Download ppt - KELOMPOK 4

Transcript
Page 1: KELOMPOK 4

Kelompok 4

Majora Nuansa Al-Ghin 3214207010 Aldila Septiano 3214207012 Aisyah Brilliana3214207016

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN RA-142261

KAJIAN ARISTEKTUR YANG KONTEKSTUAL DENGAN IKLIM SETEMPAT

Program MagisterBidang Keahlian Perancangan Arsitektur

Jurusan ArsitekturFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya2015

Page 2: KELOMPOK 4

(a) Madani House sebelum pengecatan ulang. (b) Madani House sesudah pegecatan

Bidani House is a fine example of climate responsive architecture on a given plot configuration and zoning

determined by the existing town planning of a city

BIDANI HOUSE

1) INFORMASI BANGUNAN

2) KONDISI EKSISTING LINGKUNGAN FISIK

Arsitek : Dr. Arvind Krishan dan Kunal Jain

Status : Selesei terbangun

Tipe : Residensial

Lokasi : Faridabad

Tahun : 1984 - 1985

Letak SiteSecara umum bangunan yang tanggap iklim seringkali dibangun di lahan yang luas sebagai bagian dari kompromi ideal dari desain. Lahan berada di daerah perkotaan dimana batasan utama pada ukuran lahan yang sempit dan orientasi yang sudah ditetapkan. Ukuran lahan sekitar 1000 m³. Memiliki area rencana dengan rasio perbandingan 1:3 dengan sisi terpendek menghadap ke jalan dan berorientasi ke arah utara (ke arah jalan)

VegetasiSebagai bagian dari tanggap iklim, pemilihan vegetasi yang tepat merupakan salah satu cara penting untuk mengurangi efek heat gain sehingga manusia di dalam bangunan masih merasakan kenyamanan. Pada bangunan ini beberapa sudut lahan kosong yang ada dimanfaatkan untuk ditanami tanaman perdu, dan beberapa tanaman besar. Dengan melihat dari gambar yang tersedia, prosentase fungsi vegetasi sebagai alat untuk mengurangi heat gain tidaklah besar.

Sumber : (Book) Energy-efficient Buildings in India, (jurnal) Sustainable Habitat for Emerging Economies by Futoshi Miyaoka

Page 3: KELOMPOK 4

= Letak Bidani House, Faridabad, India (Sebelah utara dari New Delhi)

BIDANI HOUSE3) KONDISI EKSISTING | LINGKUNGAN NON-

FISIK

Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Climate_of_India

Aliran Angin Muson Faridabad berada pada daerah yang dilewati angin muson dari arah timur laut yang berasal dari daerah pegunungan Himalaya atau daratan Asia yang melatar belakangi terjadinya musim dingin dan dari barat daya berupa daerah perairan luas yang melatarbelakangi adanya musim panas.

Temperatur Rata - Rata Suhu rata-rata di Faridabad berkisar 22,5°celcius hingga 25,0°celcius. Bisa dikatakan mirip dengan suhu udara di negara tropis. Dengan suhu seperti itu kenyamanan termal manusia masih sama dengan manusia di wilayah tropis.

Peta Zonasi Iklim Pemetaan iklim di India menunjukkan bahwa terdapat 6 zona iklim yang berbeda dimana kota Faridabad berada pada zona iklim semi kering, ketika siang hari sangat panas dan malam sangat dingin jadi bangunan harus menggunakan material yang mampu menyerap panas yang selanjutnya dilepaskan ketika malam hari, dan sebaliknya ketika malam hari.

Page 4: KELOMPOK 4

BIDANI HOUSE3) PERLAKUAN ARSITEKTUR TERHADAP

IKLIM A. SITE BANGUNANLUAS LAHANLuas lahan bangunanya terbilang sempit (hanya seluas 1000 m2), itu dikarenakan bangunan ini termasuk dalam bangunan residental (single unit house). Sedangkan lahan terbangun sebesar (295 m2).

BENTUK LAHAN & LANDFORMLahan berbentuk persegi panjang dengan sisi terpendek menghadap ke utara dan selatan, sedangkan sisi terpanjang menghadap kearah timur dan barat. Lahan tidak berkontur.

NEIGHBORHOODDari tahap pembangunan hingga saat ini, Bidani House tidak pernah berdempetan dengan bangunan lain.

B. BUILDING FOOTPRINTPada poin eksisting lingkungan non-fisik, Faridabad merupakan daerah yang memiliki 3 musim yakni (Sumber: Energy-efficient Buildings in India – book)

musim panas (max 43oC) | musim hujan | musim dingin (max -3oC)

Hal tersebut berdampak pada building footprint Bidani House terkait dengan kenyamanan termal pada musim dingin. Secara menyeluruh bangunan Bidani House menempel pada permukaan tanah. Fungsinya adalah untuk menyalurkan panas yang ada di permukaan tanah ke dalam bangunan, sehingga pada musim dingin dapat menghangatkan ruangan yang ada di dalam Bidani House.

Jadi passive heating tidak hanya diterapkan pada material dinding dan penempatan jendela / bukaan, namun juga diterapkan pada building footprint.

winter

ORIENTATION BUILDING TO SITEDari poin neighborhood, lahan berorientasi ke segala arah, sehingga lahan ini juga mendapatkan paparan sinar matahari secara langsung.

Untuk mensiasatinya, massa bangunan di putar 45o sehingga façade bangunan tidak secara langsung menghadap ke arah timur-barat.

Selain itu untuk mensiasati façade dibagian timur yang terpapar sinar matahari terlalu banyak, maka diaplikasikan courtyard / teras di lantai 1. courtyard ini berfungsi sebagai area buffer zone. Dengan demikian façade di bagian timur tidak terpapar sinar matahari secara langsung, sehingga panas yang merambat ke dalam ruangan menjadi berkurang.

Façade bagian timur yang diaplikasikan sebagai courtyard atau teras, dimana façade ini merupakan area buffer zone

Sumber : (Book) Energy-efficient Buildings in India, (jurnal) Sustainable Habitat for Emerging Economies by Futoshi Miyaoka

UU

Page 5: KELOMPOK 4

BIDANI HOUSE4) PERLAKUAN ARSITEKTUR TERHADAP

IKLIM

C. BUILDING ENVELOPE

• ROOFBentuk atap dibuat berundak guna untuk menempatkan skylight, sehingga distribusi cahaya matahari secara optimal dapat masuk ke ruang bersama (living space).

SUMMER Sinar matahari yang masuk ke ruangan mengakibatkan temperatur ruangan meningkat. Kondisi ini dapat diatasi dengan cross ventilation yang diaplikasikan di jendela dan di ceiling atap (skylight dengan bukaan jendela)

Dengan konsep double volume space pada living area, cross ventilation vertical pun dapat secara optimal mengurangi temperatur ruangan akibat paparan sinar matahari yang masuk dari skylight atap.

Sumber : (Book) Energy-efficient Buildings in India, (jurnal) Sustainable Habitat for Emerging Economies by Futoshi Miyaoka

WINTERCahaya matahari pada siang hari yang jatuh ke permukaan atau kulit bangunan mampu menyimpan panas. Panas yang tersimpan di dalam kulit bangunan terakumulasi dengan panas dari permukaan tanah (terkait dengan building footprint). Sehingga pada malam hari, panas yang terdapat dalam kulit bangunan yang terakumulasi dengan panas dari permukaan tanah dapat menghangatkan ruangan (passive heating).

Konsep double volume space dapat mengoptimalkan passive heating, sehingga kondisi termal di ruangan lantai 2 dapat terjaag kehangatannya pada saat musim dingin.

• WALLInformasi yang didapat hanya mengenai dinding yang mengahdap ke arah datangnya matahari. Dinding yang berada di arah datangnya matahari merupakan double wall, dimana dinding konvensional berada di lapidan dalam sedangkan dinding dengan tatanan batu alam berada di lapisan terluar. Konsep ini untuk mengoptimalkan penyimpanan panas yang diterima oleh dinding yang terpapar sinar matahari paling banyak, yang dapat berfungsi untuk passive heating pada musim dingin.

Page 6: KELOMPOK 4

BIDANI HOUSE4) PERLAKUAN ARSITEKTUR TERHADAP

IKLIM

Sumber : (Book) Energy-efficient Buildings in India, (jurnal) Sustainable Habitat for Emerging Economies by Futoshi Miyaoka

C. BUILDING ENVELOPE

• FENESTRATION (DESIGN & PLACEMENT OF WINDOWS)Bukaan diaplikasikan di bagain selatan hingga timur untuk keperluan penghawaan ruang bersama (living space). Sedangkan bukaan di bagian selatan hingga barat diaplikasikan untuk mengurangi panas yang masuk ke dalam ruangan pada musim kemarau (summer). Semuanya menggunakan passive cooling dengan cross ventilation yang bersifat horizontal.

Sedangkan untuk vertical cross ventilation diaplikasikan pada atap bangunan. Atap bangunan memiliki jendela ventilasi dimana memaksimalkan pergerakan angin yang masuk dari lantai 1 dan keluar ke lantai 2 melalui ventilasi yang ada di atap Bidani House

Vertical cross ventilation

Bukaan di atap / skylight

CONCLUSION

• House form developed around courtyard (acts as heat sink)

• large volumes of spaces coupled with courtyard for ventilation

• Buffer spaces located on the overheated south-western exposure

• Form of the building allows olar penetration according to seasonal changes.

• Local stone used as major construction material, which provides thermal mass for attenuation of diunal swings in temperature

Page 7: KELOMPOK 4

Project InfoBuilding Name: SolarisLocation: 1 Fusionopolis Walk, Singapore 138634Geographic Position: Latitude 1’ 22’N, Longitude 103’ 58’EProject Start: 2008 (Design)Completion Date: December 2010Building Type: Office & Science Laboratory BuildingSite: Fusionopolis [Phase 2B]Tower A: 15 Storeys + roof gardenTower B: 8 Storeys + roof gardensTotal GFA: 51,274 m2

Site Area: 7,734 m2

Total Landscaped Area: 8,363 m2

Height: 79.2 meters

Consultant TeamClient & Land Owner: JTC CorporationDeveloper: Soilbuild Group Holdings LtdArchitect of Record: CPG Consultants Pte LtdArchitect of Design: T. R. Hamzah & Yeang Sdn BhdCivil & Structural Engineer: Arup Singapore Pte LtdMechanical & Electrical Engineer: CPG Consultants Pte LtdFacade Consultant: AureconPte LtdSustainability Consultant: AureconPte LtdLandscape Consultant: Tropical Environment Pte LtdLandscape Concept Consultant: T. R. Hamzah & Yeang Sdn BhdContractor: Soil-Build Pte LtdQuantity Surveyor: PEB Consultants

Awards & PublicationsFirst Prize – Skyrise Greenery Awards 2009– Singapore Institute of Architects & Singapore National ParksGreenSource Magazine – May 2009 “Ramping Up Green”Time Based Architecture International – June 2009 “Continuous Green”FutureArc – 1st Quarter 2010, Vol 16 ‘Solaris”

Page 8: KELOMPOK 4

INTRODUCTIONSolaris adalah gedung perkantoran 15 lantai terletak di Fusinopolis yang walanya sebagai area penelitian dan pengembangan teknologi, media, ilmu fisika, dan industri rekayasa. Awalnya adalah sebuah pangkalan militer, yang berarati sebagian besar ekologi aslinya hancur untuk pengembangan militer, sehingga arsitek memiliki konsep untuk meningkatkan ekologi disekitar site. Solaris mendapatkan setifikat Platinum Bank GreenMark, yang merupakan sertifikat hijau tertinggi oleh bangunan berkelanjutan Singapura. Dapat menghemat 36% konsumsi energi dibandingkan preseden lokal dan kinerja fasade yang tinggi memiliki nilai transfer panas luar bangunan (ETTV) mulai dari 39 w/m². luas lahan hijau lebih dari 8000 m², memiliki vegetasi lokal dan etnik yang melebihi luas bangunan asli. Terdiri dari dua blok menara yang dipisahkan oleh atrium dengan ventilasi alami.

Lantai kantor dihubungkan oleh jembatan langit yang membentang silantai alatas atrium. Ruang ini menjadi titik pusat bersosialisasi melalui ruang terbuka interaktif dari halaman dan skylight untuk cahaya alami dan ventilasi, taman yang saling terhubung dari satu bangunan ke bangunan lain dan dari fasade ke dalam bangunan.

Dengan eco-infrastruktur yang luas, fitur desain berkelanjutan, dan taman vertikal, Solaris berusaha untuk meningkatkan ekosistem situs yang sudah ada, dari pada menggantinya dengan yang baru.

Page 9: KELOMPOK 4

STRATEGY DESIGNGaris menerus ram sebagi lansekap yang dapat diakses publik sepanjang 1,5km dan lebar 3m menghubungkan taman One-north dan basement eco-sel dengan taman-taman pada tingkat tertinggi bangunan.

Pemeliharaan tanaman dicapai melalui jalur eksternal yang menerus sampai tingkat tertinggi tanpa menggagu internal bangunan. Keberlangsungan ruang hijau ini merupakan kunci dari konsep ekologi Solaris dimana dapat meningkatkan aneka ragam hayati, pendingin ambien pada fasade bangunan, menyediakan lingkungan sosial yang interaktif dan kreatif bagi penghuni gedung.

Roof garden dan sky terraces selain untuk menjaga termal digunakan sebagai tempat relaksasi dan ruang berintekasi antar sosiald an alam. Kurangnya tanah subur diarea terbut sehingga tidak semua tanaman yang daoat dikembangbiakkan. Sistem fertigasi terintegrasi membantu menjaga kadar nutrisi organik dan jaringan pipa bawah tanah untuk pengaturan debet air yang efektif.

Page 10: KELOMPOK 4

Terdapat tandon dan tempat daur ulang air hujan sebagai pengairan pada lansekap. Air hujan dikumpulkan dari drainase dari talang air jalan dan drainase siphonic atap menara B. Air hujan ini disimpan pada tandon atas dan eco-cell pada lantai basement bangunan dengan kapaistas 700 m³ yang dapat digunakan selama lima hari.

Solar shaft memotong diagonal dari lantai tertinggi sampai lantai dasar bangunan untuk memasukkan cahaya matahari jauh kedalam bangunan. Pencahayaan buatan menggunakan sensor secara otomatis mematikan lampu ketika pencahayaan alami cukup menerangi ruang.

Ventilasi alami dan day lit atrium sebagai ruang plaza publik antara dua blok massa. Pada lantai dasar memiliki sua sistem pendingin, yaitu ventilasi alami dan zona AC. Untuk mendapatkan desain fasade atrium yang dapat meningkakan aliran udara sehingga meningkatkan kenyamanan dalam atirum menggunakan simulasi CFD (computational fluid dynamics) yaitu menganalisis kondisi termal dan kecepatan angin dalam atrium.

Page 11: KELOMPOK 4

Kisi-kisi matahari pada fasade bangunan untuk mengurangi panas matahari langsung namun dapat memasukkan cahaya. Studi analisa arah jalan matahari untuk menentukan bentuk dan kedalaman kisi-kisi pada fasade. Kisi-sisi fasade yang di gabungkan dengan lansekap juga berfungsi untuk membangun iklim mikro disepanjang eksterior bangunan menjadi lebih teduh.