IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
..., \ I
I •
" .
rl:: If 02 /03
TESIS
SINTESIS TIGA TURUNAN N-{KlOROBENZOIL)-N' ·BENZOILUREA DAN
UJI AKTMTAS ANTIKEJANG PER ORAL PADA MENCIT
[N-(4-kIorobenzoiI)-N'-benzoiIurea, N-{2,4-dildorobenzoil)-N'· benzoiIurea, N-{3,4-diklorobenzoil}-N'-benzoilurea)
PENEUTIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIS
. ~: .. ' ." , . ."
FARIDA SUHUD
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2002
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
SINTESIS TIGA TURUNAN N-(KLOROBENZOIL)-N'-BENZOILUREA DAN
UJI AKTIVITAS ANTIKEJANG PER ORAL PADA MENCIT
[N-(4-kIorobenzoH}-N'-benzoilurea, N-(2,4-diklorobenzoil}-N'-benzoiIurea, N-(3,4-diklorobenzoil}-N'-benzoilureal
PENELlTlAN EKSPERIMENT AL LABORA TORIS
TESIS
Untuk Memperoleh GeIar Magister Program Studi Umu Farmasi
Program Pascasarjana Universitas Airlangga
F ARIDA SUHUD 090014164M
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2002
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Lembar pengesahan
Pembimbing Ketua
TESIS INI TELAH DISETUJUI
Tanggal22 Agu.tu. 2002
OLEH
Pembimbing
DR. SISW ANDONO, MS, APT. DR. H AD RASORI, MS, APT.
NIP. 130809079
Men etahui
Ketua Program tudi I1mu Fannasi
Program Pasc8Salj Universitas Airlangga
,
" ,
DR. DJOKO A S PURWANTO MSi., APT.
NIP. 131653457
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Tesis ini telah diuji pada tanggal 22 Agustus 2002
Paoitia Ujian Tesis:
1. Prof. Dr. Bambaog Soehardjo, SU, Apt
2. Dr. Siswandono, MS, Apt
3. Dr. Achmad Basori, MS, Apt
4. Prof. Drs Soemadi, Apt
5. Dr .. Tutuk Budiarti, MS, Apt
(Ketua)
(Anggota)
(Anggota)
(Anggota)
(Anggota)
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas
rahmat dan karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.
Terima kasih dan penghargaan yang sctinggi-tingginya disampaikan
kepada:
Dr. Siswandono, MS, Apt, pembimbing utama yang dengan penuh
perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, saran dan dorongan selama
penelitian dan penulisan tesis ini.
Dr. Achmad Basori, MS, Apt, pembimbing yang dengan penuh perhatian
dan kesabaran telah memberikan bimbingan, saran dan dorongan selama
penelitian dan penulisan tesis ioi.
Rektor Universitas Surabaya dan Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Surabaya, atas kesempatan dan bantuan biaya yang diberikan uotuk mengikuti
pendidikan Program Magister pada Program Studi IImu Farmasi Pascasarjana
Universitas Airlangga Surabaya.
Rektor Universitas Airlangga, Direktur dan Ketua Program Studi I1mu
Farmasi Program Pascasarjana Universitas Airlangga., atas kesempatan dan
fasilitas untuk mengikuti pendidikan Program Magister.
Kepala Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Surabaya beserta staf dan karyawan yang telah memberikan fasilitas dan bantuan
selama pelaksanaan sintesis dan pengujian-pengujian.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Kepala Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga beserta stafdan karyawan, yang telah memberikan fasilitas dan bantuan
dalam pelaksanaan uji aktivitas senyawa hasil sintcsis.
Kepala Laboratorium Kimia Medisinal Fakultas Farmasi Universitas
Airlaogga beserta star dan karyawan, yang te1ah banyak membantu dalam
penelusuran pustaka dan memherikan masukanlsaran selama penelitian dan
peoulisan tesis ini.
Tim penilai usulan peneiitian, yang telah memberikan saran, kritik,
koreksi dan masukan yang sangat berharga guna penyempurnaan pelaksanaan
penelitian dan penulisan tesis ini.
Saudara Kartika dan Didik, yang ban yak membantu selama melakukan
uji aktivitas senyawa hasil sintesis.
Kepala Laboratorium Dasar Bersama Uni'/ersitas Airlangga beserta star
dan Kopala Laboratorium Puslitbang LIP! 1akarta beserta staf, yang telah
membantu melakukan karakterisasi struktur senyawa hasil sintesis.
Rekan-rekan tenaga edukatifFakultas Farmasi Universitas Surabaya dan
karyawao yang b~.nyak membantu selama p~nelitian maupun penulisan tesis ini.
Rekan-rekan mahasiswa S-2 angkatan 2000 yang banyak memberikan
bantuan dan dukungan moril selama penelitian dan penulisan tesis ini.
Keluarga yang memberikan bantuan dan dukungan moril sampat
selesainya tesis ini.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
berpartisipasi dalam kelancaran selama studi lanj ut.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pcrkcmbangan ilmu farmasi pada
umumnya dan ilmu kimia medisinal pada khususnya.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
RINGKASAN
Penelitian pengembangan senyawa N-N' -dibenzoilurea sebagai
antikejang didasarkan pada struktur senyawa yang mengandung gugus ureida
asiklik yang merupakan isosterik dari stmktur cbat antikejang pada umumnya.
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan modifikasi stmktur kimia
menggunakan raneangan Topliss. berdasarkan perubahan sifat Jipofilik dan
elektronik yang semakin meningkat, yang diramalkan memberikan aktivitas lebih
tinggi.
Pada penelitian ioi dilakukan sintesis dan uji aktivitas antikejang tiga
turunan N-(klorobenzoil)-N' -benzoilurea, untuk itu perlu dilakukan beberapa
tahapan penelitian. Tahap pertama. sintesis senyawa turunan N-(klorobenzoil)-
N' -henzoilurea dan pemumian hasil sintesis. Se1anjutnya dilakukan karakterisasi
struktur senyawa hasil sintesis dan diakhiri dengan uji aktivitasnya sebagai
antikejang.
Sintesis senyawa turunan N-(klorobenzoil)-N' -benzoilurea dilakukan
dengan menggunakan bahan dasar benzoilurea hasil reaksi substitusi
nukleofilik asil (SN asH) urea dan benzoil klorida. Benzoilurea direaksikan lebih
lanjut dengan metode yang sarna (SN asil) dengan turunan klorobenzoilklorida
sehingga diperoleh senyaw. N-(4-klorobenzoil)-N'-benzoilure., N-(2,4-
diklorobenzoil)-N' -benzoilurea dan N-(3,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea.
Senyawa-senyawa hasil sintesis in1 mempunyai sifat lipofilik dan elektronik yang
lebih tinggi dibanding N,N' -dibenzoilurea.
IX
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Pemurnian hasil sintesis dilakukan dengan rekristalisasi dalam pelarut
etanol panas. Persentase hasil yang diperoleh 37,25%A2,44%. Uji kemurnian
hasil sintesis dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KL T) menggunakan tiga
rasa gerak dan penentuan titik lebur. Adanya bercak tunggal pada KLT dan jarak
lebur yang keeil menunjukkan bahwa senyawa-senyawa hasil sintesis muroi.
Karakterisasi struktur dilakukan dengan spektrofotorneter lembayung
ultra (UV). merah infra (IR) dan spektrorneter resonansi magnit inti eU_NMR).
Berdasarkan analisis spektra UV, IR dan IH_NMR senyawa hasil sintesis, dapat
disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis sesuai dengan yang diharapkan.
Uji aktivitas antikejang senyawa-senyawa hasil sintesis dilakukan
dengan metode MES (Maximum Electroshock Seizure), dengan rnenggunakan
mencit (Mus musculus) sebagai hewan coba. Sebagai pembanding digunak:an
N,N' -dibenzoilurea. Penentuan nilai ED~o dilakukan dengan analisis probit
menggunakan komputer program SPSS.I0.0. Hasil uji aktivitas antikejang,
diperoleh nilai ED" untuk senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)-N'-benzoilurea ~ 352
mglkg BB dan N-(3,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea ~ 174 mg/kg BB.
Sedangkan untuk senyawa N·(4·klorobenzoil)-N'·benzoilurea tidak rnenunjukkan
aktivitas antikejang.
Dibanding dengan N,N'-dibcnzoilurea (ED" ~ 382 mg/kg BB), N-(2,4-
diklorobenzoil)-N' -benzoilurea dan N-(3,4-diklorobenzoil)-N'benzoilurea
mempunyai aktivitas antikejang lebih tioggi.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
ABSTRACT
In finding new compounds acting on central nervous system as anticonwlsant, the study of structure modification of benzoyJurea has been done. The study was divided into three steps. The first step was the synthesis of benzoyJurea by acylating urea as a starting material with benzoyl chloride as a reagent. In order to find more lipophylic and electronic compounds, the second step was conducted by reacting the product ahove with three substituted benzoyl chlorides (4-CI-benzoyl chloride; 2,4 di CI-benzoyl chloride and 3,4-diCI-benzoyl chloride). The yield of N-(4-CI-benzoyl)-N'-benzoylurea was 41,71%, N-(2,4-diCI-benzoyl)-N'-benzoylurea was 37,25% and that of N-(3,4-diCI-benzoyl)-N'-benzoylurea was 42,44%. The purity of recrytallized compounds were proven by a single spot on the chromatogram (TLC) and a narrow range of melting point. Characterization of compounds was based on the analysis by UV, IR spectrofotometry and IH -NMR spectrometry. The determination showed that those three compounds 'were different from benzoylurea and in between. The final step was the anticonvulsant activity test of those three compounds by MES methods (Maximum Electroshock Seizure), using mice (Mus musculus) as testing animals. The EDso values were calculated by probit analysis using computer SPSS 10.0 program. The result showed that ED", N-(2,4-diCI-benzoyl)-N'-benzoylurea was 352 mglkg body weight and N-(3,4-diCI-benzoyl)-N' -benzoyl urea was 174 mg/kg body weight. Both of them were higher than ED" N,N' -dibenzoylurea (382 mg/kg body weight) as a reference compound. On the other hand, N-(4-CI-benzoyl)-N' -benzoylurea has no activity as anticonvulsant.
Key words: N-(4-CI-benzoyl}-N' -benzoylurea, N-(2,4-diCl-benzoyl}-N' -benzoylurea, N-(3,4-diCI-benzoyl)-N' -benzoyl urea, synthesis, anticonvulsant activity test
XI
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
DAFTAR lSI
Sampul depan ..................... . Sampul dalam ....................... . ......................... . Prasyaral gelar ............................. . ................. . Persetujuan ......................................... . ............................. . Panilia penguji .......................... . .............................................. . Ucapan terima kasih.................................. ............. . ........... . Ringkasan .................................. . ........... . Abstrak................................ . ............................ ..
DAFTAR lSi ....................... ..
DAFTAR TABEJ .................... .
DAFTAR GAMBAR ........................... .
DAFT AR LAMPIRAN ................................. .
BAB 1. 1.1 1.2 1.3 1.4
BAB2. 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
BAB3.
3.1 3.2
BAB4. 4.1 4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.1.4
PENDAHULUAN ................... . Lalar Belakang Masal.h ...... . Rumusan Masalah ..... . Tujuan Penelitian ..................... . Manfaat Penelitian ............................ .
TINJAUAN PUST AKA ............... .. Sejarah Perkembang.n Obal Anlikejang ................... . Pengembangan Obat Antikejang .. ........ ,," ............. " ..... . Modifikasi Struktur Obat Antikejang .................. . Sintesis N,N' -dibcnzoilurca dan turunannya ........... . Mekanisme Seluler Obat Antikejang ............... ,'. Evaluasi Aktivitas Antikejang .................. .
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELmAN .......... .. Kerangka Konseptual Pene! itian .. . Hipotesis Penelitian ...................... .
METODE PENELlTIAN ..... .. Bahan Penelilian ............................ . Bahan Untuk Sintesis .................................................. . Bahan Untuk Uji Kemurnian ..... ........... . ................. . Bahan Untuk Karakterisasi struktur .. . ................. . Bahan Untuk Uji Aktivitas Antikcjang ............... ..
xii
Halaman
II
iii IV
V
VI
IX
XI
XII
XV
XIX
XX
I I 8 8 8
10 10 II 12 18 20 24
29 29 32
33 33 33 33 34 34
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
4.2 Alat Penelilian................... ................ ..... ........... ..... ........ 34 4.2.1 Alat Vntuk Sintesis ............ ......... ........... .................. 34 4.2.2 Alat Vntuk Vji Kemumian ........ .......................... 35 4.2.3 Alat Vntuk Karaktensasi Struktur ..................... 35 4.2.4 Alat Vntuk Vji Aktivitas Antikejang ........ ............. 35 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian..... ............ ................ 35 4.4 Cara Kerja......................... ............ ..................... 36 4.4.l.a Sintesis N-(4-k1orobenzoil)-N' -benzoilurea, N-(2,4-
diklorobenzoil)-N' -benzoilurea, N-(3,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea.... ..................... . .......... 36
4.4.l.b Rekritalisasi.................................. ........................ 36 4.4.2 Analisis Kemumian Senyawa Hasil Sintesis............ 37 4.4.3 Karakterisasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis................. 37 4.4.4 Vji Aktivitas Antikejang.......................... ........ .... ........... 38 4.4.4.1 Pembuatan Suspensi N, N'-dibenzoilurea..... ................. 38 4.4.4. 2 Pembuatan Suspensi N-(2,4-diklorobenzoil)-N'-
benzoilurea.......................... ...... ....... ......... .......... 39 4.4.4.3Pembuatan Suspensi N-(3,4-diklorobenzoil)-N'-
benzoilurea.................. .. .......... ..... ....... ................ 39 4.4.4.4 Pembuatan Suspensi N-(4-klorobenzoil)-N' -benzoilurea. 39 4.4.4.5 Penentuan Waktu Aktivitas Puncak . .............. 39 4.4.4.6 Pelaksanaan Uji Aktivitas Antikejang ............... ...... 40 4.4.5 Analisis Data ................ ............ ...... ...... ................. 40
BAB 5 HASIL PENELITIAN............................ 41 5.1 Sintesi. Turunan N-(klorobenzoil)-N' -benzoilurea .......... 41 S.2 Analisis Senyawa Hasil Sintesis ............. ........ ................ 42 5.2.1 Kromatografi Lapis Tipis ......... ............ ........ ......... 42 5.2.2 Titik Lebur ................................ ....... ................. 43 5.2.3 Karakterisasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis ................. 44 5.2.3.1 Spektroskopi Lembayung Ultra .......... ............................ 44 5.2.3.2Spektroskopi Merab Infra................................................ 46 5.2.3.3 Spektroskopi Resonansi Magnit Inti .......... ...................... 50 5.3 Vji Aktivitas Antikejang Senyawa Hasil Sintesis............. 54 5.3.1 Pengamatan Waktu Aktivitas Puncak Senyawa HasH
Sintesis............................................................................ S4 5.3.1.1 Pengarnatan Waktu Aktivitas Puncak N,N' -dibenzoilurea 54 5.3.1.2Pengarnatan Waktu Aktivitas Puncak N-(2,4-
diklorobenzoil)-N' -benzoilurea ............ ........................... 56 5.3.1.3Pengarnatan Waktu Aktivitas Puncak N-(3,4-
diklbrobenzoil)-N'-benzoilurea. 58 5.3.1.4Pengarnatan Waktu Aktivitas Puncak N-(4-
k1orobenzoil)-N' -benzoilurea ..... ........... ......... ................. 59 5.3.2 Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa HasH
Sintesis... ......................................................................... 61 5.3.2.1 Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang N,N' -dibenzoilurea 61
xiii
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
5.3.2.2Pengamatan Vji Aktivitas Antikejang N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea ... .. .... ....... ..... ............. .... 63
5.3.2.3 Pengamatan Vji Aktivitas Antikejang N-(3,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea .. .................. ................... 65
5.3.2.4Pengamatan Vji Aktivitas Antikejang N-(4-k1orobenzoil)-N' -benzoilurea .. .................... .................... 68
5.3.3 Analisis Data.................................... .............................. 70 5.3.3.1 Rekapitulasi Data Pengamatan Waktu Aktivitas Puncak
Senyawa Hasil Sintesis.................................................... 70 5.3.3.2Reka·pi'.ulasi Data Pel1gamatan Uji Aktivitas Antikejang
Senyawa Hasil Sintesis.......... . ........................ 71
BAB6
BAB7 7.1 7.2
PEMBAHASAN ........... .
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ..................... ............ . Saran .......................................... .
DAFTARPVSTAKA ............................. .
LAMPIRAN ........................... .
XIV
73
83 83 83
84
87
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Tabel2.1
Tabe15.1
Tabel5.2
Tabe15.3
Tabel5.4
Tabe15.5
Tabe15.6
Tabel5.7
Tabe15.8
Tabe15.9
Tabe15.10
Tabe15.11
DAFfAR TABEL
Nitai Tetapan Substituen Yang Digunakan Pada Substitusi Aromatik Menurut Model Pendekatan
Halaman
Topliss .................................................... ..................... IS
Organoleptis dan Persentase Hasil Sintesis Turunan N,N'-dibenzoilurea .... ............... ............ ........... 42
HasH Kromatografi Lapis Tipis Dari Senyawa HasH Sintesis......................... ................................... 43
Hasil Penentuan Titik Lebur Senyawa Hasil Sintesis .... 44
Hasil Spektroskopi Merah Infra Senyawa Hasil Sintesis ..... , ..................... ............................................ .
HasH Spektroskopi IIIRM I Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -henzoilurea ................................ .
Hasil Spektroskopi \HRM! Senyawa N-(3,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea ............... .
Hasil Spektroskopi IHRMI klorobenzoil)-N' -benzoilurea .....
Senyawa N-(4-
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N,N' -dibenzoilurea Dosis 600 mglkg BB
46
50
50
50
Pada Interval Waktu I iam ............................................ 54
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N,N' -dibenzoilurea Dosis 600 mg/kg BB Pacla Interval Waktu 3 iam ............................................ 54
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N,N' -dibenzoilurea Dosis 600 mg/kg BB Pada Interv&1 Waktu 3,5 iam................ ......................... 55
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N,N' -dibenzoilurea Dosis 600 mg/kg BB Pada Interval Waktu 4 iam ......... .................................. 55
xv
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Tabe15.12
Tabe15.13
Tabe15.14
Tabe15.15
Tabe15.16
Tabe15.17
Tabel5.IS
Tabe15.19
Tabe15.20
Tabe15.21
Tabe15.22
Tabe15.23
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N-(2, 4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 2,5 jam ........ 56
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimurn) Senyawa N-(2. 4-diklorobenzoiJ)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 3 jam ........... 56
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N-(2, 4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 3,5 jam. 57
HasH Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 5 jam ........ 57
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N-(3 .4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 2jam ........... 58
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N-(3, 4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 2,5 jam .... 58
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N-(3, 4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 3 jam ....... 59
Hasil Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N-(4-klorobenzoil)-N'-benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 2,5 jam .................. 59
Hasil Pengamalan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N-( 4-klorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 3 jam .. 60
HasH Pengamatan Induksi Listrik (supramaksimum) Senyawa N-(4-klorobenzoil)-N'-benzoilurea Oasis 600 mg/kg BB pada Interval Waktu 3,5 jam ............ 60
HasH Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N,N' -dibenzoilurea Dosis 200 mglkg BB.. ...... 61
HasiI Pengamatan Uji Aktivitas Antikcjang Senyawa N,N' -dibenzoilurea Dosis 300 mg/kg BB... 61
xvi
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Tabe15.24
Tabe15.25
Tabe15.26
Tabe15.27
Tabe15.28
Tabe15.29
Tabe15.30
Tabe15.31
Tabe15.32
Tabe15.33
Tabe15.34
Tabe15.35
Hasit Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N,N' -dibenzoilurea Dosis 400 mg/kg BB........ 62
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N,N' -dibenzoilurea Dosis 500 mg/kg BB........ 62
HasH Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N,N'-dibenzoilurea Dosis 600 mg/kg BB........ 63
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 200 mg/kg BB ................. ......................... 63
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 300 mg/kg BB ....... .................. .... ... 64
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 400 mg/kg BB . ................................................... 64
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB ........ .. ................. .. ..... ...... 65
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(3,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 100 mg/kg BB ....................................... 65
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(3, 4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 200 mg/kg BB ... .......... ........... ...................... ...... 66
HasiI Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(3, 4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 300 mg/kg BB ............ ........................................ 66
HasH Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(3, 4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB .......... .... ...... ..... ..... ...... ..... .... ....... 67
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(3,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 700 mg/kg BB ... ............................................ 67
xvii
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Tabe1S.36
TabelS.37
Tabe1S.38
Tabe1S.39
Tabe1S.40
Tabe1S.41
T.bel S.42
Tabe1S.43
TabeIS.44
TabeIS.4S
Tabe1S.46
TabelS.47
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-( 4-klorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 300 mg/kg BB ...... ... ........... ... ..... ..... . ........................ 68
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(4-klorobenzoil)-N'-benzoilurea Dosis 600 mg/kg BB ...... ........... .... ... .................•.. 68
HasH Pengamatan Vji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(4-klorobenzoil)-N' -benzoilurea Dosis 800 mg/kg BB .................... ........•..•............................ 69
Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antikejang Senyawa N-(4-klorobenzoil)-N'-benzoilurea Dosis 1000 mg/kg BB ............. ................ .............................. 69
Waktu Aktivitas puncak N,N'.-dibenzoilurea . ................ 70
Waktu Aktivitas Puncak N-(2,4-diklorobenzoil)-N'· benzoilurea.................... ................ ..,......... 70
Waktu Aktiyit.s Puncak N-(3,4-diklorobenzoil)-N'-benzoilure......................................... ............ .............. 70
Waktu Aktiyitas Punc.k N-( 4-klorobenzoil)-N'-benzoilurea..... .............. ............................ 71
Aktivitas Antikejang Senyawa N,N'-dibenzoilurea........ 71
Aktivitas Antikejang Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilure. . .............. ...................... 71
Aktivitas Antikejang Senyawa N-(3,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea ............... ...................... 72
Aktivitas Antikejang Senyawa N-(4-klorobenzoil)-N'-benzoilurea. .............. 72
xviii
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Struktur turunan ureida asiklik, turunan barbiturat, tunlOan hidantoin, fenasemid dan benzoilurea....................... 3
Gambar 1.2 Reaksi benzoilurea dan turunan benzoil klorida ................... . 7
Gambar 2.1 Skema operasionai substitusi aromatik model pendekatan Topliss.................................. ............ ................... ........... I3
Gambar 2.2 Mekanisme reaksi substitusi nukleofi tik asil ........ , ................ . 19
Gambar 2.3 Reaksi sintesis N,N' -dibenzoilurea dan turunannya .......... . 19
Gambar 5.1 Spektrum lembayung ultra N-(2,4-diklorobenzoil)-N'-benzoilurea dalam pelarut elanoi.................................. 44
Gambar 5.2 Spektrum lembayung ultra N-(3,4-diklorobenzoil)-N'-benzoilurea dalam pelarut etanol ...... .... ........... ....... 45
Gambar 5.3 Spektrum lemb.yung ultra N-(4-klorobenzoil)-N'-benzoilurea dalam pelarut elanol.......... ........... ..................... 45
Gambar 5.4 Spektrum merah infra N-(2, 4-diklorobenzoil)-N'-benzoilurea dalam pelet KBr ................................................ . 47
Gambar 5.5 Spektrum merah infra N-(3,4-diklorobenzoil)-N'-benzoilurea dalam pelet KBr.... ........... 48
Gambar 5.6 Spektrum merah infra N-(4-klorobenzoil)-N'-benzoilurea dalarn pelet KBr ...... .. ............ ........... ........... ........... .......... 49
Gambar 5.7 Spektrum '''RMJ N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea ....... 51
Gambar 5.8 Spektrum IIIRMl N-(3,4-diklorobenzoil)-N'-benzoilurea. 52
Gambar 5.9 Spektrum 'HRMl N-(4-klorobenzoil)-N'-benzoilurea ............. 53
XIX
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
DAFTAR LAMPlRAN
Halaman
Lampiran 1. Sertifikat Binatang Pereobaan.... .................. ......... ...... 87
Lampiran 2. Sertifikat Analisis Senyawa N,N' -dibenzoilurea .. ....... 88
Lampiran 3. Sertifikat Analisis Senyawa Benzoilurea..................... 89
Lampiran 4. Gambar meneit (Mus musculus) fasejlexi clonic......... 90
Lampiran S. Gambar meneit (Mus musculus) fase Ionic hindleg extention..................... .............. ................................ 91
Lampiran 6. Gambar meneit (Mus musculus) fase clonic ......... . 92
Lampiran 7. Data Analisis Probit Senyawa N-(3,4-diklorobenzoil)-N' ,:,benzoilurea. . ...... ........ 93
Lampiran 8. Data Analisis Probit Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea.... .... ..... . ................. 95
Lampiran 9 Perhitungan % Efek Antikejang ... 97
xx
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Epilepsi adalah penyakit yang mempunyai derajat prevalensi cukup tinggi.
Kira-kira 1 - 1,5% penduduk dunia mengidap epilepsi. Di negara yang sedang
berkembang, prevalensi ini diduga 4 - 7 promiL Penggunaan abat antiepilepsi,
hanya dapat mengendalikan serangan kurang lebih 60 - 70 % pada penderita
untuk semua jenis epilepsi. Sisanya adalah penderita yang resisten terhadap Obat
Anti Epilepsi (pharmaco resistent epilepsy), penderita tidak dapat mentolerir efek
samping dan adaoya interaksi obat-obat. (Basori,2000)
Oleh karena itu masih diperlukan pengembangan dan pencarian Obat Anti
Epilepsi yang lebih efektif, aman serta sedikit efek samping dan tidak toksik.
Pengembangan dan pencarian Obat Anti Epilepsi barn juga didorong oteh
kebutuhan Obat Anti EpiJepsi akibat jumlah penduduk yang terns meningkat dan
jenis Obat Anti Epilepsi yang relatif sedikit. (Basori,2000)
Dari data penderita epilepsi yang berobat ke RSUD Dr. Soetomo,
diperoleh keterangan bahwa jumlah pasien barn epilepsi terus bertambah dari
tahun ke tahun, meskipun pasien lama penanganannya sudah tersebar ke daerah
asal pasieo oleh dokter setempat, karena terapi untuk pasien epilepsi butuh waktu
yang lama bahkan dapat seumur hidup. Dari sejumlah pasien tersebut yang paling
banyak adalah penderita epilepsi dengan serangan umum (generalized seizure)
terutama tipe grandma] yang dapat tetjadi pada semua umur. Obat-obat yang
diberikan untuk terapi serangan umum adalah luminal, fenitoin, asam valproat,
1
b
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
2
karbamazepin. klonasepam, lamotrigin, gabapentin, okskarbamasepin, vigabatrin
dan topiramat.(Margono)
Dari sejumlah obat-obat tersebut, yang sering digunakan adalah luminal·
dan fenitoin. baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi brena alasan
efektivitas di samping harga relatif terjangkau. Luminal untuk pemakaian jangka
panjang cukup efektif, tetapi kelemahannya adalah erek samping sedasi dan batas
keamanannya rendah sehingga masih peflu dikembangkan lebih lanjut untuk
diperoleh senyawa yang lebih poten, erek sedasi rendah dan toksisitasnya rendah.
Pengembangan dan pencarian Obat Anti Epilepsi dapat dilakukan mela1ui
pendekatan :
1. Skrining farmakologi eksperimental.
2. Moditikasi Struktur Kimia.
3. Koosep patobiologi epileptogenesis.
Dalam usaha mendapatkan senyawa barn yang mempunyai aktivitas pada
sistem saraf pusat telah dilakukan penelitian oleh Siswandono dengan
memodifikasi struktur benzoilurea dengan "ahan dasar ur,ea dan turunan benzoil
klorida. Hasil sintesis rnenunjukkan bahwa senyawa tersebut mempunyai efek
hipnotik. efek potensiasi terhadap tiopental, efek gangguan koordinasi gerak dan
efek antikejang. Penelitian pengembangan senyawa benzoilurea sebagai
antikejang didasarkan pada struktur senyawa yang mengandung gugus ureida
asiklik yang merupakan isosterik dari struktur abat antikejang pada umumnya,
seperti turunan barbiturat (fenabarbital), dan turunan hidantoin (fenitoin), serta
mempunyai gugus fungsi yang sarna dengan fenasemid. yang merupakan obat
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
3
antikejang dengan spektrum aktivitas lua~ efektif terhadap kejang tipe grand-mal,
petit-mal dan psikomotor. (Korolkovas,1988)
Turunan ureida asiklik.
R
o
~~ o-c c-o 'N'"
H
Turunan Barbiturat
R' .::rN~ o -c c-o
'N/ I
R"
Turunan hidantoin
Fenasemid
Benzoilurea
Gambar 1.1 Struktur turunan ureida asiklik, turonan barbiturat, turunan hidantoin, fenasemid dan benzoilurea
Pada penelitian tersebut dilakukan sintesis senyawa-senyawa turunan
benzoilurea menggunakan bahan dasar urea dan direaksikan. melalui reaksi asilasi
dengan sebelas senyawa turuoan benzoil klorida. yang mengandung gugus-gugus
dengan sifat lipofilik dan elektronik yang bervariasi dengan menggunakan pelarut
tetrahidrofuran. terbukti semua mempunyai erek pada sistem saraf puw berupa
gangguan koordinasi gerak. (SiswandoDo,I999)
Dari penelitian tersebut juga didapatkan informasi mengenai hubungan
kualitatif perubahan struktur, sifat kimia fisika dan aktivitas biologi~ yaitu
pengaruh substituen pada cincin aromatik justru menyebabkan penurunan
aktivitas pada sistem sarafpusat (efek hipnotik) secara drastis dibanding aktivitas
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
4
senyawa induk benzoilurea. TeIjadinya hal ini diduga karena diabaikannya efek
sterik yang juga berpengaruh terhadap aktivitas biologis
Berdasarkan data tersebut, maka diduga babwa cincin aromatik dan ureida
asiklik yang merupakan gugus fungsi untuk aktivitas pada susunan saraf pusat.
Hal ini ditunjang oleh pene1itian yang dilakukan Dwi Antini dick terbukti bahwa
benzoilurea dan 2,4-diklorobenzoilurea memberikan efek yang positif sebagai
antikejang dengan induksi listrik MES dan memberikan efek yang negatif dengan
induksi metrazol. sedangkan senyawa 4·klorobenzoilurea temyata tidak
memberikan respon yang positif 5ebagai antikejang. Dalam penelitian ini juga
ditunjukkan bahwa pemasukan substituen pada cincin benzena juga menwunkan
aktivitas antikejang. (Dwi Antini ,2001)
Berdasarkan data-data tersebut, modifikasi struktur selanjutnya dilakukan
terhadap gugus amina primer (rantai samping) dari benzoilurea.
Siswandono (2001) telah mensintesis N,N'-dibenzoilurea dengan cara
asilasi !:,7tlgus amina primer dari benzoilurea dengan benzoil klorida, dan Asrifah
dkk(2002) telah melakukan uji skrining farmakologi senyawa tersebut dan
didapatkan bahwa senyawa tidak mempunyai efek hipnotik tetapi menimbulkan
efek potensiasi terhadap tiopental yang lebih besar dibanding senyawa induknya
yaitu benzoilurea. Dari penelitian pendahuluan aktivitas antikejang N,N'-
dibenzoilurea didapatkan bahwa senyawa menunjukkan efek positif dengan uji
induksi listrik MES pada hewan coba meneil (Mus musculus) dan nilai
EDso = 382 mglkg BB, sehingga dapat dijadikan senyawa induk untuk
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
5
dikembangkan lebih lanjut dalam usaha mendapatkan senyawa baru dengan
aktivitas antikejang yang lebih tinggi.
Ditinjau dari struktur kimia N,N' ~dibenzoilurea sangat mirip dengan
fenitoin (S,S-difenilhidantoin), gambar 1.1. Keduanya sarna-sarna mempunyai
dua gugus renil dan satu raotai ureida, bedanya pada N,N'-dibenzoilurea atom
karbonil ada tiga sedang feoitoin hanya dua, selain itu ureida pada fenitoin
berbentuk siklik sedang pada N,N' -dibenzoilurea berbentuk asiklik. Dari studi
hubungan struktur dan aktivitas sebagai antiepilepsi dari senyawa-senyawa yang
mirip dengan feoitoin (ada substituen pada posisi N3). diperoieh barga MES ED~
semuanya lehih besar dibanding feoitoin sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa
rantai ureida merupakan gugus fungsi terhadap aktivitas antikejang.
Kalau ditinjau dari struktur senyawa N,N' -dibenzoilurea juga memiliki
gugus hidrofobik meruah (2 gugus fenil) dan atom elektron donor (karbonil dan
nitrogen), diduga juga akan menempati posisi dan orientasi bidang yang sarna
dengan fenitoin.
Data-data di atas semakin memperkuat dasar pemikiran dalam penelitian
ini untuk melakukan modifikasi struktur senyawa N,N' -dibenzoilurea .
Ada beberapa metode untuk modifikasi struktur senyawa induk, antara
lain model pendekatan Topliss, metode pencarian Fibonachi, metode rangkaian
optimasi simpleks, dan metode klaster. Dalam usaha meningkatkan aktivitas pada
sistem saraf pusat dari benzoilurea dilakukan modifikasi struktur dengan model
pendekatan Topliss, yang menggunakan perkiraan sifat-sifat kimia fisika (lipofilik
dan elektronik) yang mempengaruhi aktivitas biologis. Model ini dipilih karena
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
6
dari penelitian Hansch dkk(1968), Fukunaga dan Berger (1983), Lien (1987) dan
Tjiptasurasa (1991), aktivitas senyawa~senyawa penekan sistem saraf pusat
dipengaruhi sifat lipofilik dan elektronik. Modifikasi struktur dengan metode
Topliss, dalam penelitian ini berdasarkan perubahan sifat lipofilik dan sifat
elektronik, yaitu sintesis N,N'-dibenzoilurea dan turunannya yang mempunyai
sifat lipofilik dan elektronik yang semakin meningkat, jadi dipilih jalur modifikasi
yang diramalkan memberikan aktivitas lebih tinggi. (Topliss,1972;Taylor dan
Kennewel,1993)
Peningkatan sifat lipofilik diharapkan akan meningkatkan penembusan
senyawa ke dalarn membran biologis sedangkan peningkatan sifat elektronik
diharapkan selain meningkatkan penembusan senyawa ke dalam membran
biologis juga mempengaruhi proses interaksi obat-reseptor. sehingga diharapkan
meningkatkan aktivitas biologisnya seeara keseluruhan. Peningkatan sifat lipofilik
dapat dilakukan dengan memasukkan gugJs/substituen. non polar sedangkan
peningkatan sifat elektronik dapat dilakukan dengan memasukkan substituen
yang bersifat elektronegatif. seperti halogen, kedalam cincin aromatik.
(Siswandono,1999) Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi struktur N,N'-
dibenzoilurea. dan sebagai substituen dipilih 4-kloro. 2,4-dikloro dan 3,4-dikloro.
Dengan memasukkan atom Cl pada posisi para yang mempunyai nilai 7t (+0,70)
dan a (+0,23) akan meningkatkan sifat lipofilik dan elektronik senyawa, dan
diharapkan akan meningkat pula aktivitas antikejangnya. Pemasukan dua atom Cl
pada posisi 2,4 dan 3,4 cincin henzen&, akan lehih meningkatkan sifat lipofilik
dan elektronik senyawa sehingga diharapkan aktivitasnya juga lebih meningkat
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
7
pula. Perbedaan posisi substituen di sini untuk melihat pengarub efek sterik
terhadap aktivitas.
Sintesis senyawa tunman N,N' -dibenzoilurea dilakukan dengan
mereaksikan tUfUnan benzoil klorida dengan benzoilurea (reaksi asilasi). sebagai
berilcut:
+
o
/~'Q CI I
# R
-He I ..
Benzoilurea Turunan Benzoil klorida' .. Turunan N,N' - dibenzoilur8a
Gambar 1.2 Reaksi benzoilurea dan turunan benzoilklorida
Senyawa hasil sintesis kemudian diuji kemurniannya dengan kromatografi
lapis tipis dan penentuan titik lebur. Karakterisasi struktur dilakukan deng&n
spektrofotometer UV, IR dan spektrometer IHNMR. Selanjutnya hasil sintesis
diuji aktivitasnya sebagai antikejang dengan metode induksi listrik MES yang
sudah terbukti memberikan efek positif pada turunan benzoilurea. Sebagai
pembanding uji aktivitas digunakan senyawa induk yaitu N.N'.dibenzoilurea.
Sebagai hewan coba digunakan mencit (Mus musculus) galur Balb C. yang
merupakan hewan terpilih untuk uji aktivitas pada SSP karena SSPnya lebih
mendekati SSP manusia. Selain itu juga hewan ini mudah untuk diperlakukan dan
jarang menirnbulkan kernatian dengan uji induksi listrik MES. (Levy eta!, 1989)
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
8
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, dap.t dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah asilasi benzoilurea dengan tiga turunan klorobenzoil klorida clapat
menghasilkan senyawa-senyawa turunan N-(klorobenzoilrN' -benzoilurea
yang murni dan berapa persentase hasil yang didapat ?
2. Apakah henar senyawa-senyawa hasil sintesis tersebut mempunyat
aktivitas antikejang yang lebih tinggi dibanding N,N'-dibenzoilurea?
1.3 TUJUAN PENELlTIAN
Tujuan umum:
Mendapatkan senyawa turnnan N,N' -dibenzoilurea yang mempunyal
aktivitas antikejang lebih linggi dibanding N,N' -dihenzoilurea.
Tujuan khusus:
1. Mendapatkan senyawa hasil sintesis N-( 4-klorobenzoil)-N' -benzoilurea, N-
(2,4-diklorobenzoil)-N'-benzoilurea dan N-{3,4-diklorobenzoil)-N'-benzoilurea
yang mumi.
2. Menguji aktivitas antikejang scnyawa-senyawa di atas.
1.4 MANFAAT PENELlTIAN
Diharapkan dari pcneiitian ini dapat diperoleh :
1. Senyawa baru yang mempunyai aktivitas antikejang lebih tinggi dibanding
N,N' -dibenzoilurea.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
9
2. Informasi yang berguna mengenai data aktivitas turunan N-(klorobenzoil)-N'-
benzoilurea untuk dikembangkan lebih lanjut dalam rangka mendapatkan
senyawa dengan aktivitas antikejang yang lebih besar.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN aBA T ANTIKEJANG
Pengembangan dan pencarian abat antikejang (antiepilepsi), sudah dimulai
sejak diketemukan secara kebetulan bahwa kalium bromida (tahuo 1857) dan
fenobarbital (tabuo 1912) mempunyai efek menekan serangan kejang. Pada tahuo
1938, melalui skrining farmakologi eksperimental (Ami Maximal Electroshock
Seizures = Anti MES), Merritt dan Putnam membuktikan bahwa fenitoin
mempunyai efek mencegah te~adinya serangan kejang (seizure) pada binatang
percobaan. Eksperimen penemuan fenitoin ini kemudian menjadi titik awal
pengembangan ohat antiepiiepsi melalui skrining pada binatang percobaan.
Melalui ek'perimen ini dapat dibuktikan bahwa:
Efek obat antiepilepsi pada manusia dapat diramalkan melalui uji efek
antikejang pada binatang percobaan.
Adanya korelasi antara efek antikcjanglantikonvulsi dengan efek
antiepitepsi pada manusia.
Adanya pemisahan antara efek antikejang dengan efek sedatif
Adanya perbedaan efek obat antiepilepsi terhadap jenis epilepsi yang
berbeda. (Basori, 2000; Burger, 1996)
Selanjutoya pada era tahuo 1938 sampai tahuo 1970 pengembangan obat
antiepilepsi dilakukan melalui modifikasi struktur kimia, sedangkan dalam kurun
waktu antara 1970 sampai 1990 tidak ada penemuan obat baru. (Ba,ori, 2000)
10
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
11
Perkembangan neurofarmakologi duo puluh tabun lerakhir lelab
menggeser pola pengembangan abat antiepilepsi dari yang bersifat empirik
(skrining farmakologi dan modifikasi struktur kimia) menjadi pola pengembangan
yang berbasis konsep patobiologi. Berdasarkan kansep pemikiran ini sejak tabun
1993 diketemukan beberapa abat baru sebagai obat antiepilepsi. antara lain
felbamat, gabapentin, lamotrigin, topiramat, viabatrin dan zonisamida. (Basori,
2000)
2.2 PENGEMBANGAN OBAT ANTIKEJANG
Untuk pengembang.n ob.t antikejang dilakuk.n pendekalan berdasarkan
skrining farmakologi eksperimentai, modifikasi struktur kimia dan konsep
patobiologi epileptogenesis. Skrining farmakologi merupakan pendekatan
tradisional yaitu dcngan uji aktivitas sebagai antikejang berbagai senyawa kimia
yang dilakukan pada bin.tang percobaan. Modifikasi Slruktur kimia
pendekatannya dilakukan dengan modifikasi senyawa yang sudah mempunyai
aktivitas sebagai antikejang dengan tujuan untuk memperoleh senyawa yang lebih
poten dan kurang toksik. Seiring dengan perkembangan di bidang farmakologi
reseptor dan neurotransmisi maka pengembangan obat antikejang becalih pada
pala-pola yang berdasarkan .teori neurotransmisi dan patofisiologi selulec dari
mekanisme seluler penyebab terjadinya serangan kejang. (Basori, 2000;
Laurence and Bennett, 1992; Thompson, 1990)
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
12
2.3 MODIFIKASI STRUKTUR OBA T ANTIKEJANG
Benzoilurea adalah senyawa kimia yang sudah terbukti mempunyai
aktivitas sebagai antikejang. Senyawa ini mempunyai struktur ciDein aromatis
dan raotai ufeida asiklik. (Faridah, 2000; Kumia, 2000)
Topliss (1974), telah mengembangkan petunjuk yang non matematik, non
statistik dan non komputer, dengan menggunakan prinsip dari pendekatan
hubungan struktur dan aktivitas model Hansch untuk memodifikasi molekul suatu
struktur senyawa penuntun yang sudah diketahui aktivitasnya, dalam usaha
mengoptimalkan aktivitas obat dengan lebih efisien.
Modifikasi struktur model pendekatan Topliss adalah memasukkan gugus-
gugus yang mempunyai sifa! lipofilik, dan e1ektronik tertentu, pacta posisi tertentu
struktur senyawa penuntun yang mengandung cincio aromatik, dengan ramalan
akan menghasilkan senyawa yang memberikan aktivitas lebih tinggi. sarna atau
lebih rendah dibanding senyawa penuntun, dan kemudian dicari jalur sintesis yang
paling menguntungkan.
Skema operasional modifikasi struktur model pendekatan Topliss pada
cincin aromatik (H), dapat dilihat pada gambar 2.1.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
• -4-N(CHJl 4-N(CHJ2
V 4-NHz: 4-OH; 3-CH,,4.oCH,: 4-OCH(CHJ2
IL 4-OCH,
L 4-N(CHlh
I 3-CH3,4-N(CH~)2
_ .
H
\. 4-
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
14
substituen yang dimasukkan dalam struktur molekul penuntun dan pengaruhnya
terhadap aktivitas biologis.
Turuoao pertama yang disintesis dalam seri barn adalah senyawa yang di
substitusi dengan 4-CI, kemudian diuji aktivitas biologisnya, apakah lebih tinggi,
sarna atau lebih rendah dibanding dengan aktivitas molekul penuntun. Atom Cl
mempunyai nilai 1[ dan CJ positif, interpretasi yang sederhana adalab peningkatan
aktivitas disebabkan oleh peningkatan sifat 1ipofilik dan elektronik, sebingga
substitusi sclanjutnya masih mcningkatkan kedua sirat tersebut, yaitu dengan
mensintesis turunan 3,4-dikloro. Bila turunan tersehut mempunyai aktivitas yang
lebih tinggi, peningkatan lebih lanjut nilai 1t dan cs dapat dicapai dengan
mensintesis turunan 4-CJ, 3-CF) dan 4-N02• 3-CFJ. Senyawa terakhir ini
kemungkinan aktivitas yang optimum. Meskipun demikian barns ditekankan
hahwa anal isis sederhana ini hanya berdasarkan pada sifat Iipofilik dan elektronik
saja, sedang faktor lain seperti sifat sterik yang kemungkinan mempengaruhi
aktivitas diabaikan, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan kesalahan analisis.
Apabila turunan 3,4-dikloro mempunyai aktivitas yang sarna atau lebih rendah.
berarti bahwa ada pengaruh efek sterik pada posisi 3 yang tidak menguntungkan
atau karena nilai 1t dan a sudah optimum. Langkah selanjutnya adalah mensintesis
turunan 4-CF3, 4-Br atau 4-1 yang mempunyai nilai CJ tinggi dan nilai 1[ sedans,
atau turunan 2,4-dikloro, yang akan menghilangkan pengaruh efek sterik pada
posisi 3 yang tidak menguntungkan. Terakhir adalah mensintesis turunan 4-NOl
untuk menunjukkan bahwa nilai 1t relatif tidak penting dibanding pengaruh nilai
a. Nilai tetapan 1t dan a substituen-substituen dapat dilihat pada tabeI2.1,
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
Tabel2.1
Nilai Tetapan Subsitituen Yang Digunakan Pada Substitusi AroDlatik Menurut Model Pendekatan Toplis. (Topliss,1972)
Substituen Nilai 1t Nilai a H 0.00 0,00
4-CI 0.70 0.23 3.4-CI, 1,25 0,52
4-CI.3-CF, 1.59 0,66 4-NO,.3-CF, 0,60 1,21
4-CF, 0,88 0,54 4-Br 0,86 0,23 4-1 1.12 0,18
2,4-CI, 1.42 0,46 4-NO, -0.28 0,78 4-CH, 0,56 -0,17 3-CI 0,76 0.37
3-N(CH,h 0.18 -0;15 3-CH, 0.51 -0,07 2-CI 0,71 0,23
2-CH, 0,56 -0,17 2-0CH, -0,02 -0,27
4-F 0.14 0.06 4-C(CH,h 1,98 -0,20
3-CF, 0.88 0,43 3.5-CI, 1,25 0,75 4·0CH, -0.04 -0,27
4-N(CH,), 0,18 -0,83 4-NO, -1.23 -0,66 4-0H -0,61 -0,37
4-0CH,(CH,), 0.76 -0,45 3-CH,.4-N(CH,h 0.69 -090
15
Apabila substitusi 4~kloro menghasilkan senyawa yang mempunyw
aktivitas lebih rendah dibanding senyawa penuntun. kemungkinan disebabkan
oleh adanya efek sterik yang tidak menguntungkan pada pasisi 4, sehingga
substitusi dilakukan pada posisi arta (2) atall meta (3), Kemungkinan lain adalah
diperlukan substituen pada posisi 4 yang mempunyai nilai (-) 1t dan (-) 0',
sehingga langkah berikutnya adalah substitusi gugus 4-0CH3 yang mempunyai
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
16
ni1ai (-) It kecil dan nilai (-) cr cukup besar. Apabila turunan 4-0CH, mempunyai
aktivitas lebih rendah dibanding turunan 4-CI, berarti babwa memang ada
pengaruh efek sterik yang tidak menguntungkan pada posisi 4, oleh karena itu
langkah berikutnya adalah mensintesis turunan 3-CI. Apabila turunan 4-OCH,
mempunyai aktivitas lebih tinggi, substitusi berikutnya adalah meningkatkan nilai
(-) cr, yaitu dengan mensintesis turunan 4-N(CH,),. Bila turunan ini mempunyai
aktivitas yang lebih tinggi, langkah berikutnya masih meningkatkan nilai (-) cr,
yaitu dengan mensintesis turunan 3-CHJ,4-N(CH3n. Apabila tunman 4-OCH]
mempunyai aktivitas sarna atau lebih rendab, maka penelitian dilanjutkan dengan
meningkatkan nilai (-) 1t yaitu dengan mensintesis turunan 4-NHl atau 4-0H. Bila
dihasilkan aktivitas yang lebih rendah, langkah selanjutnya adalah mensintesis
turunan 3-CH,,4-0CH, atau4-0CH(CH,}" yang mempunyai nilai (+) It dan (-) cr.
Apabila substitusi 4-kloro menghasilkan senyawa yang mempunyai aktivitas sarna
dengan senyawa penuntun maka dapat disimpulkan babwa efek (+) It yang
menguntungkan diimbangi.dengan efek (-) cr yang tidak menguntungkan. Oleh
karena itu atom 4-CI harus diganti dengan gugus 4-CH, yang mempunyai nilai (+)
1r dan (-) o. Bila substitusi ini dapat meningkatkan aktivitas maka substitusi 4-t-
butil atau 3,4-dimetil akan mengoptimalkan aktivitas. Apabila substitusi 4-CH,
menghasilkan senyawa yang mempunyai aktivitas sarna atau Iebih rendah berarti ada pengaruh efek sterik yang tidak menguntungkan atau karena pengaruh (-) 7t.
Oleh karena jarang bahwa aktivitas biologis akan menurun dengan meningkatnya
nilai (+) It, maka penjelasan adanya pengaruh sterik yang tidak menguntungkan
lebih dapat diterima. Oleh sebab itu langkab berikutnya adalah mensintesis
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
17
turunan 3-CI. Bila tunman ini mempunyai aktivitas lebih tinggi row dilanjutkan
dengan sintesis turunan 3-CF3, 3,5-dikloro atau 3-NO:z dengan alasan yang sarna
dengan jalur modifikasi sebelumnya. Bila turuoan mempunyai aktivitas yang
sarna, malea dilakukan sintesis tunman 3-CH3 dan hila aktivitasnya lebih rendah
dilakukan sintesis turunan 3-N(CH3h. Bila turunan-turunan di atas mempunyai
aktivitas yang lebih rendah perlu dikembangkan turunan 2-substitusi seperti 2-C~
2-CH3 atau 2-0CH). Bila turunan 2-substitusi mempunyai aktivitas lebih rendah,
berarti dugaan adanya pengaruh sterik yang tidak menguntungkan keliru, sehingga
modifikasi kembali pada posisi 4 yaitu dengan mensintesis turunan 4-NOz atau
altematif lain mensintesis tumnaD 4-CN, 4COCH3, 4-CONH:z atau 4-S01NH:z
yang mempunyai keseimbangan nilai (-) It dan (+) a, untuk mengoptimalkan
aktivitas. Kemungkinan substitusi terakhir adalah sintesis turunan 4-F yang
mempunyai pcngaruh 7t dan cr minimal dan sukar di metabolisme dalam tubuh.
Untuk meningkatkan aktivitas antikejang dari benzoilurea, dilakukan
modifikasi struktur dengan model pendekatan topliss di atas dengan memilih jalur
modifikasi yang diramalkan memberi aktivitas lebih tioggi. (Topliss, 1972;
Taylor and Kennewell, 1993)
Modifikasi yang dilakukan terhadap benzoilurea adalah dengan merubah
sifat lipofilik dan elektronikI:lya melalui sintesis senyawa N,N' -dibenzoilurea dan
turunannya yang mempunyai sifat lipofilik dan elektrooik semakin meningkat.
Peningkatan sifat lipofilik didapatkan dad penambah~n guguslsubstituen non
polar yaitu cincin aromatik, sedangkan peningkatan sifat elektronik dilakukan
dengan memasukkan substituen yang bersifat elektronegati( seperti halogen, ke
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
18
dalam cincin aromatik. Sebagai substituen elektronegatif dipilih 4-kloro, 2,4-
dikloro dan 3.4-dikloro.
2.4 SINTESIS N,N'-DIBENZOILUREA DAN TURUNANNYA
Dalam penelitian ini dilakukan sintesis dengan reaksi asilasi benzoilurea
dengan turunan benzoil klorida.
Asilasi adalah reaksi substitusi pada gugus karbonU dari suatu asH
dengan senyawa yang bersifat nukleofilik.
Jenis-jenis reaksi asilasi ada 3 (tiga) yaitu asilasi 0, asilasi N dan asilasi C. AsiJasi
N. merupakan reaksi substitusi nukleofilik pada gugus karbonil dari suatu asH
oteh senyawa yang mempunyai atom N pada gugusnya, dimana gugus asH
tersebut berikatan langsung dengan atom N menggantikan atom H dari gugu.
-NHz, contohnya reaksi pembentukan amida. (Fessenden, 1990)
Benzoil klorida (senyawa asil) merupakan turunan asam benzoat yang
lebih reaktif daripada turunan lainnya. Oleh karena klor merupakan gugus pergi
yang baik, ruaka senyawa benzoil klorida mudah dimasuki oleh senyawa yang
bersifat nukleofilik, yaitu benzoiurea, tanpa perlu suatu katalis. Reak.si tersebut
dikcnal sebagai substitusi nuklcofilik asil. (Fessenden, 1990)
Berdasarkan mekanisme reaksinya, substitusi nukleofilik asil terdiri dari
dua tabap_ Tabap pertama disebut reaksi adisi nukleofilik pada gugus karbonil.
Karbon karbonil mula-mula berbentuk trigonal, kemudian diserang oleh gugus
nukleofil membentuk zat antara tetrahedral. Tahap kedua disebut reaksi eliminasi
ion klorida. Lepasnya ion klorida menghasilkan kembali gugus karbonil dengan
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
19
karbon trigonaL Secara keseluruhan kedua tahap reaksi tersebut dinamakan rea.ksi
adisi-e1iminasi. (Fessenden, 1994)
Mekanisme reaksinya seperti pada gambar 2.2
eliminasi •
Gambar 2.2 Mekanisme reaksi substitusi Dukleordik asil
+ •• " :CI:
Pada struktur benzoilurea, gugus NH, berfungsi sebagai nukleofi1, yang
dapat bereaksi dengan benzoil pada suasana netraL .
Mekanisme reaksi sintesis N,N' -dibenzoilurea dan turunannya seperti
pada gambar 2.3.
Benzoilurea
etiminasi • - Hel
adisi •
Benzoil klorida atau turunannya
N,N'-dibenzoilurea atau turunanny a
Gambar 2.3 Reaksi sintesis N, N'-dibenzoilurea dan turunaDoya
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
20
2.5 MEKANISME SELULER OBAT ANTIKEJANG
Mekanisme aksi dari obat-obat yang efektif melawan serangan kejang
mulai dikembangkan dari studi clektrofisiologi in vitro yang rclatif sederhana,
seperti neuron-neuron yang diisolasi dari sistem saraf pusat mamalia. Meskipun
sulit untuk membuktikan bahwa pengamatan in vitro aktivitas abat antiepilepsi
mempunyai korelasi dengan aktivitas in vivo baik pada binatang percobaan
maupun manusia, paling tidak hal ini memberikan gambaran erek antikejang yang
relevan seeara klinik. (Me Namara, 1996)
Perkembangan dckade akhir di bidang farmakologi reseptor,
neurotransmiter dan sa1uran ion (ion challnel), teknik elektrofisiologi dan
neurobiologi, serta patofisiologi seluler dari serangan kejang, membuktikan
bahwa mekanisme dasar terjadinya serangan kejang adalah perubahan sifat
intrinsik dad membran, berkaitan dengan sifat konduktor ion yang abnormal.
Perubahan fungsi transmisi sinaptik berkaitan dengan ketidakseimbangan dalam
SSP yaitu meningkatnya sistem eksitatori dan menurunnya sistem inhibitori.
Neurotransmiter yang berperan dalam meningkatnya sistem eksitatori adalah
glutamat dan aspart8t, sedang yang berperan dalam menurunnya sistem inhibitori
adalah GADA. Obat-oba! antiepilepsi dikembangkan agar dapa! meneegah
teljadinya awal kejang dan serangan kejang dengan cara melakukan modulasi
transpor ion melalui membran, meningkatkan sistem inhibitori dan menurunkan
sistem eksitatori. (Basori, 2000)
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
21
Modulasi saluran ion dilakukan pada:
8. Modulasi saluran ion Na (Vollage Sensitive Sodium Channel = VSSC)
Kemampuan cbat untuk menghambat transpor Na melalui VSSC, tanpa
mempengaruhi potensial membran istirahat. VSSC mempunyai 3 (tiga) bentuk
konformasi yaitu bentuk istirahat (resling state). terbuka atau aktif(open state)
dan in aktif (lion activahle stale). Saat depolarisasi membran, teJjadi
perubahan bentuk terbuka menjadi in aktiE Pada keadaan depolarisasi yang
berkepanjangan (sustailled depolaritation), makin banyak VSSC dalam
bentuk in aktif Bentuk in aktif ini mempunyai afinitas yang sangat tinggi
uotuk berikatan dengan cbat antikejang seperti fenitoin, karbamazepin dan
asam valproa!. Makin banyak fraksi yang terikat berarti kemungkinan VSSC
berubah dari bentuk in aktif menjadi bentuk aktif semakin kecil. Selanjutnya,
hal ini akan mencegah masuknya ion Na dan terjadinya EPSP (excitatory Post
Synaptic Potential), akibatnya teJjadi stabilisasi membran presinap dan
hambatan pelepasan neurotransmiter eksitatori (glutamat dan aspartat).
Beberapa obat anti epilepsi baru (Lamotrigin, okskarbazepin, zonisamida,
denzinol. ratolin. topiramat), terbukti mempunyai efek seperti fenitoin Obat·
abat yang mempunyai mekanisme aksi seperti ini dinamakan stabilisator
membran (Basori, 2000)
b. Modulasi saluran ion Ca (Voltage Sensitive Calcium Channel = VSCC)
Masuknya ion Na ke dalam neuron akibat depolarisasi dari neuron presinap.
mengaktifkan VSCC dan merangsang masuknya ion Ca ke dalam neuron. Ion
Ca ini berikatan dcngan kalmodulin membentuk komplek Ca~kalmodulin
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
22
yang merangsang aktivitas Ca-kalmodulin kinase melakukan reaksi fosforilasi
dari protein vesike1 sehingga terjadi eksitosis dari neurotransmiter eksitatori
(misalnya glutamat), Neurotransmiter eksitatori ini merangsang ROC
(Receptor Operated Channel) pasca sinap dan menyebabkan teIjadinya EPSP.
Bila depolarisasi meneapai 40 mY, VSCC akan aktif dan menyebabkan influk
ion Ca ke dalam neuron. Hal ini meningkatkan kecepatan depolarisasi dan
terjadinya burs/discharges dari potensial aksi neuron, yang merangsang
terjadinya serangan kejang. Beberapa abat antiepilepsi. misalnya fenitoin,
karbamazepin dan fenobarbital pada konsentrasi yang mendekati kadar efektif
dalam plasma terbukti mempunyai efek mengbambat aktivitas Ca-kalmodulin
kinase, berarti menghambat proses eksitosis dari neurotransmiter eksitatori
penyebab kejang. (Basori, 2000)
c. Meningkatkan erek inhibisi dari GABA pada reseptor GABA-A
Meningkatkan efek inhibisi dari GABA pada reseptor Gaba-A, dapat
dilakukan dengan membentuk ikatan antara abat anti epilepsi dengan reseptor
GABA-A yang menyebabkan terbukanya saluran ion CI dan masuknya ion CI
sehingga teljadi hiperpolarisasi pasca sinap dan innibisi neuron. Reseptor
GABA-A yang terletak pasea sinap merupakan kompleks supramolekuler
yang terdiri dari berbagai sub unit, yaitu reseptor benzodiazepin. reseptor
barbiturat, reseptor pikrotoksin dan saluran ion Cl (CI ionophore). Tiap sub
unit tersehut mempunyai hubungan alosterik satu sarna lain. Kompleks
reseptor supra makromolekul ini dikenal sebagai komplek GABA-
Benzodiazepin-BarbituratlPikrotoksin-Ionofor. (Basori, 2000)
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
23
d. Mencegah eksitasi oleh neurotransmiter eksitatori asam amino
ReseptoT yang berperan dalam proses epileptogenesis dan serangan kejang
kompleks reseptoT NMDA terdiri daTi berbagai sub unit yaitu reseptoT
glutamat, Stryhnine-incensitive Glysine ccXlgonist site, polyamine modulatory
site dan saluran ion (ionofor). Tiap sub unit tersehut mempunyai hubungan
alosterik satu sarna lain. Aktivitas pada reseptoT glutamat menyebabkan
terbentuknya influk ion Na dan Ca melalui saluran ion, serta tOIjadinya EPSP
dan meningkatnya respons eksitatori. Aktivasi Stryhnjne~jncensitive GJysine
coagonisl sile oleh glisin, akan meningkatkan eksitatori dari glutamat.
Sedangkan aktivasi poliamin (spermin dan- spermidin) pada polyamine
modulatory site, juga akan meningkatkan respons eksitatori dari glutamat.
Obat-abat antagonis kompetitif dari reseptor glutamat dan antagonis non
kompetitif (antagonis dari Glysille coagollist site, antagonis dari polyamine
modulatory site, antagonis dari saluran ion) merupakan target pengembangan
obat-obat antiepilepsi yang barn. (Basori,2000)
e. Modulasi saluran ion K
Suatu pendekatan lain untuk menekan sistem eksitasi dari neuron SSP adalah
dengan jalan membuka saluran ion K. Aktivasi saluran ion K menyebabkan
meningkatnya arus ion K ke dalam neuron derigan akibat terjadinya
hiperpolarisasi. Mekanisme aktivasi saluran ion K ini juga merupakan target
dari pengembangan obat antiepilepsi baru. (Basori, 2000)
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
24
2.6 EVALUASI AKTIVITAS ANTIKEJANG
Obat dapat dikatakan mempunyai aktivitas sebagai antikejang dengan
melalui uji kemampuannya menekan kejang yang diinduksi secara eksperimen di
I.boratorium hew.n. (Levy et .• 1, 1989; Jju~er, 1993)
•
•
•
lnduksi kejang dapat dilakukan dengan:
Bahan kimia (subcutaneous pentylentetrazoVscPTZ,
rnetrazoVsc.Met, sc. bicuculine, sc. picrotoxin, sc. strychnine)
Listrik (Maximum Electroschock Seizure = MES)
Sensory seizlIre evoking techniques
subcutanequs
Uji anti :MES dilakukan untuk mengukur kemampuan suatu senyawa
mencegah terjadinya THE/~olJic Hilldleg Extension yang disehabkan rangsangan
listrik, sementara uji anti Met dan uji dengan bahan kimia tainnya dilakukan
untuk mengukur peningkatan ambang kejang minimal yang disebabkan oleh
rangsangan bahan kimia. (Burger, 1996)
Jadi uji anti MES dipercaya untuk mengindikasikan pencegahan
penyebaran kejang, sementara anti Met digunakan untuk memperkirakan
kemampuan obat meningkatkan ambang kejang. Fenitoin merupakan contoh obat
yang aktif dengan uji anti MES, tapi tidak dengan uji sc Met, sementara
trimetadion aktif terhadap uji anti Met tapi tidak aktif terhadap uji anti MES.
(Burger, 1996)
Deteksi dan kuantifikasi aktivitas antikejang ada beberapa tahap yaitu
(Levy et •• I, 1989):
a. Fase pertama, terdiri dari fase la dan fase Ib
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
25
(I) Fase 10, untuk mendeteksi aktivitas antikejang pada calon obat melalui:
o Uji serangan elektrosyok maksimum (MES) hertujuan mendeteksi
kemampuan senyawa untuk mencegah serangan epilepsi dan
sebarannya.
o Uji ambang batas serangAn metrazol (scMet) bertujuan untuk
mendeteksi zat yang dapat memperbaiki ambang batas minimal
serangan tambahan (serangan yang diinduksi secara kimia)
o Vji rotarod, digunakan untuk identifikasi neurotoksisitas minimal
(2) Fase Ib, memberikan informasi apakah uji toksik atau aktifpada dosis 50
mglkg BB secara oral pada mcneit. Di Samping itu juga memberikan
informasi awal keIja obat, waktu aktivitas puocak (Time Peak EffectITPE)
dan lama aktivitas antikejang.
b. Fase kedua, terdiri dari fase 2a, 2b dan 2c
(I)Fase 20, kuantifikasi antikejang dengan menentokan TPE (Time Peak
Effect) dan ED" (Median liffeclive Dose) uji MES dan seMet, dan m"
(Median Toxic Effect) dengan uji rotarod. Setelab penentuan TPE akan
diperoleh data yang lebih tepat tentang awal kerja dan lama aktivitas
antikejang, toksisitas dan data dosis efektif.
(2) Fase 2b, memberi informasi yang serupa dengan fase 20, kecuali untuk
calon ohat yang diberikan secara oral. Data dari penentuan TPE
menunjukkan kecepatan absorpsinya, sedangkan perbandingan ED,o dan
TD50 dengan data serupa yang dicapai setelah pemberian secara intra
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
26
peritonial (fase 2a) menunjukkan besar absorpsinya setelab pemberian
secara oral
(3)Fase 2e, kuantifikasi antikejang pada meneit setelab pemberian secara oral
dengan mendefinisikan data TPE, kuantifikasi penelitian terhadap
aktivitas anikejang dan neruotoksisitas pada spesies hewan pengerat
lainnya serta mengembangkan data dosis sebelumnya yang diperlukan
untuk studi toksisitas kronik.
c. Fase ketiga. terdiri dari fase 3a, 3b, 3c dan 3d
(I)Fase 3a dan 3b, dilakukan dengan cara memberikan obat antikejang yang
berbeda pada meneit sebingga dapat menggambarkan profil antikejang
dan kemungkinan mekanisme aksi calon abat
(2)Fase 3e dan 3d digunakan untuk mengevaluasi seeara pasti efek ca10n obat
pada ambang batas serangan terhadap meneit dan tikus
d. Fase keempat
Fase keempat. menentukan profil toksisitas. Hubungan dosis dengan waktu
pemberian dan profil toksis yang jelas dapat menggambarkan ukuran toksisitas
tambahan secara kuantitatif
Respens yang diamati, sebagai berikut: (Levy et.al, 1989)
I. Respons fleksi klonik:
Intensitas stimulus minimal (awal)lminimal threshold test, untuk identifikasi
senyawa yang dapat meningkatkan ambang kejang (etosuksimida dan valproat)
2. Respon THE (/ollie hilld/eg extension), kejang tonik dari kaki belakang:
Intensitas stimulus yang tinggi (ditengah-tengah proses)/supramaximum test,
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
27
untuk identifikasi senyawa-senyawa yang dapat mencegah penyebaran kejang
(fenitoin, karbamazepin dan valproat)
3. Respon klonik dari kaki belakang:
Intensitas stimulus minimal (diakhir proses)/maxima/ threshold test, tidak
dapat membedakan senyawa yang dapal meningkatkan ambang kejang dan
yang dapat mencegah penyebaran kejang, tapi mungkin dapat
mengidentifikasi bahwa senyawa mempunyai aktivitas antikejang.
Alat untuk uji anti MES merupakan rangkaian corneal electrodes. yang
dialiri listrik 60 Hz alternating current selama 0,2 delik. Ams listrik yang keluar
dari alat ini, bebas dari tahanan luar. Kejang suptamaksimal didapatkan dengan
intensitas arus 5 kali yang dibutuhkan untuk membangkitkan ambang kejang
maksimal, yaitu 50 rnA untuk mencit dan 150 rnA untuk tikus. (Levy el.aI, 1989)
Ciri serangan seeara listrik dari induksi listrik (MES) seperti uraian diatas,
yaitu pembengkokan tonik kaki depan dan belakang (fase flex; clonic)' lalu
perentangan tonik kaki de"Ran dan belakang (fase tonic hindleg extentionIfHE)
dan akhirnya gerakan klonik merata (fase cIonic).(Loscher and Lehmann, 1996;
Thompson, 1990; Vida, 1995).
Serangan listrik diberikan dalam interval waktu tertentu setelah
pemberian obat. Untuk menentukan waktu aktivitas puncak suatu obat perlu
dilakukan orientasi terhadap interval waktu tersebut dengan cara membandingkan
persentase hewan yang tidak kejang setelah pemberian serangan dalam interval
waktu Y2 - 4 jam. Interval waktu dengan persentase terbesar hewan yang tidak
mengalami kejang (fase Im,lie hind/eg ex/en/ion) dianggap sebagai waktu aktivitas
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
28
puncak. Aktivitas antikejang suatu obat ditetapkan berdasarkan kemampuannya
menghilangkan kejang perentang tonik pada kaki belakang (fase tonic hindleg
exlen/ion) dan diplotkan dalam suatu grafik. Uji aktivitas antikejang dilakukan
dengan menentukan ED50 senyawa berdasarkan kemampuan menghilangkan rase
THE.
ED" adalah dosis efektif yang menghasilkan respon tertentu pada 50%
hewan coba dalam kelompok. Dosis yang digunakan pada umumnya merupakan
kelipatan dua (misal 50, 100, 200 mg/kgBB dan seterusnya). Nilai ED,. berbeda-
beda untuk setiap cara pemberian. 8ila respon kuantal adalah kematian rnaka
EDso menjadi LDso (median lehlal dose) atall dosis kellkLi.ian uotuk 50010 hewan
coba.
Nilai ED" dan LD" dapat dihitung dengan metode grafik. Kurva
hubungan dosis dengan respon bialagis pada umumnya memberikan gambaran
sigmoid, sehingga agar menjadi garis lurus perlu dilakukan analisis probit.
Litchfied dan Fertig (1941) telah memperkenalkan cara grafik untuk
menggambarkan kurva dasis-erek yang kemudian disederhanakan dan digunakan
oleh Miller dan Trailer (1944) uotuk menghitung perkiraan nilai ED,o. LD.5o
dengan mengbTUnakan kertas grafik logaritma probit. Sebagai absis adalah skala
logaritma dosis dan sebagai ordinat adalah skala probit. Efek transformasi probit
adalah meregangkan akhir kurva sigmoid yang diperoleh dengan memplat respon
terhadap logaritma dosis sehingga menjadi garis lurus. Untuk menghitung nilai
ED50 dapat digunakan komputer program SPSS 10.0 (Lien, 1987; Siswandono
dan Soekardjo, 1998).
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
Senyawa 4-klorobenzoilurea, 2,4-diklorobenzoilurea dan 3,4-diklorobenzoilurea
merupakan hasil reaksi dari turunan benzail klorida dengan urea seeara asilasi.
Senyawa-senyawa tersebut mempunyai aktivitas sebagai penekan sistem sarar
pusat (efek hipnotik) dan menyebabkan gangguan koordinasi gerak (motoric
incoordination) sehingga kemudian diteliti lebih lanjut aktivitas lainnya pada
sistern sarafpusat. (Siswandono,1999)
Salah satu aktivitas penekan sistem safaf pusat adalah aktivitas antikejang
yaitu untuk mengontroi dan mencegah kejang dari epilepsi tanpa menimbulkan
depresi pemafasan . Pada penelitian terdahulu untuk mengetahui adaoya aktivitas
antikejang senyawa benzoilurea, 4-klorobenzoilurea dan 2,4-diklorobenzoilurea
,uji aktivitas antikejang dengan metode induksi listrik (MES), menunjukkan efek
positif kecuali senyawa 4-klorobenzoilurea. (Faridah, 2000;, Kurnia, 2000; Dwi
Antin~ 2001)
Dari penelitian Siswandono (1999) mengenai hubungan kualitatifperubahan
struktur, sifat kimia fisika dan aktivitas biologis, disebutkan bahwa pengaruh
substituen ada yang menyebabkan penurunan aktivitas pada susunan saraf pusat
dibanding senyawa induk benzoilurea. Hal ini tcrlihat pada pemasukkan gugus 4-
kloro, 4-metoksi dan 4-metil, akan menyebabkan penurunan aktivitas pada
susunan saraf pusat secara drastis dibandingkan senyawa induk benzoilurea,
demikian juga pemasukkan 4-fluoro, menunmkan aktivitas. Tetapi pada
29
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
30
pemasukkan gugus 3,4-dikloro, 2,4-dikloro, 4-bromo, 3-trifluorometil, 4-t-butil,
dan 4-n-butil akan menyebabkan peningkatan aktivitas seeara nyata bila
dibandingkan dengan aktivitas senyawa induk benzoilurea. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan lipofilitas akibat pernasukkan gugus 4-kloro, 4-
metil dan 4-fluoro pada cincin benzena menyebabkan penurunan aktivitas tetapi
peningkanan lipofilisitas yang lebih tinggi lagi justru meningkatkan aktivitas,
seperti yang ditunjukkan oleh pemasukkan gugus-gugus 3,4-dikloro, 2,4-dikloro,
4-bromo, 3-trifluorometil, 4-t-butil, dan 4-n-butil. Peningkatan sirat elektronik
akibat gugus-gugus penarik elektron (a positi!), seperti 4-kloro dan 4-fluoro pada
ciocin henzena menyebabkan penurunan aktivitas, tetapi peningkatan sifat
elektronik lebih lanjut akan justru akan meningkatkan aktivitas seperti yang
ditunjukkan oleh pemasukkan gugus-gugus 3,4-dikloro, 2,4-dikloro dan 3-
trifluorometil. (Siswandono,1999)
Selanjutnya Siswandono (2001) telab mensintesis N,N'·dibenzoilurea
dengan cara asilasi dan Asrifah, dkk (2002) telah membuktikan bahwa senyawa
tersebut tidak mempunyai efek hipnotik tetapi menimbulkan efek potensiasi yang
lebih besar terhadap tiopental dibanding senyawa induknya benzoilurea.
Berdasarkan data-data penelitian di atas, turunan benzoilurea menunjukkan
aktivitas positif sebagai anti MES, tapi adanya substituen pada cincin aromatik
mengakibatkan aktivitas anti MES turun, maka diduga bahwa selain ureida
asiklik yang merupakan gugus fungsi, cincin aromatik yang tidak tersubstitusi
juga merupakan gugus fungsi untuk aktivitasnya pada sistem saraf pusat. Oleh
karena itu, dalam peneiitian ini dilakukan sintesis senyawa turunan N,N'-
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
31
dibenzoilurea dengan mereaksikan senyawa benzoilurea dengan turunan benzoil
klorida secara reak5i asilasi. Senyawa tUIUn3n N.N' -dibenzoilurea ini diharapkan
mempunyai aktivitas anti kejang yang lebih tinggi dan kelak • setelah melalui uji
lebih lanjuI, dapal dimanfaalkan oleh induslri farmasi sebagai obal antikejang.
Berdasarkan kerangka konseplual di alas dapal digambarkan alur berfikir
sebagai berikut:
ALUR BERFIKIR
Lipofilik t Elek~ronik t Aktivitas t
Benzoilurea Aktivilas pada SSP (+)
(hipnotik, potensiasi dengan tiopimtal, antikejang)
N,N'-dibenzoilurea hipnotk (-), potensiasi dengan tiopenlal (+), anlikejang (+)
Modifikasi struktur dengan gugus kloro melalui intesis tiga senyawa N-( 4-kloro benzoil)-N' -benzoilurea N_(2,4_diklorobenzoil)-N'-benzoilurea N -( 3, 4-diklo ro benzoi)-N'-benzoilurea
Lipofilik t Elektronik t
Hipotesis ..... 1----- Al~ivilas t
Tesis
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
32
3.2 HIPOTESIS PENELITIAN
1. Asilasi benzoilurea dengan turunan klorobenzoil klorida dapat menghasilkan
senyawa turunan N-(klorobenzoil)-N' -benzoilurea.
2. Senyawa turunan N-(klorobenzoil)-N' -benzoilurea mempunyai aktivitas anti
kejang lebih tinggi dibanding N,N' -dibenzoilurea.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
BAB 4 METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penetitian eksperimentai laboratoris dengan
melakukan sintesis turunan N,N'-dihenzoilurea yaitu N-(4-klorobenzoil)-N'-
benzoilurea, N-(2,4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea dan N-(3,4-diklorobenzoil)-
N' -benzoilurea. HasH sintesis diuji aktivitas antikejangnya dengan met ode induksi
listrik (MES) pada hewan coba. Sebagai pembanding untuk aktivitas antikejang
digunakan N,N' -dibenzoilurea .
4.1 BAHAN PENELITIAN
4.1.1 Bahan uRtnk sintesis
a. 4-k1oro-benzoil klorida (Aldrich)
b. 2,4-dikloro-benzoil klorida (Aldrich)
c. 3,4-dikloro-benzoil klorida (Aldrich)
d. Benzoilurea
e Tetrahidrofuran p.a
f Etanol p.a.
g. Air suling
4.1.2 Bahan Untuk Uji Kemurnian
(Lab. Kimia Medisinal FFUA)
(Riedel-de Haen)
(E. Merck)
a. Silik. gel 60 GF'54 (E.Merck)
b. K1oroform p.' (E.Merck)
c. Metanol p .•
d. Aseton p.a
(E.Merck)
(E.Merck)
33
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
34
e. Etanol absolut p.a. (E.Merck)
4.1.3 Bahan URtuk Karakterisasi Struktur
a. Etanol absolut p.a (E.Merck)
b. Kalium Bromida pro spektroskopi
c. Dimetil sulfoksida-D6 pro RMl Spektroskopi
d. Ietrametilsil.n pro RMI Spektroskopi
e. CDCI, pro RMI Spektroskopi
4.1.4 Bahan Untuk Uji Aktivitas Antikejang
4.1.4.a Pembanding Untuk Uji Aktivitas Antikejang .
Digun.k.n N,N' -dibenzoilure. ( L.bor.torium Kimi. Medisinal FFUA)
4.1.4.b Hewan Coba URtuk Uji Aktivitas Antikejang
Digunakan meneit (Mus musculus) galur Balh C, jantan, dewasa berumur
2-3 bul.n deng.n bera! b.d.n 20-30 gr.m, tidak ada kel.inan yang tampak pad.
bagian tubuh. Satu rninggu sebelum perlakuan. meneit diadaptasikan pada
ruangan tempat penelitian. Mencit dipuasakan selama 12 jam sebelum perlakuan
dan setiap meneit hanya digunakan sekali (Levy et.aI, 1989; Loseher aDd
Lehmann,1996)
4.2 ALA T PENELITIAN
4.2.1 Alai Unluk Sinles;s
a. Peralatan untuk sintesis
h. Pengaduk Magnit dengan pemanas
c. Pompa vakum
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
4.2.2 Alat Untuk Uji Kemurnian
a. Seperangkat alat KL T
b. Alat Penentu Titik Leleh Fisher Johns
4.2.3 Alat Votuk Karakterisasi Struktur
a. Spektrofotometer lembayung ultra (Hitachi Model U-200\)
b. Spektrofotometer merah infra (Jasco FTIIR-5300)
c. Spektrometer resonansi magnit inti 90 MHz (Hitachi FT-NMR-R1900)
dan 400 M Hz (Varian Inova)
4.2.4 Alat Untuk Uji Aktivitas Antikejang
a. Neraea Analitik Sartorius 2472
b. Alat penginduksi listrik MES
c. Jarum sonde dan spuit injeksi 1 rol
d. Timbangan rnencit
e. Alat peneatat waktu (stop watch)
4.3 LOKASI DAN W AKTU PENELITIAN
35
Penelitian dilakukan di Laboratorium Dasar Bersama Universitas
Airlangga, Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan November 2001 sampai
dengan bulan Juni 2002.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
36
4.4 CARA KERJA
4.4.1.. Sintesis N_(4_k1orobenzoil}-N'_benzoilurea,N_(2,4-diklorobenzoil}-N'-benzoil.urea, dan N-(3,4-diklorobenzoil) N'-benzoilurea
Ditimbang benzoilurea setara dengan 0,05 mol, dilarutkan dalam gelas
piala 250 ml dengan pelarut tetrahidrofuran 50 mi. Ke dalamnya ditambahkan
larutan turunan benzoilklorida 0.055 mol dalam 50 ml tetrabidrofuran setetes
demi setetes sampai habis (± 30 menit) pada suhu kamar. Kemudian pH larutan
dicek dengan indikator universil, warna merah menunjukkan adanya He} yang
dibebaskan dari reaksi, untuk menetralkan HCI ditambahkan NaOH 10 N tetes
demi tetes. Selanjutnya campuran dibiarkan selan;ta 2,5 jam sambil diaduk dan
THF diuapkan. Residu ditambah larutan jenuh NaHCO, dan dicuci dengan air
suling 2 X 50 ml, disaring dengan corcng Buchner dan pompa vakum kemudian
dicuci dengan alkohol mutlak dan dilakukan rekristalisasi.
4.4.1.b Rekristalisasi
Residu dipindahkan ke gelas piala 400 mI, ditambah etanol aecukupnya
dan diletakkan di atas pengaduk magnit dengan pemanas (suhu diatur 70-g0°C)
sambi! diaduk perlahan, ditambahkan lagi petarut sedikit demi sedikit sampai
tepat larut. Disaring dalam keadaan panas, filtrat dibiarkan dalam suhu kamar
sampai dingin. Kristal yang terbentuk disaring dengan corong Buchner. dicuci 2 X
10 ml dengan alkohol mutl"ak. Kristai dipindahkan dalam cawan petri yang sudah
diketahui beratnya, dikeringkan di oven, suhu 50°C, kemudian ditimbang untuk
menghitung persentase hasil.
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
37
4.4.2 Analisis Kemurnian Senyawa Basil Sintesis
a. Kromatografi Lapis Tipis
Untuk mengetahui kemurnian senyawa hasil sintesis dengan cara KLT,
digunakan fasa diam silika gel 60 GF2S4 dan rasa gerak kloroform : metanal
dengan perbandingan 9 : I • kloroform : asetan dengan perbandingan 7 : 3 dan
klorofonn : etanol dengan perbandingan 2 : 8. Adanya noda tunggal menunjukkan
bahwa kemungkinan hasil sintesis merupakan senyawa tunggal.
h. Titik Lebur
Titik lebur senyawa hasil sintesis ditentukan dengan alat Fisher Johns
Melting Point Apparatus. Sedikit bahan digerus halus kemudian dimasukkan
lempeng kaca yang tertutup. Selanjutnya lempeng kaca dimasukkan ke dalam alat
penentu titik lebur, dan diamati suhu hahan saat mulai meleleh sampai seluruh
bahan meleleh.
4.4.3 Karakterisasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis
a. Analisis dengan Spektrofotometer Lembayung Ultra
SampeJ dilarutkan dalam asetan, kemudian ditambahkan etanol sampai
volume tertentu dan dibuat spektrum kurva absorpsi terhadap panjang gelombang
(A) pada 200- 340 nm. Didentifikasi puncak-puncak absorpsi pada spektrum ultra
violet yang terjadi. (Silverstein dkk,1981; Creswell dkk,1982; Pavia,1996)
b. Analisis dengan Spektrometer Merah Infra
Sedikit sampel (0,1 - 2 %) dilarutkan dalam pelarut yang sesuai atau
dibuat pelet dengan KBr, kemudian dibuat spektrum kurva % transmisi terhadap
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
38
bilang.n gelomb.ng (v) pada 400-4600 em-I. Diidentifikasi pit. absorpsi yang
khas dari gugus-gugus fungsi pada spektrum inframerah yang terjadi. (Silverstein
dkk, 1981; Creswell dkk, 1982; Pavia, 1996)
c. Analisis dengan Spektrometer Resonansi Magnit Inti eBNMR)
Sedikit sampel dilarutkan d.l.m dimetilsulfoksida deuleriled (DMSO-D 6)
yang sudah mengandung tetrametilsilan (TMS). Dibuat spektrum resonansi proton
senyawa pada daerah geseran kimia 0-10 5. Diidentiflkasi intensitas, jumlah dan
posisi pada daerah geseran kimia daTi puncak-puncak proton eHNMR) pada
spektrum magnit inti yang terjadi. (Silverstein dkk, 1981; Creswell dkk, 1982; . Pavia, 1996)
4.4.4 Uji Aktivitas Antikejang
4.4.4.1 Pembuatan suspensi N.N'-dibenzoilurea
Untuk pengujian aktivitas N,N' -dibenzoilurea sebagai antikejang dan
waktu aktivitas puneaknya digunakan dosis 200, 300, 400, 500 dan 600 mglkg
berat hadan dalam suspensi 10,0 ml. Jika berat meneit rata-rata 25 g roaka dosis
yang diperlukan adalah 5,0 mg; 7,5 mg; 10,0 mg; 12,5 mg dan 15,0 mg, dan
diberikan seeara oral dalam volume 0,01 rnlIg berat badan (=
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
39
Untuk suspensi dengan dosis 7,5 mg; 10,0 mg; 12,5 mg; 15,0 mg, masing-
masing ditimbang seksama N,N' -dibenzoilurea 300,0 mg; 400,0 mg; 500,0 mg
dan 600,0 rng, proses selanjutnya sarna seperti pembuatan suspensi dosis 5,0 mg,
4.4.4.2 Pembuatan suspensi N-(2,4-dildorobenzoil)-N'-benzoilurea
Prosedur seperti di atas.
4.4.4.3 Pembuatan suspensi N-(3,4-diklorobenzoil~N'-benzoUurea
Prosedur seperti di atas.
4.4.4.4 Pembuatan suspensi N_(4--klorobenzoil)-N'-benzoilurea
Prosedur seperti di atas
4.4.4.5 Penentuan Waktn Aktivitas Puncak
Waktu aktivitas puncak adalah waktu yang menggambarkan respon
optimal suatu senyawa ohat. Penentuan waktu aktivitas puncak menggunakan
240 ekor mencit yang dibagi dalam empat kelompok yaitu kelompok N,N'-
dibenzoilurea (sebagai pembanding untuk uji aktivitas), N-(4-klorobenzoil)-N'-
benzoilurea, N-(2, 4-diklorobenzoil)-N' -benzoilurea dan N-(3,4-diklorobenzoil)-
N' -benzoilurea. Masing-masing kelompok dibagi 6 sub kelompok untuk waktu
yang berbeda. Tiap sub kelompok waktu yang terdiri dari 10 ekor meneit, diamati
responnya terhadap fv1ES, waktu yang menunjukan persentase terbesar sebagai
anti MES dianggap sebagai waktu aktivitas puncaknya.
Suspensi diberikan secara oral pada meneit kemudian mata meneit ditetesi
larutan NaCl 0,9 % dan meneit diberi rangsangan kejang dengan alat elektrosyok
pada bagian bola mata (komea) setelah interval waktu uji yang telah ditentukan.
Interval waktu dengan persentase terbesar meneit yang tidak mengalami kejang
IR - Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS SINTESIS TIGA TURUNAN .... FARIDA SUHUD
40
(fase tonic hindleg extention) dianggap sebagai waktu aktivitas puncak (Faridab,
2000;Kurnia,2000;Levy et ai,1989;Loscher and Lehmann,1996).
4.4.4.6 Pelaksanaan Uji Aktivitas Antikejang
Pelaksanaan uji aktivitas antikejang untuk masing-masing senyawa
digunakan 50 ekor meneit yang dibagi dalam lima kelompok berdasarkan do.i.
pemberian yaitu 200, 300, 400, 500, dan 600 mglkg berat badan. Tiap kelompok
terdiri dari 10 ekor mencit.
Mencit dipuasakan setama 12 jam sebelum diberi perlakuan. dan
ditimbang dengan tirnbangan mencit. Suspensi d,iherikan seeara oral sebanyak
0,01 mlig berat badan meneit dengan do.i. yang telah dihitung. Untuk kelompok
kontrol diberikan larutan natrium karboksimetilselulosa 0,5 % dalam air suling
seeara oral sebanyak 0,0 I mllg berat hadan. Setelah interval waktu aktivitas
puncak. mencit diberi rangsangan kejang dengan alat elektrosyok pada bagian
bola mata (kornea), kemudian diamati dan dieatat jumlah menci! yang tidak
mengalami kejang (fase THE). Sebelum diberi induksi listrik, komea meneit
ditetesi dengan larutan natrium klorida 0,9 %.
Aktivitas antikejang dit