuaian Kualifikasi Kepala Perpustakaan
NO NAMA SEKOLAH KUALIFIKASI KESESUAIAN
1. SDNP R Guru dengan
tambahan diklat
bidang perpustakaan
Sesuai
NO NAMA SEKOLAH KUALIFIKASI KESESUAIAN
2. SDNP SA - Tidak sesuai
3. SDNP P Guru dengan
pengalaman diklat
bidang perpustakaan
Sesuai
4. SDNP KJ Guru tanpa
pengalaman diklat
bidang perpustakaan
Tidak sesuai
Kepala Perpustakaan SDNP R dan SDNP P telah mengikuti
pendidikan non formal bidang perpustakaan, Kepala Perpustakaan SDNP KJ
belum mendapatkan pendidikan bidang perpustakaan baik formal maupun non
formal, sedangkan perpustakaan SDNP SA tidak memiliki Kepala Perpustakaan.
Data diatas diperoleh dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
4. Tenaga Pelaksana
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
tenaga pelaksana perpustakaan terdiri dari tenaga teknis dan tenaga pendukung
perpustakaan.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 6
Kesesuaian Jumlah Tenaga Pelaksana
JUMLAH PETUGAS NO
NAMA
SEKOLAH TEKNIS PENDUKUNG KESESUAIAN
1 SDNP R 1 orang - Tidak sesuai
2 SDNP SA 1 orang - Tidak sesuai
3. SDNP P 1 orang - Tidak sesuai
4. SDNP KJ 1 orang - Tidak sesuai
Data diatas didapat dari data kepegawaian sekolah yang bersangkutan.
Jumlah tunggal petugas perpustakaan di keempat Sekolah Dasar Negeri
Percontohan yang diteliti, menjadikan tidak adanya pembagian petugas teknis dan
petugas pendukung. Peran keduanya dipegang oleh 1 orang petugas perpustakaan
yang ada.
5. Kualifikasi pelaksana perpustakaan
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
kualifikasi tenaga teknis perpustakaan minimal D2/D3 Perpustakan atau
guru/pegawai TU dengan tambahan pelatihan-pelatihan di bidang perpustakaan,
sedangkan tenaga pendukung minimal SLTA ditambah pelatihan perpustakaan.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 7
Kesesuaian Kualifikasi Pelaksana Perpustakaan
KUALIFIKASI PETUGAS NO
NAMA
SEKOLAH TEKNIS PENDUKUNG KESESUAIAN
1 SDNP R Pegawai dengan
tambahan
pelatihan
- Sesuai
2 SDNP SA Pegawai dengan
tambahan
pelatihan
- Sesuai
3. SDNP P Pegawai tanpa
tambahan
pelatihan
- Tidak sesuai
4. SDNP KJ Pegawai dengan
tambahan
pelatihan
- Sesuai
Petugas teknis perpustakaan SDNP R, SDNP SA, dan SDNP KJ telah
mendapatkan pendidikan perpustakaan secra non formal, sedangkan petugas teknis
perpustakaan SDNP P belum mendapatkan pendidikan perpustakaan baik formal
maupun non formal. Keempat perpustakaan sekolah tidak memiliki tenaga
pendukung perpustakaan karena hanya memiliki 1 orang petugas perpustakaan.
Data tersebut diperoleh dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
6. Pembinaan SDM
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
pembinaan SDM yang harus dilakukan adalah
a. Pembinaan kemampuan pustakawan
b. Pembinaan karir pustakawan
c. Pembinaan wawasan & komunikasi
d. Pembinaan peran & dinamika pustakawan.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 8
Kesesuaian Pembinaan SDM
NO NAMA SEKOLAH PEMBINAAN SDM KESESUAIAN
1 SDNP R Point a, c, dan d. Tidak sesuai
2 SDNP SA Point a, c, dan d Tidak sesuai
3. SDNP P Point d Tidak sesuai
4. SDNP KJ Point a, c, dan d Tidak sesuai
Petugas perpustakaan di keempat sekolah tidak mendapatkan pembinaan
karir karena status mereka sebagai pegawai honorer. Point a dan c dilakukan
melalui pelatihan baik formal maupun non formal, oleh karena itu Petugas
Perpustakaan SDNP P belum pernah mendapatkan pembinaan tersebut. Untuk
point d, data diketahui dari jumlah tunggal pelaksana perpustakaan sehingga
kepercayaan dan tanggungjawab atas perpustakaan diberikan kepada petugas
tersebut. Untuk point a, b, dan c, data diperoleh dari petikan wawancara yang
telah diutarakan pada kesesuaian Pembinaan SDM.
7. Status Kepegawaian
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
petugas perpustakaan dibedakan menjadi petugas perpustakaan yang berstatus
sebagai pustakawan yang mendapat angka kredit sesuai dengan Menpan No. 33
Tahun 1998 atau peraturan lain dan petugas perpustakaan yang berstatus sebagai
guru, yaitu guru yang belum terpenuhi jam wajib mengajar akan mendapat 1 jam
pelajaran setiap menjalankan tugas di perpustakaan selama 2 jam dan guru yang
telah memenuhi jam wajib mengajar akan mendapatkan angka kredit 0,5 setiap
tahun.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 9
Kesesuaian Status Kepegawaian
NO NAMA
SEKOLAH
STATUS KEPEGAWAIAN
PETUGAS KESESUAIAN
1 SDNP R PNS dengan jabatan
struktural
Sesuai
2 SDNP SA Pegawai honorer Tidak sesuai
3. SDNP P Pegawai honorer Tidak sesuai
4. SDNP KJ Pegawai honorer Tidak sesuai
Data diatas diperoleh dari data kepegawaian sekolah yang bersangkutan.
SDNP R memiliki petugas perpustakaan dengan status Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dengan jabatan struktural. SDNP SA, SDNP P, dan SDNP KJ memilki
petugas perpustakaan dengan status honorer, oleh karena itu petugas tidak bisa
mendapatkan angka kredit untuk meningkatkan status kepegawaiannya.
B. KOLEKSI
8. Ketersediaan jenis koleksi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
jenis koleksi Perpustakaan Sekolah terdiri atas buku pelajaran pokok, pelajaran
pelengkap, buku bacaan, referensi, periodical, pamphlet, media pendidikan, alat
peraga dan kliping.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel 10
Ketersediaan Jenis Koleksi
JUMLAH KOLEKSI/ JUDUL NO JENIS KOLEKSI
SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
1. Pelajaran pokok - 30 24 -
2. Pelajaran pelengkap - 745 - -
3. Buku Bacaan: 2062 1907 181 615
4. Referensi 103 306 120 166
5. Periodical:
Koran 2 1 - 1
Majalah 3 - 3 2
Bulletin - - - 1
6. Pamphlet - - - -
7. Media Pendidikan 24 20 63 24
8. Alat Peraga - - -
9. Kliping 58 83 133 100
Data ketersediaan jenis koleksi diatas diperoleh dari perpustakaaan yang
bersangkutan. SDNP R tidak memiliki koleksi pelajaran pokok, pelajaran
pelengkap, bulletin dan pamphlet. SDNP SA tidak memiliki koleksi majalah,
bulletin, dan pamphlet. SDNP P tidak memiliki koleksi pelajaran pelengkap,
Koran, bulletin dan pamphlet. SDNP KJ tidak memiliki koleksi pelajan pokok,
pelajaran pelengkap, dan pamphlet.
9. Jumlah koleksi dasar
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
jumlah koleksi dasar harus mencapai 1000 judul dan terdiri dari buku pelajaran
pokok, pelajaran pelengkap, bacaan, dan buku referensi.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 11
Kesesuaian Jumlah Koleksi Dasar
JUMLAH KOLEKSI/ JUDUL NO JENIS KOLEKSI
SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
1. Pelajaran pokok - 30 24 -
2. Pelajaran pelengkap - 754 - -
3. Bacaan 2026 1907 181 615
4. Referensi 103 306 120 166
Jumlah 2156 2997 325 781
Kesesuaian Tidak
sesuai
Sesuai Tidak
sesuai
Tidak
sesuai
Perpustakaan SDNP R tidak sesuai karena koleksi dasar tidak mencakup
buku pelajaran pokok dan pelengkap. SDNP SA telah memenuhi jumlah dan jenis
koleksi dasar perpustakaan sekolah, sedangkan perpustakaan SDNP P dan SDNP
KJ belum memenuhi jumlah koleksi dasar dan jenisnya. Data diatas diperoleh dari
data koleksi milik perpustakaan yang bersangkutan.
10. Pengembangan Koleksi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
pengembangan koleksi harus mengarah kepada ratio 1 siswa : 10 judul buku.
Penambahan ini harus selalu dikembangkan secara bertahap dan paling lama harus
dapat dipenuhi selama 5 tahun sejak berdirinya perpustakaan sekolah.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 12
Kesesuaian Pengembangan Koleksi
NO NAMA
SEKOLAH
JUMLAH
SISWA
JUMLAH
KOLEKSI
JUMLAH
IDEAL KESESUAIAN
1 SDNP R 953 orang 2156 judul 9530 judul Tidak sesuai
2 SDNP SA 290 orang 2997 judul 2900 judul Sesuai
3. SDNP P 382 orang 325 judul 3820 judul Tidak sesuai
4. SDNP KJ 370 orang 781 judul 3700 judul Tidak sesuai
Data diatas diperoleh dari data koleksi pada perpustakaan yang
bersangkutan. Untuk mencapai pengembangan koleksi yang sesuai maka SDNP R
harus menambah koleksinya sebanyak 7374 judul, SDNP P harus menambah
koleksinya sebanyak 3495 judul buku, SDNP KJ harus menambah koleksinya
sebanyak 2919 judul buku. Koleksi perpustakaan SDNP SA telah memenuhi
jumlah pengembangan koleksi.
11. Alat seleksi koleksi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa alat
seleksi buku yang dapat digunakan antara lain: Daftar judul buku yang disahkan
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, katalog dan atau brosur
penerbit, resensi buku, daftar terbitan berkala, dan usulan dari siswa/guru.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 13
Kesesuaian Alat Seleksi Koleksi
NO NAMA
SEKOLAH ALAT SELEKSI KESESUAIAN
1 SDNP R Katalog/brosur penerbit
dan usulan dari siswa/guru.
Sesuai
2 SDNP SA Usulan guru, brosur/
katalog penerbit, dan
pengamatan
Sesuai
3. SDNP P Usulan guru, pengamatan Sesuai
4. SDNP KJ Usulan dari siswa dan guru,
daftar peminjaman
Sesuai
Keempat perpustakaan menentukan koleksi yang diadakan berdasarkan alat
seleksi yang tertera pada BPPPS. Keempat perpustakaan sekolah memiliki alat
seleksi koleksi berupa usulan dari guru atau siswa. Perpustakaan SDNP R dan
SDNP SA juga memiliki alat seleksi berupa katalog dan brosur penerbit buku.
Data diatas dapat diketahui dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan
12).
12. Tim seleksi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
pemilihan koleksi dilakukan oleh tim seleksi yang terdiri dari unsur pustakawan,
guru dan pengguna. Tim seleksi dibentuk oleh Kepala Sekolah Fakta di lapangan
adalah:
Tabel. 14
Kesesuaian Tim Seleksi
NO NAMA SEKOLAH TIM SELEKSI KESESUAIAN
1 SDNP R Tidak ada Tidak sesuai
2 SDNP SA Tidak ada Tidak sesuai
3. SDNP P Tidak ada Tidak sesuai
4. SDNP KJ Tidak ada Tidak sesuai
Keempat perpustakaan sekolah yang diteliti tidak memiliki tim
seleksi dalam hal pengadaan koleksi. Penyeleksian pada Perpustakaan SDNP R,
SDNPD SA dan SDNP P dilakukan sendiri oleh petugas perpustakaan, pada
Perpustakaan SDNP KJ penyeleksian dilakukan oleh koordinator dan petugas
perpustakaan. Data diatas dapat diketahui dari petikan wawancara (lihat lampiran
9, 10, 11, dan 12).
13. Kebijakan seleksi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
dalam menyeleksi koleksi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas azas manfaat
dan efisiensi
b. Bahan pustaka yang dipilih mutakhir dan komposisi cakupan subyek
c. Jenis koleksi hendaknya proporsional diupayakan memenuhi kebutuhan dan
memuaskan para pengguna.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 15
Kesesuaian Kebijakan Koleksi
NO NAMA
SEKOLAH KEBIJAKAN SELEKSI KESESUAIAN
1 SDNP R Point a, b, dan c Sesuai
2 SDNP SA Point a dan c Tidak sesuai
3. SDNP P Point a dan c Tidak sesuai
4. SDNP KJ Point a, b, dan c Sesuai
Perpustakaan SDNP R dan SDNP KJ telah memiliki kebijakan pemilihan
koleksi yang sesuai dengan BPPPS. Perpustakaan SDNP SA dan SDNP P tidak
memiliki kebijakan kemutakhiran dan komposisi cakupan subjek. Data diatas
dapat diketahui dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
14. Pengadaan koleksi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
pengadaan dilakukan dengan cara:
a. Pembelian langsung atau pemesanan
b. Tukar menukar
c. Hadiah dari siswa yang telah tamat
d. Titipan dan terbitan sendiri.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 16
Kesesuaian Pengadaan Koleksi
NO NAMA
SEKOLAH
PENGADAAN
KOLEKSI KESESUAIAN
1 SDNP R Point a Sesuai
2 SDNP SA Point a dan c Sesuai
3. SDNP P Point a dan c Sesuai
4. SDNP KJ Point a dan c Sesuai
Perpustakaan SDNP R hanya mengadakan koleksi melalui pembelian
secara langsung atau memesan ke penerbit dari anggaran yang didapat tiap
tahunnya. Perpustakaan SDNP SA, SDNP P, dan SDNP KJ mengadakan koleksi
dengan cara pembelian langsung atau memesan ke penerbit dan dibantu juga oleh
siswa yang akan tamat dengan menyumbang 1 buah buku, Data diatas diperoleh
dari wawancara dengan petugas perpustakaan, (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
15. Inventarisasi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
inventarisasi dilakukan dengan cara:
a. Memeriksa koleksi
b. Memberi stempel pada koleksi
c. Mendaftar semua koleksi dalam buku induk
d. Memberi nomor induk pada setiap eksemplarnya.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 17
Kesesuaian Inventarisasi
NO NAMA
SEKOLAH
KEGIATAN
INVENTARISASI KESESUAIAN
1 SDNP R Point a, b, c dan d. Sesuai
2 SDNP SA Point b, c dan d. Tidak sesuai
3. SDNP P Point b, c dan d. Tidak sesuai
4. SDNP KJ Point a, b, c dan d. Sesuai
Kegiatan inventarisasi perpustakaan SDNP R dan SDNP KJ telah sesuai
dengan BPPPS, sedangkan kegiatan inventarisasi perpustakaan SDNP SA dan
SDNP P tidak melakukan pemeriksaan koleksi. Data diatas diketahui dari petikan
wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
16. Katalogisasi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
katalogisasi dilakukan dengan menentukan tajuk entri dan tambahan berdasarkan
pedoman katalogisasi, lalu dilanjutkan dengan pembuatan kartu katalog sesuai
kebutuhan (pengarang, judul, subyek, dan jejakan lain) yang dijajarkan pada laci
katalog.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 18
Kesesuaian Katalogisasi
NO NAMA SEKOLAH KEGIATAN
KATALOGISASI KESESUAIAN
1 SDNP R Tidak ada Tidak sesuai
2 SDNP SA Tidak ada Tidak sesuai
3. SDNP P Tidak ada Tidak sesuai
4. SDNP KJ Ada Tidak sesuai
Petugas perpustakaan SDNP R tidak melakukan katalogisasi dengan alasan
anak-anak tidak bisa menggunakannya. Petugas perpustakaan SDNP SA tidak
melakukan katalogisasi dengan alasan tidak dibutuhkan pemakai. Petugas
perpustakaan SDNP KJ melakukan katalogisasi dengan nama pengarang sebagai
tajuk entri, katalog tidak untuk dicetak melainkan hanya terdapat di database
komputer perpustakaan.
Data diatas didapat dari observasi peneliti dengan cara melakukan
pencarian menggunakan katalog. Peneliti tidak melakukan penelitian secara
mendalam dengan tidak melakukan cross-check terhadap katalog yang ada,
apakah sesuai atau tidak dengan pedoman pembuatan katalog.
17. Klasifikasi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
harus ada penetapan nomor agar taat asas. Kegiatan klasifikasi menggunakan
sarana bantu yaitu pedoman klasifikasi.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 19
Kesesuaian Klasifikasi
NO NAMA
SEKOLAH KLASIFIKASI KESESUAIAN
1 SDNP R Petugas melakukan klasifikasi
dengan menggunakan DDC
edisi ringkas berbahasa
Indonesia.
Sesuai
NO NAMA
SEKOLAH KLASIFIKASI KESESUAIAN
2 SDNP SA Petugas melakukan klasifikasi
dengan menggunakan DDC
edisi ringkas berbahasa
Indonesia.
Sesuai
3. SDNP P Petugas melakukan klasifikasi
dengan menggunakan DDC
edisi ringkas berbahasa
Indonesia.
Sesuai
4. SDNP KJ Petugas melakukan klasifikasi
dengan menggunakan DDC
edisi ringkas berbahasa
Indonesia.
Sesuai
Keempat Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Percontohan yang diteliti
telah melakukan kegiatan klasifikasi pada koleksi yang dimilikinya.
Data diatas diperoleh dari hasil observasi peneliti melihat nomor panggil
pada koleksi buku di perpustakaan. Peneliti tidak melakukan penelitian secara
mendalam dengan tidak melakukan cross-check kesesuaian nomor klasifikasi pada
label buku dengan nomor klasifikasi pada Dewey Decimal Classification.
18. Penyelesaian
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
penyelesaian adalah pemasangan kelengkapan fisik seperti:
a. Kantong buku
b. Kartu buku
c. Lembar tanggal kembali
d. Label atau nomor panggil.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 20
Kesesuaian Kegiatan Penyelesaian
NO NAMA SEKOLAH PENYELESAIAN KESESUAIAN
1 SDNP R Point a, c, dan d Tidak sesuai
2 SDNP SA Point a, b, c dan d Sesuai
NO NAMA SEKOLAH PENYELESAIAN KESESUAIAN
3. SDNP P Point c dan d Tidak sesuai
4. SDNP KJ Point a, b, c dan d Sesuai
Koleksi di Perpustakaan SDNP SA dan SDNP KJ memiliki kantong buku,
kartu buku, lembar tanggal kembali, dan label panggil. SDNP R tidak memiliki
kartu buku, sedangkan dalam koleksi perpustakaan SDNP P tidak terdapat
kantong buku dan kartu buku, oleh karena itu kedua perpustakaan tidak sesuai
dengan BPPPS dalam kegiatan penyelesaian. Data diatas diperoleh dari hasil
observasi peneliti dengan cara melihat adanya kantong buku, kartu buku, lembar
tanggal kembali, label atau nomor panggil pada koleksi buku.
19. Pengaturan koleksi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa:
a. Pengaturan buku
Buku diatur menurut urutan subjek. Buku yang berukuran lebih besar atau
lebih tinggi ditempatkan terpisah dari buku yang berukuran biasa.
b. Pengaturan majalah
Majalah disusun berdasarkan urutan abjad judul majalah. Majalah yang
nomornya lengkap harus dijilid.
c. Pengaturan surat kabar
Surat kabar baru disusun pada alat penjepit dan diolah setelah 1 minggu, Jika
sudah terlalu lama harus dikeluarkan dari perpustakaan.
d. Pengaturan bahan bukan buku
Koleksi bukan buku disimpan dalam tempat khusus sesuai dengan jenis bahan
dan diberi label untuk memudahkan penelusurannya.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 21
Kesesuaian Pengaturan Koleksi
KESESUAIAN PENGATURAN KOLEKSI
NO NAMA SEKOLAH
Buku Majalah Koran Non
Buku
1. SDNP R Sesuai Tidak
sesuai
Tidak
sesuai
Tidak
sesuai
2. SDNP SA Sesuai Tidak
sesuai
Tidak
sesuai
Tidak
sesuai
3. SDNP P Sesuai Tidak
sesuai
Tidak
sesuai
Sesuai
4. SDNP KJ Sesuai Sesuai Tidak
sesuai
Tidak
sesuai
Data diatas diperoleh berdasarkan hasil observasi peneliti dengan cara
melihat langsung cara penyimpanan buku, majalah, koran dan non buku di tiap
perpustakaan.
Pada Perpustakaan SDNP R penyimpanan majalah, koran, dan non buku
tidak memiliki aturan tertentu walaupun masing-masing memiliki tempat
penyimpanan tersendiri. Pada Perpustakaan SDNP SA penyimpanan majalah
disusun di rak tanpa adanya aturan tertentu, tidak ada penyusunan koran karena
perpustakaan tidak memiliki koleksi koran, dan penyimpanan bahan non buku
hanya disusun di rak VCD/ DVD. Pada Perpustakaan SDNP KJ penyimpanan
majalah disusun berdasarkan nomor dan dijilid untuk majalah yang bernomor
lengkap,untuk koran dan bahan non buku tidak ada disusun dengan cara tertentu.
20. Pemeliharaan
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
pemeliharaan adalah kegiatan menjaga koleksi agar tidak cepat rusak. Kegiatan
dalam pemeliharaan adalah:
a. Reproduksi, dengan cara fotokopi, membuat bentuk mikro atau membuat
duplikasi dari bahan bukan buku.
b. Penjilidan, dilakukan untuk bahan pustaka yang rusak sampulnya, yang
sampulnya terlalu tipis, yang terlepas jilidannya dan yang nomornya telah
lepas.
c. Laminasi, dengan cara memberi pelindung plastik agar dokumen tidak mudah
sobek atau hancur.
d. Menjaga ruang perpustakaan, dengan cara menjaga kebersihan ruangan agar
terhindar dari debu, kotoran, minyak atau bahan organik lainnya.
e. Mengatur suhu ruangan sekitar 20-24 derajat celcius.
f. Menghidari koleksi dari sinar matahari langsung.
g. Penyiangan, dengan cara mengeluarkan koleksi dari perpustakaan jika:
- Bahan pustaka isinya sudah out of date
- Edisi dan cetakan bahan pustaka sudah lama
- Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi
- Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap
- Bahan pustaka yang jumlah copynya terlalu banyak.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 22
Kesesuaian Pemeliharaan Koleksi
NO NAMA SEKOLAH PEMELIHARAAN KESESUAIAN
1 SDNP R Point b, c, d, f dan g Tidak sesuai
2 SDNP SA Point b, d, f, dan g Tidak sesuai
3. SDNP P Point b, d, f dan g Tidak sesuai
4. SDNP KJ Point b, d, f dan g Tidak sesuai
Perpustakaan SDNP R tidak melakukan laminasi dan suhu ruang
perpustakaan adalah 26ºC, Perpustakaan SDNP SA tidak melakukan reproduksi,
laminasi dan suhu ruang perpustakaan adalah 32ºC, perpustakaan SDNP P tidak
melakukan reproduksi, laminasi, dan suhu ruang perpustakaan adalah 28ºC,
sedangkan perpustakaan SDNP KJ tidak melakukan reproduksi, laminasi, dan
suhu ruang perpustakaan adalah 27ºC. Selain suhu ruangan, data diatas diperoleh
berdasarkan petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
C. PELAYANAN
21. Sistem Layanan
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
sistem layanan sirkulasi di perpustakaan adalah sistem tertutup dan sistem
terbuka.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 23
Kesesuaian Sistem Layanan
NO NAMA SEKOLAH LAYANAN KESESUAIAN
1 SDNP R Sistem layanan terbuka Sesuai
2 SDNP SA Sistem layanan terbuka Sesuai
3. SDNP P Sistem layanan terbuka Sesuai
4. SDNP KJ Sistem layanan terbuka Sesuai
Keempat Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Percontohan yang diteliti
memiliki layanan terbuka atau adanya layanan sirkulasi si perpustakaan. Data
diatas diperoleh dari hasil observasi peneliti di Perpustakaan dengan cara melihat
adanya peminjaman dengan cara pemakai mencari sendiri buku yang ingin
dipinjam.
22. Jenis layanan
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
jenis layanan yang terdapat di perpustakaan adalah:
a. Layanan sirkulasi
b. Layanan rujukan
c. Layanan membaca di perpustakaan.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 24
Kesesuaian Jenis Layanan
NO NAMA SEKOLAH JENIS LAYANAN KESESUAIAN
1 SDNP R Point a, b, dan c Sesuai
2 SDNP SA Point a, b, dan c Sesuai
3. SDNP P Point a, b, dan c Sesuai
4. SDNP KJ Point a, b, dan c Sesuai
Keempat perpustakaan sekolah telah sesuai dengan BPPPS karena pada
perpustakaan terdapat layanan sirkulasi, tempat membaca, dan petugas
perpustakaan juga melayani pertanyaan pengunjung/siswa. Data diatas diperoleh
berdasarkan petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
23. Koleksi yang dipinjam
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
koleksi yang dapat dipinjam adalah buku pelajaran pokok semua mata pelajaran
selama 1 tahun dan buku bacaan maksimum 3 judul selama 3 hari. Fakta di
lapangan adalah:
Tabel. 25
Kesesuaian Koleksi yang Dipinjam
NO NAMA
SEKOLAH
KOLEKSI DAN WAKTU
PEMINJAMAN KESESUAIAN
1 SDNP R Buku pelajaran pokok : -
Buku bacaan : maksimum
peminjaman 2 judul untuk 1
minggu.
Tidak sesuai
NO NAMA
SEKOLAH
KOLEKSI DAN WAKTU
PEMINJAMAN KESESUAIAN
2 SDNP SA Buku pelajaran pokok: semua
mata pelajaran untuk 1 tahun.
Buku bacaan : maksimum
peminjaman 3 judul untuk 1
minggu.
Sesuai
3. SDNP P Buku pelajaran pokok: semua
mata pelajaran untuk 1 tahun.
Buku bacaan :maksimum
peminjaman 3 judul untuk 1
minggu.
Sesuai
4. SDNP KJ Buku pelajaran pokok : -
Buku bacaan : maksimum
peminjaman 2 judul untuk 1
minggu.
Tidak sesuai
Perpustakaan di SDNP R tidak meminjamkan buku pelajaran pokok
karena peminjaman dilakukan hanya untuk pemakaian di kelas, sedangkan
perpustakaan di SDNP KJ tidak menyimpan buku pelajaran pokok. Perpustakaan
SDNP SA dan KJ telah sesuai dengan BPPPS Data diatas diperoleh dari peraturan
peminjaman yang terdapat di setiap perpustakaan.
24. Peminjaman
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
dalam layanan peminjaman terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan:
a. Peminjaman harus menunjukkan kartu anggota
b. Petugas wajib mencatat nomor anggota dan tanggal pengembalian buku pada
kartu buku, mencatat nomor anggota dan tanggal pengembalian buku pada slip
buku, dan mencatat nomor panggil dan tanggal pengembalian buku pada kartu
peminjaman.
c. Peminjaman harus menandatangani kartu buku
d. Petugas wajib menandatangani lembaran buku
e. Petugas menyusun kartu buku berdasarkan tanggal kembali dan menyusun
kartu peminjaman berdasarkan nomor urut kartu anggota setelah transaksi
sirkulasi.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 26
Kesesuaian Peminjaman
NO NAMA
SEKOLAH KEGIATAN PEMINJAMAN KESESUAIAN
1 SDNP R Point b, d dan e Tidak sesuai
2 SDNP SA Point b, c, d, dan e Tidak sesuai
NO NAMA
SEKOLAH KEGIATAN PEMINJAMAN KESESUAIAN
3. SDNP P Point b, d, dan e Tidak sesuai
4. SDNP KJ Point a, b, c, d, dan e Sesuai
Ketidaksesuaian proses peminjaman di Perpustakaan SDNP SA karena
anggota tidak memiliki kartu anggota. Perpustakaan SDNP KJ tidak mengadakan
pembuatan kartu anggota melainkan kantong buku yang berfungsi sebagai kartu
anggota. Data diatas diperoleh dari hasil observasi peneliti dengan cara melihat
proses peminjaman di Perpustakaan.
25. Pengembalian
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
langkah-langkah dalam layanan pengembalian adalah:
a. Petugas wajib memeriksa kondisi bahan pustaka dan mencocokkan tanggal
pengembalian pada slip buku
b. Petugas wajib membubuhkan cap tanda kembali pada kartu buku, slip buku
dan kartu peminjaman
c. Petugas wajib mengembalikan kartu buku ke dalam kantong buku dan kartu
peminjaman pada tempatnya
d. Petugas wajib menaguh denda jika terdapat pelanggaran
e. Petugas wajib mengembalikan bahan pustaka ketempatnya dan memisahkan
bahan pustaka yang rusak.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 27
Kesesuaian Pengembalian
NO NAMA
SEKOLAH
KEGIATAN
PENGEMBALIAN KESESUAIAN
1 SDNP R Point a, b, c, d dan e tanpa
kartu buku.
Tidak sesuai
2 SDNP SA Point a, b, c, d, dan e Sesuai
3. SDNP P - Tidak sesuai
4. SDNP KJ Point a, b, c, d, dan e Sesuai
Kegiatan pengembalian perpustakaan SDNP SA dan SDNP KJ telah sesuai
dengan BPPPS. Perpustakaan SDNP R tidak menggunakan kartu buku dalam
pengembalian, sedangkan kegiatan pengembalian di Perpustakaan SDNP P
dilakukan oleh peminjam (siswa). Data diatas diperoleh dari pengamatan peneliti
terhadap proses pengembalian di Perpustakaan.
26. Sanksi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
sanksi yang diberlakukan dapat berupa:
a. Denda
b. Pelarangan meminjam untuk waktu tertentu
c. Mengganti koleksi yang hilang.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 28
Kesesuaian Sanksi
NO NAMA SEKOLAH SANKSI KESESUAIAN
1 SDNP R Point a, b dan c Sesuai
2 SDNP SA Point a dan c Sesuai
3. SDNP P Point c Sesuai
4. SDNP KJ Point a dan c Sesuai
Data diatas peroleh dari peraturan yang ditetapkan perpustakaan tersebut.
Perpustakaan SDNP R memberikan dendan sebesar Rp. 200,00/ hari untuk setiap
keterlambatan pengembalian buku, jika pengunjung melanggar tata tertib
perpustakaan maka sanksi yang diberlakukan adalah pelarangan peminjaman
untuk waktu tertentu, dan mengganti koleksi yang dihilangkan dengan buku
dengan judul yang sama atau membayar dengan uang senilai buku yang
dihilangkan.
Perpustakaan SDNP SA memberi denda sebesar Rp. 100,00/ hari untuk
setiap keterlambatan pengembalian buku, dan untuk koleksi yang dihilangkan
maka sanksi yang diberikan adalah mengganti buku dengan judul yang sama atau
membayar dengan uang senilai buku yang dihilangkan.
Perpustakaan SDNP P tidak memberlakukan denda dan hanya
memberlakukan sanksi untuk menghilangkan koleksi dengan mengganti buku
dengan judul yang sama atau membayar dengan uang senilai buku yang
dihilangkan.
Perpustakaan SDNP KJ memberi dendan sebesar Rp. 200,00/ hari untuk
setiap keterlambatan pengembalian buku, dan untuk koleksi yang dihilangkan
maka sanksi yang diberikan adalah mengganti buku dengan judul yang sama atau
membayar dengan uang senilai buku yang dihilangkan.
27. Kerjasama perpustakaan
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
kerjasama perpustakaan dapat dilakukan dengan perpustakaan sekolah lain,
perpustakaan umum, atau perpustakaan lainnya, yaitu dalam bidang pelayanan,
pengadaan dan pengolahan koleksi.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 29
Kesesuaian Kerjasama Perpustakaan
NO NAMA
SEKOLAH KEGIATAN KERJASAMA KESESUAIAN
1 SDNP R Kerjasama dalam pengadaan
dengan penerbit majalah
Bobo.
Sesuai
2 SDNP SA Tidak ada Tidak sesuai
3. SDNP P Kerjasama pengadaan
bulletin dengan Sampoerna
Foundation
Sesuai
4. SDNP KJ Tidak ada Tidak sesuai
Perpustakaan SDNP R dan SDNP P melakukan kerjasama dalam hal
pengadaan, sedangkan perpustakaan SDNP SA dan SDNP KJ belum melakukan
kerjasama dalam hal apapun dan dengan pihak manapun. Data diatas diperoleh
berdasarkan petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
28. Promosi
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa
promosi perpustakaan dapat dilakukan melalui:
a. Kegiatan orientasi kepada siswa baru
b. Menyebarluaskan daftar judul buku baru
c. Memberikan penghargaan kepada siswa/guru yang sering meminjam koleksi
perpustakaaan
d. Mengadakaan perlombaan yang berkaitan dengan perpustakaan sekolah.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 30
Kegiatan Promosi Perpustakaan
NO NAMA SEKOLAH PROMOSI KESESUAIAN
1 SDNP R Point c dan d Sesuai
2 SDNP SA Point a dan c Sesuai
3. SDNP P Point c Sesuai
4. SDNP KJ Point a, c, dan d Sesuai
Perpustakaan SDNP R dan SDNP P tidak melakukan orientasi kepada
siswa baru, sedangkan perpustakaan SDNP SA dan SDNP KJ melakukan orientasi
kepada siswa baru. Keempat perpustakaan tidak menyebarluaskan daftar judul
baru yang ada di Perpustakaan.Keempat perpustakaan memberikan penghargaan
bagi siswa yang rajin membaca/meminjam buku di Perpustakaan. Data diatas
diperoleh berdasarkan hasil wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
D. Ruang Perpustakaan
29. Luas ruangan
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah nomor 481/C/Kep/I/1992 tanggal 15 Desember 1992, nomor
530/C/Kep/I/1993 tanggal 31 Desember 1993, dan 370/C/Kep/I/1994 tanggal 29
Desember 1994 ditetapkan luas ruang perpustakaan sekolah untuk Sekolah Dasar
adalah 56 m² untuk Sekolah Dasar tipe A dan B61
.
Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 31
Kesesuaian Luas Ruang Perpustakaan
NO NAMA
SEKOLAH
JUMLAH
SISWA
LUAS
RUANGAN KESESUAIAN
1 SDNP R 953 siswa 112 m² Sesuai
2 SDNP SA 290 siswa 56 m² Sesuai
3. SDNP P 282 siswa 56 m² Sesuai
4. SDNP KJ 370 siswa 56 m² Sesuai
61 SD Tipe A adalah SD dengan jumlah siswa 360-480 siswa dan SD Tipe B adalah SD dengan
jumlah siswa 180-360 siswa. Lihat juga., Darmono, h. 208.
SDNP SA dan SDNP P merupakan sekolah Dasar tipe B, sedangkan
SDNP KJ merupakan Sekolah Dasar tipe A, jadi luas ruang perpustakaan yang
dimiliki ketiga sekolah telah sesuai dengan BPPPS. Luas ruang perpustakaan
SDNP R dua kali lipat luas ruang perpustakaan yang tertera di BPPPS karena
jumlah murid di sekolah juga mencapai dua kali lipat jumlah siswa terbanyak
Sekolah Dasar Tipe A.
E. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
1. Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun Jakarta
Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Komplek
Rawamangun Jakarta adalah dana, koleksi, kebebasan bekerja, komunikasi yang
baik dengan Koordinator, dan kerjasama dengan guru-guru. Sedangkan faktor
penghambatnya adalah kurangnya petugas perpustakaan. Data diatas diperoleh
dari hasil wawancara dengan petugas perpustakaan (lihat lampiran 9, 10, 11, dan
12).
2. Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi
Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Sunter Agung
12 Pagi adalah fasilitas dalam bekerja, kerjasama dengan guru-guru, dan
keleluasaan dalam bekerja. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya
minat baca anak dan kurangnya tenaga teknis perpustakaan. Data diatas diperoleh
dari hasil wawancara dengan petugas perpustakaan (lihat lampiran 9, 10, 11, dan
12).
3. Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi
Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Pesanggrahan
10 Pagi adalah fasilitas dalam bekerja, hubungan kerja yang baik dengan
Koordinator Perpustakaan, dan perilaku anak-anak. Sedangkan faktor
penghambatnya adalah koleksi, minat baca anak, dan ruang perpustakaan yang
berfungsi sebagai ruang komputer. Data diatas diperoleh dari hasil wawancara
(lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
4. Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi
Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11
Pagi adalah dana, petugas yang memiliki pendidikan perpustakaan, kerjasama
dengan guru-guru, dan hubungan yang baik antara petugas dan Koordinator
Perpustakaan. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya minat baca
anak. Data diatas diperoleh dari hasil wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan yang berdasarkan hasil penelitian yang telah
dibahas pada Bab IV:
1. Sumber Daya Manusia di Perpustakaan SDNP R, SDNP SA, dan SDNP KJ telah
memenuhi kualifikasi, akan tetapi pembinaan karir petugas belum dilakukan dan
jumlahnya tidak memenuhi jumlah ideal. SDM Perpustakaan SDNP P masih
belum memenuhi kualifikasi dan kekurangan tenaga.
2. Koleksi di Perpustakaan SDNP R, SDNP P, dan SDNP KJ masih belum
memenuhi syarat koleksi dasar dan pengembangan koleksi yang seharusnya
tercapai dalam waktu 5 tahun. Koleksi Perpustakaan SDNP SA telah memenuhi
koleksi dasar perpustakaan sekolah dan pengembangan koleksi.
3. Pengadaan koleksi di Perpustakaan SDNP R dilakukan dengan cara pembelian
berdasarkan usulan guru/siswa dan katalog penerbit. perpustakaan SDNP SA,
SDNP P, dan SDNP KJ dilakukan dengan cara pembelian berdasarkan usulan
guru/siswa dan sumbangan siswa yang akan tamat.
4. Klasifikasi dilakukan oleh keempat Perpustakaan Sekolah dengan menggunakan
DDC akan tetapi perpustakaan masih belum melakukan katalogisasi dalam bentuk
kartu katalog. Pengaturan koleksi buku di keempat perpustakaan sudah sesuai
dengan aturan, untuk koleksi jenis lainnya penyimpanannya masih belum teratur,
kecuali pengaturan majalah di perpustakaan SDNP KJ, pengaturannya telah sesuai
dengan BPPPS.
5. Kegiatan pemeliharaan di keempat perpustakaan meliputi penjilidan, menjaga
kebersihan ruangan, penyiangan, dan pengaturan cahaya sinar matahari.
Pengaturan suhu ruang perpustakaan belum sesuai dengan BPPPS.
6. Sistem layanan yang diberlakukan keempat perpustakaan sekolah adalah sistem
layanan terbuka. Jenis layanan yang diberikan adalah layanan membaca, rujukan
dan sirkulasi. Perpustakaan SDNP R dan SDNP KJ tidak memberikan layanan
peminjaman buku pelajaran pokok karena tidak dikelola perpustakaan. Kartu
anggota di perpustakaan SDNP R, SDNP SA dan SDNP P tidak diadakan,
sedangkan pengembalian koleksi di Perpustakaan SDNP P dilakukan oleh
penggunanya sendiri.
7. Sanksi yang diberlakukan di Perpustakaan SDNP SA, SDNP R dan SDNP KJ
adalah denda dan mengganti koleksi yang hilang. Perpustakaaan SDNP R juga
memberlakukan pelarangan peminjaman untuk waktu tertentu, sedangkan
perpustakaan SDNP P hanya memberlakukan mengganti koleksi yang
dihilangkan.
8. Perpustakaan kurang menjalin kerjasama dengan pihak lain terutama dalam hal
pengadaan koleksi buku. Untuk memasyarakatkan perpustakaan, perpustakaan
SDNP R memberikan penghargaan dan mengadakan kegiatan-kegiatan,
perpustakaan SDNP SA melakukan orientasi siswa dan memberikan penghargaan,
perpustakaan SDNP P memberikan penghargaan, sedangkan perpustakaan SDNP
KJ memberikan penghargaan, mengadakan orientasi siswa dan mengadakan
kegiatan.
9. Luas ruang perpustakaan SDNP R, SDNP SA, SDNP P, dan SDNP KJ telah
sesuai dengan jumlah siswa yang ada di Sekolah.
10. Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP R adalah dana, koleksi,
kebebasan bekerja, komunikasi yang baik dengan Koordinator, dan kerjasama
dengan guru-guru. Faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Sunter
Agung 12 Pagi adalah fasilitas dalam bekerja, kerjasama dengan guru-guru, dan
keleluasaan dalam bekerja. Faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP
Pesanggrahan 10 Pagi adalah fasilitas dalam bekerja, hubungan kerja yang baik
dengan Koordinator Perpustakaan, dan perilaku anak-anak. Faktor pendukung
pengelolaan perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi adalah dana, petugas yang
memiliki pendidikan perpustakaan, kerjasama dengan guru-guru, dan hubungan
yang baik antara petugas dan Koordinator Perpustakaan.
11. Faktor penghambat perpustakaan SDNP R adalah kurangnya petugas
perpustakaan. Faktor penghambat perpustakaan SDNP SA adalah kurangnya
minat baca anak dan kurangnya tenaga teknis perpustakaan. Faktor penghambat
pada perpustakaan SDNP P adalah koleksi, minat baca anak, dan ruang
perpustakaan yang berfungsi sebagai ruang komputer. Sedangkan faktor
penghambat perpustakaan SDNP KJ adalah kurangnya minat baca anak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat dijadikan
solusi dari masalah-masalah yang terdapat di Perpustakaan:
1. Perlu adanya penambahan petugas perpustakaan di setiap perpustakaan dan
pemberian pembinaan baik kepada petugas maupun kooordinator perpustakaan,
terutama pembinaan karir petugas perpustakaan agar petugas lebih terpacu
mengembangkan diri dan mengembangkan perpustakaan.
2. Perpustakaan harus menyediakan lebih banyak jenis dan jumlah koleksi sesuai
persyaratan koleksi dasar dan pengembangan koleksi, yaitu 10 judul buku untuk 1
orang siswa. Ketersediaan koleksi dari segi jumlah dan isi yang menarik juga
dapat menstimulasi minat baca anak sehingga anak akan sering berkungjung ke
perpustakaan.
3. Penyeleksian koleksi harus lebih cermat berdasarkan kebutuhan bersama dan tidak
lupa untuk memeriksa kondisi koleksi sebelum diolah.
4. Katalogisasi harus dilakukan, walaupun kurang terpakai akan tetapi katalog dapat
dijadikan sebagai bahan pendidikan pemakai untuk siswa sekedar tahu tentang
katalog.
5. Pengaturan dan penyimpanan koleksi selain buku harus lebih diperhatikan,
terutama koleksi non book yang mudah rusak. Penyimpanan majalah dan harus
sesuai nomor terbitannya untuk kemudian dijilid jika sudah lengkap. Koran bisa
dimanfaatkan untuk dijadikan kliping perpustakaan jika perpustakaan tidak
memiliki tempat penyimpanan Perpustakaan juga memerlukan reproduksi untuk
koleksi yang banyak digunakan dan pengaturan suhu ruang perpustakaan agar
koleksi awet.
6. Peminjaman dan pengembalian harus tercatat degan jelas dan dilakukan oleh
petugas agar tidak terjadi kesalahan pencatatan atau shelving koleksi. Kesalahan
shelving akan menyulitkan pengguna dalam mencari informasi.
7. Perpustakaan sekolah harus bisa menjalin kerjasama dengan pihak lain agar
perpustakaan lebih berkembang, terutama dalam hal pengadaan koleksi agar
kebutuhan informasi terpenuhi tanpa sekolah menghabiskan dana yang besar.
8. Ruang perpustakaan hendaknya tersendiri agar tidak menggangu aktifitas
pengunjung perpustakaan.
9. Pedoman atau standardisasi pada perpustakaan sekolah sebaiknya memberi
keleluasaan pada pihak perpustakaan dalam hal alur peminjaman dan
pengembalian buku.
10. Penelitian lanjutan secara mendalam sangat disarankan kepada siapa saja yang
ingin melanjutkan penelitian ini agar memberi gambaran yang lebih spesifik
mengenai kondisi perpustakaan di sekolah dasar negeri percontohan.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Petugas Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun
Waktu : Jum’at, 19 Oktober 2007
Saya akan mengajukan pertanyaan mengenai SDM, koleksi, dan layanan di
perpustakaan. mengenai SDM, bagaimana Pak pembagian tugas di Perpustakaan?
“Pembagian kerja di Perpustakaan, kita sendiri yang kerja, semuanya saya yang lakuin.
Mulai dari pengadaan, processing, membantu anak mencari informasi sampai nata
ruang perpustakaannya”.
Lalu apa fungsi koordinator?
“Ya… penanggungjawab, yang buat laporan ke Kepala Sekolah dan ikut rapat evaluasi
sekolah”.
Bagaimana cara perpustakaan meningkatkan kualitas SDM-nya?
“Kalo dari saya, ya… istilahnya saya mengikuti seminar-seminar di luar. Saya udah dua
kali ikut seminar di Perpustakaan Nasional”.
Kalau pembinaan untuk koordinatornya, bagaimana Pak?
“Pak Wijan (koordinator perpustakaan) ikut pelatihan juga, tapi baru, setelah terpilih
jadi koordinator perpustakaan”.
Sekarang kita akan membahas mengenai koleksi ya Pak. Bagaimana cara
perpustakaan menjadikan koleksi di perpustakaan sesuai dengan yang dibutuhkan
pemakai?
“Kita caranya temu bola gitu. Kita Tanya-tanya apa yang dibutuhin anak-anak, guru di
perpustakaan. Kita bikin lembaran, kita sebar, setelah lembaran masuk baru kita ajukan.
Kita adakan ini tiap September atau tiap ada dananya”.
Kebijakan apa yang dimiliki perpustakaan dalam hal pengadaan?
“Saya sih lebih memprioritaskan buku-buku yang dibutuhkan, taunya dari mana? Ya dari
lembaran yang kita sebar. Kalau bisa semua subjek buku bisa ditambah biar semua
kebutuhan terpenuhi, tapi kalau dana tidak memungkinkan yang didahulukan yang
penting-penting dulu”.
Bagaimana proses pengadaan koleksinya?
“Kita udah punya anggaran disini untuk beli buku. Yang melakukan pembelian
saya sendiri, kalo banyak saya telepon penerbitnya suruh datang. Penerbit kan punya
daftar bukunya, nah kita liat dari situ. Kita beli sesuai usulan, yang lainnya saya beli
yang kira-kira isinya bagus, ya… liat aja dari judulnya”.
Bagaimana cara Perpustakaan melakukan inventarisasi koleksi?
“Kalau mesen lewat penerbit saya periksa dulu, sesuai pesanan ga? Ada yang rusak ga?
Baru setelah itu didata di buku induk, diberi stempel, dikasih nomor induk tiap
eksemplar. Buku dilabeli nomor panggil buku dan klasifikasi warna.
Bagaimana cara perpustakaan memelihara koleksinya?
“Ya… kita jaga koleksinya. Kalau ada yang rusak kita perbaiki. Kadang sampul yang
kita kasih rusak, kita ganti. Kalau pemeliharaan ruangannya, ada yang bersihin setiap
hari dari petugas kebersihan sekolah”.
Bagaimana penyiangan koleksi di perpustakaan?
“Stock opname ya?”.
Bukan Pak, bagaimana penyeleksian koleksi perpustakaan untuk dikeluarkan dari
perpustakaan?
“Ooh, perpustakaan kan baru berjalan beberapa tahun ya, jadi buku-buku disini belum
ada yang dikeluarin kecuali yang rusak”.
Sekarang pertanyaan mengenai layanan di Perpustakaan. Layanan apa saja yang
dimiliki perpustakaan?
“Peminjaman… terus pembuatan kartu anggota… terus melayani anak dalam belajar.
Disini anak bisa nonton juga, kan ada audiovisual televisi. Kalau ada kelas, disini penuh
(menunjuk tempat baca dan panggung tempat menonton)”.
Apakah perpustakaan menjalin kerjasama dengan pihak lain?
“Ada, dengan majalah Bobo. Kita dapat langganan gratis majalah Bobo”.
(Wawancara terhenti sebentar karena petugas melayani siswa mencari buku di rak.
Wawancara dilanjutkan ± 3 menit kemudian)
Bagaimana cara perpustakaan mlakukan promosi kepada siswa-siswi disini?
“Promosinya melalui guru, kita bekerjasama dengan guru. Biasanya kita buat
perlombaan-perlombaan seperti, resensi buku, mengarang. Kita juga memberi piagam
penghargaan untuk siswa yang rajin membaca”.
Faktor-faktor apa yang mendukung pengelolaan di Perpustakaan ini?
“Faktor pendukung pengelolaan perpustakaan, yaitu dana. Kita selalu mendapat dana
rutin tiap tahunnya sehingga selalu ada pengadaan koleksi baru dan pengadaan
kegiatan-kegiatan seperti lomba-lomba. Selain itu ada factor kebebasan untuk mengelola
perpustakaan, komunikasi saya dengan Koordinator juga baik. Kerjasama dengan guru-
guru juga baik”.
Faktor-faktor apa yang menghambat pengelolaan di Perpustakaan?
“Faktor penghambat menurut saya ada satu, yang paling terasa yaitu tenaga
perpustakaan. Dengan banyaknya tugas yang harus dikerjakan jadi ada yang
terbengkalai karena petugasnya cuma saya”.
Tabel 2
Reduksi Data Wawancara
Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun Jakarta
Variabel Sub Variabel Hasil
SDM - Kegiatan Kepala
Perpustakaan
- Penanggungjawab
- Laporan pertanggungjawaban
- Evaluasi
- Pembinaan SDM - Mengikuti seminar-seminar
Koleksi - Pengadaan koleksi - Beli
- Alat seleksi koleksi - Lembar usulan
- Daftar terbitan penerbit
- Kebijakan pengadaan
koleksi
- Memprioritaskan kebutuhan
- Mencakup semua subjek
- Kebutuhan terpenuhi
- Inventarisasi - Memeriksa koleksi
- Mendata di buku induk
- Diberi stempel
- Dilabeli no. panggil
- Pemeliharaan koleksi - Diberi sampul
- Diperbaiki jika rusak
- Membersihkan ruangan
- Penyiangan - Buku yang rusak
Pelayanan - Jenis layanan - Peminjaman
- Baca
- Nonton
- Kerjasama - Langganan gratis majalah
Bobo
- Promosi - Pengenalan melalui guru
- Perlombaan
- Memberi piagam penghargaan
Faktor-faktor - Faktor pendukung - Dana
- Koleksi
- Kebebasan dalam bekerja
- Komunikasi yang baik
- Kerjasama dengan guru-guru
- Faktor penghambat - Tenaga perpustakaan
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Petugas Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi.
Waktu : Senin, 27 Agustus 2007
Bagaimana pembagian tugas di Perpustakaan ini Mbak?
“Perpustakaan kan punya koordinator, Ibu Habibah, jadi Ibu yang bertanggungjawab.
Kerjaan saya hal-hal yang berhubungan langsung sama perpus, kaya teknis…,
ngelayanin anak ama rapih-rapih”.
Selain itu, apalagi tugas Koordinator Sekolah?
“Wah… kalo itu Mbak Tanya aja langsung ke Bu Habibah”.
Bagaimana cara perpustakaan meningkatkan kualitas SDM-nya?
“Saya sih suka baca-baca aja buku tentang perpustakaan. Sebelum disini (kerja), saya
pernah ikut pelatihan di Perpustakaan Jak-Tim selama 3 bulan. Disana diajarin bikin
catalog, klasifikasi, banyaklah. Setelah pelatihan itu baru saya ditawarin untuk jadi
petugas disini”.
Untuk koleksi di Perpustakaan nih Mbak, bagaimana cara perpustakaan
mengadakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai di Sekolah ini?
“Biasanya guru-guru disini suka usul buku apa aja yang dibutuhin, kalo engga ke saya
ya… ke Ibu Habibah (koordinator). Saya juga liat dari catatan peminjaman anak-anak
sukanya baca buku seperti apa, nanti itu (buku) yang ditambah, biasanya sih fiksi”.
Siapa yang menyeleksi buku-buku yang akan diadakan di Perpustakaan?
“Saya dan Koordinator. Karena buku-buku yang dibeli buku-buku yang sesuai usulan
guru dan berdasarkan catatan peminjaman anak-anak jadi gampang nentuinnya”.
Apa kebijakan perpustakaan dalam hal pengadaan koleksi?
“Buku-buku yang memang diperlukan didahulukan dan yang isinya up to date . Setiap
ada dana kita berusaha beli buku yang berbeda subjeknya tapi tetap liat mana yang lebih
dibutuhin. kalau untuk buku bacaan, buku yang temanya disukai anak kita perbanyak”.
Bagaimana proses pengadaan koleksi di perpustakaan?
“Yaa tadi, … usulan dari guru atau murid dicatat nanti diajukan dananya, kalo ada kita
beli. Belinya langsung ke toko buku. Kadang saya beli dari uang denda. Disini anak yang
mau lulus syaratnya harus nyumbang buku. Waktu itu Perpustakaan Jak-Tim pernah
ngasih buku juga, buku-buku kaya itu tuh (menunjuk deretan buku di lemari buku fiksi
rak ke dua)”.
Bagaimana cara perpustakaan melakukan inventarisasi koleksi?
“Kalau ada buku baru datanya di-input ke database yang ada di komputer. Kita punya
software perpustakaan, jadi gampang kalo tertulisnya ada juga print outnya dari
database. Koleksi udah ada nomor induknya, nomor kelasnya. Koleksi yang udah
ditempel label buku dicap terus dikasih slip pengembalian, kantong buku dan kartu buku
di dalam buku”.
Bagaimana pemeliharaan koleksi di Perpustakaan?
“Yaa kita bikin peraturan kaya dilarang makan dan minum di Perpustakaan biar
koleksinya ga kotor. Ruangan setiap hari juga dibersihin”.
Buku-buku seperti apa yang disiangi dari perpustakaan?
“Buku-buku yang udah ga kepake lagi kaya kurikulum lama. Kalo buku yang rusak masih
bisa diperbaiki ya kita perbaiki, kalo udah parah ya kita keluarkan”.
Layanan apa saja Mbak, yang ada di Perpustakaan?
“Kita ada peminjaman, baca disini juga bisa, tapi biasanya untuk belajar jam kelas
engga bias karena ruang bacanya kecil. Paling bukunya aja dibawa ke kelas dan dicatat,
nanti selesai jam pelajaran dikembalikan”.
Apa yang Mbak lakukan dalam membantu anak-anak di perpustakaan?
“Saya mengawasi anak-anak membaca, kalau ada yang mencari informasi tentang
gunung atau danau misalnya, saya kasih tahu buku-buku tentang itu. Tapi tidak untuk
membantu dalam mengerjakan tugas”.
Apakah perpustakaan menjalin kerjasama dengan pihak lain?
“Sampai sekarang sih belum ada”.
Bagaimana cara perpustakaan melakukan promosi ke murid-murid?
“Setiap anak baru (kelas 1) dikasih tau Gurunya kalau disini ada perpustakaan dan bisa
pinjem buku juga”.
Ada tidak kegiatan untuk menarik perhatian anak-anak?
“Kita tiap bulan Agustus selalu lomba resensi buku dari buku-buku di Perpustakaan.
Tiap akhir semester, untuk anak yang rajin meminjam buku diberikan hadiah”.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Koordinator Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi.
Waktu : Senin, 27 Agustus 2007
Begini Bu, Perpustakaan kan memilki Koordiator Perpustakaan dan Petugas
Perpustakaan, lalu bagaimana cara pembagian tugasnya?
“Semua pekerjaan perpustakaan dikerjakan Mbak Ida (petugas perpustakaan), saya
hanya koordinator dan kurang mengerti teknisnya bagaimana. Mbak Ida yang tahu”.
Jadi, apa tugas ibu sebagai koordinator?
“Saya bertanggungjawab atas perpustakaan. Disela-sela waktu ngajar saya suka ngecek
kesana. Kalo program-program perpustakaan saya dan Mbak Ida susun sendiri nanti
dibicarakan?”.
Bagaimana cara perpustakaan melakukan evaluasi?
“Sebelum rapat evaluasi sekolah, kita berdua (koordinator dan petugas) udah evaluasi
duluan. Nanti Mba Ida buat laporan ke saya, saya nant jugai buat laporan
pertanggungjawaban untuk Kepala Sekolah”.
Pembinaan apa yang telah Ibu ikuti selama menjadi Koordinator Perpustakaan?
“Saya belum pernah mengikuti pembinaan apapun, mau sih kalau ada kesempatan tapi
sampai saat ini belum ada”
Faktor-faktor apa saja yang mendukung pengelolaan di Perpustakaan ini?
“Kami punya dana yang cukup untuk perpustakaan jadi bisa rutin melakukan pengadaan
ada dari BOS dan Komite Sekolah. Perpustakaan juga dikelola oleh tenaga yang
memang memiliki pendidikan mengenai perpustakaan. Kita selalu bekerjasama dengan
para guru jika ada kegiatan, kalau sekolah mengadakan kegiatan perpustakaanjuga
dilibatka, hubungan saya dengan petugas perpustakaan juga baik”.
Faktor-faktor apa saja yang menghambat pengelolaan di Perpustakaan ini?
“Faktor penghambatnya apa ya...? Sepertinya minat anak untuk membaca masih kurang.
Kalau sekarang anak-anak sepertinya lebih tertarik dengan media hiburan lain seperti
televise, jadi untuk baca masih kurang”.
Tabel 1
Reduksi Data Wawancara
Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi
Variabel Sub Variabel Hasil
SDM - Kegiatan Kepala
Perpustakaan
- Bertanggungjawab atas
perpustakaan
- Melakukan pengecekan
- Evaluasi
- Buat laporan
pertanggungjawaban
- Pembinaan SDM - Pelatihan di Perpustakaan Jak-
Tim
Koleksi - Pengadaan koleksi - Beli
- Sumbangan buku anak yang
mau lulus
- Sumbangan Perpustakaan Jak-
Tim
- Alat seleksi koleksi - Usul guru
- Catatan peminjaman
- Kebijakan pengadaan
koleksi
- Yang diperlukan didahulukan
- Isinya up to date
- Subjek yang berbeda
- Buku yang disukai
diperbanyak
- Inventarisasi - Masukkan data buku ke
database di komputer
- Diberi no. induk
- Dicap
- Ditemepel label
- Pemeliharaan koleksi - Koleksi tidak boleh kotor
- Membersihkan ruangan
- Yang rusak diperbaiki
- Penyiangan - Buku yang rusak parah
- Kurikulum lama
Pelayanan - Jenis layanan - Baca
- Peminjaman
- Rujukan
- Kerjasama - Tidak ada
- Promosi - Orientasi anak kelas 1
- Perlombaan
- Memberi hadiah
Faktor-faktor - Faktor pendukung - Dana
- Koleksi
- Petugas perpustakaan
- Kerjasama dengan guru
- Komunikasi yang baik
- Faktor penghambat - Minat baca anak
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Petugas Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi
Waktu : Sabtu, 1 Desember 2007
Pertanyaan yang akan saya tanyakan menyangkut SDM, koleksi dan pelayanan di
Perpustakaan. Mengenai SDM Perpustakaan, bagaimana pembagian tugas di
Perpustakaan?
“Saya tugasnya melayani peminjaman, ngawasin anak-anak yang belajar disini, saya
buat sih program-program kerja di perpustakaan (petugas mengambil daftar program
kerja di atas meja kerja petugas dan menunjukkan ke pewawancara), semuanya saya
susun sendiri, di perpustakaan juga ada kegiatan pembuatan mading sekolah, saya yang
mengawasi, kalau ada informasi yang dicari ada di perpustakaan saya bantu
mencarikan”.
Fungsi Koordinator Perpustakaan apa Mas?
“Pembimbing saya, sebagai penanggung jawab perpustakaan yang memberi laporan
kepada Kepala Sekolah, kalau ada apa-apa dibicarakan dulu sama koordinator
perpustakaan”.
Bagaimana cara perpustakaan meningkatkan kualitas SDM-nya?
“Saya belajar aja dari petugas sebelumnya”.
Mas pernah mengikuti pelatihan/ seminar bidang perpustakaan?
“Belum pernah”.
Bagaimana dengan Koordinator Perpustakaan?
“Sudah pernah sekali”.
Mengenai koleksi perpustakaan, bagaimana cara perpustakaan menjadikan
koleksinya sesuai dengan kebutuhan pemakai?
“Koleksi beberapa berasal dari usulan guru, untuk anak-anak saya liat-liat aja mereka
suka baca buku apa”.
Bagaimana cara perpustakaan melakukan pengadaan koleksi?
“Beli, dari dana BOS kan ada, dari Sampoerna Foundation juga dapat bulletin”.
Siapa yang menyeleksi koleksi yang mau diadakan di Perpustakaan?
“Engga ada. Yang melakukan pembelian Ibu Kepala Sekolah dan Koordinator sesuai
dengan usulan dan laporan saya berdasarkan pengamatan saya” .
Bagaimana kebijakan perpustakaan dalam hal pengadaan koleksi?
“Koleksi yang dibeli adalah yang sesuai dengan usulan dan yang sering dibaca anak,
diusahakan agar memenuhi kebutuhan pemakai”.
Bagaimana perpustakaan melakukan inventarisasi koleksi?
“Koleksi yang baru dicatat di buku daftar koleksi perpustakaan kemudian diberi nomor
induk untuk tiap eksemplar. Buku dibuatkan labelnya, kita memakai DDC untuk
mengklasifikasi buku, buku diberi cap tanda milik perpustakaan”.
Bagaimana cara pemeliharaan koleksi di perpustakaan?
“Perpustakaan yang pasti harus bersih biar ruangan engga terlalu berdebu.
Perpustakaan juga dikasih AC (menunjuk kearah AC)”.
Bagaimana cara perpustakaan menyeleksi buku yang akan dikeluarkan dari
perpustakaan?
“Paling yang rusak-rusak aja. Kalau rusaknya masih bisa diperbaiki, kaya sampulnya
yang rusak, kita benerin. Kalo rusaknya sama isi bukunya, ya dibuang”.
Mengenai layanan di perpustakaan, layanan apa saja yang dimiliki perpustakaan?
“Layanan peminjaman. Kalo mau nonton, anak-anak bisa diputerin film dan nonton
rame-rame pake LCD. Biasanya guru suka bawa anak-anak belajar di Perpustakaan”.
Apakah perpustakaan menjalin kerjasama dengan pihak lain?
“Sama Sampurna Foundation aja, mereka kasih kesini bulletin setiap bulan”.
Bagaimana cara perpustakaan mempromosikan diri ke para siswa?
“Mereka kan kadang nonton disini, nanti mereka lihat buku-buku disini dan tertarik
sendiri. Untuk peminjam terbanyak kita kasih hadiah”.
Faktor-faktor apa saja yang mendukung pengelolaan di Perpustakaan ini?
“Kalau untuk bekerja disini ada fasilitas untuk membantu saya seperti computer dan
printer. Pengelolaan disini juga dibantu Koordinator dan guru-guru, anak-anaknya juga
engga susah diatur”.
Faktor-faktor apa saja yang menghambat pengelolaan di Perpustakaan ini?
“Faktor yang menghambat yaitu koleksi, koleksinya kurang banget jadi minat anak untuk
membaca juga kurang. Ruang perpustakaan yang sekaligus ruang komputer juga
menghambat, kalau ada kelas komputer anak-anak yang belajar komputer dan anak yang
berkunjung sama-sama terganggu”.
Tabel 1
Reduksi Data Wawancara
Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi
Variabel Sub Variabel Hasil
SDM - Kegiatan Kepala
Perpustakaan
- Pembimbing
- Bertanggungjawab atas
perpustakaan
- Evaluasi
- Kualifikasi Koord.
Perpustakaan
- Pelatihan bidang perpustakaan
- Pembinaan SDM - Belum pernah
Koleksi - Pengadaan koleksi - Beli
- Sumbangan Sampoerna
Foundation
- Alat seleksi koleksi - Usul guru
- Pengamatan
- Kebijakan pengadaan
koleksi
- Sesuai dengan kebutuhan
- Sesuai dengan usulan
- Inventarisasi - Mendata di buku induk
- Diberi stempel
- Dilabeli no. panggil
- Pemeliharaan koleksi - Ruangan harus bersih
- Diperbaiki jika rusak
- Penyiangan - Buku yang rusak
Pelayanan - Jenis layanan - Peminjaman
- Baca
- Nonton
- Kerjasama - Dengan Sampoerna
Foundation
- Promosi - Hadiah untuk peminjam
terbanyak
Faktor-faktor - Faktor pendukung - Fasilitas bekerja
- Kerjasama dengan guru-guru
- Kerjasama dengan
Koordinator
- Faktor penghambat - Koleksi
- Minat baca
- Ruang perpustakaan yang
sekaligus ruang komputer
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Petugas Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi
Waktu : Senin, 26 Nopember 2007
Saya akan mengajukan pertanyaan mengenai SDM, koleksi, dan pelayanan di
Perpustakaan. Mengenai SDM perpustakaan, bagaimana pembagian tugas di
Perpustakaan?
“Semua pekerjaan di Perpustakaan saya yang kerjakan karena cuma saya petugasnya,
sendiri. Kadang-kadang dibantu juga sama guru-guru lain”.
Bagaimana dengan tugas Kepala perpustakaan?
“Oh, kita disini engga ada kepala perpustakaan. Saya yang bertanggung jawab langsung
ke Ibu Kepala Sekolah”.
Bagaimana cara perpustakaan dalam meningkatkan kualitas SDM-nya?
“Yaa… kalo ada pelatihan-pelatihan atau seminar saya diikutsertakan sama sekolah”.
Mengenai koleksi perpustakaan, bagaimana cara perpustakaan agar koleksi di
perpustakaan sesuai dengan kebutuhan?
“Biasanya ada brosur dari penerbit, bisa liat dari itu, guru terkadang usul buku yang
mau dibeli. Saya juga perhatiin anak-anak sukanya baca buku apa” .
Siapa yang menyeleksi buku-buku yang akan dibeli untuk perpustakaan?
“Saya sendiri yang menyeleksi. Kalau buku-bukunya dibeli Kepala Sekolah, Ibu
konfirmasi mau beli buku nanti saya memberi daftar buku-buku yang diperlukan”.
Bagaimana cara perpustakaan melakukan pengadaan koleksi?
“Itu (pengadaan) lebih sering Ibu (Kepala Sekolah) yang beli. Kadang ada yang nawarin
ya… dibeli. Anak-anak juga diharuskan menyumbang buku ke Perpustakaan, untuk kelas
6 aja ya.
Bagaimana kebijakan perpustakaan dalam hal pengadaan koleksi ?
“Pertama, yang pasti harus sesuai kebutuhan. Kalau guru butuh buku yang diusul kita
akan adakan buku itu, kalau buku bacaan yaa.. yang disukai anak-anak. Kalau dananya
terbatas, kita lebih memilih beli buku pelajaran”.
Bagaimana cara perpustakaan melakukan inventarisasi koleksi?
“Koleksi yang baru saya masukkan ke daftar koleksi buku, buku yang masuk diberi
nomor induk tiap bukunya. Buku diberi stempel perpustakaan, dikasih label, lembar
tanggal pengembalian, kantong buku, dan kartu buku”.
Bagaimana pemeliharaan koleksi di Perpustakaan?
“Dijaga aja jangan sampai rusak. Ruangan perpustakaan juga dijaga kebersihannya”.
Bagaimana kalau koleksinya ada yang rusak?
“Kalau masih bisa diperbaiki ya… saya lem-lem atau disteples (tertawa kecil). Kalau
rusaknya parah berarti harus dikeluarkan”.
Selain buku-buku yang rusak, buku-buku yang bagaimana lagi yang harus
dikeluarkan dari perpustakaan?
“Kalo copy-nya banyak, sebenarnya bukan dikeluarkan untuk dibuang Cuma disimpan di
tempat lain aja. Kalau yang dibuang, buku-buku yang udah ga sesuai lagi isinya, kaya
buku-buku pelajaran”.
Mengenai layanan perpustakaan, layanan apa saja yang disediakan perpustakaan
perpustakaan?
“Anak-anak bisa nonton disini, bisa baca disini atau dipinjam untuk dibawa pulang”.
Apa yang Ibu lakukan jika ada pemakai yang tidak tahu dimana informasi yang
dicarinya?
“Anak-anak memang suka bertanya kalau tentang ini adanya di buku apa ya? Biasanya
tentang buku-buku pengetahuan, nanti saya yang mencarikan.
Apakah perpustakaan menjalin kerjasama dengan pihak lain?
“Engga ada tuh”.
Bagaimana cara perpustakaan melakukan promosi kepada siswa sekolah?
“Biasanya anak baru di bawa ke Perpustakaan, nanti dijelasin kalo disini bisa baca, bisa
nonton, bisa pinjem juga. Kita juga ngasih hadiah buku untuk murid yang paling sering
meminjam buku”.
Faktor-faktor apa yang mendukung pengelolaan di Perpustakaan ini?
“Faktor pendukung selama saya kerja disini ya.. fasilitas yang disediakan untuk
memudahkan saya bekerja, adanya kerjasama yang baik dengan guru-guru lain dalam
membantu mengurus perpustakaan, saya juga merasa ada keleluasaan dalam mengelola
perpustakaan”.
Faktor-faktor apa saja yang menghambat pengelolaan di perpustakaan ini?
“Kalau faktor penghambatnya dari minat baca anak yang kurang. Saya merasa
walaupun banyak buku bagus jadi kurang dilihat dan dibaca anak. Selain itu, walaupun
dalam mengurus perpustakaan saya dibantuguru-guu lain tetapi tetap teknisnya saya
yang tahu, jadi kalau ada pengadaan butuh waktu lama untuk ngolah, soalnya saya
sendiri yang mengerjakan”.
Tabel 3
Reduksi Data Wawancara
Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi
Variabel Sub Variabel Hasil
SDM - Kegiatan Kepala
Perpustakaan
- Tidak ada
- Pembinaan SDM - Pelatihan-pelatihan atau
seminar
Koleksi - Pengadaan koleksi - Beli
- Sumbangan anak-anak
- Alat seleksi koleksi - Usul guru
- Kebijakan pengadaan
koleksi
- Sesuai kebutuhan
- Buku bacaan yang disukai
anak-anak
- Lebih memilih buku pelajaran
- Inventarisasi - Masukkan ke daftar koleksi
buku
- Pemberian no. induk
- Pemberian stempel
- Pemberian label
- Pemeliharaan koleksi - Koleksi dijaga
- Ruangan perpustakaan dijaga
kebersihannya
- Yang rusak diperbaiki
- Penyiangan - Buku yang rusak
- Buku yang tidak sesuai lagi
isinya
Pelayanan - Jenis layanan - Nonton
- Baca
- Peminjaman
- Rujukan
- Kerjasama - Tidak ada
- Promosi - Anak baru dibawa ke
Perpustakaan
- Memberikan hadiah
Faktor-faktor - Faktor pendukung - Fasilitas bekerja
- Kerjasama dengan guru-guru
- Keleluasaan dalam bekerja
- Faktor penghambat - Minat baca anak
- Kekurangan tenaga teknis