Jurnal Kegiatan Bulanan- Edisi XXXI, September 2015/Dzulqa’dah 1436bulletin
slambIK LH AL MAS A BER
bimasislam.kemenag.go.id
Belajar Sakinah
dari Sang Juara
2
Profil
bimasislam.kemenag.go.id
Profil kita kali ini menampilkan sosok
pejabat eselon IV di l ingkungan
Direktorat Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syariah yakni H. Jamaluddin
M. Marki, Lc. M.Si. Pejabat muda ini
dilantik pada awal 2011 sebagai Kepala
Seksi Penyuluhan dan Pengembangan
Syariah pada Subdit Hisab Rukyat dan
pembinaan Syariah. Pak 'jamal biasa
beliau di sapa mengawali karirnya
sebagai PNS Kementerian Agama pada
tahun 2003, ketika itu diangkat sebagai
Calon Pegawai Pencatat Nikah (CPPN)
pada KUA Kec. Kelapa gading Jakarta Utara. Pilihan sebagai CPPN adalah
pilihan terakhir.
“Sebenarnya saya tidak tertarik untuk ikut tes PNS, karena ketika itu saya baru
saja selesai menempuh pendidikan SI di Universitas al-Azhar Cairo, Mesir
selama kurang lebih 5 tahun. Keinginan saya ketika selesai studi ingin
mengajar sebagai guru Bahasa Arab, tapi ternyata karena jurusan yang saya
ambil adalah fakultas Syariah, maka tidak ada formasi selain menjadi
penghulu atau penyuluh. Berkas saya adalah yang paling akhir masuk ke
panitia pendaftaran. Alhamdulillah Allah punya rencana lain, sambil
meneruskan pendidikan S2 di Pasca Sarjana Universitas Indonesia, saya
diterima sebagai PNS formasi penghulu,” katanya berkisah.
“Saya tidak pernah bermimpi akan menjadi penghulu, tapi itulah rencana
Tuhan, mau tidak mau, suka tidak suka saya jalani tugas mulia tersebut. Allah
punya rencana lain, di kantor KUA itulah saya bisa lebih konsentrasi
menyelesaikan tesis saya dan alhamdulillah selesai tepat pada waktunya.”
Pria yang lahir di Jakarta pada 14 Oktber 1978 ini, ketika kecilnya mengenyam
pendidikan keagamaan yang ketat, Walaupun orang tuanya berlatar belakang
wiraswasta, anak dari kedua dari 6 bersaudara ini dididik dengan jadwal
belajar dari pagi hingga malam hari. "Pagi sekolah SD Negeri, siangnya sekolah
ibtidaiyah, dan maghrib mulai belajar ngaji.” Orang tua saya bukanlah seorang
lulusan sarjana, akan tetapi dalam mendidik anak-anaknya sangat disiplin dan
ketat, ketat dalam artian tidak memaksa, saya diberi kebebasan memilih studi
sesuai dengan keinginan saya, Ketika lulus dari SD apakah mau lanjut ke
pesantren atau SMP, saya pilh pesantren. Ketika itu pilihan saya jatuh kepada
pesantren Attaqwa Bekasi, pesantren yag didirikan oleh seorang pahlahwan
Nasional KH. Noer Ali.
Sang Kyai, menanamkan tiga prinsip dasar manusia yang harus dijadikan
pedoman dalam hidupnya. Yakni, Benar, Pintar dan Terampil. “Jadi orang kita
harus benar dulu, benar dalam ucapan dan perbuatan, baru kemudian harus
pintar, dan kemudian harus terampil. Jangan pintar dulu, nanti kamu bisa
"minterin" orang alias menipu," begitu kira-kira nasehat bapak kyai yang
selalu terngiang di telinga pak Jamal hingga sekarang. Selama 6 tahun dididik
di pesantren Attaqwa, pak Jamal aktif diberbagai kegiatan, mulai pramuka,
konsulat bahkan terpilih menjadi ketua osis, dan terpilih untuk ikut program
hafiz, yang merupakan kegiatan ekstra kulikuler. "Alhamdulillah dapat 5 juz"
ujar putra betawi ini.
Di pesantren kerap kali kedatangan tamu-tamu penting, dari mulai para Kyai
hingga pejabat tinggi. Pak Jamal pun selalu mendapat kepercayaan untuk
melayani para tamu tersebut, walaupun hanya sekedar menyiapkan makanan
dan minuman, "prinsip saya yang penting bisa bertemu orang besar, siapa
tahu ada keberkahan dan kemuliaan dari mereka terutama melatih mental
kita dihadapan mereka.Rupanya, hal ini terus berlanjut dikehidupan saya
sapai saat ini.” Ujar bapak tiga anak ini.
Pak Jamal merasakan betul, bahkan ketika kuliah di Kairo, ia benar-benar
menjadi "pelayan" di sebuah restoran Indonesia yang digagasnya bersama
para senior. Ketika itu tahun 1997-1998 di saat negeri kita sedang dilanda krisis
moneter, dollar mencapai Rp. 18.000, mau tidak mau dituntut untuk bertahan
hidup. Banyak juga ketika itu teman-teman seperjuangannya yang kembali ke
tanah air akibat krisis tersebut. Alhamdulillah orang tuanya dengan tegas
melarang untuk kembali ke Indonesia.
“apa pun akan di lakukan yang penting saya tetap konsentrasi belajar di al-
Azhar.” Di restoran tersebut pak Jamal sering kedatangan tamu-tamu penting
dari Indonesia, bahkan dipercaya untuk menyediakan makan siang setiap hari
untuk para pegawai di KBRI, “ya sekali lagi saya bertemu dengan 'orang-orang
besar'.” katanya.
Perjalanan karirnya pun, tidak terlepas dari melayani para orang-orang mulia,
setelah hampir tiga tahun menjadi CPPN, pak Jamal di minta untuk mengurus
para jamaah calon haji di kantor Kemenag Jakarta Utara. Baru tiga bulan aktif
melayani para tamu Allah itu, pegawai baru itu diminta untuk mutasi ke Pusat,
dengan berbekal keyakinan dan restu dari orang tuaia memberanikan diri
untuk pindah ke Pusat. "Ketika itu saya ditempatkan di posisi sebagai staf
Dirjen Bimas Islam..ini merupakan posisi yang sangat penting dan strategis."
lagi-lagi ia dipercaya untuk melayani orang-orang mulia dan para pejabat.
Kurang lebih lima tahun menjadi staf Dirjen, banyak pengalaman berharga
yang dapat petik. Terutama dalam hal melayani umat. Hampir seluruh
waktunya bapak Dirjen diabdikan untuk melayani umat. "Ini yang sya kira
patut di contoh oleh para pejabat kita. Jangan hanya berharap pada materi
saja, akan tetapi layani umat dengan ikhlas, insya Allah rezeki akan
mengikutimu." begitu kira-kira pesan pak Dirjen kepada saya.
Setelah hampir lima tahun mengabdi, Pada awal tahun 2011 pakarsyariah
yang humoris ini dilantik sebagai kepala seksi penyuluhan dan pengembangan
syariah. Suatu jabatan yang begitu penting dan berat. "Pengertian syariah
begitu luas, karena kehidupan seorang muslim terkait dengan syariah, dari
mulai seseorang menikah, kemudian mengandung, melahirkan sampai masuk
dalam liang lahat, semua ada tuntunan syariahnya" begitu luasnya arti dari
jabatan ini, pak jamal mulai merintis beberapa panduan dari hal-hal yang
paling dasar, di mulai dari aspek ibadah, seperti membuat panduan shalat
berjamaah, shalat bagi orang sakit, shalat bagi musafir smpai kepada aspek
muamalaah seperti pengembangan ekonomi syariah dan pembagian hukum
waris. Menurut jamal, ke depan pembinaan syariah harus didukung dengan
struktur dan SDM serta anggaran yang memadai, karena satu-satunya jabatan
yang menggunakan kata syariah dan itu sangat identik dengan Islam. Jangan
sampai dihilangkan kata-kata syariah dari nomenklatur jabatan di
kementerian Agama.
Selain itu, pada jabatan ini pun dibebankan untuk mengatur permintaan
Rohaniwan Islam pendamping sumpah keagamaan pada pelantikan dari
instansilembaga kementerian. "Sumpah janji jabatan jangan hanya dijadikan
upacara seremonial belaka, akan tetapi harus dihayati dan dilaksanakan. Saya
yakin kalau seorang pejabat memegang teguh sumpah jabatannya, tidak lagi
ada pejabat yang kkn, kalau perlu naskah sumpah yang diucapkan di tempel
pada ruang masing-masing pejabat, sebagai pengingat akan janji dan
sumpahnya."
Menjadi rohaniwan Islam, inilah yang mengantarkan saya harus benar-benar
"melayani" dan bertemu langsung dengan para "orang-orang besar" para
menteri dan bahkan bapak Presiden pada saat pengucapan sumpah jabatan di
Istana negara, mungkin ini kesempatan mulia, yang tidak dimiliki oleh setiap
pejabat. Banyak suka dukanya menjadi rohaniwan, kadang tidak mengenal
waktu dan tempat, seperti ketika pelantikan ketua dan anggota dewan yang
terhormat, harus begadang menunggu hasil pemilihan ketua dan wakil
pimpinan DPR, ya ketika itu tepat pukul 05.30 WIB baru dilaksanakan
pengucapan sumpah ketua dan wakil ketua MPR/DPR.
Di antara tugas mulia pada jabatan ini adalah pengadaan dan penggandaan
mushaf Al-Qur'an, lagi-lagi pekerjaan yang begitu berat, apalagi jika
menengok ke belakang banyak kasus pengadaan yang terjadi. "Pekerjaan
pengadaan dan penggandaan kitab suci, membutuhkan keteletian,
kecermatan, extra time, dan strategi khusus agar tidak terjadi kesalahan cetak,
keterlambatan dan menjadi temuan pemeriksa. "Saya selalu berpegang teguh
pada tiga prinsip di atas, insya Allah semua masalah dapat diselesaikan."
ujarnya menutup profil kita kali ini. (ska/bimasislam)
Jamaluddin Marki
Jebolan al-Azhar yang jadi Khadimah Ummat
3
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta, bimasislam— Dalam rangka
mensosialisasikan produk halal dan sehat,
Ditjen Bimas Islam jemput bola dengan
mendatangiparapelajardenganmelakukan
pengujianprodukjananan.Halinidilakukan
sebagai cara Bimas Islam mengedukasi
masyarakat agar tetap memperhatikan
makanan dan minuman yang halal dan
thayyib.
Salahsatukegiatanyangdilaksanakanoleh
Direktorat Urais dan Binsyar, Ditjen Bimas
Islam terkait dengan hal tersebut adalah
sosialisasi cara pengujian produk jajanan
bagi pelajar. Tema yang diangkat dalam
kegiatan tersebut, yaitu “Dengan pengujian
produk jajanan, kita tingkatkan kesadaran
mengonsumsi produk halal bagi pelajar.
Kegiatantelahdilaksanakanpada11sampai
dengan 13 Agustus 2015, bertempat di
LaboratoriumHalal Kemenag RI, Jl. Raya Pondok GedeNo. 29,
PinangRanti,JakartaTimur.
Dalamkegiatantersebutdisajikanbeberapamateri,diantaranya
adalahmateri tentang halal dan sains, serta praktek pengujian
sederhanauntuktesboraks,formalin,rhodamindanujiDNAbabi.
Dalampengamatanbimasislam,pesertanampaksangatantusias
dengan banyaknya pertanyaan dan keingintahunan terhadap
masalahini.
Daftar pesertanya adalah para guru dan siswa dari MTsN 13
Jakarta,MTsN30JakartadanSMPMuhamadiyahPabuaranBogor.
Sedangkansampelyangdiujidiambilkandarijajanananakanakdi
sekitar sekolah, seperti mie kuning, tahu, sosis, dan kerupuk
merah.(thobib-lady/foto:bimasislam)
Jakarta, bimasislam— Setelah melalui proses panjang seleksi
pengurus Baznas yang baru, mulai dari seleksi administrasi,
kompetensi,danpsikologi,sertapengajuankepadapresidendan
disampaikan kepada DPR RI, akhirnya pengurus BAZNAS baru
dilantik secara resmi oleh Menag, Lukman Hakim Saifuddin, di
lantai3GedungKemenagRI,Jl.MH.Thamrin6Jakarta(19/8).
KeputusanPresidenRINo66/PTahun2015tanggal30Juli2015
menetapkan Pengangkatan Anggota Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS)Periode2015-2020,berjumlah11orang,terdiridari8
orangunsurmasyarakatdan3orangunsurpemerintahmasing-
masing dari Kementerian Agama, Kementerian Keuangan dan
KementerianDalamNegeri.
Sebelas anggota BAZNAS itu, ialah: (1) Bambang Sudibyo; (2)
ZainulbaharNoor;(3)MundzirSuparta;(4)MasdarFaridMas'udi;
(5)AhmadSatoriIsmail;(6)EmmyHamidiyah;(7)IrsyadulHalim;
(8) Nana Mintart i ; (9)
Machasin; (10) Nuryanto;
(11)AsteraPrimantoBhakti.
Dalam sambutannya, Menag
menegaskan bahwa BAZNAS
harus mampu menunjukkan
kinerja yang efektif dalam
rangka untuk membantu
menyelesaikan masalah
kemiskinan di Indonesia.
Dibutuhkan sinergitas dan
kerja sama untuk saling
mengisi antara BAZNAS
dengan Kementerian Agama
sebagaiinstansiyangmemilikitugasdalampengembanganzakat
nasional.
“Saya mengucapkan selamat bekerja kepada seluruh pengurus
Baznas yang baru. Semoga dengan kepengurusan yang baru ini
dapatmendorongperkembanganzakatnasionaluntukikutserta
menyelesaikanmasalahkemiskinan”,tegasnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut para pejabat eselon 1 di
lingkunganKementerianAgama,sepertiSekjenKemenagRI,Dirjen
Pendis,DirjenBimasKatolik,Kabalitbang,danparapejabateselon
2dan3lainnya.TakketinggalanMenagjugamengucapkanterima
kasih atas dedikasinya dan memberikan apresiasi dan
penghargaan kepada pengurus Baznas periode sebelumnya.
(thobib/foto:bimasislam)
Resmi, Pengurus BAZNAS Periode 2015-2020 Dilantik Menag
Bimas Islam Sosialisasikan Cara Uji Produk Jajanan Bagi Pelajar
Jakarta,bimasislam—PuncakpenganugerahanPemilihanKeluarga
Sakinah dan KUA Teladan 2015 oleh Menag Lukman Hakim
Saifuddin dilaksanakan di Auditorium HM. Rasyidi, Gedung
Kemenag, Jl. MH. Thamrin 6 Jakarta (18/8). Keluar sebagai
pemenangKeluargaSakinahTeladanpasangandariProvinsiSulawei
Tengah,H.MohMarufBantilandanHj.NursidahKasim.Pasutriini
meraih nilai tertinggi (624) dengan mengalahkan 31 pasangan
lainnyadari32provinsi.
JuarakeduadiraihpasutriasalprovinsiJawaTimurH.MohYusuf
Arthammin dan Hj Dewi Chosjidah dengan nilai 594. Sedangkan
juaraketiga,diraihpasangandariSumateraUtaraH.Fachruddindan
HjNaisah(591).UntukjuaraharapanI,diraihpasangandariJambi
H.AmiruddindanHjNurjalis (573),harapan IIdariGorontaloH.
Nani Tuloli dan Hj Sofya Tuloli (562), dan harapan III dari
KalimantanSelatanH.AsmarandanHjHalilah(552).
SementarapadapemilihanKUA (KantorUrusanAgama)Teladan,
terpilihsebagaijuarapertama,JaenudindariKUAkecamatanPakem,
Sleman, DI Yogyakarta meraih nilai 515,4. Juara kedua, Ahmad
SyaifudinkecamatanBanjarharjo,JawaTengah(500,8).Juaraketiga,
Ahmad Mulyadi, kecamatan Parenggean, Kalimantan Tengah
(487,6), harapan pertama M. Yusuf Panay, kecamatan Barangka,
Sulawesi Tenggara (475,6), harapan kedua, Muhammad Khairil
Anwar, kecamatan Sukamulia, NTB (462,8) dan harapan ketiga,
SyafalMart,kecamatanBaso,SumateraBarat(458,1).
Dalam sambutannya, Menteri Agama berharap tradisi pemilihan
KeluargaSakinahdanKUATeladansebagaitradisiyangbaikyang
telahcukuplamadijagaolehKemenagdilakukankreasiatauinovasi
sehinggabisalebihdipahamimasyarakatsecaralebihluas.
“KegiatanjangandipersepsijanganhanyamilikKemenagtapijuga
pemerintahdaerahbisaikutterlibat,”ujarnya.
Menagmengatakan, keluarga sakinah banyak sisi-sisi positif bagi
kalangan muda, betapa keluarga sebagai unit terkecil dalam
membangunmasyarakatyanglebihluaskemaslahatannyajugabagi
bangsanya.
“Tadi di istana Bogor, Presiden Jokowi sempat tanya apa kriteria
teladan, apa definisi keluarga sakinah. Ini memang perlu kita
cermati kembali sehingga punyamakna yang lebih komprehensif
sehinggayangterpilihbisamewakiliberbagaisudutpandang,”tutur
Menag.
Terkait dengan KUA,Menag Lukmanmengatakan, bahwa Kantor
Urusan Agama (KUA) merupakan etalase terdepan Kementerian
Agama.Baikburuknya instansi ini dipengaruhi olehperformance
atau kinerja KUA yang keberadaannya di semua kecamatan di
penjurutanahair.
“KUAGardaterdepandalammembanguncitraatauimageKemenag.
KUAlangsungmemberipelayananterhadapmasyarakat,”,tegasnya
dihadapanratusanhadirin.
Hadirdalampenganugrahantersebut,SekjenKemenagNurSyam,
DirjenBimas IslamMachasin, danDirjenBimasKatolik Eusabius
Binsai,PenasehatDharmaWanitaPersatuanKementerianAgamaHj.
TrisnaWilly LukmanHakimdanKetuaDWPKemenag Sukindah.
(thobib/foto:bimasislam).
4
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta, bimasislam— Menjadi juara
merupakan kebanggaan bagi siapapun,
terlebih juara pada event berkelas nasional.
SeleksiTilawatilQur'an(STQ)NasionalXXIII
yangdipusatkandiAsramaHajiPondokGede,
Jakarta beberapa waktu lalu telah
menetapkan banyak juara baru, ini
menandakan generasi pecinta Ilmu-ilmuAl-
Qur'an tumbuh dengan baik di bumi
nusantaraini.
Lalu, bagaimana para juara memaknai
keberhasilannya meraih nilai tertinggi dari
dewanhakim?KepadabimasislamMuhammadHamidiHatta,Kafilah
SulawesiSelatanmengakubersyukurkarenatelahditetapkansebagai
hafidzterbaikgolongan30JuzpadaSTQNXXIIItahun2015.
“Saya bersyukur, ini merupakan kebanggaan bagi saya dan keluarga
sertamasyarakatSulawesiSelatan,sayabetul-betultidakmenyangka,
iniberkatrahmatdariAallahSWT”,ungkapHattausaimenerimatrofi
juara.
Disinggung soal persiapan sebelum lomba, Hatta menuturkan jika
dirinya rutin menghafal Al-Qur'an hingga
khatam berkali-kali dalam beberapa waktu,
selainitumempertahankanketepatandalam
membacamerupakankuncikeberhasilannya.
“saya tentu banyak melakukan pelatihan,
tempodanukuranbacaituharuspersisketika
musabaqah”,tuturnya.
Atas keberhasilannya, Hatta mengatakan
dirinya persembahkan kepada orang tua
tercinta dan seluruh masyarakat Sulawesi
Selatan. “Saya persembahkan kepada orang
tua saya dan seluruh masyarakat Sulawesi
selatan”,ujarpemudaperiangini.
Sebelumnya mengikuti ajang STQ, Hatta telah malang melintang
diberbagailombaInternasional,yangterkini,dirinyasecaramarathon
terlibatdalammusabaqah tilawatilqur'andi Iran,Libiyadan Jordan.
DiakhirperbicangandenganbimasislamHattaberharapdirinyadapat
mengamalkandanberbagiilmuyangdimilikinyadengansesamaanak
bangsa.(syam/foto:bimasislam)
Sulteng Raih Juara Keluarga Sakinah Teladan, DIY Sabet Juara KUA Teladan 2015
Hamidi Hatta Dedikasikan Juara untuk Orang Tua dan Warga Sulsel
5
Jakarta, bimasislam-- Penganugerahan Kantor Urusan Agama
(KUA) dan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Nasional Tahun
2015 baru saja berakhir. Setelah bersaing ketat dengan KUA
BanjarHarjo, JawaTengah, KUAKecamatanPakem,Kabupaten
Sleman,DaerahIstimewaYogyakarta,keluarsebagaipemenang.
KUAyangberlokasidiJalanKaliurangKM17,8,Pakembinangun,
Sleman, ini mendapatkan pujian dari Kasubdit Pemberdayaan
KUA, Ditjen Bimas Islam, sebagai instansi yang berhasil
membangun kerjasama l intas sektoral , aktif dalam
memberdayakanpotensimasyarakatsekitar,danberperandalam
menyelesaikanproblemkemasyarakatan.
Apa saja keunggulan KUA Pakem sehingga berhasil menyabet
gelar juara? bimasislam mewawancarai Jaenudin, Kepala KUA
KecamatanPakem,danberikutpetikannyauntukAnda.
Bisa disampaikan bagaimana kesan KUA Pakem setelah
meraih Gelar KUA Teladan Tingkat Nasional?
“Untuk daerah Istimewa Yogyakarta, capaian ini sekaligus
mempertahankan gelarKUA teladanuntuk ketiga kalinya sejak
2013,2014,dan2015.Kamimengucapkanterimakasihatassegala
dukungan dari semua pihak, di antaranya adalah kekompakan
teman-temankamidiKUAPakem,kemudiantimpendampingdari
Kabupaten Sleman, Kasi Bimas Islam dan kepala Kankemenag
KabupatenSleman,timpendampingdariUraisKanwilKemenag
DIY,jugabapakKakanwilKemenagYogyakartayangtelahbanyak
memberikansupportkepadakamisehinggakamibisameraihini
semua.
Apa keunggulan yang diusung KUA Pakem sehingga berhasil
mendapat gelar juara?
KeunggulanyangkamiusungsehinggamenjadinilaiplusbagiKUA
Pakem adalah optimalisasi teknologi informasi berbasis IT,
diantaranyaadalahSIMKAHDesa,SMSCenter,danDigitalTelevisi.
Kami juga pernah mendapatkan sertifikat untuk standar
pelayananmutuISO9001/2008.
Yang dalam Bentuk Kegiatan?
Adapundalambentukkegiatanyangmenjadikeunggulankami,
pertamaadalahkursuscalonpengantinberbasislifeskill,dimana
KUAKecamatanPakembekerjasamadenganBalaiLatihanKerja
KabupatenSleman.DalamKursusCalonPengantinberbasis life
skill ini, para calon pengantin dikenalkan dengan dunia kerja
sehingga mereka bisa mendapatkan bekal untuk kehidupan
berkeluargasecaraekonomiselepasmenikah.
Selain itu,KUAKecamatanPakem jugamendeklarasikan jargon
'CegahLima'dimanakamibekerjasamadenganBadanNarkotika
Nasional Kabupaten Sleman, Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kab.Sleman, dan seluruh siswa siswi se-kecamatan
Pakem yang kurang lebih ada 19 sekolah. Perlu diketahui
Kecamatan Pakem adalah kecamatan dengan jumlah sekolah
lanjutanterbanyakdikabupatenSleman.
Apa saja isi dari jargon 'Cegah Lima' itu?
DeklarasiCegahLimainiberbunyi:
(1)mencegahpernikahandini
(2)mencegahhamilsebelumnikah
(3)mencegahpergaulanbebas
(4)mencegahnarkoba
(5)mencegahkenakalanremaja
Kelima hal tersebut sesungguhnya sangat rentan dan menjadi
tantanganbagipararemaja,sehinggakamimelakukankegiatan
tersebut sedini mungkin agarmereka tidakmelakukan hal-hal
tersebut.
Ada Pesan untuk Petugas KUA di Seluruh Indonesia?
Pesan kepada teman-teman KUA yang lain di Indonesia, yang
pentingadalahbagaimanakitamemanfaatkanpeluangyangadadi
kecamatanmasing-masingsebagaisumberdaya.Tentusajasetiap
kecamatan memilliki peluang yang berbeda-beda, sehingga
peluangitulahyangperludijadikansebagaiunggulandimasing-
masingKUA”(ska/bimasislam)
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta, bimasislam— Pemerintah mengapresiasi kehadiran
komunitaspembacaal-Qur'ansatujuzperhari,OneDayOneJuz
(ODOJ), atas perannya kepada bangsa dan negara dalam hal
menciptakangenerasiyangrutinmembacaal-Qur'andiIndonesia.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Ditjen Bimas Islam,
Muhammadiyah Amin, saat memberikan sambutan mewakili
Menteri Agama pada acara “ODOJ untuk Negeri” di hadapan
sekitar20ribuanggotakomunitastersebutdiMasjidIstiqal,Ahad
(30/08).
Dikatakan Amin, kehadiran komunitas ODOJ telah menggugah
semangatgenerasimudauntuklebihmendalamidanmemahami
al-Qur'ansecaramenyeluruhdalamkehidupansehari-hari.
“Denganmembiasakanmembacadanmengkhatamkanal-Qur'an,
berartikitaakan lebihmeyakinikebesaranAllahSWTdidalam
kehidupan in i . Se lan jutnya se te lah membaca dan
mengkhatamkan,diharapkankitadapatmengertiartidanmakna
al-Qur'anuntukkitaimplementasikandalamhidupkeseharian,”
ujarmantanRektorIAINSultanAmaiGorontaloitu.
Dalaikesempatantersebut,GuruBesarIlmuHaditsUINAlauddin
MakassaritujugamengajakumatIslamdiseluruhtanahairuntuk
membiasakanmembacadanmengkhatamkan al-Qur'an, “Jika
spiritmembacaal-Qur'anitukitapahami
Ini Dia Program Unggulan Pemenang Anugerah KUA Teladan Tingkat Nasional 2015!
Pemerintah Apresiasi Komunitas One Day One Juz
6
dengan seksama, maka akan menggugah perasaan dan kesadaran
umat Islam untuk selalu menjaga perdamaian, persatuan, dan
toleransi antar umat beragama,” katanya.
Acara “ODOJ Untuk Negeri” sendiri digelar sejak pagi hingga sore
hari. Sesi kedua acara tersebut disiarkan secaralive di sebuah
stasiun televisi swasta nasional. Nampak hadir dalam acara
sejumlah pubic figure seperti Baim Wong, Peggy Melati Sukma,
Indra Bekti, dan lain-lain.
Kehadiran Komunitas yang pernah memecahkan rekor MURI
untuk kategori membaca al-Quran serentak terbanyak ini
dipandang sejalan dengan kampanye yang digalakkan oleh
Kementerian Agama, yaitu Gerakan Nasional Maghrib Mengaji
(Gemmar Mengaji). Komunitas yang dideklarasikan pada 4 Mei
2014 itu telah memiliki lebih dari 123 ribu anggota yang tersebar di
20 negara di dunia, dimana setiap anggota diwajibkan melaporkan
tilawah hariannya melalui melalui grup Whatsapp atau Blackberry
Messanger. Atas capaian ini, pendiri Komunitas One Day One JUz,
Bhayu Subrata, dianugerahi sebagai Tokoh Perubahan Republika
Tahun 2014. (ska/bimasislam)
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta, bimasislam-- Ajang Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ)
InternasionalIIItelahusai,penutupannyasendiriditandaidengan
acaraclosingceremonyyangdihadiriolehseluruhpeserta,dewan
juri, perwakilan duta besar negara sahabat dan pejabat
KementerianAgama.AcaradipusatkandiAuditoriumHM.Rosjidi,
JL.MHThamrin,Jumat(4/9).
Pascakeputusandewanhakimdiumumkan,sudahmenjaditradisi,
sang juara akan menjadi pusat perhatian. Terlihat awak media
ramaimewawancarai,masyarakat umumberebutmengabadikan
fotopribadi.LalusiapakahpesertaterbaikIMTQInternasionalIII
cabangTilawah?
Adalah Zainal Abidin, lahir pada tahun 1983 di Kota Ciamis,
beberapawaktulalubarusajadiganjarsebagaijuaraterbaikSeleksi
TilawatilQur'an(STQ)NasionalXXIIIdiAsramaHajiPondokGede
Jakarta. Kepada bimasislam Zainal mengungkapkan perasaan
senangngyakarenatelahmengharumkannamaIndonesiadidunia
Internasional.
“Sayasenangsekali,senangbisamembawanamabaikIndonesia”,
ungkapZainalyanghobimembacaalQur'ansejakusialimatahun
ini.
Ditanyamengenai profil pendidikan, Zainalmenceritakanbahwa
dirinya memiliki seorang Guru khusus di pesantren untuk
mengajarinya ilmuTilawatilQur'an.“Sayamemilikiseorangguru
ataukyai,disanasamabelajar,diPondokPesantrenAr-Riyadhoh
Ciamis”,ujarZainaldenganpenuhsemangat.
Disinggung mengenai harapan kedepan, Zainal pun berharap
kedepan peserta dari Indonesia di ajang serupa terus
mempertahankan prestasi. “Harapannya untuk prestasi mudah-
mudahanIndonesiaterusberprestasi”,harapnya.
SejatinyaIndonesiamengirimduawakil,namundiCabangTahfiz,
pesertaIndonesiakalahjumlahnilaidenganpesertadariIran,Al-
JazairdanFilipina.(sym/bimasislam)
Jakarta, bimasislam— Indonesia keluar sebagai juara pertama
kategoriTilawahpadaajangMusabaqahTilawatilQur'an(MTQ)
tingkat Internasional III Tahun 2015 yang digelar di Masjid
Istiqlal,Jakartatanggal 1-4September2015.Pengumumanpara
pemenangdisampaikanlangsungolehketuadewanhakim,Ahsin
Sakho Muhammad, pada acara penutupan perhelatan tingkat
duniaitudiAuditoriumHM.Rasjidi,Gd.KementerianAgama,Jl.
MH.Thamrin,Jakarta,Jumat(4/9).
Penetapanpemenangdilakukandalamsidangplenoyangdigelar
segerasetelahpenampilantilawahparapesertaolehparadewan
hakimdari Indonesia,Yordania,UniEmiratArab,SaudiArabia,
Iran,danPerancis.
SidangPlenoDewanHakimmenetapkanjuarakategoriTilawah
adalah Indonesia, disusul Filipina, dan Iran. Sementara itu
kategori Tahfidz diraih oleh peserta dari Iran, al-Jazair dan
Filipina.
PerhelatanMusabaqahTilawatilQur'antingkatinternasionalke-3
yangditutupolehSekretaris JenderalKementerianAgama,Nur
Syaminidiikutioleh31pesertadari21Negara.Pesertadelegasi
antaralainberasaldariMalasyia,BrunaiDarussalam,Singapura,
Thailand,Philippines,TimorLeste,Morocco,Iran,Belgia,Kanada,
Yordania,SaudiArabia,UniEmiratArab,Aljazair,Tunisia,Prancis,
I n g g r i s , Ame r i k a S e r i k a t , No rweg i a , Me s i r d an
Indonesia.(ska/bimasislam)
Ini Harapan Zaenal Abidin, Juara Satu MTQ Internasional 2015
Indonesia Raih Juara Satu pada MTQ Internasional III
7
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta,bimasislam—PasanganasalSulawesiTengah,Mohamad
Ma'rufBantilan (73)danNursyidahKasim(70) terpilih sebagai
juarapertamapenganugerahankeluargasakinahteladantingkat
nasional 2015 yang digelar Ditjen Bimas Islam, Kementerian
Agama. Pasangan ini mengungguli peserta lain dari seluruh
Indonesia dengan raihan nilai mencapai 624. Pasangan yang
dikaruniai 4 anak, 6 cucu dan 2 cicit ini telah melewati usia
pernikahan selama 45 tahun, rentang masa yang tentu tidak
sebentar.Apadanbagaimanapasanganinimenjalanikehidupan
berumah tangga sehingga layak mendapatkan gelar juara dari
penilaiandewanjuriyangsangatketat?ditemuibimasislam disela
perhelatan penganugerahan gelar juara, pasangan ini bercerita
tentangrahasiamenjagakeharmonisandalamberumahtangga.
“Kunciberumahtanggaituadalah,kitaharusmemahamibahwa
suami istri merupakan dua insan yang berbeda, baik secara
psikologis, maupun secara pengalaman. Untuk memahami
perbedaan itu dibutuhkan toleransi dan saling pengertian di
antara keduanya, itu yang harus dipahami sejak awal sebelum
menyusulpadahal-hallainsepertibagaimanakitaberkomunikasi,
bagaimanakitamemecahkanmasalah,,dansebagainya.”
“Yang paling pokok adalah toleransi dan saling pengertian atas
perbedaan suami dan istri. Sebuah negara akan aman dan
tenteram, jikarumahtanggapenduduknyaterawatdenganbaik,
sebabkeluargaadalahembrionyanegara,embrionyamasyarakat
yanglebihluas.”
“Mensinergikan diri kita
dengan pasangan bukanlah
hal yang gampang, banyak
variabel yang harus kita
sikapi, misalnya kita harus
memecahkan masa lah
dengan kepala dingin,
b a g a iman a c a r a k i t a
b e r k om u n i k a s i , d a n
sebagainya. Hal lain yang
juga perlu diperhatikan
adalah, jika rumah tangga
t e n g a h m e n g h a d a p i
masalah, selesaikanlah
denganmusyawarah,jangan
diputuskan melalui voting
(antar keluarga), sebab
vot ing i tu merupakan
pemaksaan kehendak .
Perasaaan itu tidak bisa
dirumuskan dengan angka-
angka . S e l e s a i k an l ah
m a s a l a h i t u d e n g a n
musyawarah.Jikamasalahbelumselesai,maricooling down,nanti
saat hati dan pikiran sudah kembali jernih lanjutkanlah
musyawarah.Namanyaberkeluargatentutujuannyamenyatukan
insanyangberbeda,bukanberkeluargajikasemuanyasama.”
“Selagiairkeruh,tunggukeruhnyaturun,saatdimanaairkembali
beningbarukembalibicara.Jikasedangemosijanganpernahambil
keputusan,sebabkitatakakansampaipadakeputusanyangtepat
jikadiambildalamkeadaanemosi.Jikarumahtanggamenemuiair
yangkeruh, jikaperlushalatlahdahulu,berdzikirlah,setelah itu
barulahkembalibertukarpendapat.
”Demikianpulasetiapistrihendaknyamemahamibahwakhidmat
padasuamiadalah ibadah.Dunia iniadalahperhiasan,seindah-
indah perhiasan adalah istri yang shalihah. Ciri khas istri yang
shalihah adalah kesetiaan dan khidmatnya pada suami, kalau
dipandang suami ia menyejukan, kalau diperintah ia patuh,
sekalipunmisalnya,iamemilikipenghasilanlebihtinggidaripada
suaminya.
Berkaitan dengan manajemen keuangan rumah tangga,
sepakatilahbahwauangitumilikkitabersama,bukaninimilikku
danitumilikmu.Sekalipunhartaistriadalahmilikistri,hendaklah
para istrimemahamibahwamembantu suami, termasukdalam
urusankeuangan,adalahibadahkepadaAllah.Terakhir,Taatilah
perintahAllahdanRasul-Nya,niscayarumahtanggaakanbahagia.
(ska/bimasislam)
Ilmu itu kehidupan hati daripada kebutaan, sinar penglihatan daripada kezaliman dan tenaga badan daripada kelemahan.
(Imam Al-Ghozali)
Belajar Sakinah dari Sang Juara
8
bimasislam.kemenag.go.id
Denpasar, bimasislam— “Para pelaku dakwah harus terus
meningkatkankapasitasdiri,baikPenyuluh,da'i,maupunaktivis
OrmasdanLSMIslamdalamrangkamencermatiperkembangan
obyekdakwahdi lapangan,” demikianditegaskanDirjenBimas
IslamMachasindiWismaLembagaPenjaminanMutuPendidikan
(LPMP)DiknasDenpasar,Bali.
Penegasantersebutdisampaikansaatmemberikanarahanpada
kegiatan sinergis Direktorat Penerangan Agama Islam antara
"Workshop Pengembangan Program Penerangan Agama Islam
Tahun2015"yangdilaksanakanolehSubbagTUDitpenaisdan
“WorkshopSiaranDakwahmelauiMedia”yangdilaksanakanoleh
SubditHBI danPublikasiDakwah.Kegiatan yangdimulai pada
hari Kamis (20/8) dan berakhir pada hari
Sabtu(22/8.)itudiikutioleh80orangpeserta
yang terdiri dari unsur Penyuluh PNS dan
Non-PNS, Kasi-kasi Penais di Kemenag
Kab/Kota, dan perwakilan dari Ormas dan
LSMIslamse-ProvinsiBali.
Kapasitas diri yang dimaksud dalam kaitan
ini, lanjut Dirjen, yaitu kemampuan untuk
memanfaatkansiarandakwahmelaluimedia.
Tidak kalah penting, menurut Mantan
Kabalitbang dan Diklat Kemenag ini,
peningkatan wawasan dan keilmuan para
pelakudakwahseiringperkembanganzaman
yang semakin mengglobal. Jangan sampai,
sentilnya,apayangdilakukanpelakudakwah
ketinggalan zaman, sehingga ditinggalkan
dantidakditerimaolehjamaahnya.
Dalaikesempatanyangsama,GuruBesarUIN
SunanKalijagaYogya ini jugamengingatkan
kepada para peserta kegiatan ini, agar
membangun dakwah dalam tiga bingkai. Pertama, bingkai
keislaman, di mana dakwah diorientasikan dalam rangka
beribadahkepadaAllahSwt.danmenjadikanumatsebagaihamba
Allah dan khalifah-Nya yang baik di dunia ini. Kedua, bingkai
kemanusiaan, di mana dalam pelaksanaannya dakwah
menjunjungtingginilai-nilaiuniversal,tidakterjebakpadasikap
sektarian dan sentiment kelompok. Ketiga, bingkai
keindonesiaan, di mana dakwah harus berlandaskan pada
prinsip-prinsipkebangsaanyangdiakuidiNegaraini.Nilai-nilai
NKRI, UUD 1945, dan Pancasila harus dijadikan acuan dalam
berdakwah.(edijun/foto:ilustrasi)
Jakarta, bimasislam— Dirjen Bimas
Islam, Machasin, sangat serius dalam
memperbaiki kualitas layanan Bimas
Islamkepadamasyarakat,terlebihpada
kualitaslayananKantorUrusanAgama
(KUA). Satu hari, Mantan Kabalitbang
Kemenag itupernahmelakukan sidak
(inspeksimendadak)kesalahsatuKUA
didaerahJakartaTimur.SaatituDirjen
sengajamemarkirkankendaraannyadi
lokasi yang jauh dari KUA sebab tak
inginkedatangannyadisadariolehpara
pegawai di kantor layanan Kemenag
tingkatkecamatanitu.
Sementara itu, pegawai KUA juga tidak mengenal bahwa yang
datangkekantormerekaadalahDirjenBimasIslam.GuruBesar
UIN SunanKalijaga inimemperhatikan dengan seksama kondisi
KUA, melihat fasilitas serta sarana prasarana yang ada, serta
mengevaluasikekuranganyangperludiperbaiki.
SetelahsejumlahpegawaiKUAyangterheran-heranmenanyakan
identitasnya,barulahdiketahuibahwa
yangbarusajamemeriksakondisiKUA
adalahorangnomorsatudilingkungan
Bimas Islam, yakni seorang Direktur
Jenderal.
CeritablusukanDirjenBimasIslamitu
disampaikan oleh Sekretaris Ditjen
Bimas Islam, Muhammadiyah Amin,
saat membuka Kegiatan Evaluasi
Laporan Pembangunan Gedung Balai
Nikah dan Manasik Haji melalui
Pembiayaan SBSN Tahun 2015
Triwulan II, di Wisma Aceh, Jakarta,
Senin,(24/08).
Amin menceritakan kisah itu sebagai motivasi kepada seluruh
pesertaagarbersemangatdidalammelakukanpelayanankepada
masyarakat, serta menjunjung tinggi lima budaya kerja
kementerian agama, yaitu Integritas, Profesional, Inovasi,
Tanggungjawab,danKeteladanan.(ska/bimasislam)
Pelaku Dakwah Harus Terus Tingkatkan Kapasitas Diri
Saat Pak Dirjen Blusukan ke KUA
Jakarta, bimasislam— Untuk menyikapi musim kemarau panjang
yang mengakibatkan kekeringan di berbagai daerah, Menteri
Agama, Lukman Hakim Saifuddin, telah membuat himbauan
massal agar umat Islam melaksanakan sholat istisqa (meminta
diturunkannya hujan) oleh Allah swt. Menyikapi atas himbaun
tersebut, di berbagai daerah yang diinisiasi oleh Kanwil
Kementerian Agama provinsi mengajak kepada seluruh elemen
umat Islam setempat untuk melaksanakan shalat istisqa.
Seperti disampaikan oleh Kepala Bidang Urais dan Pembinaan
Syariah Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan, HM. Sawiti,
menyampaikan kepada bimasislam, bahwa sholat istisqa telah
dilaksanakan hari ini yang bertempat di halaman Masjid Raya
Sabilal Muhtadin, Banjarmasin.
“Pelaksanaan sholat istisqa, alhamdulillah berjalan dengan baik,
tertib dan lancar. Di luar dugaan, ternyata antusiasme masyarakat
mengikuti sholat ini cukup besar, yang hadir kira-kira sebanyak 15
ribu jamaah”, ungkapnya dengan semangat.
Lebih lanjut Sawiti mengungkapkan, jamaah yang hadir terdiri
dari Keluarga besar Kementerian Agama, unsur Muspida Kalsel,
jajawan Polda Kalsel, Danrem 101 Antasari, Danlanal, Danlanud,
Kejaksaan, Dewan Masjid Indonesia, DPRD Kalsel, Ormas Islam,
Pondok Pesantren, Siswa/siswi Mts dan MA, dan unsur umat
Islam Kalsel.
Sebagaimana diketahui bahwa shalat istisqa merupakan salah
satu cara umat Islam untuk memohon kepada Allah menurunkan
hujan sebagaimana yang pernah diajarkan oleh Rasulullah.
Beberapa hal yang perlu dilakukan dlam shalat istisqa adalah:
Pertama, tiga hari sebelum salat Istisqa dilaksanakan terlebih
dahulu seorang pemimpin seperti ulama, aparat pemerintah atau
lainnya menyerukan kepada masyarakat agar berpuasa dan
bertaubat meninggalkan segala bentuk kemaksiatan serta
kembali beribadah, menghentikan perbuatan yang zalim dan
mengusahakan perdamaian bila terdapat konflik.
Kedua, pada hari pelaksanaan, seluruh penduduk diperintahkan
untuk berkumpul (bahkan membawa binatang ternak) di tempat
yang telah dipersiapkan untuk salat istisqa (tanah lapang).
Penduduk sebaiknya memakai pakaian yang sederhana, tidak
berhias dan tidak pula memakai wewangian.
Shalat istisqa dilaksanakan dengan dua rakaat, diikuti dengan
khutbah dua kali oleh seorang khatib. Khutbah salat istisqa
memiliki ketentuan tersendiri antara lain:Khatib disunahkan
memakai selendang; Pada khutbah pertama hendaknya
membaca istighfar 9 kali sedangkan pada khutbah kedua 7 kali;
Khutbah berisi anjuran untuk beristighfar (memohon ampun) dan
merendahkan diri kepada Allah serta berkeyakinan bahwa
permintaan akan dikabulkan oleh-Nya; Pada khutbah ke-dua
khatib berpaling ke arah kiblat (membelakangi makmum) dan
berdo'a bersama-sama; Saat berdoa hendaknya mengangkat
tangan tinggi-tinggi. (thobib/foto:sawiti)
9
bimasislam.kemenag.go.id
Denpasar,bimasislam—Balidikenalsebagaipulaudewatadengan
penduduk mayoritas beragama Hindu. Sedangkan Islam
merupakan agama minoritas terbesar dengan jumlah penganut
sebesar520.244jiwaatausetaradengan13,37persen.
Ditengah-tengahkehidupanmasyarakatHinduyangsaratdengan
ritualdantradisinyayangkental,masyarakatMuslimBalimampu
berbaur dengan umat mayoritas dengan nuansa toleransi yang
indah, dan menjadi warna tersendiri bagi para pelancong baik
dalam maupun luar negeri. Bimasislam menyambangi sejumlah
daerah yang dikenal sebagai kampung Islam di Bali. Bagaimana
sejarah dan keunikan daerah tersebut, berikut liputannya untuk
Anda.
Kampung Loloan, Jembrana
KampungLoloanberjaraksekitar90kilometerdarikotaDenpasar
dimana besar penduduknya berprofesi sebagai pedagang dan
nelayan.KampungLoloanmerupakandaerahyangdikenalsebagai
pemukiman Muslim sejak lama. Kampung ini dikenal sebagai
kampung kuno danmerupakan wilayah umat Islam terbesar di
KabupatenJembrana.KeberadaankampungLoloaninitidakbisa
dilepaskandaripengaruhbudayaBugisdanMelayuyangdibawa
olehsejumlahtokohdimasalalu.
DiketahuibhawakeberadaankomunitasMuslimdiDesaLoloanini
bermuladari kedatangan sejumlahpasukandariBugis sekitar4
abadyang lalu.Prajurityangmenganutagama Islam inilahyang
kemudianmemilihuntukmenetapdisebuahmuarakampungdi
wilayah Perancak, bukti peninggalan ini dapat ditemui dengan
adanya Sumur Bajo pinggir pantai. Setelah berhenti sebentar di
daerah tersebut, orang-orang Bugis ini kemudian membuat
pemukimanmelaluijalurSungaiIjoGading.
Ikuti Himbauan Menag, Umat Islam di Berbagai Daerah Laksanakan Sholat Minta Hujan
Menyambangi Kampung-Kampung Muslim di Bali
10
bimasislam.kemenag.go.id
HubunganantarapenganutIslamdanHindudiBalimemangtelah
terjalin harmonis sejak lama. Sebab itulah atas izin penguasa
Jembrana, I GustiArya Pancoran, kelompokBugis –Melayu ini
diizinkan menempati daerah Loloan. Selaian itu, kedatangan
seorangulamabesardaritanahMelayubernamaBuyutLebaijuga
membuktikanhubungankampungIslamdiBalidengandunialuar
telah terjalin sejak lama. Makam Buyut Lebai sendiri bisa
ditemukandiJalanGunungAgung,LoloanTimur,Jembrana.
Karenajalinanhubunganbaikdenganpenguasasetempat,Buyut
Lebai diperkenankan untuk mengajarkan agama melalui
dakwah.Penggunaan Bahasa Bugis dan Melayu di Kampung
Loloan masih cukup terasa hingga sekarang sekalipun mulai
terasamengalamikelunturan.
Kampung Pegayaman, Buleleng
Kehidupansehari-harimasyarakatMuslimPegayaman,Buleleng,
tak ubahnya seperti kehidupan di Bali pada umumnya, yang
nampakberbedahanyalahrumahibadah.Halinijustrumenjadi
halyangcukupunikkarenasimbol-simboladatBalisepertisubak,
seka, banjar, dipelihara dengan baik oleh kelompok Muslim.
Akulturasiagamadan tradisidiBalinampakharmonis,bahkan
termasuk pula dalam pemberian nama-nama anak mereka.
Nama-namasepertiWayan/Putu,Made,Nyoman,Nengah,Ketut
tetap diberikan sebagai kata depan yang khas Bali. Sehingga
telingakitamerasakanhalyanguniksaatmendengarnamaKetut
AbdulKarim,NyomanAbdurrahman,dansemacamnya.
AsalmulapendudukkampungPagayamaninidipercayaberasal
dariparaprajuritJawaataukawulaasalSasakdanBugisberagama
IslamyangdibawaolehRajaBulelengpadazamankerajaanBali.
Tinggal di daerah berbukit yang dikelilingi pepohonan yang
rindang, PendudukMuslim Pagayaman yang berjumlah sekitar
5000 jiwa ini tekun menjaga adat istiadat leluhur di tengah
bergulirnyaaruskemajuanzaman..
YangsedikitberbedadarikebiasaankomunitasMuslimlainyadi
Bali,diPagayaman,shalatTarawihdilakukanmenjelenagpukul
22.00WITAdenganalasanmemberikankesempatankepadapara
wanita yangmemiiki banyak kesibukan untukmempersiapkan
diri. Jika lebaran tiba, perayaan Idul Fitri di Pagayaman juga
dipengaruhiolehtradisiBaliyangkentalberupapakaianataupun
asesorisyangdikenakan.
Kampung Gelgel, Klungkung
KampungGelgeldipercayasebagaipermukimanmuslimtertuadi
Bali. Dari kampung Gelgel inilah sejarah lahir dan tumbuhnya
komunitas Islam di Pulau Dewata. Desa Gelgel terletak di
KabupatenKlungkung,sekitarenampuluhkilometerarahtimur
Denpasar. Di kampung ini banyak ditemukan jejak-jejak
penyebaran Islam, salah satunya adalah Masjid Nurul Huda,
sebuahMasjidtertuadiBali,sehinggatidakmengherankanGelgel
disebutsebagaikampungIslam.
Salah satukeunikanDesaGelgeladalah terdapat aturanbahwa
kepalaDesahanyabolehdijabatolehorangyangberagamaIslam.
Saatinisetidaknyaadasekitar280kepalakeluargaatausekitar
700jiwayanghidupdidesatersebut.Selainitu,diDesaGelgel,
terdapattradisi“Rodatan”yaknisebuahpentasmusikISlamiyang
dimainkanwargasekitarpadabulan-bulantertentu.
Islam diyakini sudah menyebar di Desa Gelgel sejak lama.
Penduduk sekitar percaya bahwa sejarahmasuknyaMuslim ke
desa mereka berawal saat Raja Gelgel, Ketut Dalem Klesir,
berkunjungkeMajapahit.SaatpulangkeKlungkung,KetutDalem
dikawal empat puluh prajuritmuslimdariMajapahit. Sebagian
prajuritinikemudiantakkembalikeMajapahit.Denganseizinraja,
merekamemilihuntukmenetapdiKlungkung,mendirikanMasjid
NurulHuda,danberketurunan.PasukanMuslimMAjapahitinilah
yangdipercayasebagaipenyebarIslampertamadiBali.
Kampung Kecicang Islam, Karangasem
Kampung Kecicang Islam berada di kawasan Banjar Dinas
Kecicang Islam, Desa Bungayan Kangin, Kecamatan Bebandem,
Kabupaten Karangasem. Kampung ini adalah sebuah kampung
Islam terbesar di Kabupaten Karangasem dengan penduduk
mencapai3.402kepalakeluarga.
KampunginiberbatasandenganBanjarKecicangBalidisebelah
barat daya, Banjar Triwangsa di sebelah barat dan di selatan
berbatasandenganBanjarSubagan.PendudukKampungKecicang
mempercayai bahwa leluhur mereka berasal dari penduduk
Tohpati Buda Keling. Setelah rajamerekameninggal, raja baru
memindahkanpenduduknyakeKecicangdanTohpatikotadengan
caramembukahutan.Namakecicangsendiridiambildarinama
bunga berwarna putih yang biasa dimasak oleh masyarakat
setempat.Sementaraitusebagianlainmenyebutkecicangberasal
darikataincang-incanganyangberartisalingmencarisaatperang
padazamankerajaan.
KeunikankampungKecicangIslamadalahseluruhmasyarakatnya
menganutagamaIslam.Matapencaharianmasyarakatkecicang
sebagian besar adalah pedagang, petani dan sebagian lainnya
memilihmerantaukeluarKecicang.
Bukti peninggalan Islamdi KampungKecicang adalah terdapat
masjidBaiturrahmanyangtelahberdirisejakakhirabad17.Saat
ini,masjidtersebutakandiperbesardenganbangunantigalantai
seiring dengan pertumbuhan penduduk Kecicang yang setiap
tahunnyasemakinbertambah.
Selain itu, kesenianbernuansa Islam tetap dilestarikan sebagai
bagian dari kearifan lokal masyarakat Kecicang. Tari-tarian itu
antaralainTariRudatyangmerupakanakulturasibudayaBalidan
Timur Tengah. Sementara itu tradisi ritual keagamaan seperti
tahlilan,ziarah,danselamatanjugamasihtetapdilestarikanoleh
masyarakatKecicang.
SebagaimanamasyarakatMuslimdiBalilainnya,hubunganantara
masyarakatKecicangIslamdenganpenganutHindudiBalisebagai
mayoritasterjalinharmonis.Secaraumum,toleransiberagamadi
Bali telah terjalin dengan baik, dibuktikan dengan tradisi saat
Shalat Idul Fitri, dimana sejumlah polisi adat (pecalang) turut
sertamembantukeamanandiharirayaUmatIslamtersebut,pun
demikianpenganutHindujugamempunyaitradisingejitdengan
berbagimakanankepadaumatIslam.Demikiansebaliknyaketika
umat Hindu merayakan hari raya seperti Nyepi, umat turut
m e n g am a n k a n d a n m emb e r i h a d i a h m a k a n a n .
(sigit/yoesni/bimasislam)
Dalam perhelatan Anugerah KUA Teladan Tingkat Nasional 2015 yang digelar
Ditjen Bimas Islam Agustus lalu, KUA Kecamatan Barangka, Sulawesi Tenggara,
berhasil masuk lima besar KUA teladan tingkat Nasional. Dengan perolehan nilai
475,6, KUA yang berlokasi di Desa Bunggolo, Kabupaten Muna Barat itu
bertengger sebagai Juara Harapan I, mengungguli utusan dari NTB dan Sumatera
Barat.
KUA yang dikepalai oleh Yusuf Panay ini memiliki motto “Ikhlas dalam
Pengabdian, Profesional dalam Pelayanan.” Dengan motto ini diharapkan seluruh
pegawai KUA Kecamatan Barangka selalu memandang tugas yang diemban
sebagai bagian ibadah kepada Allah. Selain itu, motto dengan diksi yang berima-
rima itu bermakna bahwa KUA Barangka dalam memberikan pelayanan langsung
kepada masyarakat mengedepankan profesionalisme, mengacu pada prosedur
yang benar, skill dan sarana yang mumpuni, dan tentu saja melek IT.
Berangkat dari motto yang ditetapkan tersebut, KUA yang berjarak sekitar 10 km
dari Ibu Kota Kabupaten Muna Barat itu selalu berusaha memberikan pelayanan
terbaik kepada masyarakat tanpa membedakan status sosial, suku,ras, dan
sebagainya. Pelayanan yang diberikan oleh KUA yang melayani masyarakat di
wilayah seluas 33,09 KM2 mengacu pada kaidah baik tapi benar, dan cepat tapi
tepat sesuai dengan standar prosedur dan kepatutan sehingga setiap individu
masyarakat yang dilayani memperoleh kepuasan atas layanan yang didapatkan.
Penerapan Kode Etik Pegawai
Sebagai etalasa sekementerian Agama pada tingkat kecamatan, KUA yang berdiri
di atas lahan seluas 1.610 meter persegi ini menyusun kode etik pegawai sebagai
prinsip moral atau etika yang mengatu rhubungan antara pegawai dengan
masyarakat maupun relasi antar pegawai. Bukan main-main, Kode etik pegawai
itu diukur dengan survey indeks kepuasan masyarakat yang diakumulasi kedalam
angka-angka.
Hasilnya, sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan mendapat
skor 3,7 (sangat baik), sedangkan kedisiplinan dalam memberikan pelayanan
meraih angka 3,4 (sangat baik). Sementara itu, Tingkat Kepekaan Pegawai dalam
Memberikan Pelayanan terkait kecepatan pelayanan, ketepatanwaktu, dan
keadilan dalam melayani masyarakat berturut-turut memperoleh skor 3,31
(sangat baik), 3,39 (sangat baik), dan 3,27 (sangat baik).
Tingkat Keterampilan Pegawai dalam Memberikan Pelayanan juga masuk dalam
materi questioner indeks kepuasan masyarakat. Keterampilan meraih angka 3,2
atau masuk kategori 'baik'.
Total keseluruhan, darihasil Survey indeks kepuasan masyarakat yang dilakukan
pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Barangka dapat diketahui bahwa 13 unsur
pelayanan memperoleh nilai rata-rata sangat baik, dan satu unsur pelayanan yang
memperoleh nilai rata-rata baik. Hal ini menjadi indikator kepuasan masyarakat
atas pelayanan KUA Kecamatan Barangka yang jelas dan terukur.
Tingkat Keterbukaan Informasi
Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang
terbuka adalah hak publik untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hak akan informasi menjadi sangat penting
kerena makin terbukanya penyelenggaraan negara yang diawasi pelibatan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik. Partisipasi atau
pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa jaminan keterbukaan informasi
publik.
Setiap badan public mempunyai kewajiban untuk membuka akses atas informasi
publik yang berkaitan dengan badan publik tersebut untuk masyarakat luas.
Demikian pula halnya dengan Kantor Urusan Agama yang merupakan salah unit
kerja Kementerian Agama yang ada di kecamatan harus membuka akses
informasi publik. Melalui mekanisme dan pelaksanaan keterbukaan, akan tercipta
pemerintahan yang baik dan peran serta masyarakat yang transparan dan
akuntabilitas yang tinggi sebagai salah satu prasyarat untuk mewujudkan
demokrasi yang hakiki.
Sejalan dengan amanah UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik dan dalam rangka memberikan pelayanan informasi yang optimal kepada
masyarakat, KUA Kecamatan Barangka telah memprogramkan untuk membuka
layanan informasi public secara online untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
atas akses informasi. Layanan informasi publik on line merupakan salah satu
sarana yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengajukan
permohonan informasi publik.
Walaupun belum memiliki website resmi, KUA Kecamatan Barangka
menyediakan layanan online berupa akun jejaring social facebook, yang dapat
dijadikan sarana konsultasi maupun permintaan informasi secara online. Segala
aktifitas dan kegiatan KUA Kecamatan Barangka setiap saat di up date dan
diinformasikan secara berkala lewat media jejaring sosial tersebut.
Pencapaian Target Kinerja dan Perluasan Kapasitas KUA
Dalam menggenjot pencapaian target kinerja, KUA Barangka pada semester I
tahun 2015 melakukan berbagai langkah guna mencapai target kinerja dan
pelaksanaan layanan publik yang memuaskan. Misalnya dalam hal pemanfaatan
IT dalam pembuatan Daftar Pemeriksaan dan Akta Nikah serta Pengarsipan
Dokumen Nikah secara Digital, KUA Kecamatan Barangka telah menggunakan
aplikasi SIMKAH sejak akhir tahun 2013. Dengan SIMKAH tersebut, KUA Kec.
Barangka telah melakukan print out pemeriksaan nikah, akta nikah dan
pengumuman kehendak nikah, serta melakukan pengiriman data pernikahan ke
server Bimas Islam Kemenag RI.
KUA ini juga menerapkan komputerisasi data berupa data pernikahan, data
pemeluk agama, data rumah ibadah, data keluarga sakinah, data tanah wakaf,
data hewanqurban, hingga mendata rumah makan guna memudahkan
pelayanan data ketika dibutuhkan.
Begitu pula halnya dengan pelayanan administrasi baik berupa rekomendasi
nikah, keterangan belum menikah maupun pelayanan administrasi lain sesuai
kewenangan KUA, semua dilakukan secara terkomputerisasi.
Dalam hal perluasan kapasitas layanan Kantor Urusan Agama, KUA Barangka
telah memperluas kapasitasnya dalam melayani umat antara lain dengan
menyusun jadwal sholat wilayah Kabupaten Muna Barat tahun 2015 dan jadwal
imsakiyah Ramadhan 1436 H/2015 M, menyusun materi Khutbah Hari Raya baik
Idul Fitri maupun Idul Adha setiap tahun, melakukan layanan verifikasi arah kiblat,
bimbingan keluargas akinah, pembinaan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) setiapbulan
Ramadhan, melakukan sosialisasi sadar zakat danwakaf, serta sosialisasi
pembinaan keagamaan di delapan desa di wilayah kecamatan Barangka, dan
berperan aktif dalam melaksanakan tugas pembinaan keagamaan lewat
pengajian-pengajian MajelisTaklim. KUA Kecamatan Barangka juga selalu menjadi
inisiator dan berperan aktif dalam pelaksanaan peringatan Hari-hari besar Islam
dan kegiatan keagamaan lainnya di wilayah layanannya.
Semoga menjad iinspirasi bagi KUA lain di seluruh Indonesia! Good luck!
11
KilaSKUA
bimasislam.kemenag.go.id
KUA Kecamatan Barangka“Ikhlas Dalam Pengabdian, Profesional dalam Pelayanan”
bimasislam.kemenag.go.id
Merdeka! Kata yang sangat populer di bulan Agustus. Bulan kemerdekaan bangsa ini. Banyak orang sangat antusias menyambutnya sebagai ekspresi kebahagiaan. Pesta rakyat d i g e l a r d i m a n a - m a n a . A n e k a perlombaan diadakan. Mulai dari balap karung, panjat pinang, makan kerupuk, pukul bantal di atas air, dan masih banyak lagi. Bahkan ada lomba yang mewajibkan dari pasangan dengan meletuskan balon di (maaf) bokong isterinya. Semua itu konon untuk memicu tawa dan bahagia. Hadiahnya pun disediakan yang lucu-lucu. Agar suasana lebih cair, segar, dan riang bersama.
Di media sosial tidak kalah lucunya. Logo resmi peringatan kemerdekaan diplesetkan. Ada yang dibuat begini: “untuk semua yang jomblo, semoga dapat jodohnya, ayo nikah”. Ada juga yang begini: 70 th angka 0-nya diganti dengan gambar cincin akik dan dibawahnya ditulis, “ayo nggosok”, dan banyak lagi. Tidak salah sih. Di tengah kondisi ekonomi yang lesu, nilai tukar rupiah anjlok, bahan-bahan kebutuhan pokok meroket, daya beli melemah, menertawakan yang lucu-lucu menjadi salah satu cara mengurangi stres akibat beban hidup yang makin menjepit. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, cukupkah dalam menyambut hari kemerdekaan ini diekspresikan dengan banyak tawa? Bukankah banyak tawa juga bisa jadi sumber penyakit? Berapa banyak dari kita yang merenungi arti dari kemerdekaan itu sendiri? Jangan-jangan hari kemerdekaan yang setiap tahun menyapa kita hanya dilewatkan dengan “gebyar” tawa. Bahkan, sesi upacara pagi juga sering tak lepas dari tawa. Lihatlah barisan belakang dari upacara-upacara di instansi-instansi pemerintah sering terdengar suara “cengengesan” saat pembina upacara meminta peserta untuk mengheningkan cipta. Yang lebih menyedihkan lagi saat petugas memanjatkan doa untuk para pahlawan kita juga mereka tetap tertawa-tawa, sambil foto selfie dan bermain smart phone untuk menampilkan foto narsisnya! Bangga pula! Dalam sebuah hadits Nabi disebutkan: janganlah banyak tawa, karena hal tersebut akan membuat hati mati (HR. Tirmidzi). Secara psikologis, tertawa merupakan salah satu bagian dari tabiat manusia. Bahkan Nabi sendiri pun dalam beberapa kesempatan juga tertawa atau membuat sahabatnya tertawa. Tertawa merupakan slah satu bentuk ekspresi bahagia karena adanya hal yang lucu atau menggelikan. Namun menjadi masalah ketika tawa itu muncul dari keburukan orang lain. Banyak dari kita menertawakan kelemahan atau keburukan orang lain. Jika hal ini menjadi tradisi kita, maka pesan nabi tersebut dapat dipahami bahwa banyak tawa menjadikan hati kita mengeras atau bahkan mati. Dengan banyak tawa atau menertawakan keburukan orang lain menjadikan jiwa yang lemah, lupa akan keburukannya. Lupa akan dosa-dosanya. Jiwa Merdeka Satu catatan penting dari tulisan ini adalah bahwa saya tidak melarang kita untuk tertawa. Tertawa adalah fitrah. Tertawa adalah ekspresi jiwa. Terus apa hubungannya dengan jiwa merdeka? Ya, poin penting dari artikel ini adalah ingin menggali seberapa merdeka-nya jiwa kita saat kita telah memasuki usia 70 tahun kemerdekaan dari kolonialisme (17-8-1945). Jangan-jangan tawa kita yang banyak dalam keseharian kita adalah cermin dari ketidakmerdekaan jiwa kita. Yaitu jiwa yang merdeka atau bebas dari keangkuhan, bebas dari perasaan minder, bebas dari ketergantungan pada orang lain, bebas dari rasa iri, bebas
dari riya' (pamer), dan lain sebagainya. Dengan banyak tawa yang belakangan menjadi fenomena kita melalui media sosial dengan gambar-gambar lucu (meme), hanya menjadi kompensasi kekerdilan jiwa kita saat dunia melaju kencang atas berbagai perubahan. Secara psikologis, seseorang yang mampu memerdekakan jiwanya memiliki cara berpikir bahwa kesuksesannya ditentukan oleh diri sendiri. Ia berani bertumpu pada kemampuannya. Berani mengambil resiko dengan melakukan sesuatu yang dianggapnya benar. Bukan hanya tampilan luar seolah-olah tidak berdaya, sementara ia menikmati ketidakberdayaannya. Contoh yang paling sering ditemui adalah banyaknya pengemis di sekitar kita, sementara mereka memiliki tubuh yang kuat untuk bekerja. Demikian juga banyak PSK (Pekerja Seks Komersial) yang pura-pura tak mampu melawan kehendak nafsu laki-laki, sementara iapun menikmatinya. Dan banyak lagi contoh orang yang tak mampu memerdekakan dirinya namun menikmati kondisinya. Karena sesungguhnya ia telah menjual kemerdekaannya kepada rasa takut dan kegagalan. Satu hal penting bagi kemerdekaan jiwa seseorang terletak pada sudut pandangnya tentang lehidupan ini. Sekalipun terdapat moral dan etika yang membatasi kemerdekaan manusia, namun sebenarnya cara pandang dan perilaku etik adalah faktor kunci kemerdekaan jiwa manusia. Tanpa ada anutan moral dan etika, manusia menjadi tidak merdeka dan diperbudak nafsu keduniaannya. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Kimiya Al-Saádah membagi sifat manusia menjadi tiga, yaitu: pertama, sifat kebinatangan (bahimiyah). Pekerjaan binatang adalah makan, minum, hubungan seksual, tidur, dan bertengkar untuk mempertahankan hidup. Kedua, sifat setan (syaithaniyyah). Pekerjaan setan adalah berdusta, menipu, memfitnah, iri dan dengki. Ketiga, sifat malaikat (malakutiyyah). Dari ketiga sifat dalam diri manusia itulah salng mempengaruhi, mana yang paling kuat. Bagi yang memiliki jiwa merdeka maka tarikan sifat malaikat akan lebih besar. Sedangkan sifat binatang dan setan dapat ditekan dan dikendalikan. Pertanyaannya adalah, apakah jiwa kita sudah merdeka dari kedua sifat pertama? Dalam menjalani hidup, kita dituntut menentukan sikap untuk segera memilih sifat mana yang perlu dikembangkan yang ada di dalam diri kita. Tentu sifat yang perlu ditekan adalah sifat binatang dan setan. Ibarat sungai yang airnya terus mengalir hingga mencari titik terendah, demikian juga sifat-sifat itu akan mengalahkan sifat lainnya hingga kalah. Namun ditengah kedahsyatan arus atau tarikan sifat-sifat itu, kita memiliki kebebasan untuk menentukan arah aliran, kemana mau mengarahkannya. Bagi seseorang yang menangisi kondisinya, tentu saja nasib yang akan mempermainkan hidupnya. Tetapi bagi mereka yang sudah membebaskan diri dari belenggu dan pikiran-pikiran buruk dan menyesatkan, nasib sepenuhnya berada di dalam genggamannya. Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan nasibnya berdasarkan arah mana yang ingin dituju. Salah seorang Imam berkata: Allah tidak bertanggung jawab atas perbuatan manusia, Allah tidak memaksa manusia untuk berbuat sesuatu. Jika Allah memaksakan kehendak-Nya pada manusia, maka pahala dan dosa tidaklah berlaku. Jadi, untuk membangun jiwa merdeka, maka kita harus mampu membebaskan diri dari tekanan sifat-sifat buruk yang dimiliki oleh binatang dan setan seperti banyak tawa dan menertawakan orang lain, dan mengembangkan sifat malaikat yang mengarah pada puncak spiritualisme yang sarat akan nilai-nilai ketuhanan. Dan puncak spiritualisme benar-benar tercapai jika dilakukan dengan kesungguhan pikiran dan hati, serta tidak terlalu banyak cengengesan. Selamat menikmati kemerdekaan jiwa! Wallahu a'lam. Penulis adalah Dosen Psikologi Islam Kajian Timteng dan Islam PPs Universitas Indonesia dan penulis buku.
12
piniO
PengarahM. Machasin
Tawa dan Jiwa MerdekaOleh: Thobib Al-Asyhar