LAPORAN TAHUNAN
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
TAHUN 2016
Kementerian Pertanian
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
2017
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Telp : 021 – 7805652, 7806213
Fax : 021 – 7805652
E-mail : [email protected]
Homepage : hpptp://ditjentan.deptan.go.id/ditlintp
Laporan Tahunan 2016 i
KATA PENGANTAR
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas
mengamankan areal tanaman pangan dari gangguan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga
produksi tercapai baik secara kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Sesuai
dengan tugas tersebut Tahun 2016 telah dilaksanakan berbagai kegiatan
dalam rangka pencapaian target dimaksud.
Laporan Tahunan ini sebagai bahan evaluasi dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, yang dijabarkan dalam visi, misi, dan
tujuan serta sasaran program dan kegiatan.
Laporan ini menyajikan capaian pelaksanaan program dan kegiatan, serta
permasalahan dalam pencapaian kegiatan dan program tersebut. Laporan
ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai bahan
pemantapan program pembangunan tanaman pangan, khususnya dalam
upaya pengamanan produksi pada periode mendatang.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan
laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.
Jakarta, Februari 2017 Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,
Dr. Ir. Dwi Iswari, M.Sc.P NIP 195912121987032002
Laporan Tahunan 2016 ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
1. Dalam rangka Rencana Strategis Kementerian Pertanian, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan menargetkan pencapaian swasembada dan
swasembada berkelanjutan padi, jagung, dan kedelai pada Tahun
2016. Upaya mendukung pencapaian target tersebut Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan areal
tanaman pangan dari gangguan Organisme Penganggu Tumbuhan
(OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Sasaran pengamanan areal
tanam dari serangan OPT dan terkena DPI untuk padi sebesar 93% dari
areal tanaman, jagung 98% dari areal tanaman, kedelai 97% dari areal
tanaman, kacang tanah 98% dari areal tanaman, kacang hijau 98% dari
areal tanaman, ubi kayu 98% dari areal tanaman, dan ubi jalar 98%
dari areal tanaman.
2. Pengamanan areal tanaman pangan dari gangguan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI),
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan perlindungan tanaman pangan.
Sesuai dengan sumberdaya yang tersedia, pada Tahun 2016 telah
dilakukan kegiatan yang meliputi :
I. Kegiatan Dekonsentrasi:
a. Penerapan Pengendalin Hama Terpadu (PPHT)
b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
c. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(Gerdal OPT)
II. Kegiatan Pusat
3. Luas areal pertanaman padi yang terkena serangan OPT utama, banjir
dan kekeringan seluas 299.600 ha (puso: 85.291 ha) atau 1,80% dari
total luas tanam padi seluas 16.628.432 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 16.328.832 ha atau mencapai
98,20% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016
Laporan Tahunan 2016 iii
(93%), maka capaian pengamanan areal pertanaman padi melebihi
dari target sebesar 105,59%.
4. Luas areal pertanaman jagung yang terkena serangan OPT utama,
banjir dan kekeringan seluas 67.866 ha (puso: 37.739 ha) atau 1,38%
dari total luas tanam jagung seluas 4.900.492 ha. Dengan adanya
upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 4.832.626 ha atau mencapai
98,62% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016
(98%), maka capaian pengamanan areal pertanaman jagung melebihi
target sebesar 100,63%.
5. Luas areal pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT utama,
banjir dan kekeringan seluas 17.202 ha (puso: 10.858 ha) atau 3,21%
dari total luas tanam kedelai seluas 536.176 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 518.974 ha atau mencapai 96,79%
dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%),
maka capaian pengamanan areal pertanaman kedelai melebihi target
sebesar 99,79%.
6. Luas areal pertanaman kacang tanah yang terkena serangan OPT
utama, banjir dan kekeringan seluas 1.902 ha (puso: 171 ha) atau
0,45% dari total luas tanam kacang tanah seluas 421.902 ha. Dengan
adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal
yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas 420.000 ha atau
mencapai 99,55% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target
tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman
kacang tanah melebihi target sebesar 101,58%.
7. Luas areal pertanaman kacang hijau yang terkena serangan OPT
utama, banjir dan kekeringan seluas 809 ha (puso: 33 ha) atau 0,37%
dari total luas tanam kacang hijau seluas 219.684 ha. Dengan adanya
upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 218.875 ha atau mencapai 99,63%
dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%),
Laporan Tahunan 2016 iv
maka capaian pengamanan areal pertanaman kacang hijau melebihi
target sebesar 101,67%.
8. Luas areal pertanaman ubi kayu yang terkena serangan OPT utama,
banjir dan kekeringan seluas 654 ha (puso: 178 ha) atau 0,08% dari
total luas tanam ubi kayu seluas 831.692 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 831.037 ha atau mencapai 99,92%
dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%),
maka capaian pengamanan areal pertanaman ubi kayu melebihi target
sebesar 101,96%.
9. Luas areal pertanaman ubi jalar yang terkena serangan OPT utama,
banjir dan kekeringan seluas 201 ha (puso: 30 ha) atau 0,21% dari total
luas tanam ubi jalar seluas 96.653 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 96.453 ha atau mencapai 99,79%
dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%),
maka capaian pengamanan areal pertanaman ubi jalar melebihi target
sebesar 101,83%.
10. Realisasi pelaksanaan Penerapan PHT skala luas tanaman padi
sebanyak 539 unit (13.475 ha) atau 96,94%, dari rencana 556 unit
(13.900 ha), Jagung sebanyak 28 unit (420 ha) atau 90,32% dari
rencana 31 unit (465 ha), kedelai sebanyak 19 unit (190 ha). Realisasi
pelaksanaan Penerapan Penanganan DPI sebanyak 29 unit (290 ha)
mencapai 90,63% dari rencana 32 unit (320 ha).
11. Realisasi gerakan pengendalian (gerdal) OPT padi sebanyak 424 kali
(16.960 ha) atau 75,44% dari rencana 562 kali (22.480 ha), realisasi
gerdal OPT padi bersama TNI sebanyak 9 kali (360 ha) atau 47,37%
dari rencana 19 kali (760 ha), gerdal OPT jagung sebanyak 62 kali
(1.860 ha) atau 59,62% dari rencana 104 kali (3.120 ha), gerdal OPT
kedelai sebanyak 29 kali (435 ha) atau 58% dari rencana 50 kali (750
ha).
Laporan Tahunan 2016 v
12. Selain kegiatan yang telah dilakukan diatas, untuk penanganan banjir,
kekeringan dan menekan luas dan intensitas serangan OPT utama, juga
dilakukan kegiatan antara lain pengiriman informasi prakiraan iklim
dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada
Gubernur, pengiriman surat kewaspadaan peningkatan serangan OPT,
dan langkah operasional penanganannya kepada Gubernur,
konsolidasi petugas, pembentukan POSKO Pengendalian OPT (tingkat
Kabupaten, Kecamatan, dan desa), menurunkan tim pemantauan dan
bimbingan teknis (provinsi, kabupaten, kecamatan), dan penyediaan
bantuan pestisida cadangan nasional.
13. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
perlindungan tanaman pangan yaitu beragamnya kelembagaan
perlindungan tanaman di daerah, terbatasnya kuantitas dan kualitas
THL Tenaga Bantu POPT-PHP, ketergantungan pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota, kurang lancarnya arus informasi/pelaporan, belum
optimalnya koordinasi penanganan OPT, perubahan iklim dan faktor
lingkungan yang kurang mendukung, dan belum optimalnya
pemberdayaan kelembagaan PHT di tingkat lapangan (LPHP, BPT,
PPAH, dan alumni SLPHT).
Laporan Tahunan 2016 vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
RINGKASAN EKSEKUTIF........................................................................... ii
DAFTAR ISI .………………………………………………………………........................... vi
DAFTAR TABEL…………….........……………………………………….........................
DAFTAR GRAFIK.......................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
vii
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………................................. x
I. PENDAHULUAN…………………………………………………….....................
1.1 Latar Belakang.......................................................................
1.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan............................................
1.3 Visi........................................................................................
1.4 Misi.......................................................................................
1
1
2
7
7
1.5 Strategi …………………………………………………………………………...
1.6 Target Kinerja......................................................................
1.7 Kegiatan...............................................................................
1.8 Arah Kebijakan....................................................................
8
8
11
11
II. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2016 ………………………………... 13
2.1. Capaian Kinerja................….……………………...………….......... 13
2.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016 ........... 13
2.3. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2016.....................................................................................
2.4. Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2016.....................................
2.5. Pengelolaan Anggaran dan Sumberdaya Manusia............
2.6. Permasalahan....................................................................
17
22
24
47
48
III. PENUTUP...................................................................................... 51
Laporan Tahunan 2016 vii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2016.........................................................
14
2. Luas Areal Aman dari OPT dan DPI Tahun 2016 …......................... 15
3. Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2016… 48
Laporan Tahunan 2016 viii
DAFTAR GRAFIK Grafik Hal
1. Realisasi Fisik dan Anggaran Kegiatan PPHT Tahun 2016..................................................................................................
19
2. Realisasi Fisik dan Anggaran Kegiatan Gerakan Pengendalian Tahun 2016.......................................................................................
21
Laporan Tahunan 2016 ix
DAFTAR GAMBAR Gambar Hal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penerapan PHT Serealia Menggunakan Tanaman Refugia...............
Penanganan DPI pada Lahan Pertanaman Padi................................
Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah Barat, Tengah, dan Timur....................................................
Temu Teknologi Pengendalian OPT Berwawasan PHT pada Tanaman serealia
Penyusunan Success Story SLPHT......................................................
Temu Lapang dalam Rangka Panen PPHT.........................................
Rapat Koordinasi Teknis Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan
Optimalisasi Pengelolaan Brigade Proteksi Tanaman.....................
Focuss Group Discussion Penanggulangan DPI
18
20
24
30
32
33
35
36
41
Laporan Tahunan 2016 x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Realisasi Pelaksanaan PPHT Pada Tanaman Padi Tahun 2016 ……... 6252
2. Realisasi Pelaksanaan PPHT Pada Tanaman Jagung Tahun 2016 .... 53
3.
4.
Realisasi Pelaksanaan PPHT Pada Tanaman Kedelai Tahun 2016 ....
Realisasi Pelaksanaan PPDPI Pada Tanaman Padi Tahun 2016 ….....
54
55
5. Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Pada Tanaman Padi
Tahun 2016 …....................................................................................
56
6.
7.
8.
9.
Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Pada Tanaman
Jagung Tahun 2016...........................................................................
Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Pada Tanaman
Kedelai Tahun 2016...........................................................................
Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Pada Bersama
TNI.....................................................................................................
Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Tahun 2016
57
58
59
60
10.
11.
Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Tahun 2016..........
Daftar Inventaris Kendaraan Roda 2 dan 4 Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan ………………………………………………………………………...
61
6
62
12. Daftar Pegawai Yang Naik Pangkat Pada Tahun 2016 ...................... 6397
13. Daftar Pegawai Yang Naik Gaji Berkala Pada Tahun 2016 ................ 9648
Laporan Tahunan 2016 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Kementerian Pertanian yang
ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor
09/Permentan/RC.020/3/2016 tanggal 8 Maret 2016, menetapkan 11 sasaran
strategis yang merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian. Sasaran
yang ingin dicapai dalam periode 2015 – 2019 adalah:1) meningkatnya produksi
padi, jagung, kedelai, daging dan gula; 2) terjaminnya distribusi pangan; 3)
meningkatnya akses dan pemanfaatan pangan dan gizi; 4) meningkatnya
konsumsi pangan lokal; 5) stabilnya produksi cabai dan bawang merah; 6)
berkembangnya produk dan nilai tambah dan berdaya saing; 7) tersedianya
bahan baku bioindustri dan bioenergi; 8) meningkatnya kualitas sumberdaya
insani petani; 9) meningkatnya pendapatan keluarga petani; 10) meningkatnya
kualitas aparatur dan layanan kelembagaan pertanian; serta 11) meningkatnya
akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berperan penting dalam mendukung
pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung, dan
kedelai pada Tahun 2016. Untuk mendukung pencapaian target tersebut,
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan memiliki peran strategis dalam
pengamanan areal pertanaman dari serangan Organisme Penganggu
Tumbuhan (OPT) dan terkena Dampak Perubahan Iklim (DPI). Sasaran
pengamanan areal pertanaman dari serangan OPT dan terkena DPI untuk padi
sebesar 93% dari areal tanaman, jagung 98% dari areal tanaman, kedelai 97%
dari areal tanaman, kacang tanah 98% dari areal tanaman, kacang hijau 98%
dari areal tanaman, ubi kayu 98% dari areal tanaman, dan ubi jalar 98% dari
areal tanaman aman dari gangguan OPT dan DPI.
Laporan Tahunan 2016 2
1.2. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/
OT.010/8/2015 tanggal 21 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama dan
penyakit dan perlindungan tanaman.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut :
1. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan;
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan;
3. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak iklim;
4. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak
iklim;
5. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak iklim;
6. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak iklim;
7. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak iklim; dan
8. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan didukung oleh empat subdirektorat, satu subbagian tatausaha dan satu
jabatan fungsional :
a. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan ,
b. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia,
Laporan Tahunan 2016 3
c. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka
Kacang dan Umbi,
d. Subdirektorat Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim,
e. Subbagian Tata Usaha, dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional
1.2.1. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT
Subdirektorat Pengelolaan Data dan Kelembagaan OPT mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan data organisme pengganggu
tumbuhan dan penyiapan peningkatan kapasitas kelembagaan
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Data dan
Kelembagaan Pengendalian OPT menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
a. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data organisme
pengganggu tumbuhan; dan
b. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data kelembagaan
pengendalian organisme penganggu tumbuhan.
1.2.2. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Serealia
Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut :
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan teknologi
pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan teknologi
pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian
Laporan Tahunan 2016 4
organisme pengganggu tumbuhan serealia;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan
pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
serealia;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia; dan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia;
1.2.3. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka
Kacang dan Umbi
Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka
Kacang dan Umbi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang
dan umbi.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka Kacang dan Umbi
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan teknologi
pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan teknologi
pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan
pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
aneka kacang dan umbi;
Laporan Tahunan 2016 5
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan
umbi; dan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan
umbi.
1.2.4. Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim
Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang penanggulangan dampak perubahan iklim.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Dampak Perubahan
Iklim menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penanggulangan dampak
kebanjiran dan kekeringan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan dampak
kebanjiran dan kekeringan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan; dan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang bidang
penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan.
1.2.5. Subbag Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat
menyurat serta kearsipan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Bentuk kegiatan kegiatan dalam mencapai target kinerja output tata
usaha adalah :
Laporan Tahunan 2016 6
a. Laporan kegiatan ketatausahaan perlindungan tanaman pangan
b. Pengembangan kesekretariatan Perlindungan Tanaman Pangan
c. Sewa operasional kendaraan kantor
1.2.6. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bentuk kegiatan dalam mencapai target kinerja output fungsional
adalah :
a. Penyusunan dan pengelolaan warta perlintan
b. Sosialisasi Sistem Kompetensi Kerja Nasiona Indonesia dan Konsultasi
Pra Asesmen
c. Pengembangan jabatan fungsional
Dalam upaya meningkatkan kegiatan peramalan OPT, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan didukung oleh satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Balai
Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) yang
berkedudukan di Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Untuk pelaksanaan
pengujian mutu dan residu pestisida, pupuk, dan produk tanaman, didukung
oleh Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) yang berkedudukan di
Jakarta.
Pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi perlindungan tanaman pangan di
daerah dilaksanakan oleh 33 Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH) dan Bidang yang menangani
perlindungan tanaman pangan. Dengan perangkat tersebut diharapkan segala
permasalahan perlindungan tanaman yang timbul di daerah dapat diatasi
secara cepat.
Laporan Tahunan 2016 7
Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Berdasarkan Permentan No. 43/Permentan/OT.010/8/2015
1.3. Visi
“ Terwujudnya pengamanan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan
terkena DPI (banjir dan kekeringan) melalui penerapan sistem pengendalian
hama terpadu dan adaptasi perubahan iklim”
1.4. Misi
Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yaitu :
a. Meningkatkan pengamatan dan sistem peringatan dini OPT dan DPI.
b. Meningkatkan gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlindungan
tanaman.
d. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman
pangan.
Laporan Tahunan 2016 8
e. Meningkatkan penyediaan sarana penanggulangan OPT dan DPI.
1.5. Strategi
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan sumberdaya organisasi dan kondisi lingkungan strategis yang
terjadi, telah ditetapkan strategi pencapaian tujuan dan sasaran yaitu :
a. Penguatan Pengamatan Pengendalian Dini;
b. Penerapan Teknologi;
c. Penguatan Kelembagaan;
d. Penguatan SDM;
e. Penyediaan Sarana Pengendalian OPT
1.6. Target Kinerja
Laporan Tahunan 2016 9
Kondisi pencapaian indikator-indikator tersebut saat ini dan yang diinginkan
pada tahun 2015-2019 sebagai berikut:
1.6.1 Pengamanan Areal Tanaman Pangan dari Serangan OPT dan
Terkena DPI
Areal tanaman pangan aman dari serangan OPT dan terkena DPI (banjir dan kekeringan) meliputi:
1.6.2. Penguatan Sistem Pengamatan dan Pengendalian Dini (SPOT-STOP)
Untuk dapat melaksanakan sistem pengamatan dan pengendalian
dini (SPOT-STOP), perlu upaya pre-emtif, peningkatan
pengamatan/deteksi dini terhadap perkembangan OPT dan
pengendalian dini oleh petani/kelompok tani serta Brigade Proteksi
Tanaman (BPT).
1.6.3. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Perlindungan Tanaman
Pangan
Untuk memperkuat SDM perlindungan, perlu diupayakan
pengangkatan petugas POPT-PHP sehingga sama dengan jumlah
wilayah pengamatan yang ada (kecamatan). Peningkatan kapasitas
SDM bagi petugas maupun petani diupayakan melalui pelatihan,
pembinaan dan sertifikasi POPT. Pelatihan bagi petugas antara lain
berupa penyegaran petugas perlindungan tanaman pangan, temu
teknologi, seminar dan lain-lain. Sedangkan peningkatan kapasitas
bagi petani diupayakan melalui magang kelompok tani di
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP), pelatihan
petani pemandu, dan pelatihan petani pengamat.
1.6.4. Optimalisasi Kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan
Peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman pangan baik di
tingkat pusat maupun daerah sampai dengan Tahun 2016 belum
optimal, oleh karena itu perlu diupayakan revitalisasi kelembagaan
perlindungan tanaman
melalui penguatan
PADI UBI KAYU UBI JALARJAGUNG KEDELAI K.TANAH K. HIJAU
≥ 93% ≥ 98% ≥ 97% ≥ 98% ≥ 98% ≥ 98% ≥ 98%
Laporan Tahunan 2016 10
SDM, perbaikan sarana dan prasarana serta pemantapan Standar
Operasional Prosedur (SOP) sehingga eksekusi pengendalian OPT
dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.
1.6.5. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan
Penanganan DPI
Sampai saat ini penerapan teknologi pengendalian OPT dan
penanganan DPI spesifik lokasi belum berjalan optimal. Oleh karena
itu perlu dilakukan upaya peningkatan kaji terap teknologi spesifik
lokasi pengendalian OPT dan penanganan DPI, meliputi:
a. Studi dinamika populasi OPT, untuk mengetahui perkembangan
populasi/serangan OPT dalam mendukung penerapan (SPOT-
STOP) pengendalian OPT
b. Uji biotipe WBC, untuk mengetahui jenis biotipe WBC yang
berkembang di lapangan pada musim tanam berjalan.
c. Rice Garden, untuk mengetahui reaksi varietas terhadap
perkembangan OPT.
d. Taksasi kehilangan hasil, untuk mengetahui potensi kehilangan
hasil akibat serangan OPT
e. Uji adaptasi pola tanam terhadap dampak perubahan iklim, untuk
memperoleh rekomendasi pola dan waktu tanam dalam rangka
meminimalkan dampak perubahan iklim.
f. Uji toleransi tanaman terhadap dampak perubahan ilkim, untuk
memperoleh rekomendasi teknologi budidaya tanaman yang
adaptif terhadap dampak perubahan iklim.
1.6.6. Peningkatan Gerakan Pengendalian OPT dan Penanganan DPI
Gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI belum optimal
dengan adanya otonomi daerah.
1.6.7. Penyediaan Sarana Pengendalian OPT dan Penanganan DPI
Perubahan iklim ekstrim yang sulit diprediksi sangat berpengaruh
terhadap perkembangan OPT dan meluasnya kejadian
banjir/kekeringan serta merupakan kendala utama dalam upaya
peningkatan produksi. Oleh karena itu, perlu diupayakan penyediaan
sarana dan prasarana pengendalian OPT (agens pengendali hayati,
pestisida nabati, pestisida kimiawi dan alat aplikasinya, gudang
penyimpanan sarana pengendalian, kendaraan operasional BPT dan
LPHP) dan penanganan
Laporan Tahunan 2016 11
DPI dengan menggunakan teknologi iklim terapan (Kalender Tanam,
varietas tahan genangan dan kekeringan). Terkait kegiatan
pengumpulan data unsur-unsur iklim untuk mendapatkan prakiraan
awal musim tanam diupayakan kerjasama dengan Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
1.6.8. Penguatan Database dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) /
Si-Lintan
Pengumpulan serta pelaporan data OPT dan DPI selalu mengalami
keterlambatan, karena alur pelaporan yang terlalu panjang
(memerlukan waktu ± 10 (sepuluh) hari sampai di pusat/Ditlin TP).
Untuk mempercepat alur informasi, diupayakan pengembangan alur
pelaporan secara online. Pusat pengumpulan data berada di LPHP,
sedangkan Direktorat Perlindungan Tamanan Pangan dan UPTD
BPTPH diharapkan dapat mengakses data OPT dan DPI secara
langsung dari LPHP, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk alur
pelaporan sampai di pusat dapat dipercepat menjadi 6 (enam) hari.
1.7. Kegiatan
Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI
dijabarkan ke dalam beberapa output kegiatan, sub output kegiatan, hingga
komponen kegiatan.
I. Kegiatan Dekonsentrasi/Provinsi:
a. Penerapan Pengendalin Hama Terpadu (PPHT)
b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
c. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT)
II. Kegiatan Pusat/Ditlin TP
1.8. Arah Kebijakan
Arah kebijakan pengamanan produksi tanaman pangan dilakukan dengan
sistem PHT dan pelaksanaannya menjadi tanggung jawab masyarakat dan
pemerintah, melalui tindakan pre-emtif dan responsif. Tindakan pre-emtif
dengan melakukan upaya-upaya pengendalian OPT berdasarkan pengalaman
musim yang lalu agar SPOT serangan OPT pada musim tanam berikutnya tidak
terjadi. Sedangkan tindakan responsif dengan melakukan pengamatan OPT
Laporan Tahunan 2016 12
pada musim yang sedang berjalan. Apabila sudah terjadi gejala serangan
(SPOT) berdasarkan pengamatan periodik, maka segera dikendalikan (STOP).
= Pengamatan Dini
Apabila pada saat pengamatan ditemukan populasi OPT di bawah ambang
pengendalian maka pengendalian dilakukan dengan menggunakan agens
pengendali hayati (APH). Apabila populasi melebihi ambang pengendalian
maka pengendalian dapat menggunakan pestisida kimiawi secara bijaksana,
terdaftar dan diijinkan oleh Menteri Pertanian dengan memperhatikan kaidah
6 tepat (tepat sasaran OPT, jenis bahan pengendali, dosis/konsentrasi, cara
aplikasi, waktu dan mutu).
SPOT STOP
STOP OPTAmbang
Pengendalian
Preemptif
Ekosistem
Alami
Responsif
Laporan Tahunan 2016 13
II. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2016 2.1. Capaian Kinerja
Indikator kinerja utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2016
adalah pengamanan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI
(banjir dan kekeringan) dengan rincian : padi 93%, jagung 98%, kedelai 97%,
kacang tanah 98%, kacang hijau 98%, ubi kayu 98%, dan ubi jalar 98% dari luas
areal pertanaman.
Capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2016
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2016.
Secara keseluruhan, capaian kinerja pengamanan areal tanaman pangan dari
potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI berhasil
dilaksanakan dengan capaian 99,79% – 105,59% dengan kategori berhasil
2.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016
Komoditas tanaman pangan terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Pencapaian produksi tanaman pangan
masih difokuskan pada komoditas
utama yaitu padi, jagung, dan
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Luas areal tanaman
pangan aman dari
gangguan OPT dan DPI,
meliputi komoditas :
- Padi 93,00 % 98,20 % 105,59 %
- Jagung 98,00 % 98,62 % 100,63 %
- Kedelai 97,00 % 96,79 % 99,79 %
- Kacang Tanah 98,00 % 99,55 % 101,58 %
- Kacang Hijau 98,00 % 99,63 % 101,66 %
- Ubi Kayu 98,00 % 99,92 % 101,96 %
- Ubi Jalar 98,00 % 99,79 % 101,83 %
Mengamankan areal
pertanaman pangan dari
serangan OPT dan terkena DPI
Realisasi (%)Target (%) Capaian (%)
Laporan Tahunan 2016 14
kedelai. Sementara pencapaian komoditas lainnya merupakan bagian dari
upaya diversifikasi pangan di Indonesia.
Target Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan pada Tahun 2016 yaitu
mengamankan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI
(banjir dan kekeringan) dengan rincian : padi 93%, jagung 98%, kedelai 97%,
kacang tanah 98%, kacang hijau 98%, ubi kayu 98% dan ubi jalar 98% dari luas
pertanaman. Secara rinci, data luas serangan OPT utama, banjir dan kekeringan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Luas Areal Tanaman Aman dari OPT dan DPI
2.2.1. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Padi dari Serangan OPT Utama
dan Terkena DPI
Luas areal pertanaman padi yang terkena serangan OPT utama, banjir
dan kekeringan seluas 299.600 ha (puso: 85.291 ha) atau 1,80% dari
total luas tanam padi seluas 16.628.432 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 16.328.832 ha atau mencapai
98,20% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target
tahun 2016 (93%), maka capaian pengamanan areal pertanaman padi
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Total Luas Tanam (Ha)
2 Luas OPT Utama (Ha) awal 426.622 4.539 27.812 291 3.797 5 2.744 5 888 0 3.538 175 388 0
Luas Pengendalian (Ha)
Luas Sembuh (Ha)
Luas OPT Utama (Ha) akhir 149.390 4.539 10.842 291 1.519 5 967 5 594 0 613 175 170 0
3 Luas Terkena DPI (Ha) awal 363.962 80.752 123.763 37.448 22.646 10.853 2.020 8 0 0 0 8 421.904 3.582
- Banjir (Ha) 275.004 71.900 36.198 15.577 20.106 10.403 1.536 8 0 0 0 8 421.902 3.582
- Kekeringan (Ha) 88.958 8.852 87.566 21.871 2.540 450 483 0 70 0 199 0 3 0
Luas surut (Ha)
Luas pulih (Ha)
Luas Terkena DPI (Ha) akhir 150.210 80.752 57.024 37.448 15.683 10.853 935 166 215 33 41 3 31 30
- Banjir (Ha) 121.203 71.900 23.174 15.577 14.486 10.403 1.531 8 -412 0 -397 8 421.902 3.582
- Kekeringan (Ha) 29.007 8.852 33.850 21.871 1.197 450 418 0 31 0 124 0 3 0
4 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) awal790.584 85.291 151.575 37.739 26.442 10.858 4.763 13 888 0 3.538 182 422.292 3.582
5 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) akhir299.600 85.291 67.866 37.739 17.202 10.858 1.902 171 809 33 654 178 201 30
- Thd Total Luas Tanam (%) 1,80 0,51 1,38 0,77 3,21 2,03 0,45 0,04 0,37 0,02 0,08 0,02 0,21 0,03
397
4.351
218
0
75 0
104.499
27.559
5.427
35.694
1.536
101,67
5
65 39
831.037 96.453
99,63 99,92 99,79
101,96 101,83
1.064.926
277.232
22.519
16.970
6.901
2.277
0
1.777
- Thd Total Luas Tanam (%) 98,20 98,62 96,79 99,55
518.973 420.000
658
Capaian Kinerja 105,59 100,63 99,79 101,58
1.610
2.925
Luas Areal yang Aman dari OPT dan DPI (Ha) 16.328.832 4.832.625
Ubi kayu Ubi jalar
16.628.432 4.900.492 536.176 421.902 219.684 831.692 96.655
Kacang tanahNo Uraian
Padi Jagung Kedelai
218.875
Kacang hijau
2.983
295
412
Laporan Tahunan 2016 15
melebihi target sebesar 105,59%.
2.2.2. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Jagung dari Serangan OPT Utama
dan Terkena DPI
Luas areal pertanaman jagung yang terkena serangan OPT utama, banjir
dan kekeringan seluas 67.866 ha (puso: 37.739 ha) atau 1,38% dari total
luas tanam jagung seluas 4.900.492 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 4.832.626 ha atau mencapai 98,62%
dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016
(98%), maka capaian pengamanan areal pertanaman jagung melebihi
target sebesar 100,63%.
2.2.3. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kedelai dari Serangan OPT
Utama dan Terkena DPI
Luas areal pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT utama, banjir
dan kekeringan seluas 17.202 ha (puso: 10.858 ha) atau 3,21% dari total
luas tanam kedelai seluas 536.176 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 518.974 ha atau mencapai 96,79%
dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016
(97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kedelai melebihi
target sebesar 99,79%.
2.2.4. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Tanah dari Serangan
OPT Utama dan Terkena DPI
Luas areal pertanaman kacang tanah yang terkena serangan OPT utama,
banjir dan kekeringan seluas 1.902 ha (puso: 171 ha) atau 0,45% dari
total luas tanam kacang tanah seluas 421.902 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 420.000 ha atau mencapai 99,55%
dari total luas tanam.
Laporan Tahunan 2016 16
Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian
pengamanan areal pertanaman kacang tanah melebihi target sebesar
101,58%.
2.2.5. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Hijau dari Serangan OPT
Utama dan Terkena DPI
Luas areal pertanaman kacang hijau yang terkena serangan OPT utama,
banjir dan kekeringan seluas 809 ha (puso: 33 ha) atau 0,37% dari total
luas tanam kacang hijau seluas 219.684 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 218.875 ha atau mencapai 99,63%
dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016
(97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kacang hijau
melebihi target sebesar 101,67%.
2.2.6. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Ubi Kayu dari Serangan OPT
Utama dan Terkena DPI
Luas areal pertanaman ubi kayu yang terkena serangan OPT utama,
banjir dan kekeringan seluas 654 ha (puso: 178 ha) atau 0,08% dari total
luas tanam ubi kayu seluas 831.692 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 831.037 ha atau mencapai 99,92%
dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016
(97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman ubi kayu melebihi
target sebesar 101,96%.
2.2.7. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Ubi Jalar dari Serangan OPT
Utama dan Terkena DPI
Luas areal pertanaman ubi jalar yang terkena serangan OPT utama,
banjir dan kekeringan seluas 201 ha (puso: 30 ha) atau 0,21% dari total
luas tanam ubi jalar seluas 96.653 ha. Dengan adanya upaya
pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI seluas 96.453 ha atau mencapai 99,79%
dari total luas tanam.
Laporan Tahunan 2016 17
Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian
pengamanan areal pertanaman ubi jalar melebihi target sebesar
101,83%.
2.3. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman
Pangan dari Gangguan OPT dan DPI
Dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi, perlindungan
tanaman pangan sesuai dengan tugas dan fungsinya menetapkan indikator
kinerja perlindungan tanaman pangan yaitu penerapan pengendalian hama
terpadu (PPHT), penerapan penangan DPI (PPDPI), dan gerakan pengendalian.
Sasaran pengamanan produksi adalah 93% luas areal tanam padi, 98% areal
tanam jagung, 97% areal tanam kedelai, 98% areal tanam kacang tanah, 98%
areal tanam kacang hijau, 98% areal tanam ubi kayu, dan 98% areal tanam ubi
jalar aman dari gangguan OPT dan DPI dapat tercapai dengan menerapkan
budidaya tanaman sehat.
Pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan dalam rangka
mendukung upaya peningkatan produksi dilakukan dengan dukungan
anggaran pusat APBN maupun anggaran Dekonsentrasi. Beberapa kegiatan
utama yang dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran kinerja pada
tanaman pangan, sebagai berikut:
1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan pengendalian
OPT yang berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan antara lain
penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati, penanaman
tanaman refugia sebagai mikro habitat musuh alami, dan pengendalian
spesifik lokasi lainnya. Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PPHT Skala
Luas (PPHT-SL) diantaranya menurunkan intensitas serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi pestisida
kimia/sintetis, meningkatkan produktivitas, meningkatkan pemanfaatan
teknologi ramah lingkungan, meningkatkan populasi musuh alami, dan
meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Diharapkan kegiatan PPHT
dapat membudaya di masyarakat, pertanian ramah lingkungan dan
berkelanjutan, ekosistem
Laporan Tahunan 2016 18
terjaga dan produk pangan aman bagi kesehatan.
a. Penerapan PHT Serealia (padi dan Jagung)
Kegiatan PPHT SL pada tanaman padi dialokasikan sebanyak 556 unit,
total hamparan seluas 13.900 Ha, tersebar di 31 provinsi dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 24.733.127.000,-. Pada tanaman jagung
dialokasikan sebanyak 31 unit, total hamparan seluas 465 ha, tersebar
di 31 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.087.510.000,-.
Dengan adanya penghematan anggaran pada saat kegiatan sedang
berjalan menyebabkan keluaran/output kegiatan PPHT padi bervariasi
sebagai berikut: 1) kegiatan dilaksanakan sampai selesai; 2) kegiatan
dilaksanakan tidak sampai selesai; 3) kegiatan tidak dilaksanakan.
Realisasi fisik PPHT SL Padi sebanyak 539 unit seluas 13.475 ha atau
96,94% dari rencana 556 unit seluas 13.900 ha, realisasi anggaran
sebesar Rp. 21.591.472.000,- atau 99,20% dari pagu anggaran setelah
penghematan sebesar Rp. 21.766.599.000,-. Realisasi fisik PPHT SL
Jagung sebanyak 28 unit seluas 420 ha atau 90,32% dari rencana 31 unit
seluas 465 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 816.568.000,- atau 94,12%
dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 867.602.000,-.
Gambar 1. Penerapan PHT Serealia Menggunakan Tanaman Refugia
b. Penerapan PHT Kedelai
Laporan Tahunan 2016 19
Kegiatan Penerapan PHT pada tanaman kedelai dialokasikan sebanyak
21 unit, total hamparan seluas 210 ha tersebar di 8 Provinsi (Provinsi
Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara).
Realisasi fisik PPHT Kedelai sebanyak 19 unit seluas 190 ha atau 90,48%
dari rencana 21 unit seluas 210 ha, realisasi anggaran sebesar Rp.
402.587.000 ,-atau 99% dari pagu anggaran setelah penghematan
sebesar Rp. 406.651.000,-.
Perbandingan realisasi fisik dan anggaran pada kegiatan PPHT padi, jagung,
dan kedelai dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 1. Realisasi fisik dan anggaran kegiatan PPHT Tahun 2016
2. Penerapan Penanganan DPI (PPDPI)
Penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI) dapat dilakukan
melalui strategi antisipasi, adaptasi dan mitigasi. Kegiatan adaptasi dalam
penanganan dampak perubahan iklim (banjir/kekeringan) antara lain
Kalender Tanam (pola tanam berdasarkan pola curah hujan dan
ketersediaan air irigasi), Varietas Unggul Baru yang adaptif (toleran
kegaraman, tahan kering, umur genjah dan tahan genangan), startegi
pengelolaan sumber daya air (teknologi identifikasi potensi ketersediaan
air, teknologi panen hujan dan aliran permukaan, teknologi prediksi curah
hujan dan teknologi irigasi) serta strategi pengelolaan sumber daya
lahan/tanah seperti pemupukan. Upaya adaptasi tersebut diatas dapat
pada diterapkan atau menjadi pilihan untuk penanganan DPI yang
disesuaikan dengan kondisi iklim setempat (spesifik lokasi).
Realisasi fisik PPDPI
sebanyak 29 unit seluas 290
Laporan Tahunan 2016 20
ha atau 90,63% dari rencana 32 unit seluas 320 ha, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.023.000,- atau 97,55% dari pagu anggaran setelah
penghematan sebesar Rp. 1.048.734.000,-.
Gambar 2. Penanganan DPI pada Lahan Pertanaman Padi
3. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT)
Gerakan pengendalian OPT adalah salah satu upaya cepat mengendalikan
SPOT serangan OPT untuk mengantisipasi meningkatnya intensitas
serangan OPT serta menstimulasi pemerintah daerah dan petani agar
dapat melakukan gerdal secara massal dan dalam areal hamparan yang
luas. Gerakan pengendalian OPT dilakukan secara bersama-sama dan
berkesinambungan melibatkan petugas dari Dinas Pertanian Propinsi,
UPTD-BPTPH, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, aparat kecamatan,
kelurahan, petani, dan instansi/aparat terkait, serta stakeholders.
a. Gerakan Pengendalian OPT Serealia (Padi dan Jagung)
Laporan Tahunan 2016 21
Gerakan pengendalian OPT Padi direncanakan sebanyak 562 kali dengan
luas hamparan 22.480 ha, tersebar di 31 provinsi dengan pagu anggaran
sebesar Rp. 13.360.017.000,-. Gerakan pengendalian bersama TNI
direncanakan sebanyak 19 kali seluas 760 ha. Gerakan pengendalian
OPT jagung direncanakan 104 kali dengan luas hamparan 3.120 ha,
tersebar di 22 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp.
2.391.981.000,-.
Realisasi fisik gerdal padi sebanyak 424 kali seluas 16.960 ha atau
75,44% dari rencana 562 kali seluas 22.480 ha, realisasi anggaran
sebesar Rp. 9.293.444.000,- atau 99,77% dari pagu anggaran setelah
penghematan sebesar Rp. 9.315.119.000,-. Realisasi gerdal OPT padi
bersama TNI sebanyak 9 kali seluas 360 ha atau 47,37% dari rencana 19
kali seluas 760 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 918.275.000,- atau
sebesar 99,54% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp.
922.555.000,-.
Realisasi fisik gerdal OPT jagung sebanyak sebanyak 62 kali seluas 1.860
ha atau 59,62% dari rencana 104 kali seluas 3.120 ha, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.431.356.000,- atau 99,64% dari pagu anggaran setelah
penghematan sebesar Rp. 1.436.546.000,-
b. Gerakan Pengendalian OPT Kedelai
Gerakan pengendalian OPT kedelai direncanakan sebanyak 50 kali
dengan luas hamparan 750 ha, tersebar di 18 provinsi. Realisasi fisik
gerdal OPT kedelai sebanyak 29 kali seluas 435 ha atau 58% dari rencana
50 kali seluas 750 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 571.695.000,- atau
99,47% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp.
574.752.000,-.
Perbandingan realisasi fisik dan anggaran pada kegiatan Gerakan
Pengendalian dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Laporan Tahunan 2016 22
Grafik 2. Realisasi fisik dan anggaran kegiatan Gerdal Tahun 2016
4. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan
Terlaksananya tugas dan fungsi POPT sebagai ujung tombak perlindungan
tanaman pangan, sangat menentukan berhasil tidaknya visi dan misi yang
diemban oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan khususnya dan
program kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan umumnya. Berbagai
permasalahan yang dihadapi antara lain semakin berkurangnya tenaga
POPT akibat terjadinya pemekaran wilayah di berbagai daerah, sebagian
besar POPT akan memasuki masa pensiun, terjadinya mutasi dan alih tugas
ke instansi lain.
Menyikapi hal tersebut, tugas dan fungsi POPT sebagai SDM di lapangan
sangat memerlukan penyegaran dan peningkatan kualitas dalam banyak
hal. Untuk mendukung peningkatan kualitas dan kinerja POPT-PHP telah
dilaksanakan kegiatan Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan
Tanaman Pangan yang bertujuan membekali POPT-PHP dalam
melaksanakan tupoksinya serta mengoptimalkan kinerja POPT-PHP.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di tiga wilayah yaitu Wilayah Barat
(Padang), Tengah (Mataram), dan Timur (Makassar) masing-masing dalam
dua tahap.
a. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah
Barat
Kegiatan dilaksanakan di Hotel Mercure Padang, Sumatera Barat yang
dihadiri oleh POPT-PHP berasal dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung,
Bangka Belitung, Jawa Barat. Narasumber yang hadir pada kegiatan
tersebut berasal dari lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan,
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT)
Jatisari, Universitas Brawijaya, serta Pemandu Lapangan I dari Provinsi
Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Tahap I dilaksanakan tanggal 28 Maret – 2 April 2016, dengan peserta
sejumlah 100 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran sebesar Rp.
479.146.550,- atau 98,26% dari pagu anggaran sebesar Rp.
487.649.000,-.
Laporan Tahunan 2016 23
Tahap II dilaksanakan tanggal 18 – 23 April 2016, dengan peserta
sejumlah 105 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran sebesar Rp.
464.670.550,- atau 97,93% dari pagu anggaran sebesar Rp.
474.475.000,-.
b. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah
Tengah
Kegiatan dilaksanakan di Hotel Lombok Raya, Mataram yang dihadiri
oleh POPT-PHP berasal dari Provinsi Banten, Jawa Tengah, DI.
Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali.
Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut berasal dari lingkup
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Besar Peramalan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Universitas
Brawijaya, serta Pemandu Lapangan I dari Provinsi Sulawesi Selatan,
Jawa Timur, Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat.
Tahap I dilaksanakan tanggal 22-27 Maret 2016, dihadiri oleh 74
orang POPT-PHP. Realisasi anggaran Rp.452.274.400,- atau 99,51%
dari pagu anggaran sebesar Rp.454.473.000,-.
Tahap II dilaksanakan tanggal 11-16 April 2016 dihadiri oleh 73
orang POPT-PHP. Realisasi anggaran sebesar Rp.438.026.900,- atau
99,52% dari pagu anggaran sebesar Rp.440.120.000,-.
c. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah
Timur
Kegiatan dilaksanakan di Hotel Clarion, Makassar yang dihadiri oleh
POPT-PHP berasal dari Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo,
Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut berasal dari lingkup
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Besar Peramalan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Universitas
Brawijaya, serta Pemandu Lapangan I dari Provinsi Sulawesi Selatan dan
Jawa Timur.
Tahap I dilaksanakan tanggal 7 – 12 Maret 2016, dihadiri oleh 77
orang POPT PHP.
Realisasi anggaran Rp.
Laporan Tahunan 2016 24
558.944.250,- atau 99,81% dari pagu anggaran sebesar Rp.
559.990.000,-.
Tahap II dilaksanakan tanggal 4 – 9 April 2016, dihadiri oleh 80 orang
POPT-PHP. Realisasi anggaran Rp. 558.067.000,- atau 99,76% dari
pagu anggaran sebesar Rp. 559.376.000,-.
Gambar 3. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanam Pangan Wilayah
Barat, Tengah dan Timur
2.4. Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2016
Dalam rangka pencapaian sasaran pengamanan areal tanam dari gangguan
OPT dan DPI tahun 2016, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
mengalokasikan dana untuk kegiatan Refocusing dan APBNP-TP yaitu
Program Penguatan Perlindungan Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI
meliputi :
1. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT
a. Penguatan Data
Kelembagaan PHT
Laporan Tahunan 2016 25
Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan pendekatan
atau konsep tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada
pertimbangan ekologi dan ekonomi melalui pengelolaan
agroekosistem yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Keberhasilan penerapan dan pemasyarakatan PHT dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain berjalannya peran dan fungsi
kelembagaan PHT di tingkat petani, jaringan petani PHT, instansi
pemerintah, maupun stakeholders terkait.
Untuk mendukung penguatan kelembagaan PHT di tingkat lapangan
perlu dilakukan bimbingan teknis oleh petugas pusat dan daerah, serta
pembinaan dalam rangka penerapan kebijakan perlindungan tanaman
pangan agar kegiatan perlindungan tanaman pangan dapat berjalan
dengan optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan
perjalanan:
1) Revitalisasi dan identifikasi sarana peralatan LPHP ke Provinsi
Sumatera Barat, D.I Yogyakarta, Jawa Barat (Cianjur, Indramayu,
Tasikmalaya, Jatisari, Subang), Jawa Tengah (Solo), dan Sulawesi
Utara.
2) Pembinaan penerapan kebijakan perlindungan tanaman pangan ke
Provinsi Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat (Bandung, Bogor),
Jawa Timur, dan Jawa Tengah
Realisasi anggaran sebesar Rp. 127.725.420,- atau 99,98% dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar 127.745.385,-.
b. Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) OPT/Si-lintan
Program Sistem Informasi Manajemen (SIM) OPT pernah diterapkan di
tingkat UPTD BPTPH namun program tersebut berhenti karena cukup
rumit dalam penerapannya ke program MS Excel. Untuk mengaktifkan
kembali program tersebut perlu penyempurnaan dengan metode yang
lebih sederhana serta lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh
tenaga operator yang ada di daerah maupun di pusat.
Untuk mendukung hal tersebut telah dilakukan penyempurnaan
program SIM OPT dan telah dilakukan perjalanan sosialisasi penerapan
aplikasi SIM OPT ke
Laporan Tahunan 2016 26
Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Barat , dan Papua Barat
Realiasi anggaran sebesar Rp. 197.134.549,- atau 99,98% dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 197.161.270,-.
c. Data dan Informasi Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2016
Buku data dan informasi berisi data serangan OPT/DPI yang akurat,
lengkap, berkesinambungan, tepat waktu serta informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan serangan OPT, serta
informasi kegiatan perlindungan terkait lainnya sangat diperlukan
dalam perumusan langkah operasional dan strategis pengelolaan
OPT/DPI.
Data dan informasi tersebut menjadi dasar rujukan perencanaan
dalam mempersiapkan upaya antisipasi serangan, dan kesiapan teknik,
serta operasional pengendalian OPT di lapangan. Sehubungan dengan
itu, maka dipandang perlu untuk melakukan inventarisasi data dan
informasi perlindungan tanaman pangan untuk selanjutnya
didokumentasikan dalam bentuk Buku Data dan Informasi
Perlindungan Tanaman Pangan sebanyak 50 buku.
Dalam rangka penyusunan buku telah dilakukan kunjungan ke Provinsi
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau,
Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan,
Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Realiasi anggaran Rp. 181.177.100,- atau 99,76% dari pagu anggaran
sebesar Rp. 181.610.000,-
d. Penilaian POPT, POPT-PHP, LPHP, Kelompok Tani Pengembang Agens
Hayati dan Petani Pengembang PHT Teladan
Penghargaan kepada POPT-PHP, POPT, LPHP dan Petani/Kelompok
Tani Pengembang Agens Hayati bertujuan meningkatkan motivasi,
kinerja, dan profesionalisme POPT-PHP, POPT, LPHP, dan
meningkatkan peran
Laporan Tahunan 2016 27
Petani/Kelompok Tani Pengembang Agens Hayati, serta memberikan
apresiasi kinerja/prestasi POPT, POPT-PHP, LPHP, Kelompok Tani
Pengembang Agens Pengendali Hayati dan Petani Pengembang PHT
yang diusulkan dari provinsi/UPT Pusat/Pusat atas prestasi kerjanya.
Untuk mendukung kegiatan tersebut telah dilaksanakan :
1) Penyusunan dan pencetakan buku Petunjuk Teknis Penilaian POPT
dan POPT-PHT Teladan, Penilaian LPHP Teladan, dan Penilaian
Petani PHT dan Kelompok Tani Pengembangan APH Teladan
masing-masing sejumlah 75 buah.
2) Perjalanan verifikasi dalam rangka penilaian ke Provinsi Aceh,
Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan
Maluku
3) Terpilihnya POPT, POPT-PHP, LPHP, Kelompok Tani Pengembang
Agens Hayati dan Petani Pengembang PHT Teladan.
Kegiatan pemberian penghargaan tidak dapat dilaksanakan karena
anggarannya dialokasikan untuk penghematan, namun penghargaan
kepada Kelompok Tani Pengembang Agens Pengendali Hayati Teladan
disampaikan pada Hari Pangan Sedunia di Solo, Jawa Tengah.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 123.019.022,- atau 100% dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar 123.019.022,-.
e. Laporan Perkembangan Luas Serangan OPT
Data dan informasi perlindungan tanaman pangan meliputi
perkembangan pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan,
perkembangan serangan OPT yang diperoleh dari hasil pengamatan
tetap maupun pengamatan keliling, serta berdasarkan hasil tangkapan
lampu perangkap (light trap), serta data dan informasi lainnya.
Selama tahun 2016 telah diperbanyak laporan mingguan 53 kali,
laporan bulanan 12 kali.
Dalam rangka pemantauan perkembangan serangan OPT telah
dilakukan perjalanan :
1) Monitoring serangan OPT ke Provinsi Jawa Barat (Jatisari,
Bandung, Bogor, Bekasi), DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan
Laporan Tahunan 2016 28
2) Pemantauan kegiatan UPSUS padi, jagung, kedelai ke Provinsi
Lampung, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Bengkulu
3) Verifikasi dan validasi data ke Provinsi Sumatera Barat, Banten,
Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah
4) Monitoring kegiatan UPSUS padi, jagung, kedelai ke Provinsi
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat
Realisasi anggaran sebesar Rp. 428.649.236,- atau 99,61% dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar 430.290.243,-.
2. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pangganggu Tumbuhan Serealia
a. Penyusunan Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas
Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan
pengendalian OPT yang berbasis sumber daya alam yang ramah
lingkungan antara lain penggunaan agens pengendali hayati, pestisida
nabati, penanaman tanaman refugia sebagai mikro habitat musuh
alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya. Di dalam konsep PPHT
SL terdapat pemberdayaan petani dan menghilangkan sekat individu,
karena lahan pengamatan seluas minimal 25 Ha adalah hamparan
untuk dikelola bersama-sama. Hasil yang ingin dicapai PPHT Skala Luas
antara lain menurunkan intensitas serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi pestisida kimia,
meningkatkan produktivitas, meningkatkan populasi musuh alami,
menurunkan aplikasi pestisida sintetis, dan meningkatkan keuntungan
petani (B/C Ratio).
Kegiatan PPHT SL pada tanaman serealia sebanyak 556 unit padi dan
31 unit jagung yang tersebar di 31 provinsi. Sebagai acuan pelaksanaan
kegiatan PPHT skala luas pada tanaman serealia telah disusun dan
dicetak Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia sebanyak
60 eksemplar dan telah disebar ke 31 provinsi. Petunjuk Teknis ini
diharapkan menjadi panduan terlaksananya kegiatan PPHT SL dengan
baik dan lancar.
Realisasi anggaran adalah sebesar Rp. 4.550.000,- atau 94,79% dari
pagu anggaran sebesar Rp. 4.800.000,-.
b. Penyusunan Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian
Kegiatan gerakan
pengendalian
Laporan Tahunan 2016 29
dilaksanakan dalam rangka menurunkan SPOT serangan dan intensitas
serangan OPT serta menstimulasi pemerintah daerah dan petani agar
melakukan gerakan pengendalian secara massal dan dalam hamparan
yang luas. Gerakan pengendalian dilakukan dengan memperhatikan
ketepatan sasaran OPT, mutu dan jenis bahan pengendali, waktu
pelaksanaan, dosis dan konsentrasi serta cara aplikasi bahan
pengendali. Untuk memberikan acuan pelaksanaan gerakan
pengendalian agar berjalan optimal, telah disusun dan dicetak Buku
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia sebanyak 60
eksemplar.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 4.745.000,- atau 98,85% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 4.800.000,-.
c. Bahan Informasi Pendukung Kegiatan Pengendalian Serealia
Prinsip PHT dalam Perlundingan Tanaman berperan penting dalam
mengelola perkembangan populasi, luas serangan dan intensitas
serangan OPT agar tetap berada di bawah ambang pengendalian, tidak
mengakibatkan kehilangan hasil yang signifikan, dan kehilangan
produksi dapat diminimalkan. Untuk mendukung hal tersebut perlu
diupayakan peningkatan pengetahuan dan wawasan bagi petugas
pusat dan daerah serta petani. Terkait hal tersebut telah dilaksanakan
penyusunan bahan informasi berupa leaflet Pengenalan dan
Pemanfaatan Tanaman Refugia sebanyak 500 lembar dan Flyer
Penyakit Blas pada Padi sebanyak 1000 lembar.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 20.448.600,- atau 97,50 % dari pagu
anggaran sebesar Rp. 20.973.600,-.
d. Pertemuan Komisi Perlindungan Tanaman
Komisi Perlindungan Tanaman (KPT) ditetapkan melalui Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor:280/Kpts/OT.050/4/2016
Tanggal 27 April 20016 bertugas mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
dan memberikan saran/pertimbangan kepada Menteri Pertanian
dalam menetapkan kebijakan di bidang perlindungan tanaman.
Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, kegiatan yang dilakukan
oleh anggota KPT adalah pertemuan rutin dan apabila diperlukan
melakukan kunjungan lapangan. Kunjungan lapangan dilakukan agar
anggota KPT secara
Laporan Tahunan 2016 30
langsung mengetahui permasalahan terhadap implementasi kebijakan
perlindungan tanaman di lapangan pada seluruh subsektor (tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan) dan perkarantinaan tumbuhan.
Berbagai informasi dan permasalahan yang diperoleh digunakan
sebagai salah satu bahan pembahasan Pertemuan KPT. Hasil
pertemuan KPT berupa rumusan bahan masukan/saran kepada
Menteri Pertanian dalam penetapan kebijakan perlindungan tanaman.
Pertemuan KPT telah dilaksanakan pada tanggal 1 – 3 Juni 2016, di
Denpasar, Bali.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 103.942.300,- atau 99,83% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 104.122.000,-.
e. Temu Teknologi Pengendalian OPT Berwawasan PHT pada Tanaman
Serealia
Sistem PHT merupakan pilihan strategis, tetapi perlu pendampingan
dan penggunaan teknologi yang tepat serta spesifik lokasi. Untuk
mendukung hal tersebut, dilakukan fasilitasi peningkatan wawasan
petugas LPHP serta menyamakan persepsi tentang teknologi
pengendalian OPT berwawasan PHT pada tanaman serealia melalui
kegiatan Temu Teknologi Pengendalian OPT Berwawasan PHT pada
Tanaman Serealia.
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 April 2016, di Bogor,
Jawa Barat. Peserta pertemuan sejumlah 80 orang yang terdiri dari
petugas LPHP/LAH. Masing-masing peserta memaparkan hasil kaji
terap teknologi / kegiatan pengendalian OPT, tema kajian dapat
digolongkan ke dalam beberapa kategori diantaranya penggunaan
agens hayati, penggunaan pestisida nabati, Plant Growth Promoting
Rhizobacterium (PGPR), dan pengendalian OPT ramah lingkungan
lainnya.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 103.342.300,- atau 98,97% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 104.422.000,-.
Laporan Tahunan 2016 31
Gambar 4. Temu Teknologi Pengendalian OPT Berwawasan
PHT pada Tanaman Serealia
f. Evaluasi Pelaksanaan Penerapan PHT Skala Luas
Kegiatan PPHT SL merupakan implementasi SLPHT yang menjadi
rencana strategis perlindungan tanaman pangan dalam pengamanan
produksi. Tahun 2015 telah dirancang kegiatan PPHT SL sebanyak 505
unit yang tersebar di 31 provinsi. Dalam rangka mengetahui
efektivitas, dampak dan permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan Program PPHT SL Tahun 2015 serta agar dapat
merencanakan pelaksanaan PPHT SL TA 2016 lebih optimal , pada
tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan Pertemuan Evaluasi PPHT SL
TA 2015.
Pertemuan dilaksanakan di Hotel 101 Bandung, Jawa Barat, tanggal
17 – 19 Februari 2016 dengan peserta sejumlah 88 orang yang terdiri
dari penanggungjawab kegiatan PPHT SL provinsi. Narasumber yang
hadir pada pertemuan tersebut adalah pakar sosiologi dari Universitas
Indonesia, pakar PHT dari Universitas Brawijaya, Pemandu Lapangan I
SLPHT dari provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Hasil pertemuan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan PPHT Skala Luas perlu
ditindaklanjuti kegiatan saat pratanam melalui pertemuan
koordinasi dan pertemuan perencanaan;
2) Pemandu Lapangan (PL) berperan penting dalam melakukan
fungsinya sebagai fasilitator dan motivator petani dalam kegiatan
PPHT SL. Kondisi saat ini kompetensi dan jumlah petugas PL relatif
terbatas. Untuk mendukung hal tersebut, perlu adanya
peningkatan dari segi kuantitas maupun kualitas PL.
3) Analisis agroekosistem memiliki arti penting dalam pengambilan
keputusan pengendalian OPT. Dengan melakukan analisis
agroekosistem secara tepat akan memberikan keputusan
pengendalian OPT yang tepat.
4) Dalam perkembangan terakhir ini model budidaya tanaman
mengarah pada
Laporan Tahunan 2016 32
pertanian berkelanjutan. Selaras dengan hal tersebut teknik
pengendalian OPT juga mengalami perkembangan melalui
Ecological Engineering (rekayasa ekologi). Metode ini merupakan
salah satu teknologi PHT yang diterapkan dalam kegiatan PPHT SL
dengan prinsip keragaman hayati pada pertanaman. Keragaman
hayati dapat menciptakan kondisi lingkungan pertanaman yang
lebih stabil terhadap gangguan OPT. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan keragaman hayati adalah dengan
menanam tanaman refugia.
5) Sistem PPHT Skala Luas diharapkan bisa menjadi pilihan bagi
sistem pertanian di Indonesia menuju produksi pangan sehat dan
ramah lingkungan sehingga cita-cita untuk menjadi bangsa yang
sehat dan cerdas bisa dicapai.
6) Kegiatan PPHT Skala Luas mampu memberikan insentif bagi petani
berupa penggunaan input yang lebih rendah, produksi yang lebih
tinggi, biaya input yang lebih rendah, dan pendapatan yang lebih
tinggi
g. Focus Group Discussion Penyusunan Success Story Sekolah Lapangan
Pengendalian Hama Terpadu
Pemasyarakatan dan pengembangan PHT di Indonesia telah melewati
beberapa periode yaitu periode 1989-1999, 1999-2007, 2007- 2014
dan periode 2015 – saat ini. Berdasarkan hasil evaluasi, PHT
berdampak positif terhadap pemberdayaan petani, penurunan
penggunaan pestisida kimia sintetis, dan peningkatan produktivitas.
Untuk mendokumentasikan fakta keberhasilan Sekolah Lapangan
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) sejak Tahun 1989 s/d 2014 dan
penerapan PHT skala luas yang telah dilaksanakan sejak 2015 telah
dilakukan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Success Story
SLPHT. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Garut, Jawa Barat
pada tanggal 21 - 24 Agustus 2016, dihadiri Kepala Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura/Penanggung Jawab Kegiatan
SLPHT/PPHT Skala dari 29 provinsi kecuali Papua, Sulawesi tenggara,
DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau. Narasumber terdiri dari pakar PHT,
pemerhati PHT, Pemandu Lapangan SLPHT/PPHT dan petani PPHT.
Hasil pertemuan diharapkan dapat tersusun Konsep buku Success
Story/ keberhasilan penerapan PHT.
Realisasi anggaran
sebesar Rp. 76.303.000,-
Laporan Tahunan 2016 33
atau 100% dari pagu anggaran sebesar setelah penghematan Rp.
76.303.000,-
Gambar 5. Penyusunan Success Story SLPHT
h. Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Serealia
Kegiatan pencanangan gerakan pengendalian dilaksanakan dalam
rangka menurunkan SPOT serangan dan intensitas serangan OPT serta
menstimulasi pemerintah daerah dan petani agar menindaklanjuti
kegiatan gerakan pengendalian OPT serealia dalam skala hamparan
yang melibatkan stakeholders terkait.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, telah dilakukan perjalanan:
1) Pencanangan gerdal yang dilaksanakan di Provinsi Bangka Belitung
dan di Banten
2) Koordinasi, konsultasi, dan persiapan temu lapangan dalam rangka
panen di lokasi PPHT SL dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan,
Banda Aceh, Kalimantan Selatan, sulawesi Selatan, Bojonegoro-
Jatim, Jawa Tengah, NTB, dan Banten
Realisasi anggaran sebesar Rp. 49.921.900,- atau 100% dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 49.921.900,-.
i. Temu Lapang dalam Rangka Pelaksanaan Panen di Lokasi PPHT Skala
Luas Serealia
Temu lapang/field day dilaksanakan pada akhir kegiatan PPHT Skala
Luas. Pada kegiatan tersebut dilakukan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
dan panen. Rencana tindak lanjut merupakan kesepakatan bersama
seluruh petani hamparan tentang pelaksanaan budidaya dan strategi
PHT dalam pengendalian OPT pada musim tanam berikutnya.
Untuk memotivasi petani agar terus melakukan penerapan PHT secara
konsisten di lahan usaha taninya serta memfasilitasi pendampingan
RTL telah dilaksanakan :
Laporan Tahunan 2016 34
1) Perjalanan temu lapangan dalam rangka panen di lokasi
penerapan PHT skala luas serealia ke Provinsi Jawa Tengah dan D.I.
Yogyakarta
2) Koordinasi, konsultasi, dan persiapan temu lapangan dalam rangka
panen di lokasi PPHT SL dilakukan di Provinsi Aceh Sumatera
Selatan, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan,
Banten, Sulawesi Selatan
Realisasi anggaran sebesar Rp. 92.517.540,- atau 100% dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 92.517.540,-
Gambar 6. Temu Lapang dalam Rangka Panen PPHT
3. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka
Kacang dan Umbi
a. Bahan informasi Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi
Untuk mendukung keberhasilan pengamanan produksi di lapangan,
telah dicetak tiga buku tentang teknologi pengendalian OPT aneka
kacang dan umbi dari empat buku yang direncanakan yaitu:
Pedoman Gerakan Pengendalian OPT Kedelai sebanyak 75 buku,
realisasi anggaran sebesar Rp. 1.875.000,- atau 100% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 1.875.000,-
Pedoman Penerapan PHT Kedelai sebanyak 50 buku, realisasi
anggaran sebesar Rp.1.250.000,- atau 100% dari pagu anggaran
sebesar
Rp.1.250.000,-
Laporan Tahunan 2016 35
Pedoman Rintisan Penerapan PHT Ubi Kayu sebanyak 50 buku,
realisasi anggaran sebesar Rp.1.175.000,- atau 94% dari pagu
anggaran sebesar Rp.1.250.000,-
Buku Profil Brigade Proteksi tidak dicetak karena penghematan
anggaran.
b. Pedoman Rekomendasi Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi
Penyusunan buku Pedoman Rekomendasi Pengendalian OPT Pada
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi bertujuan menyediakan standar
operasional pengendalian OPT pada tanaman aneka kacang dan umbi,
sehingga petugas di lapangan mempunyai pedoman dalam
merumuskan dan memberikan rekomendasi langkah-langkah
operasional pengendalian OPT tanaman aneka kacang dan umbi kepada
masyarakat petani.
Penyusunan buku Pedoman Rekomendasi Pengendalian OPT Pada
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi dilaksanakan melalui Focus Group
Discussion (FGD) di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
(Balitkabi), Malang dengan narasumber yang berasal dari Balitkabi dan
Universitas Brawijaya. Selanjutnya telah dicetak buku Pedoman
Rekomendasi Pengendalian OPT Pada Tanaman Aneka Kacang dan
Umbi.
Realisasi anggaran sebesar Rp 117.380.901,- atau 92,97% dari pagu
anggaran sebesar Rp 126.260.000,-
c. Rapat Koordinasi Teknis Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2016
Rapat Koordinasi Teknis Perlindungan Tanaman Pangan antara pusat
dan daerah dilakukan untuk membahas kebijakan, strategi, program dan
kegiatan serta langkah-langkah operasional dalam rangka pengamanan
produksi tanaman pangan Tahun 2016. Dengan pertemuan tersebut
diharapkan adanya koordinasi dan sinkronisasi antara kegiatan pusat
dan daerah dalam mendukung pengamanan produksi serta
meningkatkan ketahanan pangan.
Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 23 – 25 Februari 2016 di Hotel
Mercure Grand Mirama Surabaya, Jawa Timur. Peserta rapat sebanyak
89 orang terdiri dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BBPOPT
Jatisari, Kepala UPTD-BPTPH dan Kepala Bidang/ Pejabat Dinas Pertanian
Provinsi yang menangani
Laporan Tahunan 2016 36
Perlindungan Tanaman Pangan dari 32 provinsi.
Narasumber yang hadir pada rapat tersebut adalah Direktur Jenderal
Tanaman Pangan, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Auditor Utama, Inspektorat II,
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Kasubdit Pengawasan Pupuk dan
Pestisida, dan Eselon III lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan.
Realisasi anggaran sebesar 151.471.850,- atau 91,20% dari pagu
anggaran sebesar Rp 166.086.000,-.
Gambar 7. Rapat Koordinasi Teknis Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan
d. Optimalisasi Pengelolaan Brigade Proteksi Tanaman Pangan
Brigade Proteksi Tanaman (BPT) merupakan suatu unit pelaksana
pengendalian yang mempunyai tugas utama membantu petani dalam
mengendalikan OPT di daerah sumber serangan dan daerah eksplosi
serangan OPT. Petugas BPT diharapkan memiliki kemampuan dan
wawasan yang mencukupi untuk mengambil keputusan yang cepat dan
tepat, sehingga gerakan pengendalian yang direkomendasikan dan
dilaksanakan lebih efektif serta memberikan hasil sesuai yang
diharapkan.
Dalam rangka mendukung peningkatan kemampuan petugas BPT di
lapangan, telah dilaksanakan kegiatan Pertemuan Optimalisasi
Pengelolaan Brigade Proteksi Tanaman Pangan pada tanggal 26 – 29 Juli
2016 di Hotel Grage, Jl. Sosrowijayan No. 242, Yogyakarta. Pertemuan
ini dihadiri oleh 75 orang terdiri dari petugas Brigade Proteksi Tanaman,
Staf UPTD-BPTPH Dinas Pertanian dari 32 provinsi dan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan..
Narasumber yang hadir pada pertemuan ini adalah Direktur Jenderal
Tanaman Pangan, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Direktur Perlindungan
Laporan Tahunan 2016 37
Tanaman Pangan, Kasubdit Pengendalian OPT Akabi, Kasi Pestisida
Hayati, Prof. Dr. Ir. Andi Trisyono, M.Sc (UGM), Prof. Dr. Dadang (IPB),
Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc (UGM), Ir. Paryoto, MP (Kepala
LPHP DIY), Ir. Suparjono (Kepala UPTD-BPTPH DIY); Ir. Baskoro Sugeng
Wibowo (BBPOPT); Mulyadi Benteng (Asosiasi Crop Care Indonesia),
Vicki Arneldi, SP (Crop Life Indonesia); dan Rahmat (Bengkel Alat
Semprot)
Realisasi anggaran sebesar Rp 206.453.200,- atau 98,67% dari pagu
anggaran sebesar Rp 209.229.000,-.
Gambar 8. Optimalisasi Pengelolaan Brigade Proteksi Tanaman
e. Pemanfaatan Sarana Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi
Dalam rangka mendukung upaya pengamanan produksi tanaman
pangan untuk mencapai swasembada tanaman pangan telah
dialokasikan bantuan sarana dan prasarana pengendalian OPT, sehingga
kegiatan pengamanan produksi di lapangan berjalan dengan baik dan
sasaran produksi yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan perjalanan:
1) Monitoring dan evaluasi pemanfaatan sarana pengendalian OPT
aneka kacang dan umbi
2) Inventarisasi teknologi pengendalian OPT aneka kacang dan umbi
Laporan Tahunan 2016 38
3) Perjalanan dalam rangka mendukung kegiatan perlindungan tanaman
pangan dan kegiatan peningkatan produksi tanaman pangan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 175.720.250,- atau 76,83% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 228.712.000,- sedangkan sisa anggaran
dialokasikan untuk penghematan.
f. Pendampingan Gerakan SPOT STOP Pengendalian OPT Akabi
Dalam rangka keefektifan pelaksanaan pengendalian OPT di daerah
sentra produksi, maka perlu kiranya dilakukan pengawalan dan
pendampingan gerakan SPOT STOP dengan memberikan motivasi dan
tindakan nyata. Melalui pendampingan gerakan SPOT STOP ini,
diharapkan motivasi dan kepedulian masyarakat petani akan pentingnya
pengendalian OPT secara spesifik lokasi yang dilakukan secara bersama-
sama dan berkesinambungan dapat meningkat.
Realisasi anggaran sebesar Rp 722.055.000 atau 83,28% dari pagu
anggaran sebesar Rp 867.022.000, sedangkan sisa anggaran dialokasikan
untuk penghematan.
g. Teknologi Pengendalian OPT Akabi Berwawasan PHT
Teknologi pengendalian OPT yang berwawasan PHT belum banyak
dipraktekkan pada tanaman aneka kacang dan umbi di berbagai tempat
dan belum sepenuhnya mampu mengendalikan OPT secara efektif. Oleh
karena itu, informasi mengenai teknologi pengendalian tersebut masih
relatif sedikit, sehingga perlu adanya identifikasi mengenai teknologi
pengendalian OPT aneka kacang dan umbi berwawasan PHT.
Berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukan :
1) Pendampingan dan identifikasi teknologi pengendalian OPT
berwawasan PHT pengendalian OPT pada tanaman aneka kacang dan
umbi;
2) Monitoring dan evaluasi penerapan teknologi pengendalian OPT
ramah lingkungan pada tanaman aneka kacang dan umbi;
3) Menghadiri rapat kerja teknis/workshop/seminar/pertemuan teknis
terkait perlindungan tanaman pangan dalam rangka meningkatkan
kemampuan petugas pengendalian OPT aneka kacang dan umbi.
Realisasi anggaran sebesar
Rp 191.605.735,- atau
Laporan Tahunan 2016 39
76,99% dari pagu anggaran sebesar Rp 248.842.000,-, sedangkan sisa
anggaran dialokasikan untuk penghematan.
h. Rintisan Penerapan PHT Ubi Kayu
Kegiatan rintisan PPTH ubi kayu merupakan program
rintisan/percontohan penerapan PHT pada tanaman ubi kayu yang
dilaksanakan di daerah sentra produksi ubi kayu. Daerah yang
melaksanakan rintisan PPHT ubi kayu diharapkan dapat berkembang
dan pada tahun berikutnya dapat melaksanakan Penerapan PHT Skala
Luas.
Kegiatan tersebut tersebar di 5 provinsi yaitu Lampung, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur dan NTT dengan total pagu anggaran sebesar
Rp 136.000.000,-.
Realisasi kegiatan rintisan PPHT ubi kayu sebanyak 4 unit seluas 12 ha,
realisasi anggaran sebesar Rp 99.449.000 atau 73,12% dari rencana 5
unit seluas 15 ha. Sisa anggaran dialokasikan untuk penghematan.
Terkait penghematan anggaran, beberapa kegiatan tidak dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
Pertemuan Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia
(MPTHI);
Temu Teknologi Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi Ramah
Lingkungan;
Teknis Evaluasi Pasca Pelepasan Musuh Alami Tanaman Ubi Kayu
Gerakan Massal Pengendalian OPT Kedelai
4. Subdirekorat Dampak Perubahan Iklim (DPI)
a. Petunjuk Teknis Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim
Kegiatan penerapan penanganan DPI (PPDPI) bertujuan mengurangi
resiko kehilangan hasil akibat dampak perubahan iklim (banjir dan
kekeringan). Untuk mengoptimalkan pelaksanaan penerapan
penanganan DPI, telah dicetak Petunjuk Teknis PPDPI sebanyak 50 buku
sebagai acuan petugas di lapangan yang disebarkan ke 15 provinsi
lokasi PPDPI (Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,
Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa Barat,
Laporan Tahunan 2016 40
Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara).
Realisasi anggaran sebesar Rp. 5.027.350,- atau 96,03% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 5.235.000,-
b. Bimbingan pelaksanaan Penerapan Penanganan Dampak Perubahan
Iklim
PPDPI merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan petani dalam proses kegiatan budidaya pertanian dengan
memanfaatkan informasi iklim setempat, sehingga dapat mengurangi
resiko kehilangan hasil akibat dampak perubahan iklim
(banjir/kekeringan).
Agar kegiatan PPDPI di lapangan dapat berjalan dengan baik dan
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi sebagai bahan evaluasi
untuk tahun berikutnya, telah dilakukan :
1) Pengelolaan data pelaksanaan PPDPI, dengan melakukan
bimbingan teknis pelaksanan PPDPI ke Provinsi Sumatera Utara,
Lampung, DI. Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi
Tengah.
2) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPDPI ke Provinsi Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Banten, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 112.146.650,- atau 98,58% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 113.766.000,-
c. Pengelolaan Data Dampak Perubahan Iklim (DPI)
Pengelolaan data DPI merupakan salah satu upaya menyediakan dan
mendokumentasikan data DPI secara berseri, lengkap dan akurat
sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambil keputusan
dalam meminimalkan dampak negatif perubahan iklim.
Dalam rangka mendukung kegiatan Pengelolaan data DPI telah
dilakukan :
1) Bimbingan dan sosialisasi pengelolaan data dan informasi DPI ke
Provinsi Riau,
Laporan Tahunan 2016 41
Bengkulu, Jawa Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 46.495.545,- atau sebesar 99,99%
dari pagu anggaran sebesar Rp. 46.500.000,-
2) Pembinaan penerapan kebijakan perlindungan tanaman pangan
ke Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali,
Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Realisasi anggaran sebesar Rp.74.580.400,- atau sebesar 99,44%
dari pagu anggaran Rp. 75.000.000,-
3) Monitoring dan evaluasi kegiatan UPSUS padi, jagung dan kedelai
ke Provinsi Bengkulu. Realisasi anggaran sebesar Rp. 41.610.500,-
atau sebesar 62,93% dari pagu anggaran sebesar Rp. 66.120.000,-
4) Pemantauan kegiatan UPSUS padi, jagung dan kedelai ke Provinsi
Bengkulu, Banten, Sulawesi Barat dan Gorontalo. Realisasi
anggaran sebesar Rp. 187.816.400,- atau sebesar 57,28% dari
pagu awal anggaran sebesar 327.888.000,- dan realisasi anggaran
mencapai 96,46% dari pagu setelah penghematan sebesar Rp.
194.708.974,-
d. Focus Group Discussion Penanggulangan DPI
Focus Group Discussion Penangulangan DPI bertujuan membahas
upaya antisipasi penanggulangan DPI pada Musim Kemarau dan
Musim Hujan terutama di daerah rawan banjir dan kekeringan di
Indonesia, dilaksanakan di Bogor tanggal 31 Maret - 2 April 2016.
Kegiatan ini dihadiri oleh 75 orang peserta terdiri dari Kepala Balai
Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) dari 31 Provinsi,
Staf Teknis BPTPH, perwakilan Sekretariat Jenderal Tanaman Pangan,
Direktorat Perbenihan, Direktorat Serealia dan Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan. Narasumber yang hadir dalam kegiatan tersebut
berasal dari Balai Penelitian Agroklimat dan Meteorologi Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Badan Meteorologi
Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), Lembaga Antariksa dan
Penerbangan Nasional (LAPAN), dan Institut Pertanian Bogor.
Realisasi anggaran Rp.143.386.800,- atau sebesar 99,78% dari pagu
anggaran sebesar Rp.143.706.000,-.
Laporan Tahunan 2016 42
Gambar 9. Focuss Group Discussion Penanggulangan DPI
Terkait penghematan anggaran kegiatan Penyusunan dan Pencetakan
Buku Pengaruh kondisi Iklim Terhadap Luas Kerusakan Akibat DPI tidak
dapat dilaksanakan.
5. Tata Usaha
a. Laporan Kegiatan Ketatausahaan Perlindungan Tanaman Pangan
Kegiatan yang mendukung ketatausahaan Perlindungan Tanaman
Pangan sebagai berikut :
Konsultasi/Koordinasi instansi terkait ke Provinsi Jawa Barat
(Bandung, Bekasi, Bogor, Ciawi, Cipayung, Depok).
Monitoring kegiatan UPSUS PAJALE ke Provinsi Bengkulu.
Mengikuti/ menghadiri rapat kerja/ workshop/ seminar/ pelatihan/
pertemuan lainnya ke Provinsi Jawa Barat (Bandung, Bekasi, Bogor,
Cipayung, Depok, Jatisari, Lembang) Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali.
Dalam rangka mendukung kegiatan monitoring dan inventarisasi
DIPA Refocusing APBN-P Ditjen TP dan APBN-P Ditjen PSP
Pengadaan Akun 526 TA.2015 (bahan dan sarana pengembangan
agens hayati untuk PPAH, fasilitasi pompa air, pembuatan rumah
burung hantu/Rubuha, bangun/renovasi gudang Brigade Proteksi
Tanaman, sarana pengolah data dan bahan serta alat pengendalian
OPT dan DPI, telah dilakukan perjalanan inventarisasi data sarana
prasarana dan inventaris pusat di daerah ke Provinsi Aceh,
Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Evaluasi/monitoring optimalisasi administrasi pelaksanaan kegiatan
Perlindungan Tanaman Pangan ke Provinsi Bengkulu, Jawa Barat,
DI. Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Nusa
Tenggara Timur.
Pemakaian Ruang Rapat Aula Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan untuk rapat
Laporan Tahunan 2016 43
awal tahun seluruh pegawai lingkup Ditlin TP, rapat internal, rapat
eksternal dengan pihak lain, serta kunjungan kerja dari unit kerja di
daerah.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 592.482.210,- atau 94,16 % dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 629.249.451,-.
b. Pengembangan Kesekretariatan Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan
Mengikuti/ Menghadiri Rapat Kerja/ Workshop/ Seminar/ Pelatihan/
Pertemuan Lainnya memenuhi undangan dari lingkup Ditjen TP ke
Provinsi Jawa Barat (Bandung, Bekasi, Bogor, Ciawi, Cipayung, Garut,
Depok) dan Banten
Realiasi anggaran sebesar Rp. 58.857.150,- atau 97,02 % dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 60.665.150,-
c. Sewa Kendaraan Operasional Kantor
Sewa kendaraan sebagai sarana operasional kantor sebanyak 6 unit
kendaraan yang terdiri dari : 4 (empat) unit mobil Toyota Avanza yang
diperuntukan ke Kasubdit PDPI, Kasubdit Data dan Kelembagaan,
Kepala Balai PMPT dan Kasubbag Tata Usaha dan 2 (dua) unit mobil
Toyota Innova yang diperuntukan ke Direktur dan Kasubdit POPT
Akabi.
Realiasi anggaran sebesar Rp. 389.864.000,- atau 99,20 % dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 393.020.000,-.
6. Fungsional
a. Sosialisasi SKKNI dan Konsultasi Pra Asesmen (KPA)
Sertifikasi POPT mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) POPT yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP.08/MEN/I/2011
tanggal 25 Januari 2011.
Laporan Tahunan 2016 44
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan. Standar tersebut perlu
diinformasikan kepada seluruh POPT, baik di Pusat maupun di Daerah,
sehingga POPT dapat menyiapkan kelengkapan uji kompetensi dan
mampu diuji kompetensinya sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan.
Untuk mendukung hal tersebut, telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan Konsultasi Pra
Asesmen (KPA) di Balai Besar Peramalan OPT Jatisari, Jawa Barat, pada
tanggal 24 – 26 Agustus 20016. Peserta Sosialisasi sebanyak 46 orang
POPT dari jenjang Terampil sampai dengan Ahli Madya. Narasumber
yang hadir pada kegiatan sosialisasi ini adalah Kepala Pusat Pendidikan
Standarisasi dan Sertifikasi Pertanian, Kepala Balai Besar Peramalan
OPT, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, dan Asesor Kompetensi
POPT.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 70.657.750,- atau 99,123% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 71.285.000,-
Peserta sosialisasi SKKNI selanjutnya akan diikutsertakan dalam kegiatan
Seritifikasi Profesi POPT, namun terkait penghematan anggaran kegiatan
tersebut tidak dapat dilaksanakan.
b. Pengembangan Jabatan Fungsional
Untuk mengoptimalkan kinerja dan profesionalisme POPT, baik di pusat
maupun daerah, perlu diupayakan pengembangan jabatan fungsional
POPT melalui kegiatan bimbingan pengembangan jabatan fungsional
POPT, koordinasi/konsultasi ke lembaga/instansi terkait, monitoring
dan evaluasi pengembangan jabatan fungsional POPT serta menghadiri
rapat/seminar/workshop/lokakarya/mengikuti Diklat Dasar POPT
ataupun pertemuan teknis lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan
/kendala yang dihadapi baik dalam pengembangan jabatan fungsional
maupun penilaian angka kreditnya. Informasi tersebut digunakan
sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan pada masa
yang akan datang.
Untuk mendukung pengembangan jabatan fungsional telah dilakukan
pembinaan, monev jabatan fungsional, koordinasi ke Provinsi Sumatera
Utara, Jawa Barat, DI.
Laporan Tahunan 2016 45
Yogyakarta, Sulawesi Selatan
Realiasi anggaran sebesar Rp. 82.401.100,- atau 100% dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 82.401.100,-.
Terkait penghematan anggaran kegiatan Penyusunan dan Pengelolaan
Warta Perlintan tidak dilaksanakan.
7. Perencanaan
a. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman
Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2016
Dalam rangka meningkatkan kinerja perlindungan tanaman pangan,
perlu didukung dengan referensi dan pedoman pelaksanaan kegiatan.
Untuk mendukung hal tersebut telah dicetak Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
dan DPI Tahun 2016 sebagai acuan pedoman pelaksanaan kegiatan
penguatan perlindungan tanaman pangan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 3.600.000,- atau 100% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 3.600.000
b. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perlindungan TA. 2017
Dalam rangka penyusunan rencana kerja dan anggaran TA. 2017 perlu
didukung dengan agenda kegiatan yang dilaksanakan bersama dengan
Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan UPTD Balai
Proteksi/Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).
Agenda kegiatan dimaksud antara lain :
- Penyusunan RKA-K/L Pagu Sementara Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan TA. 2017, dilaksanakan pada tanggal 19 - 22 Juli
2016 di Best Western Premier Solo Baru, Jawa Tengah. Peserta yang
hadir sebanyak 90 0rang yang terdiri dari perwakilan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan dan BPTPH Provinsi. Narasumber
yang hadir diantaranya Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,
Koordinator Perencanaan/Kasubdit Pengendalian OPT Akabi, dan
pejabat Eselon III dan IV lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan.
- Penyusunan RKA-K/L Pagu Definitif Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan TA. 2017, dilaksanakan pada tanggal 18 - 21
Oktober 2016 di Aston Imperial Hotel Bekasi, Jawa Barat. Peserta
yang hadir sebanyak
Laporan Tahunan 2016 46
100 orang yang berasal dari Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan dan BPTPH Provinsi. Narasumber yang hadir diantaranya
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Koordinator
Perencanaan/Kasubdit Penanggulangan DPI Ir, Pejabat Eselon II dan
IV lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 148.638.250,- atau 99,80% dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 148.662.200,-.
c. Operasional Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Perlindungan
Tanaman Pangan
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan kegiatan
perencanaan perlindungan tanaman pangan telah dilaksanakan :
- Rapat tim perencanaan lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan dalam rangka berkoordinasi terkait informasi perkembangan
program dan anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, tindak
lanjut pelaksanaan pemotongan anggaran, persiapan penyusunan
RKA-K/L Pagu Sementara dan Definitif TA. 2017.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 6.665.000,- atau 99,72% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 6.669.000,-.
- Pengadaan kebutuhan alat tulis kantor dan bahan komputer sebagai
penunjang kebutuhan administrasi kegiatan perencanaan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 13.467.800,- atau 99,97% dari pagu
anggaran sebesar 13.472.000,-.
- Pendampingan perencanaan perlindungan tanaman pangan sehingga
tujuan dan sasaran kegiatan dapat tercapai secara optimal.
Pendampingan dilakukan ke Provinsi Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, DI. Yogyakarta, Bali,
Nusa Tenggara Timur.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 122.506.500,- atau 99,94% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 122.584.000,-.
- Pengawalan Kegiatan Tanaman Pangan dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan, sasaran kebijakan program dan kegiatan
perlindungan tanaman pangan di lapangan. Pengawalan dilakukan ke
Provinsi Riau, Banten, Jawa Barat.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 30.994.800,- atau 100% dari pagu
Laporan Tahunan 2016 47
anggaran sebesar Rp. 30.996.000,-.
- Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan Perlindungan dalam rangka
memantau pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan
sehingga sesuai dengan kebijakan program dan kegiatan yang telah
ditetapkan. Pemantauan dilakukan ke Provinsi Sumatera Selatan,
Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 103.202.300,- atau 99,56% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 103.660.000,-.
- Mengikuti/menghadiri rapat kerja perencanaan program dan
anggaran (dalam kota) dalam rangka koordinasi terkait pembahasan
program dan anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 7.350.000,- atau 97,22% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 7.560.000,-.
- Mengikuti/menghadiri rapat kerja perencanaan program dan
anggaran (luar kota) dalam rangka koordinasi terkait pembahasan
program dan anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 65.977.154,- atau 99,68% dari pagu
anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 66.191.000,-.
8. Pelaporan
Laporan Tahunan dan Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan
Laporan Tahunan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan merupakan
laporan pelaksanaan kegiatan dan program Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan selama satu tahun anggaran. Laporan berisi informasi
struktur organisasi dan ketatausahaan, evaluasi pelaksanaan kegiatan
pengamatan, pengelolaan database OPT/ DPI, upaya pengendalian OPT
dan penanganan DPI, serta evaluasi pelaksanaan kegiatan pendukung
lainnya secara komprehensif. Berdasarkan evaluasi tersebut dapat
disimpulkan kendala dan permasalahan yang terjadi sehingga dapat
dirumuskan upaya pemecahannya.
Laporan Kinerja merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai
tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja berisi ikhtisar pencapaian
sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja
dan dokumen perencanaan,
Laporan Tahunan 2016 48
yaitu menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi,
penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja, dan perbandingan
capaian indikator kinerja dengan target kinerja yang direncanakan.
Pertemuan penyusunan LAKIN dan LAPTAH Direktorat Perlindungan
Tanaman dilaksanakan di Aula Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
pada tanggal 6 dan 13 Februari 2017 yang dihadiri oleh Auditor Inspektorat
II, Kepala Subag Evaluasi dan Pelaporan I, Sekretariat Jenderal, Staf Bagian
Evaluasi Pelaporan, Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan
Tim Pelaporan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
2.5. Pengelolaan Anggaran dan Sumberdaya Manusia
2.5.1. Pengelolaan Anggaran
Pada Tahun 2016, pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan didukung dengan anggaran
pembangunan, yang tertuang dalam program Ketahanan Pangan
dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sedangkan untuk pelaksanaan
program dan kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan di daerah
didukung dengan anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana
Dekonsentrasi melalui Satker BPTPH.
1) Realisasi anggaran pelaksanaan program kegiatan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan sebesar Rp 10.068.146.428,- atau
97,92% dari pagu anggaran setelah penghematan (self blocking)
sebesar Rp. 13.165.594.000,-
2) Realisasi anggaran pelaksanaan kegiatan Perlindungan Tanaman
Pangan di daerah yang pendanaannya tertuang dalam DIPA dana
Dekonsentrasi sebesar Rp. Rp. 127.147.793.043,- atau 99,24% dari
pagu anggaran setelah penghematan (self blocking) sebesar Rp.
128.126.307.458,-
Laporan Tahunan 2016 49
2.5.2. Sumberdaya Manusia
Pada Tahun 2016, jumlah sumber daya manusia lingkup Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan sebanyak 76 orang pegawai dan 11
orang Tenaga Harian Lepas. Secara rinci, keadaan pegawai di
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
No. Unit Golongan
THL Jml IV III II I
1 Direktur 1 - - - - 1
2 Sub Bagian Tata Usaha 1 8 7 - 11 27
3 Subdit. Data dan
Kelembagaan POPT 1 10 1 - - 12
4 Subdit. DPI 2 9 1 - - 12
5 Subdit. POPT Serealia 1 11 2 - - 14
6 Subdit. POPT Akabi 1 9 - - - 12
Jumlah 7 47 11 - 11 76
2.6. Permasalahan
Kondisi dan permasalahan tahun 2016 adalah :
a. Koordinasi antar kelembagaan perlindungan tanaman pangan baik di pusat
maupun di daerah belum optimal. Hal ini karena kebijakan otonomi daerah
yang belum terlaksana dengan baik. Pemerintah daerah dan Petani kurang
proaktif melakukan tindak lanjut kegiatan yang telah dialokasikan oleh
pusat baik yang pendanaannya berasal dari APBD maupun swadaya.
b. SDM perlindungan tanaman di daerah baik jumlah maupun
kemampuannya belum memadai dibandingkan dengan tantangan tugas
yang harus dilaksanakan. Kondisi tersebut diakibatkan adanya mutasi,
promosi dan penerimaan CPNS yang kurang memperhatikan latar belakang
pendidikan dan kemampuan teknis. Selain itu, juga banyak petugas yang
sudah memasuki masa purna tugas.
Peningkatan pengetahuan kemampuan SDM di lapangan telah dilakukan
bagi POPT-PHP yang bertujuan untuk menyegarkan kembali pengetahuan
dan kemapuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, namun belum
semua POPT-PHP dapat diakomodir dalam kegiatan penyegaran tersebut.
Laporan Tahunan 2016 50
c. Pemberdayaan alumni SLPHT dalam penerapan, pengembangan, dan
pemasyarakatan PHT melalui pengembangan Pos Pengembang Agens
Hayati PPAH belum optimal. Hal ini disebabkan terbatasnya dukungan
sarana dan prasarana, teknologi, pendampingan, pembinaan dan dukungan
dana dari daerah. Petani alumni SLPHT di beberapa daerah belum berperan
optimal dalam memperbanyak unit-unit SLPHT swadaya, sehingga masih
diperlukan dukungan dana melalui APBD provinsi dan APBD
kabupaten/kota untuk pengembangan unit-unit SLPHT. Masih kurangnya
dokumentasi data kuantitas SLPHT saat Program Nasional PHT sehingga
sampai saat ini belum dapat didata jumlah riil petani alumni SLPHT.
d. Kinerja Petani Pengamat selama Tahun 2012-2016 belum optimal, untuk
itu diperlukan evaluasi kinerja bagi petani pengamat untuk mengetahui
efektifitas keterlibatan petani pengamat dalam mendukung tugas POPT-
PHP di lapangan.
e. PHT seharusnya dipahami sebagai suatu strategi, sedangkan yang terjadi
selama ini masih dipahami sebagai suatu teknologi, sehingga PHT
didominasi oleh upaya mencari produk “instan” untuk mengendalikan
ledakan OPT. Kajian-kajian yang dilakukan oleh LPHP belum menggali
permasalahan spesifik lokasi, sebagian besar membahas jenis dan
efektifitas agens hayati/pestisida nabati terhadap OPT sasaran.
f. Setelah pelaksanaan PPHT/PPDPI perlu dievaluasi dengan melakukan
monitoring ke kelompok tani pada musim tanam dan pencapaian tingkat
keberhasilan.
g. Pada era Otonomi Daerah, pemenuhan kebutuhan SDM dan sarana
prasarana perlindungan tanaman adalah tanggungjawab pemerintah
daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) bukan tanggunggjawab pusat. Untuk
itu, perlu dilakukan advokasi kepada Gubernur, Bupati/Walikota, dan
lembaga legislatif serta pemangku kepentingan perlindungan tanaman di
daerah.
h. Perubahan iklim dan faktor lingkungan yang kurang mendukung antara lain
curah hujan di atas rata-rata, pergeseran musim hujan dan musim
kemarau, rusaknya daerah tangkapan air, dan rusaknya sarana irigasi.
Kondisi ini menyebabkan meningkatnya luas, frekuensi dan durasi dampak
perubahan iklim berupa banjir dan kekeringan serta berpengaruh terhadap
dinamika populasi OPT, peningkatan patogenitas penyakit dan pola
distribusi serangannya. Oleh karena itu, upaya antisipasi, mitigasi, serta
penanganan OPT/DPI perlu
mendapat perhatian terkait
Laporan Tahunan 2016 51
dengan kelembagaan, penelitian, pengembangan, dan penanganannya.
Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan diseminasi prakiraan
serangan OPT/DPI, pemanfaatan informasi prakiraan iklim di tingkat
lapangan, penyebarluasan rekomendasi penyesuaian pola tanam dan
kalender tanam, rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, penanganan
secara spesifik lokasi, serta pemberdayaan petani melalui SLI dan SLPHT.
i. Penanganan OPT, terutama pada daerah sumber serangan dan sumber
infeksi di daerah perbatasan antar provinsi/kabupaten/kota belum
dilaksanakan secara optimal. Hal tersebut karena kurangnya koordinasi dan
sinkronisasi antar wilayah sejak diberlakukan otonomi daerah. Sehubungan
denggan hal tersebut, perlu diupayakan koordinasi dan sinkronisasi secara
vertikal dan horizontal.
Beberapa faktor yang menyebabkan sistem pengamatan belum berjalan
optimal, diantaranya adalah: a) Jumlah POPT-PHP belum memadai
dibandingkan dengan wilayah pengamatannya (kecamatan); (b) Tugas
POPT-PHP semakin berat, disamping melaksanakan tugas rutin
pengamatan, juga melaksanakan tugas-tugas lain seperti mendampingi
pelaksanaan kegiatan Penerapan PHT (PPHT), Penerapan Penanganan
Dampak Perubahan Iklim (PPDPI), dan melakukan pengawasan pupuk dan
pestisida, pendampingan upaya khusus pajale; (c) Sarana pengamatan
masih kurang seperti loupe, handcounter, jaring serangga, Stasiun
Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK) di Laboratorium Pengamatan Hama
dan Penyakit (LPHP), (d) Alat transportasi (kendaraan operasional) di
beberapa daerah masih kurang atau sudah tidak layak pakai.
Demikian juga sistem peringatan dini, saat ini belum berjalan sebagaimana
mestinya. Peringatan dini yang diberikan oleh POPT-PHP sering tidak
ditindaklanjuti dengan pengendalian yang cepat sehingga perkembangan
populasi/serangan OPT dan penyebarannya semakin tidak terkendali. Hal
ini antara lain disebabkan oleh: kondisi sosial ekonomi petani (kepemilikan
lahan yang sempit, modal terbatas dll), ketersediaan bahan dan alat
pengendalian, koordinasi antara petugas di lapangan belum optimal,
kebijakan pemerintah daerah yang belum sepenuhnya berpihak kepada
kepentingan petani.
Laporan Tahunan 2016 52
III. PENUTUP
Laporan Tahunan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 2016 disusun sebagai
salah satu bentuk pertanggung jawaban dan evaluasi dalam penyempurnaan
rencana capaian kinerja pada tahun yang akan datang. Laporan tahunan ini berisi
pertanggung jawaban hasil pelaksanaan anggaran Tahun 2016 yang mengacu pada
tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Pencapaian sasaran mengamankan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan
Terkena DPI (banjir dan kekeringan) dengan rincian padi 105,59%, jagung 100,63%,
kedelai 99,79%, kacang tanah 101,58%, kacang hijau 101,66%, ubi kayu 101,96%,
dan ubi jalar 101,83% dari luas tanam pada Tahun 2016 dinilai berhasil.
Capaian anggaran kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan di pusat
sebesar Rp 10.068.146.428,- atau 97,92% dari pagu anggaran setelah penghematan
(self blocking) sebesar Rp.13.165.594.000,- dan di daerah sebesar
Rp. 127.147.793.043,- atau 99,24% dari pagu anggaran setelah penghematan
(self blocking) sebesar Rp. 128.126.307.458,-
Kegiatan meliputi Subdirektorat Data dan Kelembagaan, Subdit Pengendalian OPT
Serealia, Subdit Pengendalian OPT Akabi, Subdit Penanggulangan DPI, dan Tata
Usaha dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai target walaupun beberapa
kegiatan tidak terlaksanan karena penghematan anggaran (self blocking).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahun 2016 secara keseluruhan telah sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dan telah
selaras dengan strategi pokok perlindungan tanaman pangan meliputi: 1)
Pengembangan sistem deteksi dan peringatan dini serangan OPT dan DPI dalam
rangka menekan tingkat kerusakan dan kerugian/kehilangan hasil; 2) peningkatan
kemampuan teknis SDM perlindungan tanaman pangan sejalan dengan
perkembangan teknologi pengendalian OPT dan penanganan DPI, 3) penyediaan
sarana dan prasarana pengendalian OPT dan DPI, 4) Peningkatan kemandirian
petani dalam rangka mengatasi permasalahan OPT dan DPI, 5) peningkatan
koordiansi hubungan kerja dalam rangka mewujudkan sinergisitas antara
kelembagaan perlindungan tanaman pangan di tingkat pusat dan daerah.
Laporan Tahunan 2016 53
Lampiran 1.
REALISASI PELAKSANAAN PPHT
PADA TANAMAN PADI TAHUN 2016
Rp. %
1 Aceh 27 675 27 675 100,00 1.200.700 100.850 1.099.850 1.081.590 98,34
2 Sumatera Utara 20 500 20 500 100,00 874.000 874.000 874.000 100,00
3 Sumatera Barat 30 750 29 725 96,67 1.311.000 225.150 1.085.850 1.085.850 100,00
4 Riau 5 125 3 75 60,00 218.500 100.400 118.100 116.900 98,98
5 Jambi 10 250 10 250 100,00 437.000 81.223 355.777 355.777 100,00
6 Sumatera Selatan 20 500 20 500 100,00 876.700 146.120 730.580 726.955 99,50
7 Bengkulu 5 125 5 125 100,00 218.500 57.375 161.125 161.125 100,00
8 Lampung 18 450 18 450 100,00 782.300 750 781.550 781.350 99,97
9 Bangka Belitung 2 50 2 50 100,00 184.850 57.585 127.265 127.265 100,00
10 Kep. Riau - - - - - - - - -
11 Banten 19 475 19 475 100,00 830.300 830.300 829.300 99,88
12 DKI Jakarta - - - - - - - - -
13 Jawa Barat 45 1.125 45 1.125 100,00 1.966.500 1.966.500 1.966.500 100,00
14 Jawa Tengah 50 1.250 50 1.250 100,00 2.308.020 152.500 2.155.520 2.155.462 100,00
15 DI.Yogyakarta 10 250 10 250 100,00 487.500 104.975 382.525 380.426 99,45
16 Jawa Timur 50 1.250 50 1.250 100,00 2.185.000 152.851 2.032.149 2.032.149 100,00
17 Bali 15 375 15 375 100,00 650.850 162.963 487.887 487.887 100,00
18 NTB 10 250 10 250 100,00 555.159 115.334 439.825 439.825 100,00
19 NTT 10 250 9 225 90,00 468.000 142.950 325.050 325.050 100,00
20 Kalimantan Barat 20 500 20 500 100,00 874.000 126.035 747.965 744.965 99,60
21 Kalimantan
Tengah
8 200 7 175 87,50 349.600 83.885 265.715 255.415 96,12
22 Kalimantan
Selatan
20 500 20 500 100,00 874.000 139.175 734.825 734.825 100,00
23 Kalimantan
Timur
15 375 11 275 73,33 655.500 320.413 335.087 273.550 81,64
24 Sulawesi Utara 15 375 15 375 100,00 667.500 667.500 667.500 100,00
25 Sulawesi
Tengah
20 500 20 500 100,00 874.000 125.540 748.460 747.960 99,93
26 Sulawesi
Selatan
50 1.250 48 1.200 96,00 2.185.000 139.554 2.045.446 2.045.446 100,00
27 Sulawesi
Tenggara
18 450 15 375 83,33 786.600 58.250 728.350 728.350 100,00
28 Gorontalo 5 125 5 125 100,00 218.500 218.500 218.500 100,00
29 Sulawesi Barat 20 500 20 500 100,00 781.948 208.800 573.148 499.800 87,20
30 Maluku 5 125 3 75 60,00 256.400 115.350 141.050 141.050 100,00
31 Maluku Utara 4 100 4 100 100,00 187.200 187.200 187.200 100,00
32 Papua Barat 5 125 5 125 100,00 234.000 234.000 234.000 100,00
33 Papua 5 125 4 100 80,00 234.000 48.500 185.500 185.500 100,00
556 13.900 539 13.475 96,94 24.733.127 2.966.528 21.766.599 21.591.472 99,20 Jumlah
No Provinsi
Unit Ha
Fisik
Padi
Realisasi Anggaran setelah
Selfblocking
Realisasi
%Unit Ha
Target Awal
Anggaran (Rp. 000,-)
PPHT
Pagu Awal Self BlockingPagu setelah
selfblocking
Laporan Tahunan 2016 54
Lampiran 2.
REALISASI PELAKSANAAN PPHT
PADA TANAMAN JAGUNG TAHUN 2016
Rp. %
1 Aceh 1 15 - - - 35.700 35.700 - -
2 Sumatera Utara 1 15 1 15 100,00 35.800 35.800 35.800 100,00
3 Sumatera Barat 2 30 2 30 100,00 71.600 12.550 59.050 56.534 95,74
4 Riau - - - - - - -
5 Jambi - - - - - - -
6 Sumatera Selatan - - - - - - -
7 Bengkulu - - - - - - -
8 Lampung - - - - - - -
9 Bangka Belitung - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - -
11 Banten 2 30 2 30 - 71.600 71.600 71.360 99,66
12 DKI Jakarta - - - - - - -
13 Jawa Barat 3 45 3 45 100,00 107.400 9.750 97.650 97.650 100,00
14 Jawa Tengah 3 45 3 45 100,00 108.150 9.250 98.900 98.048 99,14
15 DI.Yogyakarta - - - - - - -
16 Jawa Timur 4 60 4 60 100,00 143.200 8.000 135.200 135.200 100,00
17 Bali - - - - - - -
18 NTB 2 30 2 30 100,00 54.260 6.248 48.012 48.011 100,00
19 NTT 1 15 1 15 100,00 38.900 12.550 26.350 26.350 100,00
20 Kalimantan Barat - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 1 15 1 15 100,00 35.800 23.410 12.390 12.390 100,00
23 Kalimantan Timur - - - - - - -
24 Sulawesi Utara 2 30 2 30 100,00 52.500 26.250 26.250 26.250 100,00
25 Sulawesi Tengah 1 15 1 15 100,00 35.800 3.500 32.300 32.300 100,00
26 Sulawesi Selatan 2 30 2 30 100,00 71.600 19.800 51.800 51.800 100,00
27 Sulawesi Tenggara 3 45 1 15 33,33 107.400 70.200 37.200 37.200 100,00
28 Gorontalo 2 30 2 30 100,00 71.600 71.600 69.875 97,59
29 Sulawesi Barat 1 15 1 15 100,00 46.200 18.400 27.800 17.800 64,03
30 Maluku - - - - - - -
31 Maluku Utara - - - - - - -
32 Papua Barat - - - - - - -
33 Papua - - - - - - -
31 465 28 420 90,32 1.087.510 219.908 867.602 816.568 94,12
Jagung
Self BlockingPagu setelah
selfblockingUnit Ha
Realisasi
%
Jumlah
No ProvinsiFisik
Pagu Awal
Realisasi Anggaran setelah
Selfblocking
Target Awal
Unit Ha
Anggaran (Rp. 000,-)
PPHT
Laporan Tahunan 2016 56
Rp. %
1 Aceh 3 30 2 20 66,67 74.500 28.200 46.300 42.350 91,47
2 Sumatera Utara - - - - - - - - -
3 Sumatera Barat - - - - - - - -
4 Riau - - - - - - - - -
5 Jambi - - - - - - - - -
6 Sumatera Selatan - - - - - - - - -
7 Bengkulu - - - - - - - - -
8 Lampung - - - - - - - - -
9 Bangka Belitung - - - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - - - -
11 Banten - - - - - - - - -
12 DKI Jakarta - - - - - - - - -
13 Jawa Barat 3 30 3 30 100,00 84.600 5.200 79.400 79.400 100,00
14 Jawa Tengah 2 20 2 20 100,00 47.750 150 47.600 47.600 100,00
15 DI.Yogyakarta 1 10 1 10 100,00 27.950 6.500 21.450 21.418 99,85
16 Jawa Timur 5 50 5 50 100,00 141.000 22.800 118.200 118.120 99,93
17 Bali - - - - - - - - -
18 NTB 3 30 3 30 100,00 63.567 13.066 50.501 50.499 100,00
19 NTT - - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat - - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah - - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur - - - - - - - - -
24 Sulawesi Utara - - - - - - - - -
25 Sulawesi Tengah - - - - - - - - -
26 Sulawesi Selatan 2 20 2 20 100,00 56.400 20.600 35.800 35.800 100,00
27 Sulawesi Tenggara 2 20 1 10 50,00 56.400 49.000 7.400 7.400 100,00
28 Gorontalo - - - - - - - - -
29 Sulawesi Barat - - - - - - - - -
30 Maluku - - - - - - - - -
31 Maluku Utara - - - - - - - - -
32 Papua Barat - - - - - - - - -
33 Papua - - - - - - - - -
21 210 19 190 90,48 552.167 145.516 406.651 402.587 99,00
Unit
Jumlah
No Provinsi
Realisasi Anggaran setelah
SelfblockingPagu Awal Self BlockingPagu setelah
selfblocking
Realisasi
Unit Ha %
Target Awal
Ha
Kedelai
Fisik
PPHT
Anggaran (Rp. 000,-)
Lampiran 4.
REALISASI PELAKSANAAN PPDPI
PADA TANAMAN PADI TAHUN 2016
Kali Ha Kali Ha Kali Ha % Rp. %
1 Aceh 1 10 1 10 1 10 100,00 43.324 7.128 36.196 35.475 98,01
2 Sumatera Utara 1 10 1 10 1 10 100,00 50.300 50.300 50.300 100,00
3 Sumatera Barat 3 30 3 30 3 30 100,00 119.205 5.980 113.225 96.697 85,40
4 Riau - - - - - - -
4 Jambi 1 10 1 10 1 10 100,00 50.300 8.650 41.650 41.650 100,00
5 Sumatera Selatan 2 20 2 20 2 20 100,00 112.280 48.185 64.095 60.505 94,40
7 Bengkulu - - - - - - -
6 Lampung 2 20 2 20 2 20 100,00 74.550 - 74.550 74.550 100,00
9 Bangka Belitung - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - -
7 Banten 2 20 2 20 2 20 100,00 79.450 79.450 79.450 100,00
12 DKI Jakarta - - - - - - -
8 Jawa Barat 3 30 2 20 2 20 66,67 147.277 48.192 99.085 98.835 99,75
9 Jawa Tengah 3 30 3 30 3 30 100,00 145.962 145.962 144.213 98,80
10 DI.Yogyakarta 2 20 2 20 2 20 100,00 84.345 27.625 56.720 55.914 98,58
11 Jawa Timur 3 30 3 30 3 30 100,00 113.325 48.350 64.975 64.975 100,00
17 Bali - - - - - - -
12 NTB 2 20 2 20 2 20 100,00 63.034 18.828 44.206 42.206 95,47
19 NTT - - - - - -
20 Kalimantan Barat - - - - - -
21 Kalimantan Tengah - - - - - -
22 Kalimantan Selatan - - - - - -
23 Kalimantan Timur - - - - - -
24 Sulawesi Utara - - - - - - -
13 Sulawesi Tengah 1 10 1 10 1 10 100,00 50.300 5.875 44.425 44.425 100,00
14 Sulawesi Selatan 3 30 2 20 2 20 66,67 113.325 63.075 50.250 50.250 100,00
15 Sulawesi Tenggara 2 20 2 20 2 20 100,00 90.025 6.380 83.645 83.645 100,00
28 Gorontalo - - - - - - - -
29 Sulawesi Barat - - - - - - -
16 Maluku 1 10 - - - - - 65.600 65.600 - -
31 Maluku Utara - - - - - - -
32 Papua Barat - - - - - -
33 Papua - - - - - -
32 320 29 290 29 290 90,63 1.402.602 353.868 1.048.734 1.023.090 97,55 Jumlah
Target Setelah
BlockingTarget Awal Realisasi
Pagu AwalSelf
Blocking
Pagu setelah
selfblocking
Realisasi Anggaran
setelah Selfblocking
Padi
No Provinsi
PPDPI
Fisik Anggaran (Rp. 000,-)
Laporan Tahunan 2016 57
Lampiran 5.
REALISASI PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN
PADA TANAMAN PADI TAHUN 2016
Kali Ha Kali Ha % Rp. %
1 Aceh 44 1.760 28 1.120 63,64 782.000 313.160 468.840 467.994 99,82
2 Sumatera Utara 33 1.320 21 840 63,64 825.000 425.000 400.000 400.000 100,00
3 Sumatera Barat 16 640 16 640 100,00 400.000 79.853 320.147 318.946 99,62
4 Riau 8 320 7 280 87,50 178.952 44.260 134.692 134.692 100,00
5 Jambi 8 320 3 120 37,50 200.000 134.390 65.610 62.715 95,59
6 Sumatera Selatan 18 720 12 480 66,67 450.500 187.910 262.590 262.590 100,00
7 Bengkulu 20 800 12 480 60,00 500.000 202.300 297.700 297.700 100,00
8 Lampung 10 400 10 400 100,00 244.500 900 243.600 242.880 99,70
9 Bangka Belitung 4 160 3 120 75,00 125.820 57.295 68.525 68.525 100,00
10 Kep. Riau - - - - - -
11 Banten 25 1.000 21 840 84,00 570.250 91.240 479.010 475.810 99,33
12 DKI Jakarta - - - - - - -
13 Jawa Barat 50 2.000 22 880 44,00 1.250.000 614.550 635.450 635.450 100,00
14 Jawa Tengah 24 960 24 960 100,00 630.620 87.060 543.560 542.790 99,86
15 DI.Yogyakarta 10 400 6 240 60,00 100.125 55.560 44.565 41.792 93,78
16 Jawa Timur 22 880 22 880 100,00 532.400 129.603 402.797 402.797 100,00
17 Bali 4 160 4 160 100,00 100.000 27.100 72.900 72.900 100,00
18 NTB 17 680 10 400 58,82 388.640 178.130 210.510 210.510 100,00
19 NTT 16 640 8 320 50,00 400.000 222.407 177.593 177.574 99,99
20 Kalimantan Barat 10 400 10 400 100,00 243.100 97.240 145.860 143.995 98,72
21 Kalimantan Tengah 5 200 5 200 100,00 125.000 125.000 124.260 99,41
22 Kalimantan Selatan 25 1.000 11 440 44,00 625.000 400.605 224.395 224.395 100,00
23 Kalimantan Timur 12 480 12 480 100,00 286.690 18.700 267.990 267.990 100,00
24 Sulawesi Utara 8 320 8 320 100,00 184.080 184.080 184.080 100,00
25 Sulawesi Tengah 45 1.800 29 1.160 64,44 1.125.000 400.000 725.000 725.000 100,00
26 Sulawesi Selatan 30 1.200 30 1.200 100,00 750.000 85.040 664.960 664.960 100,00
27 Sulawesi Tenggara 30 1.200 27 1.080 90,00 750.000 75.000 675.000 675.000 100,00
28 Gorontalo 12 480 10 400 83,33 270.480 42.525 227.955 222.900 97,78
29 Sulawesi Barat 12 480 12 480 100,00 300.750 1.200 299.550 297.990 99,48
30 Maluku 20 800 17 680 85,00 497.600 56.370 441.230 441.200 99,99
31 Maluku Utara 15 600 15 600 100,00 298.510 298.510 298.510 100,00
32 Papua Barat 4 160 4 160 100,00 100.000 100.000 100.000 100,00
33 Papua 5 200 5 200 100,00 125.000 17.500 107.500 107.500 100,00
562 22.480 424 16.960 75,44 13.360.017 4.044.898 9.315.119 9.293.444 99,77 Jumlah
Pagu Awal
No Provinsi
Target Awal Realisasi
Fisik
Padi
Gerakan Pengendalian
Anggaran (Rp. 000,-)
Self
Blocking
Pagu setelah
selfblocking
Realisasi Anggaran setelah
Selfblocking
Laporan Tahunan 2016 58
Lampiran 6.
REALISASI PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN
PADA TANAMAN JAGUNG TAHUN 2016
Kali Ha Kali Ha % Rp. %
1 Aceh 6 180 5 150 83,33 105.000 10.260 94.740 93.990 99,21
2 Sumatera Utara 6 180 1 30 16,67 150.000 125.000 25.000 23.360 93,44
3 Sumatera Barat 6 180 6 180 100,00 150.000 150.000 150.000 100,00
4 Riau 1 30 - - 22.368 22.368 22.368 100,00
5 Jambi 1 30 - - - 25.000 25.000 - - -
6 Sumatera Selatan 1 30 - - 25.000 25.000 - - -
7 Bengkulu - - - - - - -
8 Lampung 4 120 4 120 100,00 97.800 1.000 96.800 95.848 99,02
9 Bangka Belitung - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - -
11 Banten 5 150 1 30 20,00 114.050 91.240 22.810 22.810 100,00
12 DKI Jakarta - - - - - - -
13 Jawa Barat 2 60 - - - 50.000 44.000 6.000 6.000 100,00
14 Jawa Tengah 12 360 12 360 100,00 283.530 43.440 240.090 239.310 99,68
15 DI.Yogyakarta 5 150 1 30 20,00 45.063 37.040 8.023 6.965 86,82
16 Jawa Timur - - - - - - -
17 Bali - - - - - - -
18 NTB 2 60 2 60 100,00 50.000 50.000 50.000 100,00
19 NTT 2 60 - - 50.000 50.000 - - -
20 Kalimantan Barat 2 60 2 60 100,00 48.620 48.620 48.620 100,00
21 Kalimantan Tengah - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 5 150 - - 125.000 125.000 - -
23 Kalimantan Timur - - - - - - -
24 Sulawesi Utara 1 30 1 30 100,00 23.010 23.010 23.010 100,00
25 Sulawesi Tengah - - - - - - -
26 Sulawesi Selatan 4 120 4 120 100,00 100.000 605 99.395 99.395 100,00
27 Sulawesi Tenggara 10 300 4 120 40,00 250.000 150.000 100.000 100.000 100,00
28 Gorontalo 12 360 7 210 58,33 270.480 114.450 156.030 156.030 100,00
29 Sulawesi Barat 3 90 - - 75.000 75.000 - - -
30 Maluku 10 300 8 240 80,00 248.800 38.400 210.400 210.390 100,00
31 Maluku Utara 4 120 4 120 100,00 83.260 83.260 83.260 100,00
32 Papua Barat - - - - - - -
33 Papua - - - - - - -
104 3.120 62 1.860 59,62 2.391.981 955.435 1.436.546 1.431.356 99,64 Jumlah
No Provinsi
Realisasi Anggaran
setelah Selfblocking
Anggaran (Rp. 000,-)
Realisasi Pagu Awal
Self
Blocking
Pagu setelah
selfblocking
Fisik
Target Awal
Gerakan Pengendalian
Jagung
Laporan Tahunan 2016 59
Lampiran 7.
REALISASI PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN
PADA TANAMAN KEDELAI TAHUN 2016
Kali Ha Kali Ha % Rp. %
1 Aceh - - - - - - - -
2 Sumatera Utara 4 60 - - - 100.000 100.000 - - -
3 Sumatera Barat - - - - - -
4 Riau 1 15 - - - 22.910 22.910 - - -
5 Jambi 1 15 1 15 100,00 25.000 6.820 18.180 18.180 100,00
6 Sumatera Selatan - - - - - - - -
7 Bengkulu - - - - - - -
8 Lampung 2 30 2 30 100,00 48.500 500 48.000 47.540 99,04
9 Bangka Belitung - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - -
11 Banten 2 30 1 15 50,00 45.620 22.810 22.810 22.810 100,00
12 DKI Jakarta - - - - - - -
13 Jawa Barat 2 30 - - - 50.000 44.000 6.000 6.000 100,00
14 Jawa Tengah 4 60 4 60 100,00 84.310 14.640 69.670 68.790 98,74
15 DI.Yogyakarta 5 75 5 75 100,00 55.062 18.520 36.542 34.826 95,31
16 Jawa Timur 4 60 2 30 50,00 100.000 50.900 49.100 49.100 100,00
17 Bali - - - - - - - -
18 NTB 1 15 - - - 25.000 25.000 - - -
19 NTT - 1 15 - 25.000 3.190 21.810 21.810 100,00
20 Kalimantan Barat - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 2 30 1 15 50,00 50.000 25.000 25.000 25.000 100,00
23 Kalimantan Timur - - - - - - -
24 Sulawesi Utara - - - - - - -
25 Sulawesi Tengah - - - - - - -
26 Sulawesi Selatan 2 30 - - - 50.000 50.000 - - -
27 Sulawesi Tenggara 10 150 3 45 30,00 250.000 175.000 75.000 75.000 100,00
28 Gorontalo - - - - - - -
29 Sulawesi Barat 1 15 1 15 100,00 50.000 25.000 25.000 25.000 100,00
30 Maluku 2 30 1 15 50,00 49.760 17.760 32.000 32.000 100,00
31 Maluku Utara 2 30 2 30 100,00 40.940 40.940 40.940 100,00
32 Papua Barat 1 15 1 15 100,00 25.000 25.000 25.000 100,00
33 Papua 4 60 4 60 100,00 100.000 20.300 79.700 79.700 100,00
50 750 29 435 58,00 1.197.102 622.350 574.752 571.695 99,47
Kedelai
Fisik
Target Awal Realisasi Pagu Awal
Self
Blocking
Pagu setelah
selfblocking
Realisasi Anggaran setelah
Selfblocking
Anggaran (Rp. 000,-)
Jumlah
No Provinsi
Gerakan Pengendalian
Laporan Tahunan 2016 60
Lampiran 8.
REALISASI PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN
BERSAMA TNI TAHUN 2016
Kali Ha Kali Ha % Rp. %
1 Aceh - - - - - -
2 Sumatera Utara 1 40 - - - 125.000 125.000 - - -
3 Sumatera Barat - - - - -
4 Riau - - - - - -
5 Jambi - - - - - -
6 Sumatera Selatan 1 40 1 40 100,00 125.000 920 124.080 124.080 100,00
7 Bengkulu - - - - - -
8 Lampung - - - - - -
9 Bangka Belitung 4 160 2 80 50,00 262.875 9.400 253.475 253.475 100,00
10 Kep. Riau - - - - - -
11 Banten 2 80 1 40 50,00 249.500 124.750 124.750 120.720 96,77
12 DKI Jakarta - - - - - -
13 Jawa Barat - - - - - -
14 Jawa Tengah - - - - - -
15 DI.Yogyakarta - - - - - -
16 Jawa Timur - - - - - -
17 Bali 1 40 1 40 100,00 125.000 95.000 30.000 30.000 100,00
18 NTB 1 40 1 40 100,00 111.250 110.500 750 750 100,00
19 NTT 1 40 - - - 125.000 124.000 1.000 1.000 100,00
20 Kalimantan Barat - - - - - -
21 Kalimantan Tengah - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 1 40 - - - 125.000 125.000 - - -
23 Kalimantan Timur - - - - - -
24 Sulawesi Utara - - - - - -
25 Sulawesi Tengah - - - - - - -
26 Sulawesi Selatan - - - - - -
27 Sulawesi Tenggara - - - - - -
28 Gorontalo - - - - - -
29 Sulawesi Barat - - - - - -
30 Maluku - - - - - - -
31 Maluku Utara 2 80 - - - 251.500 251.500 - - -
32 Papua Barat 2 80 2 80 100,00 250.000 250.000 250.000 100,00
33 Papua 3 120 1 40 33,33 375.000 236.500 138.500 138.250 99,82
19 760 9 360 47,37 2.125.125 1.202.570 922.555 918.275 99,54
Pagu setelah
selfblocking
Realisasi Anggaran
setelah SelfblockingTarget Awal Realisasi
Pagu Awal Self Blocking
Anggaran (Rp. 000,-)
Jumlah
No Provinsi
Gerakan Pengendalian
TNI
Fisik
Laporan Tahunan 2016 61
Lampiran 9.
PENGADAAN PERANGKAT PENGOLAH DATA DAN KOMUNIKASI
TAHUN 2016
No Kegiatan Penanggung Jawab
Sarana Jumlah
I Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
1 Sarana Pendukung pengelolaan
Ketatausahaan
TU Laptop 1
Laporan Tahunan 2016 62
Lampiran 10.
PENGADAAN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN
TAHUN 2016
No Kegiatan Penanggung
Jawab
Sarana Jumlah
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
1 Sarana prasarana dan inventaris kantor TU Mesin Hitung
Uang
1
Lemari loker 2
Laporan Tahunan 2016 63
Lampiran 11.
DAFTAR INVENTARIS KENDARAAN RODA 2 DAN 4 DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
NO Jenis kendaraan No. Polisi Tahun Penanggung Jawab Kondisi
I RODA 4
1 Ford Escape B. 1805 SQO 2012 Direktur Baik
2 Toyota Inova B. 1158 SQP 2012 Kasubdit POPT Serealia Baik
3 Isuzu Dobel Kabin D Max B. 9285 WQ 2007 Kasubbag Tata Usaha Baik
4 Isuzu Dobel Kabin D Max B. 9266 WQ 2007 Opr Kantor ( Taktis Ditlin TP ) Baik
II RODA 2
1 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6166 SQK 2007 Agus Djunaedi Baik
2 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6412 SQL 2007 Zaini Baik
3 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6415 SQL 2007 Ir. Yayat Hidayat Baik
4 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6410 SQL 2007 Imam Suroso Baik
5 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6121 SQK 2007 Charles Liya AR,SP Baik 6 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6413 SQL 2007 Asmat Baik
7 Suzuki Arashi 125/Bebek B. 6324 SQK 2007 Ir. Rosdiana Bustam Baik
8 Suzuki Arashi 125/Bebek B. 6364 SQK 2007 Ma'unah Ambarwati, SP.MP Baik
9 Suzuki Arashi 125/Bebek B. 6320 SQK 2007 Ir. Etty Purwanti Baik
10 Suzuki Arashi 125/Bebek B.6195 SQM 2007 Ir, Dyah Mutiawari Baik
11 Suzuki Arashi 125/Bebek B.6358 SQK 2007 Ichsan, STP Baik
12 Suzuki Shogun 125/Bebek T. 3061 FF 2007 Noviyanti, SE Baik
13 Suzuki Shogun 125/Bebek T. 3062 FF 2007 Ir. Sri Aswita, M.M Baik
14 Suzuki Shogun 125/Bebek T. 3063 FF 2007 Amsorih Baik
15 Suzuki Shogun 125/Bebek T. 3064 FF 2007 Abriani F, SP, M.Si Baik
16 Suzuki Thunder 125/Sport T. 3065 FF 2007 Gandi Purnama, SP Baik 17 Suzuki Thunder 125/Sport T. 3066 FF 2007 Hendri Sutrisno, A.Md Baik
18 Suzuki Thunder 125/Sport T. 3067 FF 2007 Teguh Afandi Baik
19 Suzuki Thunder125/Sport T. 3068 FF 2007 Rahmat Baik
Laporan Tahunan 2016 64
Lampiran 12.
DAFTAR PEGAWAI YANG NAIK PANGKAT PADA TAHUN 2016
No. Nama/NIP Kenaikan Pangkat
Dari Gol. Ke Gol.
1. Arpiah, S.P, M.P. III/b III/c
197903262009102002 1-4-2013 1-4-2016
2. Ike Widyaningrum, S.p, M.Sc III/b III/c
197310171995032001 1-10-2013 1-4-2016
3. Gandi Purnama, S.P. III/b III/c
197902192009121001 1-10-2013 1-4-2016
4. Widia Nawir, S.P. III/b III/c
198208152009122006 1-4-2014 1-4-2016
5. Dendy Sumarlin, S.P. III/a III/b
198604112011011012 1-1-2011 1-4-2016
6. Edi Eko Sasmito, S.P. III/b III/c
198603072008011001 1-1-2012 1-4-2016
7. Puspitasari III/a III/b
197310171995032001 1-4-2011 1-4-2016
8. Nasrul Sani II/d III/a 197006262000031001 1-4-2012 1-4-2016
9. Agus Djunaedi III/a III/b 195909221990031001 1-10-2012 1-10-2016
Laporan Tahunan 2016 65
Lampiran 13.
DAFTAR PEGAWAI YANG NAIK GAJI BERKALA PADA TAHUN 2016
Bulan Nama Gol. Masa Kerja
Januari Abriani Fensionita, S.P, M,Si
196910051998032001
IV/a 18 Tahun
1-3-2016
Ir. Etty Purwanti
195904101986032001
III/d 30 Tahun
1-3-2016
Ichsan, S.T.P
197203161998031001
III/d 18 Tahun
1-3-2016
Puspitasari
197310171995032001
III/a 16 Tahun
1-3-2016
Februari Ir. Gatot Ari Putranto, M.M
196301021991031005
IV/a 26 Tahun
1-4-2016
Sigit Subali
195807141982021001
III/b 26 Tahun
1-4-2016
Agus Djunaedi
195909221990031001
III/a 26 Tahun
1-4-2016
Siti Haryati, S.P
198204252006042002
III/c 10 Tahun
1-4-2016
Yunita Fauziah Rahim, S.P.
197306262006042001
III/c 10 Tahun
1-4-2016
Nur Rahmi Endah Utami, S.P.
197905262006042001
III/c 10 Tahun
1-4-2016
Nasrul Sani
1970026000031001
II/d 23 Tahun
1-4-2016
Maret Ir. Rosdiana Bustam
196809121998032001
III/d 22 Tahun
1-5-2016
Triana
196804061995032001
III/b 22 Tahun
1-5-2016
Sri Hidayanti
197502192001122002
II/d 21 Tahun
1-5-2016
Deno, S.P
197006251999031001
III/a 18 Tahun
1-5-2016
April Nihil
Mei Widia Herhayulika, S.P. 198307092011012005
III/b 8 Tahun 1-7-2016
Nurbayana, S.P. 197401162000032001
III/b 16 Tahun 1-8-2016
Juni Nihil
Juli Nihil
Agustus Nihil
September Nihil
Oktober Andriarti Kusumawardani, S.P, M.P 197509242002122004
III/d 14 Tahun 1-12-2016
Laporan Tahunan 2016 66
Eko Setiyoko, S.P. 197510292003121002
III/b
8 Tahun 1-12-2016
Arpiah, S.P, M.P. 197903262009102002
III/c
12 Tahun 1-1-2017
Marwanti, S.P. 198102142005012001
III/c
12 Tahun 1-1-2017
Acep Herdiana, S.P. 197703072009011003
III/b
8 Tahun 1-1-2017
Wiwik Suguharti, S.P. 198204032009012009
III/b
8 Tahun 1-1-2017
Baskara Agusta Yoga Utama, S.P. 198308052009011015
III/b
8 Tahun 1-1-2017
Retno Pujihastuti, S.Si. 198403072009012009
III/b
8 Tahun 1-1-2017
Noviyanti, S.E. 197711262011012004
III/b
6 Tahun 1-1-2017
Charles Liya AR, S.P. 198605312011011009
III/b
6 Tahun 1-1-2017
Dendy Sumarlin, S.P. 198604112011011012
III/b
6 Tahun 1-1-2017
Nurhalisah Lalengga Ngapana, S.P. 197606112011012009
III/b
6 Tahun 1-1-2017
Khoriatun, A.Md 197905172011012006
III/d
9 Tahun 1-1-2017
Badra Eka Saputra 197606112006041018
II/c
15 Tahun 1-1-2017
Agus Cahyadi 198301262005011001
II/c
13 Tahun 1-1-2017
November Aat Ahadiaty, S.T.P 196102191982022001
III/d 30 Tahun 1-2-2017
Mochamad Nurhidayat, S.P 198002132009011012
III/c 10 Tahun 1-2-2017
Ira Ismawati 198109072009102001
II/b 13 Tahun 1-2-2017
Desember Ir. Deddy Ruswansyah, M.M. 196201011989031015
IV/b 28 Tahun 1-3-2017
Ma’unah Ambarwati, S.P, M.P. 197201291999032002
III/d
18 Tahun 1-3-2017
Marta GG Tri Wahyuni, S.Si 198103282015032001
III/a 2 Tahun 1-3-2017
Maria Ulfa, S.Si 198007212015032001
III/a 2 Tahun 1-3-2017
Fadhillah Rahmah Aprianti, S.P 198504102015032001
III/a 2 Tahun 1-3-2017
Sri Oktaviani, A.Md 199110052015032004
II/c 5 Tahun 1-3-2017
Muhamad Baehakhi 198004212014031001
II/a 3 Tahun 1-3-2017