KOMISI YUDISIAL
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2015
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN KOMISI YUDISIAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
bahwa dalam rangka memberikan dukungan pelayanan bidang keprotokolan kepada Anggota Komisi Yudisial dan
untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan maka perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
tentang Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan Komisi Yudisial;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 Tentang Komisi
Yudisial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4415) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5250);
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Keprotokolan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5166); 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu
Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5035); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 tentang
Ketentuan Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata
Upacara Dan Tata Penghormatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3432);
5. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2012 tentang Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 151); 6. Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Nomor 4
tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial;
MEMUTUSKAN…
- 2 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN KOMISI YUDISIAL.
Pasal 1
Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan Komisi Yudisial
adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Sekretaris Jenderal ini.
Pasal 2
Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan Komisi Yudisial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan pedoman bagi para pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial.
Pasal 3
Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Maret 2015 SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL,
ttd
DANANG WIJAYANTO
- 3 -
LAMPIRAN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL
NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
KEPROTOKOLAN KOMISI YUDISIAL.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 24B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengatur tentang keberadaan Komisi Yudisial. Pasal
tersebut merupakan dasar hukum utama tentang Komisi Yudisial.
Pengaturan tentang Komisi Yudisial kemudian dirumuskan lebih rinci
dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2011. Ketentuan dalam UU dimaksud menyatakan bahwa Komisi
Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh
kekuasaan lainnya. Di samping itu, Komisi Yudisial juga mempunyai
peranan penting dalam usaha mewujudkan kekuasaan kehakiman yang
merdeka melalui pengusulan pengangkatan hakim agung dan wewenang
lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat serta perilaku hakim demi tegaknya hukum dan keadilan
sesuai UUD Negara RI Tahun 1945.
Susunan Komisi Yudisial terdiri dari 7 (tujuh) orang anggota yaitu
unsur pimpinan (Ketua dan Wakil Ketua yang merangkap anggota) serta
5 (lima) orang anggota yang keseluruhannya terdiri dari 2 (dua) orang
mantan hakim, 2 (dua) orang praktisi hukum, 2 (dua) orang akademisi
hukum, dan 1 (satu) orang anggota masyarakat. UU Nomor 22 Tahun
2004 menegaskan bahwa Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat
negara, kedudukan protokoler dan hak keuangan Ketua, Wakil Ketua,
dan Anggota Komisi Yudisial diberlakukan ketentuan peraturan
perundang-undangan bagi pejabat negara. Ketentuan mengenai
kedudukan protokoler Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial ini
kemudian diakomodasi dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010
tentang Keprotokolan.
Selama ini pelayanan keprotokolan Pimpinan dan Anggota Komisi
Yudisial serta pendamping (spouse) telah dilaksanakan namun belum
dituangkan secara formal dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan yang
ditetapkan dengan Peraturan Komisi Yudisial atau Peraturan Sekretaris
Jenderal Komisi Yudisial. Pelaksanaan reformasi birokrasi yang intensif
di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial menuntut adanya
- 4 -
kejelasan pedoman dalam menyelenggarakan pelayanan keprotokolan
Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial. Agar pelayanan keprotokolan di
lingkungan Komisi Yudisial dapat dilaksanakan dengan tertib, aman,
lancar dan khidmat maka diperlukan Petunjuk Pelaksanaan
Keprotokolan Komisi Yudisial yang komprehensif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Tujuan
Pengaturan Petunjuk Keprotokolan bertujuan untuk:
a. memberikan penghormatan kepada Pimpinan dan Anggota Komisi
Yudisial selaku Pejabat Negara;
b. menjadi pedoman penyelenggaraan Acara Kenegaraan dan Acara
Resmi Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial;
c. menjalin dan menjaga hubungan baik dalam tata pergaulan Komisi
Yudisial dengan lembaga lain.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Peraturan Sekretaris Jenderal ini meliputi tugas petugas
protokol, ketentuan keprotokolan, pembinaan keprotokolan, acara resmi
Komisi Yudisial serta fungsi tempat dan ruangan di lingkungan kantor
Komisi Yudisial.
D. Pengertian
1. Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata
Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk
penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.
2. Petugas Protokol adalah seseorang yang berperan dan mempunyai
fungsi mengatur serta melaksanakan tugas pelayanan keprotokolan
dalam berbagai acara/kegiatan Komisi Yudisial sesuai dengan
aturan yang berlaku agar pelaksanaan acara berjalan dengan tertib,
aman, lancar, dan khidmat.
3. Acara Kenegaraan adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh
panitia negara secara terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden, serta Pejabat Negara dan undangan lain.
4. Acara Resmi adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh
pemerintah atau lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan
fungsi tertentu dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat
Pemerintahan serta undangan lain.
5. Acara Resmi Komisi Yudisial adalah acara yang diatur dan
dilaksanakan oleh Komisi Yudisial dalam melaksanakan tugas dan
fungsi tertentu dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat
Pemerintahan serta undangan lain.
- 5 -
6. Acara Tidak Resmi adalah acara di luar acara kenegaraan dan acara
resmi yang dilakukan karena keperluan pribadi/khusus dengan
mengurangi hal-hal yang bersifat protokoler.
7. Tata Tempat adalah pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi
internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi.
8. Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam
Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
9. Tata Penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian
hormat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan
negara asing dan/atau organisasi internasional, dan Tokoh
Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
10. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang secara
tegas ditentukan dalam Undang-Undang.
11. Pejabat Pemerintahan adalah pejabat yang menduduki jabatan
tertentu dalam pemerintahan, baik di pusat maupun daerah.
12. Tokoh Masyarakat Tertentu adalah tokoh masyarakat yang
berdasarkan kedudukan sosialnya mendapat pengaturan
keprotokolan.
13. Very Very Important Persons (VVIP) adalah Presiden, Wakil Presiden
beserta keluarganya, Tamu Negara setingkat Kepala
Negara/Pemerintahan, serta Pimpinan Organisasi Internasional.
14. Very Important Persons (VIP) adalah Tamu Terhormat yang
termasuk kategori Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan dan atau
Tokoh Masyarakat Tertentu serta duta besar/Kepala Perwakilan
Negara Asing dan Organisasi Internasional selain Presiden, Wakil
Presiden beserta Keluarganya, Tamu Negara setingkat Kepala
Negara/Pemerintahan.
15. Pimpinan Komisi Yudisial adalah Ketua dan Wakil Ketua yang
merangkap Anggota Komisi Yudisial
16. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004
tentang Komisi Yudisial.
17. Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial adalah apartur pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun
2012.
18. Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial adalah pegawai negeri sipil yang
memimpin Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial.
19. Biro Umum adalah unit organisasi eselon II dalam Sekretariat
Jenderal Komisi Yudisial yang mempunyai tugas melaksanakan
administrasi kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, perlengkapan
- 6 -
dan kerumahtanggaan di lingkungan Komisi Yudisial serta
kerjasama dan hubungan antar lembaga.
20. Subbagian Protokol adalah unit organisasi eselon IV dalam Biro
Umum yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan pengaturan acara dan
kegiatan keprotokolan lainnya, serta evaluasi dan penyusunan
laporan pelaksanaan kegiatan keprotokolan.
21. Tenaga Ahli Komisi Yudisial adalah unsur fungsional di Komisi
Yudisial yang disetarakan dengan eselon II Sekretariat Jenderal
Komisi Yudisial.
22. Mitra/Jejaring Komisi Yudisial adalah lembaga pemerintahan,
lembaga pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, maupun
organisasi masyarakat dari dalam atau luar negeri yang telah
menjalin kerja sama dengan Komisi Yudisial untuk mendukung
pelaksanaan tugas Komisi Yudisial.
- 7 -
BAB II
TUGAS PETUGAS PROTOKOL, ATURAN KEPROTOKOLAN SERTA PEMBINAAN PROTOKOL
A. Tugas Petugas Protokol
Petugas Protokol bertugas melaksanakan pengaturan acara resmi dan
atau beberapa acara tidak resmi yang dihadiri oleh Pimpinan, Anggota
dan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial serta memberikan pelayanan
keprotokolan lainnya secara optimal sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Khusus untuk penyelenggaraan acara resmi yang
dihadiri oleh Pimpinan Komisi Yudisial koordinasi dan pelayanan
keprotokolan dilakukan oleh petugas protokol.
Tugas Petugas Protokol adalah sebagai berikut:
1. Perencananaan Kegiatan/Acara
a. Menyiapkan dukungan pelayanan administrasi untuk setiap
kegiatan yang dilaksanakan, seperti surat undangan rapat, dan
surat-surat lain yang berkaitan dengan kegiatan/acara yang akan
dilaksanakan.
b. Mengkoordinasikan dan menyusun jadwal serta rangkaian
kegiatan/acara.
2. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan/Acara
a. Mengadakan rapat koordinasi dalam rangka pengumpulan data
dan informasi sebagai pendukung terselenggaranya
kegiatan/acara.
b. Membentuk tim keprotokolan yang akan bertugas dalam
kegiatan/acara dimaksud disertai dengan pembagian tugasnya.
c. Mengirimkan petugas/tim pendahulu untuk mempersiapkan lebih
awal pelaksanaan kegiatan/acara. Untuk kegiatan/acara yang
dilaksanakan di Jakarta, petugas/tim pendahulu harus sudah
berada di tempat kegiatan/acara J-2 (2 jam sebelum pelaksanaan
kegiatan/acara), sedangkan untuk daerah, petugas/tim
pendahulu protokol tiba minimal H-1 (1 hari sebelum pelaksanaan
kegiatan/acara).
d. Menyusun rencana kegiatan/acara dengan memperhatikan
pengalaman-pengalaman masa lalu dan keadaan yang dihadapi.
e. Memeriksa persiapan teknis maupun non teknis yang menyangkut
kebutuhan pelaksanaan kegiatan/acara.
f. Melakukan gladi bersih untuk menjamin terselenggaranya
kegiatan/acara yang berkualitas. Pelaksanaan gladi sebaiknya
dilakukan pada jam yang sama dengan pelaksanaan
kegiatan/acara. Setelah gladi dilaksanakan, dalam rangka
mewujudkan kualitas penyelenggaraan acara, diharapkan seluruh
panitia/pendukung kegiatan melakukan evaluasi hasil gladi.
- 8 -
3. Pelaksanaan
a. Penanggung jawab acara (perwira upacara) memberikan
pengarahan kepada petugas protokol/pelaksana kegiatan untuk
menyatukan gerak/langkah pelaksanaan kegiatan/acara.
b. Pemeriksaan terakhir terhadap perlengkapan dan kelengkapan
kegiatan/acara antara lain:
1) para pejabat dan stafnya yang menyambut/hadir/melepas di
tempat kegiatan/acara;
2) kesiapan sarana dan prasarana serta pelaku kegiatan/acara;
3) kerapihan dan kebersihan tempat kegiatan/acara;
4) pengaturan tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan
sesuai dengan ketentuan keprotokolan;
5) konfirmasi terakhir kehadiran tamu VIP dan undangan lain.
c. Pelaksanaan kegiatan/acara, antara lain:
1) melaksanakan tugas sesuai dengan susunan kegiatan/acara;
2) memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan/acara;
3) memberikan laporan kepada pimpinan tentang kemungkinan
adanya perubahan kegiatan/acara sesuai dengan dinamika
yang berkembang pada saat berlangsungnya kegiatan/acara.
4. Pelaporan dan Evaluasi
a. Laporan
Laporan penyelenggaraan kegiatan/acara disusun oleh
penanggung jawab atau petugas yang mengawal pelaksanaan
kegiatan/acara dan ditujukan kepada pimpinan. Hal-hal yang
dimuat dalam laporan paling tidak memuat kronologi
penyelenggaraan kegiatan/acara, faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan kegiatan/acara, seperti ketepatan
waktu pelaksanaan kegiatan/acara, kehadiran tamu
VIP/undangan lainnya, dan ada/tidaknya keluhan dari
pimpinan/undangan pada saat penyelenggaraan kegiatan/acara.
b. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kegiatan/acara dilaksanakan setelah
kegiatan/acara selesai yang meliputi faktor pendukung
kesuksesan maupun penghambat yang dihadapi petugas protokol
dalam pelaksanaan kegiatan/acara. Hasil evaluasi kemudian
dibuatkan rekomendasi perbaikan penyelenggaraan
kegiatan/acara di masa yang akan datang.
B. Ketentuan Keprotokolan
Ketentuan keprotokolan mengatur tentang tata tempat, tata upacara,
dan tata penghormatan hanya dalam Acara Kenegaraan atau Acara
Resmi bagi pejabat negara, pejabat pemerintahan, perwakilan negara
asing dan/atau organisasi internasional dan tokoh masyarakat tertentu.
- 9 -
1. Tata Tempat
Tata tempat pada hakikatnya mengandung unsur-unsur siapa yang
berhak lebih didahulukan dan siapa yang mendapat hak prioritas
dalam urutan tata tempat. Orang yang mendapat tempat untuk
didahulukan adalah seseorang karena jabatan, pangkat atau derajat
di dalam pemerintahan atau masyarakat.
a. Aturan Dasar Tata Tempat
1) Orang yang berhak mendapat tata urutan yang pertama adalah
mereka yang mempunyai urutan paling depan.
2) Pada posisi berjajar pada garis yang sama, tempat yang
terhormat adalah:
a) Tempat yang ditengah;
b) Tempat disebelah kanan umumnya selalu lebih terhormat
dari posisi sebelah kiri;
- ganjil = 3-1-2
- genap = 4-2-1-3
3) Pada saat menghadap meja, tempat utama adalah yang
menghadap pintu keluar, sedangkan tempat terakhir adalah
yang dekat dengan pintu keluar.
4) Jika naik kendaraan, seseorang yang mendapat tata urutan
paling utama, maka:
a) di mobil, kereta api dan kapal laut, naik dan turun paling
dahulu;
b) di pesawat, naik paling akhir dan turun paling dahulu.
5) Pada penyelenggaraan suatu kegiatan/acara, orang yang paling
dihormati selalu datang paling akhir dan pulang paling dahulu.
b. Tata Tempat dalam Acara Kenegaraan dan Acara Resmi di Ibukota
Negara Republik Indonesia ditentukan dengan urutan:
1) Presiden Republik Indonesia;
2) Wakil Presiden Republik Indonesia;
3) Mantan Presiden dan mantan Wakil Presiden Republik
Indonesia;
4) Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia;
5) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
6) Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;
7) Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
8) Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia;
9) Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia;
10) Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia;
11) Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan;
12) Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan Organisasi
Internasional;
13) Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Badan
- 10 -
Penyelenggara Pemilihan Umum, Wakil Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Wakil Ketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia, Wakil Ketua
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, dan Wakil Ketua
Komisi Yudisial Republik Indonesia;
14) Menteri, pejabat setingkat menteri, anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, dan anggota Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia, serta Duta Besar Luar Biasa dan
Berkuasa Penuh Republik Indonesia;
15) Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara Tentara Nasional Indonesia;
16) Pemimpin partai politik yang memiliki wakil di Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
17) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia,
Ketua Muda dan Hakim Agung Mahkamah Agung Republik
Indonesia, Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,
dan anggota Komisi Yudisial Republik Indonesia;
18) Pemimpin lembaga negara yang ditetapkan sebagai pejabat
negara, pemimpin lembaga negara lainnya yang ditetapkan
dengan undang-undang, Deputi Gubernur Senior dan Deputi
Gubernur Bank Indonesia, serta Wakil Ketua Badan
Penyelenggara Pemilihan Umum;
19) Gubernur kepala daerah;
20) Pemilik tanda jasa dan tanda kehormatan tertentu;
21) Pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, Wakil
Menteri, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia, Wakil Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Wakil Jaksa Agung
Republik Indonesia, Wakil Gubernur, Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah provinsi, pejabat eselon I atau yang
disetarakan;
22) Bupati/Walikota dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/kota; dan
23) Pimpinan tertinggi representasi organisasi keagamaan tingkat
nasional yang secara faktual diakui keberadaannya oleh
Pemerintah dan masyarakat.
c. Tata Tempat dalam Acara Resmi di Provinsi ditentukan dengan
urutan:
1) Gubernur;
2) Wakil Gubernur;
3) Mantan Gubernur dan mantan Wakil Gubernur;
4) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau nama
lainnya;
5) Kepala Perwakilan Konsuler negara asing di daerah;
6) Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau
nama lainnya;
- 11 -
7) Sekretaris Daerah, Panglima/Komandan tertinggi Tentara
Nasional Indonesia semua angkatan, kepala kepolisian, Ketua
Pengadilan Tinggi semua badan peradilan, dan Kepala
Kejaksaan Tinggi di provinsi;
8) Pemimpin partai politik di provinsi yang memiliki wakil di
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi;
9) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama
lainnya, anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh dan
anggota Majelis Rakyat Papua;
10) Bupati/Walikota;
11) Kepala Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan di
daerah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah,
Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah;
12) Pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu
tingkat provinsi;
13) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
14) Wakil Bupati/Wakil Walikota dan Wakil Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
15) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota;
16) Asisten Sekretaris Daerah Provinsi, Kepala Dinas tingkat
provinsi, Kepala kantor instansi vertikal di provinsi, kepala
badan provinsi, dan pejabat eselon II; dan
17) Kepala bagian pemerintah daerah provinsi dan pejabat eselon
III.
d. Penyelenggara negara, perwakilan negara asing dan/atau
organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu
sebagaimana dimaksud dalam huruf b di atas hadir dalam Acara
Resmi di provinsi menempati urutan Tata Tempat terlebih dahulu.
e. Tata Tempat dalam Acara Resmi di Kabupaten/Kota ditentukan
dengan urutan:
1) Bupati/Walikota;
2) Wakil Bupati/Wakil Walikota;
3) Mantan Bupati/Walikota dan Mantan Wakil Bupati/Wakil
Walikota;
4) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota atau
nama lainnya;
5) Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota atau nama lainnya;
6) Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi Tentara Nasional
Indonesia semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua
Pengadilan semua badan peradilan, dan Kepala Kejaksaan
Negeri di Kabupaten/Kota;
7) Pemimpin Partai Politik di Kabupaten/Kota yang memiliki
wakil di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota;
8) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
atau nama lainnya;
- 12 -
9) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh Masyarakat
Tertentu tingkat Kabupaten/ Kota;
10) Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, Kepala Badan
tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Dinas tingkat
Kabupaten/Kota, dan pejabat eselon II, Kepala Kantor
Perwakilan Bank Indonesia di tingkat Kabupaten, Ketua
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;
11) Kepala Instansi vertikal tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Unit
Pelaksana Teknis instansi vertikal, Komandan Tertinggi
Tentara Nasional Indonesia semua angkatan di Kecamatan,
dan Kepala Kepolisian di Kecamatan;
12) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Camat,
dan pejabat eselon III; dan
13) Lurah/Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan
pejabat eselon IV.
f. Penyelenggara negara, perwakilan negara asing dan/atau
organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu
sebagaimana dimaksud dalam huruf b di atas hadir dalam Acara
Resmi di kabupaten/kota menempati urutan Tata Tempat terlebih
dahulu.
2. Tata Upacara
a. Upacara Bendera
1) Upacara bendera hanya dapat dilaksanakan untuk Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi:
a) Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia;
b) Hari Besar Nasional;
c) Hari Ulang Tahun Lahirnya Lembaga Negara;
d) Hari Ulang Tahun Lahirnya Instansi Pemerintah; dan
e) Hari Ulang Tahun Lahirnya Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2) Tata upacara bendera dalam penyelenggaraan Acara
Kenegaraan dan Acara Resmi meliputi:
a) tata urutan dalam upacara bendera;
b) tata bendera negara dalam upacara bendera;
c) tata lagu kebangsaan dalam upacara bendera; dan
d) tata pakaian dalam upacara bendera.
3) Tata urutan upacara bendera meliputi tata urutan upacara
bendera dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan tata urutan
upacara bendera dalam upacara bendera
a) Tata urutan upacara bendera sekurang – kurangnya
meliputi:
(1) Pengibaran bendera negara diiringi dengan lagu
kebangsaan Indonesia Raya;
(2) Mengheningkan Cipta;
(3) Pembacaan Naskah Pancasila;
- 13 -
(4) Pembacaan Pembukaan Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; dan
(5) Pembacaan Doa.
b) Tata urutan upacara bendera dalam rangka peringatan hari
ulang tahun proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
sekurang – kurangnya meliputi:
(1) Pengibaran bendera negara diiringi dengan lagu
kebangsaan Indonesia Raya;
(2) Mengheningkan Cipta;
(3) Mengenang detik – detik Proklamasi diiringi dengan
tembakan meriam, sirine, bedug, lonceng gereja dan lain
– lain selama satu menit;
(4) Pembacaan Teks Proklamasi; dan
(5) Pembacaan Doa.
4) Tata bendera negara dalam upacara bendera meliputi:
a) Bendera dikibarkan sampai dengan saat matahari
terbenam;
b) Tiang bendera didirikan di tempat upacara; dan
c) Penghormatan pada saat pengibaran atau penurunan
bendera.
5) Tata lagu kebangsaan dalam upacara bendera meliputi:
a) Pengibaran atau penurunan bendera negara dengan diiringi
lagu kebangsaan;
b) Iringan lagu kebangsaan dalam pengibaran atau penurunan
bendera negara dilakukan oleh korps musik atau gendering
dan/atau sangkakala, sedangkan seluruh peserta upacara
mengambil sikap sempurna dan memberikan penghormatan
menurut keadaan setempat;
c) Dalam hal tidak ada korps musik atau gendering dan/atau
sangkakala pengibaran atau penurunan bendera Negara
diiringi dengan lagu kebangsaan oleh seluruh peserta
upacara;
d) Waktu pengiring lagu untuk pengibaran atau penurunan
bendera tidak dibenarkan menggunakan musik dari alat
rekam.
6) Tata pakaian upacara bendera dalam Acara Kenegaraan atau
Acara Resmi disesuaikan menurut jenis acara.
Dalam Acara Kenegaraan digunakan pakaian sipil lengkap,
pakaian dinas, pakaian kebesaran, atau pakaian nasional yang
berlaku sesuai dengan jabatannya atau kedudukannya dalam
masyarakat.
Dalam Acara Resmi dapat digunakan pakaian sipil harian atau
seragam resmi lain yang telah ditentukan.
- 14 -
7) Untuk melaksanakan upacara bendera dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi, diperlukan kelengkapan dan
perlengkapan.
a) Kelengkapan upacara antara lain, meliputi :
(1) Inspektur Upacara;
(2) Komandan Upacara;
(3) Perwira Upacara;
(4) Peserta Upacara;
(5) Pembawa Naskah;
(6) Pembaca Naskah; dan
(7) Pembawa Acara.
b) Perlengkapan upacara antara lain, meliputi :
(1) Bendera;
(2) Tiang bendera dengan tali;
(3) Mimbar Upacara;
(4) Naskah Proklamasi;
(5) Naskah Pancasila;
(6) Naskah Pembukaan Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; dan
(7) Teks Doa.
Dalam hal terjadi situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan
terlaksananya tata upacara, tata upacara dilaksanakan dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi tersebut.
b. Upacara Bukan Upacara Bendera
1) Upacara bukan upacara bendera dapat dilaksanakan untuk
Acara Kenegaraan atau Acara Resmi yang terdiri dari:
Pelantikan, Pembukaan dan Penutupan Seminar, Lokakarya,
FGD, Diklat, pengambilan sumpah pegawai.
2) Tata Upacara bukan upacara bendera dalam penyelenggaraan
Acara Kenegaraan dan Acara Resmi meliputi tata urutan
upacara dan tata pakaian upacara.
a) Tata urutan acara bukan upacara bendera dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi, antara lain, meliputi:
(1) Menyanyikan dan/atau mendengarkan Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya;
(2) Pembukaan;
(3) Acara Pokok; dan
(4) Penutup.
b) Tata pakaian upacara bukan upacara bendera dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi disesuaikan menurut jenis
acara.
3) Bendera negara dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi
upacara bukan upacara bendera dipasang pada sebuah tiang
bendera dan diletakkan disebelah kanan mimbar.
- 15 -
3. Tata Penghormatan
Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing
dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu
dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi mendapat penghormatan.
Penghormatan meliputi :
a. Pemberian tata tempat;
b. Penghormatan dengan bendera negara dan lagu kebangsaan;
c. Penghormatan jenazah bila meninggal dunia; dan/atau
d. Bentuk penghormatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.
Ketentuan penghormatan kepada Pejabat Negara/Pejabat Pemerintah
dan tokoh masyarakat tertentu berupa pemberian tata tempat,
penghormatan bendera negara, dan lagu kebangsaan, serta
penghormatan jenazah bila meninggal dunia adalah sebagai berikut:
a. Pemberian Tata Tempat
Pemberian tata tempat adalah sebagaimana telah dijelaskan pada
uraian Ketentuan Keprotokolan tentang Tata Tempat.
b. Penghormatan dengan Bendera Negara dan Lagu Kebangsaan
Pemberian penghormatan dengan menggunakan Bendera Negara
dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dalam acara
kenegaraan/acara resmi, dilakukan sesuai dengan kedudukan
pejabat yang bersangkutan.
1) Penempatan Bendera Negara dalam acara internasional yang
dihadiri oleh Kepala Negara, Wakil Kepala Negara, dan Kepala
Pemerintahan dapat dilakukan menurut kebiasaan
internasional.
2) Dalam hal penandatanganan perjanjian internasional antara
pejabat Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pejabat
negara lain, Bendera Negara ditempatkan dengan ketentuan:
a) apabila di belakang meja pimpinan dipasang dua bendera
negara pada dua tiang, Bendera Negara ditempatkan di
sebelah kanan dan bendera negara lain ditempatkan di
sebelah kiri;
b) bendera meja dapat diletakkan di atas meja dengan sistem
bersilang atau paralel.
3) Dalam hal Bendera Negara dan bendera negara lain dipasang
pada tiang yang bersilang, Bendera Negara ditempatkan di
sebelah kanan dan tiangnya ditempatkan di depan tiang
bendera negara lain.
4) Dalam hal Bendera Negara yang berbentuk bendera meja
dipasang bersama dengan bendera negara lain pada konferensi
internasional, Bendera Negara ditempatkan di depan tempat
duduk delegasi Republik Indonesia.
5) Dalam hal Bendera Negara dipasang bersama dengan bendera
atau panji organisasi, Bendera Negara dibuat lebih besar dan
- 16 -
dipasang lebih tinggi daripada bendera atau panji organisasi
dengan ketentuan penempatan sebagai berikut:
a) apabila ada sebuah bendera atau panji organisasi, Bendera
Negara dipasang di sebelah kanan;
b) apabila ada dua atau lebih bendera atau panji organisasi
dipasang dalam satu baris, Bendera Negara ditempatkan di
depan baris bendera atau panji organisasi di posisi tengah;
c) apabila Bendera Negara dibawa dengan tiang bersama
dengan bendera atau panji organisasi dalam pawai atau
defile, Bendera Negara dibawa di depan rombongan; dan
d) Bendera Negara tidak dipasang bersilang dengan bendera
atau panji organisasi.
6) Lagu Kebangsaan wajib diperdengarkan dan/atau dinyanyikan:
a) untuk menghormati Presiden dan/atau Wakil Presiden;
b) untuk menghormati Bendera Negara pada waktu pengibaran
atau penurunan Bendera Negara yang diadakan dalam
upacara;
c) dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah;
d) dalam acara pembukaan Sidang Paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan
Daerah;
e) untuk menghormati Kepala Negara atau Kepala
Pemerintahan negara sahabat dalam kunjungan resmi;
f) dalam acara atau kegiatan olahraga internasional; dan
g) dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni internasional yang diselenggarakan di
Indonesia.
c. Penghormatan Jenazah Bila Meninggal Dunia
Penghormatan dalam bentuk pengibaran bendera setengah tiang
diberikan kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah, dan tokoh
masyarakat tertentu yang meninggal dunia.
1) Bendera Negara digunakan sebagai tanda berkabung apabila
Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan
Wakil Presiden, pimpinan atau anggota lembaga negara,
Menteri atau Pejabat Setingkat Menteri, Kepala Daerah,
dan/atau pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat daerah
meninggal dunia.
2) Apabila Presiden atau Wakil Presiden meninggal dunia,
pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan selama
tiga hari berturut-turut di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan semua kantor perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri.
3) Apabila pimpinan lembaga negara dan Menteri atau Pejabat
Setingkat Menteri meninggal dunia, pengibaran Bendera
Negara setengah tiang dilakukan selama dua hari berturut-
- 17 -
turut terbatas pada gedung atau kantor pejabat negara yang
bersangkutan.
4) Apabila anggota lembaga negara, Kepala Daerah dan/atau
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meninggal dunia,
pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan selama
satu hari, terbatas pada gedung atau kantor pejabat yang
bersangkutan.
5) Dalam hal pejabat meninggal dunia di luar negeri, pengibaran
Bendera Negara setengah tiang dilakukan sejak tanggal
kedatangan jenazah di Indonesia.
6) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda berkabung
bersamaan dengan pengibaran Bendera Negara dalam rangka
peringatan hari-hari besar nasional, dua Bendera Negara
dikibarkan berdampingan, yang sebelah kiri dipasang setengah
tiang dan yang sebelah kanan dipasang penuh.
C. Pembinaan Keprotokolan
1. Pembinaan keprotokolan di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial meliputi kegiatan sosialisasi, monitoring pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan keprotokolan.
2. Mengirimkan pejabat/pegawai yang terkait dengan tugas-tugas di
bidang keprotokolan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
atau workshop keprotokolan.
3. Pembinaan keprotokolan di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan 2 secara umum
dilakukan pada Sekretariat Jenderal oleh Biro Umum melalui Bagian
TU dan Kepegawaian cq. Subbagian Protokol.
- 18 -
BAB III
KEGIATAN/ACARA KOMISI YUDISIAL
A. Acara Resmi Komisi Yudisial
1. Penyelenggaran acara resmi
Penyelenggaraan acara resmi meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. dihadiri oleh pejabat negara dan/atau pejabat pemerintah serta
undangan lainnya;
b. diselenggarakan oleh Komisi Yudisial, Penghubung Komisi
Yudisial maupun instansi lain yang mengundang keterlibatan
unsur Komisi Yudisial;
c. dilaksanakan di pusat/daerah; dan
d. dilaksanakan sesuai dengan ketentuan tata tempat, tata upacara,
dan tata penghormatan.
2. Jenis-jenis Acara Resmi
a. Serah terima jabatan dan pisah sambut Anggota Komisi Yudisial;
b. Sidang pleno pemilihan Pimpinan Komisi Yudisial;
c. Sidang pleno penyampaian catatan akhir tahun Komisi Yudisial;
d. Pelantikan pejabat struktural dan PNS Sekretariat Jenderal
Komisi Yudisial;
e. Upacara peringatan HUT Proklamasi RI dan hari besar nasional
lainnya;
f. Pembukaan dan penutupan rapat kerja Komisi Yudisial;
g. Pembukaan dan/ atau penutupan seminar/ workshop/
lokakarya/ sosialisasi/ diskusi;
h. Penandatanganan kerjasama;
i. Penerimaan kunjungan pejabat negara/pemerintah;
j. Rapat konsultasi pimpinan lembaga Negara;
k. Rapat konsultasi dengan Komisi Hukum DPR;
l. Upacara peresmian; dan
m. Buka puasa bersama.
B. Acara Tidak Resmi
a. Menghadiri acara pernikahan;
b. Menghadiri acara sosial kemasyarakatan; dan
c. Upacara pemakaman.
C. Matriks dan Layout Acara/Kegiatan Resmi dan Tidak Resmi
Matriks yang berisi susunan acara, daftar undangan, kelengkapan dan
perlengkapan kegiatan/acara hanya bersifat panduan. Pada saat
penyelenggaraan kegiatan/acara sangat dimungkinkan adanya
perubahan matriks tersebut sesuai dengan dinamika pelaksanaan
kegiatan/acara.
- 19 -
Matriks dan layout acara/kegiatan sebagaimana dimaksud di atas
adalah sebagai berikut:
1. Serah terima jabatan dan pisah sambut Pimpinan dan Anggota
Komisi Yudisial
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : 1. Biro Umum 2. Pusat Analisis dan Layanan
Informasi
c. Pakaian yang digunakan
: Batik lengan panjang
d. Tempat penyelenggaraan
: Auditorium Komisi Yudisial
e. Susunan Acara
1) Pembukaan oleh MC;
2) Sambutan Pimpinan Komisi Yudisial sebelumnya; 3) Penyerahan memori jabatan;
4) Sambutan perwakilan Anggota/ Pimpinan Komisi Yudisial yang baru;
5) Foto bersama Anggota Komisi Yudisial lama dan baru;
6) Doa; 7) Pemberian ucapan selamat;
8) Ramah tamah.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial lama dan baru beserta
Istri/Suami; 2) Pimpinan lembaga negara;
3) Pejabat kementerian terkait; 4) Mitra kerja Komisi Yudisial; 5) Pejabat struktural Komisi
Yudisial; 6) Tenaga Ahli Komisi Yudisial; dan
7) Pegawai Komisi Yudisial
g. Kelengkapan Acara 1) Penanggungjawab acara; 2) MC;
3) Petugas pengatur penyerahan memori jabatan;
4) Pembaca doa; 5) Operator teknik; dan 6) Jurufoto dan video.
h. Perlengkapan Acara
: 1) Naskah susunan acara; 2) Naskah sambutan;
3) Meja dan kursi roundtable; 4) Spanduk/Backdrop;
5) Sound system; 6) Kartu tanda penempatan
(Placing Card); 7) Podium; dan 8) Kamera dan video dokumentasi.
Catatan: Proses Pisah Sambut sebaiknya menunggu pimpinan
definitif yang baru
- 20 -
L L
MC
VIP 1 VIP 5 VIP 4 VIP 3 VIP 2
U U U U U
i u i U
U U U U
u u
Ket. : VIP 1 : Ketua & Waka Baru + Ketua Lembaga Negara VIP 2 : Ketua & Waka Lama + Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara VIP 3 – 5 : Ketua Bidang + Anggota Lembaga Negara I : Istri dan Keluarga Pimpinan & Anggota KY U : Undangan P : Podium L : Layar
Pintu Pintu
Layout Serah Terima Jabatan dan Pisah Sambut Pimpinan dan
Anggota Komisi Yudisial
- 21 -
2. Sidang pleno pemilihan Pimpinan Komisi Yudisial
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : Anggota Komisi Yudisial yang difasilitasi oleh Sekretariat
Jenderal Komisi Yudisial
c. Pakaian yang
digunakan
: 1) Pakaian sipil lengkap (PSL)
untuk Anggota Komisi Yudisial; 2) Batik lengan panjang bagi
undangan.
d. Tempat penyelenggaraan
: Auditorium Komisi Yudisial
e. Susunan Acara
1) Sekretaris sidang pleno memasuki ruang sidang
mendahului majelis; 2) Majelis sidang memasuki ruang sidang;
3) Ketua majelis membuka sidang; 4) Pembahasan tata tertib pemilihan; 5) Penyampaian visi misi dan kesediaan untuk dicalonkan
sebagai Ketua dan/atau Wakil Ketua; 6) Pemungutan suara pemilihan Ketua; 7) Pemungutan suara pemilihan Wakil Ketua;
8) Penghitungan suara pemilihan Ketua; 9) Penetapan Ketua terpilih berdasarkan suara terbanyak;
10) Penghitungan suara pemilihan Wakil Ketua; 11) Penetapan Wakil Ketua terpilih berdasarkan suara
terbanyak;
12) Penutupan sidang pleno; 13) Pemberian ucapan selamat kepada Ketua dan Wakil
Ketua terpilih diawali peserta sidang diikuti undangan
lainnya; dan 14) Ramah tamah.
f. Daftar Undangan : 1) Anggota Komisi Yudisial; 2) Pejabat Struktural Komisi
Yudisial; 3) Tenaga Ahli; 4) Pegawai Komisi Yudisial; dan
5) Pers.
g. Kelengkapan Acara : 1) Pimpinan sidang;
2) Sekretaris sidang; 3) Saksi penghitungan
pemungutan suara;
4) Pencatat perolehan suara; 5) Notulis Berita Acara Sidang;
dan 6) Petugas dokumentasi.
h. Perlengkapan Acara : 1) Podium;
2) Papan tulis penghitungan suara;
3) Kotak pemungutan suara, 4) Kertas suara; 5) Lembar kesedian pencalonan;
6) Alat tulis dan laptop; dan 7) Alat dokumentasi
- 22 -
Catatan: Matriks susunan acara ini merupakan rujukan bila proses
pemilihan Ketua & Wakil Ketua KY dilakukan secara terbuka.
Apabila pemilihan dilakukan secara tertutup maka akan dilakukan
penyesuaian
L L
Pintu Pintu
Layout Pemilihan Pimpinan Komisi Yudisial
P
Ket. :
K : Kotak Suara
PS : Papan Suara
P : Podium
L : Layar
Undangan Staf/Undangan
Pimpinan Sidang
Sidang
Peserta Sidang K
PS
Sekretariat Sidang
- 23 -
3. Sidang pleno penyampaian catatan akhir tahun Komisi Yudisial
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : 1) Biro Umum; 2) Pusat Analisis dan Layanan
Informasi.
c. Pakaian yang
digunakan
: 1) Pakaian sipil lengkap (PSL) atau
batik lengan panjang untuk Anggota Komisi Yudisial;
2) Batik lengan panjang untuk undangan.
d. Tempat
penyelenggaraan
: Auditorium Komisi Yudisial
e. Susunan Acara
1) Sekretaris Sidang Pleno mendahului Majelis Sidang Pleno memasuki ruang sidang;
2) Majelis Sidang Pleno memasuki ruangan; 3) Ketua majelis membuka sidang; 4) Penyampaian catatan akhir tahun Komisi Yudisial oleh
masing-masing anggota majelis; 5) Ketua majelis menutup persidangan;
6) Majelis sidang pleno meninggalkan ruang sidang; 7) Sekretaris sidang pleno meninggalkan ruang sidang.
f. Daftar Undangan : 1) Pejabat Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial;
2) Pejabat Kementerian/lembaga
terkait; 3) Tenaga Ahli Komisi Yudisial; dan 4) Mitra/jejaring Komisi Yudisial
g. Kelengkapan Acara : 1) MC; 2) Sekretaris sidang pleno; dan
3) Petugas dokumentasi;
h. Perlengkapan Acara : 1) Meja dan kursi panel;
2) Meja dan kursi sekretaris sidang; 3) Kursi undangan; 4) Palu dan tatakannya;
5) Video dan kamera; 6) Taman hias;
7) Sound system; dan 8) LCD proyektor dan layar
- 24 -
L L
Pintu Pintu
Undangan Undangan
Ket. : 1 : Ketua 2 : Wakil Ketua 3 - 7 : Ketua Bidang 8 : Sekretaris Jenderal P : Podium L : Layar
1 2 3 4 5 6 7 8
Layout Catatan Akhir Tahun Komisi Yudisial
P
- 25 -
4. Pelantikan pejabat struktural dan PNS Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi
Yudisial
b. Penyelenggara : Biro Umum
c. Pakaian yang digunakan
: 1) Untuk pejabat struktural yang dilantik;
Pria: Pakaian sipil lengkap (PSL) + peci Wanita: Pakaian nasional
2) Untuk CPNS yang dilantik : Seragam Komisi Yudisial lengan
panjang; 3) Untuk undangan pejabat
struktural, rekan sejawat dan
keluarga pejabat yang dilantik; Pria: Pakaian sipil lengkap (PSL) Wanita: Pakaian nasional
4) Batik lengan panjang atau pakaian dinas harian untuk
undangan lainnya.
d. Tempat
penyelenggaraan
: Auditorium Komisi Yudisial
e. Susunan Acara
1) Pimpinan/Anggota Komisi Yudisial dan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial memasuki tempat upacara;
2) Menyanyikan lagu Indonesia Raya;
3) Upacara pelantikan dimulai; 4) Pembacaan Surat Keputusan pengangkatan pejabat atau
PNS; 5) Pengambilan sumpah jabatan oleh Sekretaris Jenderal
KY;
6) Apabila pejabat yang dilantik adalah Sekretaris Jenderal KY, maka pejabat yang melantik adalah Ketua KY;
7) Pengukuhan sumpah jabatan oleh rohaniawan;
8) Penandatanganan Berita Acara Pengambilan Sumpah Jabatan dihadapan pejabat pelantik dan disaksikan
pejabat yang ditunjuk; 9) Sambutan Pimpinan atau Anggota KY; 10) Doa;
11) Pemberian ucapan selamat bagi pejabat atau PNS yang dilantik
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial;
2) Pejabat Kementerian / lembaga
terkait; 3) Mitra/jejaring Komisi Yudisial.
4) Pejabat struktural dan pegawai Sekretariat Jenderal KY;
5) Tenaga ahli Komisi Yudisial;
dan 6) Keluarga dan rekan pejabat
yang dilantik
- 26 -
g. Kelengkapan Acara : 1) MC; 2) Pejabat yang
melantik/mengambil sumpah;
3) Pembaca Surat Keputusan; 4) Ajudan pembawa sumpah;
5) Rohaniawan; 6) Pemberi sambutan; dan 7) Saksi;
h. Perlengkapan Acara : 1) Meja tandatangan Berita Acara Pelantikan;
2) Naskah sumpah jabatan; 3) SK pengangkatan; 4) Berita acara pelantikan;
5) Kitab suci atau perlengkapan lainnya yang digunakan
rohaniawan untuk mengambil sumpah;
6) Alat tulis;
7) Materai; 8) Map; 9) Sound system;
10) Alat dokumentasi.
- 27 -
IRUP MEJA
PEJABAT YANG DILANTIK
P
ETA
ESELON III
DAN
ESELON IV
1
2
A
B
C
D
PINTU PINTU
E
Ket. : IRUP : Pimpinan KY / A : Pembawa Naskah 1 : Saksi I Sekretaris Jenderal B : Pembaca SK 2 : Saksi II P : Pimpinan & Anggota KY C : Rohaniawan ETA : Eselon II & Tenaga Ahli D : MC
E : Ajudan
Layout Acara Pelantikan Pejabat Struktural/PNS
- 28 -
5. Upacara peringatan HUT proklamasi kemerdekaan RI
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : Biro Umum
c. Pakaian yang digunakan
: Seragam Komisi Yudisial lengan panjang
d. Tempat penyelenggaraan
: Lapangan tennis Komisi Yudisial
e. Susunan Acara
1) Persiapan upacara; 2) Komandan upacara memasuki tempat upacara;
3) Barisan disiapkan; 4) Inspektur upacara memasuki tempat upacara;
5) Penghormatan kepada inspektur upacara; 6) Laporan komandan upacara kepada inspektur upacara; 7) Pengibaran bendera negara diiringi lagu kebangsaan;
8) Mengheningkan cipta dipimpin inspektur upacara; 9) Pembacaan naskah Pancasila oleh inspektur upacara; 10) Pembacaan naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 11) Pembacaan naskah proklamasi;
12) Pembacaan doa; 13) Laporan komandan upacara kepada inspektur upacara; 14) Penghormatan kepada inspektur upacara;
15) Inspektur upacara meninggalkan tempat upacara; 16) Komandan upacara membubarkan barisan upacara.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial;
2) Pejabat struktural dan pegawai Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial; dan 3) Tenaga ahli Komisi Yudisial
g. Kelengkapan Upacara
: 1) MC; 2) Perwira Upacara; 3) Inspektur upacara;
4) Komandan upacara; 5) Pengibar bendera; 6) Pembawa naskah Proklamasi
7) Dirigen 8) Paduan Suara
9) Pembaca naskah doa; 10) Operator teknis; dan 11) Petugas dokumentasi.
h. Perlengkapan Upacara
: 1) Tiang bendera; 2) Bendera merah putih;
3) Naskah proklamasi; 4) Naskah do’a; 5) Sound system;
6) Stage (panggung) dan pembatasnya;
7) Arcrylic tanda penempatan barisan;
8) Standing Mic & peralatan sound system;
9) Seragam petugas upacara (peci,
- 29 -
kacu, sarung tangan, pin garuda); dan
10) Peralatan dokumentasi.
6. Upacara peringatan hari besar nasional
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : Biro Umum
c. Pakaian yang
digunakan
: Seragam Komisi Yudisial lengan
panjang
d. Tempat
penyelenggaraan
: Lapangan tennis Komisi Yudisial
e. Susunan Acara
1) Persiapan upacara; 2) Komandan upacara memasuki tempat upacara;
3) Barisan disiapkan; 4) Inspektur upacara memasuki tempat upacara; 5) Penghormatan kepada inspektur upacara;
6) Laporan komandan upacara kepada inspektur upacara; 7) Pengibaran bendera negara diiringi lagu kebangsaan;
8) Mengheningkan cipta; 9) Pembacaan naskah Pancasila oleh inspektur upacara; 10) Pembacaan naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 11) Pembacaan naskah lainnya; 12) Pembacaan naskah doa;
13) Laporan komandan upacara kepada inspektur upacara; 14) Penghormatan kepada inspektur upacara;
15) Inspektur upacara meninggalkan tempat upacara; dan 16) Komandan upacara membubarkan barisan upacara.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial;
2) Pejabat struktural dan pegawai Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial; dan
3) Tenaga ahli Komisi Yudisial.
g. Kelengkapan
Upacara
: 1) MC;
2) Perwira Upacara; 3) Inspektur upacara;
4) Komandan upacara; 5) Pengibar bendera; 6) Pembaca naskah pembukaan
UUD 1945; 7) Pembawa naskah Pancasila; 8) Pembawa naskah Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; 9) Pembaca naskah Ikrar (khusus
peringatan kesaktian Pancasila);
10) Pembaca naskah Sumpah Pemuda (khusus peringatan Sumpah Pemuda);
11) Pembaca naskah pesan-pesan pahlawan nasional (khusus
- 30 -
peringatan hari pahlawan); 12) Dirigen; 13) Paduan Suara;
14) Pembaca naskah doa; dan 15) Operator teknis.
h. Perlengkapan Upacara
: 1) Tiang bendera; 2) Bendera merah putih;
3) Stage (panggung) dan pembatasnya;
4) Naskah Pancasila;
5) Naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; 6) Naskah Proklamasi; 7) Naskah do’a;
8) Naskah Ikrar (khusus peringatan Hari Kesaktian Pancasila);
9) Naskah Sumpah Pemuda (khusus peringatan Sumpah
Pemuda); 10) Naskah pesan-pesan pahlawan
nasional (khusus peringatan
hari pahlawan); 11) Arcrylic tanda penempatan
barisan; 12) Standing Mic& peralatan sound
system;
13) Seragam petugas upacara (peci, kacu, sarung tangan, pin
garuda; dan 14) Peralatan dokumentasi.
- 31 -
Es III
MC
A
B
Es IV Staf dan Pegawai
P
U
D
Es II
PTA
Ket. : A : IRUP B : Komandan Upacara D : Dirigen& Paduan Suara PU : Petugas Upacara PTA : Pimpinan &Tenaga Ahli Es : Eselon
Layout Upacara Peringatan HUT Proklamasi RI / Hari Besar Nasional
- 32 -
7. Pembukaan dan penutupan rapat kerja Komisi Yudisial
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : Biro Perencanaan dan Kepatuhan Internal
c. Pakaian yang digunakan
: Pembukaan: Batik lengan panjang Penutupan : Batik lengan panjang
d. Tempat penyelenggaraan
: Situasional
e. Susunan Acara
a. Pembukaan Rapat Kerja:
1) Pembukaan; 2) Menyanyikan lagu Indonesia Raya;
3) Laporan Ketua Panitia Rapat Kerja; 4) Sambutan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial; 5) Sambutan Pimpinan Komisi Yudisial sekaligus
membuka Rapat Kerja; 6) Pengarahan pimpinan dan anggota Komisi Yudisial; 7) Doa.
b. Penutupan Rapat Kerja: 1) Pengantar MC;
2) Penyampaian hasil rapat kerja oleh Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial ;
3) Penutupan rapat kerja oleh Pimpinan Komisi Yudisial;
4) Doa.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi
Yudisial; 2) Pejabat struktural dan pegawai
Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial; 3) Tenaga ahli Komisi Yudisial; dan
4) Stakeholder/mitra/narasumber jika diperlukan.
g. Kelengkapan Acara : 1) MC; 2) Pimpinan Komisi Yudisial; 3) Anggota Komisi Yudisial;
4) Pejabat struktural Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial;
5) Pegawai dan kepanitiaan rapat kerja; dan
6) Notulis rapat kerja.
h. Perlengkapan Acara : 1) Meja dan kursi untuk panel; 2) Podium;
3) Backdrop; 4) Sound system;
5) Palu & tatakannya; 6) Panggung; 7) Hiasan/taman;
8) Ruang transit/holding; 9) Screen dan proyektor;
10) Spanduk diluar tempat acara; 11) Placing card (Arcrylic);dan
12) Alat tulis dan laptop.
- 33 -
1 2 3 4 5 6 7 8
Pintu Pintu
Peserta Rapat Kerja
L L
OP
Ket. : 1 : Ketua 2 : Wakil Ketua 3 - 7 : Ketua Bidang 8 : Sekretaris Jenderal P : Podium OP : Operator L : Layar
Layout Acara Rapat Kerja Komisi Yudisial
P
Peserta
Rapat
Kerja
Peserta
Rapat
Kerja
- 34 -
8. Pembukaan dan/atau penutupan seminar/workshop/lokakarya
/sosialisasi/diskusi
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : Biro/Pusat Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial
c. Pakaian yang digunakan
: 1) Pakaian Sipil Lengkap (PSL); 2) Batik lengan panjang; atau
3) Pakaian dinas harian
d. Tempat
penyelenggaraan
: Situasional
e. Susunan Acara
1) Pembukaan; 2) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya; 3) Laporan penyelenggaraan;
4) Sambutan pihak mitra (apabila acara merupakan kerjasama dengan lembaga/instansi lain);
5) Sambutan Pimpinan atau Anggota Komisi Yudisial sekaligus membuka atau menutup acara secara resmi;
6) Tukar menukar cinderamata (Bila acara merupakan bentuk
kerjasama); 7) Do’a; 8) Penutup oleh Anggota/Pejabat KY/Panitia.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial;
2) Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Propinsi /Kabupaten/ Kota;
3) Pimpinan tempat penyelenggara acara;
4) Narasumber / pemateri seminar;
5) Kementerian / lembaga terkait; 6) Mitra Komisi Yudisial; 7) Pejabat struktural dan staf
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial; 8) Undangan seminar yang disesuaikan
dengan tema seminar; dan 9) Pers.
g. Kelengkapan Acara : 1) Penanggung jawab acara; 2) Pemberi sambutan dari pihak mitra; 3) Pemateri;
4) Moderator; 5) MC; 6) Peserta;
7) Notulen; 8) Petugas penerima tamu;
9) Operator Teknik; 10) Operator Layar; 11) Juru foto dan kamera;
12) Pemandu do’a; dan 13) Pembawa cinderamata.
h. Perlengkapan Acara : 1) Spanduk; 2) Sound system;
3) Standing mic; 4) Peralatan teknik; 5) Palu & tatakannya;
- 35 -
6) Makalah pemateri & seminar kit; 7) Podium; 8) Placing card;
9) Backdrop; 10) Arcrylic meja dan kursi untuk panel;
dan 11) Screen dan LCD proyektor.
N N N N N
P
M
Pintu Pintu
O
Ket. : N : Narasumber & Moderator PA : Pimpinan & Anggota KY beserta Pimpinan & Anggota lembaga/instansi lain P : Podium M : Pembawa Acara/MC O : Operator L : Layar
Layout Seminar/Lokakarya/Sosialisasi/Diskusi
PA
Undangan
PA Utama
Undangan
PA
Undangan
L L
- 36 -
9. Penandatanganan kerjasama
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : Biro Umum
c. Pakaian yang digunakan
: 1. Pakaian Sipil Lengkap; 2. Batik lengan panjang; atau 3. Pakaian dinas harian
d. Tempat penyelenggaraan
: Auditorium Komisi Yudisial atau Instansi mitra Komisi Yudisial yang
bersangkutan
e. Susunan Acara
1) Pembukaan; 2) Pembacaan poin-poin penting kerjasama;
3) Penandatanganan naskah kerjasama; 4) Penyerahan naskah kerjasama; 5) Tukar menukar cinderamata;
6) Foto; 7) Sambutan pihak mitra Komisi Yudisial; 8) Sambutan pihak Komisi Yudisial;
9) Penutup; 10) Ramah tamah.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial;
2) Pimpinan / pejabat mitra Komisi Yudisial yang menandatangani kerjasama;
3) Pejabat struktural dan pegawai Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial;
4) Undangan lainnya yang terkait dengan substansi kerjasama; dan
5) Pers.
g. Kelengkapan Acara : 1) Penanggung jawab acara;
2) MC; 3) Petugas pengatur
penandatanganan kerjasama;
4) Penerima tamu; 5) Operator Teknik; 6) Asrot (asisten sorot);
7) Petugas pembawa cinderamata; 8) Penerjemah (apabila kerjasama
dengan luar negeri); 9) Juru foto; dan 10) Juru Kamera.
h. Perlengkapan Acara : 1) Naskah Kerjasama; 2) Map;
3) Backdrop; 4) Meja penandatanganan;
5) Ballpoint; 6) Materai; 7) Placing Card;
8) Sound system; 9) Standing Mic;
10) Podium; 11) Kursi dan meja untuk
- 37 -
undangan; 12) Cinderamata; dan 13) Bendera kedua belah pihak
(apabila kerjasama dengan pihak luar negeri).
Catatan: Apabila kerjasama dilakukan dengan non lembaga
negara/pemerintahan dari luar negeri maka tidak diperlukan
bendera dari kedua negara
Pintu Pintu
M
MC
Meja Penandatanganan
MoU
U U U U U
VIP VIP VIP VIP
U U U U
VIP VIP
L L
Ket. : VIP : Pimpinan & Anggota KY bersama Pimpinan & Anggota Mitra KY L : Layar U : Undangan P : Podium M : Meja
Layout Penandatanganan Kerjasama
P
- 38 -
10. Penerimaan kunjungan pejabat negara/pemerintah
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : Biro/Pusat Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial
c. Pakaian yang digunakan
: 1. Pakaian Sipil Lengkap; atau 2. Batik lengan panjang
d. Tempat penyelenggaraan
: 1. Press room lantai I Komisi Yudisial;
2. Ruang rapat pimpinan lantai V kantor Komisi Yudisial; atau
3. Ruang transit pimpinan lantai V
kantor Komisi Yudisial.
e. Susunan Acara
1) Pembukaan; 2) Sambutan penerimaan/ pengenalan tuan rumah;
3) Sambutan wakil delegasi; 4) Penyampaian materi sesuai topik; 5) Tanya jawab;
6) Penyerahan / Penukaran cinderamata; 7) Penutup;
8) Foto bersama; 9) Ramah tamah.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial;
2) Pejabat Struktural dan pegawai
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial terkait (disesuaikan dengan tamu yang berkunjung);
dan 3) Penerjemah atau pihak
kedutaan negara terkait (apabila tamu berasal dari luar negeri).
g. Kelengkapan Acara : 1) Penanggung jawab acara; 2) MC; 3) Petugas penerima tamu;
4) Operator Teknik; 5) Juru foto dan Kameramen; 6) Notulen;
7) Penerjemah bahasa (apabila tamu berasal dari luar negeri);
dan 8) Operator Layar.
h. Perlengkapan Acara : 1) Buku Tamu/daftar hadir; 2) Ruang transit; 3) Arcrylic pencantum nama
delegasi dan tuan rumah; 4) Sound system;
5) LCD proyektor; 6) Layar; 7) Peralatan teknik lainnya;
8) Cinderamata; 9) Bendera RI dan bendera negara
tamu yang datang (apabila kunjungan dari luar negeri);
- 39 -
10) Kamera dan video
T
T
T
T
P P P P
T
T
T
T
T
T
T
T
T T T T
O
Pi
nt
u
Layar
Tamu/ Audiensi
Ket. :
P : Pimpinan/Anggota/Kabiro/Kapus KY
T : Tamu/Audiensi
O : Operator
Layout Penerimaan Kunjungan Tamu/Audiensi
Press Room
- 40 -
P
WP
U
U
W
U
K PT
A
A
A
A
A T
T
T
T
T
T
Ket. :
P : Ketua KY
PT : Pimpinan Tamu
WP : Waka KY
A : Anggota/Kabiro/Kapus KY
T : Tamu/Audiensi
U : Pintu Utama
UK : Pintu Ruang Ketua
UW : Pintu Ruang Wakli Ketua
Layout Penerimaan Kunjungan Tamu/Audiensi
Ruang Rapat Pimpinan
- 41 -
P
i
n
t
u
P
A
PT
A
A
A
A
A
T
T
T
T
T
T
Ket. :
P : Pimpinan KY
A : Anggota/Kabiro/Kapus KY
PT : Pimpinan Tamu
T : Tamu/Audiensi
Layout Penerimaan Kunjungan Tamu/Audiensi
Ruang VIP
- 42 -
11. Rapat konsultasi pimpinan lembaga negara
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : 1. Biro Umum
2. Pusat Analisis dan Layanan Informasi
c. Pakaian yang digunakan
: Batik lengan panjang
d. Tempat penyelenggaraan
: Ruang Auditorium Komisi Yudisial
e. Susunan Acara
1) Penyambutan kedatangan Wakil Presiden oleh Wakil Ketua
Komisi Yudisial; 2) Penyambutan kedatangan Presiden oleh Ketua Komisi
Yudisial;
3) Presiden dan Wakil Presiden serta para Ketua Lembaga Negara memasuki tempat acara;
4) Pengantar oleh Ketua Komisi Yudisial; 5) Penyampaian gagasan/pokok pikiran oleh masing-masing
Ketua Lembaga Negara;
6) Tanggapan Presiden RI; 7) Diskusi; 8) Jamuan;
9) Pernyataan pers bersama.
f. Daftar Undangan : 1) Presiden dan Wakil Presiden RI;
2) Ketua dan Wakil Ketua Komisi Yudisial;
3) Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat;
4) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat;
5) Ketua Dewan Perwakilan Daerah; 6) Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan;
7) Ketua Mahkamah Agung; 8) Ketua Mahkamah Konstitusi; dan
9) Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial.
g. Kelengkapan Acara : 1) Penanggung jawab acara;
2) Protokol Kepresidenan; 3) Pasukan Pengamanan Presiden;
4) Petugas penyambut dan pendamping tamu VIP;
5) Petugas pengatur pernyataan
pers; 6) Sekretariat;
7) Notulensi; 8) Keamanan; 9) Operator teknik;
10) Juru foto dan video; 11) Petugas catering dan pelayan
jamuan.
- 43 -
h. Perlengkapan Acara : 1) Alat pengamanan kepresidenan; 2) Ruang transit VIP dan VVIP; 3) Kursi dan meja untuk peserta
rapat; 4) Kursi dan meja untuk sekretariat
dan notulensi; 5) Layar, LCD proyektor, dan
laptop/personal computer; 6) Kursi dan meja roundtable untuk
jamuan;
7) Sound system; 8) Kartu tanda penempatan (placing
card)/Arcrylic; 9) Kamera dan video dokumentasi;
10) Podium untuk pernyataan pers.
- 44 -
P i n t u
i
n
t
u
Ket. :
1 : Presiden RI A : Ketua KY
2 : Wakil Presiden RI B : Ketua MPR
3 : Menteri Terkait C : Ketua DPR
4 : Menko D : Ketua DPD
5 : Menseskab E : Ketua BPK
6 : Mensesneg F : Ketua MA
7 : Menko G : Ketua MK
8 : Menko H : Wakil Ketua KY
9 : Menko
Layout Konsultasi Pimpinan Lembaga Negara
Ruang Auditorium
P i n t u
i
n
t
u
1
3
2
4 5 6 7 9 8
Perangkat Kepresidenan
S
E
K
R
E
T
A
R
I
A
T
A
C
B
E
D
F
G
H
- 45 -
12. Rapat konsultasi Komisi Yudisial dengan Komisi Hukum DPR
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : 1. Biro Perencanaan dan Kepatuhan Internal
2. Biro Umum
c. Pakaian yang
digunakan
: Batik lengan panjang
d. Tempat
penyelenggaraan
: Ruang Auditorium Komisi Yudisial
e. Susunan Acara
1) Pembukaan oleh Komisi Hukum DPR; 2) Pemaparan materi oleh Pimpinan atau Anggota Komisi
Yudisial; 3) Diskusi antara pihak Komisi Yudisial dengan Komisi
Hukum DPR;
4) Penutupan.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi
Yudisial; 2) Pimpinan dan Anggota Komisi
Hukum DPR;
3) Pejabat struktural Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial;
4) Sekretariat Komisi Hukum DPR; dan
5) Undangan lainnya yang terkait.
g. Kelengkapan Acara : 1) Penanggung jawab acara; 2) Sekretariat;
3) Notulensi; 4) Operator teknik; 5) Juru foto dan video; dan
6) Petugas catering dan pelayan jamuan.
h. Perlengkapan Acara : 1) Kursi dan meja untuk peserta rapat;
2) Kursi dan meja untuk sekretariat dan notulensi;
3) Palu dan tatakannya untuk
pembukaan rapat; 4) Layar, LCD proyektor,dan laptop;
5) Sound system; 6) Kartu tanda penempatan (placing
card)/Arcrylic;
7) Kamera dan video dokumentasi.
- 46 -
P i n t u
i
n
t
u
Ket. :
A : Sekjen KY 1 : Waka Komisi Hukum DPR
B : Anggota KY 2 : Ketua Komisi Hukum DPR
C : Anggota KY 3 : Waka Komisi Hukum DPR
D : Ketua KY 4 : Waka Komisi Hukum DPR
E : Waka KY
F : Anggota KY
G : Anggota KY
H : Anggota KY
Layout Rapat Konsultasi Komisi Yudisial – Komisi Hukum DPR
Ruang Auditorium
P i n t u
i
n
t
u
A
C
B
E
D
F
G
H
4
1
2
3
Pejabat
Struktural
dan
Pegawai
Sekretariat
Jenderal
KY
Anggota
Komisi
Hukum
DPR
dan
Sekretariat
Komisi
Hukum
DPR
- 47 -
13. Upacara Peresmian
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial.
b. Penyelenggara : Biro / Pusat di Sekretariat
Jenderal Komisi Yudisial
c. Pakaian yang
digunakan
: Batik Lengan Panjang atau
pakaian lain yang ditentukan pejabat berwenang sesuai dengan
lokasi dan kondisi tempat peresmian.
d. Tempat
penyelenggaraan
: Auditorium / Ruangan yang
diresmikan.
e. Susunan Acara
1) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya; 2) Laporan Pejabat Penyelenggara; 3) Sambutan Pejabat terkait;
4) Sambutan Ketua Komisi Yudisial yang dilanjutkan dengan pernyataan peresmian;
5) Penandatanganan Prasasti / Pengguntingan Pita / Pemukulan Gong / Pembunyian sirene oleh Pimpinan atau Anggota Komisi Yudisial;
6) Penyerahan Cinderamata; 7) Pembacaan doa; 8) Peninjauan;
9) Ramah tamah.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi
Yudisial; 2) Pejabat Kementerian / lembaga
terkait; 3) Mitra/jejaring Komisi Yudisial; 4) Pejabat struktural dan pegawai
Sekretariat Jenderal KY; dan 5) Tenaga ahli Komisi Yudisial.
g. Kelengkapan Upacara
: 1) MC; 2) Pejabat yang meresmikan; 3) Pejabat Penyelenggara;
4) Pejabat dan tamu undangan; 5) Petugas acara; dan
6) Operator teknis.
h. Perlengkapan Upacara
: 1) Undangan; 2) Teks Sambutan Pimpinan atau
Anggota KY; 3) Teks Laporan Pejabat
Penyelenggara;
4) Teks doa; 5) Tempat Upacara peresmian; 6) Cinderamata jika diperlukan;
7) Maket, miniatur, dan atau gambar kegiatan pembangunan;
8) Prasasti, Pita, Gong, Gunting, Spidol, Sirene; dan
9) Perlengkapan lain yang
diperlukan.
- 48 -
G
G
G
L L
Pintu Pintu
Layout Upacara Peresmian
P
Ket. : P : Podium L : Layar G : Gong/Sirene/Prasasti
Undangan Undangan Undangan
MC
Panggung Peresmian
- 49 -
14. Buka puasa bersama
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : Biro/Pusat Sekretariat Jenderal
Komisi Yudisial
c. Pakaian yang
digunakan
: Baju Muslim / Batik Lengan
panjang
d. Tempat
penyelenggaraan
: Ruang Auditorium Komisi Yudisial
e. Susunan Acara
1) Pembukaan; 2) Pembacaan ayat suci Al -Quran dan terjemahannya;
3) Sambutan Pimpinan atau Anggota Komisi Yudisial atau pejabat Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial;
4) Ceramah keagamaan dilanjutkan Doa;
5) Berbuka dengan ta’jil; 6) Shalat Maghrib berjamaah; dan 7) Ramah tamah.
f. Daftar Undangan : 1) Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial;
2) Pimpinan lembaga negara/kementerian;
3) Mitra Komisi Yudisial; 4) Pejabat struktural dan pegawai
Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial; 5) Undangan lainnya yang terkait; 6) Penceramah;
7) Qori / Qori’ah; dan 8) Saritilawah.
g. Kelengkapan Acara : 1) Penanggung jawab acara; 2) MC;
3) Pembaca Al Quran dan terjemahannya;
4) Pemberi ceramah dan pemimpin
doa; 5) Imam shalat jamaah; 6) Mu’adzin; dan
7) Petugas catering dan pelayan jamuan.
h. Perlengkapan Acara : 1) Kursi dan meja untuk undangan;
2) Al-qur’an dan terjemahannya; 3) Podium; 4) Sound system;
5) Katering; 6) Tempat shalat berjamaah;
7) Sandal untuk berwudhu; 8) Dekorasi taman; 9) Backdrop; dan
10) Ruang transit VIP.
- 50 -
15. Upacara pemakaman
a. Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
b. Penyelenggara : Biro Umum
c. Pakaian yang digunakan
: 1. Pakaian sipil lengkap; atau 2. Batik lengan panjang;
d. Tempat penyelenggaraan
: Situasional
e. Susunan Acara
1) Penyerahan jenazah dari pihak keluarga kepada Komisi Yudisial;
2) Sambutan dari pihak keluarga; 3) Pembacaan riwayat hidup & sambutan tentang sosok
almarhum oleh pihak Komisi Yudisial; 4) Sholat / Ibadah untuk Jenazah; 5) Perjalanan jenazah menuju pemakaman;
6) Penurunan jenazah ke liang lahat; 7) Pembacaan doa; 8) Tabur bunga oleh pihak Komisi Yudisial diikuti pejabat lainnya
dan pihak keluarga.
f. Daftar Pelayat : 1) Presiden dan Wakil Presiden RI;
2) Pimpinan Lembaga Negara RI; 3) Pimpinan dan Anggota Komisi
Yudisial; 4) Kementerian / Lembaga lainnya; 5) Mitra Komisi Yudisial;
6) Pejabat struktural dan pegawai Sekretariat Jenderal K omisi Yudisial;
7) Kolega / kerabat almarhum /
almarhumah; 8) Keluarga almarhum / almarhumah;
dan 9) Pers.
g. Kelengkapan Acara : 1) MC; 2) Pemberi sambutan dari Komisi
Yudisial;
3) Pemberi sambutan dari keluarga; 4) Pembaca riwayat hidup; 5) Pembaca doa;
6) Imam Sholat/ Rohaniawan; 7) Petugas pengangkat peti jenazah;
8) Petugas pembawa bunga dan foto; 9) Petugas penurunan jenazah ke liang
lahat;
10) Supir ambulance; 11) Patwal; dan
12) Petugas keamanan.
h. Perlengkapan Acara : 1) Peti jenazah / keranda; 2) Meja dan kursi;
3) Standing pigura; 4) Foto Jenazah;
5) Bendera negara; 6) Ambulance; 7) Mobil operasional;
8) Tenda;
- 51 -
9) Karangan bunga; 10) Taburan bunga dan air mawar serta
keranjangnya;
11) Sound system; 12) Payung; dan
13) Papan nisan.
Catatan: 1. Apabila sebelum diserahkan oleh keluarga kepada Komisi
Yudisial jenazah sudah dishalatkan atau dilakukan prosesi
ibadah lainnya, maka tidak perlu dilakukan lagi proses shalat jenazah atau ibadah lainnya oleh Komisi Yudisial.
2. Matriks susunan acara ini diperuntukkan bagi Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial aktif
- 52 -
BAB IV
FUNGSI TEMPAT DAN RUANG DI KOMISI YUDISIAL
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan/acara Komisi Yudisial agar dapat
berjalan dengan aman, tertib, lancar dan khidmat sesuai dengan susunan
acara, diperlukan penjelasan fungsi tempat dan ruang yang ada di kantor
Komisi Yudisial RI.
1. Ruang pers/lobby di lantai 1 kantor Komisi Yudisial RI, dapat
dipergunakan untuk:
a. Konferensi pers;
b. Penerimaan kunjungan/tamu.
2. Masjid di lantai 1 kantor Komisi Yudisial, dapat dipergunakan untuk:
a. Shalat berjamaah atau shalat jenazah;
b. Pengajian atau ceramah keagamaan Islam;
c. Kegiatan keagamaan umat Islam lainnya.
3. Lapangan tenis di lantai 1 kantor Komisi Yudisial, dapat dipergunakan
untuk:
a. Upacara HUT RI dan hari besar nasional lainnya;
b. Olahraga.
4. Ruang audio visual perpustakaan di lantai 2 kantor Komisi Yudisial,
dapat dipergunakan untuk:
a. Rapat;
b. Menonton dan diskusi film/diskusi lainnya.
5. Ruang baca outdoor perpustakaan di lantai 2 kantor Komisi Yudisial,
dapat dipergunakan untuk:
a. Konferensi pers;
b. Bedah buku atau diskusi lainnya.
6. Ruang rapat Sekretariat Jenderal di lantai 3 kantor Komisi Yudisial, dapat
dipergunakan untuk:
a. Rapat pejabat struktural Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial;
b. Penerimaan kunjungan tamu/audiensi terbatas;
7. Auditorium di lantai 4 kantor Komisi Yudisial, dapat dipergunakan untuk:
a. Pisah sambut Anggota Komisi Yudisial;
b. Sidang pleno terbuka pemilihan pimpinan Komisi Yudisial;
c. Sidang pleno penyampaian catatan akhir tahun Komisi Yudisial;
d. Wawancara terbuka seleksi calon hakim agung;
e. Pelantikan pejabat struktural dan CPNS Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial serta Penghubung Komisi Yudisial;
f. Seminar/workshop/sosialisasi/lokakarya/diskusi;
g. Penandatanganan kerjasama;
h. Penerimaan kunjungan tamu/audiensi;
i. Kegiatan keagamaan.
- 53 -
8. Ruang tamu pimpinan di lantai 5 kantor Komisi Yudisial, dapat
dipergunakan untuk:
a. Ruang transit tamu VIP sebelum bertamu/beraudiensi dengan
pimpinan Komisi Yudisial;
b. Penerimaan kunjungan tamu/audiensi.
9. Ruang rapat pimpinan di lantai 5 kantor Komisi Yudisial, dapat
dipergunakan untuk:
a. Penerimaan kunjungan tamu/audiensi;
b. Rapat panel dan pleno Anggota Komisi Yudisial;
c. Ruang pemeriksaan hakim;
d. Ruang pertemuan pimpinan lembaga negara.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Maret 2015
SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL, ttd
DANANG WIJAYANTO
a