Gangguan Konversi
Adalah suatu tipe gangguan somatoform yang ditandai oleh kehilangan
atau kendala dalam fungsi fisik, namun tidak ada penyebab organis yang jelas.
Gangguan ini dinamakan konversi karena adanya keyakinan psikodinamika
bahwa gangguan tersebut mencerminkan penyaluran, atau konversi, dari energi
seksual atau agresif yang direpresikan ke simtom fisik.
Etiologi
- Teori psikoanalisis, (1895/1982), Breuer dan freud : disebabkan ketika
seseorang mengalami peristiwa yang menimbulkan peningkatan emosi yang
besar, namun afeknya tidak dapat diekspresikan dan ingatan tentang
peristiwa tersebut dihilangkan dari kesadaran. Konflik intrapsikis yang
direpresi dan cemas diubah menjadi gejala fisik.
- Teori biologi, Brain imaging: hipometabolisme pada hemisphere dominan
sehingga komunikasi antar hemisfer terganggu akibatnya terjadilah
gangguan konversi, peningkatan aktivitas corteks serebral, dan neuro
psychologik test: ada gangguan pada komunikasi verbal, memori, vigilance
(kewaspadaan), perhatian.
- Teori behavioral, Ullman&Krasner (dalam Davidson, Neale, Kring, 2004),
terjadi karena individu mengadopsi simtom untuk mencapai suatu tujuan.
Individu berusaha untuk berperilaku sesuai dengan pandangan mereka
mengenai bagaimana seseorang dengan penyakit yang mempengaruhi
kemampuan motorik atau sensorik, akan bereaksi.
Epidemiologi
Terjadi pada 11-500 per 100.000 penduduk. Biasanya terjadi pada usia
anak-anak (akhir) hingga dewasa (awal). Jarang terjadi sebelum usia 10 tahun dan
setelah 35 tahun.
Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi
Satu atau lebih gejala/defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau
sensorik yang mengarah pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain,
disertai dengan kejang/konvulsi.
Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala/defisit
karena awal atau eksaserbasi dari gangguan ini biasanya didahului oleh
konflik atau stresor lain.
Tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat
Gejala atau defisit (setelah penelitian yang diperlukan) tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis umum, atau oleh efek langsung
suatu zat, atau sebagai perilaku atau pengalaman yang diterima secara
kultural.
Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain atau
memerlukan pemeriksaan medis.
Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak
terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak dapat
diterangkan dengan lebih baik oleh gangguan mental lain.
Dalam gangguan somatoform yang sudah disebutkan di atas semua berkaitan
dengan keluhan-keluhan fisik yang berkaitan dengan fungsi psikologik. Namun,
gangguan somatoform yang termasuk dalam keluhan neurologis yang berkaitan
dengan faktor psikologik ialah gangguan somatisasi, gangguan konversi, dan
gangguan nyeri.
TERAPI
Obat Anti-Ansietas
1. Golongan Benzodiazepin
Diazepam (Lovium, Mentalium, Valium dll.)
Chlordiazepoxide ( Cetabrium, Tensinyl, dll.)
Bromazepam (Lexotan)
2
Lorazepam (Ativan, Renaquil, Merlopan)
Alprazolam (Xanax, Alganax, Calmlet, dll.)
Clobazam (Frisium)
2. Golongan Non- Benzodiazepin
Buspirone (Buspar, Tran-Q, Xiety)
Sulpiride (Dogmatil-50)
Hydroxyzine (Iterax)
Obat Anti-Depressan
1. Golongan Tricyclic Compound
Amitriptyline (Amitriptyline)
Imipramine (Tofrani)
Clomipramine (Anafranil)
Tianeptine (stablon)
2. Golongan Tetracyclic Compound
Maprotiline (Ludiomil)
Mianserin (Tolvon)
Amoxapine (asendin)
3. Golongan Mono-Amine-Oxydase Inhibitor (MAOI)- Reversible
Moclobemide (Aurorix)
4. Golongan Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI)
Sertraline (Zoloft)
Paroxetine (Seroxat)
Fluvoxamine (Luvox)
Fluoxetine (Prozac, Nopres)
Citalopram (Cipram)
5. Golongan atypical Antidepresants
Trazodone (Trazone)
Mirtazapine (Remeron)
3