HALAMAN
JUDUL
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
DAYA TOLAK EKSTRAK DAUN MARIGOLD (Tagetes erecta L.) TERHADAP
NYAMUK Aedes aegypti DI LABORATORIUM
RISBINKES
Tim Pengusul:
Marini, S.Si
Tanwirotun Ni‟mah, S.Si
Vivin Mahdalena, S.Si
Rahayu Hasti Komariah, SKM
LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2016
1. URAT KEPUTUSAN PENELITIAN
2. SUSUNAN TIM PENELITI
No. Nama Keahlian/
Kesarjanaan
Kedudukan
dalam Tim Uraian Tugas
1. Marini, S.Si S1 Biologi Ketua
Pelaksana
Bertanggung jawab terhadap
seluruh aspek penelitian,
pembuatan proposal,
pelaporan dan administrasi
2 Tanwirotun Ni‟mah, S.Si S1 Biologi Anggota
Bertanggung jawab terhadap
pemeriksaan data dan
pelaporan
3 Vivin Mahdalena, S.Si S1 Biologi Anggota
Bertanggung jawab terhadap
pemeriksaan data dan
pelaporan
4 Rahayu Hasti Komariah,
SKM
S1 Kesehatan
Masyarakat Anggota
Bertanggung jawab terhadap
pemeriksaan data dan
pelaporan
vi
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Ridho-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan laporan akhir penelitian yang berjudul “ Daya
Tolak Ekstrak Daun Marigold (Tagetes erecta L.) terhadap Nyamuk Aedes aegypti di
Laboratorium”. sebagai salah satu hasil penelitian Riset Binaan Kesehatan 2016 Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia
dari Sekretariat Risbinkes 2016 yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk
melakukan penelitian ini. Ibu Ani Isnawati,Apt.,M.Kes. dan ibu Dra. Blondine Christina,
M.Kes. selaku pembina yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,
bimbingan dan saran dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. Kepala
Loka Litbang P2B2 Baturaja, Bapak Yulian Taviv, SKM., M.Si. atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan penelitian Risbinkes 2016.
Ibu Hotnida Sitorus, M.Sc dan Ibu Milana Salim, S.Si.M.Si. selaku pembimbing di Loka
Litbang P2B2 Baturaja yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.
Bapak Yahya, SKM.,M.Si selaku penanggung jawab Laboratorium Entomologi. Ibu
Yanelza Supranelvy,S.Si.,M.Si. selaku penanggung jawab Laboratorium Parasitologi.
Bapak Dr. Salni, M.Si selaku pembimbing dalam ekstraksi sampel di Laboratorium
Genetika UNSRI. Ibu Katarina Sri Rahayu selaku teknisi Laboratorium Entomologi
Loka Litbang P2B2 Baturaja. Ibu Dian Agustin Verawati dan Ibu Fitrianiz Srikandi
selaku administrasi yang membantu semua pengadministrasian pada penelitian ini. Mbak
Melia Handayani selaku customer service Loka Litbang P2B2 Baturaja. Teman-teman
Loka Litbang P2B2 Baturaja dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan
motivasi, baik moral maupun material selama pelaksanaan penelitian dan penyelesaian
laporan serta semua pihak yang telah membantu dan berperan baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses kegiatan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan maupun penulisan laporan
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis sangat mengharapkan masukan dan
saran dari semua pihak demi perbaikan penelitian maupun laporan di kemudian hari.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
vii
4. RINGKASAN EKSEKUTIF
Daya Tolak Ekstrak Daun Marigold (Tagetes erecta L.) terhadap Nyamuk Aedes aegypti
di Laboratorium
Marini, Tanwirotun Ni‟mah, Vivin Mahdalena, Rahayu Hasti Komariah
Cara yang dapat digunakan untuk memutus rantai penularan penyakit akibat
vektor nyamuk adalah menghindarkan diri dari gigitan nyamuk. Pengendalian nyamuk
menggunakan insektisida kimiawi dilaporkan banyak menimbulkan dampak negatif dan
merugikan manusia. Untuk itu, diperlukan pengembangan bahan-bahan alami (herbal)
sebagai alternatif pengendalian untuk menghindari gigitan nyamuk yang tidak merugikan
dan membahayakan manusia. Tumbuhan marigold (T. erecta) banyak digunakan sebagai
pengusir serangga karena memiliki aroma yang menyengat dan tidak disukai oleh
serangga. Marigold diketahui mengandung senyawa pyrethrin yang diyakini berkhasiat
sebagai bakterisida dan fungisida. Mengacu pada hal tersebut, maka penulis ingin
melihat daya tolak ekstrak daun marigold (T. erecta) terhadap nyamuk Ae. aegypti di
laboratorium.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tolak ekstrak daun marigold
(T. erecta) terhadap nyamuk Ae. aegypti di laboratorium. Penelitian ini menggunakan
disain penelitian eksperimen murni dengan jenis penelitian kuantitatif. Sampel yang
digunakan adalah repelen ekstrak daun marigold (T. erecta) dengan basis losion adalah
cleansing milk. Formulasi krim dibuat dengan bobot 50 gr dengan konsentrasi ekstrak
25%, 30%, 35%, 40% dan 45% yang didapatkan dari uji pendahuluan, sebagai kontrol
negatif adalah tanpa perlakuan dan kontrol positif adalah perlakuan menggunakan
repelen komersil dengan bahan aktif DEET 13%, dan dilakukan 9 kali pengamatan
dengan interval waktu setelah pengolesan yaitu 0 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit, 45
menit, 60 menit, 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam. Luas area uji yaitu 25 cm2 dibuat
dengan cara melubangi sarung tangan karet yang menutupi lengan sukarelawan dengan
ukuran 5x5 cm. Data yang diambil pada penelitian ini adalah jumlah nyamuk yang
menempel pada area uji yang diolesi repelen dan area uji yang tidak diolesi repelen pada
masing-masing konsentrasi, suhu tubuh probandus, suhu dan kelembaban ruangan.
Sebanyak 30 kg sampel daun basah yang diperoleh dari lapangan dijemur dibawah
sinar matahari tak langsung. Setelah dikeringkan dan dihaluskan mengalami penyusutan
sebesar 63,67% dan dihasilkan 3,107 kg simplisia folia marigold. Ekstraksi dengan
viii
metode maserasi berulang menggunakan etanol 70% menghasilkan rendemen ekstrak
23,17% atau ekstrak sebanyak 682,79 gr. Hasil fitokimia dengan berbagai pereaksi
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun marigold mengandung golongan senyawa
alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Berdasarkan pengujian daya tolak nyamuk yang
mengacu pada metode WHOPES 2009 menunjukkan bahwa ekstrak daun marigold
mempunyai kemampuan daya tolak nyamuk. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
mutu fisik losion dan pengujian daya tolak nyamuk diketahui bahwa konsentrasi yang
paling bagus sebagai repelen adalah konsentrasi 30%, yaitu losion bersifat homogen
dengan warna hijau keputihan dan pH yang netral untuk kulit, serta hasil pengujian daya
tolak nyamuk menunjukkan bahwa losion mampu menolak nyamuk diatas 90% sampai
pengamatan kelima yang artinya repelen efektif hanya sampai 2 jam setelah pengolesan.
Pengamatan yang dilakukan terhadap nyamuk uji setelah paparan 24 jam, menunjukkan
nyamuk uji tersebut banyak yang mati. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ekstrak
daun marigold bersifat racun. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
lanjutan mengenai potensi insektisida ekstrak daun marigold sebagai larvasida dan obat
antinyamuk tipe racun.
ix
5. ABSTRAK
Marigold (Tagetes erecta L.) banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional
dan sebagai tanaman pengusir nyamuk, tetapi penggunaan marigold sebagai obat
antinyamuk belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui daya tolak ekstrak daun marigold terhadap nyamuk Aedes aegypti di
laboratorium. Ekstrak daun marigold diperoleh dengan cara maserasi menggunakan
pelarut etanol 70% dengan perbandingan simplisia kering dan pelarut 1:3. Repelen
dibuat dengan campuran cleansing milk sebagai pengencer. Berdasarkan uji pendahuluan
ditetapkan lima konsentrasi yang digunakan pada penelitian, yaitu 25%, 30%, 35%, 40%
dan 45%. Metode pengujian repelen mengacu pada WHOPES 2009 dengan modifikasi.
Proses ekstraksi menghasilkan rendemen ekstrak sebanyak 23,1% dan golongan senyawa
yang teridentifikasi, meliputi alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Hasil pengujian
daya tolak nyamuk menunjukkan bahwa ekstrak daun marigold dengan konsentrasi 30%
mampu menolak nyamuk selama 2 jam setelah pengolesan.
x
6. DAFTAR ISI
1. HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
2. SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN .............................................................................. ii
3. SUSUNAN TIM PENELITI .............................................................................................. v
4. KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi
5. RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ vii
6. ABSTRAK ........................................................................................................................ ix
7. DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x
8. DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii
9. DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii
10. DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv
11. ISI LAPORAN PENELITIAN ...................................................................................... 1
A. Pendahuluan ................................................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 2
a. Tujuan Umum .............................................................................................................. 2
b. Tujuan Khusus ............................................................................................................. 2
C. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 2
a. Manfaat Bagi Peneliti .................................................................................................. 2
b. Manfaat Bagi Masyarakat ............................................................................................ 3
D. Hipotesis......................................................................................................................... 3
E. Metode ........................................................................................................................... 3
a. Kerangka Teori ............................................................................................................ 3
3
b. Kerangka Konsep ......................................................................................................... 4
c. Definisi Operasional .................................................................................................... 5
d. Desain dan Jenis Penelitian ......................................................................................... 5
e. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................................... 5
xi
f. Populasi dan Sampel .................................................................................................... 6
g. Besar Sampel ............................................................................................................... 6
h. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ....................................................................................... 7
i. Variabel Penelitian ....................................................................................................... 7
j. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 7
k. Pengawasan Kualitas Data ........................................................................................... 8
l. Bahan dan Langkah-Langkah Penelitian ..................................................................... 8
m. Manajemen dan Analisis Data ................................................................................... 12
F. Hasil ............................................................................................................................. 13
1. Deskripsi Habitat ....................................................................................................... 13
2. Determinasi Tanaman ................................................................................................ 15
3. Deskripsi Simplisia dan Ekstrak daun marigold ........................................................ 15
4. Uji fitokimia ekstrak daun marigold .......................................................................... 16
5. Uji mutu fisik losion ekstrak daun marigold ............................................................. 18
6. Uji efektivitas losion ekstrak daun marigold ............................................................. 19
G. Pembahasan .................................................................................................................. 25
H. Kesimpulan dan Saran ................................................................................................. 30
1. Kesimpulan ................................................................................................................ 30
2. Saran .......................................................................................................................... 31
I. Ucapan Terima Kasih ................................................................................................... 31
J. Daftar Kepustakaan ...................................................................................................... 31
xii
7. DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengamatan uji mutu fisik losion ....................................................................... 10
Tabel 2. Deskripsi lokasi habitat tanaman marigold (Tagetes erecta L.) sampel penelitian
............................................................................................................................ 14
Tabel 3. Rangkuman berat simplisia dan ekstrak daun marigold selama proses .............. 16
Tabel 4. Hasil uji fitokimia ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) ........................... 17
Tabel 5. Hasil uji mutu fisik losion ekstrak daun marigold .............................................. 18
Tabel 6. Data hasil pengukuran pH dengan pengamatan perminggu ............................... 19
Tabel 7. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji
repelen ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 25% .... 19
Tabel 8. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji
repelen ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 30% .... 20
Tabel 9. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji
repelen ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 35% .... 21
Tabel 10. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji
repelen ekstrak daun Marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 40% .... 22
Tabel 11. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji
repelen ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 45% .... 23
Tabel 12. Rata-rata hasil pengukuran suhu tubuh probandus, suhu ruang dan kelembaban
selama pengujian ................................................................................................ 25
xiii
8. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka teori penelitian .................................................................................. 3
Gambar 2. Kerangka konsep penelitian .............................................................................. 4
Gambar 3. Marigold pada ladang sayur ............................................................................ 13
Gambar 4. Marigold yang sudah berbunga warna kuning (Tagetes erecta L.) ................ 14
Gambar 5. Simplisia daun marigold ................................................................................. 16
Gambar 6. Ekstrak daun marigold .................................................................................... 16
Gambar 7. Hasil pengamatan terhadap perubahan warna dan endapan dari uji fitokimia
ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) yang terbagi atas (a) uji alkaloid,
(b) uji alkaloid, (c) uji flavonoid, (d) uji saponin, (e) uji tanin, (f) uji quinon,
(g) uji steroid dan triterpenoid ....................................................................... 18
Gambar 8. Fluktuasi daya proteksi repelen ekstrak daun marigold pada konsentrasi 25%
........................................................................................................................ 20
Gambar 9. Fluktuasi daya proteksi repelen ekstrak daun marigold pada konsentrasi 30%
........................................................................................................................ 21
Gambar 10. Fluktuasi daya proteksi repelen ekstrak daun Marigold pada konsentrasi 35%
........................................................................................................................ 22
Gambar 11. Fluktuasi daya tolak nyamuk pada konsentrasi 40% .................................... 23
Gambar 12. Fluktuasi daya proteksi ekstrak daun marigold pada konsentrasi 45% ........ 24
xiv
9. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Persetujuan Etik............................................................................................ 34
Lampiran 2. Surat Determinasi Tanaman ......................................................................... 35
Lampiran 3. Photo Kegiatan ............................................................................................. 36
Lampiran 4. PSP dan Inform Consent Probandus ............................................................ 37
Lampiran 5. Data Hasil Pengujian Daya Tolak Nyamuk ................................................. 51
Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Suhu Tubuh, Suhu Ruangan dan Kelembaban
Selama Pengujian ........................................................................................ 52
1
10. ISI LAPORAN PENELITIAN
A. Pendahuluan
Nyamuk merupakan hewan berbahaya bagi manusia, karena dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit, seperti malaria, filariasis dan DBD. Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia, penyebabnya adalah virus
dengue yang ditularkan oleh nyamuk Ae. aegypti.1 Nyamuk betina mengisap darah
manusia untuk mendapatkan protein yang terkandung dalam darah guna mematangkan
telur. Saat proses mengisap darah, nyamuk meninggalkan air liur yang sudah terinfeksi
virus dengue.2
Salah satu cara untuk memutus rantai penularan penyakit ini adalah dengan
menghindarkan diri dari gigitan nyamuk. Cara yang banyak digunakan yaitu dengan
menggunakan insektisida, karena hasilnya dapat dilihat secara cepat dan langsung.3
Meskipun demikian, pengendalian kimiawi menggunakan insektisida sintetis dapat
menimbulkan efek samping yang merugikan, seperti nyamuk menjadi resisten,
keracunan pada manusia dan hewan ternak, kontaminasi terhadap kebun sayuran dan
buah, serta polusi lingkungan.4 Antinyamuk yang banyak digunakan adalah repelen.
Tetapi, penggunaan repelen yang mengandung bahan kimia seperti DEET (diethyl-meta-
toluamide) dapat membahayakan tubuh manusia seperti iritasi mata dan konjungtivis.3
Maka dari itu, diperlukan pengembangan bahan-bahan alami yang berasal dari alam dan
tidak membahayakan manusia untuk menghindari gigitan nyamuk.
Marigold (T. erecta) banyak digunakan sebagai tanaman pengusir nyamuk karena
memiliki aroma yang menyengat dan tidak disukai oleh nyamuk.5 Marigold hanya
dijadikan tanaman hias pengusir serangga di masyarakat. Tanaman ini banyak ditanam di
pekarangan dan sekitar rumah karena bau khas yang menyengat dari marigold ini
membuat serangga termasuk nyamuk tidak mau mendekatinya.6 Kandungan kimia yang
diperkirakan menjadi pengusir serangga dalam marigold adalah senyawa pyrethrin yang
diyakini berkhasiat sebagai bakterisida dan fungisida.7 Menurut Sucipto,
5 marigold
(T. erecta) tidak disukai oleh nematoda karena mengandung bioaktif seperti piperiton
dan terrhienil yang bersifat antagonis terhadap nematoda. Penelitian terhadap tumbuhan
kenikir yang merupakan famili dari marigold, menunjukkan bahwa tanaman kenikir
berpotensi sebagai antinyamuk atau repelen.8 Repelen dinilai sebagai antinyamuk yang
efektif untuk menghindari gigitan nyamuk di siang hari, karena dapat dipergunakan
Variabel bebas :
berbagai
persentase ekstrak
Variabel terukur :
Suhu, kelembaban,
pencahayaan, arah angin
Variabel terikat :
Persentase data tolak
nyamuk
Variabel pengganggu
karakteristik individu :
Sekresi kelenjar keringat
dan pori-pori tubuh
<90%
Tidak efektif
>90%
Efektif sbg
repelen
2
kapanpun dan dimanapun.2 Mengacu pada hasil penelitian tersebut penulis melakukan
penelitian untuk melihat daya tolak ekstrak daun marigold (T. erecta) terhadap nyamuk
Ae. aegypti.
Masyarakat Indonesia menggunakan bunga tagetes untuk mengobati infeksi
saluran napas, anti radang, mengencerkan dahak, mengatasi batuk dan obat untuk luka.
Masyarakat Filipina menggunakan bunga tagetes dalam pengobatan anemia, menstruasi
yang tidak lancar, rematik dan sakit pada tulang. Ada banyak negara yang masyarakatnya
menggunakan bunga tagetes untuk penyakit mata. Dibidang pertanian, bunga tagetes
efektif dalam pencegahan nematode penganggu tanaman (Meloidogyne sp., Pratylenchus
sp., dan lain-lain) sehingga digunakan sebagai tanaman tumpang sari, penangkal
serangga, herbisida dan anti jamur. Minyak atsiri dari bunga Tagetes efektif menghambat
pertumbuhan bakteri, antijamur pada Saprolegnia, ferax serta sebagai larvasida pada Cx.
quinquefasciatus, Anopheles stephensi dan Ae. aegypti.9
B. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Menentukan daya tolak ekstrak daun marigold (T. erecta) terhadap nyamuk Ae.
aegypti di laboratorium
b. Tujuan Khusus
1. Menentukan daya proteksi ekstrak daun marigold (T.erecta) terhadap nyamuk
Ae.aegypti pada berbagai konsentrasi
2. Menentukan konsentrasi efektif losion nyamuk ekstrak daun marigold (T.erecta)
dengan basis cleansing milk
3. Menguji mutu fisik repelen ekstrak daun marigold (T. erecta)
C. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Bagi Peneliti
Bagi peneliti penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian tentang
obat antinyamuk lebih lanjut
3
b. Manfaat Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat penelitian diharapkan dapat dijadikan alternatif pengendalian
nyamuk yang efektif, efisien, aman dan ramah lingkungan serta sebagai alternatif
dalam memanfaatkan tanaman marigold (T. erecta)
D. Hipotesis
Ekstrak daun marigold (T. erecta) memiliki daya tolak terhadap gigitan nyamuk Aedes
aegypti
E. Metode
a. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka teori penelitian
Pengendalian Nyamuk
Insektisida Kimiawi Alami/pemanfaatan tanaman di lingkungan
sekitar pemukiman
- Resisten
- Keracunan
- Polusi Lingkungan
Marigold
Tanaman Pengusir
Nyamuk
Masyarakat
pemanfaatan alternatif
Ekstraksi
Losion/Repellent
Uji Daya Tolak
Nyamuk
Formulasi
Dan
Uji Mutu Fisik
Determinasi
4
b. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka konsep penelitian
Penelitian ini menghasilkan data berupa persentase daya proteksi nyamuk yang hinggap
pada lengan yang diolesi repelen ekstrak daun marigold dengan basis cleansing milk.
Jumlah nyamuk yang hinggap ini dipengaruhi oleh faktor yang tidak bisa dikendalikan
dan faktor yang bisa diukur, faktor yang bisa diukur yaitu suhu ruangan dan suhu tubuh
probandus dan kelembaban, sedangkan faktor yang tidak bisa dikendalikan yaitu
sekresi keringat yang menimbulkan gangguan pada frekuensi hinggapnya nyamuk.
Input dari penelitian ini yaitu berupa repelen ekstrak daun marigold dengan 5
konsentrasi dan kontrol negatif berupa tanpa perlakuan apapun.
Variabel bebas :
berbagai perlakuan
repelen, yaitu 5
konsentrasi
berbeda (25%,
30%, 35%, 40%
dan 45%
Variabel terukur :
Suhu, kelembaban
Variabel terikat :
Persentase data tolak
nyamuk
Variabel pengganggu
karakteristik
individu:
Sekresi kelenjar
keringat dan pori-
pori tubuh
<90%
Tidak
efektif
>90%
Efektif sbg
repelen
Daya Efikasi
5
c. Definisi Operasional
1. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi standar baku yang ditetapkan
2. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, dapat berupa bahan yang telah dikeringkan
3. Repelen adalah bahan yang mempunyai kemampuan untuk menjauhkan serangga
dari manusia sehingga dapat dihindari gigitan serangga atau gangguan oleh serangga
terhadap manusia
4. Daya Tolak ekstrak daun marigold terhadap nyamuk Aedes aegypti adalah
kemampuan dari ekstrak daun marigold (T. erecta L.) untuk menolak nyamuk lebih
dari 90% sehingga dapat dihindari kontak antara nyamuk dan manusia. Persentase
ini didapatkan menggunakan rumus daya tolak.10
5. Konsentrasi Ekstrak adalah komposisi ekstrak dalam satuan persen berat per
volume (gr/mL) dalam campuran ekstrak dan formulanya. Dilakukan uji
pendahuluan untuk menentukan konsentrasi optimal ekstrak daun marigold dengan
kontrol negatif tanpa diolesi apapun.
6. Perlakuan adalah memberikan olesan repelen dengan lima konsentrasi ekstrak yang
berbeda
7. Daya Efikasi adalah efek atau daya optimal yang dapat diperoleh
(mencapai tujuan) dari adanya intervensi
d. Desain dan Jenis Penelitian
Penelitian ini memiliki desain eksperimen murni dengan jenis penelitian kuantitatif
e. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel daun marigold dilakukan di Desa Kerinjing Kota Pagaralam
Sumatera Selatan pada bulan Februari 2016. Proses ekstraksi tanaman dilakukan di
Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Genetika FMIPA Universitas Sriwijaya pada
bulan Juni 2016. Kolonisasi nyamuk uji dan uji daya tolak nyamuk dilakukan di
Laboratorium Entomologi Loka Litbang P2B2 Baturaja pada bulan Agustus-November
2016.
6
f. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah nyamuk Ae. aegypti strain Liverpool keturunan ke
120-123 (Filial 120-Filial 123) yang didapatkan dari nyamuk hasil rearing
Laboratorium Entomologi Loka Litbang P2B2 Baturaja. Sampel dalam penelitian ini
adalah repelen ekstrak daun marigold ( T. erecta) dengan basis cleansing milk.
Penelitian ini menggunakan sepuluh orang sukarelawan yang sudah bersedia
menjadi probandus secara tertulis dengan menandatangani inform consent, dan
sebelumnya telah diberikan penjelasan tentang penelitian yang dilakukan. Sepuluh
orang tersebut terdiri dari dua kelompok, yaitu lima orang sebagai probandus pada uji
pendahuluan dan lima orang lagi sebagai probandus pada uji yang sebenarnya. Sepuluh
orang probandus berasal dari pemukiman sekitar kantor Loka Litbang P2B2 Baturaja.
g. Besar Sampel
Sampel Ekstrak :
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah repelen ekstrak daun marigold
(T. erecta) dengan konsentrasi ekstrak 25%, 30%, 35%, 40% dan 45% yang dibuat
losion dengan basis cleansing milk. Konsentrasi losion ditentukan berdasarkan hasil uji
pendahuluan. Kontrol adalah tanpa perlakuan. Kontrol positif menggunakan repelen
yang sudah komersial dengan bahan aktif DEET 13% dan beraroma jeruk.
Sampel Manusia :
Banyaknya probandus ditentukan dari banyaknya uji daya proteksi yang dilakukan,
yaitu sepuluh orang, dengan pembagian lima orang sebagai probandus pada uji
pendahuluan dan lima orang lagi sebagai probandus pada uji sebenarnya.
Sampel Nyamuk
Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Berdasarkan Guideline Repellent WHO, untuk jumlah nyamuk setiap perlakuan yaitu
50 ekor10
. Penentuan jumlah ulangan atau replikasi setiap kelompok perlakuan dengan
menggunakan rumus Federer,yaitu:
Keterangan:
T = jumlah kelompok perlakuan
N = jumlah ulangan atau replikasi
(t-1) x (n-1)≥15
7
Berdasarkan rumus tersebut didapatkan hasil penghitungan adalah t = 4,75 yang
artinya pengulangan berkisar dari 4-5 kali ulangan, karena keterbatasan dana dan waktu
maka pada penelitian ini dilakukan 4 kali ulangan
h. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Sampel yang digunakan adalah ekstrak daun marigold dan nyamuk Ae.aegypti. Kriteria
inklusi pada penelitian ini adalah ekstrak daun marigold (T. erecta), nyamuk betina
umur 3-7 hari yang belum pernah diberi darah, hanya diberi pakan air gula dan sebelum
uji dipuasakan selama 24 jam.Sedangkan kriteria ekslusi adalah nyamuk Ae.aegypti
yang kenyang darah dan nyamuk yang cacat secara fisik pada saat perlakuan.
i. Variabel Penelitian
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu berbagai perlakuan repelen ekstrak daun
marigold (T. erecta) dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Variabel terikatnya yaitu
persentase daya tolak nyamuk ekstrak daun marigold
j. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini antara lain : perangkat pengambilan sampel dan
persiapan bahan baku (karung plastik, sarung tangan, timbangan, blender atau
penggiling); perangkat ekstraksi dengan maserasi dan fraksinasi (beker gelas,
aluminium foil, parafilm, corong pemisah, rotary evaporator dan waterbath);
perangkat uji fitokimia (cawan, tabung reaksi dan waterbath); perangkat formulasi
losion (tabung reaksi, pipet tetes, beker gelas, spatula dan timbangan); perangkat uji
daya tolak nyamuk (counter, kandang nyamuk yang terdapat 2 buah lubang untuk
memasukkan tangan, sarung tangan karet warna putih, sling psikrometer, stopwatch,
thermometer, timbangan)
2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
a. Pengambilan bahan dan pembuatan simplisia, dilakukan dengan membeli
tanaman marigold ke petani dilanjutkan dengan proses pembuatan simplisia di
Laboratorium Entomologi Loka Litbang P2B2 Baturaja.
b. Determinasi sampel dilakukan di Pusat Penelitian Biologi, LIPI Cibinong
8
c. Ekstraksi dan uji fitokimia dilakukan di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium
Genetika Universitas Sriwijaya menggunakan prosedur standar11
d. Formulasi repelen dan Uji daya tolak nyamuk dilakukan dengan uji volenteer
terhadap probandus di Loka Litbang P2B2 Baturaja dengan modifikasi dari
metode Guidelines Repellents Test WHO10
k. Pengawasan Kualitas Data
Pengawasan kualitas data dilakukan oleh PPI satuan kerja serta dengan tersedianya dan
adanya pengisian logbook pada ketua pelaksana dan anggota peneliti dalam penelitian
l. Bahan dan Langkah-Langkah Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu daun marigold (T. erecta), aquadest,
cleansing milk, nyamuk Ae. aegypti betina kondisi lapar, area uji adalah lengan bagian
ventral probandus dengan diameter 25cm2.
Langkah-langkah penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu: persiapan,
pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap persiapan meliputi penentuan sampel, pada
pelaksanaan yaitu mengekstrak daun marigold dan uji fitokimia, sehingga didapatkan
ekstrak daun marigold yang kemudian dibuat repelen lalu diuji pada nyamuk, dan pada
tahap akhir meliputi pengumpulan dan pengolahan data serta menyimpulkan hasil.
a. Determinasi Marigold (T. erecta)
Determinasi tanaman dilakukan di Pusat Penelitian Biologi, LIPI Cibinong.
Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui klasifikasi dan bentuk fisik secara
langsung tanaman yang digunakan sebagai bahan baku penelitian.
b. Pembuatan Simplisia
Dipilih daun marigold (T. erecta) yang sudah mekar sempurna, lalu dibersihkan dari
debu dan tanah kemudian dikeringanginkan pada temperatur ruang atau dibawah
sinar matahari tak langsung selama kurang lebih dua bulan. Setelah kering maka
daun diblender sampai halus dan diayak menggunakan ayakan tepung hingga
diperoleh serbuk simplisia
c. Ekstraksi dan Uji Fitokimia
Ekstraksi dilakukan dengan modifikasi dari metode maserasi standar,11
pelarut yang
digunakan adalah etanol 70%.
9
Masukkan serbuk simplisia daun marigold (T. erecta) kedalam botol gelap,
tambahkan etanol 70% dengan perbandingan 1:3, rendam selama 6 jam pertama
sambil setiap jam diaduk, kemudian diamkan selama 18 jam setelah itu disaring
dengan kertas saring. Ampas yang didapat kemudian di remaserasi sampai hasil
filtrat maserasi mendekati warna pelarut etanol 95% (tersari sempurna). Pada
penelitian ini dilakukan empat kali remaserasi dikarenakan keterbatasan dana. Filtrat
yang diperoleh kemudian dikentalkan dengan rotary evaporator pada suhu 1000
C
dan dipekatkan dengan waterbath, sehingga diperoleh ekstrak pekat. Kemudian
dilakukan uji fitokimia terhadap ekstrak yang dihasilkan. Uji fitokimia yang
dilakukan menggunakan berbagai pereaksi warna, meliputi uji alkaloid, flavonoid,
saponin, tanin, steroid, triterpenoid dan quinon.12
d. Formulasi repelen ekstrak daun marigold (T. erecta)
Konsentrasi repelen dari campuran ekstrak daun marigold yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berdasarkan uji pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya.
Uji pendahuluan dilakukan menggunakan metode Effective Dose dari Guidelines
Repellent WHO tahun 2009, didapatkan hasil bahwa ekstrak daun marigold
memiliki daya proteksi, lalu dilanjutkan menggunakan metode Complete Protection
Time dari Guidelines Repellent WHO tahun 2009 untuk menentukan konsentrasi
yang digunakan pada uji yang sebenarnya.10
Berdasarkan hasil uji pendahuluan
tersebut, maka konsentrasi repelen yang digunakan untuk uji lanjutan pada
penelitian ini adalah 25%, 30%, 35%, 40% dan 45%. Pengenceran repelen dilakukan
menggunakan rumus :
Keterangan : V1 = Volume yang dibutuhkan
N1 = Konsentrasi awal
V2 = Volume yang diinginkan
N2 = Konsentrasi yang diinginkan
V1 x N1 = V2 x N2
10
e. Uji Daya Tolak Nyamuk
1. Uji Mutu Fisik Losion
Uji mutu fisik losion meliputi uji organoleptis, untuk mengetahui fisik repelen
yaitu bau dan warna repelen. Uji pH, untuk mengetahui derajat keasaman repelen.
Uji homogenitas, untuk mengetahui sifat campuran ekstrak dan basis repelen. Dan
uji efektivitas, untuk mengetahui daya proteksi repelen terhadap nyamuk Ae.aegypti
Tabel 1. Pengamatan uji mutu fisik losion
Variabel Definisi operasional
variabel Alat ukur Hasil ukur
Uji
organoleptis
Uji untuk mengetahui
fisik repelen, meliputi
bau dan warna yang
dihasilkan
Visual
Tekstur bau yang tidak
menyengat dan warna
yang menarik
Uji pH
Hal yang
menunjukkan derajat
keasaman dari
sediaan losion
pH meter
pH yang baik jika
hasilnya menyamai pH
fisiologi kulit yaitu 4,5-
6,5
Homogenitas
Hal ini dilakukan
untuk menunjukkan
homogenitas sediaan
losion
Object Glass
Homogen jika campuran
ekstrak dan cleansing
milk tercampur merata
Tidak homogen jika
seluruh bahan tidak
tercampur merata
Efektifitas
Hal ini dilakukan
untuk
membandingkan
efektifitas sediaan
losion ekstrak
marigold untuk
mengusir nyamuk
dari berbagai
konsentrasi
(Visual)
Banyaknya nyamuk yang
hinggap di tangan
11
2. Uji Daya Tolak Nyamuk
Dibutuhkan lima orang sukarelawan untuk melakukan uji ini, yaitu untuk lima
konsentrasi repelen yang berbeda (25%, 30%, 35%, 40% dan 45%) dan empat
ulangan. Basis losion menggunakan cleansing milk sebagai pengencer. Kontrol
negatif adalah tangan tanpa pengolesan apapun. Tahapan penelitian yang
dilakukan yaitu seperti berikut :
a. Disiapkan nyamuk uji Ae.aegypti betina umur 3-7 hari dalam kondisi lapar dan
repelen ekstrak dengan lima konsentrasi berbeda. Nyamuk yang digunakan
merupakan nyamuk hasil kolonisasi Laboratorium Entomologi Loka Litbang
P2B2 Baturaja. Strain nyamuk Ae.aegypti yang digunakan merupakan strain
Liverpool keturunan 120-123 (F120-F123).
b. Disiapkan sarung tangan karet yang telah diberi lubang dengan diameter 25 cm2,
kemudian dipakaikan pada kedua lengan. Area uji adalah bagian lengan yang
tidak ditutup sarung tangan/lubang 25 cm2 pada sarung tangan, yaitu lengan
bagian ventral. Sebelum area uji dipaparkan, terlebih dahulu dicuci dengan sabun
non parfum, lalu bilas dengan air dan diusap alkohol 70% yang akhirnya
dikeringkan dengan handuk.
c. Disiapkan kurungan nyamuk (50 x 35 x 40 cm) terbuat dari kawat steenless
dengan kerangka steenless dan sisi atas terbuat dari kaca bening untuk
mempermudah pengamatan. Pada bagian depan terdapat dua lubang untuk
memasukkan tangan dan diberi kain sepanjang 30cm.
Sebelum uji yang sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan adaptasi terhadap
nyamuk dan area uji. Adaptasi dilakukan dengan cara, tangan tanpa perlakuan
dimasukkan kedalam kandang uji selama 1 menit dan diamati. Jika nyamuk yang
hinggap pada area uji lebih dari 10 ekor, maka pengujian dapat dilakukan. Tetapi
jika nyamuk yang hinggap kurang dari 10 ekor, maka pengujian belum bisa
dilakukan. Dan adaptasi ini dilakukan berulang kali sampai memenuhi syarat yang
ditetapkan. Batas adaptasi ini, hingga pukul 08.00 WIB. Jika diatas pukul 08.00
WIB adaptasi masih belum berhasil, maka pengujian hari itu dibatalkan.4
Jika adaptasi berhasil, maka lanjut ke pengujian yang sesungguhnya.
Perlakuan dilakukan pada lima orang sukarelawan yang masing-masing kedua
lengannya dipakaikan sarung tangan karet, lubang 25cm2 diletakkan pada bagian
ventral lengan sebagai area uji. Kemudian oleskan lengan kiri dengan repelen
12
masing-masing konsentrasi ekstrak 25%, 30%, 35%, 40% dan 45% secara merata
pada area uji. Lengan kanan dibiarkan tanpa diolesi apapun sebagai kontrol.
Masukkan kedua lengan kedalam kurungan yang berisi 50 ekor nyamuk Ae.
aegypti betina kondisi lapar kedalam kurungan selama 3 menit. Hitung jumlah
nyamuk yang hinggap pada masing-masing lengan (area uji). Keluarkan lengan
dari kurungan nyamuk tersebut dan istirahatkan. Setelah 10 menit, masukkan
kembali kedua lengan kedalam kurungan nyamuk selama 3 menit dan hitung
kembali jumlah nyamuk yang hinggap pada masing-masing lengan (area uji). Hal
tersebut diulangi lagi setelah jeda 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 2 jam, 3
jam dan 4 jam (9x pengamatan).
Nyamuk yang telah kenyang darah dan tidak lincah atau mati pada setiap
pengujian diambil menggunakan aspirator dan dimasukkan nyamuk baru yang
masih lapar dan segar.
m. Manajemen dan Analisis Data
1. Menghitung Rendemen Ekstrak
Rendemen ekstrak hasil ekstraksi secara maserasi berulang, dihitung menggunakan
rumus :
2. Pengamatan Mutu Fisik Losion
Beberapa parameter yang ditentukan dalam pembuatan repelen ekstrak daun
marigold, yaitu uji organoleptis, untuk melihat dan mengamati bau dan warna
losion, derajat keasaman (pH) harus sesuai dengan pH kulit (pH 4,5 hingga pH
7,0), mempunyai sifat homogen antar campuran bahan losion (ekstrak dan
cleansing milk)
x 100%
13
3. Menghitung Efektivitas Repelen
Efikasi repelen yang diuji ditentukan berdasarkan daya proteksi yang dihitung
dengan rumus :
Keterangan : DP = Daya Proteksi
C = Jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan kontrol
P = Jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan perlakuan
Repelen dianggap efektif apabila pada pengamatan hingga jam ke-6 daya proteksinya
masih diatas 90 %.13
F. Hasil
1. Deskripsi Habitat
Daun marigold (Tagetes erecta L.) diperoleh dari pekarangan rumah Bapak
Supratman dan ladang sayur milik Bapak Adi di Desa Kerinjing Kota Pagaralam
Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Gambar 3. Berat basah daun marigold
yang didapatkan adalah 30 kg.
Gambar 3. Marigold pada ladang sayur
(C-P)
DP = x 100%
C
14
Daun marigold diambil dari tanaman yang telah memiliki bunga dapat dilihat
pada Gambar 4, hal ini dilakukan karena marigold varietas lain (T. african) memiliki
ciri daun dan batang yang hampir sama. Ciri yang membedakan kedua jenis tanaman
ini adalah warna bunga.
Secara geografis, Desa Kerinjing terletak di Kecamatan Kota Pagaralam yang
sebagian besar wilayahnya adalah ladang sayur. Lokasi pengambilan sampel
merupakan ladang sayur. Ladang lain disekitarnya berupa ladang sayur tomat dan
kubis milik penduduk. Tanaman lain yang terdapat di sekitar marigold adalah rumput-
rumputan. Karakteristik ladang tergolong heterogen, karena memiliki berbagai macam
tanaman sayuran dan bunga. Tanaman marigold hanya ditanam mengelompok pada
pinggir ladang. Data observasi terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Deskripsi lokasi habitat tanaman marigold (Tagetes erecta L.) sampel
penelitian
No Observasi habitat tanaman Pekarangan Ladang sayur
1 Karakteristik habitat Heterogen Heterogen
2 Gulma di sekitar tanaman Tidak ada Ada
3 Vegetasi sekitar Mawar, Bonsai,
Bougenville,
Kopi, rumput-
rumputan
4 Tanaman pelindung Tidak ada Tidak ada
5 Jarak tanam Tidak teratur Tidak teratur
6 Drainase Tidak tergenang Tidak tergenang dan
di buat bedeng
7 Luas habitat 5m2
10m2
Gambar 4. Marigold yang sudah berbunga warna kuning
(Tagetes erectaL.)
15
2. Determinasi Tanaman
Identifikasi tanaman dilakukan dengan pengamatan makromorfologi secara deskriptif
lalu membandingkannya dengan literatur. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
tanaman marigold yang dijadikan sampel sesuai dengan ciri morfologi Tagetes erecta
L. Untuk memastikan kebenarannya, sampel herbarium dideterminasi oleh Pusat
Penelitian Biologi LIPI Cibinong (Lampiran 2).
3. Deskripsi Simplisia dan Ekstrak Daun Marigold
Daun marigold yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah daun yang berwarna
hijau dan daun yang mekar sempurna (daun yang masih kuncup tidak digunakan).
Sampel daun diambil pada bulan Februari 2016. Saat pengambilan sampel, sudah
memasuki musim penghujan sehingga sampel yang diambil dalam kondisi basah oleh
air hujan. Jarak antara Kota Pagaralam dan Kota Baturaja ditempuh dengan perjalanan
darat selama kurang lebih 6 jam, menyebabkan sampel daun yang dalam kondisi
basah tersebut mengalami pembusukan yang lebih cepat. Setelah sampai di
Laboratorium Entomologi Loka Litbang P2B2 Baturaja, sampel di sortasi (dipilih
sampel daun yang masih segar dan berwarna hijau).
a) Proses pembuatan simplisia daun marigold
Proses pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari tak langsung selama ± 2
bulan. Proses pengeringan tergolong lama karena kondisi cuaca yang sering hujan
dan mendung. Daun marigold merupakan jenis daun majemuk, sehingga setelah
daun kering maka daun tersebut dipisahkan antara tangkai daun dan daunnya
sehingga diperoleh daun kering seberat 3,2 kg. Penggilingan dilakukan
menggunakan blender dan didapatkan serbuk simplisia berwarna hijau seberat 3,1
kg. Rangkuman berat sampel yang diproses tercantum pada Tabel 3.
b) Proses pembuatan ekstrak daun marigold
Ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Serbuk
yang diekstraksi sebanyak 3 kg. Ekstrak pekat yang didapatkan seberat 682,79
gram. Rangkuman berat sampel yang diproses tercantum pada Tabel 3. Lama
proses mulai dari maserasi (1x24 jam) pada penelitian ini dilakukan 4 kali
remaserasi, hingga ekstrak siap ditimbang memerlukan waktu 17-20 hari. Ekstrak
berbentuk pasta warna hijau tua pekat dan sangat lengket. Penyimpanan ekstrak
didalam kulkas dengan suhu berkisar antara 10 oC -15
oC. Penampakan simplisia
dan ekstrak dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.
16
Tabel 3. Rangkuman berat simplisia dan ekstrak daun marigold selama proses
Sampel Berat kotor
(kg)
Berat hasil
sortasi (kg)
Berat
kering (kg)
Berat
pemisahan
tangkai
dan daun
(kg)
Berat
serbuk (kg)
Berat
ekstrak
(gr)
Daun
Marigold 30 20 11 3,2 3,107 682,79
4. Uji fitokimia ekstrak daun marigold
Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak daun marigold menggunakan berbagai pereaksi
warna menunjukkan hasil bahwa ekstrak mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
saponin dan tanin. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4. Pengujian fitokimia terhadap
ekstrak daun marigold menggunakan metode standar dari Departemen Kesehatan11
yang digunakan oleh Laboratorium Farmasi FMIPA UNSRI dalam Modul
Praktikum.12
Gambar 6. Ekstrak daun marigold Gambar 5. Simplisia daun marigold
17
Tabel 4. Hasil uji fitokimia ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.)
No Uji
Fitokimia Pereaksi Hasil Kesimpulan
1 Alkaloid Dragendorff Terbentuk warna orange
dan endapan
+
Mayer Terbentuk warna keruh +
Wagner Terbentuk warna coklat +
2 Flavonoid Shinoda (Logam Mg + HCl
pekat)
Terbentuk warna orange
gelap
+
NaOH 10% Terbentuk warna orange
kehitaman
+
3 Saponin H2O + HCl pekat Terbentuk buih yang
mantap
+
4 Tanin H2O + FeCl3 1% Terbentuk warna hijau
kehitaman
+
5 Steroid Fase minyak + asam asetat
anhidrat + H2SO4
Tidak terbentuk warna
biru/ungu namun kuning
kehijauan
-
6 Triterpenoid Fase minyak + asam asetat
anhidrat + H2SO4
Tidak terbentuk warna
ungu/merah namun
berwarna kekuningan
-
7 Quinon H2O + NaOH 1N Tidak terbentuk warna
merah namun kuning
kehijauan
-
Keterangan : (+) : mengandung senyawa yang dimaksud; (-) : tidak mengandung senyawa yang dimaksud
18
Gambar 7.Hasil pengamatan terhadap perubahan warna dan endapan dari uji fitokimia ekstrak daun
marigold (Tagetes erecta L.) yang terbagi atas (a) uji alkaloid, (b) uji alkaloid, (c) uji
flavonoid, (d) uji saponin, (e) uji tanin, (f) uji quinon, (g) uji steroid dan triterpenoid
5. Uji mutu fisik losion ekstrak daun marigold
Hasil uji mutu fisik losion ekstrak daun marigold dengan pengamatan kurang lebih
satu bulan, diketahui bahwa sediaan losion memiliki bau yang menyengat khas
marigold dengan warna hijau keputihan, pH sediaan berkisar dari 5,3 – 7,4, campuran
bersifat homogen. Rangkuman hasil uji mutu fisik dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil uji mutu fisik losion ekstrak daun marigold
No Pengamatan Cara Pengamatan Hasil Pengamatan
1 Organoleptis Visual Sediaan losion memiliki bau yang
menyengat dengan warna hijau
keputihan, semakin tinggi konsentrasi
maka warna hijau semakin jelas
2 Homogenitas Object-Glass Sediaan losion tercampur secara merata
sehingga bersifat homogen
3 Uji pH pHmeter Pengukuran pH menunjukkan sediaan
berkisar pada pH 5,3 – 7,4
a
1
b
1
c
1
d
1
e
1
f
1
g
1
19
Hasil pengukuran pH repelen dengan pengamatan perminggu selama sebulan
menunjukkan bahwa pH repelen tidak mengalami perubahan yang berarti. Derajat
keasaman (pH) berkisar antara 5,9 – 7,4. Data hasil pengukuran pH disajikan dalam
Tabel 6.
Tabel 6.Data hasil pengukuran pH dengan pengamatan perminggu
Minggu
ke-
Pengukuran pH
25% 30% 35% 40% 45%
1 5,9 6,2 6,3 6,8 7,3
2 5,9 6,1 6,3 6,9 7,2
3 6,0 6,2 6,5 6,8 7,2
4 6,0 6,1 6,5 6,8 7,4
5 6,0 6,1 6,5 6,8 7,4
6. Uji efektivitas losion ekstrak daun marigold
Pada konsentrasi 25%, daya proteksi lebih dari 90% dijumpai hingga pada
pengamatan kelima, yang artinya losion ekstrak daun marigold pada konsentrasi 25%
efektif 2 jam setelah pengolesan (Tabel 7).
Tabel 7. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji repelen
ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 25%
Pengamatan ke- Rata-rata Daya Proteksi
(%) Kontrol negatif Perlakuan
1(setelah pengolesan) 8,5 0,3 96,5%
2(10 menit) 4,5 0 100,0%
3(15 menit) 5,0 0,8 88,0%
4(30 menit) 7,3 0,3 95,9%
5(45 menit) 8,5 0,5 94,1%
6(1 jam) 9,3 3,8 59,1%
7(2 jam) 8,3 3,0 63,9%
8(3 jam) 6,3 3,5 44,4%
9(4 jam) 5,5 3,5 36,4%
Hasil pengamatan menunjukkan fluktuasi daya proteksi ekstrak tidak stabil,
yaitu terlihat pada pengamatan ketiga daya proteksi menurun menjadi 88% dan naik
20
kembali pada pengamatan keempat dan kelima menjadi diatas 90%, pada akhir
pengamatan daya proteksi hanya 36,40%. Fluktuasi daya proteksi pada konsentrasi
25% terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Fluktuasi daya proteksi repelen ekstrak daun marigold pada konsentrasi 25%
Pada konsentrasi 30%, daya proteksi lebih dari 90% terlihat hingga pada
pengamatan kelima, yang artinya 2 jam setelah pengolesan repelen masih efektif
menolak. Tetapi semakin lama daya proteksinya semakin menurun. Pada pengamatan
12 jam setelah pengolesan daya proteksi hanya 56,9% . Data disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji repelen
ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 30%
Pengamatan ke- Rata-rata Daya Proteksi
(%) Kontrol negatif Perlakuan
1(setelah pengolesan) 11,8 0 100,0%
2(10 menit) 11,0 0,7 93,6%
3(15 menit) 9,8 0,7 92,9%
4(30 menit) 5,0 0,3 94,0%
5(45 menit) 10 1,0 90%
6(1 jam) 8,8 2,7 69,3%
7(2 jam) 7,5 3,7 50,7%
8(3 jam) 10,0 3,7 63,0%
9(4 jam) 6,5 2,8 56,9%
21
Fluktuasi daya proteksi pada konsentrasi 30% cukup stabil, terlihat kenaikan
dan penurunan daya proteksi tidak terlalu besar. Fluktuasi daya proteksi pada
konsentrasi 30% terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Fluktuasi daya proteksi repelen ekstrak daun marigold pada konsentrasi 30%
Daya proteksi pada konsentrasi 35% disajikan dalam Tabel 9. terlihat bahwa
daya proteksi lebih dari 90% dijumpai hingga pada pengamatan keempat, yang
artinya 1 jam setelah pengolesan repelen masih efektif menolak.
Tabel 9. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji repelen
ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 35%
Pengamatan ke-
Rata-rata Daya Proteksi
(%) Kontrol negatif Perlakuan
1(setelah pengolesan) 11,3 0,3 97,3%
2(10 menit) 10,5 0,5 95,2%
3(15 menit) 13,0 1,3 90,0%
4(30 menit) 10,0 1,0 90,0%
5(45 menit) 12,3 2,0 83,7%
6(1 jam) 10,3 2,3 77,7%
7(2 jam) 9,8 3,0 69,4%
8(3 jam) 8,8 3,5 60,2%
9(4 jam) 6,5 3,5 46,2%
22
Hasil pengamatan menunjukkan daya proteksi memiliki fluktuasi yang stabil,
semakin lama semakin menurun. Pada pengamatan terakhir (12 jam setelah
pengolesan) daya proteksi repelen ekstrak daun marigold hanya 46,2%. Fluktuasi
daya proteksi ekstrak daun marigold terlihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Fluktuasi daya proteksi repelen ekstrak daun marigold pada konsentrasi 35%
Pada konsentrasi 40%, daya proteksi lebih dari 90% dijumpai sampai pada
pengamatan keempat, yang artinya 1 jam setelah pengolesan repelen masih efektif
menolak. Data hasil pengamatan jumlah nyamuk dan daya proteksi untuk konsentrasi
40% disajikan dalam Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji repelen
ekstrak daun Marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 40%
Pengamatan ke- Rata-rata
Daya Proteksi
(%) Kontrol negatif Perlakuan
1(setelah pengolesan) 11,25 0,25 97,8%
2(10 menit) 12,5 0,25 98,0%
3(15 menit) 10,75 0,25 97,7%
4(30 menit) 11,5 1 91,3%
5(45 menit) 9,25 2,75 70,3%
6(1 jam) 10,75 3,25 69,8%
7(2 jam) 9,25 4,25 53,7%
8(3 jam) 16,5 7,5 54,5%
9(4 jam) 6,25 2 68,0%
23
Hasil pengamatan menunjukkan daya proteksi memiliki fluktuasi yang stabil,
semakin lama semakin menurun. Pada pengamatan terakhir (12 jam setelah
pengolesan) daya proteksi repelen ekstrak daun marigold hanya 68%. Fluktuasi daya
proteksi pada konsentrasi 40% terlihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Fluktuasi daya proteksi repelen ekstrak daun marigold pada konsentrasi 40%
Pada konsentrasi 45%, daya proteksi lebih dari 90% hanya dijumpai sampai
pada pengamatan ketiga, yang artinya losion hanya mampu menolak selama 30 menit
setelah dioleskan. Data disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap dan daya proteksinya pada uji repelen
ekstrak daun marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 45%
Pengamatan ke-
Rata-rata Daya Proteksi
(%) Kontrol negatif Perlakuan
1(setelah pengolesan) 14,5 0,25 98,3%
2(10 menit) 8,75 0,5 94,3%
3(15 menit) 9,25 0,25 97,3%
4(30 menit) 7,25 1,5 79,3%
5(45 menit) 5,25 1 80,9%
6(1 jam) 11 2 81,8%
7(2 jam) 7,75 5 35,5%
8(3 jam) 7,25 5,25 27,6%
9(4 jam) 6,25 2,75 56,0%
24
Daya proteksi mengalami fluktuasi yang tidak stabil, terlihat pada pengamatan
keempat hanya 79,3% dan pada pengamatan kelima dan keenam naik kembali
menjadi 80,9% dan 81,8 %. Daya proteksi mengalami penurunan drastis pada
pengamatan ke tujuh dan delapan, yaitu hanya 35,5% dan 27,6%. Fluktuasi daya
proteksi pada konsentrasi 45% terlihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Fluktuasi daya proteksi ekstrak daun marigold pada konsentrasi 45%
Hasil uji daya tolak sediaan losion ekstrak daun marigold dengan basis
cleansing milk yang dilakukan terhadap nyamuk Ae.aegypti menunjukkan bahwa
untuk semua konsentrasi rata-rata memiliki daya proteksi diatas 90% pada pegamatan
ketiga dan keempat. Kontrol positif pada penelitian ini adalah repelen yang sudah
beredar di masyarakat dan sudah komersil dengan bahan aktif DEET 13% aroma
jeruk. Alasan pemilihan produk ini karena menurut beberapa penjual toko didaerah
Baturaja bahwa repelen jenis ini yang paling laris di masyarakat. Kontrol positif
menunjukkan daya proteksi repelen diatas 90% hingga pada pengamatan kedelapan,
yang artinya repelen tersebut efektif menolak hingga 8 jam setelah pengolesan.
Tetapi, pada pegamatan terakhir yaitu 12 jam setelah pengolesan repelen ini tidak
efektif lagi. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pada
pegamatan terakhir nyamuk yang hinggap di perlakuan kontrol positif lebih banyak
daripada yang hinggap di kontrol negatif, yang berarti bahwa daya tolak repelen sudah
benar-benar habis.
25
1. Hasil pengukuran suhu tubuh probandus, suhu dan kelembaban ruangan
Hasil pengukuran suhu tubuh probandus, suhu ruang (minimal dan maksimal) dan
kelembaban ruangan selama pengujian disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 12. Rata-rata hasil pengukuran suhu tubuh probandus, suhu ruang dan kelembaban
selama pengujian
pengamatan ke- rata-rata suhu tubuh suhu ruang
Kelembaban 25% 30% 35% 40% 45% max Min
1(setelah
pengolesan) 36 36,2 35,1 36,5 35,4 28,5 25,8 77%
2(10 menit) 36 36,2 36 36,5 35,4 28,5 25,8 77%
3(15 menit) 36 36,1 35,4 36,5 35,4 28,5 25,8 77%
4(30 menit) 36,1 36,2 35 36,1 36,3 28,5 25,8 66%
5(45 menit) 36 36,3 35,3 36,1 36,3 28,5 25,8 66%
6(1 jam) 36,1 36,2 35,3 36,2 35,2 28,5 25,8 67%
7(2 jam) 36,6 35,9 35,3 36,2 35,6 28,5 25,8 63%
8(3 jam) 36,3 36 36,5 36,3 36,2 27,8 27,4 59%
9(4 jam) 35,6 36,1 35,5 36,3 36,1 27,8 26,4 62%
rata-rata hasil
pengukuran 36,1 36,1 35,5 36,3 35,8 28,3 26,0 68%
Hasil pengukuran menunjukkan suhu tubuh rata-rata probandus selama
pengujian berkisar antara 35,5 hingga 36,3. Rata-rata suhu ruangan maksimal dan
minimal selama pengujian berturut-turut sebesar 28,3 dan 26,0 dengan kelembaban
rata-rata sebesar 68%
Pengamatan yang dilakukan terhadap nyamuk uji setelah pengujian, yaitu 24
jam setelah paparan didapatkan bahwa nyamuk banyak yang mati, semakin tinggi
konsentrasi maka nyamuk yang mati semakin banyak. Pengamatan selama pengujian
juga didapatkan bahwa nyamuk uji mengalami kondisi tidak aktif sampai mati. Pada
saat pengujian nyamuk uji yang tidak aktif dan mati, diganti dengan nyamuk yang
segar.
G. Pembahasan
Tumbuhan marigold jarang dijumpai di masyarakat karena tumbuhan ini memiliki bau
yang menyengat dan tidak disukai. Untuk kalangan petani bunga, tumbuhan ini juga
26
kurang disukai karena tidak memiliki nilai jual yang bagus. Menurut Sucipto,5 bahwa
tumbuhan marigold tidak begitu populer di masyarakat karena bau yang tidak sedap pada
tumbuhan ini, tetapi karena baunya ini tumbuhan marigold bermanfaat sebagai tanaman
pengusir serangga.
Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada posisi 4º Lintang Selatan (LS) dan
103, 15º Bujur Timur (BT). Sebagai salah satu Kota di Provinsi Sumatera Selatan, Pagar
Alam terletak sekitar 298 Km dari Kota Palembang (Ibu Kota Provinsi) serta berjarak 60
Km di sebelah barat daya dari Kabupaten Lahat. Berdasarkan pengamatan dari Pos
pengamatan Gunung Api Dempo, suhu udara minimum di Kota Pagar Alam selama
Tahun 2015 adalah 190C, sedangkan suhu maksimum adalah 30
0C. Jumlah Hujan
terbanyak terjadi pada bulan Februari yaitu 25 hari. Sebagian besar keadaan tanah di
Kota Pagar Alam berasal dari jenis Latosol dan Andosol dengan bentuk permukaan
bergelombang sampai berbukit. Jika dilihat dari kelasnya, tanah di daerah ini pada
umumnya adalah tanah kelas I (satu) yang mengandung kesuburan yang tinggi. Hal ini
terbukti dengan Daerah Kota Pagar Alam yang merupakan penghasil sayur-mayur,
buah-buahan, dan merupakan salah satu Sub terminal Agribisnis (STA) di Provinsi
Sumatera Selatan.14
Desa Kerinjing merupakan salah satu daerah penghasil sayuran
terbesar di Kota Pagaralam.
Daun marigold (T. erecta L.) diperoleh dari Desa Kerinjing Kota Pagaralam
Provinsi Sumatera Selatan. Daerah Kerinjing merupakan daerah pegunungan dengan
iklim yang cenderung basah dan lembab. Tumbuhan marigold dapat tumbuh subur di
daerah ini. Di Kota Pagaralam, tumbuhan marigold banyak ditanam di pekarangan rumah
sebagai tanaman hias. Pada tahun 2009-2013, tumbuhan marigold menjadi salah satu
bunga yang diunggulkan oleh Pemerintah Kota Pagaralam pada festival bunga yang
diselenggarakan di kota tersebut. Sebagian besar pekarangan rumah di Kota Pagaralam
menanam jenis tumbuhan ini. Menurut Purwadi,15
bahwa bunga marigold pada festival
bunga Pagaralam didapatkan dari petani dengan harga Rp. 22.500/kg dan bunga jenis
lain, yaitu bunga krisan dan kancing didapatkan dari lokasi pengembangan milik Kota
Pagaralam.15
Pemerintah Kota Pagaralam mendidik kelompok petani di tiap kecamatan
untuk menanam jenis tanaman marigold dan menjanjikan akan membeli bunga yang
dihasilkan oleh kelompok tani tersebut. Menurut Bapak Supratman selaku ketua
kelompok petani dari Desa Kerinjing, bahwa pemilihan marigold sebagai salah satu
bunga yang diunggulkan pada festival bunga di kota tersebut karena tanaman marigold
ini dapat tumbuh dengan baik di daerah Pagaralam, memiliki bunga yang mecolok
27
dengan warna yang menarik, satu tanaman marigold dapat menghasilkan bunga yang
banyak mencapai 1 kg per tanaman, bunga marigold memiliki daya tahan yang cukup
lama, yaitu bisa sampai ± 1 minggu.
Marigold yang ditanam di daerah Pagaralam ada dua varietas yang berbeda, yaitu
marigold kuning dan marigold orange. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
varietas marigold berbunga kuning. Karakteristik morfologi kedua varietas marigold
tersebut mirip, jadi untuk membedakannya pada saat pengambilan sampel yaitu dipilih
tumbuhan yang sudah berbunga mekar. Hal ini dilakukan karena varietas marigold yang
berbunga orange merupakan jenis lain dari tagetes atau biasa disebut Marigold african.16
Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan metode maserasi berulang atau
remaserasi,11
karena keterbatasan dana pada penelitian ini dilakukan 4 kali remaserasi.
Proses remaserasi bertujuan untuk mendapatkan hasil ekstrak yang banyak, diharapkan
dengan remaserasi maka seluruh zat aktif yang terkandung akan terlarut secara
sempurna. Menurut Edy,17
bahwa remaserasi dilakukan dengan harapan seluruh zat aktif
yang terkandung akan tersari secara sempurna, penggantian pelarut dengan yang baru
setiap kali proses remaserasi akan menghindari kejenuhan dalam proses penyarian.
Ekstrak daun marigold yang diperoleh dari maserasi ini sebanyak 682,79 gr dari
3 kg berat simplisia yang digunakan (Tabel 3). Berdasarkan hasil tersebut, maka
didapatkan rendemen ekstrak sebesar 23,17%. Pelarut etanol 70% berperan dalam
menghasilkan rendemen yang tinggi ini, karena etanol memiliki sifat kepolaran yang
sama dengan sebagian besar komponen yang terdapat pada biomassa sel, seperti protein,
karbohidrat dan klorofil. Hal ini sesuai dengan pendapat Sani,18
yang menyatakan bahwa
etanol 70% dapat melarutkan senyawa fitokimia lebih maksimal karena etanol 70%
masih mengandung air cukup banyak (30%) yang membantu proses ekstraksi sehingga
sebagian senyawa tersebut ada yang dapat tertarik dalam etanol dan ada pula yang
tertarik dalam air. Selain itu, etanol 70% diketahui bersifat sebagai antiseptik sehingga
ekstrak tidak mudah berjamur. Beberapa senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid,
glikosida, saponin serta klorofil dapat terlarut dalam pelarut polar sehingga senyawa
yang terekstrak cukup banyak dan menghasilkan rendemen yang tinggi.
Senyawa fitokimia yang berhasil teridentifikasi pada penelitian ini adalah golongan
alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin (Tabel 4). Hasil ini menunjukkan perbedaan
dengan penelitian yang telah dilakukan di India menggunakan pelarut metanol, yang
berhasil mengidentifikasi adanya senyawa aktif lain, yaitu triterpenoid dan steroid.19 20
Sedangkan pada penelitian ini senyawa tersebut tidak berhasil teridentifikasi. Hal ini
28
kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan varietas dari kedua tanaman tersebut,
letak tumbuh dan perbedaan iklim tumbuh yang akan sangat mempengaruhi
komposisi dan kadar senyawa aktif yang dimiliki oleh tumbuhan.21
Perbadaan senyawa
yang teridentifikasi ini juga dapat disebabkan karena perbedaan pelarut yang digunakan.
Menurut Hariyati,22
bahwa pelarut dapat mempengaruhi kualitas dan jenis senyawa yang
terkandung dalam ekstrak tumbuhan.
Senyawa bioaktif golongan alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin diketahui
memiliki potensi farmakologi sebagai antioksidan, antimikrobakterial dan juga dapat
dijadikan bahan dasar insektisida. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Devika & Justin23
dan Vijay20
yang menggunakan sampel daun dan bunga T.erecta
melaporkan bahwa ekstrak marigold berpotensi sebagai antibakteri, antimikroba,
insektisida, nematisida.23 20
Menurut Rosnani & Mustanir,24
bahwa senyawa alkaloid
dapat dijadikan sebagai penghalau serangga dan tanin merupakan senyawa fenolik yang
tidak disukai nyamuk. Jadi, kemungkinan senyawa bioaktif pada ekstrak daun marigold
yang berpotensi sebagai obat antinyamuk adalah golongan alkaloid dan tanin.
Hasil pembuatan losion ekstrak daun marigold dengan bahan pencampur cleansing
milk diperoleh suatu bentuk losion kental yang berwarna hijau keputihan. Pengamatan
organoleptis pada penelitian ini bertujuan untuk melihat secara visual warna dan bau
losion. Hasil pengamatan diketahui bahwa losion ekstrak daun marigold ditambah
cleansing milk memiliki warna hijau keputihan dengan bau yang menyengat. semakin
tinggi konsentrasi warna losion semakin gelap dan semakin aromatik baunya yaitu bau
khas marigold. Basis losion yang berupa cleansing milk memiliki warna putih bersih, dan
semakin tinggi konsentrasi, maka warna hijau semakin dominan pada losion dan warna
putih semakin menghilang. Warna hijau ini kemungkinan didapatkan dari klorofil daun
marigold.18
Pengukuran pH dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH losion yang
dibuat. Pada penelitian ini didapatkan pH yang sesuai dengan kulit, yaitu pada
konsentrasi 25%, 30% dan 35% berkisar dari 5,9 – 6,9. Menurut Fitriana et al.25
bahwa
pH yang sesuai untuk kulit berkisar antara 5,0-7,0.Menurut Anief dalam Ameliana &
Winarti3, bahwa pH kulit mendekati netral yaitu berkisar antara 4,5 hingga 6,5.
Kesesuaian nilai pH sediaan topikal dengan pH kulit mempengaruhi penerimaan kulit
terhadap sediaan. Sediaan topikal yang ideal adalah tidak mengiritasi kulit.
Kemungkinan iritasi kulit akan sangat besar apabila sediaan terlalu asam atau terlalu basa
karena repelan topikal meembutuhkan kontak yang lama dengan kulit.3
29
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap homogenitas losion, losion kurang
homogen karena masih terbentuk gelembung didasar object glass. Setelah penyimpanan
24 jam pada suhu ruang, losion terlihat lebih kental dan lebih homogen, artinya
gelembung yang sebelumnya terbentuk mulai menghilang. Campuran ekstrak dan
cleansing milk tercampur secara merata, memiliki tekstur lembut dan stabilitas fisik yang
optimal.25
Penyimpanan pada suhu ruangan (270C) selama 24 jam menunjukkan bahwa
formula losion tetap stabil dan tidak menunjukkan perubahan fisik yang berarti. Hasil
pengamatan, yaitu formula losion tetap homogen, tidak terjadi creaming, bau dan warna
juga tidak berubah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan losion yang terbentuk
stabil secara termodinamik.25
Pengamatan setelah satu bulan menunjukkan losion masih
stabil dan tidak terjadi perubahan fisik.
Uji daya tolak nyamuk terhadap repelen ekstrak daun marigold dengaan basis
cleansing milk menunjukkan bahwa repelen mampu menolak hingga pengamatan kelima,
yang artinya efektifitas repelen hanya 2 jam setelah pengolesan. Jika dibandingkan
dengan kontrol positif yang menggunakan losion merk „X‟ dengan bahan aktif DEET
13%, efektivitas losion masih jauh dibawah losion merk X tersebut yang mampu
menolak diatas 90% hingga pengamatan kedelapan, yaitu 8 jam setelah pengolesan.
Pengamatan yang kesembilan atau 12 jam setelah pengolesan yang dilakukan
untuk semua konsentrasi menunjukkan bahwa repelen masih memiliki daya tolak
walaupun tidak efektif lagi, yaitu masih memiliki daya tolak berkisar 50%. Hal ini jika
dibandingkan dengan kontrol positif sangat berbeda, yaitu pada kontrol positif
pengamatan 12 jam setelah pengolesan menunjukkan bahwa daya tolak repelen benar-
benar habis yang ditunjukkan dengan nyamuk yang hinggap lebih banyak di lengan
dengan perlakuan. Hal ini kemungkinan disebabkan, pada repelen yang sudah komersil
daya tolaknya memang dibuat sampai 8 jam saja dengan tujuan menyesuaikan dengan
kulit manusia yang membutuhkan istirahat setelah 8 jam.
Pengamatan yang dilakukan terhadap nyamuk uji setelah 24 jam paparan
menunjukkan bahwa nyamuk uji banyak yang mati. Semakin tinggi konsentrasi maka
nyamuk yang mati juga semakin banyak. Selama pengujian juga didapatkan bahwa
banyak nyamuk uji yang menjadi tidak aktif dan bahkan mati, saat pengujian nyamuk
yang tidak aktif dan mati diganti dengan nyamuk baru yang masih segar. Kematian
nyamuk uji ini belum bisa dipastikan penyebabnya, salah satunya dapat terjadi karena
repelen bersifat racun sehingga setelah mengalami paparan dengan repelen selama
30
pengujian, nyamuk mengalami kematian. Hal ini sesuai dengan pendapat Slamet,7 bahwa
tanaman marigold mengandung senyawa aktif pyrethrin yang bersifat racun.
Mengacu pada kriteria pengujian repelen dari Komisi Pestisida,13
maka repelen
ekstrak daun marigold dengan basis losion cleansing milk masih belum efektif untuk
menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Menurut Komisi Pestisida, bahwa repelen
dianggap efektif bila selama 6 jam setelah pengolesan daya proteksinya masih diatas
90%.13
Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk melihat potensi ekstrak sebagai insektisida jenis lain dan larvasida.
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Daya proteksi diatas 90% repelen ekstrak daun marigold (T.erecta) dengan basis
losion cleansing milk terhadap nyamuk Ae.aegypti pada konsentrasi 25% sampai
dengan pengamatan kelima, yang artinya dua jam setelah pengolesan
b. Daya proteksi diatas 90% repelen ekstrak daun marigold (T.erecta) dengan basis
losion cleansing milk terhadap nyamuk Ae.aegypti pada konsentrasi 30% sampai
dengan pengamatan kelima, yang artinya dua jam setelah pengolesan
c. Daya proteksi diatas 90% repelen ekstrak daun marigold (T.erecta) dengan basis
losion cleansing milk terhadap nyamuk Ae.aegypti pada konsentrasi 35% sampai
dengan pengamatan keempat, yang artinya satu jam setelah pengolesan
d. Daya proteksi diatas 90% repelen ekstrak daun marigold (T.erecta) dengan basis
losion cleansing milk terhadap nyamuk Ae.aegypti pada konsentrasi 40% sampai
dengan pengamatan keempat, yang artinya satu jam setelah pengolesan
e. Daya proteksi diatas 90% repelen ekstrak daun marigold (T.erecta) dengan basis
losion cleansing milk terhadap nyamuk Ae.aegypti pada konsentrasi 45% sampai
dengan pengamatan ketiga, yang artinya 30 menit setelah pengolesan
f. Konsentrasi efektif losion ekstrak daun marigold (T.erecta) dengan basis
cleansing milk adalah 30% yang memiliki daya proteksi paling lama dan daya
proteksi paling stabil, yaitu dua jam setelah pengolesan
g. Mutu fisik losion yang memenuhi standar repelen adalah konsentrasi 25% dan
30%, yaitu pH 5,9 & 6,2; sifat campuran homogen dan bau menyengat khas
marigold dgn warna hijau keputihan
31
2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat potensi ekstrak daun marigold
sebagai insektisida jenis lain dan larvasida
I. Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dari
Sekretariat Risbinkes 2016 yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk
melakukan penelitian ini. Ibu Ani Isnawati,Apt.,M.Kes. dan ibu Dra. Blondine Christina,
M.Kes. selaku pembina yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,
bimbingan dan saran dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. Kepala
Loka Litbang P2B2 Baturaja, Bapak Yulian Taviv, SKM., M.Si. atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan penelitian Risbinkes 2016.
Ibu Hotnida Sitorus, M.Sc dan Ibu Milana Salim, S.Si.M.Si. selaku pembimbing di Loka
Litbang P2B2 Baturaja yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.
Bapak Yahya, SKM.,M.Si selaku penanggung jawab Laboratorium Entomologi. Ibu
Yanelza Supranelvy,S.Si.,M.Si. selaku penanggung jawab Laboratorium Parasitologi.
Bapak Dr. Salni, M.Si selaku pembimbing dalam ekstraksi sampel di Laboratorium
Genetika UNSRI. Ibu Katarina Sri Rahayu selaku teknisi Laboratorium Entomologi
Loka Litbang P2B2 Baturaja. Ibu Dian Agustin Verawati dan Ibu Fitrianiz Srikandi
selaku administrasi yang membantu semua pengadministrasian pada penelitian ini. Mbak
Melia Handayani selaku customer service Loka Litbang P2B2 Baturaja. Teman-teman
Loka Litbang P2B2 Baturaja dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan
motivasi, baik moral maupun material selama pelaksanaan penelitian dan penyelesaian
laporan serta semua pihak yang telah membantu dan berperan baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses kegiatan penelitian ini.
Khusus kami selaku tim dalam penelitian Riset Binaan Kesahatan 2016 dengan
judul “Daya Tolak Ekstrak Daun Marigold (Tagetes erecta L.) terhadap Nyamuk Aedes
aegypti di Laboratorium” mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi kepada teman-
teman yang sudah bersedia menjadi probandus dalam pengujian repelen ini, tanpa kalian
penelitian ini tidak bisa dilakukan.
J. Daftar Kepustakaan
1. Hadi UK, Sigit. SH, Gunandini DJ, Soviana S, Sugiarto. Pengaruh Penggunaan
Repelen Masal Jangka Panjang pada suatu Pemukiman terhadap Keberadaan
32
Nyamuk Aedes aegypti (Diptera: Culicidae). J Entomol Indones. 2008;5(1):27-35.
2. Adiyasa IWS, Santi SR, Manurung M. Uji Aktivitas Repelan Minyak Atsiri Buah
Liligundi (Vitex trifolia Linn) terhadap Nyamuk Aedes aegypti. J Kim. 2014;8(1):23-
27.
3. Ameliana L, Winarti L. Uji Aktivitas Antinyamuk Losion Minyak Kunyit sebagai
Alternatif Pencegah Penyebaran Demam Berdarah Dengue. J Trop Pharm Chem.
2011;1(2):137-145.
4. Champakaew D, Junkum A, Chaithong U, et al. Assessment of Angelica sinensis
(Oliv.) Diels as a Repellent for Personal Protection Against Mosquitoes Under
Laboratory and Field Conditions in Northern Thailand. Parasit Vectors.
2016;9(1):373. doi:10.1186/s13071-016-1650-y.
5. Sucipto E. Berbagai Manfaat Dibalik Keindahan Bunga Marigold. Alam Pedia.
http://alampedia.blogspot.co.id/2014/09/marigold-bunga-yang-indah-dan.html.
Published 2014. Accessed September 23, 2015.
6. Arefin S, Islam MT, Hossain MT. Proximate Analysis , Phytochemical Screening
and Antioxidant Activity of Tagetes erecta Flower Growing in Coastal Area of
Bangladesh. J Glob Biosci. 2015;4(5):140-151.
7. Slamet D. Bunga Tahi Kotok (Tagetes erecta L.). Serba Tanaman. http://serba-
tanaman.blogspot.co.id/2010/07/bunga-tahi-kotok-tagetes-erecta-l.html. Published
2010. Accessed September 30, 2015.
8. Hutagalung, Dwisyahputra; Marsaulina, Irnawati; Naria E. Pengaruh Ekstrak Daun
Kenikir (Tagetes erecta L.) sebagai Repellent terhadap Nyamuk Aedes spp. J
Lingkung dan Keselam Kerja. 2013;2(2):1-10.
9. Ndiha BBA, Martosupono M. Tagetes sebagai salah satu sumber lutein. Jurnalis
NTT. jurnalis-ntt.blogspot.co.id/2009/07/tagetes-sebagai-salah-satu-sumber.html.
Published 2009. Accessed October 21, 2016.
10. WHO. Guidelines for Efficacy Testing of Mosquito Repellents for Human Skin.
Who/Htm/Ntd/Whopes/20094. 2009:1-30.
11. Departemen Kesehatan RI. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Cetakan 1. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2000. doi:615.32.
12. Fitriyah. Modul Fitokimia. Inderalaya: Jurusan Farmasi MIPA Universitas
Sriwijaya; 2013.
13. Pestisida K. Metode Standar Pengujian Efikasi Pestisida. Jakarta: Departemen
Pertanian; 1995.
14. Portal Web Kota Pagaralam. Kondisi Geografis Kota Pagaralam.
http://www.pagaralamkota.go.id/web/kondisi-geografis/#.
http://www.pagaralamkota.go.id/web/kondisi-geografis/#. Published 2016. Accessed
September 15, 2016.
15. Purwadi D. Hiasi Mobil dengan Bunga, Habiskan 40.000 Kuntum Bunga.
Republika.co.id.
http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/10/28/ltr7sy-hiasi-mobil-
dengan-bunga-habiskan-40000-kuntum-bunga. Published 2011. Accessed November
14, 2016.
33
16. Kumar V, Singh AK, Verna RK. Planting Geometry and Pinching in African
Marigold (Tagetes Erecta L.). LAP LAMBERT Academic Publishing; 2014.
doi:3659548839.
17. Edy HJ, Marchaban, Wahyuono S, Nugroho AE. Formulasi dan Uji Sterilitas
Hidrogel Herbal Ekstrak Etanol Daun Tagetes erecta L. J Ilm Farm UNSRAT.
2016;5(2):9-16.
18. Sani RN, Nisa FC, Andriani RD, Maligan JM. Analisis Rendemen dan Skrining
Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii. J Pangan dan
Agroindustri. 2014;2(2):121-126.
19. Gong Y, Plander S, Xu H, Bela S, Gao Y. Supercritical CO2 Extraction of Oleoresin
from Marigold (Tagetes erecta L.) Flowers and Determination of its Antioxidant
Componens with online HPLC-ABTS Assay. J Sci Food Agric. 2011;91(15):2875-
2881.
20. Vijay KP, Laxman BC, Balansaheb SR, Yuvraj NR, Janardhan PM.
Pharmacognostic, Physicochemical and Phytochemical Investigation of Tagetes
erecta Linn Flowers (Asteraceae). J Biol Sci Opin. 2013;1(1):21-24.
doi:10.7897/2321.
21. Mardany MP, Chrystomo LY, Karim AK. Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas
Sitotoksik dari Tumbuhan Sarang Semut ( Myrmecodia beccarii Hook . f .) Asal
Kabupaten Merauke. J Biol Papua. 2016;8(1):13-22.
22. Hariyati S. Standarisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Salah Satu Tahapan
Penting Dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. InfoPOM. 2005:1-12.
23. Devika R, Justin K. Screening and Evaluation of Bioactive Components of Tagetes
Erecta L. By Gc – Ms Analysis. Asian J Pharm Clin Res. 2014;7(2):5-7.
24. Rosnani, Mustanir. Isolasi Senyawa Bioaktif Penolak (Repellent) Nyamuk dari
Ekstrak Aseton Batang Tumbuhan Legundi (Vitex trifolia). Bul Tanam Rempah dan
Obat. 2008;XIX(2):174-180.
25. Fitriana AY, Wahyuningrum R, Sudarso. Daya Repelan dan Uji Iritasi Formula
Losion Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle Linn) dengan Variasi Basis Lanolin
terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Pharmacy. 2012;9(2):39-57.
34
K. Lampiran
Lampiran 1. Persetujuan Etik
35
Lampiran 2. Surat Determinasi Tanaman
36
Lampiran 3. Photo Kegiatan
Tumbuhan marigold
(Tagetes erecta L.)
Proses evavorasi
Sampel tumbuhan yang
diambil dari ladang sayur
Simplisia folia marigold Proses penyaringan filtrat
Ekstrak daun marigold
37
Menimbang ekstrak yang
akan dibuat losion
Sortir nyamuk jantan dan
betina
Kolonisasi nyamuk Aedes aegypti
mulai dari telur hingga dewasa
Losion sebanyak 0,1gr yang siap
dioleskan ke probandus
38
Proses Uji daya tolak nyamuk
39
Lampiran 4. PSP dan Inform Consent Probandus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Lampiran 5. Data Hasil Pengujian Daya Tolak Nyamuk
52
53
Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Suhu Tubuh, Suhu Ruangan dan Kelembaban Selama Pengujian