1 | P a g e
KESIMPULAN RAPAT PIMPINAN NASIONAL
GABUNGAN PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA ( GAPENSI )
TANGGAL 16 NOPEMBER 2015
Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) yang dilaksanakan pada tanggal 16 Nopember 2015 di Hotel Grand Kemang - Jakarta, dihadiri oleh Badan Pimpinan Lengkap BPP Gapensi, Ketua Kehormatan BPP, Dewan Pertimbangan Gapensi Pusat, dan Pimpinan BPD GAPENSI Propinsi seluruh Indonesia.
RAPIMNAS dihadiri pula oleh:
1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PU-PERA, Bapak Ir.Taufiq Widjojono, MSc.
2. Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Bapak Muhidin Mohammad Said 3. Direktur Jenderal Bina Konstruksi – Kementerian PU-PERA, Bapak Ir.Yusid
Toyib, M.Eng,Sc. 4. Direktur Jenderal Bina Marga – Kementerian PU-PERA, Bapak Ir.H. Hediyanto
W.Husaini, MSCE, MSi. 5. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perbankan, Bapak Ir.Rosan
P.Roeslani. 6. Ketua LPJK Nasional, Bapak Ir. Tri Widjajanto, MT. Berdasarkan pembahasan segenap peserta RAPIMNAS GAPENSI dengan memperhatikan sambutan Menteri PU-PERA, yang diwakili oleh Sekrearis Jenderal KemenPU-PERA, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Direktur Jenderal Bina Konstruksi – Kementerian PU-PERA, Direktur Jenderal Bina Marga KemenPU-PERA, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perbankan, Ketua LPJK Nasional dan Ketua Umum BPP GAPENSI, maka Rapimnas Gapensi Tahun 2015 dengan tema “ PENGUATAN PERAN ANGGOTA GAPENSI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR NASIONAL SESUAI DENGAN NAWACITA “ menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. RAPIMNAS mengharapkan dengan adanya rencana perubahan /
penyempurnaan Undang-undang Jasa Konstruksi, maka GAPENSI mengusulkan
beberapa hal diantaranya sebagai berikut :
2 | P a g e
1.1. Asosiasi Jasa Konstruksi agar diberikan kewenangan dalam pelaksanaan
sertifikasi badan usaha, karena lebih mengetahui profil anggotanya
sebagai perwujudan peran masyarakat Jasa konstruksi di dalam
percepatan pembangunan infrastruktur nasional.
1.2. Perlu adanya kepastian dan perlindungan hukum bagi pelaku usaha jasa
konstruksi dengan pengaturan dan pemberlakuan hukum yang lebih jelas
dan seimbang mengingat banyak pelaku usaha jasa konstruksi menjadi
korban kriminalisasi akibat tidak adanya kepastian hukum
(perdata/pidana).
1.3. Perlunya pemberdayaan badan usaha kecil menengah bidang jasa
konstruksi dengan memperluas lapangan usaha melalui perkuatan
kemitraan, dan dukungan rantai pasok, permodalan serta peningkatan
kapasitas kompetensi SDM.
1.4. Regulasi Jasa Konstruksi harus mengatur secara jelas, tegas, dan
terkoordinasi dengan baik demi terciptanya kesetaraan dan harmonisasi
usaha Jasa konstruksi .
1.5. Dalam rangka pembinaan kepada asosiasi jasa konstruksi, diperlukan
seleksi yang lebih ketat kepada asosiasi yang diberi kewenangan
menerbitkan sertifikat (SBU, SKA/SKT).
2. Dalam mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur nasional, maka RAPIMNAS memandang perlu adanya koordinasi dan kesamaan pandang dalam implementasinya.
3. Sehubungan dengan banyaknya tender/pelelangan yang menetapkan
persyaratan yang berlebihan dan terkesan “ mengada-ada “ telah mengakibatkan sulitnya penyedia jasa dalam memenuhi persyaratan tender yang ditetapkan panitia. Oleh karena itu RAPIMNAS mendesak kepada Kementerian PU-Pera agar menetapkan standarisasi sistim tender sesuai regulasi yang berlaku.
4. Dengan beredar dan berlakunya SBU yang diterbitkan di luar LPJKN, telah
mengakibatkan keresahan di kalangan penyedia jasa. Oleh karena itu Rapimnas mendesak kepada Kementerian PU-PERA agar segera menertibkan beredarnya SBU tersebut.
3 | P a g e
5. Dalam rangka pemberdayaan kontraktor nasional, maka RAPIMNAS mengharapkan agar ketersediaan anggaran pembangunan “ APBN “ seyogyanya hanya dapat dilaksanakan oleh kontraktor nasional.
6. Dalam rangka mendorong tumbuh dan berkembangnya badan usaha jasa konstruksi bersifat spesialis, diperlukan dukungan yang lebih besar dari para pemangku kepentingan di bidang jasa konstruksi. Oleh karena itu Rapimnas mengharapkan kepada Pemerintah agar menerbitkan regulasi yang dapat memberikan Peluang usaha yang lebih luas kepada ( paket khusus spesialis) BUJK yang bersifat spesialis tersebut.
7. Belum adanya kepastian waktu pemilihan Pengurus Lembaga yang diawali dengan seleksi asosiasi telah menimbulkan keresahan dikalangan asosiasi jasa konstruksi karena dapat berdampak terhadap keberadaan LPJK Provinsi. Oleh karena itu RAPIMNAS mendesak kepada KementerianPU-Pera agar segera melakukan seleksi asosiasi sesuai amanat yang ditetapkan dalam Permen PU No.10/PRT/M/2010.
8. Dalam rangka peningkatan daya saing kontraktor anggota GAPENSI memasuki MEA 2015, diperlukan strategi penguatan kapasitas melalui peningkatan kemampuan dan penciptaan nilai tambah anggota, terutama peningkatan kompetensi sumber daya manusia anggota melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan berkesinambungan.
9. Jajaran GAPENSI se-Indonesia siap untuk mengamankan dan melaksanakan
program registrasi nasional keanggotaan dan Sertifikasi badan usaha anggota GAPENSI Tahun 2016 dengan terus berupaya meningkatkan pelayanan secara cepat, tepat dan terukur, terutama dalam pelayanan Registrasi anggota Luar Biasa Tahun 2016 dapat melalui BPP GAPENSI dengan berkoordinasi bersama BPD GAPENSI Provinsi.
10. Dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan dan perkembangan terkini serta demi tercapainya percepatan pelayanan kepada anggota dalam penyelenggaraan R/H Nasional Keanggotaan Tahun 2017, maka Rapimnas menugaskan kepada BPP agar mempersiapkan rencana pelaksanaannya dengan menggunakan system IT secara on line .
11. Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada anggota, terutama untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja konstruksi bersertifikasi, maka Rapimnas menugaskan kepada BPP untuk menindak lanjuti dibentuknya institusi Sertifikasi Keahlian dan Keterampilan “ Gamana Krida Tenaga Teknik Indonesia
4 | P a g e
( GAKTINDO) “ yang diharapkan dapat dibentuk di daerah-daerah dengan menyertakan personal dari jajaran GAPENSI .
12. Sehubungan dengan diperpanjang masa berlakunya SBU/SKA/SKT selama 6 (enam) bulan, telah berdampak tidak tertibnya BUJK dalam melakukan Her-Registrasi Keanggotaan yang pada akhirnya akan merugikan asosiasi. Oleh karena itu Rapimnas meminta kepada lembaga agar segera mengevaluasi kembali kebijakan tersebut sehingga tidak berlarut-larut yang dapat menyulitkan asosiasi jasa konstruksi.
13. RAPIMNAS GAPENSI mengamanatkan kepada BPP GAPENSI untuk menetapkan waktu dan tempat diselenggarakannya MUKERNAS GAPENSI Tahun 2016.
Jakarta, 16 Nopember 2015
BADAN PIMPINAN PUSAT GAPENSI
5 | P a g e
14. Rapimnas mendesak kepada Pemerintah agar segera melakukan penyempurnaan terhadap Permen PU No.10 Tahun 2010, serta segera dilakukan evaluasi terhadap Permen PU No.8 Tahun 2011.
15. Peningkatan pembangunan Infrastruktur merupakan peluang sekaligus tantangan bagi GAPENSI untuk siap bekerja dan menjadi mitra kerja strategis pemerintah bagi terlaksananya program infrastruktur di Indonesia. Oleh karena itu Rapimnas menyerukan kepada seluruh jajaran organisasi dan anggota agar segera menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya, terutama meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, peralatan, metode maupun modal.
6 | P a g e
1. Oleh Karena itu kontraktor nasional, khususnya anggota GAPENSI harus
menyambut baik dengan adanya peluang tersebut dengan melakukan
berbagai persiapan , diantaranya kesiapan di dalam meningkatkan
kompetensi sumber daya manusianya, profesionalisme yang standart, sikap
dan moral serta berakhlak di dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
16. Muncul paradigma baru yang meniadakan batas-batas asosiasi perusahaan lex-
generalis dan lex-spesialis, disamping itu kewenangan sertifikasi badan usaha juga telah bergeser pada lembaga. Perubahan ini perlu dipahami dan dicermati sebaik-baiknya oleh semua lapisan pimpinan Gapensi di tingkat pusat maupun daerah untuk dapat memfokuskan pelayanannya bagi kepentingan anggota.
17. Dalam rangka meningkatkan pelayanan anggota, Gapensi siap untuk menjalankan Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI).
18. Dalam rangka peningkatan pelayanan KTA dan SBU, Rapimnas mendesak segenap BPD untuk meningkatkan ketertiban menyelesaikan kewajiban dalam bidang keuangan.
19. Rapimnas menyerahkan sepenuhnya kepada BPP Gapensi untuk menetapkan tempat dan waktu penyelenggaraan Munas ke-13 Gapensi.
Jakarta, 09 Desember 2014 BADAN PIMPINAN PUSAT GAPENSI
7 | P a g e
1. Gapensi selaku organisasi yang sangat konsentrasi pada pembinaan anggotanya dan
merupakan mitra pemerintah dalam percepatan pembangunan Nasional, maka dengan itu
Gapensi siap melaksanakan Surat Edaran Menteri PU No. 10/SE/M/2012, sebagai Pedoman
bagi pihak-pihak terkai dalam hal pemberlakuan SBU,SKA, dan SKT pada proses pengadaan
pekerjaan konstruksi tahun 2013.
2. Gapensi siap melaksanakan Perlem NO. 2 Tahun 2013, dalam rangkan mewujudnya tertib
pelaksanaan registrasi perpanjangan SBU yang telah habis masa berlakunya , regisrtrasi
perubahan klasifikasi dan kualifikasi usaha, registrasi permohonan baru SBU, registrasi ulang
SBU dan registrasi tahun ke-2 SBU sesuai dengan ketentuan peraturan dan peraturan
perundanga-undangan.
3. Mendesak kepada LPJK agar sesegera mungkin membentuk USBU dan USTK didaerah
daerah. Dalam rangka percepatan pelayanan anggota.
4. Mengingat sifat dan prilaku bisnis dalam dunia konstruksi yang mempunyai prilaku
tersendiri maka kami harapkan kepada pemerintah agar dapat disediakan Bank khusus atau
system pembiayaan khusus bagi pelaksana konsrtuksi.
5. Berdasarkan laporan dari daerah-daerah bahwa tahun 2012, banyak proyek yang tidak
selesai sampai 100 % yang dikerjakan oleh anggota gapensi , dimana penyebabnya adalah
lambatnya SPK turun,dan turunnya SPK pada akhir tahun, untuk itu kami
merekomendasikan kepada pemerintah ,agar SPK tidak diterbitkan diakhir tahun, sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan proyeknya dengan baik.
6. Dalam rangka percepatan pelayanan anggota secara professionalisme maka, Gapensi
dengan segala sarana yang dimiliki siap untuk menjalankan system Informasi konstruksi
Indonesia ( SIKI ) LPJK Nasional.
7. Dalam rangka menjaga ketertiban dalam dunia jasa konstruksi , maka kami mendesak
kepada pemerintah agar melakukan tindakan tegas dan nyata terhadap adanya
pemberlakuan SBU yang terbit diluar LPJKN Krida
8. Dalam rangka pelaksanaan Verifikasi dan validasi awal oleh Gapensi mepunyai Visi sbb :Terwujudnya
Pelayanan Yang Prima Berlandaskan Asas Ketidakberpihakan , Keadilan, Kemanfaatan, Kemandirian
, Keterbukaan, Kemitraan, Transparan dan Akuntabel,Guna tercapainya Struktur Usaha Jasa
konstruksi yang kokoh, handal dan berdaya saing.
8 | P a g e
20. Rapimnas merekomendasikan LPJK untuk menerbitkan edaran
21. Rapimnas mendorong kepada seluruh jajaran organisasi GAPENSI agar lebih tertib di dalam menjalankan ketentuan yang ditetapkan organisasi sehingga tidak terjadi pelanggaran yang dapat menurunkan wibawa organisasi di mata anggota dan masyarakat.
22. LPJK juga telah Peraturan menerbitkan ketentuan dan aturan tentang
Registrasi Usaha Jasa Perencana & Pengawas Konstruksi, Registrasi
23. Dalam rangka pembinaan anggota untuk meningkatkan profesi sebagai
kontraktor yang lebih professional, maka GAPENSI agar mendorong
anggotanya menuju kontraktor yang mempunyai spesifikasi keahlian khusus,
utamanya kontraktor golongan menengah kecil agar lebih spesialisasi khusus
pada bidangnya.
24. Dalam rangka meningkatkan mutu kontraktor anggota GAPENSI, maka LPJK
dimasa yang akan datang diminta tidak hanya terfocus pada proses Sertifikasi
( SBU/SKA/SKT ), melainkan lebih memprioritaskan pada pendidikan dan
pelatihan SDM.
25. Dalam peningkatan daya saing kontraktor anggota GAPENSI, diperlukan
strategi penguatan kapasitas melalui peningkatan kemampuan dan
penciptaan nilai tambah anggota serta pembentukan lingkungan yang saling
mendukung.
9 | P a g e
26. Untuk menyelesaikan permasalahan LPJKD dan pengurusan SBU bagi anggota
GAPENSI , maka direkomendasikan kepada Menteri Pekerjaan Umum R.I.
agar dalam waktu yang singkat dapat menyelesaikan dualisme kepemimpinan
LPJKN.
27. Dengan berakhirnya tugas-tugas BSA GAPENSI sebagaimana ketentuan dalam
Permen PU No. 10 Tahun 2010, maka dalam rangka mempercepat realisasi
pengurusan SBU diharapkan dapat segera dibentuk Unit Verifikasi dan
Validasi pada tingkat BPP dan BPD GAPENSI, termasuk BPC GAPENSI yang
selanjutnya diikuti dengan penyelenggaraan pelatihan khusus untuk
pelaksanaan kerja Unit Verifikasi dan Validasi.
28. Dalam rangka memperkuat kedudukan GAPENSI selaku asosiasi tertua dan
terbanyak anggotanya , maka diharapkan tetap terjaganya hubungan
harmonis antara GAPENSI dengan Pemerintah , LPJK dan asosiasi lainnya.
29. Keputusan Penyelenggaraan MUNASUS GAPENSI Tahun 2012 sepenuhnya
diharapkan agar BPD GAPENSI seluruh Indonesia untuk
mempertimbangkannya.
30. Jajaran GAPENSI seluruh Indonesia siap untuk mengamankan dan
melaksanakan program registrasi nasional keanggotaan GAPENSI Tahun 2012
dan Sertifikasi badan usaha anggota GAPENSI Tahun 2012.
31. Mendesak kepada Pemerintah agar pengaturan segmentasi pasar ditetapkan
berdasarkan kompetensi dan kualifikasi badan usaha untuk memberi
kesempatan kepada Badan Usaha bersaing secara sehat pada kualifikasi yang
sama demi terciptanya iklim usaha yang kondusif dan tertib dalam
penyelenggaraan jasa konstruksi.
32. Kesiapan SDM yang kompeten dan lebih professional pada bidangnya serta
meningkatnya pelayanan organisasi kepada anggota disertai harmonisnya
hubungan GAPENSI dengan Pemerintah, LPJK dan asosiasi lainnya dengan
10 | P a g e
dukungan tertibnya lembaga dalam menjalankan tugas-tugasnya, serta
dengan penguatan kapasitas GAPENSI sebagai asosiasi jasa konstruksi yang
tertua dan terbanyak anggotanya diharapkan akan dapat mengangkat harkat
dan martabat GAPENSI yang professional.
BADAN PIMPINAN PUSAT GAPENSI
RAPAT PIMPINAN NASIONAL GAPENSI TAHUN 2011
Kesiapan SDM yang kompeten, lebih professional pada bidangnya,
meningkatnya pelayanan kepada anggota dan harmonisnya hubungan GAPENSI,
dengan Pemerintah, LPJK dan asosiasi lainnya, disamping tertibnya lembaga
dalam menjalankan tugas-tugas lembaga dan penguatan kapasitas sebagai
11 | P a g e
asosiasi diharapkan akan dapat mengangkat harkat dan martabat GAPENSI yang
professional.
Mendesak kepada Pemerintah agar pengaturan segmentasi pasar ditetapkan
berdasarkan kompetensi dan kualifikasi badan usaha untuk memberi kesempatan
kepada Badan Usaha bersaing secara sehat pada kualifikasi yang sama demi
terciptanya iklim usaha yang kondusif dan tertib dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi.
Dalam rangka untuk mengangkat harkat dan martabat GAPENSI yang
professional, diperlukan kesiapan SDM yang kompeten, lebih professional di
bidangnya, meningkatnya pelayanan kepada anggota dan harmonisnya hubungan
GAPENSI, dengan LPJK, Pemerintah dan asiosiasi lainnya.
12 | P a g e
1.1. Mendesak kepada BPP GAPENSI untuk menertibkan jajarannya yang
telah melakukan menyimpangan terhadap kebijakan yang ditetapkan
organisasi.
13 | P a g e
2. Prospek Bisnis Usaha Jasa Konstruksi Nasional kedepan sangat menjanjikan
dengan nilai investasi pembangunan yang sangat besar. Oleh Karena itu
kontraktor nasional, khususnya anggota GAPENSI harus menyambut baik
dengan adanya peluang tersebut dengan melakukan berbagai persiapan ,
diantaranya kesiapan di dalam meningkatkan kompetensi sumber daya
manusianya, profesionalisme yang standart, sikap dan moral serta
berakhlak di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
3. Dengan terbitnya Permen PU No.07/MRT/2011, SE Menteri Pekerjaan
Umum No. 09/SE/M/2011 dan Perlem No.02 Tahun 2011, maka jajaran
GAPENSI diharapkan dapat melaksanakan dan mengamankan secara
konsisten kebijakan tersebut dan dipedomani oleh segenap jajaran
Pemerintah/Pengguna Jasa. Oleh karena itu Rapimnas GAPENSI
mengamanahkan kepada BPP untuk segera melakukan langkah-langkah
nyata diantaranya sebagai berikut :
3.1. Mendesak Pemerintah c.q. Menteri Pekerjaan Umum untuk
melakukan tindakan tegas mengakhiri masalah dualisme LPJK Nasional,
dengan tidak memberikan kesempatan kepada LPJK-N “ Arteri Pondok
Indah “ berkiprah lebih jauh karena implikasinya dapat mengganggu
Pembangunan Nasional.
3.2. Mendesak LPJK-N untuk segera melakukan sosialisasi Perlem No. 2
Tahun 2011, terutama mengenai segmentasi pasar disertai dengan
penyiapan Badan Pelaksana, SDM, STI, berikut kelengkapan sistemnya,
dan selanjutnya diikuti dengan pendistribusian blanko SBU demi
percepatan penerbitan SBU dalam rangka memenuhi persyaratan
dalam tender pengadaan jasa konstruksi Tahun Anggaran 2012.
14 | P a g e
1. Kepengurusan Lembaga yang akan dibentuk melalui Permen PU No.10 Tahun 2010 yang
telah diubah dengan Permen PU No.24 Tahun 2010, adalah Kepengurusan Lembaga
yang profesional yang nantinya bersama Pemerintah akan memajukan perkembangan
jasa konstruksi nasional dan hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
produk lembaga yang diberlakukan kepada Publik, dimana Pemerintah turut
bertanggung jawab di dalam penataan dan mengawal produk-produk lembaga
tersebut. Oleh karenanya wakil-wakil GAPENSI yang akan duduk dalam lembaga
haruslah personil yang memilki wawawan yang luas dan memilki kredibilitas yang tinggi
dalam pengabdiannya kepada bangsa dan Negara.
2. Rapat konsultasi mengharapkan agar wakil-wakil dari GAPENSI dapat masuk atau
memimpin dalam kepengurusan lembaga mendatang. Untuk itu langkah atau strategi
yang perlu dipersiapkan antara lain sebagai berikut :
2.1. Perlu dilakukan pendekatan secara formal maupun non formal kepada asosiasi-
asosiasi lain yang dinilai dapat lulus dalam seleksi unsur asosiasi perusahaan,
dengan harapan agar wakil GAPENSI yang mengikuti fit and proper test dapat
terpilih sebagai wakil unsur dalam kepengurusan Lembaga.
2.2 Perlu….2/
2.2. Perlu direncanakan pra fit and proper test bagi calon-calon pengurus Lembaga di
tingkat Provinsi, demikian juga agar diprogramkan pra pelatihan asessor
kemampuan badan usaha bagi para anggota GAPENSI.
2.3. Kualitas pelayanan Sertifikasi yang dilakukan selama ini kepada anggota agar tetap
dipertahankan dan perlu ditingkatkan lagi dengan menempatkan wakil-wakil
15 | P a g e
GAPENSI pada Unit Sertifikasi, baik sebagai asessor maupun sebagai unsur
Pengarah.
3. BPD GAPENSI seluruh Indonesia sangat mengharapkan kepada Pemerintah agar
pelaksanaan Permen PU No.10 Tahun 2010 yang telah diubah dengan Permen PU No.24
Tahun 2010 dapat dilaksanakan sesuai jadwal. Untuk itu BPD-BPD mengharapkan
kepada BPP GAPENSI agar dapat mengawal pelaksanaan Permen PU tersebut.
4. Mukernas GAPENSI Tahun 2011 yang sedianya diselenggarakan pada bulan Mei 2011
diundur menjadi bulan Juli 2011. Untuk tanggal pelaksanaannya direncanakan pada
12 - 14 Juli 2011. BPP akan mengkonfirmasikan kepada BPD GAPENSI Sulawesi Selatan
sebagai pelaksana untuk segera disampaikan kepada BPD GAPENSI Provinsi Seluruh
Indonesia.
Jakarta, 18 Mei 2011
RAPAT KONSULTASI BPP GAPENSI
DENGAN
BPD GAPENSI PROVINSI SELURUH INDONESIA