27
SENYAWA KOMPLEKS Senyawa Koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks. Unsur transisi periode keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam transisi dan ligan. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi . Interaksi antara kation logam transisi dengan ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis. Menurut Lewis, ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu,kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatankovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation logam transisipada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisikekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa contoh molekul yang dapat berperan sebagai ligan adalah H 2 O, NH 3 , CO, dan ion Cl - . Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag + pada ion [Ag(NH 3 ) 2 ] + adalah dua, bilangan koordinasi Cu 2+ pada ion [Cu(NH 3 ) 4 ] 2+ adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe 3+ pada ion [Fe(CN) 6 ] 3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6. Berdasarkan jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadi monodentat,bidentat, dan polidentat. H 2 O dan NH 3 merupakan ligan monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H 2 N-CH 2 -CH 2 -NH 2 , sering disebut dengan istilah en) merupakan contohligan bidentat (mendonorkan dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat). Muatan ion kompleks adalah penjumlahan dari muatan kation logam transisi dengan ligan yang mengelilinginya. Sebagai contoh, pada ion [PtCl 6 ] 2- , bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl - ) adalah -1. Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH 3 ) 4 ] 2+ , bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH 3 ) adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2. Berikut ini adalah beberapa aturan yang berlaku dalam penamaan suatu ion kompleks maupun senyawa kompleks : 1. Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa ionik pada umumnya. 2. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad, kemudian dilanjutkan dengan nama kation logam transisi. 3. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleksdapat dilihat pada Tabel Nama Ligan. 4. Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dan sebagainya. 5. Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan Romawi. 6. Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam transisi diberi akhiran at. Nama kation logam transisi pada ion kompleks bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks. Tabel Nama Ligan Ligan Nama Ligan Bromida, Br - Bromo Klorida, Cl - Kloro Sianida, CN - Siano Hidroksida, OH - Hidrokso Oksida, O 2- Okso Karbonat, CO 3 2- Karbonato Nitrit, NO 2 - Nitro Oksalat, C 2 O 4 2- Oksalato Amonia, NH 3 Amina Karbon Monoksida, CO Karbonil Air, H 2 O Akuo Etilendiamin Etilendiamin (en)

Senyawa Kompleks

Embed Size (px)

Citation preview

SENYAWA KOMPLEKS

Senyawa Koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks. Unsur transisi periode keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam transisi dan ligan. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi. Interaksi antara kation logam transisi dengan ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis. Menurut Lewis, ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu,kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatankovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation logam transisipada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisikekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa contoh molekul yang dapat berperan sebagai ligan adalah H2O, NH3, CO, dan ion Cl-.Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+

 pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah dua, bilangan koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.

Berdasarkan jumlah atom donor  yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadi monodentat,bidentat, dan polidentat. H2O dan NH3 merupakan ligan monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H2N-CH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah en) merupakan contohligan bidentat (mendonorkan dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat).Muatan ion kompleks adalah penjumlahan dari muatan kation logam transisi dengan ligan yang mengelilinginya. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-, bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl-) adalah -1. Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.Berikut ini adalah beberapa aturan yang berlaku dalam penamaan suatu ion kompleks maupun senyawa kompleks :1. Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa ionik pada umumnya.2. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad, kemudian dilanjutkan dengan nama kation logam transisi.3. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleksdapat dilihat pada Tabel Nama Ligan.4. Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dan sebagainya.5. Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan Romawi.6. Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam transisi diberi akhiran –at. Nama kation logam transisi pada ion kompleks bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks.

Tabel Nama Ligan

Ligan Nama Ligan

Bromida, Br- Bromo

Klorida, Cl- Kloro

Sianida, CN- Siano

Hidroksida, OH- Hidrokso

Oksida, O2- Okso

Karbonat, CO32- Karbonato

Nitrit, NO2- Nitro

Oksalat, C2O42- Oksalato

Amonia, NH3 Amina

Karbon Monoksida, CO Karbonil

Air, H2O Akuo

Etilendiamin Etilendiamin (en)

Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks

Kation Nama Kation pada Anion Kompleks

Aluminium, Al Aluminat

Kromium, Cr Kromat

Kobalt, Co Kobaltat

Cuprum, Cu Cuprat

Aurum, Au Aurat

Ferrum, Fe Ferrat

Plumbum, Pb Plumbat

Mangan, Mn Manganat

Molibdenum, Mo Molibdat

Nikel, Ni Nikelat

Argentum, Ag Argentat

Stannum, Sn Stannat

Tungsten, W Tungstat

Zink, Zn Zinkat

Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dari berbagai senyawa kompleks :1. Ni(CO)4

Bilangan koordinasi = 4Muatan ion kompleks = 0Muatan ligan = 0Muatan kation logam transisi = 0Nama senyawa = tetrakarbonil nikel (0) atau nikel tetrakarbonil2. NaAuF4

Terdiri dari kation sederhana (Na+) dan anion kompleks (AuF4-)

Bilangan koordinasi = 4Muatan anion kompleks = -1Muatan ligan = -1 x 4 = -4Muatan kation logam transisi = +3Nama senyawa = natrium tetrafluoro aurat (III)3. K3[Fe(CN)6]Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6]-3)Bilangan koordinasi = 6Muatan anion kompleks = -3Muatan ligan = -1 x 6 = -6Muatan kation logam transisi = +3Nama senyawa = kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida4. [Cr(en)3]Cl3Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)3]3+) dan anion sederhana (3 ion Cl-)Bilangan koordinasi = 3 x 2 (bidentat) = 6Muatan kation kompleks = +3Muatan ligan = 3 x 0 = 0Muatan kation logam transisi = +3Nama senyawa = tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida5. Pentaamin kloro kobalt (III) kloridaTerdapat 5 NH3, satu Cl-, satu Co3+, dan ion Cl-

Muatan kation kompleks = (5 x 0) + (1 x -1) + (1 x +3) = +2Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion Cl-

Rumus senyawa kompleks = [Co(NH3)5Cl]Cl2

6. Dikloro bis-(etilendiamin) platinum (IV) nitratTerdapat 2 Cl-, 2 en, satu Pt4+, dan ion NO3

-

Muatan kation kompleks = (2 x -1) + (2 x 0) + (1 x +4) = +2Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion NO3

-

Rumus senyawa kompleks = [Pt(en)2Cl2](NO3)2

7. Natrium heksanitro kobaltat (III)Terdapat 6 NO2

-, satu Co3+, dan ion Na+

Muatan anion kompleks = (6 x -1) + (1 x +3) = -3Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan tiga ion Na+

Rumus senyawa kompleks = Na3[Co(NO2)6]8. Tris-(etilendiamin) kobalt (III) sulfatTerdapat 3 en, satu Co3+, dan ion SO4

2-

Muatan kation kompleks = (3 x 0) + (1 x +3) = +3Untuk membentuk senyawa kompleks, dua kation kompleks membutuhkan tiga ion SO4

2-

Rumus senyawa kompleks = ([Co(en)3])2(SO4)3

Bentuk ion kompleks dipengaruhi oleh jumlah ligan, jenis ligan, dan jenis kation logam transisi. Secara umum, bentuk ion kompleks dapat ditentukan melalui bilangan koordinasi. Hubungan antara bilangan koordinasi terhadap bentuk ion kompleks dapat dilihat pada tabel berikut :

Bilangan Koordinasi Bentuk Ion Kompleks

2 Linear

4 Tetrahedral atau Square Planar

6 Oktahedral

Tatanama senyawa kompleks terbagai menjadi dua jenis yakni sistematik dan tata nama umum. Dalam menuliskan ligan biasanya atom donor ditulis dibagian depan kecuali untuk bebebrapa ligan seperti H2O, H2S dan H2Te.

Tata Nama Sistematik

Tata nama sistematik dibagi menjadi dua cara yakni

1. Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan yang ada serta nama atom pusat beserta tingkat oksidasinya, dimana senyawa kompleks yang ada bilangan oksidasinya ditulis dengan angka Romawi. Anggka Romawi yang diberikan disebut angka Stock.

2. Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan, nama atom pusat serta muatan dari kompleks yang ada. Angka arab yang digunakan dapat berupa tanda positif atau negatif yang menunjukan muatan ion kompleks, angka Arab ini disebut angka Ewens-Bassett.

Tata Nama Umum

Kini tata nama umum kini jarang bahkan tidak digunakan lagi. Nama umum untuk senyawa kompleks atau senyawa koordinasi didasarkan atas nama penemu atau warna yang dimiliki senyawa tersebut.

Berikut adalah contoh senyawa yang didasarkan atas nama penemunya:

Garam Vauquelin : [Pd(NH3)4] [PdCl4]

Garam Magnus : [Pt(NH3)4] [PtCl4]

Senyawa Gmelin : [Co(NH3)6]2(C2O4)3

Garam Zeise : K[PtCl3(C2H4)].H2O

Sedangkan nama senyawa kompleks yang didasarkan atas warna yang dimiliki adalah:

Biru prusia (prusian blue)

: KFe[Fe(CN)6].H2O

Kompleks luteo (kuning) : [Co(NH3)5Cl]Cl2

Kompleks praseo (hijau) : [Co(NH3)4Cl2]

Alasan-alasan nama umum jarang digunakan atau tidak digunakan:

1. Banyak senyawa kompleks yang berbeda disintesis oleh orang yang sama2. Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun memiliki warna yang sama.

Tata Nama Senyawa Kompleks Netral

1. Nama senyawa kompleks netral ditulis dalam satu kata.2. Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan

3. Menulis atau menyebut nama atom pusat serta bilangan oksidasi dari atom pusatyang ditulis dengan anggka Romawi. Dan bilangan oksidasi atom pusat yang harganya nol tidak perlu dituliskan.

Contoh

[Co(NH3)3(NO2)3] : triaminatrinotrokobaltt(III)

[Ni(CO)4] : tetrakarbonilnikel

[Fe(CO)5] : pentakarbonilbesi

[Fe(CO)2(NO)2] : dikarbonildinitrosilbesi

[Co(CO)3(NO)] : trikarbonilnitrosilkobalt

Keterangan: triaminatrinotrokobaltt(III) merupakan kompleks dengan biloks = 0, selain itu merupakan kompleks dengan biloks 1.

Senyawa Kompleks Ionik

Senyawa kompleks ionik kation sebagai ion kopleks

penamaannya adalah sebagai berikut:

1. Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion2. Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki

3. Menulis atau menyebut nama atom pusat diikuti bilangan oksidasi yang ditulis dalam anggka Romawi.

Selain cara di atas penamaan dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion2. Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki

3. Menulis atau menyebut nama serta muatan dari ion kompleks yang ditulis dengan anggka Arab.

Contoh

Kompleks Spesi yang ada Nama

[Cu(NH3)4]2+ Cu2+ dan 4NH3 ion tetraaminatembaga(II), atau Ion

tetraaminatembaga(2+)

[Co(NH3)4Cl2]+ Co3+, 4NH3, dan 2Cl‾ ion tetraaminadiklorokobalt(II) atau ion

tetraaminadiklorokobalt(1+)

[Pt(NH3)4]2+ Pt2+, dan 4NH3 ion tetraaminaplatina(II) atau

iontetraaminaplatina(2+)

[Ru(NH3)5(NO2)]+ Ru2+, 5NH3, dan NO2‾ ion pentaaminanitrorutenium(II) atau ion

pentaaminanitrorutenium(1+)

Senyawa kompleks ionik anion sebagai ion kopleks

Penamaannya adalah sebagai berikut

1. Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion2. Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki

3. Menulis atau menyebut nama atom pusat dalam bahasa latin dengan akhiran –um atau ium diganti –at kemudian diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang ditulis dalam anggka Romawi.

Selain cara di atas penamaan dapat dilakukan dengan cara berikut

1. Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion2. Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki

3. Menulis atau menyebut nama atom pusat dalam bahasa latin dengan akhiran –um atau ium diganti –at kemudian diikuti muatan dari ion kompleks yang ditulis dengan angka Arab.

Contoh

kompleks Spesi yang ada Nama

[PtCl4]2‾ Pt2+ dan 4Cl‾ Ion tetrakloroplatinat(I) atau ion tetrakloroplatinat(2-)

[Ni(CN)4]2‾ Ni2+ dan 4CN‾ Ion tetrasianonikelat(II) atau ion tetrasianonikelat(2-)

[Co(CN)6]3‾ Co3+ dan 6CN‾ Ion heksasianokobaltat(III) atau ion heksasianokobaltat(3-)

[CrF6]3‾ Cr3+ dan 6F‾ Ion heksafluorokromat(III) atau ion

heksasianofluorokromat(3-)

[MgBr4]2‾ Mg2+ dan 4Br‾ Ion tetrabromomagnesat(II) atau Ion tetrabromomagnesat(2-)

Senyawa kompleks ionik kation dan anion sebagai ion kompleks

Penamaannya adalah menulis atau menyebut nama dan jumlah kation terlebih dahulu kemudian nama anion diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang ditulis dalam anggka Romawi atau menulis atau menyebut nama dan jumlah kation terlebih dahulu kemudian nama anion diikuti muatan ion kompleks yang ditulis dengan angka Arab.

Contoh

K3[Fe(CN)6]3‾ : Kalium heksasianoferat(III) atau kalium heksasianoferat(3-)

K4[Fe(CN)6] : Kalium heksasianoferat(II) atau kalium heksasianoferat(4-)

[CoN3(NH3)5]SO4 : Pentaaminaazidokobalt(III) sulfat atau Pentaaminaazidokobalt(2+) sulfat

[Cu(NH3)4]SO4 : Pentaaminatembaga(II) sulfat atau Pentaaminatembaga(2+) sulfat

[Cu(NH3)4] [PtCl4]

: Tetraaminatembaga(II) tetrakloroplatinat(II) atau tetraamina tembaga(2+) tetrakloroplatinat(2-)

[Co(NH3)6] [Cr(CN)6]

: Heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III) atau heksasianokobalt(3+) heksasianokromat(3-)

I.       PENDAHULUAN

 

A.    Deskripsi Singkat

Bab ini akan membahas tentang jenis-jenis ligan ditinjau dari jumlah atom donor yang

dimilikinya. Disamping itu akan dibahas pula tatanama senyawa koordinasi yang didasarkan

pada: (1) Nama dan jumlah ligan yang ada serta nama dan jumlah atom pusat beserta tingkat

oksidasinya. (2) Nama dan jumlah ligan, nama dan jumlah atom pusat serta muatan dari

kompleks yang ada.

 

B.     Relevansi

Bab ini merupakan pendalaman terhadap materi kimia dasar, khususnya ikatan kovalen

koordinasi yang menjadi dasar dalam mempelajari ligan dan tatanama senyawa koordinasi.

Pemahaman mahasiswa terhadap bab ini pula akan memudahkan mereka dalam mempelajari

isomerisme senyawa koordinasi dan Teori Ikatan Valensi yang akan dibahas pada bab

selanjutnya. .

 

C.    Kompetensi Dasar

Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat:

1.      Menjelaskan jenis-jenis ligan.

2.      Memberikan contoh-contoh ligan.

3.      Menentukan bilangan koordinasi atom/ion pusat.

4.      Menentukan bilangan oksidasi atom/ion pusat.

5.      Memberikan nama senyawa koordinasi.

6.      Menuliskan rumus senyawa koordinasi.

 

 

 

II.    PENYAJIAN

 

A.    Uraian Materi

 

1.1 Ligan

Ligan merupakan basa Lewis yang memiliki pasangan elektron bebas misalnya ligan

NH3, H2O dan Cl- atau memiliki pasangan elektron π misalnya ligan C2H2 (asetilena), C2H4

(etilena) dan C6H6 (benzena). Suatu ligan dapat memiliki elektron yang tidak berpasangan

disamping pasangan elektron π. Misalnya ligan C5H5 (siklopentadiena), C3H5 (alil) dan NO

(nitrosil).

Di dalam ligan terdapat atom donor yaitu atom yang memiliki pasangan elektron bebas

atau atom yang terikat melalui ikatan π. Melalui atom donor tersebut suatu ligan melakukan

ikatan kovalen koordinasi dengan atom pusat yang ada. Berdasarkan jumlah atom donor yang

dimilikinya ligan dapat dikelompokkan sebagai ligan monodentat, bidentat, tridentat, dan

seterusnya. Beberapa contoh ligan di berikan dibawah ini:

Ligan yang memiliki lebih dari satu atom donor yaitu ligan bidentat, tridentat, dan seterusnya

seringkali disebut sebagai ligan polidentat. Pada ligan yang memiliki dua atau lebih atom donor.

Atom-atom donor tersebut dapat berikatan dengan ion pusat yang sama Atom donor yang

memiliki lebih dari satu pasangan elektron bebas dapat berikatan dengan lebih dari satu atom

atau ion pusat

Dalam menulis suatu ligan. Gugus yang ada seringkali ditulis dalam bentuk singkatan, misalnya:

Mc = Metil Bu = butyl

Et = etil Ph = fenil

Pr = propil Cy = sikloheksil

Ligan yang memiliki ikatan π dan elektron yang tidak berpasangan merupakan donor elektron

ganjil seperti alil dan siklopentadienil. Ligan alil dapat mendonorkan tiga elektron sedangkan

siklopentadienil dapat mendonorkan lima elektron. Ligan-ligan tersebut dapat mengadakan

ikatan karbon logam sehingga senyawa yang terbentuk merupakan seyawa organometalik.

 Pada senyawa kompleks banyaknya atom donor yang terikat pada atom atau ion pusat disebut

bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi tidak sama dengan bilangan oksidasi atau tingkat

oksidasi. Bilangan oksidasi dari atom yang berikatan adalah muatan yang dimiliki oleh atom

tersebut apabila elektron-elektron dalam setiap ikatan diberikan pada atom yang lebih

elektronegatif. Dibawah ini diberikan beberapa contoh ion dan molekul kompleks beserta

bilangan koordinasi dan bilangan oksidasi dari atom atau ion pusat yang ada.

 Kompleks Ion pusat Bilangan Koordinasi

Bilangan Oksidasi

[Ag (NH3)2]+ Ag+ 2 +1

[HgI3]- Hg2+ 3 +2

[Zn (NH3)4]+ Zn2+ 4 +2

[Fe (CO)5] Fe 5 0

[Fe (CN)6]3- Fe3+ 6 +3

[ZrF7]3- Zr 7 +4

[Mo (CN)8]4- Mo4+ 8 +4

 Didalam senyawa kompleks bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.

1.2 Tatanama Senyawa Koordinasi

Pada awal perkembangannya, terutama sebelum tahun 1930 senyawa koordinasi atau

senyawa kompleks penamaannya adalah didasarkan atas penemu warnanya. Senyawa-senyawa

kompleks yang namanya didasarkan atas penemunya misalnya garam Vauquelin [Pd(NH3)4]

[PdCl4], garam magnus, [Pt(NH3)4][PtCl4] senyawa Gmelin [Co(NH3)6]2(C2O4)3 dan garam Zeise

K[PtCl3(C2H4)].H2O. Senyawa-senyawa kompleks yang namanya didasarkan atas warnanya

adalah Biru Prusia (Prusian Blue), K[Fe(CN)6].H2O, kompleks luteo (kuning) [Co(NH3)5Cl]Cl2,

dan kompleks praseo (hijau), [Co(NH3)4Cl2]Cl. Sekarang penamaan senyawa kompleks tidak lagi

didasarkan atas penemu atau warnanya.

Penamaan senyawa kompleks ada dua cara. Cara pertama didasarkan atas nama dan jumlah ligan yang ada serta nama dan jumlah atom pusat beserta tingkat oksidasinya. Cara yang kedua didasarkan atas nama dan jumlah ligan, nama dan jumlah atom pusat serta muatan dari kompleks yang ada. Penamaan senyawa kompleks melibatkan banyak aturan dimana semakin rumit senyawanya semakin banyak aturan yang harus diterapkan. Aturan-aturan penamaan senyawa kompleks adalah sebagai berikut.

1.      Nama Ligan

a.       Ligan netral

Ligan netral diberi nama seperti nama senyawanya kecuali beberapa ligan seperti NH3,

H2S, H2Te dan CO.

Nama Senyawa Nama LiganSingkatan atau

Rumus KimiaAsetonitril asetonitril MeCNEtilenadiamena etilenadiamena enPiridina piridina py2,2’-bipiridina 2,2’-bipiridina bpy1,10-fenantrolina 1,10-fenantrolina phenTrifenilfosfina trifenilfosfina PPh3

Trifenilarsina trifenilarsina AsPh3

Trifenilstibina trifenilstibina SbPh3

Trisikloheksilfosfina trisikloheksilfosfina Pcy3

Ammonia amina NH3

Hydrogen sulfide sulfan H2SHydrogen telurida telan H2TeKarbon monoksida karbonil CO

Struktur dari beberapa ligan

diatas adalah seperti dibawah ini:

  Jika E = P namanya adalah trifenilfosfina

E = As namanya adalah trifenilarsina

E = Sb namanya adalah trifenilstibina

b. Ligan bermuatan negatif

                          i.      Anion yang namanya berakhiran dengan –da, sebagai ligan akhiran –da

diganti dengan –do seperti dibawah.

Rumus Kimia Nama ion Nama LiganNH2

- amida amidoNH2- imida imidoN3

- azida azido

 

Kecuali untuk ligan-ligan berikut:

Rumus kimia Nama ion Nama liganF- flourida flouroCl- klorida kloroBr- bromida bromoI- iodida iodo

O2- oksida oksoH- hidrida Hidro (hidrido)

 

                        ii.      Anion yang namanya berakhiran dengan –it atau –at sebagai ligan pada

akhiran tersebut ditambah dengan akhiran –o, dan atom donor yang berikatan dengan

atom atau ion pusat dituliskan dibagian depan seperti contoh-contoh berikut.

Rumus kimia Nama ion Nama liganONO- Nitrit NitritoNO2

- Nitrit NitroONO2

- Nitrat NitratoOSO2

- Sulfit SulfitoOSO3

2- Sulfat SulfatoSCN Tiosianat TiosianatoNCS- Isotiosianat Isotiosianato

 

2.      Bila didalam senyawa kompleks terdapat lebih dari satu macam ligan, urutan penyebutan

nama ligan adalah secara alfabetik terlepas dari jumlah dan muatan ligan yang ada. Pada

aturan lama (sebelum tahun 1971) ligan negatif disebut lebih dahulu secara alfabetik

kemudian diikuti dengan ligan yang netral yang disebut secara alfabetik pula. Jumlah ligan

yang ada dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra dan seterusnya. Apabila awalan-awalan

tersebut telah digunakan untuk menyebut jumlah substituen yang ada pada ligan maka jumlah

ligan yang ada dinyatakan dengan awalan bis, tris, tetrakis dan seterusnya. Ligan yang terdiri

dari dua atau lebih atom ditulis didalam tanda kurung.

3.      Nama senyawa kompleks netral dinyatakan dengan satu kata sedangkan nama senyawa

kompleks ionik dinyatakan dengan dua kata dimana nama kation disebut lebih dulu.

4.      Pada senyawa kompleks ditunjukan:

a.       Bilangan oksidasi dari ion pusat dengan angka romawi (angka stock).

b.      Muatan dari ion kompleks dengan angka arab ditambah tanda (+) untuk ion positif dan

tanda (-) untuk ion negatif (angka Ewens-Bassett).

5.      Nama ion atau senyawa kompleks yang berisomer ditambah dengan awalan yang

menyatakan isomer yang ada seperti awalan cis-, trans-, fac-, mer-, dan lain-lain. Aturan 1

sampai 5 dapat digunakan untuk memberi nama ion atau senyawa kompleks yang terdiri atas

satu atom atau ion pusat dan beberapa ligan monodentat.

6.      Nama ion kompleks positif diakhiri dengan nama logam beserta bilangan oksidasinya atau

muatan ion kompleks

Beberapa contoh senyawa kompleks dan namanya diberikan dibawah ini.

Kompleks Netral:

[AgCl(PPh3)3] = klorotris(trifenilfosfina)perak(I)

cis - [Pt(NH3)2Cl2] = cis-diaminadikloroplatina(II)

fac- [Ru(H2O)3Cl3] = fac-triakuatriklororutenium(III)

[BaI2(py)6] = diiodoheksapiridinabarium(II)

[Ni(CO)4] = tetrakarbonilnikel

[Co(NH3)3(NO2)3] = triaminatrinitrokobalt(III)

Catatan:

1.      Tatanama senyawa kompleks dimana logam yang ada tingkat oksidasinya ditunjukkan

dengan angka Romawi dikenal sebagai tatanama sistematik.

2.      Untuk senyawa kompleks netral sebaiknya penamaan dengan menggunakan angka

Romawi dan tidak menggunakan angka arab.

3.      Bilangan oksidasi nol dari atom pusat boleh tidak dituliskan seperti bilangan oksidasi Ni

dalam [Ni(CO)4].

 

Kompleks Ionik:

K3[ Fe(CN)6 ] = kalium heksasianoferat(III) atau

Kalium heksasianoferat(3-)

K4[ Fe(CN)6 ] = kalium heksasianoferat(II) atau

kalium heksasianoferat(4-)

[V(CO)5]3- = ion pentakarbonilvanadat(-III) atau

ion pentakarbonilvanadat(3-)

[Fe(CO)4]2- = ion tetrakarbonilferat(-II) atau

ion tetrakarbonilferat(2-)

trans –[Co(NH3)4Br2]Br = trans-tetraminadibromokobalt(III) bromida atau

trans-tetraminadibromokobalt(1+) bromida

[Cu(NH3)4]SO4 = tetraaminatembaga(2+) sulfat atau

tetraaminatembaga(II) sulfat

[Cu(NH3)4][PtCl4] = tetraaminatembaga(II) tetrakloroplatina(II) atau

tetraaminatembaga(2+) tetrakloroplatina(2-)

[Mg(MeCN)6[MgBr4] = heksaasetonitrilmagnesium(II)tetrabromomagnesat(II)

atau

heksaasetonitrilmagnesium(2+)tetrabromomagnesat(2-)

 

Untuk senyawa-senyawa kompleks yang lebih rumit ditambahkan aturan 7 sampai 12.

 

7.      Nama ligan yang membentuk jembatan antara dua atom atau ion pusat diberi awalan μ- atau

μ2-; awalan μ3- ditambahkan pada nama ligan bila ia membentuk jembatan antara tiga atom

atau ion pusat.

Ligan yang membentuk jembatan dapat disebut lebih dulu.

Contah: [(NH3)5Cr-OH-Cr(NH3)5]Cl5

 8.      Pada ligan yang dapat berikatan di dua tempat (ligan ambidentat) seperti NO2- (nitro), ONO-

(nitrito), SCN- (tiosianato) dan NCS- (isotiosianato) dalam penulisan rumus senyawa

kompleksnya atom donor ditulis lebih dekat ke atom atau ion pusat yang ada.

Contoh:

[Ru(NH3)5(NO2)]Cl

pentaaminanitrorutenium(II) klorida atau pentaaminanitrorutenium(1+) klorida

trans-[Cr(NH3)4(SCN)2]Br

trans-tetraaminaditiosianatokromium(III) bromida

atau trans-tetraaminaditiosianatokromium(1+) bromida

9.      Pada ligan yang memiliki lebih dari satu atom donor (ligan polidentat), atom donor yang

berikatan dengan atom atau ion pusat dinyatakan dengan symbol dari atom tersebut ditulis

dengan huruf miring setelah nama ligan yang bersesuaian.

 10.  a. Bila pada senyawa kompleks terdapat dua atom atau ion pusat yang saling berikatan dan

senyawanya simetrik maka digunakan awalan di atau awalan bis apabila awalan di telah

digunakan.

Contoh:

[Br4Re – ReBr4]4- ion bis[tetrabromorenat(II)]

atau ion bis(tetrabromorenat)(4-)

[(CO)5Mn – Mn(CO)5] bis(pentakarbonilmangan)

b. Bila senyawa tidak simetrik maka satu atom atau ion pusat yang ada beserta ligan-ligan yang terikat padanya dianggap sebagai ligan dari atom atau ion pusat yang lain.

Contoh: [(CO)4Co – Re(CO)5] pentakarbonil(tetrakarbonilkobaltio)renium

11.  Nama ligan yang tidak jenuh diberi awalan ŋ- (hapto), sedangkan banyaknya atom yang

terlibat dalam system tidak jenuh dinyatakan dengan angka pangkat pada awalan ŋ-, Awalan

ŋ5- digunakan bila ada 5 atom yang terlibat dalam system tidak jenuh seperti pada ligan C5H5

(siklopentadienil). Bila ada 2 atom yang terlibat dalam system tidak jenuh digunakan awal ŋ-

atau ŋ2-.

12.  Kompleks bis (ŋ5-siklopentadienil) logam disebut juga kompleks meta-losena dengan

struktur sebagai berikut:

Bila M = Fe nama kompleks adalah ferosena

= Mn nama kompleks adalah manganosena

= Co nama kompleks adalah kobaltosena

= Ni nama kompleks adalah nikelosena

Gugus cabang yang ada diberi nomor dengan harga terendah. Atom karbon pada cincin

pertama diberi nomor 1 sampai 5, sedangkan pada cincin yang lain diberi nomor 1’ sampai

5’.

B. Soal-Soal Latihan

1.      Dari spesies-spesies yang diberikan di bawah ini ditunjukkan spesies yang dapat berfungsi

sebagai ligan dan spesies yang tidak dapat berfungsi sebagai ligan.

a.       H2

b.      H-

c.       Be2+

d.      Cl-

e.       PPh3

f.             NH4+

g.            C2H2

h.            C2H4

i.              CH4

j.              O2-

2.      Dari ligan-ligan dibawah ini tunjukkan ligan-ligan yang atom donornya memiliki PEB dan

ligan-ligan yang atom donornya terikat oleh ikatan π.

a.       H2O

b.      NH3

c.       dien

d.      C2H4

e.       AsPh3

f.             C2H2

g.            F-

h.            Cis-2-butena

i.              benzena

j.              PPh3

3.      Dari ligan-ligan berikut yang dapat membentuk senyawa kompleks sepit adalah:

a.       PPh3

b.      etilenadiamina

c.       NH3

d.            1,3-diaminopropana

e.             CO

f.             EDTA

4.      Berikan atom atau ion pusat, beserta bilangan koordinasi dan bilangan oksidasinya dari

spesies-spesies berikut:

a.       [AuCl4]-

b.      [Pt (en)2 (NCS)2]2+

c.       K4[Fe (CN)6

d.      K3[Fe (CN)6]

e.       [CO (O2CO)3]3-

f.             [Ni (CO)4

g.            [Ru (NH3)3I3]

h.            [Cr (en)2Cl2]+

i.              [PtCl4]2-

j.              [Ru (NH3)5 (NO2)]Cl

5. Berikan nama ion atau senyawa kompleks berikut ini:

a.       [Pt(en)2(SCN)2]2+

b.      Na2[Fe(CO)4]

c.       [Zn(NH3)(py)ClBr]

d.      [Ru(NH3)5(NO2)]Cl

e.       (NH4)3[Fe(CN)6]

f.       [Cu(NH3)4]3[Fe(CN)6]2

g.      [CO(CO)4]-

h.      [Pt(NH3)2(py)ClBr]

i.        [Cr(NH3)2(H2O)2 Br2]+

j.        [(PPh3)3 Ag – CN – Ag(PPh3)3]+

6. Tuliskan rumus dari molekul kompleks dibawah ini:

a.       Tris(etilenadiamina)nikel(II)bromide

b.      Diaminaperak(I) heksasianoferat(II)

c.       Triaminatritiosianatorodium(III)

d.      Kalium diaminatetrabomokobaltat(III)

e.       Heksaakuavanadium(III) nitrat

f.       heksakarbonilmolibdenum

7. Tuliskan dari ion kompleks berikut

a.       ion diaminadioksalato-O,O-kromat(III)

b.      ion pentaakuaisotiosianatobesi(2+)

c.       ion trikarbonato-O,O-kobaltat(3-)

d.      ion diakuadioksalato-O,O-kromat(III)

e.       ion etilenadiaminatetraklorokobalta(III)

 

C. Petunjuk Jawaban Latihan

1.            Identifikasilah spesies-spesies tersebut!. Spesies yang dapat berfungsi sebagai ligan adalah

spesies yang memiliki pasangan elektron bebas atau memiliki pasangan elektron π .

2.            Ligan-ligan yang atom donornya terikat oleh ikatan π merupakan ligan yang berasal dari

golongan alkena dan alkuna.

3.            Senyawa kompleks sepit dapat terbentuk jika adal ligan yang memiliki dua atau lebih atom

donor, dan atom donor tersebut dapat berikatan dengan ion pusat yang sama.

4.            Pada senyawa kompleks banyaknya atom donor yang terikat pada atom atau ion pusat

disebut bilangan koordinasi. Sedangkan bilangan oksidasi dari atom yang berikatan adalah

muatan yang dimiliki oleh atom tersebut apabila elektron-elektron dalam setiap ikatan

diberikan pada atom yang lebih elektronegatif.

5.            Untuk menjawab soal nomor 5-7, Pelajarilah aturan-aturan penamaan senyawa kompleks.

Identifikasilah senyawa tersebut apakah termasuk senyawa kompleks netral, positif atau

negatif. Kemudian terapkan aturan-aturan yang ada untuk memberikan nama ataupun

menuliskan rumus senyawa kompleks yang namanya sudah diketahui.

 

D. Rangkuman

Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi dibentuk dari gabungan antara atom atau ion

pusat dengan ligan melalui ikatan kovalen koordinasi. Atom atau ion pusat berfungsi sebagai

asam Lewis sedangkan ligan sebagai basa Lewis.

Suatu spesies dapat berlaku sebagai ligan apabila memiliki pasangan elektron bebas atau

memiliki pasangan elektron π. Didalam senyawa kompleks atom pada ligan yang berkaitan

dengan atom atau ion pusat disebut atom donor. Berdasarkan banyaknya atom donor yang ada

pada suatu atom ligan, Ligan digolongkan menjadi ligan monodentat, bidentat, tridentat,

kuadridentat, pentadentat, heksadentat, dan seterusnya. Atom donor yang memiliki lebih dari

satu pasangan elektron bebas dapat berfungsi sebagai jembatan antara dua atau lebih atom-atom

ion pusat. Ligan yang memiliki lebih dari satu atom donor dapat membentuk senyawa kompleks

sepit. Banyaknya atom donor yang terikat pada atom atau ion pusat disebut bilangan koordinasi.

Penamaan senyawa koordinasi didasarkan atas nama dan jumlah ligan serta nama logam

beserta tingkat oksidasinya yang dituliskan dengan angka romawi. Penamaan secara demikian

dikenal sebagai tatanama sistematik. Penamaan yang lain didasarkan atas nama dan jumlah ligan

serta nama logam beserta muatan kompleks yang ada yang ditulis dengan angka arab. Nama

kompleks netral dan kompleks kation diakhiri dengan nama logam diikuti degan tingkat oksidasi

logam atau muatan dari kompleks. Nama kompleks anion diakhiri dengan akhiran –at, diikuti

dengan tingkat oksidasi atom pusat atau mutan kompleksnya. Penamaan senyawa kompleks

mengikuti banyak aturan dimana semakin rumit senyawa kompleksnya semakin banyak aturan

yang harus diikuti.

 

 

III.       PENUTUP

 

A. Tes Formatif

1.      Spesies dibawah ini dapat berfungsi sebagai ligan, kecuali:

a.       piridina

b.      ion iodida

c.       asetilena

d.      etana

2.      Spesies dibawah ini merupakan ligan dengan atom donor memilliki pasangan elektron

bebas, kecuali :

a.       amonia

b.      air

c.       propilena

d.      etilenadiamina

3.      Spesies dibawah ini yang merupakan logam dengan atom donor terikat dengan ikatan π

adalah.

a.       benzena

b.      dimetilamina

c.       etilenadiamina

d.      dietilenatriamina

4.      Ligan-ligan dibawah ini termasuk ligan bidentat, yaitu:

a.       amonia

b.      etilenadiamina

c.       1,10-fenantrolina

d.      2,2’-bipiridina

5.      Contoh ligan tridentat adalah :

a.       etilenadiamina

b.      dietilenatriamina

c.       2,2’-bipiridina

d.      EDTA

6.      ligan dibawah ini yang dapat membentuk senyawa kompleks sepit adalah:

a.       NH3

b.      PPh3

c.       CO

d.      etilenadiamina

7.      Pernyataan dibawah ini yang salah adalah:

a.       Bilangan koordinasi Ag+dalam [Ag (NH3)2]+ adalah 2

b.      Bilangan koordinasi Ni2+dalam [Ni (H2O)][NiCl4] adalah 4

c.       Bilangan koordinasi CO3+dalam [CO (H2O)3 Cl3] adalah 6

d.      Bilangan koordinasi CO3+dalam [CO (en)2 Cl2]+ adalah 4

8.      Platina memiliki bilangan koordinasi enam pada:

a.       K2[PtCl4]

b.      [Pt (en)2Cl2]

c.       [Pt (NH3) (py) ClBr]

d.      [Pt (en)2][PtCl4]

9.      Pernyataan dibawah ini yang salah adalah:

a.   Bilangan koordinasi Agdalam [Ag (NH3)4](NO3) adalah +1

b.   Bilangan koordinasi Ni dalam [Ni (CO)4] adalah +2

c.   Bilangan koordinasi CO dalam [CO (en)3]3+ adalah +3

d.  Bilangan koordinasi Fe dalam [Fe (CN)6]4- adalah +2

10.  Kobalt mempunyai bilangan oksidasi -1 pada:

a.       [CO (CO)6]

b.      [CO (CO)4]-

c.       [Co (NH3)3 (SCN)]

d.      K3 [CoCl4]

11.  Senyawa kompleks [AgBr(AsPh3)3] namanya adalah :

a. Bromotri(trifenilarsina)perak(I)

b. Bromotris(trifenilarsina)perak(I)

c. Bromotri(trifenilarsina)argentat(I)

d. Bromotris(trifenilarsina)argentat(I)

12. Senyawa kompleks Cu3[Fe(CN)6]2 namanya adalah

a. Tembaga(I)heksasianoferat(II)

b. Tembaga(I)heksasianoferat(III)

c. Tembaga(II)heksasianoferat(II)

d. Tembaga(II)heksasianoferat(III)

13. Ion kompleks [Cr(O2CO)3]3- namanya adalah :

a. Ion trikarbonatokromat(3-)

b. Ion triskarbonatokromat(3-)

c. Ion triskarbonato-O,O-kromat(3-)

d. Ion trikarbonato-O,O-kromat(3-)

14. Ion kompleks [Fe(CO)4]2- namanya adalah :

a.       Ion tetrakarbonilbesi(II)

b.      Ion tetrakarbonilbesi(III)

c.       Ion tetrakarbonilferat(II)

d.      ion tetrakarbonilfrat(-II)

15.  Senyawa kompleks [Ni(en)2][nicl4] namanya adalah :

a.       Dietilenadiaminanikel(II) tetrakloronikelat(II)

b.      Bis(etilenadiamina)nikel(II)tetrakloronikel(II)

c.       Bis(etilenadiamina)nikel(II)tetrakloronikelat(II)

d.      Etilenadiaminanikel(II)tetrakloronikelat(II)

16.  Ion kompleks [(NH3)5CO – OH – CO(NH3)5]5+ namanya adalah :

a. Ion µ-hidrokso-bis[pentaaminakobalt(III)]

b. Ion µ-hidrokso-bis[pentaaminakobaltat(III)]

c. Ion µ-hidrokso-di[pentaaminakobalt(III)]

d. Ion µ-hidrokso-di[pentaaminakobaltat(III)]

17.  Rumus dari ammoniumheksasianoferat(4-) adalah

a.       (NH4)[Fe(CN)6]

b.      (NH4)2[Fe(CN)6]

c.       (NH3)3[Fe(CN)6]

d.      (NH4)4[Fe(CN)6]

18.  Rumus dari kalium pentakarbonilvanadat(3-)adalah :

a. K[V(CO)5]

b. K2[V(CO)5]

c. K3[V(CO)5]

d. K4[V(CO)5]

19.  Rumus dari pentaaminabromokobalt(III) sulfat adalah:

a. [CO(NH3)5Br](SO4)2

b. [CO(NH3)5Br]SO4

c. [CO(NH3)5Br2]SO4

d. [CO(NH3)5Br]2(SO4)3

20    Rumus dari diakuadiaminadiklorokobalt(II) adalah:

a.       [CO(H2O)2(NH3)2Cl2]+

b.      [CO(H2O)2(NH3)2Cl2]2+

c. [CO(H2O)2(NH3)2Cl2]3+

d.                  [CO(H2O)2(NH3)2Cl2]

21.  Rumus dari ion heksanitritokobalt(III) adalah

a.      [CO(ONO)6]2-

b.      [CO(ON)6]3-

c. [CO(NO2)6]2-

d.      [CO(NO2)6]3-

22.  Rumus dari ion trikarbonato-O,O-kromat(III) adalah

a. [Cr(CO3)3]2-

b. [Cr(CO3)3]3-

c. [Cr(OCO2)3]3-

d. [Cr(O2CO)3]3-

23.  Rumus dari tetraaminatembaga(II)heksasianoferat(II) adalah:

a.       [Cu(NH3)4]3[Fe(CN)6]2

b.      [Cu(NH3)4]2[Fe(CN)6]

c. [Cu(NH3)4]2[Fe(CN)6]

d. [Cu(NH3)4][Fe(CN)6]2

24.  Rumus dari bis(etilenadiamina)nikel(II)tetresianonikelat(II) adalah

a.       [Ni(en)2]2[Ni(CN)4] c.   [Ni(en)2][Ni(CN)4]

b.      [Ni(en)2][Ni(CN)4] d.  [Ni(en)2]2[Ni(CN)4]3

25.  Rumus dari pentakarbonilbesi adalah:

a. [Fe(CO)5]2+

b. [Fe(CO)5]3+

c.   [Fe(CO)5]2-

d.  [Fe(CO)5]

 

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan anda dalam menjawab soal-soal yang ada,

bandingkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban dibagian akhir modul ini. Hitunglah

jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah untuk mengetahui tingkat penguasaan

anda terhadap materi ini. rumus:

jika anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas. Anda dapat malanjutkan ke kegiatan belajar

selanjutnya. Tetapi jika tingkat penguasaan anda masih dibawah 80% sebaiknya anda mengulang

Kegiatan Belajar ini dengan sungguh-sungguh, terutama bagian yang belum anda kuasai.

 

C. Kunci Jawaban

1.      Piridina, ion iodida memiliki pasangan elektron bebas, asetilena memiliki pasangan elektron

π, sedangkan asetilena tidak memiliki pasangan elektron bebas atau pasangan elektron π.

Spesies yang tidak dapat berfungsi sebagai ligan adalah etana.

Jawaban: d.

2.      Pada propilena atom donor tidak memiliki pasangan elektron bebas.

Jawaban: c.

3.      Ligan yang atom donornya terikat dengan ikatan π adalah benzena

Jawaban: a.

4.      Yang bukan ligan bidentat adalah ammonia karena hanya memiliki sebuah atom donor.

Jawaban: a.

5.      Dietilenatriamina memiliki tiga buah atom donor

Jawaban: b.

6.      Ligan yang dapat membentuk senyawa kompleks sepit harus memiliki 2 atau lebih atom

donor. Etilenadiamina memiliki 2 atom donor, jadi dapat membentuk senyawa kompleks

sepit.

Jawaban: d.

7.      Bilangan koordinasi Co3+ dalam [Co(en)2Cl2]2+ adalah enam karena en merupakan ligan

bidentat.

Jawaban: d.

8.      Bilangan oksidasi platina pada [Pt(en)2Cl2] adalah enam karena en merupakan ligan

bidentat.

Jawaban: b.

9.      Bilangan oksidasi Ni dalam [Ni (CO)4] adalah nol karena CO merupakan ligan netral.

Jawaban: c.

10.  Bilangan oksidasi kobalt pada [Co (CO)]- adalah –1 karena CO merupakan ligan netral.

Jawaban: b

11. b 16. a 21. b

12. d 17. d 22. d

13. d 18. c 23. b

14. d 19. b 24. b

15. c 20. d 25. d