Download docx - karya tulis ilmiah

Transcript

16

BAB IPEDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Pembangunan Kesehatan dewasa ini Masih diwarnai oleh rawannya derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama kepada kelompok yang paling rawan yaitu ibu hamil, Ibu bersalin dan bagi pada masa perinatal. Hal ini di tandai oleh tingginya angka kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Angka kematian Ibu memang sangat tinggi. Menurut WHO (world health organization ) tahun 1996, terjadi kematian maternal sekitar 585.000 orang/tahun, sedangkan kematian perinatal adalah sekitar 10 juta jiwa. Sekitar 90% kematian terjadi di Negara berkembang, dan sekitar sepertiga kematian terjadi akibat pertolongan gugur kandungan yang tidak aman dan tidak bersih. Penyebab utama kematian tetap terias yaitu berupa perdarahan 60%, Infeksi 25%, gestosisi 15%, penyebab lainnya hanya 5%. Oleh karna itu maka sejak tahun 1990 sampai 1991 Depertemen Kesehatan di bantu oleh WHO, UNICEF dan UNDP melaksanakan assessment safe mother hood sampai saat ini. Hasil kegiatan dari assessment safe mother hood adalah rekomendasi rencana kegiatan 5 (lima) tahun ( Novita 2010)Setiap Ibu hamil seharusnya mendapatkan perawatan kehamilannya secara baik dengan cara memeriksa kehamilan. Akan tetapi pada kenyataan masih banyak Ibu hamil belum mengerti yang lebih dalam tentang pemeriksaan kehamilan. WHO menganjurkan agar setiap wanita hamil mendapatkan paling sedikit empat kali kunjungan selama periode anternatal, antara lain : satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), satu kali kunjungan selama terimester ke dua (usia kehamilan antara 14-28 minggu), dua kali kunjungan selama trimester ke tiga (usia kehamilan antara 28-36 minggu), dan sesudah usia kehamilan 36 minggu. Namun, seharusnya wanita hamil melakukan kunjungan antenatal care lebih sering jika ia mengalami masalah, dan hendaknya ia disarankan untuk mengunjungi bidan atau tenaga kesehatan lain bila merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir (Marmi, 2011).Menurut Survey Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 2003 AKI di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup dan mati bayi baru lahir 35 per 1000 Kejadian kematian ibu terutama pada kelompok Ibu hamil dan bersalin. ( Kusmiati, 2008 ). Untuk membantu pemerintah dalam mencapai penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia, pemerintah mempunyai target cakupan pelayanan Antenatal care (K1) 95% dan cakupan pelayanan Antenatal care (K4) % (Kusmiati, 2008).Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia masih tinggi yaitu 228/100.00 kelahiran hidup (KH), sedangkan Anka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia juga masih relative tinggi yaitu 34/1000 KH (Novita 2010). Angka Kematian Ibu (AKI) di Aceh mencapai 209/1000 Kelahiran Hidup (KH), Angka Kematian Bayi (AKB) Berada di atas rata-rata Nasional yaitu mencapai 40/1000 KH ( Novita 2010).Berdasarkan data terakhir Desember 2011, Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan di Aceh Berkisar 190/100.000 Kelahiran Hidup (KH). Maka dari itu upanya pengurangan terus dilakukan oleh pemerintah Aceh sebagai salah salah satu indikatur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang kesehatan (Novita 2010).Dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal di Indonesia, maka dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Masalah yang paling rawan saat ini yaitu kematian Ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat berbagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik, sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah dengan memberikan pelayanan Antenatal care (ANC) yang bertujuan untuk menjaga agar Ibu hamil dapat melalui kehamilan persalinan dan nifas dengan baik selamat serta menghasilkan bayi yang sehat dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian Ibu dan bayi.Menurut hasil penelitian Ayurani (2009), beberapa faktor yang melatar belakangi resiko kematian ibu adalah kurangnya partisipasi ibu disebabkan pendidikan rendah, kemampuan ekonomi rendah dan kedudukan sosial yang tidak mendukung. Pelayanan Antenatal Care (ANC) dengan standar pemeriksaan berulang (K1- K4) merupakan komponen pelayanan kesehatan Ibu hamil yang penting karena bila timbul gangguan kesehatan dini mungkin dapat dikenali sehingga dilakukan perawatan yang tepat dengan standart 10 T dalam pelayanan Antenatal Care (ANC). Dalam memberikan pelayanan keperawatan maternitas, perawat hendaknya menggunakan pelayanan standar minimal pada Ibu hamil yaitu 10 T adapun standar minimal 10 T tersebut yaitu ; 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, 2. Ukur tekanan darah, 3. Tentukan status gizi, 4. Ukur tinggi fundus uteri, 5. Tentukan posisi janain dan denyut jantung janin, 6. Pemberian imunisasi tetanus toksoid, 7. Lakukan tes laboratorium, 8. Pemberian tablet zat besi, 9. Tes terhadap penyakit menular seksual, 10. Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan. ( Novita, 2010). Dari hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan di peroleh jumlah Ibu hamil sebanyak 30 orang dan data Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan Ibu hamil sebanyak 4.446 jiwa, Kunjungan K-I Berjumlah 3.515 orang dan K-4 3.216 yang dilakukan penulis di Desa Mompang pada tanggal, 19 Januari 2014, terdapat 30 orang kunjungan K-1 berjumlah 30 orang dan K-4 Berjumlah 22 orang yang melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC). Dan dari hasil wawancara penulis terhadap Ibu hamil diperoleh bahwa Ibu Yang menggunakan 7 T Berjumlah 10 orang, Dan yang menggunakan 10 T belum ada, semua Ibu hamil telah ditimbang berat badannya, telah di ukur tekanan darahnya, Ibu hamil telah diberikan imunisasi TT, ibu hamil telah di berikan tablet zat besi (fe), dan tidak ada ibu yang merencanakan rujukan.Dari data tersebut penulis tertarik untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang manfaat 10 T dalam pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2014.

1.2. Rumusan MasalahBagaimana manfaat pengetahuan tentang 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC) di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2014 ?

1.3. Tujuan Peneliti 1.3.1. Tujuan umum Mengetahui pengetahuan Ibu hamil tentang manfaat 10 T dalam pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2014.1.3.2. Tujuan khususUntuk mengidentifikasi manfaat 10 T dalam pemeriksaan kehamilan yang mencakup:1. Untuk mengetahui pengetahuan Ibu hamil tentang manfaat 10 T berdasarkan umur di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu .2. Untuk mengetahun pengetahuan Ibu hamil tentang manfaat 10 T berdasarkan pendidikan di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu .3. Untuk mengetahui pengetahuan Ibu hamil tentang manfaat 10 T berdasarkan pekerjaan di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu .4. Untuk mengetahui pengetahuan Ibu hamil tentang manfaat 10 T berdasarkan sumber informasi di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu

1.4. Manfaat Penelitian1.4.1. Bagi penelitiSebagai masukan dalam menambah pengetahuan tentang keperawatan maternitas khususnya manfaat 10 T dalam pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) dan dapat mengaplikasikannya dalam memberikan pelayanan.1.4.2. Bagi respondenUntuk menambah informasi dan pengetahuan tentang manfaat 10 T dalam pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC).1.4.3. Bagi institusi pendidikanSebagai tambahan referensi di Perpustakaan Program Studi D-III Keperawatan STIKes Syuhada Padangsidimpuan dan peneliti selanjutnya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengetahuan 2.1.1. DefenisiPengetahuan adalah hasil tahu dari seseorang terhadap objek melalui indera yang di milikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di pengeruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang di peroleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera peglihatan (mata) (Notoadmojdo, 2010). Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindranya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (belief), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah segala apa yang di ketahui berdasarkan pengalaman yang di dapatkan oleh setiap manusia (Mubarah 2012).2.1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Notoadmojdo, ( 2010) pengetahuan mempunyai 6 tingkat yaitu:a. Tahu (know)Tahu diartikan hanya sebagian recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: Tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit demam berdarah di tularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan, misalnya:apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PNS (pemberantasan sarang nyamuk), dan sebagainya.b. Memahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.c. Aplikasi (application)Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang di maksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan di tempat ia bekerja atau dimana saja. Orang tahu tentang metedologi penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian di mana saja, dan seterusnya.d. Analisis (analysis)Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang di ketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. Misalnya dapat membedakan antara nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan sebagainya.e. Sintesis ( synthesis )Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponenkomponen pengetahuan yang di miliki, dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang halhal yang telah di baca atau di dengar, dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah di baca.f. Evaluasi (evaluatiuon)Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya, seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai mamfaat ikut keluarga berencana, dan sebagainya. 2.1.3 Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoadmojdo (2010) faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:1. Umur Usia adalah umur indivudu yang terhitung mulai saat di lahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.2. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalanya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.3. Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehiduapan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetepi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.4. SumberinformasiMedia yang ada sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan. Media yang memberikan pengetahuan pada responden adalah media elektronik, media cetak, dan media kesehatan ( Darwin, 2010).2.1.4 Pengukuran PengetahuanPengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi y ang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden (Notoadmodjo, 2010). 1. Baik : Hasil Persentasi 76-100% yaitu apabila responden menjawab dengan benar sebanyak 16-20 pernyataan.2. Cukup : Hasil Persentasi 56-75% yaitu, apabila responden menjawab dengan benar sebanyak 11-15 pernyataan.3. Kurang : Hasil Persentasi 40-55% yaitu, apabila responden menjawab dengan benar sebanyak 6-10 pernyataan.

2.2. Konsep Ibu2.2.1 Pengertian IbuIbu adalah seorang wanita yang telah menikah, dan ibu merupakan sosok wanita yang baik dalam keluarga, wanita yang telah melahirkan seorang anak, dan sebutan untuk wanita yang telah bersuami (Santoso, 2009).2.2.2 . Peran IbuPeran ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing di dalam perjalanan kehidupan seseorang, Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya disaat anaknya masih bayi hingga dewasa. Peran ibu di dalam keluarga antara lain

1. Pemberi aman dan sumber kasih sayang2. Tempat mencurahkan isi hati3. Pendidik dari segi emosional4. Pembimbing dalam kehidupan keluarga (Santoso,2009).

2.3. Pengertian kehamilanKehamilan adalah pengalaman yang di dambakan oleh setiap wanita. Bagi sebagai besar wanita di muka bumi ini mengalami kehamilan yang di rencanakan dan melahirkan anak yang sehat dan lucu, tentunya akan menciptakan perasaan menjadi wanita yang utuh dan menyempurnakan kebahagian yang sebagai istri dan sekaligus sebagai seorang ibu. Disisi lain, kehamilan adalah peruses yang pernuh perjuangan dan memerlukan sikap hati-hati yang ekstra guna meminimalisasi risiko dari kehamilannya. (Novaria 2009). Kehamilan adalah di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lama lahir normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung mulai dari hari pertama haid terakhir ( Rukiah, 2013 ). Kehamilan adalah bertemunya sel telur dengan sel sperma di tubafallopi tepatnya di ampula tuba, yang pada hari 1-2 membentuk zigot,3-4 mebelah menjadi morulla, pada hari ke 5-6 membelah lagi menjadi blastulla seterusnya pada hari ke 7-8 melekat di dinding uterus kemudian akan berimplementasi di endometrium pada hari ke 9-10 yang akan menjadi embrio yang selanjutnya berkembang menjadi janin (Rustam 2008).

2.4. Antenatal Care (ANC)2.4.1. Pengertian Antenatal Care Antenatal Care (ANC) atau pelayanan asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2012).Antenatal Care (ANC) adalah merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan dan tenaga kesehatan lain, atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal ( Jannah, 2012). Antenatal Care (ANC) adalah merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal ( Prawirohardjo, 2008 ).2.4.2. Tujuan asuhan kehamilanAdapun tujuan asuhan kebidanan menurut Rukiah (2013) yaitu:1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang ibu dan tumbuh kembang bayi.2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi3. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin dapat terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.4. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan kesehatan, nutrisi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.5. Mempersiapkan persalian cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 6. normal dan merawat anak secara fisik psikologis dan social.7. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan memberikan ASI eksklusif.8. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.Adapun tujuan asuhan menurut Marmi (2011). yaitu:1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, anternatal dan social ibu dan bayi. 3. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.4. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan peroses kehamilan bayi.5. Mendeteksi dan menetalaksana komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama kehamilan.6. Mengembangkan menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, fisiologis dan sosial.2.5. Pelayanan Standar Minimal 10 T2.5.1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Berat badan Ibu diukur setiap Ibu datang, kenaikan berat badan atau penurunan berat badan. Pertambahan berat badan yang normal pada Ibu hamil berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Masa Indeks) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama kehamilan, karena merupakan hal yang paling penting mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg (Marmi 2012). Kenaikan berat badan Ibu dianjurkan sekitar 1 -2,5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0,5 kg setiap minggu. Kenaikan berat badan yang di anjurkan tergantung status gizi awal ibu (Jannah, 2013). Pengukuran tinggi badan dilakukan pada pemeriksaan kehamilan. Cara pengukuran tinggi badan berdiri tegak lurus kemudian tanpa menggunakan sepatu. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu,ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu > 145 cm (Rukiah, 2013).2.5.2. Ukur tekanan darah Tekanan darah diukur dan diperiksa setiap kali datang memeriksa kehamilan. Tekanan darah perlu di ukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan. ( Rukiah, 2013). Pengukuran tekanan darah sangat penting pada masa kehamilan karena peningkatan tekanan darah melebihi 140/90 mmHG dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Dan penurunan tekanan darah di bawah 100/80 mmHg sangat berbahaya pada ibu (Marni, 2011).2.5.3. Tentukan status gizi Status gizi merupakan hal yang sangat penting di perhatikan pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat mempengaruhi terhadap status kesehatan ibukan sosial (Jannah, 2012). Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % di bandingkan dengan kebutuhan wanita normal peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin (Rukiah, 2013). Pada triwulan pertama umumnya ibu hamil mengalami penurunan berat badan karena nafsu makan turun dan sering timbul muntah. Meskipun ibu hamil mengalami keadaan tersebut tetapi asupan makanan harus di berikan seperti biasa. Pada trimester kedua nafsu makan mulai meningkat, kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya meliputi zat sumber tenaga, pembangun pelindung dan pengatur hal ini untuk kebutuhan janin. Pada trimester ketiga nafsu (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik (Marni, 2011). Untuk mengetahui apakah ibu kekurangan gizi atau tidak dapat dilakukan dengan cara pengukuran LILA (lingkar lengan atas). Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 maka interpretasinya adalah kurang energi kronis (KEK) (Kusmiyati, 2009).

2.5.4. Ukur Tinggi Fundus Uteri Pengukuran tinggi fundus uteri apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran di gunakan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus uteri memakai pita cm dari atas simpis kemudian ke fundus uteri (Rukiah, 2013). Penting untuk diketahui pita ukur yang digunakan hendaknya terbuat dari bahan yang tidak biasa mengantur Saat pemeriksaan kandung kemih ibu harus kosong (Jannah 2012). Tabel 1.1Pengukuran Tinggi Fundus Uteri NOUmur kehamilan dalam mingguMengukur berdasarkan jari

112 minggu1-2 jari di atas simpisis

216 mingguPertengahan simpisis pusat

320 minggu3 jari di bawah pusat

424 mingguSetinggi pusat

528 minggu3 jari di atas pusat

632 mingguPertengahan px

736 minggu2-3 jari di bawah px

840 mingguPertengahan px-pusat

2.5.5. Tentukan Posisi Janin Dan Denyut Jantung JaninUntuk mengetahui letak dan presentasi janin dapat digunakan palpasi. Salah satu cara palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold. Pemeriksaan Leopold dilakukan dengan sistematika:

1. Leopold IBertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. Dimana simetriskan perut ibu kemudian tangan meraba bagian janin samapai ke fundus dengan kedua telapak tangan.2. Leopold IIBertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di sisi kanan atau sisi kiri perut ibu. Dimana kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri atau dari kanan secara bergantian, jari kearah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat melenting (kepala) janin.3. Leopold IIIBertujuan untuk mengetahui bagian terbawah janin.Yang dimana caranya satu tangan meraba bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah (di atas simpisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk di fiksasi.4. Leopold IVBertujuan untuk mengetahui bagian janin apakah kepala sudah memasuki pintu atas panggul atau belum. Dimana kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari sisi kiri dan kanan perut ibu dan mengarah ke kaki pasien. (Jannah, 2012)Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop monoaural dapat juga dipergunakan dopler. Denyut jantung janin dapat didengar pada akhir bulan ke-5, walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah didengar pada akhir bulan ke-3, frekuensi denyut jantung janin lebih cepat dari bunyi jantung orang dewasa ialah 120-140 x/menit. Jika pada prentasi biasa ( kepala) letakkan dopler atau stetoskop monoaural kiri atau kanan bawah pusat ibu. Jika bagian anak belum dapat ditentukan, maka denyut jantung janin dapat dicari garis tengah diatas sympisis (Marni, 2011).2.5.6. Pemberian Imunisasi Tetanus ToksoidKehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan janin. Imunisasi harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk mencegah kemungkinan tetanus neonatorum (Jannah 2013)Pemberian imunisasi tetanus toksoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu, untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian. Akan tetapi memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil (Rukiah, 2013).Tabel 1.2.Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

ANTIGENInterval (selang waktu minimal)Lama perlindunganPerlindungan

TT 1Pada kunjungan antenatal care pertama

TT 24 minggu setelah TT pertama3 Tahun80%

TT 36 bulan setelah TT 25 tahun95%

TT 41 Tahun setelah TT 3 10 Tahun95%

TT 51 Tahun setelah TT 425tahun/seumur hidup99%

Sumber: ( Kusmiyati 2009 ).

2.5.7 Lakukan Tes Laboratorium Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan HB untuk menilai status anemia atau tidak pada ibu hamil, sebaiknya pemeriksaan HB ini dilakukan sejak semester I, sehingga apabila ditemukan kondisi anemia akan dapat segera diterapi dengan tepat (Marmi,2011)Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan seperti darah tinggi/hipertensi dan kencing manis/diabetes mellitus, maka dapat dilakukan tes laboratorium lainnya seperti tes ginjal, kadar rotein (albunin dan globulin),kadar gula darah dan urin lengkap (Jannah 2012)Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil saat melakukan pemeriksaan kehamilan dan pertujuan untuk mengatasi resiko penyakit lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu persalinan dapat berlangsung dengan aman dan sehat (Sujiantini, 2019Pemeriksaan laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan. Bukti diseluruh dunia menunjukkan bahwa pemeriksaan tes laboratorium selama kunjungan antenatal harus difokuskan pada pemeriksaanpemeriksaan yang didukung oleh riset ilmiah, dengan kata lain bidan harus melekukan pemeriksaan yang nyata dapat menurunkan angka kematian ibu dan neonatus (Rukiah, 2013).1. Pemeriksaan darah : haemoglobin, hematokrit, golongan darah, faktor rehesus2. Pemeriksaan urin untuk melihat adanya gula, protein, dan kehamilan pada sedimen 3. STS (serologic test for sypbilis)4. Bila perlu, test antibody toksopelasmosis, rubella, dan lain-lain.Bila data base line telah di peroleh dan semua baik maka dokter/bidan dapat mengatakan bahwa kehamilannya baik. Nasehat selanjutnya adalah bila terdapat hal-hal seperti tersebut dibawah ini pasien harus segera kembali ke tenaga kesehatan:Pendarahan pervaginam, bengkak ditangan/muka, sakit kepala yang hebat terus menerus, pandangan kabur, sakit perut, muntah yang berlebihan, demam (Sujiantini, 2009).Tabel 1.3 Pemeriksaan Laboratorium Dan Nilainya

Tes laboratoriumNilai normaNilai Tidak NormalDiagnosa/Masalah Yang Terkait

Haemoglobin10,5-14,0< 10,5Anemia

Protein urine DipstickMerebusTerlacak/negative Bening/negative>atau = 2+ keruh(positif)Protein urine (mungkin ada infeksi)

Sumber: (Kusmiati, 2009).2.5.8. Pemberian Tablet Zat Besi Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamila, pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rara-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan 90 tablet semasa kehamilan. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda tanda anemia (Rukiah, 2013). Selama kehamilan seorang ibu hamil minimal harus mendapatkan 90 tablet tambahan darah (fe), karena sulit untuk mendapatkan zat besi dengan jumlah yang cukup dari makanan. Untuk mencegah anemia seorang wanita sebaiknya mengkomsumsi sedikit 60 mg zat besi (mengandung FeSO4 320 mg ) dan 1 mg asam folat setiap hari. Akan tetapi, jika ibu tersebut sudah menderita anemia, maka sebaiknya mengkomsumsi 2 tablet zat besi dan 1 asam folat per hari. Ingatkan bahwa zat besi menyebabkan mual, konstipasi, serta perubahan warna pada feses. Maka sarankan yang di anjurkan adalah minum tablet zat besi pada malam hari untuk menghindari perasaan mual. Tablet besi sebaiknya di berikan saat di ketahui ibu tersebut hamil sampai 1 bulan sesudah persalinan. Zat besi untuk mengompensasi meningkatkan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan serta perkembangan janin yang adekuat. (Kusbandiah, 2010).2.5.9. Tes Terhadap Penyakit Menular SeksualPenyakit menular seksual adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa, dan jamur). Ibu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehigga dapat mengganggu saluran perkemihan dan system reproduksi. Dengan demikian menganjurkan untuk pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS). Hal ini bertujuan untuk melakukan pemantaun terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal (Yulianti, 2013).PMS yang terjadi selama kehamilan berlangsung akan menyebabkan kehamilan atau cacat bawaan pada janin dengan segala akibatnya, oleh karna itu tes terhadap PMS perlu di lakukan agar dapat di diagnosis secara dini dan dapat pengobatan secara teratur (Yulifah, 2010).2.5.10. Temu Wicara Dalam Rangka Persiapan RujukanPada saat kunjungan antenatal, petugas kesehatan harus menjelaskan pada klien dan suami tentang kondisi ibu dan janinnya, dan jika penyulit terjadi beritahu ibu suami dan keluarga serta ajak ibu, suami dan keluarga untuk membahas rujukan dan rencana rujukan. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu. Persiapan-persiapan dan informasi yang dapat dimasukkan dalam rencana rujukan adalah :1. Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir.2. Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga (jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).3. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mendampingi mengendarainya. Transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam.4. Siapa orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika tranfusi darah diperlukan.5. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.6. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak di rumah. Beberapa hal penting dalam mempersiapkan rujukan adalah konsep BAKSOKU yaitu :1. B : Bidan, pendamping ibu yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawat daruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.2. A : Alat, perlengkapan dan bahan diperlukan bila ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.3. K : Keluarga, suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu ke tempat rujukan.4. S : Surat, surat mengenai alasan mengapa ibu dirujuk dan kondisi ibu saat ini.5. O : Obat, obat-obatan esensial mungkin diperlukan selama perjalanan ke tempat rujukan.6. K : Kendaraan, persiapan kendaraan yang memungkinkan untuk merujuk dalam kondisi yang cukup aman.7. U : Uang, ingatkan keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan bayi tinggal di fasilitas rujukan. ( Gulardi, 2008).Dalam temu wicara pada persiapan rujukan juga penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya sedini mungkin pada awal pemeriksaan antenatal atau pada saat ditemukannya kesulitan, agar persiapan-persiapan dapat dilakukan dengan cepat sehingga ibu dan bayi mendapat pertolongan terbaik dengan cepat dan tepat. (Gulardi, 2008).Sehubungan dengan hal tersebut di atas petugas pemberi asuhan antenatal, melakukan langkah menurut Sujiantini sebagai berikut:KategoriKegiatan

Kehamilan normal

a) Mengapa ibu (dan juga keluarga) dan membuatnya merasa aman dan nyamanb) Melakukan upaya untuk pencegahan infeksi c) Mendapatkan riwayat kehamilan, kesehatan ibu dan mendengarkan dengan cermat hal-hal yang di ceritakan oleh ibu.d) Melakukan pemeriksaan fisik seperlunya e) Melakukan / memintakan pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan.f) Menganalisa hasil-hasil pemeriksaan menilai kondisi kehamilan.g) Melakukan pendidikan kesehatan dan konseling sesuai dengan kebutuhan ibuh) Melakukan upaya promosi kesehatan i) Mempersiapkan kelahiran dan kegawat darurat, bila adaj) Menjadwalkan kunjungan ulangk) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan dengan metode penulisan SOAP

Kehamilan normal dengan masalah /kebutuhan khusus

a) Sama seperti di atas ditambahkan b) Memberikan konseing khusus untuk mengatasi masalah/kebutuhan ibuc) Melanjutkan pemantauan kondisi ibu dan janin selama kehamilan

Kehamilan dengan masalah kesehatan /komplikasi

a) Sama Seperti di atas, ditambahkanb) Merujuk ke dokter untuk konsultasi /kolaborasi/ rujukanc) Menindaklanjuti hasil Konsultasi /kolaborasi/rujukan

Kehamilan kegawat daruratan a) Memeriksa pertolongan awal sesuai dengan masalah kegawat daruratan kehamilan b) Meruju ke SpOG/RSc) Mendampingi ibu terus menerusd) Memantau kondisi ibu dan janin e) Menindaklanjuti hasil konsultasi/kolaborasi/rujukan

Sumber :(Sujiantini, 2009)

2.6. Dampak Yang Timbul Bila Tidak Dilakukan 10 TMenurut Masrianthi (2010), dampak yang timbul bila tidak dilakukan 10 T yaitu : Penyakit jantung dalam kehamilan, penyakit saluran pernapasan, hipertensi dalam kehamilan, kehamilan Ektopik (KET), plasenta previa, solusia plasenta, distosia karena kelainan tenaga, distosia karna kelainan panggul, distosia kelainan letak dan bentuk janin, letak sungsang, letak lintang, gangguan haid, intertilitasi wanita, kangker serviks, kangker servik residif, kangker payudara, kangker payudara dan kehamilan, mioma uteri ( Masriantihi, 2010).Menurut Novita ( 2010 ), akibat yang dapat ditibulkan dari pemariksaan kehamilan yang tidak sesuai dengan standar minimal yaitu : komplikasi obstetric yang mungkin terjadiselama kehamilan tidak dapat di deteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Komplikasi obstetric itu antara lain adalah komplikasi obstetric langsung (perdarahan, preeklamsi/eklamsi, kelainan letak, anak besar, kehamilan kembar, ketuban pecah dini), komplikasi obstetri tidak langsung (sakit jantung, hepatitis, tuberkulosa, anemia, diabetes militus) dan komplikasi yang berhubungan dengan obstetri (cedera akibat kecelakaan kenderaan, keracunan, kebakaran ).2.6.1 Manfaat 10 T Bagi Ibu HamilMenurut Kusmiati (2009), manfaat 10 T bagi ibu hamil yaitu :1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Manfaatnya : menimbang berat badan ibu hamil setiap kali kunjungan, 2. Ukur Tekanan Darah Manfaatya : mengukur tekanan darah ibu hamil setiap kali kunjungan,3. Tentukan status giziManfaatya : agar ibu bisa mengetahui gizi yang baik buat ibu dan buat pertumbuhan janin ibu, 4. Ukur Tinggi Fundus Uteri Manfaatnya : untuk mengetahui usia kehamilan dan mengetahui bagimana perkembangan janin selama kehamilan, 5. Tentukan Posisi Janin Dan Denyut Jantung Janin manfaatnya : Supaya ibu mengetahui bagaimana letak janin dan mengetahui kondisi janin,

6. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid manfaatnya : untuk melindungi janin dari tetanus dan supaya ibu hamil kebal terhadap tetanus karena vaksinasi selama kehamilan, 7. Lakukan Tes Laboratorium manfaatnya : Untuk mengetahui setatus anemia atau tidak pada ibu hamil. Sebaiknya pemeriksaan Hb ini di lakukan sejak trimester I , Sehingga apabila ditemukan kondisi anemia akan dapat segera di terapi dengan tepat,8. Pemberian Tablet Zat Besi manfaatnya : Untuk memenuhi kebutuhan Fe (Zat Besi) pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa hamil kebutuhan meningkat sering dengan pertumbuhan janin. 9. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual manfaatnya : Untuk melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal. 10 Temu Wicara Dalam Rangka Persiapan Rujukan manfaatnya : untuk membahas rujukan dan rencana rujukan rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu dan janin.(Kusmiati, 2009)

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1. Kerangka konsep Adapun kerangka kosep penelitian tentang pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC) Di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu KotaPadangsidimpuan. Berdasarkan uraian teori dan perumusan masalah maka penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut:

Karakteristik RespondenUmurPendidikanPekerjaanSumber Informasi

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Manfaat 10 T Dalam Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC)

Sekema 3.1 Kerangka konsepVariabel Indevenden Variabel DevendenPenjelasan :Variabel DevendenVariabel dependen adalah variabel terikat yang bersifat dipengaruhi, dalam penelitian ini yang dimaksud variabel dependen dalam penelitian ini ialah pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC).Variabel dependenVariabel independen adalah variabel bebas yang bersifat mempengaruhi dalam penelitian, yang dimaksud variabel independen dalam penelitian ini ialah : dalam penelitian ini yang dimaksud variabel independent adalah umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi yang mempengaruhi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC)3.2. Defenisi Operasional

No VariabelDefensi operasionalAlat ukurHasil ukurSkala

1Pengetahuan Ibu Hamiltentang manfaat 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC) di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuantahun 2014

Standar minimal 10 T tersebut yaitu ; Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, tentukan setatus Gizi, ukur tinggi fundus uteri, tentukan posisi janin dan denyut jantung janin, pemberian imunisasi tetanus toksoid, tes laboratorium, pemberian tablet zat besi, tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Kuisioner

1. Baik 76-100%: Jika responden mampu menjawab dengan benar 16-20 dari 20 Pertanyaan yang diajuka.2. Cukup 56-75: jika responden mampu menjawab dengan benar 12-15 dari 20 Pertanyaan yang diajukan.3. Kurang 40-55: jika responden mampu menjawab dengan benar 8- 11 dari 20 Pertanyaan yang diajukan

Ordinal

NoVariabel IndependeDefenisi operasionalAlat ukurCara ukurSkala ukurHasil ukur

2. UmurUmur seseorang yang terhitung mulai saat di lahirkan hingga sampai saat ini.Kuisioner1 item pertanyaanInterval1. 20 tahun2. 20-25 tahun3. 26-30 tahun4. 31-35 tahun

3.PendidikanPendidikan formal yang pernah dijalani oleh respondenKuisioner1 item pertanyaanOrdinal1. SD/Sederajat2. SMP/Sederajat3. SMA/Sederajat4. D3/SI/Sederajat

4.PekerjaanSuatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memenuhi penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hariKuisioner1 item pertnyaanOrdinal1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)2. Wiraswasta3. Ibu Rumah Tangga4. Petani

5.Sumber Informasi1.Alat atau sasaran untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuanMedia cetakMedia elektronikPetugas kesehatan1 item pertanyaanOrdinal1. Media Cetak2. Media Elektronik3. Petugas Kesehatan4. Lain-Lain,

3.3. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Penelitian deskriptif juga dapat didefenisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah bersifat deskriftif yaitu Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat 10 T Dalam Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC) di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan. Bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC) Di Desa Mompang Kecamatan Angkola Julu Tahun 2014.

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.4.1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Mompang Kecamatan Angkola julu. Alasan penulis memilih lokasi penetian ini di Desa Mompang Kecamatan Angkola Julu yaitu belum pernah ada penelitian sebelumnya mengenai manfaat 10 T dalam pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) di lokasi tersebut, dan karena terdapat bayak ibu hamil untuk dijadikan sampel penelitian.

3.4.2 Waktu PenelitianWaktu Penelitian ini mulai dari survey pendahuluan sampai penelitian yaitu tanggal 13 sampai 20 April 2014 melaksanakan survey awal dan tanggal 14 sampai 21 Mei 2014 melaksanakan penelitian, Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Cate ANC di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2014 .

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian3.5.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjektif penelitian ingin meneliti semua elemen yang ada di wilayah penelitian,maka penelitiannya merupakan peneliti populasi (Notoadmojo, 2010) Populasi dalam penelitian ini yaitu semua Ibu yang ada di Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu pada awa bulan januari sampai februari 2014 berjumlah 30 Ibu hamil.3.5.2 Sampel Sampel dalam Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 2010). Dengan kriteria : Ibu Hamil Dan Ibu usia Subur.Menurut Arikunto (2010), jika populasi < 100 maka keseluruhan populasi dijadikan sampel, tetapi jika populasi > 100 maka pengambilan sampel 20% - 25%, maka peneliti mengambil keseluruhan dari populasi untuk dijadikan sampel yaitu sebanyak 30 Ibu dengan Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu total sampling. Total Sampling adalah pengambilan sampel dari keseluruhan populasi.penelitian ini menggunakan Total Sampling. Total sampling adalah keseluruhan dari jumlah sampel yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 30 orang.

3.6. Jenis dan Cara Pengumpulan DataMenurut Nurhayati (2011), menjelaskan bahwa data terbagi 2 jenis, yaitu data primer dan data sekunder.3.6.1. Jenis data 1. Data primerData primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh si peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, dan survei.2. Data sekunderData sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti akan tetapi diperoleh dari data yang sudah ada atau sudah dikumpulkan oleh pihak lain, misalnya data dari puskesmas dan lain lain.3.6.2 Tekhnik pengumpulan data Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:1. Tahapan PersiapanPeneliti meminta rekomendasi dari STIKes Syuhada Padangsidimpuan untuk melakukan penelitian di Desa Mompang kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, 2. Tahap Pelaksanaan Peneliti menyampakan surat rekomendasi dri pendidika kepada kepala Puskesmas Pokenjior dan menjelaskan tentang tujuan penelitian serta meminta izin untuk pengambilan data surve awal di Desa Mompang.

3.7. Pengolahan dan Analisa Data3.7.1. Pengolahan data Data yang telah dikumpulkan dan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :1. EditingData editing dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki 2. CodingPemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk mempermudah memasukkan ke dalam tabel.3. Tabulating Proses pemindahan data ke dalam bentuk tabel setelah data dikumpulkan dan dianalisa secara deskriftif. 3.7.2. Analisa dataAnalisa data dilakukan secara deskriftif dengan melihat persentase data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam tabel untuk menghitung persentase digunakan rumus yaitu :

Keterangan P:PersentaseF:jumlah nilai yang benar N :Jumlah Sampel (Darwin , 2010).