1
PENGARUH DUKUNGAN PIMPINAN DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP
PENGENDALIAN PENERIMAAN PREMI
(Sensus Pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya)
Oleh :
Desty Natalia
083403028
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Manusia selalu dihadapkan pada peristiwa-peristiwa yang mempunyai faktor risiko dan
faktor ketidakpastian yang mungkin akan timbul di masa yang akan datang yang tidak dapat
diramalkan sebelumnya dan tidak terdapat kesengajaan. Karena tiap orang dihadapkan pada
masalah yang tidak dapat diperhitungkan secara pasti atas beban hidupnya sendiri, maka manusia
tersebut berada dalam keadaan tidak tenang karena tidak mengetahui secara pasti peristiwa-
peristiwa apa yang akan dihadapinya.
Berbagai upaya dilakukan manusia untuk mencegah dan menghindari faktor risiko dan
faktor ketidakpastian tersebut, namun faktor-faktor tersebut merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia dan kehidupan bisnis perusahaan. Menyadari hal tersebut
diatas, manusia mengharapkan adanya suatu perlindungan dan sedapat mungkin memperkecil
risiko atas suatu kejadian yang dapat terjadi di masa yang akan datang yang disebabkan oleh
faktor-faktor tersebut, maka timbul suatu pemikiran dari sekelompok orang tertentu untuk
membentuk suatu organisasi yang berorientasi pada masalah tersebut, yang kemudian dikenal
dengan nama Asuransi.
Sebagai perusahaan penjual jasa pada masyarakat umum, perusahaan asuransi harus
benar-benar memiliki likuiditas yang memadai dalam arti dana yang dimiliki harus dapat
menanggung polis yang telah dikeluarkan pada tertanggung. Disinlah letak fungsi utama dari
perusahaan asuransi, yaitu sebagai mekanisme pengalihan risiko dengan membentuk dana. Dengan
diberikan jaminan dan pemberian ganti rugi atas peristiwa-peristiwa yang tidak terduga dan tidak
diharapkan yang kemudian akan ditanggung oleh pihak asuransi, maka sebagai konsekuensinya
kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung, manusia baik secara individu maupun secara
kelompok (perusahaan) yang dalam hal ini disebut sebagai tertanggung mempunyai kewajiban
membayar sejumlah uang (premi) kepada perusahaan asuransi
Pada pelaksanaannya, kegiatan penerimaan premi asuransi tentunya tidak terlepas dari
hambatan-hambatan baik dikarenakan keterbatasan pengetahuan ataupun tingkat pemahaman
masyarakat mengenai asuransi itu sendiri, maupun hambatan-hambatan lain yang timbul akibat
adanya penyelewengan oleh oknum pada perusahaan asuransi. Seperti yang dikutip dari sebuah
blog pribadi tanggal 27 Juni 2012, Setyowati menjadi nasabah pada salah satu perusahaan asuransi
jiwa di Indonesia sejak tahun 2003. Ia tertarik dengan salah satu prosuk yang ditawarkan oleh
tenaga pemasaran (agen asuransi) yang bernama Susanti. Ia tidak pernah terlambat membayar
premi asuransinya. Bahkan ia membayarkan premi asuransinya sebelum jatuh tempo melalui
Susanti. Pada tahun 2005, Setyowati ingin mengajukan klaim asuransi yang dimilikinya, tercantum
manfaat asuransi berupa penggantian biaya rawat inapsejumlah sekian persen dari biaya yang telah
dikeluarkannya oleh pemegang polis asuransi (tertanggung). Kemudian ia mengubungi agen
Susanti untuk membantunya mengurus klaim tersebut. Seluruh persyaratan pengajuan klaim yang
diminta oleh perusahaan asuransi telah diberikannya melalui agen Susanti. Setelah 3 minggu ia
mendapat jawaban bahwa perusahaan asuransi menolak klaim tersebut dengan alasan status
polisnya lapse (tidak berlaku) pada saat terjadinya kecelakaan (resiko yang harus ditanggung oleh pihak asuransi). atas penolakan tersebut Setyowati tidak tinggal diam dan mendatangi kantor
agen Susanti sambil membawa semua bukti pembayaran yang dimilikinya. Ia menanyakan alasan
lapse yang dialaminya, karena selama menjadi nasabah ia tidak pernah terlambat membayar premi. Setelah diadakan penyelidikan, terbukti bahwa agen Susanti telah menggelapkan setoran
premi dari nasabah Setyowati. Akibatnya polis milik Setyowati lapse pada saat terjadi risiko
2
kecelakaan yang seharusnya ditanggung oleh pihak
perusahaanasuransi.(http://gagasanhukum.wordpres.com/2008/06/23/tanggung-gugat-perusahaan-
asuransi/.) Dari contoh kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan penerimaan
premi asuransi, diperlukan suatu dukungan yang positif dari pimpinan dan pengendalian intern
yang memadai dalam rangka mengendalikan penerimaan premi asuransinya.
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai: Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern Terhadap
Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi
Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang dapat diidentifikasi dari uraian diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dukungan pimpinan dan pengendalian intern pada Perusahaan Asuransi di kota
Tasikmalaya
2. Bagaimana Pengendalian penerimaan premi pada perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya
3.Bagaimana pengaruh dukungan pimpinan dan pengendalian intern secara simultan dan parsila
pada perusahaan asuransi di Kota Tasikmalaya
Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari diadakan penulisan skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dukungan pimpinan dan pengendalian intern pada perusahaan Asuransi Si
Tasikmalaya
2.Untuk mengetahui pengendalian penerimaan premi pada perusahaan asuransi di Kota
Tasikmalaya
3. Untuk mengetahui pengaruh dukunan pimpinan dan pengendalian interb secara parsial dan
simultan terhadap pengendalian penerimaan premi
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran
Pimpinan adalah orang yang mempunyai kewenangan untuk memberikan tugas dan
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain (bawahan) melalui pola hubungan yang baik guna
mencapai tujuan perusahaan. Dukungan pimpinan merupakan refleksi sikap positif pimpinan
dalam memberikan respon terhadap suatu objek yang dihadapi (Saifuddin: 2011).
Fungsi dukungan pimpinan harus mampu membantu organisasi dalam memelihara
pengendalian efektif dengan cara memelihara komunikasi yang baik, memberikan dorongan-
dorongan positif baik secara moril maupun materiil sehingga merasa aman dan nyaman secara
psikologis dalam bekerja yang nantinya akan mendorong peningkatan pelaksanaan pengendalian
intern secara berkesinambungan. Seperti yang dikemukan oleh Willy Susilo (2002 : 243)
menjelaskan bahwa Komitmen dan dukungan pimpinan, baik secara moril maupun materiil
yang memadai sangat diperlukan. Komitmen mengandung pengertian bahwa pimpinan
perlu bersikap konsisten dan konsekuen. Konsisten berarti memberikan dukungan secara
terus menerus dan konsekuen berarti bersedia memainkan peran yang diharapkan.
. Pada instansi yang relative kecil dengan karyawan yang sedikit jumlahnya dan kegiatan
operasi perusahaan masih terbatas, pimpinan instansi tersebut dapat langsung mengawasi jalannya
instansi. Lain halnya apabila instansi tersebut menginjak sedang maupun besar pimpinan instansi
sudah tidak mungkin mengawasi langsung jalannya instansi dikarenakan jenjang pengawasan
sudah luas. Oleh karena itu pimpinan perlu dibantu oleh alat pengendalian yang disebut
pengendalian intern.
Pada umumnya pengendalian intern meliputi analisa terhadap pelaksanaan, program
latihan kepegawaian dan pengendalian kualitas. Dalam mencapai suatu pengendalian intern yang
memadai, maka perlu didikung oleh unsur-unsur yang membentuk pengendalian intern, Menurut
Mulyadi (2002;183) bukunya Auditing menyebutkan bahwa :
Lima unsur pokok pengendalian intern terdiri dari (1) Lingkungan Pengendalian,
(2) penaksiran risiko, (3) informasi dan komunikasi, (4) aktivitas pengendalian,dan
(5) pemantauan.
3
Pengendalian intern ini dapat membantu perusahaan mengontrol kegiatan-kegiatannya
dalam rangka mencapai tujuannya. Pengendalian Intern merupakan alat pengendalian yang sangat
membantu pimpinan dalam melaksanakan tugasnya sehingga mempunyai peranan penting bagi
suatu perusahaan. Pimpinan dapat menilai seluruh aktivitas perusahaan dengan pengendalian
intern.
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa pengendalian intern adalah kegiatan
perusahaan dalam mengadakan pengendalian terhadap struktur organisasi, prosedur-prosedur
keuangan guna mendapatkan kecermatan dan ketelitian pada data akuntansi, tindakan efisien dan
efektif serta dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Apabila pengendalian intern yang ada telah memadai maka manajemen dapat mengetahui
bahwa aktivitas yang dilakukan oleh seksi-seksi bawahannya telah dilaksanakan dengan benar,
terutama masalah penerimaan premi yang diterima. Dalam hal ini, transaksi-transaksi yang dapat
mempengaruhi penerimaan premi harus dapat dikendalikan dengan baik mengingat premi
merupakan sumber utama dari seluruh aktivitas perusahaan asuransi, sehingga berpengaruh juga
terhadap kelansungan hidup perusahaan. Premi merupakan pendapatan pada perusahaan asuransi.
Sebagai sumber pendapatan, premi merupakan salah satu faktor yang penting yang dapat menjaga
kelangsungan hidup perusahaan asuransi. Oleh karena itu perusahaan harus semaksimal mungkin
memperoleh pendapatan yang memuaskan dan diharapkan dapat menggunakan segala sumber
yang ada dalam perushaan seefisien mungkin
Penerimaan Premi pada dasarnya merupakan aspek yang paling mendorong terciptanya
manajemen yang ideal, maka penerimaan tersebut harus dikendalikan sebaik mungkin agar
pencatatan penerimaan premi sesuai dengan realisasinya. Pengendalian penerimaan premi
merupakan kebijakan yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang
diterapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan tertentu
akan dicapai ( Amir Abadi Yusup : 2000) . Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
penerimaan premi harus dikendalikan agar terhindar dari berbagai kecurangan dan penyimpangan-
penyimpangan yang mungkin terjadi yang akan berdampak pada sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.Jenis pengendalian atas penerimaan premi yang paling utama adalah pengamatan fisik sebelum terjadinya peristiwa yang merugikan. Pengamatan fisik atas penerimaan premi dapat dilakukan memlaui penyimpanan dalam lemari besi, keberadaan dan kelengkapan catatan, formulir dan dokumen yang ditunjang dengan penyimpanan yang baik untu memperkecil risiko kehilangan serendah mungkin.
Bagian terpenting dari tanggung jawab di dalam pelaksanaan penerimaan pendapatan
premi adalah dengan mengikuti identifikasi langkah-langkah seperti yang dikemukakan Arens dan
Loebbecke (2003 :290) yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan premi yang dicatat adalah dana yang secara aktual diterima oleh
perusahaan. (Keabsahan)
2. Transaksi diotorisasi dengan pantas (Otorisasi)
3. Kas yang diterima telah dicatat dalam jurnal pendapatan premi. (Kelengkapan)
4. Pendapatan premi yang dicatat telah disetor dan dicatat pada nilai yang diterima.
(penilaian)
5. Pendapatan premi diklasifikasikan dengan pantas. (Klasifikasi)
6. Pendapatan premi dicatat dalam waktu yang sesuai. (Tepat waktu)
7. Pendapatan premi dimasukan dengan semestinya dalam berkas induk dan
dikhtisarkan dengan benar. (Posting dan Pengikhtisaran).
Dengan mengikuti langkah-langkah pemeriksaan dalam penerimaan premi, kemungkinan
kesalahan dan kecurangan dalam penerimaan pendapatan premi asuransi dapat diminimalisir
sehingga penerimaan kas dapat utuh.
HIPOTESIS
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
1) Dukungan Pimpinan berpengaruh terhadap Pengendalian Intern 2) Dukungan Pimpinan berpengaruh secara parsial terhadap Pengendalian Penerimaan
Premi Asuransi 3) Pengendalian Intern berpengaruh secara parsial terhadap Pengendalian Penerimaan
Premi Asuransi
4
4) Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern secara simultan berpengaruh terhadap Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil. Tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif, dan hubungan-
hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2006:7)
Adapun metode analisis data yang penulis lakukan adalah dengan metode deskriftif
kuantitatif, yaitu mengubah data-data kualitatif menjadi suatu ukuran data kuantitatif yang
bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis tentang fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang terjadi.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian ini dilakukan secara langsung pada objek penelitian dengan tujuan untuk
memperoleh data-data primer. Pengumpulan data-data primer tersebut dilakukan melalui:
a. Observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti.
b. Wawancara, yaitu suatu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data melalui interaksi verbal secara langsung antara pewawancara dengan responden atau pihak perusahaan yang terkait.
c. Kuesioner, yaitu daftar isian terstruktur yang diajukan oleh penulis kepada responden yang berhubungan erat dengan topik permasalahan, kuesioner yang penulis ajukan kepada responden
mengacu kepada indikator dari variabel independen maupun variabel dependen.
2. Studi Kepustakaan Tehnik ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data
primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku srta
referensi-referensi lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.
Jenis Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang
berbentuk angka. Sifat data ini adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang merupakan
hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Sumber data yang diteliti dalam penelitian
ini berupa data primer. Data primer merupakan data/informasi yang telah diperoleh dari lhasil
wawancara,observasi dan penyebaran kuesioner pada perusahaan Asuransi mengenai Dukungan
Pimpinan,Pengendalian intern dan Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi.
Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul penelitian, yaitu Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Pengendalian
Intern terhadap Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi, terdapat 3 variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel tersebut adalah:
1. Variabel bebas (Independent variable) Adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Sebaliknya
variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.
Berdasarkan judul di atas, maka yang merupakan variabel bebasnya adalah Dukungan
Pimpinan dan Pengendalian Intern.
2. Variabel terikat (Dependent variable) Adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Berdasarkan judul
diatas, maka yang merupakan variabel terikatnya adalah Pengendalian Penerimaan Premi
Asuransi.
Analisis Statistik
Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis data dengan analisis jalur (path analisis) dengan
mengolah data yang diperoleh dari responden. Maksud pengolahan data disini adalah pengolahan
data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen penelitian (kuisioner)
yang disebarkan, tujuannya untuk mentransformasi data kualitatif kedalam data kuantitatif,
5
sehingga dapat di analisis secara kuantitatif dengan metode statistik yang ditetapkan. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah daftar penyusunan atau kuisioner.
Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dan dianalisis.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik. Untuk menilai variabel X1, X2 dan
variabel Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan batasan interval yang diperoleh dari nilai
terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuisioner untuk mengetahui kriteria penilaian variabel X1,
X2 dan variabel Y.
Dari struktur path analisis diatas, terdapat langkah-langkah yang digunakan yaitu :
1) Menghitung koefisien jalur = dengan rumus :
Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika
hubungan antar variabel tidak kuat maka niali r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini
akan diinterpretasikan
2) Pengujian secara simultan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
= Koefisien jalur dari Xi terhadap Y
= Koefisien regresi dari variabel Xi terhadap variabel Y
3) Pengujian faktor residu/sisa
=
Dimana: =
e. Penarikan kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian di atas, penulis akan melakukan analisa secara
kuantitatif dan hasil analisa tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah
ditetapkan itu diterima atau ditolak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi penelitian ini akan menunjukan keberadaan perusahaan Asuransi di Kota
Tasikmalaya yang menjadi lokasi penelitian, meliputi Dukungan Pimpinan, Pengendalian Intern
dan Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi. Sampel Penelitian diambil berdasarkan kesediaan
pihak perusahaan untuk mengisi kuesioner yang telah penulis ajukan sebelumnya
Hasil pengujian data penelitian diperoleh dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas
instruten penelitian. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban responden atas
pertanyaan yang diberikan memiliki validitas (keasihan) atau tidak. Sebuah instrumen dinyatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya vailiditas instrumen menunjukan sejauh mana data
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Adapun pertanyaan yang penulis ajukan kepada responden terdiri dari tiga kelompok
yaitu sua variabel independen, dalam hal ini Dukungan Pimpinan (X) dan Pengendalian Intern (X) dan satu variabel dependen yaitu Pengendalian Penerimaan Premi (Y). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi Product Momen Pearson
diketahui bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid (rhitung > rtabel). Uji validitas tersebut
tertera dalam Hasil Statistik berikut:
6
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X (Dukungan Pimpinan)
Item rhitung rtabel Status
1 0,873 0,553 Valid
2 0,918 0,553 Valid
3 0,873 0,553 Valid
4 0,819 0,553 Valid
5 0,546 0,553 Tidak Valid
6 0,784 0,553 Valid
7 0,896 0,553 Valid
8 0,819 0,553 Valid
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X (Pengendalian Intern) Item rhitung rtabel Status
1 0,643 0,553 Valid
2 0,791 0,553 Valid
3 0,791 0,553 Valid
4 0,578 0,553 Valid
5 0,635 0,553 Valid
6 0,671 0,553 Valid
7 0,647 0,553 Valid
8 0,618 0,553 Valid
9 0,671 0,553 Valid
10 0,678 0,553 Valid
11 0,644 0,553 Valid
12 0,791 0,553 Valid
13 0,629 0,553 Valid
14 0,589 0,553 Valid
15 0,578 0,553 Valid
16 0,612 0,553 Valid
17 0,643 0,553 Valid
18 0,658 0,553 Valid
19 0,668 0,553 Valid
20 0,635 0,553 Valid
21 0,671 0,553 Valid
22 0,589 0,553 Valid
23 0,671 0,553 Valid
24 0,618 0,553 Valid
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y (Pengendalian Penerimaan Premi
Asuransi)
Item rhitung rtabel Status
1 .719 0,553 Valid
2 .614 0,553 Valid
3 .669 0,553 Valid
4 .668 0,553 Valid
5 .840 0,553 Valid
6 .914 0,553 Valid
7 .541 0,553 Tidak Valid
7
Sedangkan teknik pengujian reliabilitas menggunakan teknik belah dua/split half
(Spearman Brown) dengan hasil yang diperoleh pada lampiran statistik dibawah ini, artinya bahwa
bahwa semua item pernyataan dalam kuesioner dinyatakan reliabel.
Tanggapan Responden mengenai Dukungan Pimpinan
Rekapitulasi Indikator Dukungan Pimpinan
No Uraian Skor yang
ditargetkan
Skor yang
diperoleh Kategori
1 Dalam pelaksanaan penerimaan
premi pimpinan/manajemen
membatasi ruang lingkup kerja
karyawan bagaian penerimaan
dalam melaksanakan tugas
65 64 Sangat Baik
2 Dalam pelaksanaan penerimaan
premi di perusahaan perlu ada
komitmen dan dukungan yang
memadai dari pimpinan baik secara
moril maupun materil
65 58 Baik
3 Manajemen secara konsisten
melaksanakan berbagai prosedur
yang telah ditetapkan
65 64 Sangat baik
4 Pimpinan fungsional berupaya
bersifat bersahabat
65 63 Baik
5 Pimpinan selalu konsisten dan
konsekuen terhadap kebijakan-
kebijakan tentang sistem
pengendalian yang diterapkan pada
bagian penerimaan premi
65 61 Sangat baik
6 Pihak pimpinan/manajemen selalu
konsisten memberikan dukungan
kepada karyawan bagian
penerimaan
65 62 Baik
7 Pimpinan selalu memberikan
fasilitas yang dibutuhkan oleh
karyawan terutama karyawan
bagian penerimaan premi
65 62 Sangat Baik
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.907 8
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of
Items
.834 7
Cronbach's
Alpha N of Items
.951 24
8
8 Pimpinan selalu memberikan
kosekuensi terhadap ketidakjujuran
yang dilakuka terhadap berbagai
prosedur pengendalian yang telah
ditetapkan
65 61 Baik
Jumlah 520 495
Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan
responden atas dukungan pimpinan yang dilakukan Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya
adalah 495. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi
yaitu Dalam pelaksanaan penerimaan premi pimpinan/manajemen membatasi ruang lingkup kerja
karyawan bagaian penerimaan dalam melaksanakan tugas, sedangkan yang memiliki skor yang
terendah yaitu Dalam pelaksanaan penerimaan premi di perusahaan perlu ada komitmen dan
dukungan yang memadai dari pimpinan baik secara moril maupun materil.
Dari hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa dukungan pimpinan ini menunjukkan
dalam klasifikasi sangat baik yang berarti, dukungan pimpinan sangat mempengaruhi kinerja
bagian penerimaan premi di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya.
Pengendalian Intern pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya
Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
1. Keandalan Pelaporan Keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Efektifitas dan Efisiensi operasi
Adapun untuk mengetahui interprestasi nilai total jawaban responden dalam pengendalian
intern yang ada di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel 4.33 :
Tabel 4.37.
Rekapitulasi Indikator Pengendalian Intern
No Uraian Skor yang
ditargetkan
Skor yang
diperoleh Kategori
1 Budaya pentingnya integritas dan
etika dalam bentuk komunikasi lisan
dalam rapat, diskusi dan keteladanan
sehari-hari
65 51 Baik
2 Perusahaan melakukan bimbingan
moral kepada karyawan agar
membedakan tindakan baik dan
buruk dalam mengelola penerimaan
premi
65 62 Sangat baik
3 Gaya manajemen dalam perusahaan
mempengaruhi para pegawai akan
pentingnya pengendalian intern
65 57 Sangat Baik
4 Fiolosofi dan gaya manajemen
perusahaan mendukung terhadap
pengendalian penerimaan premi
65 58 Sangat baik
5 Struktur organisasi bermanfaat bagi
semua pegawai untuk memahami
tugas, tanggung jawab dan
wewenang
65 57 Sangat baik
6 Struktur organisasi memberikan
gambaran yang jelas mengenai
wewenang dan tanggung jawab
dalam mengelola penerimaan premi
65 61 Sangat baik
9
7 Struktur organisasi diterapkan dalam
penetapan keputusan perusahaan
65 59 Sangat baik
8 Dalam mengelola penerimaan
premiperusahaan mengoordinasikan
dengan potensi yang ada
65 53 Baik
9 Perusahaan melakukan sosialisasi
penggunaan teknologi baru dalam
aktivitas penerimaan premi
65 56 Baik
10 Kemajuan teknologi mempengaruhi
kegiatan penerimmaan premi yang
akan dilakukan
65 58 Sangat baik
11 Perusahaan memerlukan prosedur
otoritas oleh orang-orang yang
bertindak sesuai lingkup
wewenangnya
65 59 Sangat baik
12 Dalam hal penerimaan premi
diotorisasi oleh pimpinan
65 57 Sangat baik
13 Hasil kinerja dijadikan tolak ukur
untuk meningktakan kinerja pada
masa yang akan datang
65 60 Sangat baik
14 Perusahaan menerapkan
perlindungan yang baik untuk
mengamankan aset dan catatanya
65 59 Sangat baik
15 Dalam mengamankan aset dan
catatannya perusahaan selalu
melakukan aktivitas pengendalian
perusahaan
65 58 Sangat Baik
16 Pencatatan dan dokumentasi
penerimaan premi di perusahaan
mengalami peningkatan setelah
dilakukan perbaikan
65 57 Sangat Baik
17 Pimpinan perusahaan selalu
melakukan tugas dan wewenang
secara tertulis
65 51 Baik
18 Karyawan bagian penerimaan premi
mempunyai arus komunikasi terbuka
dengan seluruh bagian lainnya
65 57 Sangat Baik
19 Perusahaanmelakukan pencatatan
penerimaan dan pengeluaran aktiva
oleh pegawai yang berbeda
65 57 Sangat Baik
20 Laporan bagian penerimaan premi
disiapkan secara tepat waktu dan
informatif
65 57 Sangat Baik
21 Apabila terjadi perubahan kondisi,
kebijakan maupun peraturan
diperlukan suatu penyesuaian yang
relevan
65 56 Baik
22 Perusahaan memerlukan tindakan
perbaikan dalam pengendalian intern
untuk mendukung penerimaan premi
65 59 Sangat Baik
23 Pemantauan terhadap aktivitas
operasi dilakukan seara terus
menerus
65 56 Baik
24 Perusahaan melakukan pemantauan
untuk menilai kualitas kinerja
65 55 Baik
Jumlah 1560 1370
10
Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan
responden atas pengendalian intern yang dilakukan Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya
adalah 1370. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi
yaitu : Perusahaan melakukan bimbingan moral kepada karyawan agar membedakan tindakan baik
dan buruk dalam mengelola penerimaan premi, sedangkan yang memiliki skor yang terendah yaitu
Budaya pentingnya integritas dan etika dalam bentuk komunikasi lisan dalam rapat, diskusi dan
keteladanan sehari-hari dan Pimpinan perusahaan selalu melakukan tugas dan wewenang secara
tertulis . Dari hasil penelitian di atas bahwa pengendalian intern ini menunjukkan klasifikasi
memadai .
Tanggapan Responden Mengenai Pengendalian Penerimaan Premi
Tabel 4.45
Rekapitulasi Indikator Pengendalian Penerimaan Premi
No Uraian Skor yang
ditargetkan
Skor yang
diperoleh Kategori
1 Dilakukan penelusuran dari jurnal
pendapatan premi ke rekening koran
65 60 Sangat Baik
2 Perusahaan melakukan otorisasi pada setiap
transaksi
65 59 Sangat Baik
3 Dilakukan persetujuan dan penelusuran
pencatatan dari nota pembayaran kedalam
jurnal penerimaan premi untuk mencegah
terjadinya penghilangan transaksi
65 58 Sangat Baik
4 Diadakan rekonsiliasi atas perkiraan-
perkiraan dan membandingkannya dengan
laporan yang ada dalam komputerisasi
65 59 Sangat Baik
5 Perusahaan melakukan sistem pencatatn
dengan menggunakan bagan-bagan
perkiraan yang memadai serta verifikasi
intern dengan memeriksa dokumen-
dokumen pendukung pendapatan premi
65 58 Sangat Baik
6 Membandingkan tanggal setoran dengan
tanggal dalam jurnal pendapatan premi
65 56 Sangat Baik
7 Perusahaan melakukan pengiriman
rekening bulanan secara reguler kepada
pelanggan
65 58 Sangat Baik
Jumlah 455 408
Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan
responden atas pengendalian penerimaan premi yang dilakukan Perusahaan Asuransi di Kota
Tasikmalaya adalah 408.
Dari hasil penelitian di atas bahwa pengendalian penerimaan premi asuransi ini menunjukkan
klasifikasi sangat baik yang berarti bahwa Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya sudah
melakukan pengendalian penerimaan sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.
Pembahasan
Pengaruh Dukungan Pimpinan terhadap Pengendalian Intern
Untuk mengetahui pengaruh dukungan pimpinan terhadap pengendalian intern, penulis
menggunakan path analysis. Adapun proses perhitungan datanya dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 17.0.
Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Model Summary)pada lampiran 5, diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R
2 (koefisien determinasi).Nilai R
menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara dukungan pimpinan dengan
pengendalian intern sebesar 0,458. Ini berarti antara dukungan pimpinan dengan penerapan
pengendalian intern mempunyai hubungan yaitu sebesar 45,8%. Sedangkan koefisien
determinasi atau R2 menunjukkan besarnya pengaruh dukungan pimpinan terhadap
pengendalian intern, yaitu sebesar 0,210 atau 21%. Artinya 21% variabilitas variabel
pengendalian intern oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah dukungan pimpinan.
Pengaruh faktor lainnya (faktor residu) terhadap pengendalian intern selain dukungan
pimpinan adalah sebesar 79%. Artinya jika dukungan pimpinan baik maka akan baik pula
pengendalian intern nya.
11
Hal ini dapat diasumsikan apabila dukungan pimpinan dalam hal penegakan pelaksanaan
pengendalian dan komitmen dalam mendukung pengendalian intern baik maka pengendalian
intern pun akan berjalan baik pula. Pengaruh faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi
pengendalian intern selain dukungan pimpinan diantaranya adalah sumber daya manusia dan
fasilitas kerja.
4.2.2. Pengaruh Dukungan Pimpinan Secara Parsial terhadap Pengendalian Penerimaan
Premi
Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil
penelitian.Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficient) pada lampiran 6, diperoleh
nilai koefisien beta atau koefisien standar (standardized coefficient) untuk variabel X1 (dukungan
pimpinan) terhadap variabel Y (pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,620. Ini berarti
antara dukungan pimpinan dengan pengendalian intern mempunyai hubungan yaitu sebesar 62%
dengan kategori tinggi (Sugiyono, 2009:250). Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah
sebesar 0,384 (0,6202), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh dukungan pimpinan terhadap
pengendalian intern adalah sebesar 38,4%. Artinya 38,4% variabilitas variabel pengendalian
penerimaan premi dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah
dukungan pimpinan.
Dengan demikian, apabila dukungan pimpinan Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya
dilaksanakan dengan baik maka akan menunjang terhadap pengendalian penerimaan premi yang
berkualitas.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sheila Cane yang di alih bahasakan
oleh Martin Widjokongko (1998:247). Serta sesuai dengan studi empirik terdahulu dari Evan
Muttaqin Darussalam (2007) dan deskripsi hasil penelitian yang dilakukan.
Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas pengendalian penerimaan premi
diantaranya adalah pengendalian intern dan budaya organisasi dan sistem informasi akuntansi.
4.2.3 Pengaruh Pengendalian Intern Secara Parsial terhadap Pengendalian Penerimaan
Premi
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficients) pada lampiran 6,
diperoleh nilai koefisien beta atau koefisien standar (standardized coefficient) untuk variabel X2
(pengendalian intern) terhadap variabel Y (pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,135.
Ini berarti antara pengendalian intern dengan pengendalian penerimaan premi mempunyai
hubungan yaitu sebesar 13,5% dengan kategori rendah (Sugiyono, 2009:250). Sedangkan nilai
koefisien determinasi adalah sebesar 0,018 (0,1352), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh
pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi adalah sebesar 1,8%. Artinya 1,8%
variabilitas variabel pengendalian penerimaan premi dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas
yang dalam hal ini adalah pengendalian intern.
Rendahnya pengaruh dari pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi
dimungkinkan karena pengendalian intern hanya mampu memberikan keyakinan secara memadai
bukan keyakinan secara mutlak, keterbatasan yang melekat dalam suatu sistem pengendalian
intern, pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian intern
menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan yang memadai.
4.2.4. Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern terhadap Pengendalian
Penerimaan Premi
Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil
penelitian.Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Model Summary) pada lampiran 6,
diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2(koefisien determinasi).Nilai
R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara dukungan pimpinan dan pengendalian
intern terhadap pengendalian penerimaan premi sebesar 0,693. Ini berarti antara dukungan
pimpinan dan pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi mempunyai hubungan
yaitu sebesar 69,3% dengan kategori sangat kuat (Sugiyono, 2009:250). Sedangkan nilai koefisien
determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh antara dukungan pimpinan dan pengendalian
intern terhadap pengendalian penerimaan premi, yaitu sebesar 0,480 atau 48%. Artinya 48%
variabilitas variabel pengendalian penerimaan premi dipengaruhi secara simultan oleh variabel
bebas yang dalam hal ini adalah dukungan pimpinan dan pengendalian intern. Pengaruh variabel
12
lainnya (faktor residu) terhadap pengendalian penerimaan premi selain dukungan pimpinan dan
pengendalian intern adalah sebesar 52%.
Hal ini berarti apabila pelaksanaan dukungan pimpinan dan Pengendalian intern pada
Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya dilaksanakan secara bersamaan dengan baik, maka
pengendalian penerimaan premi pada Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya akan semakin
baik..
Adapun faktor lain (faktor residu) yang kemungkinan mempengaruhi pengendalian
penerimaan premi selain dukungan pimpinan dan pengendalian intern diantaranya adalah Budaya
organisasi, sistem informasi akuntansi dan asimetri informasi.
Wilopo (2006) membuktikan bahwa sistem pengendalian intern yang efektif akan
mengurangi praktik kecurangan akuntansi yang secara otomatis dapat mempengaruhi kualitas
laporan keuangan. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh sistem pengendalian intern terhadap
pengendalian penerimaan premi.Dalam penelitian yang sama, Wilopo (2006) juga membuktikan
adanya pengaruh asimetri informasi terhadap kecurangan akuntansi. Asimetri informasi yang
dimaksud dalam penelitian ini ialah adanya perbedaan informasi yang dimiliki oleh atasan dan
bawahan.Kondisi ini menyebabkan berkurangnya keandalan informasi yang diungkapkan dalam
laporan keuangan sehingga kualitas laporan keuangan juga menurun.
Secara lengkap, pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat pada
Gambar 4.1
12X = 0.889
Gambar 4.1 Nilai koefisien jalur antara Variabel Dukungan Pimpinan dan
Pengendalian Intern dengan Pengendalian Penerimaan Premi
Pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variabel X1 dan X2 dengan Y
berdasarkan Gambar 4.1, disajikan dalam Tabel 4.46:
Tabel 4.46
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung antar Variabel Penelitian
Variabel Pengaruh Langsung Pengaruh tidak Langsung Jumlah
X1 (YX1)2
(0,620)2
0,384
(rX2X1) (YX1) (YX2) (0,620) (0,458) (0,135)
0,038
Total pengaruh X1 terhadap Y 0,423
X2 (YX2)2
(0,135)2
0,018
(rX2X1) (YX1) (YX2) (0,620) (0,458) (0,135)
0,038
Total pengaruh X2 terhadap Y 0,057
Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y 0,432+0,057 0,480
Pengaruh Faktor Residu 2 Y = (Y2) = 1 0,480 0,520
Total pengaruh X1, X2 dan 2 terhadap Y 1,000
X1
Y
X2
12xx = 0,458
0,135 2YX
1YX = 0,620 2
Y=0,721
1
2
13
Dari hasil analisis berdasarkan Tabel 4.46 menunjukkan bahwa koefisien jalur variabel
X1(dukungan pimpinan) terhadap variabel Y(Pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar
0,620. Dengan demikian pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y adalah sebesar 0,384 yang
artinya pengaruh langsung dukungan pimpinan terhadap kualitas informasi keuangan daerah
sebesar 38,4%. Koefisien jalur variabel X2 (pengendalian intern) terhadap variabel Y
(pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,135. Dengan demikian pengaruh langsung X2
terhadap Y adalah sebesar 0,018 yang artinya bahwa pengaruh langsung kompetensi staf akuntansi
pada kualitas informasi keuangan daerah sebesar 1,8%. Koefisien jalur variabel X1(dukungan
pimpinan) dengan variabel X2(pengendalian intern ) adalah sebesar 0,458.
Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y yang merupakan pengaruh simultan antara variabel
X1, X2, terhadap Y adalah sebesar 0,480 atau sebesar 48%. Sedangkan faktor residu atau faktor
lain yang mempengaruhi kualitas informasi keuangan daerah yang tidak masuk dalam variabel
penelitian adalah sebesar 0,520 atau sebesar 52%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengeruh dukungan pimpinan dan
pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi, maka dapat dibuat kesimpulan
sebagai berikut :
1) Dukungan pimpinan pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya umumnya baik dan pengendalian intern perusahaannya pun baik. Artinya dukungan pimpinan yang meliputi
kedudukan dalam struktur organisasi, penegakan kegiatan dan komitmen yang mendukung
terhadap pengendalian intern telah dilakukan dengan baik oleh Perusahaan Asuransi di Kota
Tasikamalaya. Karyawan Bagian penerimaan premi di Perusahaan Asuransi juga memiliki
pengentahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya, sehingga
karyawan tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.
2) Pengendalian penerimaan Premi di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya memiliki kualitas yang baik. Hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden mengenai
pengendalian penerimaan premi pada perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya ini sudah
memenuhi standar yaitu dilihat dari keabsahan, otorisasi, kelengkapan, penilaian, klasifikasi,
tepat waktu, posting dan pengikhtisaran sehingga laporan mengenai penerimaan preminya
relevan dan andal sehingga dapat dipakai dan dijadikan sebagai alat ukur untuk pengambilan
keputusan bagi pihak yang memerlukan.
3) Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan path analysis, maka dukungan pimpinan berpengaruh tidak signifikan terhadap pengendalian intern. Artinya, apabila dukungan
pimpinan pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik maka
akan menunjang terhadap pengendalian intern perusahaannya.
4) Pengujian secara simultan menunjukan bahwa, dukungan pimpinan dan pengendalian intern secara simultan berpengaruh terhadap pengendalian penerimaan premi. Artinya apabila
dukungan pimpinan dan pengendalian intern dilaksanakan secara bersamaan dengan baik,
maka pengendalian penerimaan premi pada perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya akan lebih
baik.
Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis
mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Perusahaan
Asuransi yang berada di Kota Tasikmalaya maupun pada peneliti selanjutnya, adapun saran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya
Pengendalian Intern Pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya masih belum
maksimal. Dari Hasil jawaban responden mengenai Lingkungan pengendalian bahwa budaya
pentingnya intergitas dan nilai etika dalam penerapannya belum maksimal dan juga mengenai
informasi dan komunikasi, pimpinan tidak selalu melakukan tugas dan wewenang nya secara
tetulis maka dari itu diharapkan Manajemen perusahaan terus meningkatkan sistem
pengendalian intern perusahaan terutama mengenai Lingkungan pengendalian, informasi dan
komunikasi secara terus menerus, seperti yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman (2002) yang
mengatakan bahwa pengendalian intern merupakan seluruh kegiatan yang memastikan
tercapainya tujuan dan sasaran organisasi, pada dasarnya pengendalian intern berasal dari
kebijakan dan prosedur perusahaan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan,
14
dimana kebijakan dan prosedur tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga merupakan bagian
dari keseluruhan pengendalian intern
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian yang sama. Disarankan untuk menambah
atau merubah variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain mengenai Kualitas
Karyawan, Tingkat Kejujuran Karyawan, Kepuasan Pelanggan, Kelancaran pembayaran Klaim
dan masih banyak hal lainnya yang dapat dijadikan variabel dalam penelitian selanjutnya yang
kemudian dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Prawoto. 1999. Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi. Yogjakarta : BPFE.
Amirullah dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen, cetakan kedua, Yogjakarta : Graha
Ilmu.
Arens, Alvin dan Loebbecke, James K, 2003. Auditing an Integrated Approach, dialihbasakan
oleh : Amir Abadi Yusuf Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi Revisi, Salemba Empat,
Jakarta.
Dahlan Siamat. 1999. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: LPFE-UI.
Evan Mutaqin Darusalam. 2007. Pengaruh Kompetensi Auditor Internal dan Kerjasama Auditte
serta Dukungan Pimpinan terhadap Keberhasilan Audit SDM, studi kasus pada
Perusahaan PT Pertamina Depot Tasikmalaya
George H. Bodnar dan William S. Hopwood, 2000. Acounting Information System, Sixth edition,
dialihbasahakan oleh : Amir A. Yusuf dan Rudi M. Tambun, Sistem Informasi Akuntansi.
Edisi Keenam, Jakarta : Salemba Empat.
Hiro Tugiman. 2002. Standar Profesional Audit Internal. Jakarta: Kanisius
Herman Darmawi.2006. Manajemen Resiko, cetakan kesepuluh. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ikatan Akuntan Indonesia per 1 Januari 2007. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba
Lamidjan dan Adzhar Susanto. 2000. Sistem Informasi Akuntansi I. Edisi ketujuh. Bandung:
Lembaga Informatika Akuntansi.
Ludocivus Sensi. 2006. Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian. Jakarta: PT. Prima Mitra
Edukarya.
Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Kesatu, Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat
Nirwan Sitepu. 1994. Path Analysis. Jakarta: Salemba Empat
Pasal 246 KUHD. 1997. Asuransi atau Pertanggungan.
R. Muchtar. 1996. Diktat Perkuliahan : Dasar-dasar Asuransi. Cetakan kedua. Bandung
Saifuddin Anwar. 2011. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Edisi kedua. Yogjakarta:
Pustaka Pelajar.
Santi Try Agustin. 2009. Pengaruh Kecerdasan emosional dan Dukungan Pimpinan terhadap
Kinerja Auditor Intern, survei pada perusahaan menengah dan besar di Kota Tasikmalaya.
Sheila Cane. 1998. Kaizen Untuk Menang Melalui Manusia, dialihbahasakan oleh : Martin
Widjongko. Batam : Interaksara
15
Soesiono Djojosoedarso. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keempat. Bandung: Alfa Beta.
Uma Sekara. 2006. Research Method For Bussines, Fourth Edition John Willey Sons Inc
Undang Undang No 2 Tahun 1992. Tantang Usaha Perasuransian. Jakarta: Sinar Grafika
Willy Susilo. 2002. Audit SDM. Jakarta: PT. Vorqistatama Bina Mega.
Welsch, Hilton and Gordon. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Dialihbahasakan oleh :
Purwatiningsih, Maudy Warouw. Jakarta: The Indonesian Insitute.
Yasin Wahidin. 2000. Jurnal Ekonomi: Perkembangan Pengawasan Intern (Internal Control).
Edisi Juni. Medan: FE USU.
Yuki Kuriawan. 2008. Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Audit Operasional terhadap Kinerja
Bagian Pemasaran, Survei pada Perusahaan Asuransi yang ada di Tasikmalaya.
Http://gagasanhukum.wordpress.com. Diakses 27 Juni 2012
16