1
Pemeriksaan Intern (Internal Audit) Terhadap Piutang Usaha Pada Mesra Business &
Resort Hotel Di Samarinda
Raissa Pusfitryanie ([email protected])
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
H. Hamid Bone ([email protected])
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Marthen Anzar ([email protected])
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kewajaran saldo piutang usaha yang disajikan
dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel. Alat analisis yang digunakan
adalah Audit Program dan Audit Prosedur serta Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha,
yaitu dengan memeriksa kewajaran saldo piutang usaha MESRA Business & Resort Hotel
sesuai audit prosedur dan audit program yang disusun kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan kertas kerja pemeriksaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap
laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel, ditemukan bahwa tidak ada kesalahan
yang material dalam perhitungan dan pencatatan saldo piutang usaha, namun ditemukan
bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak melakukan perhitungan penyisihan piutang
tidak tertagih sehingga dalam laporan keuangan neraca tidak tampak adanya penyajian
cadangan kerugian piutang dan piutang yang disajikan merupakan jumlah piutang bruto.
Selain itu diketahui juga bahwa apabila terdapat piutang yang tidak dapat ditagih, MESRA
Business & Resort Hotel mencatat kerugian piutang yang terjadi sebagai Piutang Karyawan.
Kata Kunci: Auditing, Internal Audit, Piutang Usaha
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the fairness of the accounts receivable balance
that presented in the financial report of MESRA Business & Resort Hotel. The analysis tools
being used was Audit Program and Audit Procedures, also Accounts Receivable Audit
Working Papers, by examine the fairness of accounts receivable balance of MESRA Business
& Resort Hotel according to audit procedures and audit programs which has been made then
followed by the making of audit working paper. Based on the results of a study of the
financial statements of MESRA Business & Resort Hotel, it had been found that no material
errors in the calculation and recording of accounts receivable balance, but it had been
discovered that MESRA Business & Resort Hotel does not calculate allowance for bad debts
so that in the financial report does not appear the presentation of allowance for bad debts
and the one being presented is the amount of bruto accounts receivable. Besides, it is also
known that if there is any uncollected accounts receivable, MESRA Business & Resort Hotel
recorded the account receivable loss as the employee receivable.
Keywords: Auditing, Internal Audit, Accounts Receivable
2
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sebagian besar laba perusahaan berasal dari transaksi penjualan. Transaksi penjualan
ada dua jenis, yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai akan menghasilkan
kas bagi perusahaan. Sedangkan penjualan kredit akan menimbulkan piutang bagi perusahaan
yang nantinya akan dilanjutkan dengan proses penagihan piutang untuk menerima kas.
Banyak perusahaan biasanya meningkatkan jumlah penjualan kredit untuk mengantisipasi
persaingan yang semakin kompetitif, sehingga diharapkan dapat mempertahankan pelanggan
lama dan menarik calon pelanggan baru yang potensial. Untuk dapat mengetahui bagaimana
hasil kinerja perusahaan maka diperlukan suatu informasi tentang kondisi dan jumlah
kekayaan yang dimiliki perusahaan. Untuk itu sangat diperlukan suatu laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang menghasilkan informasi kepada
pemilik, sekutu, investor, pemerintah, dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pengambilan keputusan di beberapa alternatif. Laporan keuangan yang utama adalah Neraca,
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas. Dalam penyusunan
laporan keuangan terdapat panduan utama yang harus dipatuhi yaitu Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan. Selain dari pada itu suatu perusahaan juga harus melakukan proses
akuntansi pada setiap transaksi yang terjadi dengan dibuktikan oleh bukti-bukti transaksi.
Kegunaan dari bukti-bukti transaksi adalah menciptakan suatu struktur pengendalian intern
yang memadai dan baik pada perusahaan untuk kelangsungan dan kesuksesan perusahaan.
Untuk meninjau kegiatan-kegiatan di dalam suatu perusahaan guna memenuhi
kebutuhan pemimpin serta untuk meyakinkan pihak manajemen tentang kondisi pengendalian
manajemen, catatan akuntansi, laporan keuangan dan sebagainya, maka perlu dilakukan
pemeriksaan intern terhadap laporan keuangan. Untuk mencapai sasaran ini dilakukan
kegiatan seperti meneliti dan menilai baik tidaknya penerapan pengendalian akuntansi,
keuangan, dan cara pengendalian lainnya, dengan meyakinkan sejauh mana kebijakan,
rencana-rencana, dan prosedur yang telah ditetapkan untuk ditaati serta memeriksa sejauh
mana aset perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dan diamankan terhadap segala macam
kehilangan dan kerugian.
MESRA Business & Resort Hotel adalah salah satu perusahaan di bidang jasa
perhotelan yang berlokasi di jalan Pahlawan No. 1 Kota Samarinda. Sebagai salah satu hotel
yang cukup berkembang di Samarinda, MESRA Business & Resort Hotel tidak hanya
menyediakan jasa penginapan saja, tetapi juga menyewakan ruangan-ruangan dengan
berbagai ukuran untuk melaksanakan berbagai acara, seperti rapat bisnis, seminar,
pernikahan, dan lain-lain.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa piutang usaha
timbul apabila terdapat transaksi penyerahan jasa secara kredit kepada pelanggan. Untuk
pelanggan yang berupa instansi yang ingin melakukan transaksi secara kredit harus memiliki
perjanjian kredit terlebih dahulu. Sedangkan untuk pelanggan yang tidak memiliki perjanjian
kredit, pada saat pemesanan atau reservasi harus menyerahkan deposit terlebih dahulu sebesar
50% dari harga fasilitas yang dipesan.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, ditemukan bahwa sebagian piutang
usaha yang dimiliki MESRA Business & Resort Hotel telah melewati jatuh tempo pelunasan,
bahkan ada piutang usaha yang sudah melewati lebih dari satu tahun dari jatuh tempo
pelunasan. Ditemukan juga bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak pernah melakukan
perhitungan cadangan kerugian piutang dan juga tidak pernah mencatat kerugian piutang.
Maka jika terjadi kerugian akibat tidak tertagihnya piutang usaha, dicatat sebagai piutang
karyawan. Dengan adanya beberapa masalah yang ditemukan sehingga menarik peneliti
untuk melakukan Pemeriksaan Intern (Internal Audit) terhadap kewajaran saldo Piutang
Usaha dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang
akan diteliti dan dibahas oleh peneliti di MESRA Business & Resort Hotel adalah “Apakah
saldo piutang usaha yang tercantum dalam laporan keuangan Mesra Business & Resort Hotel
per 31 Desember 2011 telah disajikan secara wajar.”
C. Tujuan
Adapun yang merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk
mengetahui kewajaran saldo piutang usaha yang disajikan dalam laporan keuangan
perusahaan.
II. Tinjauan Teoritis
A. Dasar Teoritis Menurut Sukrisno (2004:3), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Tujuan audit atas aktivitas penjualan yang merupakan bagian dari siklus pendapatan, menurut
Henry (2002:13) adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti yang cukup tentang
asersi-asersi laporan keuangan yang signifikan yang berhubungan dengan transaksi-transaksi
yang dipengaruhi oleh siklus pendapatan.
Menurut Sukrisno (2004:9), audit dapat dibedakan menurut luas pemeriksaannya dan
menurut jenis pemeriksaannya, antara lain:
a. Ditinjau dari Luasnya Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
b. Ditinjau dari Jenis Pemeriksaan
1. Audit Operasional (Management Audit)
2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
4. Computer Audit
Pemeriksaan Intern menurut Sukrisno (2004:221) adalah pemeriksaan yang dilakukan
oleh bagian pemeriksaan intern perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan
akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah
ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan
profesi yang berlaku.
Standar auditing yang telah ditetapkan dan telah disahkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
4
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Penggunaan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus diberikan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dalam laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor.
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2006:150)
Menurut Guy, Alderman, dan Winters (2002:180) program audit mencakup daftar
langkah-langkah pengumpulan bukti yang akan digunakan dalam audit. Agar suatu bukti
berguna bagi auditor, maka bukti tersebut harus memiliki empat karakteristik yaitu relevan,
bebas dari bias, obyektivitas, dan persuasif atau meyakinkan. Enam jenis bukti audit tersebut
antara lain:
a. Bukti Fisik
b. Pernyataan dari Pihak Ketiga
c. Bukti Matematis
d. Dokumentasi
e. Pernyataan dari Personel Klien
f. Keterkaitan Data
Menurut Sukrisno (2004:112), definisi kertas kerja pemeriksaan adalah: “Kertas kerja
pemeriksaan merupakan dokumentasi auditor atas prosedur-prosedur audit yang
dilakukannya, tes-tes yang diadakan, informasi-informasi yang didapat, dan kesimpulan yang
didapat atas pemeriksaan, analisa, memorandum, surat-surat perusahaan, ikhtisar dokumen-
dokumen perusahaan, rincian-rincian pos neraca dan laba rugi serta komentar-komentar yang
dibuat atau yang diperoleh auditor.”
Menurut Haryono (2005:52), piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang
dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.
Piutang termasuk komponen aktiva lancar. Dalam hubungannya dengan penyajian
piutang di dalam neraca digunakan dasar pengukuran Nilai Realisasi/Penyelesaian
(realizable/settlement value). Dasar pengukuran ini mengatur bahwa piutang dinyatakan
sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima.
Dari prinsip di atas yang dinyatakan oleh Zaki (2004:125) dapat diketahui bahwa untuk
melaporkan piutang dalam neraca adalah sebesar jumlah yang akan direalisasikan yaitu
jumlah yang diharapkan akan dapat ditagih, yang dihitung dengan mengurangkan jumlah
yang diperkirakan akan tidak dapat ditagih kepada jumlah piutang.
Pencatatan kerugian piutang sebelah debit akan dikreditkan ke rekening cadangan
kerugian piutang, sehingga tidak perlu ada perubahan-perubahan dalam buku pembantu
piutang. Apabila jelas bahwa piutang sudah tidak dapat ditagih maka rekening cadangan
5
kerugian pitang didebit dan piutangnya dihapuskan, pada saat ini buku pembantu piutang
baru dikredit.
Selain menggunakan cadangan kerugian piutang, terdapat satu cara lain untuk
mengakui kerugian piutang yang disebut metode penghapusan langsung. Dalam metode ini
kerugian piutang baru diakui pada waktu piutang dihapuskan dan penghapusan piutang baru
dilakukan bila terdapat bukti-bukti yang jelas. Penggunaan metode ini tidak dapat
melaporkan piutang dengan jumlah yang diharapkan bisa ditagih, tetapi neraca menunjukkan
jumlah bruto piutang, sehingga tidak sesuai dengan prinsip akuntansi di muka.
Tujuan Pemeriksaan Piutang antara lain adalah sebagai berikut:
a. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian intern yang baik atas piutang dan
transaksi penjualan, piutang, dan penerimaan kas.
b. Untuk memeriksa validity dan authenticity dari piutang. Validity maksudnya apakah
piutang itu sah, masih berlaku, dalam arti diakui oleh yang mempunyai uang.
Authenticity maksudnya apakah piutang itu didukung oleh bukti-bukti yang otentik
yang sudah ditandatangani oleh pelanggan sebagai bukti bahwa pelanggan telah
menerima barang yang dipesan dan faktur penjualan.
c. Untuk memeriksa collectibility piutang dan cukupnya tidaknya allowance forbad
debt. Collectibility maksudnya adalah kemungkinan tertagihnya piutang.
d. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul dari pendiskontoan
wesel tagih.
e. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di Neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Berikut merupakan prosedur pemeriksaan piutang menurut Sukrisno (2004:):
a. Pahami dan evaluasi Internal Control atas piutang dan dan transaksi penjualan,
piutang, dan penerimaan kas.
b. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang.
c. Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca.
d. Periksa mathematical accuracy-nya dan cek saldo individual ke buku pembantu
piutang lalu totalnya ke jurnal umum.
e. Test check umur piutang dari beberapa costumer ke buku pembantu piutang dan
faktur penjualan.
f. Kirimkan konfirmasi piutang.
g. Periksa Subsequent Collection dengan memeriksa buku kas (untuk periode sesudah
tanggal neraca sampai dengan tanggal penyelesaian pemeriksaan di lapangan).
h. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan.
i. Periksa daftar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien cukup.
j. Tes sales cut-off dengan memeriksa sales invoice, credit note, dan lain-lain, kurang
lebih dua minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.
k. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file.
l. Periksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia/SAK. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang
diperiksa.
6
B. Kerangka Pikir
PEMERIKSAAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT)
TERHADAP PIUTANG USAHA PADA MESRA
BUSINESS & RESORT HOTEL DI SAMARINDA
Laporan keuangan MESRA
Business & Resort Hotel
Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 01
RUMUSAN MASALAH
Apakah saldo piutang usaha dalam laporan keuangan
MESRA Business & Resort Hotel per 31 Desember 2011
telah disajikan secara wajar?
KESIMPULAN ATAS AUDIT
HASIL PEMERIKSAAN
ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN:
1. Audit Program dan Audit Prosedur
2. Kertas Kerja Pemeriksaan
7
III. Metode Penelitian
A. Alat Analisis
Untuk melakukan pemeriksaan tentang kewajaran penyajian saldo nilai akhir piutang
pada laporan keuangan tahun 2011 pada MESRA Business & Resort Hotel di Samarinda
maka alat analisis yang digunakan yaitu program audit dan prosedur pemeriksaan piutang
usaha, sebagai berikut:
1. Mempelajari dan mengevaluasi internal control atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang, dan penerimaan kas.
2. Membuat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang pertanggal neraca.
3. Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain
menunjukkan nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa
subsequent collectionsnya.
4. Memeriksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger
lalu totalnya ke general ledger.
5. Melakukan test check umur piutang dari beberapa costumer ke subledger piutang
dan sales invoice.
6. Kirimkan konfirmasi piutang.
7. Memeriksa apakah pemyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
8. Membuat kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
Selanjutnya dari audit program dan prosedur pemeriksaan piutang maka dibuat kertas kerja
pemeriksaan yang terdiri dari:
a. Kertas Kerja Neraca (Working Balance Sheet)
Daftar yang berisi akun buku besar tahun sebelumnya dan tahun yang akan diaudit.
b. Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang
Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang memperlihatkan saldo per buku, audit
penyesuaian, dan saldo per audit. Isi dari Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang
dirincikan dalam Kertas Kerja Pendukung, maka dari itu perlu dilakukan cross
index.
IV. Analisis dan Pembahasan
Kertas kerja pemeriksaan dimulai dengan audit program. Audit program dideskripsikan
sebagai daftar kumpulan prosedur pemeriksaan yang akan diterapkan untuk memenuhi tujuan
audit. Untuk pemeriksaan piutang MESRA Business & Resort Hotel disusun audit program
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Audit Program Piutang
AUDIT PROGRAM PIUTANG
MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL
TUJUAN DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
NO TUJUAN PEMERIKSAAN
1 Piutang yang tercatat merupakan tagihan yang sah dan merupakan milik
perusahaan (validity and ownership).
2 Semua tagihan perusahaan telah dicatat dengan lengkap dan tepat dalam pisah
batas (completeness and cut-off).
3 Cadangan piutang tak tertagih atau penghapusan piutang telah dinilai dengan
cukup memadai (valuation).
4 Piutang yang dijadikan jaminan telah diungkapkan dalam laporan keuangan
secara memadai (presentation and disclosure).
8
5 Piutang telah diklasifiksikan dengan tepat (classification).
NO PROSEDUR PEMERIKSAAN INDEKS PARAF
1
Minta daftar piutang usaha terdiri atas nama, alamat
pelanggan, nomor faktur, tanggal faktur dan
jumlahnya, serta cocokkan dengan saldo di buku
besar.
√
2
Pelajari kebijakan akuntansi perusahaan mengenai
pengakuan pendapatan dan cocokkan apakah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta
pelajari juga kebijakan pemberian kredit dan jangka
waktu pembayarannya.
√
3
Lakukan analisis rasio mengenai perputaran piutang
(receivable turnover) dan prosedur analitis
mengenai fluktuasi piutang dengan perbandingan
tahun sebelumnya
4
Lakukan konfirmasi dengan memilih sampel yang
representatif. Pemilihan tanggal konfirmasi dapat
dilakukan juga atas saldo sebelum tanggal neraca.
EE
5
Tindak lanjuti setiap jawaban konfirmasi dan
apabila terdapat selisih diminta atau teliti keterangan
dari klien.
√
6
Bila konfirmasi yang dikirim tidak diterima jawaban
atau tidak dapat dilakukan konfirmasi, lakukan
alternatif prosedur lainnya.
7 Lakukan subsequent receipt test terhadap
pembayaran piutang setelah tanggal neraca.
8 Perhatikan retur penjualan yang besar setelah
tanggal neraca.
9
Uji pisah batas penjualan (sales cut-off) dengan
memeriksa faktur penjualan beberapa hari sesudah
san sebelum tanggal neraca.
10 Teliti perjanjian-perjanjian yang berkaitan dengan
penjaminan piutang usaha.
11
Verifikasi apakah pencadangan piutang tak tertagih
sudah cukup memadai dan sesuai dengan kebijakan
perusahaan. Waspadalah terhadap saldo-saldo lama
yang masih terhutang (outstanding)
E
12
Bila dalam pemeriksaan ditemukan ada hal-hal yang
perlu perhatian dari para partner, ungkapkanlah hal-
hal tersebut dalam “HAL-HAL YANG PERLU
PERHATIAN PARA PARTNER”.
13
Buatlah daftar koreksi dan kesimpulan hasil
pemeriksaan serta saran-saran untuk pihak
manajemen
Sumber: Soekrisno, dkk., 2009 (modifikasi)
Setelah dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya kesalahan dalam penjumlahan
dan pencatatan saldo piutang pada buku besar piutang usaha. Namun pada neraca ditemukan
9
ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK). Pada neraca MESRA
Business & Resort Hotel tidak menunjukkan adanya cadangan kerugian piutang. Pada
MESRA Business & Resort Hotel, piutang usaha dicatat tanpa menghitung taksiran kerugian
piutang. Apabila terdapat piutang yang tidak tertagih tidak dicatat sebagai kerugian piutang,
namun diakui menjadi piutang karyawan.
Ada beberapa metode untuk menghitung taksiran kerugian piutang. Namun metode
yang paling baik digunakan adalah metode analisis umur piutang, karena jumlah piutang
yang dilaporkan dalam neraca akan lebih mendekati kenyataan. Dalam penentuan cadangan
kerugian piutang dengan metode analisis umur piutang perlu dilakukan penentuan besarnya
persentase kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur.
Tabel 4.2 Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2011
MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL
Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2011
Kelompok Umur Jumlah Persentase
Kerugian Piutang
Taksiran Kerugian
Piutang
Menunggak 1-30 hari
Menunggak 31-60 hari
Menunggak 61-90 hari
Menunggak 91-120 hari
Menunggak 121-365 hari
Menunggak lebih dari satu tahun
Rp 604.284.186
Rp 163.202.411
Rp 50.556.681
Rp 1.620.949
Rp 5.494.621
Rp 19.834.180
1
2
4
10
40
80
Rp 6.042.842
Rp 3.264.048
Rp 2.022.267
Rp 162.095
Rp 2.197.848
Rp15.867.344
Rp 844.993.028 Rp 29.556.445
Dari perhitungan taksiran kerugian piutang di atas maka perlu dibuat jurnal
penyesuaian untuk mencatat cadangan kerugian piutang sebagai berikut:
Kerugian Piutang Rp 29.556.445
Cadangan Kerugian Piutang Rp 29.556.445
Dalam pemeriksaan intern piutang usaha ini dilakukan pengiriman konfirmasi piutang
kepada pelanggan untuk meminta penegasan mengenai saldo utang pelanggan per tanggal
tertentu. Dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi konfirmasi piutang yang digunakan
peneliti adalah random/judgement sampling, pelanggan yang dipilih adalah pelanggan dengan
jumlah piutang lebih dari Rp30.000.000. Sehingga dikirim konfirmasi piutang kepada
sembilan pelanggan.
10
Tabel 4.3 Kertas Kerja Neraca – Aset Keterangan Ref KK Per buku Per audit
31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011
Aktiva Lancar
K a s Rp 147.139.715,22 Rp 147.139.715,22 <
B a n k Rp 2.276.186.426,41 Rp 2.276.186.426,41 <
Piutang Usaha E Rp 844.993.028,00 Rp 844.993.028,00 <
Piutang Lain-lain E Rp 422.173.829,73 Rp 422.173.829,73 <
Cadangan Kerugian Piutang E 29.556.445,00 Rp -29.556.445,00 <
Persediaan Barang Dagang Rp 484.579.318,12 Rp 484.579.318,12 <
Uang Muka Pajak Pendapatan Rp 778.499.367,19 Rp 778.499.367,19 <
Uang Muka Lain-Lain Rp 56.205.860,33 Rp 56.205.860,33 <
Total Aktiva Lancar Rp 5.009.777.545,00 Rp 4.980.221.100,00 <
Aktiva Tetap
Aktiva Tetap Rp 73.902.185.522,36 Rp 73.902.185.522,36 <
Akum.Penyusutan Aktiva Tetap Rp -20.842.585.070,08 Rp -20.842.585.070,08 <
Nilai Buku Rp 53.059.600.452,28 Rp 53.059.600.452,28 <
Aktiva Tetap Lain-Lain
Koperasi Rp 303.768,69 Rp 303.768,69 <
Piutang Hubungan Istimewa Rp 10.249.086.914,70 Rp 10.249.086.914,70 <
Total Aktiva Lain-Lain Rp 10.249.390.683,39 Rp 10.249.390.683,39 <
TOTAL AKTIVA Rp 68.318.768.680,67 29.556.445,00 Rp 68.289.212.235,67 <
^ ^ ^ ^
Keterangan tickmark :
^ checked footing
< checked cross footing
Klien: Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:
MESRA Business & Resort Hotel KKN1
Skedul: Tanggal: Tanggal:
Kertas Kerja Neraca - Aset
Penyesuaian
11
Tabel 4.4 Kertas Kerja Neraca – Hutang & Modal Per buku Per audit
31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011
Hutang Lancar
Hutang Dagang Rp 2.152.972.900,11 Rp 2.152.972.900,11 <
Hutang Gaji Rp 503.461.477,67 Rp 503.461.477,67 <
Hutang Service Karyawan Rp 229.126.181,20 Rp 229.126.181,20 <
Hutang Rekonsiliasi Bank - - <
Hutang PPh 21. Karyawan Rp 26.714.625,33 Rp 26.714.625,33 <
Hutang Pbn. I Rp 5.780.441.064,46 Rp 5.780.441.064,46 <
Hutang Pajak Perseroan Rp 781.309,64 Rp 781.309,64 <
Hutang Deposit Tamu Rp 153.071.804,08 Rp 153.071.804,08 <
Hutang Lain-lain Rp 925.113.735,64 Rp 925.113.735,64 <
Hutang Voucher Mesra Rp 42.888.973,29 Rp 42.888.973,29 <
Pendapatan diterima dimuka Rp 258.537.205,61 Rp 258.537.205,61 <
Total Hutang Lancar Rp 10.073.109.277,04 Rp 10.073.109.277,04 <
Hutang Jangka Panjang
Hutang Bank BPD Rp 36.314.616.086,98 Rp 36.314.616.086,98 <
Modal
Modal Yang Disetor Rp 9.205.111.797,41 Rp 9.205.111.797,41 <
Laba tahun tahun lalu Rp 4.162.498.301,38 Rp 4.162.498.301,38 <
Laba (rugi) tahun berjalan Rp 8.563.433.217,87 29.556.445,00 Rp 8.533.876.772,87 <
TOTAL HUTANG DAN MODAL Rp 68.318.768.680,67 29.556.445,00 Rp 68.289.212.235,67
^ ^ ^ ^
Keterangan Tick Mark :
^ checked footing
< checked crossfooting
Klien: Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:
MESRA Business & Resort Hotel KKN2
Skedul: Kertas Kerja Tanggal: Tanggal:
Neraca - Hutang & Modal
Keterangan Ref KKPenyesuaian
12
Tabel 4.5 Kertas Kerja Laba Rugi
Per buku Per audit
31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011
PENJUALAN Rp 39.681.726.130,00 Rp 39.681.726.130,00 <
BEBAN PENJUALAN Rp (5.425.625.277,00) Rp (5.425.625.277,00) <
LABA KOTOR Rp 34.256.100.853,00 Rp 34.256.100.853,00 <
^ ^
BEBAN USAHA Rp (8.587.634.803,13) Rp (8.587.634.803,13) <
KERUGIAN PIUTANG - 29.556.445,00 Rp (29.556.445,00) <
LABA USAHA Rp 25.668.466.049,87 Rp 25.638.909.604,87 <
^ ^
BEBAN LAIN-LAIN Rp (7.894.446.926,00) Rp (7.894.446.926,00) <
EBIT Rp 17.774.019.123,87 Rp 17.744.462.678,87 <
^ ^
DEPRESIASI/AMORTISASI Rp (4.258.392.736,00) Rp (4.258.392.736,00) <
PBB - -
BUNGA Rp (4.872.131.170,00) Rp (4.872.131.170,00) <
ASURANSI ASET Rp (80.062.000,00) Rp (80.062.000,00) <
EAT Rp 8.563.433.217,87 29.556.445,00 Rp 8.533.876.772,87 <
^ ^ ^ ^
Keterangan Tick Mark :
^ checked footing
< checked crossfooting
Klien: Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:
MESRA Business & Resort Hotel KKLR
Skedul: Tanggal: Tanggal:
Kertas Kerja Neraca - Aset
Keterangan Ref KKPenyesuaian
13
Tabel 4.6 Kertas Kerja Pemeriksaaan Piutang
Per buku Per audit
31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011
Piutang Usaha E1 Rp 844.993.028,00 Rp 844.993.028,00 <
Piutang Lain-lain E2 Rp 422.173.829,73 Rp 422.173.829,73 <
Cadangan Kerugian Piutang - 29.556.445,00 Rp (29.556.445,00) <
Rp 1.267.166.857,73 29.556.445,00 Rp 1.237.610.412,73 <
^ ^ ^ ^
Terdapat selisih antara saldo Per Buku dengan saldo Per Audit
Saldo Piutang Per Audit dikurangi dengan cadangan kerugian piutang sebesar Rp 29.556.445,00
sehingga jurnal penyesuaian yang diusulkan adalah:
Kerugian Piutang Rp29.556.445,00
Cadangan Kerugian Piutang
^ checked footing
< checked cross footing
Klien Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:
MESRA Business & Resort Hotel E
Skedul Tanggal: Tanggal:
KKP Piutang
Keterangan Ref KKPenyesuaian
Rp29.556.445,00
14
Tabel 4.7 Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha
Per buku Per audit
31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011
AEL INDONESIA, PT Rp 22.350.400,00 V - - Rp 22.350.400,00 <
AMEX CARD Rp 595.000,00 V - - Rp 595.000,00 <
AXA ASURANSI Rp 320.164,00 V - - Rp 320.164,00 <
BANK KALTIM EE1 Rp 35.958.294,00 V - - Rp 35.958.294,00 <
BERAU COAL,PT Rp 1.449.151,00 V - - Rp 1.449.151,00 <
BIMA NUSANTARA Rp 10.259.294,00 V - - Rp 10.259.294,00 <
BP DAS MAHAKAM Rp 1.190.000,00 V - - Rp 1.190.000,00 <
CIPTA KRIDATAMA, PT Rp 17.289.180,00 V - - Rp 17.289.180,00 <
Coca Cola, PT Rp 3.619.770,00 V - - Rp 3.619.770,00 <
DAYAN PRAMANA Rp 1.004.900,00 V - - Rp 1.004.900,00 <
DEBIT BCA. Rp 22.690.054,00 V - - Rp 22.690.054,00 <
DINAS KESEHATAN PROV KALTIM Rp 7.039.873,00 V - - Rp 7.039.873,00 <
DISNAKER PROV. KALTIM Rp 28.307.471,00 V - - Rp 28.307.471,00 <
DISHUB BONTANG Rp 25.217.513,00 V - - Rp 25.217.513,00 <
Dr. Dani firnanda Rp 5.590.122,00 V - - Rp 5.590.122,00 <
Duo Mitra Oil Rp 1.994.994,00 V - - Rp 1.994.994,00 <
ENTERPRENUR Rp 2.150.000,00 V - - Rp 2.150.000,00 <
EPIC PRIMAFERTA CARDIATA Rp 1.389.650,00 V - - Rp 1.389.650,00 <
EXTRA BED/TRANSFER Rp 175.000,00 V - - Rp 175.000,00 <
FENDY (MEMBER FITNESS) Rp 299.999,00 V - - Rp 299.999,00 <
GP ANSOR Rp 16.760.366,00 V - - Rp 16.760.366,00 <
Keterangan Ref KKPenyesuaian
15
Lanjutan dari Tabel 4.7 Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha
H.HERRIYANSYAH ANDRIAN ST/5120 Rp 1.190.000,00 V - - Rp 1.190.000,00 <
HM. Rusli Rp 3.759.576,00 V - - Rp 3.759.576,00 <
HUTAMA KARYA Rp 4.087.476,00 V - - Rp 4.087.476,00 <
INDOMINCO MANDIRI, PT Rp 21.000.082,00 V - - Rp 21.000.082,00 <
KEMENTRIAN ESDM Rp 8.874.958,00 V - - Rp 8.874.958,00 <
KEMENTRIAN KEUANGAN EE2 Rp 57.177.749,00 V - - Rp 57.177.749,00 <
KITADIN, PT Rp 13.284.830,00 V - - Rp 13.284.830,00 <
Kaha Tour & Travel Rp 6.824.964,00 V - - Rp 6.824.964,00 <
Kaltim Prima Coal, PT Rp 2.482.850,00 V - - Rp 2.482.850,00 <
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Rp 18.975.628,00 V - - Rp 18.975.628,00 <
LANA HARITA INDONESIA, PT Rp 2.016.994,00 V - - Rp 2.016.994,00 <
LAP.TENNES FAMILY CLUB Rp 449.999,00 V - - Rp 449.999,00 <
LAUNDRY/SUTARNO Rp 197.524,00 V - - Rp 197.524,00 <
LINDA/BON 3116 RIDANA Rp 495.000,00 V - - Rp 495.000,00 <
Lap. Tennis BNI Rp 249.999,00 V - - Rp 249.999,00 <
MAHAKAM SUMBER JAYA, PT Rp 839.996,00 V - - Rp 839.996,00 <
MASTER CARD EE3 Rp 36.066.120,00 V - - Rp 36.066.120,00 <
MG.HOLLIDAY Rp 6.267.466,00 V - - Rp 6.267.466,00 <
Mandiri Club Rp 599.998,00 V - - Rp 599.998,00 <
Mesra Mining Group Rp 21.368.264,00 V - - Rp 21.368.264,00 <
Moshi-Mhosi T&T EE4 Rp 40.541.714,00 V - - Rp 40.541.714,00 <
Mujek Rp 3.364.651,00 V - - Rp 3.364.651,00 <
PAMA PERSADA, PT Rp 1.152.495,00 V - - Rp 1.152.495,00 <
16
PKT Bontang, PT EE5 Rp 64.296.209,00 V - - Rp 64.296.209,00 <
POLRESTA Rp 1.190.000,00 V - - Rp 1.190.000,00 <
PT. BUKIT MAKMUR Rp 1.620.949,00 V - - Rp 1.620.949,00 <
PT. FAJAR SURYA SWADAYA Rp 2.099.988,00 V - - Rp 2.099.988,00 <
PT. INDOMINCO MANDIRI Rp 3.199.853,00 V - - Rp 3.199.853,00 <
PT. KALTIM PARNA INDUSTRI Rp 664.998,00 V - - Rp 664.998,00 <
PT.ABICAM Rp 255.309,00 V - - Rp 255.309,00 <
PT.BINA SARANA SUKSES Rp 5.600.077,00 V - - Rp 5.600.077,00 <
PT.CONTROL SYSTEMS Rp 419.998,00 V - - Rp 419.998,00 <
PT.GEOCEAN INDONESIA Rp 9.366.574,00 V - - Rp 9.366.574,00 <
PT.SEMCO EE6 Rp 39.503.260,00 V - - Rp 39.503.260,00 <
Pemkot Balikpapan Rp 664.998,00 V - - Rp 664.998,00 <
Pertamina Rp 1.994.994,00 V - - Rp 1.994.994,00 <
Poltabes EE7 Rp 55.461.389,00 V - - Rp 55.461.389,00 <
RIDANA TARIGAN/3109/3110 Rp 990.000,00 V - - Rp 990.000,00 <
RIDANA TARIGAN/3112 Rp 990.000,00 V - - Rp 990.000,00 <
RIDANA TARIGAN/3122 Rp 495.000,00 V - - Rp 495.000,00 <
SEKJEN ESDM JAKARTA Rp 12.564.542,00 V - - Rp 12.564.542,00 <
SIH ROCHMAN/2116/2104 Rp 3.336.550,00 V - - Rp 3.336.550,00 <
SIH ROCHMAN/2124 Rp 1.190.000,00 V - - Rp 1.190.000,00 <
Samsat Rp 249.999,00 V - - Rp 249.999,00 <
Sanbe farma Rp 1.329.996,00 V - - Rp 1.329.996,00 <
Sri Ayu Miranda Rp 1.469.931,00 V - - Rp 1.469.931,00 <
17
Lanjutan dari Tabel 4.7 Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha Sucofindo, PT Rp 3.324.982,00 V - - Rp 3.324.982,00 <
TEGUH BUDI HARSO Rp 902.650,00 V - - Rp 902.650,00 <
TRAKINDO UTAMA, PT Rp 974.994,00 V - - Rp 974.994,00 <
MR.ANG (ulang tahun) EE8 Rp 54.745.376,00 V - - Rp 54.745.376,00 <
Universitas Mulawarman Rp 268.688,00 V - - Rp 268.688,00 <
VISA CARD EE9 Rp 32.737.474,00 V - - Rp 32.737.474,00 <
Vaya Tour,PT Rp 8.749.952,00 V - - Rp 8.749.952,00 <
WAHANA INTI SEJATI Rp 59.996,00 V - - Rp 59.996,00 <
IBU MARYA (wedding) Rp 502.150,00 V - - Rp 502.150,00 <
Wijaya Karya, PT Rp 8.241.057,00 V - - Rp 8.241.057,00 <
YAYASAN IRSYADIAH/SEKOLAH ARAB Rp 2.215.231,00 V - - Rp 2.215.231,00 <
Yayasan Bunga Bangsa Rp 62.280.935,00 V - - Rp 62.280.935,00 <
Yusan Triananda Rp 1.540.935,00 V - - Rp 1.540.935,00 <
Yusi Ananda Rp 2.574.466,00 V - - Rp 2.574.466,00 <
- -
- -
Rp 844.993.028,00 L - - Rp 844.993.028,00 <
^ ^ ^ ^
Saldo per buku dengan saldo per audit Piutang Usaha tidak terdapat selisih
sehingga tidak perlu membuat jurnal penyesuaian
Keterangan Tick Mark :
^, < checked footing , crossfooting
L cocok dengan buku besar piutang usaha
V cocok dengan buku besar pembantu piutang usaha
Klien Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:
MESRA Business & Resort Hotel E1
Skedul Tanggal: Tanggal:
KKP Piutang Usaha
18
Tabel 4.8 Kertas Kerja Daftar Konfirmasi
Jumlah per
Pelanggan (Rp)
1 Bank Kaltim Jl. Jend Sudirman 33 Samarinda 35.958.294,00 CB -
2 Kementerian Keuangan Jl. Dr. Wahidin No 1 Jakarta 57.177.749,00 CB -
3 Master Card Jl. Mulawarman 23 Samarinda 36.066.120,00 CB -
4 Moshi-moshi Tour & Travel Jl. Gubernur Suryo 1-3 Surabaya 40.541.714,00 CB -
5 PT Pupuk Kaltim Bontang Jl. James Simandjuntak No. 1 Bontang 64.296.209,00 CB -
6 PT SEMCO Jl. Jend.Gatot Subroto No.42 Jakarta 39.503.260,00 CB -
7 Poltabes Jl. Bhayangkara Samarinda 55.461.389,00 CB -
8 mr. Ang Jl. Pesona Mahakam Blok A1 No.15 Smd 54.745.376,00 NR -
9 Visa Card Jl. Imam Bonjol 31 A-B Samarinda 32.737.474,00 NR -
416.487.585,00 -
^ ^
CB : Confirm Balance
NR : No Reply
Keterangan Tick Mark :
^ checked footing
Klien Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:
MESRA Business & Resort Hotel EE
Skedul Tanggal: Tanggal:
KKP Piutang Usaha
No Pelanggan Alamat Hasil Konfirmasi Perbedaan
19
Tabel 4.9 Ikhtisar Hasil Konfirmasi Piutang Usaha
POSITIF NEGATIF
PERUSAHAAN: MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL TANGGAL NERACA: 31-Des-11
NAMA PERKIRAAN TANGGAL SALDO YANG
Piutang Usaha TAHUN INI TAHUN LALU DIKONFIRMASI: 31-Des-11
RANDOM RANDOM
TANGGAL PENGIRIMAN
KONFIRMASI: 03-Sep-12 KONFIRMASI PERTAMA KONFIRMASI KEDUA
Rp Pelanggan
Jumlah Piutang 844.993.028,00 80 Rp Pelanggan Rp Pelanggan
Jumlah Konfirmasi yang Dikirim 416.487.585,00 9 49% 11% 100% 100%
Jawaban Konfirmasi
Jawaban Setuju 329.004.735,00 7 39% 9% 79% 78%
Jawaban Berbeda:
a. Bisa Direkonsiliasi - - - - - -
b. Tidak Bisa Direkonsiliasi - - - - - -
Dikembalikan Kantor - - - - - -
Pos Tidak Dijawab 87.482.850,00 2 10% 3% 21% 22%
PARAF TANGGAL PARAF TANGGAL
DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH
IKHTISAR HASIL KONFIRMASI
METODE SAMPLING
% dari
TotalKonfirmasi yang
Dikirim
20
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan uraian yang
tertuang dalam pembahasan berikut:
Kertas kerja yang pertama kali dibuat oleh penulis adalah audit program. Audit
program berisi tujuan dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan selama proses pemeriksaan
piutang usaha MESRA Business & Resort Hotel. Untuk memulai pemeriksaan dilakukan
kuesioner pihak terkait tentang struktur pengendalian intern atas proses penjualan kredit. Alat
analisis yang digunakan adalah Internal Control Questionnaries (ICQ), kemudian dibuat
kesimpulan bahwa struktur pengendalian intern MESRA Business & Resort Hotel sudah
memadai. Selain itu diperoleh informasi bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak
melakukan perhitungan pencadangan piutang tidak tertagih dan tidak ada pencatatan kerugian
piutang, karena apabila terdapat piutang yang tidak tertagih sehingga timbul kerugian piutang
dicatat sebagai piutang karyawan. Sehingga penulis melakukan perhitungan untuk
mendapatkan nilai cadangan kerugian piutang yang seharusnya dicantumkan untuk
mengurangi jumlah piutang usaha pada neraca.
Dari perhitungan untuk menentukan cadangan kerugian piutang dengan metode analisis
umur piutang yang dilakukan penulis, hasil yang didapat yaitu sebesar Rp29.556.445,00.
Kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan pembuatan kertas kerja pemeriksaan yang terdiri
dari Kertas Kerja Neraca, Kertas Kerja Laba Rugi, Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang, Kertas
Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha, Daftar Konfirmasi, Ikhtisar Hasil Konfirmasi Piutang
Usaha.
Pada KKP Piutang Usaha, tidak ditemukan adanya kesalahan pencatatan atau kesalahan
perhitungan, sehingga tidak diperlukan adanya penyesuaian. Penyesuaian baru dilakukan
pada KKP Piutang, karena adanya rekening Cadangan Kerugian Piutang sebesar
Rp29.556.445,00 yang mengurangi saldo Piutang per buku dari Rp1.267.166.857,73 menjadi
Rp1.237.610.412,73.
Pada KK Laba Rugi dapat dilihat adanya penyeseuaian dengan adanya Kerugian
Piutang (Bad Debt Expense) sebesar Rp29.556.445,00, sehingga mengurangi laba bersih
(Earnings after Tax) dari Rp8.563.433.217,87 menjadi Rp8.533.876.772,87. Sedangkan pada
KK Neraca dapat dilihat bahwa saldo piutang usaha tidak mengalami perubahan, namun
penyesuaian yang terjadi yaitu terdapat Cadangan Kerugian Piutang sebesar Rp29.556.445,00
di sebelah kredit pada bagian Aset dan pada bagian Hutang & Modal, Laba Tahun Berjalan
dikurangi sebesar Rp29.556.445,00.
Setelah itu untuk meyakinkan saldo piutang debitur, maka dikirimkan konfirmasi
piutang kepada pelanggan yang masih memiliki saldo piutang per 31 Desember 2011 yang
saldonya di atas Rp30.000.000,00. Dari sembilan konfirmasi yang dikirimkan, tujuh
pelanggan menyatakan bahwa saldo piutang sesuai dengan perhitungan pelanggan dan dua
pelanggan tidak mengirim kembali konfirmasinya.
Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas maka penulis dapat memberikan jawaban
dari permasalahan yang dikemukakan sebelumnya yaitu bahwa saldo piutang usaha yang
tercantum dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel per 31 Desember
belum disajikan secara wajar karena belum dikurangi dengan cadangan kerugian piutang.
Berdasarkan analisis dan paparan pembahasan di atas disusun neraca komparatif
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Neraca Komparatif - Aset
21
Per Buku Koreksi Per Audit
31/12/2011 31/12/2011
Aktiva Lancar
K a s Rp 147.139.715,22 Rp 147.139.715,22
B a n k Rp 2.276.186.426,41 Rp 2.276.186.426,41
Piutang Usaha Rp 844.993.028,00 Rp 844.993.028,00
Piutang Lain-lain Rp 422.173.829,73 Rp 422.173.829,73
Cadangan Kerugian Piutang 29.556.445,00 Rp (29.556.445,00)
Persediaan Barang Dagang Rp 484.579.318,12 Rp 484.579.318,12
Uang Muka Pajak Pendapatan Rp 778.499.367,19 Rp 778.499.367,19
Uang Muka Lain-Lain Rp 56.205.860,33 Rp 56.205.860,33
Total Aktiva Lancar Rp 5.009.777.545,00 Rp 4.980.221.100,00
Aktiva Tetap
Aktiva Tetap Rp 73.902.185.522,36 Rp 73.902.185.522,36
Akum.Penyusutan Aktiva Tetap Rp -20.842.585.070,08 Rp -20.842.585.070,08
Nilai Buku Rp 53.059.600.452,28 Rp 53.059.600.452,28
Aktiva Tetap Lain-Lain
Koperasi Rp 303.768,69 Rp 303.768,69
Piutang Hubungan Istimewa Rp 10.249.086.914,70 Rp 10.249.086.914,70
Total Aktiva Lain-Lain Rp 10.249.390.683,39 Rp 10.249.390.683,39
TOTAL AKTIVA Rp 68.318.768.680,67 29.556.445,00 Rp 68.289.212.235,67
MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL
NERACA KOMPARATIF
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.11 Neraca Komparatif – Hutang & Modal
Per Buku Koreksi Per Audit
31/12/2011 31/12/2011
Hutang Lancar
Hutang Dagang Rp 2.152.972.900,11 Rp 2.152.972.900,11
Hutang Gaji Rp 503.461.477,67 Rp 503.461.477,67
Hutang Service Karyawan Rp 229.126.181,20 Rp 229.126.181,20
Hutang Rekonsiliasi Bank - -
Hutang PPh 21. Karyawan Rp 26.714.625,33 Rp 26.714.625,33
Hutang Pbn. I Rp 5.780.441.064,46 Rp 5.780.441.064,46
Hutang Pajak Perseroan Rp 781.309,64 Rp 781.309,64
Hutang Deposit Tamu Rp 153.071.804,08 Rp 153.071.804,08
Hutang Lain-lain Rp 925.113.735,64 Rp 925.113.735,64
Hutang Voucher Mesra Rp 42.888.973,29 Rp 42.888.973,29
Pendapatan diterima dimuka Rp 258.537.205,61 Rp 258.537.205,61
Total Hutang Lancar Rp 10.073.109.277,04 Rp 10.073.109.277,04
Hutang Jangka Panjang
Hutang Bank BPD Rp 36.314.616.086,98 Rp 36.314.616.086,98
Laba tahun tahun lalu Rp 4.162.498.301,38 Rp 4.162.498.301,38
Laba (rugi) tahun berjalan Rp 8.563.433.217,87 (29.556.445,00) Rp 8.533.876.772,87
TOTAL HUTANG DAN MODAL Rp 68.318.768.680,67 29.556.445,00 Rp 68.289.212.235,67
MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL
NERACA KOMPARATIF
Sumber: Data Diolah
22
Tabel 4.12 Laporan Laba Rugi Komparatif
Per Buku Koreksi Per Audit
31/12/2011 31/12/2011
PENJUALAN Rp 39.681.726.130,00 Rp 39.681.726.130,00
BEBAN PENJUALAN Rp (5.425.625.277,00) Rp (5.425.625.277,00)
LABA KOTOR Rp 34.256.100.853,00 Rp 34.256.100.853,00
BEBAN USAHA Rp (8.587.634.803,13) Rp (8.587.634.803,13)
KERUGIAN PIUTANG - (29.556.445,00) Rp (29.556.445,00)
LABA USAHA Rp 25.668.466.049,87 Rp 25.638.909.604,87
BEBAN LAIN-LAIN Rp (7.894.446.926,00) Rp (7.894.446.926,00)
EBIT Rp 17.774.019.123,87 Rp 17.744.462.678,87
DEPRESIASI/AMORTISASI Rp (4.258.392.736,00) Rp (4.258.392.736,00)
PBB - -
BUNGA Rp (4.872.131.170,00) Rp (4.872.131.170,00)
ASURANSI ASET Rp (80.062.000,00) Rp (80.062.000,00)
EAT Rp 8.563.433.217,87 (29.556.445,00) Rp 8.533.876.772,87
MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL
LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF
Sumber: Data Diolah
V. Penutup
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan rangkaian pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap piutang MESRA
Business & Resort Hotel, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Diketahui saldo piutang per buku Rp1.267.166.857,73 dan saldo piutang per audit
Rp1.237.610.412,73.
2. Setelah dilakukan pemeriksaan piutang pada laporan keuangan MESRA Business
& Resort Hotel untuk periode 31 Desember 2011 ditemukan bahwa tidak dilakukan
perhitungan dan pencatatan Cadangan Kerugian Piutang pada Neraca MESRA
Business & Resort Hotel. Sehingga penulis perlu melakukan perhitungan
Cadangan Kerugian Piutang yang hasilnya sebesar Rp29.556.445,00. Kemudian
penulis melakukan penyesuaian dengan menambahkan Cadangan Kerugian Piutang
pada Neraca dan mengurangi Laba Tahun Berjalan sebesar Rp29.556.445,00.
B. Saran
Sebagai bahan masukan bagi MESRA Business & Resort Hotel, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya melakukan perhitungan Cadangan Kerugian Piutang kemudian
dicantumkan dalam laporan keuangan Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi di
Indonesia yaitu SAK, agar jumlah piutang yang ditunjukkan dalam Neraca dapat
lebih sesuai dengan kenyataan.
2. Untuk piutang yang sudah jatuh tempo hendaknya segera dilakukan penagihan.
Apabila terdapat piutang yang tidak dapat ditagih maka segera dilakukan
pencatatan penghapusan piutang.
3. Segera membenahi kelemahan-kelemahan dalam pengendalian yaitu pemisahan
tugas dan tanggung jawab yang lebih tegas agar terhindar dari kesengajaan dalam
penyelewengan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jilid 1. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
. 2004. Auditing oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jilid 2. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Baridwan, Zaki. 2004. INTERMEDIATE ACCOUNTING, Edisi Kedelapan. BPFE.
Yogyakarta.
Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters. 2002. AUDITING, Edisi Kelima,
Jilid I, Erlangga, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2006. Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari
2001, PT. Salemba Empat, Jakarta.
Jusup, Al Haryono. 2005. Dasar-dasar AKUNTANSI, Edisi 6, Jilid 2, Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Simamora, Henry. 2002. Auditing, Edisi Ke-1, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.