LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PABRIK BONEKA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CIRACAS
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
DISUSUN OLEH :
Sartika I.M Sapulette (08-103)
Jen Marisi Marbun (09-132)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
PERIODE 23 SEPTEMBER 2013 – 16 NOVEMBER 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pembuatan nata de coco, telah menyebar ke berbagai
negara penghasil kelapa, termasuk Indonesia. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air
kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum. Air kelapa merupakan limbah cair
produksi kopra, minyak kelapa, dodol dan industri pangan lainnya yang menggunakan buah
kelapa. Disamping itu nata de coco juga dapat dibuat dari pemanfaatan limbah air kelapa, ini
sering disebut dengan istilah re-use, dan ramah lingkungan. Kandungan utama nata de coco
adalah selulosa. Gula yang terdapat pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-
benang selulosa oleh Acetobacter xylinum, lama kelamaan akan terbentuk suatu masa yang
kokoh dan mencapai ketebalan beberapa sentimeter (Anonim, 2004). Nata ternyata dapat pula
dibuat dari berbagai cairan buah seperti tomat (nata de tomato), nenas (nata de pina), pepaya
(nata de papaya) dan buah-buah yang lain yang mempunyai kandungan gula yang cukup
tinggi. Produk nata diperkirakan mempunyai prospek yang cerah dimasa yang akan
datang,sebagai upaya pengembangan perlu dicari alternatif bahan baku substrat nata,salah
satu alternatifnya cairan buah semu jambu mete /cashew nut(Ratna, 2003). Nata de coco yang
dihasilkan oleh spesies Acetobacter xylinum mempunyai beberapa keunggulan antara lain
kemurnian struktur serat, kekuatan absorbsi air yang besar, pertambahan berat yang cukup
besar jika bentuk keringnya direndam dalam air serta bersifat biodegradable. Pada
pertumbuhannya Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain tingkat
keasaman medium (pH), oksigen, suhu fermentasi dan nutrisi (Anonim, 2001). Nata de coco
telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan. Salah satunya sebagai bahan makanan
(Lapuz,1967). Menurut Muchtadi (1997), nata member ikan andil dalam proses fisiologi
tubuh secara normal karena mengandung serat kasar yang relatif tinggi. Serat kasar adalah
komponen bahan makanan yang tak dapat dicerna, namun berperan untuk mengikat
komponen bahan lainnya seperti lemak, protein dan gula sehingga membentuk senyawa
kompleks yang menyebabkan senyawa tersebut tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan.
Dengan demikian nata menurut Muchtadi (1997) dapat memperpendek transit feces dalam
usus besar sehingga dapat mencegah terjadinya kanker usus. Disamping itu natadapat
mencegah penyakit kegemukan (obesitas). nata de cocountuk pengembangan sediaan baru
yaitu bentuk sachet. Pemberian nama sachet dalam hal ini bukanlah seperti sachet dalam
defenisi sebenarnya yang tertera dalam kamus bahasa Indonesia yaitu sebuah kantung yang
terbuat dari bahan plastik atau bahan lain yang berisi serbuk dan digunakan untuk pemakaian
satu kali, tetapi sachet dalam konteks ini digunakan karena ada kemiripan bentuk, juga
disebabkan kesulitan untuk mencari nama yang tepat. Istilah sachet disini adalah digunakan
sebagai pembawa obat sekaligus pembungkus yang bisa digunakan/dikonsumsi.
.
I. Rumusan Masalah
Bagaimana proses pembuatan boneka?
II. Tujuan Umum
Untuk mengetahui proses pembuatan boneka
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui cara pembuatan boneka dari awal pembuatan hingga
pengemasan terakhir.
2. Untuk mengetahui status gizi masing-masing pekerja di pabrik boneka.
3. Memberikan penyuluhan dan edukasi pada para pekerja.
III. Manfaat
Dengan mengikuti kunjungan ke pabrik boneka, diharapkan dapat mengetahui proses
pembuatan dan menambah pengetahuan tentang boneka yang siap didistribusikan
langsung.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat - zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ - organ, serta menghasilkan energi.
(Supariasa, dkk, 2002) Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan
antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh
untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan
kesehatan, dan lainnya). (Suyatno, 2009). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk
variabel tertentu (Supariasa, dkk, 2001). Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan
tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan membuat lancarnya pertumbuhan serta
memperbaiki jaringan tubuh. Beberapa zat gizi yang disediakan oleh pangan tersebut disebut
zat gizi essential, mengingat kenyataan bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibentuk
dalam tubuh, setidak-tidaknya dalam jumlah yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
kesihatan yang normal. Jadi zat gizi esensial yang disediakan untuk tubuh yang dihasilkan
dalam pangan, umumnya adalah zat gizi yang tidak dibentuk dalam tubuh dan harus
disediakan dari unsur-unsur pangan di antaranya adalah asam amino essensial. Semua zat gizi
essential diperlukan untuk memperoleh dan memelihara pertumbuhan, perkembangan dan
kesehatan yang baik. Oleh karena itu, pengetahuan terapan tentang kandungan zat gizi dalam
pangan yang umum dapat diperoleh penduduk di suatu tempat adalah penting guna
merencanakan, menyiapkan dan mengkonsumsi makanan seimbang. (Moch. Agus Krisno
Budiyonto) Pada umumnya zat gizi dibagi dalm lima kelompok utama, yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineral. Sedangkan sejumlah pakar juga berpendapat air juga
merupakan bahagian dalam zat gizi. Hal ini didasarkan kepada fungsi air dalam metabolism
makanan yang cukup penting walaupun air dapat disediakan di luar bahan pangan. ( Moch.
Agus Krisno Budiyonto )Makan makanan yangberaneka ragam sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi
tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang
lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.Tubuh manusia memerlukan sejumlah
pangan dan gizi secara tetap, sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan
tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak mendapatkan pangan dan
gizi dalam jumlah yang cukup. Mereka menderita lapar pangan dan gizi, mereka menderita
gizi kurang. (Sri Handajani, 1996). Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang
dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan
dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekwensi fungsional yang
lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena
faktor gizi (Ari Agung, 2002).
2.2.Hubungan pangan, gizi, dan pembangunan manusia Indonesia
GBHN telah menetapkan bahwa pembangunan yang sedang kita galakkan bersama dewasa
ini bertujuan untuk membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia
seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia seluruhnya. Jumlah penduduk yang besar,
modal badan fisik biologis modal rohaniah dan mental, serta potensi efektif bangsa
merupakan sebahagian dari modal pembangunan. Dengan demikian bangsa Indonesia adalah
subjek dan objek dari pembangunan. Membangun manusia Indonesia seutuhnya bearti
menjamin adanya peningkatan taraf hidup rakyat dari semua lapisan masyarakat dan
golongan. Peningkatan taraf hidup tercermin pada kebutuhan pokok yaitu pangan, sandang,
pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemajuan usaha pemenuhan kebutuhan pokok akan
merupakan tolok ukur pencapaian pembangunan. Perlu ditekankan di sini, pengukuran itu
tidak hanya kuantitatif, tetapi lebih diperhatikan kualitatifnya. Keadaan gizi masyarakat tidak
lain adalah pencerminan kualitatif dari pemenuhan kebutuhan pokok akan pangan tersebut.
Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan menimbulkan masalah pembangunan di
masa akan datang. Keterlambatan dalam memberikan pelayanan gizi yang berakibat
kerusakan yang sulit bahkan mungkin tak dapat ditolong. Kiranya tidak terlalu berlebihan
walaupun perlu studi yang mendalam, pakar gizi menyatakan bahwa krisis ekonomi yang
terjadi di Indonesia 2002 ini juga belum ada tanda-tanda selesai telah menghilangkan potensi
bangsa Indonesia satu generasi, artinya anak-anak yang hidup pada 5 tahun lebih masa krisis
ekonomi ini dikhwatirkan tidak berkembang kemampuan intelektualnya sehingga pada 50
sampai 70 tahun mendatang ketika ia harus memimpin bangsa ini maka akan ada
kemunduran kemampuan satu generasi.Penundaan pemberian perhatian pemeliharaan gizi
yang tepat terhadap anak-anak akan menurunkan nilai potensi mereka sebagai sumber daya
pembangunan masyarakat dan ekonomi nasional. Anak-anak memerlukan penanganan serius
terutama jaminan ketersediaan zat-zat gizi sedini mungkin. Hal ini disebabkan oleh beberapa
alasan, di antaranya adalah:
I. Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan menurunnya
produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan menambah beban pemerintah untuk
meningkatkan fasilitas kesehatan.
II. Kekurangan gizi berakibat menurunnya kualitas kecerdasan manusia
muda yang pandai yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.
III. Kurangnya gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja, yang
berarti
menurunnya produtktivitas kerja manusia. Pelbagai penelitian baik yang
dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia menunjukkan bahwa keadaan gizi
kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas
kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi
oleh jumlah energi yang tersedia, dimana energi tersebut diperoleh dari makanan
sehari-hari dan bilamana jumlah makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan
tubuh, maka energi didapat dari cadangan tubuh. (Rachmad Soegih dkk,
1987).Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan,
dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak,
berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan
kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil
diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. (Husaini,1997).
2.3 Macam-Macam Status Gizi
Menurut Supariasa, dkk, (2002) bahwa status gizi terbagi pada dua macam; status
gizi normal da n malnut risi yaitu:
2.3.1 Status Gizi Normal
Keadaan tubuh yang mencerminkan kesimbangan antara konsumsi dan
penggunaan gizi oleh tubuh (adequate).
2.3.2. Malnutrisi
Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun
absolut satu atau lebih zat gizi. Ada empat bentuk:
a) Under nutriton: kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode
tertentu
b) Specific deficiency: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan iodium, Fe dll
c) Over nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu
d) Imbalance: keadaan disproporsi zat gizi, misalnya tinggi kolesterol karena tidak
imbangnya kadar LDL, HDL dan VLDL
2.4 Metode Untuk Mengetahui Keadaan Gizi
2.4.1 Survey:
Digunakan untuk menentukan data dasar (database) gizi dan/atau
menentukan status gizi kelompok populasi tertentu atau menyeluruh, dengan cara
survei cross-sectional.
2.4.2 Surveillence
Dengan ciri khas yaitu monitoring berkelanjutan dari status gizi populasi
tertentu, dimana data dikumpulkan, dianalisis dan digunakan untuk jangka waktu
yang panjang, sehingga dapat mengidentifikasi penyebab malnutrisi.
2.4.3 Penapisan (screening)
Untuk mengidentifikasi individu malnutrisi yang memerlukan intervensi,
dengan cara membandingkan hasil pengukuran-pengukuran individu dengan baku
rujukan (cut off point).
2.5 Jenis Parameter Status Gizi
Ada beberapa jenis parameter yang dilakukan untuk mengukur tubuh manusia yaitu: umur,
berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul
dan tebal lemak bawah kulit.
2.5.1 Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan yang terjadi karena
kesalahan ini akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran
berat badan dan panjang tidak akan berarti kalau penentuan umur yang salah.
Berdasarkan Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan
adalah tahun penuh dan untuk anak 0-24 bulan digunakan bulan penuh.
Contoh:
Bulan usia penuh, Umur: 4 bulan 5 hari dihitung 4 bulan, dan 3 bulan 27 hari
dihitung 3 bulan.
2.5.2 Berat Badan
Berat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada bayi baru lahir.
Dan hal ini digunakan untuk menentukan apakah bayi termasuk normal atau tidak
(Supariasa,dkk, 2002). Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan
yang ada pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai
Sebagia indikator yang terbaik pada sat ini untuk mengetahui keadaa gizi dan tumbuh
kembang anak. (Soetjiningsih 1998).Penentuan berat badan dilakukan dengan cara
menimbang. Alat yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain,
(2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya,
(3) Ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg,
(4) Skalanya mudah dibaca,
(5) Aman untuk menimbang balita.
2.5.3 Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang cukup penting. Keistimewaannya
bahwa ukuran tinggi badan akan meningkat terus pada waktu pertumbuhan sampai mencapai
tinggi yang optimal. Di samping itu tinggi badan dapat dihitung dengan dibandingkan berat
badan dan dapat mengesampingkan umur. Cara mengukur panjang badan usia 0-24 bulan
yaitu:
(1) alat pengukur diletakkan di atas meja atau tempat yang datar,
(2) bayi ditidurkan lurus di dalam alat pengukur,
(3) bagian bawah alat pengukur sebelah kaki digeser sehingga tepat menyinggung telapak
kaki bayi dan skala pada sisi alat ukur dapat dibaca.
2.5.4 Lingkar Kepala
Lingkar kepala dipakai untuk mengetahui volume intrakranial dan dipakai untuk menaksir
pertumbuhan otak. Apabila kepala tumbuh tidak normal maka kepala akan mengecil dan
menunjukkan retardasi mental sebaliknya bila kepala membesar kemungkinan ada
penyumbatan aliran serebrospinal seperti hidrosefalus yang akan meningkatkan volume
kepala.
2.5.5 Lingkar Lengan Atas
Pengukuran ini mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot
yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan berat badan.
2.5.6 Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit bagian triseps dan subskapular menggambarkan refleksi tubuh
kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi
(Soetjiningsih, 1998).
2.6 Penilaian Status Gizi
Macam-macam penilaian status gizi (Supariasa, dkk, 2002)
2.6.1 Penilaian status gizi secara langsung
A.Antropometri
I.Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi,
maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
II.Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
III. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
Salah satu contoh penilaian status gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap
penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Untuk memantau indeks
masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan.
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur di atas18 tahun dan tidak dapat
diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.Untuk mengetahui nilai IMT
ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT= ----------------------------------------------------
Tinggi Badan(m) x Tinggi Badan(m)
Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1 IMT Indonesia
Status Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kurus sekali Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 –18,5
Normal Normal 18,5 –25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 –27,0
Obes Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang
berat badannya yaitu :
jika ≤ 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500 –
3900gram Normal dan jika ≥ 4000 gram dianggap gizi lebih. Untuk Wanita hamil jika LILA
(LLA) atau Lingkar lengan atas.
B. Klinis
I.Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ
-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
II. Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan
salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau
riwayat penyakit.
BAB III
ISI
I. IDENTITAS PERUSAHAAN
A. Nama Perusahaan : NiYuh
B. Jenis Perusahaan : Home industry
C. Alamat : Jl. Abdurrahman
D. Nama Penanggung Jawab : Bu Sri
E. Tahun Mulai Beroperasi : 2003
F. Data Karyawan :
a. Jumlah Dan Tenaga Kerja
Laki-Laki : 2 orang
Wanita : 18 orang
Shift Kerja : -
G. Luas Bangunan Perusahaan/ pabrik : 34m2/32m2
H. Jam Kerja : 08.00 - 12.00
: 13.00 - 16. 00
II. PROSES PRODUKSI
A. Bahan Baku dan Penunjang
1. Bahan Baku : kain
2. Bahan Penunjang : Dacron, kancing hidung, benang
3. Hasil Produksi Utama : boneka
4. Hasil Produksi Tambahan : tidak ada
B. Buangan Industri (limbah industri)
1. Jenis limbah yang Dihasilkan : Padat: kain perca
2. Kualitas Limbah secara visual : Padat : berdebu
3. Pembuangan : tidak dibuang (dijual perkiloan)
C. Cara Kerja Pembuatan boneka
1. Membuat pola boneka dengan menggunakan polar (bahan asbes) yang disambungkan
ke aliran listrik dan ditunggu hingga panas dan mengeluarkan asap.
2. Kemudian setelah panas polar ditempelkan pada kain untuk membentuk pola yang
diinginkan.
3. Setelah beberapa pola dipotong, dilakukan penyatuan pola-pola tersebut dengan mesin
jahit secara manual.
4. Setelah jahitan selesai, untuk boneka berbentuk hewan dan manusia dipasangkan
kancing mata dan hidung yang di tempel menggunakan lem dan dieratkan dengan
menggunakan palu.
5. Kemudian boneka diisi dengan dakron. Proses ini disebut dengan proses stuffing.
6. Lalu dilakukan penimbangan guna mengetahui volume dakron yang sudah di stuffing
kedalam boneka dan berat kain yang digunakan untuk membuat satu boneka sehingga
dapat menentukan harga boneka tersebut.
7. Selanjutnya dilakukan penjahitan kembali untuk penyempurnaan boneka.
8. Boneka disikat, dibersihkan dan dibungkus dengan plastic untuk siap didistribusikan.
III. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
A. Fasilitas Pengobatan/ Pelayanan Kesehatan : jika sakit dibawa ke dokter/
rumah sakit
B. Fasilitas Alat Pelindung Diri yang Diberikan : tidak ada
C. Tersedianya kotak P3K : Tidak ada
D. Kebersihan Lingkungan : Kurang
E. Ventilasi : Jumlah: 4
Ukuran : 30 x 30 cm
F. Lingkungan Kerja yang diduga menimbulkan gagngguan kesehatan/ kecelakaan kerja
:Ada
1. Faktor Fisik : Pencahayaan : Kurang
Kebisingan : Cukup
Suhu Pabrik : Cukup Panas
2. Faktor kimia : Tidak ada
3. Faktor Fisiologis : Sikap / cara kerja yang dilaksanakan mudah melelahkan
G. Penyakit yang didapat: ISPA
IV.ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
1. Memperbanyak dan memperbesar ventilasi agar udara panas bisa keluar dan
pencahayaan menjadi baik, kalau perlu diberi kipas angin.
2. Menggunakan masker terutama pada saat proses stuffing
3. Membersihkan sarang laba-laba yang ada
4. Pengadaan kotak P3K
5. Memperbaiki atap rumah industri agar terhindar dari reruntuhan bangunan dan
kebocoran air saat hujan
6. Jarak toilet/kamar mandi harus jauh dari tempat produksi.
7. Menyediakan tempat duduk dan meja untuk proses stuffing
8. Menyediakan tempat duduk yang ergonomis pada bagian penjahitan dan bagian
finishing.
9. Menyediakan tempat penyimpanan dari produksi akhir boneka sehingga terhindar dari
paparan udara, debu yang kotor
10. Edukasi dan penyuluhan kepada pekerja pentingnya menggunakan APD dan menjaga
kebersihan lingkungan home industri.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Tenaga Kerja
a. Identitas
Nama : ibu Suharti
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 31 tahun
Status Perkawinan : menikah
Pekerjaan : bagian finishing
Alamat : Jl. Cibubur IV, Kelurahan Cibubur Kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
b. Status Pekerjaan
Jenis Pekerjaan : Produksi boneka
Waktu Bekerja : 08.00-16.00
Gaji Perbulan : Rp. 390.000,00 - Rp. 910.000,00
Hasil Kerja : boneka
Jarak Rumah : 500 m
c. Status Kesehatan
Keadaan Umum : sehat
Kesadaran : komposmentis
Tekana Darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 90 kali/ menit
Frekuensi nafas : 20 kali/ menit
Suhu raba : afebris
d. Status Gizi
Antroometri
Berat Badan :66 kg
Tinggi Badan :156 cm
IMT : 27,12
Kesan :
Kurang tingkat berat ( < 17,0 )
Kurang tingakat ringan (17,0 – 18,5)
Normal ( 18,5 – 25,0)
Gemuk tingkat ringan (25,0 – 27,0)
Gemuk tingakat berat ( > 27,0 )
Pemeriksaan Klinis
Rambut : warna ( hitam ), distribusi ( merata )
a.Normal
Wajah : a. Normal
Mata : a. Normal
Telinga : liang telinga ( normal ), sekret ( - )
Mulut : a. Normal
Hidung : lubang hidung ( normal ), sekret( - )
Lidah : a. Normal
Gigi-geligi : a. Normal
Gusi : a. Normal
Leher : KGB tidak teraba membesar
Dada : a. Normal
Paru-paru : a. Normal
Perut : a. Normal
Ekstremitas :a. Normal
Kulit : a. Normal
Kuku :a. Normal
Pola makan
Kemarin
o Pagi : lontong dan gorengan, kue basah
o Siang : nasi putih, tumis buncis, ikan goring
o Malam : nasi putih, ikan dan ayam bakar, jeruk
2 hari yang lalu
o Pagi : nasi uduk, semur tahu dan tempe
o Siang : nasi putih, ayam goreng, sayur bayam
o Malam : nasi putih, telur, tahu, salak
Kesimpulan / diagnosa : normal
Status kesehatan : normal
2. Lingkungan
a. Luas Pabrik : 34m2/32m2
b. Ventilasi
Jumlah : 4 jendela
Ukuran : 30x30 cm
c. Suhu pabrik : suhu kamar
d. Kebersihan : kurang bersih
e. Kebisingan : tidak bising
f. Pembuangan limbah : dijual perkiloan
3. Kesehatan Kerja
a. Alat Perlindungan Diri : tidak ada
b. Faktor Resiko
Kimia : -
Biologi : busa/ dacron
Fisik : -
Sosioekonomi : -
c. Penyakit Akibat Kerja : ISPA
4. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Seharusnya ibu Yuniasih menggunakan Alat Perlindungan Diri baik itu masker,
maupun sarung tangan plastic untuk menghindari paparan debu dan berbagai macam
penyakit.
Status Makanan
Kualitas
Kuantitas
No. Fexometer Jenis Frekuensi
1. Makanan pokok Nasi 3x sehari
2. Lauk-pauk Telur
Tempe /tahu
Ayam
2x sehari
1x sehari
1x seminggu
3. Sayur Mayur Kangkung
Buncis
Singkong
1 x minggu
2 x minggu
1 x minggu
4. Buah-buahan Pisang 1-2 x minggu
Waktu Jenis Makanan Rincian Proporsi Kalori
Hari I
Pagi
08.00
Nasi
Telur
Nasi Uduk
Telur dadar
100 gr
1 butir @ 100 gr
178 ka
163 kal
Siang
12.00
Nasi
Telur
Sayur
Nasi putih
Telur dadar
Sayur Buncis
100 gr
1 butir @ 100 gr
178 ka
163 kal
Malam
18.30
Nasi
Telur
Tempe
Nasi putih
Telur dadar
Tempe goreng
100 gr
1 butir @ 100
gr
1 tempe
Total
337 kal
163 kal
888 kal
Waktu Jenis Makanan Rincian Proporsi Kalori
Hari I I
Pagi
08.00
Mie Mie goreng
Telur dadar
100 gr
1 butir @ 100 gr
178 ka
163 kal
Siang
12.00
Nasi
Ayam
Sayur
Nasi putih
Ayam Goreng
Singkong
100 gr
1 potong
178 ka
163 kal
Malam
19.00
Nasi
Tahu
Tempe
Nasi putih
Tahu goreng
Tempe goreng
100 gr
1 Tahu
1 Tempe
337 kal
163 kal
No. JENIS BIAYA PER BULAN
1 Beras Rp. 8.000, 00/kg
2 Minyak goreng Rp. 9.500,00
3 Tahu/tempe Rp. 500,00/potong
4 Sayuran Rp. 1.000,00
5 Buah-buahan Rp. 4.000,00
6 Daging Rp. 24.000,00/ekor ayam
7 Gula Rp. 11.000,00
8 Garam Rp. 3.000,00
9 Teh/kopi Rp. 2.000,00
10 Bumbu dapur Rp. 7.000,00
11 Telor Rp. 18.000,00/kg
12
JUMLAH Rp. 88.000,00
NON PANGAN
NO JENIS BIAYA PERBULAN
1 Sabun Mandi Rp. 2.500,00
2 Pasta gigi Rp. 7.000,00
3 Shampoo Rp.8.000,00
4 Kue / cemilan / makanan ringan Rp.30.000,00
5 Sabun cuci Rp. 12.500,00
6 Susu Rp. 23.000,00
7
JUMLAH Rp. 95.500,00
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
Pabrik Boneka yang kami kunjungi merupakan suatu Home Industri yang bergerak
dibidang produksi mainan. Memiliki 20 tenaga kerja dengan jam kerja kurang lebih 8 jam per
hari. Proses produksi mencapai 1 kwintal perhari yang dipaketkan menjadi kurang lebih 120
paket.
Alur produksi dimulai dari pembuatan pola, penjahitan pola, stuffing hingga
penyempurnaan bineka. Setiap tenaga kerja tidak memiliki tugas tertentu atau job description
tertentu, sehingga setiap pekerja dapat melakukan beberapa tugas berbeda setiap harinya. Hal
ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya produksi.
Tenaga kerja tiak dibekali oleh alat pelindung diri (APD) seingga kecelakaan akibat
kerja sangat mungkin terjadi. Para pekerja juga tidak diasuransikan sehingga segala
kecelakaan akibat kerja menjadi tanggungan masing-masing pekerja.
Gizi pekerja tampak cukup dengan asupan makan 3kali/hari dan ditanggung oleh
pemilik pabrik. Rata- rata pekerja tidak merokok dan memiliki tekanan darah dalam batas
normal.
Kesimpulannya bahwa pabik rumahan ‘NiYuh” merupakan suatu bentuk usaha yang
masih belum optimal baik dalam proses produksi maupun keselamatan kerja.
Saran agar pemilik pabrik memikirkan untuk mulai memberikan APD kepada para
tenaga kerja, melakukan fungsi tertentu dari suatu pekerjaan sehingga proses produksi
optimal, dan menjaga kesehatan para pekerja dengan memberlakukan wajib menggunakan
masker selama bekerja.
Recommended