Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media
massa, baik media elektronik maupun media cetak. Komunikasi massa sangat
berpengaruh bagi kehidupan masyarakat pada masa ini karena setiap kegiatan
masyarakat selalu mengandalkan media massa.
Pentingnya media massa dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada
kehidupan mahasiswa contohnya ketika mahasiswa diberi tugas oleh dosennya,
mereka menggunakan media baru yaitu internet. Media ini sangat mempermudah
mahasiswa dalam memperoleh bahan yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan
tugas tersebut. Selain itu, media massa ini digunakan oleh masyarakat untuk
menjalin hubungan dengan masyarakat lain melalui jejaring sosial. Tidak hanya
itu saja, media massa pun dapat dijadikan media hiburan.
Perkembangan media massa pun sangat cepat sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang semakin berkembang. Kebutuhan masyarakat ini pula yang
membentuk norma-norma baru dari komunikasi massa itu sendiri. Norma-norma
baru yang terbentuk tanpa disadari oleh masyarakat tersebut menimbulkan
institusi-institusi sosial yang melekat pada kehidupan masyarakat sehari-hari.
1
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Komunikasi Massa
Meletzke menyatakan, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk
komunikasi yang menyampaikan pertanyaan secara terbuka melalui media
penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang
tersebar (Rakhmat, 2003: 188). Istilah tersebar menunjukan bahwa
komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat,
tetapi tersebar di berbagai tempat.
Definisi komunikasi massa yang dikemukakan Wright nampaknya
merupakan definisi yang lengkap yang dapat menggambarkan
karakteristik komunikasi massa secara jelas. Menurut Wright, bentuk baru
komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki
karakteristik utama yaitu, diarahkan pada khalayak yang relatif besar,
heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat
mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas;
komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang
kompleks yang melibatkan biaya besar.
Rahmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi:
“Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui
media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat.” (Rakhmat, 2003: 189).
2. Institusi Sosial
Institusi sosial adalah pola-pola yang terorganisir mengenai kepercayaan-
kepercayaan dan tingkah laku yang berpusat pada kebutuhan-kebutuhan
2
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
sosial dasar. Mengutip Horton dan Hunt, Robert MZ Lawang, 1986
mengatakan bahwa institusi sosial adalah suatu sistem hubungan sosial
terorganisasi, yang memperlihatkan nilai-nilai dan prosedur-prosedur
bersama, dan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu dari
masyarakat.
Untuk meperdalam pemahaman kita mengenai insitusi sosial kita ikuti
juga beberapa pandangan dari para sosiolog (Soekanto, 2006: 173) yang
lainnya berikut ini. Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat
institusi sosial atau lembaga kemasyarakatan dari sudut fungsinya.
Menurut mereka lembaga kemasyarakatan merupakan suatu jaringan
proses-proses hubungan antara manusia dan antara kelompok manusia
yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-
polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan
kelompoknya.
Sumner mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-
cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan, bersifat kekal serta bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Urgensinya adalah
agar ada keteraturan dan integrasi dalam masyarakat.
Pengertian istilah institusi sosial dalam bahasa Inggris adalah social
institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata
sosial. Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan
mengatur perilaku para anggota masyarakat. Ada pendapat lain
mengemukakan bahwa institusi sosial merupakan sistem tata kelakukan
dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, institusi sosial merupakan satuan
norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk
keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
3
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
Dari defenisi-defenisi itu, jelas bagi kita bahwa institusi bukan gedung,
sekelompok orang atau organisasi tertentu. Institusi pada dasarnya
merupakan sistem, pola hubungan atau kebiasaan yang dilakukan oleh
manusia. Kebiasaan itu memiliki polanya sendiri, memiliki tujuan dan
nilai yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Meskipun institusi sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia
memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali. Menurut J.P
Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Institusi Sosial"
(General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut:
a. Institusi sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku
yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-
hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan
unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang
fungsional.
b. Institusi sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu.
Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang
berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus
dipelihara dan dibakukan.
c. Institusi sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga
pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga
lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
d. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta
masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
e. Institusi sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau
simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis
menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya,
cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan
untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk
sekolah.
4
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
f. Institusi sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang
merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin
kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.
Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula
mengemukakan karakteristik dari institusi sosial. Menurutnya terdapat
sembilan ciri khas (karakteristik) institusi sosial sebagai berikut:
a. Setiap institusi sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus
masyarakat.
b. Setiap institusi sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari
anggotanya.
c. Dalam institusi sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian
tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
d. Ada saling ketergantungan antar institusi sosial di masyarakat,
perubahan institusi sosial satu berakibat pada perubahan institusi sosial
yang lain.
e. Meskipun antar institusi sosial saling bergantung, masing-masing
institusi sosial disusun dan diorganisasi secara sempurna di sekitar
rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
f. Ide-ide institusi sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota
masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
g. Suatu institusi sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
h. Setiap institusi sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
i. Suatu institusi sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi
kelompoknya.
3. Komunikasi Massa Sebagai Institusi Sosial
Salah satu yang menjadi kebutuhan dalam kehidupan bersama adalah
sarana untuk menyampaikan atau menyebarluaskan informasi kepada sesa
anggota masyarakat. Pada masyarakat tradisional, institusi komunikasi
lebih banyak diselengggarakan pada forum-forum dan saluran tradisional
misalnya komuniksi tatap muka.
5
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
Komunikasi massa merupakan bentuk sekaligus cara melembaganya
komunikasi sosial. Dengan sarana dan kebiasaan yang terselenggara
melelui komunikasi massa, masyarakat telah mempunyai ekspektasi
tertentu yang khas, dan juga telah terbiasa untuk berkomunikasi dengan
jalan itu.
Apresiasi dan pemahaman yang lebih jauh tentang komunikasi massa
sebagai suatu institusi sosial menuntut suatu konsiderasi mengenai
hubungan dengan antara institusi-institusi komunikasi massa dengan
institusi sosial yang lain seperti pemerintah, struktur ekonomi, keluarga,
dan lain sebagainya. Yang menjadi fokus adalah fungsinya sebagai suatu
lembaga atau prantara sosial. Sedangkan fungsi dan disfungsi tadi lebih
mengkhusus untuk pribadi, kelompok masyrakat dan masyarakat secara
umum dari media tertentu sebagai individu, atau bahkan lebih detil lagi
hanya bagian dari suatu media (maksudnya Cuma isi tertentu saja).Peran
media massa secara institusi sosial secara keseluruhan ternyata mengalami
pergeseran-pergeseran.
B. Perkembangan Komunikasi Massa Sebagai Institusi Sosial
Pada mulanya media massa diciptakan untuk keperluan menyampaikan
sesuatu (informasi) kepada khalayak ramai. Perkembangan berikutnya terjadi
dalam wujud atau bentuk media sendiri, yaitu dengan datang media massa
baru. Setelah surat kabar, menyusul muncul radio, lau belakangan televisi.
Dengan demikian ditengan kehidupan sebagai besar masyarakat, kini media
massa sebagai suatu pranata sosial untuk kebutuhan berkomunikasi massa
telah menjadi kenyataan sehari-hari.
Terbentuknya institusi sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan
keteraturan kehidupan bersama. Untuk mendapatkan keteraturan hidup
bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan
bertingkah laku.
6
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun,
lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar.
C. Kegunaan Komunikasi Massa Sebagai Institusi Sosial
1. Fungsi Bisnis
Media massa mengiklankan sesuatu mensponsori suatu produk atau
kegiatan mempromosikan suatu ide kegiatan ataupun produk termasuk
untuk diri media itu sendiri. Bahkan kini media massa sebagai suatu bisnis
merupakan prantara niaga yang cukup besar. Ada beberapa media massa
yang bahkan memiliki anak-anak perusahaan yang bergerak baik dibidang
media massa sendiri atau yang bekembang ke bidang lain yang bukan
media.
2. Fungsi Politis
Media massa dapat mendukung atau menolak ide tokoh tertentu. Karena
setiap media ada khalayaknya maka sikap politik suatu media biasanya
berpengaruh pula pada masyarakat luas. Secara institusi media mempunyai
visi, misi, dan ideologi yang akan berpengaruh terhadap fungsi politis
media. Misalnya sebuah media yang berafiliasi kepada satu partai politik,
maka media massa tersebut akan terus mendorong kepentingan partai
tersebut. Kepentingan-kepentingan diluar partai tersebut akan ditolak dan
kontra bagi media tersebut.
3. Fungsi Sosial
Media massa sebagai institusi sosial juga bertanggungjawab dalam bidang-
bidang sosial. Tanggung jawab sosial media yang diwujudkan dalam
Corporate social responsibility merupakan wujud nyata peran sosial
media. Dana-dana yang dihimpun media diperuntukan untuk kegiatan
sosial semacam bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, dan
tanah longsor. Selain itu selama ini media juga memberikan bantuan
berupa beasiswa bagi kalangan tidak mampu, pengobatan gratis dan
sebagainya. Fungsi sosial lain dari media misalnya adalah menyediakan
rubrik jodoh, dan menjembatani persoalan-persoalan sosial lainnya.
7
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
4. Fungsi Organisator
Media massa mengorganisasikan orang dalam bentuk kelab-kelab remaja
kumpulan ibu-ibu pembaca majalah wanita. Fungsi ini dilakukan media
dengan berbagai tujuan misalnya mengelola segmentasi pasar atau
khalayak mereka atau bahkan hanya mengelola bagian dari rubrik atau
program acara mereka. Misalnya salah satu radio swasta di Jakarta
menjembatani dan mengorganisator para pendengarnya dan membuat
program jalan atau wisata bersama ke suatu tempat.
5. Fungsi Ekonomis
Kelompok usaha media massa telah menjadi kekuatan ekonomi tersendiri
yang berpengaruh: Perkemabangan industri media telah mendorong
pertumbuhan ekonomi baru bagi media itu sendiri mapun sektor-sektor
lainnya. Misalnya tersedianya lapangan kerja baru dibidang media.
Lapangan kerja itu tidak hanya dari dalam media tapi juga di sektor-sektor
luar media sebagai perpanjangan tangan media misalnya pengecer koran,
biro iklan, productions house dan sebagainya.
Dalam suatru institusi sosial selalu ada apa yang disebut dengan pengendalian
sosial (social control). Hal ini berfungsi tidak hanya untuk mengamati tetapi
juga mengendalikan warganya agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai
yang berlaku. Kontrol sosial erat kaitannya pengendalian sosial, karena
perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ditiap bidang telah
diwadahi oleh pranata tertentu. Pada dasarnya setiap orang diharapkan untuk
berperilaku hidup yang mempertimbangkan keberadaan orang lain
disekitarnya. Artinya jika tidak dipenuhi seluruh ataupun jika tidak dapat
dipenuhi sebagaimana mestinya, maka masyarakat tidak terlalu
memperdulikanya. Misalnya setiap anggota masyarakat diharapkan untuk
berperilaku yang bertanggung jawab untuk ketenteraman dan keamanan
lingkungan tempat ia bermukim. Masyarakat kemudian mengamati dan
mengendalikan agar warga masyarakat ditempat terwujud berprilaku sesuai
dengan norma dan nilai yang berprilaku. Dengan kata lain mereka lakukan
social control.
8
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
Seberapa jauh media massa ampuh melaksanakan fungsi social control
ditentukan oleh tingkat integrasi media massa dalam penilaian warga
masyarakat yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan integrasi media massa
adalah sejauh mana media massa yang bersangkutan oleh masyarakat dinilai
jujur, konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan peranannya selama ini.
Media massa juga turut membantu mengumpulkan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat dalam perumusan suatu ketentuan hukum serta aturan lain yang
menyangkut perilaku masyarakat disuatu bidang. Berarti media massa turut
dalam penciptaan sistem hukum yang dimaksud untuk masyarakat yang
bersangkutan.
Sebagai representasi dari masyarakat sipil (civil society) media massa
bartanggungjawab menjalankan kontrol sosialnya. Kontrol sosial oleh media
massa di atur dalam undang-undang tentang pers nomor 40 tahun 1999.
Contoh dari salah satu fungsi komunikasi massa dalam membentuk norma
masyarakat yang baru adalah berhasilnya pemasaran mobil esemka. Mobil
Esemka adalah hasil rakitan siswa-siswa SMKN 2 dan SMK Warga
Surakarta, yang 80 persen komponennya dibuat di Batur, Klaten.
Dua mobil bertipe Super Utility Vehicle (SUV) warna hitam metalik itu
diciptakan para siswa dengan dukungan Kiat Motor dan Autocar Industri
Komponen.
Setelah media massa memberitakan bahwa mobil rakitan siswa itu sebagai
mobil dinas wali kota Solo, tiba-tiba saja Esemka bukan lagi sebagai mobil
sebagai alat mobilitas. Ucapan Bibit Waluyo jelas menyiratkan bahwa oleh
Jokowi, mobil itu telah dimanfaatkan sebagai bahan komunikasi politik
dengan harapan muncul pencitraan tentang sosok Jokowi yang apresiatif dan
mendukung karya anak bangsa.
9
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
Gambar 1 Mobil Esemka & Joko Widodo
Ada kerangka teori yang bisa menjelaskan hal itu, yakni teori komunikasi
politik empati. Menurut teori ini, komunikasi politik diukur dari keberhasilan
komunikator (subjek komunikasi) memproyeksikan diri dalam sudut pandang
orang lain. Komunikasi politik berhasil apabila dapat menanamkan citra diri si
komunikator dalam suasana alam pikiran masyarakat, atau secara ringkas,
membangun empati masyarakat.
Jika Bibit seorang teoretikus, mungkin dia akan mengatakan kalau keputusan
menggunakan Esemka sebagai mobil dinas lebih pas dipandang sebagai
bagian dari komunikasi politik simbolik dan bukan sebagai keputusan
kebijakan publik. Dalam komunikasi politik itu, elemen-elemen simbolik lebih
kuat dibandingkan elemen-elemen rasional. Pertimbangan-pertimbangan
rasional-teknis seperti misalnya aspek uji kelayakan, sertifikasi produk berada
di belakang pertimbangan-pertimbangan pesan simbolik seperti apresiasi
terhadap kreativitas, nasionalisme, kebanggaan pada karya anak bangsa, dan
semacamnya.
D. Kerugian Komunikasi Massa Sebagai Institusi Sosial
Tidak perlu diragukan lagi bahwa media massa menyentuh semua aspek
kehidupan kita pada setiap saat, setiap hari. Sebelum berangkat ke kantor, kita
10
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
menonton TV atau membaca koran untuk mengetahui apa yang sudah terjadi
kemarin, atau bahkan dini hari tadi.
Tetapi apakah selalu begitu? Bagaimana jika beberapa media massa
mengemban misi tertentu? Selama misi tersebut untuk mendidik dan
mencerdaskan pembaca dan penontonnya, tentu itu tugas mulia tambahan si
media massa. Tetapi, apabila terjadi pembodohan apakah masih bisa disebut
media massa? Kita jangan lupa, semakin besar perusahaan media itu, semakin
besar juga jejaringnya. Sebagai contoh, ada satu perusahaan media yang hanya
menerbitkan satu majalah saja; ada lagi perusahaan media yang menerbitkan
sebuah koran dan majalah-majalah.
Bagaimana jika ada perusahaan media yang menerbitkan majalah-majalah
"bermasalah?" Kalau kita terlalu malas untuk mencari tahu sisi lain dari
sebuah berita dan terlalu malas untuk menimbang mana yang benar dan mana
yang berbohong, baiknya kita berdiam dan tutup mulut saja dari pada
melakukan hal-hal yang lebih bodoh.
Tayangan dunia kriminal yang menarik, bertepatan dengan perkembangan dan
semakin beragamnya dunia kriminal secara faktual di lapangan. Tidak ada
habisnya inovasi variasi acara yang ditayangkan, juga seiring dengan semakin
langgengnya bentuk tindak kriminalitas yang tidak menampakkan sinyal akan
surut.
Akhirnya, semua kemajuan penayangan acara kriminal pada stasiun televisi,
pararel dengan peningkatan jumlah kriminalitas yang terjadi di masyarakat.
Angka kejahatan yang semakin meningkat ini berakibat pula kepada format
acara yang semakin variatif, yang akhirnya kesemuanya bermuara kepada
keuntungan besar yang didapat media televisi dari siaran kriminal tersebut.
Akhirnya, keuntungan besar ini sedikit demi sedikit menutup tingkat
11
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
sensitivitas pemilik media akan analisis seberapa besar pengaruh yang
diakibatkan tayangan kriminal itu.
Gambar 2 Grafik Peningkatan Kriminalitas
Sama halnya dengan tayangan-tayangan bentuk kejahatan yang dikemas
sedemikian rupa sehingga sangat menarik untuk ditonton. Sebab selain
dijelaskan bentuk kejahatannya, juga dilengkapi dengan adegan bagaimana
kejahatan itu dilakukan.
Oleh karena itu, sangat jelas dan wajar kalau ada yang mengatakan bahwa
kalau mau menjadi penjahat maka sekolahnya adalah di rumah sendiri,
gurunya adalah acara kriminal di televisi. Pasalnya, semuanya sudah lengkap,
selain dapat memilih bentuk kejahatannya, kita juga akan dibekali dengan trik-
trik bagaimana kejahatan itu dilakukan.
Hal ini tidak akan pernah kita temukan di suatu lembaga pendidikan mana
pun. Kalaupun memang ada kelompok-kelompok tertentu yang mengajarkan
tindak kriminal, mereka sulit ditemukan karena kelompok penjahat ini
biasanya melakukannya secara diam-diam.
Tetapi sekali lagi, televisi dengan tayangan kriminalnya telah banyak
12
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
memberikan pendidikan kriminal secara terbuka kepada semua orang, baik
laki-laki maupun perempuan. Anak-anak maupun dewasa, bahkan orang tua
bangka sehingga tindak kriminal pun kini lebih beragam, tidak memandang
usia dan jenis kelamin.
Tidak sedikit kejahatan dilakukan oleh bocah, orang tua, bahkan perempuan
yang dianggap selama ini sebagai kaum lemah. Akan tetapi, secara kasat mata
ternyata tidak sedikit perempuan yang melakukan pembunuhan atau tindak
kejahatan lainnya.
Kita tidak habis pikir tentang fenomena yang satu ini sebab kita pun
menyadari bahwa dalam semua bentuk reka ulang itu terlibat pihak penegak
hukum di dalamnya, yaitu kepolisian. Buktinya, segala bentuk reka ulang
tindak kejahatan itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh sebuah stasiun televisi
kalau tidak ada izin atau kerja sama dengan pihak kepolisian.
Dalam konteks inilah, sesungguhnya berita kriminal yang mulanya menyaran
pada pengeliminasian kejahatan dengan efek jeranya, justru menjadi semacam
pendidikan kepada masyarakat tentang suatu perbuatan yang ditayangkan
dalam reka ulang. Jelas media massa dalam hal ini tidak sendirian, tetapi ada
juga institusi lain, yaitu kepolisian dalam menayangkan sebuah acara kriminal.
Suatu tatanan masyarakat yang harmonis, bebas dari tindak kejahatan dan
kekerasan ternyata kini hanya khayalan. Mungkin perlu disadari, selain pihak
televisi harus menganalisis dan berfikir kembali untuk menayangkan segala
bentuk tindak kriminal dengan segala kemasannya sebab menimbulkan efek
negatif. Penegak hukum juga selayaknya lebih menyelaraskan langkahnya
dengan tindakan yang tidak menimbulkan efek negatif seperti di atas.
13
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
BAB III
PENUTUP
Di dalam kehidupannya manusia membutuhkan lembaga sosial di dalam proses
pemenuhan kebutuannya. Masyarakat misalnya memerlukan suatu lembaga atau
pranata dalam memenuhi kebutuhan manusia dalam hal pendidikan, untuk itu ada
wadahnya yaitu pranata pendidikan dalam hal ini sekolah. Begitupun halnya
dengan adanya media massa sebagai solusi di dalam proses kebutuhan manusia
mengenai segala informasi dan untuk keperluan komunikasi yang menyangkut
orang banyak, pranatanya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa
merupakan bentuk sekaligus cara melembaganya komunikasi sosial.
Komunikasi massa sebagai suatu institusi sosial memerlukan konsiderasi
mengenai hubungan-hubungan antara institusi-institusi komunikasi massa dengan
insitusisosial lainnya, misalnya pemerintah, struktur ekonomi, keluarga, dan lain
sebagainya.
Dikatakan sebagai sebuah institusi sosial karena media massa merupakan budaya
hasil cipta manusia, dimana ia berfungsi sebagai pengamat masyarakat (social
control). Apabila kita membaca surat kabar/majalah maka berita yang kita baca
merupakan hasil interaksi antara sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem
sosial hasilnya seperti misalnya sistem politik dan sistem ekonomi. Sistem
komunikasi massa dapat mempengaruhi sistem pendidikan misalnya sistem
komunikasi massa yang terlalu berorientasi untuk mencapai keuntungan, sehingga
segala sesuatunya diarahkan untuk mendapatkan uang. Bagi pendidikan hal ini
dapat menimbulkan dampak yang negatif.
Pada mulanya media massa diciptakan untuk keperluan untuk menyampaikan
segala informasi kepada khalayak ramai. Media massa memberikan banyak hal
yang dapat diserap oleh setiap anggota masyarakat antara lain ikut membentuk
perilaku anggota masyarakat tersebut. Proses ini sebenarnya sudah dimulai pada
14
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
permulaan kehidupan seseorang adalah keluarga, sekolah tempat kerja
lingkungan sosial dan media massa. Keluarga adalah sumber pertama, karena dari
keluargalah, seseorang mendapatkan nilai-nilai dan norma-norma dalam
hidupnya.
Sebagai pranata yang tumbuh untuk memfungsikan dirinya di tengah masyarakat,
dalam perkembangannya telah terjadi perluasan fungsi media massa baik itu
dengan mengambil alih sebagian fungsi yang tadinya diemban oleh pranata sosial
lainnya, ataupun berbagi secara bersama-sama menjalankan fungsi tersebut.
Transfer fungsi diantara institusi-institusi sosial memang suatu hal yang wajar
terjadi seiring dengan berkembangnya kehidupan masyarakat. Ada pranata yang
tadinya berfungsi tunggal sekarang jadi berfungsi ganda begitupun sebaliknya.
Misalnya, fungsi bisnis yang pada awalnya dipegang oleh pranata niaga, sekarang
juga dapat diambil alih oleh media massa, begitu juga dengan halnya hiburan
yang kadang kala setiap orang ingin memerlukan hiburan mereka dapat pergi
berwisata sekarang mereka akan berfikir ulang, mengapa kita mesti pergi jauh
untuk mencari hiburan kalau media dalam halai ini Televisi juga memberikan
fungsi Hiburan. Namun, tampaknya transfer atau peralihan fungsi tersebut tidak
sampai mengubah total fungsi utama dari pranata tersebut, namun berpengaruh
bagi penampilannya ditengah masyarakat luas.
Media massa secara keseluruhan seperti institusi sosial lainnya juga ternyata
mengalami pergeseran-pergeseran nilai atau terjadinya disfungsi didalamnya.
Sebagai pranata sosial media massa berfungsi melakukan pengendalian sosial
ditengah kehidupan masyarakat. Efektif atau tidaknya kontrol sosial yang
dilakukan oleh media massa akan tergantung pada integritas media massa itu
sendiri serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media massa tersebut.
Media massa sendiri menjadi objek pengendalian sosial yang dilakukan oleh
masyarakat, untuk keperluan itu bahkan diadakan sejumlah pranata lain seperti
badan sensor, komisi penyiaran indonesia, dewan kehormatan pers, dan
15
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
sebagainya. Jadi, pengawasan sosial yang berlangsung sifatnya adalah timbal
balik antara media massa dengan masyarakat itu sendiri.
16
Komunikassi Massa Sebagai Institusi
Sosial
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Prenada Media. Jakarta. 2006.
Depari, Eduard & MacAndrews, Colin. Peran Komunikasi dalam Pembangunan.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1978.
Elvinaro dan Erdinaya. Komunikasi Massa; Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama
Media. Bandung. 2004 .
Nasution, Zulkarimein. Komunikasi Pembangunan. PT. RajaGrafindo. Jakarta.
1987.
Sutaryo. Sosiologi Komunikasi-Perspektif Teoritik. ArtiBumi Intaran,
Yogyakarta, 2005.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1990.
http://ml.scribd.com/doc/55871473/Media-Massa-Sebagai-Pranata-Sosial
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial
http://yuriberbicara.blogspot.com/2011/11/komunikasi-massa-sebagai-lembaga-
sosial.html
17