FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hendaknya penulis panjatkan kehadirat Allah AWT., atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktikum
Farmakognosi dengan percobaan Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik”.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada
seluruh pihak, khususnya kepada asisten atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam
membimbing sehingga laporan ini dapat selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini, karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf sebesar-besarnya serta kritik dan saran
sangat diperlukan yang membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap laporan
pengamatan ini kedepannya dapat berguna bagi pembaca.
Kendari, April 2016
Penulis
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
2
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan
utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa
(sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.
Pati adalah suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari butir-
butir pati yang terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain
melalui ikatan α-1,4-glikosidik. Amilosa merupakan bagian dari pati yang larut
dalam air, yang mempunyai berat molekul antara 50.000-200.000, dan bila
ditambah dengan iodium akan memberikan warna biru. Amilopektin
merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati, terdiri atas molekul-
molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan 1,4-glikosidik
dengan percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik pada setiap 20-25 unit
molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian dari pati yang tidak larut
dalam air dan mempunyai berat molekul antara 70.000 sampai satu juta.
Amilopektin dengan iodium memberikan warna ungu hingga merah.
Pati telah lama digunakan sebagai bahan makanan maupun bahan
tambahan dalam sediaan farmasi. Penggunaan pati dalam bidang farmasi
terutama pada formula sediaan tablet, baik sebagai bahan pengisi, penghancur
maupun sebagai bahan pengikat. Namun dalam pembuatan tablet cetak
langsung, pati tidak dapat digunakan karena pati berupa serbuk halus dan
dalam keadaan aslinya pati tidak mempunyai sifat alir dan daya kompresibilitas
yang baik. Hal ini tidak lepas dari pengaruh komponen-komponen penyusun
utamanya yaitu amilosa dan amilopektin.
Perlakuan pada amilum dapat dilakukan melalui uji kimia dan uji
mikroskopik. Uji kimia dapat dilakukan dengan penambahan iodium. Warna
biru akan terbentuk yang berasal dari amilum yang diberikan penambahan
iodine. Bila amilum dipanaskan, spiral merenggang, molekul-molekul iodine
terlepas sehingga warna biru hilang namun saat dingin iodine terlepas akan
terikat kembali dan terbentuk biru kembali. 2Uji mikroskopik dilakukan dengan
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
3
Ditimbang amilum sebanyak 100 mg dan diletakkan pada gelas objek.
Selanjutnya ditambahkan 2 tetes aquadest, lalu diamati bentuk hilus, lamela
dari amilum jagung di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana mengetahui
dan membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam
sediaan farmasi secara kimiawi dan mikroskopik ?
3. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah dapat mengetahui dan dapat
membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan
farmasi secara kimiawi dan mikroskopik.
4. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat mengetahui dan membedakan
macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi secara
kimiawi dan mikroskopik.
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
4
B. TINJAUAN PUSTAKA
Amilum merupakan campuran duamacam stuktur polisakarida yang
berbedayaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin (83-80%). Amilum juga
didefinisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari tanaman, sebagai
hasilfotosintesis,yang disimpan dalam bagian tertentu tanaman sebagai cadangan
makanan. Amilum yang sering digunakan dalam industri farmasi dapat dibagi
menjadi 2 yaitu amilum alami dan amilum modifikasi. Amilum alami (native starch)
adalah amilum yang dihasilkan dari sumber umbi-umbian dan belum mengalami
perubahan sifat fisika dan kimia atau diolah secara fisika-kimia. Jika amilum alami
digunakan sebagai eksipien dalam tablet maka terdapat dua kekurangan yang
berpengaruh terhadap sifat fisik granul yaitu mempunyai daya alir dan
kompaktibilitas yang kurang baik (Priyanta, dkk. 2009).
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas
amilosa dan amilopektin. Pati dapat diperoleh dari biji-bijian, umbi-umbian,
sayuran, maupun buah-buahan. Sumber alami pati antara lain adalah jagung, labu,
kentang, ubi jalar, pisang, barley, gandul, beras, sagu, amaranth, ubi kayu, ganyong,
dan sorgum (Herawati, 2011).
Pati merupakan karbohidrat yang disimpan tanaman dalam biji, umbi akar
dan batang. Pati penting untuk bahan makanan dan juga untuk aplikasi non
makanan. Pati secara alami disimpan dalam sel tanaman sebagai granula-granula
kecil (Susiana, dkk., 2013).
Pati adalah polisakarida alami dengan bobot molekul tinggi yang terdiri dari
unit-unit glukosa. Umumnya pati mengandung dua tipe polimer glukosa, yaitu
amilosa dan amilopektin. Amilosa bersifat tidak larut dalam air dingin tetapi
menyerap sejumlah besar air dan mengembang. Amilopektin memiliki daya ikat
yang baik, yang bias memperlambat disolusi zat aktif (Lukman, dkk., 2013).
Pati dari berbagai macam umbi merupakan bahan baku pembuatan
bioetanol. Substrat pati mencakup biji jagung, butir padi, ubi kentang, ubi kayu dan
lain-lain, mengkontribusi 50-70% sebagai energi untuk kehidupan manusia.
Kontradiksi dengan selulose, pati dengan mudah didegradasi oleh enzim hidrolisis
pati (starch-hydrolyzing enzymes) yang terdapat banyak dalam binatang, mikroba
dan tumbuh-tumbuhan (Hargono, 2015).
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
5
Amilum biasanya tampak terdapat adanya lapisan mengelilingi titik atau
hilum, yang disebut lamela. Apabila hilum terletak di pinggir, disebut amilum
eksentris. Lapisan dalam amilum (lamella) terbentuk karena pemadatan molekul
dan perbedaan kadar air pada awal tiap pertumbuahn tiap lapisan. Amilum tunggal
atau monoadelf adalah butir amilum yang mempunyai sebuah hilum yang dikelilingi
oleh lamela, misalnya pada ubi jalar. Amilum setengah majemuk atau diadelf
adalah butir amilum yang mempunyai lebih dari satu hilum yang masing-masing
dikelilingi oleh lamel, dan diluarnya dikelilingi oleh lamella bersama, misalnya pada
umbi kentang. Amilum majemuk atau poliadelf adalah butir amilum yang
mempunyai lebih dari satu hilum, masing-masing dikelilingi oleh lamela, dan
diluarnya tidak dikelilingi oleh lamela bersama. Misalnya pada padi (Mulyani,
2006).
Pada reaksi reduksi-oksidasi dan pembentukan kompleks amilum-iodium
sesuai dengan reaksi berikut :
IO3- + 5I- + 6H- + 3I3
- + 3H2O (1)
I3- + Amilum I2-Amilum (2)
Iodium dan amilum akan membentuk kompleks amilum-iodium yang ditandai
dengan terbentuknya warna biru (Febrianti, dkk., 2013).
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
6
C. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Tepung jagung (Amilum maydis)
2. Tepung kentang (Amilum solani)
3. Tepung beras (Amilum orizae)
4. Tepung sagu (Amilum sago)
5. Tepung ubi (Amilum manihot)
Klasifikasi
1. Jagung (Purwono dan Rudi, 2005)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
2. Kentang (Setiadi, 2009)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
3. Padi (Suprapti, 2005)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
7
Spesies : Oryza sativa L.
4. Sagu (Dalimartha, 1999)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliphyta
Class : Liliopsida
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Metroxylon
Spesies : Metroxylon sagu Rottb.
5. Ubi (Rukmana, 1997)
Regnum : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
8
D. DESKRIPSI TANAMAN
1. Pati Jagung (Amilum maydis)
Rumput berumah satu, tegak, dengan sistem perakaran terdiri dari akar
serabut. Batang biasanya tunggal. Daun tumbuh berseling pada sisi yang
berlainan pada buku, dengan helaian daun yang bertumpang tindih, aurikel
diatas; helaian daun memita-memanjang. Perbungaan jantan dan betina
terpisah pada satu tumbuhan yang sama; bunga jantan merupakan malai
terminal. Perbuahan yang masak dalam bentuk tongkol. Bijinya biasanya
lonjong, warna bervariasi dari putih hingga kuning, merah atau keunguan hingga
hitam (Tjitrosoepomo, 2000).
2. Pati Kentang (Amilum solani)
Tumbuhan terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk
membulat hingga menjorong, warnanya sangat beragam, kulit umbi bersisik
atau halus, biasanya terdapat beberapa mata tunas. Batang biasanya berongga,
bersayap. Daun berseling, bertangkai, majemuk menyirip gasal, dengan atau
tanpa banyak pinak daun, pinak daun samping berhadapan atau berseling,
membundar telur hingga menjorong-membundar telur, pinak daun yang terkecil
agak duduk, berbentuk membundar telur hingga agak membundar, pinak daun
ujung biasanya yang terbesar. Semua pinak daun berbulu padat, berwarna hijau
gelap, berurat daun menyirip. Perbungaan malai. Bunga putih atau putih
ditutupi dengan merah jambu atau ungu, ditengah kuning kehijauan; kelopak
menggenta, bagian luar berbulu; mahkota bagian luar berbulu. Buah buni agak
membulat, berwarna hijau-kuning, berbiji banyak, beracun. Biji pipih, berbentuk
agak membundar hingga membundar telur, berwarna kuning pucat kecoklatan
(Tjitrosoepomo, 2000).
3. Pati Beras (Amilum oryzae)
Rumput semusim, tingginya 50-130 cm. Akar berserabut, batang tegak,
tersusun dari deretan buku-buku dan ruas, jumlahnya tergantung pada kultivar
dan musim pertumbuhannya; masing-masing buku dengan daun tunggal,
kadang-kadang juga dengan akar, ruas biasanya pendek pada pangkal tanaman.
Daun dalam 2 peringkat; pelepah saling menutupi satu sama lain membentuk
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
9
batang semu, terakhir membungkus ruas; helaian daun memita. Perbungaan
malai, di ujung ranting, buliran tunggal, melonjong sampai melanset, berisi
bunga biseksual tunggal. Buah jali bervariasi dalam ukuran, bentuk dan warna,
membulat telur, menjorong atau menyilinder, seringkali berwarna kuning
keputihan atau coklat (Tjitrosoepomo, 2000).
4. Pati Sagu (Amilum sagu)
Tinggi batang 10-15 m, tebal kulit 2-3 cm. Dauunya berwarna hijau tua
dengan tangkai daun berwarna hijau kekuningan. Panjang tangkai daun sekitar
6,85 m, sedangkan panjang pelepah daun sekitar 2,71 m, tangkai daun berduri
pada pangkal sampai ujung pinggiran daun. Pada anakan sagu, durinya sangat
banyak dan rapat. Setiap tangkai daun terdiri atas 100-200 helai daun dengan
panjang 151-155 cm, dan lebar 8,1 sampai 9,1 cm. Termasuk tumbuhan
monokotil. Habitat: Tanaman yagn dapat tumbuh baik di daerah khatulistiwa, di
daerah tepi pantai dan sepanjang aliran sungai pada ketinggian 300-700 m di
atas permukaan laut (Tjitrosoepomo, 2000).
5. Pati Ubi (Amilum manihot)
Batang tanaman ubi kayu berkayu, beruas-ruas, dan panjang, yang
ketinggiannya dapat mencapai 3 meter atau lebih. Warna batang bervariasi,
tergantung kulit luar, tetapi batang yang masih muda pada umumnya berwarna
hijau dan setelah tua berubah menjadi keputih-putihan, kelabu, hijau kelabu,
atau coklat abu. Empulur batang berwarna putih, lunak, dan strukturnya empuk
seperti gabus. Daun ubi kayu mempunyai susunan berurat menjari dengan
canggap 5-9 helai. Ubi yang terbentuk merupakan akar yang berubah bentuk
dan fungsinya sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan. Bentuk ubi
biasanya bulat memanjang, daging ubi mengandung zat pati, berwarna putih
gelap atau kuning gelap, dan tiap tanaman dapat menghasilkan 5-10 ubi
(Rukmana, 1997).
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
10
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Identifikasi Amilum Secara Kimiawi
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO
NO. SAMPEL SEBELUMPENAMBAHAN
IODIN (I2)
SETELAHPENAMBAHAN
IODIN (I2)
SETELAH
PEMANASAN
1 Pati beras(Amylum oryzae)
Putih Biru Putih Keruh
2 Pati ubi (Amylum manihot)
Putih Biru Putih Kekuningan
3 Pati jagung(Amylum maydis)
Putih Biru Putih Kekuningan
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
11
4 Pati kentang(Amylum solani)
Putih Biru Keruh Hitam Keruh
5 Pati sagu (Amylum
metroxylon)
BiruPutih Keruh
b. Identifikasi Amilum Secara Mikroskopi
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IILABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO
NO. SAMPEL GAMBAR KETERANGAN
1.Pati beras
(Amylum oryzae)1
1. Butiran tunggal, bulat
2. Hilus
2.Pati ubi
(Amylum manihot) 1
1. Butiran tunggal, agak bulat, bersegi banyak
2. Hilus
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
Putih
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
12
3.Pati jagung
(Amylum maydis)
1. Butiran agak bulat, bersudut, atau bulat telur
2. Hilus
4. Pati kentang (Amylum solani)
1. Butiran bulat telur
2. Hilus
5.Pati sagu (Amylum
metroxylon)
1. Butiran tunggal, oval, bulat, atau bersegi banyak
2. Hilus
2. Pembahasan
Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud
bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilum sering disebut juga dengan
sebutan pati. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting. Amilum mempunyai rumus molekul (C6H10O5)n, densitas 1.5 g/cm3.
Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila suspensi dalam air
dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang kental, memberikan warna
ungu pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam
sehingga menghasilkan glukosa.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin,
dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera)
sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Pati atau amilum berbentuk
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
13
butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50 nm,
banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang
merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai jenis
umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.
Percobaan ini dilakukan identifikasi terhadap amilum dari segi mikroskopis
dan secara kimiawi. Secara mikroskopis bertujuan untuk mengetahui bentuk
dan tipe amilum pada masing-masing sampel. Identifikasi ini dilakukan dengan
mengamati serbuk pati yang telah diberi air menggunakan mikroskop.
Sedangkan secara kimiawi, bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya
karbohidrat dalam amilum masing-masing sampel. Sampel yang diidentifikasi
amilumnya adalah amilum jagung (Amylum maydis), padi (Amylum orizae), sagu
(Amylum metroxylon), ubi (Amylum manihot) dan kentang (Amylum solani).
Identifikasi secara mikroskopis dilakukan dengan membasahi serbuk pati
pada object glass dan ditutup dengan deck glass kemudian diamati
menggunakan mikroskop. Hasil pengamatan diketahui bahwa amilum jagung
memiliki butir bersegi banyak dengan jumlah hilus tunggal atau majemuk yang
berbentuk bulat telur. Tipe hilusnya adalah kosentris dan tidak terlihat jelas.
Tidak tedapat lamella. Pada amilum jagung asli terdapat lebih banyak butir
amilum dibanding amilum jagung yang diproduksi pabrik. Pada amilum kentang
butir amilum ada yang tunggal dengan bentuk tidak beraturan atau bulat telur
dan butir majemuk jarang yang terdiri 2-4 hilus pada satu butir amilum. Hilus
berupa titik pada ujung yang sempit (eksentris) dan lamella konsentris jelas.
Pada amilum beras/padi, butir amilumnya bersegi banyak, tunggal atau
majemuk dengan bentuk bulat. Hilus berada di tengah (kosentris) tidak terlihat
jelas, tidak ada lamella konsentris. Pada amilum beras asli terlihat butiran
amilum yang lebih besar dibanding amilum beras yang diproduksi pabrik. Pada
amilum sagu, butirannya bulat atau butir telur, tunggal. Amilumnya bertipe
kosentrik, terdapat hilus dan lamela, namun hilus dan lamelanya tidak terlalu
jelas kelihatan.
Identifikasi secara kimiawi, serbuk pati sampel dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan dilarutkan dengan akuades. Larutan amilum kemudian
ditambahkan beberapa tetes larutan Iodium (I2). Penambahan ini berfungsi
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
14
untuk mengidentifikasi ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam amilum
sampel. Parameter adanya karbohidrat ditandai dengan perubahan warna
larutan menjadi biru hingga biru kehitaman. Semakin banyak kandungan
karbohidrat dalam amilum, maka warnanya semakin biru kehitaman. Timbulnya
warna ini disebabkan karena terbentuknya kompleks antara amilum pada
sampel dengan iodium yang menyebabkan warna larutan yang mengandung
karbohidrat berubah menjadi biru.
Fungsi amilum dalam bidang farmasi tergolong banyak dan penting,
sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi
bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara
suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap
keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan
sebagai basis untuk supositoria.
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
15
F. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah identifikasi amilum dapat dilakukan
dua pengujian yaitu secara kimiawi dan mikroskopik. Uji secara kimiawi yaitu
mendeteksi kandungan amilum dengan proses kimiawi penambahan I2 dan
pemanasan sedangkan secara mikroskopik yaitu dilakukan dengan mengamati
serbuk pati yang telah diberi air menggunakan mikroskop untuk mengetahui
adanya hilus dan bentuk amilumnya.
2. Saran
Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya saat mengamati amilum
dibawah mikroskop, sebaiknya medium yang digunakan jangan terlalu banyak,
karena akan mempengaruhi penampang yang diamati. Jika terlalu banyak
medium, globul air akan mempersulit kita untuk mengamati hilus dan lamella
yang terbentuk.
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
16
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya : Jakarta.
Febrianti, S., Hermin, S., dan Atikah. 2013. Penentuan Kadar Iodida Secara Spektrofotometri Berdasarkan Pembentukan Kompleks Amilum-Iodium Menggunakan Oksidator Iodat. Kimia.Student Journal, Vol. 1(1).
Hargono. 2015. Pemanfaatan Umbi Gadung Beracun (Dioscorea hispida) sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol untuk Bahan Bakar Kompor Rumah Tangga: Perancangan Distilasi Satu Tahap. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”.
Herawati, H. 2011. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna Sebagai Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian ,Vol. 30(1).
Lukman, A., Deni, A., Noveri, R., dan Nani Suhaeni. 2013. Pembuatan dan Uji Sifat Fisikokimia Pati Beras Ketan Kampar yang Dipragelatinasi. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, Vol. 1(2).
Priyanta, R. B. S., Cokorda, I. S. A., dan I G.N. Jemmy A. P. 2009. Sifat Fisik Granul Amilum Jagung Yang Dimodifikasi Secara Enzimatis Dengan Lactobacilus acidophilus Pada Berbagai Waktu Fermentasi.
Purwono dan Budi, H. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Seri Agribisnis : Bogor.
Setiadi. 2009. Budi Daya Kentang. Swadaya : Jakarta.
Suprapti, L. 2005. Tepung Tapioka. Kanisius : Yogyakarta.
Susiana, E., Tesri, M., dan Mansyurdin. 2013. Analisis Morfologi Granula Pati dan Kristal Pada Beberapa Jenis Talas. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.), Vol. 2(4).
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017
FARMAKOGNOSI II
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopik
17
Tjitrosoepomo, Gembong. 2000. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Madha University Press : Yogyakarta.
ISMAR WULAN RIFKA HARDIANTI O1A1 14 017