1
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM
SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN KELAS VII
SMP NU 09 ROWOSARI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh:
AFIATUSH SHOIMAH
NIM: 063711020
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
2
ABSTRAK
Afiatush Shoimah (NIM:063711020), Pembelajaran Problem Solving Sebagai
Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Unsur, Senyawa
dan Campuran. Pada Siswa Kelas VII di SMP NU 09 Rowosari Tahun Ajaran
2010/2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi pokok unsur, senyawa dan campuran pada siswa kelas VII SMP NU 09
Rowosari Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas pada peserta didik kelas
VII SMP NU 09 Rowosari. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP NU
09 Rowosari pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa
35 peserta didik. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap dari setiap siklusnya,
yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Indikator hasil
belajar pada penelitian ini berupa tercapainya ketuntasan belajar secara individu
maupun klasikal.
Adapun teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan metode interview,
tes, dan dokumentasi. Data hasil pengamatan tes atau nilai evaluasi diolah dengan
deskriptif analitis untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian
keberhasilan tiap siklus.
Dari hasil observasi di kelas VII dapat diketahui bahwa metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran IPA khususnya kimia
belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi
komunikasi satu arah, artinya peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran.
Hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum maksimal.
Pada kondisi awal sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan
metode problem solving hasil belajar peserta didik yaitu 53,25 dengan ketuntasan
belajar 47,50%. Setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode
problem solving hasil belajar peserta didik meningkat. Pada siklus I, prosentase
rata-rata hasil belajar peserta didik 66,08 dan ketuntasan belajar 65,71%. Pada
siklus II, prosentase rata-rata hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 72,31
dengan ketuntasan belajar 85,71%. Dari data tersebut, jelas bahwa ada
peningkatan hasil belajar peserta didik dari sebelum diterapkannya pembelajaran
menggunakan metode problem solving dengan setelah metode tersebut diterapkan.
Berdasarkan hasil penelitian ini secara umum dapat disimpulkan penerapan
metode problem solving dapat meningkatkan aktivitas kinerja ilmiah dan hasil
belajar peserta didik sehingga ketuntasan belajar dapat maksimal.
3
4
5
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Afiatush Shoimah
NIM : 063711020
Jurusan/Program Studi : Tadris Kimia
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 22 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Afiatush Shoimah
NIM. 063711020
6
MOTTO
(( ((####θθθθ àà àà)))) ®® ®®???? $$ $$#### ©© ©©!!!! $$ $$#### ¨¨ ¨¨,,,, yy yymmmm ÏÏ Ïϵµµµ ÏÏ ÏÏ????$$$$ ss ss)))) èè èè???? ŸŸ ŸŸωωωω uu uuρρρρ ¨¨ ¨¨ èè èè∫∫∫∫θθθθ èè èèÿÿÿÿ ss ssCCCC āā āāωωωω ÎÎ ÎÎ)))) ΝΝΝΝ çç ççFFFFΡΡΡΡ rr rr&&&& uu uuρρρρ tt ttββββθθθθ ßß ßßϑϑϑϑ ÎÎ ÎÎ==== óó óó¡¡¡¡ •• ••ΒΒΒΒ
Bertakwalah kepada Allah sebenarBertakwalah kepada Allah sebenarBertakwalah kepada Allah sebenarBertakwalah kepada Allah sebenar----benar takwa kepadabenar takwa kepadabenar takwa kepadabenar takwa kepada----NyaNyaNyaNya; ; ; ; dan janganlah sekalidan janganlah sekalidan janganlah sekalidan janganlah sekali----kali kamu mati melainkan dalam kali kamu mati melainkan dalam kali kamu mati melainkan dalam kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. Keadaan beragama Islam. Keadaan beragama Islam. Keadaan beragama Islam. (Ali Imron: 102)(Ali Imron: 102)(Ali Imron: 102)(Ali Imron: 102)
7
PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati dan iringan doa, sebuah karya sederhana
ini penulis persembahkan kepada:
♥ Bapak H. Abdul Kadir dan Ibu Subadriyah (alm) hatur nuwun atas
perhatian, ketulusan kasih sayang, nasehat dan tak henti-hentinya do’a
untuk keberhasilan saya, yang selalu membangkitkan semangat saya di
saat saya lemah.
♥ Keluarga HIAZ di batam terima kasih atas do’a dan dukungannya
♥ Kakak-kakakku: Mba Ning, mba Eny, mas Uzam, mas Nur, mas Ifin,
mas Latif, mas Agus dan mas Fajar, terima kasih atas pengalaman hidup
dan kasih sayang yang kalian berikan. Keponakan2ku: Danang, Ninda,
Fari, Dian, Seti dan Arin yang sangat aku sayangi, tak pernah kumerasa
bosan bersama kalian.
♥ M. Yusuf Khanafi yang selalu memberiku kasih sayang, motivasi dan
nasehat, serta menemaniku dikala suka dan duka
♥ Keluarga kecilku dikontrakan Yuyun, Linda, Felis, Fitri yang selalu
memberikan makna sebuah persahabatn dan keluarga. Semoga Allah
mempererat tali persaudaraan yang telah kita jalin bersama.
♥ Teman-teman kimia ’06 (nujum, ifa, farida, canti, defi, khifa, fiska, muza,
akyuni, atik, sri, alsum, ahmadi, choiril, aziz, dwik, ikbal, sofi, tholib,
sugi’) terima kasih atas persahabatan dan persaudaraan kita yang tak
akan terlupakan.
♥ Teman-teman PPL MAN 1 Semarang, KKN Desa Mentosari, bersama
kalian, kenangan terindah yang tak pernah ku lupakan.
8
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga penulis
bisa menyelesaikan penyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan
salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan pengetahuan,
sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan
dalam bentuk apapun yang sangat besar artinya bagi peneliti. Ucapan terima
kasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Sudja’i M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
2. Ibu Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M.Pd, selaku pembimbing I, Bapak Drs.
Abdul Wahid, M.Ag selaku pembimbing II, yang dengan keikhlasan hati
telah banyak meluangkan waktu untuk peneliti guna kepentingan skripsi
ini.
3. Ibu Atik Rahmawati, M.Si dan Bapak Suwahono, M.Pd dengan segala
arahan dan motivasinya.
4. Segenap dosen beserta karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, yang telah membekali ilmu pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
5. Bapak Drs. H. Slamet Riyadi, selaku kepala sekolah SMP NU 09
Rowosari beserta seluruh tenaga pengajar, karyawan, dan peserta didik
SMP NU 09 Rowosari yang telah membantu pengumpulan data
penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Siti Nurfarochah, S. pd, selaku guru IPA SMP NU 09 Rowosari yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian
7. Bapak H. Abdul Kadir dan Ibu Subadriyah (alm) atas segala doa,
pengorbanan, motivasi, cinta, dan kasih sayangnya.
9
8. Semua saudara yang ada di Tawang yang tidak mungkin penulis sebutkan
satu persatu.
9. Teman, sahabat, terima kasih atas cinta, kasih sayang, motivasi dan hari-
hari yang indah.
10. Teman-teman tadris kimia 2006, semoga kebersamaan dan kekeluargaan
kita tetap terjaga selamanya.
11. Teman-teman PPL MAN 1 Semarang, KKN Desa Mentosari, bersama
kalian, kenangan terindah yang tak pernah ku lupakan.
Kepada semua pihak yang telah penulis sebutkan di atas, penulis merasa
tidak dapat memberikan apa-apa kecuali ucapan terima kasih yang tulus dengan
diiringi do’a semoga allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
sebaik-baiknya balasan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi bahasa, isi, maupun analisisnya. Kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Semarang, 28 Februari 2011
Penulis,
Afiatush Shoimah
NIM. 063711020
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. iv
DEKLARASI ................................................................................................. v
MOTTO .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Penegasan Istilah .......................................................................... 3
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS......................................... 8
A. Deskripsi Teori ............................................................................. 8
1. Belajar dan Hasil Belajar .......................................................... 8
2. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)......................... 13
3. Kajian Materi Unsur, Senyawa dan Campuran .......................... 16
B. Kajian Pustaka .............................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 25
A. Subyek Penelitian ......................................................................... 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 25
C. Kolaborator .................................................................................. 26
11
D. Rancangan Penelitian ................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 32
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 33
G. Indikator Keberhasilan ................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 35
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................... 35
1. Persiapan Penelitian .................................................................. 35
2. Kondisi Awal ............................................................................ 35
3. Perlakua Penelitian ................................................................... 37
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 38
C. Pembahasan .................................................................................. 44
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 48
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 50
E. Kesimpulan .................................................................................. 50
F. Saran ............................................................................................ 50
G. Penutup ........................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. 54
12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Nama dan Lambang Beberapa Unsur Logam ...................... 18
Tabel 2.2 : Nama dan Lambang Beberapa Unsur Bukan Logam............ 18
Tabel 2.3 : Unsur Penyusun Senyawa ................................................... 21
Tabel 2.4 : Nama Senyawa dan Unsur Penyusunnya ............................. 21
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Siklus I ..................................................... 28
Tabel 3.2 : Jadwal Kegiatan Siklus II ................................................... 30
Tabel 4.1 : Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum Pembelajaran Dengan
Menggunakan Metode Problem Solving ............................. 36
Tabel 4.2 : Hasil Belajar Kognitif Siklus I............................................. 40
Tabel 4.3 : Hasil Belajar Kognitif Siklus II ........................................... 43
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 : Minyak dan Air Sebagai Contoh Campuran ...................... 22
Gambar 3.1 : Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas .............................. 27
Gambar 4.1 : Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus dan Siklus I 45
Gambar 4.2 : Perbandingan Perolehan Nilai Pada Penguasaan Konsep
Pada Aspek Kognitif Siklus I dan II ................................... 47
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa ........................................................ 54
Lampiran 2 : Daftar Kelompok ........................................................... 55
Lampiran 3 : Soal dan Jawaban Diskusi Kelompok Siklus I ................ 56
Lampiran 4 : Soal dan Jawaban Diskusi Kelompok Siklus II ............... 58
Lampiran 5 : Silabus ........................................................................... 62
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ........ 63
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ....... 68
Lampiran 8 : Kisi-Kisi Soal Siklus I ................................................... 73
Lampiran 9 : Kisi-Kisi Soal Siklus II .................................................. 74
Lampiran 10 : Soal Penelitian Tes Siklus I ............................................ 75
Lampiran 11 : Soal Penelitian Tes Siklus II .......................................... 80
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Tes Siklus I ........................................... 85
Lampiran 13 : Kunci Jawaban Tes Siklus II .......................................... 86
Lampiran 14 : Daftar Ketuntasan Belajar Siklus I ................................. 87
Lampiran 15 : Daftar Ketuntasan Belajar Siklus II ................................ 88
Lampiran 16 : Daftar Nilai Hasil Ulangan Siklus I ................................ 89
Lampiran 17 : Daftar Nilai Hasil Ulangan Siklus II .............................. 90
Lampiran 18 : Hasil Hitungan Siklus I ................................................. 91
Lampiran 19 : Hasil Hitungan Siklus II ................................................ 93
Lampiran 20 : Dokumentasi Saat Proses Belajar Mengajar ................... 95
Lampiran 21 : Surat Keterangan Penunjukan Pembimbing
Lampiran 22 : Surat Keterangan Mohon Ijin Riset
Lampiran 23 : Surat Keterangan Telah Melakukan Riset
Lampiran 24 : Surat Keterangan Ko Kuliner
Lampiran 25 : Transkip Ko Kuliner
Lampiran 26 : Piagam KKN
Lampiran 27 : PASSKA Institut
Lampiran 28 : PASSKA Fakultas
Lampiran 29 : Daftar Riwayat Hidup
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan merupakan masalah utama yang sedang
dihadapi bangsa Indonesia. Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu
hasil pendidikan adalah pendekatan-pendekatan yang digunakan para guru
dalam proses belajar mengajar. Ketepatan dalam menggunakan pendekatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak hanya membangkitkan
motivasi, minat dan prestasi belajar siswa tetapi juga meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan guru.
Untuk mencapai interaksi belajar-mengajar sudah tentu perlu
memadukan dua kegiatan, yakni kegiatan mengajar (usaha guru) dengan
kegiatan belajar (tugas siswa) yang berdaya guna dalam mencapai tujuan
pengajaran.1 Menurut Clifford T. Morgan, “Learning is any relatively
permanent change in behavior that is the result of past experience” artinya,
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan
pengalaman masa lalu.2 Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi)
tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran
harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya, materi pelajaran,
tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia,
sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.3
Kegiatan pembelajaran kimia di SMP NU 09 Rowosari merupakan
bagian dari kurikulum bagian dasar. Dalam rangka penguatan konsep kimia
dan peningkatan skil problem solving diperlukan pengalaman memecahkan
1 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), Cet. 10, hlm. 31. 2 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: The University Of
Wisconsin, 1961), hlm. 219. 3 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), Cet, 1, hlm. 9
16
suatu persoalan fisis secara nyata. Akan tetapi pelajaran kimia yang tercakup
dalam pelajaran IPA terpadu di SMP NU 09 Rowosari yang sedang berjalan
sekarang ini tergolong konvensional yang cenderung mengarah ke
pembelajaran tradisional yang bersumber dari satu sisi yaitu guru. Sebagai
pemeran utama dalam proses pembelajaran. Selain itu perangkat
pembelajaran yang ada kurang dapat memfasilitasi pada pencapaian tujuan
pada kompetensi dasar. Pembelajaran saat ini belum mendorong siswa untuk
berkreasi mengorganisir kemampuannya untuk merencanakan dan
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya, proses monitoring pada
pembelajaran belum maksimal untuk dapat mendeteksi kemampuan awal
siswa. Untuk meminimalisasi kekurangan-kekurangan tersebut dan sebagai
usaha konsistensi pada tujuan diadakannya kegiatan pembelajaran kimia,
maka dilakukan inovasi pembelajaran problem solving yang mengacu kepada
model yang didesain dan dikembangkan di Universitas Minnesota yang
memberikan penekanan utama pada aspek problem solving. Inovasi-inovasi
yang dilakukan berdasarkan model problem solving yaitu menata ulang
proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan berbagai perangkat pendukung
kegiatan seperti, silabus, RPP, bahan ajar.
Berdasarkan survey awal pembelajaran yang selama ini berlaku di
SMP NU 09 Rowosari masih menggunakan tata cara konvensional, guru
menerangkan murid mendengarkan dan sekali kali siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru, hasil dari pembelajaran tersebut tidak
menunjukkan hasil yang memuaskan untuk itu peneliti harus
mengaplikasikan problem solving sebagai proses belajar di SMP NU 09
Rowosari. Dengan menggunakan metode problem solving diharapkan siswa
dapat mengatasi kesulitan-kesulitan didalam hidupnya. Kenyataan di dalam
hidup ini setiap manusia menghadapi banyak persoalan, yang selalu timbul
dan tidak ada habis-habisnya. Setiap persoalan perlu dipecahkan, sehingga
seluruh kehidupan manusia itu merupakan tuntutan pemecahan persoalan
yang terus-menerus.
17
Bertolak dari pandangan diatas, peneliti bermaksud meneliti proses
pembelajaran dengan metode problem solving yang berlangsung di SMP NU
09 Rowosari sehingga dapat diketahui pembelajaran metode problem solving.
Untuk itu peneliti memilih judul:
Implementasi Pembelajaran Berbasis Problem Solving untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Materi Unsur, Senyawa dan Campuran Kelas VII SMP NU 09
Rowosari
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Guru masih berfungsi sebagai satu-satunya sumber informasi pada proses
pembelajaran.
2. Seringnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan panjang
yang mencakup seluruh isi materi pelajaran ketika menerima pelajaran
sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan.
3. Materi unsur dan senyawa merupakan materi yang banyak hafalan, dan
menuntut siswa untuk mengembangkan nalar dan penguasaan.
4. Kecenderungan siswa belajar dengan hafalan dari pada secara aktif
mencari informasi sendiri untuk membangun pemahaman terhadap konsep
materi tersebut.
5. Adanya kebiasaan siswa menjejalkan berlembar-lembar catatan hanya
dalam satu malam menjelang ujian sehingga siswa berusaha mengerahkan
energi yang sangat besar untuk dapat mengingat dan menuliskan kembali
catatan-catatan yang pernah dibuatnya.
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah persepsi tentang arah judul yang dimaksud,
maka penulis akan menjelaskan pengertian dari judul yang dimaksud. Adapun
istilah-istilah dalam skripsi yang perlu dijelaskan sebagai berikut, yaitu:
18
1. Implementasi
“Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai
dan sikap”.4 Implementasi merupakan penerapan ide, kebijakan atau
inovasi yang berbentuk suatu tindakan praktis pada pembelajaran kimia
materi pokok unsur dan senyawa dengan tujuan dapat memberikan
dampak yang positif untuk mencapai ketuntasan belajar.
2. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir,
sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya,
seperti demonstrasi, diskusi, yang dimulai dengan mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.5
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa
melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan
pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat menegarai tujuan utamanya
adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa
setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.6 Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam
proses belajar mengajar.
4. Materi Pembelajaran Unsur, Senyawa dan Campuran
a. Unsur
Di alam banyak terdapat zat-zat lain dengan percobaan kimia.
Misalnya air, gula, dan garam. Air dapat diuraikan menjadi oksigen dan
hidrogen. Gula dapat diuraikan menjadi karbon dan air. Garam dapur
4 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetens, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002), cet. 6, hlm. 93. 5 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2006), Cet.3, hlm. 91 6 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan pembelajaran, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006),
Cet.3, hlm. 200.
19
dapat diuraikan menjadi natrium dan klor. Zat tunggal yang tidak dapat
diuraikan secara kimia biasa menjadi zat lain yang lebih sederhana
disebut unsur. Unsur berfungsi sebagai zat pembangun untuk semua
zat-zat kompleks yang akan dijumpai, mulai dari garam dapur sampai
senyawa protein yang sangat kompleks.7 Unsur memiliki nama dan
lambang unsur agar lebih mudah mengenalnya.
b. Senyawa
Senyawa tidak menyerupai unsur-unsur dari mana senyawa itu
terbentuk, sebuah senyawa harus dianggap sebagai zat yang unik.
Melalui reaksi kimia, senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsur
pembentuknya kembali. Senyawa mempunyai sifat berlainan dengan
unsur-unsur pembentuknya. Misalnya garam dapur (Natrium Klorida).
Sifatnya sangat berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya yaitu
natrium (logam yang bereaksi) dan klor (gas beracun). Zat tunggal yang
tersusun dari beberapa unsur melalui reaksi kimia dengan perbandingan
massa tetap disebut senyawa.8 Senyawa terbentuk dari beberapa unsur
karena adanya ikatan kimia.
c. Campuran
Campuran merupakan suatu gabungan yang terjadi atas beberapa
zat dengan perbandingannya yang tidak tetap dan tanpa melakukan
reaksi kimia. Sifat asli dalam suatu zat pembentuk campuran yaitu ada
yang masih dapat dibedakan satu sama lain. Berdasarkan
homogenitasnya, campuran itu dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
campuran homogen dan campuran heterogen.9 Campuran memiliki
komposisi yang tidak tetap, artinya zat-zat asalnya dapat dicampur
dalam bermacam-macam komposisi sesuai dengan kebutuhan.
7 James E. Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur, (Jakarta: Binarupa Aksara,
1999), cet.5, jilid.1, hlm, 35. 8 A. Hadyana Pudjaatmaka, Kimia untuk Universitas, (Jakarta: Erlangga, 1999), Cet.6,
jilid.1, hlm.150. 9 James E. Brady, Op.Cit, hlm. 36.
20
5. SMP NU 09 Rowosari
SMP NU 09 Rowosari adalah SMP yang berada di Rowosari Kendal,
yang merupakan tempat sasaran penelitian.
D. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis problem solving dapat
meningkatkan hasil belajar materi unsur, senyawa dan campuran kelas VII
SMP NU 09 Rowosari
2. Bagaimana peningkatan hasil pembelajaran berbasis problem solving dapat
meningkatkan hasil belajar materi unsur, senyawa dan campuran kelas VII
SMP NU 09 Rowosari
E. Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran berbasis problem
solving dan peningkatkan hasil belajar materi unsur, senyawa dan campuran
kelas VII SMP NU 09 Rowosari.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terlibat dalam pembelajaran kimia baik siswa, guru maupun
sekolah
1. Bagi Siswa
a. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yaitu mempermudah
menerima dan menyelesaikan pokok bahasan unsur dan senyawa yang
nantinya akan tertanam dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan hasil belajar kimia materi pokok unsur dan senyawa.
c. Siswa mendapat cara belajar baru yang diharapkan dapat memberikan
hasil belajar yang lebih maksimal dalam belajar baik secara individu
maupun kelompok.
21
2. Bagi Guru
a. Dapat mengetahui strategi dan pembelajaran di kelas, sehingga
permasalahan yang dihadapi baik siswa atau guru dapat dikurangi.
b. Dapat mengetahui peran media pembelajaran yang dapat memperbaiki
dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga dapat
meminimalkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran.
c. Diperolehnya strategi pembelajaran yang lebih menarik.
3. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah yaitu perbaikan sistem pembelajaran yang nantinya bisa
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran
khususnya bagi tempat penelitian dan sekolah lain pada umumnya.
c. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang aktif di SMP NU 09
Rowosari.
22
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Belajar dan Hasil Belajar
a. Belajar
“Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungan”.10
Guru merupakan
komponen pengajar yang memegang peranan penting dan utama, karena
keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru.
Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui
interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya.
Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada
kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidak
lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan
guru.11
Dalam situasi formal disekolah, belajar tidak dapat dipisahkan
dengan mengajar, siswa belajar karena guru mengajar demikian juga
sebaliknya, bagaimana siswa belajar banyak ditentukan oleh bagaimana
guru mengajar. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan hasil belajar
adalah memperbaiki pengajaran yang dalam hal ini banyak ditentukan oleh
guru. Karena pengajaran itu adalah suatu sistem maka perbaikannyapun
mencakup keseluruhan komponen dalam sistem (pengajaran) tersebut.12
Belajar mengacu kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan siswa
dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru.
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu
mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya
10
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.1 11
M.Basyirudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm.1 12
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta:
Bumi Aksara, Cet.1, hlm.5)
23
untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik
tersebut tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur
dalam periode tertentu, apalagi dalam waktu yang sangat singkat. Oleh
karena itu seluruh proses dan tahapan pembelajaran harus mengarah pada
upaya mencapai perkembangan potensi-potensi anak tersebut. Agar
aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada
upaya peningkatan potensi siswa secara komprehenship, maka
pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar.13
“Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan”.14
Kegiatan belajar siswa banyak dipengaruhi oleh kegiatan
mengajar guru.
Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan tidak
berpengetahuan, namun Allah telah membekali manusia dengan sarana-
sarana baik fisik maupun pikis agar manusia dapat menggunakannya untuk
belajar dan mengembangkan ilmu dan teknologi untuk kepentingan dan
kemaslahatan manusia. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-
Nahl:
ª! $#uρ Νä3y_ t� ÷z r& .ÏiΒ Èβθ äÜç/ öΝä3ÏF≈yγ̈Βé& Ÿω šχθßϑ n=÷è s? $ \↔ø‹x© Ÿ≅ yèy_ uρ ãΝä3s9 yì ôϑ¡¡9 $#
t�≈|Á ö/ F{ $#uρ nοy‰ Ï↔øùF{ $# uρ � öΝä3 ª=yè s9 šχρã� ä3ô± s? ∩∠∇∪
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan daya nalar agar kamu
bersyukur”(Q.S. Al-Nahl: 78)15
b. Hasil Belajar
13
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.113 14
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PT Bumi Aksara, 2001), Cet.1,
hlm.27 15
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010), Cet. 3, hlm, 38
24
“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap”.16
Hasil belajar merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat
dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan berpikir maupun keterampilan
motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar.17
Perubahan tingkah laku
dalam belajar sudah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan hasil belajar
ditentukan berdasarkan kemampuan siswa.
Hasil belajar merupakan suatu parameter yang dapat digunakan
dalam menentukan berhasil atau tidaknya tujuan suatu pendidikan yang
telah dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Pada ranah afektif
terdapat beberapa jenis kategori, yaitu: penerimaan, jawaban atau
reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotorik
16
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1999), Cet.1, hlm. 37-38 17
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 102-103
25
Ranah psikomotorik ini merupakan ranah yang berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada
enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan
ekspresif dan interpretatif.18
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya dari satu aspek potensi siswa saja. Berdasarkan tipe hasil
belajar di atas maka hasil belajar harus mencakup tiga ranah yaitu ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-
faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
a) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus
jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kedua, keadaan
fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung,
peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi
hasil belajar, terutama panca indra.
18
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 22-23
26
b) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.19
2) Faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor
eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
a) Lingkungan sosial
(1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
seorang siswa.
(2) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar
siswa.
(3) Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar
b) Lingkungan nonsosial
(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,
atau tidak lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar. Kedua, software,
seperti kurikulum sekolah, peraturan sekolah, buku panduan.
(3) Faktor materi pelajaran, (yang diajarkan ke siswa). Faktor
ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa,
19
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010), Cet. 3, hlm, 19-20
27
begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan
dengan kondisi perkembangan siswa.20
Maka dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses, sudah tentu harus ada yang diproses (masukan
atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Oleh
karena belajar merupakan suatu proses, maka proses maupun hasil
belajar itu pasti dipengaruhi oleh beberapa faktor.
2. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
a. Pengertia Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode Problem Solving adalah suatu cara mengajar dengan
menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau
diselesaikan. Metode ini menuntut kemampuan untuk melihat sebab
akibat, mengobservasi problem, mencari hubungan antara berbagai data
yang terkumpul kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil
pemecahan masalah.
Problem/masalah yang dihadapkan kepada siswa harus
mengandung kesulitan baik yang bersifat psikis atau fisis. Maksudnya
persoalan itu memerlukan otak atau otot untuk dapat memecahkannya.
Problem/masalah yang dihadapkan siswa itu hendaklah:
1) Jelas, bersih dari kesalahan dan tidak memiliki dua pengertian yang
berbeda
2) Sesuai dengan kemampuan anak, tidak terlalu mudah dan juga
tidak terlalu sulit sehingga tidak bisa dipecahkan oleh para siswa
3) Menarik minat anak
4) Sesuai dengan pelajaran anak diwaktu yang lalu, sekarang maupun
dimasa mendatang
Tujuan utama digunakannya metode ini adalah untuk: memberi
kemampuan dan kecakapan praktis kepada siswa sehingga tidak takut
menghadapi hidup yang penuh problem serta mempunyai rasa optimis
20
Ibid, hlm. 26-28
28
yang tinggi.21
Dalam kegiatan pembelajaran problem solving dengan
jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau
secara bersama-sama.
b. Metode Berpikir Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Proses berpikir melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyadari dan merumuskan masalah.
2) Mengajukan berbagai alternatif jawaban.
3) Mengumpulkan keterangan-keterangan dari berbagai sumber.
4) Mengetes kemungkinan-kemungkinan jawaban dengan keterangan-
keterangan yang telah dikumpulkan.
5) Apabila telah diketemukan suatu jawaban yang tepat maka ditarik
suatu kesimpulan.
6) Melaksanakan kesimpulan.22
Permasalahan digunakan untuk menggambarkan teori, konsep
atau prinsip dan dibahas dalam diskusi antara guru dan peserta didik.
c. Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan
hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode
berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-
metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan. Penggunaan metode ini dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Pencarian data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca
buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan lain-lain.
21 Sriyono, dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992),
Cet. 1, hlm. 118-119 22
Oemar Hamalik, Op Cit, hlm.17
29
c. Penetapan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan
jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh,
pada langkah kedua diatas.
d. Pengujian kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah
ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-
betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama
sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jababan ini tentu saja
diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas
diskusi, dan lain-lain.
e. Penarikan kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Metode problem solving mempunyai kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut:
Kelebihan Metode Problem Solving
a) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih
relevan dengan kehidupan dan lingkungan peserta didik.
b) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam
pembelajaran di kelas.
c) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa
secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya,
siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan
dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.
Kekurangan Metode Problem Solving
a) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai
dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. Sering orang
beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya
cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal, untuk siswa SD
30
sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan
permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berpikir anak.
b) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak.
c) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan
menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak
berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang
kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan
kesulitan tersendiri bagi siswa.23
Dengan demikian pembelajaran problem solving dalam
pelajaran IPA dapat tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan
dapat meningkatkan belajar siswa
3. Kajian Materi Unsur, Senyawa dan Campuran
“Unsur, senyawa dan campuran merupakan tiga jenis utama zat
kimia. Sebagian besar zat di alam terbentuk dari beberapa senyawa”.24
Salah satu contoh senyawa yaitu air, sedangkan contoh unsur yaitu emas.
Perbedaan antara unsur dan senyawa terletak dalam hal dapat-tidaknya zat
itu diuraikan. Senyawa dapat diuraikan, sedangkan unsur tidak dapat
diuraikan. Air dapat diuraikan menjadi dua jenis gas, yaitu oksigen dan
hidrogen, emas tidak dapat diuraikan.
a. Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi
zat lain dengan reaksi kimia biasa. Bagian terkecil dari unsur disebut
atom. Penulisan lambang unsur mengikuti aturan sebagai berikut :
1) Lambang unsur diambil dari singkatan nama unsur. Beberapa
lambang unsur berasal dari bahasa Latin atau Yunani nama unsur
23
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2006), Cet. 3, hlm. 91-93 24
John Waterhouse, dkk, Kamus Kimia Bergambar, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 8
31
tersebut. Misalnya Fe dari kata ferrum (bahasa latin) sebagai
lambang unsur besi.
2) Lambang unsur ditulis dengan satu huruf kapital.
3) Untuk Unsur yang dilambangkan dengan lebih dengan satu huruf,
huruf pertama lambang ditulis dengan huruf kapital dan huruf
kedua/ketiga ditulis dengan huruf kecil.
4) Unsur-unsur yang memiliki nama dengan huruf pertama sama maka
huruf pertama lambang unsur diambil dari huruf pertama nama unsur
dan huruf kedua diambil dari huruf lain yang terdapat pada nama
unsur tersebut. Misalnya, Ra untuk radium dan Rn untuk radon.
secara umum unsur terbagi menjadi dua kelompok yaitu unsur
logam dan unsur bukan logam.
a) Unsur logam umumnya unsur logam diberi nama akhiran ium.
Umumnya logam ini memiliki titik didih tinggi, mengilap, dapat
dibengkokan, dan dapat menghantarkan panas atau arus listrik.
b) Unsur bukan logam umumnya memiliki titik didih rendah, tidak
mengkilap, kadang-kadang rapuh tidak dapat dibengkokkan dan
sukar menghantarkan panas atau arus listrik.25
Setiap unsur
memiliki wujud (fase) yang berbeda dengan unsur lain, yaitu
padat, cair, atau gas.
Tiap unsur diberi nama dan lambang. Lambang unsur terdiri
atas satu atau dua huruf yang merupakan singkatan dari nama unsur
itu. Huruf pertama ditulis dengan huruf besar, huruf kedua dengan
huruf kecil. Ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2 berikut.26
25
Syadiash, Definisi Unsur, Senyawa dan Campuran,
http://syadiashare.com/pengertian-definisi-unsur-senyawa-dan-campuran.html, diambil pada tanggal 9-10-2010
26 Adit, Pengertian unsur, senyawa dan campuran dalam kimia,
http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-unsur-
senyawa-dan-campuran-dalam-kimia/, diambil pada tanggal 9-10-2010
32
Tabel 2.1 Nama dan Lambang Beberapa Unsur Logam.
Unsur Logam
Nama Lambang
Aluminium Al
Antimon Sb
Barium Ba
Besi Fe
Bismut Bi
Emas Au
Kalium K
Kalsium Ca
Kobalt Co
Kromium Cr
Mangan Mn
Magnesium Mg
Natrium Na
Nikel Ni
Perak Ag
Raksa Hg
Seng Zn
Tembaga Cu
Timah Sn
Timbal Pb
Tabel 2.2 Nama dan Lambang Beberapa Unsur Bukan Logam.
Unsur Bukan Logam
Nama Lambang
Argon Ar
Arsen As
Belerang S
Boron B
Bromin Br
Flourin F
Fosforus P
Helium He
Hidrogen H
Iodin I
Karbon C
Klorin CI
Neon Ne
Nitrogen N
Oksigen 0
33
Silikon Si
Kripton Kr
Xenon X
Selenium Se
Radon Rn
b. Senyawa
Senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya
melalui reaksi penguraian. Senyawa hanya dapat diuraikan menjadi
unsur-unsur pembentuknya melalui reaksi kimia. Pada kondisi yang
sama, senyawa dapat memiliki wujud berbeda dengan unsur-unsur
pembentuknya. Sifat fisika dan kimia senyawa berbeda dengan unsur-
unsur pembentuknya. Misalnya reaksi antara gas hidrogen dan gas
oksigen membentuk senyawa air yang berwujud cair. Senyawa adalah
zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan pembagian
tertentu. Senyawa dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur atau
lebih melalui reaksi pembentukan.27
1) Sifat-sifat yang ada dalam senyawa
a) Senyawa itu dapat terbentuk apabila melalui suatu proses dari
reaksi kimia.
b) Komponen penyusun yang ada pada suatu senyawa pasti
mempunyai suatu perbandingan tertentu yang sifatnya tetap.
c) Senyawa itu nggak bakal bisa dipisahkan dengan
komponen penyusunnya kembali dengan melalui reaksi fisika.
d) Senyawa itu dapat dikategorikan sebagai senyawa zat tunggal.
e) Mempunyai sifat-sifat tertentu yang berbeda dengan
unsur-unsur pembentuknya.perbandingan dua hidrogen dan
satu oksigen
2) Penamaan Senyawa
Pemberian nama suatu senyawa kimia berdasarkan aturan
tertentu. Senyawa sederhana umumnya tersusun dari 2 unsur, yaitu
27
Syadiash, Definisi Unsur, Senyawa dan Campuran, http://syadiashare.com/pengertian-
definisi-unsur-senyawa-dan-campuran.html, diambil pada tanggal 9-10-2010
34
unsur logam dan non logam. Senyawa kimia sederhana diberi nama
dengan menuliskan nama-nama unsur ditambah akhiran –ida.
Tabel 2.3 berikut menjelaskan tentang unsur penyusun
senyawa.
Tabel 2.3. Unsur Penyusun Senyawa.
Nama Senyawa Rumus Senyawa Unsur Senyawa
Natrium klorida NaCl Na= natrium
Cl = klorin
Magnesium
bromida
MgBr2 Mg = magnesium
Br = bromine
Aluminium
sulfida
Al2S3 Al = aluminium
S = sulfur
Apabila senyawa sederhana terdiri dari unsur-unsur
nonlogam, penamaan senyawa menggunakan awalan yang
menyatakan jumlah atom unsur yang saling berikatan. Awalan yang
digunakan sebagai berikut.
1 = Mono
2 = Di
3 = Tri
4 = Tetra
5 = Penta
6 = Heksa
7 = Hepta
8 = Okta
9 = Nona
10 = Deka
35
Awalan mono- yang berada di depan tidak perlu digunakan.
Tabel 2.4 berikut menjelaskan tentang nama senyawa dan unsur
penyusunnya.
Tabel 2.4 Nama Senyawa dan Unsur Penyusunnya28
Nama Senyawa Rumus Senyawa Unsur Penyusun
Dinitrogen trioksida N2O3 N = nitrogen
O = oksigen
Fosfor pentaklorida PCl5 P = fosfor
Cl = klorin
Sulfur heksafluorida SF6 S = sulfur
F = fluorin
28
Adit, Pengertian unsur, senyawa dan campuran dalam kimia,
http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-unsur-senyawa-dan-
campuran-dalam-kimia/, diambil pada tanggal 9-10-2010
36
c. Campuran
Campuran adalah gabungan dari dua zat atau lebih yang hasil
penggabungannya masih mempunyai sifat yang sama dengan zat
aslinya. Misalnya, campuran antara air dan gula menghasilkan cairan
yang berasa manis. Berdasarkan homogenitasnya, campuran itu dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.
Campuran homogen disebut larutan dan sifat-sifatnya selalu
seragam, sifat-sifatnya akan sama dengan bagian lain dari larutan
tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa larutan terdiri dari satu fasa.
Maka fasa dapat didefenisikan sebagai bagian dari system yang
mempunyai suatu sifat dan komposisi yang sama.
Campuran heterogen adalah tak rata. Contohnya adalah minyak
dan air, seperti pada Gambar 2.2
(a) Sebelum diaduk (b) Sesudah diaduk
Gambar 2.2 Minyak dan air membentuk campuran heterogen. (a)
Jelas kelihatan ada fase. (b) sesudah dikocok tetap masih ada fase,
minyak dan air.
Bila kita mengambil sampel dari sebagian campuran akan
mempunyai sifat minyak. Sedangkan sebagian lain mempunyai sifat air.
Maka campuran ini terdiri dari dua fasa yaitu minyak dan air. Bila
campuran kita kocok sehingga minyaknya akan tersebar (terdispersi)
sebagai butir-butir halus yang dikumpulkan akan merupakan satu fasa,
karena masing-masing butir minyak tersebut mempunyai sifat dan
Minyak
Air
37
komposisi seperti minyak pada butir lain.29
Campuran dapat berupa
gabungan antara senyawa dengan senyawa atau unsur dengan senyawa
tanpa memperhatikan perbandingan massanya.
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka di sini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan membantu pembahasan penelitian. Kajian pustaka yang
mencakup tentang penulisan dan penelitian di atas dalam bidang pendidikan,
antara lain :
1. M. Ulin Huda (NIM: 3104168) Fakultas Tarbiyah Jurusan Matematika
IAIN Walisongo Semarang, dengan judul skripsi model pembelajaran
problem solving untuk meningkatkan hasil peserta didik pada materi
pokok limit fungsi kelas XI semester II SMAN I Mranggen tahun ajaran
2008/2009, dalam penelitian ini membahas tentang model pembelajaran
problem solving peserta didik dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi pokok limit fungsi
karena ditekankan pada latihan mandiri.30
2. Neli Farkhatin (NIM: 3104032) Fakultas Tarbiyah Jurusa Matematika
IAIN Walisongo Semarang, dengan judul skripsi efektivitas pembelajaran
problem solving dengan menggunakan alat peraga pada materi aritmatika
sosial pada peserta didik kelas VII semester I MTs NU 01 Tarub Tegal
tahun ajaran 2008/2009, dalam penulisan ini di dapatkan hasil bahwa
pembelajaran problem solving dengan menggunakan alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi aritmetika sosial.31
29
James E. Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur, (Jakarta: Binarupa Aksara,
1999), cet.5, jilid.1, hlm, 36. 30
M. Ulin Huda, model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan hasil peserta
didik pada materi pokok limit fungsi kelas XI semester II SMAN I Mranggen tahun ajaran
2008/2009, Skripsi Sarjana IAIN Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang,
2009) 31
Neli Farkatin, efektivitas pembelajaran problem solving dengan menggunakan alat
peraga pada materi aritmatika sosial pada peserta didik kelas VII semester I MTs NU 01 Tarub
Tegal tahun ajaran 2008/2009, Skripsi Sarjana IAIN Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN
Walisongo Semarang, 2009)
38
3. Eni Rahmawati, (NIM: 053511100) Fakultas Tarbiyah Jurusan
Matematika IAIN Walisongo Semarang, dengan judul skripsi efektifitas
model pembelajaran problem solving dalam materi sistem persamaan linier
dua variabel dikelas VIII MTsN Tanjung Tani Prambon Nganjuk tahun
ajaran 2009/2010, dapat untuk mengembangkan sekaligus menumbuhkan
motivasi siswa, meningkatkan wawasan dan ketrampilan siswa, serta
meningkatkan daya serap siswa dalam menerima dan memahami materi
linier dua variabel.32
Dari peneliti yang dilakukan oleh peneliti terlebih dahulu tersebut,
maka disini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran
problem solving menurut peserta didik agar dapat berperan aktif dalam
pembelajaran dikelas, paham terhadap materi yang sedang dipelajari dan
mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
32
Eni Rahmawati, efektifitas model pembelajaran problem solving dalam materi sistem
persamaan linier dua variabel dikelas VIII MTsN Tanjung Tani Prambon Nganjuk tahun ajaran
2009/2010, Skripsi Sarjana IAIN Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang,
2010)
39
BAB III
METODE PENELITIAN
“Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action
Research (CAR) atau sering disebut dengan PTK. PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.33
Sesuai dengan
pengertiannya penelitian ini sengaja dilakukan untuk merencanakan,
melaksanakan kemudian mengamati dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut
pada subjek penelitian. Penelitian dilakukan melalui dua siklus tindakan dimana
masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi untuk mengambil keputusan dalam pelaksanaan siklus
berikutnya.
A. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP NU 09 Rowosari. Subjek pelaku
tindakan adalah peneliti dibantu dengan guru IPA kelas VII SMP NU 09
Rowosari. Sedangkan subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VII A
SMP NU 09 Rowosari yang berjumlah 35 peserta didik.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada.
Tanggal : 6 November – 20 November 2010.
Tempat : di kelas VII A SMP NU 09 Rowosari.
33
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara.
2008), Cet.6. hlm. 3.
40
C. Kolaborator
Salah satu ciri PTK adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara
praktisi dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,
pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan. Dalam
pelaksanan tindakan di dalam kelas, maka kerjasama (kolaborasi) antara guru
dengan peneliti menjadi hal yang sangat penting. Melalui kerjasama, mereka
secara bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi
guru dan peserta didik di sekolah.34
Kolaborator dalam PTK ini adalah orang yang membantu untuk
mengumpulkan data-data tentang penelitian yang dikerjakan bersama-sama
dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru IPA kelas VII
SMP NU 09 Rowosari yaitu ibu Siti Nurfarochah.
D. Rancangan Penelitian
Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas, kegiatan
diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dibebankan padanya.
Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 15 hari.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tentang hal-hal yang
terjadi dikelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat diimplentasikan pada
kelompok yang bersangkutan dengan ciri utama adanya partisipasi dan
kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Dalam
pelaksanaanya peneliti akan berkalaborasi dengan guru mata pelajaran.
Tahapan langkah disusun dalam siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas
empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.35
Sebagaimana Gambar 3.1 di bawah ini.
34
Ibid, hlm. 63. 35
Ibid, hlm. 74.
41
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus, yang
terdiri atas dua siklus yang direncanakan. Setiap siklus terdiri dari empat
kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi
dengan prosedur sebagai berikut.
1. Pra siklus
Dalam pelaksanaan pra siklus, peneliti menggali informasi
pembelajaran IPA Terpadu khususnya pada materi pokok unsur, senyawa
dan campuran pada tahun-tahun sebelumnya. Pembelajaran yang
dilakukan oleh guru pada pelaksanaan pra siklus masih menggunakan
metode ceramah dan belum menerapkan metode problem solving. Hal ini
dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran
IPA Terpadu dengan menggunakan metode problem solving pada siklus I
dan siklus II.
Permasalahan Rencana
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan
Pengumpulan Data
I
Refleksi I
Permasalahan
Baru hasil
Refleksi
Rencana
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan
Pengumpulan Data Refleksi II
Permasalahan
Terselesaikan
42
2. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dari penelitian tindakan kelas ini dimulai pada
tanggal 6 - 10 November 2010 dengan mengambil tempat dikelas VII A
SMP NU 09 Rowosari. Tabel 3.1 berikut adalah jadwal kegiatan siklus I
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Siklus I No Hari dan Tanggal Waktu Kelas Kegiatan
1
Sabtu,
6 November 2010
11.40 – 13.00
VII A Pembelajaran materi
unsur, senyawa dan
campuran yang meliputi
tentang pengertian unsur,
senyawa, campuran,
penamaan senyawa dan
lambang unsur dengan
menggunakan metode
problem solving, lalu
siswa memecahkan
masalah
2 Senin,
8 November 2010
10.10 – 11.30 VII A Siswa mempresentasikan
hasil diskusi kemarin, lalu
guru memberikan
kesimpulan dari hasil
diskusi
3 Rabu,
10 November 2010
07.00 - 08.20 VII A Evaluasi siklus I
43
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan peneliti bersama kolaborator
mempersiapkan.
1) Peneliti mempersiapkan materi unsur, senyawa dan campuran yang
akan diajarkan.
2) Peneliti menyiapkan RPP yang akan dipakai dalam proses
penelitian.
3) Peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompok
beranggotakan 7 orang
4) Peneliti menyiapkan latihan soal dan soal tes siklus 1 beserta kunci
jawabannya.
b. Pelaksanaan (Acting)
Tahap pelaksanaan dilaksanakan didalam kelas dengan
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disediakan. Adapun pembelajaran pada materi unsur, senyawa dan
campuran dengan menggunakan metode problem solving adalah
sebagai berikut:
1) Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan apersepsi dan tujuan
pembelajaran
2) Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing
3) Guru memberikan informasi tentang unsur, senyawa dan campuran
yang meliputi: pengertian unsur, senyawa dan campuran, aturan
lambang unsur dan penamaan senyawa dengan menggunakan
metode problem solving
4) Peserta didik diberi waktu belajar bersama kelompoknya untuk
memastikan bahwa semua anggota dapat memecahkan masalah
tentang materi unsur, senyawa dan campuran
5) Guru dan peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lakukan
44
c. Pengamatan ( Observing )
Pada tahap ini guru melakukan pengamatan selama proses
pembelajaran siklus I berlangsung.
d. Refleksi ( Reflecting )
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pengajaran siklus I
2) Mendiskusikan hasil analisis untuk membuat perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian siklus II
3. Siklus II
Pelaksanaan siklus II dari penelitian tindakan kelas ini dimulai
pada tanggal 13 - 20 November 2010 dengan mengambil tempat yang
sama dengan siklus I. Tabel 3.2 berikut adalah jadwal kegiatan siklus II
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan siklus II
No Hari dan Tanggal Waktu Kelas Kegiatan
1 Sabtu,
13 November 2010
11.40 – 13.00
VII A Pembelajaran materi
tentang unsur logam, non
logam, sifat-sifat unsur,
senyawa, campuran,
contoh campuran dan
unsur-unsur penyusunnya
dengan menggunakan
metode problem solving
2 Senin,
15 November 2010
10.10 – 11.30 VII A Siswa mempresentasikan
hasil diskusi kemarin, lalu
guru memberikan
kesimpulan dari hasil
diskusi siswa
3 Sabtu,
20 November 2010
11.40 – 13.00 VII A Evaluasi siklus II
45
a. Perencanaan
1) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk
siklus II dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus I.
2) Menyiapkan latihan soal dan soal untuk dilaksanakan pada siklus
II.
b. Pelaksanaan
Peserta didik melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang telah ditentukan. Pada siklus II
pelaksanaan pembelajaran perlu diperbaiki, sehingga diharapkan akan
lebih memberi motivasi dan semangat peserta didik dalam belajar.
Adapun pembelajaran pada materi unsur, senyawa dan campuran
dengan menggunakan metode problem solving adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang unsur logam, non
logam, sifat-sifat unsur, senyawa, campuran, contoh dan unsur-
unsur penyusunnya.
2) Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik untuk
didiskusikan kepada kelompoknya.
3) Peserta didik mendiskusikan tentang unsur logam, non logam,
sifat-sifat unsur, senyawa, campuran, contoh dan unsur-unsur
penyusunnya dalam menggunakan metode problem solving.
4) Guru menyuruh peserta didik untuk mencatat pendapat yang
disampaikan temannya.
5) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi peserta didik.
c. Observasi
Pada tahap ini guru mengamati pada setiap kegiatan yang
dilakukan siswa.
d. Refleksi
Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan, hasil
tes. Selanjutnya membuat suatu simpulan terhadap pencapaian
indikator. Pada siklus ini indikator pencapaian dapat dipenuhi.
46
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes Hasil Belajar
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau
prestasi yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.36
Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ulangan dengan bentuk soal pilihan ganda
dengan jumlah soal 30 butir yang diberikan setiap akhir siklus. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan
pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving Cara
pengumpulan datanya yaitu, data hasil belajar diambil dari hasil evaluasi
berupa tes yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus.
2. Metode Observasi
Metode observasi yaitu metode yang digunakan melalui
pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan keseluruhan alat indera.37
Metode ini
digunakan dalam rangka mengamati proses belajar mengajar, termasuk
sistem dan metode pembelajaran yang digunakan dan kelengkapan sarana
prasarana serta pengaturan kelas dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
penelitian.
3. Metode Dokumentasi
“Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mencari
data berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan
harian, dan sebagainya”.38
Metode dokumentasi ini digunakan untuk
mendapatkan daftar nama-nama peserta didik yang akan menjadi subjek
dalam penelitian dan untuk mendapatkan data nilai serta rekaman kegiatan
pada saat pembelajaran dalam bentuk gambar.
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), hlm. 223 37
Ibid, hlm. 156. 38
Ibid. hlm. 158.
47
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif analitis dengan
membandingkan hasil belajar sebelum tindakan dengan hasil belajar setelah
tindakan. Dalam menganalisis data digunakan rumus sebagai berikut:
Hasil belajar kognitif peserta didik dihitung sebagai berikut:
Nilai = ∑
∑soal
benarjawaban x 100%
Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung sebagai berikut:
X = N
X∑
Keterangan:
X = Nilai rata-rata hasil belajar
∑X = Jumlah nilai seluruh peserta didik
N = Banyaknya peserta didik 39
Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung sebagai berikut:
P = ∑∑
n
n1 x 100%
Keterangan:
P = Prosentase ketuntasan belajar klasikal
∑n1 = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar (nilai ≥ 65)
∑n = Jumlah seluruh peserta didik
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi
peningkatan hasil belajar IPA peserta didik kelas VII SMP NU 09 Rowosari
tahun ajaran 2010/2011 pada materi pokok unsur, senyawa dan campuran.
Pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving dikatakan
meningkatkan hasil belajar siswa apabila peningkatan hasil belajar peserta
didik yang dilihat dari hasil tes dan persentase ketuntasan belajar klasikal yang
39
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), edisi ke-6, hlm.423
48
dicapai peserta didik. Keberhasilan sisiwa untuk aspek kognitif dapat dilihat
dari tes, jika hasil belajar siswa mencapai nilai minimal 65 secara individu dan
minimal 85% secara klasikal, yaitu kelas VII A berjumlah 35 orang siswa
diharapkan 30 orang siswa tuntas.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengadakan persiapan
penelitian sebagai berikut:
a. Peneliti meminta persetujuan Kepala SMP NU 09 Rowosari untuk
mengadakan penelitian
b. Peneliti melakukan kunjungan ke sekolah, melihat kondisi langsung
peserta didik di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar
berlangsung
c. Berdasarkan pertimbangan dari guru IPA di kelas VII SMP NU 09
Rowosari, yaitu kelas VII A nilainya kurang bagus sehingga peneliti
mengambil kelas VII A sebagai subyek penelitian
d. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran di kelas
e. Menyusun soal tes siklus I, beserta kunci jawaban dan kisi-kisinya
f. Menyusun soal tes siklus II, beserta kunci jawaban dan kisi-kisinya
2. Kondisi Awal
SMP NU 09 Rowosari merupakan salah satu SMP yang ada di
Rowosari. Dari hasil observasi, peserta didik SMP NU 09 Rowosari
dalam kegiatan pembelajaran IPA sebelum tindakan menunjukkan bahwa
guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan kepada peserta didik.
Keaktifan guru ini tidak diimbangi dengan aktifnya peserta didik
akibatnya peserta didik memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih
untuk menemukan pengetahuan dan konsep sendiri. Metode yang
digunakan dalam pembelajaran IPA kebanyakan adalah metode ceramah
sehingga peserta didik dalam kegiatan belajar menjadi bosan dan
cenderung pasif. Disamping itu, peserta didik akan lebih cepat lupa
50
dengan materi yang diajarkan dan aktivitas peserta didik seakan terbatasi,
akhirnya potensi peserta didik kurang tergali secara optimal. Hasil belajar
peserta didik sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode
problem solving menunjukkan nilai rata-rata peserta didik sebesar 53,25
dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 47,50% masih belum
memenuhi indikator yang ditentukan yaitu rata-rata nilai peserta didik
minimal 65 dan ketuntasan klasikal 85% sebagaimana tertera pada tabel
4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil belajar peserta didik sebelum pembelajaran dengan
menggunakan metode problem solving
No Pencapaian Hasil
1 Jumlah nilai 2130
2 Rata-rata skor 53,25
3 Nilai minimum 30
4 Nilai maksimum 70
5 Jumlah peserta didik tuntas belajar 19
6 Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar 21
7 Persentase Ketuntasan Klasikal 47,50%
Masih rendahnya hasil belajar IPA menunjukkan bahwa peserta
didik mengalami kesulitan dalam mempelajari IPA. Hal ini dikarenakan
beberapa konsep yang ada dalam IPA bersifat abstrak. Selain itu juga
disebabkan oleh metode pembelajaran yang diterapkan guru bersifat
monoton dan kurang bervariasi. Dikatakan kurang bervariasi, karena guru
mendominasi pembelajaran dengan metode ceramah dan tidak melibatkan
peserta didik secara aktif. Dengan keadaan seperti itu, maka perlu
diterapkan dengan menggunakan metode problem solving, karena materi
unsur, senyawa dan campuran sering ditemui dalam konteks kehidupan
mereka, serta untuk mengaktifkan peserta didik dan menarik minat peserta
didik dalam belajar.
51
Selain itu alasan peneliti menggunakan pembelajaran dengan
menggunakan metode problem solving karena konsep pembelajaran ini
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata atau kehidupan sehari-hari peserta didik. Mereka juga bisa
menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka dan masyarakat serta diharapkan
seorang peserta didik bisa bekerja ataupun berdiskusi dengan temannya
agar lebih mudah menyelesaikan suatu masalah. Melalui konsep itu, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik.
3. Perlakuan Penelitian
“Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dalam bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research,
disingkat CAR”.40
Penelitian tindakan kelas adalah riset tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya.
Strategi pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis,
logis, kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Strategi pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving
tidak hanya menuntut peserta didik agar menguasai materi pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode problem solving,
karena peserta didik di SMP NU 09 Rowosari belum berpengalaman
melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving,
sehingga peserta didik masih memerlukan bimbingan dari guru selama
dalam pembelajarannya.
40
Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Irama Widya, 2006), hlm. 12.
52
Karena penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), bila setelah dilakukan perlakuan pada siklus I dan hasil belajar
peserta didik belum mencapai standar ketuntasan minimal, maka kegiatan
pembelajaran dapat dilanjutkan dengan siklus selanjutnya.
B. Hasil Penelitian
Penelitian penerapan pembelajaran dengan metode problem solving
telah dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A
materi pokok unsur, senyawa dan campuran pada SMP NU 09 Rowosari
semester gasal tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan melalui
penelitian tindakan kelas menggunakan dua siklus tindakan. Setiap siklus
terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
1. Siklus I
Siklus I merupakan pembelajaran dengan materi pokok unsur,
senyawa dan campuran yang meliputi pengertian tentang unsur, senyawa,
campuran dan lambang unsur. Dengan menggunakan metode problem
solving mulai diperkenalkan pada peserta didik dalam pembelajaran ini.
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 6 – 10
November 2010 masing-masing pertemuan 2 x 40 menit. Tes akhir Siklus
I dilaksanakan pada tanggal 10 November 2010 dengan alokasi waktu 80
menit. Hasil dari tahapan-tahapan siklus I diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Peneliti menyiapkan materi unsur, senyawa dan campuran yang
akan diajarkan.
2) Peneliti mempersiapkan Silabus dan RPP yang akan dipakai dalam
proses penelitian.
3) Peneliti menyiapkan materi yang akan didiskusikan sebagai
sumber belajar dan LKS sebagai referensi
4) Peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap
kelompok beranggotakan 7 orang
53
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
1) Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan apersepsi dan tujuan
pembelajaran.
2) Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
3) Guru memberikan informasi tentang unsur, senyawa dan
campuran yang meliputi: pengertian unsur, senyawa dan
campuran, aturan lambang unsur dan penamaan senyawa dengan
menggunakan metode problem solving
4) Peserta didik diberi waktu belajar bersama kelompoknya untuk
memastikan bahwa semua anggota dapat memecahkan masalah
tentang materi unsur, senyawa dan campuran
5) Guru dan peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lakukan
6) Guru membagikan soal tes siklus I kepada peserta didik
7) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengerjakan
soal tes siklus I
8) Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
c. Pengamatan (Observing)
Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung.
1) Selama proses pembelajaran masih banyak peserta didik yang
malu-malu bertanya pada kelompok lain
2) Masih banyak peserta didik yang kurang paham dalam
menggunakan metode problem solving, karena metode ini masih
baru bagi peserta didik.
3) Peserta didik belum dapat mengkondisikan waktu dengan baik
4) Penjelasan dari guru masih kurang dalam memberikan bimbingan
pada peserta didik
54
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah melakukan pengamatan terhadap semua tindakan pada
pembelajaran siklus I, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok masih kurang, sehingga
diskusi belum berjalan sebagaimana mestinya.
2) Masih banyak peserta didik yang tergantung dengan temannya
dalam pembelajaran metode problem solving.
3) Masih banyak peserta didik yang tidak mendengarkan pendapat
temannya.
4) Pengkondisian waktu belum tertata dengan baik, sehingga peserta
didik merasa batas waktu yang diberikan kurang.
5) Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik masih
kurang, sehingga peserta didik belum cukup paham dengan materi
yang diberikan.
Adapun rincian dari hasil pembelajaran pada tes siklus I adalah
sebagai berikut, hasil belajar kognitif peserta didik pada siklus I dapat
dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Belajar Kognitif Siklus I
No Pencapaian Hasil
1 Jumlah nilai 2313
2 Rata-rata skor 66.08
3 Nilai minimum 47
4 Nilai maksimum 87
5 Jumlah peserta didik tuntas belajar 23
6 Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar 12
7 Persentase Ketuntasan Klasikal 65,71%
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I didapatkan hasil
bahwa jumlah ketuntasan belajar klasikal peserta didik dengan nilai ≥ 65
hanya 23 peserta didik. Jumlah ini belum memenuhi indikator
55
keberhasilan karena hanya mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar
65,71%.
Secara umum hasil belajar pada aspek afektif yang dikembangkan
pada siklus 1 sudah mengalami kenaikan tetapi masih kurang sesuai
dengan yang diharapkan, karena masih terdapat beberapa siswa yang
aktifitasnya dalam kategori kurang. Setelah itu peneliti melakukan
analisis terhadap pembelajaran problem solving yang dikembangkan,
untuk mengetahui kekurangan tindakan pada siklus I serta menyusun
rencana untuk melakukan perbaikan pada siklus II sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat.
2. Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I, pembelajaran pada
siklus II masih mempelajari materi pokok tentang unsur, senyawa dan
campuran dengan pembahasan tentang unsur logam, non logam dan sifat-
sifat unsur, senyawa, campuran. Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan yaitu pada tanggal 13 – 20 November 2010. Masing-masing
pertemuan 2 x 40 menit. Tes akhir Siklus II dilaksanakan pada tanggal 20
November 2010 dengan alokasi waktu 80 menit. Hasil dari tahapan-
tahapan siklus II diuraikan sebagai berikut.
a. Perencanaan (Planning)
1) Peneliti mempersiapkan silabus dan RPP pembelajaran siklus II
2) Peneliti menyiapkan materi yang akan didiskusikan sebagai
sumber belajar dan LKS sebagai referensi
3) Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang unsur logam, non
logam, sifat-sifat unsur, senyawa, campuran, contoh dan unsur-
unsur penyusunnya.
2) Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik untuk
didiskusikan kepada kelompoknya.
56
3) Peserta didik mendiskusikan tentang unsur logam, non logam,
sifat-sifat unsur, senyawa, campuran, contoh dan unsur-unsur
penyusunnya dalam menggunakan metode problem solving.
4) Guru menyuruh peserta didik untuk mencatat pendapat yang
disampaikan temannya.
5) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi peserta didik.
6) Guru membagikan soal tes siklus II kepada peserta didik.
7) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengerjakan
soal tes siklus II
8) Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
c. Pengamatan (Observing)
Hasil dari pengamatan selama pembelajaran pada siklus II
1) Peran serta peserta didik dalam kelompoknya lebih aktif,
kerjasama peserta didik dalam kelompoknya meningkat sehingga
banyak ide–ide yang diungkapkan untuk menyelesaikan
permasalahan.
2) Proses tanya jawab yang dalam kegiatan pembelajaran
berlangsung lebih baik.
3) Hasil presentasi yang dilakukan peserta didik dianalisis dengan
baik oleh guru sehingga peserta didik mampu menyimpulkan
materi dengan baik dan benar.
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah melakukan terhadap semua tindakan pada
pembelajaran siklus II, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok sudah baik, sehingga
diskusi bisa berjalan sebagaimana mestinya.
2) Tidak ada peserta didik yang ramai sendiri dan sudah banyak
peserta didik yang berani berpendapat dan bertanya pada guru.
3) Pengkondisian waktu sudah tertata dengan baik.
57
4) Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan
yang ditetapkan yaitu ketuntasan belajar klasikal peserta didik
minimal 85% peserta didik mendapat nilai ≥ 65.
Adapun rincian dari hasil pembelajaran pada siklus II adalah
sebagai berikut, hasil belajar kognitif peserta didik pada siklus II dapat
dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Belajar Kognitif Siklus II
No Pencapaian Hasil
1 Jumlah nilai 2531
2 Rata-rata skor 72,31
3 Nilai minimum 57
4 Nilai maksimum 90
5 Jumlah peserta didik tuntas belajar 30
6 Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar 5
7 Persentase Ketuntasan Klasikal 85,71%
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang diperoleh dari
penelitian menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah cukup
baik dari pada siklus sebelumnya. Meningkatnya hasil belajar peserta didik
yang ditandai dengan rata-rata hasil belajar peserta didik dan ketuntasan
belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan yang dicapai
yaitu 30 peserta didik yang tuntas dengan ketuntasan klasikal sebesar
85,71%. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan
siklus berikutnya.
Siswa sudah terampil dalam mengikuti pembelajaran atau
mengkomunikasikan hasil yang telah dilakukan, maupun menanyakan
kesulitan yang dihadapi, kerjasama siswa dengan anggota kelompoknya
semakin meningkat, diskusi juga berjalan dengan lancar, dan secara
keseluruhan siswa sudah memiliki aktivitas afektif pada saat pembelajaran
serta siswa juga sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan
58
menggunakan metode problem solving. Sehingga pada siklus II ini sudah
sesuai dengan yang diharapkan.
C. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek
satu kelas yang berjumlah 35 peserta didik. Penelitian dilakukan dalam dua
siklus yaitu siklus I dan siklus II. Sebelum penelitian, terlebih dahulu
diadakan observasi untuk mengetahui kondisi awal peserta didik sebelum
memperoleh penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode
problem solving. Pada observasi tersebut didapati peserta didik kurang
antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA karena guru masih
menggunakan metode ceramah yang membosankan dan hasil belajar IPA
peserta didik belum mencapai KKM. Hasil pengamatan pada tiap siklusnya
didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I merupakan pembelajaran
dengan materi pokok unsur, senyawa dan campuran yang meliputi
pengertian tentang unsur, senyawa, campuran dan lambang unsur
dengan menggunakan metode problem solving mulai diperkenalkan
pada peserta didik dalam pembelajaran ini.
Penerapan metode problem solving pada kegiatan pembelajaran
siklus I kurang optimal, karena guru dan peserta didik lebih sering
menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional. Banyak
siswa yang ramai sendiri pada saat pelajaran berlangsung. Guru juga
harus memberikan motivasi agar peserta didik mau belajar di rumah,
sehingga dapat menguasai materi dan mengungkapkan kepada guru
tentang hal yang belum dipahami yang berkaitan dengan pelajaran.
Pada proses pembelajaran, guru menerangkan materi tentang
unsur, senyawa dan campuran yang meliputi pengertian tentang unsur,
senyawa, campuran dan lambang unsur dengan menggunakan metode
59
problem solving, peserta didik memperhatikan. Kemudian guru
memberi permasalahan kepada peserta didik. Karena ini adalah
pengalaman pertama peserta didik dalam menggunakan metode
problem solving, maka guru berkeliling untuk memberikan bimbingan
kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam menggunakan
metode problem solving. Pada siklus ini masih banyak peserta didik
yang menggantungkan teman sebangkunya dalam pembelajaran metode
problem solving dan masih banyak juga peserta didik yang belum dapat
mengondisikan waktu dengan baik, sehingga peserta didik merasa batas
waktu yang diberikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran masih
kurang.
Hasil belajar peserta didik siklus I diperoleh dari tes akhir siklus
I. Hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pada
siklus I dengan materi pokok unsur, senyawa dan campuran yang
meliputi. pengertian tentang unsur, senyawa, campuran dan lambang
unsur menunjukkan keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan
metode problem solving, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil
belajar peserta didik. Namun peningkatan hasil belajar ini belum
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu sebesar
85%. Adapun hasil tes peserta didik pada aspek kognitif sebelum (pra
siklus) dan sesudah (siklus I) dengan metode problem solving pada
siklus I dapat dilihat pada Gambar 4.1
0
20
40
60
80
100
Nilai
Pra Siklus Siklus I
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-Rata
Gambar 4.1 Perbandingan perolehan nilai pada pra siklus dan siklus I
60
Gambar 4.1 menunjukkan nilai terendah peserta didik sebelum
dan sesudah menggunakan metode problem solving. Pada pembelajaran
sebelum menggunakan metode problem solving nilai terendah peserta
didik hanya 30 dan nilai tertinggi peserta didik 70 dan setelah
menggunakan metode pembelajaran problem solving nilai terendah
peserta didik meningkat menjadi 47 dan nilai tertinggi peserta didik
meningkat menjadi 87. Nilai rata – rata kelas meningkat dari 53,25
menjadi 66,08 dan ketuntasan belajar pada pembelajaran siklus I sebesar
65,71%.
Dari proses pembelajaran yang terjadi, hasil belajar peserta didik
pada siklus I belum berhasil, masih banyak yang harus dibenahi. Setelah
melakukan pengamatan terhadap semua tindakan pada pembelajaran
siklus I, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut :
a. Kerjasama peserta didik dalam kelompok masih kurang, masih
banyak siswa yang tergantung dengan temannya dalam pembelajaran
metode problem solving
b. Masih banyak siswa yang malu bertanya
c. Pengkondisian waktu belum tertata dengan baik, sehingga peserta
didik merasa batas waktu yang diberikan kurang.
d. Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik masih
kurang, sehingga peserta didik belum cukup paham dengan materi
yang diberikan.
Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut, ada suatu tindakan
yang dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus II. Upaya untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik agar pembelajaran berhasil
adalah dengan meningkatkan motivasi peserta didik sehingga dapat
meningkatkan partisipasi anggota kelompok presentasi.
61
2. Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II merupakan kelanjutan dari
siklus I. Dalam kegiatan pembelajaran siklus II peserta didik sudah dapat
memanfaatkan waktu dengan lebih baik, sehingga dalam menggunakan
pembelajaran problem solving dapat berjalan dengan lancar. Peserta didik
juga sudah berani bertanya, jika ada materi yang kurang paham.
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II, guru menjelaskan
materi tentang unsur, senyawa dan campuran yang meliputi materi
tentang unsur logam, non logam, sifat-sifat unsur, senyawa, campuran,
contoh campuran dan unsur-unsur penyusunnya yang merupakan lanjutan
dari materi siklus I dengan menggunakan metode problem solving.
Proses tanya jawab antara peserta didik dengan guru sudah berjalan
dengan lancar. Pada pembelajaran siklus II peserta didik sudah dapat
mengkondisikan waktu dengan baik, sehingga peserta didik dapat
memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran dengan baik dan peserta didik juga semakin paham dalam
menggunakan metode problem solving.
Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil. Hal
ini berdasarkan pada hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan
dan telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan metode problem solving dapat dilihat
dari Gambar 4.2
0
20
40
60
80
100
Nilai
Siklus I Siklus II
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-Rata
Gambar 4.2 Perbandingan perolehan nilai pada penguasaan konsep pada
aspek kognitif siklus I dan siklus II
62
Gambar 4.2 menunjukkan nilai terendah peserta didik mengalami
kenaikan dari siklus I sebesar 47 ke siklus II sebesar 57, nilai tertinggi
peserta didik mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 87 menjadi 90,
dan nilai rata – rata kelas mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 66,08
ke siklus II sebesar 72,31.
Setelah melakukan pengamatan terhadap semua tindakan
pembelajaran pada siklus II, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
a. Kerjasama peserta didik dalam kelompok sudah baik, sehingga dalam
menggunakan metode problem solving bisa berjalan sebagaimana
mestinya.
b. Tidak ada peserta didik yang ramai sendiri dan sudah banyak peserta
didik yang berani berpendapat dan bertanya pada guru..
c. Guru sudah mampu mengelola waktu lebih baik dan efisien.
d. Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan yang
sudah ditetapkan.
Proses pembelajaran pada materi pokok unsur, senyawa dan
campuran berjalan dengan lancar. Meski materi ini sulit untuk dikaitkan
dengan kehidupan sekitar dan harus mendapatkan penjelasan yang jelas
dari guru. Guru harus pintar menarik perhatian peserta didik, sehingga
peserta didik aktif dalam melaksanakan diskusi dan mau mengungkapkan
ketidaktahuannya mengenai materi tersebut, sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan lancar.
Dengan metode problem solving dapat meningkatkan rasa percaya
diri dan cara berpikir siswa selain itu metode problem solving terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan ketrampilan siswa
dalam bekerjasama, berinteraksi dari latar belakang cara berpikir yang
berbeda untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dikerjakan secara
bersama sehingga dapat membangun motivasi belajar pada siswa dan pada
akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Dari penelitian yang telah dilakukan ini, hasil belajar siswa
mengalami peningkatan setiap siklus. Dengan demikian, penerapan
63
metode problem solving pada pembelajaran IPA dengan materi unsur,
senyawa dan campuran dapat diterapkan di SMP NU 09 Rowosari,
sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
IPA di kelas VII A SMP NU 09 Rowosari
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwasanya dalam penelitian ini pasti terjadi
banyak kendala dan hambatan. Hal ini bukan karena faktor kesengajaan, akan
tetapi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan
tetapi peneliti menyadari bahwa peneliti ini tidak terlepas adanya kesalahan
dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan-keterbatasan di bawah ini:
1. Keterbatasan lokasi
Penelitian ini hanya dilakukan di SMP NU 09 Rowosari kelas VII A.
Oleh karena itu, hanya berlaku bagi siswa kelas VII A SMP NU 09
Rowosari dan tidak berlaku bagi siswa di sekolah lain.
2. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu penulis
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah.
Tetapi penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan
penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen
pembimbing.
3. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu,
karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka peneliti hanya
memiliki waktu sesuai kemampuan yang berhubungan dengan penelitian
saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi
bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.
4. Keterbatasan Materi
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini hanya terbatas pada
materi unsur, senyawa dan campuran.
64
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut.
Penerapan pembelajaran dengan pendekatan problem solving dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok unsur, senyawa
dan campuran di SMP NU 09 Rowosari. Keberhasilan dengan menggunakan
metode problem solving sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik di kelas VII A SMP NU 09 Rowosari ditunjukkan dengan
adanya perubahan dalam proses pembelajaran pada saat proses pembelajaran,
juga ditunjukkan adanya peningkatan nilai skor tes akhir dari masing-masing
siklus. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai hasil belajar yang didapatkan
dari tes pada tiap akhir siklus yang mengalami peningkatan.
Data awal menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peseta didik
sebelum menggunakan metode problem solving yaitu pada tahun 2009/2010
dengan nilai rata-rata peserta didik yaitu 53,25 dengan ketuntasan belajar
klasikal sebesar 47,50% dan setelah menggunakan metode problem solving
menjadi 66,08 dengan ketuntasan klasikal 65,71% pada siklus I dengan nilai
individu tertinggi yaitu 87 dan nilai individu terendah yaitu 47. Pada siklus II
nilai rata-rata meningkat menjadi 72,31 dengan ketuntasan klasikal 85,71%
dengan nilai individu tertinggi yaitu 90 dan nilai individu terendah yaitu 57.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk lebih kreatif
dalam menerapkan model pembelajaran sehingga peserta didik tidak akan
merasa bosan ketika pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung.
65
2. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan materi pokok yang berbeda.
3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving
agar tetap dilakukan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
C. PENUTUP
Alhamdulillahirabil ‘alamin, segala puji kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan hidayah, inayah dan taufiq-Nnya, sehingga dengan segala
do’a penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari akan banyaknya kekurangan
dalam skripsi ini, maka dari penulis mohon kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun demi kebaikan penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap dan memohon kepada Allah SWT semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada
umumnya. Amin
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 1999), Cet.1.
Adit, Pengertian unsur, senyawa dan campuran dalam kimia,
http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-
unsur-senyawa-dan-campuran-dalam-kimia/, diambil pada tanggal 9-
10-2010
Aqib, Zaenal, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Irama Widya, 2006).
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara.
2008), Cet.6.
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006).
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003).
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009).
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2010), Cet. 3.
Brady, James E., Kimia Universitas Asas dan Struktur, (Jakarta: Binarupa Aksara,
1999), cet.5, jilid.1.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan pembelajaran, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
2006), Cet.3.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
PT Asdi Mahasatya, 2006), Cet.3.
Farkatin, Neli, efektivitas pembelajaran problem solving dengan menggunakan
alat peraga pada materi aritmatika sosial pada peserta didik kelas VII
semester I MTs NU 01 Tarub Tegal tahun ajaran 2008/2009, Skripsi
Sarjana IAIN Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang, 2009)
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PT Bumi Aksara, 2007),
Cet.1.
Huda, M. Ulin, model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan hasil
peserta didik pada materi pokok limit fungsi kelas XI semester II
SMAN I Mranggen tahun ajaran 2008/2009, Skripsi Sarjana IAIN
67
Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang,
2009)
Morgan, Clifford T., Introduction to Psychology, (New York: The University Of
Wisconsin, 1961).
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetens, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002), cet. 6.
Pudjaatmaka, A. Hadyana, Kimia untuk Universitas, (Jakarta: Erlangga, 1999),
Cet.6, jilid.1.
Rahmawati, Eni, efektifitas model pembelajaran problem solving dalam materi
sistem persamaan linier dua variabel dikelas VIII MTsN Tanjung Tani
Prambon Nganjuk tahun ajaran 2009/2010, Skripsi Sarjana IAIN
Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang,
2010)
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta:
Bumi Aksara, Cet.1.
Sriyono, dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1992), Cet. 1.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), Cet. 10.
, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009).
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), edisi ke-6
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009).
Syadiash, Definisi Unsur, Senyawa dan Campuran,
http://syadiashare.com/pengertian-definisi-unsur-senyawa-dan-
campuran.html, diambil pada tanggal 9-10-2010
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet, 1.
Usman, M.Basyirudin dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002).
Waterhouse, John, dkk, Kamus Kimia Bergambar, (Jakarta: Erlangga, 1999).
68
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Afiatush Shoimah
Tempat/ Tanggal Lahir : Kendal, 9 Mei 1988
NIM : 063711020
Alamat : Ds. Gempol Sewu Rt.02 Rw.10 Kec. Rowosari,
Kab. Kendal
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Jenjang Pendidikan Formal
1. Taman Kanak-kanak Tarbiyatul Athfal Kec.Rowosari Kab.Kendal, Lulus
Tahun 1994
2. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Gempol Sewu Kec.Rowosati
Kab.Kendal, Lulus Tahun 2000
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 02 Rowosari, lulus
tahun 2003
4. SMA NU 03 Muallimin Weleri, lulus tahun 2006
5. Masuk Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2006
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 28 Februari 2011
Peneliti,
Afiatush Shoimah
NIM: 063711020
69
Lampiran 1
Daftar Nama Siswa Kelas VII A SMP NU 09 R0wosari
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 Abdul Mutholib L
2 Ady Bara Saputra L
3 Aning Farikha P
4 Anis Rohmaniah P
5 Ardi Setiawan L
6 Dewi Masturoh P
7 Diah Sulistianingsih P
8 Eka Setiyawati P
9 Evi Nur Aisyah P
10 Fatar Kristiyono L
11 Fara Nur Hayati P
12 Fathul Wahab L
13 Hermanto (A) L
14 Hermanto (B) L
15 Lina Istiana P
16 Linda Sriyani P
17 Miyasih P
18 Muhamad Romanto L
19 Mustaqfirin L
20 Nur Kholifah P
21 Nur Naharia P
22 Nurul Azizah P
23 Nuryuni Kristiawati P
24 Ristanti P
25 Rogiasih P
26 Saiful Anam L
27 Siswati P
28 Siti Yulianti P
29 Sumilah P
30 Susiyanti P
31 Syaiful Rahman L
32 Tutik Zuliana P
33 Yulianto L
34 Yuniarti P
35 Yuni Astuti P
70
Lampiran 2
Daftar Kelompok Diskusi
Kelompok 1
1. Abdul Mutholib
2. Ady Bara Saputra
3. Aning Farikha
4. Anis Rohmaniah
5. Yuni Astuti
6. Yuniarti
7. Yulianto
Kelompok 2
1. Ardi Setiawan
2. Dewi Masturoh
3. Diah Sulistianingsih
4. Tutik Zuliana
5. Syaiful Rahman
6. Susiyanti
7. Sumilah
Kelompok 3
1. Eka Setiyawati
2. Evi Nur Aisyah
3. Fatar Kristiyono
4. Fara Nur Hayati
5. Siti Yulianti
6. Siswati
7. Saiful Anam
Kelompok 4
1. Fathul Wahab
2. Hermanto (A)
3. Hermanto (B)
4. Rogiasih
5. Ristanti
6. Nuryuni Kristiawati
7. Nurul Azizah
Kelompok 5
1. Lina Istiana
2. Linda Sriyani
3. Miyasih
4. Muhamad Romanto
5. Mustaqfirin
6. Nur Kholifah
7. Nur Naharia
71
Lampiran 3
Soal dan Jawaban Diskusi Kelompok Siklus I
1. Apakah unsur itu dan bagaimana penggolongannya?
� Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat
lain dengan reaksi kimia biasa.
Unsur digolongkan menjadi dua macam, yaitu unsur logam dan unsur
non logam. Sebagian besar dari kurang lebih 80% unsur yang dikenal
merupakan unsur logam, sedangkan yang lainnya adalah unsur non
logam.
2. Bagaimana aturan tentang lambang unsur?
� Setiap unsur dilambangkan dengan huruf awal dari nama latin unsur
tersebut dan ditulis dengan huruf besar. Unsur yang mempunyai
lambang sama huruf awalnya, dibedakan dengan menambahkan satu
huruf lain dari nama unsur itu dan ditulis dengan huruf kecil.
3. Apakah pengertian senyawa itu dan apa bedanya unsur dengan senyawa?
� Senyawa adalah zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur melalui
reaksi kimia dengan perbandingan masa tetap.
Perbedaan unsur dengan senyawa : Unsur merupakan penyusun
senyawa. Meskipun demikian, sifat-sifatnya tidak dapat di temukan
pada senyawa.
72
4. Senyawa apa sajakah yang sering ditemukan disekitar kalian?
� Air (H2O), Udara(CO2), Gula(C6H12 O6), Garam(NaCl)
5. Bagaimana aturan penamaan senyawa?
� Nama suatu senyawa kimia berdasarkan aturan tertentu : senyawa
sederhana umumnya tersusun dari 2 unsur, yaitu unsur logam dan non
logam. Senyawa kimia sederhana diberi nama dengan menuliskan
nama-nama unsur ditambah akhiran –ida.
73
Lampiran 4
Soal dan Jawaban Diskusi Kelompok Siklus II
1. Apakah pengertian unsur, senyawa dan campuran?
� Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi
zat lain dengan reaksi kimia.
Senyawa adalah zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur
melalui reaksi kimia dengan perbandingan masa tetap.
Campuran adalah zat yang mengandung dua unsur atau lebih dan
masih mempunyai sifat zat asalnya, serta dapat dipisahkan menjadi
unsur-unsur penyusunnya dengan cara fisika.
2. Cara mengelompokkan unsur logam dan unsur non logam?
Unsur Logam
Nama Lambang
Aluminium Al
Antimon Sb
Barium Ba
Besi Fe
Bismut Bi
Emas Au
Kalium K
Kalsium Ca
Kobalt Co
Kromium Cr
Mangan Mn
Magnesium Mg
Natrium Na
74
Nikel Ni
Perak Ag
Raksa Hg
Seng Zn
Tembaga Cu
Timah Sn
Timbal Pb
Unsur Non Logam
Nama Lambang
Argon Ar
Arsen As
Belerang S
Boron B
Bromin Br
Flourin F
Fosforus P
Helium He
Hidrogen H
Iodin I
Karbon C
Klorin CI
Neon Ne
Nitrogen N
Oksigen 0
Silikon Si
Kripton Kr
Xenon X
Selenium Se
Radon Rn
75
3. Apakah pengertian campuran itu dan apa bedanya senyawa dengan
campuran?
� Campuran adalah zat yang mengandung dua unsur atau lebih dan
masih mempunyai sifat zat asalnya, serta dapat dipisahkan menjadi
unsur-unsur penyusunnya dengan cara fisika.
Perbedaan senyawa dengan campuran:
Komposisi unsur-unsur penyusun suatu campuran tidak tertentu
sehingga kita tidak dapat menentukan rumus kimia suatu
campuran. Berbeda halnya dengan senyawa yang memiliki
komposisi penyusun yang tetap. Perbedaan senyawa dan campuran
yang lain adalah pemisahan campuran pada umumnya dapat
dilakukan secara fisika
4. Sebutkan minimal tiga dari sifat unsur, sifat senyawa dan sifat
campuran?
� Sifat unsur :
• semua logam berbentuk padat pada suhu kamar (250 C),
kecuali air raksa
• merupakan konduktor (penghantar) listrik maupun panas
• Mengkilap jika digosok
Sifat senyawa :
• Merupakan zat tunggal
• Dengan cara kimia dapat diuraikan menjadi dua jenis zat atau
lebih
76
• Terdiri atas dua jenis unsur atau lebih dengan perbandingan
tertentu
Sifat campuran :
• Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih, misalnya larutan
gula terdiri atas gula dan air, minuman soda susu terdiri atas
gula, susu, dan soda
• Komposisi campuran tidak tetap, artinya zat-zat asalnya dapat
digabung atau dicampur dalam bermacam-macam komposisi
sesuai dengan kebutuhan, misalnya campuran air dan garam
dapat dibuat dalam berbagai variasi bergantung pada
keperluannya.
• Masih memiliki sifat-sifat zat asalnya
5. Sebutkan beberapa contoh campuran dan unsur-unsur penyusunnya?
� Contoh campuran dan contoh penyusunnya
Campuran Unsur-Unsur Penyusunnya
Tanah Pasir, batu, dan sisa
tumbuhan
Udara Oksigen, nitrogen, dan
karbon
Air Tanah Air, udara, dan zat kapur
Sirup Air, dan zat pewarna
62
Lampiran 5
SILABUS
Nama Sekolah : Sekolah Menengah Pertama SMP NU 09 Rowosari
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : Memahami Klasifikasi zat
Kelas/Semester : VII/I
Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran (6 x pertemuan)
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/Bahan/
Alat
2.3. Menjelaskan nama
unsur dan rumus kimia
sederhana.
2.4. Membandingkan
sifat unsur, senyawa dan
campuran
• Unsur,
senyawa
dan
campuran
� Menjelaskan pengertian unsur,
senyawa dan campuran, aturan
penamaan lambang unsur dan
penamaan senyawa
� Mendiskusikan hubungan
unsur, senyawa dan campuran
� mengelompokkan unsur logam
dan unsur non logam
� Menyebutkan beberapa contoh
campuran dan unsur-unsur
penyusunnya
Menuliskan
nama lambang
unsur dan rumus
kimia sederhana
Menentukan
nama senyawa
dan rumus kimia
sederhana, dan
membandingkan
sifat unsur,
senyawa dan
campuran
Jenis Tagihan
� Tugas
kelompok
� Ulangan.
Bentuk
Instrumen
� Pilihan
ganda
12jam Buku paket IPA,
Ilmu Pengetahuan
Alam KIMIA
Untuk SMP/MTs
Kelas VII, buku
LKS IPA, SPU
63
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus I
Sekolah : SMP NU 09 Rowosari
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/I
Alokasi waktu : 2 X 40
A. Standar Kompetensi
Memahami klasifikasi zat
B. Kompetensi Dasar
- Menjelaskan nama unsur dan rumus kimia sederhana
- Membandingkan sifat unsur, senyawa dan campuran
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian unsur, senyawa dan campuran
2. Menuliskan nama lambang unsur dan rumus kimia sederhana
3. Menentukan penamaan senyawa dan rumus kimia sederhana
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian unsur dan penggolongannya
2. Siswa dapat menuliskan nama dan lambang unsur
3. Siswa dapat menuliskan nama dan rumus kimia sederhana
E. Materi Pembelajaran
Unsur, Senyawa dan Campuran
F. Metode Pembelajaran
Metode : Problem Solving
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
64
Kegiatan awal:
- Guru mengucapkan salam kepada siswa dan menanyakan kabar
mereka
- Karena ini pertemuan awal, maka guru memperkenalkan diri
kepada siswa
- Guru mengenal siswa dengan membacakan daftar siswa,
sekaligus mengabsen kehadiran siswa
- Guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari
yaitu unsur, senyawa dan campuran
Kegiatan inti:
- Guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan antara
lain unsur, senyawa dan campuran
- Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan
yaitu metode problem solving dan materi yang di bahas yaitu
unsur, senyawa dan campuran
- Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan 7 peserta didik tiap
kelompok
- Guru memberikan permasalahan kepada siswa untuk
didiskusikan dalam kelompok.
- Siswa diberi waktu belajar bersama kelompoknya untuk
memastikan bahwa semua anggota dapat memecahkan masalah
tentang materi unsur, senyawa dan campuran
- Kelompok 1
• Apakah unsur itu dan bagaimana penggolongannya
- Kelompok 2
65
• Bagaimana aturan tentang lambang unsure
- Kelompok 3
• Apakah pengertian senyawa itu dan apa bedanya unsur
dengan senyawa
- Kelompok 4
• Senyawa apa sajakah yang sering ditemukan disekitar
kalian
- Kelompok 5
• Bagaimanakah aturan penamaan senyawa
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
yang belum jelas
- Guru membimbing siswa untuk berdiskusi
Kegiatan penutup:
- Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan
mempersilahkan siswa
kembali ke tempat duduk masing-masing.
- Guru mengingatkan kepada siswa agar mempelajari kembali
materi yang telah dipelajari dan mempelajari materi selanjutnya
- Guru menutup pelajaran dengan salam
Pertemuan 2
Kegiatan awal:
- Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa
66
- Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan materi unsur,
senyawa, campuran dan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti:
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi pertemuan kemarin, yaitu
- Kelompok 1
• Apakah unsur itu dan bagaimana penggolongannya
- Kelompok 2
• Bagaimana aturan tentang lambang unsur
- Kelompok 3
• Apakah pengertian senyawa itu dan apa bedanya unsur
dengan senyawa
- Kelompok 4
• Senyawa apa sajakah yang sering ditemukan disekitar
kalian
- Kelompok 5
• Bagaimanakah aturan penamaan senyawa
Kegiatan penutup:
- Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi
- Guru menutup pelajaran dengan salam
Pertemuan 3
Kegiatan awal:
- Guru mempersiapkan siswa untuk mengerjakan soal siklus 1
67
Kegiatan inti:
- Siswa mengerjakan soal siklus 1
Kegatan penutup:
- Guru meminta siswa untuk mengumpulkan jawaban dari soal
yang telah dikerjakan.
H. Penilaian
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : Pilihan ganda
I. Sumber Belajar
1. Buku paket IPA
2. LKS IPA
3. SPU
Rowosari, 20 November 2010
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Siti Nurfarochah, S. pd Afiatush Shoimah
NPM. 092060753 NIM. 063711020
Mengetahui
Kepala SMP NU 09 Rowosari
Drs. H. Slamet Riyadi
NPM. 092060115
68
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus II
Sekolah : SMP NU 09 Rowosari
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/I
Alokasi waktu : 2 X 40
J. Standar Kompetensi
Memahami klasifikasi zat
K. Kompetensi Dasar
- Menjelaskan nama unsur dan rumus kimia sederhana
- Membandingkan sifat unsur, senyawa dan campuran
L. Indikator
1. Menjelaskan aturan penulisan lambang unsur
2. Menuliskan nama lambang unsur dan rumus kimia sederhana
3. Menentukan nama senyawa dan rumus kimia sederhana, dan
membandingkan sifat unsur, senyawa dan campuran
M. Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat menentukan nama senyawa dan rumus kimia sederhana,
dan
5. Membandingkan sifat unsur, senyawa dan campuran
N. Materi Pembelajaran
Unsur, senyawa dan campuran
O. Metode Pembelajaran
Metode : Problem Solving
69
P. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan I
Kegiatan awal:
- Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa
- Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan materi unsur,
senyawa, campuran dan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti:
- Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi dari buku
paket atau LKS.
- Siswa mendengarkan ketika guru menjelaskan secara singkat
meteri unsur, senyawa dan campuran
- Setiap kelompok melakukan berdiskusi tentang unsur, senyawa
dan campuran
- Kelompok 1
• Apakah pengertian tentang unsur, senyawa dan
campuran
- Kelompok 2
• Cara mengelompokkan unsur logam dan unsur non
logam
- Kelompok 3
• Apakah pengertian campuran itu dan apa bedanya
senyawa dengan campuran
- Kelompok 4
• Sebutkan minimal tiga dari sifat unsur, sifat senyawa
dan sifat campuran
70
- Kelompok 5
• Sebutkan beberapa contoh campuran dan unsur-unsur
penyusunnya
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
yang belum jelas
- Guru membimbing siswa untuk berdiskusi
Kegiatan penutup:
- Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan
mempersilahkan siswa
kembali ke tempat duduk masing-masing.
- Guru mengingatkan kepada siswa agar mempelajari kembali
materi yang telah dipelajari dan mempelajari materi selanjutnya
- Guru menutup pelajaran dengan salam
Pertemuan 2
Kegiatan awal:
- Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa
- Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan materi unsur,
senyawa, campuran dan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti:
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi pertemuan kemarin, yaitu
- Kelompok 1
• Apakah pengertian tentang unsur, senyawa dan
campuran
- Kelompok 2
71
• Cara mengelompokkan unsur logam dan unsur non
logam
- Kelompok 3
• Apakah pengertian campuran itu dan apa bedanya
senyawa dengan campuran
- Kelompok 4
• Sebutkan minimal tiga dari sifat unsur, sifat senyawa
dan sifat campuran
- Kelompok 5
• Sebutkan beberapa contoh campuran dan unsur-unsur
penyusunnya
Kegiatan penutup:
- Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi
- Guru menutup pelajaran dengan salam
Pertemuan 3
Kegiatan awal:
- Guru mempersiapkan siswa untuk mengerjakan soal siklus II
Kegiatan inti:
- Siswa mengerjakan soal siklus II
Kegiatan penutup:
- Guru meminta siswa untuk mengumpulkan jawaban dari soal
yang telah dikerjakan.
Q. Penilaian
72
3. Teknik : Tes tertulis
4. Bentuk Instrumen : Pilihan ganda
R. Sumber Belajar
4. Buku paket IPA
5. LKS IPA
6. SPU
Rowosari, 20 November 2010
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Siti Nurfarochah, S. pd Afiatush Shoimah
NPM. 092060753 NIM. 063711020
Mengetahui
Kepala SMP NU 09 Rowosari
Drs. H. Slamet Riyadi
NPM. 092060115
73
73
74
Lampiran 8
KISI-KISI SOAL PENELITIAN SIKLUS I
Tema: Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga
Jenjang Pendidikan : SMP. NU O9 Rowosari Jumlah Soal : 30 Butir
Mata Pelajaran : IPA Terpadu (Sains) Waktu : 40 Menit
Kelas / Semester : VII/ Gasal Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat
Kompetensi
Dasar Indikator
C1
Pengetahuan
(knowledge)
C2
Pemahaman
(comprehensio
n)
C3
Penerapan
(application)
C4
Analisis
(analysis)
C5
Sintesis
(synthesis)
C6
Penilaian
(evaluation)
Menjelaskan
unsur
danrumus
kimia senyawa
serta
membandingka
n sifat unsure
dan senyawa
• Menjelaskan aturan
penulisan lambang unsur
• Menuliskan nama
lambang unsur dan
rumus kimia sederhana
• Menentukan nama
senyawa dan rumus
kimia sederhana, dan
membandingkan sifat
unsur, senyawa
1, 5, 8, 17, 20,
21, 22, 23, 24,
27
3, 4, 12, 15,
16, 18, 28
7, 10, 11, 13,
14, 19, 29, 30
2, 6, 9, 25, 26
73
75
Lampiran 9
KISI-KISI SOAL PENELITIAN SIKLUS II
Tema: Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga
Jenjang Pendidikan : SMP NU 09 Rowosari Jumlah Soal : 30 Butir
Mata Pelajaran : IPA Terpadu (Sains) Waktu : 40 Menit
Kelas / Semester : VII/ Gasal Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat
Kompetensi
Dasar Indikator
C1
Pengetahuan
(knowledge)
C2
Pemahaman
(comprehensio
n)
C3
Penerapan
(application)
C4
Analisis
(analysis)
C5
Sintesis
(synthesis)
C6
Penilaian
(evaluation)
Menjelaskan
unsur
danrumus
kimia senyawa
serta
membandingka
n sifat unsure
dan senyawa
• Menjelaskan aturan
penulisan lambang unsur
• Menuliskan nama
lambang unsur dan
rumus kimia sederhana
• Menentukan nama
senyawa dan rumus
kimia sederhana, dan
membandingkan sifat
unsur, senyawa
1, 5, 6, 7, 13,
16, 23, 25, 26,
30
3, 4, 20, 21,
27, 28, 29
2, 8, 10, 11,
12, 17, 22, 24
9, 14, 15, 18,
19
76
Lampiran 10
SOAL UJI COBA PENELITIAN TES SIKLUS I
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang
(x) pada huruf a, b, c atau d!
1. Pernyataan tentang unsur yang benar adalah .…
a. materi yang hanya memiliki satu lambang
b. materi homogen yang susunan kimianya tetap
c. materi yang tidak dapat dipisah-pisahkan
d. zat tunggal yang dengan cara kimia biasa tidak dapat dipisahkan lagi
2. Dibawah ini sifat-sifat unsur non logam, kecuali ….
a. tidak mengkilap
b. mudah rapuh
c. umumnya berwujud gas
d. sangat elastis
3. Diketahui beberapa macam unsur:
1. Besi 3. Timbal
2. Raksa 4. Timah
Unsur yang berwujud cair pada suhu kamar adalah ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
4. Diantara zat berikut ini, yang tergolong unsur adalah ….
a. kapur
b. air
c. gula tebu
d. raksa
5. Lambang unsur kalsium adalah ….
a. K
b. Ca
c. Ks
d. C
6. Unsur dapat digolongkan kedalam unsur apa saja ….
a. besar dan kecil
77
b. logam dan non logam
c. perak dan emas
d. hatam dan putih
7. Rumus kimia senyawa difosforus trioksida adalah ….
a. P2O3
b. F3O
c. CoS3
d. CaCO3
8. Nama unsur zinc (Zn) dalam bahasa indonesia adalah ….
a. selen
b. karbon
c. seng
d. silikon
9. Nitrogen, alumunium, emas, dan raksa merupakan contoh ….
a. kalium
b. senyawa
c. unsur
d. krom
10. Rumus kimia senyawa arsen pentaklorida adalah ….
a. AsCl5
b. ACl
c. An
d. Au
11. Rumus kimia senyawa fosfor pentaklorida adalah ….
a. FCl5
b. PCl5
c. 5PCl
d. P5Cl
12. Kelompok zat-zat dibawah ini yang merupakan unsur adalah ….
a. raksa, hidrogen, dan udara
b. natrium, karbon, dan fosfor
c. air, besi, dan tembaga
d. alkohol, air, dan minyak
13. Rumus kimia senyawa asam sulfat adalah ….
a. HCl
b. NH3
c. H2SO4
d. H2O
14. Rumus kimia sulfur heksafluorida adalah ….
a. SF6
78
b. SP4
c. SF1
d. SP1
15. Unsur yang paling ringan adalah ….
a. oksigen
b. hidrogen
c. nitrogen
d. belerang
16. Unsur yang paling berat adalah ….
a. nitrogen
b. oksigen
c. alkohol
d. uranium
17. Unsur fluor, fosfor, dan fransium lambangnya berturut-turut adalah ….
a. F, P, dan Fr
b. Hg, Al, dan P
c. Al, F, dan Fr
d. Fr, Pr, dan P
18. Kelompok unsur dibawah ini yang semuanya logam adalah . . . .
a. besi, boron, dan barium
b. timbal, seng, dan raksa
c. belerang, timah, dan nikel
d. arsen, fosfor, dan kloron
19. Rumus kimia senyawa magnesium bromida adalah ….
a. MgBr2
b. MBr
c. MB
d. MgBr
20. Unsur magnesium ditulis dengan lambang ….
a. Mn
b. Mg
c. Ma
d. Ms
21. Unsur belerang, emas, dan fosfor lambangnya berturut-turut adalah ….
a. Be, Fr, dan Li
b. S, Au, dan P
c. F, Ba, dan S
d. Au, P, dan S
22. Penamaan yang benar untuk NaBr adalah ….
a. natrium brom
79
b. asam natrium
c. natrium bromida
d. asam natrium bromida
23. Nama kelompok unsur Cl – C - Cr adalah….
a. kalsium – karbon - klorin
b. klorin – kalium – kromium
c. kalsium – kalium – kromium
d. klorin – karbon – kromium
24. Lambang unsur nikel dan emas adalah ….
a. N dan Ag
b. Ne dan P
c. Ni dan Au
d. N2 dan Ag
25. Unsur-unsur berikut terdapat dalam jumlah didalam tubuh manusia,
kecuali ….
a. hidrogen
b. oksigen
c. nitrogen
d. sulfur
26. Berikut ini yang merupakan unsur paling sederhana adalah . . . .
a. oksigen dan nitrogen
b. belerang dan sulfur
c. hidrogen dan helium
d. alumunium dan tembaga
27. Nama kelompok unsur Al – Li – Ba adalah . . . .
a. kalsium – tembaga – emas
b. argon – iridium – krom
c. alumunium – litium – barium
d. air raksa – timah - besi
28. Unsur klorin terdapat dalam kadar yang tinggi pada zat . . . .
a. gula
b. air
c. garam
d. besi
29. Rumus kimia senyawa silikon tetrabromida adalah ….
a. SBr2
b. SaB
c. SB5
d. SiBr4
80
30. Rumus kimia senyawa karbon tetraklorida adalah ….
a. CCl2
b. CCll
c. CCl4
d. Cl
81
Lampiran 11
SOAL UJI COBA PENELITIAN TES SIKLUS II
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang
(x) pada huruf a, b, c atau d!
31. Pernyataan tentang senyawa yang benar adalah ….
e. materi yang tidak dapat diuraikan lagi
f. materi yang hanya terdiri atas satu lambing unsur
g. zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur melalui reaksi kimia
dengan perbandingan massa tetap
h. materi homogen yang susunan kimianya tetap
32. Rumus kimia senyawa sulfur trioksida adalah . . . .
a. SO2
b. SO3
c. SO4
d. SO5
33. Unsur logam yang berfase cair adalah . . . .
a. alumunium
b. kalsium
c. merkuri
d. magnesium
34. Unsur terbanyak dalam tubuh manusia adalah ….
a. karbon
b. oksigen
c. argon
d. nitrogen
35. Bagian terkecil dari unsur disebut ….
e. Atom
f. zat
g. air
h. besi
36. Kelompok zat yang semuanya senyawa adalah ….
e. natrium, krom, dan hidrogen
f. seng, besi, dan klorin
g. amonia, air dan etana
h. oksigen, gula, dan garam
82
37. Kelompok zat yang semuanya unsur adalah ….
e. ammonia, air, dan etana
f. hidrogen, oksigen, dan klorin
g. metana, etana, dan ammonia
h. air, etana, dan amonia
38. Rumus kimia senyawa sulfur heksafluorida adalah ….
a. SF5
b. SF6
c. SF7
d. SF8
39. Setiap unsur diberi suatu lambang yg disebut ….
e. Logam dan non logam
f. Lambang unsur dan lambing atom
g. Unsur dan senyawa
h. Senyawa dan campuran
40. Rumus kimia senyawa dinitrogen pentaklorida adalah ….
a. N2O2
b. N2Cl5
c. N5O5
d. N1O1
41. Rumus kimia senyawa karbon dioksida adalah ….
a. CH
b. CO
c. CO2
d. CH2
42. Rumus kimia senyawa dinitrogen trioksida adalah ….
e. 2N3O
f. N2O3
g. N3O2
h. 2NO3
43. Zat-zat berikut yang merupakan senyawa adalah ….
a. air
b. kue
c. es jus
d. tanah
44. Pasangan unsur dibawah ini yang keduanya unsur mikro dalam tubuh
manusia adalah….
e. besi dan karbon
f. nitrogen dan hidrogen
g. fluorin dan hidrogen
83
h. iodin dan oksigen
45. Diantara sifat-sifat unsur berikut, yang merupakan sifat unsur logam
adalah ….
a. tidak dapat ditarik
b. pada umumnya bersifat gas
c. mengkilap
d. rapuh
46. Berikut ini yang merupakan pasangan unsur dan senyawa berturut-turut
adalah ….
a. H2 dan He
b. Ar dan N2
c. H2 dan H2O
d. 2nO dan K2O
47. Rumus kimia senyawa dibromin heptaoksida adalah ….
a. BrO7
b. BrO
c. Br2O2
d. Br2O7
48. Sirop dan air kopi merupakan contoh ….
e. larutan
f. campuran
g. senyawa
h. unsur
49. Bilangan yang menyatakan jumlah atom masing-masing unsur dalam
rumus kimia disebut . . . .
a. Angka indeks
b. Jumlah angka
c. Nomor atom
d. Nomor massa
50. Orang yang pertama kali mendefinisikan tentang unsur adalah ….
a. Boyle
b. Berzelius
c. Gay Lussac
d. Lavoiser
84
51. Unsur-unsur yang tidak dapat menghantarkan arus listrik seperti berikut,
kecuali ….
a. Selenium
b. Aurum
c. Bromine
d. krypton
52. Rumus kimia senyawa asam klorida adalah ….
a. HCl
b. NH3
c. H2SO4
d. H2O
53. Materi berikut ini yang merupakan unsur adalah ….
e. tembaga
f. tanah
g. alkohol
h. udara
54. Nama senyawa yang benar dari senyawa MgO adalah ….
a. tembaga sulfat
b. tembaga sulfida
c. dikuprum monosulfida
d. magnesium oksida
55. Nama unsur sulfur (S) dalam bahasa Indonesia adalah . . . .
a. belerang
b. berkelium
c. besi
d. bismut
56. Unsur bismut ditulis dengan lambang . . . .
e. Ba
f. B
g. Be
h. Bi
57. Alumunium adalah unsur yang mempunyai fase ….
a. gas
b. padat
c. cair
d. uap
58. Dibawah ini yang merupakan unsur bukan logam adalah ….
e. baron
f. karbon
g. flour
85
h. semua jawaban benar
59. Jenis zat yang bukan senyawa adalah ….
a. amonia
b. air
c. metana
d. hidrogen
60. Jenis unsur yang banyak ditemukan adalah . . . .
a. logam
b. non logam
c. metaloid
d. gas
86
Lampiran 12
Kunci jawaban
Kisi-kisi Soal Penelitian Siklus I
Tema: Unsur dan Senyawa
1. D 11. B
21. B
2. D 12. B
22. A
3. B 13. C
23. D
4. D 14. A
24. C
5. B 15. B
25. A
6. B 16. D
26. C
7. A 17. A
27. C
8. C 18. B
28. C
9. C 19. A
29. D
10. A 20. B
30. D
87
Lampiran 13
Kunci jawaban
Kisi-kisi Soal Penelitian Siklus II
Tema: Unsur dan Senyawa
11. C 11. C 21.B
12. B 12. B 22. B
13. C 13. A 23. A
14. B 14. A 24. D
15. A 15. C 25. A
16. C 16. B 26. D
17. B 17. D 27. B
18. B 18. C 28. D
19. B 19. A 29. D
10. B 20. A 30. A
Lampiran 14
Daftar Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Ketuntasan
1 Abdul Mutholib 50 Belum tuntas
2 Ady Bara Saputra 67 Tuntas
3 Aning Farikha 60 Belum tuntas
4 Anis Rohmaniah 83 Tuntas
5 Ardi Setiawan 67 Tuntas
6 Dewi Masturoh 70 Tuntas
7 Diah Sulistianingsih 57 Belum tuntas
8 Eka Setiyawati 63 Belum tuntas
9 Evi Nur Aisyah 77 Tuntas
10 Fatar Kristiyono 47 Belum tuntas
11 Fara Nur Hayati 73 Tuntas
12 Fathul Wahab 70 Tuntas
13 Hermanto (A) 53 Belum tuntas
14 Hermanto (B) 80 Tuntas
15 Lina Istiana 53 Belum tuntas
16 Linda Sriyani 53 Belum tuntas
17 Miyasih 67 Tuntas
18 Muhamad Romanto 47 Belum tuntas
19 Mustaqfirin 53 Belum tuntas
20 Nur Kholifah 67 Tuntas
21 Nur Naharia 80 Tuntas
22 Nurul Azizah 77 Tuntas
23 Nuryuni Kristiawati 57 Belum tuntas
24 Ristanti 67 Tuntas
25 Rogiasih 67 Tuntas
26 Saiful Anam 70 Tuntas
27 Siswati 87 Tuntas
28 Siti Yulianti 80 Tuntas
29 Sumilah 80 Tuntas
30 Susiyanti 67 Tuntas
31 Syaiful Rahman 67 Tuntas
32 Tutik Zuliana 70 Tuntas
33 Yulianto 70 Tuntas
34 Yuniarti 67 Tuntas
35 Yuni Astuti 50 Belum tuntas
Lampiran 15
Daftar Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Ketuntasan
1 Abdul Mutholib 67 Tuntas
2 Ady Bara Saputra 70 Tuntas
3 Aning Farikha 90 Tuntas
4 Anis Rohmaniah 80 Tuntas
5 Ardi Setiawan 70 Tuntas
6 Dewi Masturoh 70 Tuntas
7 Diah Sulistianingsih 67 Tuntas
8 Eka Setiyawati 70 Tuntas
9 Evi Nur Aisyah 80 Tuntas
10 Fatar Kristiyono 60 Belum tuntas
11 Fara Nur Hayati 77 Tuntas
12 Fathul Wahab 70 Tuntas
13 Hermanto (A) 60 Belum tuntas
14 Hermanto (B) 80 Tuntas
15 Lina Istiana 67 Tuntas
16 Linda Sriyani 70 Tuntas
17 Miyasih 70 Tuntas
18 Muhamad Romanto 63 Belum tuntas
19 Mustaqfirin 70 Tuntas
20 Nur Kholifah 70 Tuntas
21 Nur Naharia 77 Tuntas
22 Nurul Azizah 80 Tuntas
23 Nuryuni Kristiawati 60 Belum tuntas
24 Ristanti 70 Tuntas
25 Rogiasih 70 Tuntas
26 Saiful Anam 77 Tuntas
27 Siswati 80 Tuntas
28 Siti Yulianti 77 Tuntas
29 Sumilah 80 Tuntas
30 Susiyanti 70 Tuntas
31 Syaiful Rahman 70 Tuntas
32 Tutik Zuliana 77 Tuntas
33 Yulianto 90 Tuntas
34 Yuniarti 70 Tuntas
35 Yuni Astuti 63 Belum tuntas
Lampiran 16
Daftar nilai hasil ulangan siklus I
No Nama Siswa Nilai
1 Abdul Mutholib 50
2 Ady Bara Saputra 67
3 Aning Farikha 60
4 Anis Rohmaniah 83
5 Ardi Setiawan 67
6 Dewi Masturoh 70
7 Diah Sulistianingsih 57
8 Eka Setiyawati 63
9 Evi Nur Aisyah 77
10 Fatar Kristiyono 47
11 Fara Nur Hayati 73
12 Fathul Wahab 70
13 Hermanto (A) 53
14 Hermanto (B) 80
15 Lina Istiana 53
16 Linda Sriyani 53
17 Miyasih 67
18 Muhamad Romanto 47
19 Mustaqfirin 53
20 Nur Kholifah 67
21 Nur Naharia 80
22 Nurul Azizah 77
23 Nuryuni Kristiawati 57
24 Ristanti 67
25 Rogiasih 67
26 Saiful Anam 70
27 Siswati 87
28 Siti Yulianti 80
29 Sumilah 80
30 Susiyanti 67
31 Syaiful Rahman 67
32 Tutik Zuliana 70
33 Yulianto 70
34 Yuniarti 67
35 Yuni Astuti 50
Jumlah 2313
Rata-rata 66,08
Ketuntasan Klasikal 65,71%
Lampiran 17
Daftar nilai hasil ulangan siklus II
No Nama Siswa Nilai
1 Abdul Mutholib 67
2 Ady Bara Saputra 70
3 Aning Farikha 90
4 Anis Rohmaniah 80
5 Ardi Setiawan 70
6 Dewi Masturoh 70
7 Diah Sulistianingsih 67
8 Eka Setiyawati 70
9 Evi Nur Aisyah 80
10 Fatar Kristiyono 60
11 Fara Nur Hayati 77
12 Fathul Wahab 70
13 Hermanto (A) 60
14 Hermanto (B) 80
15 Lina Istiana 67
16 Linda Sriyani 70
17 Miyasih 70
18 Muhamad Romanto 63
19 Mustaqfirin 70
20 Nur Kholifah 70
21 Nur Naharia 77
22 Nurul Azizah 80
23 Nuryuni Kristiawati 60
24 Ristanti 70
25 Rogiasih 70
26 Saiful Anam 77
27 Siswati 80
28 Siti Yulianti 77
29 Sumilah 80
30 Susiyanti 70
31 Syaiful Rahman 70
32 Tutik Zuliana 77
33 Yulianto 90
34 Yuniarti 70
35 Yuni Astuti 63
Jumlah 2531
Rata-rata 72,31
Ketuntasan Klasikal 85,71%
Lampiran 18
Hasil hitungan dari siklus I
a) Hasil belajar kognitif peserta didik
Hasil belajar kognitif peserta didik dihitung sebagai berikut
Nilai = ∑
∑soal
arjawabanben x 100%
b) Rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik
Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung sebagai berikut:
X = N
X∑
Keterangan:
X = nilai rata-rata hasil belajar
∑X = jumlah nilai seluruh peserta didik
N = banyaknya peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan rata-rata
hasil belajar kognitif peserta didik didapatkan hasil:
X = 35
2313 = 66,08
c) Ketuntasan belajar klasikal peserta didik
Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung sebagai berikut:
P = ∑∑
n
n1 x 100%
Keterangan:
P = Presentasi ketuntasan belajar klasikal
∑n1 = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar (nilai ≥ 6,5)
∑n = Jumlah seluruh peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan ketuntasan
belajar klasikal peserta didik didapatkan hasil:
P = 35
23 x 100% = 65,71 %
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I didapatkan hasil
bahwa jumlah ketuntasan belajar klasikal peserta didik dengan nilai ≥
6,5 hanya 23 peserta didik. Jumlah ini belum memenuhi indikator
keberhasilan karena hanya mencapai ketuntasan belajar klasikal
sebesar 65,71%.
Lampiran 19
Hasil hitungan dari siklus II
a) Hasil belajar kognitif peserta didik
Hasil belajar kognitif peserta didik dihitung sebagai berikut
Nilai = ∑
∑soal
arjawabanben x 100%
b) Rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik
Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung sebagai berikut:
X = N
X∑
Keterangan:
X = nilai rata-rata hasil belajar
∑X = jumlah nilai seluruh peserta didik
N = banyaknya peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan rata-rata
hasil belajar kognitif peserta didik didapatkan hasil:
X = 35
2531 = 72,31
c) Ketuntasan belajar klasikal peserta didik
Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung sebagai berikut:
P = ∑∑
n
n1 x 100%
Keterangan:
P = Presentasi ketuntasan belajar klasikal
∑n1 = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar (nilai ≥ 6,5)
∑n = Jumlah seluruh peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan ketuntasan
belajar klasikal peserta didik didapatkan hasil:
P = 35
30 x 100% = 85,71 %
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang diperoleh
dari penelitian menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah
cukup baik dari pada siklus sebelumnya. Meningkatnya hasil belajar
peserta didik yang ditandai dengan rata-rata hasil belajar peserta didik
dan ketuntasan belajar peserta didik sudah mencapai indikator
keberhasilan yang dicapai yaitu 30 peserta didik yang tuntas dengan
ketuntasan klasikal sebesar 85,71%. Sehingga peneliti dan guru
memutuskan tidak perlu diadakan siklus berikutnya.
Lampiran 20
Dokumen Saat Proses Belajar Mengajar
Peserta Didik menjelaskan
Tentang Hasil Diskusi
Kelompoknya
Peserta Didik Sedang
Mengerjakan Tes Akhir Siklus
Peserta Didik Berdiskusi
dengan Pembelajaran
Problem Solving
Guru Memberikan Penjelasan
Kepada Peserta Didik