Download docx - Field Studyyyyy

Transcript
Page 1: Field Studyyyyy

Lembar Pengesahan

Makalah dengan judul:

Evaluasi Program KIA dan KB

Puskesmas Sukmajaya

Ketua

(M. Abby Wicaksono)

111.0211.087

Telah diperiksa dan di setujui oleh :

DOKTER PEMBIMBING

Jakarta, 19 Juni 2012

( Dr. Sriwahyuningsih )

1 | P a g e

Page 2: Field Studyyyyy

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Karena atas izin dan kepastian ilmu-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Field

Study ini dengan lancar dan tanpa adanya hambatan apapun. Serta ucapan terimakasih kami

haturkan untuk dosen pembimbing kami, dr. Sriwahyunigsih yang selalu setia untuk

memberikan masukan serta saran untuk pembuatan makalah ini.

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui,

menjelaskan dan menggambarkan tentang ruang lingkup dari Puskesmas Sukmajaya.

Kami mengharapkan dengan makalah yang kami susun ini, dapat mewakilkan dari

kesuluruhan materikuliah program yang telah diajarkan. Akhir kata kami menyadari bahwa

dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini masih sangat banyak kekurangannya, karena

itu kami menerima segala masukan dan tambahan-tambahan yang sekiranya dapat

memperbaiki dalam penyusunan dan pembuatan makalah-makalah yang berikutnya.

Jakarta , 17 Juni 2011

Tim Penulis

2 | P a g e

Page 3: Field Studyyyyy

DAFTAR ISI

halaman

Lembar Pengesahan ................................................................... 1

Kata Pengantar............................................................................. 2

Daftar Isi....................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN

I. Latar Belakang …………………….....…………….. 5

II. Tujuan ………………………………….....…………. 6

a. Tujuan Umum.......................................... 6

b. Tujuan Khusus........................................ 6

c. Masalah................................................... 6

d. Manfaat................................................... 7

BAB II : TUJUAN PUSTAKA

A. Fungsi dari PUSKESKMAS ………………….....… 8

B. Visi..............……………………………………....… 8

C. Misi ......…………………………………………....... 8

D. Motto.....…………………………………….....……. 9

E. Program Kerja…………………………………....… 9

F. Sistem Pembiayan..……………...……………...... 11

G. Gambaran Geografis..………………………....…. 12

H. Denah PUSKESMAS....……….………………….. 13

I. Sumber Daya Alam (SDM).....……………………. 14

J. Struktur Organisasi ......…….. …………………….. 14

BAB III : PENYAJIAN DATA

A. CHOP.......................................…………………. 16

B. CRP..........................…………………………….. 23

C. BHP..............................................……………… 39

3 | P a g e

Page 4: Field Studyyyyy

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah ……….…………………….. 41

B. Menetapkan Daftar Masalah………….......…..… 42

C. Prioritas Masalah.................………….......…..… 42

D. Kerangka Konsep Masalah................................ 43

E. Estimasi Penyebab Masalah………….........…… 44

F. Alternatif Penyelesaian Masalah........................ 45

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.............…………………………..….. 48

B. Saran..........................................……………..… 48

Daftar Pustaka.............................................................................. 50

4 | P a g e

Page 5: Field Studyyyyy

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam kurun waktu tiga dasawarsa, Program KB Nasional telah mencapai

keberhasilan yang cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan semakin diterimanya

norma keluarga sebagai bagian dari tata kehidupan masyarakat yang tercermin dari

semakin meningkatnya angka kesertaan ber-KB, mengecilnya rata-rata jumlah anak yang

dimiliki keluarga, menurunnya angka kematian ibu, bayi, dan anak, serta menurunnya

angka pertumbuhan penduduk. Berdasarkan hasil sensus penduduk 1990 dan 2000 jumlah

penduduk Indonesia adalah sebesar 179,4 Juta (1990) dan 206,2 juta jiwa (2000), dengan

laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% pada periode 1990 – 2000 atau lebih rendah

dari laju pertumbuhan penduduk periode 1970 – 1980 (2,32%) dan periode 1980 – 1990

(1,97%).

Tahun 1990 – 1991, Departemen Kesehatan dibantu WHO, UNICEF, dan

UNDP melaksanakan assesment safe motherhood. Suatu hasil dari kegiatan ini adalah

Rekomendasi Rencana Kegiatan Lima Tahun. Departemen kesehatan menerapkan

rekomendasi tersebut dalam bentuk strategi operasional untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu (AKI). Sasarannya adalah menurunkan AKI dari 450 per 100.000

kelahiran hidup pada 1986, menjadi 225 pada tahun 2000.

Masalah kematian ibu adalah masalah yang kompleks, meliputi hal-hal

nonteknis seperti status wanita dan pendidikan. Walaupun masalah tersebut perlu

diperbaiki sejak awal, namun kurang realistis bila mengharapkan perubahan drastis dalam

tempo singkat.

Upaya safe motherhood dinyatakan sebagai empat pilar safe mohterhood,

salah satunya adalah Keluarga berencana, yang memastikan bahwa setiap orang/pasangan

mempunyai akses keinformasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang

tepat untuk kehamilan jarak kehamilan dan jumlah anak.

5 | P a g e

Page 6: Field Studyyyyy

Keluarga berencana merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah

mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari

kehamilan resiko tinggi. Keluarga berencana tidak dapat menjamin kesehatan ibu dan

anak, tetapi dengan melindungi keluarga terhadap kehamilan resiko tinggi, KB dapat

menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka kesehatan.

II. Masalah

Pembangunan kesehatan saat ini mempunyai visi memenuhi MDGs, yaitu

memberikan jaminan bagi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya, Target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan keluarga berencana adalah

sebesar 70%.

Maka perlu dilakukan penilaian pelaksanaan program PWS KIA, KB, sejauh

mana keberhasilan program- program tersebut dan faktor apa saja yang mempengaruhi

keberhasilan program tersebut di tingkat kecamatan.

III. Tujuan

a. Tujuan Umum

Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kami sebagai mahasiswa

Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta semester 2 khususnya dalam

mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi data dan informasi tentang

administrasi kesehatan masyarakat yang diterapkan di PUSKESMAS khususnya

program KIA/KB

b. Tujuan Khusus

- Agar kami sebagai mahasiswa dapat menerapkan dan

mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan yang telah didapat di

fakultas.

- Untuk melatih kemampuan komunikasi efektif, berinteraksi dan

bersosialisasi dengan tenaga kesehatan.

- Agar dapat memahami langkah-langkah dalam pengumpulan,

pengolahan serta interpretasi data.

6 | P a g e

Page 7: Field Studyyyyy

- Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam tentang administrasi

kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi yang diterapkan

di PUSKESMAS.

- Penerapan kesinambungan perilaku profesional kami (mahasiswa)

sebagai tindakan yang mengikuti standar teknik atau etik suatu

profesi yang dapat dipercaya, kompeten, bertindak dengan integritas,

penuh perhatian, empati, sopan, dapat diandalkan, kooperatif, dan

punya komitmen di masyarakat

- Melatih kemampuan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan

masyarakat.

IV. Manfaat

Bagi Mahasiswa :

Sebagai penerapan ilmu dan teori yang sudah didapatkan dari pendidikan dan

menambah wawasan serta pengalaman mengenai gambaran program pelaksanaan

pengawasan KIA – KB di Puskesmas Sukmajaya, Depok.

Pengalaman untuk berinteraksi dan bersosialisaasi dengan masyarakat.

Melatih kemampuan komunikasi efektif, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan

tenaga kesehatan.

Bagi Puskesmas Sukmajaya, Depok :

Mengetahui masalah dalam pelaksanaan program pengawasan KIA – KB di

Puskesmas Sukmajaya beserta penyebab masalah yang menyertainya

Mendapat masukan mengenai cara menyelesaikan masalah bagi pelaksanaan

pengawasan KIA – KB di Puskesmas Sukmajaya

7 | P a g e

Page 8: Field Studyyyyy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Fungsi dari Puskesmas

o Sebagai Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

o Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

o Sebagai Pusat Pelayanan kesehatan Strata Pertama :

Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pelayanan Kesehatan Masyarakat

B. Visi

Di dalam mengemban tugasnya untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal, serta

mendukung visi kota Depok “TERWUJUDNYA KOTA DEPOK YANG MAJU DAN SEJAHTERA”

maka Puskesmas Sukmajaya menetapkan visi “PUSKESMAS TERBAIK DI JAWA BARAT”.

C. Misi

Untuk mewujudkan capaian visi Puskesmas Sukmajaya yang telahdijabarkan, maka

disusun misi sebagai berikut :

1. Menggerakan pembangunan yang berwawasan Kesehatan

2. Memberdayakan semua potensi yang ada

3. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas

4. Menciptakan Puskesmas Idaman (Indah, Aman dan Nyaman)

5. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

8 | P a g e

Page 9: Field Studyyyyy

D. Motto

Motto Puskesmas Sukmajaya adalah “KESEHATAN”, yang merupakan kepanjangan

dari :

Kompetensi Teknis

Efektifitas

KeSinambungan

Efisiensi

Hubungan Interpersonal

Aman

Terjangkau

NyamAN

E. Program Kerja

Program Kegiatan Dasar yang terdapat di Puskesmas Sukmajaya adalah sebagai berikut:

1. Upaya Kesehatan Wajib

Ditetapkan berdasarkan komitmen global, nasional dan regional yang mempunyai

daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan, terdiri dari :

a. Upaya Promosi Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lingkungan

c. Upaya KIA & KB

d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

e. Upaya P2M (Pencegahan Penyakit Menular)

f. Upaya Pengobatan

9 | P a g e

Page 10: Field Studyyyyy

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Ditetapkan berdasarkan masalah kesehatan di masyarakat& disesuaikan

dengan kemampuan Puskesmas apabila Upaya Kesehatan Wajib telah dilakukan

secara optimal, dalam arti target cakupan serta mutu pelayanan telah tercapai, terdiri

dari :

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

c. Upaya Kesehatan Jiwa

d. Upaya Kesehatan Mata

e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Selain mempunyai tugas yang dilakukan dengan dua upaya diatas, Puskesmas

juga mempunyai beberapa fungsi. Dalam melaksanakan fungsinya terdapat beberapa

proses yang harus dilakukan oleh Puskesmas, diantaranya adalah :

Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam

rangka menolong dirinya sendiri.

Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien.

Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis

maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan

tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

program Puskesmas.

Selain terdapat Program Kegiatan Dasar, di Puskesmas Sukmajaya juga terdapat

Program Pengembangan yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas, yaitu :

1. Klinik Terpadu (Klinik Sanitasi, Klinik Gizi dan P2 TB Paru)

2. Klinik SANTUN LANSIA

3. Klinik Psikologi (Fakultas Psikologi UI)

4. Klinik Bersalin

5. Klinik Harm Reduction (HCP1)

6. Program MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)

10 | P a g e

Page 11: Field Studyyyyy

7. Panti Pemulihan Gizi

8. Laboratorium

9. Klinik Methadon (Terapi Pemulihan Sabu)

Terdapat juga Program Kegiatan Puskesmas yang dilakukan di luar gedung, yaitu:

1. Puskesmas keliling

2. Posyandu

3. Posbindu

4. UKS/UKGS

5. RW Siaga

6. Sistem Rujukan

7. Pengelolaan Limbah bekerja sama dengan Pihak Swasta

F. Sistem Pembiayaaan

Pembiayaan pada puskesmas berasal dari pusat/propinsi dan dari kabupaten/kota

berdasarkan APBD. Sistem pembiayaan puskesmas yang ada dalam masyarakat berasal

dari Jamkesmas/Jamkesda, Umum, dan Askes.

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Keshatan

Daerah( Jamkesda) diperuntukkan terutama bagi warga-warga/ masyarakat dengan tingkat

ekonomi rendah atau biasa yang kita sebut gakin(keluarga miskin).

Sedangkan bagi pelayanan umum, bagi warga yang cukup mampu ekonominya,

pelayanan umum ini dikenakan biaya Rp 2000 di puskesmas, jumlah yang dibayarkan

tergantung pelayanan apa saja yang dikunjungi.

11 | P a g e

Page 12: Field Studyyyyy

G. Gambaran Geografis

Puskesmas Sukmajaya berdiri pada tahun 1981 di lingkungan Kelurahan

Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya, Jl. Arjuna Raya No. 1 Depok II Tengah Kota Depok.

Puskesmas berdiri diatas sebidang tanah seluas 2060 m2, dengan luas bangunan sekitar

216 m2.

Puskesmas Sukmajaya berubah menjadi UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya

pada tanggal 3 Agustus 2010. Puskesmas Sukmajaya memiliki cakupan wilayah kerja

seluas 55.14 km2 atau 27.53 % dari luas kota Depok. Adapun Wilayah kerja puskesmas

Sukmajaya meliputi Kelurahan Mekarjaya dan Kelurahan Tirtajaya, dengan kelurahan

terdekat berjarak 1 Km (Kelurahan Mekarjaya) dan jarak kelurahan terjauh 5 Km

(Kelurahan Tirtajaya).

Apabila dilihat dari letak wilayah kerjanya, puskesmas Sukmajaya berbatasan

dengan:

1. Sebelah Utara : Kelurahan Pondok Cina

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Kalimulya dan Cilodong serta Sukmajaya

3. Sebelah Barat : Kelurahan Kemiri Muka dan Depok

4. Sebelah Timur : Kelurahan Abadijaya dan Bhaktijaya

a) Jumlah Penduduk : 63.481 Jiwa

b) Jumlah RW : 39 RW

c) Jumlah RW Siaga : 39 RW

d) Jumlah Posyandu : 37 Posyandu

e) Jumlah Posbindu : 21 Posbindu

12 | P a g e

Page 13: Field Studyyyyy

H. Denah Puskesmas Sukmajaya

13 | P a g e

Page 14: Field Studyyyyy

I. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di Puskesmas Sukajaya adalah sebagai

berikut :

1. Dokter Umum : 6 orang

2. Dokter Gigi : 2 orang

3. Perawat : 5 orang

4. Perawat Gigi : 1 orang

5. Bidan : 8 orang

6. Ahli Gizi : 2 orang

7. Apoteker : 1 orang

8. Asisten Apoteker : 1 orang

9. Analisis Kesehatan : 1 orang

10. Sarjana Kesehatan : 2 orang

11. Non Kesehatan : 8 orang

Jumlah : 37 orang

J. Struktur Organisasi

14 | P a g e

Page 15: Field Studyyyyy

15 | P a g e

Page 16: Field Studyyyyy

BAB III

PENYAJIAN DATA

CHOP

Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB (Keluarga Berencana) meliputi

pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga

berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita.

Pemantauan dan pengawasan program KIA dan KB ini disebut PWSKIA atau

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. PWSKIA untuk melakukan

pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan

tindak lanjut yang cepat dan tepat.

Tujuan PWSKIA

1. Umum 

Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas,

melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.

2. Khusus 

a. Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator secara teratur

(bulanan) dan terus menerus.

b. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.

c. Menilai kesenjangan antara target dengan pencapaian.

d. Menentukan urutan daerah prioritas yang akan ditangani secara intensif.

e. Membangkitkan peran pamong dalam menggerakkan sasaran dan mobilisasi

sumber daya.

16 | P a g e

Page 17: Field Studyyyyy

Program yang dipantau oleh PWSKIA

1. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar pelayanan

antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).

Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum

dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum

dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).

Terdiri atas:

1. Timbang berat badan dan ukur Tinggi badan

2. Ukur Tekanan darah

3. Ukur Tinggi fundus uteri

4. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

bila diperlukan

5. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

6. Test laboratorium (rutin dan khusus)

7. Tata laksana kasus

8. Temu wicara (konseling).

Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin, protein urine, gula

darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah prevalensi tinggi dan atau

kelompok perilaku ber-risiko ; dilakukan terhadap HIV, sifilis, malaria, kecacingan dan

thalasemia.

Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut layak apabila

dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar ”7T” tersebut. Ditetapkan pula

bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan

distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut :

a. Minimal 1 kali pada triwulan pertama.

b. Minimal 1 kali pada triwulan kedua.

c. Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

17 | P a g e

Page 18: Field Studyyyyy

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Untuk deteksi dini komplikasi ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan

terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali

dengan distribusi waktu, yaitu: 

a. Kunjungan nifas pertama (KF1) pada masa 6 jam setelah persalinan sampai

dengan 7 hari.

b. Kunjungan nifas ke dua (KF2) dalam waktu 2 minggu setelah persalinan.

c. Kunjungan nifas ke tiga mm(KF3) dalam waktu 6 minggu setelah persalinan.

Pelayanan yang diberikan adalah :

i) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.

ii) Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).

iii) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.

iv) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.

v) Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali (2 x 24 jam)

vi) Pelayanan KB pasca persalinan 

3. Pertolongan Persalinan

Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pencegahan infeksi

b. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar

c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi.

d. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). 

e. Memberikan pada bayi baru lahir : Vit K 1, salep mata dan imunisasi Hepatitis B

(Hep B).

4. Deteksi Dini dan penanganan risiko/komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir.

Penjaringan dini kehamilan berisiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menemukan ibu hamil dengan risiko/komplikasi kebidanan.

Faktor risiko pada ibu hamil adalah :

a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

b. Anak lebih dari 4.

c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan skarang kurang dari 2 tahun.

18 | P a g e

Page 19: Field Studyyyyy

d. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,

atau gizi buruk

e. Anemia

f. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan

tulang belakang

g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini

h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: Tuberkulosis, Kelainan

jantung-ginjal-hati, Psikosis, Kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik

Lupus Eritematosus dll), Tumor.

i. Riwayat kehamilan buruk: Keguguran berulang, Kehamilan Ektopik Terganggu,

Mola Hidatidosa, Ketuban Pecah Dini, Bayi dengan cacat congenital

j. Riwayat persalinan berisiko: Persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksi vakum/

forceps

k. Riwayat nifas berisiko: Perdarahan pasca persalinan, Infeksi masa nifas,

Psikosis post partum (post partum blues)

l. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat

cacat.

5. Penanganan Komplikasi Kebidanan

Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam

sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan .Untuk meningkatkan

cakupan dan kualitas penanganan komplikasi kebidanan, maka diperlukan adanya

fasilititas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan pelayanan dan neonatal

emergensi secara berjenjang mulai dari bidan, puskesmas sampai rumah sakit 24

jam. Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas meliputi pelayanan yang

terdiri dari atas: 

1. Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas.

2. Pencegahan dan penanganan Hipertensi dalam Kehamilan (pre-eklampsi dan

eklampsi)

3. Pencegahan dan penanganan infeksi.

4. Penanganan partus lama/macet.

5. Penanganan abortus.

19 | P a g e

Page 20: Field Studyyyyy

Sedangkan pelayanan meliputi :

1. Pencegahan dan penanganan asfiksia.

2. Pencegahan dan penanganan hipotermia.

3. Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR).

4. Pencegahan dan penanganan infeksi, kejang, ikterus ringan sampai sedang

5. Pencegahan dan penanganan gangguan minum.

6. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan

kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi atau

bayi mengalami masalah kesehatan.

Risiko terbesar kematian Bayi Baru Lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,

minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Pelayanan kesehatan neonatal

dasar menggunakan pendekatan komprehensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda

yang dilaksanakan oleh bidan ataupun perawat, meliputi sebagai berikut:

a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare,

berat badan rendah.

b. Perawatan tali pusat

c. Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada saat lahir

d. Imunisasi Hep B bila belum diberikan pada saat lahir

e. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,

pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah

dengan menggunakan Buku KIA

f. Penanganan dan rujukan kasus

Pelayanan kesehatan (bayi berumur 0 – 28 hari) dilaksanakan oleh dokter

spesialis anak/dokter/bidan/ perawat terlatih, baik di fasilitas kesehatan maupun

melalui kunjungan rumah.

Setiap harus diberikan pelayanan kesehatan sedikitnya dua kali pada minggu

pertama, dan satu kali pada minggu kedua setelah lahir.Pelaksanaan pelayanan

kesehatan: 

a. Kunjungan Neonatal hari ke-1 (KN 1): 

20 | P a g e

Page 21: Field Studyyyyy

a) Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan

sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan (≥ 24 jam). 

b) Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum 24

jam, maka pelayanan dilaksanakan pada 6 – 24 jam setelah lahir.

b. Kunjungan Neonatal hari ke-3 (KN 2):  Pada hari ketiga.

c. Kunjungan Neonatal minggu ke-2 (KN 3) Pada minggu kedua

7. Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan tersebut meliputi:

1) Pemberian imunisasi dasar (BCG, Polio 1-4, DPT-HB 1-3, Campak)

2) Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK)

3) Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan) 

4) Konseling ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI

5) Konseling pencegahan hipotermi dan perawatan kesehatan bayi di rumah

menggunakan Buku KIA

6) Penanganan dan rujukan kasus Pelayanan kesehatan bayi (29 hari-11 bulan)

dilaksanakan oleh dokter spesialis anak/dokter/bidan/perawat terlatih baik di

fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.

8. Pelayanan kesehatan anak balita

Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan terhadap anak yang

berumur 12 -59 bulan yang sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, ahli gizi,

masyarakat dan petugas lain, yang meliputi:

a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan yang tercatat dalam Buku

KIA/KMS, dan pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK) serta mendapat Vitamin A 2 kali dalam setahun

Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan

yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan

berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke

sarana pelayanan kesehatan

b. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik

halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan).

Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan)

maupun di luar gedung 

21 | P a g e

Page 22: Field Studyyyyy

c. Suplementasi Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) diberikan pada anak balita

minimal 2 kali pertahun.

d. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita

9. Pelayanan KB Berkualitas

Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB yang sesuai dengan standar dengan

menghormati hak individu sehingga diharapkan mampu meningkatkan derajat

kesehatan dan menurunkan tingkat fertilitas (kesuburan).

Pelayanan KB bertujuan untuk menunda, menjarangkan dan/atau menghentikan

kehamilan, dengan menggunakan metode kontrasepsi. Metode kontrasepsi meliputi:

a. KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi).

b. Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).

c. Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi).

Tata Usaha

Pelaksanaan program kesehatan reproduksi (KIA dan KB) di puskesmas dijalankan oleh beberapa komponen dalam puskesmas, seperti:

Dokter Umum : 6 Orang

Perawat : 5 Orang

Bidan : 8 Orang

Pemberdayaan masyarakat dalam Program kesehatan reproduksi

Pemberdayaan masyarakat berperan serta dalam program kesehatan reproduksi,

contohnya:

1. RW siaga, dengan RW siaga dapat dilakukan pembinaan kesehatan reproduksi pada

setiap RW

2. Posyandu

3. Posbindu

4. Pengundangan semua kader aktif & membicarakan tentang permasalahan kesehatan

reproduksi masyarakat

22 | P a g e

Page 23: Field Studyyyyy

5. Kelompok Pembina ASI, untuk lebih memperkenalkan ibu hamil dan menyusui untuk

IMD

6. Kelas ibu hamil (untuk menurunkan AKI dan AKB)

7. KPAIA

CRP

DATA DESKRIPTIF

NAMA PUSKESMAS : Puskesmas Sukmajaya

a. Jumlah Seluruh Ibu Hamil pada Tahun 2011 :

i. Mekarjaya : 2192

ii. Tirtajaya : 388

b. Jumlah Seluruh Ibu Bersalin pada Tahun 2011

iii. Mekarjaya : 2093

iv. Tirtajaya : 370

c. Jumlah Seluruh Bayi Berusia Kurang dari 1 Bulan (Neonatal) pada tahun 2011 :

v. Mekarjaya : 2093

vi. Tirtajaya : 370

d. Jumlah Seluruh Bayi (0-12 Bulan) pada Tahun 2011:

vii. Mekarjaya : 1993

viii. Tirtajaya : 352

e. Jumlah Bidan Desa/Bidan Puskesmas pada Tahun 2011: 8 orang

BUMIL BULIN NEO BAYI0

500

1000

1500

2000

2500

MEKARJAYATIRTAJAYA

23 | P a g e

Page 24: Field Studyyyyy

DATA PELAYANAN

1. Jumlah CAKUPAN K1 (Akses Pelayanan Antenatal) :

- Mekarjaya : 190 (52,37%)

- Tirtajaya : 38 (62,63%)

2. Jumlah CAKUPAN K2 :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan tentang jumlah cakupan K2.

3. Jumlah CAKUPAN K3 :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan tentang jumlah cakupan K3.

4. Jumlah CAKUPAN K4 :

- Mekarjaya : 183 (49,68%)

- Tirtajaya : 32 (52,06%)

K1 K40

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

MEKARJAYATIRTAJAYA

24 | P a g e

Page 25: Field Studyyyyy

SUKMAJAYA46%

TIRTAJAYA54%

K1

K4

SUKMAJAYATIRTAJAYA

1. Jumlah ibu hamil berisiko yang dirujuk oleh masyarakat pada tahun 2011: 94

2. Jumlah ibu hamil berisiko yang dilayani oleh tenaga kesehatan pada tahun 2011:

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah ibu hamil beresiko yang dilayani

oleh tenaga kesehatan pada tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

25 | P a g e

Page 26: Field Studyyyyy

3. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga profesional pada tahun 2011: 2132

4. Jumlah persalinan yang ditolong oleh dukun terlatih pada tahun 2011:

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah persalinan yang ditolong oleh

dukun terlatih pada tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

5. Jumlah bayi berusia kurang dari 1 bulan yang dilayani oleh tenaga kesehatan minimal 2

kali pada tahun 2011:

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah bayi berusia kurang dari 1 bulan

yang dilayanin oleh tenaga kesehatan minimal 2 kali pada tahun 2011 di Puskesmas

Sukmajaya.

PELAYANAN IBU BERSALIN

1. Jumlah kelahiran pada tahun 2011 :

Hidup : 2185

Mati : 2

Laki-laki :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kelahiran anak laki-laki pada tahun

2011 di Puskesmas Sukmajaya.

Perempuan :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kelahiran anak perempuan pada

tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

BBLR (<2500 gr) : 156

2500-3000 gr : 2029

>3000 gr :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kelahiran anak dengan berat >3000

gram pada tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

2. Jumlah persalinan pada tahun 2011 :

Dokter : 452

Bidan : 2063

Dukun terlatih :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah persalinan pada tahun 2011 yang

dibantu dengan dukun terlatih di Puskesmas Sukmajaya.

26 | P a g e

Page 27: Field Studyyyyy

Dukun tidak terlatih :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah persalinan pada tahun 2011 yang

dibantu dengan dukun tidak terlatih di Puskesmas Sukmajaya.

3. Jumlah rujukan pada tahun 2011 :

Rumah Sakit : 288

Puskesmas : 20

4. Jumlah Kematian maternal pada tahun 2011 :

Ditolong tenaga kesehatan :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian maternal pada tahun

2011 yang ditolong tenaga kesehatan di Puskesmas Sukmajaya.

Ditolong oleh dukun :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian maternal pada tahun

2011 yang ditolong oleh dukun di Puskesmas Sukmajaya.

5. Penyebab kematian :

Perdarahan :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian karena perdarahan pada

tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

Toksemia :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian karena toksemia pada

tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

Infeksi :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian karena infeksi pada

tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

Lain-lain :

PELAYANAN NIFAS:

1. Jumlah pemeriksaan bufas pada tahun 2011 :

Jumlah bufas norma : 2093

Jumlah bufas dengan komplikasi :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah bufas dengan komplikasi pada

tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

2. Jumlah bufas yang mendapat Fe pada tahun 2011:

27 | P a g e

Page 28: Field Studyyyyy

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah bufas yang mendapat Fe pada tahun

2011 di Puskesmas Sukmajaya.

3. Jumlah bufas yang mendapat Vit A : 1533

4. Jumlah ASI eksklusif :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan pelayanan nifas mengenai jumlah ASI

eksklusif pada tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

PELAYANAN NEONATUS

1. Kunjungan neonatal I (<7 hari) pada tahun 2011 : 1059

2. Neonatal (<7 hari) yang mendapat HB I :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah neonatal (<7 hari) yang mendapat HB

I pada tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

3. Kunjungan Neonatal II (7-28 hari) : 1395

4. Jumlah kematian neonatal :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian neonatal pada tahun 2011 di

Puskesmas Sukmajaya.

PELAYANAN BAYI/BALITA:

1. Jumlah bayi yang mendapatkan: (pada tahun 2011)

BCG : 2303 (98,2%)

DPT I/II/III :

ix. DPT I : 2267 (96,67%)

x. DPT II : 2230 (95,1%)

xi. DPT III : 2183 (93,09%)

Polio I/II/III/IV :

xii. Polio I : 2291 (97,7%)

xiii. Polio II : 2218 (94,63%)

xiv. Polio III : 2192 (93,48%)

xv. Polio IV : 2134 (91,0%)

Campak : 2123 (90, 53%)

Hepatitis B I/II/III : 2071 (88,32%)

28 | P a g e

Page 29: Field Studyyyyy

BCG DPT POLIO CAMPAK HEPATITIS1950

2000

2050

2100

2150

2200

2250

2300

2350

IIIIIIIV

MORTALITY RATE:

1. Jumlah kematian neonatus pada tahun 2011 :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian neonatus pada tahun 2011

di Puskesmas Sukmajaya.

2. Jumlah kematian bayi pada tahun 2011 :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian bayi pada tahun 2011 di

Puskesmas Sukmajaya.

3. Jumlah kematian anak pada tahun 2011 :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian anak pada tahun 2011 di

Puskesmas Sukmajaya.

4. Jumlah kematian ibu pada tahun 2011 :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah kematian ibu pada tahun 2011 di

Puskesmas Sukmajaya.

PELAYANAN BAGI PUS:

1. Jumlah PUS pada tahun 2011 : 32617

2. Jumlah peserta KB aktif (CU) : 23507

29 | P a g e

Page 30: Field Studyyyyy

3. Peserta KB baru :

IUD:

xvi. Mekarjaya : 2613

xvii. Tirtajaya : 357

MOP:

xviii. Mekarjaya : 79

xix. Tirtajaya : 23

MOW:

xx. Mekarjaya : 249

xxi. Tirtajaya : 39

Kondom:

xxii. Mekarjaya : 344

xxiii. Tirtajaya : 6

Implant:

xxiv. Mekarjaya : 95

xxv. Tirtajaya : 7

Suntik:

xxvi. Mekarjaya : 1901

xxvii. Tirtajaya : 612

Pil:

xxviii. Mekarjaya : 1853

xxix. Tirtajaya : 362

Jumlah Rujukan :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah rujukan pada peserta KB baru

tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

30 | P a g e

Page 31: Field Studyyyyy

IUD MOP MOW KONDOM IMPLANT SUNTIK PIL0

500

1000

1500

2000

2500

3000

MEKARJAYATIRTAJAYA

LAIN-LAIN:

Jumlah dukun yang ada pada tahun 2011:

Terlatih :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah dukun yang terlatih pada tahun

2011 di Puskesmas Sukmajaya.

Tidak terlatih :

Tidak ada keterangan/data yang menjelaskan jumlah dukun yang tidak terlatih pada

tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya.

Data Primer Puskesmas

Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)

Cakupan Kunjungan ibu hamil dihitung berdasarkan rumus:

Kumulatif K4

X 100 % =

Sasaran target (BUMIL)

Tabel Angka cakupan kunjungan ibu hamil

31 | P a g e

Page 32: Field Studyyyyy

No. KelurahanJumlah Sasaran K4

BUMIL BUTEKI BULIN NEO BAYI Kumulatif % Cakupan1 Mekarjaya 2192 3986 2093 2093 1993 1089 46.982 Tirtajaya 388 703 370 370 352 202 52.06

  Jumlah 2580 4689 2463 2463 2345 1291 50.03

perbandingan jumlah ibu hamil dan angka kumulatif

Cakupan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Angka cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

BulanJumlah Persalinan pada Tahun 2011

Persalinan Ditolong Persalinan DirujukDokter Bidan RS Puskesmas

Januari 16 159 19 3Februari 13 146 13 1Maret 15 147 15  April 13 156 13  Mei 17 138 17 2Juni 30 170 30 4Juli 33 172 33 3Agustus 24 172 13 1September 27 213 8  Oktober 30 216 46 4November 36 216 36  

Desember 42 158 32 2Jumlah 296 2063 275 20

32 | P a g e

Page 33: Field Studyyyyy

Menghitung Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga Kesehatan:

Jumlah Persalinan(pencapaian) 2359

x 100 % = x 100 % = 91.46 %

Bumil(sasaran) 2579

Cakupan Pelayanan nifas

Cakupan Pelayanan Nifas dihitung berdasarkan rumus:

Kumulatif KF3

X 100 % =

Sasaran target (BUMIL)

Angka cakupan pelayanan nifas

No. KelurahanJumlah Sasaran KF3

BUMIL BUTEKI BULIN NEO BAYI Kumulatif % Cakupan1 Mekarjaya 2192 3986 2093 2093 1993 952 43.432 Tirtajaya 388 703 370 370 352 116 29.90

33 | P a g e

Januari

Febru

ari

Maret

April MeiJuni

Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

November

Desember

0

50

100

150

200

250

Jumlah Persalinan Tahun 2011

Jumlah Persalinan pada Tahun 2011 Persalinan Ditolong DokterJumlah Persalinan pada Tahun 2011 Persalinan Ditolong BidanJumlah Persalinan pada Tahun 2011 Persalinan Dirujuk RSJumlah Persalinan pada Tahun 2011 Persalinan Dirujuk Puskesmas

Page 34: Field Studyyyyy

  Jumlah 2580 4689 2463 2463 2345 1068 36.66

Grafik angka kumpulatif dari pencapaian pelayanan nifas

Cakupan Kunjungan bayi

Cakupan Kunjungan bayi dihitung berdasarkan rumus:

Kumulatif KN1

X 100 % =

Sasaran target (BUMIL)

Tabel 8 Angka cakupan kunjungan bayi (KN1)

No.

KelurahanJumlah Sasaran KN1

BUMIL

BUTEKI

BULIN NEO BAYI Kumulatif

Cakupan(%)

1 Mekarjaya 2192 3986 2093 2093 1993 1059 50.602 Tirtajaya 388 703 370 370 352 165 44.59

  Jumlah 2580 4689 2463 2463 2345 1224 47.60

34 | P a g e

Page 35: Field Studyyyyy

Angka cakupan kunjungan bayi (KN1)

Kumulatif KN Lengkap X 100 % =

Sasaran target (BUMIL)

Angka cakupan kunjungan bayi (KN Lengkap)

No.

KelurahanJumlah Sasaran KN Lengkap

BUMIL

BUTEKI

BULIN NEO

BAYI Kumulatif % Cakupan

1 Mekarjaya 2192 3986 2093 2093 1993 952 45.482 Tirtajaya 388 703 370 370 352 118 31.89

  Jumlah 2580 4689 2463 2463 2345 1070 38.69

35 | P a g e

Page 36: Field Studyyyyy

Angka kumulatif kunjungan bayi (KN Lengkap)

Penanganan komplikasi obstetrik

Menghitung cakupan Pelayanan komplikasi obstetric

Jumlah pelayanan komplikasi x 100 % =

20% x jumlah ibu hamil

Cakupan Imunisasi Puskesmas

Cakupan Imunisasi puskesmas dihitung berdasarkan rumus:

Jumlah Imunisasi (pencapaian) X 100% = 94.19 %

Bayi (sasaran)Penjaringan kesehatan anak sekolah dasar

Jumlah pencapaian anak SD x 100 % = 1260 x 100% = 100%Jumlah sasaran anak sekolah dasar 1260

BOK

Sukmajaya

Alokasa dana 2011 = Rp.76.500.000

Rencana kegiatan = A - Terserap Rp. 8.500.000 (8,94%)

36 | P a g e

Page 37: Field Studyyyyy

B - kegiatan menggunakan data BOK

- PIN POLIO/Campak Rp.6.300.000

- Kegiatab BL maret Rp.2.550.000

KIA/KB

Kematian neonatal = 2

Bayi hidup = 2185

Bayi lahir mati = 2

Bayi lahir = <2500kg

KN I = 2183 KNII = 2064

KN lengkap = 1984

Neonatal di rujuk = 2

KB = IUD : 209, Suntik:541, Pil: 198, implan : 71

Kunj bumil (K1) = 2344

Kunj bumil (k4) = 2441

Bumil komplikasi = 254

Komplikasi yang tertangani = 140

Bumil yang di rujuk = 94

Bulin komplikasi = 116

Bulin di rujuk = 990

Persalinan oleh nakes = 2132

Retribusi

Target retribusi 2011 = Rp. 210.000.000

Pencapaian 2011 = Rp. 202436.000 (96,39%)

Cakupan imunisasi

BCG = 2103

HEP B = 2071

37 | P a g e

Page 38: Field Studyyyyy

DPT HB I = 2267

DPT HB II = 2230

DPT HB III = 213

POLIO I = 2291

POLIO II = 2218

POLIO III = 2192

POLIO IV =2134

CAMPAK = 2123

Kegiatan gizi PKM Sukmajaya

Bayi dan balita =

-D/S : 98,3 %

-N/S : 79,4 %

-K/S : 100 %

-N/D : 84,7 %

Gizi buruk = 39

Anak Sekolah

-SMP/SMA : 700

-Balita : 12

-KEK : 40

VIT A

-BAYI : 2006

-Balita : 9190

-Ibu nifas : 1533

38 | P a g e

Page 39: Field Studyyyyy

BHP

Hasil wawancara kelompok kami dengan salah seorang ibu yang anaknya dirawat di

Puskesmas Sukmajaya adala sebagai berikut:

- Seorang Ibu bernama Siti (nama disamarkan) berusia 29 tahun dan anaknya bernama

Silla berusia 1 tahun. Silla mendapatkan perawatan inap secara gratis di puskesmas

tersebut karena menderita gizi buruk. Silla sudah dirawat selama 2 minggu, akan

tetapi di diagnosis gizi buruk sejak 7 bulan yang lalu dan disarankan untuk berobat

jalan disalah satu rumah sakit. Dikarenakan kondisi Silla yang belum membaik

akhirnya pihak puskesmas yang mengunjungi rumah Ibu Siti menyarankan agar Silla

di rawat inapkan di Puskesmas Sukmajaya.

- Setelah menjalani perawatan selama 2 minggu Silla mendapati kenaikan berat badan

dari 5,4 kg menjadi 6,2 kg. Ibu Siti mengaku sangat senang dengan hal itu dan melihat

anaknya yang lebih segar dan ceria serta lebih aktif ditambah perut buncitnya yang

semakin mengecil. Ibu Siti juga merasakan pelayanan yang memuaskan di Puskesmas

Sukmajaya tersebut. Selain pengobatan yang diberikan kepada Silla.

- Ibu Siti mengatakan bahwa dari pihak Puskesmas juga memeriksa lendir semua

anggota keluarga dikarenakan suaminya menderita TBC/TB Paru dan itu merupakan

salah satu program Puskesmas Sukmajaya sebagai bentuk pencegahan terhadap

penularan TB Paru itu karena di khawatirkan Silla yang menderita Flek juga tertular

dari ayahnya itu. Ibu Siti mengaku tidak ada masalah dalam persalinan sewaktu

melahirkan Silla.

Penilaian dan refleksi diri terhadap wawancara pasien dan keluarganya :

- Melihat keadaan Silla yang tubuhnya sangat kecil serta perutnya yang buncit,

siapapun akan merasa sedih dan kasihan. Akan tetapi mendengar Ibu Siti yang penuh

kebahagian saat bagaimana anaknya mengalami peningkatan berat badan dan kondisi

yang jauh lebih membaik kami pun ikut merasakan senang. Silla yang aktif bergerak

walaupun tubuhnya kecil membuat rasa kebahagian bagi sang Ibu dan kami yang

mendengar serta menyaksikannya.

39 | P a g e

Page 40: Field Studyyyyy

- Di sisi lain, kami pun merasa bangga kepada Puskesmas Sukmajaya yang telah

membantu masyarakat yang tidak mampu mengatasi masalah kesehatan yang mereka

alami baik dalam memberikan pengobatan maupun program-program diluar

pengobatan.

40 | P a g e

Page 41: Field Studyyyyy

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Identifikasi masalah

Indikator cakupan Program KIA Puskesmas

Program Indikator Cakupan

Kunjungan ibu hamil K4 95%Komplikasi kebidanan 80%Pertolongan persalinan o/ tenaga kesehatan 90%Pelayanan nifas 90%Pelayanan neonatus dg komplikasi 80%Kunjungan bayi 90%Imunisasi bayi` 100%Pelayanan anak Balita 90%Pemberian makanan pendamping ASI 100%Perawatan balita gizi buruk 100%Penjaringan kesehatan anak sekolah dasar 100%

(sumber: Permenkes RI No. 7 tahun 2008)

Identifikasi masalah

ProgramIndikator Cakupan

Pencapaian (%) Kesenjangan

Kunjungan ibu hamil K4 95% 50.03 (+)Komplikasi kebidanan 80% 51.16 (+) Pertolongan persalinan o/ tenaga kesehatan 90% 91.43 (-) Pelayanan nifas 90% 36.66 (+)

Kunjungan bayi 90% 47.6 (+)Imunisasi bayi 100%   94.19   (+)Pelayanan anak Balita 90%   -  Pemberian makanan pendamping ASI 100%   -  Perawatan balita gizi buruk 100%   -

41 | P a g e

Page 42: Field Studyyyyy

Penjaringan kesehatan anak sekolah dasar 100 % 100   (-)

Daftar masalah

1. Pelayanan anak balita yang seharusnya 100%, sama sekali belum tercaPepai.

2. Pelayanan KIA secara individu yang kurang terlaksa dikarenakan berbagai faktor.

3. Adanya kesenjangn pelayanan KIA terhadap standar peyayanan KIA.

4. Tidak dilakukannya imunisasi bayi secara berkala dan teratur sehingga pencapaian

puskesmas Sukmajaya tidak memenuhi target (dalam hal ini, jumlah bayi)

5. Penanganan komplikasi kebidanan pada ibu hamil tidak mencapai target (sasaran

yang telah ditentukan)

6. Tidak semua ibu hamil di wilayah kecamatan Sukmajaya melakukan kunjungan ibu

hamil di Puskesmas Sukmajaya (Proporsi kunjungan ibu hamil (K4) < 95%)

7. Pelayanan nifas yang belum maksimal (Proporsi pelayanan nifas < 90%)

8. Tidak semua ibu memeriksakan bayinya pada saat kunjungan bayi sehingga terjadi

kesenjangan dari tolok ukur program kunjungan bayi di puskesmas Sukmajaya

Prioritas masalah

Dalam hal ini, salah satu cara menentukan prioritas masalah dilakukan dengan teknik

scoring, yaitu menempatkan masalah paling prioritas pada masalah yang memiliki tingkat

pencapaian yang paling rendah.

1. Pelayanan nifas yang belum maksimal (Proporsi pelayanan nifas < 90%), yang

mencapai 36.66 %

2. Tidak semua ibu memeriksakan bayinya pada saat kunjungan bayi sehingga terjadi

kesenjangan dari tolok ukur program kunjungan bayi di puskesmas Sukmajaya

(target: 50%), pencapaian hanya sebesar 47.6%

3. Penanganan komplikasi kebidanan pada ibu hamil tidak mencapai target (sasaran

yang telah ditentukan: 80% ), yang dicapai hanya 51.6 %

4. Tidak semua ibu hamil di wilayah kecamatan Sukmajaya melakukan kunjungan

ibu hamil di Puskesmas Sukmajaya. (dari K4 yang pencapaiannya 50,3%)

5. Tidak dilakukannya imunisasi bayi secara berkala dan teratur sehingga pencapaian

puskesmas Sukmajaya tidak memenuhi target (100%), yang dicapai hanya sekitar

(94.19 %)

42 | P a g e

Page 43: Field Studyyyyy

Kerangka konsep masalah

Identifikasi penyebab masalah

A. Input

Methods

Adapun metode yang digunakan oleh puskesmas Sukmajaya dalam

menjalankan program-programnya yaitu penyuluhan kepada kelompok

masyarakat atau masyarakat baik melalui kader ataupun pihak puskemas

sendiri yang bertindak langsung.

Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala dalam aspek ini, sebagai

contoh, kurangnya penyuluhan program KIA dan KB akibat kurangnya tenaga

kesehatan ataupun kader untuk melakukan penyuluhan langsung kepada

masyarakat serta tidak tersedianya waktu yang cukup untuk melakukan

penyuluhan

Man

Tidak terdapat kesenjangan (masalah) dalam jumlah tenaga kesehatan yang

ada di puskesmas, Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas untuk program KIA

dan KB tergolong cukup.

Jumlah tenaga kesehatan minimal yang dibutuhkan adalah 3 dokter dan 5

Bidan, sedangkan tenaga kesehatan yang tersedia di puskesmas sejumlah 6

orang dokter, perawat sebanyak 5 orang, bidan sebanyak 8 orang.

Hal ini mengindikasikan tidak adanya kesenjangan dalam tenaga kesehatan.

Money

Sdalam aspek pembiayaan, pada umumnya pembiayaan puskesmas Sukmajaya

berdasarkan APBD dan telah ditentukan jumlahnya dan perencanaan

pembiayaannya. Sebagaimana telah di jabarkan sebelumnya.

Tetapi jika ada beberapa program yang dilaksanakan di luar perencanaan

pembiayaan puskesmas tersebut, berarti terdapat kesenjangan terhadap

pembiayaan

43 | P a g e

Page 44: Field Studyyyyy

B. Proses

Perencanaan :

Tidak ada kesenjangan, karena di dalam Puskesmas sukmajaya terdapat

perencanaan operasional yang jelas sasarannya untuk melaksanakan program

KIA dan KB.

Pengorganisasian

Dalam pengorganisasian apa yang telah direncanakan tidak terdapat

kesenjangan, karena pada puskesmas Sukmajaya terdapat struktur organisasi

pelaksanaan program, dan terdapat pembagian tugas pokok dan tanggung

jawab yang jealas

Pelaksanaan

Walaupun banyak kendala di dalamnya tidak terdapat kesenjangan, karena

pelaksanaan program KIA dan KB di puskesmas Sukmajaya dilaksanakan

berdasarkan perncanaan yang telah ditetapkan di Puskesmas

Pencatatan dan pelaporan

Pada Puskesmas terdapat pencatatan dan penyimpanan laporan (misal. data

primer puskesmas) yang baik, sehingga dapat disimpulkan tidak ada

kesenjangan dalam pencatatan dam pelaporan

C. Output

Setelah pelaksanaan program-program Puskesmas Sukmajaya, adapun dampak

yang ditimbulkan dari masalah belum tercapainya cakupan beberapa program KIA

dan KB di puskesmas yaitu derajat kesehatan dari ibu dan anak (balita dan bayi)

tidak sesuai dengan harapan untuk wilayah kecamatan Sukmajaya karena banyak

faktor didalam pelaksanaannya.

Estimasi penyebab masalah

Sebagai bahan evaluasi Puskesmas Sukmajaya melakukan penilaian tingkat kepuasan

pasien dengan melakukan survey kepuasan pelanggan. Dari hasil survey yang dilakukan

oleh puskesmas kepada para pasien tentang program kesehatan reproduksi, di dapatkan:

44 | P a g e

Page 45: Field Studyyyyy

1. Pelayanan Kesehatan

Keluhan datang dari ibu hamil yang mengeluh tentang tidak tersedianya pelayanan

kesehatan reproduksi pada malam hari (diatas jam 7 malam). Karena Puskesmas

Sukmajaya hanya melayani atau menyediakan pelayanan kesehatan reproduksi

sebelum malam hari (diatas jam 7 malam) dan tidak 24 jam, salah satu solusi yang

dapat diajukan puskesmas kepada ibu-ibu hamil tersebut yaitu merujuk pasien

tersebut pada puskesmas yang melayani 24 jam, agar pasien tersebut segera

mendapat pelayanan kesehatan reproduksi dengan cepat.

2. Minute ( Waktu penjadwalan pelaksanaan program )

Tidak semua komponen Puskesma Sukmajaya siap siaga 24 jam, dengan demikian

perlu adanya penjadwalan yang baik dan perkunya banyak pertimbangan. Waktu

penjadwalan pelaksanaan program puskesmas biasanya telah disusun dengan baik,

namun pada pelaksanaannya, jika terdapat halangan (misalnya ada Surat Keputusan

dari daerah), pelaksanaan program puskesmas dapat terganggu/ terhambat.

Sehingga hal ini menjadi salah satu masalah dalam pelaksanaan program-program

puskesmas.

3. Man ( Masalah peran serta masyarakat )

Disamping itu juga banyak peran serta masyarakat yang dapat dapat mempengaruhi

efektivitas pelaksanaan program kesehatan reproduksi. Pelaksanaan program

puskesmas ini dapat bergantung kepada sikap masyarakat, yaitu dapat ikut

berpartisipasi menjalankan program tersebut atau tidak. Misalnya pada program

KB, banyak pasangan usia subur yang masih memiliki minat yang rendah untuk

mengikuti KB. Hal ini dapat mempengaruhi nilai cakupan program KIA dan KB di

puskesmas.

4. Money ( Masalah keuangan )

Walaupun dana pemasukan di Puskesmas Sukmajaya terbilang jelas akan tetapi hal

ini juga dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan program puskesmas yaitu dana.

Bahkan ini menjadi kendala yang serius. Pada dasarnya, pengaturan keuangan

puskesmas telah disusun sedemikian rupa melalui perencanaan pembiayaan. Jadi

jika dalam perencanaan pembiayaan, pelaksanaan program tersebut tidak

45 | P a g e

Page 46: Field Studyyyyy

dicantumkan, maka pelaksanaan program tersebut tidak dapat dilakukan, karena

tidak ada dana yang mengakomodasikan pelaksanaan program tersebut

Alternatif penyelesaian masalah

1. Pada masalah pelayanan puskesmas untuk bersalin yang ditujukan untuk ibu-ibu

hamil, yang jam pelayanannya hanya sampai jam 7 (tidak 24 jam), salah satu solusi

yang dapat diambil adalah merujuk pasien tersebut ke puskesmas ataupun rumah

sakit dengan pelayanan bersalin 24 jam. Sehingga pasien ibu hamil ini tetap

mendapat pelayanan bersalin, walaupun Puskesmas Sukmajaya tidak dapat

melayani pasien tersebut karena jadwal operasional yang terbatas (tidak lebih dari

jam 19.00 malam)

2. Waktu Penjadwalan program kesehatan reproduksi yang baik, namun

pelaksanaannya terganggu karena berbagai alasan (misalnya pelaksana mendapat

tugas dinas di luar Puskesmas berdasarkan SK), dapat diatasi dengan Penjadwalan

kembali program di periode berikutnya, sehingga pelaksanaan program kesehatan

reproduksi ini tidak terganggu dalam pelaksanaannya.

Solusi lainnya mengerahkan lebih banyak SDM yang berperan dalam pelaksanaan

program kesehatan reproduksi, dengan begitu, jika salah satu pelaksana program

kesehatan reproduksi mendapat hambatan dalam pelaksanaan program tersebut

karena suatu alasan (misalnya dinas), SDM lain dalam puskesmas perlu

melanjutkan pelaksanaan program tersebut.

3. Untuk masalah peran serta masyarakat, salah satu alternatif yang dapat mengatasi

masalah ini yaitu meningkatkan minat masyarakat terhadap kesehatan reproduksi

melalui sosialisasi kader puskesmas. Dengan meningkatkan kinerja kader

puskesmas dalam mensosialisasikan program kesehatan reproduksi kepada

masyarakat, diharapkan minat masyarakat terhadap kesehatan reproduksi

meningkat. Sehingga angka cakupan pada program kesehatan reproduksi relative

meningkat.

4. Masalah keuangan dalam puskesmas, sebenarnya telah diatur dan telah ditetapkan

perencanaan pembiayaannya oleh APBD, namun, jika terjadi defisit keuangan

46 | P a g e

Page 47: Field Studyyyyy

dalam pelaksanaan program kesehatan, diharapkan melakukan pengkajian dalam

perencanaan pembiaayaan. Alternatif lainnya yaitu dengan menyelenggarakan

suatu program untuk mengumpulkan dana, sehingga pembiayaan program-program

kesehatan tersebut tidak menghambat pelaksanaan dari program kesehatan itu

sendiri

47 | P a g e

Page 48: Field Studyyyyy

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Program KIA dan KB adalah salah satu program kesehatan wajib puskesmas yang

meliputi pelayanan ibu hamil,bersalin, nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga

berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita.

Dalam pelaksanaan program-program dalam KIA dan KB ini menunjukkan angka

cakupan dari setiap program yang belum memenuhi standar. Hal ini mengindikasikan

terjadinya kesenjangan(masalah) dari efektivitas pelaksanaan program terhadap sasaran

target yang harus dicapai.

Penyebab masalah ini antara lain pelayanan kesehatan yang belum optimal, sistem

penjadwalan program yang tidak sesuai, masalah pembiayaan, dan rendahnya minat

masyarakat terhadap kesehatan reproduksi.

Hal ini dapat mempengaruhi angka cakupan yang didapat oleh puskesmas pada

setiap program. Oleh karena itu terdapat beberapa alternatif yang dapat dianjurkan yaitu

dengan meningkatkan minat masyarakat terhadap kesehatan reproduksi melalui sosialisasi

kader, meningkatkan SDM dan melakukan pengkajian terhadap perencanaan pembiayaan.

Alternatif terpilih yang harus dilakukan untuk memperbaiki angka cakupan ini adalah

dengan meningkatkan minat masyarakat terhadap kesehatan reproduksi, salah satunya

melalui sosialisasi dari kader puskesmas dan penyuluhan-penyuluhan.

SARAN

Tenaga kesehatan di Puskesmas Sukmajaya di perbanyak sesuai dengan keadaan di

masyarakat sekitar Puskesmas.

Pelayanan nifas yang belum maksimal, walaupun warga yang datang memberikan

feedback yang positif, namun ini menjadi suatu pembelajaran bagi pihak pelaksana, tidak

semua ibu memeriksakan bayinya pada saat kunjungan bayi, tidak semua ibu hamil di

wilayah kecamatan Sukmajaya melakukan kunjungan ibu hamil, sebaiknya dilakukan

48 | P a g e

Page 49: Field Studyyyyy

sosialisasi lebih luas lagi sehingga lebih banyak masyarakat yang mngetahui program

program yang diadakan oleh puskesmas.

Selain itu terdapat beberapa data yang seharusnya tertera lengkap dalam pengarsipan

pihak puskesmas, dan kami menemukan beberapa data yang kurang lengkap, sehingga

menimbulkan sedikit kendala dalam pengolahan data data tersebut, semoga di pengarsipan

selanjutnya, semua data baik primer maupun sekunder dapat terdata dengan baik dan lengkap.

49 | P a g e

Page 50: Field Studyyyyy

DAFTAR PUSTAKA

Data Primer PuskesmasSumajaya

Sampurna,budi. 2007. Bioetik dan Hukum Kedokteran, Jakarta. EGC

StandarPelayanan Minimal BidangKesehatan di Kabupaten/kota, 2010

www.depkes.go.id

www.uiprogram.co.id

50 | P a g e