ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN
KOMPLIKASI POSTPARTUM
OLEH:
IDRIANI
Komplikasi Postpartum
Infeksi (genitalia dan perkemihan)
Perdarahan (Hemoragic Post Partum)
Depresi postpartum
Infeksi Postpartum
Definisi: Infeksi yang terjadi pada traktus genitalia pada masa nifas.
Etiologi: Kuman masuk ke sal. Genitalia.
Penyebab umum morbiditas dan mortalitas maternal.
Tanda umum: Dalam 24 jam terjadi peningkatan temperatur tubuh
Risk Factors
General infection RiskAnemia, poor nutrition, lack of prenatal care, low socioeconomic status, sexual intercourse after rupture of membranes, immunosuppression
Labor EvensProlonged labor, prolonged KPD, infeksi korion, perdarahan, banyaknya tindakan pemeriksaan selama persalinan
Operative Risk FactorsC-section, bantuan persalinan, episiotomi, laserasi.
Klasifikasi
Infeksi terbatas pada lukanya (perineum, vulva, serviks dan endometrium.
Infeksi menyebar ketempat lain, melalui pembuluh darah dan limfe.
Tanda dan gejala
Infeksi pada perineum, vulva, vagina dan serviks: nyeri, panas pada tempat infeksi, sh. 38°C, Nd. < 100, kadang-kadang menggigil.
Endometritis: gambaran klinis sesuai dengan virulensi kuman, demam mulai 48 jam PP, lochea >>, berbau, lekosit ↑, nyeri perut, fundus lembek.
Septicemia & piemia: Klien lemah, Sh. 39-40°C, menggigil, Nd. 140-160 x/mnt, TD ↓, sesak nafas, kesadaran menurun, gelisah.
Perimetritis dan peritonitis:
Demam, nyeri perut bagian bawah, nadi cepat, perut kembung dan nyeri tekan.
Penatalaksanaan
Kultur/pembiakan sekretKarena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka diberikan antibiotik spektrum luas sambil menunggu hasil kulturBerikan antibiotik sesuai hasil kulturPengobatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh infus, transfusi dan perawatan lain sesuai komplikasi yang terjadi.
Nursing Assessment
Identifikasi tanda dan gejala infeksi awal (vital’s sign, …..)Monitor pemulihan fungsi-fungsi fisiologis tubuhIdentifikasi kebutuhan kenyamananIdentifikasi reaksi dan kebutuhan emosional
Nursing Problem
Risk injury
Risk penyebaran infections
Nyeri
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Cemas
Gangguan parenting
Gangguan harga diri rendah
Kurang pengetahuan
Intervensi Keperawatan
Kaji faktor resiko, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas.
Monitor tanda-tanda vital
Evaluasi dan catat tanda-tanda infeksi: drainase yang berbau busuk, kemerahan, edema, dll.
Lakukan perawatan luka dengan memperhatikan tehnik aseptik dan antiseptik
Monitor intake dan output cairan
Kaji rasa nyeri, dan ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi.
Atur posisi semi fowler
Beri nutrisi yang banyak mengandung protein dan Vit C.
Anjurkan istirahat dan tidur yang adekuat
Kolaborasi pemberian terapi analgetik, antipiretik dan antibiotik.
Perdarahan Postpartum
Signifikan penyebab MMR di USA 10.5% (Anderson & Hopkin, 2002) & di Indonesia (Depkes, 1999)
Early postpartum hemorrhage dalam 24 jam pertama setelah persalinan
Late postpartum setelah 24 jam sampai 6 minggu paska-salin
Definisi
Kehilangan darah 500 mL setelah melahirkan Menurunnya jumlah hematokrit 10 point & membutuhkan transfusi darah (Gilbert & Harmon, 2003)Tanda klinis: BP; pulsa; & urine output.
Tanda dan Gejala Umum
Perdarahan merah terang
Kontraksi uterus lembek, tidak ada respon ketika dilakukan massage
Pengeluaran bekuan-bekuan darah abnormal
Perdarahan persistent dgn tidak kuat kontraksi uterus
Fundal height lebih dari normal
Hematoma di area perineal
Perubahan karakteristik lokea lambat
Penurunan tingkat kesadaran
Early Postpartum Hemorrhage
Etiologi:
Atoni uterus, perlukaan saluran genital, tindakan episiotomi, tertahannya sisa plasenta, hematoma subperitoneal, inversio and rupture uterus, gangguan koagulasi pada maternal.
Late Postpartum Hemorrhage
Umum terjadi pada 1 sampai 2 minggu paska-salin
Etiologi:Subinvolusio, defisiensi immunologic factors, retention jaringan plasenta, abnormalitas implantasi plasenta, infeksi
Penatalaksaan Medis
Pemberian methergine 0.2 mg/oral tiap 3-4 jam selama 24-48 jam
Jika disertai infeksi pemberian antibiotik
!! Kontrol or dievaluasi setelah 2 mgg masa pengobatan, kuretase diperlukan jika treatment tidak efektif
Atonia Uterus
The most causes 80% -90% (Cunningham, dkk. 2001)
Faktor yang berkontribusi:1. Overdistensi uterus (gemelli, makrosomia,
polihidroamnion)
2. Dysfunctional/persalinan lama abnormalitas kontraksi uterus
Cont (faktor kontribusi)
3. Pemberian pitosin pada induksi persalinan
4. High parity
5. Penggunaan anestesia dan obat-obatan utk relaksasi uterus
6. Preeklamsia
7. Persalinan dgn pembedahan
8. Tertahannya sisa plasenta
Panatalaksaan Medis
Massage uterus
Pemberian cairan melalui infus
Pemberian utero-tonika (im, iv, or infus)
Observasi vital’s sign dan tanda syok
Informasikan kondisi persalinan dan keadaan saat itu
Nursing Assessment
Prenatal history for putting client at high-risk for postpartal hemorrhage
Periodic assessment of fundal height and uterus contraction
Obs. Perdarahan pervaginam, visually by pad counts with weighing the perineal pads
Nursing Diagnosis
Perilaku mencari bantuan kesehatan r.t. kurang informasi ttg tanda dan gejala perdarahan pp
Gangguan volume cairan r.t kehilangan darah (see the etiology)
dll
Nursing Implementation
Kontrol kontraksi uterus tiap 10-15 menit dan pengeluaran lokea
Lakukan massage uterus, jika tetap tidak berkontraksi, segera dilaporkan utk tindakan lebih lanjut
Monitor reaksi klien dgn pemberian utero-tonika
Observasi tanda-tanda intoksikasi cairan
Identifikasi faktor risiko