Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RELAPSE YANG BEROBAT DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4)
MEDAN TAHUN 2000-2007
SKRIPSI
Oleh :
MEIRTHA YOLANDA SITEPU NIM 061000304
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RELAPSE YANG BEROBAT DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4)
MEDAN TAHUN 2000-2007
S K R I P S I
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
MEIRTHA YOLANDA SITEPU NIM. 061000304
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RELAPSE YANG BEROBAT DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4)
MEDAN TAHUN 2000-2007
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 13 Januari 2009
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji Ketua Penguji Penguji I
MEIRTHA YOLANDA SITEPU NIM. 061000304
Prof.dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH drh. Rasmaliah, M.Kes NIP : 132 084 988 NIP : 390 009 523
Penguji II Penguji III
dr. Achsan Harahap, MPH Drs. Jemadi, M.Kes NIP : 130 318 031 NIP : 131 996 168
Medan, Februari 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
dr. Ria Masniari Lubis, Msi NIP : 131 124 053
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) Paru masih menjadi masalah kesehatan baik di Indonesia maupun di dunia dan merupakan penyebab utama kematian. Tahun 2002 dilaporkan jumlah penderita TB Paru Bacil Tahan Asam/BTA+ di Indonesia dari jumlah penduduk 236.355.303 terdapat 581.847 penderita dengan proporsi sebesar (0,24%). Angka ini menunjukkan Indonesia di peringkat ke tiga setelah India dan Cina. Untuk mengetahui karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4 )Medan tahun 2000-2007, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain Case Series dan dilanjutkan analisa statistik Chi-Square. Populasi dan Sampel adalah 111 data penderita TB Paru (total sampling). Trend penderita TB Paru Relapse tahun 2000-2007 cenderung menurun dengan persamaan garis y = 26.46-2,80x. Proporsi penderita TB Paru Relapse tahun 2000 (23,4%), umur 15-55 (92,8%), jenis kelamin laki-laki (68,9%), agama Islam (23,1%), suku Jawa (44,1), pendidikan SLTP/Sederajat (36,0%), pekerjaan wiraswasta (47,7%), status perkawinan kawin (70,3%),PMO keluarga (87,4%), kepatuhan berobat patuh (79,3%), konversi sputum tahap intensif (81,5 %), konversi sputum tahap lanjutan (87,0), tempat berobat terdahulu puskesmas (70,3%),Hasil akhir pengobatan sembuh/pengobatan lengkap (75,7%). Tidak ada perbedaan proporsi umur, jenis kelamin, PMO berdasarkan hasil akhir pengobatan. Ada perbedaan proporsi tahap pengobatan intensif ,tahap pengobatan lanjutan, kepatuhan berobat, Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan.Tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan berobat. Kepada pihak Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan agar melakukan penyuluhan kepada penderita dan Pengawas Menelan Obat (PMO) supaya penderita dapat menjalani pengobatan secara teratur sampai sembuh Kata kunci: TB Paru ,Relapse, Karakteristik Penderita
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Meirtha Yolanda Sitepu
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 11 September 1985
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Jl. Gaperta Ujung Gg Bakti NO 33 Medan
Riwayat Pendidikan
Tahun 1991 – 1997 : SD Tunas Kartika I Medan
Tahun 1997 – 2000 : SLTP Negeri 18 Medan
Tahun 2001 – 2003 : SMU Khatolik Budi Murni 1 Medan
Tahun 2003 – 2006 : Akademi Kebidanan Deli Husada Deli Tua
Tahun 2006 – 2008 : FKM USU Medan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
”Karakteristik Penderita TB Paru Relapse Yang Berobat di Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ”. Skripsi ini adalah salah
satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH, selaku ketua Departemen
Epidemiologi FKM USU dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan
bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Ibu drh. Rasmaliah, Mkes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan
bimbingannya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
4. Bapak dr. Achsan Harahap, MPH, selaku Dosen Penguji I yang telah banyak
memberikan masukan dan kritikan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
memberikan sumbangan pikiran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Departemen Epidemiologi FKM USU Medan.
7. Bapak dr. H. Adlan N. Lufti S.Sp.P, Selaku Kepala Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP.4) yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
8. Terima kasih kepada Papa Drs. SM.Sitepu, MHum, mama Dra. M.Sembiring,
MPd, serta adik-adikku Melinda dan Michi yang paling kusayangi yang selalu
memberikan semangat dan doa kepada penulis.
9. Teman-temanku : Mey, Bang Agus, Alin, Bang Alvian, Kak Imel, Bang Dedy,
Bang Budi dan seluruh rekan peminatan epidemiologi yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih buat motivasi dan kebersamaannya.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan dapat dijadikan acuan bagi penelitiaan selanjutnya. Semoga Tuhan yang
Maha Kuasa senantiasa menyertai kita semua. Amin.
Medan, Januari 2009
Penulis
Meirtha Yolanda Sitepu
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Pengesahan ................................................................................. i Abstrak ....................................................................................................... ii Riwayat Hidup Penulis .............................................................................. iii Kata Pengantar .......................................................................................... iv Daftar Isi .................................................................................................... vi Daftar Tabel ............................................................................................... ix Daftar Gambar ........................................................................................... xi BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 4 1.3. Tujuan Umum ........................................................................... 4 1.3.1. Tujuan Umum ................................................................... 4 1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................. 5 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Tuberkulosis Paru Relapse ........................................... 7 2.2. Etiologi ...................................................................................... 7 2.3. Patogenesis ................................................................................ 7 2.3.1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya TB Paru Relapse .............................................................................. 8 2.4. Klasifikasi Tuberkulosis ............................................................ 8 2.4.1. Tuberkulosis Paru ............................................................. 8 2.4.2. Tuberkulosis Ekstra Paru .................................................. 9 2.5. Gejala Tuberkulosis Paru ........................................................... 10 2.5.1. Gejala Sistemik ................................................................. 10 2.5.2. Gejala Respiratorik ........................................................... 10 2.6. Diagnosa Tuberkulosis Paru ...................................................... 11 2.6.1. Pemeriksaan Bakteriologis ................................................ 11 2.6.2. Pemeriksaan Radiologis .................................................... 12 2.6.3. Pemeriksaan Laboratorium ................................................ 12 2.6.4. Pemeriksaan Uji Tuberkulin .............................................. 13 2.7. Pengobatan Tuberkulosis Paru ................................................... 13
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
2.7.1. Tahap Pengobatan ............................................................. 13 2.7.2. Kategori Pengobatan ......................................................... 14 2.7.3. Hasil Akhir Pengobatan ..................................................... 15 2.7.4. Pengawas Menelan Obat (PMO) ........................................ 16 2.8. Epidemiologi Tuberkulosis Paru Relapse ................................... 17 2.8.1. Distribusi Penderita Tubrekulosis Paru Relapse ................. 17 2.8.2. Faktor Determinan Tuberkulosis Paru Relapse .................. 18 2.9. Pencegahan Tuberkulosis Paru ................................................... 22 2.9.1. Pencegahan Pertama ......................................................... 22 2.9.2. Pencegahan Kedua ............................................................ 23 2.9.3. Pencegahan Ketiga ............................................................ 23 BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep ...................................................................... 24 3.2. Defenisi Operasional ................................................................. 24 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 28 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 28 4.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................... 28 4.2.2. Waktu Penelitian ............................................................... 28 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 28 4.3.1. Populasi ............................................................................ 28 4.3.2. Sampel .............................................................................. 28 4.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 29 4.5. Teknik Analisa Data .................................................................. 29 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 30 5.2. Tenaga Kesehatan Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan ........................................................................................ 30 5.3. Distribusi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tahun ......... 31 5.4. Sosiodemografi Penderita TB Paru Relapse ............................... 32 5.4.1. Pengawas Menelan Obat (PMO) Penderita TB Paru Relapse 34 5.4.2. Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Relapse ................. 35 5.4.3. Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan Penderita TB Paru Relapse ................................................. 35 5.4.4. Tempat Berobat Terdahulu Penderita TB Paru .................. 36 5.4.5. Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse .......... 37 5.5. Analisa Statistik ......................................................................... 38 5.5.1. Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan
Hasil akhir Pengobatan ..................................................... 38 5.5.2. Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hasil Akhir Pengobatan .................................................... 39 5.5.3. Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ........ 40 5.5.4. Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan 41 5.5.5. Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ....................................................................... 42 5.5.6. Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan .............................................................. 43 5.5.7. Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan ....................................................... BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Penderita TB Paru Relapse dan Kecendurungan Berdasarkan Tahun ........................................................................................ 45 6.2. Sosiodemografi Penderita TB Paru Relapse ............................... 46 6.2.1. Umur ................................................................................. 46 6.2.2. Jenis Kelamin ................................................................... 47 6.2.3. Agama .............................................................................. 48 6.2.4. Suku ................................................................................. 49 6.2.5. Pendidikan ........................................................................ 50 6.2.6. Pekerjaan .......................................................................... 51 6.2.7. Status Perkawinan ............................................................. 52 6.2.8. Pengawas Menelan Obat (PMO) ....................................... 53 6.2.9. Kepatuhan Berobat ............................................................ 54 6.2.10. Konversi Sputum ............................................................ 55 6.2.11. Tempat Berobat Terdahulu .............................................. 56 6.2.12. Hasil Akhir Pengobatan .................................................. 57 6.3. Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ................................................................................ 58 6.4. Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ................................................................................. 59 6.5. Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ............................... 60 6.6. Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan .................. 61 6.7. Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan .......... 62 6.8. Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ................................................................................. 63 6.9. Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat 65 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ............................................................................... 67 7.2. Saran ......................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
LAMPIRAN
Master Data Print Out SPSS Surat Survei Pendahuluan Survei Selesai Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ....................... 30 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan
Tahun Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............................... 31
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan
Sosiodemografi di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ....................................... 32
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan
Pengawas Menelan Obat (PMO) di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ........ 34
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan
Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............................... 35
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan
Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ................................................................................ 36
Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan
Tempat Berobat Terdahulu di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ......................... 37
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan
Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ......................... 37
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .......... 38
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .......... 39
Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir
Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ................................................................................... 40
Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir
Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .................................................................................. 41
Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil
Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ......................................... 42
Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO)
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .......... 43
Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO)
Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .......... 44
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1. Diagram Bar dan Garis Distribusi Proporsi Penderita TB Paru
Relapse Berdasarkan Tahun di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............................. 45
Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Umur di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............................................. 46
Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Jenis Kelamin di Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..................................... 47
Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Agama di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............................................. 48
Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Suku di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............................................. 49
Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Pendidikan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..................................... 50
Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pekerjaan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-
Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..................................... 51
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Status Perkawinan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............................ 52
Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ....................................................................................... 53
Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Kepatuhan Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............. 54
Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............................................................................. 55
Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Tempat Berobat Terdahulu Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............. 56
Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............. 57
Gambar 6.14. Diagram Bar Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............. 58
Gambar 6.15. Diagram Bar Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru –Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............. 59
Gambar 6.16. Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir
Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ....................................................... 60
Gambar 6.17. Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir
Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ....................................................... 61
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.18. Diagram Bar Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............................................. 62
Gambar 6.19. Diagram Bar Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO)
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............. 63
Gambar 6.20. Diagram Bar Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO)
Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............. 65
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Adapun salah satu pokok program pembangunan kesehatan tersebut adalah program
pemberantasan penyakit menular dan imunisasi yaitu untuk menurunkan angka
kesakitan, kecacatan, dan kematian dari penyakit menular serta mengurangi dampak
sosial akibat penyakit agar tidak menjadi masalah kesehatan.1
Dewasa ini banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada
yang telah dibasmi berkat kemajuan teknologi, akan tetapi masalah penyakit menular
masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk negara berkembang salah
satunya adalah penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru).2
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit menular
yang telah di kenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak diketemukannya kuman
penyebab TB Paru oleh Robert Koch tahun 1882 di Berlin, namun sampai saat ini
penyakit TB Paru masih merupakan masalah kesehatan baik di Indonesia maupun di
dunia dan merupakan penyebab utama kematian.3,4
Tuberkulosis Paru (TB Paru) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia,
menurut World Health Organisation (WHO) insiden TB Paru berkisar 8 juta
penduduk di seluruh dunia per tahun dan hampir 3 juta orang meninggal akibat TB
Paru setiap tahun (WHO 1993).5
Data WHO tahun 1996, menunjukkan bahwa Insidence Rate (IR) TB Paru di
beberapa negara ASEAN seperti Malaysia sebesar 62,7 per 100.000 penduduk,
Filipina sebesar 400,5 per 100.000 penduduk, Singapura sebesar 25,6 per 100.000
penduduk, Thailand sebesar 67,1 per 100.000 penduduk sedangkan di Indonesia
sebesar 67,7 per 100.000 penduduk. Angka ini menunjukkan bahwa pada tahun 1996
penyakit TB Paru tertinggi di Filipina.6
Pada tahun 1999, WHO menyatakan bahwa Prevalensi TB Paru di Indonesia
sekitar 715.000, di mana proporsi Basil Tahan Asam/BTA+ dengan Prevalence Rate
(PR) 240 per 100.000 penduduk dan Cause Spesifik Death Rate (CSDR) TB Paru
17,5 per 100.000 penduduk per tahun dengan Case Fatality Rate (CFR) 24,5 %.7
Pada tahun 2002 di laporkan jumlah penderita TB Paru Bacil Tahan
Asam/BTA+ di India dari 1.140.455.260 penduduk terdapat 1.820.369 orang
penderita dengan proporsi sebesar (0,16%), di China dari 1.326.526.462 penduduk
1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
terdapat sebanyak 1.447.947 orang penderita dengan proporsi sebesar (0,11%), dan di
Indonesia dari jumlah penduduk 236.355.303 terdapat 581.847 penderita dengan
proporsi sebesar (0,24%). Angka ini menunjukkan Indonesia di peringkat ke-3 dunia
dalam jumlah kasus TB Paru setelah India dan China.8
Menurut Surkesnas tahun 2004 menyatakan Indonesia Timur adalah kawasan
paling banyak penderita TB Paru BTA+, dengan Prevalence Rate sebesar 189 per
100.000 penduduk, sedangkan Prevalence Rate Nasional 186 per 100.000 penduduk.
Bila secara regional, maka Prevalence Rate untuk Jawa-Bali sebesar 67 per 100.000,
Insidence Rate sebesar 63 per 100.000 penduduk sedangkan Sumatera Prevalence
Rate sebesar 160 per 100.000 penduduk.9
Pada tahun 2000 di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaporkan
dari jumlah penduduk 3.343.651 terdapat 38 kasus penderita TB Paru Relapse.
Sedangkan di Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk 36.294.280 terdapat 409
kasus penderita TB Paru Relapse.10,11
Berdasarkan data Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2006
tercatat dari 18.955 jumlah penderita TB Paru terdapat 215 (1,13%) jumlah penderita
TB Paru Relapse, sedangkan jumlah penderita TB Paru Relapse tertinggi di seluruh
Kabupaten/Kota terdapat di Kabupaten Simalungun yaitu dari 953 jumlah penderita
TB Paru terdapat 25 orang jumlah penderita TB Paru Relapse dengan proporsi
sebesar (11,63%).12
Dari data yang ada di Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2006 tercatat di
seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Medan jumlah penderita TB Paru
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
sebanyak 2.769 orang, dan proporsi yang dinyatakan kambuh (relapse) sebesar 16
orang (0,57%).13
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru merupakan unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Propinsi Sumatera Utara yang menyelenggarakan upaya kesehatan paru
serta mengatasi masalah kesehatan paru masyarakat secara menyeluruh dan terpadu
dalam satu wilayah kerja. Jumlah penderita TB Paru Relapse berdasarkan data
Rekam Medik di BP4 Medan tahun 2000-2007 yaitu pada tahun 2000 sebanyak 26
orang (23,4%), pada tahun 2001 mengalami penurunan sebanyak 21 orang (18,9%),
tahun 2002 sebanyak 18 orang (16,2%), tahun 2003 menurun sebanyak 15 orang
(13,5%), tahun 2004 sebanyak 9 orang (8,1%), pada tahun 2005 mengalami
penurunan menjadi 4 orang (3,6%), tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 13
orang (11,7%), dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 5 orang (4,5%),
sehingga di peroleh data penderita TB Paru Relapse tahun 2000-2007 sebanyak 111
orang. Berdasarkan uraian diatas terjadinya kasus kambuh (relapse) pada Penderita
TB Paru yang menjalani pengobatan ulang (retreatment) di BP4 Medan disebabkan
oleh karena pengobatan yang tidak teratur serta kombinasi obat yang dapat
menimbulkan terjadinya resistensi (Drug resistance tuberkulosis /DR-TB) dan (Multi
drug resistence/MDR-TB).14
Penelitian yang dilakukan Zulkarnain (2005) menemukan, bahwa penderita
TB Paru dengan kasus kambuh (relapse) yang resisten terhadap kuman
Mycobacterium tuberkulosis di Kabupaten Deli Serdang tahun 2004 dari 11 orang
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
penderita TB Paru relapse terdapat 10 orang (90,9%) yang mengalami DR-TB dan 1
orang (9,10%) yang mengalami MDR-TB.15
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang
karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di BP4 Medan tahun 2000-
2007.
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di
BP4 Medan tahun 2000-2007.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di
BP4 Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kecenderungan penderita TB Paru Relapse yang berobat di
BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) Medan dari tahun 2000-2007.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan
sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, pendidikan,
dan status perkawinan).
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan
pengawas menelan obat (PMO).
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan
tempat berobat terdahulu.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan
hasil akhir pengobatan.
f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan
konversi sputum tahap intensif dan lanjutan.
g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan
kepatuhan berobat
h. Untuk mengetahui perbedaan konversi sputum tahap intensif berdasarkan
distribusi proporsi hasil akhir pengobatan.
i. Untuk mengetahui perbedaan konversi sputum tahap lanjutan berdasarkan
distribusi proporsi hasil akhir pengobatan
j. Untuk mengetahui perbedaan umur berdasarkan distribusi proporsi hasil akhir
pengobatan
k. Untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin berdasarkan distribusi proporsi
hasil akhir pengobatan.
l. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi kepatuhan berobat
berdasarkan hasil akhir pengobatan.
m. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi Pengawas Menelan Obat
(PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan.
n. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi Pengawas Menelan Obat
(PMO) berdasarkan kepatuhan berobat.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan dalam program pencegahan dan penanggulangan TB
Paru Relapse
1.4.2. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk mencapai gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM) di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
1.4.3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi pihak yang membutuhkan dan
yang ingin melanjutkan penelitian tentang tuberkulosis.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Tuberkulosis Paru Relapse
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis), yang sebagian besar kuman
tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Sedangkan Tuberkulosis Paru Relapse adalah penderita TB Paru yang sebelumnya
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
mendapatkan pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh kemudian datang
kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak Basil Tahan Asam/BTA+.15
2.2. Etiologi
TB Paru Relapse disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang
panjangnya 1-4 µm dan lebarnya antara 0,3-0,6 µm. Kuman akan tumbuh optimal
pada suhu sekitar 37º C dengan tingkat PH optimal pada 6,4-7,0.16
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
Kuman tuberkulosis cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan
hidup berhari-hari sampai berbulan-bulan di tempat yang gelap dan lembab. Dalam
jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.15
2.3. Patogenesis
Sumber Penularan adalah penderita TB BTA+ yang dapat menularkan kepada
orang yang berada disekitarnya atau disekelilingnya terutama kontak erat dengan
penderita. Pada waktu batuk atau bersin penderita menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk droplet nuklei. Partikel yang mengandung kuman ini dapat bertahan di
udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang
baik dan kelembaban. Dalam suasana yang lembab dan gelap, kuman dapat bertahan
berhari-hari sampai berbulan-bulan.17
Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran
pernafasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia kuman tersebut dapat
7
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem
saluran limfe, saluran nafas atau langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.18
2.3.1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya TB Paru Relapse :
a. Harus ada infeksi
b. Jumlah basil sebagai penyebab infeksi harus cukup.
c. Virulensi yang tinggi dari basil tuberkulosis.
d. Daya tahan tubuh yang menurun memungkinkan basil berkembang biak dan
keadaan ini menyebabkan timbulnya kembali penyakit TB Paru.
e. Perilaku kebiasaan merokok dan meminum alkohol.
f. Pengobatan yang terlalu pendek
g. Kemungkinan resistensi obat.16,19
2.4. Klasifikasi Tuberkulosis
2.4.1. Tuberkulosis Paru
TB Paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk
pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil 3 kali pemeriksaan dahak, radiologis atau
kultur Mycobacterium tuberkulosis. TB ini dibagi atas :
a. Tuberkulosis Paru BTA Positif
i. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu)
hasilnya BTA positif.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
ii. Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
menunjukkan gambaran TB aktif.
b. Tuberkulosis Paru BTA Negatif
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen
dada menunjukkan gambaran TB aktif. TB Paru BTA negatif rontgen positif di bagi
berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk
berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru
yang luas dan keadaan umum penderita buruk.
2.4.2. Tuberkulosis Ekstra Paru
TB yang menyerang organ tubuh lain selain paru misalnya pleura, selaput
otak, selaput jantung (pericardium, kelenjar limfe, tulang, persedian, kulit, usus,
ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain). TB Ekstra Paru dibagi
berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu:
a. TB Ekstra Paru Ringan
Misalnya : TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali
tulang belakang) sendi dan kelenjar adrenal.
b. TB Ekstra Paru Berat
Misalnya : meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleoritis eksudativa
duplex, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.15
2.5. Gejala Tuberkulosis Paru
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Keluhan yang dirasakan penderita TB Paru dapat bermacam-macam atau
malah tanpa keluhan sama sekali. Gejala klinik TB Paru dapat dibagi atas 2 golongan,
yaitu : gejala sistemik dan gejala respiratorik.
2.5.1. Gejala Sistemik
a. Demam
Demam merupakan gejala pertama dari TB Paru, biasanya timbul pada sore
dan malam hari disertai keringat mirip demam influenza yang segera mereda. Demam
dapat hilang timbul dan makin lama makin panjang masa serangannya. Demam dapat
mencapai suhu tinggi yaitu 40º- 41ºC.
b. Malaise
Karena TB Paru bersifat radang menahun maka dapat terjadi rasa tidak enak
badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan makin kurus, sakit kepala, mudah
lelah dan pada wanita kadang-kadang dapat terjadi gangguan siklus haid.
2.5.2. Gejala Respiratorik
a. Batuk
Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan bronkus,
selanjutnya akibat adanya peradangan pada bronkus batuk akan menjadi produktif.
Batuk produktif ini berguna untuk membuang produk-produk ekskresi peradangan.
Dahak dapat bersifat mukoid atau purulen.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
b. Batuk Darah
Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah. Batuk darah tidak selalu
timbul akibat pecahnya aneurisma pada dinding kavitas, dapat juga terjadi karena
ulserasi pada mukosa bronkus.
c. Sesak Nafas
Gejala ini di temukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru yang
cukup luas. Pada awal penyakit gejala ini tidak pernah didapat.
d. Nyeri Dada
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan yang terdapat di pleura terkena, gejala
ini dapat bersifat lokal atau pleuritik.8,16
2.6. Diagnosa TB Paru
Penetapan diagnosis TB Paru hampir sama pada semua tingkatan umur.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan diagnosis TB Paru adalah
sebagai berikut:
2.6.1. Pemeriksaan Bakteriologis
Tanda pasti penderita TB Paru ditetapkan dengan pemeriksaan kultur yang
membutuhkan waktu sekitar 6-8 minggu. Pemeriksaan dahak 3 kali, identik dengan
pemeriksaan kultur pemeriksaan dahak ini lebih cepat dan lebih murah. Pemeriksaan
tersebut berupa pemeriksaan mikroskopis dari dahak yang telah dibuat sediaan hapus
dan diwarnai secara Ziehl Neelsen. Bila kuman BTA dijumpai 2 kali dari 3 kali
pemeriksaan penderita disebut penderita BTA+ menular. Jumlah kuman yang
ditemukan merupakan informasi yang sangat penting karena berhubungan dengan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
derajat penularan penderita maupun dengan beratnya penyakit. Sebagian di Negara-
negara berkembang, pemeriksaan dahak secara mikroskopik merupakan satu-satunya
cara dimana diagnosis TB Paru dapat dipastikan.3
Pencatatan hasil pembacaan berdasarkan skala IUATLD (International Union
Against Tuberculosis and Lung Disease) tahun 2000 adalah sebagai berikut:
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negatif
2. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, hasilnya meragukan
3. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + atau (1+)
4. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut ++ atau (2+)
5. Ditemukan > 10 BTA dalam I lapang pandang disebut +++ atau (3+)15
2.6.2. Pemeriksaan Radiologis (Foto Rontgen)
Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara praktis untuk
menemukan lesi tuberkulosis. Pemeriksaan ini memang membutuhkan biaya lebih
dibandingkan pemeriksaan sputum. Pemeriksaan khusus yang kadang-kadang juga
diperlukan adalah bronkografi yakni untuk melihat kerusakan bronkus atau paru yang
disebabkan oleh TB. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan bila penderita akan
menjalani pembedahan paru.16,17,20
2.6.3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah
Pemeriksaan darah kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang-
kadang meragukan. Pada saat TB aktif, akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
meninggi dengan diferensiasi pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih dibawah
normal.
b. Sputum
Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan ditemukannya kuman
BTA, diagnosis TB sudah dapat dipastikan. Sputum yang baik untuk di periksa
adalah sputum yang kental dan purulen (mucopurulen) berwarna hijau kekuning-
kuningan dengan volume 3-5 ml tiap pengambilan. Hasil pemeriksaan dinyatakan
positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya ada satu
spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut dengan foto rontgen.
2.6.4. Pemeriksaan Uji Tuberkulin
Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux test. Tuberkulin yang dipakai
yaitu Purifeid Protein Derivativa (PPD). Test tuberkulin positif jika indurasi > 10
mm, pembacaannya dilakukan setelah penyuntikan yaitu 48-72 jam.3 Test Mantoux
dengan 0,1 ml protein murni turunan tuberkulin di suntikkan intradermal ke
permukaan volar lengan bawah (sehingga terbentuk gelembung).19
2.7. Pengobatan TB Paru
2.7.1. Tahap Pengobatan
Obat anti tuberkulosis diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis
obat dalam jumlah yang cukup dan dosis yang tepat selama 6-8 bulan supaya semua
kuman dapat dibunuh. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu :
a. Tahap Intensif
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tahap awal penderita minum obat setiap hari dengan pengawasan
langsung oleh PMO.Hal ini untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap
rifampisin. Bila tahap intensif dilakukan dengan benar maka penderita menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
b. Tahap Lanjutan
Pada tahap ini penderita mendapat obat dalam jangka waktu yang lebih lama
dan jenis obat yang lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kekambuhan.
2.7.2. Kategori Pengobatan
WHO dan IUATLD (International Union Againts Tuberculosis and Lung
Diseases) merekomendasikan panduan OAT standar, yaitu :
a. Kategori – 1(2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari Isoniazid (H), Rimfampisin (R), Pirazinamid (Z)
dan Ethambutol (E). Obat-obat tersebut diberikan setiap hari selama 2 bulan
(2HRZE). Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R), diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan (4H3R3).
Obat ini diberikan untuk :
i. Penderita baru TB Paru BTA positif.
ii. Penderita TB Paru BTA negatif Rontgen positif yang “Sakit Berat”.
iii. Penderita TB Ekstra Paru Berat.
b. Kategori – 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan
Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan suntikan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Streptomisin setiap hari, lanjutkan 1 bulan dengan Isoniazid (H), Rifampisin (R),
Pirazinamid (Z) dan Ethambutol (E) setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap
lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu. Obat
ini diberikan untuk :
i. Penderita kambuh (relaps).
ii. Penderita Gagal (failure).
iii. Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default).
c. Kategori – 3 (2HRZ/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap 2 bulan (2HRZ) diteruskan
dengan tahap terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu (4H3R3).
Obat ini diberikan untuk :
i. Penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringan.
ii. Penderita ekstra paru ringan yaitu TB kelenjar limfe (limfadenitis), pleuritis
eksudative unilateral, TB kulit, TB tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan
kelenjar adrenal.
d. OAT Sisipan (HRZE)
Bila pada akhir tahap intensif dari pengobatan kategori 1 atau kategori 2, hasil
pemeriksaan dahak masih tetap BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap
hari selama 1 bulan.
2.7.3. Hasil Akhir Pengobatan
Hasil pengobatan seseorang penderita dapat dikategorikan sebagai berikut :
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
a. Sembuh adalah penderita BTA positif yang telah menyelesaikan
pengobatannya secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak pada dua kali
yang berurutan hasilnya BTA negatif.
b. Pengobatan lengkap yaitu penderita yang telah menyelesaikan
penggobatannya secara lengkap tetapi tidak ada hasil pemeriksaan dahak
ulang.
c. Meninggal adalah penderita yang dalam masa pengobatan diketahui
meninggal karena sebab apapun.
d. Gagal adalah penderita BTA positif pada akhir pengobatan dengan sisipan,
pada akhir bulan ke 5 (kategori 1) dan akhir penggobatan.
e. Default (Drop out) adalah penderita yang tidak mengambil obat 2 bulan
berturut-turut atau lebih sebelum penggobatan selesai.
f. Pindah adalah penderita yang berobat pindah ke kabupaten / kota lain.3,21,22
2.7.4. Pengawas Menelan Obat (PMO)
Salah satu dari komponan DOTS adalah penggobatan OAT jangka pendek
dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Untuk menjamin
keteraturan pengobatan diperlukan seorang PMO.
a. Persyaratan PMO
i. Dipercaya dan disetujui oleh petugas kesehatan maupun penderita.
ii. Tinggal dekat dengan penderita.
iii. Membantu penderita dengan sukarela.
iv. Bersedia dilatih atau mendapat penyuluhan bersama dengan penderita.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
b. Tugas-tugas PMO
i. Melakukan pengawasan minum obat.
ii. Memberikan dorongan agar penderita berobat secara teratur.
iii. Mengingatkan jadwal pemeriksaan ulang dahak.
iv. Memastikan penderita benar-benar meminum obat.
v. Mengenali efek samping obat dan menasehati penderita agar tetap mau
menelan obat.
vi. Merujuk penderita bila efek samping semakin berat.
vii. Melakukan kunjungan rumah dan menganjurkan anggota keluarga untuk
memeriksakan dahak bila ditemui gejala TB Paru.23
2.8. Epidemiologi TB Paru Relapse
2.8.1. Distribusi Frekuensi Penderita TB Paru Relapse
a. Orang
Resiko Penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection =
ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-2%. Pada daerah
dengan ARTI sebesar 1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 orang
akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi TB
Paru, hanya 10% dari yang terinfeksi akan menjadi penderita TB Paru.22
Penyakit TB Paru dapat menyerang semua golongan umur dan jenis kelamin.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penelitian yang dilakukan oleh Gea (2005) menemukan, bahwa penderita TB Paru di
Puskesmas Gunungsitoli tahun 2005-2007 yang paling banyak adalah laki-laki yaitu
334 orang (63,6%).24
b. Tempat
Data WHO menunjukkan bahwa Indonesia adalah penyumbang kasus
tuberkulosis terbesar ketiga di dunia. Sekitar 40% beban tuberkulosis didunia terjadi
dinegara Asia Tenggara yang tergabung dalam koordinasi WHO yaitu SEARO (South
East Asia Regional Office). SEARO meliputi Negara Bangladesh, India, Indonesia,
Myanmar, Nepal, Srilanka, Thailand, dan Pakistan.25,26
Berdasarkan data cakupan program TB di Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara tahun 2006, tercatat prevalensi TB Paru Relapse sebanyak 215 orang,
sedangkan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara yang paling banyak kasus TB Paru
Relapse yaitu Simalungun sebanyak 25 orang.12
c. Waktu
Di Indonesia penyakit tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001
tuberkulosis merupakan salah satu dari lima penyebab kematian utama di Indonesia.27
Penelitian yang dilakukan oleh Karolina (2007) menemukan, bahwa Penderita
TB Paru di Rumah Sakit Umum Kabanjahe pada tahun 2001 sebanyak 50 orang.
Tahun 2002 sebanyak 76 orang.Tahun 2003 sebanyak 52 orang. Tahun 2004
sebanyak 92 orang dan pada tahun 2005 sebanyak 98 orang. Hal ini menunjukkan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
bahwa penyakit tuberkulosis paru tidak dipengaruhi oleh waktu, karena terjadinya
peningkatan kasus penderita TB Paru dari tahun ke tahun. 28
2.8.2. Faktor Determinan TB Paru Relapse
a. Host
i. Umur
TB Paru dapat terjadi pada semua golongan umur, baik pada bayi atau anak-
anak, orang dewasa maupun manula. Beberapa penelitian menunjukkan
kecenderungan penderita TB terdapat pada kelompok umur produktif (15-55 tahun).
Penelitian Suryanto, A (2001) di Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi Semarang pada
periode bulan Juli-Desember 1998 menemukan 347 penderita TB Paru dengan kasus
kambuh (relapse) sebanyak 9 orang (9,4%) berumur 15-55 tahun.29
ii. Jenis Kelamin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih sering terkena TB
Paru dibandingkan perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki memiliki aktivitas yang
lebih tinggi dibandingkan perempuan sehingga kemungkinan terpapar lebih besar
pada laki-laki. Selain itu kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol pada laki-
laki dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena TB Paru.19,25
Data cakupan TB di Sumatera Utara tahun 2006, tercatat bahwa penderita TB
Paru Relapse yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 163 orang
(75,8%).12
iii. Pekerjaan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Faktor lingkungan kerja mempengaruhi seseorang untuk terserang suatu
penyakit atau tidak. Seseorang yang bekerja pada lingkungan kerja yang buruk seperti
supir, tukang becak, orang yang sering terpapar debu, polusi asap, dan lain-lain lebih
gampang untuk terkena penyakit TB Paru dibandingkan dengan orang yang sehari-
hari bekerja di kantor.26,30
iv. Sosial Ekonomi
Masyarakat dari golongan sosial ekonomi lemah lebih sering terinfeksi TB
Paru. Keadaan kemiskinan mengarah kepada perumahan yang terlampau padat dan
kondisi kerja yang buruk serta terjadinya malnutrisi yaitu gizi kurang yang dapat
menurunkan daya tahan tubuh, sehingga dapat memudahkan terjadinya infeksi
penyakit menular.31,32
v. Gizi
Orang yang mudah tertular kuman TB Paru adalah mereka yang kekurangan
gizi dan kondisi fisiknya lemah.17 Keadaan malnutrisi (kekurangan kalori, protein,
dan zat besi) akan mempengaruhi daya tahan tubuh sehingga akan menurunkan
resistensi terhadap berbagai penyakit termasuk TB Paru. Faktor ini sangat penting
kepada masyarakat di Negara miskin, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.30
vi. Faktor Toksik
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Merokok tembakau dan minum banyak alkohol merupakan faktor-faktor
penting yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, selain itu obat-obatan
kotikosteroid dan imunosupresan juga dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Mereka yang merokok 3-4 kali lebih sering terinfeksi TB Paru dari pada yang
tidak merokok. Selain itu kebiasaan merokok juga meningkatkan angka kematian
akibat TB Paru sebesar 2,8 kali.31
vii. Penyakit lain
Pada negara-negara dengan prevalensi TB yang tinggi, seperti Indonesia maka
setidaknya 50% atau lebih para penduduk dewasanya telah terinfeksi kuman TB Paru
dan di dalam tubuhnya terdapat kuman TB dalam keadaan dormant. Mereka tidak
menjadi sakit karena daya tahan tubuh yang baik. Bila daya tahan tubuh menurun
atau rusak karena AIDS, maka penyakit TB Paru akan muncul. Kecepatan
perkembangan TB Paru menginfeksi lebih cepat dan mudah pada orang yang terkena
AIDS.16
b. Agent
Penyebab TB Paru adalah Mycobacterium tuberkulosis, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3-0,6 µm. Spesies yang
dapat menginfeksi manusia adalah Mycobacterium bovis, Mycobacterium kansasii,
dan Mycobacterium intrasellulare. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
(lipid). Lipid ini yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lemak serta
gangguan kimia dan fisik.33
Sifat kuman ini adalah aerob, mudah mati pada air mendidih (5 menit pada
suhu 80ºC, 20 menit pada suhu 60ºC atau pasteurisasi), mudah mati dengan sinar
matahari, tahan hidup berbulan-bulan pada suhu kamar yang lembab. Kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. 16,33
c. Environment
i. Padat Penghuni
Perumahan yang terlalu padat penghuninya dalam suatu ruangan dapat
memudahkan terjadinya penularan penyakit terhadap penghuni yang lainnya terutama
tuberkulosis. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan
mengakibatkan overcrowded.34
ii. Ventilasi
Ventilasi rumah berfungsi untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah
tetap segar dan dalam kelembaban yang optimum serta membebaskan udara ruangan
dari bakteri patogen. Untuk luas ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari
luas lantai.
iii. Kelembaban
Kelembaban merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen
(bakteri penyebab penyakit) untuk pertumbuhannya. Kelembaban udara yang
memenuhi syarat rumah sehat yaitu 50%-75%.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
iv. Temperatur
Keadaan temperature ruangan yang nyaman tergantung kepada ukuran
ventilasi. Ventilasi yang baik akan menghasilkan udara yang nyaman yaitu 18ºC-
20ºC.35,36
v. Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan, terutama cahaya
matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik
untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. 34,35
2.9. Pencegahan Tuberkulosis Paru
2.9.1. Pencegahan Pertama
a. Kebersihan lingkungan
i. Mengurangi tingkat kepadatan penduduk/penghuni rumah/overcrowding.
ii. Ventilasi harus baik
iii. Pendidikan kesehatan berupa : penyuluhan kepada masyarakat akan akibat
yang ditimbulkan bila meludah disembarangan tempat.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
i. Makan makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna/makanan seimbang
ii. Tidur teratur dan cukup serta olah raga di udara yang segar
iii. Peningkatan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG
2.9.2. Pencegahan Kedua
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
a. Penemuan kasus (Case finding) yaitu menemukan kasus atau penderita TB Paru
baik secara aktif yaitu mencari penderita TB Paru di masyarakat maupun secara
pasif menunggu penderita TB Paru yang dating ke fasilitas kesehatan.
b. Memberikan pengobatan yang adekuat dengan hasil pemeriksaan sputum.
c. Sterilisasi sputum dengan cara menjemur kasur, seprai, pakaian di bawah sinar
matahari langsung.
2.9.3. Pencegahan Ketiga
a. Memperpanjang sistem pengobatan yang diberikan.
b. Memberikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein, karena penurunan
berat badan.15,16
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
3.1. Kerangka Konsep
Penderita TB Paru Relapse 1. Sosiodemografi
a. Umur b. Jenis Kelamin c. Agama d. Suku e. Pendidikan f. Pekerjaan g. Status perkawinan
2. Pengawas Menelan Obat (PMO) 3. Kepatuhan berobat 4. Konversi sputum 5. Tempat berobat terdahulu 6. Hasil akhir pengobatan
3.2. Defenisi Operasional
3.2.1. Penderita TB Paru Relapse adalah penderita TB Paru yang sebelumnya pernah
mendapatkan pengobatan tuberkulosis atau pengobatan lengkap, kemudian
datang kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak (BTA+/Basil
Tahan Asam) sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status di BP4 Medan
3.2.2. Umur adalah usia penderita TB Paru Relapse saat berobat sesuai dengan yang
tercatat pada kartu status yaitu: 12
1.15 – 55 tahun (usia produktif) 2. > 55 tahun (usia non produktif)
24
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
3.2.3. Jenis Kelamin adalah ciri khas (organ reproduksi) yang dimiliki penderita
sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, yang dibedakan atas:
1. Laki-laki 2. Perempuan
3.2.4. Agama adalah keyakinan yang dimiliki oleh penderita sesuai dengan yang
tercatat dalam kartu status, dibagi atas:
1. Islam 2. Kristen Katolik 3. Kristen Protestan 4. Hindu 5. Budha
3.2.5. Suku adalah ras atau etnik yang melekat pada diri penderita sesuai dengan
yang tercatat dalam kartu status, dikelompokkan atas:
1. Melayu 2. Jawa 3. Batak 4. Mandailing 5. Aceh 6. Nias 7. Karo
3.2.6. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh
penderita sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikelompokkan atas:
1. Tidak sekolah/tidak tamat SD 2. SD/sederajat 3. SLTP/Sederajat 4. SLTA/Sederajat 5. Akademi/PT
3.2.7. Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari diluar rumah
sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikelompokkan atas:
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 2. Wiraswasta 3. Petani,supir,tukang 4. Ibu rumah tangga 5. Pelajar/Mahasiswa
3.2.8. Status Perkawinan adalah identitas seseorang tentang kehidupan perkawinan
sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, yaitu:
1. Kawin 2. Belum kawin
3.2.9. PMO adalah orang yang ditunjuk oleh petugas kesehatan sebagai pengawas
penderita agar menelan obatnya secara teratur setiap hari, dengan kategori:
1. Petugas kesehatan 2. Keluarga (suami/istri,orang tua,anak,saudara,cucu)
3.2.10. Kepatuhan Berobat adalah ketaatan penderita dalam keteraturan meminum
obat secara terus-menerus sampai akhir pengobatan yang tercatat pada kartu
status, dengan kategori:
1. Patuh (aktif mengambil obat sesuai dengan tanggal perjanjian) 2. Tidak Patuh (lebih dari 2 kali tidak pernah mengambil obat)
3.2.11. Konversi Sputum Tahap Intensif adalah perubahan hasil pemeriksaan sputum
penderita TB Paru Relapse dari BTA positif menjadi negatif 1 minggu
sebelum selesai tahap pengobatan intensif, dengan kategori:
1. Ada konversi 2. Tidak konversi
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
3.2.12. Konversi Sputum Tahap Lanjutan adalah perubahan hasil pemeriksaan
sputum penderita TB Paru Relapse dari BTA positif menjadi negatif sebelum
akhir tahap pengobatan lanjutan, dengan kategori:
1.Ada konversi 2.Tidak konversi
3.2.13. Tempat Berobat terdahulu adalah lokasi di mana penderita sebelumnya pernah
berobat, dengan kategori:
1. RSU (Rumah Sakit Umum) 2. Puskesmas 3. BP4 4. Lain-lain
3.2.14. Hasil Akhir Pengobatan adalah hasil akhir dari pengobatan TB Paru Relapse
sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikelompokkan atas:
1. Sembuh 2. Pengobatan lengkap 3. Meninggal 4. Gagal 5. Defaulted/drop out 6. Pindah
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan menggunakan desain
Case Series.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru)
Medan. Pemilihan lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa BP4 Medan
merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara dan belum
pernah dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita TB Paru Relapse.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2008 – Desember 2008, dengan
kegiatan sebagai berikut : melakukan survei awal, konsul proposal, seminar proposal,
perbaikan proposal, kumpul data, analisa data, penulisan skripsi, ujian skripsi, dan
perbaikan skripsi.
4.3. Populasi dan Sampel
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
4.3.1. Populasi adalah semua data penderita TB Paru Relapse yang berobat di BP4
Medan tahun 2000-2007 yaitu sebanyak 111 orang.
4.3.2. Sampel adalah semua data penderita TB Paru Relapse yang berobat di BP4
Medan tahun 2000- 2007, dimana besar sampel adalah sama dengan jumlah
populasi (Total Sampling). Selama penelitian 3 Penderita TB Paru Relapse
tidak di ikutkan karena meninggal sebelum akhir pengobatan tahap intensif.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah yang sebelumnya diperoleh dari pencatatan
petugas BP4 Medan yang terdapat dalam kartu status penderita TB Paru Relapse,
kemudian data dicatat dan ditabulasi.
4.5. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan bantuan komputer program
SPSS (Statistical Product and Service Solution) kemudian dianalisa statistik dengan
menggunakan uji Chi-square dan Anova. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, tabulasi silang, grafik garis, diagram pie dan diagram bar.
28
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan merupakan unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara yang memberikan
pelayanan kesehatan paru kepada masyarakat secara menyeluruh dan terpadu dalam
satu wilayah kerja. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) ini terletak di Jalan
Asrama dengan luas wilayah kerja adalah 71.680,68 Km2 yang meliputi Propinsi
Sumatera Utara atau sesuai dengan kewenangan dan kedudukan yang di berikan oleh
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara.14
5.2. Tenaga Kesehatan Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan
Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Balai Pengobatan Penyakit Paru-
Paru (BP4) Medan tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2007
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
No Tenaga Kesehatan Jumlah 1 Dokter Spesialis Paru 2 2 Dokter Umum 6 3 SPK 16 4 AKPER 8 5 AKBID/Bidan 2 6 APRO/Penata Rontgen 5 7 Petugas Lab 5 8 ATEM/Tenaga Elekto Medik 2 9 Apoteker 6
10 Petugas Gizi 2 11 SKM 1 12 Non Medis 18
Total 73 Sumber : Profil BP4 Medan Tahun 2007
Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan sebanyak 73 orang, paling
banyak adalah tenaga non medis sebanyak 18 orang dan paling sedikit adalah sarjana
kesehatan masyarakat (SKM) sebanyak 1 orang.
5.3. Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tahun
Hasil Penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat
di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007, diperoleh
distribusi berdasarkan tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tahun Yang Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Tahun f Proporsi (%) 1 2000 26 23,4 2 2001 21 19,0 3 2002 18 16,2 4 2003 15 13,5 5 2004 9 8,1 6 2005 4 3,6
30
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
7 2006 13 11,7 8 2007 5 4,5
Total 111 100
Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan pada tahun 2000
sebanyak 26 orang (23,4%), kemudian menurun pada tahun 2001 sebanyak 21 orang
(19,0%), menurun lagi pada tahun 2002 sebanyak 18 orang (16,2%), kemudian
menurun kembali pada tahun 2003 sebanyak 15 orang (13,5%), dan menurun lagi
pada tahun 2004 sebanyak 9 orang (8,1%), menurun kembali pada tahun 2005
sebanyak 4 orang (3,6%), kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2006 sebanyak 13
orang (11,7%), dan menurun kembali pada tahun 2007 sebanyak 5 orang (4,5%).
Berdasarkan metode Least Squares dengan rumus y = a + bx, didapat trend
frekuensi penderita TB Paru Relapse tahun 2000-2007 dengan persamaan garis lurus
y = 26,464-2,7976x yang menunjukkan adanya penurunan.
5.4. Sosiodemografi Penderita TB Paru Relapse
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007,
diperoleh distribusi berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Sosiodemografi di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Sosiodemografi f Proporsi (%) 1 Umur
15-55 tahun > 55 tahun
103 8
92,8 7,2
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Total 111 100
2 Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
72 39
64,9 35,1
Total 111 100 3 Agama
Islam Kristen Khatolik Kristen Protestan
70 13 28
63,1 11,7 25,2
Total 111 100 4 Suku
Melayu Jawa Batak Mandailing Nias Karo
7
49 35 9 3 8
6,3
44,1 31,5 8,1 2,7 7,3
Total 111 100 5 Pendidikan
Tidak Sekolah/Tidak tamat SD SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Akademik/PT
5
18 40 37 11
4,5
16,2 36,0 33,3 10
Total 111 100 6 Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI/Pensiunan Wiraswasta Petani,supir,tukang Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa
3
53 26 18 11
2,7
47,7 23,4 16,2 10
Total 111 100 7 Status Perkawinan
Kawin Belum Kawin
78 33
70,3 29,7
Total 111 100
Dari tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse
berdasarkan sosiodemografi yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
(BP4) Medan tahun 2000-2007 yaitu menurut kelompok umur paling banyak adalah
pada umur produktif (15-55 tahun) sebanyak 103 orang (92,8%) sedangkan yang
paling sedikit adalah pada kelompok umur > 55 tahun sebanyak 8 orang (7,2%).
Menurut jenis kelamin paling banyak terdapat pada jenis kelamin laki-laki
sebanyak 72 orang (64,9%) dan perempuan sebanyak 39 orang (35,1%).
Menurut agama paling banyak adalah agama Islam sebanyak 70 orang
(63,1%) dan paling sedikit adalah agama Kristen Khatolik sebanyak 13 orang
(11,7%).
Menurut suku paling banyak adalah suku Jawa sebanyak 49 orang (44,1%)
dan paling sedikit adalah suku Nias sebanyak 3 orang (2,7%).
Menurut tingkat pendidikan paling banyak adalah tingkat pendidikan
SLTP/Sederajat sebanyak 40 orang (36,0%) dan paling sedikit adalah yang tidak
sekolah/Tidak tamat SD sebanyak 5 orang (4,5%).
Menurut pekerjaan paling banyak adalah wiraswasta sebanyak 53 orang
(47,7%) sedangkan paling sedikit adalah PNS/TNI/POLRI/Pensiunan sebanyak 3
orang (2,7%).
Menurut status perkawinan paling banyak memiliki status kawin sebanyak
78 orang (70,3%) sedangkan paling sedikit memiliki status belum kawin sebanyak 33
orang (29,7%).
5.4.1. Pengawas Menelan Obat (PMO) Penderita TB Paru Relapse
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007,
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
diperoleh distribusi berdasarkan pengawas menelan obat (PMO) adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Pengawas Menelan Obat
(PMO) f Proporsi (%)
1 2
Petugas Kesehatan Keluarga
14 97
12,6 87,4
Total 111 100
Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007
berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) paling banyak adalah Pengawas
Menelan Obat (PMO) keluarga sebanyak 97 orang (87,4%) dan yang paling sedikit
adalah Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan sebanyak 14 orang
(12,6%).
5.4.2. Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Relapse
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007,
diperoleh distribusi berdasarkan kepatuhan berobat adalah sebagai berikut :
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007
No Kepatuhan Berobat f Proporsi (%) 1 2
Patuh Tidak Patuh
88 23
79,3 20,7
Total 111 100
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007
berdasarkan kepatuhan berobat paling banyak yang patuh yaitu sebanyak 88 orang
(79,3%) dan paling sedikit yang tidak patuh yaitu sebanyak 23 orang (20,7%).
5.4.3. Konversi Sputum Pada Tahap Intensif dan Tahap Lanjutan Penderita TB Paru Relapse
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007,
diperoleh distribusi berdasarkan konversi sputum pada tahap intensif dan tahap
lanjutan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan
Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Konversi Sputum f Proporsi (%) 1 Tahap Intensif
Konversi Tidak Konversi
88 20
81,5 18,5
Total 108 100 2 Tahap Lanjutan
Konversi Tidak Konversi
94 14
87,0 13,0
Total 108 100
Tabel 5.6. dapat dilihat bahwa dari 111 penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007
berdasarkan konversi sputum hanya terdapat 108 orang yang berada pada tahap
intensif dan lanjutan, dimana 3 orang penderita yang meninggal disebabkan oleh
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
karena penyakit DM (Diabetes Melitus) dan gagal ginjal sehingga penderita yang
meninggal tidak sampai menyelesaikan tahap pengobatan intensifnya.
Proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami konversi pada tahap
intensif sebanyak 88 orang (81,5%) dan yang tidak mengalami konversi sebanyak 20
orang (18,0%) sedangkan pada tahap lanjutan penderita yang mengalami konversi
sebanyak 94 orang (87,0%) dan yang tidak mengalami konversi sebanyak 14 orang
13,0%.
5.4.4. Tempat Berobat Terdahulu Penderita TB Paru Relapse
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007,
diperoleh distribusi berdasarkan tempat berobat dahulu adalah sebagai berikut :
Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tempat Berobat Terdahulu di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Tempat Berobat Terdahulu f % 1 RSU 12 10,8 2 Puskesmas 78 70,3 3 BP4 21 18,9 Total 111 100
Tabel 5.7. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007
berdasarkan tempat berobat terdahulu paling banyak dari puskesmas sebanyak 78
orang (70,3%). Dan yang paling sedikit dari RSU sebanyak 12 orang (10,8%).
5.4.5. Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007,
diperoleh distribusi berdasarkan hasil akhir pengobatan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Hasil Akhir Pengobatan f % 1 Sembuh/Pengobatan Lengkap 84 75,7 2 Defaulted/DO atau Gagal 24 21,6 3 Meninggal 3 2,7 Total 111 100
Tabel 5.8. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007
berdasarkan hasil akhir pengobatan terbanyak adalah penderita yang
sembuh/pengobatan lengkap sebanyak 84 orang (75,7%), penderita yang
defaulted/DO atau gagal sebanyak 24 orang (21,6%). Dan yang meninggal sebanyak
3 orang (2,7%) yang tidak sampai menyelesaikan tahap pengobatan intensifnya,
dimana 1 orang penderita yang meninggal disebabkan oleh karena penyakit DM
(Diabetes Melitus), sedangkan 2 orang lainnya disebabkan oleh karena penyakit gagal
ginjal.
5.5. Analisa Statistik
5.5.1. Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi konversi sputum tahap intensif
berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Hasil Akhir Pengobatan
Konversi Sputum Tahap Intensif Total
Konversi Tidak Konversi f % f % f %
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 84 100 0 0 84 100 2 Defaulted/DO atau Gagal 4 16,7 20 83,3 24 100
χ2=85,909 df = 1 p = 0,000
Tabel 5.9. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse
yang sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% mengalami konversi pada tahap
intensif. Sedangkan dari 24 orang penderita yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 4
orang (16,7%) mengalami konversi pada tahap intensif dan yang tidak mengalami
konversi sebanyak 20 orang (83,3%).
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai
(p<0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi konversi sputum
tahap intensif berdasarkan hasil akhir pengobatan.
5.5.2. Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil Akhir
Pengobatan
Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi konversi sputum tahap lanjutan
berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut :
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Konversi Sputum Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Hasil Akhir Pengobatan
Konversi Sputum Tahap Lanjutan Total
Konversi Tidak Konversi f % f % f %
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 84 100 0 0 84 100 2 Defaulted/DO atau Gagal 10 41,7 14 58,3 24 100
χ2=56,298 df = 1 p = 0,000 Dari tabel 5.10. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse
yang sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% mengalami konversi pada tahap
lanjutan. Sedangkan dari 24 orang penderita yang defaulted/DO atau gagal sebanyak
10 orang (41,7%) yang mengalami konversi pada tahap lanjutan dan yang tidak
mengalami konversi sebanyak 14 orang (58,3%).
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai
(p<0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi konversi sputum
tahap lanjutan berdasarkan hasil akhir pengobatan.
5.5.3. Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi umur berdasarkan hasil akhir
pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru
(BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Hasil Akhir Pengobatan Umur
15-55 tahun > 55 tahun Total f % f % f %
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 78 92,9 6 7,1 84 100 2 Defaulted/DO atau Gagal 22 91,7 2 8,3 24 100
χ2 = 0,039 df = 1 p = 1,000
Tabel 5.11. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse
yang sembuh/pengobatan lengkap sebanyak 78 orang (92,9%) pada umur 15-55 tahun
dan 6 orang (7,1%) pada umur > 55 tahun. Sedangkan dari 24 orang penderita TB
Paru Relapse yang mengalami defaulted/DO atau gagal sebanyak 22 orang (91,7%)
pada umur 15-55 tahun dan 2 orang (8,3%) pada umur >55 tahun.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai
(p>0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi konversi
sputum tahap lanjutan berdasarkan hasil akhir pengobatan.
5.5.4. Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi jenis kelamin berdasarkan hasil
akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru
(BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Hasil Akhir Pengobatan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
f % f % f % 1 Sembuh/Pengobatan lengkap 55 65,5 29 34,5 84 100 2 Defaulted/DO atau Gagal 15 62,5 9 37,5 24 100
χ2 = 0,073 df = 1 p = 0,788
Tabel 5.12. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse
yang sembuh/pengobatan lengkap sebanyak 55 orang (65,5%) terdapat pada laki-laki
dan 29 orang (34,5%) pada perempuan. Sedangkan dari 24 orang penderita TB Paru
Relapse yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 15 orang (62,5%) terdapat pada laki-
laki dan 9 orang (37,5%) pada perempuan.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Chi Square diperoleh nilai (p>0,05),
berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin
berdasarkan hasil akhir pengobatan.
5.5.5. Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi kepatuhan berobat berdasarkan
hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No Hasil Akhir Pengobatan Kepatuhan Berobat
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Patuh Tidak Patuh Total f % f % f %
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 84 100 0 0 84 100 2 Defaulted/DO atau Gagal 2 8,3 22 91,7 24 100
χ2 = 96,698 df = 1 p = 0,000
Tabel 5.13. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse
yang sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% patuh, sedangkan dari 24 orang
penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 2 orang (8,3%)
patuh dan 22 orang (91,7%) tidak patuh.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai
(p<0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi kepatuhan berobat
berdasarkan hasil akhir pengobatan.
5.5.6. Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir
Pengobatan
Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi pengawas menelan obat (PMO)
berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan
Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
No Hasil Akhir Pengobatan
Pengawas Menelan Obat Petugas
Kesehatan Keluarga Total
f % f % f % 1 Sembuh/Pengobatan lengkap 11 13,1 73 86,9 84 100 2 Defaulted/DO atau Gagal 1 4,2 23 95,8 24 100
χ2 = 1,507 df = 1 p = 0,293
Tabel 5.14. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse
yang sembuh/pengobatan lengkap sebanyak 73 orang (86,9%) yang Pengawas
Menelan Obat (PMO) keluarga dan 11 orang (13,1%) yang Pengawas Menelan Obat
(PMO) petugas kesehatan. Dan dari 24 orang yang defaulted/DO atau gagal sebanyak
23 orang (95,8%) yang Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai
(p>0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi pengawas
menelan obat berdasarkan hasil akhir pengobatan
5.5.7. Proporsi Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat
Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO)
berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
No Pengawas Menelan Obat Kepatuhan Berobat
Patuh Tidak Patuh Total f % f % f %
1 Petugas Kesehatan 12 85,7 2 14,3 14 100 2 Keluarga 76 78,4 21 21,6 97 100
χ2 = 0,404 df = 1 p = 0,730
Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari 14 orang penderita TB Paru Relapse
yang Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan sebanyak 12 orang (85,7%)
patuh dalam berobat dan 2 orang (14,3%) tidak patuh, sedangkan dari 97 orang
penderita TB Paru Relapse yang Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga sebanyak
76 orang (78,4%) patuh dalam berobat dan 21 orang (21,6%) tidak patuh.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p>0,05),
berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan
Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan berobat.
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Penderita TB Paru Relapse dan Kecenderungan Berdasarkan Tahun
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
26
21
18
15
9
45
13
y = 26.46-2.80x
0
5
10
15
20
25
30
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Frek
uens
i
Gambar 6.1. Diagram Bar dan Garis Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Tahun di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.1. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007
mengalami penurunan setiap tahunnya. Proporsi penderita TB Paru Relapse tertinggi
pada tahun 2000 sebanyak 26 kasus (23,4%) dan terendah pada tahun 2007 sebanyak
5 kasus (4,5%).
Berdasarkan metode Least Squares dengan rumus y = a + bx, didapat trend
dari frekuensi penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 dengan persamaan garis lurus
y = 26,46-2,80x menunjukkan adanya penurunan. Hal ini terjadi karena adanya
komitmen dari Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan untuk melakukan
kegiatan pemberantasan dan penanggulangan penyakit TB Paru setiap tahunnya. 45
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.2. Sosiodemografi Penderita TB Paru Relapse
6.2.1. Umur
Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Umur di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse berdasarkan umur adalah penderita dengan kelompok umur 15-55 tahun
sebesar 92,8% sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur > 55 tahun sebesar
7,2%.
Hal ini dapat diasumsikan karena kelompok umur 15-55 tahun adalah
kelompok usia produktif yang mempunyai mobilitas yang sangat tinggi sehingga
kemungkinan untuk terpapar kuman Mycobacterium tuberculosis paru lebih besar,
selain itu reaktifan endogen (aktif kembali basil yang telah ada dalam tubuh)
cenderung terjadi pada usia produktif.
Proporsi Umur Penderita TB Paru Relapse
7.2%
92.8%
15-55 tahun > 55 tahun
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
WHO (1995) menyatakan bahwa di negara berkembang 75 % penderita TB
Paru terjadi pada kelompok usia produktif (15-50) tahun.16
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bismark Gea (2005) di
Puskesmas Gunungsitoli dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi
tertinggi penderita TB Paru terdapat pada kelompok umur 15-55 tahun sebesar 75%.25
6.2.2. Jenis Kelamin
Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Jenis Kelamin di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse berdasarkan jenis kelamin adalah jenis kelamin laki-laki sebesar 64,9% dan
proporsi terendah pada jenis kelamin perempuan sebesar 35,1%.
Hal ini disebabkan karena laki-laki memiliki mobilitas yang lebih tinggi
dibandingkan perempuan sehingga kemungkinan untuk terpapar kuman penyebab TB
Proporsi Jenis Kelamin Penderita TB Paru Relapse
35.1%
64.9%
Laki-laki Perempuan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Paru lebih besar , selain itu kebiasaan laki-laki mengkonsumsi rokok , dan minum
alkohol dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.2
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Karolina Surbakti (2007) di
Puskesmas Kabanjahe dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi
tertinggi terdapat pada jenis kelamin laki-laki sebesar 67,5%.29
6.2.3. Agama
Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Agama di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse berdasarkan agama adalah agama Islam sebesar 63,1% dan proporsi terendah
adalah Kristen Khatolik sebesar 11,7%.
Proporsi Agama Penderita TB Paru Relapse
11.7%
25.2% 63.1%
Islam Kristen Protestan Kristen Khatolik
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini diasumsikan karena penderita TB Paru Relapse yang datang
berkunjung berobat ke Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan paling
banyak beragama Islam.14
6.2.4. Suku
Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Suku di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse berdasarkan suku adalah suku Jawa sebesar 44,1% dan proporsi terendah
terdapat pada suku Nias sebesar 2,7%.
Hal ini belum bisa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penderita TB
Paru Relapse berdasarkan suku, tetapi dapat disebabkan karena proporsi penderita TB
Paru Relapse yang datang berkunjung berobat ke Balai Pengobatan Penyakit Paru-
Paru (BP4) Medan paling banyak adalah suku Jawa.
Proporsi Suku Penderita TB Paru Relapse
31.5%
44.1% 8.1%
7.3% 6.3% 2.7%
Jawa Batak Mandailing Karo Melayu Nias
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.2.5. Pendidikan
Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Pendidikan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru BP4 Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse dengan tingkat pendidikan SLTP/sederajat sebesar 36,0% dan proporsi
terendah terdapat pada tingkat pendidikan tidak sekolah/tidak tamat SD sebesar 4,5%.
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemampuan penderita
untuk menerima informasi tentang penyakit, terutama TB Paru. Kurangnya informasi
tentang penyakit TB Paru menyebabkan kurangnya pengertian penderita terhadap
penyakit dan bahayanya sehingga menyebabkan berkurangnya kepatuhan penderita
terhadap pengobatan atau berhenti berobat bila gejala penyakit tidak dirasakan lagi. 17
Proporsi Pendidikan Penderita TB Paru Relapse
33.3%
16.2%
10% 4.5%
36.0%
SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat SD/Sederajat Akademi/PT Tidak Sekolah/Tidak tamat SD
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penelitian yang dilakukan Turno Junaidi (2001) di Wilayah Kerja Puskesmas
Mutiara Kabupaten Pidie dengan desain Cross Sectional yang memperoleh hasil
proporsi tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan SLTP sebesar 66,67%.36
6.2.6. Pekerjaan
Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Pekerjaan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse terdapat pada wiraswasta sebesar 47,7%, kemudian petani,supir,tukang
sebesar 23,4% dan proporsi terendah adalah PNS/TNI/POLRI/Pensiunan sebesar
2,7%.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa seseorang yang terinfeksi TB Paru bukan
karena dipengaruhi oleh tingkat aktifitas pekerjaan yang tinggi tetapi dapat juga
dipengaruhi dari lingkungan tempat tinggal seperti : kelembaban rumah, keadaan
Proporsi Pekerjaan Penderita TB Paru Relapse
2.7% 10%
16.2%
23.4%
47.7%
Wiraswasta Petani,supir,tukang IRT Pelajar/Mahasiswa PNS/TNI/POLRI/Pensiunan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
ventilasi rumah, keadaan jendela rumah, serta pencahayaan alami yang masuk ke
ruangan rumah.
Penelitian yang dilakukan oleh Turno Junaidi di Puskesmas Mutiara
Kabupaten Pidie dengan desain Cross Sectional yang memperoleh hasil proporsi
tertinggi Penderita TB Paru berdasarkan sanitasi perumahan 57,78% tidak memenuhi
syarat kesehatan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Domen Silalahi (2005) di
Dinas Kesehatan Kota PematangSiantar dengan desain Case Series yang memperoleh
hasil proporsi tertinggi terdapat pada pekerja wiraswasta sebesar 28,1%.41
6.2.7. Status Perkawinan
Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Status Perkawinan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Proporsi Status Perkawinan Penderita TB Paru Relapse
70.3%
29.7%
Kawin Belum Kawin
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse terdapat pada status kawin sebesar 70,3% dan proporsi terendah terdapat
pada status belum kawin sebesar 29,7%.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa tingginya proporsi penderita TB Paru
Relapse pada status kawin jika dikaitkan dengan umur penderita disebabkan oleh
karena banyaknya penderita yang menikah >15 tahun hal itu dapat dilihat dari
tingginya proporsi umur 15-55 tahun.
Kontak intensif pada orang yang kawin memiliki resiko untuk terkena
penyakit TB Paru, karena penderita TB Paru akan menularkan penyakit pada anggota
keluarga sendiri. Oleh sebab itu penderita TB Paru sebaiknya di tempatkan dikamar
yang terpisah serta melakukan pengobatan secara tuntas dan adekuat agar tidak terjadi
penularan pada anggota keluarga. 17
Penelitian yang dilakukan oleh Vevi Hairani (2006) di Puskesmas Pantai
Cermin dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat
pada status kawin sebesar 87,5%.39
6.2.8. Pengawas Menelan Obat (PMO)
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.9. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse yang berperan sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah keluarga
sebesar 87,4%, sedangkan petugas kesehatan sebesar 12,6%.
Hal ini diasumsikan karena keluarga lebih dekat dan mempunyai waktu
banyak untuk bertemu, sedangkan petugas kesehatan lebih sedikit waktu untuk
bertemu dan jarak rumah dengan penderita yang sangat jauh.
Penelitian yang dilakukan Karolina Surbakti (2007) di Puskesmas Kabanjahe
dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada
Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga sebesar 81,7%.29
6.2.9. Kepatuhan Berobat
Proporsi Pengawas Menelan Obat Penderita TB Paru Relapse
87.4%
12.6%
Keluarga Petugas Kesehatan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.10. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse berdasarkan kepatuhan berobat adalah patuh sebesar 79,3%, sedangkan yang
tidak patuh sebesar 20,7%.
Hal ini sesuai dengan strategi DOTS yang melibatkan PMO, untuk
menjamin kepatuhan penderita menelan obat secara teratur yang dilakukan dengan
pengawasan langsung oleh seorang pengawas menelan obat.40
Penelitian Seri W (2003) di Puskesmas Perawatan Pangkalan Brandan
Kabupaten Langkat dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi
tertinggi terdapat pada penderita yang patuh menjalani pengobatan sebesar 87,9%.40
6.2.10. Konversi Sputum
Proporsi Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Relapse
79.3%
20.7%
Patuh Tidak Patuh
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.11. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.11. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse yang mengalami konversi pada tahap intensif sebesar 81,5% dan yang
mengalami konversi pada tahap lanjutan sebesar 87,0%.
Tingginya konversi sputum ini berhubungan erat dengan kepatuhan
penderita menelan obat secara teratur dan terus menerus. Hal ini menunjukkan bahwa
angka konversi sudah memenuhi target nasional dimana target angka konversi
sebesar 80%.16
Penelitian yang dilakukan Vevi Hairani (2006) di Puskesmas Pantai Cermin
dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada
penderita yang mengalami konversi pada tahap lanjutan sebesar 100%.39
81.5 87
13 18.5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
Intensif Lanjutan
Konversi Tidak Konversi
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.2.11. Tempat Berobat Terdahulu
Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Tempat Berobat Dahulu di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.12. dapat dilihat bahwa proporsi terbesar penderita TB Paru
Relapse berobat di Puskesmas sebesar 70,3%, kemudian BP4 sebesar 18,9% dan
proporsi terkecil adalah RSU sebesar 10,8%.
Hal ini diasumsikan bahwa penderita TB Paru Relapse yang sebelumnya
berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tersebut mayoritas
sudah pernah berobat dan mendapatkan pengobatan tuberkulosis paru.
6.2.12. Hasil Akhir Pengobatan
Proporsi Tempat Berobat Dahulu Penderita TB Paru Relapse
70.3%
10.8%
18.9%
Puskesmas BP4 RSU
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru –Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.13. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru
Relapse dengan hasil akhir pengobatan adalah sembuh/pengobatan lengkap sebesar
75,7%, dan terendah yang meninggal sebesar 2,7%.
Hal ini menunjukkan bahwa besarnya keinginan penderita untuk sembuh
dari penyakit TB Paru, selain itu hal ini juga di dukung oleh karena kepatuhan
penderita dalam menjalani pengobatan secara teratur dan peran serta dari Pengawas
Menelan Obat (PMO). 23
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tujuan M, (2003) di
Puskesmas Bangko Kabupaten Maringin dengan desain Case Series yang
memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada sembuh/pengobatan lengkap
sebesar 90,2%.42
Proporsi Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse
75,7%
21.6%
2,7%
Sembuh/Pengobatan Lengkap Defaulted/DO atau Gagal Meninggal
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.3. Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Gambar 6.14. Diagram Bar Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.14. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% mengalami konversi pada tahap
intensif, sedangkan proporsi penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau
gagal sebanyak 16,7% mengalami konversi pada tahap intensif dan yang tidak
konversi sebanyak 83,3%.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s di peroleh nilai
(p<0,05) ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap intensif berdasarkan hasil
akhir pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami
100
16.7
83.3
0 0
20
40
60
80
100
Sembuh/Pengobatan Lengkap Defaulted/DO atau gagal
Konversi Tidak Konversi
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
konversi pada tahap intensif dengan hasil akhir pengobatan sembuh/pengobatan
lengkap lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal.
6.4. Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Gambar 6.15. Diagram Bar Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.15. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% mengalami konversi pada tahap
lanjutan, sedangkan proporsi penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau
gagal sebanyak 41,7% mengalami konversi pada tahap lanjutan dan yang tidak
konversi sebanyak 58,3%.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s di peroleh nilai
(p<0,05) ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap lanjutan berdasarkan hasil
100
41.7
58.3
0 0
20
40
60
80
100
Sembuh/Pengobatan Lengkap Defaulted/DO atau gagal
Konversi Tidak Konversi
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
akhir pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami
konversi pada tahap intensif dengan hasil akhir pengobatan sembuh/pengobatan
lengkap lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal.
6.4. Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Gambar 6.16. Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir
Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.16. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
sembuh/pengobatan lengkap sebesar 92,9% pada umur 15-55 tahun dan pada umur >
55 tahun sebesar 7,1%, sedangkan proporsi penderita TB Paru Relapse yang
defaulted/DO atau gagal sebesar 91,7% pada umur 15-55 tahun sedangkan pada umur
> 55 tahun sebesar 8,3%.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s di peroleh nilai
(p>0,05) tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan hasil akhir pengobatan.
92.9 91.7
8.3 7.1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
Sembuh/Pengobatan Lengkap Defaulted/DO atau gagal
15-55 Tahun > 55 Tahun
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Karolina Surbakti (2007) di
Puskesmas Kabanjahe dengan desain Case Series yang memperoleh hasil bahwa
tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan hasil akhir pengobatan..29
6.5. Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Gambar 6.17. Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir
Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Dari gambar 6.17. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB paru Relapse
yang sembuh/pengobatan lengkap sebesar 65,5% pada laki-laki dan 31,5% pada
perempuan, sedangkan penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau gagal
sebesar 62,5% pada laki-laki dan 37,5% pada perempuan.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Chi Square di peroleh nilai (p>0,05)
tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan hasil akhir pengobatan.
65.5 62.5
37.5 34.5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
Sembuh/Pengobatan Lengkap Defaulted/DO atau gagal
Laki-laki Perempuan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Domen Silalahi (2005) di
Dinas Kesehatan Kota PematangSiantar dengan desain Case Series yang memperoleh
hasil bahwa tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan hasil akhir
pengobatan.41
6.6. Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Gambar 6.18. Diagram Bar Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil
Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.18. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
sembuh/pengobatan lengkap 100% patuh, sedangkan penderita yang defaulted/DO
atau gagal sebesar 91,7% tidak patuh dan 8,3% patuh.
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai
(p<0,05) ada perbedaan proporsi kepatuhan berobat berdasarkan hasil akhir
pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang patuh berobat dengan
100
8.3
91.7
0 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
Sembuh/Pengobatan Lengkap Defaulted/DO atau gagal
Patuh Tidak Patuh
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
hasil akhir sembuh/pengobatan lengkap lebih besar dibandingkan penderita yang
defaulted/DO atau gagal .
Hal ini diasumsikan bahwa pada umumnya penderita TB Paru yang sembuh
adalah penderita yang patuh dalam mengikuti panduan obat yang diberikan dalam
waktu yang lama (6-8 bulan).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bismark Gea (2005) di
Puskesmas Gunungsitoli dengan desain Case Series yang memperoleh hasil bahwa
ada perbedaan proporsi kepatuhan berobat berdasarkan hasil akhir pengobatan. 25
6.7. Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.19. Diagram Bar Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO)
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.19. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang
sembuh/pengobatan lengkap sebesar 86,9% yang Pengawas Menelan Obat (PMO)
keluarga dan 13,1% Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan, sedangkan
penderita yang defaulted/DO atau gagal sebesar 95,8% yang Pengawas Menelan Obat
(PMO) keluarga dan 4,2% Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan.
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai
(p>0,05) tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan
hasil akhir pengobatan.
Keterlibatan Pengawas Menelan Obat (PMO) dalam pengobatan TB Paru
dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan TB Paru yang terlihat dari
meningkatnya angka konversi dan kesembuhan.24
13.1 4.2
95.8 86.9
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
Sembuh/Pengobatan Lengkap Defaulted/DO atau gagal
Petugas Kesehatan Keluarga
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Vevi Hairani (2006) di
Puskesmas Pantai cermin dengan desain Case Series yang memperoleh hasil bahwa
tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat berdasarkan hasil akhir
pengobatan.39
6.8. Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat
85.7
14.3
78.4
21.6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Patuh Tidak Patuh
Petugas Kesehatan Keluarga
Gambar 6.20. Diagram Bar Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Dari Gambar 6.20. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse
yang patuh sebesar 85,7% yang Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga dan 78,4%
yang Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan, sedangkan penderita TB
Paru Relapse yang tidak patuh sebesar 14,3% yang Pengawas Menelan Obat (PMO)
petugas kesehatan dan 21,6% yang Pengawas menelan Obat (PMO) berasal dari
keluarga.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p>0,05)
tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan
berobat.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa antara Pengawas Menelan Obat (PMO) yang
berasal dari petugas kesehatan dengan Pengawas Menelan Obat (PMO) yang berasal
dari keluarga sama-sama paham dalam memberikan pengobatan TB Paru hal itu
terlihat dari meningkatnya angka kepatuhan penderita dalam pengobatan TB Paru.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bismark Gea (2005) di
puskesmas Gunungsitoli dengan desain Case Series yang memperoleh hasil bahwa
tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan
berobat.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
7.1. Kesimpulan
7.1.1. Trend penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 cenderung menurun dengan
persamaan garis y = 26,46-2,80x.
7.1.2. Proporsi tertinggi berdasarkan sosiodemografi pada umur 15-55 tahun sebesar
92,8%, jenis kelamin laki-laki sebesar 64,9%, agama Islam sebesar 63,1%,
suku Jawa sebesar 44,1%, pendidikan SLTP/Sederajat sebesar 36,0%,
pekerjaan wiraswasta sebesar 47,7%, status perkawinan kawin sebesar 70,3%.
7.1.3. Proporsi tertinggi berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah
keluarga sebesar 87,4%.
7.1.4. Proporsi tertinggi berdasarkan tempat berobat terdahulu adalah puskesmas
sebesar 70,3%.
7.1.5. Proporsi tertinggi berdasarkan hasil akhir pengobatan adalah
sembuh/pengobatan lengkap sebesar 75,7%.
7.1.6. Proporsi tertinggi berdasarkan konversi sputum tahap intensif dan tahap
lanjutan adalah yang mengalami konversi masing-masing sebesar 81,5% dan
87,0%.
7.1.7. Proporsi tertinggi berdasarkan kepatuhan berobat adalah patuh sebesar 79,3%.
7.1.8. Tidak ada perbedaan proporsi antara umur, jenis kelamin, Pengawas Menelan
Obat (PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan.
67
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
7.1.9. Ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap intensif berdasarkan hasil akhir
pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami
konversi pada tahap intensif dengan hasil akhir sembuh/pengobatan lengkap
lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal.
7.1.10. Ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap lanjutan berdasarkan hasil
akhir pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami
konversi pada tahap lanjutan dengan hasil akhir sembuh/pengobatan lengkap
lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal.
7.1.11. Ada perbedaan proporsi kepatuhan berobat berdasarkan hasil akhir
pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang patuh berobat
dengan hasil akhir sembuh/pengobatan lengkap lebih besar dibandingkan
penderita yang defaulted/DO atau gagal..
7.1.12. Tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan
kepatuhan berobat.
7.2. Saran
Kepada pihak Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan agar
melakukan penyuluhan kepada penderita dan Pengawas Menelan Obat (PMO)
supaya penderita dapat menjalani pengobatan secara teratur sampai sembuh
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Undang-undang Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 1992. Fokusmedia, Jakarta.
2. Noor, N.N. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Cetakan Kedua.
Rineka Cipta, Jakarta. 3. Aditama TY, 2002. Tuberkulosis, Diagnosa, Terapi dan Masalahnya. Yayasan
Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, Edisi IV. Jakarta.
4. PPTI (Persatuan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia), 2006. Jurnal TBC Vol III
5. Anonim, 2005. Pusat Informasi Penyakit Infeksi Khususnya HIV/AIDS :
Tuberkulosis, http://www.infeksi.com/hiv/. Jakarta
6. Amiruddin, R. 2006. Faktor Risiko Kegagalan Konfersi TB, http://ridwanamiruddin.wordpress.com
. Jakarta.
7. Naraian Jay, P, 2002. Tuberculosis Epidemiology and Control. WHO. New Delhi India.
8. Yunus, F, dkk, 2002. Pulmunologi Klinik. Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta. 9. Agus, 2006. Bab 1 Tuberkulosis Kedaruratan Global. WHO, Jakarta
10. Purwanta, 2005. Ciri-ciri Pengawas Menelan Obat Minum Obat Yang Di Harapkan Oleh Penderita Tuberkulosis Paru Di Daerah Urban dan Rural Di Yogyakarta.Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
http://www.koalisi.org/dokumen/dokumen4092.pdf
11. Dinkes Jawa Timur 2006. Jatim penyumbang TB Kedua Di Indonesia. Dinas
Kesehatan Jawa Timur. Jawa Timur 12. Dinkes Propinsi Sumatera Utara, 2006. Rekapitulasi TB-07 Perkabupaten kota. 13. Dinkes Kota Medan, 2006. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2006. Dinkes
Kota Medan, Medan.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
14. Laporan Tahunan BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) Medan,
2006. 15. Zulkarnain, 2005. Analisis Drug Resistance Dan Multi Drug Resistance
Tuberculosis Previously Treated Cases Dengan Strategi Dots Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004. Tesis FKM USU Medan.
16. Depkes RI, 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.Edisi 2.
Cetakan Pertama. Jakarta. 17. Aditama TY, 2005. Tuberkulosis Paru : Masalah dan Penanggulangannya.
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 18. Alsagaff, Hood, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Air Langga University
Press, Cetakan Ke-3. Jakarta. 19. Alfian, U. 2005. Tuberkulosis. Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
20. Starck, E Jhon, dkk, 1990. Manual Ilmu Penyakit Paru. Penerbit Binarupa, Jakarta.
21. Rab, T, 1996. Ilmu Penyakit Paru. Editor Sandy Qlintang. Hipokrates, Jakarta.
22. Anonim, 2003. The Global Plan to Stop Tuberculosis, Stop TB Partnership.
WHO, Geneva. 23. Depkes RI, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan
Ke-8. Jakarta. 24. -------------, 2000. Panduan Pengawas Menelan Obat (PMO) TBC. Dirjen PPM
dan PLP. Jakarta. 25. Gea, B, 2005. Karakteristik Penderita TB Paru di Puskesmas Gunungsitoli
Periode 2000-2004.Skripsi FKM USU Medan. 26. Jurnal PPTI, 2005. Seminar Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis.
27. Cropton, Jhon, dkk, 2002. Tuberkulosis Klinis. Widya Medika, Edisi 2. Jakarta.
28. Depkes RI, 2002.Survei Kesehatan Rumah Tangga. Vol 2, Jakarta
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
29. Karolina, 2007. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif Yang Selesai Mengikuti Program Program Pengobatan Strategi DOTS di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2005-2007.Skripsi FKM USU Medan.
30. Suryanto, A, 2001. Kepekaan Mikrobakterium Tuberkulosis Terhadap Obat
Anti Tuberkulosis di RSUP Kariadi. Badan Litbang Kesehatan. Jakarta 31. Amin, Muhammad, dkk, 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga
University Press, Surabaya. 32. Meryani G, 1999. Kesalahan Dalam Pemeriksaan Sputum BTA Pada
Program Penanggulangan TB. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Vol.IX no. 3. Jakarta.
33. Soeparman, 2002. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI, Jilid II. Jakarta. 34. Bonita, R, dkk, 1997. Dasar-dasar Epidemiologi. Penerbit Gajah Mada
University Press, Yogyakarta. 35. Notoadmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rieneka Cipta, Cetakan Ke-
2. Jakarta. 36. Junaidi, T, 2001. Hubungan Sanitasi Perumahan Dan Tingkat Pengetahuan
Dengan Kejadian Kasus Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Kabupaten Pidie Tahun 2001. Skripsi FKM USU Medan
37. Depkes RI, 1999. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Dirjen PPM dan PLP, Jakarta.
38. ------------- , 1999. Petunjuk Teknis Penyuluhan Program Penyehatan
Lingkungan Bagi Petugas Puskesmas. Cetakan ke-2, Dirjen PPM dan PLP. Jakarta.
39. Vevi Hairani, 2006. Gambaran Epidemiologi Penderita Tuberkulosis Paru
Yang Datang Berobat Ke Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2004-2005. Skripsi FKM USU. Medan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
40. Wahyuni, S, 2003. Karakteristik Penderita TB Paru Yang Berobat Dengan Menggunakan Strategi DOTS dan Keberhasilannya di Puskesmas Perawatan Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat tahun 2000-2002. Skripsi FKM USU. Medan
41. Domen, S, 2005. Karakteristik Penderita TB Paru Dewasa Yang Berobat
Dengan Strategi DOTS Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota PematangSiantar Tahun 2000-2004. Skripsi FKM USU. Medan
42. Tujuan, M, 2003. Study Epidemiologi dan Pelaksana Program Pengobatan
TB Paru di Puskesmas Bangko Kabupaten Maringin Tahun 1999-2002. Skripsi FKM USU. Medan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tahun
Membuat Trend (Kecenderungan)
Metode Least Square atau Metode Kuadrat Terkecil
Dengan memakai rumus → y = a + bx
Jumlah Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4)
Medan
Tanda Dalam Kode (X) X2 Y XY
2000 1 1 26 26
2001 2 4 21 42
2002 3 9 18 54
2003 4 16 15 60
2004 5 25 9 45
2005 6 36 4 24
2006 7 49 13 91
2007 8 64 5 40
8 36 111 382 204
N = 8 ∑X = 36 ∑Y = 111 ∑XY = 382 ∑X2 = 204
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
(1) ∑Y = Na + b∑X (2) ∑XY = a∑X + b∑X2
111= 8a + 36b x9 999= 72a + 324b 382= 36a + 204b x2 764= 72a + 408b 235= -84b
b = -235
84 b = - 2,80 111= 8a + 36b 111= 8a + 36(-2.7976) 111= 8a − 100.7136 8a = 211.7136 a = 26,46 Berdasarkan rumus least Square di dapat persamaan garis: y = a + bx → y = 26,46−2,80x
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DATA RESPONDEN KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RELAPSE YANG BEROBAT DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT
PARU-PARU (BP4) MEDAN TAHUN 2000-2007
NO UMUR UMURK JK AGAMA SUKU DIDIK KERJA STATUS PMO PATUH TEMPAT HASIL INTENSIF LANJUTAN 1 39 1 1 1 2 4 2 1 2 2 3 2 2 2 2 25 1 1 1 4 4 1 2 2 1 2 1 1 1 3 63 2 1 3 3 1 2 1 2 1 3 1 1 1 4 35 1 1 1 2 4 4 1 2 1 2 3 5 31 1 2 1 4 3 2 2 2 2 2 2 1 2 6 65 2 1 3 3 2 3 1 2 1 2 1 1 1 7 37 1 1 2 3 4 2 1 2 2 2 2 1 2 8 37 1 2 2 3 4 4 2 1 1 2 1 1 1 9 45 1 2 1 2 2 4 1 2 1 3 1 1 1 10 30 1 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 11 39 1 1 3 3 3 3 1 2 1 3 1 1 1 12 53 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 13 17 1 1 1 2 4 5 2 2 1 2 1 1 1 14 37 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 15 26 1 2 1 1 4 2 2 1 1 2 3 16 21 1 2 1 1 4 4 1 2 1 2 1 1 1 17 24 1 1 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 18 64 2 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 19 38 1 1 1 4 4 2 1 2 1 1 1 1 1 20 22 1 2 2 3 5 5 2 2 1 2 1 1 1 21 22 1 1 3 3 5 5 2 1 1 2 1 1 1 22 37 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 23 33 1 1 3 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
24 24 1 2 3 3 5 5 2 2 1 2 1 1 1 25 27 1 2 1 2 4 2 2 1 1 2 1 1 1 26 50 1 1 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 27 35 1 2 3 3 4 4 1 2 1 1 1 1 1 28 47 1 2 1 1 3 3 1 1 1 2 1 1 1 29 24 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 1 1 1 30 25 1 1 1 2 4 3 2 2 1 2 1 1 1 31 52 1 2 3 6 2 4 1 2 2 2 2 2 2 32 46 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 33 44 1 2 1 2 4 2 1 2 1 2 1 1 1 34 18 1 1 2 3 5 5 2 1 1 3 1 1 1 35 29 1 2 1 2 4 2 1 2 1 2 1 1 1 36 28 1 1 3 6 4 3 2 1 1 1 1 1 1 37 20 1 1 1 3 4 2 2 2 1 1 1 1 1 38 43 1 1 3 6 3 2 1 2 1 2 1 1 1 39 45 1 1 1 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 40 57 2 2 1 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 41 54 1 1 3 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 42 44 1 1 3 6 3 2 1 1 1 2 1 1 1 43 44 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 44 55 1 2 1 2 2 4 1 2 1 2 1 1 1 45 22 1 2 1 2 4 2 1 2 1 2 1 1 1 46 33 1 1 1 2 4 3 2 2 1 2 1 1 1 47 30 1 2 2 3 4 4 1 2 1 2 1 1 1 48 44 1 2 2 3 4 2 1 2 1 2 1 1 1 49 30 1 1 3 3 3 2 1 1 1 2 1 1 1 50 45 1 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 51 49 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 52 23 1 2 3 5 4 2 2 2 1 2 1 1 1 53 45 1 2 1 6 2 2 1 2 1 2 1 1 1 54 53 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
55 55 1 1 1 2 1 3 1 1 2 2 3 56 41 1 1 1 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 57 26 1 2 1 2 3 4 1 2 1 3 1 1 1 58 50 1 1 1 4 2 2 1 2 1 3 1 1 1 59 40 1 2 1 4 3 4 1 2 1 3 1 1 1 60 28 1 2 3 3 4 2 1 2 1 2 1 1 1 61 47 1 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 62 21 1 1 1 2 5 5 2 2 1 2 1 1 1 63 32 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2 1 1 1 64 61 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 65 53 1 1 1 2 2 3 1 2 1 3 1 1 1 66 24 1 2 3 3 4 2 2 2 1 3 1 1 1 67 43 1 1 3 3 3 2 1 2 2 3 2 2 1 68 55 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 69 30 1 1 3 5 4 1 2 2 1 3 1 1 1 70 50 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 71 24 1 2 2 3 4 2 2 2 1 2 1 1 1 72 55 1 2 1 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 73 34 1 1 1 4 4 2 1 2 1 2 1 1 1 74 45 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 75 53 1 1 1 4 3 2 1 2 1 2 2 2 1 76 75 2 1 3 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 77 21 1 2 1 1 5 5 2 2 1 2 1 1 1 78 21 1 2 1 2 5 5 2 2 2 3 2 2 2 79 36 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 80 58 2 1 1 6 3 2 1 2 1 2 1 1 1 81 22 1 1 1 2 5 5 2 2 2 1 2 2 2 82 32 1 1 3 3 4 3 2 2 2 1 2 2 1 83 54 1 1 1 1 3 2 1 2 1 3 1 1 1 84 42 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 85 20 1 1 1 2 4 2 2 2 1 3 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
86 52 1 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 87 34 1 1 2 3 4 2 2 2 1 2 2 2 1 88 40 1 2 1 4 4 4 1 2 1 2 1 1 1 89 19 1 1 1 2 4 3 2 2 1 2 1 1 1 90 50 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 91 22 1 2 2 3 5 5 2 2 1 2 1 1 1 92 29 1 1 1 2 3 3 1 2 1 2 1 1 1 93 40 1 1 1 2 3 4 1 2 2 3 2 2 2 94 24 1 1 1 2 4 2 2 2 1 2 1 1 1 95 25 1 1 3 6 4 2 2 2 1 2 1 1 1 96 47 1 1 1 6 3 3 1 2 2 2 2 2 2 97 37 1 2 2 3 4 4 1 2 1 3 1 1 1 98 48 1 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 99 39 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1
100 33 1 2 1 2 4 4 1 2 2 1 2 2 1 101 39 1 1 3 5 3 3 1 2 1 2 1 1 1 102 20 1 1 3 3 5 5 2 2 1 2 1 1 1 103 33 1 1 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 104 25 1 2 1 2 4 2 2 2 1 2 1 1 1 105 56 2 1 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 106 36 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 107 34 1 2 1 2 3 4 1 2 2 2 2 2 1 108 36 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 109 40 1 1 1 2 3 3 1 2 1 2 1 1 1 110 39 1 1 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 111 28 1 1 1 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
MASTER DATA 111 RESPONDEN
NO UMUR UMURK JK AGAMA SUKU DIDIK KERJA STATUS PMO PATUH TEMPAT HASIL INTENSIF LANJUTAN 1 39 1 1 1 2 4 2 1 2 2 3 2 2 2 2 25 1 1 1 4 4 1 2 2 1 2 1 1 1 3 63 2 1 3 3 1 2 1 2 1 3 1 1 1 4 35 1 1 1 2 4 4 1 2 1 2 3 5 31 1 2 1 4 3 2 2 2 2 2 2 1 2 6 65 2 1 3 3 2 3 1 2 1 2 1 1 1 7 37 1 1 2 3 4 2 1 2 2 2 2 1 2 8 37 1 2 2 3 4 4 2 1 1 2 1 1 1 9 45 1 2 1 2 2 4 1 2 1 3 1 1 1 10 30 1 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 11 39 1 1 3 3 3 3 1 2 1 3 1 1 1 12 53 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 13 17 1 1 1 2 4 5 2 2 1 2 1 1 1 14 37 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 15 26 1 2 1 1 4 2 2 1 1 2 3 16 21 1 2 1 1 4 4 1 2 1 2 1 1 1 17 24 1 1 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 18 64 2 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 19 38 1 1 1 4 4 2 1 2 1 1 1 1 1 20 22 1 2 2 3 5 5 2 2 1 2 1 1 1 21 22 1 1 3 3 5 5 2 1 1 2 1 1 1 22 37 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 23 33 1 1 3 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2 24 24 1 2 3 3 5 5 2 2 1 2 1 1 1 25 27 1 2 1 2 4 2 2 1 1 2 1 1 1 26 50 1 1 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 27 35 1 2 3 3 4 4 1 2 1 1 1 1 1 28 47 1 2 1 1 3 3 1 1 1 2 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
29 24 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 1 1 1 30 25 1 1 1 2 4 3 2 2 1 2 1 1 1 31 52 1 2 3 6 2 4 1 2 2 2 2 2 2 32 46 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 33 44 1 2 1 2 4 2 1 2 1 2 1 1 1 34 18 1 1 2 3 5 5 2 1 1 3 1 1 1 35 29 1 2 1 2 4 2 1 2 1 2 1 1 1 36 28 1 1 3 6 4 3 2 1 1 1 1 1 1 37 20 1 1 1 3 4 2 2 2 1 1 1 1 1 38 43 1 1 3 6 3 2 1 2 1 2 1 1 1 39 45 1 1 1 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 40 57 2 2 1 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 41 54 1 1 3 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 42 44 1 1 3 6 3 2 1 1 1 2 1 1 1 43 44 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 44 55 1 2 1 2 2 4 1 2 1 2 1 1 1 45 22 1 2 1 2 4 2 1 2 1 2 1 1 1 46 33 1 1 1 2 4 3 2 2 1 2 1 1 1 47 30 1 2 2 3 4 4 1 2 1 2 1 1 1 48 44 1 2 2 3 4 2 1 2 1 2 1 1 1 49 30 1 1 3 3 3 2 1 1 1 2 1 1 1 50 45 1 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 51 49 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 52 23 1 2 3 5 4 2 2 2 1 2 1 1 1 53 45 1 2 1 6 2 2 1 2 1 2 1 1 1 54 53 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1 55 55 1 1 1 2 1 3 1 1 2 2 3 56 41 1 1 1 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 57 26 1 2 1 2 3 4 1 2 1 3 1 1 1 58 50 1 1 1 4 2 2 1 2 1 3 1 1 1 59 40 1 2 1 4 3 4 1 2 1 3 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
60 28 1 2 3 3 4 2 1 2 1 2 1 1 1 61 47 1 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 62 21 1 1 1 2 5 5 2 2 1 2 1 1 1 63 32 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2 1 1 1 64 61 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 65 53 1 1 1 2 2 3 1 2 1 3 1 1 1 66 24 1 2 3 3 4 2 2 2 1 3 1 1 1 67 43 1 1 3 3 3 2 1 2 2 3 2 2 1 68 55 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 69 30 1 1 3 5 4 1 2 2 1 3 1 1 1 70 50 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 71 24 1 2 2 3 4 2 2 2 1 2 1 1 1 72 55 1 2 1 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 73 34 1 1 1 4 4 2 1 2 1 2 1 1 1 74 45 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 75 53 1 1 1 4 3 2 1 2 1 2 2 2 1 76 75 2 1 3 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 77 21 1 2 1 1 5 5 2 2 1 2 1 1 1 78 21 1 2 1 2 5 5 2 2 2 3 2 2 2 79 36 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 80 58 2 1 1 6 3 2 1 2 1 2 1 1 1 81 22 1 1 1 2 5 5 2 2 2 1 2 2 2 82 32 1 1 3 3 4 3 2 2 2 1 2 2 1 83 54 1 1 1 1 3 2 1 2 1 3 1 1 1 84 42 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 85 20 1 1 1 2 4 2 2 2 1 3 1 1 1 86 52 1 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 87 34 1 1 2 3 4 2 2 2 1 2 2 2 1 88 40 1 2 1 4 4 4 1 2 1 2 1 1 1 89 19 1 1 1 2 4 3 2 2 1 2 1 1 1 90 50 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
91 22 1 2 2 3 5 5 2 2 1 2 1 1 1 92 29 1 1 1 2 3 3 1 2 1 2 1 1 1 93 40 1 1 1 2 3 4 1 2 2 3 2 2 2 94 24 1 1 1 2 4 2 2 2 1 2 1 1 1 95 25 1 1 3 6 4 2 2 2 1 2 1 1 1 96 47 1 1 1 6 3 3 1 2 2 2 2 2 2 97 37 1 2 2 3 4 4 1 2 1 3 1 1 1 98 48 1 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 99 39 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1
100 33 1 2 1 2 4 4 1 2 2 1 2 2 1 101 39 1 1 3 5 3 3 1 2 1 2 1 1 1 102 20 1 1 3 3 5 5 2 2 1 2 1 1 1 103 33 1 1 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 104 25 1 2 1 2 4 2 2 2 1 2 1 1 1 105 56 2 1 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 106 36 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 107 34 1 2 1 2 3 4 1 2 2 2 2 2 1 108 36 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 109 40 1 1 1 2 3 3 1 2 1 2 1 1 1 110 39 1 1 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 111 28 1 1 1 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Frequency Table
UMUR RESPONDEN
103 92.8 92.8 92.88 7.2 7.2 100.0
111 100.0 100.0
15-55 TAHUN> 55 TAHUNTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
JENIS KELAMIN RESPONDEN
72 64.9 64.9 64.939 35.1 35.1 100.0
111 100.0 100.0
LAKI-LAKIPEREMPUANTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
AGAMA RESPONDEN
70 63.1 63.1 63.113 11.7 11.7 74.828 25.2 25.2 100.0
111 100.0 100.0
ISLAMKRISTEN KHATOLIKKRISTEN PROTESTANTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
SUKU RESPONDEN
7 6.3 6.3 6.349 44.1 44.1 50.535 31.5 31.5 82.0
9 8.1 8.1 90.13 2.7 2.7 92.88 7.2 7.2 100.0
111 100.0 100.0
MELAYUJAWABATAKMANDAILINGNIASKAROTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
PENDIDIKAN RESPONDEN
5 4.5 4.5 4.5
18 16.2 16.2 20.740 36.0 36.0 56.837 33.3 33.3 90.111 9.9 9.9 100.0
111 100.0 100.0
TIDAK SEKOLAH/TIDAKTAMAT SDSD/SEDERAJATSLTP/SEDERAJATSLTA/SEDERAJATAKADEMI/PTTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PEKERJAAN RESPONDEN
3 2.7 2.7 2.7
53 47.7 47.7 50.526 23.4 23.4 73.918 16.2 16.2 90.111 9.9 9.9 100.0
111 100.0 100.0
PNS/TNI/POLRI/PENSIUNANWIRASWASTAPETANI,SUPIR,TUKANGIRTPELAJAR/MAHASISWATotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
STATUS PERKAWINAN RESPONDEN
78 70.3 70.3 70.333 29.7 29.7 100.0
111 100.0 100.0
KAWINBELUM KAWINTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PMO
14 12.6 12.6 12.697 87.4 87.4 100.0
111 100.0 100.0
PETUGAS KESEHATANKELUARGATotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
KEPATUHAN BEROBAT
88 79.3 79.3 79.323 20.7 20.7 100.0
111 100.0 100.0
PATUHTIDAK PATUHTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KONVERSI SPUTUM INTENSIF
88 79.3 81.5 81.520 18.0 18.5 100.0
108 97.3 100.03 2.7
111 100.0
KONVERSITIDAK KONVERSITotal
Valid
SystemMissingTotal
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
KONVERSI SPUTUM LANJUTAN
94 84.7 87.0 87.014 12.6 13.0 100.0
108 97.3 100.03 2.7
111 100.0
KONVERSITIDAK KONVERSITotal
Valid
SystemMissingTotal
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
TEMPAT BEROBAT TERDAHULU
12 10.8 10.8 10.878 70.3 70.3 81.121 18.9 18.9 100.0
111 100.0 100.0
RSUPUSKESMASBP4Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
HASIL AKHIR PENGOBATAN
84 75.7 75.7 75.7
24 21.6 21.6 97.3
3 2.7 2.7 100.0111 100.0 100.0
SEMBUH/PENGOBATANLENGKAPDEFAULTED/DO ATAUGAGALMENINGGALTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Crosstabs
Case Processing Summary
108 97.3% 3 2.7% 111 100.0%
HASIL AKHIRPENGOBATAN *KONVERSI SPUTUMINTENSIF
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
HASIL AKHIR PENGOBATAN * KONVERSI SPUTUM INTENSIF Crosstabulation
84 0 8468.4 15.6 84.0
100.0% .0% 100.0%
95.5% .0% 77.8%
77.8% .0% 77.8%4 20 24
19.6 4.4 24.0
16.7% 83.3% 100.0%
4.5% 100.0% 22.2%
3.7% 18.5% 22.2%88 20 108
88.0 20.0 108.0
81.5% 18.5% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
81.5% 18.5% 100.0%
CountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within KONVERSISPUTUM INTENSIF% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within KONVERSISPUTUM INTENSIF% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within KONVERSISPUTUM INTENSIF% of Total
SEMBUH/PENGOBATANLENGKAP
DEFAULTED/DO ATAUGAGAL
HASIL AKHIRPENGOBATAN
Total
KONVERSITIDAK
KONVERSI
KONVERSI SPUTUMINTENSIF
Total
Chi-Square Tests
85.909b 1 .000 .000 .00080.475 1 .00081.873 1 .000 .000 .000
.000 .000
85.114c
1 .000 .000 .000 .000
108
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.44.b.
The standardized statistic is 9.226.c.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary
108 97.3% 3 2.7% 111 100.0%
HASIL AKHIRPENGOBATAN *KONVERSI SPUTUMLANJUTAN
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
HASIL AKHIR PENGOBATAN * KONVERSI SPUTUM LANJUTAN Crosstabulation
84 0 8473.1 10.9 84.0
100.0% .0% 100.0%
89.4% .0% 77.8%
77.8% .0% 77.8%10 14 24
20.9 3.1 24.0
41.7% 58.3% 100.0%
10.6% 100.0% 22.2%
9.3% 13.0% 22.2%94 14 108
94.0 14.0 108.0
87.0% 13.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
87.0% 13.0% 100.0%
CountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within KONVERSISPUTUM LANJUTAN% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within KONVERSISPUTUM LANJUTAN% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within KONVERSISPUTUM LANJUTAN% of Total
SEMBUH/PENGOBATANLENGKAP
DEFAULTED/DO ATAUGAGAL
HASIL AKHIRPENGOBATAN
Total
KONVERSITIDAK
KONVERSI
KONVERSI SPUTUMLANJUTAN
Total
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
56.298b 1 .000 .000 .00051.246 1 .00050.706 1 .000 .000 .000
.000 .000
55.777c
1 .000 .000 .000 .000
108
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.11.b.
The standardized statistic is 7.468.c.
Crosstabs
Case Processing Summary
108 97.3% 3 2.7% 111 100.0%HASIL AKHIRPENGOBATAN *UMUR RESPONDEN
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
HASIL AKHIR PENGOBATAN * UMUR RESPONDEN Crosstabulation
78 6 8477.8 6.2 84.0
92.9% 7.1% 100.0%
78.0% 75.0% 77.8%
72.2% 5.6% 77.8%22 2 24
22.2 1.8 24.0
91.7% 8.3% 100.0%
22.0% 25.0% 22.2%
20.4% 1.9% 22.2%100 8 108
100.0 8.0 108.0
92.6% 7.4% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
92.6% 7.4% 100.0%
CountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within UMURRESPONDEN% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within UMURRESPONDEN% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within UMURRESPONDEN% of Total
SEMBUH/PENGOBATANLENGKAP
DEFAULTED/DO ATAUGAGAL
HASIL AKHIRPENGOBATAN
Total
15-55 TAHUN > 55 TAHUNUMUR RESPONDEN
Total
Chi-Square Tests
.039b 1 .844 1.000 .567
.000 1 1.000
.038 1 .846 1.000 .5671.000 .567
.038c
1 .845 1.000 .567 .319
108
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.78.b.
The standardized statistic is .195.c.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary
108 97.3% 3 2.7% 111 100.0%HASIL AKHIRPENGOBATAN * JENISKELAMIN RESPONDEN
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
HASIL AKHIR PENGOBATAN * JENIS KELAMIN RESPONDEN Crosstabulation
55 29 8454.4 29.6 84.0
65.5% 34.5% 100.0%
78.6% 76.3% 77.8%
50.9% 26.9% 77.8%15 9 24
15.6 8.4 24.0
62.5% 37.5% 100.0%
21.4% 23.7% 22.2%
13.9% 8.3% 22.2%70 38 108
70.0 38.0 108.0
64.8% 35.2% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
64.8% 35.2% 100.0%
CountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within JENISKELAMIN RESPONDEN% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within JENISKELAMIN RESPONDEN% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within JENISKELAMIN RESPONDEN% of Total
SEMBUH/PENGOBATANLENGKAP
DEFAULTED/DO ATAUGAGAL
HASIL AKHIRPENGOBATAN
Total
LAKI-LAKI PEREMPUAN
JENIS KELAMINRESPONDEN
Total
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
.073b 1 .788 .812 .484
.001 1 .979
.072 1 .788 .812 .484.812 .484
.072c
1 .789 .812 .484 .183
108
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.44.b.
The standardized statistic is .268.c.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary
108 97.3% 3 2.7% 111 100.0%HASIL AKHIRPENGOBATAN *KEPATUHAN BEROBAT
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
HASIL AKHIR PENGOBATAN * KEPATUHAN BEROBAT Crosstabulation
84 0 8466.9 17.1 84.0
100.0% .0% 100.0%
97.7% .0% 77.8%
77.8% .0% 77.8%2 22 24
19.1 4.9 24.0
8.3% 91.7% 100.0%
2.3% 100.0% 22.2%
1.9% 20.4% 22.2%86 22 108
86.0 22.0 108.0
79.6% 20.4% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
79.6% 20.4% 100.0%
CountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within KEPATUHANBEROBAT% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within KEPATUHANBEROBAT% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within KEPATUHANBEROBAT% of Total
SEMBUH/PENGOBATANLENGKAP
DEFAULTED/DO ATAUGAGAL
HASIL AKHIRPENGOBATAN
Total
PATUH TIDAK PATUHKEPATUHAN BEROBAT
Total
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
96.698b 1 .000 .000 .00091.129 1 .00095.419 1 .000 .000 .000
.000 .000
95.802c
1 .000 .000 .000 .000
108
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.89.b.
The standardized statistic is 9.788.c.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary
108 97.3% 3 2.7% 111 100.0%HASIL AKHIRPENGOBATAN * PMO
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
HASIL AKHIR PENGOBATAN * PMO Crosstabulation
11 73 849.3 74.7 84.0
13.1% 86.9% 100.0%
91.7% 76.0% 77.8%10.2% 67.6% 77.8%
1 23 242.7 21.3 24.0
4.2% 95.8% 100.0%
8.3% 24.0% 22.2%.9% 21.3% 22.2%
12 96 10812.0 96.0 108.0
11.1% 88.9% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%11.1% 88.9% 100.0%
CountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within PMO% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within PMO% of TotalCountExpected Count% within HASIL AKHIRPENGOBATAN% within PMO% of Total
SEMBUH/PENGOBATANLENGKAP
DEFAULTED/DO ATAUGAGAL
HASIL AKHIRPENGOBATAN
Total
PETUGASKESEHATAN KELUARGA
PMO
Total
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
1.507b 1 .220 .293 .200.738 1 .390
1.817 1 .178 .293 .200.293 .200
1.493c
1 .222 .293 .200 .160
108
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
PointProbability
Computed only for a 2x2 tablea.
1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.67.b.
The standardized statistic is 1.222.c.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary
111 100.0% 0 .0% 111 100.0%PMO * KEPATUHANBEROBAT
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
PMO * KEPATUHAN BEROBAT Crosstabulation
12 2 1411.1 2.9 14.0
85.7% 14.3% 100.0%
13.6% 8.7% 12.6%
10.8% 1.8% 12.6%76 21 97
76.9 20.1 97.078.4% 21.6% 100.0%
86.4% 91.3% 87.4%
68.5% 18.9% 87.4%88 23 111
88.0 23.0 111.079.3% 20.7% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
79.3% 20.7% 100.0%
CountExpected Count% within PMO% within KEPATUHANBEROBAT% of TotalCountExpected Count% within PMO% within KEPATUHANBEROBAT% of TotalCountExpected Count% within PMO% within KEPATUHANBEROBAT% of Total
PETUGAS KESEHATAN
KELUARGA
PMO
Total
PATUH TIDAK PATUHKEPATUHAN BEROBAT
Total
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Recommended