56 TROBOS Mei 2009
Oleh:Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec.
Direktur ProgramPascasarjana Manajemendan Bisnis-IPB (MB-IPB)
Peningkatan nilai tambah (velue
added) dalam bidang peternakan
masih sering dinilai belum dapat
memberikan pertumbuhan yang
inklusif. Pertumbuhan inklusif
merupakan pertumbuhan yang
tidak hanya menguntungkan para
peternak atau pelaku usaha di
bidang peternakan berskala besar,
tetapi juga meningkatkan peran
serta para peternak atau pelaku
usaha berskala kecil. Strategi
pembangunan peternakan yang
bertujuan menciptakan
pertumbuhan yang inklusif dapat
dilakukan dengan jalan menerapkan
model pertumbuhan yang disertai
dengan pemerataan (growth with
equity) atau pertumbuhan yang
berkualitas (quality economic growth).
Dampak pertumbuhan dalam
bisnis peternakan terhadap
peternak berskala kecil bergantung
pada bagaimana para peternak di
perdesaan berperan serta dalam
pasar peternakan yang bernilai
tinggi (high-value commodity) ini, baik
secara langsung sebagai produsen
atau melalui pasar tenaga kerja.
Upaya mendorong peran serta para
peternak berskala kecil tersebut
membutuhkan infrastruktur pasar,
peningkatan kemampuan teknis
peternak, instrumen manajemen
risiko dan tindakan kolektif melalui
berbagai organisasi produsen.
Kemitraan Usaha Dalam
Manajemen Rantai Nilai
Pengembangan bisnis dalam
industri peternakan dari hulu
sampai ke hilir dalam kenyataannya
lebih banyak digerakkan oleh sektor
swasta dan pasar. Sebagai
implikasinya di bagian hilir,
Kemitraan dalam ManajemenRantai Nilai Bisnis Peternakan
peranan supermarket yang
mengandalkan manajemen rantai
pasokan (supply chain management)
yang baik merupakan suatu
keniscayaan. Kualitas dan standar
yang ditetapkan sering kali
mempersulit para peternak berskala
kecil bertindak sendiri-sendiri
untuk mengambil bagian di pasar
ini, sehingga perlu pertanian
kontrak (contract farming) dan
tindakan kolektif dari berbagai
organisasi produsen yang ada. Di
samping itu, kinerja pasar
peternakan sering kali terganggu
oleh infrastruktur yang buruk, jasa
pendukung yang tidak memadai,
dan kelembagaan yang lemah
sehingga meningkatkan biaya
transaksi dan volatilitas harga.
Kemitraan usaha dalam
manajemen rantai nilai menjadi
sesuatu yang penting dilakukan
untuk kesinambungan usaha,
meningkatkan sumberdaya
kelompok mitra, dan peningkatan
skala usaha, dalam rangka
menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan kelompok mitra secara
mandiri. Dengan adanya kemitraan
usaha berarti menggambarkan
kesepakatan satu pelaku untuk
melakukan tindakan yang memiliki
nilai ekonomi kepada pihak lain.
Hal ini akan mengurangi terjadinya
pelanggaran-pelanggaran dalam
sistem manajemen, bahkan
mampu meningkatkan koordinasi
antar level. Karena itu, kemitraan
usaha dapat terjalin secara baik bila
terdapat saling ketergantungan yang
saling menguntungkan. Adanya
kemitraan usaha dalam kegiatan on-
farm (contract farming) dapat
membangun spesialisasi kerja yang
akan meningkatkan produktivitas,
mengurangi biaya transaksi yang
akan meningkatkan efisiensi usaha,
pembagian risiko (sharing risk),
adanya jaminan pemasaran hasil
dan mendekatkan akses terhadap
program-program pemerintah.
Jika dilihat dari pihak
perusahaan mitra, terdapat
beberapa manfaat dengan adanya
sistem contract farming dengan
peternak mitra. Manfaat yang paling
penting bagi perusahaan antara lain,
adalah: (1) Mudah mendapatkan
tenaga kerja (buruh); (2)
Mengurangi biaya untuk investasi;
(3) Mudah memasarkan sarana
produksi peternakan; (4) Mudah
mendapatkan hasil ternak (daging,
telur, dan susu); (5) Perusahaan
memiliki kendali terhadap
kuantitas, kualitas, waktu
penyaluran (delivery) dan
kontinyuitas pasokan produk hasil
ternak untuk berbagai tujuan atau
segmen pasar. Kemitraan usaha
pun mampu memberikan manfaat
dalam konteks risiko yang lebih
rendah dan harapan yang lebih baik
dari sisi penerimaan (pendapatan).
Kontrak antara peternak
dengan perusahaan industri
pengolahan akan mendorong
peternak ke tingkat produktivitas
dan kualitas yang lebih baik, karena
peternak diharuskan menerapkan
standar teknik budidaya serta
penanganan pascapanen tertentu.
Selain itu, peningkatan
produktivitas melalui kemitraan
usaha dilakukan dengan
menerapkan bimbingan teknis
dan manajemen serta penataan
lingkungan, sehingga mortalitas
berkurang dan feed conversion yang
TROBOS Mei 2009 57
ideal dapat dicapai. Adanya
kemitraan usaha berarti mampu
memperluas tujuan pasar (pasar
tradisional maupun pasar
modern) dan dapat
memperdalam industri
pengolahan hasil dengan berbagai
produk asal ternak (daging, telur
dan susu), serta mampu
menjamin pemasaran dan
kepastian harga, terutama pada
sistem kontrak harga.
Namun, di sisi lain
membangun kemitraan usaha di
bidang peternakan pun mampu
memberikan dampak negatif bila
pengelolaannya tidak berjalan
efektif, antara lain: (1) Perusahaan
dapat meminta peternak
melakukan up-grade kandang atas
biaya peternak; (2) Dapat
menimbulkan manipulasi input,
seperti misalnya DOC dan pakan
ternak, ada kemungkinan DOC
dan pakan kualitas prima
digunakan untuk budidaya
perusahaan sendiri dan yang
kualitas lainnya diperuntukkan
peternak mitra; (3) Kontrak
dengan pembagian keuntungan
yang kurang adil berdasarkan share
biaya; (4) Penghentian kontrak
lebih awal dari perusahaan, bisa
merugikan peternak karena sudah
mengeluarkan modal untuk
membangun kandang; (5)
Perusahaan meminta peternak
melakukan renovasi atau
meningkatkan peralatan
kandangnya atas biaya peternak;
(6) Peternak mendapatkan harga
input yang sedikit lebih tinggi
dibandingkan sebagai peternak
mandiri, karena pada dasarnya
perusahaan inti telah
memperhitungkan tingkat suku
bunga komersial; dan (6) Peternak
rakyat yang tergabung dalam
contract farming umumnya
mendapatkan peluang harga jual
yang lebih rendah dari harga
pasar. Karena itu, perlu dipahami
secara komperhensif dan holistik
dalam membangun kemitraan
usaha di bidang peternakan
dengan meletakkan model integrasi
vertikal secara tepat,
memperhatikan dinamika harga
masukan dan keluaran peternakan,
struktur dan skala pengusahaan
diseimbangkan, memperhatikan
aspek kemitraan kini dan
mendatang, pentingnya memahami
kewirausahaan dan konsolidasi
kelembagaan di tingkat peternak
rakyat.
Dukungan Pemerintah
Untuk menciptakan
pertumbuhan yang inklusif,
penguatan dan pemeliharaan
kerjasama dalam rantai nilai
industri peternakan mutlak
diperlukan. Melalui kemitraan
usaha dapat terbentuk hubungan
kerja sama antara peternak,
perusahaan maupun pembeli yang
bersifat lebih spesifik dan berfokus
pada volume, distribusi, lead time,
dan mutu. Para pelaku dalam
binsis industri peternakan
hendaknya mampu menciptakan
pola kemitraan yang mapan dan
terpadu serta saling membutuhkan
dengan tetap memperhatikan
kualitas dan kontinyuitas.
Peningkatan nilai tambah di
bidang peternakan melalui
kemitraan usaha akan lebih efektif
apabila ada dukungan yang tepat
dari pemerintah dalam bentuk
political will and political actions.
Bentuk dukungan pemerintah
dalam membangun kemitraan
usaha di bidang peternakan, antara
lain, pertama, penerapan hukum dan
peraturan yang tidak menghambat
pengembangan usaha peternakan
dalam membangun kemitraan
usaha. Kemitraan usaha di bidang
peternakan harus didukung dan
dilindungi oleh sistem dan
penegakan hukum yang berbiaya
rendah. Ke dua, seyogianya
pemerintah mampu
mengembangkan dan memperbaiki
infrastruktur dalam membangun
kemitraan usaha itu sendiri. Ke tiga,
pemerintah seyogianya
memberikan perlindungan kepada
peternak rakyat dari eksploitasi
dalam kegiatan kerjasama dengan
pihak industri dengan cara
mengecek kelayakan finansial dan
kapasitas manajerial industri
(perusahaan) sehingga akan
mampu menghasilkan bisnis yang
menguntungkan bagi seluruh
pihak. Ke empat, pemerintah
seyogianya membantu
pengembangan sistem informasi
yang terpadu dari setiap bagian
yang terlibat dalam sistem rantai
pasokan. Dukungan pemerintah di
atas menjadikan kemitraan usaha di
bidang peternakan dapat berjalan
efektif sehingga mampu
meningkatkan nilai tambah dan
pada akhirnya dapat meningkatkan
dayasaing produk-produk
peternakan. Sehingga
pembangunan peternakan dapat
menciptakan sasaran ganda, yaitu
menciptakan pertumbuhan dan
sekaligus pemerataan pendapatan
(growth with equity).
TROBOS
Peningkatan nilai tambah di bidang peternakan
melalui kemitraan usaha akan lebih efektif
apabila ada dukungan yang tepat dari
pemerintah dalam bentuk political will and
political actions.