158
Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)
Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)
No. Aspek Pertanyaan
1
Strategic Analysis and Planning (Analisis dan perencanaan strategis)
Strategic analysis atau analisis strategis biasanya melibatkan penelitian secara mendetail ke dalam pasar, konsumen dan pelanggan, kompetisi, serta faktor-faktor lain pada lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi strategi. Strategic planning atau perencanaan strategis melibatkan pilihan-pilihan mengenai hal apa yang ingin dicapai oleh organisasi serta strategi mana yang paling sesuai untuk mencapainya.
Pada tahapan ini, penyusun strategi komunikasi menciptakan atau membentuk sebuah pernyataan misi yang nyata dan mengarah pada masa depan. Penyusun harus memiliki target yang jelas, dan perlu ditekankan mengenai bagaimana strategi tersebut dapat menyediakan jalan menuju masa depan, dan mengantisipasi sebab-akibat serta tegangan dan kontradiksi yang mungkin terjadi.
1. Apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR oleh Telkom Regional V? Dan apa tujuan dasar pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri”? Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
2. Apakah tujuan dasar itu pula yang melandasi penyusunan strategi komunikasi oleh PR Telkom Regional V?
3. Karakteristik komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional V dalam pelaksanaan CSR-nya? Mengapa?
4. Komunitas-komunitas masyarakat mana saja yang sejauh ini sudah pernah berhubungan dengan Telkom Regional V? Sejauh mana hubungan yang terjalin itu?
5. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya?
6. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”, apakah PR Telkom Regional V melakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan?
7. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak, mengapa tidak dilakukan?
8. Sebenarnya, apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang
159
Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)
dilakukan mengenai program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016” ini?
9. Apakah ada mission statement atau rumusan cara-cara yang jelas untuk mencapai tujuan dari strategi komunikasi yang disusun? Kalau ada, apakah itu?
2
Strategic Design and Implementation Planning (Perencanaan desain dan implementasi strategis)
Ketika sebuah strategi telah dipilih dari antara beragam pilihan strategi yang tersedia, langkah berikutnya adalah untuk merincikan strategi tersebut, mendesain bagaimana strategi itu akan diimplementasikan dan merencanakan implementasinya. Penyusun strategi perlu mempertimbangkan apakah ada proses, praktik, kepercayaan, atau elemen-elemen lain dari perilaku organisasi yang sekiranya dapat menghambat implementasi strategi, dan harus memiliki rencana untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan unsur-unsur yang dapat menghambat pengimplementasian strategi yang telah disusun.
Pada akhir dari tahap ini, penyusun harus telah memiliki program yang jelas, yang mendukung strategi terpilih. Sementara detail dari strategi sedang dikembangkan, rencana untuk meluncurkan dan mengomunikasikan strategi juga harus dibentuk. Mulai dari siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang terlibat, saluran-saluran apa saja
1. Apakah ada strategi cadangan yang disusun atau dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal diluar perkiraan yang sekiranya mungkin terjadi, yang dapat menghambat pelaksanaan strategi? Tolong ceritakan. Kalau tidak ada, mengapa demikian? Kemungkinan pertanyaan lanjutan: Tolong rincikan susunan strategi cadangan yang dibuat. Bagaimana anda akan mengimplementasikan strategi cadangan
yang telah disusun tersebut? Faktor-faktor apa yang menurut anda dapat menghambat
pengimplementasian strategi utama anda? 2. Apa pengertian anda sebagai PR Telkom Regional V mengenai
stakeholders? 3. Menurut anda, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya
perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi oleh PR Telkom Regional V?
4. Saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka masing-masing? Pesan-pesan apa saja yang disampaikan? Mengapa menggunakan saluran-saluran atau media tersebut dan mengapa pesannya seperti itu?
5. Menurut anda apakah mereka dimungkinkan untuk menerima pesan yang anda sampaikan secara efektif?
160
Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)
yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka, serta bagaimana mereka mungkin dapat menerima pesan yang kita berikan.
6. Kalau iya, mengapa demikian? Kalau tidak, mengapa dan bagaimana seharusnya yang dilakukan untuk memperbaikinya?
3
Launching The Strategy (Meluncurkan strategi) Sebelum strategi terpilih itu diluncurkan,
penyusun harus memiliki perencanaan komunikasi yang jelas untuk 2-3 bulan berikutnya, meliputi apa yang akan dikomunikasikan, kapan, oleh siapa, dan pada kegiatan yang mana. Pada waktu yang sama, penyusun juga harus mengarahkan, mempersiapkan, dan melatih individu-individu yang akan menyampaikan pesan.
Pada organisasi besar, tahap ini biasanya memakan waktu sekitar 1 sampai 2 bulan. Selama waktu ini, pesan-pesan secara jelas dikomunikasikan kepada para staf dan pihak-pihak lain yang terlibat, termasuk komunikasi pada investor eksternal dan komunikasi berdasarkan hukum atau undang-undang. Penyusun akan mengatur atau menyetel ekspektasi dan tetap mengurus mereka selama strategi dilaksanakan. Penyusun juga harus meninjau perkembangan yang terjadi secara rutin pada tahap ini.
1. Kapan perencanaan tindakan komunikasi dibuat oleh PR Telkom Regional V?
2. Dalam tindakan komunikasi yang direncanakan tersebut, apa saja yang ingin dikomunikasikan, kapan, oleh siapa saja, dan akan dikomunikasikan pada kegiatan yang mana saja?
3. Mengapa PR Telkom Regional V memilih orang-orang tersebut untuk membawakan masing-masing pesan tertentu seperti yang telah disebutkan tadi? Proses pemilihannya bagaimana?
4. Apakah penyusun strategi komunikasi (PR Telkom Regional V) mempersiapkan orang-orang yang akan membawakan pesan sebelumnya? Bagaimana caranya?
5. Bahasa seperti apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan masing-masing target sasaran yang telah ditentukan? Formal atau non-formal? Secara lisan atau tertulis? Mengapa menggunakan jenis bahasa tersebut?
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan PR Telkom Regional V untuk menyusun atau merencanakan tindakan-tindakan komunikasi yang akan dilakukan?
7. Bagaimana cara PR Telkom Regional V mengomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada para staf perusahaan, investor eksternal, dan pemerintah?
8. Apakah PR Telkom Regional V meninjau secara rutin perkembangan yang terjadi dari hasil tindakan komunikasi yang telah dilakukan?
161
Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)
4
Follow-Up and Commitment (Tindakan lanjutan dan komitmen)
Sekitar 1-2 bulan masa setelah peluncuran awal, penyusun dapat mengharapkan untuk melihat adanya perubahan yang muncul. Penyusun dapat menetapkan jangka waktu tidak lebih dari 3 bulan, dimana ia akan memperkuat pesan, mengharapkan untuk melihat komitmen, dan melaksanakan proyek-proyek serta tindakan-tindakan lain yang merupakan bagian dari strategi.
Pada tahap ini, penyusun mungkin harus memperbaiki dan menguraikan cerita dari strategi selama dalam perjalanannya. Juga harus dipastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan pada tahap ini tersampaikan dengan efisien seperti pesan-pesan awal.
1. Perubahan seperti apa yang diharapkan oleh PR Telkom Regional V untuk terjadi sebagai hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan?
2. Apakah perubahan itu terjadi sesuai harapan atau tidak? 3. Kalau terjadi, dalam jangka waktu berapa lama perubahan itu baru
terjadi? Kalau tidak terjadi, mengapa bisa demikian? 4. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR Telkom Regional V untuk
menindaklanjuti strategi yang sudah berjalan sebelumnya?
5
Embedding The Strategy and Tracking The Results (Menanamkan strategi dan melacak hasilnya)
Perancangan dan pengimplementasian strategi adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Setelah periode awal selama 3-6 bulan, penyusun perlu melihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi. Penyusun juga harus mulai melihat hasil nyata yang muncul melalui perubahan perilaku yang telah dianjurkan dan diupayakan sebelumnya.
Penyusun harus tetap mengomunikasikan
1. Setelah melihat perubahan-perubahan yang terjadi, apa yang dilakukan PR Telkom Regional V selanjutnya? Apakah PR Telkom Regional V tetap mengomunikasikan hasil nyata yang muncul sebagai dampak strategi yang telah dilakukan tersebut kepada pihak-pihak yang terlibat?
2. Apakah PR Telkom Regional V mengevaluasi strategi tindakan komunikasi yang telah dijalankan sebelumnya? Evaluasi seperti apa yang dilakukan?
3. Bagaimana langkah-langkah evaluasi strategi tindakan komunikasi yang dilakukan PR Telkom Regional V?
4. Siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi tersebut? 5. Apa yang dilakukan PR Telkom Regional V setelah mengetahui hasil
162
Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)
strategi dan hasilnya kepada investor-investor eksternal, pemasok dan pelanggan, seperti halnya pada staf. Penyusun juga harus memperbaiki pesannya sembari ia belajar dari implementasi strategi dan memperbaiki strategi itu sendiri.
evaluasinya? 6. Jika PR Telkom Regional V melakukan perbaikan berdasarkan hasil
evaluasi, perbaikan seperti apa yang ingin dilakukan? 7. Bagaimana respon masyarakat secara keseluruhan terhadap pelaksanaan
program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?
Pertanyaan Tambahan:
1. Bagaimana peran PR Telkom Regional V dalam program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan PR Telkom Regional V dalam menjalankan peran tersebut?
3. Apa tujuan yang ingin dicapai PR Telkom Regional V dengan menjalankan peran beserta kegiatan-kegiatan tersebut?
4. Dalam tinjauan pustaka yang saya gunakan, dikatakan bahwa selain misi dan nilai-nilai perusahaan, harapan dari para stakeholder
perusahaan harus menjadi inspirasi bagi CSR dan membantu mengidentifikasi isu-isu sosial yang menjadi fondasi dari upaya-upaya
CSR organisasi. Dalam hal ini, komunikasi menjadi elemen yang sangat penting atau esensial untuk mengembangkan hubungan
dengan stakeholders. Pada program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini, Telkom bekerjasama dengan 5 BUMN lain untuk
pelaksanaannya. Bagaimana cara Telkom, utamanya PR Telkom Regional V, dalam menjalin komunikasi dan kerjasama dengan
masing-masing perwakilan ke-5 BUMN ini? Lalu bagaimana proses pengambilan keputusan dalam hubungan kerjasama antar
BUMN tersebut?
5. Setelah program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini selesai dilaksanakan, bagaimana proses pembuatan laporannya? Poin-poin apa
saja yang harus ada dalam laporan tersebut? Ditujukan kepada siapa sajakah laporan itu?
6. Apa output yang diharapkan dari pelaksanaan program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini? Apakah output tersebut tercapai?
163
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
MATRIKS WAWANCARA
Aspek Pertanyaan
Key Informan
Ivone Andayani (Manager Secretary & Public Relations
Telkom Regional V)
Dadi Ahdyan (Manager CDC Area 5)
Strategic Analysis and Planning (Analisis dan perencanaan
strategis)
1. Apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR oleh Telkom Regional V? Dan apa tujuan dasar pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri”? Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
Telkom itu selain sebagai BUMN, Telkom juga sebagai perusahaan publik. Dia punya yang namanya etika bisnis salah satunya Good Corporate Governance (GCG) dan Good Corporate Citizenship (GCC). Nah kalau Good Corporate Citizenship salah satunya adalah perusahaan itu harus menjalankan program-program yang terkait dengan citizenship ke masyarakat. Itulah program CSR. Jadi itu yang melandasi awal, karena kalau aku bilang ya itu adalah latar belakangnya. Good Corporate Citizenship, dan Telkom menyelenggarakan program CSR itu sebagai bagian dari Good Corporate Citizenship Telkom. Tapi itu bukan inisiatif regional, tetep dari pusat. Regional hanya menjalankan yang ada di regional itu. Kayak misalnya program BUMN Hadir untuk Negeri itu yang elektrifikasi, itu kan ada di beberapa tempat. Nah kalau
Gini, kita kembali ke yang paling basic dulu aja kan. Jadi fungsinya perusahaan itu ada dua, satu, fungsinya mencari laba atau keuntungan ya, dengan semua perusahaan begitu, tapi di sisi lain kita punya tanggung jawab moral. Tanggung jawab moral itu dibentuk, dalam hal ini dalam organisasi itu CDC, dimana disini itu kita bertanggung jawab terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya perekonomian kerakyatan yah, yang kedua kehidupan sosial, yang ketiga lingkungan. CDC itu fungsinya ada disana. Ekonomi, sosial, lingkungan. Nah tujuan perusahaan itu ada dua ini, jadi selalu laba itu juga kan jadi salah satu memang, ini kan dibentuk bukan main-main, karena di perusahaan itu dibentuk satu level di bawah direksi. CDC itu SGM CDC, salah satunya itu. Jadi bagaimana perusahaan care terhadap masyarakat dalam bentuk ekonomi, sosial,
164
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
wilayah itu ada di bawah Regional 5, kayak yang sekarang ini di BalNus ya, tahun lalu di Jatim.
lingkungan. Kalo tujuan dasarnya itu sebetulnya lebih ke mensinergikan tujuan yang tadi sosial, ekonomi, sama lingkungan, beda ketika kita dilaksanakan sendiri dan dilaksanakan bersama-sama. Nah ini hasilnya akan lebih ‘wow’. Artinya, lebih fokus. Betul bahwa tujuan ini kita laksanakan itu ada dampak, terhadap dampak perekonomian, sosial, dan lingkungan. Bisa dikerjakan sendiri? Bisa. Cuman yang namanya kalau kita bersinergi itu jauh lebih baik hasilnya. Holistik. Telkom misalnya dari sisi jaringannya, dari BUMN lain dari sisi yang lain, saling membangun secara utuh hasil dari sinergi itu diharapkan lebih cepat mempunyai nilai value di masyarakat. Dan itu dilakukan secara berkesinambungan. Terus.. Hasil pembangunan yang di daerah A, kemudian besok di daerah B. Atau di dalam satu masa, perusahaan A di lokasi X, perusahaan B di lokasi Y, perusahaan C di lokasi Z, gitu misalnya. Hasilnya lebih nyata.
2. Apakah tujuan dasar itu pula yang melandasi penyusunan strategi
Betul, salah satunya itu, betul. Untuk menjalankan peran Telkom untuk GCG dan GCC. Di bawahnya GCC kan sebuah
-
165
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
komunikasi oleh PR Telkom Regional V?
perusahaan harus menjalankan praktik itu. Dan ini kalian harusnya menjadikan Telkom itu sebagai contoh buat yang lain-lain. Buat perusahaan lain yang mungkin belum menjalankan program itu gitu.
3. Karakteristik komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional V dalam pelaksanaan CSR-nya? Mengapa?
Komunitasnya apa aja, ya banyak.. Pendidikan itu yang terbesar. Karena Telkom ingin untuk ikut mencerdaskan bangsa. Misalnya, dengan memberikan Broadband Learning Center, memberikan PaDi (Pustaka Digital) kemarin itu ikut kan.. Nah itu pendidikan yang terbesar komposisinya. Bawah-bawahnya banyak.. Ada pendidikan, ada bencana alam. Kalau komunitas-komunitas yang secara spesifik disasar oleh Telkom seperti komunitas blogger, misalnya, itu aku belum bisa menjawab. Karena komunitas-komunitas seperti itu hanya kita ajak untuk memperkuat campaign kita dalam event-event tertentu aja, karena mereka kan menulis.. Kalau komunitas pendidikan misalnya anak sekolah atau apa ya itu kan pasti. Komunitas-komunitas yang terkait itu.. Komunitas kesehatan misalnya, komunitas apa yang disasar, ya mungkin dokter, kayak gitu-gitu. Komunitas
Ya ada 2 sasaran, yang pertama program kemitraan, yang kedua bina lingkungan. Yang program kemitraan itu disasar ini terutama masyarakat yang sudah punya keinginan untuk mandiri dengan usahanya. Dibuktikan dengan bahwa dia telah mempunyai usaha minimal 1 tahun. Ini yang untuk program kemitraannya. Kemudian ini tentunya komunitasnya komunitas disini, UMKM. Yang bina lingkungan macem-macem, komunitas yang disasar. Komunitas dari sisi misalnya sisi sosial, kaum-kaum yang kurang beruntung dari sisi misal kehidupan di masyarakatnya coba kita masuk kesana, kita bantu. Entah itu berupa bantuan charity biasa, ataupun bantuan-bantuan lain misalnya kebutuhan-kebutuhan untuk komunitasnya. Misalnya ada komunitas anak-anak muda katakan, misalnya kita bangun coba disana, di lokasi tempat mereka berkumpul dibangun misalnya
166
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
bencana alam ya tempat dimana bencana itu terjadi.. Masyarakat disitu, kepala desa disitu, kan gitu. Pokoknya komunitas-komunitas yang terkait dengan program yang sedang kita jalankan aja.
BLC, Broadband Learning Center, kita edukasi mereka, kita berikan fasilitas-fasilitas lain, kita berikan juga ilmu-ilmu yang lain. Komunitas-komunitas dimana komunitas itu memang perlu dibantu, yang bina lingkungan. Tempat ibadah misalnya, komunitas santri, komunitas gereja, komunitas ini yang memang memerlukan bantuan. Jadi ada dua nih. Kalau dari sisi organisasi nih temen-temen marketing pasti nyasarnya komunitas yang memerlukan itu. Kalau kita di CDC, itu iya, tapi juga bisa charity yang lain.. Artinya bagaimana mengedukasi masyarakat dengan internet, kita beri bantuan BLC.. Karena kan mau nggak mau, sekarang kan, internet ya. Kebetulan kita juga produk kita kan disana. Nah kita beri mereka, istilahnya wawasan dengan internet, biar mereka lebih pandai. Tapi tidak hanya itu, juga komunitas misalnya korban bencana, komunitas anak-anak terlantar, komunitas rumah ibadah, ada kesehatan, macem-macem. Cuman kalo misalnya yang pendidikan, itu ada juga, ya kita arahkan ke edukasi-edukasi yang sesuai dengan eranya, ya internet. Jadi ini lebih meluas, lebih tidak terpaku disana.
167
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
4. Komunitas-komunitas masyarakat mana saja yang sejauh ini sudah pernah berhubungan dengan Telkom Regional V? Sejauh mana hubungan yang terjalin itu?
Biasanya gini, kita punya kalau misalnya BLC ya, kita punya jangka waktu kita yang terjun langsung, jadi yang manggilin orang untuk datang ke BLC, kayak gitu. Tapi ada jangka waktu tertentu, itu akhirnya dikerjakan oleh orang lain. Orang lain itu pihak ketiga. Komunitas-komunitas. Jadi yang mengelola itu akhirnya yang lain.. Karena kan core business-nya Telkom tidak disitu. Ya kan.. Jadi kita mungkin akan menyelenggarakan itu di bawah kita dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun, tahun kedua itu akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga untuk mengelolanya.. Atau mungkin dihibahkan aja. Sudah kalau dihibahkan itu ya sudah yang mengelola adalah yang kena hibah. Udah dikasih aja gitu. Kan BLC soalnya disini ada dua, ada yang di kantor Telkom, ada yang sudah dihibahkan bener. Dihibahkan itu ya bener-bener jadi punya mereka. Jadi ini memang udah kita kasih kesana, yang mengelola ya biar mereka. mereka mau panggil komunitas untuk bantu mengelola juga nggak papa. Kalau hibah ya berarti sudah nggak di follow-up, putus disitu aja.
Sejauh ini ada macam-macam komunitas yang sudah pernah berhubungan dengan Telkom. Komunitas-komunitas yang pernah dibantu. UMKM itu pasti. Terus komunitas-komunitas keagamaan, komunitas misal orang-orang tidak mampu, anak-anak kurang beruntung ada komunitasnya, komunitas ini yang biasanya pelopornya ini yang menjadi penghubung antara kita dengan komunitas itu, yang jadi opinion leader-nya gitu.
168
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
5. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya?
Tergantung : siapa komunitasnya / stakeholder-nya seberapa besar level of power dan level
of interest-nya bisa melalui offline atau just online
Misalnya yang korban bencana, kita beri bantuan. Setelah nggak ada bencana, putus, selesai. Tapi kalo kita beri bantuan misalnya ke yayasan mata hati, katakan, kita beri bantuan ke sana, kita beri alat-alat untuk mereka berkarya, katakan, nanti kita lihat lagi, 6 bulan kemudian, atau mereka datang ke kita, menceritakan kondisi bantuan kita yang dulu, kemudian kalo maju tentunya kan dia perlu support yang laen, nah dia ngajukan lagi ke kita atau event-event yang dia lakukan, kita ikut diundang disana. Kita evaluasi, kalo memang bantuan kita disana itu efektif, ya terus kita support mereka sampai istilahnya berkembang. Jadi ada dua, satu yang memang putus, artinya setelah kita beri bantuan, putus komunikasinya, satu lagi biasanya komunitas yang punya organisasi ini terus, ada tindak lanjutnya.
6. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”, apakah dilakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi terlebih dulu
Betul. Untuk yang tahun 2016, kemarin kita belum sampai kesitu karena waktunya mepet. Tidak sampai kita bikin penelitian, kayak gitu-gitu, nggak. Kalau yang tahun 2016 ya kita kalau misalnya nih, kayak kemarin, program yang Bedah Rumah Veteran, kan kita pasti ada acara audiensi
Yang pertama itu kita buat dulu satgas, kemudian tadi itu, kita melakukan survey ke lokasi-lokasi calon objek bantuan, menentukan titik-titik objek bantuan. Setelah itu kita hitung RAB untuk rencana bantuan disana. Setelah kita hitung baru kita temui tokoh-tokoh masyarakat disana,
169
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan?
dulu dengan Kodam kan. Dari situ kita akan dapat gambaran tentang siapa aja sih sebenernya yang butuh, datanya dikasih oleh mereka ke kita.. Dan kita akan koordinasi dengan PIC yang ditunjuk oleh Kodam. Itu misalnya untuk Bedah Rumah Veteran. Yang kedua misalnya untuk Pembinaan Mantan Narapidana, kan Stephanie juga ikut waktu itu, yang terakhir pas ngambil testimoni. Itu jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan, kita sudah kesana, sudah minta data. Karena yang tahu persis tentang publiknya mereka yang harus kita kasih bantuan siapa itu adalah mereka. Otomatis kan mereka (Kementerian) harus ngasih ke kita.. Kemudian ada juga yang dari KONI itu kan, yang tahu mana aja yang bisa dibantu itu kan mereka.. Jadi nggak kita sendiri, tapi kita kerjasama dengan stakeholder yang menaungi mereka.. Jadi stakeholder yang menaungi komunitas yang kita sasar.. Karena kalau kita yang menentukan, meneliti gitu waktunya kita habis.. Apalagi kalau kita lihat resource kita sedikit, waktunya mepet, jadi kita harus saling bergandengan dengan stakeholder yang menaungi program ini.
atau kalo ada tokoh pemerintahan disana, kita temui, kita minta izin ke mereka. Kalo misalnya terus mereka mengizinkan, kita minta izin lokasi, kita minta izin masuk, dan selama ini nggak ada kendala. Setelah mereka izinkan, baru kita plan, dari mulai bagaimana pengadaan barangnya, siapa yang mengerjakan, kapan selesai, siapa yang mantau disana, itu dikerjakan sampai dengan barang itu jadi diserahkan ke objek bantuan..
170
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
7. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak, mengapa tidak dilakukan?
Mem-filter data yang ada dan menetukan skala prioritas secara bersama-sama dengan mitra yang diajak partner.
Jadi ya survey langsung, langsung datang ke lokasinya, melihat kondisinya, ketemu tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan disitu.
8. Sebenarnya, apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang dilakukan mengenai program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016” ini?
Yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi ini adalah, kita ingin publik tahu keberadaan BUMN untuk membantu publik di program-program CSR. Jadi publik akan tahu, oh keberadaan Telkom ini sebagai BUMN seperti ini.. Ternyata selain Telkom itu punya target sendiri untuk perusahaannya, untuk pemerintah, tapi Telkom juga ternyata juga menyisihkan sebagian dari profit usahanya, itu yang dikembalikan ke publik sendiri untuk membantu masyarakat. Klunya adalah itu, keberadaannya Telkom akan diketahui publik untuk program-program CSR.
-
9. Apakah ada mission statement atau rumusan cara-cara yang jelas untuk mencapai tujuan dari strategi komunikasi yang disusun? Kalau ada, apakah itu?
“Komunikasi yang disampaikan hendaknya selalu melihat aspek 5 M : Message, Method, Media, Man, and Measurement. Jadi, apa Message nya, disampaikan oleh siapa (Man), dengan Metode apa, melalui Media apa, dan ada Measurement-nya”
-
171
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
Message (Pesan yang ingin Disampaikan) Sudah ada guidance dari corporate dan dari CDC Telkom untuk masing-masing kegiatan yang kurang lebih berisikan latar belakang program dan tujuan pelaksanaan program. Selain itu dari Telkom juga berusaha mendekati masing-masing stakeholder untuk diajak kerjasama dengan menjelaskan pada mereka, benefit atau keuntungan seperti apa yang mereka masing-masing bisa dapatkan dengan turut terlibat dalam kegiatan tersebut, serta support atau bantuan seperti apa yang dibutuhkan oleh Telkom dari mereka untuk pelaksanaan masing-masing kegiatannya. Method (Metode Penyampaian) Metode komunikasi yang digunakan untuk masing-masing stakeholder terkait di setiap kuadran pemetaan (stakeholder mapping terlampir): - Kuadran 1 (level of power dan level of interest tinggi): Forum, dialog, Focus Group Discussion (FGD) - Kuadran 2 (level of power rendah dan level of interest tinggi): Iklan promosi, newsletter, gathering (hanya untuk
172
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
pelanggan-pelanggan loyal) - Kuadran 3 (level of power tinggi, level of interest rendah): Visiting (Pihak Telkom yang mengunjungi mereka secara langsung) - Kuadran 4 (level of power dan level of interest rendah): Sponsorship, bantuan-bantuan/hibah sosial Media (Media/Saluran yang Digunakan) Media/saluran komunikasi yang digunakan untuk masing-masing stakeholder terkait di setiap kuadran pemetaan (stakeholder mapping terlampir): - Kuadran 1 (level of power dan level of interest tinggi): Face to face (tatap muka) - Kuadran 2 (level of power rendah dan level of interest tinggi): Media massa, media sosial, beberapa face to face (tatap muka) - Kuadran 3 (level of power tinggi, level of interest rendah): Face to face (tatap muka) - Kuadran 4 (level of power dan level of interest rendah): Media massa, media sosial Man (Orang yang Menyampaikan) Staf atau karyawan perusahaan Telkom setingkat SGM (Senior General Manager) keatas yang ditunjuk oleh corporate
173
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
maupun EVP Telkom Regional V untuk menjadi PIC dari masing-masing kegiatan dalam program BUMN Hadir untuk Negeri 2016, karena bisa dikatakan mereka adalah orang-orang yang paling kredibel untuk menjadi Man yang mengomunikasikan Message mengenai kegiatan yang mereka handle sebagai PIC. Measurement (Cara Pengukuran) Campaign program PR tidak bisa dilihat hasilnya dalam jangka waktu pendek. Jadi untuk mengukur berhasil tidaknya program itu dilakukan dalam jangka waktu panjang. Pengukuran itu terbagi 3 bagian, ada output, outreach, dan outcome. Output-nya bisa dilihat dari seberapa banyak pemberitaan mengenai program tersebut yang muncul di media. Outreach-nya dilihat dari oplah jumlah pembaca atau viewers masing-masing media ada berapa (melihat jumlah orangnya, jumlah pembacanya, untuk mengukur seberapa luas jangkauannya). Outcome-nya adalah melihat keberhasilan program tersebut untuk merubah kebiasaan, habit, atau lifestyle masyarakat atau komunitas yang terkena dampak program. Dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri,
174
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
outcome yang diharapkan adalah terjadinya perubahan image dan reputasi Telkom di mata masyarakat, mengenai bagaimana mereka memandang Telkom kemudian. Outcome ini yang baru bisa dilihat dalam jangka waktu panjang. Sementara ini untuk program BUMN Hadir untuk Negeri tahun 2016 belum dilakukan evaluasi atau pengukuran. Evaluasinya nanti juga bisa menyangkut mengenai apakah strategi yang dilakukan sudah tepat sasaran, efisien, dan tepat budget. Intinya ingin mencapai komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan outcome-nya tetap tercapai dengan mengedepankan prinsip 5M (Message, Method, Media, Man, Measurement).
Strategic Design and Implementation
Planning (Perencanaan desain
dan implementasi strategis)
1. Apakah ada strategi cadangan yang disusun atau dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal diluar perkiraan yang sekiranya mungkin terjadi, yang dapat menghambat pelaksanaan strategi? Tolong ceritakan. Kalau
Ada dong.. Melakukan komunikasi dengan voice (call) atau data (online) jika pada saat yang sudah disepakati ada kejadian mendesak sehingga plan awal tidak jadi dilakukan. Sebetulnya ada SOP paten yang sudah dibuat untuk menangani hal-hal yang kemungkinan terjadi diluar perkiraan. Tapi akhir-akhir ini memang tidak pernah dipakai karena sering terjadi pergantian jabatan, struktur organisasi, dll. Jadi
-
175
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
tidak ada, mengapa demikian? Kemungkinan pertanyaan lanjutan: • Tolong rincikan susunan strategi cadangan yang dibuat. • Bagaimana anda akan mengimplementasikan strategi cadangan yang telah disusun tersebut? • Faktor-faktor apa yang menurut anda dapat menghambat pengimplementasian strategi utama anda?
prosedur yang dulu pernah dibuat itu jadi sedikit terabaikan, atau terkesampingkan. Kalau dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri, Telkom itu kan misalnya untuk program A, itu sudah mengalokasikan budget segini, ternyata kan pada saat pelaksanaannya, saat Telkom mau menjalankan program ini kan dia nggak bisa jalani sendiri. Karena apa, karena dia harus berkoordinasi misalnya di Bedah Rumah Veteran itu, itu dengan TNI Angkatan Darat. Karena kan yang tau rumahnya mana aja kan dia. Mungkin akhirnya, jumlah rumahnya jadi nambah. Atau kalo nggak gitu, tempatnya jadi beda. Atau kemarin dengan BUMN lainnya. Kita harusnya itu mungkin cuma 50, mereka 10. Ternyata mereka ada yang nggak bisa karena nggak punya duit. Kita jadi 50 berapa gitu. Terus kalau misalnya sudah kejadian kayak gitu, kayak dilimpahkan ke Telkom gitu, akhirnya kita harus ubah RAB lagi. Atau lokasinya beda. Begitu disurvey di tempat, kan itu mesti survey kan, mungkin pada saat itu, di awal itu sudah disurvey, tapi nggak disurvey sampai detail. Begitu disurvey sampai detail ternyata berubah. Ya kayak waktu di
176
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
Bedah Rumah Veteran kemarin itu kan ada beberapa lokasi yang diganti. Aku sudah terlanjur survey sampai ke Balas Klumprik sana, ternyata yang disana, sudah dikasih datanya sama TNI AD itu ternyata disana rumahnya rumah-rumah yang bermasalah lah. Rumah yang akan kita bangun itu ternyata rumah ramai-ramai. Jadi bukan milik satu orang, rumah satu keluarga besar gitu. Jadi begitu kita kesana mau bedah itu, terus jadi ributnya di mereka sendiri. Harus pindah, itu yang pertama. Yang kedua begitu kita kesana, ternyata rumahnya sudah bagus. Padahal yang mau kita bedah kan rumah yang tidak layak huni. Jadi harus kita ubah lagi. Perubahan rencana karena itu. Tapi kalau ada perubahan rencana gitu, kita nggak perlu koordinasi sama 5 BUMN lain lagi, karena kemarin kita jadi pelaksana utama. Cuma perlu kerjasama dengan TNI untuk minta data lagi. 5 BUMN lain ikut urunan. Pasar murah juga, pertama lokasinya ini, ternyata setelah dipikir lagi kayaknya nggak bisa, jadi ganti lokasi karena rawan tawuran, tidak kondusif lingkungannya. Tapi kalau terjadi hal-hal kayak gitu, tidak susah mengatasi karena Telkom pelaksana
177
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
utama, kalau ada apa-apa Telkom yang handle, Telkom yang ambil keputusan, gak repot minta persetujuan sana sini.
2. Apa pengertian anda mengenai stakeholders?
Stakeholder ya berarti adalah publik yang berhubungan atau bahkan juga tidak atau belum berhubungan dengan produk dan layanan Telkom.
-
3. Menurut anda, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi oleh Telkom Regional V?
BoD, Kementerian BUMN, BUMN lain, Government (Pemda), media setempat, masyarakat terkait, karyawan internal Telkom
4. Saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka masing-masing? Pesan-pesan apa saja yang disampaikan? Mengapa menggunakan saluran-saluran atau media tersebut dan mengapa pesannya seperti itu?
Untuk BoD, BUMN, Government, dan media kebanyakan secara face-to-face. Ya kita akan menyampaikan itu dengan tatap muka, menghadap langsung untuk menyampaikan bahwa kita ada program kayak gini gini gini.. Kalau sama BUMN lain kita punya grup. Kita bisa berkomunikasi lewat grup, atau kalau misalnya kita belum kenal, misalnya tiba-tiba digandengkan dengan BUMN yang kita belum deket di satu wilayah, otomatis kan ya pasti ada koordinasi dulu kan.
-
178
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
Saling berkirim surat, janjian untuk ngobrol atau rapat, setelah itu kan baru di-follow up di grup. “Nanti berikutnya kita di grup aja ya ngobrolnya..” naah bisa kayak gitu. Atau mungkin rapat melalui telco, teleconference, atau video conference. Gitu-gitu, kalau fasilitas infrastrukturnya memadai. Dengan instansi terkait misalnya gini, komunikasinya pasti diawali kalau kita sudah deket, ya tinggal kita grouping aja.. Kita group atau kalau apa, kita telco.. Tinggal ngomongin lewat itu. Atau kalau misalnya belum, ya otomatis kan harus saling kenal dulu. Surat, pertemuan.. Kayak yang sekarang ini, yang di Singaraja sama di NTT. Program elektrifikasi. Kan pasti yang namanya ngomongin soal elektrifikasi, pasti gandengannya sama PLN, nah kalau teman-teman Telkom disana dengan PLN-nya belum deket, kita akan mengirim surat ke PLN. Surat resmi untuk janjian ketemu untuk membahas bareng program ini.. Habis gitu nggak tau itu nanti dilaksanakan pertemuan selanjutnya seperti apa, atau mungkin by phone, telco, atau dilanjutkan di group, terserah kesepakatan dari meeting pertama. Semakin minim
179
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
frekuensi untuk harus tatap muka, kebanyakan lewat HP, telepon, dan media-media lain, karena toh kan masing-masing pasti juga punya kesibukan sendiri kan, nggak bisa tatap muka terus menerus. Dengan masyarakat menggunakan media massa. Pesan-pesan yang ingin disampaikan ada banyak.. Value-value Telkom, kemudian apa saja bantuan atau dukungan yang kita butuhkan dari mereka, info-info terbaru tentang Telkom. Kalau dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri sih pesan yang ingin disampaikan kurang lebih ya antara tentang latar belakang program, tujuan pelaksanaan programnya itu apa, lalu benefit-nya untuk mereka masing-masing kayak gimana, dan support seperti apa yang kita butuhkan dari mereka.
5. Menurut anda apakah mereka dimungkinkan untuk menerima pesan yang anda sampaikan secara efektif?
Pasti, karena sudah ada pemetaannya untuk menentukan metode penyampaian pesan yang sesuai.
-
6. Kalau iya, mengapa demikian? Kalau tidak, mengapa dan bagaimana
Karena PR pasti sudah call mereka duluan kalo mau kesana ngomong soal itu.
-
180
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
seharusnya yang dilakukan untuk memperbaikinya?
Launching The Strategy
(Meluncurkan strategi)
1. Kapan perencanaan tindakan komunikasi dibuat oleh PR Telkom Regional V?
Begitu kita bentuk satgas, begitu ditunjuk tim PIC-PIC nya. Masing-masing program kan ada penunjukan PIC-nya itu. Tergantung kapan informasi yang kita dapat dari Kementerian. Dari Kementerian turun ke corporate, dari corporate turun ke kita. Yang 2016 kemarin ini mepet waktunya, sebulan sebelumnya baru dikasih tahu. Bulan Juli itu. Yang tahun ini kan akhirnya berkaca dari tahun lalu, persiapannya lebih lama, Agustus kan masih lama, tapi ini dari bulan-bulan ini kita sudah mulai jalan.
-
2. Dalam tindakan komunikasi yang direncanakan tersebut, apa saja yang ingin dikomunikasikan, kapan, oleh siapa saja, dan akan dikomunikasikan pada kegiatan yang mana saja?
Ini kan sesuai dengan acaranya dan mapping stakeholder-nya. Masing-masing kegiatan sudah ada guidance-nya, intinya ya semua membicarakan tentang latar belakang program, tujuan pelaksanaan programnya itu apa, lalu benefit-nya untuk mereka masing-masing kayak gimana, dan support seperti apa yang kita butuhkan dari mereka untuk masing-masing kegiatan itu.
-
3. Mengapa PR Telkom Ya karena mereka yang jadi PIC-PIC -
181
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
Regional V memilih orang-orang tersebut untuk membawakan masing-masing pesan tertentu seperti yang telah disebutkan tadi? Proses pemilihannya bagaimana?
masing-masing programnya, sesuai level dan kedudukan di organisasinya, atau pembagian peta peran yang sudah disepakati dengan corporate. Jadi bisa dikatakan mereka paling kredibel untuk jadi Man yang mengomunikasikan Message mengenai program tersebut. Yang menunjuk mereka sebagai PIC bukan PR tapi langsung dari corporate.
4. Apakah penyusun strategi komunikasi (PR Telkom Regional V) mempersiapkan orang-orang yang akan membawakan pesan sebelumnya? Bagaimana caranya?
Biasanya, kalau kita mau bertemu seseorang, itu karena kita sudah pede bertemu orang itu karena kita sudah pegang guidance-nya itu lho, guidance programnya. Yang bikin guidance program ini, itu dari CDC Telkom. Draft MoU-nya itu sudah dibikin dari kantor pusat, jadi kita ketemu itu tinggal bilang apa yang mau kita lakukan, lalu minta dia menandatangani draft MoU-nya itu. Jadi tinggal ngomong berdasarkan guidance-nya itu aja. Misalnya "Ini adalah program dari Kementerian, dan kami ditunjuk untuk ini, sebagai pelaksana di daerah ini, dan TOR-nya seperti ini." itu sudah ada semua. Jadi nggak perlu susah-susah dipersiapkan kayak gimana gitu, sudah ada guidance-nya atau kayak SOP-nya gitu. Ada TOR-
-
182
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
nya.
5. Bahasa seperti apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan masing-masing target sasaran yang telah ditentukan? Formal atau non-formal? Secara lisan atau tertulis? Mengapa menggunakan jenis bahasa tersebut?
Untuk stakeholder yang termasuk di kuadran 1 dan 3, bahasanya pakai bahasa lisan formal, karena metodenya semua face-to-face. Kalau untuk yang di kuadran 2 dan 4 kebanyakan pakai bahasa tertulis karena pakai mass communication. Itu kan komunikasi yang nggak khusus, semua orang boleh tau. jadi pesannya bisa iklan, promo, dan lain-lain. Ini yang di kuadran 2 dan 4 bisa aja bahasanya nggak formal. Kalo kita ngomongnya sama anak sekolah, gimana coba? Sama masyarakat juga bahasanya juga nggak formal. Promo ini lho bisa lewat bahasanya juga nggak formal. Promo ini lho bisa lewat youtube, bisa lewat macem-macem kan sosial media. Intinya itu selain tergantung dengan tipe orangnya, juga tergantung dengan suasana, atau protokoler dan birokrasi yang berlaku.
-
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan PR Telkom Regional V untuk menyusun atau merencanakan tindakan-tindakan komunikasi
Jadi gini, misal dulu aku nyusun ini seminggu ya, tapi seiring dengan berjalannya waktu, itu akhirnya bisa fleksibel dan berubah-ubah sesuai dengan realita yang dihadapi di lapangan. Misalnya, dulu aku berpikir kalau
-
183
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
yang akan dilakukan? community itu masuk kuadran 3 aja, tapi kemudian ternyata community itu ada macem-macem, ada yang besar, dan yang lain. Fleksibel sesuai dengan realitanya ya.
7. Bagaimana cara PR Telkom Regional V mengomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada para staf perusahaan, investor eksternal, dan pemerintah?
Internal all karyawan: bisa offline (Sharing session) Internal setingkat manager lini ke atas bisa dengan Rapim Raiders 3 bulanan Investor : press release (dari korporat) Pemerintah : focus group discussion
-
8. Apakah PR Telkom Regional V meninjau secara rutin perkembangan yang terjadi dari hasil tindakan komunikasi yang telah dilakukan?
Saat ini belum optimal dilakukan. Karena kita kan gini, setiap minggu itu, mestinya kan kita itu udah ada telco (teleconference) kan, dengan temen-temen kita yang ada disana, yang lagi ngawal program disana. Tapi ya karena kayak gini ini lho, kesibukan disini yang ini banget, akhirnya itu terabaikan, terkesampingkan. Jadi kita mengutamakan mana yang lebih prioritas dulu.
-
Follow-Up and Commitment
(Tindakan lanjutan dan komitmen)
1. Perubahan seperti apa yang diharapkan oleh PR Telkom Regional V untuk terjadi sebagai
Jadi gini, campaign program PR itu tidak bisa dilihat hasilnya dalam jangka waktu pendek. Makanya pengukuran program itu dilakukan dalam jangka panjang kan.
-
184
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan?
Berhasil tidaknya program di satu daerah itu lihat dari hasil jangka panjang, beda dengan orang marketing. Lihat berhasil dari mana, ya kamu berhasil jualan berapa banyak. Kalau PR nggak bisa. Jadi misalnya di satu daerah itu kita bikin program untuk digitalisasi daerah gitu, program PR itu ada output, ada outreach, ada outcome. Output-nya itu mungkin pada saat program itu dijalankan, media itu seberapa banyak memberitakan. Terus outreach-nya itu, untuk media yang meliput itu masing-masing oplah jumlah pembacanya berapa. Jadi outreach itu jumlah orangnya, jumlah pembacanya, jangkauannya. Terus kemudian yang ketiga adalah outcome-nya. Nah outcome-nya itu adalah apabila program itu berhasil merubah kebiasaan, habit, atau lifestyle orang disitu. Kalau dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri, kita sih berharapnya perubahan image mereka terhadap Telkom. Jadi image dan reputasinya. Bagaimana mereka memandang Telkom kemudian.
2. Apakah perubahan itu terjadi sesuai harapan
Belum pernah diukur, belum sempat melakukan pengukuran dari program yang
-
185
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
atau tidak? lalu. Nah itu lho, harus ada lembaga independen dari luar yang melakukan survey. Kalian kayak dari mahasiswa gitu, survey. Bisnis Telkom bukan untuk itu, bukan untuk melakukan survey sampai sedetail itu. Aku melakukan bisnis disini. Jadi mustinya ada pihak lain yang melakukan itu. Sama kalo ada lagi itu ya paling dilihat dari harga saham aja. Itu kalo dari harga saham itu kan berarti yang dituju adalah pemegang saham kan. Oh berarti responnya pemegang saham bagus.
3. Kalau terjadi, dalam jangka waktu berapa lama perubahan itu baru terjadi? Kalau tidak terjadi, mengapa bisa demikian?
Program PR outcome-nya memang jangka panjang. Jadi perubahan ini sebagai bagian dari outcome akan terlihat dalam jangka waktu panjang.
-
4. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR Telkom Regional V untuk menindaklanjuti strategi yang sudah berjalan sebelumnya?
Sesuai plan. Government terkait itu, sama orang-orang yang terkait itu, itu nantinya akan digandeng kerjasama, nggak tau itu jadi pelanggan atau apa. Jadi arahnya tetap ke bisnis Telkom. Trus kemudian untuk tau seberapa besar image dan reputasi Telkom itu, mustinya kita gandeng orang-orang yang bikin survey-survey itu, untuk evaluasi. Makanya kan kubilang, after
-
186
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
event itu kita berharap apa sih, hubungan kita dengan yang tadi itu jangan putus. Tapi bagaimana kemudian mereka ini tau, kalo Telkom ini menyediakan gini gini gini ya, akhirnya mereka jadi pelanggan. Gitu lho, arahnya akhirnya itu ke situ.
Embedding The Strategy and Tracking
The Results (Menanamkan
strategi dan melacak hasilnya)
1. Setelah melihat perubahan-perubahan yang terjadi, apa yang dilakukan PR Telkom Regional V selanjutnya? Apakah PR Telkom Regional V tetap mengomunikasikan hasil nyata yang muncul sebagai dampak strategi yang telah dilakukan tersebut kepada pihak-pihak yang terlibat?
Ya itu, kita berusaha menggandeng mereka lebih jauh, kalau bisa ya sampai jadi pelanggan Telkom juga.
-
2. Apakah PR Telkom Regional V mengevaluasi strategi tindakan komunikasi yang telah dijalankan sebelumnya? Evaluasi seperti apa yang dilakukan?
Untuk yang tahun 2016 belum dilakukan evaluasi. Evaluasi bisa menyangkut : apakah strategi tersebut tepat sasaran, efisien, dan tepat budget.
-
187
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
3. Bagaimana langkah-langkah evaluasi strategi tindakan komunikasi yang dilakukan PR Telkom Regional V?
Belum dilakukan evaluasi. -
4. Siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi tersebut?
PR pasti selalu ada di dalamnya, dan lembaga luar yang kita gandeng untuk melakukan survey evaluasi.
-
5. Apa yang dilakukan PR Telkom Regional V setelah mengetahui hasil evaluasinya?
Melakukan perbaikan dong. Yang pasti harus memetakan 5M-nya dulu kan, saat ini itu kita mau campaign tentang apa sih. Nah untuk medianya, harus tepat sasaran dan tepat budget kan, kalo kita misalnya milih media nih, kita cari yang budget-nya gak usah gede-gede. Jadi yang biar efektif di sisi itu. Itu lihat dari sisi pemilihan aja. Kalau dalam program BUMN Hadir untuk Negeri, ya kalo tepat sasaran ya sasarannya pasti di wilayah itu kan. Media-media yang ada di wilayah situ. Tepat budget, cari media komunikasi yang tidak terlalu mahal. Atau sebenarnya yang paling bagus, aku dulu pernah bikin program di Banyuwangi, ketika kita mendekati kepala daerahnya, kepala daerahnya itu bisa jadi endorser dari produk kita. Secara tidak langsung, dia itu mempromosikan
-
188
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
produknya kita. Itu sebenarnya campaign yang efektif, ada orang lain sebagai endorser yang menginfokan produk kita keluar. Jadi gak usah kita keluar biaya iklan, itu salah satunya. Kita menggunakan pendekatan ke orang-orang di daerah terkait, utamanya ke orang-orang yang ada di kuadran 1 kayak public opinion leader, government, gitu-gitu deh. Jadi kita melakukan komunikasi dengan mereka supaya mereka secara tidak langsung mendukung program ini dengan cara membantu mempromosikan gitu. Ini misalnya ya, Surabaya, Bu Risma itu akan dengan senang hati bicara tentang Telkom, gak dibayar, karena dia merasa Telkom membantu banget programnya Surabaya. Secara nggak langsung itu jadi benefit juga buat kita.
6. Jika PR Telkom Regional V melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi, perbaikan seperti apa yang ingin dilakukan?
Ingin mencapai komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan output serta outcome-nya tetap tercapai dengan mengedepankan prinsip 5M (Message, Media, Man, Method, Measurement).
-
7. Bagaimana respon masyarakat secara
Ini kita sampling, dengan apa cara sampling-nya, dengan minta testimoni.
Luar biasa. Karena itu kita bisa lihat setiap ada peresmian, itu kan masyarakat
189
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
keseluruhan terhadap pelaksanaan program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?
Yang kemarin Stephanie bantu videokan itu.. Ini jelas sudah valid, karena apa, ini sudah ada dokumentasinya dalam bentuk testimoni. Responnya terima kasih, baik, kayak gini gini gini.. Yang dapet hadiah seneng, yang dapet hadiah motor itu.. Terus yang aku ajak ke wawancara bapak-bapak itu.. Itu adalah respon yang sudah bener-bener terdokumentasi, udah nggak bisa dibantah.
langsung datang berbondong-bondong begitu. Kalau saya berpikir gini, MCK dan air bersih, orang kota mungkin berpikir MCK dan air bersih itu biasa, tapi ketika di daerah yang tidak pernah ada air, tidak pernah merasakan ada air tawar, disana ketika kita bangun air dari bawah naik ke atas buanyak, itu satu kampung itu datang kesana semua. Waduh luar biasa. Karena waktu saya belum banyak ke lokasi sih, saya anggap biasa aja MCK, air bersih, biasa kan? Ternyata ketika kita datang ke lapangan, tahu kalo orang yang tidak pernah merasakan air tawar, itu ada. Sampai minum pun itu rasanya juga asin-asin gimana gitu. Setelah kita bangun disana, aduh itu yang namanya air itu, waduh buat mereka itu luar biasa. Karena saya kan ke pulau-pulau kecil tuh, saya lihat, wih, saya disana seminggu udah nggak tahan. Makannya ikan lagi, ikan lagi. Mau minum air nggak ada, mandi nggak pernah ada air tawar. Dan itu ada, banyak lokasi begitu. Tapi ketika kita bangun MCK disana, lalu ada keluar air, meskipun kecil aja disana, air tawar gitu, mereka langsung “ih manis!” gitu. Nah itu, melihat antusiasme masyarakat terhadap
190
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
bantuan kita. Yang sebelumnya juga nggak pernah ada di kita, orang-orang yang nggak pernah mandi air tawar itu banyak..
Tambahan
1. Bagaimana peran anda dalam program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?
Sebagai mediator bisa, karena PR itu Public Relations kan, jadi sebagai mediator itu menyambungkan beberapa atau jadi jembatan. Kayak misalnya nih, PR Telkom itu punya forum Humas BUMN, sedangkan yang ditunjuk untuk pelaksanaan program misalnya program elektrifikasi, ini kan unit di tempatku yang dia harus berhubungan dengan PLN daerah sana, gak kenal sama sekali, gak tau nih misalnya harus berhubungan dengan siapa dulu. Tapi kan kalau PR, karena dia Public Relations, dia pasti paling tidak itu punya relation dengan Humas-nya sana. Ya kan.. Akhirnya yang menyambungkan ini, oke, ini dengan ini, silahkan.. Itu pertama. Kedua, ya itu tadi, ekspose. Tapi ya ekspose itu ya kayak tadi itu, ekspose-nya musti kita pilih bener, jangan sampai itu akan jadi bumerang bagi Telkom juga ke depan.. Peliputan, dokumentasi, ekspose, kayak gitu-gitu.
CDC itu yang koordinator, untuk seluruh aktivitas. Dalam arti koordinator itu dalam hal scoop-nya dalam arti koordinator itu semua bantuan yang diberikan, dana berasal dari dana CDC. Sehingga dia berperan sebagai koordinator untuk seluruh aktivitas, masalah pendanaannya. Itu yang pertama. Yang kedua, mungkin juga masalah regulasi pelaksanaan kegiatan, di CDC tentang comply-nya. Kalo ada comply masalah surat-menyuratnya, kelengkapan administrasi, secara administratif itu di CDC. Lalu kontrol terhadap aktivitas. Dipantau, bahwa itu betul dilaksanakan oleh tim satgas yang ditunjuk, kita pantau kita laporkan, sampai pada saatnya secara sistem itu bisa dilaporkan 100% sukses dari sisi fisik maupun administrasi. Gitu..
2. Apa saja kegiatan yang anda lakukan dalam
Itu akan ada step by step dari kita, mulai dari pembentukan satgas, mungkin ya
Nah itu dari peran besar kita penyediaan dana, kemudian aktivitas yang diusulkan
191
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
menjalankan peran tersebut?
menyiapkan satu grup diskusi sendiri, terus kemudian mengatur waktu untuk koordinasi misalnya telco. “oke, kita kalau gitu kenalan-kenalan sudah di awal, kita akan telco mungkin di tiap hari apa di jam berapa..” (mengatur waktu untuk berkoordinasi). Untuk peran ekspose ya kita kirim release ke media. Untuk peliputan, kita tinggal kirim staf aja untuk bertugas kesana meliput kegiatannya. Karena peliputan kan ada 2 macem, ada buat dokumentasi internal ada yang buat eksternal buat ekspose release tadi. Ada yang buat report ke Kementerian.
oleh rekan-rekan di satgas itu, hasil survey dan lain-lain itu kita evaluasi, kita buatkan semacam justifikasi kebutuhan anggarannya, per kegiatan. Nah itu yang menjadi kunci ketika temen-temen di lapangan melakukan aktivitas. Tidak boleh keluar daripada justifikasi yang sudah dibuat. Pelaksanaannya ya kita kontrol kesana, mungkin pelaksanaan baru 40%, tapi ada permintaan dari mereka bahwa untuk pengadaan barang atau apa gitu nggak ada uangnya, misalnya, ya kita berikan ke mereka. Sebetulnya kalau sudah ada justifikasi, itu tidak bisa diubah-ubah. Justifikasi itu kan sudah real hasil survey, hasil segala macem pantauan di lapangan, nggak bisa.. Segitu ya segitu, karena yang melaksanakan yang membuat. Kita kan nggak bikin angka sendiri, dari mereka kita potret, di lapangan ya harus segitu.. Kecuali ada perubahan akibat, misalnya perubahan ekonomi yang signifikan, tiba-tiba dollar misalnya naik. Nah itu misalnya kan.. Tapi selama nggak ada apa-apa ya tetep begitu.. Kita juga langsung datang ke lokasi pelaksanaannya untuk ngontrol dan mantau.
192
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
3. Apa tujuan yang ingin anda capai dengan menjalankan peran beserta kegiatan-kegiatan tersebut?
Biar kegiatan itu, pertama manfaatnya terasa dan manfaat itu dirasakan oleh penerima, dan tentu ter-ekspose dan ter-report dengan baik.
Menyesuaikan antara program yang datang dari Kementerian, dengan kondisi di lapangan yang sebagai eksekutornya di lapangan ini sesuai dengan program dari Kementerian. Intinya kita kontrol apa, agar program yang ada dari Kementerian itu dengan kenyataan hasil itu harus sama. Kita potret tiap saat, tiap minggu, tiap hari itu kita pantau. Jangan sampai dari Kementerian itu X, di lapangan X-1. Nah itu nggak boleh. Nah kalau nggak kita kontrol, yang di lapangan nggak ngerti maksudnya yang dari Kementerian, yang Kementerian taunya misalnya beres di lapangan. Jadi ya dikontrol sampai biaya-biayanya itu. Harus klop sama persis. Nah peran kita CDC itu adalah jangan sampai ada gap antara plan sama realisasinya yang ada di lapangan, meminimalisasi itu.
4. Dalam tinjauan pustaka yang saya gunakan, dikatakan bahwa selain misi dan nilai-nilai perusahaan, harapan dari para stakeholder perusahaan harus menjadi inspirasi
Kalau misalnya koordinasi itu ya kita sudah ada di grup sendiri. Pertamanya tetap pakai surat resmi. Lalu lanjut pertemuan, dan akhirnya bikin grup. Kalau untuk pengambilan keputusan, sebenernya di dalam program BUMN Hadir untuk Negeri itu ada leader-nya, di tiap provinsi itu dia ada leader-nya. Jadi misalnya di
-
193
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
bagi CSR dan membantu mengidentifikasi isu-isu sosial yang menjadi fondasi dari upaya-upaya CSR organisasi. Dalam hal ini, komunikasi menjadi elemen yang sangat penting atau esensial untuk mengembangkan hubungan dengan stakeholders. Pada program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini, Telkom bekerjasama dengan 5 BUMN lain untuk pelaksanaannya. Bagaimana cara Telkom dalam menjalin komunikasi dan kerjasama dengan masing-masing perwakilan ke-5 BUMN ini? Lalu bagaimana proses pengambilan keputusan dalam hubungan kerjasama antar BUMN tersebut?
Jawa Timur kemarin leader-nya Telkom. Keputusan tertinggi ya pasti ada di Telkom. Tapi pasti yang tertinggi lagi ya ada di Kementerian kan.. Kalau ada sesuatu yang harus diputuskan, keputusan tertingginya memang ada di Telkom, tapi Telkom juga mempertimbangkan masukan-masukan dari 5 BUMN lain itu. Ya pasti akan ada proses seperti itu. Kan daerahnya pasti sudah ter-state kan. Daerahnya adalah kota ini ini ini gitu kan, nah terus kalau misalnya sudah ditentukan, biasanya sudah ditentukan itu dari Kementerian. Yang akan dibantu adalah berupa kayak gini gini gini. Misalnya kayak air bersih, itu yang akan dibantu adalah kayak gini gini gini gini. Barangnya kayak gini misalnya, itu kalau misalnya dalam bentuk barang. Sudah di-state dari Kementerian. Kadang-kadang itu hanya untuk budget. Misalnya untuk program bantuan ini, di-state setiap penerima adalah 20 juta, misalnya. Nah bagaimana itu detailnya, diserahkan ke masing-masing. Ya sudah, kita buka di situ, di forum itu. Di forum itu ada perwakilan Telkom bersama perwakilan 5 BUMN lainnya. Kalau misalnya itu ada 12
194
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
kegiatan ya ada 12 grup. Karena kan di sisi Telkom sendiri penanggung jawabnya beda. Jadi kan yang disitu misalnya, yang di grup ini adalah SM atau GM ini, dan siapa yang ditunjuk manajernya. Anggotanya dari PT BUMN lain ya siapa lagi, gitu kan. Nanti beda lagi di grup yang lainnya. Tapi biasanya PR masuk di semua grup. Tapi seneng dan leganya karena tahun 2016 yang lalu, itu kan kita dapet penyelenggara terbaik dalam lingkup nasional.
5. Setelah program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini selesai dilaksanakan, bagaimana proses pembuatan laporannya? Poin-poin apa saja yang harus ada dalam laporan tersebut? Ditujukan kepada siapa sajakah laporan itu?
Ya itu udah, dari dokumentasinya, di kompulir, dilaporkan ke Kementerian oleh teman-teman Corcomm pusat. Yang waktu itu mereka disini berkantor berapa lama itu lho, punya base camp sendiri di lantai 1, yang base camp-nya BUMN Hadir untuk Negeri di depannya Balairung lantai 1 itu.. Yang tiap hari temen-temen dari kantor pusat sampai 10 hari disitu. Ada buku laporannya masing-masing kegiatan, ditujukan ke stakeholder terkait. Kalo misalnya program Bedah Rumah ya dikasihin ke Kodam, ya yang terkait dengan program itu.
Jadi ya, temen-temen kita udah melaksanakan, mereka akan beri laporannya. Mereka bikin. Laporkan ke kita ke CDC. Nah ini nantinya antara tagihan dengan laporan harus match, bahwa di tagihan mengatakan sudah 100%, bener di lapangan juga dinyatakan sudah kondisi 100%. Laporan ini juga disertai foto, foto-foto di lapangan kayak apa. Nah ini laporan ini kita bendel jadi satu, yang kita laporkan ke Kementerian BUMN. Dari Telkom ke Kementerian, yang kita laporkan. Yang dilaporkan mencakup soal anggaran, plus dokumentasinya, hasilnya. Kalau sebetulnya kalau untuk laporan
195
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
aktivitasnya, setiap saat ada di media. Itu mesti muncul di media. Itu sebagai evidence bahwa kita sudah melakukan itu memang. Nanti itu sebagai bahan evaluasi, tahun berikutnya harus lebih baik dari laporan itu.. Misalnya tahun kemarin kita bangun 50 MCK, mungkin sekarang 150, melihat antusiasme daripada masyarakat.. Bahan evaluasi lah itu istilahnya.
6. Apa output yang diharapkan dari pelaksanaan program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini? Apakah output tersebut tercapai?
Ya itu loh, keberadaan Telkom itu orang ngerti, imbasnya nanti kan ujung-ujungnya ke peningkatan harga saham Telkom. Tercapai pasti. Karena kan salah satu dari, kalau kamu belajar ilmu PR itu kan ada 6 message penting yang harus dipegang untuk menaikkan value dan reputasi perusahaan. Ada dari good product and service, ada dari financial performance, ada dari strong vision and mission leadership¸ terus ada good CSR.. Itu adalah 6 rumus untuk meningkatkan value dan reputasi perusahaan. Itu yang tidak bisa dibantah gitu lho. Visi misi leader-nya bagus, tapi performansi keuangannya jelek, nggak bisa.. Nggak mendukung. Kita kan selalu kasih tuh, tiap 3 bulan ke publik, performansi keuangan Telkom,
Ada sebetulnya ada 3 ini, yang tadi. Ekonomi, meningkatkan memperbaiki taraf hidup masyarakat, dari program kemitraan, bantuan modal, pembinaan, dan lain-lain. Dari sisi sosial, ini juga memperbaiki struktur sosial yang ada di masyarakat, artinya kita punya kewajiban juga, membantu masyarakat-masyarakat yang memang memerlukan bantuan. Yang ketiga lingkungan, kita berkewajiban juga, dalam hal ini, menjaga atau turut serta memperbaiki kondisi lingkungan yang ada, misalnya pembuangan air, MCK, yang tadinya mereka bebas dimana aja setelah ada MCK harus disana, terus mungkin juga sarana ibadah, pendidikan. Rumusnya disana ada 3, kembali ke 3 faktor, ekonomi, sosial, lingkungan. Tapi untuk
196
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
labanya berapa, dan lain-lain. Di website ada, ke media kita share. Terus kemudian good product and service, IndiHome naik terus pelanggannya, terus servisnya bagus. Termasuk itu tadi, good CSR. Kalau itu semua sudah tercapai, otomatis kan itu akan terbaca sendiri oleh investor. Saham Telkom naik, itu kan artinya sentimen positifnya investor itu lagi bagus, karena saham Telkom lagi naik terus.
yang tahun 2016 ini, ada aspek-aspek tertentu yang mungkin kurang tercapai. Sebetulnya dari hasil pantauan itu gini, setelah bantuan itu kita berikan, itu kan kita serahkan ke masyarakat, ke lurah, camat, atau kepala desa. Nah berikutnya itu, ada juga yang tidak diurus, yang tidak terawat. Contohnya gini, bantuan kita memberikan modal untuk mantan atlit, katakan. Setelah 6 bulan kita lihat lagi, ternyata modalnya yang dulu itu udah nggak ada. Artinya kalau dia dikasih warung, warungnya habis dipake sendiri nggak jualan lagi. Ada yang begitu.. Tapi kalo untuk komunitas, biasanya terjaga. Misalnya MCK, itu kan komunitas tuh, saling menjaga. Tapi kalo yang ke individu itu biasanya ini yang susah. Kalo komunitas lebih mudah. Misalnya kita berikan perangkat BLC di SMA pedalaman, itu dijaga betul. Mungkin karena banyak ya yang bertanggung jawab gitu ya, yang merasa ikut memiliki. Tapi kalo kita berikan bantuan ke perorangan, ini yang kadang-kadang kurang diharapkan. Dikasih mesin jahit, mesin jahitnya kesana udah nggak ada, dijual.. Ya gitu-gitu. Tapi minimal, dari 100% apa
197
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
yang kita berikan, minimal 80 itu udah tercapai itu udah syukur. Nggak perfect 100 tapi ya ada angka-angka toleransinya. Kalau kemarin pelaksanaan berhasil banget, walaupun ada yang ini, cuman kan persentasenya kecil.
198
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
TRANSKRIP WAWANCARA IVONE ANDAYANI SELASA, 4 APRIL 2017 – RUANG KANTOR IVONE ANDAYANI
Keterangan:
S : Stephanie
I : Ivone Andayani
S : Selamat pagi, Bu Ivone. Terima kasih sebelumnya untuk waktunya. Ini saya
tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang Bu Ivone tandai dulu ya, Bu. Jadi
sebenarnya apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR yang
dilakukan oleh Telkom Regional 5, Bu?
I : Untuk yang pertanyaan pertama ini kalian pasti agak sedikit rancu, program-
program CSR atau yang namanya corporate social responsibility itu adalah
program yang dikelola langsung oleh corporate, bukan di regional 5.
Regional 5 itu menjalankan community development center, dengan program
kemitraan. CSR itu ada di corporate, jadi kalau misalnya tujuannya apa,
kenapa ditentukan seperti itu, itu yang menentukan adalah corporate, dan kita
cuma melaksanakan. Biasanya, program-program CSR ini lingkupnya sudah
nasional, jadi misalnya kayak program yang ada di BUMN Hadir untuk
Negeri itu, itu lingkupnya nasional, ada di berbagai regional. Dan kalau untuk
regional 5 ya yang handle adalah regional 5, tapi inisiatif bukan dari regional
5. Regional 5 hanya pegang community development center dengan program
kemitraan, bantuan pinjaman bergulir. Nah itu, supaya lebih jelas dulu peta
perannya.
S : Kemarin saya sempat konfirmasi ke Pak Dadi, Kepala CDC-nya sini..
I : Nah makanya disini manajernya bukan manajer CSR, manajer CDC..
S : Nah itu katanya Pak Dadi, saya kapan hari konfirmasi, BUMN Hadir untuk
Negeri ini termasuk program apa sebenarnya kalau di Regional 5.
I : BUMN Hadir untuk Negeri itu program CSR, inisiatifnya dari mana, dari
kementerian. Kementerian larinya ke Telkom, Telkom mana, Telkom
Corporate. Jadi yang menentukan itu adalah Menteri BUMN. Nanti itu setiap
BUMN dapet. Kebetulan kayak tahun lalu, itu adalah Telkom. Jadi larinya
kemana, larinya ke corporate dulu. Corporate memerintahkan misalnya,
199
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
lokasi-lokasi yang ditunjuk adalah kota-kota ini, kota-kota ini ada dimana,
ada di Regional 5, Regional 7, Regional 3, Regional 2. Nah itu kita
menjalankan yang di Regional 5. Karena ini CSR. Seperti tadi aku bilang,
CSR itu adalah corporate.
S : Tapi kapan hari Pak Dadi bilangnya program ini itu termasuk CSR PKBL-nya
Telkom Regional 5.
I : Karena tempatnya di Regional 5.
S : Nah maka itu saya di awal bilangnya program CSR, begitu Bu.
I : He eh, he eh. Nggak apa-apa. Kalau tempatnya di Regional 5, tapi inisiatifnya
bukan dari Regional 5.
S : Berarti kalau saya bertanya tujuan Telkom melaksanakan program-program
yang sejenis dengan program BUMN Hadir untuk Negeri?
I : Telkom itu selain sebagai BUMN, Telkom juga sebagai perusahaan publik.
Dia punya yang namanya etika bisnis salah satunya Good Corporate
Governance dan Good Corporate Citizenship. Nah kalau Good Corporate
Citizenship salah satunya adalah perusahaan itu harus menjalankan program-
program yang terkait dengan citizenship ke masyarakat. Itulah program CSR.
Jadi itu yang melandasi awal, karena kalau aku bilang ya itu adalah latar
belakangnya. Good Corporate Citizenship, dan Telkom menyelenggarakan
program CSR itu sebagai bagian dari Good Corporate Citizenship Telkom.
Tapi itu bukan inisiatif regional, tetep dari pusat. Regional hanya
menjalankan yang ada di regional itu. Kayak misalnya program BUMN Hadir
untuk Negeri itu yang elektrifikasi, itu kan ada di beberapa tempat. Nah kalau
wilayah itu ada di bawah Regional 5, kayak yang sekarang ini di BalNus ya,
tahun lalu di Jatim.
(Bu Ivone menerima telepon)
I : Oke itu ya..
S : Oke Bu, lalu apakah tujuan itu juga yang melandasi penyusunan strategi
komunikasi oleh Bu Ivone sebagai PR Telkom Regional 5?
I : Betul, salah satunya itu, betul.
S : Berarti untuk menjalankan peran Telkom untuk GCG dan GCC itu ya, Bu?
200
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : He eh... Di bawahnya GCC kan sebuah perusahaan harus menjalankan praktik
itu. Dan ini kalian harusnya menjadikan Telkom itu sebagai contoh buat yang
lain-lain. Buat perusahaan lain yang mungkin belum menjalankan program itu
gitu.
S : Oke oke, Bu. Nanti setelah jadi skripsinya ya, Bu. Hahaha.. Lalu karakteristik
komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional 5 ini dalam
pelaksanaan CSR-nya ya?
I : Ini tadi kalau aku bilang CSR kan corporate ya, tapi gak papa lah aku coba
bantu ya. Komunitasnya apa aja, ya banyak.. Pendidikan itu yang terbesar.
S : Kenapa Bu kok pendidikan?
I : Keinginan Telkom untuk ikut mencerdaskan bangsa. Misalnya, dengan
memberikan Broadband Learning Center, memberikan PaDi (Pustaka
Digital) kemarin itu ikut kan.. Nah itu pendidikan yang terbesar
komposisinya. Bawah-bawahnya banyak..
S : Ada apa saja Bu?
I : Yaa.. Ada pendidikan, ada bencana alam. Pendidikan salah satu contohnya
hari ini temen-temen dari Sumenep itu lagi inikan BLC dengan Pemkab
Sumenep.
S : Membuat BLC?
I : He eh, membuat BLC. Itu bisa aja Telkom yang memberikan, tapi bisa aja
misalnya gini yang bagus itu, ada Pemerintah Daerah itu yang punya budget
khusus, kan Telkom kan ga mungkin kan kasih banyak ya, ada Pemerintah
Daerah yang dia mungkin merasa bahwa itu berguna bagi masyarakat di
tempat saya dan harus jumlahnya banyak, jadi kemudian Pemerintah Daerah
itu yang punya inisiatif untuk menambah sendiri, dengan budget mereka
sendiri. Seperti yang sekarang ini mungkin ada di Sumenep itu mereka juga
nambah sendiri, pemerintahnya. Karena kurang mungkin bagi mereka kan..
Sumenep itu loh, kepulauan.. Itu yang pendidikan. Kemudian ada juga
bencana alam. Bencana alam ini, hari ini temen-temen dari Witel Madiun
pergi ke Pulung, satu daerah di sana yang kena bencana tanah longsor.
S : Ohh, ya ya yang kemarin masuk berita itu ya..
I : He eh.. Nah itu, temen-temen lagi kesana. Nah itu salah satunya kan..
201
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
S : Itu ngasih bantuan dalam bentuk apa, Bu, kalau bencana gitu?
I : Macem-macem.. Baju kadang, indomie..
S : Ohh, bikin kayak posko gitu ya, ngumpulin barang-barang..
I : He eh.. Pampers anak kecil.. Kayak gitu-gitu. Sembako..
S : Dalam bentuk barang berarti ya..
I : Iya.. Dalam bentuk barang. Kayak kemarin itu yang program apa itu kemarin
ya, Aceh atau apa itu juga..
S : Itu nggak termasuk program BUMN Hadir untuk Negeri juga?
I : Oh nggak, beda. Itu Telkom sendiri. Program BUMN Hadir untuk Negeri itu
satu tahun sekali, waktunya ya kayak gini ini, deket-deket 17an, atau
pokoknya ditentukan oleh Kementerian. Dan ini semuanya terlibat, semua
BUMN terlibat. Nah itu. Ada dalam bentuk kesehatan, pendirian rumah
ibadah, memberikan bantuan ke gereja, pas akhir Natal kemarin, kayak gitu-
gitu lah. Dalam bentuk keagamaan ada, pendidikan ada, bencana ada,
kesehatan ada.
S : Tapi itu berarti bentuknya hanya dalam bentuk charity gitu ya Bu ya, jadi
kayak bentuk amal, maksudnya kayak bencana alam kan kayak ya cuma
sumbangan dalam bentuk barang..
I : Hmm ya kalo itu, tapi kalo pendidikan kan nggak.. Itu kan dampaknya ada
kan.
S : Kalau komunitasnya sendiri, Bu. Jadi misalnya komunitas yang bergerak di
bidang apa, komunitas kan ada macem-macem, kayak komunitas skateboard,
apa komunitas blogger, atau komunitas apa kayak gitu-gitu, maksudnya yang
secara spesifik yang menurut Telkom ini potensial untuk disasar, untuk diajak
bekerjasama sama Telkom kayak gitu, itu komunitas-komunitas yang kayak
gimana gitu Bu?
I : Ehhmm.. Aku belum bisa menjawab itu. Karena kalau misalnya Stephanie
bilang blogger, blogger itu biasanya kita ajak karena apa, untuk memperkuat
campaign kita aja. Mereka menulis kan..
S : Ohh, hanya dalam event-event tertentu gitu ya Bu..
I : He eh.. Mereka memperkuat campaign kita aja.. Biasanya kayak gitu-gitu.
Karena mereka akan menulis.. Kalau komunitas pendidikan misalnya anak
202
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
sekolah atau apa ya itu kan pasti. Komunitas-komunitas yang terkait itu..
Komunitas kesehatan misalnya, komunitas apa yang disasar, ya mungkin
dokter, kayak gitu-gitu. Komunitas bencana alam ya tempat dimana bencana
itu terjadi.. Masyarakat disitu, kepala desa disitu, kan gitu.
S : Oh iya.. Pokoknya yang terkait gitu ya Bu ya..
I : He eh.. Yang terkait dengan program itu.
S : Berarti nggak ada yang secara khusus gitu ya..
I : Karena kalau bencana itu tidak di-state khusus kan, dia tiba-tiba ada. Jadi
Telkom harus terjun kesitu. Beda kalo misalnya pendidikan, kayak misalnya
pemberian bantuan BLC atau PaDi, itu kan sudah di-state sebelumnya, sudah
direncanakan. Nah tapi kalau bencana, khusus bencana kan nggak bisa,
hahahaha.. Komunitasnya ya akhirnya ngikutin pada saat kegiatan disitu..
S : Ya tergantung kegiatannya ya Bu ya..
I : He eh.. Kalau kayak pendidikan ya pasti guru sama murid, kepala sekolah..
S : Berarti hubungannya ya cuma waktu kegiatan itu terjadi ya Bu ya?
Maksudnya kalau sudah selesai, kerjasamanya selesai, ya sudah selesai gitu
ya? Jadi misalnya kayak pendidikan, mau ngadain BLC di Sumenep, itu kan
misalnya ngajak kerjasama guru-guru sekolahnya, kayak gitu-gitu, setelah
event itu selesai, tidak ada tindakan lanjutannya?
I : Biasanya gini, kita punya kalau misalnya BLC ya, kita punya jangka waktu
kita yang terjun langsung, jadi yang manggilin orang untuk datang ke BLC,
kayak gitu. Tapi ada jangka waktu tertentu, itu akhirnya dikerjakan oleh
orang lain.
S : Orang lain itu siapa maksudnya?
I : Orang lain itu pihak ketiga. Komunitas-komunitas. Jadi yang mengelola itu
akhirnya yang lain.. Karena kan core business-nya Telkom tidak disitu. Ya
kan.. Jadi kita mungkin akan menyelenggarakan itu di bawah kita dalam
jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun, tahun kedua itu akan
dikerjasamakan dengan pihak ketiga untuk mengelolanya.. Atau mungkin
dihibahkan aja. Sudah kalau dihibahkan itu ya sudah yang mengelola adalah
yang kena hibah. Udah dikasih aja gitu. Kan BLC soalnya disini ada dua, ada
yang di kantor Telkom, ada yang sudah dihibahkan bener.
203
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
S : Dihibahkan itu ya bener-bener jadi punya mereka gitu ya..
I : He eh.. Jadi ini memang udah kita kasih kesana, yang mengelola ya biar
mereka. mereka mau panggil komunitas untuk bantu mengelola juga nggak
papa.
S : Kalau hibah ya berarti sudah nggak di follow-up ya, putus disitu ya berarti
ya?
I : He eh.. Gitu.
S : Oke oke oke. Lalu sebelum pelaksanaan program BUMN Hadir untuk Negeri
2016, apakah ada dilakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi
terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi,
atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat
mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat
nilai-nilai sosial atau sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah
nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan begitu Bu?
I : Untuk yang tahun 2016, kemarin kita belum sampai kesitu karena waktunya
mepet. Tidak sampai kita bikin penelitian, kayak gitu-gitu, nggak.
S : Kalau misalnya bukan penelitian, biasanya kan kalau mau ngadain program
pasti kan kayak mengidentifikasi dulu, oh masyarakatnya kayak gini,
budayanya kayak gini, jadi kayak langkah awalnya, maksudnya surveynya
dulu gitu lah istilahnya..
I : Oke, itu iya, itu sudah.
S : Itu gimana pelaksanaannya?
I : Kalau yang tahun 2016 ya kita kalau misalnya nih, kayak kemarin, program
yang Bedah Rumah Veteran, kan kita pasti ada acara audiensi dulu dengan
Kodam kan. Dari situ kita akan dapat gambaran tentang siapa aja sih
sebenernya yang butuh, datanya dikasih oleh mereka ke kita.. Dan kita akan
koordinasi dengan PIC yang ditunjuk oleh Kodam. Itu misalnya untuk Bedah
Rumah Veteran. Yang kedua misalnya untuk Pembinaan Mantan Narapidana,
kan Stephanie juga ikut waktu itu, yang terakhir pas ngambil testimoni. Itu
jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan, kita sudah kesana, sudah minta data.
Karena yang tahu persis tentang publiknya mereka yang harus kita kasih
bantuan siapa itu adalah mereka. Otomatis kan mereka harus ngasih ke kita..
204
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
S : Yang dari kementerian itu ya Bu?
I : He eh.. Kemudian ada juga yang dari KONI itu kan, yang tahu mana aja yang
bisa dibantu itu kan mereka.. Jadi nggak kita sendiri, tapi kita kerjasama
dengan stakeholder yang menaungi mereka.. Jadi stakeholder yang menaungi
komunitas yang kita sasar.. Karena kalau kita yang menentukan, meneliti gitu
waktunya kita habis.. Apalagi kalau kita lihat resource kita sedikit, waktunya
mepet, jadi kita harus saling bergandengan dengan stakeholder yang
menaungi program ini.
S : Oh oke..
I : Apalagi ini kan program Kementerian kan.. Bukan program kita sendiri..
S : Oke, jadi sebenarnya apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang
dilakukan mengenai program BUMN Hadir untuk Negeri ini ya Bu?
I : Yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi ini adalah, kita ingin publik tahu
keberadaan BUMN untuk membantu publik di program-program CSR. Jadi
publik akan tahu, oh keberadaan Telkom ini sebagai BUMN seperti ini..
Ternyata selain Telkom itu punya target sendiri untuk perusahaannya, untuk
pemerintah, tapi Telkom juga ternyata juga menyisihkan sebagian dari profit
usahanya, itu yang dikembalikan ke publik sendiri untuk membantu
masyarakat. Klunya adalah itu, keberadaannya Telkom akan diketahui publik
untuk program-program CSR.
S : Hmm.. Oke.. Kalau pengertian Bu Ivone sendiri, sebagai PR disini, mengenai
stakeholders itu seperti apa?
I : Stakeholder ya berarti adalah publik yang berhubungan atau bahkan juga
tidak atau belum berhubungan dengan Telkom.
S : Lalu menurut Ibu, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya
perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi yang Bu Ivone buat?
I : Stakeholder itu saking banyaknya, itu kita bagi. Kita bagi ke dalam 4
kuadran. Stakeholder yang punya level of power tinggi, jadi berdasarkan level
of power dan level of interest. Kita bagi ke situ stakeholder-nya Telkom itu.
Stakeholder yang punya level of power-nya tinggi dan level of interest-nya
tinggi, itu kita taruh di kuadran yang kita akan sasar khusus, yang kita akan
205
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
dekati khusus. Tau ya, level of power itu dia bisa menggerakkan kebijakan,
dan lain-lain.
S : Hmm.. Pemerintah gitu ya..
I : He eh, misalnya itu.. Terus kemudian, BOD Telkom itu juga stakeholder
Telkom. Pemegang saham itu juga stakeholder Telkom. Dewan komisaris
juga stakeholder Telkom. Nah, media juga stakeholder Telkom. Sama yang
level of interest-nya tinggi. Level of interest-nya tinggi itu ya pasti yang
interest dengan produk kita kan. Kalao level power-nya tinggi tapi dia tidak
interest dengan produk kita, nggak butuh dengan produk kita ya kita tidak
masukkan itu sebagai stakeholder utama yang harus kita manage, yang harus
kita maintain.. Itu yang pertama. Kemudian ada stakeholder yang level of
power-nya tinggi, level of interest-nya nggak ada atau rendah. Ada
stakeholder yang level of power-nya rendah, tapi level of interest-nya tinggi.
Anak-anak sekolah misalnya. Level of power-nya nggak tinggi, tapi dia level
of interest-nya tinggi, karena dia pasti butuh internet. Jadi itu akan
menentukan apa, itu akan menentukan strategi kita dalam berkomunikasi
dengan mereka. Ada yang bener-bener misalnya level of power-nya tinggi,
level of interest-nya tinggi, kita akan berkomunikasi dengan mereka bisa
secara face to face, bisa secara kita bikin focus group discussion, jadi deket
gitu lho, close user group gitu. Tapi ada yang hanya butuh kita kasih
informasi aja ke mereka, nggak harus bikin FGD atau apa, sekedar informasi
aja ke mereka. Itu adalah yang level of power-nya rendah, level of interest-
nya rendah. Bahkan mungkin kita cuma kasih misalnya sponsorship biasa,
kayak gitu.
S : Mungkin nanti pemetaan stakeholder detailnya di-email aja ya Bu?
I : He eh, iya, makanya. Itu kan nanti juga akan menjawab yang nomor 4 itu.
S : Iya, yang saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan mereka masing-masing itu ya?
I : He eh. Sekarang apalagi kan, ada WA kayak gitu kan, orang-orang yang ini
banget itu bisa kita langsung grouping.
S : Kebanyakan lewat WA berarti Bu ya?
206
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Ada juga lewat WA, kalau sudah deket banget kan otomatis kita harus lewat
WA, untuk mempercepat koordinasi kan.
S : Ooohh.. Terus pesan-pesan apa saja yang disampaikan?
I : Banyak.. Value-value Telkom, kemudian apa saja bantuan atau dukungan
yang kita butuhkan dari mereka, info-info terbaru tentang Telkom.
S : Menurut Bu Ivone sendiri apakah mereka dimungkinkan untuk menerima
pesan yang disampaikan itu tadi secara efektif?
I : Nah ini susah juga mau ngomongnya, mungkin atau nggaknya. Harusnya sih
iya, tapi itu kan akan melihat juga dari media komunikasi yang dipilih.
Karena kan kalau Telkom, kalau misalnya intinya PR untuk menyampaikan
pesan korporasi ke publik itu ada 5 kan, message-nya apa, disampaikan lewat
media apa, siapa yang harus menyampaikan atau siapa yang harus bicara,
terus kemudian metodenya apa, yang terakhir harus terukur, measured. Jadi
harus menyangkut ini dan ini harus, misalnya dengan karyawan, karyawan
kan salah satu stakeholder, salah satunya adalah dengan cara informasi di
grup, atau nota dinas, atau blast email, atau sharing session, itu metodenya
macem-macem. Message-nya apa, message-nya ya tergantung dari pada saat
itu yang akan disampaikan ke karyawan kira-kira apa. Kayak misalnya
kemarin kesehatan, banyak orang Telkom sakit, umur berapa banyak yang
sudah meninggal, artinya cara hidup sehatnya kurang. Nah ini temen-temen
dari Yakes Telkom itu ngumpulin pegawai untuk sharing kesehatan besok
hari Kamis. Ini adalah bagian dari stakeholder Telkom yang
menyampaikannya lewat sosialisasi atau seminar. Pesannya adalah tentang
kesehatan. Message-nya metodenya itu. Men-nya siapa, yang menyampaikan
adalah Yakes Telkom, karena dia in-charge di program kesehatan. Kemudian
measurement-nya apa, mungkin yang diundang adalah seluruh pegawai
Telkom, yang hadir harusnya 2/3. Misalnya kayak gitu. Kemudian medianya
apa, medianya ya itu, face to face. Itu salah satu contoh.
S : Nah itu kan kalau di Telkomnya sendiri ya Bu ya, kalau terkhusus di program
BUMN Hadir untuk Negerinya? Maksudnya untuk komunikasi, pertanyaan
nomor 3 sama 4 itu tadi kalau untuk di program BUMN Hadir untuk Negeri
itu gimana?
207
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Siapa saja stakeholders yang terkait ya? Stakeholder yang terkait ya jelas ini
pertama adalah stakeholder dari pemerintah. Itu siapa, Kementerian BUMN.
Yang kedua, stakeholder dari sesama BUMN. Yang ketiga stakeholder dari
pemerintah daerah setempat dimana kita menyelenggarakan. Misalnya
kemarin program air bersih, nah itu kan pasti dari masyarakat sana kan,
tempatnya sana. Kemudian, kayak misalnya tadi, Bedah Rumah Veteran itu
stakeholder terkaitnya siapa, Kodam ya kan, kemudian masyarakat, ya seperti
itu. Masyarakat yang penerima bantuan, media, media yang menerima release
dari kita, atau yang kita undang untuk meng-ekspose kegiatan ini. Karyawan
juga ya kan, karena kan kalau di Telkom kita bikin satgas-satgas. Siapa saja,
ya itu.
S : Oke, lalu yang pertanyaan selanjutnya Bu, yang nomor 4? Saluran-saluran
atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka masing-
masing? Jadi misalnya untuk pemerintah, gimana komunikasinya, pakai
saluran apa, terus pesannya apa..
I : Kalau dengan pemerintah, tadi kan kalau misaknya mapping-nya kita tadi itu,
yang kuadran itu, kan tatap muka salah satunya, ya kita akan menyampaikan
itu dengan tatap muka, menghadap langsung untuk menyampaikan bahwa
kita ada program kayak gini gini gini.. Yang melakukan siapa, biasanya
adalah witel atau datel setempat, yang punya wilayah. Yang berhubungan
dengan itu kan adalah mereka. Kemudian pesan apa yang disampaikan, ya itu
tadi..
S : Kalau misalnya itu tadi ke pemerintah, terus kalau sama BUMN lain?
I : Sama BUMN kita punya grup. Kita bisa berkomunikasi lewat grup, atau
kalau misalnya kita belum kenal, misalnya tiba-tiba digandengkan dengan
BUMN yang kita belum deket di satu wilayah, otomatis kan ya pasti ada
koordinasi dulu kan. Saling berkirim surat, janjian untuk ngobrol atau rapat,
setelah itu kan baru di-follow up di grup. “Nanti berikutnya kita di grup aja ya
ngobrolnya..” naah bisa kayak gitu. Atau mungkin rapat melalui telco,
teleconference, atau video conference. Gitu-gitu, kalau fasilitas
infrastrukturnya memadai.
S : Terus.. Pemda berarti sama kayak pemerintah ya Bu ya..
208
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : He eh.. Kementerian yang pertama, karena kan programnya dari
Kementerian.
S : Kementerian, sesama BUMN, Pemda, terus...
I : Ini, instansi terkait. Instansi terkait misalnya gini, komunikasinya pasti
diawali kalau kita sudah deket, ya tinggal kita grouping aja.. Kita group atau
kalau apa, kita telco.. Tinggal ngomongin lewat itu. Atau kalau misalya
belum, ya otomatis kan harus saling kenal dulu. Surat, pertemuan.. Kayak
yang sekarang ini, yang di Singaraja sama di NTT. Program elektrifikasi. Kan
pasti yang namanya ngomongin soal elektrifikasi, pasti gandengannya sama
PLN, nah kalau teman-teman Telkom disana dengan PLN-nya belum deket,
kita akan mengirim surat ke PLN. Surat resmi untuk janjian ketemu untuk
membahas bareng program ini.. Habis gitu nggak tau itu nanti dilaksanakan
pertemuan selanjutnya seperti apa, atau mungkin by phone, telco, atau
dilanjutkan di group, terserah kesepakatan dari meeting pertama.
S : Oooh.. Semakin minim face to face-nya ya berarti Bu.. Kebanyakan lewat
media HP, telepon, dan lainnya segala macem itu ya Bu ya..
I : He eh.. Karena kan masing-masing juga punya kesibukan sendiri kan..
S : Jadi susah ketemu ya..
I : Iya. Apalagi kalau kamu bisa bayangin di daerah-daerah yang kepulauan..
S : Hmm.. Susah ketemu ya.. Oke oke.
I : Itu yang lainnya detail banget Stef, jadi yang lainnya kayaknya musti by
email ya. Ini kayak pertanyaan yang bagaimana cara PR mengkomunikasikan
pesan, ini ya tadi itu, kalau kamu sudah punya mapping-nya level of interest-
nya sama level of power-nya, nah itu sudah kejawab itu. Kayak misalnya ini,
investor eksternal, itu dia masuk ke level yang mana ya, ya itu lho dengan
cara itu.
S : Oh ya berarti nanti dari mapping-nya yang dari Bu Ivone itu nanti ya
pokoknya yang masuk kuadran ini, komunikasinya gimana. Kalau kuadran ini
komunikasinya gimana. Kayak gitu ya Bu ya?
I : He eh, he eh.
S : Oke nanti saya email aja ya itu Bu.
209
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Oke. Aku sebenernya sih sekarang-sekarang ini itu nggak terlalu pingin
program-program CSR itu diangkat terus-menerus dari Telkom. Karena apa,
karena akhirnya itu yang dateng jadi banyak. Yang dateng minta program
CSR itu jadi banyak. Jadi gini, Telkom itu adalah salah satu perusahaan
publik dan juga perusahaan BUMN yang notabene diminta untuk untung dari
pemerintah. Ya nggak? Mencapai keuntungan bagus buat pemerintah. Tapi
dia juga hanya punya 2,5% aja, labanya, profitnya, yang dibagi untuk
program CSR, berupa CDC, dana program kemitraan. Tapi kalau yang
diangkat ini cuma yang 2,5% ini, diangkat dan kemudian orang-orang itu
taunya bahwa “aduh, Telkom itu baik ya, dia itu bagi-bagi kayak gini gini
gini..” Tau nggak, yang dateng ke aku itu 1 hari bisa 10 orang, nanyain
“gimana kami minta gini, gimana kami bisa minta begini” Padahal kita itu
cari revenue dari situ gitu lho. Jadi aku berpikir yang di-ekspose tidak terlalu
gebyar banget, dan mungkin disesuaikan mana saja yang kita kira-kira mau
ekspose. Supaya nggak kayak gitu.. Kayaknya Telkom jadi kayak yayasan
deh, semua orang minta, lha terus, hahahahaha.. Nanti mempermasalahkan.
Kayak tadi itu, “lho kok yang disana dikasih, kita nggak dikasih?” gitu..
Terus kemudian kalau misalnya medianya lebih ribet lagi, masuk-masuk ke
dalamnya. Ngungkit-ngungkit sampai ke dalamnya.. Kayak tadi itu yang
barusan dateng, ini dari Madura nih, haduh nanya nggak karu-karuan,
beberapa orang itu. Ada yang ngomongin ini aktivis dari ini, ini ngomongin
aktivis dari sini, minta data ininya, nanti tanyanya gitu lagi, “lho kenapa yang
ini, kenapa gitu?” Ya kan kalau misalnya kayak gitu, tanggung jawabnya
bukan cuman Telkom. Makanya gimana caranya, perusahaan-perusahaan itu
yang lain juga punya program CSR.. Jangan orang taunya itu cuma Telkom
mulu.. Hahahaha.. Jadi taunya “oohh yang ngasih-ngasih itu Telkom ya..”
Padahal kan ini masih banyak gitu. Hahahaha..
S : Hahahaha iya iya ya.. Mungkin kalau perusahaan lain nggak seterbuka
Telkom mungkin ya Bu ya..
I : Naaah.. Ya itu.. Mungkin.. Keterbukaan informasi ke publik itu akhirnya,
ketika dia dijalankan bener-bener, ada sisi baik dan sisi jeleknya.. Ketika kita
pingin bener-bener menjalankan itu, bener-bener terbuka nih ke publik ya,
210
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
tapi yang lain-lain juga nggak, akhirnya larinya orang taunya ini aja.
Hahahaha.. Oh kamu kalau ngerti, disini itu ya, sampai diancem-ancem
segala..
S : Diancem? Diancem gimana maksudnya Bu?
I : Ya kita diminta untuk ngasih info, tentang kayak gini gini gini.. Program
bantuan kita ke penduduk Bangkalan, tentang CSR disana, terus kenapa
pemilihannya kayak gitu, gitu-gitu. “Nanti kalau misalnya kita nggak dikasih
data atau apa gitu, kami akan melakukan aksi.” Nah, kayak gitu-gitu coba.
Jadi akhirnya terus aku berpikir, oh ya sudah kalau gitu ke depan memang
harus dikasih komposisi, program-program apa yang kita bisa eskpose,
komposisinya berapa persen aja, dan wilayahnya dimana gitu.
S : Hahahaha ya ya ya ya..
I : Hahahaha.. Iya karena begitu di-ekspose kemana-mana, jadi nanti orang
taunya tuh “oh iya ya, mintanya ke Telkom aja.” Nanti kalau nggak dikasih
atau apa, terus jadi mengungkit-ungkit. “Kenapa kok ini, kenapa musti
kesana, kenapa bukan di tempat kami, kapan tempat kami..” Ah ya kayak
gitu-gitu lah. Hahahaha..
S : Hahahaha serba salah ya Bu ya..
I : Makanya enaknya juga ketika Kementerian yang bikin, artinya kayak
misalnya tadi kamu tanya, survey lokasi atau survey tempat yang digunakan
untuk program CSR BUMN Hadir untuk Negeri itu siapa yang melakukan,
aku yakin yang melakukan itu juga sudah dari Kementerian, ya kan. Karena
kita sudah dapat lokasinya. Kayak besok itu misalnya, di area BalNus tuh, itu
lokasinya mana aja, ya Tabanan sama Singaraja. Di area NTT mana aja, yang
ada ya berarti ada beberapa lokasi yang dapet. Kalau yang tahun 2016 itu
Stephanie sudah ngerti sendiri kan Stephanie bikin videonya kan. Untuk
program Bedah Rumah itu ada 60 rumah, kemudian program air bersih, itu
sudah ditentukan tempatnya ini ini ini ini, ya sudah kita menyelenggarakan
disitu. Yang survey ya karena itu program dari Kementerian, ya mereka.
S : Berarti tinggal jalan aja ya Bu?
211
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Tinggal jalan. Yang jadi lead-nya adalah kantor pusat. Kita eksekusinya.
Mungkin kita memperkecil dalam bentuk pemilihan PIC-PIC nya untuk
masing-masing program. Bikin satgas misalnya, gitu-gitu.
S : Ohh.. Ya ya ya, oke Bu. Terus, bagaimana respon masyarakat secara
keseluruhan terhadap pelaksanaan program?
I : Ini kita sampling, dengan apa cara sampling-nya, dengan minta testimoni.
Yang kemarin Stephanie bantu videokan itu.. Ini jelas sudah valid, karena
apa, ini sudah ada dokumentasinya dalam bentuk testimoni. Responnya
terima kasih, baik, kayak gini gini gini.. Yang dapet hadiah seneng, yang
dapet hadiah motor itu.. Terus yang aku ajak ke wawancara bapak-bapak itu..
Itu adalah respon yang sudah bener-bener terdokumentasi, udah nggak bisa
dibantah.
S : Oke oke.. Lalu peran PR sendiri secara khusus dalam BUMN Hadir untuk
Negeri ini sebagai apa?
I : Hmm.. Sebagai mediator bisa, karena PR itu Public Relations kan, jadi
sebagai mediator itu menyambungkan beberapa atau jadi jembatan. Kayak
misalnya nih, PR Telkom itu punya forum Humas BUMN, sedangkan yang
ditunjuk untuk pelaksanaan program misalnya program elektrifikasi, ini kan
unit di tempatku yang dia harus berhubungan dengan PLN daerah sana, gak
kenal sama sekali, gak tau nih misalnya harus berhubungan dengan siapa
dulu. Tapi kan kalau PR, karena dia Public Relations, dia pasti paling tidak
itu punya relation dengan Humas-nya sana. Ya kan.. Akhirnya yang
menyambungkan ini, oke, ini dengan ini, silahkan.. Itu pertama. Kedua, ya itu
tadi, ekspose. Tapi ya ekspose itu ya kayak tadi itu, ekspose-nya musti kita
pilih bener, jangan sampai itu akan jadi bumerang bagi Telkom juga ke
depan.. Peliputan, dokumentasi, ekspose, kayak gitu-gitu.
S : Itu perannya ya Bu.. Terus dalam menjalankan peran itu, kegiatan-kegiatan
yang dilakukan? Maksudnya peran itu kan kayak mediator itu tadi kan
istilahnya peran besarnya, terus kegiatan-kegiatan spesifiknya untuk
menjalankan peran sebagai mediator itu gimana?
I : Oh itu akan ada step by step dari kita, mulai dari pembentukan satgas,
mungkin ya menyiapkan satu grup diskusi sendiri, terus kemudian mengatur
212
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
waktu untuk koordinasi misalnya telco. “oke, kita kalau gitu kenalan-kenalan
sudah di awal, kita akan telco mungkin di tiap hari apa di jam berapa..”
S : Hmm.. Ngatur waktunya..
I : He eh.. Kayak gitu-gitu.
S : Kalau untuk ekspose kayak gimana Bu kegiatan yang dilakukan?
I : Ekspose ya kita kirim release.
S : Kirim release ke media gitu aja ya?
I : He eh.
S : Kalau untuk peliputan ya tinggal kirim staf gitu ya?
I : He eh, karena peliputan kan ada 2 macem, ada buat dokumentasi internal ada
yang buat eksternal buat ekspose release tadi.
S : Ohh, he eh he eh.
I : Ada yang buat report ke Kementerian. Jadi itu kegiatannya.
S : Oke. Terus kalau tujuannya menjalankan peran beserta kegiatan-kegiatan
tersebut?
I : Biar kegiatan itu, pertama manfaatnya terasa dan manfaat itu dirasakan oleh
penerima, dan tentu ter-ekspose dan ter-report dengan baik.
S : Nah terus ini Bu, jadi dalam pelaksanaan program itu kan harapan
stakeholders juga penting, nah salah satu stakeholder yang terkait sama
Telkom ini kan yang kerjasama sama 5 BUMN lain itu, sama Boma Bisma
Indra, PT Garam, dan lain-lain. Nah ini gimana caranya Telkom, dari Bu
Ivone sendiri sebagai PR-nya, itu menjalin komunikasi dengan masing-
masing perwakilan BUMN-BUMN itu yang kerjasama dengan Telkom? Kan
Telkom sebagai PIC-nya, terus membawahi 5 itu.
I : Kalau misalnya koordinasi itu ya kita sudah ada di grup sendiri..
S : Dari awal berarti sudah di grup gitu ya Bu? Nggak pakai surat-surat resmi
gitu?
I : Oh pertama iya..
S : Pertama surat ya..
I : He eh..
S : Pertama surat,pertemuan, terus lanjut grup. Terus kalau misalnya perlu ada
pengambilan keputusan gitu gimana prosesnya Bu? Kalau misalnya ada
213
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
sesuatu yang harus diputuskan, apakah langsung Telkom yang ambil
keputusan atau gimana?
I : Sebenernya di dalam program BUMN Hadir untuk Negeri itu ada leader-nya,
di tiap provinsi itu dia ada leader-nya. Jadi misalnya di Jawa Timur kemarin
leader-nya Telkom. Keputusan tertinggi ya pasti ada di Telkom. Tapi pasti
yang tertinggi lagi ya ada di Kementerian kan..
S : Nah itu misalnya di Jawa Timur kan keputusan tertingginya ada di Telkom,
nah maksudnya itu Telkom mempertimbangkan ini nggak, maksudnya ada
proses penerimaan masukan-masukan dari kelima BUMN lain ini atau nggak?
Atau langsung ya sudah, terserah Telkom gitu?
I : Oh nggak, nggak.. Ya pasti akan ada proses seperti itu. Kan daerahnya pasti
sudah ter-state kan. Daerahnya adalah kota ini ini ini gitu kan, nah terus kalau
misalnya sudah ditentukan, biasanya sudah ditentukan itu dari Kementerian.
Yang akan dibantu adalah berupa kayak gini gini gini. Misalnya kayak air
bersih, itu yang akan dibantu adalah kayak gini gini gini gini. Barangnya
kayak gini misalnya, itu kalau misalnya dalam bentuk barang. Sudah di-state
dari Kementerian. Kadang-kadang itu hanya untuk budget. Misalnya untuk
program bantuan ini, di-state setiap penerima adalah 20 juta, misalnya. Nah
bagaimana itu detailnya, diserahkan ke masing-masing. Ya sudah, kita buka
di situ, di forum itu.
S : Langsung berarti ngadain forum gitu ya Bu? Ada 5 BUMN itu sama Telkom,
terus langsung diputuskan disitu gitu ya Bu?
I : He eh. Jadi dulu disini ya ada grupnya, kalau misalnya itu ada 12 kegiatan ya
ada grup untuk program Bedah Rumah, ada 12 grup. Karena kan di sisi
Telkom sendiri penanggung jawabnya beda..
S : Ohh, masing-masing PIC-nya beda ya..
I : He eh.. Jadi kan yang disitu misalnya, yang di grup ini adalah SM atau GM
ini, dan siapa yang ditunjuk manajernya. Anggotanya dari PT BUMN lain ya
siapa lagi, gitu kan. Nanti beda lagi di grup yang lainnya. Tapi biasanya PR
masuk di semuanya, hahahahaha..
S : Ohh, hahahaha, di 12 grup itu ada semua ya Bu ya.. Karena harus tau semua
ya Bu ya..
214
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Iya.. Hahahaha.. Tapi senengnya karena, leganya karena tahun yang lalu, itu
kan kita dapet penyelenggara terbaik.
S : Oh iya.. Yang Bu Ivone kirim fotonya itu ya Bu.. Itu penyelenggara terbaik di
Jawa Timur ya?
I : Nasional..
S : Ohh penyelenggara terbaik nasional ya, keren.. Terus setelah program yang
2016 ini selesai, itu proses pembuatan laporannya gimana?
I : Ya itu udah, dari dokumentasinya, di kompulir, dilaporkan ke Kementerian
oleh teman-teman Corcomm pusat. Yang waktu itu mereka disini berkantor
berapa lama itu lho, punya base camp sendiri di lantai 1, yang base camp-nya
BUMN Hadir untuk Negeri di depannya Balairung lantai 1 itu.. Yang tiap
hari temen-temen dari kantor pusat sampai 10 hari disitu.
S : Ohh ya ya ya ya.. Itu terus apa aja yang ada di dalam laporannya itu Bu?
I : Itu kan ada bukunya.
S : Yang buku kecil-kecil itu? Ya itu laporannya?
I : He eh.
S : Oooh.. Itu buku laporannya disebarin kemana aja Bu?
I : Ke stakeholder terkait. Kalo misalnya program Bedah Rumah ya dikasihin ke
Kodam, ya yang terkait dengan program itu.
S : Ohh.. Semua yang terkait dengan program itu ya.. Oke oke. Terus output
yang diharapkan dari pelaksanaan program ini apa Bu?
I : Ya itu loh, keberadaan Telkom itu orang ngerti, imbasnya nanti kan ujung-
ujungnya ke peningkatan harga saham Telkom.
S : Itu tercapai nggak Bu?
I : Tercapai pasti. Karena kan salah satu dari, kalau kamu belajar ilmu PR itu
kan ada 6 message penting yang harus dipegang untuk menaikkan value dan
reputasi perusahaan. Ada dari good product and service, ada dari financial
performance, ada dari strong vision and mission leadership¸ terus ada good
CSR.. Itu adalah 6 rumus untuk meningkatkan value dan reputasi perusahaan.
Itu yang tidak bisa dibantah gitu lho. Visi misi leader-nya bagus, tapi
performansi keuangannya jelek, nggak bisa.. Nggak mendukung. Kita kan
215
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
selalu kasih tuh, tiap 3 bulan ke publik, performansi keuangan Telkom,
labanya berapa, dan lain-lain.
S : Ohh, ada ya? Di website?
I : Di website ada, ke media kita share. Terus kemudian good product and
service, IndiHome naik terus pelanggannya, terus servisnya bagus. Termasuk
itu tadi, good CSR. Kalau itu semua sudah tercapai, otomatis kan itu akan
terbaca sendiri oleh investor. Saham Telkom naik, itu kan artinya sentimen
positifnya investor itu lagi bagus, karena saham Telkom lagi naik terus.
Makanya tadi aku bilang, nabung sekarang bisa aja nabung saham, nabung
sahamnya Telkom. Hahaha.. Nah itu Stef, kayaknya ini yang lain-lain
kayaknya musti detail ya, email aja. Nanti karena kamu akan dapet sedikit
pencerahan dan bisa menjawab sendiri pertanyaanmu ketika mapping-nya itu
sudah selesai kubikin.
S : Oke oke baiklah.
216
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
JAWABAN PERTANYAAN WAWANCARA IVONE ANDAYANI JUMAT, 28 APRIL 2017 – VIA EMAIL
10. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta
komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya?
Tergantung :
- siapa komunitasnya / stakeholdernya
- Seberapa besar level of power dan level of interestnya
- Bisa melalui offline atau just online
11. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”,
apakah PR Telkom Regional V melakukan penelitian atau identifikasi dan
komunikasi terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan
komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang
sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan,
atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut
masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan
dijalankan?
Betul
12. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak,
mengapa tidak dilakukan?
Memfilter data yang ada dan menetukan skala prioritas secara bersama-
sama dgn mitra yang diajak partner
13. Apakah ada mission statement atau rumusan cara-cara yang jelas untuk
mencapai tujuan dari strategi komunikasi yang disusun? Kalau ada, apakah
itu?
“Komunikasi yang disampaikan hendaknya selalu melihat aspek 5 M :
Message, Methode, Media, Man, and Measurement. Jadi....Apa Message
nya, disampaikan oleh siapa (Man), dengan Metode apa, melalui Media
apa, dan ada Measurement nya”
217
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
14. Apakah ada strategi cadangan yang disusun atau dipersiapkan untuk
mengantisipasi hal-hal diluar perkiraan yang sekiranya mungkin terjadi,
yang dapat menghambat pelaksanaan strategi? Tolong ceritakan. Kalau
tidak ada, mengapa demikian?
Ada dong..melakukan komunikasi dengan voice (call) atau data (online)
jika pada saat yang sudah disepakati ada kejadian mendesak sehingga
plan awal tdk jadi dilakukan.
Kemungkinan pertanyaan lanjutan:
a. Tolong rincikan susunan strategi cadangan yang dibuat.
Lihat jawaban diatas
b. Bagaimana anda akan mengimplementasikan strategi cadangan
yang telah disusun tersebut?
Pada kondisi jika plan A tidak bisa dilakukan
c. Faktor-faktor apa yang menurut anda dapat menghambat
pengimplementasian strategi utama anda?
Keadaan yang lebih prioritas dari plan A
15. Apa pengertian anda sebagai PR Telkom Regional V mengenai
stakeholders? Bagaimana pemetaan stakeholders Telkom Regional V
secara detail?
Stakeholder Regional 5 : siapa saja yang berhubungan dengan produk
dan layanan Telkom Regional 5. Lihat pada mappping stakeholder
(terlampir)
16. Menurut anda, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya
perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi oleh PR Telkom
Regional V dalam program “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”?
BoD, BUMN, Government, media, masyarakat terkait
17. Saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan mereka masing-masing? Pesan-pesan apa saja yang disampaikan
(terkait program “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”)? Mengapa
218
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
menggunakan saluran-saluran atau media tersebut dan mengapa pesannya
seperti itu?
Lihat dan pelajari pada mapping stakeholder
18. Menurut anda apakah mereka dimungkinkan untuk menerima pesan yang
anda sampaikan secara efektif?
Pasti
19. Kalau iya, mengapa demikian? Kalau tidak, mengapa dan bagaimana
seharusnya yang dilakukan untuk memperbaikinya?
Sudah ada komunikasis sebelumnya tentang agenda pertemuan untuk
mengkomunikasikan
20. Kapan perencanaan tindakan komunikasi dibuat oleh PR Telkom Regional
V?
Setelah atau mengacu pada CoE (Calender of Event)
21. Dalam tindakan komunikasi yang direncanakan tersebut, apa saja yang
ingin dikomunikasikan, kapan, oleh siapa saja, dan akan dikomunikasikan
pada kegiatan yang mana saja?
Ini kan sesuai dengan acaranya dan mapping stakeholdernya, Gak bisa
disamakan
22. Mengapa PR Telkom Regional V memilih orang-orang tersebut untuk
membawakan masing-masing pesan tertentu seperti yang telah disebutkan
tadi? Proses pemilihannya bagaimana?
Sesuai level atau kedudukan di organisasinya, atau pembagian peta peran
yang sudah disepakati
219
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
23. Apakah penyusun strategi komunikasi (PR Telkom Regional V)
mempersiapkan orang-orang yang akan membawakan pesan sebelumnya?
Bagaimana caranya?
Kadang iya kadang tidak
24. Bahasa seperti apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan masing-
masing target sasaran yang telah ditentukan? Formal atau non-formal?
Secara lisan atau tertulis? Mengapa menggunakan jenis bahasa tersebut?
Duh ini sih bisa dicari di teori. Atau gampangnya begini, selain
tergantung dengan type orangnya, juga tergantung dengan suasana, atau
protokoler dan birokrasi yang berlaku
25. Bagaimana cara PR Telkom Regional V mengomunikasikan pesan-pesan
yang ingin disampaikan kepada para staf perusahaan, investor eksternal,
dan pemerintah?
Lihat pada mapping stakeholder.
Internal all karyawan: bisa offline (Sharing session)
Internal setingkat manager lini ke atas bisa dengan Rapim Raiders 3
bulanan
Investor : press release (dari korporat)
Pemerintah : focus group discussion
26. Apakah PR Telkom Regional V meninjau secara rutin perkembangan yang
terjadi dari hasil tindakan komunikasi yang telah dilakukan?
Saat ini belum optimal dilakukan
27. Perubahan seperti apa yang diharapkan oleh PR Telkom Regional V untuk
terjadi sebagai hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan?
Bisa saja terjadi perubahan pada lifestyle nya
28. Apakah perubahan itu terjadi sesuai harapan atau tidak?
Tergantung. Belum pernah dilakukan survey lagi
220
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
29. Kalau terjadi, dalam jangka waktu berapa lama perubahan itu baru terjadi?
Kalau tidak terjadi, mengapa bisa demikian?
Program PR outcomenya memang jangka panjang. Jadi perubahan ini
sebagai bagian dari outcome akan terlihat dalam jangka waktu panjang.
30. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR Telkom Regional V untuk
menindaklanjuti strategi yang sudah berjalan sebelumnya?
Sesuai plan
31. Apakah PR Telkom Regional V mengevaluasi strategi tindakan
komunikasi yang telah dijalankan sebelumnya? Evaluasi seperti apa yang
dilakukan?
Untuk tahun 2017 belum dilakukan evaluasi. Evaluasi bisa menyangkut :
apakah strategi tersebut tepat sasaran, efisioen, dan tepat budget
32. Siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi tersebut?
Selalu ada PR didalamnya, dan unit terkait
33. Apa yang dilakukan PR Telkom Regional V setelah mengetahui hasil
evaluasinya
Tahun 2017 belum dilakukan
34. Jika PR Telkom Regional V melakukan perbaikan berdasarkan hasil
evaluasi, perbaikan seperti apa yang ingin dilakukan?
Komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan output serta
outcome tercapai dengan tetap mengedepankan prinsip 5 M
221
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
TRANSKRIP WAWANCARA IVONE ANDAYANI SELASA, 8 MEI 2017 – RUANG KANTOR IVONE ANDAYANI
Keterangan:
S : Stephanie
I : Ivone Andayani
S : Saya mau bertanya lebih jelas untuk yang jawaban Bu Ivone di pertanyaan
nomor 10, Bu. Itu kan Bu Ivone bilang kalau strategi cadangan yang
dilakukan seandainya ada keadaan yang mendesak, yang dapat menghambat
pelaksanaan strategi, itu dengan melakukan komunikasi via voice call atau
dengan data online ya, Bu. Berarti dari perusahaan atau dari bagian PR
sendiri itu belum ada semacam SOP paten yang sudah dibuat untuk
menangani hal-hal yang kemungkinan terjadi diluar perkiraan ya, Bu? Jadi
kalau seandainya terjadi krisis, itu kan ada beberapa perusahaan yang punya
SOP khusus, prosedur baku yang memang harus dilakukan untuk menangani
krisis itu seperti apa. Di Telkom belum ada ya? Sifatnya masih fleksibel?
I : Hmm.. Ada sih, sebetulnya. Tapi ya itu, akhir-akhir ini memang tidak pernah
dipakai karena sering terjadi pergantian jabatan, struktur organisasi, gitu gitu.
Jadi prosedur yang dulu pernah dibuat itu jadi sedikit terabaikan, atau
terkesampingkan gitu lah.
S : Terus Bu, terjadi hal-hal yang diluar perkiraan itu kalau misalnya di dalam
konteks program BUMN Hadir untuk Negeri, itu ada nggak, maksudnya
kejadian yang diluar perkiraan gitu? Pernah kejadian nggak?
I : Kalo jumlahnya nambah. Misalnya sudah dialokasikan penerimanya,
penerima bantuan, jumlahnya sekian. Telkom itu kan misalnya untuk program
A, itu sudah mengalokasikan budget segini, ternyata kan pada saat
pelaksanaannya, saat Telkom mau menjalankan program ini kan dia nggak
bisa jalani sendiri. Karena apa, karena dia harus berkoordinasi misalnya di
Bedah Rumah Veteran itu, itu dengan TNI Angkatan Darat. Ya nggak?
S : Oooh.. Lembaga yang menaungi ya..
I : He eh. Karena kan yang tau rumahnya mana aja kan dia. Mungkin akhirnya,
jumlah rumahnya jadi nambah. Atau kalo nggak gitu, tempatnya jadi beda.
222
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
Atau kemarin dengan BUMN lainnya. Kita harusnya itu mungkin cuma 50,
mereka 10. Ternyata mereka ada yang nggak bisa karena nggak punya duit.
Kita jadi 50 berapa, nah kayak gitu-gitu. Ya paling hal-hal kayak gitu-gitu
aja.
S : Terus kalau misalnya sudah kejadian kayak gitu, kayak dilimpahkan ke
Telkom gitu, habis gitu gimana?
I : Ya berarti kan ngubah RAB lagi.
S : Berarti berkaitan dengan CDC ya Bu.
I : He eh. Atau lokasinya beda. Begitu disurvey di tempat, kan itu mesti survey
kan, mungkin pada saat itu, di awal itu sudah disurvey, tapi nggak disurvey
sampai detail. Begitu disurvey sampai detail ternyata berubah. Ya kayak
waktu di Bedah Rumah Veteran kemarin itu kan ada beberapa lokasi yang
diganti. Aku sudah terlanjur survey sampai ke Balas Klumprik sana, ternyata
yang disana, sudah dikasih datanya sama TNI AD itu ternyata disana
rumahnya rumah-rumah yang bermasalah lah. Rumah yang akan kita bangun
itu ternyata rumah ramai-ramai. Jadi bukan milik satu orang, rumah satu
keluarga besar gitu. Jadi begitu kita kesana mau bedah itu, terus jadi ributnya
di mereka sendiri. Harus pindah, itu yang pertama. Yang kedua begitu kita
kesana, ternyata rumahnya sudah bagus. Padahal yang mau kita bedah kan
rumah yang tidak layak huni. Jadi harus kita ubah lagi. Perubahan rencana
karena itu.
S : Oooh.. Kayak gitu berarti koordinasi lagi sama BUMN lain, koordinasi sama
TNI lagi gitu, nggak?
I : Nggak nggak. Dengan BUMN lain nggak. Kan itu kemarin yang kita
pelaksana utama. Kerjasamanya ya minta data dari TNI lagi.
S : Berarti lebih banyak koordinasinya sama Kodam ya?
I : He eh..
S : Hmm.. Okee.. Lho berarti yang waktu Bedah Rumah Veteran kemarin itu, 5
BUMN lain itu ngapain Bu?
I : Urunan.. Misalnya kalo kita kan bangun 60, Telkom bangun 50 berapa gitu,
53 kalo nggak salah ya, yang 2 dibangun BUMN A. 1 rumah 40 berarti kalau
dia bangun 2 kan 80. Terus yang lain lagi urunan berapa.. Itu misalnya kayak
223
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
gitu. Pasar murah kan juga kayak gitu kan. Pertama lokasinya ini, ternyata
setelah dipikir lagi kayaknya nggak bisa, jadi ganti lokasi. Bisa aja tuh, rawan
tawuran misalnya. Bisa aja kan?
S : Iya sih.. Tapi kemarin itu kejadian nggak Bu? Ganti lokasi?
I : Nggak tau tuh kemarin ganti apa nggak, tapi kayaknya sih ganti. Ya itu,
rawan tawuran. Kan bisa aja sih, saking nggak punyanya orangnya, rebutan.
Jadi mungkin bisa kayak gitu. Atau tidak kondusif lingkungannya.
S : Tapi berarti nggak seberapa, kalau misalnya terjadi hal-hal yang diluar
perkiraan gitu, nggak seberapa susah mengatasi karena Telkom pelaksana
utama, gitu ya Bu ya? Jadi kalo ada apa-apa ya wes Telkom yang handle, gitu
lah ya istilahnya ya Bu ya.
I : Hmm, iya, ya dilimpahkan ke Telkom, yang mengambil keputusan.
S : Jadi nggak seberapa repot minta persetujuan BUMN lain ya.
I : He eh. Iya iya iya.
S : Oke. Terus, Bu. Kan menurut Bu Ivone, stakeholder-stakeholder ini
dimungkinkan untuk menerima pesan secara efektif, ya?
I : He eh, karena itu kan tergantung dengan metodenya tadi kan.
S : Oh ya.. Karena sudah menentukan metode yang sesuai, gitu ya Bu?
I : Iya he eh.. Kan liat lagi dari mapping-nya itu. Jadi kalo misalnya penerima
tujuannya ini, berarti caranya kayak gini.. Waktu itu kan dirimu juga masih
disini kan.. Yang aku musti kesana sendiri, ngomong di awal.. Ke KONI
dulu, ngomong dulu kan.. Kami punya gini gini gini, kami butuh Bapak bantu
dari sisi data atlit yang perlu bantuan, karena kami kan nggak ngerti, gitu kan.
Trus dia ngasih kita beberapa data, kita yang milihin.. Timnya Pak Akbar
yang sebagai itu tuh survey langsung ke lapangan semua..
S : Ohh oke oke.. Terbukti efektif ya itu ya.. Terus ini maksudnya Bu Ivone yang
sudah ada komunikasi sebelumnya tentang agenda pertemuan untuk
mengkomunikasikan, itu maksudnya gimana Bu?
I : Iya, kan aku pasti sudah call duluan kalo aku mau kesana ngomong soal itu.
S : Ohh gitu.. Oke oke. Trus ini, mapping yang dari Bu Ivone ini berarti jadi
bentuk strategi komunikasi yang Bu Ivone terapkan ya Bu?
224
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : He eh. Kan kalo di komunikasi, kalo kita bilang kan ada 5 M itu kan,
Message-nya apa, trus Metodenya apa tergantung dari stakeholder-nya, trus
Man-nya, siapa sih yang menyampaikan, ketika harus menghadap kesini itu
siapa yang harus maju, GM Witel misalnya, lalu Medianya apa.
S : Medianya ini berarti mostly face-to-face ya Bu ya. Kan metodenya ada forum,
dialog, visiting, itu kan face-to-face ya.
I : He eh.
S : Kecuali yang kuadran 2 itu ya, pakai media massa ya?
I : Iya kecuali yang itu. Nggak mungkin ketemu lah sama pelanggan segitu
banyak. Gathering itu hanya untuk beberapa pelanggan aja yang memang
bener-bener loyal.
S : Nah, waktu yang untuk program BUMN Hadir untuk Negeri ini, berapa lama
Bu Ivone menyusun strategi untuk melakukan tindakan komunikasi kayak
gini ini? Dan ini kapan dilakukan? Maksudnya berapa lama sebelumnya?
Misalnya H-1 bulan, atau berapa lama..
I : Begitu kita bentuk satgas, begitu ditunjuk tim PIC-PIC nya. Masing-masing
program kan ada penunjukan PIC-nya itu.
S : Itu kan salah satu unsur ya Bu ya, yang Man itu, siapa yang
mengkomunikasikan. Ini berarti Man-nya ini ya PIC yang ditunjuk di masing-
masing sub-program itu ya Bu ya? PIC-nya itu yang jadi orang yang
melakukan tindakan komunikasinya ya?
I : He eh.
S : Bentuk satgas itu berapa lama sebelum pelaksanaan program ya Bu?
I : Ah itu sehari aja sudah jadi itu. Tergantung kapan informasi yang kita dapat
dari Kementerian. Dari Kementerian turun ke corporate, dari corporate turun
ke kita.
S : Kalau yang 2016 kemarin ini?
I : Mepet waktunya. Sebulan sebelumnya baru dikasih tahu. Bulan Juli itu. Yang
tahun ini kan akhirnya berkaca dari tahun lalu, persiapannya lebih lama,
Agustus kan masih lama, tapi ini dari bulan-bulan ini kita sudah mulai jalan.
S : Ohh yaya, belajar dari pengalaman yang lalu ya.. Terus, Man-nya kan tadi
PIC-PIC nya ya Bu ya, terus sebagai PR, Bu Ivone mempersiapkan PIC-PIC
225
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
itu untuk melakukan komunikasi nggak? Kan belum tentu semua PIC itu
mengerti strategi dari mapping stakeholder yang Bu Ivone buat itu, kalau
ketemu orang-orang ini cara ngomongnya gimana, nah itu sebelum mereka
bertemu pihak-pihak stakeholder itu, Bu Ivone mempersiapkan mereka
nggak? Misalnya kalau mau ketemu sama government, Bapak ngomongnya
kayak gini gini gini, gitu nggak? Ada persiapan sebelumnya gitu nggak Bu?
I : Hmm.. Biasanya, kalau kita mau bertemu seseorang, itu karena kita sudah
pede bertemu orang itu karena kita sudah pegang guidance-nya itu lho,
guidance programnya. Yang bikin guidance program ini, itu dari CDC
Telkom. Draft MoU-nya itu sudah dibikin dari kantor pusat, jadi kita ketemu
itu tinggal bilang apa yang mau kita lakukan, lalu minta dia menandatangani
draft MoU-nya itu.
S : Berarti yang 2016 itu berdasarkan guidance yang dibuat oleh CDC ya?
Berarti tinggal ngomong berdasarkan guidance itu gitu ya?
I : He eh. Iya. Ini adalah program dari Kementerian, dan kami ditunjuk untuk
ini, sebagai pelaksana di daerah ini, dan TOR-nya seperti ini. Sudah ada
semua.
S : Hmm, berarti nggak perlu susah-susah dipersiapkan kayak gimana gitu ya,
Bu. Sudah ada guidance-nya.
I : Nggak.. Sudah ada kayak SOP-nya. Ada TOR-nya.
S : Kalo di program BUMN Hadir untuk Negeri, ini saya mencoba
menyimpulkan jawaban Ibu ya. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan stakeholder-stakeholder ini itu kalo buat mereka yang ada di kuadran
1, metodenya kan metode face-to-face, berarti bahasanya kebanyakan bahasa
lisan dan formal ya?
I : He eh.
S : Trus yang di kuadran 3 juga sama ya?
I : He eh.
S : Trus yang di kuadran 2, kebanyakan pakai bahasa tertulis ya Bu ya? Karena
kan metodenya menggunakan media massa?
226
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Iya, karena pakai mass communication. Ya kan? Ini kan komunikasi yang
nggak khusus. Jadi semua orang boleh tau. Jadi pesannya ya itu, bisa iklan,
promo, dan lain-lain.
S : Oke. Tapi semuanya pakai bahasa formal ya Bu?
I : Ini yang di kuadran 3 dan 4 bisa aja nggak formal. Kalo kita ngomongnya
sama anak sekolah, gimana coba? Sama masyarakat juga bahasanya juga
nggak formal. Promo ini lho bisa lewat bahasanya juga nggak formal. Promo
ini lho bisa lewat youtube, bisa lewat macem-macem kan sosial media.
S : Hmm, oke. Berapa lama Ibu butuh waktu buat nyusun strategi ini?
I : Waduhh... Lupa aku. Jadi gini, misal dulu aku nyusun ini seminggu ya, tapi
seiring dengan berjalannya waktu, itu akhirnya bisa fleksibel dan berubah-
ubah sesuai dengan realita yang dihadapi di lapangan. Misalnya, dulu aku
berpikir kalau community itu masuk kuadran 3, tapi kemudian ternyata
community itu ada macem-macem, ada yang besar, dan yang lain.
S : Ohhh, yayaya. Fleksibel sesuai dengan realitanya ya Bu. Terus ini Bu, ini Bu
Ivone menyatakan kalau belum optimal melakukan peninjauan secara rutin
terhadap perkembangan yang terjadi dari hasil komunikasinya ini. Itu kira-
kira kenapa Bu, kok belum secara optimal dilakukan?
I : Kita kan gini, setiap minggu itu, mestinya kan kita itu udah ada telco
(teleconference) kan, dengan temen-temen kita yang ada disana, yang lagi
ngawal program disana. Tapi ya karena kayak gini ini lho, kesibukan disini
yang ini banget, akhirnya itu terabaikan, terkesampingkan.
S : Ooh.. Jadi mengutamakan mana yang lebih prioritas dulu gitu ya, Bu. Terus
ini Bu, mau nanya. Perubahan yang diharapkan oleh PR untuk terjadi sebagai
hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan ini, itu Bu Ivone bilang ada
perubahan pada lifestyle. Maksudnya gimana itu Bu?
I : Jadi gini, campaign program PR itu tidak bisa dilihat hasilnya dalam jangka
waktu pendek. Makanya pengukuran program itu dilakukan dalam jangka
panjang kan. Berhasil tidaknya program di satu daerah itu lihat dari hasil
jangka panjang, beda dengan orang marketing. Lihat berhasil dari mana, ya
kamu berhasil jualan berapa banyak. Kalau PR nggak bisa. Jadi misalnya di
satu daerah itu kita bikin program untuk digitalisasi daerah gitu, program PR
227
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
itu ada output, ada outreach, ada outcome. Output-nya itu mungkin pada saat
program itu dijalankan, media itu seberapa banyak memberitakan. Terus
outreach-nya itu, untuk media yang meliput itu masing-masing oplah jumlah
pembacanya berapa. Jadi outreach itu jumlah orangnya, jumlah pembacanya,
jangkauannya. Terus kemudian yang ketiga adalah outcome-nya. Nah
outcome-nya itu adalah apabila program itu berhasil merubah kebiasaan,
habit, atau lifestyle orang disitu. Misalnya ketika satu daerah mulai dimasuki
jaringan internet, lifestyle masyarakat disitu mulai berubah, misalnya mulai
berubah dari komunikasi telepon menjadi komunikasi data (online), lalu
mulai banyak yang menjual handphone, laptop, kayak gitu gitu.
S : Kalau dalam program BUMN Hadir untuk Negeri sendiri, lifestyle yang
dimaksud ini seperti apa Bu?
I : Ya misalnya kayak pembangunan MCK, dulu orang mandi di kali, terus
karena dibangunin MCK, mereka kan akhirnya punya tempat toh, jadi orang
nggak lagi pergi ke kali.
S : Terus kalo misalnya Bedah Rumah Veteran gitu, berarti lifestyle apanya yang
berubah Bu?
I : Yaa... Taruhlah begini, dulu rumahnya itu dari bambu, tidurnya tidak
beralaskan lantai. Kemudian begitu dibedah, akhirnya dia jadi lebih nyaman
dan layak, bisa tidur minimal di lantai.
S : Kalau pasar murah? Pasar murah itu kan jual sembako murah gitu ya.
Perubahan yang diharapkan apa?
I : Hmm.. Aduh nggak ngerti kalau pasar murah itu gimana, coba pikir deh.
S : Hahahaha.. Coba gini deh Bu, itu kan perubahan yang terjadi sebagai dampak
dari program sosialnya. Kalau perubahan yang terjadi sebagai dampak dari
tindakan komunikasinya itu gimana? Perubahannya seperti apa?
I : Kalo kita sih berharapnya perubahan image mereka terhadap Telkom.
S : Berarti image ya Bu, bukan lifestyle ya.
I : Bukan. Jadi image dan reputasinya. Bagaimana mereka memandang Telkom
kemudian.
S : Terus sejauh ini, sejauh yang Bu Ivone sudah amati, apakah perubahan itu
tercapai sesuai harapan nggak?
228
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Belum pernah diukur, belum sempat melakukan pengukuran dari program
yang lalu. Nah itu lho, harus ada lembaga independen dari luar yang
melakukan survey. Kalian kayak dari mahasiswa gitu, survey. Bisnis Telkom
bukan untuk itu, bukan untuk melakukan survey sampai sedetail itu. Aku
melakukan bisnis disini. Jadi mustinya ada pihak lain yang melakukan itu.
S : Oh berarti kalau untuk melihat perubahan image dan reputasinya Telkom itu
bukannya harusnya dari Telkomnya ya Bu?
I : Orang luar dong, orang luar dong yang tau.
S : Ohh berarti tetap orang luar yang survey ya Bu.
I : Sama kalo ada lagi itu ya paling dilihat dari harga saham aja. Itu kalo dari
harga saham itu kan berarti yang dituju adalah pemegang saham kan. Oh
berarti responnya pemegang saham bagus. Bukan shareholder ya,
shareholder itu mitra Telkom yang berbisnis dengan kerjasama bersama
Telkom. Sedangkan investor kan yang bener-bener beli sahamnya Telkom.
Beda kan, shareholder sendiri, investor sendiri.
S : Oke. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR untuk menindaklanjuti
strategi komunikasi yang sudah dijalankan? Ini kan Bu Ivone jawabnya sesuai
plan. Ini plan-nya maksudnya seperti apa Bu?
I : Masak kita mau ngomongin ke kamu. Soalnya ya kalo bagi kita, government
terkait itu, sama orang-orang yang terkait itu, itu nantinya akan digandeng
kerjasama, nggak tau itu jadi pelanggan atau apa. Jadi arahnya tetap ke bisnis
Telkom. Trus kemudian untuk tau seberapa besar image dan reputasi Telkom
itu, mustinya kita gandeng orang-orang yang bikin survey-survey itu, untuk
evaluasi. Makanya kan kubilang, after event itu kita berharap apa sih,
hubungan kita dengan yang tadi itu jangan putus. Tapi bagaimana kemudian
mereka ini tau, kalo Telkom ini menyediakan gini gini gini ya, akhirnya
mereka jadi pelanggan. Gitu lho, arahnya akhirnya itu ke situ.
S : Kemudian terakhir nih Bu, sebagai PR, Bu Ivone kan ingin mencapai
komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan output serta
outcome-nya tetap tercapai dengan mengedepankan prinsip 5M. Nah,
tindakan nyata dari Bu Ivone sebagai PR untuk mencapai itu itu gimana Bu?
229
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Kalau aku pikir, itu 5M-nya kan pasti sudah dipetakan dulu kan, saat ini itu
kita mau campaign tentang apa sih. Nah untuk medianya, aku bilang kan
tepat sasaran dan tepat budget kan, kalo kita misalnya milih media nih, kita
cari yang budget-nya gak usah gede-gede. Jadi yang biar efektif di sisi itu. Itu
lihat dari sisi pemilihan aja. Tepat sasaran ya pasti kan, Stephanie tau sendiri,
kalo misalnya produk IndiHome, IndiHome itu produk premium kita, jadi
sasarannya, kita bukan lagi pakai mass communication. Itu mungkin di awal,
ketika brand IndiHome itu dimunculkan, mancing, membuat orang-orang
pingin tau kan, IndiHome itu apa sih. Tapi itu nanti ketika ngomongin sudah
sampe ke sisi harga atau apa, ya udah kita berarti yang sasarannya sesuai aja
dulu.
S : Kalau dalam program BUMN Hadir untuk Negeri, Bu?
I : Kalau dalam program itu, ya kalo tepat sasaran ya sasarannya pasti di wilayah
itu kan. Media-media yang ada di wilayah situ. Tepat budget, cari media
komunikasi yang tidak terlalu mahal. Atau sebenarnya yang paling bagus, aku
dulu pernah bikin program di Banyuwangi, ketika kita mendekati kepala
daerahnya, kepala daerahnya itu bisa jadi endorser dari produk kita. Secara
tidak langsung, dia itu mempromosikan produknya kita. Itu sebenarnya
campaign yang efektif, ada orang lain sebagai endorser yang menginfokan
produk kita keluar. Jadi gak usah kita keluar biaya iklan, itu salah satunya.
S : Berarti maksudnya melakukan pendekatan gitu ya Bu ya, ke orang-orang di
daerah terkait, supaya bisa membantu mempromosikan.
I : He eh.. Kalo itu tadi, itu kan berarti orang yang ada di kuadran 1 kan, public
opinion leader, government..
S : Jadi melakukan komunikasi dengan mereka supaya mereka secara tidak
langsung mendukung program ini dengan cara membantu mempromosikan
gitu ya Bu ya.
I : Iya.. Ini misalnya ya, Surabaya, Bu Risma itu akan dengan senang hati bicara
tentang Telkom, gak dibayar, karena dia merasa Telkom membantu banget
programnya Surabaya.
S : Ya ya ya.. Secara nggak langsung itu jadi benefit juga buat Telkom ya Bu ya..
Oke oke. Makasih Bu Ivone.
230
Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)
TRANSKRIP WAWANCARA DADI AHDYAN ARDIWINATA SELASA, 4 APRIL 2017 – RUANG KANTOR DADI AHDYAN
Keterangan:
S : Stephanie
D : Dadi Ahdyan Ardiwinata
S : Selamat siang, Pak. Terima kasih banyak untuk waktunya. Saya mulai ya,
Pak. Jadi, Pak Dadi, sebenarnya Telkom ini melaksanakan program-program
CSR, atau community development, maksudnya program-program sosial gitu
itu tujuan dasarnya apa, Pak?
D : Gini, kita kembali ke yang paling basic dulu aja kan. Jadi fungsinya
perusahaan itu ada dua, satu, fungsinya mencari laba atau keuntungan ya,
dengan semua perusahaan begitu, tapi di sisi lain kita punya tanggung jawab
moral. Tanggung jawab moral itu dibentuk, dalam hal ini dalam organisasi itu
CDC, dimana disini itu kita bertanggung jawab terhadap pertumbuhan
ekonomi, artinya perekonomian kerakyatan yah, yang kedua kehidupan
sosial, yang ketiga lingkungan. CDC itu fungsinya ada disana. Ekonomi,
sosial, lingkungan. Nah tujuan perusahaan itu ada dua ini, jadi selalu laba itu
juga kan jadi salah satu memang, ini kan dibentuk bukan main-main, karena
di perusahaan itu dibentuk satu level di bawah direksi. CDC itu SGM CDC,
salah satunya itu. Jadi bagaimana perusahaan care terhadap masyarakat
dalam bentuk ekonomi, sosial, lingkungan.
S : Terus kalo program BUMN Hadir untuk Negeri sendiri, tujuan dasarnya apa?
D : Kalo tujuan dasarnya itu sebetulnya lebih ke mensinergikan tujuan yang tadi
sosial, ekonomi, sama lingkungan, beda ketika kita dilaksanakan sendiri dan
dilaksanakan bersama-sama. Nah ini hasilnya akan lebih ‘wow’. Artinya,
lebih fokus. Betul bahwa tujuan ini kita laksanakan itu ada dampak, terhadap
dampak perekonomian, sosial, dan lingkungan. Bisa dikerjakan sendiri? Bisa.
Cuman yang namanya kalau kita bersinergi itu jauh lebih baik hasilnya.
Holistik. Telkom misalnya dari sisi jaringannya, dari BUMN lain dari sisi
yang lain, saling membangun secara utuh hasil dari sinergi itu diharapkan
lebih cepat mempunyai nilai value di masyarakat. Dan itu dilakukan secara
231
Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)
berkesinambungan. Terus.. Hasil pembangunan yang di daerah A, kemudian
besok di daerah B. Atau di dalam satu masa, perusahaan A di lokasi X,
perusahaan B di lokasi Y, perusahaan C di lokasi Z, gitu misalnya. Hasilnya
lebih nyata.
S : Lebih luas juga ya cakupannya..
D : Iya.. Kalau kita laksanakan sendiri sulit..
S : Iya susah.. Bener, bener. Terus untuk komunitas sendiri, itu karakteristik
komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional 5 ini? Untuk
maksudnya dalam pelaksanaan CSR-nya, itu memprioritaskan komunitas-
komunitas yang seperti apa, atau bergerak di bidang apa misalnya..
D : Ya ada 2 sasaran, yang pertama program kemitraan, yang kedua bina
lingkungan. Yang program kemitraan itu disasar ini terutama masyarakat
yang sudah punya keinginan untuk mandiri dengan usahanya. Dibuktikan
dengan bahwa dia telah mempunyai usaha minimal 1 tahun. Ini yang untuk
program kemitraannya. Kemudian ini tentunya komunitasnya komunitas
disini, UMKM. Yang bina lingkungan macem-macem, komunitas yang
disasar. Komunitas dari sisi misalnya sisi sosial, kaum-kaum yang kurang
beruntung dari sisi misal kehidupan di masyarakatnya coba kita masuk
kesana, kita bantu. Entah itu berupa bantuan charity biasa, ataupun bantuan-
bantuan lain misalnya kebutuhan-kebutuhan untuk komunitasnya. Misalnya
ada komunitas anak-anak muda katakan, misalnya kita bangun coba disana, di
lokasi tempat mereka berkumpul dibangun misalnya BLC, Broadband
Learning Center, kita edukasi mereka, kita berikan fasilitas-fasilitas lain, kita
berikan juga ilmu-ilmu yang lain. Komunitas-komunitas dimana komunitas
itu memang perlu dibantu, yang bina lingkungan. Tempat ibadah misalnya,
komunitas santri, komunitas gereja, komunitas ini yang memang memerlukan
bantuan.
S : Berarti nggak ada sasaran khusus gitu ya Pak ya? Maksudnya kayak
misalnya, oh ya karena Telkom bergeraknya di bidang telekomunikasi, terus
nyasarnya ya komunitas-komunitas yang berkaitan dengan bidang-bidang
telekomunikasi gitu, nggak ya? Pokoknya ya yang membutuhkan, komunitas
yang membutuhkan apa gitu ya?
232
Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)
D : Ya, jadi ada dua nih. Kalau dari sisi organisasi nih temen-temen marketing
pasti nyasarnya komunitas yang memerlukan itu. Kalau kita di CDC, itu iya,
tapi juga bisa charity yang lain.. Artinya bagaimana mengedukasi masyarakat
dengan internet, kita beri bantuan BLC..
S : Oh ya ada core bisnisnya yang disisipkan gitu ya?
D : Iya.. Karena kan mau nggak mau, sekarang kan, internet ya. Kebetulan kita
juga produk kita kan disana. Nah kita beri mereka, istilahnya wawasan
dengan internet, biar mereka lebih pandai. Tapi tidak hanya itu, juga
komunitas misalnya korban bencana, komunitas anak-anak terlantar,
komunitas rumah ibadah, ada kesehatan, macem-macem. Cuman kalo
misalnya yang pendidikan, itu ada juga, ya kita arahkan ke edukasi-edukasi
yang sesuai dengan eranya, ya internet. Jadi ini lebih meluas, lebih tidak
terpaku disana.
S : Oke. Berarti sejauh ini yang kalo komunitas-komunitas yang sudah pernah
berhubungan dengan Telkom, ya macem-macem ya, Pak? Berarti yang
pernah dibantu ya? Berarti UMKM itu pasti ya?
D : Iya. Terus komunitas-komunitas keagamaan, komunitas misal orang-orang
tidak mampu, anak-anak kurang beruntung ada komunitasnya, komunitas ini
yang biasanya pelopornya ini yang menjadi penghubung antara kita dengan
komunitas itu.
S : Opinion Leader-nya gitu ya..
D : Iya.. Misalnya kaum disabilitas, itu kan ada.
S : Oh oke.. Hmm terus kalo misalnya sudah diberi bantuan gitu Pak, itu apakah
komunikasi yang dijalin itu berhenti setelah bantuan itu selesai, atau masih
ada kayak follow-up-nya atau tindak lanjutnya masih sering diajak ketemu
atau mungkin masih sering ditanyai “gimana kabarnya sekarang? Masih
butuh apa?” kayak gitu-gitu, itu gimana Pak?
D : Ada dua, satu yang memang putus, artinya setelah kita beri bantuan, putus,
satu lagi biasanya komunitas yang punya organisasi ini terus..
S : Maksudnya gimana Pak?
D : Misalnya yang korban bencana misalnya, kita beri bantuan. Setelah nggak
ada bencana, putus, selesai. Tapi kalo kita beri bantuan misalnya ke yayasan
233
Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)
mata hati, katakan, kita beri bantuan ke sana, kita beri alat-alat untuk mereka
berkarya, katakan, nanti kita lihat lagi, 6 bulan kemudian, atau mereka datang
ke kita, menceritakan kondisi bantuan kita yang dulu, kemudian kalo maju
tentunya kan dia perlu support yang laen, nah dia ngajukan lagi ke kita atau
event-event yang dia lakukan, kita iku diundang disana. Kita evaluasi, kalo
memang bantuan kita disana itu efektif, ya terus kita support mereka sampai
istilahnya berkembang.
S : Oh oke.. Berarti ada ya, maksudnya tindak lanjutnya itu terus ya..
D : Ada, ada. Iya.
S : Hmm.. Kemudian sebelum pelaksanaan program yang BUMN Hadir untuk
Negeri ini itu pra-pelaksanaannya itu seperti apa Pak? Jadi misalnya biasanya
kan kalo perusahaan mau mengadakan satu program, itu kan ada kayak
survey dulu kah, atau misalnya tanya-tanya dulu, ini butuhnya apa sih, atau
harus kayak gimana kita bantunya, itu kayak gimana Pak, pra-
pelaksanaannya?
D : Yang pertama itu kita buat dulu satgas, kemudian tadi itu, kita melakukan
survey ke lokasi-lokasi calon objek bantuan, menentukan titik-titik objek
bantuan. Setelah itu kita hitung RAB untuk rencana bantuan disana. Setelah
kita hitung baru kita temui tokoh-tokoh masyarakat disana, atau kalo ada
tokoh pemerintahan disana, kita temui, kita minta izin ke mereka. Kalo
misalnya terus mereka mengizinkan, kita minta izin lokasi, kita minta izin
masuk, dan selama ini nggak ada kendala. Setelah mereka izinkan, baru kita
plan, dari mulai bagaimana pengadaan barangnya, siapa yang mengerjakan,
kapan selesai, siapa yang mantau disana, itu dikerjakan sampai dengan barang
itu jadi diserahkan ke objek bantuan..
S : Hmm oke.. Berarti survey langsung ya? Surveynya langsung dateng ke
lokasinya, terus melihat kondisinya?
D : Ya.. Ketemu tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan disitu.
S : Oke.. Nah kalau peran Pak Dadi sendiri, atau mungkin bisa mewakili peran
CDC dalam pelaksanaan program BUMN Hadir untuk Negeri itu perannya
apa aja?
234
Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)
D : CDC itu yang koordinator, untuk seluruh aktivitas. Dalam arti koordinator itu
dalam hal scoop-nya dalam arti koordinator itu semua bantuan yang
diberikan, dana berasal dari dana CDC. Sehingga dia berperan sebagai
koordinator untuk seluruh aktivitas, masalah pendanaannya. Itu yang pertama.
Yang kedua, mungkin juga masalah regulasi pelaksanaan kegiatan, di CDC
tentang comply-nya. Kalo ada comply masalah surat-menyuratnya,
kelengkapan administrasi, secara administratif itu di CDC. Lalu kontrol
terhadap aktivitas. Dipantau, bahwa itu betul dilaksanakan oleh tim satgas
yang ditunjuk, kita pantau kita laporkan, sampai pada saatnya secara sistem
itu bisa dilaporkan 100% sukses dari sisi fisik maupun administrasi. Gitu..
S : Oke.. Terus untuk menjalankan masing-masing peran itu, misalnya mulai dari
tadi kan pertama jadi koordinator anggaran gitu ya istilahnya, itu kan
anggepannya peran besarnya gitu, terus di dalam satu peran besar itu,
aktivitas-aktivitas secara rinci yang dilakukan itu kayak gimana aja?
D : Nah itu dari peran besar kita penyediaan dana, kemudian aktivitas yang
diusulkan oleh rekan-rekan di satgas itu, hasil survey dan lain-lain itu kita
evaluasi, kita buatkan semacam justifikasi kebutuhan anggarannya, per
kegiatan. Nah itu yang menjadi kunci ketika temen-temen di lapangan
melakukan aktivitas. Tidak boleh keluar daripada justifikasi yang sudah
dibuat. Pelaksanaannya ya kita kontrol kesana, mungkin pelaksanaan baru
40%, tapi ada permintaan dari mereka bahwa untuk pengadaan barang atau
apa gitu nggak ada uangnya, misalnya, ya kita berikan ke mereka.
S : Oh berarti dari justifikasi itu masih bisa menyesuaikan gitu ya Pak ya?
D : Nggak bisa sebetulnya, nggak bisa. Jadi kalo yang besarnya boleh nih, yang
besar ini bisa fleksibel lah ya, tapi kalo udah ke bawah, itu justifikasi itu kan
sudah real hasil survey, hasil segala macem pantauan di lapangan, nggak
bisa.. Segitu ya segitu, karena yang melaksanakan yang membuat. Kita kan
nggak bikin angka sendiri, dari mereka kita potret, di lapangan ya harus
segitu.. Kecuali ada perubahan akibat, misalnya perubahan ekonomi yang
signifikan, tiba-tiba dollar misalnya naik. Nah itu misalnya kan.. Tapi selama
nggak ada apa-apa ya tetep begitu..
235
Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)
S : Oke. Terus waktu tadi apa aja ya, koordinator anggaran, terus ngontrol ke
sana ya, berarti ya langsung datang kesana gitu ya Pak ya..
D : He eh.. Terus ada laporan-laporan..
S : Nah itu, itu gimana prosesnya Pak?
D : Jadi ya, temen-temen kita udah melaksanakan, mereka akan beri laporannya.
S : Mereka yang bikin ya?
D : Mereka bikin. Laporkan ke kita ke CDC. Nah ini nantinya antara tagihan
dengan laporan harus match, bahwa di tagihan mengatakan sudah 100%,
bener di lapangan juga dinyatakan sudah kondisi 100%. Laporan ini juga
disertai foto, foto-foto di lapangan kayak apa.
S : Dokumentasinya gitu ya Pak ya..
D : He eh.. Nah ini laporan ini kita bendel jadi satu, yang kita laporkan ke
Kementerian BUMN. Dari Telkom ke Kementerian, yang kita laporkan.
S : Oke oke oke. Tapi kalo untuk yang dipegang CDC berarti cuma di bagian
anggarannya berarti ya Pak ya..
D : Plus dokumentasinya, hasilnya.
S : Oh ya ya ya.. Nah dengan menjalankan yang tadi, peran-peran itu, beserta
dengan kegiatan-kegiatannya itu, tujuan yang ingin dicapai itu apa Pak pada
akhirnya? Tujuan akhirnya itu supaya apa?
D : Menyesuaikan antara program yang datang dari Kementerian, dengan kondisi
di lapangan yang sebagai eksekutornya di lapangan ini sesuai dengan
program dari Kementerian. Intinya kita kontrol apa, agar program yang ada
dari Kementerian itu dengan kenyataan hasil itu harus sama. Kita potret tiap
saat, tiap minggu, tiap hari itu kita pantau. Jangan sampai dari Kementerian
itu X, di lapangan X-1. Nah itu nggak boleh. Nah kalau nggak kita kontrol,
yang di lapangan nggak ngerti maksudnya yang dari Kementerian, yang
Kementerian taunya misalnya beres di lapangan. Jadi ya dikontrol sampai
biaya-biayanya itu. Harus klop sama persis. Nah peran kita CDC itu adalah
jangan sampai ada gap antara plan sama realisasinya yang ada di lapangan,
meminimalisasi itu.
S : Oke. Kalo respon masyarakat sendiri Pak, secara keseluruhan terhadap
pelaksanaan program ini, yang Bapak tahu, seperti apa?
236
Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)
D : Luar biasa. Karena itu kita bisa lihat setiap ada peresmian, itu kan masyarakat
langsung datang berbondong-bondong begitu. Kalau saya berpikir gini, MCK
dan air bersih, orang kota mungkin berpikir MCK dan air bersih itu biasa, tapi
ketika di daerah yang tidak pernah ada air, tidak pernah merasakan ada air
tawar, disana ketika kita bangun air dari bawah naik ke atas buanyak, itu satu
kampung itu datang kesana semua. Waduh luar biasa. Karena waktu saya
belum banyak ke lokasi sih, saya anggap biasa aja MCK, air bersih, biasa
kan? Ternyata ketika kita datang ke lapangan, tahu kalo orang yang tidak
pernah merasakan air tawar, itu ada. Sampai minum pun itu rasanya juga
asin-asin gimana gitu. Setelah kita bangun disana, aduh itu yang namanya air
itu, waduh buat mereka itu luar biasa. Karena saya kan ke pulau-pulau kecil
tuh, saya lihat, wih, saya disana seminggu udah nggak tahan. Makannya ikan
lagi, ikan lagi. Mau minum air nggak ada, mandi nggak pernah ada air tawar.
Dan itu ada, banyak lokasi begitu. Tapi ketika kita bangun MCK disana, lalu
ada keluar air, meskipun kecil aja disana, air tawar gitu, mereka langsung “ih
manis!” gitu. Nah itu, melihat antusiasme masyarakat terhadap bantuan kita.
Yang sebelumnya juga nggak pernah ada di kita, orang-orang yang nggak
pernah mandi air tawar itu banyak..
S : Buat kita itu sudah biasa ya.. Hahahaha. Itu tadi kalo laporan yang tadi dari
berdasarkan hasil pelaksanaan program itu, setelah selesai dibuat, laporan itu
disebarkan ke siapa aja Pak? Apakah hanya untuk Kementerian aja?
D : Kalau sebetulnya kalau untuk aktivitasnya, setiap saat ada di media. Itu mesti
muncul di media. Itu sebagai evidence bahwa kita sudah melakukan itu
memang. Nanti itu sebagai bahan evaluasi, tahun berikutnya harus lebih baik
dari laporan itu.. Misalnya tahun kemarin kita bangun 50 MCK, mungkin
sekarang 150, melihat antusiasme daripada masyarakat.. Bahan evaluasi lah
itu istilahnya.
S : Oke. Terus output yang diharapkan dari pelaksanaan program ini, kayak
gimana Pak?
D : Ada sebetulnya ada 3 ini, yang tadi. Ekonomi, meningkatkan memperbaiki
taraf hidup masyarakat, dari program kemitraan, bantuan modal, pembinaan,
dan lain-lain. Dari sisi sosial, ini juga memperbaiki struktur sosial yang ada di
237
Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)
masyarakat, artinya kita punya kewajiban juga, membantu masyarakat-
masyarakat yang memang memerlukan bantuan. Yang ketiga lingkungan, kita
berkewajiban juga, dalam hal ini, menjaga atau turut serta memperbaiki
kondisi lingkungan yang ada, misalnya pembuangan air, MCK, yang tadinya
mereka bebas dimana aja setelah ada MCK harus disana, terus mungkin juga
sarana ibadah, pendidikan. Rumusnya disana ada 3, kembali ke 3 faktor,
ekonomi, sosial, lingkungan.
S : Itu apakah program ini selesai, akhirnya kelihatan tercapai? Maksudnya
apakah output itu tercapai, pada akhirnya? Atau ada aspek-aspek tertentu
yang mungkin kurang tercapai?
D : Ada, sebetulnya dari hasil pantauan itu gini, setelah bantuan itu kita berikan,
itu kan kita serahkan ke masyarakat, ke lurah, camat, atau kepala desa. Nah
berikutnya itu, ada juga yang tidak diurus, yang tidak terawat. Contohnya
gini, bantuan kita memberikan modal untuk mantan atlit, katakan. Setelah 6
bulan kita lihat lagi, ternyata modalnya yang dulu itu udah nggak ada. Artinya
kalau dia dikasih warung, warungnya habis dipake sendiri nggak jualan lagi.
Ada yang begitu.. Tapi kalo untuk komunitas, biasanya terjaga..
S : Maksudnya yang untuk komunitas itu gimana Pak?
D : Misalnya MCK, itu kan komunitas tuh, saling menjaga. Tapi kalo yang ke
individu itu biasanya ini yang susah. Kalo komunitas lebih mudah. Misalnya
kita berikan perangkat BLC di SMA pedalaman, itu dijaga betul.
S : Karena banyak ya yang bertanggung jawab gitu ya, yang merasa memiliki..
D : Iya.. Tapi kalo kita berikan bantuan ke perorangan, ini yang kadang-kadang
kurang diharapkan. Dikasih mesin jahit, mesin jahitnya kesana udah nggak
ada, dijual.. Ya gitu-gitu. Tapi minimal, dari 100% apa yang kita berikan,
minimal 80 itu udah tercapai itu udah syukur. Nggak perfect 100 tapi ya ada
angka-angka toleransinya. Kalau kemarin pelaksanaan berhasil banget,
walaupun ada yang ini, cuman kan persentasenya kecil.
S : Hmm.. Ya ya ya. Ya pasti ada lah ya Pak ya, tiap program pasti ada yang
berhasil, ada yang kecil-kecil yang tidak.
D : Iya.. Kenapa nggak? Kenapa kok dikasih yang nggak berhasil itu? Kalo tau
nggak bakal berhasil ya nggak bakal dikasih kok. Hahahaha.. Karena hasil
238
Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)
survey itu kan udah ideal, tapi ternyata di lapangannya ternyata tetep..
Ibaratnya kalo orang suka hidup di jalan kalo diambil, dimasukin ke panti
sosial, mereka lebih betahnya di jalan lagi ya kan.. Nah ada juga yang tetep
begitu, tapi kecil..
S : Oke, sudah Pak. Terima kasih banyak.. Nah ini Pak, buat skripsi saya ini kan
selain saya wawancara 3 orang tadi, saya juga perlu melakukan triangulasi,
jadi kayak kroscek, salah satunya yang harus saya triangulasi itu ke 3
perwakilan masyarakat yang terkena dampak dari program ini gitu.. Nah itu
kira-kira dari Pak Dadi ada saran nggak, untuk saya bisa menghubungi siapa,
gitu..
D : Ohh ya yang gampang aja, yang deket-deket sini.. Wonokromo gitu. Yang
Bedah Rumah. Tau kan Bedah Rumah?
S : Ohhh iya iya, tau, kemarin saya ikut kok.
D : Nahhh iya itu Bedah Rumah.. Terus yang dekat lagi itu di Pasar Wonokromo,
Penitipan Anak.
S : Oh iyaaa..
D : Itu.. Terus satu lagi, yang satu lagi ini aja, biar ada wakil daripada bantuan
Telkom berupa program kemitraannya. Saya kasih nomor telepon. Silahkan
nanti.. Tapi nggak usah ngomong dari saya. Bilang saja kamu dari surveyor.
Nanti kalo ngomong dari saya dibaik-baikin. Itu yang saya nggak mau. Nanti
kalo tau dari saya pasti ngomongnya baik. Saya pengen itu dapet feedback
dari pihak luar yang tidak ada hubungan dengan saya misalnya. Nanya apa
adanya. Jadi saya tau, harus diperbaiki sebelah mana.
S : Ooohh gitu.. Ya ya boleh Pak. Terima kasih, Pak Dadi.
239
Lampiran 5: Transkrip Triangulasi dengan Novi (sambungan)
TRANSKRIP TRIANGULASI NOVI (ANAK PAK PONIMIN) SELASA, 16 MEI 2017 – RUMAH PAK PONIMIN
Keterangan:
S : Stephanie
N : Novi
S : Selamat pagi, Ibu. Oke mungkin boleh minta tolong memperkenalkan diri..
Namanya siapa, trus sebagai apa, trus usianya.
N : Ya.. Saya Novi, dari anak Bapak Ponimin, usia 47.
S : Oke.. Kemarin ini, Agustus kalau nggak salah ya..
N : Iya, Agustus.
S : Rumahnya Pak Ponimin menerima bantuan berupa bedah rumah ya.. Dari
BUMN Hadir untuk Negeri..
N : Iya..
S : Itu Ibu masih inget nggak, BUMN pemberinya siapa? Yang memberikan
bantuan.
N : Eh.. Anu.. Telkom apa ya? Aduh lupa.. Hahahahahahaha..
S : Hahahaha.. Nggak papa Bu, jawab sebisanya aja nggak papa.. Hahahahaha..
N : Hahahaha sek sek.. Ibu saya itu ingat, kalo saya tuh lupa.. Telkom nek gak
salah tuh ya..
S : Telkom ya?
N : Iya..
S : Oke.. Kemarin yang Ibu tahu, pelaksanaan program bedah rumahnya kemarin
gimana?
N : Maksud e?
S : Jadi kemarin rumahnya diapain aja sih?
N : Ini dibedah semua ini. Diperbaiki semua. Ini kan mau jatuh.. Trus kamar itu
juga.. Wes pokok e ancur ini mbak.. Trus akhir e diperbaiki semua, dari
depan sampai belakang..
S : Apanya yang dibenerin? Atapnya ya?
N : Ya.. Atapnya.. Trus temboknya ini.. Ini kan pecah gitu lho kan.. Karena tanah
e gerak itu lho pecah gini.. Trus belakang, belakang itu juga ajur, ini ajur
240
Lampiran 5: Transkrip Triangulasi dengan Novi (sambungan)
semuanya.. Cuma depan e sana tok itu ndak.. Sampe tiang itu tok.. Tiang
kayu itu lho mbak..
S : Oooh.. Iya iya iya.. Berarti ini ya, bener-bener dirombak total ya?
N : Iya..
S : Itu kemarin sebelum pelaksanaan bedah rumahnya, dari Telkom ada...
N : Ada ini, angkatan darat itu lho, Kodam. Itu kesini, trus kasih tau kalo ini mau
dibedah rumah, gitu..
S : Ooh.. Kodamnya aja tapi ya? Cuma Kodamnya aja yang kesini? Atau sama
Telkom juga?
N : Sama.. Sama Telkom, iya..
S : Ooh.. Terus?
N : Terus.. Satu minggu, eh dua minggu kemudian mungkin, trus baru dibedah..
Diperbaiki ini.. Jangka e dua mingguan kayak e.
S : Oh dua minggu sebelum sudah dikasih tau ya..
N : Iya.. Trus perbaikan e ini juga dua minggu.. Pokoknya sebelum tanggal 17
Agustus itu sudah selesai..
S : Ohh iya iya.. Itu ibunya masih inget nggak, yang dari Kodamnya sama yang
dari Telkomnya yang berkunjung kesini untuk menyampaikan niatannya
mereka untuk membedah rumah ini siapa?
N : Nama e ta mbak?
S : Iya namanya, atau jabatannya, apa yang Ibu inget aja.
N : Kalo jabatannya nggak tau.. Nek nama e itu yang pernah kesini itu... (mencari
kontak di handphone-nya) Pak Dwi sama Pak Puji..
S : Pak Dwi itu yang dari Kodam?
N : Dua-duanya..
S : Pak Dwi sama Pak Puji itu dari Kodam?
N : Iya..
S : Yang dari Telkomnya?
N : Kalo Telkomnya lupa aku. Tapi ada kok, sek Ibu saya yang punya. Sek tak
telpon e Ibu saya ya..
S : Ohh iya iya nggak papa.. Silahkan Bu.
N : Saya ini lupaan mbak, hahahahaha..
241
Lampiran 5: Transkrip Triangulasi dengan Novi (sambungan)
S : Hahahaha iya nggak papa Bu.. Ibu ini anak satu-satunya Pak Ponimin?
N : Nggak, anaknya empat mbak.. Saya nomor satu, trus nomor dua itu di Karang
Menjangan, trus nomor tiga ini di Kebraon, trus nomor empat di Kodam..
S : Ooohh.. Berarti tinggal sama yang paling kecil ya?
N : Iya.. Tadinya ya disini..
S : Iya, kenapa kok nggak disini aja Bu?
N : Anu.. Sepi katanya, sepi... Jadinya kadang kesana, kadang kesini.. Nama e
wes tuek mbak yo.. Hahahahaha..
S : Oooh.. Hahahaha butuh temen ya..
N : He eh.. Jadi seneng rame-rame.. Hahahaha..
S : Hahaha bener, bener..
N : Kemaren baru dari sini, satu minggu..
S : Pak Poniminnya?
N : Iya.. Trus minta pulang kesana.. Trus ke rumah e adik saya disitu, dua hari..
(Sambil menelepon Bu Ponimin) Kemaren mbaknya kesini jam berapa?
S : Ehmm.. Siang.
N : Dua orang mbak, nama e Pak Budi sama sapa satu e lali ibu e.. Hahahaha..
S : Oalah iya.. Hahahaha gak papa Bu.. Gini aja, habis ini bareng-bareng aja
kesana mungkin Bu?
N : Ohh ke rumah e? Ya.. Ya.. Yawes nggak papa..
S : Sekalian mungkin nanti saya bisa tanya lebih lengkap lagi ya..
N : Ohh ya ya.. Wong anu kok, dijemput, diajak nduk Hotel Papilio.. Diajak
penerimaan apa gitu lho..
S : Ooo.. Oke. Trus kalo menurut Ibu sendiri, secara pribadi, program ini
dampaknya gimana buat Ibu sekeluarga sama Pak Ponimin sekeluarga
mungkin?
N : Ya baik aja mbak. Soale kan memang e nggak bisa merenovasi rumah trus
dapat bantuan, jadi seneng ae..
S : Seneng yaa..
N : Iya seneng banget..
242
Lampiran 5: Transkrip Triangulasi dengan Novi (sambungan)
S : Trus setelah sudah selesai gini bedah rumahnya, ada follow up lagi nggak dari
Telkom? Maksudnya ada kayak ditanyai “gimana, rumahnya?” ato kayak
gimana gitu..
N : Iya, ada.. Dua kali. Kemaren itu berapa orang ya, enam apa.. Itu kesini.
S : Diapain itu Bu? Mereka kesini ngapain maksudnya?
N : Ya wawancara.. Ya kayak mbak gini gitu, trus liat liat, oh memang bener ini
diperbaiki, gitu..
S : Itu darimana? Yang dateng itu?
N : Dari Telkomnya..
S : Ohh oke. Dua-duanya dari Telkom? Follow up nya kan dua kali, dua-duanya
dari Telkom?
N : Iya.
S : Oke.. Wawancaranya itu tentang apa maksudnya Bu?
N : Ya kayak gini, kayak mbak gini..
S : Oooh, tanya-tanya dampaknya gitu ya..
N : Iya.. Seneng apa nggak, ya pokok e tanya kayak mbak gini.. Hahahahaha..
S : Oooh ya ya.. Oke. Yang diinget cuma Telkom aja ya? Yang sering kesini
cuma Telkom ya?
N : Ya memang dari itu tok..
S : Oooh.. Iya soalnya kan dari Program BUMN Hadir untuk Negeri nya sendiri,
itu sebenernya kerjasama, antara Telkom dengan 5 BUMN lain.. Ada PT
Garam, PT Boma Bisma Indra..
N : Ndak, itu tok, Telkom tok.
S : Yang memang sering kesini Telkomnya aja ya..
N : He eh..
S : Oh yaya.. Oke kalo gitu..
N : Mungkin dibagi-bagi gitu..
S : Hmm.. Mungkin ya.. Oke, makasih ya Bu..
243
Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)
TRANSKRIP TRIANGULASI BU PONIMIN SELASA, 16 MEI 2017 – RUMAH ANAK PAK PONIMIN
Keterangan:
S : Stephanie
B : Bu Ponimin
S : Oke.. Siang Ibu.. Saya wawancara sedikit mengenai bedah rumah yang Ibu
dan Bapak Ponimin terima dari BUMN Hadir untuk Negeri tahun 2016
kemarin ya Bu..
B : Iya..
S : Usianya berapa Ibu?
B : 65..
S : Istrinya Pak Ponimin ya?
B : Iya..
S : Ini Bu, saya mau review sedikit tentang program BUMN Hadir untuk Negeri
yang kemarin, yang Ibu sama Bapak dapat bantuan berupa bedah rumah itu
ya..
B : Iya iya..
S : Oke.. Mungkin bisa Ibunya cerita sedikit, mulai dari pertama kali, misalnya
waktu orangnya itu ngasih tau, sampai terakhir-terakhir ini kayak gimana
perjalanannya..
B : Iya.. Pertama, saya didatangi sama veteran, Kodam itu.. Trus mereka tanya,
Ibu rumahnya dimana, saya jawab di Kebraon.. Trus dicek disana, rumah kan
sudah rusak itu.. Mau saya perbaiki, umur mbahku ini kan sudah 75 nggak
boleh.. Saya mau pinjem bank, untuk perbaiki rumah saya itu.. Rusak semua
sudah, total.
S : Ini rumah yang di Balas Klumprik itu ya?
B : Iya itu rumah saya.. Saya mau pinjem bank, mbahku itu umur e sudah 75,
nggak boleh..
S : Oh iya mungkin karena sudah bukan umur produktif kerja ya..
B : Iya.. Tapi kan umur kan dari Tuhan.. Ya saya mundur aja, wong memang
nggak boleh ya mosok maksa.. Ya saya nggak bisa perbaiki mbak, mau
244
Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)
perbaiki kan ya harus hutang bank itu.. Trus dicek sama veteran, sama
Kodam.. Terus dicek sama Kodam, dia bilang “Bu.. Saya ajukan ya.. Jadi ada
bedah rumah dari Telkom..” Alhamdulillah, Pak.. Saya terima kasih, berkat
banget. Saya berdoa.. Ya bisa anak saya itu, memperbaiki.. Anak saya empat,
banyak, nanti kalo saya nggak ada kan mesti geger mbak, kalau tidak saya
sendiri yang memperbaiki. Kalau saya sendiri yang memperbaiki kan bisa
dijual dibagi empat.. Kalau mereka yang memperbaiki nanti saling tengkar,
siapa dulu yang memperbaiki, saya ndak enak.. Saya nggak pernah kok minta
anak saya.. Ya Allah mbak, sampai saya menangis.. Terima kasih Pak, terima
kasih.. “Iya nanti kalau dicek, Ibu kesana ya..” Trus dicek mbak, ditanyai gini
gini gini.. Iya pak, terima kasih, nanti per tanggal 17 itu sudah selesai. Oya
pak terima kasih.. “Nanti kalau ada apa-apa Ibu bilang ya..” Trus dicek mbak,
disana itu..
S : Itu berapa lama sebelum? Mulai dari tanggal berapa?
B : Mulai kontrol itu Bulan Agustus itu mbak..
S : Bulan Agustus awal?
B : Iya.. Trus kontrol terus, sampai tanggal 10 Agustus, diperbaiki..
S : Tanggal 10 Agustus mulai perbaikan ya..
B : Iya.. Itu mulai, sampai tanggal 17.. Tapi 17 belum jadi mbak, tapi saya sudah
dikasih undangan, dari Telkom, disuruh tidur di hotel.. Saya kan nggak
pernah tidur di hotel mbak, hahaha.. Jadi ya itu mbak, dicek, sampai tanggal
17 itu..
S : Berarti perbaikannya cuma seminggu ya Bu?
B : Iya mbak, dilembur.. Hujan itu dilembur, makanya 1 minggu, ya 10 hari lah.
Dikasihkan saya kunci tanggal 18 itu. Tapi 17 itu saya sudah di hotel dulu..
Tanggal 10 sampai selesai tanggal 18 itu. Trus di hotel tanggal 17, saya
disana 1 hari itu.. Wong saya nggak pernah di hotel, sama mbahku itu, ya
bingung ya, caranya makan, saya telpon supirnya itu, Pak Budi sama Pak
Puji..
S : Itu dari Kodam?
245
Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)
B : Dari Telkom.. Dari Kodam itu Pak Tarman.. Dari Telkom itu Pak Budi sama
Pak Puji, itu supir itu, yang njemput saya di hotel.. Saya nggak pernah
memang, dari kecil sampai tuek gini, pertama kali tidur di hotel.. Hahahaha..
S : Pengalaman seumur hidup ya Bu..
B : Iya.. Itu kenang-kenangan saya. Disana satu hari, trus itu masih nungguin
upacara, kan ada upacara itu di Telkom itu. Saya bilang nggak sudah Pak,
mbahku nggak kuat.. Wong sudah tua ya.. Saya pulang saja.. Ya saya pulang
itu mbak.. Ya itu kenang-kenangan saya. Trus dikasih kunci untuk mbuka
rumah itu, itu saya sampe nangis ya.. Itu di Kodam kan pesta itu, di Gedung
Kodam sini lho. Makan-makan gitu.
S : Itu pesta apa Bu? Perayaan sudah selesai bedah rumah itu?
B : He eh.. Ya Allah, adil ya. Wong saya nggak bisa mbuat kan, mbangun juga
nggak bisa.
S : Iya.. Ya Tuhan denger ya Bu ya..
B : Iya mbak.. Saya berdoa itu.. Sudah hutang di bank nggak boleh ya, wah saya
biarkan aja. Itu anak saya yang pertama itu yang nunggui.. “Bu, aku wedi
kalo nggak ditempati” Dia kalo tidur itu di depan, itu di sini, anak saya itu..
Trus Alhamdulillah, wes diperbaiki sampe sekarang.
S : Sudah bisa ditempati ya..
B : Iya.. Aduh terima kasih.. Kalo sekarang mbak, kalo bukan jasa-jasanya
Telkom sama Kodam itu, sudah nggak tau saya itu..
S : Memang yang ngurus ini itu...
B : Veteran.
S : Ohh, soalnya kan harusnya, program BUMN Hadir untuk Negeri itu kan
kerjasama antar beberapa BUMN..
B : Oh iya.. Tapi yang datang terus itu Telkom memang.. Tapi yang di gedung itu
ada datang semua BUMN, ada dari Semen juga ya?
S : Iya, betul, ada dari Petrokimia Gresik..
B : Iya itu ada datang semua BUMN itu.
S : Waktu yang perayaan di Kodam itu ya?
B : He eh.. Yang ngontrol semua dari sebelum jadi sampe jadi itu semua
Telkom.. Itulah sejarah saya mbak.. Dapet rumah bagus.. Hahahaha..
246
Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)
S : Hahahaha.. Yang waktu di awal, waktu pertama kali dikasih tau kalo
rumahnya mau dibedah, itu kira-kira kapan itu Bu? Awal Agustus?
B : Nggak.. Sebelumnya. Sebelum Agustus.. Itu dikasih tau sama veteran.. Dari
Kodam, memberi tau, kalo rumah Ibu tercantum bedah rumah.. Nah itu saya
menangis itu. Alhamdulillah mbak..
S : Tapi itu belum ada Telkom ya.
B : Belum.. Belum ada Telkom. Tapi ini bukan jasa dari Kodam aja, Bu.. Pokok
gabungan dari semua BUMN itu, tapi nanti yang ngontrol Telkom.. Itu terus..
Sampe jadi itu..
S : Terus Telkomnya ada dateng nggak Bu, sebelumnya?
B : Oh dateng..
S : Itu kapan itu?
B : Itu sudah direhab, pertama kali direhab, waktu mulai bekerja itu, yang
pertama dulu itu panitia, panitia dari Kodam, itu yang datang dulu.. Gambar-
gambar gitu.. Trus sudah 3 hari, itu supir itu, Pak Budi itu datang.. Itu sama
waktu mau habis itu, mau tutupan jadi rumah, itu kepala, kepala stafnya. Itu
sapa itu ya, Pak Nasrun ya?
S : Pak Nasrun? Ohhh.. Yaa, ya...
B : Itu supir pak Budi, Pak Puji.. Itu saya tulis.
S : Pak Nasrun itu datang kapan Bu?
B : Itu sudah mau jadi.. Tanggal 16 itu kayaknya, saya lupa. Pokok sudah mau
jadi, trus dibilang “Besok, tanggal 17 Ibu mau saya ajak ke hotel, tidur satu
malam, disana makan-makan Bu..” Sebelum di hotel itu, kesini dulu mbak, di
gedung yang saya bilang makan-makan itu lho..
S : Di Kodam itu?
B : He eh.. Sebelum di hotel itu. Di Hotel Papilio.
S : Lumayan ya, 8 hari ya disitu Bu?
B : Satu hari kok.
S : Oh satu hari? Yang dari tanggal 10 itu, yang dari waktu mau dibedah
rumahnya itu?
B : Oh ndak.. Sudah waktu mau jadi itu kok, 1 kali tok..
S : Selama pembedahan itu berarti Ibunya tinggal dimana?
247
Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)
B : Saya ta? Kontrak. Hahahaha..
S : Oooh ngontrak sementara?
B : Iya..
S : Ngontrak dimana Bu?
B : Ya disitu, daerah situ.. Wong deket rumah. Ngungsi..
S : Oalaaahh..
B : Hahahaha.. Itu tempat-tempatnya digeser-geser sama tukangnya sendiri.. Lha
mau tidur dimana, di tetangga nggak enak.. Wong kita sementara tok kok, 10
hari. Hahahahaha.. Itu saya dikasih tanda mata itu, saya taruh di tembok,
untuk kenang-kenangan..
S : Sertifikatnya ya?
B : He eh.. Kenang-kenangan kalo BUMN berjasa untuk rumah saya..
S : Memang sudah waktunya ya Bu..
B : Iya.. Memang sudah waktunya. Tetangga pikir itu saya yang benerin sendiri,
lha gimana wong hutang aja gak di acc, saya bilang gitu, hahahahaha.. Yah
itulah, kebesaran Allah ya.
S : Iya memang sudah jalanNya ya Bu.
B : Itu saya terima kasih semua, Pak Budi, Pak Puji, saya terima kasih.. “Iya Ibu,
ini semua jasa-jasa BUMN..”
S : Trus setelah tanggal 18 sudah jadi, trus habis itu ada kayak follow up gitu
nggak? Maksudnya ditanya-tanyai lagi gitu nggak?
B : Nggak.. Sudah berapa hari gitu lho, itu ada telpon, tapi saya nggak ada, anak
saya yang jawab. Katanya ada orang 3 datang, Pak Budi, trus sama
perempuan tinggi cantik itu lho, pokok perempuan 2.. Tapi anak saya yang
nerima, yang njaga sana.. Saya di Kodam sini, bantu-bantu adiknya.. Ya
kadang-kadang masih telpon kesitu..
S : Yang handle yang anaknya yang pertama itu ya Bu?
B : Iya.. Ya dari dulu yang nunggui itu.. Saya disini.. Bantu-bantu anak saya itu.
S : Ooh ya ya ya.. Trus ini Bu, menurut Ibu sendiri, dampak adanya program ini
untuk Bu Ponimin secara pribadi itu seperti apa?
B : Dampak itu apa?
S : Dampak itu manfaat gitu Bu..
248
Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)
B : Ooh, manfaatnya banyak.. Rumah saya sudah bagus, sudah bisa ditempati
sama keluarga, kalo hujan ndak bocor.. Itu saya terima kasih. Dampaknya
dari situ itu.. Saya pikir saya nggak bisa mbangun, ada orang yang baik hati,
ya terima kasih sekali yah.
S : Keinget sampai sekarang ya Bu ya..
B : Inget sampe sekarang. Saya tuh kalo datang sana itu ya lihat sertifikat itu..
Saya nangis, ya Allah. Saya itu nggak mbayangkan kalo rumah saya itu mau
bagus mbak. Trus kalo gini kan, kalo hujan itu air masih turun ke lantai, saya
takut kalo cucu saya itu kepleset.. Trus anak saya saya bilang, nanti kalo
kamu dapet rejeki, kamu nambahin aja, jangan dirubah, sebab e ini jasa dari
Telkom.. Itu kan terus ditambah gini sama anak saya, yang diatas itu lho.
S : Oh ya ya ya..
B : Ya sudah gitu tok.. Saya pikir gitu.. Nutupi lantai yang sebagian itu, supaya
kalo hujan nggak lunyu.. Sampe sekarang masih teringat. Hahahahaha.. Saya
nggak mikir gini gini, tau tau Alhamdulillah.. Saya ya nggak ngimpi nggak
apa. Wong saya ya nggak mengajukan permohonan, tau tau saya didatangi.
Saya kaget. “Saya dari Kodam Bu, dari veteran.. Ibu rumahnya mau
dibedah..” Nah itu saya menangis, terharu. 2 bulan sebelumnya itu saya ke
bank itu, kesana kemari mbak, soalnya takut kalo tiba-tiba rumahnya ambruk,
takut anak saya pas tidur gitu. Trus dulu itu hujan angin mbak, saya disini
nggak papa, anak saya sama cucu saya gimana.. Tapi gak boleh hutang,
umurnya sudah nggak bisa.. Sampe saya itu pernah lho, marahi orang
banknya. Ya Allah Gusti, kok aku malah marah-marah sama pegawai e..
Pegawai kan taunya ya dari atasan ya. Saya cari bank itu nggak ada mbak,
yang mau menerima umur 75. Trus saya beli kayu, itu disanggah gini.. Mbak
belum tau ya, yang mau roboh itu, wah itu ngeri mbak.. Ya itu, Kodam sama
veteran kesitu itu ya liat dari situ. Kalo tidur ya tidur di depan.. Yaa itulah
kebesaran Allah mbak, saya terima kasih sekali.. Sampai sekarang saya
teringat terus. Kenang-kenangan dari Telkom.
S : Sekarang sudah aman ya..
B : Iya mbak.. Kalo hujan tu mbak, pagi-pagi itu bak-bak dimana-mana mbak..
Ini sudah nggak. Mbak kalo pertama kali liat itu ya, ngeri.. Juli pertengahan
249
Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)
itu saya lihat-lihat itu, trus dapet kabar itu. Pas saya kesini, anak saya dibel,
sama Pak Tarman itu.. Dia bilang sama anak saya suruh saya pulang, ada
orang mau bedah rumah.. Besoknya, saya pagi itu kesana. Ya terima kasih
mbak, terima kasih sekali..
S : Memang pas ya, pas banget waktunya.. Semua ada jalannya.. Oke Bu, sekian
dulu wawancaranya ya.. Terima kasih banyak sudah mau bercerita..
257
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
TRANSKRIP TRIANGULASI PAK HANAFY SELASA, 23 MEI 2017 – RUANG RAPAT PT BOMA BISMA INDRA
Keterangan:
S : Stephanie
H : Hanafy
S : Oke.. Terima kasih banyak sebelumnya buat waktunya ya Pak, mau
diwawancara..
H : Iya sama-sama..
S : Ini saya tanya satu-persatu ya Pak..
H : Semester berapa sekarang?
S : Saya semester 8 Pak..
H : Oh 8.. Sebentar lagi ya..
S : Iya.. Tinggal ini aja..
H : Sudah habis?
S : Iya, sudah habis. Oke.. Mungkin bisa minta tolong diceritakan sedikit,
mengenai peran dari PT Boma Bisma Indra sendiri, dalam pelaksanaan
Program BUMN Hadir untuk Negeri tahun 2016 seperti apa Pak? Oh ya
sebelumnya, minta tolong disebutkan juga nama, usia, dan jabatannya Pak.
H : Usia juga?
S : Iya.. Hahaha..
H : Hahaha.. Iya. Makasih, mbak Stephanie, mau dalam rangka mewawancarai
untuk tugas skripsi ya, untuk BBI dijadikan salah satu narasumbernya ya..
S : Saya yang terima kasih Pak.. Hahahaha..
H : Iya. Kalau mengingat atau mengulangi acara yang pernah berlangsung, yaitu
acara utamanya BUMN Hadir untuk Negeri, itu memang kan ada sudah di-
cluster, sudah ditunjuk oleh Kementerian BUMN.. Jadi, untuk wilayah Jawa
Timur, itu memang Telkom yang ditunjuk sebagai Co-PICnya dari
pelaksanaan BUMN Hadir untuk Negeri ini. Kebetulan Bu Ivone itu selaku
Manajer Humas ya, Public Relations-nya sana, sehingga kerjasamanya atau
bentuk sinergi BUMN itu sama-sama dari fungsi yang sama. Jadi, kalau boleh
saya perkenalkan diri saya, nama saya Pak Hanafy, umur 46 tahun, jabatan
258
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
saya, saya merangkap 4 jabatan. Jadi level saya manajer, kalau manajer disini
itu sudah level kedua, dari direksi, kemudian level satunya ada, kemudian
level 2 saya, sebagai manajer. Saya sebagai Manajer Humas, merangkap
Manajer Pengelolaan Aset, merangkap Manajer General Affairs atau Manajer
Umum, dan Manajer Kamtib.
S : Kamtib itu apa Pak?
H : Keamanan ketertiban.. Jadi untuk keamanan untuk satpam dan macem-
macem itu..
S : Ohh iya.. Wow banyak sekali ya Pak kerjaannya ya..
H : Banyak.. Cukup menarik, cukup menyenangkan..
S : Cukup menarik ya.. Hahaha.. Oke.
H : Itu, untuk sekelumit dari cerita yang menyenangkan juga, untuk kerjasama
dengan sama-sama BUMN, dari sinergi BUMN itu ada 6 ya waktu itu.. Ada
Telkom selaku PIC-nya, kemudian ada PT Boma Bisma Indra ini, kami, ada
PT SIER, ada PT Garam, Perum Jasa Tirta, dengan PT Petrokimia Gresik. Itu
ada 6 BUMN.. Nah, kebetulan peran dari saya, saya selaku PIC dari BBI,
kami memang bentuk kerjasamanya ini sangat baik sekali. Jadi sangat baik
artinya koordinasinya juga baik, untuk membahas satu pelaksanaan pekerjaan
itu juga diadakan suatu pertemuan yang resmi gitu.. Nah, dari situ BBI ada
partisipasi di beberapa event, beberapa program kerja itu.. Salah satu itu
Bedah Rumah Veteran, kemudian ada lagi itu BUMN Mengajar juga, itu juga
kita partisipasi. Kemudian Gerak Jalan 5K itu, yang waktu itu diadakan di
Jalan Pemuda. Iya, itu..
S : Itu bentuk partisipasinya seperti apa Pak?
H : Bentuk partisipasinya, karena ini kan sudah dikoordinir oleh Telkom, Telkom
juga sudah mendesain acara juga sudah cukup, artinya tinggal kita ini bisa
masuk disitu, kita bisa men-support apa, dengan rundown acara yang sudah
diagendakan itu.. BBI waktu itu, kita berpartisipasi Bedah Rumah Veteran,
itu langsung dengan Kodam V Brawijaya, itu yang selaku koordinator dari
para veteran itu, mana veteran yang perlu dibedah rumahnya, itu yang punya
akses itu Kodam V Brawijaya.
S : Oke.. Yang memberi data ya?
259
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
H : Memberi data, berapa jumlah yang diperlukan, apakah itu bisa diakomodasi
semua, permintaan dari Kodam V Brawijaya itu. Tentunya kita juga
menyampaikan, kebutuhannya berapa yang diperlukan oleh Kodam, Kodam
memberikan masukan, akhirnya kita di-sharingkan permintaan itu kepada
masing-masing BUMN.. BUMN, BBI, kemampuannya atau dana CSR-nya
itu mampu untuk mem-back up berapa rumah.. Karena satu rumah itu dinilai
40 juta.. Jadi bedah rumah satu unit itu 40 juta. Jadi masing-masing BUMN
dikasih sharing-nya berapa..
S : BBI waktu itu dapet berapa rumah Pak?
H : Hmm, karena kita kondisional, kita bersamaan waktunya dengan agenda
kegiatan yang lain, sehingga kita membagi-bagi juga dana yang ada, karena
sangat-sangat terbatas juga, sehingga kita tetep berpartisipasi, namun cuma 1
unit.
S : Itu lokasinya dimana Pak, kalau boleh tahu?
H : Lokasi itu di Pasuruan. Kita dapat dialokasikan untuk veteran yang ada di
Pasuruan. Kemudian juga ada BUMN Mengajar. BUMN Mengajar itu kita
memang pada saat meeting itu dihasilkan, untuk BUMN Mengajar,
disarankan atau yang direkomendasikan kepada SMA yang terdekat dengan
kantor. Jadi, waktu itu kita kebetulan menunjuk Pasuruan saja, juga Kepala
Divisi Pasuruan yang sebagai narasumber atau sebagai pengajarnya, itu di
SMKN 1 Pasuruan. Iya, kita memang disitu ada bentuk CSR juga, mungkin
sumbangan apa yang perlu, bermanfaat bagi sekolah itu, kita waktu itu juga
memberikan cinderamata yang nantinya bisa diingat, itu kita LCD Projector..
Karena terkait dengan Telkom juga, nyambung dengan hadiah atau
cinderamata kami itu. Itu 1 unit. Kemudian Jalah Sehat itu kita memberikan
beberapa doorprize. Memang himbauannya doorprize untuk langsung
dibagikan ke seluruh peserta. Nah peserta itu kan dari karyawan, dari
keluarga karyawan, juga dari diperbolehkan itu umum.. Nah sehingga itu bisa
sebagai daya tariknya untuk diberikan disana. Kalau doorprize waktu itu
macem-macem, ya ada TV, ada sepeda.. Sama Siswa Mengenal Nusantara,
SMN itu, kita kebetulan untuk saat itu kita belum berpartisipasi..
S : Kenapa itu Pak? Kok tidak berpartisipasi kenapa?
260
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
H : Ya ini, karena kan Siswa Mengenal Nusantara salah satunya juga mengenal
obyek-obyek perusahaan itu, juga obyek-obyek dari wisata, juga obyek-obyek
yang perlu diperkenalkan pada para siswa yang memang dari luar pulau, kan
pertukaran itu ya.. Nah itu kan ternyata jalurnya nggak jalur kesini, jalurnya
ke Malang, kemana, kemana.. Sehingga disamping kita memang kesiapan
untuk menyambut itu memang bersamaan waktunya sehingga kita juga saat
itu belum bisa, sehingga kita menyampaikan disitu bahwa BBI belum bisa
untuk sebagai tujuan.. Karena kalau tujuan nanti terlalu panjang. Kalau dari
Telkom, kesini kan terlalu jauh ya, waktunya yang habis nanti, disitu..
S : Ohh ya ya, bener bener.. Lihat aspek efisiensi juga ya Pak..
H : Betul. Aspek efisiensi juga dipertimbangkan.. Gitu mbak Stephanie, sepintas.
S : Oke. Kalau boleh tahu mungkin bicara tentang programnya ya Pak, ini waktu
sebelum pelaksanaan program itu apakah dilakukan semacam pra-
pelaksanaan, mungkin semacam survey, atau apa itu untuk mengidentifikasi
kondisi dari calon-calon penerima bantuan ini? Maksudnya apakah dari PT
Boma Bisma Indra ikut terlibat dalam pra-pelaksanaan program?
H : Kalau pra-pelaksanaan programnya, itu sudah given dari Telkom ya..
Misalkan contoh, untuk Bedah Rumah Veteran, itu cuman kita dikasih
semacam kebutuhan anggaran dari satu unit rumah itu berapa. Nah kalau
survey ke lokasinya, itu BBI memang tidak perlu ikut, cukup kita percaya
kepada Telkom untuk pra-nya itu kita ngikut aja.. Sehingga kita apapun yang
disampaikan oleh Telkom, ngikuti, follow aja..
S : Oke.. Terus kalau misalnya Pak, ini ada sedikit cerita dari Bu Ivone, sewaktu
pelaksanaan program itu ada beberapa hal yang berubah dari plan awal. Jadi
misalnya plan awalnya waktu awal koordinasi, plan A, misalnya, trus
ternyata waktu jalan ada sesuatu yang terjadi, trus harus berubah plan-nya.
Nah itu apakah dari PT Boma Bisma Indra dilibatkan untuk pengambilan
keputusan yang baru, maksudnya dilakukan koordinasi ulang, atau semua
Telkom yang handle?
H : Hmm, karena gini, pertimbangan dari BBI ini kan kondisinya kan dalam
posisi yang kita salah satunya kita sebagai anggota dari sinergi BUMN ini..
Yang satu. Yang kedua juga kita memperhatikan efisiensi juga, yang
261
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
disampaikan tadi, bahwa kita seminimal mungkin perusahaan ini
mengeluarkan biaya. Baik biaya operasional, biaya survey tadi itu, atau biaya
pra yang tadi itu, sehingga kita, saya, cukup berkomunikasi dengan mbak
Ivone by phone aja, by WA, bila tadi ada perlu perubahan apa.. Itu memang
sering ada, cuman dilibatkannya melalui WA. Ngambil keputusan apa,
sehingga informasi itu tersampaikan, kalau ada perubahan..
S : Itu hanya berupa pemberian informasi atau minta persetujuan Pak?
H : Ada yang perubahan itu sudah bersifat final, ada yang menurut Telkom ini
perlu diputuskan sendiri oleh Telkom ada beberapa yang perlu minta
pertimbangan..
S : Contohnya yang minta pertimbangan itu dalam hal apa Pak?
H : Contohnya ya, misalkan bedah rumah tadi itu, itu tidak diplot langsung BBI
harus 2, 3, gitu nggak. Tapi itu merupakan satu bentuk kemauan dari internal
perusahaan, seperti itu. Jadi itu tidak diputuskan, sudah, BBI harus 2, harus 3,
gitu.
S : Ooh, tergantung semampunya gitu ya Pak ya..
H : Iya, semampunya berapa. Tidak pun juga ndak papa.. Nah itu yang menjadi
satu pertimbangan. Hal itu yang salah satu yang minta pertimbangan dari
masing-masing BUMN.
S : Berarti masing-masing BUMN punya kebebasan ya Pak ya, untuk seberapa
banyak mereka mau berkontribusi, seperti itu ya?
H : Punya kebebasan, betul.. Jadi memang di dalam hal ini, posisi Telkom
ditunjuk oleh Kementerian BUMN, itu memang harus sudah siap. Misalkan
dari seluruh BUMN ini, masing-masing anggota tidak berkontribusi, Telkom
itu sudah punya back up-nya.. Kalaupun berkontribusi, itu berarti menjadi
tambahan.
S : Keringanan gitu ya istilahnya untuk Telkom ya?
H : Ohh misalkan gini, Telkom mampunya mungkin meng-cover seluruh
kegiatan ini misalkan contoh, bedah rumah bisa 100. Nah kalaupun nanti dari
BUMN anggota ini ada supporting, Telkom tidak mengurangi, 100-nya tadi
itu, kuotanya tadi. Tapi akan menambahkan menjadi 150, gitu.. Jadi
262
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
sebenernya dia sudah punya satu anggaran yang sudah pasti, sudah punya
sebenernya..
S : Oh gitu..
H : Jadi dia mengkoordinir mungkin ada tambahan, dari 5 BUMN lainnya tadi
itu..
S : Berarti istilahnya ya tidak tergantung gitu ya..
H : Tidak, tidak tergantung. Ya secara vulgar sih nggak ngomong gitu, tapi kita
sudah tau, bahwa Telkom ditunjuk itu sudah harus siap segalanya, begitu..
Jadi dana CSR-nya sudah harus maksimal, Telkom harus keluarkan semua.
Nanti di Jawa Tengah siapa, di Jawa Barat juga siapa, itu sudah siap semua.
Mungkin suatu saat BBI yang ditunjuk, BBI sudah siap. Cuma BUMN yang
lain cuman sebagai bentuk sinergi.. Sebagai tambahan kalau mau
berkontribusi ya silahkan, kalau nggak pun ndak papa..
S : Oooh.. Soalnya selama ini kan saya pahamnya bentuk kerjasama itu berarti
mungkin total ada 100 yang perlu dibantu, terus Telkom handle 50 mungkin,
terus 50 sisanya dibagi rata mungkin, 5 gitu..
H : Ya tapi memang mungkin secara tidak tersampaikan, memang sebenernya
mungkin yang pantasnya dibantu 100 gitu ya, nah 100 Telkom itu sudah dia
mungkin mampu 75, nah 75 ini supaya kuota menjadi 100, nanti Telkom juga
mungkin mencari kekurangannya itu, kalau yang 5 BUMN ini tidak
kontribusi. Tapi tidak mungkin, tidak mungkin tidak berkontribusi. Ya kalau
tidak berkontribusi pasti ada teguran dari Kementerian BUMN. Tapi itu
sama-sama BUMN pasti sudah mengetahui kalau dengan 75 ini, kuota 25 ini
pasti sudah terpenuhi dengan sinergi tadi itu, yang 5 BUMN. Ini nggak
mungkin nggak kontribusi.
S : Berarti tapi seandainya pun tidak ter-cover 100, ya sudah seadanya gitu ya?
H : Ya sudah seadanya..
S : Oh ya ya ya, paham paham. Kemudian Pak, ini setelah pelaksanaannya
selesai, proses pembuatan laporannya untuk sebagai bahan evaluasi, apakah
PT Boma Bisma Indra ini terlibat? Kalau terlibat, di bagian apa?
H : Oh.. Jadi gini, setiap event-event yang dilakukan, dikerjakan, itu sudah
kayaknya Telkom sudah siap, karena bidangnya ya.. Sudah siap untuk
263
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
mendokumentasikan, apapun kegiatan-kegiatan dalam satu event itu.
Sehingga itu dari situ sudah ada dokumentasi untuk jadi satu bentuk laporan
nantinya.
S : Dari Telkom ya..
H : Dari Telkom. Kalau dari masing-masing BUMN, seperti saya BBI ini, cuman
untuk proses dokumentasi, itu kita memang juga punya. Kita sampaikan ke
pihak Telkom. Dikumpulkan ke Telkom. Masalah nanti mau dipakai atau
nggak, kita sampaikan. Memang gitu, mungkin Bu Ivone juga pernah
komunikasi mungkin juga ada dokumntasi yang di sana, yang di Pasuruan itu,
BUMN Mengajar, kita sampaikan..
S : Mungkin karena Telkom nggak ikut ke Pasuruan ya..
H : Ya, salah satunya mungkin kekurangan tenaganya, nah seperti itu baru minta,
beliaunya.. Ya tapi sebelumnya sudah koordinasi, apakah saya perlu
mendatangkan atau mendokumentasikan event itu, saya sampaikan dulu juga.
Tapi ada permintaan dari Telkom atau tidak, saya selaku Humasnya sini
sudah membuat satu tim untuk mendokumentasikan acara itu. Jadi masalah
nanti mau diminta Telkom atau tidak, itu tetep. Tapi sebelumnya kita
memang sudah koordinasi bahwa kita punya tenaga untuk
mendokumentasikan acara itu.. Kebetulan Bu Ivone itu akhirnya “ya udah,
Pak Hanafy yang handle aja..”
S : Hmm.. Dokumentasi yang dilakukan itu apakah hanya sebatas pengambilan
gambar seperti foto atau video, atau ada mungkin pembuatan ringkasan
laporan mungkin?
H : Ohh ringkasan laporan secara detail itu.. Ya kita ngasih, tapi secara detail itu
Telkom mbuat.. Setiap event mbuat, ada tenaga, cuman kurang mungkin
tenaga dokumentasinya saja. Tapi untuk yang men-develop menjadi suatu
report, menjadi suatu tulisan itu Telkom sendiri. Mungkin sebatas just by
phone, mbak Ivone minta informasi.. Jadi ada bentuk kerjasama tetep terjalin
itu.
S : Oke.. Itu copy dari laporannya dikirim juga ke sini nggak?
H : Iya, itu berupa buku. Jadi seluruh kegiatan BUMN Hadir untuk Negeri tahun
2016 itu setiap BUMN mendapatkan buku itu.. Buku beserta soft file-nya..
264
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
Sudah ada ini bukunya, cuman kemarin nyarinya ini dimana, nggak nemu,
hahahaha..
S : Hahaha iya nggak papa Pak. Saya cuma konfirmasi aja kalau memang dapat
ya..
H : He eh, dapat.
S : Oke. Kemudian kalau menurut Pak Hanafy sendiri, dari pandangan PT Boma
Bisma Indra, sebenernya output yang diharapkan dari pelaksanaan Program
BUMN Hadir untuk Negeri ini apa? Dan apakah menurut Bapak, output itu
sudah tercapai?
H : Ya, sebenarnya ini kan berupa program CSR ya, jadi ini program bina
lingkungan, sehingga output yang diharapkan ya memperkenalkan BUMN ini
ada di tengah-tengah masyarakat. Bahwa BUMN itu keberadaannya adalah
untuk mendukung kesejahteraan, kemakmuran masyarakat juga.. Sehingga
tujuan akhirnya BUMN harus dikenal, dan memang produk yang dihasilkan
ini untuk masyarakat juga. Nah ini yang menjadi output-nya. Ya output yang
ini sudah cukup berhasil, BUMN sekarang lebih dikenal daripada masa dulu,
cuman produk-produk yang dihasilkan oleh BUMN ini, yang memang
sebagian besar sudah dikenal, cuman yang berteknologi tinggi seperti BBI ini,
ini kan memang produk yang dihasilkan ini bersifat khusus, untuk industri.
Jadi perlu dikenalkan juga. Jadi output-nya itu, BBI itu kayak apa, PT Garam
itu kayak apa.. Itu sudah mengenal, sudah mengenal.. Target kita menurut
saya juga sudah cukup tercapai.
S : Kalau dari skala 0 sampai 100%, kira-kira sudah berapa persen Pak, tercapai
output-nya?
H : Output dari kegiatan ini sudah 90%.
(Pak Hanafy menerima telepon)
S : Ya, satu pertanyaan lagi Pak. Ini lebih menyorot ke aspek komunikasinya ya..
Jadi mulai dari pra-pelaksanaan, sampai pasca-pelaksanaan, bentuk-bentuk
komunikasi yang pernah dilakukan Bu Ivone sebagai PR terhadap Bapak,
atau terhadap perusahaan PT Boma Bisma Indra ini seperti apa saja?
Misalnya, waktu pra-pelaksanaan, ada melakukan rapat, atau ada apa gitu..
265
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
H : Ya. Setiap kali ada kegiatan, itu ada buanyak kegiatan ya, itu ada rapat pra-
pelaksanaannya.
S : Masing-masing ada rapatnya sendiri?
H : Iya, ada.
S : Bapak ikut ke-14-nya?
H : Artinya ada yang menjadi 14 itu, 4 event menjadi 1 rapat bisa.. Kayak contoh
ini ya, salah satunya ini, ini pembahasannya ada tentang BUMN Mengajar,
Bedah Rumah, lalu apa lagi..
S : Ohh jadi langsung beberapa kegiatan jadi satu ya..
H : Iya.. Ini ada bentuk undangan resmi, kemudian hasil rapatnya juga
disampaikan ke masing-masing BUMN..
S : Notulen hasil rapatnya ada ya..
H : Iya, ada..
S : Itu dikirimkan sebagai hardcopy atau lewat email?
H : Ke email. Untuk percepatan lewat email. Nah contoh ini ada absensinya, ada
hasil pembahasan rapatnya, siapa saja perwakilan ke-6 BUMN yang ada
disana itu tanda tangan.. Memang ini menjadi salah satu bentuk yang akan
disampaikan menjadi report akhir, salah satu materinya itu ini.. Ini contoh,
bahwa ada koordinasi seperti ini, ada undangan, ada rapat, ada notulen,
kemudian hasilnya disampaikan ke masing-masing BUMN.
S : Itu waktu pra-pelaksanaan ya.. Kemudian, setelahnya?
H : Setelah pelaksanaan itu ada pertemuan 1 kali, untuk setelah pelaksanaan,
seluruh pelaksana BUMN Hadir untuk Negeri ini, dalam hal membahas untuk
pembuatan report-nya.
S : Berarti cuman 2 kali pertemuan ya Pak ya?
H : Hmm.. Lebih. Karena kayak HUT RI untuk BUMN itu juga ada rapat sendiri,
ada di Telkom. Jadi pelaksanaan upacara bendera di Telkom waktu itu, itu
juga ada rapatnya sendiri.. Banyak sekali kalau rapat, untuk acara BUMN
Hadir untuk Negeri ini. Banyak sekali kalau pertemuan, cuman kadang-
kadang itu saya nggak hadir. Tapi nggak hadirnya mesti ada komunikasi,
gimana Bu, itu ada.. Jadi kalau rapat ya nggak 2 kali. Hampir satu event gitu
ya, itu bisa 3-4 kali, tapi itu menggabung dengan event yang lain.
266
Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)
S : Sering tatap muka ya berarti..
H : Iya.. Sering baik formal di kantor, juga di kafe, rumah makan, gitu..
S : Terus ini katanya juga ada dibuatkan grup di WA ya?
H : Iya. Masing-masing kegiatan itu ada grupnya, ada semua, sehingga
komunikasinya itu bisa termonitor. Jadi setiap person untuk perwakilan
BUMN itu bisa ngerti, berita perkembangannya.. Itu, seperti itu, bagusnya itu
kemarin.
S : Berarti ini komunikasinya lancar sekali ya..
H : Lancar, lancar. Bagus.
S : Oke.. Sudah, sejauh ini cukup itu pertanyaan saya, Pak.
H : Oke.. Bisa nanti kalau kurang apa, informasi apa yang terkait dengan
khususnya BBI ya, silahkan..
S : Oh iya, terima kasih banyak Pak.. Untuk kesediaan waktunya..
H : Iya sama-sama.. Semoga data-data yang diperlukan bisa men-support
selesainya skripsinya ya..
S : Terima kasih Pak..