2
1. Pendahuluan Di Indonesia, tempat yang paling populer untuk mengakses internet adalah warung internet (warnet). Untuk dapat mengakses internet di warnet, pengguna (user) harus membayar biaya sewa. Maka diperlukan aplikasi billing yang terpasang pada masing-masing komputer client untuk membantu perhitungan biaya sewa tersebut. Billing juga diperlukan sebagai sarana monitoring dan controlling terhadap semua user untuk mengantisipasi kecurangan yang dilakukan user. Warnet dengan jumlah user anggota yang relatif banyak dan kemungkinan bertambah seperti contoh Posnet Universitas Kristen Satya Wacana, untuk mengimbanginya pemilik warnet harus melakukan ekspansi warnet dengan cara penambahan komputer dan fasilitas pendukung lain yang tentu akan memakan biaya yang tidak sedikit untuk penambahan peralatan dan tempat. Hal ini menuntut pemilik warnet untuk mensiasati masalah tersebut melalui kooperasi dengan warnet lain untuk memberlakukan layanan roaming user. Hal ini bertujuan untuk menanggulangi calon pengguna warnet yang tidak terlayani, biasanya berakibat beralihnya user ke warnet lain sehingga pendapatan warnet yang bersangkutan berkurang.
Keuntungan untuk user dengan adanya layanan roaming user adalah fleksibilitas karena user anggota suatu warnet dapat memanfaatkan keanggotaannya untuk mengakses internet pada warnet lain di lokasi berbeda tanpa harus mendaftar menjadi anggota warnet yang bersangkutan dan membeli voucher/pulsa pemakaian lagi di warnet itu, dengan catatan bahwa warnet-warnet tersebut telah melakukan kesepakatan untuk menerapkan roaming. Sebagian besar billing warnet yang ada saat ini adalah berdiri sendiri, dimana billing warnet tidak dapat saling terhubung dengan sistem billing yang berada pada warnet lain. Hal ini menyebabkan user yang tercatat sebagai pelanggan warnet tersebut hanya dapat menggunakan keanggotaannya tersebut di warnet dimana seorang user tercatat sebagai anggotanya. Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka diperlukan sebuah sistem distributed billing warnet berbasis client-server yang mampu mendukung implementasi roaming user untuk fleksibilitas. 2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu dengan judul “Perancangan Aplikasi Sistem Billing untuk Warnet Prabayar”. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi billing berbasis web dengan sistem pembayaran prabayar. Aplikasi ini juga mampu berjalan pada platform Windows dan LINUX sekaligus, namun aplikasi ini belum mampu mendukung implementasi roaming user karena aplikasi server billing tidak dirancang untuk saling terkoneksi [1]. Penelitian terdahulu yang berjudul “Billing Warnet Berbasis Client-Server Menggunakan Internet Direct (INDY) 8.0.25” menghasilkan sebuah aplikasi billing berbasis client-server yang fungsi utamanya untuk menghitung biaya pemakaian komputer dan mampu melakukan monitoring aktivitas user yang terkoneksi dengan server operator warnet. Namun, aplikasi tersebut hanya berjalan pada jaringan lokal (LAN) [2].
3
a. Distributed Billing System Sistem billing adalah sistem yang berfungsi untuk memproses dan
menampilkan informasi biaya dan penggunaan suatu layanan dari penyedia layanan kepada pelanggannya [3].
Sistem billing yang digunakan pada warnet fungsi utamanya untuk melakukan perhitungan biaya penggunaan komputer oleh user pada warnet. Selain itu, sistem billing ini juga digunakan untuk melakukan monitoring dan controlling aktivitas user warnet tersebut.
Sistem billing warnet yang berbasis client-server mempunyai kelebihan dalam hal kemudahan pengelolaan data, karena data-data disimpan pada satu database yang terpusat. Integritas data pun terjamin karena data disimpan pada satu tempat, yaitu pada database server.
Aplikasi billing warnet terdistribusi (distributed billing) merupakan aplikasi billing yang dapat dilakukan interkoneksi. Tujuannya adalah untuk komunikasi antar billing, dapat menggunakan basis data terdistribusi maupun koneksi antara server billing menggunakan komunikasi socket. Aplikasi billing yang servernya dapat saling berkomunikasi data, sehingga memungkinkan seorang user mampu melakukan login dari berbagai tempat dengan memakai satu account.
b. Aplikasi Berbasis Client-Server
Client-server merupakan paradigma teknologi informasi yang merujuk kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak yaitu pihak client dan pihak server. Dalam model client-server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah, tapi masih merupakan sebuah kesatuan. Komponen client dari aplikasi dijalankan dalam sebuah workstation dan menerima masukan data dari pengguna. Komponen client tersebut akan menyiapkan data yang dimasukkan oleh pengguna dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server yang dijalankan di atas mesin server, umumnya dalam bentuk request terhadap beberapa layanan yang dimiliki oleh server. Komponen server akan menerima request dari client, dan langsung memprosesnya dan mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada client. Client pun menerima informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan menampilkannya kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan pengguna. Model aplikasi 3-tier dapat dilihat pada Gambar 1 [4].
Gambar 1. Model Aplikasi 3-Tier
4
c. Konsep Roaming User Konsep roaming pada awalnya lebih populer pada teknologi jaringan
telepon nirkabel. Konsep dasar roaming adalah perluasan layanan (service extention) bagi pengguna telepon nirkabel, dimana cakupan jaringan yang dapat di cover oleh penyedia layanan masih terbatas sehingga diperlukan perluasan cakupan jaringan dengan cara melakukan kerjasama dengan penyedia layanan yang lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga konektivitas pengguna telepon nirkabel [5].
Roaming user berarti user yang melakukan roaming, karena user tersebut cenderung mobile sehingga harus menggunakan layanan yang disediakan oleh penyedia layanan lain yang bukan merupakan penyedia layanan dimana user itu menjadi pelanggan dalam rangka menjaga konektifitas dalam hal ini adalah layanan konfigurasi sebuah komputer berbasis Microsoft [6].
Roaming juga dapat diimplementasikan pada aplikasi billing. Pelanggan yang tercatat sebagai anggota sebuah warnet dapat menggunakan profile keanggotaan tersebut pada warnet lain yang telah ditunjuk tanpa harus mendaftar lagi menjadi anggota di warnet yang bersangkutan. Inilah yang disebut dengan roaming user. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Roaming User Warnet
Seperti terlihat pada Gambar 2 bahwa user A yang merupakan member
dari warnet A pada lokasi A, dapat menggunakan membership tersebut pada warnet B pada lokasi B maupun warnet C pada lokasi C. Dengan syarat bahwa warnet-warnet tersebut telah melakukan kerjasama roaming. Dari sini akan muncul istilah warnet lokal dan warnet jauh tergantung perspektif warnet. Dari perspektif warnet A, maka warnet B dan C merupakan warnet jauh begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, user member warnet jauh yang melakukan pemakaian pada warnet lokal akan disebut roaming user.
5
3. Metode Penelitian Metode Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem ini metode yang digunakan adalah waterfall model. Alasan dipakainya metode ini adalah karena kelebihannya yaitu salah satunya adalah input, output serta proses yang ada dalam sistem billing warnet yang akan dikembangkan sudah cukup jelas karena berangkat dari pemahaman sistem billing warnet yang telah ada.
Waterfall model dapat dilihat pada Gambar 3 [7].
Gambar 3. Waterfall Model (Pressman, 1992)
1. Analisa Kebutuhan Sistem
Tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menerjemahkan semua pemasalahan dan hambatan serta kebutuhan perangkat lunak dan kebutuhan sistem yang dibangun. Oleh karena itu, dalam tahapan ini dilakukan proses pengumpulan data untuk sistem. Dengan analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui apa saja yang akan menjadi kebutuhan masukan sistem, kebutuhan proses sistem, kebutuhan keluaran sistem, kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat lunak serta interface (antarmuka) sistem yang akan dibuat, sehingga sistem yang dibangun sesuai dengan apa yang diharapkan. Analisis kebutuhan juga bermanfaat sebagai dasar evaluasi setelah program selesai dibangun. Analisis yang dilakukan terhadap sistem dapat menggunakan Diagram Alir Data (DAD), yang memberikan gambaran tentang proses yang terjadi dalam sistem.
a. Analisis Kebutuhan Masukan
Kebutuhan masukan (input) yang diperlukan dalam implementasi sistem billing ini, antara lain: (1) Data berupa username dan password yang diperlukan oleh operator untuk proses login ke aplikasi server pada sistem billing ini. Data username dan password untuk user anggota dan username saja untuk user non anggota diperlukan untuk masuk ke dalam aplikasi client sistem billing ini, (2) Data-data yang berkaitan dengan user anggota yang diperoleh dari user dan hanya diinputkan oleh operator, (3) Data setting, data-data yang digunakan oleh operator untuk melakukan konfigurasi sistem billing.
6
b. Analisis Kebutuhan Proses Setelah dilakukan analisis pada sistem maka diketahui beberapa proses
utama yang akan berjalan pada sistem billing ini, antara lain: (1) proses pengolahan data pada aplikasi server. Terdapat beberapa sub proses yang akan berjalan pada pada aplikasi server ini, antara lain: (a) Proses login operator, (b) Proses pengolahan data, (c) Proses setting, (2) Proses pengolahan data pada aplikasi client. Di sini terdapat tiga proses, yaitu: (a) Proses login user, (b) Proses menampilkan informasi penggunaan komputer oleh client, (c) proses setting.
c. Analisis Kebutuhan Keluaran
Keluaran (output) yang harus dihasilkan dari sistem billing ini, antara lain: (1) Laporan penghasilan berdasarkan periode, (2) Laporan tagihan pemakaian yang dilakukan oleh anggota yang melakukan roaming dari warnet lain yang memakai komputer di warnet home maupun sebaliknya, (3) Informasi setting sistem billing, (4) Informasi data anggota maupun operator, (5) Informasi pemakaian komputer secara realtime yang dilakukan oleh user.
2. Perancangan Sistem
Pada tahap ini, dibuat desain model sistem dalam perancangan aplikasi billing ini, meliputi gambaran umum aplikasi, perancangan proses, perancangan database, dan perancangan interface (antarmuka) aplikasi [8].
Gambaran Umum Aplikasi Gambaran umum aplikasi merupakan gambaran umum proses kerja aplikasi billing yang melibatkan komponen-komponen pendukungnya. Mulai dari pengiriman request sampai dengan diterimanya response. Seperti tampak pada Gambar 4.
Gambar 4. Gambaran Umum Aplikasi Distributed Billing Warnet
7
Gambar 4 menjelaskan konsep umum dari aplikasi, yaitu komponen yang terlibat dan alur proses secara umum. Aplikasi server jauh merupakan mirror dari aplikasi server lokal karena kedua aplikasi tersebut sama. Alur aplikasi dari perspektif user adalah sebagai berikut: (1) User mengirimkan request melalui interface pada aplikasi client, (2) Aplikasi client lalu mengirimkan request dalam bentuk pesan text melalui komponen socket untuk di forward menuju IP address dan port aplikasi server dengan referensi yang diakses dari registry client, (3) Request kemudian diterima oleh komponen socket pada aplikasi server, apabila response yang diinginkan terdapat di aplikasi server lokal, maka response akan dikirim kembali ke aplikasi client melalui komponen socket. Response lalu diteruskan untuk ditampilkan pada interface aplikasi client, (4) Apabila response tidak terdapat di aplikasi server lokal, maka request akan di forward ke aplikasi server jauh melalui komponen socket dengan referensi IP address dan port yang diakses dari registry komputer server. Server lokal akan berperan sebagai client dari server jauh Pengembalian response dari aplikasi server jauh akan dikirim kembali ke aplikasi client. Alur proses yang sama juga berlaku terhadap penerimaan request dan pengiriman response dari aplikasi server jauh. Dalam hal ini, aplikasi server lokal bertugas melakukan relay request dan response.
a. Perancangan Proses
Tahap perancangan proses dibuat untuk memudahkan implementasi proses yang telah dirancang ke dalam aplikasi. Perancangan proses bisa dibuat dengan menggunakan Diagram Alir Data (DAD) dimulai dengan Diagram Konteks.
Gambar 5. DAD Level 0 Aplikasi Billing Warnet
8
Diagram konteks (DAD Level 0) pada Gambar 5 aplikasi billing warnet merupakan gambaran umum dari aliran data, proses dan entitas yang terlibat dalam aplikasi billing warnet ini.
Gambar 6. DAD Level 1 Aplikasi Billing Warnet
Terdapat dua proses utama pada DAD level 1 pada Gambar 6. Proses tersebut adalah : (1) Pengolahan data aplikasi server. Proses ini terlibat secara langsung dengan entitas operator dan entitas luar aplikasi server warnet jauh, dimana arus data-data dan informasi-informasi yang dikirim dan diterima oleh entitas operator akan melewati proses ini terlebih dahulu. (2) Pengolahan data aplikasi client. Proses ini terlibat langsung dengan entitas anggota, non anggota. Arus data-data dan informasi-informasi yang dikirim dan diterima oleh kedua entitas ini harus melewati proses pengolahan data pada aplikasi client ini terlebih dahulu.
9
Gambar 7. DAD Level 2 Proses 1 Pengolahan Data Aplikasi Server
Hasil dari pemecahan dari Proses 1 pada DAD level 1 pada Gambar 6 menghasilkan DAD level 2 proses 1 seperti yang terlihat pada Gambar 7. Hasil dari pemecahan tersebut menghasilkan tiga proses yang berhubungan dengan entitas operator dan lima data store (file penyimpanan data).
Gambar 8. DAD Level 2 Proses 2 Pengolahan Data Aplikasi Client
10
Setelah Proses 2 pada DAD Level 1 (Gambar 6) dipecah, maka menghasilkan DAD level 2 proses 2 seperti pada Gambar 8 yang terdapat tiga proses yang berhubungan dengan tiga entitas. Proses-proses itu adalah: (a) Proses validasi login user (b) Proses penerimaan dan pengiriman informasi, (c) Proses konfigurasi aplikasi client.
b. Perancangan Database
Gambar 9. Relasi Tabel
Seperti terlihat pada Gambar 9 merupakan relasi tabel dalam database Warnet yang menghubungkan empat tabel yaitu tabel tblclient, tabel tblmember, tabel tbllog dan tabel tbltarif. Field IpKomputer sebagai primary key pada tabel tblclient mempunyai relasi dengan field IpKomputer sebagai foreign key pada tabel tbllog. Field JenisTarif sebagai primary key pada tabel tbltarif mempunyai relasi dengan field JenisTarif sebagai foreign key pada tabel tbllog. Field UserID sebagai primary key pada tabel tblmember mempunyai relasi dengan field UserID sebagai foreign key pada tabel tbllog. Field UseridOperator sebagai primary key pada tabel tbloperator mempunyai relasi dengan field UseridOperator sebagai foreign key pada tabel tbllog.
11
4. Hasil dan Pembahasan Pada sistem billing ini terdiri dari dua aplikasi yaitu aplikasi client billing
dan aplikasi server billing. Aplikasi client merupakan aplikasi yang berperan sebagai graphical user interface (GUI) untuk user. Sedangkan aplikasi server berperan sebagai logical application yang melayani request dari aplikasi client.
Aplikasi Billing Server
Form yang akan muncul pertama kali ketika aplikasi billing server dijalankan adalah form login operator, seperti tampak pada Gambar 10.
Gambar 10. Form Login Operator
Apabila username dan password yang dimasukkan cocok dengan yang
terdapat pada database, maka user akan dapat masuk ke menu utama, seperti terlihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Form Menu Utama
Untuk melakukan editing data member dapat dilakukan melalui menu
“Member”, seperti terlihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Form Edit Data Member
12
Laporan penghasilan Warnet periode tertentu dapat dilihat melalui menu “Laporan Transaksi”, seperti terlihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Laporan Transaksi
Aplikasi Billing Client
Aplikasi billing client diinstall pada masing-masing komputer client. Form login client merupakan form untuk melakukan login dan monitoring pemakaian oleh user. Dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Form Login Client
Konfigurasi koneksi supaya dapat terkoneksi dengan aplikasi server
dilakukan oleh operator dengan memilih button “setting”. Setelah melalui validasi username dan password operator maka akan muncul form setting. Seperti tampak pada Gambar 15.
13
Gambar 15. Form Setting Client
Pengujian Sistem Setelah tahap implementasi selesai dilakukan, maka perlu dilakukan pengujian terhadap aplikasi billing yang bertujuan untuk memastikan bahwa aplikasi berfungsi dengan baik seperti yang diharapkan. Dalam konteks pengujian maka diperlukan topologi pengujian yang mewakili topologi warnet yang sebenarnya.
Gambar 10. Topologi Pengujian
Seperti terlihat pada Gambar 10, dalam pengujian ini, implementasi
roaming user dikatakan berhasil apabila user yang merupakan anggota dari billing warnet di jaringan 172.80.80.0 dapat melakukan login melalui aplikasi client di jaringan 192.168.1.0, namun aktifitasnya dapat dipantau dari kedua server. Sedangkan user tersebut bukan anggota dan tidak terdaftar pada server warnet pada jaringan 192.168.1.0. IP publik yang digunakan pada pengujian ini adalah 124.81.113.182 pada komputer server warnet A dan 124.81.113.181 pada komputer server warnet B. Warnet A diberi istilah warnet lokal dan warnet B diberi istilah warnet jauh. Aplikasi billing server diinstall pada masing-masing komputer server, dilakukan konfigurasi supaya dapat terkoneksi dengan aplikasi billing server pada warnet jauh. Aplikasi billing client juga diinstall pada masing
14
komputer client, kemudian dilakukan konfigurasi supaya dapat terkoneksi dengan aplikasi billing server lokal.
Pengujian Login Roaming User
User anggota warnet jauh harus memasukkan username dan password, saat user anggota memasukkan data username dan password benar maka, perhitungan waktu dan biaya akan berjalan. Seperti tampak pada Gambar 10.
s Gambar 10. Login Berhasil
Disaat yang sama pada aplikasi server lokal dapat dilakukan monitoring terhadap user anggota yang sedang melakukan roaming yang sedang aktif. Indikator yang berupa bitbutton akan aktif dan akan diketahui username yang login tersebut. Pada log koneksi juga akan muncul keterangan IP address client dan status member. Seperti dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Indikator User Login Pada Server Lokal
Begitu pula dengan indikator pada aplikasi server warnet jauh dimana user
terdaftar akan aktif, seperti terlihat pada Gambar 12.
15
Gambar 12. Indikator User Login Pada Server Jauh
Hasil Pengujian Sistem
Pengujian validasi sistem digunakan untuk mengetahui validitas fungsional aplikasi baik data maupun proses dalam aplikasi, hal ini untuk mengetahui apakah aplikasi sudah berjalan seperti yang diharapkan atau belum. Sedangkan pengujian singkronisasi data berfungsi untuk mengetahui apakah data yang akan dan sudah diproses oleh aplikasi sudah singkron atau belum. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validasi Sistem
No Deskripsi
Pengujian
Skenario Pengujian Hasil yang Diharapkan Hasil
1. Pengujian
Restriksi Login
Kembar Client
Member
Pilih jenis login Member,
memasukkan username dan
password yang sama dengan
member yang sedang
memakai aplikasi (aktif),
kemudian pilih button login.
User tidak akan dapat melakukan
login karena user tersebut sedang
aktif. Akan muncul peringatan
bahwa login gagal karena user
sedang aktif.
OK
2. Pengujian
Username dan
Password
Member Salah
Pilih jenis login Member,
memasukkan username dan
password dengan salah,
kemudian pilih button login.
User member tidak akan dapat
melakukan login karena data
username dan password tidak
cocok dengan database, akan
muncul peringatan password
salah.
OK
16
3. Pengujian
Saldo Member
Tidak
Mencukupi
(Ketika
Hendak Login)
Pilih button setting,
kemudian masukkan
username dan password
dengan benar untuk
verifikasi kemudian pilih
button login
Tidak dapat melakukan login dan
muncul peringatan bahwa saldo
tidak mencukupi.
OK
4. Pengujian
Saldo Member
Tidak
Mencukupi
(Ketika Aktif)
Pilih jenis login Umum,
memasukkan username,
username tidak boleh
kosong, kemudian pilih
button login.
Billing client akan otomatis
logout dan muncul peringatan
bahwa saldo sudah habis.
OK
5. Pengujian
Login Client
Ketika Server
Tidak Aktif
Pilih jenis login member
maupun umum, memasukkan
username dan password
dengan benar, kemudian pilih
button login.
User tidak akan dapat melakukan
login dan muncul pesan bahwa
server belum aktif.
OK
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Singkronisasi Data Sistem No Deskripsi
Pengujian
Skenario Pengujian Hasil yang Diharapkan Hasil
1. Pengujian
Informasi
Pemakaian
Realtime
Member
(Aplikasi
Client Lokal)
Pilih jenis login Member,
memasukkan username dan
password dengan benar,
kemudian pilih button login.
Aplikasi client akan
menampilkan informasi
pemakaian realtime, sisa saldo,
waktu pemakaian, dan total
biaya sesuai dengan yang tampil
pada aplikasi server.
OK
2. Pengujian
Informasi
Realtime
Member
(Aplikasi
Server Lokal)
Ketika terdapat member yang
sedang aktif, klik indikator
pada button member aktif
untuk memunculkan detail
pemakaian user
bersangkutan.
Muncul informasi mengenai user
yang aktif dan informasi
realtime pemakaiannya, no
komputer dan username sesuai
dengan yang sedang digunakan.
OK
17
3. Pengujian
Member
Logout
User member memilih button
selesai untuk mengakhiri
pemakaian komputer.
Total biaya muncul pada log
pemakaian sesuai dengan yang
terdapat pada aplikasi client,
begitu pula dengan waktu
pemakaian. Saldo member akan
berkurang secara otomatis.
OK
4. Pengujian
Login Roaming
User
Pilih jenis login Member,
memasukkan username dan
password dengan benar yang
hanya terdaftar pada server
jauh, kemudian pilih button
login.
Billing akan mulai aktif,
informasi pemakaian real time
akan ditampilkan termasuk sisa
saldo, user diperbolehkan
memakai internet.
OK
Hasil Analisa
Setelah pengujian terhadap sistem dilakukan maka diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan topologi pengujian yang telah ditentukan sebelumnya adalah sebagai berikut: (1) Aplikasi ini dapat menangani user yang melakukan roaming. Kedua server dapat memantau aktifitas user roamer tersebut. Dengan ini, implementasi roaming user dapat dikatakan berhasil, (2) Sistem pembayaran dengan sistem voucher untuk user anggota dapat berjalan dengan baik, (3) Menu yang terdapat pada aplikasi server dapat berfungsi dengan baik, (4) Aplikasi yang dibangun dengan tipe client-server berjalan dengan baik.
5. Simpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya mengenai “Implementasi Roaming User pada Aplikasi Billing Berbasis Client Server” ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi roaming user pada aplikasi billing warnet berbasis client-server dapat dilakukan dengan cara membuat kedua server saling berkomunikasi. Menjadikan aplikasi server billing mampu me-relay request dan response untuk aplikasi server billing lainnya. Adapun saran pengembangan yang dapat disampaikan adalah supaya aplikasi ini dapat menangani lebih dari tiga client. Server dapat berkomunikasi pada lebih dari dua jaringan selain itu sebaiknya pada pengembangan selanjutnya, aplikasi server dapat menangani koneksi socket multi thread. Aplikasi sebaiknya dilakukan penambahan fitur seperti billing komersil yang telah ada.
18
6. Daftar Pustaka [1] Diartono, Dwi Agus, 2007, Perancangan Aplikasi Sistem Billing untuk
Warnet Prabayar, Jurnal Teknologi Informasi 7: 75-87. [2] Fahlevi, Rinto, 2005, Billing Warnet Berbasis Client Server Menggunakan
Internet Direct (Indy) 8.0.25. Skripsi Teknik Informatika POLTEK POS Indonesia.
[3] Mostafa, Hatem, Billing System Introduction. http://www.codeproject.com/Articles/10824/Billing-System- Introduction, Diakses tanggal 30 Juli 2011.
[4] Kambalyal, Channu, 3-Tier Architecture. http://channukambalyal.tripod.com/NTierArchitecture.pdf, Diakses tanggal 30 Juli 2011.
[5] Siddiqui, Shahid, 2006, Roaming In Wireless Network, America: McGraw-Hill Companies, Inc.
[6] Hassel, Jonathan, 2005, Working with Roaming User Profiles, http://windowsdevcenter.com/pub/a/windows/2005/02/01/rmng_usr.ht ml. Diakses tanggal 30 Juli 2011.
[7] Pressman, Roger S., 1992, Software Engineering A Practitioner’s Approach, America: Prentice-Hall, Inc.
[8] Jogiyanto HM, 2008, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta: Penerbit Andi.