8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
1/27
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-
macam penyebab seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Pneumonia adalah salah
satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian bawah yang terbanyak kasusnya di
dapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah sakit dan sering menyebabkan kematian
terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak-anak dan balita
hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari
2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan angka
kematian anak.
Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga
sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan. ecara klinis pneumonia
didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
!bakteri, virus, jamur, parasit", bahan kimia, radiasi, aspirasi, obat-obatan dan lain-lain.
Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. edang
keradangan paru yang disebabkan oleh penyebab non infeksi !bahan kimia, radiasi,
obat-obatan dan lain- lain" la#imnya disebut pneumonitis.$,2 %ronkopneumonia lebih
sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya
tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada
anak-anak dan orang dewasa.
1
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
2/27
BAB II
STATUS PASIEN
I.1 Identitas Pasien
a. &ama ' (n.)
b. *sia '$+ bulan
c. )enis Kelamin ' laki laki
d. (lamat ' jalan beringin agung, jalur $
e. &ama (yah ' n.
f. Pekerjaan (yah ' petani
g. Pendidikan (yah ' /P
h. &ama 0bu ' &y.
i. Pekerjaan 0bu ' K0
j. &o.1/ ' +$+
k. /asuk 3 ' $4 (pril 2+$5 s6d $7 (pril 2+$5
I.2 Data Dasar
I.2.1 Anamnesis
(loanamnesis dilakukan pada tanggal $4 (pril 2+$5 di 3uang (ster 3 K 00 dr (K
8(&0 Palembang
a. Keluhan Utama '
batuk
b. Ria!at Pen!a"it Se"aran#$
Pasien dibawa oleh neneknya ke 3 (K-8ani $4 (pril 2+$5 dengan keluhan batuk
berdahak sejak hari /3, batuk dirasakan terus menerus, batuk terutama dirasakan
ketika malam hari. Dahak berwarna putih bening, darah !-". %atuk disertai muntah $
hari /3, muntah sebanyak 29, muntah dirasakan setelah batuk yang memberat,
muntah :$+ cc, berlendir, isi makanan !-", darah !-", menyemprot !-". %atuk juga
disertai sesak nafas yang dirasakan memberat ketika malam hari, sesak tak
dipengaruhi cuaca, posisi dan aktivitas, mengi !-".
&enek pasien mengeluhkan adanya demam sejak hari /3, suhu naik perlahan, hari
kedua lebih panas daripada hari pertama. Demam juga dirasakan turun naik, demam
turun ketika diberikan paracetamol. Demam tidak disertai dengan menggigil dan kejang.
2
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
3/27
Pasien mengeluhkan adanya %(% cair sejak 2 hari /3, bab sebanyak 96hari, :$+
cc, encer, berampas, lendir !-", darah !-", tidak ada penurunan berat badan sebelum dan
setelah pasien %(% cair. Pasien pernah mengalami hal serupa sebelumnya, keluhanhilang timbul sejak 5 bulan yang lalu.
&enek pasien juga mengeluhkan kulit pasien yang sangat kering, kemerahan dan
mengelupas sejak 5 bulan /3 yang semakin lama semakin memberat. (walnya kulit
kemerahan dan megelupas dirasakan pada daerah perut, muka, dan meluas hampir di
seluruh tubuh. Keluhan tersebut disertai gatal yang dirasakan terus menerus, memberat
terutama ketika berkeringat. Pasien sempat berobat ke bidan dan mendapatkan salep
yang di oleskan setiap kali sehari, gejala mereda tetapi tidak sembuh.
c. Ria!at Pen#%batan$Paracetamol sejak hari sebelum masuk rumah sakit
alep kulit sejak 5 bulan sebelum masuk rumah sakit
d. Ria!at Pen!a"it Dahulu $
• Pasien pernah mengalami %(% cair yang hilang timbul sejak 5 bulan
yang lalu
e. Ria!at Pen!a"it Keluar#a $
• (lergi -
•
%atuk lama 6 % ; • 0bu dengan riwayat (sma
&. Silsilah Keluar#a ' Pedi#ree
(n.) merupakan anak tunggal. 0a tinggal bersama ayah, nenek dan tantenya. (n
) sehari sehari diurus oleh neneknya
#. Ria!at "ehamilan dan (ersalinan $
/enurut neneknya, ibu an ) selama kehamilan ibunya rutin memeriksakan
kandungannya ke bidan, rutin untuk meminum susu, dan terdapat
peningkatan berat badan , tetapi ibunya lupa berapa kilogram kenaikannya.(n.( lahir secara spontan dari ibu 8$P+(+ dengan usia kehamilan aterm !
bulan"
%%< 5++ gram P%' =5cm
h. Ria!at Pertumbuhan dan (er"emban#an $
&eneknya mengatakan pertumbuhan dan perkembangan (n.) sesuai dengan
teman sebayanya
Umur )%t%ri" Kasar )%t%ri" Halus Kemandirian
3
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
4/27
1 Bulan
2 Bulan
* bulan
+ bulan
, bulan
%ergerak aktif
tangan > kaki
/engangkat kepala
tengkurap
engkurap,
terlentang sendiri
duduk sendiri
duduk tanpa berpegangan
mampu memegang
Kepala menoleh
kanan kiri
Kepala menoleh
kesamping kanan
dan kiri
/emegang mainan
/enjimpit dengan
2 jari
/enatap wajah
ibu6pengasuh
ersenyum spontan
/eraih mainan
.
/emasukan biscuit
ke mulut
/elambaikan
tangan
i. Ria!at ma"anan$
• +-$ tahun ? P(0 !susu formula"
• 5-$+ bulan' P(0 @ makanan pendamping
-. Ria!at Imunisasi
0bunya nya mengatakan riwayat imunisasi (n. ) sudah lengkap dan imunisasinya
dilakukan di posyandu
• Aepatitis % ' lahir, bulan 2, bulan , bulan =
• Polio ' $ bulan, bulan 2, bulan , bulan =
• %18 ' bulan 2
• DP' bulan 2, bulan , bulan =
• Aib' bulan 2, bulan , bulan =
•
1ampak' bulan I.2.2 Anamnesis Sistem
a. Sistem erebr%s(inal '
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kejang dan demam tinggi
sebelumnya
b. Sistem "ardi%/as"ular $
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kebiruan pada daerah bibir ataupun
jari-jari kaki dan tangan ketika menangis.
4
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
5/27
c. Sistem res(irasi$
Pasien mengeluhkan batuk disertai sesak nafas. Pilek !@" sejak hari /3
d. Sistem #astr%intestinal '
Pasien mengeluhkan ada %(% cair sejak 2 hari /3
e. Sistem musul%s"eletal $
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami patah tulang sebelumnya dan tidak
ada kelainan pada tulang anaknya.
f. Sistem inte#ument $
Pasien mengeluhkan adanya kulit kemerahan dan mengelupas.
#. Sistem ur%#enital $Pasien mengatakan %(K nya banyak dan normal. idak sakit ketika %(K.
I.2.0 Pemeri"saan isi"
a. Keadaan Umum $
1ompos /entis, ampak sakit sedang
b. Tin##i Badan $
B2 cm
. Berat Badan $
$+ Kg
d. Status #ii $
BB'U $ Diantara persentil 24-4+ ? %% normal berdasarkan usia
TB'U$Diantara persentil 24-4+ ? % normal bedasarkan usia
5
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
6/27
6
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
7/27
e. Tanda 3ital
Hasil Nilai Ru-u"an
&adi $496 menit $$+-$5+ 96menit
Pernafasan 44 96 menit 2=-=5 !meningkat"
uhu 7 1 5,4-B,4 !demam"
&. Status Internus$
Kepala &ormochepal
/ata 1ekung !-"
Konjungtiva anemis !-"
klera ikterik !-"
3eflek cahaya !@6@"
Aidung Pernapasan cuping hidung !-"
3inorhea !-"
/ulut Cral rush !-"
tomatits !-"
/ukosa bibir kering !-"
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
8/27
•)antung
paru !@"
Perkusi
• sonor !@" seluruh lapang paru,
batas paru hepar dan jantung
redup !@"
(uskultasi
• vesikuler !@"
• 3honki !@" basah halus
• hee#ing !-"
0nspeksi
• 0ctus cordis !@"
Palpasi
• 0ctus cordis kuat angkat
Perkusi
• %atas jantung dengan organ
sekitarnya dbn !tidak ada pemebesaran jantung atau
kardiomegali"
(uskultasi
• %unyi jantung $ dan 2 reguler
• /urmur !-"
• 8allop !-"
(bdomen 0nspeksi
•idak tampak distensi
abdomen
(uskultasi
• %ising usus !@" meningkat
Palpasi
• Aepar dan lien tidak teraba
Perkusi
• impani !@"
8
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
9/27
Ekstremitas Ekstremitas uperior 0nferior
(kral
hangat
!@" !@"
1apilary
refil
F2 detik F2 detik
I.2.0 Status L%"alis
*KK ' makula eritematosa disertai skuama halus generalisata
/akula eritematosa disertai skuama halus regio ekstremitas inferior
/akula eritematosa disertai skuama halus makula eritematosa disertai skuama
Di regio capitis !scalp" halus regio facialis
9
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
10/27
/akula eritematosa disertai skuama makula eritemotsa disertai skuama halus di
halus regio ekstremitas superior regio abdomen
I.2.0 Pemeri"saan Penun-an#A. Lab%rat%rium
Pemeriksaan
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
11/27
didapatkan Hrekuensi nadi $4 96menit, regular, isi cukup, teraba kuat, Hrekuensi nafas
4496menit, uhu tubuh 71, auskultasi regio thora9 ditemukan rhonki basah halus
dikedua lapang paru !@", status lokalis makula eritematosa disertai skuama halus
generalisata, tatus gi#i baik. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan
leukosit dan
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
12/27
• kulit pasien yang kering, kemerahan mengelupas sejak 5 bulan /3 semakin
lama semakin memberat
• awalnya kemerahan dan mengelupas dirasakan pada daerah perut, muka dan
meluas hampir di seluruh tubuh.
• Disertai rasa gatal terutama ketika sedang berkeringat
• mempunyai riwayat asma
%erdasarkan criteria hanifin dan rajka'
)a-%r &eatures )in%r &eatures
$. Dermatitis Pruritus
2. Dermatitis di muka atau di
ekstensor
. 3iwayat atopik pada keluarga
erosis60chthyosis6hyperlinear palms
Perifollicular aksentuasi perifolikular
kuama scalp yang kronis
Hissure periaurikular
(tau berdasarkan illiam dkk !$=" yaitu'
• Aarus mempunyai kondisi kulit gatalDitambah atau lebih criteria berikut'
• 3iwayat terkena lipatan kulit, misalnya lipat siku, belakang lutut, bagian
depan pergelangan kaki atau sekeliling leher !termasuk pipi pada anak di
bawah $+ tahun"
• (namnesis didapatkan riwayat atopic seperti asma atau hay fever
• Kulit kering secara menyeluruh :$ tahun terakhir
• /ulai terkena pada usia dibawah 2 tahun !tidak digunakan pada anak F=
tahun"
/aka berdasarkan criteria illiam terdapat kondisi gatal ditambah dengan terkena
pada daerah muka, adanya riwayat atopic, kulit kering dan terkena pada usia $+
bulan !F2 tahun"
6. Aler#i Susu Sa(i
%erdasarkan aloanamnesa di dapatkan'
• Diare hilang timbul selama kurang lebih 5 bulan
• Dermatitis (topik
• 3iwayat atopic pada keluarga
12
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
13/27
umber ' Pedoman Pelayanan /edis 0D(0 2+$$
I.2.+ Dia#n%sa
%ronkopneumonia dengan (lergi usu api
I.2.9 Renana dia#n%sti
Pemeriksaan foto thora9
kin prick test
I.2.+ )edi"ament%sa
- 0JHD 3< gtt 7 makro
- (mpiciline 92++ mg
- &ebulisasi ventolin ampul @ & 2 cc6 7 jam
- Paracetamol 9 $++ mg !bila demam "
13
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
14/27
- Pulvus batuk 9$
- Pimecrolimus cream
- Linc $ 9 2+ mg !$9$ cth"
o N%nmedi"ament%sa
− %edrest !tirah baring"
− /enghindari iritasi eksternal M perubahan temperatur yg terlalu cepat ,
higenitas dijaga
− Edukasi makanan !sedikit serat, hindari makan makanan yang dicurigai
alergi"
− /engganti susu formula menjadi susu terhidrolisis ekstensif dan di evaluasi
2 ; = minggu
− 3ehidrasi oral. *mur F$ tahun 4+-$++ ml, setiap kali %(% cair. %anyak
minum air putih
A. PR:7N:SIS
Nuo (d vitam 'dubia ad bonam
Nuo (d functionam ' dubia ad bonam
Nuo (d sanactionam ' dubia ad bonam
I.2.6 %ll% U(
Tan##al S : A P
16'*'241
+
H
Aster
• Pasien diantar oleh
neneknya dengan
keluhan batuk disertai
sesak nafas yang
memberat sejak
hari yang lalu
• Demam sejak hari
yang lalu
• /untah 29
•%b' $+ kg
• ' 7 1
•33'449
•A3' $49
tatus lokalis'
/acula
eritematosa
disertai skuama
%ronkopneumoni
a @ dermatitis
atopic
- 0JHD 3< gtt 7 makro
- (mpiciline 92++ mg
- &ebulisasi ventolin
ampul @ & 2 cc6 7
jam
- Paracetamol 9 $++ mg
!bila demam "
- Pulvus batuk 9$
14
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
15/27
1+'*'241
+
H ;1
Aster
• %ab mencret 9 sejak 2
hari yang lalu
• Kulit terkelupas dan
kemerahan sejak 5 bulan yang lalu
%atuk !@", sesak !@"
demam !@" pilek !@"
mencret FF muntah !-"
halus
generalisata
P9 lab $46=62+$5Ab' $+,B
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
16/27
- Linc $ 9 2+ mg !$9$
cth"
BAB III
TIN8AUAN PUSTAKA
II.1 De&inisi
%ronkopneumonia atau disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan
pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga
mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing. %ronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang melibatkan
bronkus 6 bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak !patchy
distribution".
II.0 E(idemi%l%#i
0nsiden penyakit ini pada negara berkembang hampir +G pada anak-anak di
bawah umur 4 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di (merika
pneumonia menunjukkan angka $G dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah
umur 2 tahun. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi
ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan.
16
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
17/27
%ronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan
yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang
biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa.
Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian balita
karena pneumonia. Di 0ndonesia menurut urvei Kesehatan 3umah angga tahun 2++$
kematian balita akibat pneumonia 4 per $+++ balita per tahun. 0ni berarti bahwa
pneumonia menyebabkan kematian lebih dari $++.+++ balita setiap tahun, atau hampir
++ balita setiap hari, atau $ balita setiap 4 menit
II.* Eti%l%#i
%ronkopneumonia terjadi secara umum dapat disebabkan oleh faktor infeksi dan non-infeksi.
Haktor 0nfeksi
- Pada neonatus ' treptokokus grup %, 3espiratory incytial Jirus !3J".
- Pada bayi
Jirus ' Jirus parainfluensa, virus influen#a, (denovirus, 3J,
1ytomegalovirus.
Crganisme atipikal ' 1hlamidia trachomatis, Pneumocytis.
%akteri ' treptokokus pneumoni, Aaemofilus influen#a, %. pertusis
- Pada anak-anak '
Jirus ' Parainfluensa, 0nfluensa Jirus, (denovirus, 3P
Crganisme atipikal ' /ycoplasma pneumonia
%akteri ' Pneumokokus
- Pada remaja ; dewasa muda '
Crganisme atipikal ' /ycoplasma pneumonia, 1. trachomatis
%akteri ' Pneumokokus, %. Pertusis, /. tuberculosis.
Haktor &on 0nfeksi.
erjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi '
- %ronkopneumonia hidrokarbon '
erjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung
! #at hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin".
- %ronkopneumonia lipoid '
17
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
18/27
erjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal,
termasuk jeli petroleum. etiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan
seperti palatoski#is, pemberian makanan dengan posisi hori#ontal, atau pemaksaan
pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang menangis.
Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi. )enis minyak
binatang yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya
seperti susu dan minyak ikan.
elain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk terjadinya
%ronkopneumonia. /enurut sistem imun pada penderita-penderita penyakit yang berat
seperti (0D dan respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.
II.6 Klasi&i"asi
Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan
pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. %eberapa ahli telah
membuktikan bahwa pembagian pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara klinis
dan memberikan terapi yang lebih relevan.
$. Pembagian secara anatomis '
=. Pneumonialobaris yaitu radang paru yang mengenai satu atau lebih dari satu
lobus.
4. Pneumonialobularis !bronkopneumonia" yaitu radang yang mengenai
lobules-lobulus dan tersebar di dalam paru.
5. Pneumonia interstisialis !bronkiolitis" yaitu radang yang mengenai jaringan
interstisial paru dan bronchitis.
2. Pembagian secara etiologi '
- %akteri ' Pneumococcus pneumonia, treptococcus pneumonia, taphylococcus
pneumonia, Aaemofilus influen#ae.
- Jirus ' 3espiratory ynctitial virus, Parainfluen#ae virus, (denovirus
- )amur ' 1andida, (spergillus, /ucor, Aistoplasmosis, 1occidiomycosis,
%lastomycosis, 1ryptoccosis.
- 1orpus alienum
- (spirasi ' /akanan, kerosene !ben#ene,minyak tanah" cairan amnion, benda
asing
- Pneumoniahipostatik
- indroma loeffle
II.+ Pat%#enesis
18
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
19/27
%ronkopneumonia dimulai dengan masuknya kuman melalui inhalasi, aspirasi,
hematogen dr fokus infeksi atau penyebaran langsung. ehingga terjadi infeksi dalam
alveoli, membran paru mengalami peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan
dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari darah masuk ke dalam
alveoli. Dengan demikian alveoli yang terinfeksi secara progresif menjadi terisi dengan
cairan dan sel-sel, dan infeksi disebarkan oleh perpindahan bakteri dari alveolus ke
alveolus. Kadang-kadang seluruh lobus bahkan seluruh paru menjadi padat
!consolidated" yang berarti bahwa paru terisi cairan dan sisa-sisa sel.2
%akteri treptococcus pneumoniae umumnya berada di nasopharing dan bersifat
asimptomatik pada kurang lebih 4+G orang sehat. (danya infeksi virus akan
memudahkan Streptococcus pneumoniae berikatan dengan reseptor sel epitel
pernafasan. )ika Streptococcus pneumoniae sampai di alveolus akan menginfeksi sel
pneumatosit tipe 00. elanjutnya Streptococcus pneumoniae akan mengadakan
multiplikasi dan menyebabkan invasi terhadap sel epitel alveolus. Streptococcus
pneumoniae akan menyebar dari alveolus ke alveolus melalui pori dari Kohn. %akteri
yang masuk kedalam alveolus menyebabkan reaksi radang berupa edema dari seluruhalveolus disusul dengan infiltrasi sel-sel P/&.2,
Proses radang dapat dibagi atas = stadium yaitu '
$. tadium 0 != ; $2 jam pertama6kongesti"
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Aal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Aiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mastsetelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. /ediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen.
Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk
melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler
paru. Aal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
19
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
20/27
alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin.
2. tadium 00 !=7 jam berikutnya"
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ! host " sebagai bagian
dari reaksi peradangan.
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
21/27
Pada pemeriksaan fisik didapatkan '
• Dinding thorak terlihat retraksi intercostali dan kalau berat disertai retraksi
epigastrium. temfremitus teraba mengeras bila beberapa kelainan kecil
menyatu. Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan, tetapi kalau sarang
bronkopneumonia menjadi satu, pada perkusi terdengar redup. Pada auskultasi
terdengar vesikuler mengeras, ronkhi basah halus dan sedang nyaring yang
terdengar pada stadium permulaan dan stadium resolusi sedangkan pada
stadium hepatisasi ronkhi tidak terdengar.
2. Pemeri"saan Lab%rat%rium
• 8ambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya $4.+++ ; =+.+++6 mm
dengan pergeseran ke kiri. )umlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan
dengan infeksi virus atau mycoplasma.
• &ilai Ab biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
• Peningkatan
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
22/27
- 4+ 96menit pada anak usia 2 bulan ; $ tahun
- =+ 96menit pada anak usia $ - 4 tahun.
• %ukan bronkopenumonia ' Aanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti
diatas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika.
Diagnosis pasti dilakukan dengan identifikasi kuman penyebab'
• kultur sputum atau bilasan cairan lambung
• kultur nasofaring atau kultur tenggorokan !throat swab", terutama virus
• deteksi antigen bakteri
0. Pemeri"saan radi%l%#i
Hoto toraks !(P6lateral" merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis. Hoto (P dan lateral dibutuhkan untuk menentukan lokasi
anatomik dalam paru. 0nfiltrat tersebar paling sering dijumpai, terutama pada pasien
bayi. Pada bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan pada satu atau beberapa
lobus. )ika difus !merata" biasanya disebabkan oleh Staphylokokus pneumonia.
8ambar ' Hoto toraks P( pada pneumonia lobaris' tampak bercak-bercak infiltrat pada
paru kanan.
*. Kriteria dia#n%sis
Dasar diagnosis pneumonia menurut Aenry 8orna dkk tahun $ adalah ditemukannya
paling sedikit dari 4 gejala berikut ini '
f. sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
g. demam
h. 3onkhi basah sedang nyaring !crackles"
i. Hoto thora9 menunjukkan gambaran infiltrat difus
22
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
23/27
j.
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
24/27
8entamisin
2. 1efotaksim atau
1eftria9on
Enterobacteria
- H. influenza
- S. pneumonia
- C. trachomatis
O2-4 bulan $. (mpisillin
2. efuroksim
sefiksim
$. (mpisillin
2. (mpisillin @
Kloramfenikol
efuroksim
1eftria9on
- H. influenza
- S. pneumonia
O4 tahun $. Penisillin (
2. (moksisilin
Eritromisin
$. Penisillin 8
2. efuroksim
eftriakson
Jankomisin
- S. pneumonia
- /ycoplasma
(ntibiotik parenteral diberikan sampai =7-B2 jam setelah panas turun,
dilanjutkan dengan pemberian per oral selama B-$+ hari. %ila diduga penyebab
pneumonia adalah . (ureus, kloksasilin dapat segera diberikan. %ila alergi terhadap
penisilin dapat diberikan cefa#olin, klindamisin, atau vancomycin.
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
25/27
0nteraksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama diketahui. 0nfeksi
berat dapat memperjelek keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan hilangnya
#at-#at gi#i esensial tubuh. ebaliknya malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif
pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. Kedua-duanya bekerja sinergis, maka
malnutrisi bersama-sama dengan infeksi memberi dampak negatif yang lebih besar
dibandingkan dengan dampak oleh faktor infeksi dan malnutrisi apabila berdiri sendiri.
III.12 K%m(li"asi
Pencegahan terhadap pneumonia dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi6vaksinasi. saat ini sudah tersedia banyak vaksin untuk mencegah pneumonia.
etiap vaksin mencegah infeksi bakteri6virus tertentu sesuai jenis vaksinnya. berikut vaksin yang sudah tersedia di 0ndonesia dan dapat mencegah pneumonia'
$. vaksin P1J !imunisasi 0PD" untuk mencegah infeksi pneumokokkus !0nvasive
Pneumococcal diseases, 0PD". vaksin P1J yang sudah tersedia adalah P1J-B
dan P1J-$+. P1J $ belum tersedia di 0ndonesia
2. vaksin Aib untuk mencegah infeksi Aaemophilus 0nfluen#ae tipe b
. vaksin DP untuk mencegah infeksi difteria dan pertusis
=. vaksin campak dan //3 untuk mencegah campak
4. vaksin influen#a untuk mencegah influen#a
25
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
26/27
BAB I3
KESI)PULAN
%ronkopneumonia atau disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan
pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga
mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing. %ronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang melibatkan
bronkus 6 bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak !patchy
distribution".
Pada kasus ini didapatkan anak ), laki-laki usia $+ bulan dirawat di 3 dengan
bronkopneumonia. Diagnosa ditegakkan berdasarkan aloanamnesa dengan nenek pasien
berupa batuk disertai sesak nafas dan demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
auskultasi paru terdengar rhonki basah halus di kedua lapang paru. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan adanya peningkatan leukosit,
8/15/2019 kasus bronkopneumonia farras
27/27
DATAR PUSTAKA
1. (lberta /edical (ssociation. 2++$. uideline for !he "ia#nosa and
Mana#ement of Community $c%uired &neumonia &ediatric.
http'6www.albertadoctor.org.
2. (lsagaff, Aood dkk. 2++=. Buku $'ar (lmu &enyakit &aru. %agian
0lmu Penyakit Paru dan aluran &apas HK *nair ' urabaya.
0. %agian6/H 0lmu Kesehatan (nak HK *nair. 2++5. &edoman
"ia#nosis dan !erapi. urabaya.
Recommended