KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH KOTA JAMBI
DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI PABRIK
DI KOTA JAMBI ( STUDI DI PT. ANGKASA RAYA )
SKRIPSI
RIZKI EMILIA
NIM:SIP.
PEMBIMBING:
H. HERMANTO HARUN, Lc., M.HI.,Ph.D
DIAN MUSTIKA, S.HI.,MA
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
\
MOTTO
َعِملُوا لََعلَّهُْم يَْرِجُعونَ ظَهََر اْلفََساُد فِي اْلبَرِّ َواْلبَْحِر بَِما َكَسبَْت أَْيِدي النَّاِس لِيُِذيقَهُْم بَْعَض الَِّذي
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum ( ) : )
ABSTRAK
Rizki Emilia, SIP .Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah
Kota Jambi Dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri Pabrik Di
Kota Jambi ( Studi Di PT. Angkasa Raya ). Skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi dalam
Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri pabrik di Kota Jambi. Jenis Penelitian
ini adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini penentuan informan
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi (observation), wawancara
(interview), dan dokumentasi. Bentuk kinerja dalam pengawasan terhadap
pencemaran lingkungan oleh Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota
Jambi meliputi peninjauan lapangan, pengambilan sampel limbah dan
memeriksa instalasi. Dan Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi
menemukan beberapa penemuan yang mereka atasi dengan memberikan waktu
untuk memperbaiki kesalahan yang ada dipabrik tersebut dan jika tidak ada
perubahan yang dilakukan maka pihak Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota
Jambi akan melakukan pengarahan dan tindak lanjut untuk masalah tersebut
Kata Kunci:Kinerja, Pengawasam, Pengelolaan, Limbah Industri.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan dan
merampungkan penulisan skripsi ini yang berjudul: Kinerja Badan Lingkungan
Hidup Pemerintah Kota Jambi Dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri
Pabrik Di Kota Jambi ( Studi Di PT. Angkasa Raya ).
Kemudian tidak luput pula penulis kirimkan sholawat teriring salam
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan kita petunjuk dari
alam kebodohan menuju alam yang terang benderang seperti saat ini, yang
disinari Ilmu, Iman, dan Islam.Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran
terhadap perkembangan Ilmu Pemerintahan dan memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S. ) pada Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan
semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun karena keterbatasan
ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga masih terdapat kejanggalan dan
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar yang selalu
memberi dukungan, semangat, serta doa yang telah diberikan kepada penulis.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag. Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
. Bapak H. Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D. Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
. Ibu Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
. Ibu Mustiah RH.,S.Ag.,M.Sy. Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ibu Tri
Endah Karya Lestiyani, S.IP.,M.IP. Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
. Bapak H. Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D. Pembimbing I.
. Ibu Dian Mustika, S.HI.,MA. Pembimbing II.
. Bapak dan Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan
pelayanan dalam proses penyelesaian studi penulis.
. Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan terkhusus Ilmu
Pemerintahan E. Yang selalu mengingatkan dan menjadi teman
seperjuangan dalam meraih gelar sarjana.
. Ayah dan Ibu yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak kecil, demi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamiin dengan rahmat allah SWT Skripsi ini saya
persembahkan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih, perhatian,
serta motivasi dalam menuntut ilmu.
Kedua orang tua tercinta :
Ayahanda Sukhoiri dan Ibunda Tira Wati tercinta yang telah mendidikku dengan
penuh kegigihan dan kesabaran, yang tak henti-hentinya menyelipkan namaku dalam
setiap doa nya, berkat doa dan dorongan motivasi beliau berdualah saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk semua yang ayah ibu berikan selama ini,
harapan besarku semoga skripsi ini mejadi hadiah indah bagi Ayah dan Ibu.
Adik tersyang :
M.Bintang Akbar, M. Rico Herawan dan Aisyah Aulia, untuk orang yang selalu ada
memberikan semangat dan mendoakan keberhasilanku.
Bapak Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, masukana serta motivasi
dalam penyelesaian skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang teah terlibat dalam
penyelesaian skripsi ini.
Sahabat Seperjuangan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN STS Jambi,
Staf Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Almamaterku tercinta UIN STS Jambi, tempat
penulis menimba ilmu.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .................................. i
NOTA DINAS ................................................................................................. ii
MOTTO .......................................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Batasan Masalah ............................................................................
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...................................................
E. Kerangka Teori ..............................................................................
F. Tinjauan Pustaka ...........................................................................
BAB II METODE PENELITIAN .................................................................
A. Jenis Penelitian ..............................................................................
B. Pendekatan Penelitian ...................................................................
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................
D. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................
E. Teknik Analisis Data .....................................................................
F. Sistematika Penulisan ....................................................................
G. Jadwal Penelitian ...........................................................................
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................
. Sejarah Kota Jambi ................................................................
. Badan Lingkungan Hidup ......................................................
. Gambaran Umum Organisasi ................................................
. Tugas Pokok Dan Fungsi .......................................................
. KependVisi dan Misi..............................................................
. Tujuan Badan Lingkungan Hidup ..........................................
. Sasaran Badan Lingkungan Hidup .........................................
. Kerangka Pengukuran Kinerja ...............................................
. Indikator Kinerja ....................................................................
. Proses Pengukuran Kinerja ....................................................
. Sejarah PT. Angkasa Raya .....................................................
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ................................
A. Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi Dalam
Pengawasan Pengelolaan Limbah Pabrik PT.Angkasa Raya ........
B. Kendala pemerintah Kota Jambi dalam pengawasan pengelolaan
Limbah Pabrik di PT. Angkasa Raya ............................................
C. Upaya yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota
Jambi terkait kendala yang dihadapi dalam Pengawasan Pengelolaan
limbah Industri pabrik di PT. Angkasa Raya..................................
BAB V PENUTUP ..........................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel : Jadwal Penelitian ..........................................................................
Tabel : Tingkat Pencapaian Kinerja……………………………………
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Daftar Informan
Lampiran : Foto Wawancara Penelitian
Lampiran : Foto-foto Limbah Industri Pabrik PT. Angkasa Raya
Lampiran : Data PT. Angkasa Raya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua
benda, daya keadaan dan mahluk hidup termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia
dan mahluk hidup lainnya. Lingkungan hidup ini terdiri dari tiga komponen: Yaitu
komponen fisik (abiotik), komponen abiotic dan komponen kultur. Dalam proses
pelaksanaan pembangunan ketiga komponen itu kemungkinan akan mengalami
perubahan atau lebih dikenal dengan kata akan terkena dampak. Dampak yang
bersifat positif sangat diharapkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas dan
kenyamanan hidup. Sedangkan dampak yang bersifat negative memang tidak
diharapkan karena dapat menurunkan kualitas dan kenyamanan hidup, harus dapat
diatasi dengan sebaik-baiknya.1
Prinsip-prinsip pengelolaan hidup di Indonesia telah dirumuskan
salah satunya dalam Undang-Undang Nomor tahun tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam undang-undang tersebut telah
dirumuskan pengertian, tujuan dan asas serta sasaran maupun mekanisme dan
kewenangan pengelolaan lingkungan hidup.2 Pengelolaan Lingkungan Hidup
diartikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
1 Nurul Hudah, “Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta Dalam
Menanggulani Pencemaran Air Limbah Industry Batik Di Kelurahan Laweyan”. Skripsi,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, , hlm. . 2 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor Tahun , “Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup”
yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.3
Tindakan pengendalian mempunyai posisi strategis untuk menjaga
dan mengawasi agar fungsi lingkungan hidup terjaga baik daya dukungnya
ataupun daya tampungnya. Tindakan pengendalian perusakan dan atau
pencemaran lingkungan salah satunya adalah permasalahan pencemaran air.
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, tidak akan
ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Air yang bersih sangat
didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan
industri, pertanian dan lain sebagainya. Saat ini air menjadi masalah yang
perlu mendapat perhatian khusus. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai
dengan standar tertentu sekarang bukanlah suatu yang mudah karena air sudah
banyak tercemar oleh berbagai macam limbah dari kegiatan manusia, baik itu
limbah industri, limbah dari kegiatan rumah tangga, maupun limbah dari
kegiatan yang lainnya. Pembuangan limbah secara langsung inilah yang
menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran air. Limbah (baik berupa zat
padat maupun zat cair) yang masuk ke air akan menyebabkan terjadinya
penyimpangan dari keadaan normal air.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
3 Nurul Hudah, “Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta Dalam
Menanggulani Pencemaran Air Limbah Industry Batik Di Kelurahan Laweyan”.
Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, ,hlm. .
tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai
peruntukkannya (Undang- undang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal
angka ). Kebijakan Pengendalian Pencemaran Air, secara nasional diatur
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor tahun ,
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.4
Walaupun penetapan air bersih tidaklah mudah, namun ada
kesepakatan bahwa air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan
tetapi didasarkan pada keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari
keadaan normal maka berarti air tersebut telah tercemar. Menurut Wisnu Arya
Wardhana dalam bukunya “Dampak Pencemaran Lingkungan”, indikator atau
tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda
yang dapat diamati melalui yaitu :
. Adanya perubahan suhu air.
. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen.
. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air.
. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
. Adanya mikro organisme.
. Meningkatnya radioaktivas air lingkungan.5
4 Peratuan Pemerintah Republik Indonesia nomor tahun , “Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air” 5 Wisnu Arya, “Dampak Pencemaran Lingkungan” dalam Skripsi Kiki Sundari,
“Analisis Sistem Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet Pt. Bakrie Sumatera Plantation (Tbk)
Dan Kualitas Air Sungai Bunut Serta Keluhan Gangguan Kulit Pada Masyarakat Di
Kelurahan Bunut Kota Kisaran Tahun ”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara Medan,
, hlm.
Merujuk pada Undang-Undang Nomor Tahun tentang
pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun. (a) Bahwa
lingkungan hidup perlu dijaga kelestarianya sehingga tetap mempu menunjang
pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun ; (b) Bahwa dengan meningkatnya pembangunan di segala
bidang, khususnya dibidang industri, semakin meningkat pula jumlah limbah
dihasilkan yang berbahaya dan beracun, dan dapat membahayakan lingkungan
hidup dan kesehatan manusia sehingga perlu pengelolaan dan pengendalian yang
baik (c) Bahwa untuk memberikan landasan dan kepastian hukum dalam
pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun perlu
pengaturan pengelolaan dan pengendalian yang diatur dengan Peraturan Daerah.6
Pada saat ini, pertumbuhan perekonomi semakin meningkat dengan
tunjangan kemajuan teknologi yang memadai.Dinamika pembangunan nasional
saat ini, di satu sisi memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas
kesejahteraan hidup masyarakat,tetapi disisi lain juga menimbulkan kekhawatiran
terhadap merosotnya kualitas lingkungan hidup, kekhawatiran ini cukup beralasan
karena kenyatan menunjukan bahwa lingkungan hidup di negeriini belum
terhindar dari ancaman dan pencemaran akibat buangan limbah industri yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan industri nasional. Kasus-kasus pencemaran
lingkungan hidup ini karena kecerobohan atau kelalaian perusahaan-perusahaan
industri yang membuang limbahnya dilingkungan masyarakat. Padahal dalam
6 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor Tahun “Tentang Pengelolaan dan
Pengendalian Limbah Bahan Bebahaya dan Beracun”
setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, terutama dalam hal membuang
limbah industri harus memiliki izin lingkungan.
Dalam pasal butir ( ) PP Nomor tahun tentang izin
lingkungan, disebutkan bahwa :
“Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam
langkah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan ”7
Pencemaran lingkungan hidup dalam analisis kalangan ahli hukum
lingkungan adalah akibat ambiguitas tindakan manusia. Manusia telah
memasukkan alam dalam kehudupan budaya, tetapi kerap melupakan bahwa ia
merupakan bagian dari alam tempat kehidupannya. Pembangunan industri-industri
baru pada saat ini dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat, namun
membawa dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Permasalahan tersebut
perlu di pertimbangkan beberapaefeknya seperti limbah yang dihasilkan. Industri
yang menghasilkan limbah salah satunya adalah industri karet.8
Dinamika perkembangan hidup manusia menunjukan bahwa semakin
modern kehidupan manusia, semakin besar pula kerusakan dan pencemaran
lingkungan yang ditimbulkanya. Disamping itu perkembangan kehidupan tersebut
juga menyebabkan semakin tipisnya sumber daya alam dibumi ini. Jika kegiatan
kelompok masyarakat jaman dulu hanya menimbulkan kerusakan dan pencemaran
lingkungan dalam jumlah minimal, maka kegiatan kelompok masyarakat jaman
7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Tahun , “ Tentang Izin
Lingkungan” 8Windy Nila Hakim, Jhon Armedi Pinem, Edy Saputra, “Pengelolahan Limbah Cair
Industri Karet Dengan Kombinasi Proses Pretreatment Dan Membran Ultrafiltrasi”
(Laboratoriun Pemisahan dan Permurnian), Ejurnal. ( ), hlm.
sekarang ternyata menimbulkan kerusakan yang berlipat ganda, sehingga
pemerintahan selaku penyelenggara negara wajib mengeluarkankebijakan
dibidang lingkungan hidup secara nasional. Dan menurut PP Nomor tahun
, tentang analisis mengenai dampak lingkungan atau sering di sebut Amdal,
yaitu suatu kajian mengenai dampak yang telah ditimbulkan oleh lingkungan,
serta menjadi hal yang penting dalam pengambilan suatu keputusan atau dari
kegiatan yang telah direncanakan di lingkungan hidup.9 Tujuan dari Amdal ini
adalah untuk menjaga kemungkinan dan dampak dari suatu rencana usaha atau
kegiatan tertentu. Amdal sangat diperlukan karena harus ada studi kelayakan
didalam undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk menjaga lingkungan
dari sebuah operasi proyek pada kegiatan industri atau kegiatan yang dapat
menyebabkan kerusakan di suatu lingkungan.
Permasalahan limbah ini sampai sekarang belum selesai akibat
kurangnya perhatian Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi dalam
pengawasan limbah pabrik karet yang dibuang dilingkungan masyarakat.
Masyarakat hanya bisa mengeluh bau menyengat dari limbah pabrik yang berada
di lingkukan sekitar. Takluput juga dari rusaknya ekosistem alam, tumbuhan di
sekitar limbah pabrik tersebut tidak tumbuh dengan baik, dan merusak
pemandangan di sekitar masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari PT. Angkasa Raya
dikarenakan peneliti mengamati dan mengawasi limbah dari PT tersebut dan juga
dapat dari ketua RT setempat bahwa PT. Angkasa Raya membuang limbah
9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Tahun , “Tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan”
ditempat yang tidak semestinya sehingga menyebabkan polusi dilingkungan
sekitar masyarat setempat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hidayat selaku RT di Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi
“Limbah tersebut tidak bagus untuk sekitar lingkungan yang padat
penduduk, karena selain merusak pemandangan sekitar limbah tersebut
juga mengeluarkan bau busuk sesekali, apalagi kalau lagi musim banjir,
limbah tersebut akan menggenang dipermukaan air banjir dan menyebar
dibawah rumah warga, akibatnya diperkarangan ataupun di keliling
rumah warga tersebut dipenuhi limbah pabrik yang padat yang biasa
disebut tatal. Tatal adalah limbah pabrik padat hasil dari sisa-sisa getah
yang mentah dan tatal tidak menyatu dengan tanah”10
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas
permasalahan tersebut dalam bentuk karya ilmiah yang penulis tuangkan kedalam
bentuk skripsi dengan judul “KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PEMERINTAH KOTA JAMBI DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN
LIMBAH INDUSTRI PABRIK DI KOTA JAMBI (STUDI DI PT.
ANGKASA RAYA )”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
. Bagaimana kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintahan Kota Jambi
dalam pengawasan pengelolaan limbah pabrik di PT.Angkasa Raya ?
. Apakah kendala yang dihadapi Badan Lingkungan Hidup Kota Jambi dalam
pengawasan pengelolaan limbah pabrik di PT. Angkasa Raya ?
10
Wawancara bersama Hidayat Selaku Ketua RT di Kecamatan Pelayangan Pada
Tanggal Mei
. Upaya Apasaja yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota
Jambi terkait kendala yang dihadapi dalam Pengawasan Pengelolaan
limbah Industri pabrik di PT. Angkasa Raya?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam penulisan skripsi ini tidak meluas, dan
tepat pada pokok pembahasanya maka penelitian ini dibatasi pada penelitian
terhadap kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi dalam
pengawasan pengelolaan limbah terhadap industri pabrik di PT. Angkasa Raya
data pada tahun - . Dari batasan masalah tersebut maka peneliti akan
membahas mengenai kinerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi dalam
mengatasi limbah pabrik tersebut.
D. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dalam penelitian tersebut ada dua macam yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.
. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah
Kota Jambi dalam pengawasan pengelolaan limbah industri pabrik
di Kota Jambi.
b. Untuk mengetahui kendala Badan Lingkungan Hidup Pemerintah
Kota Jambi dalam pengawasan pengelolaan limbah industri pabrik
di kota Jambi
c. Untuk Mengetahui upaya apasaja yang dilakukan Badan Lingkungan
Hidup Pemerintah Kota Jambi terkait kendala yang dihadapi dalam
Pengawasan Pengelolaan limbah Industri pabrik di PT. Angkasa Raya
. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian dilakukan untuk dapat digenerasikan serta
diharapkan mampu memberikan manfaat yang baik bagi disiplin ilmu
yang berkaitan erat dengan penelitian ini. Manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Akademisi
Secara akademisi hasil penelitian ini berguna sebagai suatu karya
ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan
sebagai bahan masukan yang dapat mendukung bagi peneliti maupun
pihak lain yang tertarik dalam bidang yang sama. Penelitian ini di
gunakan untuk mengaktualisasikan ilmu yang didapat dibangku
perkuliahan dan realita di lingkungan masyarakat. Serta dapat dijadikan
dasar dan bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut bagi mahasiswa.
b. Praktisi
Secara praktisi hasil penelitian sebagai bahan masukan atau acuan
dan pertimbangan bagi pihak pemerintah daerah khususnya Provinsi
Jambi dalam pengawasan limbah terhadap industry pabrik di Kota Jambi
dan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
kemampuan untuk menganalisis mengenai pengelolaan limbah terhadap
industri pabrik di Kota Jambi.
c. Untuk mendapat gelar sarjana
E. Kerangka Teori
Kerangka teori di gunakan untuk memberikan gambaran atas batasan-
batasan tentang teori-teori yang akan di pakai sebagai landasan penelitian yang
akan dilakukan.11
Agar penelitian ini terarah dan tepat sasaran, dalam hal ini
penulis melalui kerangka teori yaitu Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah
Kota Jambi dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Terhadap Industri Pabrik di
Kota Jambi (Studi di PT. Angkasa Raya), maka penulis menganggap perlu
menggunakan kerangka teori sebagai landasan berfikir guna mendapatkan konsep
yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:
A. Pengertian Kinerja
Tujuan organisasi bisa dicapai apabila organisasi tersebut didukung oleh
unit- unit kerja yang terdapat di dalamnya. Baik buruknya output dari suatu
organisasi dipengaruhi oleh baik buruknya kinerja yang terjadi di dalam
organisasi tersebut.
Dalam bahasa Inggris kinerja seringkali dipadankan dengan istilah
performance yang berarti sesuatu hasil yang telah dikerjakan. Menurut Suyadi
Prawirosentono, kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi yang sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai
11Mardalis, “Metode Penelitian Suatu Pendekta Proposal”, (Jakarta: Bumi Aksara,
), hlm .
tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan
sesuai dengan moral maupun etika.12
Bastian mendefinisikan kinerja organisasi sebagai gambaran mengenai
tingkat pencapaian hasil pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi tersebut.13
Kinerja merujuk pengertian hasil, Sudarmanto ( : ) menyatakan
bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi (dihasilkan) atau fungsi
pekerjaan tertentu atau aktivitas-aktivitas selama periode waktu tertentu.14
Menurut Stephen B. Robbins, kinerja didefinisikan sebagai fungsi dari
instruksi antara kemampuan dan motivasi.15
Lijan Poltak Sinambela mengemukakan bahwa kinerja merupakan
ekspresi potensi seseorang dalam memenuhi tanggung jawabnya dengan
menetapkan standar tertentu.16
Pengertian kinerja menurut Joko Widodo pada hakikatnya berkaitan
dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang
menjadi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.17
Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara kinerja diartikan
sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
12
Suryadi Prawirosentono, “Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan”, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, ), hlm. 13
Bastian, “Audit Sektor Publik”, ( Jakarta : Selemba Empat, ), hlm. 14
Sudarmanto. “Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM.” (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, ), hlm. 15
Stephen B. Robbins, “SPSS Statistik Multivariat”, ( Jakarta : PT. Elex Komputindo,
Kelompok Gramedia, ), hlm. 16
Lijan Poltak Sinambela, “Reformasi Pelayanan Publik (Teori Kebijakan dan
Implementasi)”, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, ), hlm. 17
Joko Widodo, “Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja”,( Malang: Banyumedia,
), hlm.
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi
organisasi.18
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja organisasi dapat diartikan sebagai kemampuan organisasi untuk
melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dalam
mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di
dalam (internal) maupun di luar (eksternal) organisasi. Hesssel Nogi Tangkilisan
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu
organisasi meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan
tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki
organisasi, dan kepemimpinan yang efektif.19
Selanjutnya, kinerja suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh factor
internal maupun eksternal sebagai berikut :
. Faktor Eksternal yang terdiri dari :
a. Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan
kekuasaan negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang
akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara
maksimal,
b. Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh
pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk
18
Ibid, hlm. 19
Hessel Nogi Tangkilisan, “Manajemen Publik”, ( Jakarta : Grasindo, ), hlm.
menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu sistem ekonomi yang
lebih besar,
c. Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah masyarakat,
yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang
dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.
. Faktor Internal yang terdiri dari :
a. Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin
diproduksi oleh suatu organisasi.
b. Struktur organisasi, sebagai hasil dari desain antara fungsi yang akan
dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formalnya.
c. Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota organisasi
sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan.
d. Budaya organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam pola
kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.
Menurut Wibowo Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk
suatu organisasi mempunyai kinerja yang baik, yaitu : Pernyataan tentang maksud
dan nilai-nilai, Manajemen strategis, Manajemen sumber daya manusia,
Pengembangan organisasi, Konteks organisasi, Desain kerja, Fungsionalisasi,
Budaya, Kerja Sama 20
Istianto, menjelaskan bahwa untuk menampilkan kinerja yang optimal
diperlukan empat persyaratan yaitu:
20
Wibowo. “Manajemen Kinerja”, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, ), hlm.
. Kapasitas SDM yang memadai.
. Rekrutmen yang baik.
. Pembinaan yang memadai.
. Pengawasan Masyarakat. 21
Dalam Mahmudi, kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional
yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya,faktor- faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah :
a. Faktor personal/ individual, meliputi : pengetahuan, ketrampilan (skill),
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh
setiap individu ;
b. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan,
semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader
c. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
kekompakan dan keeratan anggota tim ;
d. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang
diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam
organisasi ;
e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal.22
21
Istianto, “Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik”. (Jakarta :
Mitra Wacana Media, ), hlm. 22
Mahmudi, “Manajemen Kinerja Sektor Publik”,(Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, ), hlm.
Dari keseluruhan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada
begitu banyak faktor yang dianggap mempengaruhi tingkat kinerja yang dapat
dicapai oleh suatu organisasi. Faktor tersebut bisa disebabkan oleh faktor dari luar
organisasi (eksternal) maupun faktor dari dalam organisasi (internal)
C. Pengukuran Kinerja
Kinerja sangat penting untuk dinilai atau diukur agar suatu organisasi
atau program dapat diketahui keberhasilannya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Mahmudi bahwa pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk melakukan
penilaian kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi,
program atau kegiatan.23
Penilaian kinerja, menurut Achmad S. Ruky, dilakukan pada akhir
periode tertentu yang telah ditetapkan yaitu membandingkan antara hasil yang
sebenarnya diperoleh dengan yang direncanakan. Sehingga dapat diketahui mana
yang telah dicapai sepenuhnya, mana yang diatas standar (target) dan mana yang
dibawah target atau tidak tercapai penuh.24
Penilaian kinerja akan menimbulkan perbaikan atau peningkatan kinerja
karyawan yang kemudian akan berdampak positif pada kinerja organisasi secara
keseluruhan. Hessel Nogi Tangkilisan, mengemukakan bahwa pengukuran/
penilaian kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Penilaian kinerja
23
Mahmudi, “Manajemen Kinerja Sektor Publik”,(Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, ), hlm. 24
Achmad S. Ruky, “Sistem Manajemen Kinerja”,( Jakarta : PT. Gramedia, ),
hlm.
juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (goals and
objectives).25
Menurut Keban pencapaian hasil (kinerja) dapat dinilai menurut pelaku
yaitu:
. Kinerja individu yang menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang
telah melaksanakan
. tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang telah ditetapkan
oleh kelompok atau instansi.
. Kinerja kelompok, yaitu menggambarkan sampai seberapa jauh suatu
kelompok telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pokoknya sehingga
mencapai hasil sebagaimana ditetapkan oleh institusi.
. Kinerja organisasi, yaitu berkenaan dengan sampai seberapa jauh suatu
institusi telah melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga mencapai visi
atau misi institusi.
. Kinerja program, yaitu berkenaan dengan sampai seberapa jauh kegiatan-
kegiatan dalam program yang telah dilaksanakan sehingga dapat mencapai
tujuan dari program tersebut. 26
25
Hessel Nogi Tangkilisan, “Manajemen Publik”, ( Jakarta : Grasindo, ), hlm. 26
Keban Yeremias T. “Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori
dan Isu”, (Yogyakarta : Gaya Media. ), hlm.
F. Tinjauan Pustaka
Dari suatu penelitian tidak lepas dari perolehan data melalui referansi
buku-buku dan literatur sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini akan di
cantumkan hasil penelitian terlebih dahulu oleh beberapa peneliti antara lain:
Pertama, penelitian yang berjudul “Dampak Pencemaran Limbah Pabrik
Tahu Terhadap Lingkungan Hidup” oleh Jessy Adack tahun . Penelitian
tersebut membahas tentang dampak dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap
lingkungan hidup yaitu rusaknya kualitas lingkungan terutama perairan sebagai
salah satu kebutuhan umat manusia dan makhluk hidup lainya. Rusaknya
lingkungan akibat limbah pabrik tahu yang berdampak buruk terhadap kehidupan
ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam kesehatan manusia.
Gangguan terhadap perairan sangat merugikan kualitas mutu air serta manfaatnya.
Limbah tahu membawa akibat bagi lingkungan, karena mempunyai bahan-bahan
berbahaya dan beracun. Jika pencemaran limbah tahu dibiarkan terus menerus
ditanah air kita, maka kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun semakin
terancam.27
Kedua, Jurnal penelitian yang berjudul “Kaji ulang sistem pengelolahan
limbah cair industri hasil perikanan secara biologis dengan lumpur aktif” oleh
Bustami Ibrahim tahun . Limbah cair industri perikanan mengandung bahan
organik yang tinggi dan sangat bervariasi antara satu industri dengan industri yang
lain tergantung pada teknologi yang digunakan, jenis ikan yang diolah dan jenis
produk yang dihasilkan. Kontribusi kandungan beban limbah yang terbesar
27
Jessy Adack, Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan
Hidup, ( )
berasal dari industri pengalengan dan pengelolaan tepung ikan. Peengolahan
limbah cair industri perikanan yang selama ini banya menggunakan sistem kolam
aerasi perlu ditingkatkan dengan menggunakan teknologi lain, dalam rangka
menyisihkan kandungan nitrogen secara total dalam air limbah tidak hanya
mengkonversi nitrogen organik dan ammonia menjadi nitrat ( penurunan beban
organik ).28
Ketiga, Skripsi penelitian yang berjudul “Kinerja Badan Lingkungan
Hidup Kota Surakarta Dalam Menanggulani Pencemaran Air Limbah Industry
Batik Di Kelurahan Laweyan” oleh Nurul Hudah tahun . Penanggulanan
pencemaran air akibat air limbah industry batik di Kelurahan Laweyan merupakan
usaha yang dilakukan pemerintah Surakarta dalam upaya untuk menangani
pencemaran yang ditimbulkan oleh industry batik di Kelurahan Laweyan.
Pelaksanaan penanggulangan pencemaran air limbah industry batik ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya pencemaran air oleh limbah industry pabrik yang
menyebabkan terjadinya penurunan mutu air. Dalam kegiatan penanggungan
pencemaran air limbah industry pabrik, pemerintah daerah khususnya Badan
Lingkungan Hidup memiliki peranan yang sangat besar terhadap keberhasilan
program karena sebagai aparat pelaksana kegiatan penanggulangan pencemaran
yang secara langsung berhubungan dengan kelompok sasaran.29
28
Bustami Ibrahim, Kaji ulang sistem pengelolahan limbah cair industri hasil
perikanan secara biologis dengan lumpur aktif. ( ) 29
Nurul Hudah, “Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta Dalam
Menanggulani Pencemaran Air Limbah Industry Batik Di Kelurahan Laweyan”. Skripsi,
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Dari penelitian pertama dan kedua membahas tentang dampak dan
sistem pengelolaan limbah industri sedangkan peneliti lebih berfokus pada kinerja
Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi, dan dari penelitian yang
ketiga, perbedaan penelitian tersebut terletak pada kinerja Badan Lingkungan
Hidup dalam Menanggulani Pencemaran air yang artinya Badan Lingkungan
Hidup Pemerintah Surakarta diminta untuk menangani pencemaran yang di
timbulkan oleh industri batik, sedangkan peneliti disini lebih mengarah ke
pengawasan Badan Lingkungan Hidup dalam mengelola limbah di PT. Angkasa
Raya.
BAB II
METODE PENELITIAN
Penelitian berasal dari bahasa inggris, Researh dari dua suku kata Re
artinya “Kembali” dan Searh artinya “Mencari” sehingga secara harfiah diatikan
pencarian kembali, yaitu metode penelitian adalah tata cara bagaimana studi
penelitian dilaksanakan.30
Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk
mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Jadi,
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan dalam penelitian. Penelitian ini merupakan sebuah karya ilmiah, yang
bisa dipertanggungjawabkan dengan baik oleh peneliti.31
Penulis lebih fokus
kepada efektifitas peraturan daerah jambi nomor tahun tentang
pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun.
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif,
tetapi lebih mengarah ke metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif yaitu
Penulisan merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek dan
subjek sesuai dengan keadaanya.32
Sehingga memudahkan penulis untuk
mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami kinerja
Badan lingkungan Hidup Kota Jambi dalam mengatasi limbah industri pabrik di
PT. Angkasa Raya.
30
Sayuti Una dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, cet. Ke- (Jambi, Fakultas Syariah IAIN
Press, ) hlm. 31
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial,(Jakarta:Bumi Aksara, ), hal. 32
Sukardi, Metode penelitian Kualitatif, Cet, Ke- ( Jakarta: Gaung Persada. ).
hlm.
Dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh informasi tentang
bagaimana pelaksanaan peraturan daerah jambi nomor tahun dalam
mengatasi permasalahan limbah pabrik yang tidak sesuai dengan undang- undang
yang telah ditetapkan, dan untuk mengetahui penulis menghimpun data yang ada
dilapangan sebagai bahan acuan untuk melakuakn penelitian yang akan penulis
deskriptikan
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yuridis empiris.
Yakni dilakukan dengan melihat kenyataan yang ada dalam praktek dilapangan.
Jadi pendekatan yuridis empiris dalam penelitian ini maksudnya adalah
bahwa dalam menganalisis permasalahan dilakukan dengan cara memadukan
bahan-bahan hukum yang merupakan data sekunder dengan data primer yang
diperoleh dilapangan.
C. Jenis dan sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan peneliti yaitu :
) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli
(langsung informan) yang memiliki informasi atau data tersebut.33
Data
primer disini adalah suatu data yang diperoleh penulis dari observasi,
wawancara dengan perangkat pemerintah provinsi Jambi, dan dokumen
berupa arsip dan peraturan dilapangan dengan pihak kantor Badan
lingkungan hidup pemerintah provinsi Jambi.
33
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, Cet.Ke- (Jakarta: Gaung Persada, )
hlm.
) Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua, data ini
diproleh dengan mengutip sumber lain sehingga tidak bersifat authentic
karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.34
Data
sekunder dapat di peroleh dari berbagai sumber program pelaksanaan
dilembaga seperti Peraturan daerah, Data daerah, Buku-buku yang
berkaitan judul skripsi, Laporan, Jurnal, Prosiding dan Internet.35
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
) Pelaksana pemberi pelayanan
Dalam hal ini seperangkat organisasi kepengurusan lembaga dapat
memberikan informasi dapat dilakukan melalui wawancara dan lainnya.
) Dokumentasi
Sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam
bentuk laporan, catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan serta
keuntungan, dan lain sebagainya.36
Sumber data adalah berupa responden dan informan di katakan
juga sebagai sumber data berupa orang ( person ).37
Sumber data penelitian
ini dari wawancara dari beberapa sampel yang telah di tentukan dan juga
di temukan atau peristiwa-peristiwa di lapangan.
34
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, Cet.ke- (Yogyakarta:Pusaka Pelajar, ) 35
Ibid hlm 36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, ( Bandung, Alfabeta:
) hlm. . 37
Sayuti Una, (Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi ),Cet Ke (Jambi : Syariah
Press, ), hlm.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data ini merupakan alat atau cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan fakta penelitian. Adapun pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data
apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara
sistematis, serta dapat dikontrol keandalan ( reliabilitas dan kesahihanya).
Alasan penggunaan pengamatan karena teknik pengamatan
memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemungkinan mencatat perilaku
dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Kedua, teknik
pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan propossisional maupun pengetahuan yang langsung
diperoleh dari data. Ketiga, dapat mencegah bias yang biasanya terjadi pada
proses wawancara. Keempat, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu
memahami situasi-situasi yang rumit.
Dalam pengumpulan data yang berbentuk observasi ini penulis akan
melakukan pengamatan dan pencatatan data langsung dari pabrik dan tempat
pembuangan limbah pabrik karet di PT. Angkasa Raya.
b. Wawancara
Wawancara dapat diartikan juga suatu proses interaksi dan komunikasi
untuk mendapatkan informasi yang hanya diperoleh dengan cara bertanya
langsung dengan responden.38
Wawancara digunakan untuk mendapatkan data mentah dari informan,
sehingga ditemukan data baru yang tidak terdapat dalam dokumen. Data mentah
yang diperoleh dari informan ini bermanfaat untuk menjawab rumusan masalah
dalam penelitian.39
Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah
buku catatan, laptop dan handphone karena penulis menggunakan wawancara
terstruktur melalui email ataupun telephone. Hal ini bermanfaat untuk mengirim
dan mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, dimana
kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data.
Dalam penelitian ini peneliti menghubungi responden untuk
diwawancarai yaitu Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi
serta staf dan tenaga kerja kantor baik yang bertugas dilapangan dan di dalam
kantor. Dan peneliti juga mewawancarai masyarakat sekitar PT. Angkasa Raya.
Materi wawancaranya antara lain tentang Kinerja Badan Lingkungan Hidup
Pemerintah Kota Jambi dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri Pabrik di
PT. Angkasa Raya Kota Jambi.
38
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan
karya Ilmiah,Cet. Ke- , (Jakarta:Pustaka Lp es Indonesia, ), hlm 39
Ibid, hlm. -
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan
percakapan, menyangkut permasalahan pribadi, dan memerlukan interprestasi
yang berhubungan dengan konteks rekaman peristiwa tersebut.40
Teknik
dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data baik dari dokumentasi
resmi, buku, artikel, surat kabar, arsip, dokumentasi pribadi.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya
dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan
apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.
Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan
teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut
berkembang menjadi teori.
40
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan
karya Ilmiah,Cet. Ke- , (Jakarta:Pustaka Lp es Indonesia, ), hlm. -
Menurut Bogdan sebagaimana dikutip oleh Sugiyono analisi data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain. Sehingga mudah dipahami
dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Aktifitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil
kesimpulan lalu diverifikasi.
a. Reduksi data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis dilapangan.
b. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan mengelompokan data sesuai dengan
sub bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara,
dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teks yang bersifat naratif.
d. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.41
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,(Bandung, Alfabeta :
) hlm.
F. Sistematika penulisan
Penulis dalam tulisan Kinerja Badan Lingkungan Hidup Pemerintah
Kota Jambi dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri Pabrik Di Kota
Jambi (studi di PT. Angkasa Raya)”
BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini di uraikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batas masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori, dan tinjauan pustaka. Bab ini merupakan permasalahan yang
merupakan berfikir bagi bab-bab selanjutnya.
BAB II : Metode penelitian, dalam bab ini membahas mengenai
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, pengumpulan, serta analisis data,
sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
BAB III : Gambaran umum, demografi Badan lingkungan hidup
pemerintah kota Jambi
BAB IV : Pembahasan, Dalam bab ini membahas tentang “Kinerja Badan
Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jambi Dalam Pengawasan Pengelolaan
Limbah Industry Pabrik Di Kota Jambi (Studi Di PT. Angkasa Raya)”
BAB V : Penutup, Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan hasil
penelitian serta saran-saran terkait dengan Kinerja Badan Lingkungan Hidup
Pemerintah Kota Jambi Dalam Pengawasan Pengelolaan Limbah Industry Pabrik
Di Kota Jambi (Studi Di PT. Angkasa Raya).
G. Jadwal Penelitian
Agar penelitian dan penulisan skripsi terencana dengan waktu yang
efektif dan efisen sehingga dapat selesai tepat waktu, maka penulis membagi
langkah-langkah penelitain yang akan dijalani dalam bentuk jadwal untuk menjadi
pedoman. Adapun jadwal penelitian yang dijadwalkan adalah sebagai berikut:
Table
NO KEGIATAN Tahun
Januari Februari Maret April Mei
PengajuanJudul
Pembuatan
Proposal
Perbaikan
Proposal dan seminar
SuratizinRiset
Pengumpulan Data
Pengolahan data
dananalisis data
PembuatanLaporan
BimbingandanPerbaikan
Agenda danUjianSkripsi
PerbaikandanPenjilidan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah kota Jambi
Jambi sebagai daerah pemukiman atau pemusatan penduduk bahkan
sebagai pusat kedudukan pemerintahan telah berjalan dari masa ke masa. Sejarah
Dinasti Sung menguraikan bahwa Maharaja San-fo-tsi (Swarnabhumi)
bersemayam di Chan-pi. Utusan dari Chan-pi datang untuk pertama kalinya di
istana Kaisar China pada tahun M. Utusan ke dua kalinya datang pula pada
tahun M. Informasi ini menorehkan bahwa Chan-pi (yang diidentifikasikan
Prof. Selamat Mulyana sebagai Jambi) sudah muncul diberita China pada tahun –
tahun tersebut. Dengan demikian Chan-pi atau Jambi sudah ada dan dikenal pada
abad ke M. Berita China Ling Pio Lui ( - M) juga menyebut Chan-pi
(Jambi) mengirim misi dagang ke China.42
Silsilah Raja-raja Jambi tulisan Ngebih Suto Dilago Priayi Rajo Sari
pembesar dari kerajaan Jambi yang berbangsa , menulis Putri Selaro Pinang
Masak anak rajo turun dari Pagaruyung di rajakan di Jambi. Dari sebutan Pinang
dalam bahasa Jawa (Sunda) dilapas sebagai Jambe sehingga ditenggarai banyak
orang sebagai asal kata Jambi. Jadi ada perubahan bunyi dan huruf dari Jambe ke
Jambi. Identifikasi ini menginformasikan kata Jambe-Jambi terbuhul pada abad ke
42
Buku Sejarah Kota Jambi Pada Masa Lampau, Masa Sekarang, Dan Yang Akan
Datang: Diterbitkan Oleh Pemerintah Daerah Tk II Kotamadya Jambi, Dan Lembaga Adat
Tanah Pilih Kotamadya Jambi: Tahun
yaitu di masa Puteri Selaro Pinang Masak memerintah dikerajaan Jambi Tahun
- .43
Raden Syarif (yang kemudian diungkapkan kembali oleh Datuk
Sulaiman Hasan) dari “Riwayat Tanjung Jabung Negeri Lamo” mencatat bahwa
Puteri Selaro Pinang Masak mengilir dari Mangun Jayo ke Tanjung Jabung di
pandu oleh sepasang itik besar (Angso Duo) yang mupur ditanah pilih pada
tanggal Mei . Legenda Tanah Pilih ini berbeda versi dengan Ngebi Suto
Dilago. Silsilah Raja-raja Jambi menyebut Orang Kayo Hitam (salah seorang
putera dari pasangan puteri Selaro Pinang Masak dengan Ahmad Barus II/Paduko
Berhalo) yang mengilir mengikuti sepasang itik besak (Angso Duo) atas saran
petuah mertuanya Temenggung Merah Mato Raja Air Hitam Pauh.44
Profesor Moh. Yamin mengidentifikasi Jambi berada disekitar Kantor
Gubernur Jambi di Telanaipura sekarang. Indikasi ini atas dasar mulai dari
kawasan Mesjid Agung Al-falah sampai ke Pematang pinggiran Danau Sipin
terdapat deretan struktur batuan bata candi yang diantaranya menunjukan sebagai
komplek percandian yang cukup besar dikawasan kampung Legok.Tidak tertutup
kemungkinan penemuan tanah pilih oleh sepasang Angso yang mupur tersebut
adalah pembukaan kembali Kota Chan-pi yang ditinggal karena kerajaan
SwarnaBhumi (San-fo-tsi) diserang oleh Singosari dalam peristiwa Pamalayu
tahun M dan pindah ke pedalaman Batang Hari yang kemudian dikenal
sebagai Darmasraya (Sumatera Barat)
43
https://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/, di Akses pada September 44
http://wennyastaria.blogspot.com/ / /kebudayaan-jambi.html; diakses pada
september
https://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/http://wennyastaria.blogspot.com/2009/04/kebudayaan-jambi.html
Dua Puteri Melayu/Darmasraya yaitu Dara Petak dan Dara Jingga
diboyong oleh Mahisa Anabrang ke Singosari pada tahun . Ternyata di saat
itu Singosari telah runtuh oleh pemberontak dan kemudian mendapat serbuan
tentara Khu Bilaikhan. Singosari berganti menjadi Majapahit dengan Rajanya
Raden Wijaya. Salah seorang keturunan Puteri melayu itu yaitu dari pasangan
Dara Jingga yaitu Adityawarman kembali ke Darmasraya kemudian mendirikan
dan menjadi Raja di Pagaruyung ( - M). Anaknya yang bernama
Ananggawarman meneruskan teratah kerajaan Pagaruyung. Keturunan
Ananggawarman salah satunya adalah Puteri Selaro Pinang Masak yang dirajakan
di Jambi.
Setelah Orang Kayo Hitam dirajakan pusat kerajaan dipindahkan dari
Ujung Jabung ke Tanah Pilih Jambi disekitar awal abad ke . Jadilah Jambi
kembali sebagai tempat kedudukan Pemerintahan.Pangeran Depati Anom yang
naik tahta dikerajaan Jambi bergelar Sultan Agung Abdul Jalil ( - M)
pernah memberikan surat izin untuk mendirikan pasar tempat berjual beli di
Muaro Sungai Asam pada seorang Belanda bernama Beschseven. Izin Sultan
tersebut tertanggal Juni dimana lokasi yang diizinkan itu kemudian
berpindah dari Muaro Sungai Asam ke sekitar Muaro Sungai di bawah area WTC
Batang Hari sekarang.
Jambi sebagai pusat pemukiman dan tempat kedudukan raja terus
berlangsung. Istana yang dibangun di Bukit Tanah Pilih disebut sebagai istana
tanah pilih yang terakhir sebagai tempat Sultan Thaha Saifuddin dilahirkan dan
dilantik sebagai sultan tahun . Istana Tanah Pilih ini kemudian di bumi
hanguskan sendiri oleh Sultan Thaha tahun menyusul serangan balik tentara
Belanda karena Sultan dan Panglimanya Raden Mattaher menyerang dan berhasil
menenggelamkan kapal perang Belanda Van Hauten di perairan Muaro Sungai
Kumpeh.
Dari puing – puing Istana Tanah Pilih oleh Belanda dikuasai dan
dijadikan tempat markas serdadu Belanda. Praktis setelah Sultan Thaha Saifuddin
gugur tangga April Belanda secara utuh menempatkan wilayah kerajaan
Jambi sebagai bagian wilayah kekuasaan Kolonial Hindia Belanda. Jambi
kemudian berstatus Under Afdeling di bawah Afdeling Palembang. Pada Tahun
Under Afdeling Jambi ditingkatkan sebagai Afdeling Jambi kemudian di
tahun Afdeling Jambi menjadi Kerisidenan Jambi dengan residennya O.L.
Helfrich berkedudukan di Jambi. Sampai masa Kemerdekaan pejabat
Residen dari Keresidenan Jambi berkedudukan di Jambi. Setelah Republik
Indonesia di Proklamirkan pada tanggal Agustus , berdasarkan berita RI
Tahun II No. hal tercatat untuk sementara waktu daerah Negara Indonesia
di bagi dalam Provinsi yang masing – masing dikepalai oleh seorang Gubernur
diantaranya Provinsi Sumatera. Provinsi Sumatera ini kemudian pada tahun
dibagi lagi dalam sub Provinsi yaitu Sub Provinsi Sumatera Utara, Sub Provinsi
Sumatera Tengah dan Sub Provinsi Sumatera Selatan. Keresidenan Jambi dengan
hasil voting dimasikan ke dalam wilayah Sub Provinsi Sumatera Tengah.
Residen Jambi yang pertama di masa Republik adalah Dr. Asyagap
sebagaimana tercantum dalam pengumuman Pemerintah tentang pengangkatan
residen, Walikota di Sumatera dengan berdasarkan pada surat ketetapan Gubernur
Sumatera tertanggal Oktober No. -X.Pada tahun tersebut sesuai
Undang-undang no. tahun wilayah Indonesia terdiri dari Provinsi,
Karesidenan, Kewedanaan dan Kota. Tempat kedudukan Residen yang telah
memenuhi syarat, disebut Kota tanpa terbentuk struktur Pemerintahan Kota.
Dengan demikian Kota Jambi sebagai tempat kedudukan Residen Keresidenan
Jambi belum berstatus dan memiliki pemerintahan sendiri.
Kota Jambi baru diakui berbentuk pemerintahan ditetapkan dengan
ketetapan Gubernur Sumatera No. tahun tertanggal Mei dengan
sebutan Kota Besar dan Walikota pertamanya adalah Makalam.Mengacu pada
Undang-undang No. tahun Kota Besar menjadi Kota Praja. Kemudian
berdasarkan Undang-undang No. tahun menjadi Kota Madya dan
berdasarkan Undang-undang No. tahun Kota Madya berubah menjadi
Pemerintah Kota Jambi sampai sekarang.Dengan Undang-undang No. Tahun
Keresidenan Jambi sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Tengah
dikukuhkan sebagai Provinsi Jambi yang berkedudukan di Jambi. Kota Jambi
sendiri pada saat berdirinya Provinsi Jambi telah berstatus Kota Praja dengan
Walikotanya R. Soedarsono.
Tanggal penetapan Kota Jambi sebagai Kota Praja yang mempunyai
Pemerintahan sendiri sebagai Pemerintah Kota dengan ketetapan Gubernur
Sumatera No. Tahun tertanggal Mei dipilih dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Kota Jambi No. Tahun dan disahkan dengan
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi No. Tahun ,
tanggal Mei itu sebagai Hari Jadi Pemerintah Kota Jambi.45
L. Badan Lingkungan Hidup Kota Jambi
Terselenggaranya pemerintahan yang baik (Good Governance), bersih,
akuntabel, realiable dalam menjalankan tugas, fungsi dan perannya merupakan
prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam
mencapai tujuan serta cita-cita bangsa. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran
dalam upaya memenuhi tuntutan reformasi birokrasi, maka diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas
terukur dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyusunan
Laporan Kinerja (Lkj) Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi Tahun
dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor Tahun tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Tahun
tentang Pedoman Penyusunan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah
pemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia. Laporan Kinerja Dinas
Lingkungan Hidup Kota Jambi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
45
https://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/, di Akses pada September .
https://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi instansi serta kewenangan
pengelolaan sumberdaya, pelaksanaan kebijakan, dan program/kegiatan dengan
berdasarkan pada hasil kinerja yang telah dicapai yang diperhitungkan atas dasar
rencana kinerja dan penetapan kinerja yg telah disusun dan ditetapkan
sebelumnya.
Dengan disusunnya LKj Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi Tahun
diharapkan dapat:
. Mendorong Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan
perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
. Menjadi masukan dan umpan balik baik bagi instansi lain maupun pihak
pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja.
. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Lingkungan
Hidup Kota Jambi di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi yang
sebelumnya dikenal dengan nama Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah (Bapedalda) Provinsi Jambi selaku lembaga yang mengkoordinasikan
pengendalian dampak lingkungan di provinsi berdiri sejak tahun yaitu
setelah dikeluarkannya KEPPRES Nomor Tahun tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan dan diatur lebih lanjut melalui Keputusan
Menteri Dalam Negeri (KEPMENDAGRI) Nomor Tahun tentang
Pedoman Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun
tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun
tersebut di atas.
Berpedoman kepada KEPPRES dan KEPMENDAGRI tersebut, maka
dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Jambi Nomor Tahun Tanggal
Oktober disahkan Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Provinsi Daerah
Tingkat I Jambi, oleh Menteri Dalam Negeri melalui Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor Tahun tentang Pengesahan Peraturan Daerah Provinsi
Daerah Tingkat I Jambi Nomor Tahun .
Pada tahun terjadilah restrukturisasi organisasi, sehingga
Bapedalda Provinsi Jambi mengalami perubahan struktur organisasi yang
dituangkan di dalam Perda Provinsi Jambi Nomor Tahun dan dijabarkan
uraian tugasnya dalam Keputusan Gubernur Jambi Nomor Tahun
tentang Uraian Tugas dan Fungsi Satuan-satuan Organisasi Pada Lembaga-
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi.
Kemudian pada tahun terjadilah perubahan struktur organisasi
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor tahun tentang
Organisasi Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah
Provinsi Jambi nomor tahun tentang Organisasi dan Tata Kerja,
Inspektorat, berdasarkan beberapa peraturan tersebut di atas terbentuklah
nomenklatur Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi.
Pada tahun kembali terjadi perubahan struktur organisasi yang
dituangkan dalam Perda Provinsi Jambi Nomor Tahun tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor Tahun tentang
Organisasi dan Tatakerja Inspektorat,Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Jambi. Serta dijabarkan uraian tugasnya dalam Keputusan Gubernur
Jambi Nomor Tahun tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur
Jambi Nomor Tahun Tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
Inspektorat,Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi.
Gambaran Umum Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor Tahun tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah antara lain membentuk Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi yang mempunyai kewenangan membantu
Kepala Daerah dalam melaksanakan perencanaan dan perumusan kebijakan,
pembinaan serta koordinasi di bidang pengendalian dampak lingkungan.
Berdasarkan kewenangan tersebut maka sasaran utama yang harus
dicapai setiap tahunnya adalah mengukur seberapa besar tujuan yang telah
dicapai. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi dalam menanggulangi
dampak lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi dibentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor Tahun tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi diatur
berdasarkan Peraturan Walikota Nomor tahun dapat dilihat pada gambar
berikut:
Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi adalah sebagai berikut :
a. Kepala
Kepala adalah unsur yang mengepalai DLH Kota Jambi yang mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan perencanaan dan
perumusan kebijakan, pembinaan serta koordinasi di bidang pengendalian dan
pengawasan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
b. Sekretaris
Adalah unsur pembantu pimpinan dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi.
Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan urusan
di bidang perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian serta melaksanakan
tugas lain yang diberikan kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsi. Dalam
melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh (tiga) orang Kasubbag, yaitu :
Kasubbag Keuangan dan Perencanaan, Kasubbag Umum, dan Kasubbag
Kepegawaian.
c. Kepala Bidang Tata Lingkungan
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan AMDAL adalah unsur pembantu pimpinan
dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sesuai dengan bidangnya. Kepala
Bidang Tata Lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan tugas di bidang Tata Lingkungan meliputi : inventarisasi RPPLH
dan KLHS, kajian dampak lingkungan dan peningkatan kapasitas lingkungan
hidup dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugasnya Kepala Bidang Tata Lingkungan dan AMDAL dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh (tiga) orang kepala seksi yaitu : Kasi Inventarisasi
RPPLH dan KLHS, Kasi Kajian Dampak Lingkungan, dan Kasi Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup.
d. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B
Merupakan unsur pembantu kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan bidangnya. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan
Limbah B mempunyai tugas membantu kepala Dinas di bidang Pengelolaan
Sampah dan Limbah B yang meliputi : pengurangan sampah, penanganan
sampah dan limbah B serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala
dinas sesuai dengan tugasnya. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah
B dalam melaksanakan tugas dibantu oleh (tiga) orang kepala seksi yaitu : Kasi
Pengurangan Sampah, Kasi Penanganan Sampah, dan Kasi Limbah B .
e. Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau
Berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala Dinas dalam menyelenggarakan
tugas dan fungsinya, sesuai dengan bidangnya. Kepala Bidang Ruang Terbuka
Hijau mempunyai tugas membantu kepala Dinas di bidang Ruang Terbuka Hijau
yang meliputi : pengelolaan dan pembangunan taman dan hutan kota serta
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugasnya.
Dalam menjalankan tugas Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau dibantu oleh
(tiga) orang kepala seksi yaitu : Kasi Pengelolaan Taman, Kasi Pengelolaan Hutan
Kota dan Pohon Pelindung, dan Kasi Pembangunan Taman dan Hutan Kota.
f. Kepala Bidang Penaatan, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup
adalah sebagai unsur pembantu kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan
fungsi sesuai dengan bidangnya. Kepala Bidang Penegakan Hukum Lingkungan
dan Komunikasi Lingkungan mempunyai tugas membantu kepala dinas di bidang
Penaatan, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup yang
meliputi : melaksanakan penegakan hukum, pengendalian pencemaran, kerusakan
dan pemeliharaan lingkungan hidup serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya
Kepala Bidang dibantu oleh (dua) orang kepala seksi yakni : Kasi Penaatan
Hukum Lingkungan, Kasi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup, dan Kasi Pemeliharaan Lingkungan Hidup.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
UPTD sebagaimana dimaksud dibentuk untuk melaksanakan tugas teknis
operasional dan/atau teknis penunjang.
Tugas Pokok dan Fungsi DLH Kota Jambi
Tugas pokok dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor Tahun tentang ”Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah” adalah membantu walikota dalam melaksanakan
urusan pemerintahan di bidang Lingkungan Hidup. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana tersebut diatas, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi
mempunyai fungsi sebagai berikut :
. Perumusan kebijakan di bidang lingkungan hidup.
. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup.
. Penataan lingkungan hidup yang meliputi : perencanaan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dan perencanaan kajian lingkungan hidup
strategis, kajian dampak lingkungan hidup dan peningkatan kapasitas
lingkungan hidup.
. Pengelolaan sampah yang meliputi : pengurangan sampah dan penanganan
sampah.
. Pengelolaan limbah berbahaya dan beracun.
. Pengelolaan ruang terbuka hijau meliputi : taman, hutan kota, pohon
pelindung dan jalur hijau
. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, pemeliharaan
lingkungan hidup serta pemantauan lingkungan hidup.
. Penaatan lingkungan hidup yang meliputi : penanganan pengaduan dan
penyelesaian sengketa lingkungan hidup serta penegakan hukum.
. Pengawasan di bidang lingkungan hidup.
. Penyelenggaraan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Lingkungan Hidup.
. Pelaksana dana dekonsentrasi, tugas pembantuan dan Dana Alokasi
Khusus (DAK) bidang lingkungan hidup.
. Pelaksana program strategis bidang lingkungan hidup antara lain :
Adipura, Adiwiyata, SLHD, Proklim, Car Free Day, Mitigasi dan Adaptasi
Perubahan Iklim, Langit Biru dan PROPER.
. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup
Visi dan Misi yang dirumuskan DLH Kota Jambi mengacu kepada tugas
pokok dan fungsi DLH, dan harus memberikan kontribusi yang signifikan bagi
keberhasilan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan Walikota Jambi dalam RPJM
- . Kontribusi utama DLH Kota Jambi adalah meningkatkan koordinasi,
pengawasan serta kapasitas kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup di daerah.
Visi
Dengan memperhatikan hal diatas, maka Visi Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Kota Jambi adalah :
”TERWUJUDNYA KOTA JAMBI MENJADI KOTA EKOLOGIS
SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA”
Visi tersebut diatas mengandung makna Kota Jambi sebagai kota ekologis
adalah menjadikan Kota Jambi, sebagai kota yang efisien dalam penggunaan
sumberdaya, mampu meminimalkan jumlah limbah dan mengurangi penggunaan
air, menjaga kelestarian flora dan fauna, serta mampu mengintegrasikan antara
komponen alam (hutan, sungai, ataupun danau) dengan komponen buatan (jalan,
bangunan, jembatan dan jaringan sarana prasarana kota) yang dapat diterima oleh
komponen sosial.
Besarnya tantangan sebagai konsekuensi dari adanya era reformasi dan
peningkatan persaingan di era globalisasi serta tuntutan masyarakat akan
pelayanan prima, ditambah kurangnya sumberdaya manusia yang memenuhi
persyaratan kualitas, mendorong Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)
Provinsi Jambi mempersiapkan diri dan berupaya menangkap peluang-peluang
baru. Untuk tetap eksis dan unggul dalam suatu tahapan yang konsisten,
konsekuen dan berkelanjutan, maka BLHD harus meningkatkan akuntabilitas
kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dan manfaat yang dituangkan
dalam “Visi”
Visi adalah suatu gambaran dan harapan yang menantang tentang
keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh
suatu organisasi, atau pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana suatu
organisasi akan di bawa dan berkarya agar tetap eksis, antisipatif, inovatif serta
produktif.
Misi
Dengan pernyataan Misi diharapkan seluruh aparatur BLHD dan pihak-
pihak yang berkepentingan (costumer dan stakeholders) dapat mengenali tugas
pokok dan fungsi organisasi serta dapat mengetahui peran dan program
programnya serta hasil dan manfaat yang akan diperoleh di waktu-waktu
mendatang.
Untuk dapat mewujudkan Visi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota
Jambi tersebut telah ditetapkan misi-misi pembangunan lingkungan hidup seperti
berikut:
. Mewujudkan aparatur yang berkualitas didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai untuk peningkatan pelayanan masyarakat.
. Meningkatkan penataan sanitasi kawasan perkotaan.
. Meningkatkan keseimbangan pembangunan dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
. Meningkatkan kinerja dan peran instansi pemerintah dalam perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
. Mewujudkan masyarakat yang peduli dan berbudaya lingkungan dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
. Meningkatkan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota.
Tujuan Badan Lingkungan Hidup
Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyataan misi tersebut diatas,
Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi menetapkan tujuan yang ingin dicapai
dalam periode waktu - , sebagai berikut :
. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
. Terwujudnya perilaku masyarakat hidup bersih dan sehat.
. Terciptanya peningkatan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan.
. Peningkatan sinergitas program perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dalam pembangunan perkotaan.
. Terwujudnya pembangunan lingkungan hidup yang optimal.
. Terciptanya kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH).46
46
http://www.blhd.jambiprov.go.id/index .php?mod=profil&act=detail&id= ,
http://www.blhd.jambiprov.go.id/index1.php?mod=profil&act=detail&id=413
Sasaran Strategis Badan Lingkungan Hidup
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang
lebih pendek dari tujuan dan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi adalah
terpenuhinya baku mutu kualitas air, udara dan peningkatan tutupan lahan.
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang
lebih pendek dari tujuan dan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi adalah
terpenuhinya baku mutu kualitas air, udara dan peningkatan tutupan lahan.
Kebijakan dan Program Strategis
Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau
petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program dan kegiatan guna
tercapainya keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan serta visi dan misi
organisasi.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dalam rencana
strategis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi tahun - ditetapkan
kebijakan yang merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Kebijakan yang telah ditetapkan adalah :
. Menata, mengelola, memperluas dan memantapkan ruang kota dan LH.
. Meningkatkan kinerja dan cakupan pengelolaan persampahan.
. Mengurangi timbulan sampah dari sumbernya.
. Penegakan hukum lingkungan.
Kebijakan strategik diatas, diimplementasikan didalam program yang telah
ditetapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi untuk tahun yaitu :
. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
. Program Peningkatan Dispilin Aparatur
. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
. Program Perencanaan SKOPD
. Program Pengembangan Data/Informasi
. Program Penurunan Beban Pencemaran
. Program Peningkatan Pengelolaan Lingkungan, RTH, Ruang Publik dan
Keanekaragaman Hayati
. Program Peningkatan Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan
Pengelolaan Persampahan
Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Tahun
tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor Tahun tentang Petunjuk Pelaksanaan
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Kota Jambi diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran. Tingkat
pencapaian sasaran diperoleh dari pembandingan target dengan realisasi masing-
masing indikator sasaran. Realisasi indikator sasaran merupakan agregrasi
pencapaian kinerja dari masing-masing program/kegiatan yang dilaksanakan
dalam rangka pencapaian sasaran strategis dimaksud.
Indikator sasaran yang ditetapkan merupakan Indikator Kinerja Utama
(IKU) keberhasilan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dari DLH Kota
Jambi. Indikator tersebut setidak-tidaknya telah mencerminkan Keluaran (output)
maupun Hasil (outcome) dari program/kegiatan yang dilaksanakan DLH Kota
Jambi.
Indikator keluaran adalah segala sesuatu berupa produk/jasa sebagai hasil
langsung dari pelaksanaan kegiatan.
Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
Dalam pengukuran kinerja, perhitungan tingkat capaian sasaran (target)
berdasarkan formulasi sebagai berikut :
Tabel Tingkat Pencapaian Kinerja
No Skala Capaian Kinerja Keterangan
< % Tidak Tercapai
= % Tercapai
> % Melebihi Target
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang menjadi variabel dalam pengukuran kinerja Dinas
Lingkungan Hidup Kota Jambi (DLH) terdiri (tiga) sasaran dan (tiga)
indikator Kinerja Utama. Indikator-indikator kinerja tersebut telah selaras dengan
indikator-indikator kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Jambi Tahun - .
Sasaran Dinas Lingkungan Hidup yaitu terpenuhinya baku mutu kualitas
air, udara dan peningkatan tutupan lahan, dan terdiri dari indikator yaitu Indeks
Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara, Indek tutupan Lahan);
Proses Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan proses pembandingan antara realisasi
kinerja dengan target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen rencana kinerja.
Dokumen rencana kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi yang dalam
proses sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah selanjutnya ditetapkan
menjadi dokumen perjanjian kinerja tahun .
Sejarah PT. Angkasa Raya
PT. Angkasa Raya Djambi dibangun oleh beberapa pengusaha pada tahun
. Pada awalnya, Angkasa Raya beroperasi sebagai perusahaan karet
penggilingan. Dan pada tahun didirikan sebagai perseroan terbatas
berdasarkan akta nomor dengan nama “PT Angkasa Raya Djambi” dengan
status pemilik modal dalam negeri. Sampai saat ini, tidak ada perubahan spesifik
sebagai perusahaan terbatas, tetapi hanya perubah
Recommended