Tabel Pengkajian Skrining Kaki untuk Pemeriksaan Klinis
Tanda Ya TidakAdanya deformitas atau penonjolan tulangKulit tidak utuh (ulcer)Neuropathy
Monofilament tidak terdeteksi Tuning Fork tidak terdeteksi
Tekanan abnormal, adanya callusKehilangan mobilitas sendiNadi kaki
Tidak terdeteksi arteri pada Tibia posterior Tidak terdeteksi arteri pada Dorsal pedal
Perubahan warna pada kulitTanda lainya
Pernah mengalami ulcer Amputasi
Ketidaktepatan penggunaan alas kakiInterpretasi : Kaki berisiko dengan minimal satu jawaban “ya”
Pemeriksaan skrining ini dianjurkan setidaknya sekali setahun untuk masalah kaki potensial.
Keterangan Penggunaan Tabel Skrining:
1. Deformitas atau penonjolan tulang
2. Kalus. Kalus merupakan penebalan kulit yang umumnya terjadi di telapak
kaki. Kalus disebabkan gesekan atau tekanan berulang pada daerah
yang sama, distribusi berat tubuh yang tidak seimbang, sepatu yang
tidak sesuai, atau kelainan kulit. Kalus dapat menjadi berkembang
menjadi infeksi.
3. Pemeriksaan Fisik Neuropati Perifer
Tanda neuropati perifer meliputi hilangnya sensasi rasa getar dan posisi,
hilangnya reflek tendon dalam, ulkus tropik, foot drop, atrofi otot, dan
pemembentukan calus hipertropik khususnya pada daerah penekanan
misalnya pada tumit. Status neurologis dapat diperiksa dengan
menggunakan monofilament Semmes-Weinsten untuk mengetahui apakah
penderita masih memiliki "sensasi protektif”, Pemeriksaan menunjukkan
hasil abnormal jika penderita tidak dapat merasakan sentuhan monofilamen ketika
ditekankan pada kaki dengan tekanan yang cukup sampai monofilamen bengkok. Neuropati
berdampak pada deformitas dan ulkus pada kaki sebagai akibat abnormalnya distribusi tekanan
terutama pada permukaan plantar. Neuropati saraf otonom meningkatkan resiko kerusakan kulit.
Cara melakukan Pemeriksaan Semmes–Weinstein monofilament
a. Pemeriksaan sensorik harus dilakukan dalam suasana tenang dan
santai.
b. Terapkan pemeriksaan monofilament di tangan pasien (atau siku/dahi)
sehingga pasien mengerti hasil yang diharapkan pada pemeriksaan ini.
c. Pasien tidak harus dapat melihat bagian yang diperiksa. Tiga lokasi
yang akan diuji pada kedua kaki seperti pada gambar berikut
d. Terapkan tegak lurus monofilament ke permukaan kulit
e. Berikan kekuatan yang cukup agar dilamen berubah bentuk, bungkuk
atau melengkung.
f. Durasi penekatan ke kulit sekitar 2 detik
g. Trapkan filament sepanjang lokasi yang tidak memiliki keluhan kaki
seperti kalus, bekas luka, atau nekrotik
h. Jaga agar filament hanya satu kali kontak ke kulit pada lokasi yang
sama
i. Saat filament di tekan, tanyakan pada pasien apakah dia merasa
tekanan yang diberikan (ya/tidak) dan selanjutnya tanyakan di mana
letak tekanan tersebut (kaki kiri atau kanan)
j. Ulangi aplikasi ini pada dua lokasi yang lain
Pemeriksaan Tuning Fork
a. Lakukan pemeriksaan sensorik dalam suasana tenang dan santai.
b. Pertama, terapkan garpu tala pada pergelangan tangan pasien
(atau siku atau klavikula) sehingga pasien mengetahui pemeriksaan
yang akan dilakukan
c. Pasien tidak harus dapat melihat bagian yang diperiksa. Terapkan
garpu tala pada bagian tulang di sisi dorsal distal kaki pertama
d. Garpu tala harus diterapkan tegak lurus dengan tekanan yang
konstan seperti pada gambar.
e. Ulangi aplikasi ini setidaknya ada garpu tala yang tidak bergetar
f. Tes positif apabila pasien menjawab benar setidaknya dua aplikasi.
Dan negative apabila dua dari tida jawaban yang benar (positif
berarti berisiko)
g. Jika pasien tidak merasakan getaran pada jempol kaki, pengkajian
diulang kea rah lebih proksimal (maleolus, tuberositas tibialis)
Alat pemeriksaan lain adalah garputala, dimana dapat digunakan untuk
rnengetahui sensasi getar penderita dengan memeriksanya pada
pergelangan kaki dan sendi metatarsophalangeal pertama. Pada neuropati
metabolik terdapat gradien intensitas dan paling parah pada daerah distal.
Jadi pada pasien yang tidak dapat merasakan getaran pada pergelangan
ketika garputala dipindahkan dari ibu jari kaki ke pergelangan menunjukkan
gardien intensitas karena neuropati metabolik. Pada umumnya, seseorang
tidak dapat merasakan getaran garputala pada jari tangan lebih dari 10 detik
setelah pasien tidak dapat merasakan getaran pada ibu jari kaki. Beberapa
penderita dengan sensasi normal hanya menunjukkan perbedaan antara
sensasi pada jari kaki dengan tangan pemeriksa kurang dari 3 detik.
4. Pemeriksaan Nadi
5. Alas Kaki yang tepat dengan prinsip sirkulasi udara terpenuhi, ujung kaki tidak sempit, ada sisa
panjang kurang lebih 1 cm diukur dari ujung jari, bersol tinggi, dan empuk.
Ulkus Kaki
Strategi yang terstandar dan konsisten untuk mengevaluasi luka merupakan hal yang esensial, dan dapat
menjadi pedoman untuk terapi selanjutnya. Hal-hal yang penting untuk dikaji adalah :
a. Penyebab
Pemilihan sepatu yang salah yang menimbulkan sakit merupakan penyebab paling sering
terjadinya ulkus, meskipun pada pasien dengan ulkus iskemik murni. Oleh karena itu, sepatu
harus diperiksa secara cermat pada seluruh pasien.
b. Tipe ulkus
Sebagian besar ulkus dapat diklasifikasikan sebagai ulkus neuropatik, iskemik, atau neuro-
iskemik. Jika satu atau lebih nadi pedis tidak teraba atau jika sebuah ulkus tidak mengalami
perbaikan dengan treatmen yang optimal, evaluasi yang lebih ekstensif harus dilakukan pada
pembuluh darah. Sebagai langkah awal, dapat dilakukan pengukuran tekanan ankle brachial.
Index tekanan ankle brachial (ABPI) di bawah 0,9 merupakan tanda dari penyakit arterial perifer.
Namun, tekanan pada ankle mungkin meningkat secara palsu dikarenakan adanya kalsifikasi
pada arteri. Oleh karena itu, pemeriksaan lain seperti pengukuran tekanan pada ibu jari kaki
atau tekanan transkutaneus dari oksigen (TcPo2) harus digunakan.
c. Lokasi dan kedalaman
Ulkus neuropati seringkali terjadi pada permukaan telapak kaki atau pada area yang
terdapat di atas deformitas tulang. Ulkus iskmemik dan neuro-iskemik lebih sering terjadi pada
jari-jari kaki pada batas lateral kaki.
Kedalaman dari suatu ulkus dapat sulit untuk ditentukan, karena adanya kalus atau nekrosis
di atas deformitas tulang. Oleh karena itu, ulkus neupati dengan kalus dan nekrosis harus
dilakukan debridement secepat mungkin. Debridement tersebut seharusnya tidak dilakukan
pada ulkus iskemik dan neuro-iskemik tanpa tanda-tanda infeksi. Pada ulkus neuropatik,
debridement biasanya dilakukan tanpa anestesi umum.
d. Tanda-tanda infeksi
Infeksi pada kaki dibetes menimbulkan ancaman secara langsung pada kaki yang terkena,
dan harus ditangani secara tepat dan aktif. Tanda dan atau gejala infeksi seperti demam, nyeri,
atau peningkatan hitung darah putih/ESR biasanya tidak muncul. Walaupun begitu, jika tanda-
tanda tersebut muncul, kerusakan jaringan substansial atau bahkan perkembangan abses
munkin terjadi.
Resiko terjadinya osteomielitis harus dinilai. Setelah debridement awal, jika tulang
mungkin/dapat disentuh dengan alat steril, hal ini mugkin terjadi infeksi pada tulang tersebut.
Suatu infeksi superficial biasanya disebabkan oleh bakteri gram positif. Pada kasus (yang
kemungkinan) terjadi infeksi yang dalam, pengecatan Gram dan kultur dari bagian yang
terdalam dari jaringan yang terkena disarankan – bukan apusan superficial. Infeksi tersebut
biasanya karena polymicrobial, termasuk bakteri anaerob dan gram positif serta negatif.
Penanganan Ulkus
Prinsip penanganan ulkus
a. Mengurangi tekanan dan perlindungan terhadap ulkus
Off-loading secara mekanik
Teknik total contact casting atau teknik casting lainnya-lebih dipilih pada manajemen ulkus
telapak kaki
Total Contact Casting (TCC) merupakan metode offloading yang paling efektif. TCC
dibuat dari gips yang dibentuk secara khusus untuk menyebarkan beban pasien keluar dari
area ulkus. Metode ini memungkinkan penderita untuk berjalan selama perawatan dan
bermanfaat untuk mengontrol adanya edema yang dapat mengganggu penyembuhan luka.
Meskipun sukar dan lama, TCC dapat mengurangi tekanan pada luka dan itu ditunjukkan
oleh penyembuhan 73-100%. Kerugian TCC antara lain membutuhkan ketrampilan dan
waktu, iritasi dari gips dapat menimbulkan luka baru, kesulitan untuk menilai luka
setiap harinya. Karena beberapa kerugian TCC tersebut, lebih banyak digunakan Cam
Walker, removable cast walker, sehingga memungkinkan untuk inspeksi luka setiap
hari, penggantian balutan, dan deteksi infeksi dini.
Alas kaki temporal
Alas kaki/sepatu yang sesuai bentuk dan ukuran individu
Menhindari tahanan/beban berat
Pembatasan berdiri dan berjalan
Penggunaan kruk
b. Mengembalikan perfusi kulit
Prosedur revaskularisasi arteri : prosedur revaskularisasi distal (bedah angioplasty atau
bypass) lebih sering dibutuhkan.
Manfaat penanganan farmakologi untuk meningkatkan perfusi belum ditemukan
Penekanan harus diberikan terkait penurunan resiko kardiovaskuler (mengurangi rokok,
pengobatan hipertensi dan dislipidemia, penggunaan aspirin).
c. Penanganan infeksi
Ulkus superficial dengan infeksi kulit
Debridement dengan menghilangkan seluruh jaringan nekrotik dan pemberian antibiotic
oral yang ditargetkan untuk Staphylococcus aureus dan streptococci
Infeksi dalam (mengancam kaki)
Surgical drainage secepat mungkin (rujukan emergency) dengan menghilangkan jaringan
nekrotik atau jaringan dengan vaskularisasi yang buruk, termasuk tulang yang terinfeksi.
Revaskulasrisasi, jika dibutuhkan
Antiobiotik spectrum luas melalui intravena, ditujukan untuk mikroorganisme gram
positif dan gram negativf termasuk mikroorganisme anaerob.
d. Mengontrol metabolism dan penanganan komorbiditas
Kontrol diabetes secara optimal, jika perlu dengan insulin (gula darah <8 mmol/L atau <140
mg/dL)
Penanganan edema dan malnutrisi
e. Perawatan luka local
Ispeksi luka secara reguler
Debridement luka secara reguler (dengan scalpel)
Kontrol eksudat dan menjaga lingkungan tetap lembab
Pertimbangkan terapi tekanan negative pada luka post operasi
Tindakan-tindakan berikut ini tidak dilakukan pada manajemen rutin :
Pemberian produk biological aktif (kolagen, growth factor, bioengineered tissue) pada ulkus
neuropati
Treatment systemic hyperbaric oxygen
Agen silver atau antimicrobial lain yang mengandung dressing.
Catatan : footbaths merupakan kontra indikasi karena dapat menimbulkan maserasi pada
kulit.
f. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
Instruksi harus diberikan dengan self-care yang tepat dan bagaimana mengenali serta
melaporkan tanda dan gejala (memburuknya) infeksi seperti demam, perubahan pada
kondisi luka, atau hiperglikemia.
g. Menentukan penyebab dan mencegah pengulangan kejadian
Penyebab ulkus harus ditentukan bertujuan untuk mengurangi kemungkinan pengulangan
kejadian. Ulkus pada bagian kontra-lateral kaki harus dicegah dan proteksi pada tumit
diberikan selama periode bedrest. Sekali episode berakhir, pasien harus dimasukkan pada
program foot care yang komprehensif dengan observasi sepanjang hidup.
Foot Care, Pendidikan pasien tentang praktek perawatan kaki dan
Pemilihan sepatu
Pendidikan yang disajikan secara terstruktur dan terorganisir, memainkan
peran penting dalam pencegahan masalah kaki. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan motivasi dan keterampilan. Orang dengan diabetes harus
belajar bagaimana mengenali potensial masalah kaki dan menyadari
langkah-langkah yang mereka perlu respon. Pendidik harus menunjukkan
keterampilan, seperti cara memotong kuku tepat.
Pendidikan harus disediakan dalam beberapa sesi, dan sebaiknya
menggunakan metode campuran. Hal ini penting untuk mengevaluasi
apakah orang dengan diabetestelah memahami pesan, termotivasi untuk
bertindak, dan memilikiketerampilan perawatan mandiri. Selanjutnya,dokter
dan profesional kesehatan lainnya harus mengenyam pendidikan secara
periodik untuk meningkatkan perawatan untuk berisiko tinggiindividu.
Perawatan harian yang dapat dilakukan adalah :
1. mencuci kaki dengan sabun dan air hangat.
2. kaki harus dikeringkan dengan benar sampai ke sela-sela jari agar
tidak terinfeksi jamur.
3. Oleskan pelembab untuk mencegah kulit kering, tetapi jangan
oleskan pelembab pada sela-sela jari.
4. Jangan merendam kaki, karena akan membuat kulit rusak, sehingga
mudah terkena infeksi.
5. Saat mencuci atau mengoleskan pelembab pada kaki, perhatikan
kaki. Apakah terdapat bercak merah, kapalan, luka, kuku yang
tumbuh menusuk jari kaki, kuku kuning dan rapuh, pembengkakan
kaki, kulit kaki pecah pecah ataupun melepuh. Perhatikan juga
warna kulit kaki yang menjadi biru atau hitam. Hal ini menandakan
aliran darah yang buruk sehingga butuh penanganan segera.
6. Jika sulit untuk melihat telapak kaki, gunakanlah cermin atau minta
tolong kepada orang serumah.
7. Guntinglah kuku kaki setiap bulan dengan arah lurus, kikir ujung-
ujung kuku yang tajam dengan pengikir kuku dan jangan
menggunting kutikula kuku .
. Pemilihan alas kaki:
1. Pasian DM harus selalu menggunakan alas kaki yang nyaman
dipakai, baik di dalam maupun di luar rumah
2. Alas kaki tidak boleh kebesaran maupun kekecilan karena dapat
menyebabkan kaki lecet.
3. Periksalah bagian dalam sepatu sebelum menggunakannya untuk
memastikan tidak ada benda tajam yang dapat melukai kaki.
4. Sepatu dan alas kaki harus dipilih secara khusus untuk mencegah
adanya gesekan atau tekanan pada kaki.
Untuk menjaga aliran darah ke kaki tetap baik, angkat kaki saat duduk,
lalu gerakkan jari-jari kaki dan pergelangan kaki ke atas dan ke bawah
selama 5 menit sebanyak 2 -3 kali sehari. Jangan melipat kaki dalam
waktu lama.
Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien berisiko tinggi (edukasi dan
dipraktekkan langsung oleh perawat) :
1. inspeksi kaki setiap hari, termasuk daerah antara jari kaki
2. perlunya orang lain yang terlatih untuk memeriksa kaki, (Jika
penglihatan terganggu, penderita diabetes tidak bolehmencoba
melakukan perawatan kaki mereka sendiri)
3. mencuci kaki secara teratur dengan pengeringan hati-hati,
terutamaantara jari kaki
4. Temperatur air - selalu di bawah 37 ◦ C
5. Jangan gunakan pemanas atau botol air panas untuk menghangatkan
kaki
6. Menghindari berjalan di ruangan tanpa alas kaki atau di luar ruangan
danmengenakan sepatu tanpa kaos kaki
7. hindari agen kimia atau plester untuk menghilangkan kapalan - tidak
boleh digunakan
8. inspeksi dan palpasi setiap hari bagian dalam sepatu
9. Jangan memakai sepatu ketat atau sepatu dengan tepi kasar
danjahitan tidak merata
10. Penggunaan minyak pelumas atau krim untuk kulit kering - tapi
tidakantara jari kaki
11. ganti kaos kaki setiap hari
12. Jangan pernah memakai kaus kaki ketat atau setinggi lutut
13. Memotong kuku lurus
14. Kutil dan kapalan - harus dipotong oleh tenaga kesehatan
15. Memberitahukan penyedia layanan kesehatan sekaligus jika
terdapat luka, goresan atau sakit telah berkembang
D. Manajemen Luka diabetes
Dasar dari perawatan ulkus diabetes meliputi 3 hal yaitu debridement,
offloading dan kontrol infeksi.
Debridement
Debridement menjadi salah satu tindakan yang terpenting dalam
perawatan luka. Debridement adalah suatu tindakan untuk membuang
jaringan nekrosis, callus dan jaringan fibrotik. Jaringan mati yang dibuang
sekitar 2-3 mm dari tepi luka ke jaringan sehat. Debridement meningkatkan
pengeluaran faktor pertumbuhan yang membantu proses penyembuhan
luka.
Metode debridement yang sering dilakukan yaitu surgical (sharp),
autolitik, enzimatik,kimia, mekanis dan biologis. Metode surgical, autolitik
dan kimia hanya membuang jaringan nekrosis (debridement selektif),
sedangkan metode mekanis membuang jaringan nekrosis dan jaringan hidup
(debridement non selektif).
Surgical debridement merupakan standar baku pada ulkus diabetes dan
metodeyang paling efisien, khususnya pada luka yang banyak terdapat
jaringan nekrosis atau terinfeksi. Pada kasus dimana infeksi telah merusak
fungsi kaki atau membahayakan jiwa pasien, amputasi diperlukan untuk
memungkinkan kontrol infeksi dan penutupan luka selanjutnya.Debridement
enzimatis menggunakan agen topikal yang akan merusak jaringan nekrotik
dengan enzim proteolitik seperti papain, colagenase, fibrinolisin-Dnase,
papainurea, streptokinase, streptodornase dan tripsin. Agen topikal diberikan
pada luka sehari sekali, kemudian dibungkus dengan balutan tertutup.
Penggunaan agen topikal tersebut tidak memberikan keuntungan tambahan
dibanding dengan perawatan terapi standar. Oleh karena itu,
penggunaannya terbatas dan secara umum diindikasikan untuk
memperlambatulserasi dekubitus pada kaki dan pada luka dengan perfusi
arteri terbatas.
Debridement mekanis mengurangi dan membuang jaringan nekrotik pada
dasar luka. Teknik debridement mekanis yang sederhana adalah pada
aplikasi kasa basah-kering (wet-to-dry saline gauze). Setelah kain kasa basah
dilekatkan pada dasar luka dan dibiarkan sampai mengering, debris nekrotik
menempel pada kasa dan secara mekanis akan terkelupas dari dasar luka
ketika kasa dilepaskan.
Offloading
Offloading adalah pengurangan tekanan pada ulkus, menjadi salah satu
komponen penanganan ulkus diabetes. Ulserasi biasanya terjadi pada area
telapak kaki yang mendapat tekanan tinggi. Bed rest merupakan satu cara
yang ideal untuk mengurangi tekanan tetapi sulit untuk dilakukanTotal
Contact Casting (TCC) merupakan metode offloading yang paling efektif. TCC
dibuat dari gips yang dibentuk secara khusus untuk menyebarkan beban
pasien keluar dariarea ulkus. Metode ini memungkinkan penderita untuk
berjalan selama perawatan dan bermanfaat untuk mengontrol adanya
edema yang dapat mengganggu penyembuhan luka.
Meskipun sukar dan lama, TCC dapat mengurangi tekanan pada luka dan
itu ditunjukkanoleh penyembuhan 73-100%. Kerugian TCC antara lain
membutuhkan ketrampilan dan waktu, iritasi dari gips dapat menimbulkan
luka baru, kesulitan untuk menilai luka setiap harinya.
Penanganan Infeksi
Penelitian mengenai penggunaan antibiotika sebagai terapi ulkus
diabetes masihsedikit, sehingga sebagian besar didasarkan pada
pengalaman klinis. Terapi antibiotik harus didasarkan pada hasil kuftur
bakteri dan kemampuan toksistas antibiotika tersebut.Pada infeksi yang
tidak membahayakan (non-limb threatening) biasanya disebabkan oleh
staphylokokus dan streptokokus. Infeksi ringan dan sedang dapat dirawat
poliklinis dengan pemberian antibiotika oral, misalnya cephalexin, amoxilin-
clavulanic, moxifloxin atau clindamycin.
Sedangkan pada infeksi berat biasanya karena infeksi polimikroba,
sepertistaphylokokus, streptokokus, enterobacteriaceae, pseudomonas,
enterokokus dan bakteri anaerob misalnya bacteriodes, peptokokus,
peptostreptokokus. Pada infeksi berat harus dirawat dirumah sakit, dengan
pemberian antibiotika yang mencakup gram posistif dan gramnegatif, serta
aerobik dan anaerobik. Pilihan antibiotika intravena untuk infeksi berat
meliputi imipenem-cilastatin, B-lactam B-lactamase (ampisilin-sulbactam dan
piperacilintazobactam), dan cephalosporin spektrum luass.
Perawatan Luka
Penggunaan balutan yang efeklif dan tepat menjadi bagian yang penting
untuk memastikan penanganan ulkus diabetes yang optimal. Pendapat
mengenai lingkungan sekitar luka yang bersih dan lembab telah diterima
luas. Keuntungan pendekatan ini yaitu mencegah dehidrasi jaringan dan
kematian sel, akselerasi angiogenesis, dan memungkinkan interaksi antara
faktor pertumbuhan dengan sel target. Pendapat yang menyatakan bahwa
keadaan yang lembab dapat meningkatkan kejadian infeksi tidak pernah
ditemukan.
Beberapa jenis balutan telah banyak digunakan pada perawatan luka
serta didesain untuk mencegah infeksi pada ulkus (antibiotika), membantu
debridement (enzim), dan mempercepat penyembuhan luka.Balutan basah-
kering dengan normal salin menjadi standar baku perawatan luka. Selain itu
dapat digunakan Platelet Derived Growth Factor (PDGF), dimana akan
meningkatkan penyembuhan luka, PDGF telah menunjukan dapat
menstimulasi kemotaksis dan mitogenesis neutrofil, fibroblast dan monosit
pada proses penyembuhan luka.
Penggunaan pengganti kulit/dermis dapat bertindak sebagai balutan
biologis, dimanamemungkinkan penyaluran faktor pertumbuhan dan
komponen matrik esktraseluler.Recombinant Human Platelet Derived Growth
Factors (rhPDGF-BB) (beclpermin) adalah satu-satunya faktor pertumbuhan
yang disetujui oleh US Food and Drug Administration (FDA). Living skin
equivalen (LSE) merupakan pengganti kulit biologis yang disetujui FDA untuk
penggunaan pada ulkus diabetes
http://www.readersdigest.co.id/sehat/info.medis/sepatu.pengidap.diabetes/005/001/133
Nah, jika orang lain membeli sepatu karena model atau enak dilihat, maka diabetisi harus membeli sepatu yang sehat dan bisa menunjang sirkulasi yang baik ke kaki. Sebelum terlambat, jika Anda memang telah memiliki diabetes, sebaiknya perhatikan rambu-rambu berikut dalam memilih sepatu.
Pilih sepatu tertutup yang sesuai dengan ukuran dan bentuk kaki Anda.
Pastikan sepatu selebar kaki Anda dan sekitar satu sentimeter lebih panjang dari jari kaki terpanjang Anda agar tidak terlalu ketat.
Gunakan sepatu berperekat atau bertali, bukan sepatu yang langsung pakai. Sepatu berperekat atau bertali bisa menyediakan fleksibilitas untuk dilonggarkan atau dikencangkan sesuai kebutuhan.
Cari sepatu dengan bahan kulit lembut tanpa keliman di bagian dalam, dan hindari yang berbahan plastik.
Kenakan kaus kaki dari bahan katun.
Untuk wanita, tinggi hak sepatu sebaiknya tidak lebih dari lima sentimeter, dan hindari sepatu berujung runcing. (Wiko Rahardjo)
5 Cara Tepat Memilih Sepatu Bagi Pasien DiabetesErninta Afryani Sinulingga - detikHealth Rabu, 22/05/2013 12:00 WIBJakarta, Penderita diabetes di dunia semakin meningkat angkanya. Tak hanya itu, kurangnya kesadaran
tentang implikasi penyakit ini, setiap tahun 50 ribu orang diamputasi kakinya. Untuk itu bagi pasien
diabetes perlu melakukan beberapa hal penting saat membeli sepatu.
Seperti dikutip dari Times of India, Rabu (22/5/2013), berikut ini cara tepat untuk memilih sepatu bagi
pasien diabetes seperti yang disarankan dr Pradeep Gadge, diabetologis tamu di Andheri's Seven Hills
Hospital:
1. Apakah Tekanannya Tepat?
Sebelum memberli sepasang sepatu, berkonsultasilah dengan diabetologis atau orthotist untuk menilai
berapa banyak tekanan pada telapak kaki Anda. Orthotis dan teknisi alas kaki Dhruv Saraiya mengatakan
idealnya 50 persen berat badan berada pada tumit ketika berdiri, 20 persen pada jempol kaki, dan 30
persen pada jari kaki depan dan lateral (luar) sisi kaki.
"Karena kurangnya sensasi di kaki mereka, penderita diabetes tidak menyadari tentang jumlah tekanan
yang mereka letakkan pada titik tertentu sambil berjalan. Jika mereka terus melakukan tekanan konstan
pada tempat yang sama, itu dapat menyebabkan luka dan borok yang mungkin butuh waktu lama untuk
menyembuhkan atau mungkin tidak menyembuhkan sama sekali," kata Dhruv.
Sebuah analisis titik tekanan digunakan untuk mendesain sol yang disesuaikan untuk individu, yang akan
membantu melindungi kaki dari cedera.
2. Kenakan Sol Tebal
Sol untuk non-penderita diabetes rata-rata memiliki ketebalan 3 mm. Namun, untuk penderita diabetes
perlu memakai sol yang meiliki ketebalan antara 8 mm hingga 12 mm. Alasannya adalah biomekanik
berubah kaki.
Bhushan Hemade, orthotist dari Algeos India mengatakan, "Orang-orang yang kurang merasakan
kakinya mungkin juga memiliki kontrol otot yang kurang. Jika seseorang terus memberikan tekanan pada
area yang melemah sambil berjalan, akan menyebabkan dislokasi tulang atau patah tulang pada kaki
atau pergelangan kaki. Sol yang tebal akan menolong jatuhnya lengkungan kaki dan memberikan kontrol
gerakan yang lebih baik bagi penderita diabetes."
3. Pilih Sol yang Kaku
Sepatu dengan sol yang kaku dikenal untuk mengurangi tekanan pada kaki depan. Bhushan
menjelaskan, "Sepatu yang kaku membatasi pergerakan dari sendi pada kaki. Ini mencegah peregangan
berlebihan plantar fasia atau tendon lengkungan kaki, sehingga mendistribusikan berat badan lebih
besar daerah kaki. Ketika berat badan akan didistribusikan, ada kemungkinan kerusakan jaringan akan
berkurang."
4. Belanjalah di Malam Hari
Para ahli menyarankan sebaiknya berbelanja sepatu di malam hari. "Karena berdiri sepanjang hari,
duduk dan berjalan, kaki menjadi bengkak. Mereka akan kembali ke ukuran normal mereka di pagi hari,"
kata Dhruv.
Ia menyarankan agar membeli sepatu ketika kaki membengkak hingga kapasitas maksimum. Karena hal
ini akan memberikan ukuran yang lebih cocok dan mencegah luka akibat sepatu yang bisa berubah
menjadi luka besar.
5. Pilihlah Sepatu yang Bersirkulasi
Jika Anda penderita diabetes, belilah sepatu kulit, suede, atau kain untuk sirkulasi udara yang lebih baik.
Pastikan ada cukup ruang untuk jari-jari kaki Anda untuk bergerak bebas di dalam sepatu.
Nah, tips lainnya untuk menjaga agar kaki Anda tetap sehat adalah:
- Cuci kaki setiap hari dengan air hangat dan sabun ringan
- Periksa suhu air dengan menggunakan jari tangan Anda. Dengan sensasi rendah di kaki Anda, Anda
mungkin tidak tahu apakah air terlalu panas
- Ingatlah untuk mengeringkan kaki dengan lembut khususnya di antara jari kaki
- Kenakan sepasang kaus kaki bersih setiap hari
- Kaki kering dapat mengembangkan retak yang dapat berubah menjadi luka. Lembabkan mereka setiap
hari dengan body lotion
- Jangan berdiri di satu posisi lama dan berhenti merokok. Ini mengurangi aliran darah ke kaki Anda.
Hal ini disarankan sebab dokter mengatakan bahwa hampir 70 persen dari semua penderita diabetes
akhirnya menderita neuropati perifer atau kerusakan saraf pada sistem saraf perifer, yang disebabkan
oleh gula darah tinggi. Dan ketika hal ini terjadi, saraf di kaki adalah yang pertama terkena.
"Kadar glukosa tinggi dapat melemahkan dinding kapiler yang memasok saraf dengan oksigen dan
menyebabkan sirkulasi darah yang buruk pada kaki. Hasilnya adalah mati rasa dan hilangnya sensasi di
kaki," jelas dr Pradeep.
Sirkulasi darah yang buruk dapat memperpanjang penyembuhan dan memungkinkan luka menyebar.
Luka yang tak dapat disembuhkan menyebabkan kerusakan parah pada jaringan dan tulang dan
mungkin memerlukan amputasi jari kaki, kaki atau bagian dari kaki.
Dr Pradeep menambahkan, "Semua penderita diabetes harus berinvestasi dalam sepatu pelindung dan
mengurus kaki mereka."