BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia ini bisa dilihat dari masih banyaknya lulusan
yang kurang berkompeten di dunia lapangan kerja. Lemahnya kompetensi para
lulusan ini berkaitan dengan pendidikan yang mereka dapat di instansi pendidikan
terdahulu. Proses pembelajaran sewaktu mereka berada di instansi pendidikan
sangatlah berpengaruh dan menentukan didalam menentukan tercapainya standart
kompetensi yang menjadi tujuan. Adapun keberhasilan proses pembelajaran
dipengaruhi oleh beberapa factor, dari anak didiknya, dari tenaga pengajarnya, dan
dari media atau sarana prasarana yang ada.
Disini penulis akan meninjau salah satu factor yang berpengaruh dalam proses
pembelajaran yaitu kompetensi seorang guru. Kompetensi seorang guru erat kaitanya
dengan sikap profesionalisme guru tersebut dan hal ini yang penting untuk diketahui
dan diperhatikan oleh seorang tenaga pengajar maupun calon tenaga pengajar.
Dimana kompetensi dan profesionalisme seorang guru tersebut akan sangat
berpengaruh didalam mewjudkan tujuan dari pembelajaran tersebut.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kompetensi dan profesionalisme seorang guru?
2. Kompetensi apa saja yang harus dimiliki seorang tenaga pengajar?
3. Apa ciri-ciri seseorang dikatakan profesional?
Tujuan
1. Memahami dan mengerti kompetensi dan profesionalisme seorang guru
2. Memahami Kompetensi apa saja yang harus dimiliki seorang tenaga pengajar
3. Memahami tentang ciri-ciri seseorang dikatakan professional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi
Sumber dari Depdiknas (1982 :51), menyatakan bahwa kompetensi menunjuk
kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan atau
latihan. Sedangkan menurut The National Council for Vocational Qualification
(NCVQ)menyatakan bahwa “a competence is defined as the ability to perform an
activity within an occupation. Competence is a wide concept which embodies the
ability to transfer skills and knowledge to new situations … within the occupational
areas and includes aspects of „key‟ skills” Kompetensi merupakan kemampuan
untuk menjalankan aktivitas dalam suatu pekerjaan, yang ditunjukkan oleh
kemampuan mentransfer keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru. Dari
kedua sumber di atas penulis menarik kesimpulan bahwa kompetensi merupakan
sebuah kemampuan yang berbentuk sebuah keterampilan dan sebuah pengetahuan
yang dilakukan pada suatu pekerjaan yang dimana kemampuan tadi diperoleh dengan
suatu pendidikan dan latihan khusus dalam kurun waktu tertentu.
Kompetensi seorang guru merupakan sebuah kemampuan untuk melakukan
sebuah usaha dalam hal memajukan pendidikan. Berkaitan dengan itu guru dituntut
untuk menguasai kompetensi sesuai dengan tugasnya sebagai tenaga pengajar.
Kompetensi seorang guru dalam mentransfer pendidikan kepada anak didiknya,
kompetensi seorang guru untuk membentuk manusia yang memiliki nilai-nilai luhur
sesuai dengan norma dan nilai yang tersirat dalam falsafah negara serta
perkembangan masyarakat yang berlaku. Semua kompetensi ini wajib untuk
diketahui calon guru dan wajib untuk dikuasai oleh seorang tenaga pengajar. Berikut
ini merupakan beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru/tenaga
pengajar, yang penulis ambil dari berbagai sumber.
B. Macam-macam kompetensi kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang
guru/tenaga pengajar
1. Kompetensi pedagogic
Merupakan sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam hal
memahami karakteriristik siswanya dengan cara yng guru tersebut tentukan. Berikut
ini disajikan tujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya:
A. Menguasai karakteristik peserta didik.
Seorang guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang
karakteristik peserta didik daam rangka membantu proses pembelajaran. Karakteristik
ini antara lain meliputi aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar
belakang sosial budaya:
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di
kelasnya,
2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama
pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda,
4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik
untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,
5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta
didik,
6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak
termarjinalkan /tersisihkan.
B. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik.
Guru mampu dalam menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang bersifat mendidik secara kreatif sesuai dengan standar
kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan memberi motivasi mereka untuk belajar:
1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
2. Guru harus mampu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap
materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran
berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman eserta didik tersebut.
3. Guru yang bersangkutan mampu memberi penjelasan alasan tentang
pelaksanaan kegiatan yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang
berbeda dengan perencanaan dalam rangka mewujudkan keberhasilan
pembelajaran.
4. Guru mampu menggunakan berbagai strategi maupun teknik dalam rangka
mewujdkan tingkat keinginan siswa dalam pembelajaran.
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta
didik,
6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami
materi pembelajaran yang diajarkan sebagai evaluasi perbaikan pembelajaran
berikutnya.
C. Pengembangan kurikulum.
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum
dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan ruang lingkungan pembelajaran.
Seorang guru harus mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Indikatornya adalah sebagai berikut:
1. Guru mampu menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
2. Guru merancang perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi
dasar yang telah ditetapkan.
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan selalu memperhatikan
kaitanya dengan tujuan pembelajaran,
4. Guru memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
tepat dan mutakhir, sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta
didik, dapat dilaksanakan di kelas dan sesuai dengan konteks kehidupan
sehari‐hari peserta didik.
D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik.
Seorang guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran
yang mendidik secara lengkap. mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik, mampu menyusun dan menggunakan
berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta
didik. Seorang guru juga bisa menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam pembelajaranya jika itu dianggap relevan. Berikut indikator-indikatornya:
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang
telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru memahami tentang tujuannya,
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
proses belajar peserta didik.
3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan
proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang
setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan
tentang jawaban yamg benar.
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,
6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang
cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik,
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa sibuk dengan kegiatannya sendiri
agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif,
8. Guru mampu menggunakan audio‐visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Mampu
menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas,
9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
dan berinteraksi dengan peserta didik lain/ berdiskusi dengan peserta didik
lain.
10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah
informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap
materi sebelumnya.
E. Pengembangan potensi peserta didik.
Sebagai seorang guru dalam tetntunya harus mampu mengembangkan potensi
peserta didik. Hal inni dapat diwujudkan dengan cara guru harus mampu
menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi
pengembangan potensi peserta didik melalui program pembelajaran yang
mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan
kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi
mereka. Indikator-indikatornya meliputi:
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap
setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐masing.
2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong
peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing‐masing.
3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
4. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
memberikan perhatian kepada setiap individu.
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan
kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara
belajarnya masing-masing.
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan
mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
F. Komunikasi dengan peserta didik.
Seorang guru yang mampu menjaga komunikasi yang baik dengan peserta
didiknya akan membuat guru lebih memahami karakteristik dari peserta ddiknya.
Komunikasi yang baik dengan peserta didik ini meliputi: guru mampu
berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap
antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan
kepada komentar atau pertanyaan peserta didik, indikatornya adalah sebagai berikut:
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga
partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang
menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.
2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk
membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir,
sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja
sama yang baik antarpeserta didik.
5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban
peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur
tingkat pemahaman peserta didik.
6. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan
meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan
pada peserta didik.
G. Penilaian dan Evaluasi.
Penilaian dan evaluasi ini sangat diperlukan oleh seorang guru dalam rangka
mengetahui tingkat pembelajaran yang telah dilakukanya. Selain itu juga untuk
memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukanya sehngga pembelajaran kedepanya
akan lebih maksimal. Penilain dan evaluasi ini meliputi: guru mampu
menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru
melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan
informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan
pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses
pembelajarannya. Indikatornya dalah sebagai berikut:
1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.
2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,
selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil
serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap
materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi
dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing‐masing
peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan.
4. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui
catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan
sebagainya.
5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan sebuah kemampuan pada diri personal
individu yang mencerminkan kepribadian yang baik, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, mampu menjadi teladan bagi peserta didik, dan mempunyai akhlak mulia.
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Kepribadian yang baik dan stabil memiliki indikator: bertindak sesuai dengan
norma hukum, bertindak sesuai dengan norma social, memiiliki rasa bangga
sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan
yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat
serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku
yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang
disegani.
5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
3. Kompetensi professional
Merupakan sebuah penguasaan materi pembelajaran secara meluas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur
dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator
esensial sebagai berikut:
1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki
indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah,
memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan/materi bidang studi.
4. Kompetensi sosial.
Merupakan sebuah kemampuan guru untuk menjalin komunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hubungan yang baik antara pihak-
pihak tersebut akan membantu didalam mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:
1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta
didik.
2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan.
3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
C. Profesionalisme Guru
Pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Pada Bab I dalan UU Guru dan Dosen tertulis “Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi”.
Menurut Uzer Usman (1996), Guru professional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dari dua
pernyataan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa profesionalisme guru
merupakan sebuah profesi dalam bidang keguruan yang dimana dalam pelaksananya
membutuhkan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
sehingga dapat menjalankan fungsi dan tugasnya dengan maksimal.
Berikut ini Dari pendapat para ahli seperti Schein ( 1972 ), Imran Manan
( 1989 ), Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I (1988 ), ISPI (1991 ), dan Manap
Somantri ( 1996 )dalam Made Pidarta (1990) bahwa ciri-ciri seorang professional
adalah
1. Pekerjaan berdasarkan motivasi yang kuat
2. Memiliki seperangkat pengetahuan, ilmu dan ketrampilam khusus yang
bersifat dinamis dan terus berkembang.
3. Ilmu, pengetahuan, dan ketrampilan itu diperoleh melalui studi dalam waktu
lama
4. Membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaannya.
5. Pekerjaan berorientasi pada pelayanan, bukan material semata
6. Tidak mengarvetensikan keahliannya untuk mendapatkan klien
7. Menjadi anggota organisasi profesi
8. Memiliki kode etik profesi
9. Punya kekuatan dan status yang tinggi sebagai ekspect yang diakui oleh
masyarakat
10. Berhak mendapatkan imbalan yang layak
Selain itu dalam rangka tugas keprofesionalannya, guru mempunyai tugas
yaitu sebagai berikut:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan penjelasan dia atas maka seorang guru maupun calon guru harus
benar-benar harus memperhatikan tentang hal ini, agar guru maupun calon guru
dapat mengantarkan dirinya sendiri untuk mencapai profesionalisme seorang
guru. Dengan begitu guru atau tenaga pendidik akan dapat membantu
meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kompetensi merupakan sebuah kemampuan yang berbentuk sebuah
keterampilan dan sebuah pengetahuan yang dilakukan pada suatu pekerjaan yang
dimana kemampuan tadi diperoleh dengan suatu pendidikan dan latihan khusus dalam
kurun waktu tertentu. Sedangkan kompetensi seorang guru merupakan sebuah
kemampuan untuk melakukan sebuah usaha dalam hal memajukan pendidikan.
Berikut ini merupakan beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang
guru/tenaga pengajar, yang penulis ambil dari berbagai sumber yaitu kompetensi
pedagogic, kompetensi social, kompetensi kepribadian, kompetensi professional.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi”. Profesionalisme guru merupakan sebuah profesi dalam bidang
keguruan yang dimana dalam pelaksananya membutuhkan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu sehingga dapat menjalankan fungsi dan
tugasnya dengan maksimal.
Adapun ciri-ciri seseorang dikatakan professional yaitu pekerjaan berdasarkan
motivasi yang kuat, Ilmu pengetahuan dan ketrampilan itu diperoleh melalui studi
dalam waktu lama, Membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaannya,
Pekerjaan berorientasi pada pelayanan, bukan material semata, Tidak
mengarvetensikan keahliannya untuk mendapatkan klien, Menjadi anggota organisasi
profesi, Memiliki kode etik profesi dan lain-lain sebagainya Selain itu seorang dalam
rangka tugas keprofesionalannya mempunyai tugas yaitu: Merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Uzer Usman, 1996. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya .
Depdiknas. (2001). Standar Kompetensi Dasar Guru. Jakarta : Ditjen Dikti
Reece, Ian and Walker, Stephen. (1997). Teaching, Training and Learning :
A Practical Guide. New College Durham : Business Education Publisher Limited.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(UUGD)
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensi-pedagogilk-guru/
( diakses Desember 2013)
http://cridealits.blogspot.com/2013/05/4-keahlian-seorang-guru.html
(diaksesNovember 2013)
http://www.tintaguru.com/2013/05/profesionalisme-guru-analisis-uu-no-14.html
(di akses tanggal 5 januari 2014)