LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (LAKIP)TAHUN 2012
DINAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGAH
LAKIP
2012
i
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
KKaattaa PPeennggaannttaarr
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah dapat disusun dan diselesaikan. Penyusunan LAKIP ini adalah dimaksudkan sebagai bahan pertanggungjawaban atas kinerja Dinas KesehatanPropinsi Sulawesi Tengah dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dan pemberian pelayanan umum kepada masyarakat selama tahun 2012. Di samping itu, LAKIP ini juga dimaksudkan sebagai bahan evaluasi pencapaian kinerja terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan LAKIP ini belum memenuhi semua kriteria penyusunan yang sempurna. Oleh sebab itu, sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah akan senantiasa melakukan penyempurnaan di masa-masa yang akan datang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini, merupakan hasil dari laporan kinerja seluruh program yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah.Secara garis besar laporan ini memuat data/informasi mengenai perencanaan kinerja sebagai target rencana kinerja dan realisasi/capaian kinerja Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2012.
Dalam rangka memenuhi fungsi LAKIP sebagai sumber informasi untuk perbaikan kinerja secara berkelanjutan. Informasi yang disajikan dalam LAKIP ini dapat dijadikan bahan analisis untuk mengidentifikasi peluang dan mengatasi tantangan sebagai masukan guna perbaikan kinerja pada masa yang akan datang.
Akhir kata semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat bermanfaat khususnya sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja atas pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah khususnya bidang kesehatan.
Palu, 14 Januari 2013
Kepala Dinas KesehatanProvinsi Sulawesi Tengah,
dr. Abdullah, DHSM., M.KesPembina Utama Madya
NIP.19550111 198403 1 005
ii
iii
IIkkhhttiissaarr EEkksseekkuuttiiff
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan misi Dinas Kesehatan menuju Visi Terwujudnyamasyarakat Sulawesi Tengah Mandiri Untuk Hidup Sehat Menuju Peningkatan Kualitas Sdm Yang Berdaya Saing. Peranan Dinas Kesehatan sebagai pembuat dan pembina kebijakan esensinya adalah memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pembangunan kesehatan secara keseluruhan dalam upaya pencapaian visi yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2011 s.d 2016.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah Program yang bertujuan menjamin ketersediaan,pemerataan, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional dan kosmetikaserta makanan sedangkan sasarannya adalah meningkatnya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yg memenuhi syarat standar dan terjangkau oleh masyarakat dengan Persentase ketersediaan obat dan vaksin dan Perbekalan Kesehatan 66,25% tahun 2011 meningkat menjadi 83,3 % tahun 2012 dari target 85%pada tahun, juga Persentase tingkat kecukupan Obat, sedangkan tingkat kecukupan obat vaksin dan perbekalan kesehatan yang mencapai target persentase capaian lebih dari 100%.
Semua kegiatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat pada umumnya telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, walaupun tidak semua target tercapai sesuai dengan yang direncanakan pada, pelayanan kesehatan Ibu dan Anak telah dilaksanakan dengan baik dari mulai kunjungan ibu hamil K-4; Pertolongan Persalinan oleh Bidan di Desa; Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk; cakupan kunjungan neonatus telah diupayahkan baik melalui upaya-upaya untuk mendukung tercapainya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dan kesemuannya ini berkisaran diatas 80% s.d 90% capaian dikarenakan dari Kabupaten/Kota masih ada yang belum menyampaikan dilaporkan pada akhir tahun 2012.Disamping itu juga peningkatan pelaksanaan kegiatan Desa Siaga terus dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan angka harapan hidup, menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal yang telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan, hanya yang menjadi permasalahan mendasar adalah masih banyaknya persalinan yang tolong oleh dukun ini karena kurangnya faktor pengetahuan masyarakat.
Pada Program Upaya Kesehatan Perorangan Secara umum terjadi peningkatan capaian target tahun 2012 yang hampir rata-rata 100% dibandingkan capaian target pada tahun 2011, namun ada beberapa yangtidak terpenuhi target Prosentase RSUD yang menerapkan penggelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU), Prosentase RS yang melaksanakan PONEK, Capaian RS yang melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai dengan standar, Capaian RS yang terakkreditasi dan Capaian RS yang menerapkan MPKP ini semua disebabkan oleh ketersediaan tenaga kesehatan di tingkat mobilitas tenaga kesehatan di Rumah Sakit terutama tenaga dokter spesialis yang masih kurang. Juga karena penerapan instrumen versi akreditasi yang baru 2012.
Untuk Kegiatan Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pelayanan Gakin telah dapat terlaksana sesuai dengan kegiatan indikator kinerja yang ditargetkan baik dalam dokumen RPJMD maupun dalam dokumen Renstra SKPD. Namun disamping itu masih ada permasalahan dilapangan bahwa ditemukan masyarakat yang menyalagunakan status kepesertaan terutama untuk jaminan kesehatan daerah dan sarana dan prasarana di fasilitas pelayanan kesehatan masih terbatas, utamanya ruang perawatan kelas IIIdi samping pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan kesehatan masih terbatas
Untuk Pelaksanaan Program Pebaikan Gizi Masyarakat terutama indikator kinerja Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan, RT yang mengkonsumsi garam beryodium dan Kabupaten/Kota yang melaksanakan surveilans gizi, ketiga indikator kinerja ini tercapai 100% sesuai target. dan beberapa indikator belum mencapai target karena faktor pemahaman masyarakat yang masih kurang, belum maksimalnya kegiatan swiping pada anak balita 6-59 untuk pemberian vitamin A juga para kader atau petugas dilapangan.
iv
Pelaksanaan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit terdiri dari 5 (lima) kegiatan pokok yaitu (1). Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Resiko, (2). Peningkatan Imunisasi, (3). Penemuan dan Tatalaksana Penderita, (4) Peningkatan Survilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah, (5). Peningkatan Komunikasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit secara umum tingkat pencapaian menunjukkan adanya peningkatan persentase pencapaian target, seperti prevalensi reta sistosomiasis menurun, angka kesakitan malaria menurun, ini juga karena adanya dukungan dari pemerintah daerah/pusat dan komitmen dari lintas program dan lintas sektor terkait sesuai tupoksi masing-masing dalam penanggulangan schistosomiasis yang merupakan masalah local specific di Provinsi Sulawesi Tengah.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat telah dilaksanakan melalui pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi dan edukasi, pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat dan generasi muda serta peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat menjadi perhatian terutama dalam upaya memberdayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pencapaian persetase rumah tanggah ber PHBS selama 3 tahun secara perlahan mengalami peningkatan yaitu 24,52 (2009), 27,90 (2010) dan 30,92 (2011). Namun hasil pemetaan PHBS tahun 2012 menunjukkan angka yang stagnan yaitu 30,92 %. Meskipun cakupan RT yang melaksanakan PHBS cenderung meningkat, namun angka tersebut belum mencapai target yang diharapkan sebesar 60% pada tahun 2012.
Program Lingkungan Sehat terjadinya peningkatan capaian persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat (111,4%), sudah melebihi target untuk tahun 2011 (64%) dan target Rencana Straegis (85%), karena ada indicator. Untuk cakupan TTU sehat untuk tahun 2012 baru mencapai 86,58% dan ini belum mencapai target dalam dokumen RKT yang menargetkan 92% ini dikarenakan oleh laporan dari kabupaten untuk dua bulan terakhir belum masuk. Sedangkan dalam pembinaan secara teknis tentang pengawasan TTU sudah terlaksana dengan baik, begitu juga dengan indikator-indikator yang lainnya.
Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan, Pendayagunaan SDM Kesehatan secara umum sangat menunjukan peningkatan sebagaimana yang diharapkan dan secara khusus bertujaun untuk terpenuhinya tenaga kesehatan di Sulawesi Tengah baik jumlah, jenis, mutu yang merata di unit pelayanan kesehatan dengan focus sasaran pada meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan pemerataan penyebaran tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan melalui program regrutmen dr/drg PTT, Bidan PTT dan Penugasan Khusus oleh pemerintah pusat dan PTT Daerah.
Program Kebijakan dan Manajemen Kesehatan dapat dilaksanakan sepenuhnya untuk sasaran tahun 2012baik melalui pengkajian dan penyusunan kebijakan maupun melalui berbagai pengembangan sistem di bidang administrasi dan manajemen itu sendiri. Juga meningkatnya pelaksanaan koordinasi, pengawasan, pembinaan dan pengembangan sistem kesehatan.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Pelayanan Sarana dan Prasarana serta Program Peningkatan Disiplin Aparatur secara keseluruhan sudah dapat dilakukan sebagaimana mestinya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Pemenuhan administrasi, sarana dan prasarana juga peningkatan disiplin aparatur sangat menunjang kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan pembangunan kesehatan. mulai penataan SDM Aparatur baik dalam kebutuhan dan kompotensinya, dan juga pengembangan sistim manajemen pengelolaan pengaturan dan pengembangan profesionalisme pegawai untuk menuju penyempurnaan aturan, etika dan penegasan disiplin pegawai.
ii
DDaaffttaarr IIssii
1. KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
2. DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
3. IKHTISAR EKSEKUTIF............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. LATER BELAKANG........................................................................................... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN.................................................................................... 2
C.TUGAS POKOK DAN FUNGSI ........................................................................... 2
D. SISTEMATIKA ................................................................................................ 6
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................................ 7
A. PERNYATAAN VISI.......................................................................................... 7
B. PERNYATAAN MISI......................................................................................... 7
C. TUJUAN ........................................................................................................ 8
D. SASARAN ............................................... ...................................................... 8
E. STRATEGI ............................................... ..................................................... 8
F. KEBIJAKAN ............................................... .................................................... 12
H. RENCANA KINERJA ............................................... ....................................... 13
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................. 28
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan ........................................................ 29
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat .......................................................... 30
3. Program Kesehatan Perorangan .................................................................... 35
4. Program Pembiayaan Jamanan Kesehatan ...................................................... 38
5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat .............................................................. 40
6. Program Penanggulangan Penyakit Menular ................................................... 42
7. Program Lingkungan Sehat ........................................................................... 47
8. Program Pengembangan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan ......................... 49
9. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya ..................... 53
10. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan .......................... 55
11. Program Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan .............................. 59
12. Program Pengembangan Surveilans Epidemiologi Kesehatan & Data Informasi .. 60
BAB IV REALISASI ANGGARAN ............................................................................. 65
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................................................
ii
Lakip Dinkes 2012 1
BBAABB IIPPEENNDDAAHHUULLUUAANN
A. LATAR BELAKANG
Perbaikan governance dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi
pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem manajemen pemerintahan yang
berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil
(outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem
AKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Ini
berarti instansi pemerintah tersebut merencanakan sendiri, melaksanakan, mengukur dan memantau
kinerjanya sendiri serta melaporkannya sendiri kepada instansi yang lebih tinggi. Dalam sistem yang
mekanisme pelaksanaan demikian perlu adanya evaluasi dari pihak yang lebih independen agar
diperoleh umpan balik yang obyektif untuk perbaikan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah
Sistem AKIP pada dasarnya merupakan sistem manajemen berorientasi pada hasil, yang
merupakan salah satu instrumen untuk mewujudkan instansi pemerintah yang accountable, sehingga
dapat beroperasi secara efesien, efektif, transparan, serta responsif terhadap aspirasi masyarakat
dan lingkungan. Dengan menerapkan Sistem AKIP tersebut, setiap instansi pemerintah harus
membuat Rencana Strategis (Strategies Plan), Rencana Kerja (Perfomance Plan), Penetapan
Kinerja (Perfomance Agreement) serta laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Perfomance
Accountability Report).
Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlansung secara berdayaguna,
berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas dari kurupsi, kolusi dan nepotisme apabila
good governance dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan undang-undang Nomor 28 tahun 1999
sebagai tindak lanjut dari Tap MPR nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29tahun2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2012 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
di dalam Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2012, serta sebagai umpan balik
untuk memacu perbaikan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun
mendatang.
Lakip Dinkes 2012 2
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu 2012
yang meliputi pengelolaan sumber daya keuangan, sarana dan prasarana serta tenaga.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor; 03 Tahun 2001 mempunyai tugas
Dekonsentrasi di Bidang Kesehatan dengan fungsi sebagai berikut:
1. Pembinaan program kesehatan skala provinsi atau lintas Kabupaten/Kota melalui perumu
san kebijakan, koordinasi pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan
kesehatan dan program kesehatan, evaluasi dan pelaporan serta penelitian dan
pengembangan sistem kesehatan berskala provinsi atau lintas kabupaten/kota.
2. Pembinaan dan pengembangan tenaga kesehatan skala daerah provinsi melalui koordinasi
perumusan kebutuhan dan program pendidikan tenaga kesehatan, pelatihan tenaga,
mobilisasi serta pendayagunaan tenaga kesehatan, perizinan dan akreditasi tenaga
kesehatan dan perizinan dan akreditasi penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan.
3. Penyelenggaraan pelayanan medik RS, pembinaan pelayanan medik dasar Puskesmas,
pelayanan medik khusus dan pengawasan instalasi medik, perizinan dan akreditasi
pelayanan medik dan penunjang medik skala provinsi, pengaturan izin RS/Sarana
pelayanan medik dan penunjang medik, bimbingan pengendalian penyelenggaraan
pelayanan medik, sarana pelayanan, kesehatan lain, penetapan prosedur dan pola tarif
pelayanan kesehatan dan rujukannya.
4. Pembinaan kesehatan masyarakat melalui koordinasi perumusan program Peran Serta
Masyarakat, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan masyarakat (JPKM), dan sistem
pembiayaan kesehatan, promosi kesehatan dan budaya hidup sehat, kesehatan kerja,
kesehatan keluarga, gizi dan kesehatan institusi.
5. Pembinaan teknis serta pengawasan penerapan standar kualitas kesehatan lingkungan,
penyehatan air wilayah provinsi, pengawasan aspek kesehatan, mengenai dampak
lingkungan dari perencanaan tata ruang provinsi serta kesehatan matra (kesehatan
lapangan, kelautan dan bawah ir serta dirgantaraan) dan penanggulangan bencana.
6. Perencanaan dan pengadaan obat sangat esensial untuk pelayanan medik dasar, pembinaan
teknis dan operasional berkaitan dengan upaya pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan obat, narkotika psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya lingkup
provinsi, sertifikasi, akreditasi perizinan terhadap asarana produksi, pengadaan distribusi,
Lakip Dinkes 2012 3
obat, kosmetika, alat kesehatan, makanan dan minuman serta bahan berbahaya lintas
kabupaten / kota.
7. Pelayanan penunjang teknis administrati dalam rangka pembinaan teknis, operasional,
kegiatan–kegiatan lain yang meliputi :
a. Administrasi Umum dan Perlengkapan
b. Administrasi Kepegawaian
c. Administrasi Keuangan
d. Ketatalaksanaan Hukum dan Kehumasan.
8. Pelaksanaan Pembinaan Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis dan Jabatan fungsional.
Tugas dan fungsi masing–masing bidang dan seksi/sub bagian, tertuang dalam uraian
tugas Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam melaksanakan tugas tersebut (Urusan pemerintah daerah di bidang kesehatan
berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan) maka Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah menyelenggakan fungsi sebagai berikut :
1. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan
2. Melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan.
3. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan
4. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang kesehatan yang diberikan oleh Gubernur
Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut diatas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggah mempunyai Urusan
1. Penyelenggaraan Promosi Kesehatan
2. Penyelenggarakan Surveilans Epidemiologi Kejadian Luar Biasa
3. Penyelenggaraan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Skala Provinsi,
Penyelidikan Kajian Luar Biasa Skala Provinsi
4. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular tertentu
skala provinsi
5. Melakukan pengendalian operasional penanggulangan masalah kesehatan akibat
bencana dan wabah skala provinsi
6. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan cemaran lingkungan
7. Penyelenggaraan surveilans kewaspadaan pangan dan gizi buruk
8. Melakukan pemantauan penanggulangan gizi buruk
9. Melakukan bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan haji
10. Melakukan pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sekunder dan tersier
11. Melakukan bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah tertinggal,
perbatasan dan kepulauan
Lakip Dinkes 2012 4
12. Melakukan registrasi, akreditasi sarana kesehatan sesuai peraturan perundang-
undangan.
13. Melakukan pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu yang diberikan oleh
pemerintah.
14. Melakukan pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah kelas B
non pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit swasta serta sarana kesehatan
penunjang yang setara.
15. Pengelolaan/Penyelenggaraan, bimbingan pengendalian jaminan pemeliharaan
kesehatan.
16. Bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan.
17. Penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga tertentu antar
kabupaten/kota.
18. Pendayagunaan tenaga kesehatan
19. Melaksanakan pelatihan fungsional dan teknis
20. Registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
21. Pemberian rekomendasi izin tenaga kesehatan asing
22. Penyediaan dan pengelolaan buffer stok obat provinsi, alat kesehatan, reagensia dan
vaksin lainnya.
23. Sertifikasi sarana produksi dan distibusi alat kesehatan perbekalan kesehatan rumah
tangga kelas II.
24. pemberian izin rekomendasi izin industri komudi kesehatan PBF dan Pedagang Besar
Alat Kesehatan.
25. Pemberian Izin PBF Cabang dan Ikot
26. Melakukan dan mengendalikan norma standar, prosedur dan kriteria bidang kesehatan.
27. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung
perumusan kebijakan provinsi.
28. Penyelenggaraan kerjasama luar negeri
29. Pembinaan monitoring evaluasi dan pengawasan
30. Pengelolaan SIK
Lakip Dinkes 2012 5
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor : 06 tahun 2008 tentang
organisasi dan tata kerja dinas-dinas Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 Nomor 06);
Susunan organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris Dinas dengan membawahi 3 (tiga) subagian yaitu : 2
a. Subag Perencanaan Program
b. Subag Keuangan dan aset
c. Subag Kepegawaian
3. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dengan membawahi 3 (tiga) Seksi Bimdal yaitu:
a. Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
b. Seksi Bimdal Kesehatan Rujukan
c. Seksi Bimdal Kesehatan Khusus
4. Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan dengan membawahi 3 (tiga) Seksi Bimdal
yaitu :
a. Seksi Bimdal Pengendalian dan Pemberantasan penyakit
b. Seksi Bimdal Wabah dan Bencana
c. Seksi Bimdal Kesehatan Lingkungan
5. Bidang Bina Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dengan membawahi 3
(tiga) Seksi Bimdal yaitu :
a. Seksi Bimdal Perencanaan dan Pendayagunaan Nakes
b. Seksi Bimdal Pendidikan dan Pelatihan
c. Seksi Bimdal Registrasi dan Akreditasi
6. Bidang Bina Jaminan dan Sarana Kesehatan dengan membawahi 3 (tiga) Seksi Bimdal
a. Seksi Bimdal Jaminan Kesehatan
b. Seksi Bimdal Sarana dan Peralatan Kesehatan dan
c. Seksi Bimdal Kefarmasian
UPTD Balai Laboratorium
UPTD Pelatihan Kesehatan
UPTD Promosi Kesehatan
UPTD Data dan Survelansce
Kelopok Fungsional
Lakip Dinkes 2012 6
D. SISTEMATIKA
Sistimatika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah adalah :
1. Kata pengantar
2. Ringkasan Eksekutif
3. Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan ujuan
penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan serta sistematika penulisan.
BAB II
Perencanaa dan Perjanjian Kinerja
Didalam bab ini dijelaskan mengenai sasaran strategis, indikator kinerja Dinas Kesehatan
tahun 2011, target yang akan dicapai, nama program dan kegiatan serta penganggaran selama
tahun berjalan..
BAB III
Akuntabilitas Kinerja, diuraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas
kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara sistimatis keberhasilan dan kegagalan,
hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang
akan diambil.
BAB IV
Penutup, pada bab ini mengemukakan tujuan secara umum tentang keberhasilan dan
kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah serta pemecahan maslah yang akan dilaksanakan mendatang.
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
Formulir RS : Rencana Strategis
Formulir RKT : Rencana Kinerja Tahunan
Formulir PK : Pengukuran Kinerja
Formulir TAPKIN : Penetapan Kinerja
IKU : Indikator Kinerja Utama
Struktur Organisasi : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
Lakip Dinkes 2012 7
BBAABB IIIIPPEERREENNCCAANNAAAANN DDAANN PPEERRJJAANNJJIIAANN KKIINNEERRJJAA
Beberapa hal yang sangat penting dalam bab ini sebagai bagian dari perencanaan dan perjanjian kinerja antara Pemerintah Daerah dengan Kepala Satuan Perangkat Daerah sebagai berikut :
A. VISI
Dengan mempertimbangkan perkembangan masalah dan berbagai kecenderungan
pembangunan kesehatan kedepan, serta realisasi pelaksanaan pembangunan kesehatan
sebelumnnya, maka dalam Rencana Strategis telah ditetapkan Visi Pembangunan Sulawesi
Tengah Tahun 2011 s.d 2016 yaitu “MASYARAKAT SULAWESI TENGAH MANDIRI
UNTUK HIDUP SEHAT MENUJU PENINGKATAN KUALITAS SDM YANG
BERDAYA SAING” artinya adalah suatu kondisi dimana masyarakat Sulawesi Tengah
menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan dapat mengatasi permasalahan
kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang
disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan
dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
B. MISI
Untuk dapat mewujudkan Visi Sulawesi Tengah Sehat guna mendukung terwujudnya
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi masyarakat Sulawesi Tengah
yang sadar, mau, dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan
yang dihadapi, sehingga dapat terbebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena
penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang
tidak mendukung untuk hidup sehat sebagaimana hal tersebut telah dirumuskan pada misi
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 20011–2016 sebagai berikut :
1. Menggerakkan Pembangunan Daerah Yang Berwawasan Kesehatan
2. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat Melalui PemberdayaanMasyarakat dan promosi kesehatan.
3. Mencegah Meningkatnya Risiko Penyakit dan Masalah Kesehatan
4. Menjamin Tersedianya Upaya Kesehatan yang Paripurna, Berkeadilan, Merata Dan Bermutu dengan perhatian khusus pada daerah perdesaan dan pesisir.
5. Meningkatkan Kerjasama Antar Lembaga Pemerintah , Swasta.Organisasi Dalam Konteks Kemitraan,
Untuk menyelenggarakan tugas ini, maka penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus
diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif bagi seluruh masyarakat dan lingkungnya.
Lakip Dinkes 2012 8
C. TUJUAN
Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya”
D. SASARAN
Dengan lima strategi yang ada dalam upaya mencapai Visi Dinas Kesehatan, juga terdapat 4
(empat) sasaran utama sebagai sasaran 5 (lima) tahunan dalam penjabaran RPJMD Provinsi
Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 66,3 tahun pada tahun 2007 menjadi 70 tahun pada tahun 2015
2. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 60 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 40 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015
3. Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 250 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
4. Menurunnya prevalensi kurang gizi pada anak balita dari 27,6 % pada tahun 2007 menjadi ≤ 15 % pada tahun 2015 (Konfersi Riskesdas 2010)
E. STRATEGI
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, maka
dalam periode 2011–2016 pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan strategi sebagai
berikut :
1. Sosialisasi dan Advocacy
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata hanya ditentukan oleh
hasil kerja jajaran kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi pula oleh hasil kerja dan
kontribusi positif berbagai SKPD lainnya serta peran serta aktif dari segenap komponen
masyarakat. Oleh karena itu agar segenap komponen pembangunan di daerah dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan bidang kesehatan, maka harus
diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pembangunan di daerah sehingga
dapat diwujudkan upaya pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan.
Untuk terselenggaranya pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan perlu
dilaksanakan kegiatan advokasi, sosialisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan sehingga
segenap pemangku kepentingan (stake holders) memberikan kontribusi positif terhadap
pencapaian perilaku dan lingkungan sehat.
2. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam pembangunan kesehatan
Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan saat ini dan masa yang akan
datang menjadi sangat penting, karena pada dasarnya permasalahan kesehatan hanya dapat
diatasi apabila ada sinergis yang nyata antara masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu
Lakip Dinkes 2012 9
upaya menggerakkan dan memberdayakan masyarakat (temasuk swasta dan dunia usaha)
dalam pembangunan kesehatan harus lebih dimantapkan. Masyarakat harus ditempatkan
sebagai subyek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya adalah melibatkan masyarakat untuk
aktif dalam pengabdian/pelayanan masyarakat (to serve), aktif dalam pelaksanaan advokasi
kesehatan (to advocate) dan aktif dalam mengkritisi pelaksanaan upaya kesehatan (to watch).
Wujud nyata dari gerakan pemberdayaan masyarakat adalah keterlibatan aktif masyarakat
dalam pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), seperti
pengembangan desa siaga aktif, posyandu, posmaldes, maupun UKBM lainnya.
Selain itu banyak permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggungjawabnya
berada di luar SKPD Dinas Kesehatan, sehingga perlu dikembangkan kemitraan/kerjasama
antar masyarakat, antar kelompok serta antar SKPD (Dinas, Badan, Instansi) dalam rangka
pembangunan berwawasan kesehatan.
Upaya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat juga harus didukung dengan
penerapan promosi kesehatan yang efektif sehingga mampu mengoptimalkan peran agent of
change setempat, serta mampu memobilisasi segenap sumberdaya yang ada untuk
kepentingan kesehatan.
3. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dengan pengutamaan pada upaya
promotif-preventif
Pembangunan kesehatan harus mampu menjamin tersedianya pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat, yang didukung dengan
kemudahan akses (baik dari aspek ketersediaan/jarak maupun pembiayaan).
Jaminan akses terutama difokuskan pada upaya pengembangan dan penguatan sarana
pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK), sehingga
disparitas status kesehatan antar kabupaten / kota dapat dikurangi.
Upaya kesehatan harus lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif dalam
rangka meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi angka kesakitan sebagai
penerapan Paradigma Sehat itu indah dan Gratis. Upaya promotif dan preventif dilakukan
dengan berbagai cara antara lain dengan memaksimalkan pemanfatan dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) serta merevitalisasi peran dan fungsi puskesmas. Selain
fungsi puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama, maka fungsi puskesmas
sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan dan pusat pemberdayaan masyarakat
harus lebih ditingkatkan.
4. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan.
Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi
secara adil dan dimanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin
terselenggaranya program-program pembangunan kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan
Lakip Dinkes 2012 10
upaya advocacy dan sosialisasi kepada pemerintah daerah agar dapat mengalokasikan
dukungan APBD kesehatan sebesar 10% diluar gaji yang diprioritaskan untuk kepentingan
pelayanan publik.
Pembiayaan kesehatan diupayakan untuk memenuhi target pencapaian Standard
Pelayanan Minimal (SPM). Perencanaan pembiayaan kesehatan harus mampu menjamin
tersedianya data PHA & DHA, sehingga mampu mensinkronisasikan dan menghimpun
sumber-sumber pembiayaan dari APBN dan APBD baik dilingkungan SKPD Kesehatan
maupun dukungan pembiayaan kesehatan dari SKPD lainnya. Disamping itu pembiayaan
kesehatan juga diupayakan dari peran serta masyarakat termasuk swasta.
Disamping itu pembiayaan kesehatan harus lebih ditingkatkan untuk menjamin tercapainya
Jaminan Kesehatan Sosial menuju Universal Coverage.
5. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang yang berkualitas harus didukung
dengan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang kompeten dan
terdistribusi secara adil dan merata.
Dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu : (1) Pemenuhan ketersediaan tenaga kesehatan melalui
pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi, (2) Pemerataan tenaga kesehatan melalui
pendistribusian tenaga-tenaga setrategis sesuai kebutuhan, serta (3) Pemenuhan dan
pemanfaatan tenaga kesehatan di saranan kesehatan sesuai dengan kompetensi
6. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat, alat kesehatan serta
sarana kesehatan lainnya.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang yang berkualitas harus didukung
dengan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu serta terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. Upaya peningkatan ketersediaan, keterjangkauan dan
pemerataan obat dan perbekalan kesehatan perlu didukung dengan perencanaan dan
pengadaan yang baik, optimalisasi pemanfaatan dana, efektifitas penggunaan serta
pengendalian persediaan dan pendistribusian.
Untuk menjamin pemerataan obat dan perbekalan kesehatan diperlukan harmonisasi
dan integrasi pengelolaan obat pelayanan kesehatan dasar, obat program, obat bencana, obat
pelayanan kesehatan khusus dan vaksin, oleh karena itu pendistribusian obat dan perbekalan
kesehatan harus dilakukan melalui satu pintu (one gate policy).
7. Mengurangi resiko terjadinya penyakit, kecelakaan dan dampak bencana
Pengendalian masalah kesehatan merupakan penjabaran pembangunan nasional yang
harus dilakukan secara berkesinambungan.
Terlindunginya masyarakat dari penyakit, kecelakaan, kecacatan dan dampak bencana yang
merupakan tujuan dari pengendalian masalah kesehatan, berbagai upaya yang telah
Lakip Dinkes 2012 11
dilakukan dengan memutus rantai penularan pada populasi rawan tertular dan menularkan
untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit dilakukan secara komprehensif dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi dampak sosial ekonomi serta
meningkatkan jangkauan dan kualitas pengendalian secara bertahap berdasarkan
epidemiologi dengan menggunakan setiap sumber daya mengikut sertakan seluruh
komponen masyarakat.
Masalah kesehatan adalah sesuatu yang kompleks, multidimensial, lintas sektor,
lintas program dan lintas disiplin ilmu, determinan utama kesehatan atau variabel-variabel
yang mempengaruhi derajat kesehatan dan menunjukkan derajat kesehatan suatu wilayah.
8. Meningkatkan Kebijakan dan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan,
berdayaguna dan berhasil guna
Faktor manajemen kesehatan mempunyai peranan yang sangat besar dalam
menentukan keberhasilan program pembangunan kesehatan. Beberapa faktor yang berperan
adalah ketersediaan data dan informasi kesehatan, dukungan ilmu pengetahun dan teknologi,
sistem perencanaan serta faktor regulasi. Mengingat kondisi geografis daerah Provinsi
Sulawesi Tengah yang cukup sulit dan berdampak pada ketersediaan data yang valid dan
tepat waktu, maka perlu dikembangkan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dan on
line pada semua level fasilitas pelayanan kesehatan baik di Puskesmas, Kabupaten sampat ke
tingkat Provinsi. Keberhasilan tersebut perlu didukung penyiapan fasilitas dan tenaga yang
berkaitan dengan pengelolaan data.
Dalam upaya memecahkan permasalahan kesehatan yang sangat kompleks perlu
didukung dengan pengembangan ilmu pengetahuan melalui upaya operasional riset dan
penelitian dibidang kesehatan. Sistem perencanaan dan pengelolaan keuangan merupakan
hal yang sangat menentukan dalam pencapaian target program pembangunan kesehatan,
untuk itu perlu dikembangkan sistem perencanaan terpadu yang berbasis pada masalah
kesehatan wilayah. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu diupayakan penyiapan fasiltas dan
sumberdaya tenaga dibidang perencanaan maupun tenaga pengelola keuangan yang cermat
dan akuntabel.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan diperlukan dukungan system kesehatan
termasuk bebeberapa peraturan atau regulasi. Upauya tersebut akan diarhkan pada
penyusunan beberapa peraturan daerah atapun bentuk peraturan lainnya seperti dalam bentuk
komitmen dan politis dari berbagai pelaku kesehatan baik pemerintah, swasta maupun
masyarakat yang bersifat mengikat untuk berperan aktif dalam upaya pembangunan
kesehatan baik dalam fungsi pelaksanaan maupun fungsi pengawasan.
Lakip Dinkes 2012 12
F. KEBIJAKAN
Dengan memperhatikan Analisis Situasi, Isu-isu strategis, serta Visi & Misi Dinas
Kesehatan, maka Pembangunan bidang Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011-
2016 lebih diarahkan pada upaya promotif dan preventif serta upaya untuk menjamin akses
(ketersediaan dan keterjangkauan), pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan.
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan lebih diutamakan dalam rangka
mengurangi kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah, kesetaraan
gender dan tingkat status ekonomi dengan keberpihakan kepada masyarakat miskin,
masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK).
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan juga diarahkan melalui (1)
regionalisasi sistem rujukan, (2) pengembangan sarana kesehatan di DTPK, (3) pengembangan
mutu layanan yang terstandardisasi (akreditasi/ISO,dll), (4) pengembangan kerjasama antar
wilayah.
Upaya kesehatan diprioritaskan pada upaya yang mempunyai daya ungkit besar
terhadap pencapaian target MDG’s yang meliputi :
a. Pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan, menuju universal coverage/ jaminan
kesehatan social bagi seluruh masyarakat secara bertahap pada tahun 2012-2014.
b. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, dengan intervensi inovatif antara lain melalui
Program Persiapan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pengembangan
Poned/Ponek, persalinan gratis di rumah sakit kelas III, serta inisiasi menyusui dini.
c. Perbaikan status gizi masyarakat, dengan kebijakan prioritas : (1) PMT pemulihan
diberikan pada anak gizi kurang dan ibu hamil miskin dan KEK, serta (2) Perawatan gizi
buruk dilaksanakan dengan pendekatan rawat inap di Puskesmas Perawatan, Rumah Sakit
dan Pusat Pemulihan Gizi (Terapheutic Feeding Centre) maupun rawat jalan di Puskesmas
dan Pos Pemulihan Gizi berbasis Masyarakat (Community Feeding Centre)
d. Pengendalian penyakit dan masalah kesehatan
Upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan difocuskan pada upaya menurunkan
endemisitas penyakit menular seperti Demam berdarah dengue, malaria, TBC dan penyakit
menular seksual (termasuk HIV dan AIDS) yang kasusnya saat ini cenderung meningkat.
Sementara itu untuk pengendalian penyakit tidak menular difocuskan pada upaya
pengendalian factor resiko melalui upaya pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan upaya peningkatan kualitas lingkungan sehat didorong untuk mengembangkan
kabupaten/kota sehat dengan pendekatan kawasan sehat, serta upaya pemberdayaan
masyarakat untuk Stop Buang Air Besar Sembarangan melalui Pengembangan Program
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Lakip Dinkes 2012 13
e. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan
obat serta pengawasan obat dan makanan harus terjamin, terutama bila terjadi Kejadian
Luar Biasa (KLB). Upaya ini dilaksanakan mulai dari proses perencanaan dan pengadaan
yang baik, optimalisasi pemanfaatan dana, efektifitas penggunaan serta pengendalian
persediaan dan pendistribusiannya.
f. Pemberdayaan masyarakat dan Promosi Kesehatan.
Upaya ini dilaksanakan melalui integrasi program prmosi kesehatan secara lintas program
& lintas sektor dengan memfocuskan pada upaya peningkatan Pendidikan Kesehatan
Masyarakat, dengan memaksimalkan Pengembangan metode dan Teknologi Informasi
Kesehatan serta penerapan strategi advocacy, bina suasana dan gerakan pemberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat lebih ditingkatkan melalui upaya penggerakan masyarakat
didorong untuk mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), yang
diintegrasikan dengan melalui Pengembangan Desa Siaga Aktif
G. RENCANA KINERJA SKPD :
PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
1. Tujuan
Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan
termasuk obat tradisional dan kosmetika serta makanan
2. Sasaran
Meningkatnya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yg memenuhi syarat
standar dan terjangkau oleh masyarakat.
3. Indikator (Target 2012)
a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin dan Perbekalan Kesehatan 53%
b. Persentase tingkat kecukupan Obat, Vaksin dan Perbekalan kesehatan 77%
4. Kegiatan Pokok
a. Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan kesehatan
b. Peningkatan Distribusi Perbekalan kesehatan dan PKRT
c. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian
d. Peningkatan penggunaan obat rasional
e. Peningkatan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan dan penggunaan obat,
obat tradisional, kosmetik dan makanan
Lakip Dinkes 2012 14
PROGRAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Tujuan
a. Meningkatnya mutu pelayanan, pemerataan dan keterjangkauan melalui kegiatan
peningkatan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitaif.
b. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat khususnya masyarakat miskin, rentan dan resiko tinggi di puskesmas
dan jaringannya.
2. Sasaran Program
a. Tersedianya akses dan mutu upaya kesehatan baik pada strata pertama, kedua
dan ketiga.
b. Meningkatnya dan menguatnya manajemen Puskesmas dan jaringannya
c. Meningkatnya mutu dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat, kesehatan indra (mata & telinga), kesehatan kerja, kesehatan
olahraga, kesehatan gigi & mulut, kesehatan haji dan kesehatan lanjut usia.
3. Indikator (Target 2012)
Upaya Kesehatan Dasar
1) Puskesmas PONED yang melaksanakan sistem manajemen mutu sejumlah 9
Puskesmas
2) Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas yang mendapat penanganan komplikasi
kebidanan 67 %.
3) Persentase pasangan usia subur yang menjadi KB Aktif (CPR) 63 %
4) Persentase Puskesmas rawat inap mampu PKRE terpadu 60 %
5) Ibu hamil yang mendapat ANC (K1) 97 %
6) Bumil yang mendapat pelayanan antenatal (K4) 90 %
7) Ibu bersalain yang ditolong oleh Nakes di fasilitas kesehatan 55%
8) Ibu nifas yang mendapat pealayanan kesehatan 88%
9) Persentase fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai Standar 100%
10) Cakupan Pertelongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 77 %
11) Cakupan kunjungan neonatal (KN1) 88 %
12) Cakupan kunjungan neonatal lengkap 84 %
13) Cakupan Pelayanan kesehatan bayi 86%
14) Cakupan pelayanan kesehatan anak balita 81%
15) Cakupan penanganan neonatal komplikasi 70 %
16) Cakupan SD/MI yang melaksanakan penjaringankesehatan siswa kelas I 90 %
Lakip Dinkes 2012 15
17) Persentase kab/kota yang memiliki minimal 4 Puskesmas mampu laksanakan PKPR 60
%.
18) Persentase kab/kota yang memiliki minimal 2 Puskesmas yang mampu tatalaksana
KTA 40 Pusk.
Upaya Kesehatan Perorangan
1) Kabupaten/Kota yang memiliki RS tipe B sebesar 2 RS
2) Rumah Sakit yang Melaksanakan SIRS baik online maupun manual sebesar
75%
3) Rumah Sakit dengan pengelolaan keuangan BLU sebesar 40 %
4) Rumah Sakit yang melaksanakan PONEK sebesar 85 %
5) Rumah Sakit, Kab/Kota yang menerapkan SPM RS sebesar 40 %
6) Rumah Sakit yg siap melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit
infeksi (PPI) sebesar 100 %
7) Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar
sebesar 80%
8) Rumah Sakit yang terakreditasi sebesar 85 %
9) Persentase Rumah Sakit yang menerapkan MTKP 35 %
4. Kegiatan Pokok
a. Upaya Kesehatan Dasar
1) Pertemuan/pelatihan pengembangan system manajemen mutu di puskesmas
2) Pelatihan kegawat daruratan untuk tenaga kesehatan di puskesmas perawatan
3) Pelatihan tenaga perawat dan bidan di puskesmas pelayanan obstetric
neonatal emergency dasar (PONED)
4) Pengembangan kesehatan terpadu dan tim mobile DTPK di kabupaten/kota
5) Pengadaan peralatan medis/non medis untuk puskesmas
6) Pengembangan perkesmas dan kebidanan di puskesmas
b. Upaya Kesehatan Perorangan
1. Pengembangan Sistim Rujukan Kesehatan
2. Pengembangan Sistim Informasi Rumah Sakit
3. Pengembangan PPK – BLU RSUD
4. Pengembangan Manajemen PONEK – PONED
5. Pengembangan Manajemen mutu RSUD
Lakip Dinkes 2012 16
6. Pemantapan Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ) di RS
7. Pemantapan Penerapan Strategy DOT’s di RS
8. Fasilitasi, Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM di RS
9. Rujukan dokter ahli ke rumah sakit kabupaten/kota
10. Peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa di rumah sakit umum daerah
c. Kegiatan Kesehatan Khusus
1) Kesehatan Jiwa
a) Pelatihan program kesehatan jiwa
b) Pelacakan kasus gangguan kesehatan jiwa
c) Meningkatkan pencapaian puskesmas yang melayani kesehatan jiwa dan Napza
2) Kesehatan Kerja
a) Pendidikan dan pelatihan kesehatan kerja
b) Revitalisasi Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
c) Jumlah perusahaan yang telah menerapkan pelayanan kesehatan kerja
3) Kesehatan Haji
a) Pelatihan kesehatan haji dan penjamah makanan
b) Pengawasan pelayanan kesehatan haji diasrama haji
c) Pemeriksaan sampel air di asrama haji
d) Pemeriksaan food security diasrama haji
e) Pemeriksaan surveilans
f) Pemeriksaan rectal swab diasrama haji
g) Pengamanan kesehatan haji diembarkasi/ debarkasi balikpapan
4) Kesehatan Indera
a) Pelatihan kesehatan indera
5) Kesehatan Gigi dan Mulut
a) Peningkatan jumlah tenaga perawat gigi di puskesmas
b) Jumlah murid yang decay (D), Missing (M), Filling (F), Treatment (T)
dari sekolah yang dibina
c) Prevalensi DMF-T difasilitas pelayanan dasar
6) Kesehatan Olahraga
a) Pertemuan/advokasi/workshop pengembangan program kesehatan
olahraga
Lakip Dinkes 2012 17
7). Kesehatan Perkotaan
a). Pengembangan kesehatan perkotaan
b). Sosialisasi dan advokasi pengembangan kesehatan perkotaan tingkat
kabupaten
8). Kesehatan Tradisional
a). Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisonal
9). Kesehatan Usia Lanjut
a) Advokasi dan sosialisasi program kesehatan usia lanjut
b) Deteksi dini dan pemeliharaan kesehatan usia lanjut
c) Konseling bagi usia lanjut di pelayanan kesehatan
d) Melakukan fasilitasi pembentukan dan pembinaan kelompok usia lanjut
PROGRAM PEMBIAYAAN DAN JAMINAN KESEHATAN
1. Tujuan
a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan pada peserta diseluruh
jaringan PPK Jamkesma/Jamkesda
b. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak
berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
2. Sasaran
Penduduk miskin dan kurang mampu, Jamkesmas 851.027 Jiwa dan Jamkesda
333.057 Jiwa
3. Indikator (Target 2012)
a. Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan darurat 80%
b. Rumah Sakit Melayani Pasien Masyaarakat Miskin Peserta Jamkesmas 100%
4. Kegiatan Pokok
a. Peningkatan Pembinaan pembiayaan kesehatan
b. Pengembangan pembiayaan jaminan kesehatan
c. Peningkatan Dukungan Manajemen dalam menunjang program Jamkesda dan
Jamkesmas
Lakip Dinkes 2012 18
PROGRAM PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA GIZI
MASYARAKAT
1. Tujuan
Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan anak, meningkatnya kesehatan
Ibu dan anak serta terlaksananya penanggulangan masalah gizi di Sulawesi Tengah
2. Sasaran Program
b. Terlaksananya penanggulangan masalah gizi pada kelompok rawan gizi.
c. Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan anak
d. Meningkatnya derajat kesehatan ibu/anak
3. Indikator (Target 2012)
a. Program Gizi Masyarakat
1) Balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100 %
2) Balita ditimbamg berat badannya sebesar 70 %
3) Rumah Tangga yang mengkonsumsi garam beryodium sebesar 80 %
4) Balita 6 – 59 bulan mendapat kapsul vitamin A sebesar 90 %
5) Ibu hamil mendapat 90 tablet FE sebesar 78 %
6) Kabupaten/Kota yang melaksanakan surveilans Gizi 80 %
7) Tersedianya Bufferstock MP-ASI sebesar 100 %
4. Kegiatan Pokok
a. Program Gizi
1) Peningkatan kegiatan Surveilans Gizi
2) Pemantauan Status Gizi dan Kadarzi
3) Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
4) Penanggulangan Masalah GAKI
5) Penanggulangan dan pencegahan Gizi Kurang dan Gizi Buruk
6) Penanggulangan dan pencegahan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik
7) Penanggulangan dan pencegahan Anemia Gizi Besi
Lakip Dinkes 2012 19
PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT
1. Tujuan
Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit
2. Sasaran
a. Pengendalian Penyakit
Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular
dan tidak menular
b. Penanggulangan Wabah dan Bencana
Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat
dalam kondisi yang berbeda dari kesehariannya.
3. Indikator (Target 2012)
1) Prevalensi rate penderita shistomiasis sebesar < 3%
2) Angka penemuan kasus malaria menjadi < 1 %.
3) Presentase penderita malaria yang mendapat pengobatan sebesar 100%.
4) Persentase angka kasus baru TB Paru BTA positif > 45%
5) Persentase kasus pneumonia yang ditangani tatalaksana standar 70%
6) Persentase penanganan bencana di Kabupaten/Kota <24 Jam 100%
7) Angka Kesakitan penyakit KLB (Malaria, Diare) di lokasi transmigrasi <20%
4. Kegiatan Pokok
1) Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
2) Peningkatan Imunisasi
3) Penemuan dan tatalaksana penderita
4) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
5) Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit
6) Pengendalian penyakit bersumber binatang
7) Pengendalian Penyakit Menular Langsung
8) Pengendalian Penyakit Tidak Menular
PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT
1. Tujuan
Terwujudnya kualitas lingkungan sehat, baik fisik, kimia dan biologi, di udara, air dan
tanah.
2. Sasaran
Meningkatnya kualitas air minum dan sanitasi dengan pengendalian resiko
pencemaran lingkungan melalui pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan
Lakip Dinkes 2012 20
pada rumah sakit, sekolah, pemukiman, tempat-tempat umum, tempat pengelolaan
makanan, tempat penelolaan Pestisida dan kegiatan klinik sanitasi serta pemantauan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
3. Indikator (Target 2012)
a. Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jamban sehat sebesar 64 %
b. Perentase cakupan TTU sehat sebesar 80 %
c. Persentase RS yg memenuhi syarat Kesling sebesar 50 %
d. Persentase Kab/Kota/kawasan yg telah melaksanakan Kab/Kota/Kawasan sehat
sebesar 36%
e. Persentase cakupan rumah sehat sebesar 79 %
f. Persentase Cakupan Tempat Pengolahan Makanan Sehat 65%
4. Kegiatan Pokok
a. pengawasan kualitas sarana air minum/bersih dan penyediaan sanitasi dasar
b. Pengawasan Kualitas Lingkungan
c. Pengendalian Dampak Resiko Pencemaran Lingkungan
d. Pengembangan wilayah sehat
PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA
TENAGA KESEHATAN
1. Tujuan
Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan pemerataan penyebaran tenaga kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
2. Sasaran
Terpenuhinya tenaga kesehatan di Sulawesi Tengah baik jumlah, jenis, mutu yang
merata di unit pelayanan kesehatan.
3. Indikator (target 2012)
a. Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasa 5 RS
b. Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 4
penunjang 2 RS
c. Persentase Desa memiliki tenaga bidan 70 %
d. Setiap Rumah Sakit telah memiliki D4 Mitra dokter spesialis sesuai keberadaan dokter
spesialis 4 RS
e. Setiap Puskesmas telah memiliki tenaga minimal sesuai dengan standar (Pedoman
Revitalisasi Puskesmas dan Daftar Susunan Pegawai 54 Pusk.
f. UTD/UTD-RS telah memiliki tenaga transfusi darah 5 UTD
Lakip Dinkes 2012 21
g. Setiap Rumah Sakit telah memiliki tenaga Tehnik Elektromedikdan rekam medis 11 RS
h. Tenaga Kesehatan tertentu telah teregistrasi 80 %
i. Semua Pelatihan tenaga kesehatan telah dilakukan akreditasi Pelatihan 100%
4. Kegiatan Pokok
a. Pendidikan dan Pelatihan
1). Untuk pengembangan tenaga kesehatan dilakukan kegiatan Pendidikan
Formal (D1, D3, D4, S1,S2, Widyaiswara, dokter /dokter gigi spesialis), dan
Pendidikan Nonformal (Pelatihan-pelatihan teknis manajemen dan
fungsional).
2). Koordinasi dengan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk
meningkatkan dan mempertahankan mutu lulusan.
b. Perencanaan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
1) Penyusunan profil tenaga kesehatan sebagai bahan perencanaan kebutuhan
untuk tenaga kesehatan.
2) Penempatan Tenaga Dokter PTT dan Bidan PTT serta Tenaga khusus DTPK
3) Penempatan tenaga kesehatan strategis lainnya.
4) Pemindahan tenaga tertentu antara kabupaten kota
c. Registrasi dan Akreditasi
1) Melakukan uji kompetensi tenaga kesehatan.
2) Melakukan registrasi dan sertifikasi tenaga kesehatan.
3) Melakukan akreditasi pelatihan.
4) Melakukan koordinasi dengan organisasi profesi kesehatan.
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS
LAINNYA
1. Tujuan :
Berkembangnya kebijakan dan manajemen kesehatan guna mendukung lancarnya
penyelenggaraan administrasi program pembangunan kesehatan.
2. Sasaran Program
Meningkatnya pelaksanaan koordinasi, pengawasan, pembinaan dan pengembangan
sistem kesehatan.
3. Indikator (Target 2012)
a. Tersedianya kebijakan strategis pembangunan kesehatan di provinsi dan
kabupaten/kota 5 dokumen.
Lakip Dinkes 2012 22
b. Tersedianya dokumen perencanaan dan penganggaran di provinsi dan
kabupaten/kota 5 dokumen
c. Tersedianya laporan kinerja pembangunan kesehatan di provinsi 4 dokumen
d. Terlaksananya costing Standar Pelayanan Minimal (SPM) di kabupaten/kota 11
Kab/Kota
e. Tersedianya alokasi anggaran pembangunan kesehatan Daerah ≥ 10% di provinsi
dan kabupaten/kota
f. Tersedianya data kepegawaian berdasarkan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMKA) di provinsi dan kabupaten/kota. 100%.
g. Teresusunya Laporan Keuangan 2 Dokumen
h. Terciptanya sistem perbendaharaan yang akuntabilitas 50%
i. Terciptanya sistem pengelolaan/ penatausahaan keuangan yang transparan dan akntabel
80%
j. Persentase temuan hasil pengawasan/ LHP yang ditindak lanjuti 50%
k. Tertatanya administrasi pengelolaan aset yang didukung dengan data yang valid dan
akurat 70%.
l. Terinventarisasinya aset secara lebih efektif dan efisien 75%
m. Persentase dukungan sumber daya terlatih dalam pelaksanaan, pengelolaan administrasi
keuangan dan asset 80%
n. Persentase pembayaran gaji PNS tepat, jumlah, waktu dan sasaran 85%
o. Laporan hasil pemeriksaan dapat diselesaikan dan ditindaklanjuti 100%
p. Tersedianya peraturan di bidang kesehatan. 3 Dokumen
q. Tersedianya dokumen anggaran perencanaan Dinas Kesehatan 3 Dokumen
r. Pelatihan perencanaan dan penganggaran 1 Diklat
s. Tersedianya dokumen kesepakatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (RAKESKESDA) 1
Dokumen
t. Meningkatnya kualitas laporan akuntabilitas kinerja dilingkungan Dinas kesehatan
Provinsi 75%.
4. Kegiatan Pokok
a. Penyusunan Dokumen Kebijakan Strategis Pembangunan Kesehatan.
b. Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Program Pembangunan Kesehatan.
c. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Program
d. Pengembangan dan Pembinaan SPM Bidang Kesehatan
e. Pengembangan dan Pembinaan Administrasi Kepegawaian
f. Pembinaan, Pengawasan dan Pengelolaan LAK
Lakip Dinkes 2012 23
g. Penyusunan dan Pembinaan Organisasi Tatalaksana Penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan.
h. Penyusunan peraturan perundang-undangan dibidang kesehatan
PROGRAM PENGELOLAAN SARANA PRASARANA DAN PERALATAN
KESEHATAN
1. Tujuan:
Meningkatnya kualitas sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
2. Sasaran Program
Terpenuhinya sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai standar dan aman.
3. Indikator (Target 2012)
a. Puskesmas yang melaksanakan Kalibrasi alat kesehatan sebesar 37 %
b. Rumah Sakit yang melaksanakan Kalibrasi alat kesehatan sebesar 13 %
4. Kegiatan Pokok
a. Pembinaan dan pengawasan pada sarana pelayanan kesehatan.
b. Peningkatan koordinasi dengan pengelola program dalam proses pemenuhan
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan.
c. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan
d. Pendidikan dan pelatihan
PROGRAM PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR
1. Tujuan
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur dilingkungan Dinas
Kesehatan
2. Sasaran Program
Tersedianya laporan yang akuntabilitas
3. Indikator
a. Tercapainya laporan hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti tepat waktu sebesar
90 %
b. Menurunnya persentase temuan oleh auditor
c. Meningkatnya kualitas laporan akuntabilitas kinerja dilingkungan Dinas
kesehatan Provinsi sebesar 100 %
Lakip Dinkes 2012 24
4. Kegiatan Pokok
a. Pembinaan dan Pengawasan aparatur.
b. Pendidikan dan pelatihan aparatur.
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN
1. Tujuan
Terwujudnya pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu
menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) serta berkembangnya
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
2. Sasaran :
Terselenggaranya upaya advokasi, bina suasana dan penggerakan masyarakat yang
berhasilguna dan berdayaguna dalam rangka meningkatkan perilaku sehat individu,
keluarga dan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam setiap gerakan
kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara
lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat.
3. Indikator (Target 2012)
a. Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS sebesar 60 % Pusat 40 %
Daerah.
b. Persentase Desa Siaga Aktif sebesar 35 %
c. Persentase Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan sebesar 25 %
d. Jumlah kebijakan tehnis promosi Kesehatan yg terintegrasi dalam upaya
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan sebesar 3 Kebijakan
e. Jumlah Kab/Kota yang menetapkan kebijakan yg berwawasan kesehatan
sebesar 11 Kabupaten/Kota 2 Kab/Kota
f. Persentase Posyandu Purnama & Mandiri (Posyandu Aktif ) sebesar 35 %
Pusat dan 25 % target daerah.
4. Kegiatan Pokok
a. Pengembangan metode dan teknologi promosi Kesehatan.
b. Pengembangan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dalam rangka
memberdayakan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat
c. Pengembangan Kemitraan dengan berbagai Sektor formal dan non formal
d. Pengembangan Kebijakan Berwawasan Kesehatan
e. Pengengembangan dan Pembinaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)
Lakip Dinkes 2012 25
f. Upaya Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
g. Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Promosi Kesehatan
h. Meningkatnya kinerja promosi kesehatan dalam pencapaian PHBS di 5 tatanan
(Rumah Tangga, Institusi Pendidikan, Tempat-tempat Umum, Institusi
Kesehatan dan Tempat Kerja)
i. Pengembangan model promosi kesehatan
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN
1. Tujuan
Meningkatnya mutu pelayanan laboratorium kesehatan melalui peningkatan efisiensi
dan efektifitas serta melaksanakan sistem pelayanan laboratorium kesehatan rujukan
secara berjenjang
2. Sasaran
a. Meningkatnya mutu pelayanan laboratorium kesehatan
b. Meningkatnya pembinaan laboratorium kesehatan secara berjenjang
3. Indikator (Target 2012)
a. Tercapainya pemeriksaan sampel sebesar 21.000 Sampel
b. Terpenuhinya kebutuhan bahan pemeriksaan spesimen sebesar 4 triwulan
c. Terlaksananya kegiatan pemantapan mutu sebesar 2 siklus
d. Meningkatnya rujukan teknis laboratorium puskesmas dan rumah sakit sebanyak
9 kabupaten/Kota
e. Jumlah SDM laboratorium kesehatan yang ditingkatkan sebanyak 2 orang
f. Tercapainya pengawasan mutu sejumlah 2 kabupaten/Kota
4. Kegiatan Pokok
a. Pelayanan kesehatan di bidang laboratorium
b. Penyelenggaraan pemeriksaan laboratorium yang bermutu
c. Pelaksanaan pembinaan laboratorium kesehatan
PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
KESEHATAN
1. Tujuan
Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan
untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang cepat dan tepat.
Lakip Dinkes 2012 26
2. Sasaran
Terlaksananya sistem surveilans epidemiologi kesehatan dan respon cepat KLB. Ruang
lingkup surveilans meliputi :
a. Surveilans epidemiologi penyakit menular
b. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular
c. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku
d. Surveilans epidemiologi masalah kesehatan
e. Surveilans epidemiologi kesehatan matra
3. Indikator (Target 2012)
a. AFP Rate < 15 tahun > 2
b. Jumlah Surveilans Epidemiologi yang terlaksana 4 Kab/Kota
c. Ketepatan Laporan mingguan (SKD KLB Puskesmas dan RS 40 %
d. Buletin Surveilans epedimiologi yang terbit setiap bulan 12 Buah
e. Penerbitan Buletin SDK 52 Buah
f. Desa/Kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 Jam 100%
4. Kegiatan Pokok
a. Penyusunan Peraturan Gubernur tentang Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
b. Pengembangan dan penguatan jejaring surveilans epidemiologi
c. Pengembangan sistem surveilans epidemiologi kesehatan
d. Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) Penyakit
e. Penyelidikan epidemiologi kasus dan verifikasi rumor
PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH
1. Tujuan
Tersedianya Data Dan Informasi Kesehatan Untuk Bahan Pengambilan Keputusan
Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan, Dan Evaluasi Program Kesehatan
Yang Cepat Dan Tepat.
2. Sasaran
Terlaksananya Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi.
3. Indikator (Targt 2012)
a. Tersusunya Master Plan SIKDA 4 Dokumen
b. Tersusunya data satu pintu 2 Kabupaten
c. Ketersediaan Profil kesehatan dengan data terpilah per jenis kelamin 100 %
d. Persentase Kab/Kota dan Provinsi yang memiliki Bank Data 7 Wibsite
e. Jumlah Pengembangan dan Pelaksanaan Riset/Penelitian Kesehatan 1 Penelitian
Lakip Dinkes 2012 27
f. Jumlah jejaring kemitraan penelitian 1 Jejaring
g. Jumlah kajian dan analisis hasil riset 1 Judul Penelitian
h. Fublikasi dan transportasi hasil-hasil litbangkes untuk program kesehatan 100%
4. Kegiatan Pokok
a. Pengembangan master plan SIKDA
b. Pengembangan Bank Data.
c. Penyusunan profil
d. Peningkatan kapasitas Petugas pengelola data.
oLakip Dinkes 2012 | 28
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi
Tengah menuju upaya pencapaian visi dan misi yaitu Menjadikan Provinsi Sulawesi Tengah Sejajar
Dengan Provinsi Maju di Kawasan Timur Indonesia, maka peranan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah sebagai pembuat kebijakan dan penanggungjawab terhadap pelaksanaan pembangunan
kesehatan wajib memberikan dukungan, pembinaan dan pengawasan di Wilayah Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tengah, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah dapat menguraikan secara singkat muatan/substansi dari Perjanjian Kinerja
tahun anggaran 2012 serta kaitannya dengan dokumen renstra/RPJMD.
Akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012 diukur dari
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis berdasarkan Rencana Strategis (Renstra)
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2011-2016. Dengan mengacu pada Indikator Kinerja Utama
(IKU) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2010-2014, ditetapkanlah :
TUJUAN STRATEGIS :
Yaitu meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tinggingnya.
ASARAN STATEGIS :
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 66,3 tahun pada tahun 2007 menjadi 70
tahun pada tahun 2016
2. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 60 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
2007 menjadi 40 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2016
3. Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007 menjadi 250 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016.
4. Menurunnya prevalensi kurang gizi pada anak balita dari 27,6 % pada tahun 2007
menjadi ≤ 15 % pada tahun 2016 (Konfersi Riskesdas 2010)
oLakip Dinkes 2012 | 29
ANALISIS CAPAIAN KINERJA :
Capaian kinerja sasaran strategis tersebut diukur dengan Indikator yang dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dengan gambaran pencapaiannya adalah sebagai
berikut:
1. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
Tujuan : Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan obat dan perbekalan
kesehatan termasuk obat tradisional dan kosmetika serta makanan
Sasaran Meningkatnya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yg memenuhi syarat
standar dan terjangkau oleh masyarakat
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD(5
THN)
REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lisa
si
%
1 2 3 4 5 61. Persentase ketersediaan obat dan
vaksin dan Perbekalan Kesehatan 100 % 53 % 85 70,82 83,3
2. Persentase tingkat kecukupan Obat, Vaksin dan Perbekalan kesehatan
100 % 77 % 70 70 100
Analisis Capaian Kinerja :
Berdasarkan hasil pencapaian indikator kinerja dan realisasi program yang ada, masih ada indikator
kinerja yang belum mencapai target, yaitu :
1. Persentase ketersediaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan dan hal ini dikarenakan
beberapa hal sebagai berikut :
a. Pengadaaan obat ( obat Program dan PKD ) baru terealisasi pada akhir tahun 2012
b. Instalasi farmasi Provinsi Sulawesi Tengah, telah melaksanakan system pengelolaan obat
satu pintu ini bertujuan untuk memudahkan distribusi dan memudahkan pengawasan
pendistribusian.
c. Dari sisi anggaran yang disediakan belum memadai, sedangkan instalasi farmasi harus
mengcover seluruh kebutuhan Kabupaten/Kota untuk pelayanan kesehatan dasar di semua
Puskesmas yang ada.
d. Alokasi anggaran di Kab/Kota termasuk Provinsi masih belum memadai
oLakip Dinkes 2012 | 30
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
a. Meningkatnya penggunaan obat yang rasional di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah di
Wilayah Sulawesi Tengah, ini atas ketersediaan obat,vaksin dan perbekalan kesehatan walaupun
capaian yang telah direncanakan pada tahun ini belum seperti yang ditargetkan pada dokumen
perencanaan.
b. Maningkatnya status kesehatan masyarakat, dengan adanya ketersediaan obat dan vaksin,
namun dari segi kecukupan belum mencukupi.
c. Meningkatnya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang memenuhi standard dan
terjangkau
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan Tahun 2012 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
adalah:
a. Keterlambatan pengadaan obat yang disebabkan oleh hal-hal teknis yang menghambat dalam
proses pengadaan obat dan vaksin.
b. Ketersediaan anggaran yang belum memadai untuk pengadaan obat, sehingga pemenuhan
kebutuhan obat tercapai seperti yang diharapkan
Namun permasalahan diatas dapat dilakukan pemecahan masalah, dengan langkah-
langkah:
1. Perlu ada kebijakan-kebijakan teknis dalam pengambilan keputusan untuk hal pengadaan obat
dan vaksin untuk mempercepat pengadaan ketersediaan obat di fasilitas kesehatan baik di
Provinsi, Kabupaten dan Kota.
2. Peningkatan pemenuhan anggaran sangat perlu untuk mencukupi ketersediaan obat.
2. PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYAARAKAT
Tujuan : 1. Meningkatnya mutu pelayanan, pemerataan dan keterjangkauan melalui
kegiatan peningkatan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatf
2. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat khususnya masyarakat miskin, rentan dan resiko tinggi di
puskesmas dan jaringannya
Sasaran : a. Tersedianya akses dan mutu upaya kesehatan baik pada strata pertama, kedua
dan ketiga.
b. Meningkatnya dan menguatnya manajemen Puskesmas dan jaringannya.
oLakip Dinkes 2012 | 31
c. Meningkatnya mutu dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat, kesehatan indra (mata & telinga), kesehatan kerja, kesehatan
olahraga, kesehatan gigi & mulut, kesehatan haji dan kesehatan lanjut usia.
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD (5 THN)
REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lis
asi
Cap
aia n
Target Satuan
1 2 3 4 5 6 7
1. Puskesmas PONED yang melaksanakan sistem manajemen mutu
20 Pusk 6 9 10 111,11
2. Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas yang mendapat penanganan komplikasi kebidanan
90 % 63 67 49,81 74,34
3. Persentase pasangan usia subur yang menjadi KB Aktif (CPR)
65 % 62 63 56 80,89
4. Persentase Puskesmas rawat inap mampu PKRE terpadu
75 % 18 72 56,6 78,61
5. Ibu hamil yang mendapat ANC (K1)
100 % 86,8 97 86,8 89,48
6. Bumil yang mendapat pelayanan antenatal (K4)
96 % 72,7 90 74,6 82,89
7. Ibu bersalain yang ditolong oleh Nakes di fasilitas kesehatan
60 % 37,6 55 45,72 83,13
8. Ibu nifas yang mendapat pealayanan kesehatan
90 % 74,5 88 74,33 84,47
9. Persentase fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai Standar
100 % 100 100 100 100
10. Cakupan Pertelongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
89 % 72 84,10 76,1 90,49
11. Cakupan kunjungan neonatal (KN1)
95 % 78,84 88 79,82 90,70
12. Cakupan kunjungan neonatal lengkap
88 % 75,61 84 77,41 92,15
13. Cakupan Pelayanan kesehatan bayi
90 % 65,12 86 67,9 78,95
14. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
87 % 54 81 54 67,5
15. Cakupan penanganan neonatal komplikasi
80 % 64 70 64 98,46
16. Cakupan SD/MI yang 95 % 56,28 92 51,6 56,09
oLakip Dinkes 2012 | 32
TARGET REALISAS THN BERJALANmelaksanakan penjaringankesehatan siswa kelas I
17. Persentase kab/kota yang memiliki minimal 4 Puskesmas mampu laksanakan PKPR
90 % 60 70 81,82 116,887
18. Persentase kab/kota yang memiliki minimal 2 Puskesmas yang mampu tatatlaksana Kekerasan Terhadap Anak (KTA)
22 Pusk 40 11 22 200
Analisis Capaian Kinerja :
Berdasarkan hasil pencapaian indikator kinerja dan realisasi program kesehatan Ibu dan Anak yang
ada, masih ditemmukan beberapa indikator kinerja yang belum mencapai target antara lain :
1. Program Kesehatan Anak.
a. Persentase kunjungan Neonatus pertama K1 pencapaian 74,89 % masih rendah
dibandingkan dengan target 88 % data ini masih keadaan bulan Nopember 2012,
dan data dua bulan terakhir belum disampaikan oleh pengelola dari Kabupaten/Kota,
hal ini juga diakibatkan karena belum menggunakan bagan manajemen terpadu
balita muda.
b. Persentase Kunjungan Neonatal lengkap dengan pencapaian baru 72, 75 %, ini
masih rendah diakibatkan oleh karena anak harus dikunjungi/berkunjung makmimal
3 kali selama umur 28 hari, apabila dia berkunjung selama 2 kali maka tidak
masuk dalam Kunjungan Neonatal lengkap.
c. Neonatus komplikasi yang ditangani pencapaian baru 26, 9 % masih rendah oleh
karena adanya pemahaman kasus yang ditangani dengan kasus rujukan masih
berbeda persepsi rujukan dianggap tidak ditangani.
d. Persentase kunjungan bayi pencapaian baru 65,15 % masih juga rendah oleh karena
sangat keterkaitan dengan program lainnya seperti Imunisasi, Pemberian VIT A,
Tumbuh Kembang anak dimana ketiga program itu sudah lengkap baru masuk
kunjungan bayi.
e. Pelayanan Kesehatan anak Balita pencapaian baru 44,52 % juga masih rendah
karena kesadaran masyarakat untuk menimbang anak balita sangat kurang, padahal
oLakip Dinkes 2012 | 33
pelayanan kesehatan anak sangat tergantung pada jumlah penimbangan dalam 1
tahun maksimal 8 kali.
f. Persentasi cakupan penjaringan SD Kelas 1 dan sederajat juga baru mencapai 43,4
% oleh karena masih ada 3 kabupaten yang belum melaporkan kegiatan penjaringan,
dari 2.698 SD/sederajat se Sulteng, baru 1.171 SD yang telah dilakukan
penjaringan.
g. Cakupan Kabupaten /Kota yang mempunyai 4 Puskesmas PKPR, sebagian besar
kabupaten telah mempunyai Puskesmas PKPR ditargetkan setiap kab/Kota 4
puskesmas sekarang pencapaian sudah baik 81,82 %.
h. Presentase Puskesmas mampu tata laksana KTA dari target kita hanya 11
Puskesmas sekarang telah mencapai 22 Puskesmas yang mampu tatalaksana KTA.
2. Program Kesehatan Ibu.
a. Presentasi ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (PN) pencapaian baru 74,14
% masih rendah oleh karena masih banyak yang ditolong oleh dukun.
b. Presentase ibu hamil mendapat pelayanan ANC K1 baru mencapai 84,78 % ini juga
diakibatkan oleh karena akses pelayanan relatif sulit, juga karena kurangnya
pemanfaatan P4 K. (program perencanaan Persalinan & Pencegahan Komplikasi )
c. Presentasi Ibu hamil yang mendapat pelayanan ANC K4 pencapaian baru 73,03 %
disebabkan oleh karena kurangnya pemanfaatan P4K
d. Ibu bersalin di tolong oleh nakes di Faskes pencapaian baru 44,21 % diakibatkan
oleh karena sarana & prasarana yang kurang memadai di Fasilitas kesehatan.
e. Persentasi ibu nipas yang mendapatkan pelayanan baru mencapai 71,68 %
kurangnya pemanfaatan pedoman P4 K.
f. Persentase ibu hamil bersalin dan Nifas yg mendapatkan penanganan komplikasi
kebidanan pencapaian 43,39 % ini disebabkan oleh karena kurangnya konpotensi
bidan, sarana dan prasarana tidak memadai.
g. Presentasi pasangan usia subur yang menjadi peserta aktif pencapaian baru 50,96 %
penyebab rendahnya oleh karena alat kontrasepsi yang digunakan dibeli dari apotik
sehingga tidak tercatat/ tidak terlaporkan.
h. Persentasi puskesmas rawat inap yang mampu PONED dari 75 puskesmas rawat
nginap yang ada di sulawesi Tengah sekarang tercatat yang mampu PONED 56
Puskesmas berarti sudah mencapai 74,6 % .
oLakip Dinkes 2012 | 34
3. Puskesmas PONED yang melaksanakan sistem Manajemen Mutu sudah 10 Pukesmas
yang telah menerapkan sistem manajemen mutu dari 75 puskesmas perawatan.
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
1. Meningkatnya puskesmas PONED yang melaksanakan sistem manajemen mutu
walaupun belum mencapai sesuai dengan target yang direncanakan pada tahun 2012
dan jika dibandingkan dengan capaian capaian tahun 2011 dari target 6 puskesmas
dengan capaian 100%.
2. Meningkatnya persentase ibu hamil, bersalin dan nifas yang mendapat penanganan
komplikasi kebidanan dimana pada tahun 2011 capaian 62 % sedangkan pada tahun
2012 74,14 %.
3. Meningkatnya persentase puskesmas rawat inap mampu PKRE terpadu, indikator
kinerja ini juga belum mencapai target yang telah ditetepkan ditahun 2012, akan
tetapi jika dibandingkan dengan capaian 30% tahun 2011 terjadi peningkatan pada
tahun 2012 menjadi 90,32 %.
4. Meningkatnya cakupan ibu yang bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di
Fasilitas-fasilitas kesehatan. Capaian target inipun tidak beda dengan capaian target
indikator kinerja yang lain walaupun belum mencapai target yang tercantum dalam
dokumen yang ada, dimana pada tahun 2011 capaian ini 72,3 % sedangkan pada
tahun 2012 dapat dicapai 80,38 % dengan kendisi pelaporan yang dari Kabupaten
belum dilaporkan untuk 2 bulan terakhir.
5. Meningkatnya persentase fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai
dengan standar yang telah ditentukan dan cakupan ini mencapai 100% sesuai
rencana.
6. Meningkatnya Cakupan Pertelongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dari 94,3 % menjadi
96,29 ini dikarenakan oleh pemenuhan tenaga kesehatan terutama program pemerintah pusat
yang setiap tahun menempatkan bidan PTT dan dr.PTT. baik di Puskesmas maupun di Desa-
desa yang belum ada tenaga kesehatan khususnya tenaga Bidan.
7. Meningkatnya Cakupan kunjungan neonatal (KN1), cakupan kunjungan neonatal
lengkap,
oLakip Dinkes 2012 | 35
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan Tahun 2012 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
adalah:
1. Belum semua puskesmas tersedia sarana yang memedai dan sesuai standar untuk pelayanan
kesehatan ibu dan anak.
2. Keterbatasan anggaran masih menjadi masalah untuk kegiatan program Kesehatan Ibu dan
Anak terutama di tingkat Kabupaten/Kota seperti untuk kegiatan pembinaan, monitoring dan
evaluasi.
3. Masih sebagian persalinan di desa-desa masih ditolong oleh dukun atau bukan tenaga kesehatan
yang kompoten (Bidan), ini semua dipengaruhi kurangnya faktor pengetahuan oleh masyarakat
betapa pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
4. Faktor giografis yang sangat sulit berpengaru untuk pelayanan kesehatan
Namun, permasalahan diatas dapat dilakukan pemecahan masalah, dengan langkah-
langkah:
1. Melakukan upaya dengan mengusulkan pengadaan sarana untuk pemenuhan pelayanan
kesehatan.
2. Peningkatan alokasi anggaran yang sesuai kebutuhan, karena jika tidak terpenuhi alokasi sangat
berpengaruh besar terhadap capaian program.
3. Dilakukan upaya pemenuhan kebutuahan bidan di desa dan peningkatan kerjasama antara para
bidan dan dukun
4. Mengupayakan untuk menjalin kerjasama antara bidan dan dukun sabagai mitra dalam
pertolongan persalinan, dan disini dilakukan pemahaman kepada petugas dengan tugas masing-
masing bidan melakukan apa dan selanjutya melakukan apa.
3. PROGRAM KESEHATAN PERORANGAN
Tujuan : Untuk meningkatkan mutu pelayanan, pemerataan, dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan mencegah menyembuhkan penyakit serta pemulihan
kesehatan perorangan bagi setiap masyarakat menuju terciptanya pelayanan
medic prima 2011
Sasaran : Tersedianya akses dan mutu upaya kesehatan baik pada strata pertama, kedua
dan ketiga
oLakip Dinkes 2012 | 36
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aia
nTarget Satuan
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Kab/Kota yg memiliki RS kelas B
5 Kab 1 2 2 100
2. Persentase RS yg melaksanakan SIRS baik online maupun manual
100 % 80 75 80 116
3. Persentase RSUD dgn penggelolaan keuangan BLU
100 % 20 40 20 50
4. Persentase RS yang melaksanakan PONEK
100 % 60 85 60 70,59
5. Persentase RS, Kab/Kota yg menerapkan SPM RS
100 % 20 40 20 50
6. Persentase RS yg siap melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi ( PPI )
100 % 100 100 100 100
7. Persentase RS yang melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar
100 % 50 70 50 71,43
8. Prosentase RS yang terakreditasi
100 % 65 85 85 100
9. Prosentase RS yang menerapkan MPKP
70 % 15 70 70 100
Analisis Capaian Kinerja
Dari data yang ada terdapat beberapa indikator kinerja yang belum dapat mencapai target yang
diharapkan antara lain :
Prosentase RSUD yang menerapkan penggelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU)
baru mencapai 3 RSUD ( RSUD Undata, RS Madani dan RSUD Anutapura ) dari 15 RS
Pemerintah ( 20% ) dari target 35% yang setara dengan 57% capaian kinerja, walaupun Dinas
Kesehatan Provinsi telah menfasilitasi upaya pengembangan PPK-BLUD melalui beberapa
kegiatan sosialisasi, workshop dan pendampingan kepada RSUD yang ada di lingkup Provinsi
Sulawesi Tengah.
Prosentase RS yang melaksanakan PONEK baru mencapai 60% dari target 80% yang setara
dengan 75% capaian kinerja,
Capaian RS yang melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai dengan standar ( standar
tenaga, sarana-prasarana, peralatan dan manajemen pelayanan ) baru mencapai 50% dari target
60% yang setara dengan 71% capaian kinerja .
oLakip Dinkes 2012 | 37
Capaian RS yang terakkreditasi sejumlah 13 RS ( 65% ) dari target 70% atau setara dengan 92%
capaian kinerja.
Capaian RS yang menerapkan MPKP sejumlah 3 RS ( 15% ) dari target 20% yang setara
dengan 75% capaian kinerja. .
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
a. Meningkatnya rumah sakit kelas B yang ada, ini yang setiap tahunnya ditargetkan 1 RS
kelas B, dan sampai tahun 2012 ini sudah tercapai 2 RS dari akumulasi pada tahun
2011.
b. Meningkatnya persentase Rumah Sakit yang melaksanakan Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) ini dipengarhi dari sistem sebelumnya manual menjadi sistem online,
sehingga dapat memudahkan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan
c. Meningkatnya secara keseluruhan dari tahun ketahun indikator kinerja pada program
kesehatan perorangan, namun pada kenyataan belum mencapai target-target yang
telah ditetapkan seperti yang termuat pada dokumen Rencana Kerja Tahunan 2012.
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan Tahun 2011 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
adalah:
Secara umum tidak terpenuhi target disebabkan oleh ketersediaan tenaga kesehatan dan tingkat
mobilitas tenaga kesehatan di Rumah Sakit terutama tenaga medis khususnya dokter spesialis
Untuk pengembangan PPK-BLU pada tahun 2011 sementara telah terdapat 3 RS yang
berproses finalisasi dokumen persyaratan PPK-BLU dan direncanakan untuk penilaian
kelayakan pada tahun 2013 yaitu Rumah Sakit Luwuk, Rumah Sakit Ampana dan Rumah Sakit
Morowali.
Penerapan instrumen akreditasi versi 2012 baru disosialisasikan dan workshop serta
pendampingan yang akan membutuhkan waktu penyesuaian yang cukup lama dan
membutuhkan biaya yang relatif cukup besar sehingga dalam pelaksanaan akreditasi Rumah
Sakit baik Pemerintah maupun Swasta berjalan dengan lambat disamping itu terdapat beberapa
RSUD yang telah berakhir masa berlaku sertifikat akreditasi, baru dalam proses persiapan
akreditasi kembali.
Kurangnya tenaga kesehatan yang bersetifikat kompetensi kegawat daruratan pada unit gawat
darurat sementara sertifikat kompetensi hanya berlaku 3 tahunan.
oLakip Dinkes 2012 | 38
Tinggi dan cepatnya mutasi dokter ahli yang bertugas di Rumah Sakit Kabupaten/Kota
mempengaruhi capaian kinerja dari indicator diatas.
Sosialisasi baru dilakukan serta kurangnya dukungan manajemen ditingkat Rumah Sakit guna
menerapkan MPKP dalam rangka peningkatan mutu layanan.
Namun, permasalahan diatas dapat dilakukan pemecahan masalah, dengan langkah-
langkah:
Perlu adanya regulasi yang menjamin ketersediaan tenaga kesehatan strategis di fasilitas
pelayanan kesehatan terutama di RS Pemerintah maupun Swasta.
Adanya strategi untuk pengembangan kompetensi tenaga kesehatan baik melalui pendidikan
maupun pelatihan guna meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Adanya dukungan alokasi pembiayaan kegiatan secara proporsional dengan mempertimbangkan
upaya-upaya yang pelu dilakukan dalam rangka peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna di Rumah sSakit.
Penerapan dan penegakan peraturan dan perundangan yang berlaku melalui reward dan
punishment kepada manajemen RS yang tidak menyelenggarakan RS sesuai dengan peraturan
dan perundangan yang berlaku.
4. PEMBIAYAAN DAN JAMINAN KESEHATAN
Tujuan : a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan pada peserta diseluruh
jaringan PPK Jamkesma/Jamkesda
b. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta,
tidak berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya.
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
Sasaran : Penduduk miskin dan kurang mampu, Jamkesmas 851.027 Jiwa dan Jamkesda
333.057 Jiwa
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD
(5 TAHUN)
REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get R
eali
sasi
Cap
aian
1 2 3 4 5 6Target Satuan
1. Persentase penduduk miskin yang memperoleh jaminan
100 % 100 100 100 100
oLakip Dinkes 2012 | 39
TARGET REALISASI THN BERJALANkesehatan. RS Yang Melaksanakan Pelayanan Darurat
2. Peserta Kabupaten/Kota yang memiliki data DHA
100 % 73 30 73 243
3. RS Melayani pasien Masyarakat Miskin Peserta Jamkesmas
100 % 100 100 100 100
Analisis Capaian Kinerja
Bahwa pelaksanaan kegiatan program pemberdayaan masyarakat dang akin telah dapat terlaksana
sesuai dengan kegiatan indicator kinerja yang ditargetkan baik dalam dokumen RPJMD maupun
dalam dokumen Renstra SKPD.
Untuk indikator data DHA pencapaian melebihi dari target, hal ini disebabkan oleh kegiatan
penyusunan DHA, provinsi telah mengalokasikan anggaran untuk penyusunan data DHA di seluruh
Kab/Kota. Dari Kabupatan yang ada masih ada 3 Kabupaten yang belum selesai menyusun
dokumen DHA, namun demikian tidak mengurangi pencaian target tetapi tetap pencapaian target
lebih dari 100% karena target yang telah ditetapkan masih jauh diatas realisasi sehingga dari hasil
perhitungan diperoleh realisasi 234%.
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
1. Tercapainya cakupan kepesertaan penduduk miskin yang memperoleh jaminan
kesehatan
2. Meningkatnya persentase penduduk miskin yang menggunakan/memperoleh jaminan
kesehatan.
3. Meningkatnya pelayanan pasien masyarakat miskin peserta jaminan kesehatan
masyarakat di sarana rumah sakit yang pada Kabupaten/Kota. Sehingga status
kesehatan masyarakat dengan sendirinya meningkat.
4. Tersedianya data DHA dan PHA
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan Tahun 2012 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
adalah:
1. Masih ditemukan masyarakat yang menyalagunakan status kepesertaan terutama
untuk jaminan kesehatan daerah.
oLakip Dinkes 2012 | 40
2. Sarana dan prasarana di fasilitas pelayanan kesehatan masih terbatas, utamanya
ruang perawatan kelas III.
3. Pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan kesehatan masih terbatas
4. Sistem pembiayaan kesehatan belum mengacu pada hasil pengelolaan data DHA dan
PHA
Namun, permasalahan diatas dapat dilakukan pemecahan masalah, dengan langkah-
langkah :
1. Perlu dilakukan pemutakhiran data kepesertaan
2. Perlu ada dukungan dan komitmen pemerintah daerah dalam hal meningkatkan
pelayaban kesehatan kepada masyarakat miskin.
3. Sinergitas program dengan lintas sektor perlu ditingkatkan
5. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Tujuan : Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan anak, meningkatnya
kesehatan Ibu dan anak serta terlaksananya penanggulangan masalah gizi di
Sulawesi Tengah
Sasaran : a. Terlaksananya penanggulangan masalah gizi pada kelompok rawan gizi.
b. Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan anak
c. Meningkatnya derajat kesehatan ibu/anak
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD
(5 TAHUN)
REALISASI THN BERJAL
AN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lisa
si C
apai
an1. Balita Gizi Buruk Mendapat
Perawatan 100 % 100 100 100 100
2. Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
70 % 35,45 85 30,2 35,53
3. RT yang mengkonsumsi garam beryodium
90 % 0 85 93 109,41
4. Balita 6-59 Bulan mendapat Vitamin A
90 % 73,12 81 77 95,06
5. Ibu Hamil mendapat FE 90 tablet 85 % 50,87 78 49,4 646. Kab/Kota yang melaksanakan
Surveilans Gizi95 % 100 70 100 100
7. Balita ditimbang berat badannya 77 % 0 70 47 67,14
oLakip Dinkes 2012 | 41
Analisis Capaian Kinerja
a. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan dengan jumlah kasus 367 gizi buruk pada
tahun 2012 dan ini masih sampai bulan september 2012, namun kasus ini semua sudah
ditangani baik pada unit pelayanan rumah sakit, pada pusat penanganan gizi buruk yang ada di
Provinsi Sulawesi Tengah, jadi dengan jumlah kasus yang ada dan sudah tertangani semua
sehingga pencapaian 100%. Dan jika dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun 2011 kasus
yang yang ditemukan sekitar 473 kasus. Semoga upaya-upaya ini dapat terus dilakukan untuk
meningkatkan status gizi buruk akan menjadi lebih baik.
b. Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI ekslusif 30,2 % inipun masih sangat rendah
diakibatkan oleh masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pengtinya ASI selama 0-6
bulan untuk masa depan anak.
Definisi operasional ASI ekslusif 0-6 bulan dan sistem pelaporan masih sulit dilaksanakan
ditingkat unit pelayanan yang seyogyanya ini dilaporkan pada bulan Februari dan Agustus tahun
berjalan.
c. Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dari target yang diharapkan 80
% dengan pencapaian 80% artinya target tersebut tercapai 100 %.
d. Persentase balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dengan tagget 90% pada tahun
2012, dan pencapaiannya baru 59,4% ini masih diakibatkan oleh kunjungan ke posyandu masih
rendah, tidak adanya kegiatan swiping pada anak balita umur 6-59 bulan untuk pemberian
vitamin A.
e. Persentase ibu hamil mendapat FE dengan pencapaian 49,4% target tidak tercapai oleh karena
pihak pemerintah yang menyiapkan tablet FE yang kurang disukai diminati oleh ibu hamil
karena aromanya yang kurang enak, sehingga ibu hamil yang mempunyai kemampuan tidak
memakai obat tablet FE pemerintah namun mereka lebih suka membeli FE mandiri sehingga
sebagian tidak tercatat.
f. Persentase balita ditimbang berat badannya pencapaian 47% diakibatkan karena ibu balita
merasa kurang mendapatkan manfaat setelah bayi mendapat imunisasi lengkap, hal ini
disebabkan karena kader atau para petugas posyandu tidak menjelaskan manfaat penimbangan.
Kesadaran masyarakat, peran sektor lainya perlu mendapat pemahaman tentang pentingnya
penimbangan anak setiap bulannya.
oLakip Dinkes 2012 | 42
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
a. Menurunnya kasus gizi buruk dari 473 kasus pada tahun 2011 menjadi 367 ditahun
2012.
b. Meningkatnya cakupan rumah tangga yang mengkesumsi garam beryodium di
masyarakat
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan Tahun 2011 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
adalah:
a. Kurangnya pemahaman oleh masyarakat tentang pentingnya Air Susu Ibu (ASI)
selama daro 0 – 6 bulan untuk masah depan anak.
b. Sering terlambatnya laporan yang disampaikan oleh petugas dari puskesmas kepada
pengelola program di Kabupaten sehingga berdampak pada keterlambatan petugas
Kabupaten untuk melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi.
Namun, permasalahan diatas dapat dilakukan pemecahan masalah, dengan langkah-
langkah :
a. Dilakukan penyuluhan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat utamanya kepada Ibu
yang mempunyai bayi agar memberikan air susu ibu kepada bayi mereka.
b. Meningkatkan koordinasi antara pengelola pengelola program yang ada di Provinsi dengan
pengelola di Kabupaten/Kota.
6. PROGRAM DENGAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
Tujuan : Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit
Sasaran : 1. Pengendalian Penyakit Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular.
2. Penanggulangan Wabah dan Bencana Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat dalam kondisi yang berbeda dari kesehariannya
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTR A/RPJ M DREALISASI THN BERJAL
AN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lis
asi
Cap
ai an
Target Satuan1. Prevalensi rate penderita
shistomiasis <1 % 2,21 4 1,13 38
oLakip Dinkes 2012 | 43
TARGET REALISASI THN
THN BERJALAN2. Angka penemuan kasus malaria <1 % 3,08 <1 2,75 2753. Presentase penderita malaria yang
mendapat pengobatan 100 % 39,71 100 71,61 71,6
4. Persentase angka kasus baru TB Paru BTA positif
70 % 40,51 45 51,60 114,7
5. Persentase kasus pneumonia yang ditangani Tatalaksana standar
100 % 70 80 30,89 338,6
6. Persentase penanganan bencana di Kabupaten/Kota < 24 Jam
100 % 100 100 100 100
7. Angka Kesakitan penyakit KLB (Malaria, Diare) di lokasi transmigrasi
<5 % 12,16 <25 27,43 39,2
Analisis Capaian Kinerja
1. Prevalensi rate schistosomiasis tahun 2012 menurun oleh karena adanya dukungan dari
pemerintah daerah/pusat dan komitmen dari lintas program dan lintas sektor terkait sesuai
tupoksi masing-masing dalam penanggulangan schistosomiasis yang merupakan masalah local
specific di Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Angka penemuan kasus malaria dengan target <1 0/00 dengan realisasi 2,41 0/00, relative masih
cukup tinggi. Hal ini terjadi karena daerah Sulawesi Tengah merupakan daerah endemis malaria
dan karena keterbatasan bahan dan alat laboratorium (reagen dan mikroskop) sehingga belum
semua kasus malaria dikonfirmasi laboratorium. Selain itu kegiatan/intervensi/pemberantasan
vector yang dilaksanakan belum jelas dampaknya terhadap penurunan kasus. Hal ini terjadi
karena intervensi relative baru dilaksanakan pertengahan tahun 2011.
Sedangkan persentase penderita malaria yang mendapat pengobatan, dengan target 100% dengan
realisasi 71,61 %, relative masih rendah, karena kondisi obat di lapangan beberapa bulan kosong,
beberapa petugas belum berani memberikan obat malaria Artemisinin Combination
Therapy/ACT (jumlah obat ACT yang harus dikonsumsi 9 tablet/hari dosis tunggal selama 3
hari), selain itu petugas khawatir akan terjadi efek samping obat.
3. Cakupan penemuan penderita TB Paru yang belum mencapai target dengan realisasi 39,91%
terjadi oleh karena beberapa populasi yang belum terjangkau oleh program adalah pasien yang
berkunjung ke dokter praktek swasta, beberapa rumah sakit, serta pasien TB yang ada di Rumah
Tahanan. Untuk itu rencana tindak lanjut ke depan adalah meningkatkan promosi TB pada
tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, meningkatkan peran aktif tenaga poli (koordinasi baik
pustu/poskesdes) dalam penjaringan suspek, serta ekspansi DOTS ke populasi lain seperti
Rumah Sakit, Dokter Praktek Swasta, Lapas/Rutan, TB di tempat kerja/perusahaan secara
bertahap dan berkesinambungan.
oLakip Dinkes 2012 | 44
4. Rendahnya cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita disebabkan oleh karena
sebagian besar kabupaten belum mengirimkan laporan secara lengkap dan tepat waktu,
serta sebagian besar pengelola program (petugas ISPA) di poliklinik belum terlatih
(70,11%) karena keterbatasan dana dan mutasi/rotasi cukup tinggi. Selain itu juga terjadi
under reported karena kerancuan antara diagnosa kerja dan klasifikasi ISPA
(Pneumonia, Pneumonia Berat, Batuk Bukan Pneumonia/ISPA biasa), kemudian
pengendalian pneumonia Balita masih berbasis puskesmas sehingga sumber data kasus
pneumonia belum mencakup RS pemerintah dan swasta, klinik, praktek, dan sarana
kesehatan lain.
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
1. Prevalensi rate schistosomiasis tahun 2012 menurun, artinya status kesehatan
penderita meningkat ini oleh karena adanya dukungan dari pemerintah daerah/pusat
dan komitmen dari lintas program dan lintas sektor terkait.
2. Angka kesakitan malaria dari tahun ke tahun cenderung menurun, namun dalam hal
pencapaian target belum seperti yang diharapkan. Hal ini terjadi karena belum semua
kasus dikonfirmasi laboratorium akibat dari keterbatasan tenaga, bahan dan alat.
3. Meningkatnya mutu pelayanan sebagai pemenuhan hak masyarakat penderita
malaria, sehingga meningkatnya status kesehatan masyarakat.
4. Pemenuhan kasus dan pengobatan penderita malaria relatif mengalami peningkatan,
walau dalam hal pencapaian target masih belum seperti yang diharapkan, hal ini
terjadi karena :
- Karena kondisi obat di lapangan sempat beberapa bulan kosong.
- Beberapa petugas kesehatan belum berani memberikan obat malaria Artemisinin
Combination Therapy/ACT karena dalam jumlah yang cukup banyak untuk
dikonsumsi (9 tablet/hr dosis tunggal selama 3 hari).
- Petugas khawatir akan terjadi efek samping obat.
- Mobilitas petugas di UPK (setelah dilatih/sosialisasi pindah/sekolah/selesai PTT)
5. Penemuan penderita TB secara dini dapat memutuskan mata rantai penularan yang
berdampak pada meningkatnya status kesehatan masyarakat.
oLakip Dinkes 2012 | 45
6. Penemuan dan penanganan penderita pneumonia sesuai tatalaksana standar
mencegah terjadinya kematian akibat pneumonia sehingga status kesehatan
masyarakat meningkat.
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan tahun 2012 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
adalah :
1. Keterbatasan tenaga laboratorium schistosomiasis baik di Napu, Lindu, maupun
Bada.
2. Daerah endemis schistosomiasis bertambah namun belum ada kegiatan rutin di
daerah tersebut
3. Tidak adanya transparansi kegiatan program schistosomiasis yang dilakukan oleh
kabupaten
4. Obat yang digunakan dalam program malaria merupakan droping pusat.
5. Beberapa bulan kondisi obat malaria di lapangan kosong.
6. Belum semua kasus malaria dikonfirmasi laboratorium.
7. Keterbatasan akan alat dan bahan laboratorium malaria.
8. Mobilitas petugas malaria cukup tinggi.
9. Ekspansi DOTS ke Dokter Praktek Swasta dan Rumah Sakit belum optimal karena
belum semua dokter dan rumah sakit berkomitmen dalam menerapkan strategi
DOTS untuk penanganan Tuberculosis.
10. Komitmen Pemerintah Daerah dalam jaminan ketersediaan logistik belum optimal.
11. Belum adanya regulasi yang mengatur tentang ketenagaan khususnya mobilisasi
tenaga teknis sehingga turn over tenaga terlatih TB cukup tinggi.
12. Masih banyaknya populasi yang belum terjangkau program TB seperti penderita TB
yang berada didaerah terpencil, kepulauan dan perbatasan.
13. Sebagian besar kabupaten belum mengirimkan laporan ISPA secara lengkap.
14. Sebagian besar pengelola program dan petugas ISPA di poliklinik belum terlatih
karena keterbatasan dana dan mutasi/rotasi tinggi.
oLakip Dinkes 2012 | 46
15. Manajemen data ISPA :
- Terjadi under reported karena kerancuan antara diagnosa kerja dan klasifikasi
ISPA (pneumonia, pneumonia berat, batuk bukan pneumonia/ISPA biasa),
sehingga banyak kasus pneumonia dimasukkan ke dalam ISPA biasa.
- Sebagian besar kabupaten tidak tepat waktu dalam pengiriman laporan.
16. Pengendalian pneumonia Balita masih berbasis puskesmas sehingga sumber data
kasus pneumonia belum mencakup RS pemerintah dan swasta, klinik, praktek, dan
sarana kesehatan lain.
Namun permasalahan tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah, dengan langkah-
langkah :
1. Meningkatkan SDM melalui Pelatihan tenaga laboratorium schistosomiasis
2. Melakukan kegiatan rutin program schistosomiasis di daerah endemis baru tersebut
(Lembah Bada)
3. Pertemuan dengan kabupaten utntuk mengetahui kegiatan program schistosomiasis
yang dilakukan oleh kabupaten agar tidak terjadi overlapping.
4. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat serta dalam
rangka pencapaian target eliminasi malaria. Idealnya obat yang digunakan sekarang
diganti dengan obat yang baru.
5. Pelatihan tenaga, sosialisasi tentang penggunaan obat malaria di lapangan.
6. Diagnosa kasus malaria berdasarkan laboratorium/mikroskopis.
7. Penyediaan fasilitas malaria yang memadai.
8. Meningkatkan promosi TB pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan,
meningkatkan peran aktif tenaga poli (koordinasi baik pustu/poskesdes) dalam
penjaringan suspek, serta ekspansi DOTS ke populasi lain seperti Rumah Sakit,
Dokter Praktek Swasta, Lapas/Rutan, TB di tempat kerja/perusahaan secara
bertahap dan berkesinambungan.
9. Peningkatan kapasitas pengelola program dan petugas ISPA di poliklinik perlu
mendapat perhatian dengan memanfaatkan berbagai alternative sumber dana APBD
dan APBN.
10. Membangun dan meningkatkan jejaring dengan sarana kesehatan untuk
pengumpulan data kasus pneumonia.
oLakip Dinkes 2012 | 47
7. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT
Tujuan : Terwujudnya kualitas lingkungan sehat, baik fisik, kimia dan biologi, di udara,
air dan tanah
Sasaran : Meningkatnya kualitas air minum dan dan sanitasi dengan pengendalian resiko pencemaran lingku ngan melalui pembinaan dan pengawasan kesehat an lingkungan pada rumah sakit, sekolah, pemukiman, tempat-tempat umum, tempat pengelolaan makanan tempat pengelolaan pestisida dan kegiatan klinik sanitasi serta pemantauan AMDAL
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD
REALISASI THN BERJAL
AN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1. Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jamban sehat
85 % 71,3 67 78,20 116,72
2. Presentase air minum yang memenuhi syarat
95 % 92 84,5 91,84
3. Perentase cakupan TTU sehat
90 % 71,6 82 86,58 105,5
4. Persentase RS yg memenuhi syarat Kesling
78 % 18,2 50 50 100
5. Persentase Kab/Kota /kawasan yg telah melaksanakan Kab/Kota/ Kawasan sehat
85 % 9 36 36 100
6. Persentase cakupan rumah sehat
90 % 66,37 79 79 100
7. Persentase cakupan TPM sehat
90 % 68,39 65 76,38 118
Analisis Capaian Kinerja :1. Terjadinya peningkatan capaian persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
(111,4%), sudah melebihi target untuk tahun 2011 (64%) dan target Rencana Straegis (85%),
karena ada indikator
2. Untuk cakupan TTU sehat untuk tahun 2012 baru mencapai 86,58% dan ini belum mencapai
target dalam dokumen RKT yang menargetkan 92% ini dikarenakan oleh laporan dari
kabupaten untuk dua bulan terakhir belum masuk. Sedangkan dalam pembinaan secara teknis
tentang pengawasan TTU sudah terlaksana dengan baik.
oLakip Dinkes 2012 | 48
3. Presentase rumah sakit yang memenuhi syarat kesling pada tahun 2012 dapat mencapai sesuai
target yang direncanakan ini karena ada dukungan kegiatan pemeriksaan air secara bakteriologis
dan kimia.
4. Untuk Kabupaten/Kota yang melaksanakan kawasan sehat, capaian target 100% dari yang
ditargetkan untuk tahun 2012 sebanyak 36%. Hal ini didukung oleh tenaga-tenaga kesehatan
yang telah dilatih melalui pendidikan dan palatihan dalam pengembangan kawasan/wilaya sehat
dan STBM di daerah non pamsimas serta dilakukan penilaian lomba dilingkungan berih dan
sehat.
5. Target cakupan rumah sakit untuk tahun 2011 adalah 75%, dan capaiannya sudah melebihi
target tahun 2011, yaitu dengan capaian 88,5%. Hal ini disebabkan oleh karena indikator lain
yang mendukung dalam peningkatan capaian target tersebut.
6. Terjadinya peningkatan capaian TPM (76,38%), karena adanya kegiatan yang dilaksanakan
dalam bentuk dukungan kegiatan pembinaan teknis untuk pengawasan TTU & TPM.
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat/penduduk yang menggunakan jamban sehat.
2. Meningkatnya cakupan Tempat-Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
3. Meningkatnya sarana rumah sakit yang memenuhi syarat keesehatan lingkungan
4. Meningkatnya rumah sehat yang ada sangat berpengaruh besar terhadap kawasan-
kawasan sehat pula.
5. Meningkatnya cakupan TPM oleh karena dukungan kegiatan-kegiatan pembinaan
teknis pengawasan terhadap tempat-tempat umum dan tempat menjama makanan
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan Tahun 2012 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
adalah Masih kurangnya koordinasi dan sinkronisasi serta konsolidasi lintas sektor
terkait dengan kegiatan-kegiatan yang saling mendukung.
Namun, permasalahan diatas dapat dilakukan pemecahan masalah, dengan langkah-
langkah yaitu perlu dilakukan suatu kesepatan bersama antara lintas sektor yang terkait
dengan memperjelas tugas sesuai bidang masing-masing dengan jalan koordinasi yang
jelas.
oLakip Dinkes 2012 | 49
8. PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA TENAGA
KESEHATAN
Tujuan : Terpenuhinya tenaga kesehatan di Sulawesi Tengah baik jumlah, jenis, mutu yang merata di unit pelayanan kesehatan.
Sasaran : Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan pemerataan penyebaran tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD
REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
(%
)
1. Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar
8 RS 4 5 3 60
2. Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 4 penunjang
5 RS 0 2 0 0
3. Persentase Desa memiliki tenaga Bidan
100 % 62.42 70 79,25 112
4. Setiap Rumah Sakit telah memiliki D4 Mitra dokter spesialis sesuai keberadaan dokter spesialis
7 RS 0 4 1 25
5. Setiap Puskesmas telah memiliki tenaga minimal sesuai dengan standar (Pedoman Revitalisasi Puskesmas dan Daftar Susunan Pegawai )
136 Pusk 8 54 20 37,03
6. UTD/UTD-RS telah memiliki tenaga transfusi darah
7 UTD 1 5 2 40
7. Setiap Rumah Sakit telah memiliki tenaga Tehnik Elektromedikdan rekam medik
13 RS 9 11 8 72,73
8. Tenaga Kesehatan tertentu telah teregistrasi
100 % 100 100 55,1 55,1
9. Semua Pelatihan tenaga kesehatan telah dilakukan akreditasi Pelatihan
100 % 100 100 100 100
oLakip Dinkes 2012 | 50
Analisis Capaian Kinerja
1. Target 5 RS Kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesials dasar, sudah tercapai sebanyak 3 RS
(60%) yang telah terpenuhi 4 dokter spesialis dasar yaitu dokter spesialis dasar di RSUD
Anutapura Palu, Anuntaloko Parigi dan RSUD Banggai.
Belum tercapainya target disebabkan karena adanya pemindahan dr.Spesialis dari Kabupaten ke
Rumah Sakit Provinsi dan beberapa dokter umum dari Rumah Sakit Kabupaten sementara
mengikuti pendidikan spesialis. Diharapkan pada tahun 2014 semua Rumah Sakit Kabupaten sudah
memiliki 4 dokter spesialis dasar.
2. Target Rumah Sakit Kabupaten minimal memilki 4 dokter spesialis dasar dan 4 penunjang, dimana
belum ada satupun Rumah Sakit yang mencapai target, dimana hal ini disebabkan karena dokter
Umum dari Kabupaten sementara mengikuti pendidikan dr.spesialis dan pada tahun 2015 target
semua Rumah Sakit Kabupaten sudah memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 4 dokter spesialis
penunjang.
3. Capaian desa yang memiliki tenaga bidan sudah dapat melebihi target dengan dibukanya formasi
Program PTT oleh Pusat, untuk bidan di desa yang cukup banyak oleh Kemenkes RI yang
ditambah dengan adanya program PTT Daerah (APBD1) dan didukung dengan tingginya jumlah
ketersediaan lulusan atau pengadaan bidan di Provinsi Sulawesi Tengah dan ada beberapa
Kabupaten yang telah mengikuti pendidikan bidan dari desa yang belum tersedia tenaga bidan.
4. Target 4 Rumah Sakit yang memiliki D4 Mitra dokter spesilis sesuai ketersediaan dokter spesialis,
dan sekarang sudah 1 Rumah Sakit yang mencapai target atau sekitar 25% yaitu RSUD Luwuk
Penyebab belum tercapainya target yaitu kurangnya minat dari tenaga perawat untuk mengikuti
pendidikan D4 mitra dokter spesialis serta kurangnya dukungan biaya pendidikan untuk D4 mitra
dokter spesialis.
5. Capaian puskesmas yang mempunyai tenaga sesuai standar utamanya tenaga kesehatan strategis
(dr, Perawat, Bidan, Gizi dan Sanitarian) masih rendah namun sudah ada peningkatan dibandingkan
dengan capaian tahun 2011, dengan adanya upaya penempatan tenaga bidan strategis di DTPK
(Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan) Pusat (Kemenkes RI) maupun Daerah (APBD
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah). Penyebab rendah pencapaian target karena sebagian
besar puskesmas kurang tersedia tenaga gizi.
6. Target 5 UTD memiliki tenaga transfusi darah dan baru 2 UTD Rumah Sakit yang mencapai target
tersebut yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu dan Rumah Sakit Umum Anutapura Palu,
namun untuk mencapai target tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah telah
menyekolahkan tenaga transfusi darah untuk memenuhi UTD Rumah Sakit Kabupaten yang belum
oLakip Dinkes 2012 | 51
tersedia tenaga tersebut. Diharapkan tahun 2014 semua UTD Rumah Sakit sudah memiliki tenaga
transfusi darah.
7. Dari target 11 Rumah Sakit telah terealisasi sejumlah 8 Rumah Sakit atau 72,73 % untuk tenaga
ATEM masing-masing :
Rumah Sakit Umum Darerah Undata Palu
Rumah Sakit Umum Anutapura Palu
Rumah Sakit Umum Anuntaloko Parigi
Rumah Sakit Umum Poso
Rumah Sakit Umum Ampana
Rumah Sakit Umum Bungku
Dan Rumah Sakit Umum Luwuk
Dan untuk REKAM Medik yaitu :
Rumah Sakit Umum Darerah Undata Palu
Rumah Sakit Umum Anutapura Palu
Rumah Sakit Umum Madani Palu
Rumah Sakit Umum Anuntaloko Parigi
Rumah Sakit Umum Poso
Rumah Sakit Umum Mokopido ToliToli
Rumah Sakit Umum Bungku
Dan Rumah Sakit Umum Luwuk
Untuk mencapai target tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah telah menyekelahkan
tenaga ATEM dan REKAM MEDIK melalui dana APBD Provinsi dengan harapan pada tahun
2013 semua Rumah Sakit Kabupaten sudah memiliki dua jenis tenaga tersebut.
8. Dari 10.266 tenaga kesehatan yang tercatat pada 11Kab/Kota yang telah teregistrasi sejumlah 5.567
dan yang belum teregistrasi berjumlah 5.220 dikarenakan tenaga kesehatan yang berada di Daerah
terpencil belum mengirimkan berkas dan Dinas Kesehatan Kabupaten belum melaporkan ke bidang
Sumberdaya Manusia Kesehatan, selain itu juga sebagian masih proses registrasi di MTKI.
9. Terakreditasi nya semua pelatihan kesehatan melalui tim akreditasi pelatihan yang telah terbentuk.
oLakip Dinkes 2012 | 52
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
a. Meningkatnya pelayanan di Rumah Sakit Kabuputen/Kota dengan ketersediaan
tenaga yang memiliki yaitu 4 dokter spesialis dasar.
b. Meningkatnya desa yang ada di Kabupaten/Kota yang memiliki tenaga bidan dalam
pemenuhuan kebutuhan bidan di Desa untuk peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.
c. Meningkatnya puskesmas yang telah memiliki minimal sesuai dengan standar
pedoman revitalisasi puskesmas. Baik lewat program PTT, Penugasan Khusus dll.
d. Meningkatnya unit transfusi darah dan unit transfusi darah rumah sakit yang
memiliki tenaga transfusi darah
e. Meningkatnya beberapa rumah sakit yang telah memiliki tenaga tehnik elektromedik
dan rekam medik, tenaga ini sangat dibutuhkan dalam upaya-upaya peningkatan mutu
layanan yang ada di rumah sakit.
f. Meningkatnya semua pelatihan tenaga kesehatan yang telah dilakukan melalui
akreditasi pelatihan
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan Tahun 2012 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
adalah:
a. Belum ada satupun dari 2 (dua) rumah sakit yang mencapai target dari target yang
direncanakan tahun 2012 untuk 4 dokter spesialis dan 4 dokter penunjang
b. Kurangnya minat dari tenaga perawat untuk mengikuti pendidikan D4 mitra dokter
spesialis.
c. Masih kurangnya biaya pendidikan untuk D-IV mitra dokter spesialis
d. Masih rendahnya beberapa capaian indikator kinerja dari sisi ketenagaan baik yang
berada di rumah sakit, puskesmas/pustu muaupun di desa-desa.
Namun, permasalahan diatas dapat dilakukan pemecahan masalah, dengan langkah-
langkah:
a. Pemerintah telah melakukan program pendidikan lanjutan untuk dokter speslialis
dalam rangka untuk memenuhi dokter spesialis dasar dan dokter spesialis penunjang.
b. Melakukan sosialisasi untuk memberikan dorongan dan pemahan kepada tenaga
perawat meningkatkan pengetahuan.
oLakip Dinkes 2012 | 53
c. Mengusulan biaya pendidikan lewat dana APBN walaupun belum sesuai dengan
harapan
d. Memprogramkan pendidikan lanjutan dari beberapa jenis tenaga kesehatan yang
dibutuhkan.
9. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA
Tujuan : Berkembangnya kebijakan dan manajemen kesehatan guna mendukung lancarnya penyelenggaraan administrasi program pembangunan kesehatan
Sasaran : Meningkatnya pelaksanaan koordinasi, pengawasan, pembinaan dan pengembangan sistem kesehatan
INDIKATOR KINERJA TARGETRESNTRA/RPJ
MD
REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lis
asi
Cap
aianTarget Satuan
1. Tersedianya Kebijakan strategis pembang unan kesehatan
5 Dok. 5 5 5 100
2. Tersedianya dokumen perencanaan dan penganggaran
5 % 5 5 5 100
3. Tersedianya laporan kinerja pembangunan kesehatan
4 Dok. 4 4 4 100
4. Tersedianya costing SPM di Kab/Kota
11 % 100 11 11 100
5. Tersedianya alokasi anggaran APBD bidang Kesehatan minimal 10 %
11 Kab/Kota
100 11 11 100
6. Tersedianya data kepegawaian berdasarkan SIMKA di Provinsi dan 10 Kab/Kota
11 Kab/Kota
100 11 11 100
7. Tersusunnya laporan keuangan bersumber APBD dan APBN setiap tahun anggaran sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sehingga terwujudnya pengelolaan keuangan wajar tanpa pengecualian
2 Dok. 100 2 2 100
8. Terciptanya sistem perbendaharaan yang akuntabilitas
100 % 100 50 100 100
oLakip Dinkes 2012 | 54
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI THN BERJALAN9. Terciptanya sistem
pengelolaan/ penatausahaan keuangan yang transparan dan akuntabel
100 % 100 80 100 100
10. Persentase temuan hasil pengawasan/ LHP yang ditindaklanjuti
100 % 100 50 100 100
11. Tertatanya administrasi pengelolaan aset yang didukung dengan data yang valid dan akurat
100 % 100 70 100 100
12. Terinventarisasinya aset secara lebih efektif dan efisien
100 % 100 75 100 100
13. Persentase dukungan sumber daya terlatih dalam pelaksanaan, pengelolaan administrasi keuangan dan asset
80 % 100 80 100 100
14. Persentase pembayaran gaji PNS tepat, jumlah, waktu dan sasaran
100 % 100 100 100 100
15. Laporan hasil pemeriksaan dapat diselesaikan dan ditindaklanjuti
100 % 100 100 100 100
16. Tersedianya peraturan di bidang kesehatan.
3 Dok 100 3 100 100
17. Tersedianya dokumen anggaran perencanaan Dinas Kesehatan
3 Dok 100 3 100 100
18. Pelatihan perencanaan dan penganggaran
1 Diklat 100 1 100 100
19. Tersedianya dokumen kesepakatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (RAKESKESDA)
1 Dok 1 1 1 100
20. Terpenuhinya administrasi perkantoran
1 Paket 1 1 1 100
21. Meningkatnya kualitas laporan akuntabilitas kinerja dilingkungan Dinas kesehatan Provinsi.
100 % 100 75 100 100
oLakip Dinkes 2012 | 55
Analisis Capaian Kinerja
Secara keseluruhan pencapaian target indikator kinerja pada program ini tercapai sesuai dengan
apa yang diprogramkan, kesemuanya itu atas usaha dan dukungan sarana, prasarana, dukungan
SDM dan pengaggaran.
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
a. Tersedianya dokumen prencanaan dan penganggaran
b. Tersedianya kebijakan strategis pembangunan kesehatan dan dokumen kesepakatan
pembangunan kesehatan.
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan Tahun 2011 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
adalah :
a. Sistem perencanaan yang masih terjadi perubahan-perubahan dari model manual ke
eloktronik
b. Sistem penyusunan laporan-laporan juga sering terjadi perubahan-perubahan
10. PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN
Tujuan : Terwujudnya pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu
menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) serta berkembangnya
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
Sasaran : Terselenggaranya upaya advokasi, bina suasana dan penggerakan masyarakat yang berhasilguna dan berdayaguna dalam rangka meningkatkan perilaku sehat individu, keluarga dan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD
REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
Target Satuan1. Persentase Rumah Tangga
yang melaksanakan PHBS 80 % 30,92 60 30,92 51,53
2. Persentase Desa Siaga Aktif 55 % 61,28 30 30 1003. Persentase Sekolah Dasar
yang mempromosikan 50 % 61,7 25 25 100
oLakip Dinkes 2012 | 56
THN BERJALANkesehatan
4. Jumlah kebijakan tehnis promosi kesehatan yg terintegrasi dlm upaya pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
7 Buah 5 3 5 100
5. Jumlah Kab/Kota yang menetapkan kebijakan yg berwawasan kesehatan 11 Kab/Kota.
11 Kab/Kota
3 4 4 100
6. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri
65 % 19,72 35 19,72 56,34
Analisis Capaian Kinerja :
1. Persentase Capaian Kinerja RT yang melaksanakan PHBS
Pencapaian persetase rumah tanggah ber PHBS selama 3 tahun secara perlahan mengalami
peningkatan yaitu 24,52 (2009), 27,90 (2010) dan 30,92 (2011). Namun hasil pemetaan PHBS
tahun 2012 menunjukkan angka yang stagnan yaitu 30,92 %. Meskipun cakupan RT yang
melaksanakan PHBS cenderung meningkat, namun angka tersebut belum mencapai target yang
diharapkan sebesar 60% pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
Gb.1. Cakupan Rumah Tangga Yang Melaksanakan PHBS
Di Sulawesi Tengah
Tahun 2009-2012
05
101520253035
Rumah Tangga ber PHBS
24,5227,44
30,92 30,92
2009
oLakip Dinkes 2012 | 57
Beberapa hal yang menjadi permasalahan dan tantangan perilaku hidup bersih dan sehat di
Provinsi Sulawesi Tengah sehingga pencapaian target tidak terpenuhi:
a. Masih tingginya perilaku merokok di dalam rumah
Selama 3 tahun terakhir, indicator perilaku tidak merokok di dalam rumah terus menurun
yaitu 46,90 % pada tahun 2009, 41,90 pada tahun 2010 dan 41,4% pada tahun 2011, dan
38,6% pada tahun 2012.
Angka ini mencerminkan terjadi peningkatan jumlah perokok di dalam rumah. Saat ini
merokok telah menjadi gaya hidup masyarakat, padahal merokok di dalam rumah memicu
peningkatan perokok pemula karena anak cenderung meniru perilaku orang tuanya dan asap
rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu upaya pengendalian dampak asap
rokok terhadap kesehatan sangat diperlukan. Salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu
pengembangan kawasan tanpa rokok (KTR) di Provinsi Sulawesi Tengah yang akan
dinaungi dengan Peraturan Gubernur.
b. Rendahnya biaya operasional di lapangan untuk intervensi peningkatan PHBS di rumah
tangga. Hal ini sebenarnya bias diminimalisir bila pemanfaatan dana BOK puskesmas untuk
kegiatan promotif dan preventif dapat dilaksanakan dengan baik.
c. Belum optimalnya kapasitas tenaga promkes di lapangan (puskesmas), karena baru 11 %
tenaga penelola promkes puskesmas yang benar-benar berprofesi sebagai penyuluh
kesehatan masyarakat. Oleh karena it mulai tahun 2012 akan dilaksanakan pelatihan
pengankatan kedalam jabatan funsional penyuluh kesehatan masyarakat bagi pengelola
promkes puskesmas secara bertahap.
d. Kurangnya sarana dan prasarana promosi kesehatan di daerah.
e. Kurangnya perhatian pimpinan di daerah terhadap peninkatan rumah tanga sehat.
2. Persentase Desa Siaga Aktif
a. Secara umum pencapaian desa siaga aktif sudah mencapai 61,28% (Melampau target tahun
2012 yaitu 35%). Meskipun cakupan desa siaga aktif sudah cukup tinggi, namun sebagian
besar (51,9%) adalah desa siaga aktif tingkat pratama, yaitu desa siaga yang secara fisik
sudah terbentuk namun :
Keaktifan forum desa siaganya belum maksimal/belum setiap triwulan melaksanakan
kegiatan.
Kader pemberdayaan masyarakat sudah ada, tatapi baru 2 orang
Pencapaian PBHS rumah tangga di desa siaga masih kurang dari 20%
Dukngan pemerintah desa terhadap pembinaan desa siaga aktif belum ptimal.
oLakip Dinkes 2012 | 58
b. Desa siaga aktif dengan tingkat perkembangan madya, purnama dan mandiri baru mencapai
9,29%. Oleh karena itu meskipun secara ffisik target sudah terpenuhi, namun kualitas
perkembangan desa siaga masih harus lebih ditingkatkan.
3. Persentase sekolah dasar yang mempromosikan kesehatan.
Pencapaian persentase sekolah dasar yang mempromosikan kesehatan pada tahun 2011 sebesar
51,70% dari target 25%. Upaya promosi kesehatan yang dilakukan pada sekolah berupa
penyuluhan kesehatan, pembuatan majalah dinding sekolah dan pembuatan percontohan cuci
tangan pakai sabun (CTPS).
4. Jumlah kebijakan teknis promosi kesehatan yang terintegrasi dalam upaya pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan
Integrasi program promosi kesehatan dengan program prioritas bidang kesehatan, diharapkkan
mampu mendorong peningkatan cakupan program prioritas tersebut. Dari target 3 kebijkan
teknis pada tahun 2012, telah dikembangkan 5 kebijakan integrasi program promosi kesehatan
yang meliputim:
a. Dukungan terhadap program penyakit tidak menular seperti pengembangan kawasan tanpa
rokok (KTR)
b. Dukungan terhadap pengendalian penyakit malaria, seperti dukungan sosialisasi program
melalui pengembangan media promkes, sosialisasi kelambu berinsektisida serta
pengembangan pos malaria desa.
c. Dukungan terhadap program pengendalian HIV dan AIDS
d. Dukungan terhadap program pengendalian penyakit tubercholosis
e. Dukungan terhadap program pamsimas, seperti pelaksanaan hari cuci tangan pake sabun,
stop buang air besar sembarangan.
5. Jumlah Kabupaten/Kota yang menetapkan kebijakan berwawasan kesehatan.
Saat ini beberapa Kabupaten/Kota telah mengembangkan kebijakan public yang berwawasan
kesehatan seperti :
a. Kota Palu telah mengembangkan perda tentang Sistem Kesehatan Daerah
b. Kabupaten Tojo Unauna telah mengembangkan perda tentang pengembangan system
Jaminan Kesehatan Daerah, serta pengembangan desa siaga yang terintegrasi dengan PNPM
Mandiri.
c. Kabupaten Morowali telah mengembangkan perda tentang pengembangan Sistem Jaminan
Kesehatan Daerah
oLakip Dinkes 2012 | 59
6. Persentase posyandu purnama dan mandiri
Persentase posyandu aktif (purnama dan mandiri) masih Rendah, hal ini disebabkan :
a. Kader posyandu kurang aktif, bahkan banyak yang drop out tetapi belum ada
penggantinya
b. Kurangnya dana dukungan operasional posyandu di lapangan, khususnya insentif bagi
kader.
c. Partisipasi masyarakat yang mendukung keaktifan posyandu masih rendah
d. Belum optimalnya dukungan pembinaan dari Pokjanal Posyandu baik tingkat provinsi,
kabupaten maupun tinkat kecamatan
Solusinya :
a. Melalui dana dekon sejak tahun 2012 akan dilakukan refreshing kader, terutama bagi
kader baru
b. Pembinaan posyandu melalui dana BOK, diharapkan dapat melibatkan kader posyandu
c. Diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengalokasikan dana operasional posyandu
Peningkatan koordinasi dengan Tim Pokjanal Posyandu yang diketuai oleh Kepala BPMP
11. PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN
Tujuan : Meningkatnya mutu pelayanan laboratorium kesehatan melalui peningkatan
efisiensi dan efektifitas serta melaksanakan sistem pelayanan laboratorium
kesehatan rujukan secara berjenjang
Sasaran : Meningkatnya mutu pelayanan laboratorium kesehatan Meningkatnya pembinaan laboratorium kesehatan secara berjenjang
INDIKATOR KINERJA
TARGETRESNTRA/
RPJMD
REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1. Tercapainya Pemeriksaan Sampel
29.000 Sampel 21.000 19.000 21.000 110
Analisis Capaian Kinerja
Pemeriksaan sampel melebihi target tahunan sehingga jumlah penerimaan juga melebihi target,
target awal sejumlah Rp.700.000.000 (Tujuh Ratus Juta Rupiah) dan direvisi menjadi Rp.
oLakip Dinkes 2012 | 60
400.000.000, (Empat Ratus Juta Rupiah) dan sampai tanggal 18 Desember 2012 tercapai Rp.
409.056.200 (102,26%) untuk mencapai target tersebut UPT Laboratorium Kesehatan
mendapatkan dana tambahan dari APBD-P.
Bila dibangdingkan dengan data capaian pemeriksaan spesimen tahun anggaran 2011 diperoleh
realisasi dengan persentase 105 % yang artinya juga terdapat surplus persentase melebihi target
yaitu 10,53 %.
Dengan asumsi kinerja pelayanan laboratorium kesehatan yang berjalan optimal baik secara teknis
dan administrasi dengan dukungan ketersediaan anggaran secara signifikan maka diperoleh
ekspestasi pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2016 yaitu tercapainya pemeriksaan 31.000
spesimen atau melampaui target dengan persentase 107 %.
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
Meningkatnya pelayanan pemeriksaan sampel spesimen dari tahun ketahun
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap UPT Laboratorium kesehatan semakin
meningkat.
12. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM SURVEILANS EVIDEMIOLOGI KESEHATAN DAN DATA INFORMASI
Tujuan : Tersedianya Data Dan Informasi Kesehatan Untuk Bahan Pengambilan
Keputusan Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan, Dan Evaluasi Program
Kesehatan Yang Cepat Dan Tepat
Sasaran : Terlaksananya Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD
REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
Target Satua\1. Tersusunnya Master Plan
SIKDA Kab/Kota dan Prov 11 Dokumen 2 4 1 25
2. Tersusunnya data satu pintu 6 Kab/kota 1 4 1 253. Ketersediaan profil
kesehatan dengan data terpilah per jenis kelamin
% Kab/Kota/Prov
100% 100%
100%
100%
4. Persentase Kab/Kota dan Prov. Yang memiliki Bank Data
100% Persentase(%)
0 10% 0% 0%
oLakip Dinkes 2012 | 61
THN BERJALAN5. Pengenbangan dan
Pelaksanaan Riset/Penelitian Kesehatan
11 Penelitian 2 2 1 50%
6. Pembentukan dan Jejaring Kemitraan Penelitian
5 Kegiatan 1 1 1 100
7. Kajian dan Analisa hasil-hasil riset Penelitian Kesehatan
5 Kegiatan 1 1 1 100
8. Fublikasi dan transpormasi hasil-hasil litbangkes untuk program kesehatan
100% Persentase(%)
100%
100%
100%
100%
Analisis Capaian Kinerja
1. Pelaksanaan kegiatan Master plan sikda Provinsi Kab/kota sesuai Renstra dan RJPMD
adalah ditargetkan 11 dokumen. pada tahun 2012 telah terlaksana 1(satu) dokumen yang
dimiliki Dinas kesehatan Kabupaten Donggala sehingga total capaian dokumen pada tahun
berjalan dari tahun 2011 sampai pada tahun 2012 adalah 2 (dokumen) yaitu dokumen master
plan Provinsi dan master plan kabupaten Donggala. Dari target 4 dokumen pada tahun 2012
yang tercapai hanya 1 dokumen yaitu dokumen master plan untuk Kabupaten Donggala
haltersebut disebabkan karena terbatasnya dana untuk kegiatan pendampingan penyusunan
Master Plan ke Kabupaten/Kota. Dana pendampingan yang dibutuhkan cukup besar karena
memerlukan pentahapan penyusunan Master Plan yaitu didahului dengan kegiatan identifikasi
sumber data berupa rapat-rapat koordinasi dengan pengelola program dan lintas sektor yang
kemudian dilanjutkan dengan perumusan model alur data, mulai dari level Puskesmas, Rumah
Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian kesehatan
dipusat.
2. Implentasi SIKDA terkait dengan terintegrasinya data melalui satu pintu pada tahun 2012 telah
terimplementasi di Kabupaten Poso khususnya di Puskesmas Kawua.Data yang terhinmpun
secara komputerisasi dipuskesmas tersebut akan diteruskan Ke Dinas Kesehatan Kabupaten
menggunakan Simdinkes Kabupaten selanjutnya Ke Dinas Kesehatan Provinsi Dan Pusdatin
Kementerian Kesehatan.Pelaksanaan SIKDA ditargetkan pada 4(empat) kabupaten namun
hanya pada 1(satu) kabupaten saja yang dapat dilakukan implementasi atau hanya 25 %
pelaksanaan dari yang ditargetkan.Hal tersebut disebabkan belum disediakannya Hadware
sesuai standar di Puskesmas oleh kab/Kota.
3. Profil kesehatan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengevaluasi capaian
program kesehatan selama 1(satu) tahun, sesuai dengan target yang telah ditentukan pada
dokumen renstra dan RPJMD bahwa setip tahunnya diharapkan target pembuatan profil
oLakip Dinkes 2012 | 62
kesehatan dapat terealisasi 100%, artinya bahwa setiap tahun semua Kabupaten/Kota dan
Provinsi membuat profil kesehatan. Pada tahun 2012 kabupaten/kota dan Provinsi,semuanya
telah membuat Profil Kesehatan, ini menunjukkan bahwa 100% tercapai dari target yang telah
ditentukan.
4. Penyediaan Server Bank Data pada Dinas Kesehatan Kab/Kota dan provinsi sampai pada tahun
2015 ditargetkan 100 % sesuai RPJMD dan Renstra.Untuk Tahun 2012 ditargetkan pencapaian
10 % ketersediaan server Bank data namun hal tersebut belum dapat dicapai.Untuk mencapai
target penyediaan Bank Data tersebut diperlukan Advokasi yang tepat pada pimpinan Daerah
Kab/Kota dan Provinsi tentang pentinnya Server Bank Data agar tahun mendatang dapat
persetujuan penganggaran pengadaan Server Bank Data sehingga target yang dicanangkan
dapat tercapai.
5. Rizet penelitian sangat diperlukan untuk perkembangan pembangunan kesehatan sehingga pada
Renstra kesehatan dan RPJMD telah ditetapkan target 11 kali rizet penelitian dalam kurung
waktu sampai pada tahun 2015.Rizet penelitian telah dilaksanakan 1 (satu) kali pada tahun
2011 dan untuk tahun 2012 telah ditargetkan pelaksanaan rizet 2 (dua) kali namun pelaksanaan
rizet terbut hanya dapat dilaksanakan 1 (satu)kali atau hanya dapat dicapai 50% dari target yang
telah ditetapkan sehingga total hanya 2 (dua) kali capaian realisasi pelaksanaan rizet pada
tahun berjalan hal ini terjadi karena terbatasnya anggaran yang disiapkan dalam pelaksanaan
rizet.Untuk mencapai target sesuai yang ditetapkan diperlukan peningkatan anggaran
pembiayaan pelaksanaan rizet.
6. Pembentukan jejaring kemitraan penelitian yang ditargetkan dalam renstra dan RPJMD dalam
kurung waktu sampai pada tahun 2015 adalah sebanyak 5(lima) jejaring.Untuk tahun 2012
ditargetkan 1 (satu) jejaring kemitraan penelitian dan telah terlaksana 1 (satu) kemitraan.Ini
berarti terlaksana 100% sesuai target yang telah direncanakan.
7. Pelaksanaan Kajian analisis penelitian adalah merupakan suatu indikator kinerja yang diukur
untuk mengetahui perkembangan pembangunan kesehatan.Dalam Renstra dan RPJMD
ditetapkan 5 (lima) kali analisis dalam kurung waktu sampai 2015.Untuk tahun 2012
ditargetkan pelaksanaan analisis kajian penelitian sebanyak 1 (satu)kali dan telah dilksanakan
sebanyak 1 (satu) kali ini menunjukkan bahwa telah terlaksana kajian analisis 100% yang
berarti pencapaian sesuai target yang telah ditetapkan.
8. Publikasi dan transformasi hasil-hasil litbangkes dilakukan untuk mengsosialisasikan
perkembangan pembangunan kesehatan kepada program terkait dan lintas sektor.Berdasarkan
Renstra dan RPJMD ditargetkan pelaksanaan publikasi setiap tahun 100%. Untuk tahun 2012
telah dilaksanakan publikasi sesuai target 100%. Ini berarti indikator kinerja tercapai sesuai
yang dicanangkan pada tahun 2012.
oLakip Dinkes 2012 | 63
Tujuan : Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen
kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta
respon Kejadian Luar Biasa (KLB) yang cepat dan tepat.
Sasaran : a. Surveilans epidemiologi penyakit menularb. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menularc. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilakud. Surveilans epidemiologi masalah kesehatane. Surveilans epidemiologi kesehatan matra
INDIKATOR KINERJATARGET
RESNTRA/RPJMD
REALISASI THN
BERJALAN
THN BERJALAN
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6
2a. Pertemuan Tim Kajian Data Setiap Bulan
12 Kali 4 6 6 100
2b. Persentase ketersediaan profil surveilans Provinsi dan Kab/Kota
11 & 1 Kab/KotaProv.
11 12 10 83.3
3a. AFP rate < 15 tahun >2 Per 1000
>2 >2 4,37 218.5
3b. Jumlah sistem surveilans epidemiologi yang terlaksana
5 Kab/Kota
3 4 5 125
4a. Ketepatan Laporan mingguan (SKD KLB Puskesmas dan RS)
60 % 85 40 63.2 158
4b. Buletin Surveilans epidemiologi yang terbit setiap bulan
12 Buah 12 12 12 100
4c. Penerbitan Buletin 52 Buah 52 52 52 1005 Desa/Kelurahan mengalami
KLB dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
100 % 100 100 100 100
Analisis Capaian Kinerja
1. Capaian ketersediaan profil Provinsi Sulawesi dan Kabupaten/Kota belum mencapai target 100%
karena masih ada 2 Kabupaten yang membuat profil surveilans yaitu Kabupaten Banggai
Kepulauan dan Morowali, masih ada Kabupaten yang belum membuat provil surveilans karena
petugas surveilans yang kurang aktif dan tidak tersedia pembiayaan untuk pembuatan profil di
Kabupaten tersebut.
oLakip Dinkes 2012 | 64
2. Capaian AFP Rate telah melampaui target > 2 per 100.000 penduduk usia < 15 tahun yaitu telah
mencapai 4.37 per 100.000 penduduk usia < 15 tahun.
3. Jumlah sistem surveilans epedimiologi yang telah berjalan sebanyak 5 sistem yaitu
surveilans berbasis masyarakat, surveilans penyakit tidak menular, surveilans
kesehatan Ibu dan Anak, surveilans kesehatan kerja dan surveilans matra.
4. Ketepatan laporan mingguan telah melampaui target 40% yaitu sebesar 63,2%, hal ini
didukung dengan adanya pelaporan mingguan EWARS.
5. Buletin surveilans epidemiologi bulanan belum mencapai target 100% hal ini
disebabkan karena buletin untuk triwulan IV belum terbit karena pencetakan
dilakukan setiap akhir triwulan, jadi untuk pencetakan akan dilakukan pada akhir
Desember.
6. Buletin SKD mingguan dibuat setiap minggu, sehingga untuk Bulan Desember yang
sedang berjalan, buletin mengguan ini belum terbit.
Adapun capaian kinerja outcome sasaran strategis ini adalah :
1. Tersedianya buku profil Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Meningkatnya sistem surveilans yang ada di UPT Surveilans Data dan Informasi
3. Meningkatnya sistem pelaporan
65
BAB IV
REALISASI ANGGARAN
Dari evaluasi pencapaian realisasi atau daya serap anggaran selama tahun anggaran 2011 dari seluruh program di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah dapat disajikan sebagai berikut :
O PROGRAM / KEGIATAN
ANGGARAN SETELAH
PERUBAHAN (ABT)
BELANJA REALISASI
BELANJA PEGAWAI
BELANJA BARANG DAN
JASA
BELANJA MODAL
KEUANGAN % FISIK %
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10
TOTAL BELANJA
53.270.048.052
16.466.763.609
27.005.437.043
9.797.847.400 52.046.240.459
97,70
53.266.496.715
99,99
199,99
BELANJA TIDAK LANGSUNG
13.882.875.859
13.882.875.859 -
-
13.216.887.966
95,20
13.882.875.859 100,00
BELANJA LANGSUNG
39.387.172.193
2.583.887.750
27.005.437.043
9.797.847.400 38.829.352.493
98,58
39.381.920.570
99,99
1.499,80
DINAS KESEHATAN
29.443.091.167
1.646.130.000
20.875.440.767
6.921.520.400 29.197.368.287
99,17
29.443.091.167
100,00
1.463,22
1.100,00
A.PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
827.513.000
137.280.000
690.233.000
-
827.119.370
99,95
827.513.000
100,00
1.Kegiatan Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran
827.513.000
137.280.000
690.233.000
-
827.119.370
99,95
827.513.000
100,00
66
BPROGRAM PENINGKATAN SARANA & PRASARANA APARATUR
4.373.674.500
-
716.740.500
3.656.934.000
4.328.543.500
98,97
4.373.674.500
100,00
1.Kegiatan Pengadaan Sarana & Prasarana Aparatur
411.934.000
-
-
411.934.000
411.339.000
99,86
411.934.000
100,00
2.Kegiatan Pemeliharaan Sarana & Prasarana Aparatur
3.961.740.500
-
716.740.500
3.245.000.000
3.917.204.500
98,88
3.961.740.500
100,00
C.PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
1.007.884.600
28.200.000
970.184.600
9.500.000
1.007.288.876
99,94
1.007.884.600
100,00
1.Kegiatan Peningkatan Mutu Obat dan Perbekalan Kesehatan
626.299.000
17.300.000
608.999.000
-
625.924.276
99,94
626.299.000
100,00
2.Kegiatan Peningkatan Fungsi dan Kelayakan Sarana dan Prasarana Peralatan Kesehatan
381.585.600
10.900.000
361.185.600
9.500.000
381.364.600
99,94
381.585.600
100,00
DPROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
3.425.572.400
129.380.000
2.390.062.400
906.130.000
3.380.046.725
98,67
3.425.572.400
100,00
1.Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat
1.454.966.000
31.400.000
923.566.000
500.000.000
1.426.000.575
98,01
1.454.966.000
100,00
2.Kegiatan Peningkatan Kesehatan Khusus dan PMI
753.631.400
33.000.000
694.961.400
25.670.000
752.361.400
99,83
753.631.400
100,00
3.Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
1.131.469.000
58.380.000
692.629.000
380.460.000
1.116.578.750
98,68
1.131.469.000
100,00
4.Kegiatan Pelayanan Kesehatan USILA
85.506.000
6.600.000
78.906.000
-
85.106.000
99,53
85.506.000
100,00
E.
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
3.958.944.710
33.520.000
3.910.424.710
15.000.000
3.957.377.538
99,96
3.958.944.710
100,00
1.Kegiatan Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Pelayanan GAKIN
3.958.944.710
33.520.000
3.910.424.710
15.000.000
3.957.377.538
99,96
3.958.944.710
100,00
67
FPROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1.010.357.000
57.550.000
952.807.000
-
988.930.550
97,88
1.010.357.000
100,00
1.Kegiatan Penanggulangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat
1.010.357.000
57.550.000
952.807.000
-
988.930.550
97,88
1.010.357.000
100,00
GPROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT
804.542.000
69.100.000
735.442.000
-
789.459.332
98,13
804.542.000
100,00
1.
Kegiatan PAB dan Sanitasi Dasar, Pengawasan Kualitas Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengembangan Wilayah Sehat
804.542.000
69.100.000
735.442.000
-
789.459.332
98,13
804.542.000
100,00
HPROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
3.571.126.627
142.910.000
2.687.316.627
740.900.000
3.523.675.913
98,67
3.571.126.627
100,00
1.Kegiatan Pelayanan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular
2.593.225.627
123.710.000
1.898.615.627
570.900.000
2.546.629.813
98,20
2.593.225.627
100,00
2.Bimbingan dan Pengendalian Wabah Dan Bencana
977.901.000
19.200.000
788.701.000
170.000.000
977.046.100
99,91
977.901.000
100,00
IPROGRAM UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
1.965.769.250
109.850.000
1.301.572.850
554.346.400
1.941.242.836
98,75
1.965.769.250
100,00
1.
Kegiatan Upaya Kesehatan Rujukan dan Perbaikan Pelayanan Kesehatan Perorangan di Rumah Sakit
1.965.769.250
109.850.000
1.301.572.850
554.346.400
1.941.242.836
98,75
1.965.769.250
100,00
JPROGRAM SUMBER DAYA KESEHATAN
4.088.045.000
699.630.000
2.450.605.000
937.810.000
4.079.012.698
99,78
4.088.045.000
100,00
1.Kegiatan Pemenuhan Tenaga Kesehatan
2.540.163.000
124.160.000
1.767.003.000
649.000.000
2.537.634.548
99,90
2.540.163.000
100,00
2.Kegiatan Perencanaan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
1.333.493.000
517.070.000
536.618.000
279.805.000
1.330.230.150
99,76
1.333.493.000
100,00
3.Kegiatan Registrasi dan Akreditasi Tenaga Kesehatan
214.389.000
58.400.000
146.984.000
9.005.000
211.148.000
98,49
214.389.000
100,00
68
KPROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN
4.409.662.080
238.710.000
4.070.052.080
100.900.000
4.374.670.949
99,21
4.409.662.080
100,00
1.Peningkatan Kualitas Manajemen Pengelolaan Keuangan Dan Aset
1.457.385.000
139.760.000
1.289.625.000
28.000.000
1.429.063.019
98,06
1.457.385.000
100,00
2.Kegiatan Manajemen Pembangunan Kesehatan
1.709.164.000
49.300.000
1.659.864.000
-
1.705.768.000
99,80
1.709.164.000
100,00
3.Kegiatan Peningkatan Kualitas Manajemen Kepegawaian dan Umum
1.099.109.080
33.750.000
992.459.080
72.900.000
1.095.895.730
99,71
1.099.109.080
100,00
4.Kegiatan Pengembangan Kapasitas Administrasi Hukum dan Humas Kesehatan
144.004.000
15.900.000
128.104.000
-
143.944.200
99,96
144.004.000
100,00
UPT PELATIHAN KESEHATAN 3.205.907.000
295.870.000
860.392.000
2.049.645.000
2.963.594.104
92,44
3.199.495.186
99,80
IPROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
180.444.000
-
180.444.000
-
149.145.604
82,65
180.444.000
100,00
1.PENYEDIAAN JASA PELAYANAN PERKANTORAN
180.444.000
-
180.444.000
-
149.145.604
82,65
180.444.000 100,00
IIPROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
2.350.200.000
231.475.000
69.080.000
2.049.645.000
2.158.765.000
91,85
2.350.200.000
100,00
1 PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
91.745.000
-
-
91.745.000
73.260.000
79,85
91.745.000 100,00
2 PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARAN APARATUR
2.258.455.000
231.475.000
69.080.000
1.957.900.000
2.085.505.000
92,34
2.258.455.000 100,00
-
IIIPROGRAM SUMBER DAYA KESEHATAN
675.263.000
64.395.000
610.868.000
-
655.683.500
97,10
668.915.528
99,06
1KEGIATAN OPTIMALISASI/PENINGKATAN SDK
675.263.000
64.395.000
610.868.000
-
655.683.500
97,10
668.915.528
99,06
69
UPT LABORATORIUM KESEHATAN
1.953.442.600
212.120.000
1.393.322.600
348.000.000
1.918.806.401
98,23
1.953.442.600
100,00
IPROG. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
274.032.600
30.600.000
243.432.600
-
268.557.851
98,00
274.032.600
100,00
1 KEG. PENYEDIAAN JASA PELAYANAN PERKANTORAN
274.032.600
30.600.000
243.432.600
-
268.557.851
98,00
274.032.600 100,00
IIPROG. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
802.450.000
6.700.000
447.750.000
348.000.000
776.246.000
96,73
797.314.320
99,36
1 KEG. PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
456.950.000
6.700.000
102.250.000
348.000.000
453.720.000
99,29
456.950.000 100,00
2KEG. PEMELIHARAAN SARANA & PRASARANA APARATUR
345.500.000
-
345.500.000
-
322.526.000
93,35
34.550.000
10,00
IIIPROG. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
876.960.000
174.820.000
702.140.000
-
874.002.550
99,66
876.960.000
100,00
1KEG. PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LAB.
876.960.000
174.820.000
702.140.000
-
874.002.550
99,66
876.960.000 100,00
UPT BALAI SURVEILANS DATA DAN INFORMASI
1.428.412.000
137.032.750
1.146.297.250
145.082.000
1.422.018.641
99,55
1.428.412.000
100,00
IPROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
113.494.500
55.380.000
58.114.500
-
112.764.991
99,36
113.494.500
100,00
1Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran
113.494.500
55.380.000
58.114.500
-
112.764.991
99,36
113.494.500 100,00
IIPROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
162.044.000
-
26.012.000
136.032.000
161.798.500
99,85
162.044.000
100,00
1Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Apartur
136.032.000
-
-
136.032.000
135.786.500
99,82
136.032.000
100,00
2Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
26.012.000
-
26.012.000
-
26.012.000
100,00
26.012.000 100,00
70
IIIPROGRAM PENGEMBANGAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN
659.144.500
74.402.750
575.691.750
9.050.000
657.345.550
99,73
659.144.500
100,00
1Kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Respon KLB
659.144.500
74.402.750
575.691.750
9.050.000
657.345.550
99,73
659.144.500 100,00
IVPROGRAM DATA, INFORMASI DAN SURVEILANS
493.729.000
7.250.000
486.479.000
-
490.109.600
99,27
493.729.000
100,00
1Kegiatan Updating Data, Analisis dan Penyebaran Informasi
493.729.000
7.250.000
486.479.000
-
490.109.600
99,27
493.729.000 100,00
UPT. BALAI PROMOSI KESEHATAN
3.356.319.426
292.735.000
2.729.984.426
333.600.000
3.327.565.060
99,14
3.356.319.426
100,00
I.PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
230.798.000
-
97.198.000
133.600.000
230.221.860
99,75
230.798.000
100,00
1.Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Aparatur
133.600.000
-
-
133.600.000
133.066.000
99,60
133.600.000 100,00
2.Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
97.198.000
-
97.198.000
-
97.155.860
99,96
97.198.000 100,00
II.
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
3.125.521.426
292.735.000
2.632.786.426
200.000.000
3.097.343.200
99,10
3.125.521.426
100,00
1.Kegiatan Pengembangan Promkes dan Teknologi Komunikasi dan Edukasi
2.681.194.426
227.745.000
2.253.449.426
200.000.000
2.655.792.600
99,05
2.681.194.426 100,00
2.Kegiatan Pemberdayaan UKBM
444.327.000
64.990.000
379.337.000
-
441.550.600
99,38
444.327.000
100,00
TOTAL JUMLAH 53.270.048.052
16.466.763.609
27.005.437.043
9.797.847.400
52.046.240.459
97,70
99,99
Lakip Dinkes 2011 71
BBAABB VV
PP EE NN UU TT UU PP
K E S I M P U L A N
Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2012 telah digambarkan pencapaian kinerja pelaksanaan program-program yang
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan di
Sulawesi Tengah menuju visi dan misi yang telah ditetapkan. Kendala waktu dan realisasi anggaran
ataupun gangguan-gangguan teknis lainnya pada pelaksanaan oleh masing-masing program di
lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah maupun pada unit-unit pelaksana teknis
umumnya dapat diatasi.
Dilaporkan bahwa dalam pelaksanaan program dengan berbagai sub-sub kegiatan yang ada didukung
oleh berbagai sumber pembiayaan yaitu, penganggaran yang bersumber dari DPA-SKPD, dana yang
bersumber dari APBN maupun bantuan sumber dana lainnya. Total dana yang dikelola pada tahun
2012 sebanyak Rp .130.663.614.764, dengan rincian dana APBD sebesar Rp .39.387.172.193 Dana
Dekonsentrasi sebesar Rp .20.199.984.000 dan Dana dengan sumber DAK sebesar
Rp.71.076.458.571 Dana-dana tersebut telah dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pada
program pokok yang tercantum pada indikator kinerja utama.
Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi pada tahun 2012 diukur dengan 16 (enam belas)
Tujuan Strategis dan 22 (dua puluh dua) Sasaran Strategis, yang mengacu pada Indikator Kinerja
Utama Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011-2016. Seluruh tujuan dan sasaran
strategis yang telah diupayakan selama tahun 2012 dengan sangat baik walaupun belum tercapai
semua seperti yang telah ditargetkan.
Dari perhitungan rata-rata atau kumulatif, capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah tahun 2012 berdasarkan Tujuan Strategis mencapai persentase 86,28 %. Sedangkan
capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2012 berdasarkan Sasaran Strategis mencapai
persentase 92%. Secara keseluruhan, rekapitulasi capaian Dinas Kesehatan Provinsi pada tahun
2012, persentase kumulatif capaian kinerja yang ditinjau baik dari Tujuan dan Sasaran strategis
adalah sebesar 89,14 %. Dengan hasil tersebut diatas, kinerja Dinas Kesehatan Provinsi pada
tahun 2012 dapat dinilai “berhasil”.
Hal ini tentunya tidak hanya melihat pencapaian angka semata, namun ini sebuah hasil karya
nyata bahwa keseriusan seluruh elemen Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dalam
Lakip Dinkes 2011 72
mengemban amanat telah ditunjukkan dengan sungguh-sungguh. Namun, semua pencapaian baik
tersebut tentunya masih membutuhkan upaya perbaikan dan pembenahan di segala lini dan
bidang untuk mencapai kinerja yang optimal seperti yang diharapkan.
Hal ini tak dapat dipungkiri, sebab keberadaan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi yang sangat
strategis mempunyai peran dalam pembinaan terhadap Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
sehingga dituntut untuk berkinerja secara lebih baik sesuai dengan alur proses manajemen
kinerja.
Dan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu
perbaikan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah secara kelembagaan dapat
mendukung hal tersebut dan untuk selanjutnya dapat menjadikan Dinas Kesehatan Provinsi
sebagai garda depan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Lakip Dinkes 2011 73
Capaian Kinerja pelaksanaan kegiatan melalui program-program yang ada untuk tahun 2012
sebahagian ada yang telah mencapai target dan juga telah mendekati pencapaian sesuai target yang
telah direncanakan. Rata-rata hasil pencapaian indikator pada umumnya megalami peningkatan
disbanding pada tahun sebelumnya seperti prosentase tingkat kecukupan obat, vaksin dan perbekalan
kesehatan target 70% Realisasi 77% dan capaian menjadi 110, Puskesmas Poned yang melaksanakan
system manajemen mutu tahun 2011 menargetkan 6 Pukesmas dengan realisasi 6 Puskesmas hasil
capaian 100, kemudian kegiatan lain seperti persentase Rumah Sakit, Kabupaten/Kota yang
menerapkan SPM Rumah Sakit dari target 20% di 2011 yang terrealisasi 20% artinya target yang
direncanakan mencapai 100% dan masih banyak indikator-indikator program lain yang sudah
mencapai 100%.
Disisi lain disampaikan bahwa ada capain indikator kinerja yang dilaporkan hanya capaian kinerja
sampai bulan September dikarenakan laporan dari Kabupaten/Kota untuk bulan Oktober s.d
Desember belum masuk ke pengelola program di Provinsi.
Dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan tersebut selain didukung oleh sumber
pembiayaan juga melibatkan berbagai sumber daya yang ada di sector kesehatan seperti sumber daya
tenaga kesehatan yang bekerja di berbagai lembaga maupun institusi pelayanan kesehatan serta
didukung oleh infrastruktur kesehatan lainnya yang mendukung secara operasional dalam
memberikan pelayanan kesehatan secara public kepada masyarakat.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai line sector pembangunan kesehatan telah
melakukan upaya kerjasama dengan berbagai lintas sector sebagai mitra kerja dalam rangka
peningkatan pencapaian beberapa indicator karena disadari bahwa peningkatan status kesehatan
masyarakat sangat dipengaruhi oleh berbagai factor yang memerlukan penanganan dan bantuan dari
berbagai sector. Disadari bahwa dalam melaksanakan berbagai program tersebut didalam
pelaksanaannya banyak mengalami hambatan maupun permasalahan baik yang bersifat teknis
maupun non teknis.
A. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
1. Perlu dukungan dana yang maksimal terutama untuk peningakatan biaya operasional
2. Perlu peningkatan kuantitas dan kualitas serta pemertaan tenaga kesehatan disemua fasilitas dan
sarana kesehatan.
Lakip Dinkes 2011 74
3. Pengembangan sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan khususnya daerah yang
bermalah kesehatan
4. Peningkatan kerjasama melalui kemitraan dengan sector terkait lainnya.
5. Perbaikan operasionalisasi pelayanan kesehatan secara paripurna untuk membantu mengatasi
setiap permasalahan kesehatan yang ada di Sulawesi Tengah.
Semoga laporan akuntabilitas kinerja ini dapat bermanfaat sebagai bahan penilaian dalam upaya
pemantauan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program-program di lingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah serta unit pelaksana teknis lainnya untuk perbaikan kinerja pada
masa yang akan datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Dalam Negeri Tahun 2012
yang telah selesai disusun menunjukkan bagaimana kualitas kinerja seluruh elemen Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah, kerja keras yang dilakukan untuk mencapai visi dan misi Dinas Kesehatan
melalui program dan kegiatan serta alur proses manajemen yang baik, mulai dari perencanaan yang
matang hingga evaluasi yang efektif.
Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi pada tahun 2012 diukur dengan 16 (enam belas)
Tujuan Strategis dan 22 (dua puluh dua) Sasaran Strategis, yang mengacu pada Indikator Kinerja
Utama Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011-2016. Seluruh tujuan dan sasaran
strategis yang telah diupayakan selama tahun 2012 dengan sangat baik walaupun belum tercapai
semua seperti yang telah ditargetkan.
Dari perhitungan rata-rata atau kumulatif, capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah tahun 2012 berdasarkan Tujuan Strategis mencapai persentase 94 %. Sedangkan capaian
kinerja Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2012 berdasarkan Sasaran Strategis mencapai persentase
92%. Secara keseluruhan, rekapitulasi capaian Dinas Kesehatan Provinsi pada tahun 2012,
Lakip Dinkes 2011 75
persentase kumulatif capaian kinerja yang ditinjau baik dari Tujuan dan Sasaran strategis adalah
sebesar 93 %. Dengan hasil tersebut diatas, kinerja Dinas Kesehatan Provinsi pada tahun 2012 dapat
dinilai “berhasil”.
Hal ini tentunya tidak hanya melihat pencapaian angka semata, namun ini sebuah hasil karya nyata
bahwa keseriusan seluruh elemen Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dalam mengemban
amanat telah ditunjukkan dengan sungguh-sungguh. Namun, semua pencapaian baik tersebut
tentunya masih membutuhkan upaya perbaikan dan pembenahan di segala lini dan bidang untuk
mencapai kinerja yang optimal seperti yang diharapkan.
Hal ini tak dapat dipungkiri, sebab keberadaan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi yang sangat
strategis mempunyai peran dalam pembinaan terhadap Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sehingga
dituntut untuk berkinerja secara lebih baik sesuai dengan alur proses manajemen kinerja.
Dan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu
perbaikan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah secara kelembagaan dapat mendukung
hal tersebut dan untuk selanjutnya dapat menjadikan Dinas Kesehatan Provinsi sebagai garda depan
dalam
FORMAT RENCANA STRATEGISDINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2011-2006
RENCANANA STRATEGIS
V I S I : MASYARAKAT SULAWESI TENGAH MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT MENUJU PENINGKATAN KUALITAS SDM YANG BERDAYA SAING
M I S I :
Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan maka dirumuskan misi sebagai berikut:
1. Menggerakkan Pembangunan Daerah Yang Berwawasan Kesehatan
2. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat Melalui Pemberdayaan Masyarakat dan promosi kesehatan.
3. Mencegah Meningkatnya Risiko Penyakit dan Masalah Kesehatan
4. Menjamin Tersedianya Upaya Kesehatan yang Paripurna, Berkeadilan, Merata Dan Bermutu dengan perhatian khusus pada daerah perdesaan dan pesisir.
5. Meningkatkan Kerjasama Antar Lembaga Pemerintah , Swasta.Organisasi Dalam Konteks Kemitraan,
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
Meningkatnya Pengetahuan, Kesadaran, Kemauan Dan Kemampuan Hidup Sehat Bagi Setiap Orang Agar Dapat Terwujud Derajat Kesehatan Masyarakat Setinggi-Tingginya
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 66,3 tahun pada tahun 2007 menjadi 70 tahun pada tahun 2015
70 Tahun
Meningkatnya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yg memenuhi syarat standar dan terjangkau oleh masyarakat
Persentase ketersediaan obat dan vaksin dan Perbeka lan Kesehatan
Persentase tingkat kecukupan Obat, Vaksin dan Perbekalan kesehatan
Pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan, menuju universal coverage / jaminan kesehatan social bagi seluruh masyarakat secara bertahap pada tahun 2012-2014
Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, dengan intervensi inovatif antara lain melalui Program Persiapan Persalinan
1. Obat dan Perbekalan Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Masyarakat
3. Upaya Kesehatan Perorangan
4. Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
6. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
2. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 60 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 40 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2016
3. Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 250 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016
40 Per 100 KH
Tersedianya akses
dan mutu upaya
kesehatan baik pada
strata pertama, kedua
dan ketiga.
Meningkatnya mutu dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, kesehatan indra (mata & telinga), kesehatan kerja, kesehatan olahraga, kesehatan gigi & mulut, kesehatan haji
Puskesmas PONED yang melaksanakan sistem manajemen mutu
Puskesmas PONED yang melaksanakan sistem manajemen mutu
Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas yang mendapat penanganan komplikasi kebidanan (CPR)
Persentase pasangan usia subur yang menjadi KB Aktif (CPR)
Persentase Puskesmas rawat inap mampu PKRE terpadu
Ibu hamil yang mendapat ANC (K1)
Bumil yang mendapat pelayanan antenatal (K4)
Ibu bersalain yang ditolong oleh Nakes di fasilitas kesehatan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pengembangan Poned/Ponek, persalinan gratis di rumah sakit kelas III, serta inisiasi menyusu Dini (IMD).
Perbaikan status gizi
masyarakat, dengan kebijakan
prioritas : (1) PMT pemulihan
diberikan pada anak gizi kurang
dan ibu hamil miskin dan KEK,
serta (2) Perawatan gizi buruk
dilaksana kan dengan
pendekatan rawat inap di
Puskesmas Perawatan, Rumah
Sakit dan Pusat Pemu lihan Gizi
(Terapheutic Feeding Centre)
maupun rawat jalan di
Puskesmas dan Pos Pemulihan
Gizi berbasis Masyarakat
7. Pengembangan Lingkungan Sehat
8. Pengembangan dan Sumberdaya Tenaga Kesehatan
9. Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
10. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
11. Peningkatan Upaya Laboratorium Kesehatan
12. UPTD Balai Pelatihan Kesehatan
13. Pengembangan Sistem Surveilans Evidemiologi Kesehatan dan Data Informaasi
14. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
15. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
16. Peningkatan Disiplin Aparatur
250 Per 100.000
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
4. Menurunnyaprevalensi kuranggizi pada anak balita dari 27,6 % pada tahun 2007 menjadi ≤ 15 % pada tahun 2016(Konfersi
Ibu nifas yang mendapat pealayanan kesehatan
Persentase fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai Standar
Cakupan Pertelongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Cakupan kunjungan neonatal (KN1)
Ibu nifas yang mendapat pealayanan kesehatan
Persentase fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai
Cakupan Pertelongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Standar Cakupan kunjungan neonatal (KN1)
Cakupan kunjungan neonatal
Pengendalian penyakit dan
masalah kesehatan
Upaya pengendalian penyakit
dan masalah kesehatan
difocuskan pada upaya
menurunkan endemisitas
penyakit menular seperti
Demam berdarah dengue,
malaria, TBC dan penyakit
menular seksual (termasuk HIV
dan AIDS) yang kasusnya saat
ini cenderung meningkat.
Sementara itu untuk
pengendalian penyakit tidak
menular difocuskan pada
upaya pengendalian factor
resiko melalui upaya
pembudayaan perilaku hidup
bersih dan sehat. Sedangkan
upaya peningkatan kualitas
lingkungan sehat didorong
< 15 %
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
lengkap Cakupan Pelayanan kesehatan bayi
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
Cakupan penanganan neonatal komplikasi
Cakupan penjaringan siswa SD kelas I dan setingkat
Persentase kab/kota yang memiliki minimal 4
Puskesmas mampu laksanakan PKPR
Persentase kab/kota yang memiliki minimal 2
Puskesmas yang mampu tatatlaksana KTA
Jumlah Kab/Kota yg memiliki RS tipe B
persentase RS yg melaksanakan SIRS baik online maupun manual
untuk mengembangkan
kabupaten/kota sehat dengan
pendekatan kawasan sehat,
serta upaya pemberdayaan
masyarakat untuk Stop Buang
Air Besar Sembarangan
melalui Pengembangan
Program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat.
Peningkatan ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan,
keamanan, mutu dan
penggunaan obat serta
pengawasan obat dan
makanan harus terjamin,
terutama bila terjadi Kejadian
Luar Biasa (KLB). Upaya ini
dilaksanakan mulai dari proses
perencanaan dan
pengadaan yang baik,
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
Persentase RS dgn penggelolaan keuangan BLU
Persentase RS yang melaksanakan PONEK
Persentase RS, Kab/Kota yg menerapkan SPM RS
Persentase RS yg siap melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi ( PPI ) Persentase RS yang melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar
Kab/Kota yang memiliki UTD
RS Yang terakreditasi
RS Yang Melaksanakan Pelayanan Darurat
RS Melayani pasien Masyarakat Miskin Peserta Jamkesmas
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
optimalisasi pemanfaatan
dana, efektifitas penggunaan
serta pengendalian persediaan
dan pendistribusiannya.
Pemberdayaan masyarakat
dan Promosi Kesehatan.
Upaya ini dilaksanakan melalui integrasi program prmosi kesehatan secara lintas program & lintas sektor dengan memfocuskan pada upaya peningkatan Pendidikan Kesehatan Masyarakat, dengan memaksimalkan Pengembangan metode dan Teknologi Informasi Kesehatan serta penerapan strategi advocacy, bina suasana dan gerakan pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat lebih ditingkatkan melalui
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
Balita ditimbang berat badannya
RT yang mengkonsumsi garam beryodium
Balita 6-59 Bulan mendapat Vitamin A
Ibu Hamil mendapat FE 90 tablet
Kab/Kota yang melaksanakan Surveilans Tersedianya Bufferstock MP-ASI
Prevalensi rate penderita shistomiasis
Angka penemuan kasus malaria
Presentase penderita malaria yang mendapat pengobatan
Persentase angka kasus baru TB Paru BTA positif
upaya penggerakan masyarakat didorong untuk mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), yang diintegrasikan dengan melalui Pengembangan Desa Siaga Aktif
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
Persentase kasus pneumonia yang ditangani Tatalaksana standar
Penderita Yang diobati Persentase penanganan bencana di Kabupaten/Kota < 24 Jam
Angka Kesakitan penyakit KLB (Malaria, Diare) di lokasi transmigrasi
Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jamban sehat
Perentase cakupan TTU sehat
Persentase RS yg memenuhi syarat Kesling
Persentase Kab/Kota /kawasan yg telah melaksanakan Kab/Kota/ Kawasan sehat
Persentase cakupan rumah sehat
Persentase cakupan TPM sehat
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar
Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 4 dokter spesialis penunjang
Persentase Desa memiliki tenaga Bidan
Setiap Rumah Sakit telah memiliki D4 Mitra dokter spesialis sesuai keberadaan dokter spesialis
Setiap Puskesmas telah memiliki tenaga minimal sesuai dengan standar (Pedoman Revitalisasi Puskesmas dan Daftar Susunan Pegawai )
UTD/UTD-RS telah memiliki tenaga transfusi darah
Setiap Rumah Sakit telah memiliki tenaga Tehnik Elektromedikdan rekam medik
Tenaga Kesehatan tertentu telah teregistrasi
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
Semua Pelatihan tenaga kesehatan telah dilakukan akreditasi
Tersedianya Kebijakan strategis pembang unan kesehatan
Tersedianya dokumen perencanaan dan penganggaran
Tersedianya laporan kinerja pembangunan kesehatan
Tersedianya costing SPM di Kab/Kota
tersedianya alokasi anggaran APBD bidang Kesehatan minimal 10 %Tersedianya data kepegawaian berdasarkan SIMKA di Provinsi dan 10 Kab/Kota
Tersusunnya laporan keuangan bersumber APBD dan APBN setiap tahun anggaran sesuai dengan
Peraturan Perundang-
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
undangan yang berlaku sehingga terwujudnya pengelolaan keuangan wajar tanpa pengecualian
Terciptanya sistem perbendaharaan yang akuntabilitas
Terciptanya sistem pengelolaan/ penatausahaan keuangan yang transparan dan akntabel
Persentase temuan hasil pengawasan/ LHP yang ditindak lanjuti
Tertatanya administrasi pengelolaan aset yang didukung dengan data yang valid dan akurat
Terinventarisasinya aset secara lebih efektif dan efisien
Persentase dukungan sumber daya terlatih dalam pelaksanaan, pengelolaan administrasi keuangan dan asset
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
Persentase pembayaran gaji PNS tepat, jumlah, waktu dan sasaran
Tersedianya laporan keuangan dan asset
Laporan hasil pemeriksaan dapat diselesaikan dan ditindaklanjuti
Tersedianya peraturan di bidang kesehatan.
Tersedianya dokumen anggaran perencanaan Dinas Kesehatan
Pelatihan perencanaan dan penganggaran
Tersedianya dokumen kesepakatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (RAKESKESDA)
Tersedianya sarana penunjang perencanaan dan penganggaran
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
Terpenuhinya administrasi perkantoran Meningkatnya kualitas laporan akuntabilitas kinerja dilingkungan Dinas kesehatan Provinsi.
Ketersediaan Master Plan SIKDA
Provinsi dan Kabupaten/Kota yang mempunyai Profil Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang mempunyai
Jumlah Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi
Kabupaten/Kota dengan data terpilah
Persentase penduduk miskin yang mendapat jaminan kesehatan
Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS
Persentase Desa Siaga Aktif
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
Persentase Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan
Jumlah kebijakan tehnis promosi kesehatan yg terintegrasi dlm upaya pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
Jumlah Kab/Kota yang menetapkan kebijakan yg berwawasan kesehatan 11 Kab/Kota.
Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri Tercapainya Pemeriksaan Sampel
Pelatihan Tenaga Kesehatan telah dilakukan akreditasi
Pertemuan Tim Kajian Data Setiap Bulan
Persentase ketersediaan profil surveilans Provinsi dan Kab/Kota
TUJUANTARGET
SASARAN REALISASI STRATEGI
URAIN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7
AFP rate < 15 tahun Jumlah sistem surveilans epidemiologi yang terlaksana Ketepatan Laporan mingguan (SKD KLB Puskesmas dan RS)
Buletin Surveilans epidemiologi yang terbit setiap bulan
Penerbitan Buletin SKD
Desa/Kelurahan mengalami KLB
dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
Lampiran II
PERATURAN MENTERI NEGARAPENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR : 29 TAHUN 2010
FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN
Lampiran II/2-3
FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
SKPD : DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAHTAHUN : ANGGARAN 2012
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3Meningkatnya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yg memenuhi syarat standar dan terjangkau oleh masyarakat
1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin dan Perbekalan Kesehatan 85 %
2. Persentase tingkat kecukupan Obat, Vaksin dan Perbekalan kesehatan 70 %
Tersedianya akses dan mutu upaya kesehatan baik pada
strata pertama, kedua dan ketiga.
1. Puskesmas PONED yang melaksanakan sistem manajemen mutu 9 Pusk
2. Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas yang mendapat penanganan komplikasi kebidanan (CPR)
88 %
3. Persentase pasangan usia subur yang menjadi KB Aktif (CPR) 63 %
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3Meningkatnya dan menguatnya manajemen Puskesmas dan
jaringannya
Meningkatnya mutu dan memperluas jangkauan pelayanan
kesehatan jiwa masyarakat, kesehatan indra (mata & telinga),
kesehatan kerja, kesehatan olahraga, kesehatan gigi & mulut,
kesehatan haji dan kesehatan lanjut usia.
4. Persentase Puskesmas rawat inap mampu PKRE terpadu 62 %
5. Ibu hamil yang mendapat ANC (K1) 97 %
6. Bumil yang mendapat pelayanan antenatal (K4) 90 %
7. Ibu bersalin yang ditolong oleh Nakes di fasilitas kesehatan 55 %
8. Ibu nifas yang mendapat pealayanan kesehatan 88 %
9. Persentase fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai Standar
100 %
10. Cakupan Pertelongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 77 %
11. Cakupan kunjungan neonatal (KN1 88 %
12. Cakupan kunjungan neonatal lengkap 84 %
13. Cakupan Pelayanan kesehatan bayi 86 %
14. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita 81 %
15. Cakupan penanganan neonatal komplikasi 70 %
16. Cakupan Sekolah Dasar/MI yang melaksanakan Penjaringan kesehatan siswa kelas satu SD
92 %
17. Persentase kab/kota yang memiliki minimal 4 Puskesmas mampu laksanakan PKPR .
70 %
18. Persentase kab/kota yang memiliki minimal 2 Puskesmas yang mampu tatatlaksana KTA.
11 Pusk
19. Jumlah Kab/Kota yg memiliki RS tipe B 1 Kab
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 320. persentase RS yg melaksanakan SIRS baik online maupun manual 75 %
21. Persentase RS dgn penggelolaan keuangan BLU 40 %
22. Persentase RS yang melaksanakan PONEK 85 %
23. Persentase RS, Kab/Kota yg menerapkan SPM RS 40 %
24. Persentase RS yg siap melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi ( PPI )
100 %
25. Persentase RS yang melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar 70 %
26. RS Yang terakreditasi 85 %
27. Persentase RS yang menerapkan MPKP 70 %
Penduduk miskin dan kurang mampu, Jamkesmas 851.027
Jiwa dan Jamkesda 333.057 Jiwa
1. Persentase penduduk miskin yang memperoleh jaminan kesehatan 100 %
2. Peserta Kabupaten Kabupaten/Kota yang memiliki data DHA 30 %
3. RS Melayani pasien Masyarakat Miskin Peserta Jamkesmas 100 %
Terpenuhinya Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar dan aman.
1. Puskesmas yang melakasakan kalibrasi alkes di Kab/Kota se Sulteng 40 %
2. RS Melayani Pasien Masyarakat Miskin Peserta Jamkesmas 100 Pusk
3. Rumah Sakit yang melaksanakan kalibrasi alkes 13 RS
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3Terlaksananya penanggulangan masalah gizi pada kelompok
rawan gizi.
Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan anak
Meningkatnya derajat kesehatan ibu/anak
1. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 %
2. Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 60 %
3. Cakupan RT yang mengkonsumsi garam beryodium 80 %
4. Balita 6-59 Bulan mendapat Vitamin A 90 %
5. Ibu Hamil mendapat FE 90 tablet 78 %
6. Kab/Kota yang melaksanakan Surveilans Gizi 80 %
7. Persentase Balita ditimbang berat badannya 70 %
8. Tersedianya Bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana 100 %
Pengendalian Penyakit
Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
penyakit menular dan tidak menular
1. Prevalensi rate penderita shistomiasis 4 %
2. Angka penemuan kasus malaria <1 %
3. Presentase penderita malaria yang mendapat pengobatan 100 %
4. Persentase angka kasus baru TB Paru BTA positif 45 %
5. Persentase kasus pneumonia yang ditangani Tatalaksana standar 70 %
6. Persentase penanganan bencana di Kabupaten/Kota < 24 Jam 100 %
7. Angka Kesakitan penyakit KLB (Malaria, Diare) di lokasi transmigrasi <25 %
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3Penanggulangan Wabah dan Bencana
Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara optimal
kepada masyarakat dalam kondisi yang berbeda dari
kesehariannya.
1. Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jamban sehat 67 %
2. Perentase cakupan TTU sehat 82 %
3. Persentase RS yg memenuhi syarat Kesling 50 %
4. Persentase Kab/Kota /kawasan yg telah melaksanakan Kab/Kota/ Kawasan sehat
36 %
5. Persentase cakupan rumah sehat 79 %
6. Persentase cakupan TPM sehat 65 %
Terpenuhinya tenaga kesehatan di Sulawesi Tengah baik
jumlah, jenis, mutu yang merata di unit pelayanan kesehatan.
1. Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 4 dokter spesialis penunjang
5 RS
2. Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 4 penunjang
2 RS
3. Persentase Desa memiliki tenaga Bidan 70 %
4. Setiap Rumah Sakit telah memiliki D4 Mitra dokter spesialis sesuai keberadaan dokter spesialis
4 RS
5. Setiap Puskesmas telah memiliki tenaga minimal sesuai dengan standar (Pedoman Revitalisasi Puskesmas dan Daftar Susunan Pegawai )
54 Pusk
6. UTD/UTD-RS telah memiliki tenaga transfusi darah 5 UTD
7. Setiap Rumah Sakit telah memiliki tenaga Tehnik Elektromedikdan rekam medik
11 RS
8. Tenaga Kesehatan tertentu telah teregistrasi 100 %
9. Semua Pelatihan tenaga kesehatan telah dilakukan akreditasi Pelatihan 100 %
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3
Meningkatnya pelaksanaan koordinasi, pengawasan,
pembinaan dan pengembangan sistem kesehatan.
1. Tersedianya rencana strategis pembang unan kesehatan 5 Dokumen
2. Tersedianya dokumen perencanaan dan penganggaran 5 Dokumen
3. Tersedianya laporan kinerja pembangunan kesehatan 4 Dokumen
4. Tersedianya costing SPM di Kab/Kota 11 Kab/Kota
5. tersedianya alokasi anggaran APBD bidang Kesehatan minimal 10 % 11 Kab/Kota
6. Tersedianya data kepegawaian berdasarkan SIMKA di Provinsi dan 10 Kab/Kota
11 Kab/Kota
7. Tersusunnya laporan keuangan bersumber APBD dan APBN setiap tahun anggaran sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sehingga terwujudnya pengelolaan keuangan wajar tanpa pengecualian
2 Dokumen
8. Terciptanya sistem perbendaharaan yang akuntabilitas 50 %
9. Terciptanya sistem pengelolaan/ penatausahaan keuangan yang transparan dan akntabel
80 %
10. Persentase temuan hasil pengawasan/ LHP yang ditindak lanjuti 50 %
11. Tertatanya administrasi pengelolaan aset yang didukung dengan data yang valid dan akurat
70 %
12. Terinventarisasinya aset secara lebih efektif dan efisien 75 %
13. Persentase dukungan sumber daya terlatih dalam pelaksanaan, pengelolaan administrasi keuangan dan asset
80 %
14. Persentase pembayaran gaji PNS tepat, jumlah, waktu dan sasaran 85 %
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 315. laporan hasil pemeriksaan dapat diselesaikan dan ditindaklanjuti 100 %
16. Tersedianya peraturan di bidang kesehatan. 3 Dok
17. Tersedianya dokumen anggaran perencanaan Dinas Kesehatan (IK. RPJMD) 3 Dok
18. Pelatihan perencanaan dan penganggaran 1 Diklat
19. Tersedianya dokumen kesepakatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (RAKESKESDA)
1 Dok
20. Tersedianya sarana penunjang perencanaan dan penganggaran (IK. RPJMD) 1 Paket
21. Terpenuhinya administrasi perkantoran 1 Paket
22. Meningkatnya kualitas laporan akuntabilitas kinerja dilingkungan Dinas kesehatan Provinsi.
75 %
Terselenggaranya upaya advokasi, bina suasana dan penggerakan masyarakat yang berhasilguna dan berdayaguna dalam rangka meningkatkan perilaku sehat individu, keluarga dan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat
1. Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS . 60 %
2. Persentase Desa Siaga Aktif 35 %
3. Persentase Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan 25 %
4. Jumlah kebijakan tehnis promosi kesehatan yg terintegrasi dlm upaya pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
3 Buah
5. Jumlah Kab/Kota yang menetapkan kebijakan yg berwawasan kesehatan 11 Kab/Kota.
4 Kab/Kota
6. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri 35 %
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3Meningkatnya mutu pelayanan laboratorium kesehatan
Meningkatnya pembinaan laboratorium kesehatan secara
berjenjang
Tercapainya Pemeriksaan Sampel 21..000 Sampel
Terlaksananya Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi. 1. Tersususunya Master Plan SIKDA di Kab/Kota 3 Kab
2. Tersusunnya data satu pintu 2 Kab/Koa
3. Ketersediaan profil kesehatan dengan data terpilah per jenis kelamin 12 Kab/Kota
4. Persentase Kab/Kota dan Prov. Yang memiliki Bank Data 30 %
5. Pengenbangan dan Pelaksanaan Riset/Penelitian Kesehatan 1 Penelitian
6. Pembentukan dan Jejaring Kemitraan Penelitian
7. Kajian dan Analisa hasil-hasil riset Penelitian Kesehatan
8. Fublikasi dan transpormasi hasil-hasil litbangkes untuk program kesehatan 10 Kegiatan
Terlaksananya system surveilans epidemiologi kesehatan dan respon cepat KLB
1. Pertemuan Tim Kajian Data Setiap Bulan 6 Kali
2. Persentase ketersediaan profil surveilans Provinsi dan Kab/Kota 11 & 1 Kab/Prov.
3. AFP rate < 15 tahun >2 Per 1000
4. Jumlah sistem surveilans epidemiologi yang terlaksana 4 Kab/Kota
5. Ketepatan Laporan mingguan (SKD KLB Puskesmas dan RS) 40 %
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 36. Buletin Surveilans epidemiologi yang terbit setiap bulan 12 Buah
7. Penerbitan Buletin SKD 48 Buah
8. Desa/Kelurahan mengalami KLB 100 %
9. dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam 24 Jam
Palu,
Kepala Dinas KesehatanProvinsi Sulawesi Tengah,
dr. ABDULLAH, DHSM., M.KesNIP.1955111 198403 1 005
Lampiran III
PERATURAN MENTERI NEGARAPENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR : 29 TAHUN 2010
FORMULIR PENGUKURAN KINERJA
Lampiran II1/5-5
FORMULIR PENGUKURAN KINERJATINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERA
TAHUN 2012
Provinsi : Sulawesi Tengah Nama SKPD : Dinas Kesehatan
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5
Meningkatnya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yg memenuhi syarat standar dan terjangkau oleh masyarakat
1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin dan Perbekalan Kesehatan
85 % 70,82 83,3
2. Persentase tingkat kecukupan Obat, Vaksin dan Perbekalan kesehatan
70 % 60.84 86,9
Tersedianya akses dan mutu upaya
kesehatan baik pada strata pertama, kedua
dan ketiga.
Meningkatnya dan menguatnya manajemen
Puskesmas dan jaringannya
Meningkatnya mutu dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, kesehatan indra (mata & telinga), kesehatan kerja, kesehatan olahraga, kesehatan gigi & mulut, kesehatan
1. Puskesmas PONED yang melaksanakan sistem manajemen mutu
9 Pusk 6 66,67
2. Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas yang mendapat penanganan komplikasi kebidanan (CPR)
88 % 74,14 84,25
3. Persentase pasangan usia subur yang menjadi KB Aktif (CPR)
63 % 50,96 80,89
4. Persentase Puskesmas rawat inap mampu PKRE terpadu 62 % 56 90,32
5. Ibu hamil yang mendapat ANC (K1) 97 % 84,78 84,4
6. Bumil yang mendapat pelayanan antenatal (K4 90 % 72,7 82,6
7. Ibu bersalain yang ditolong oleh Nakes di fasilitas kesehatan (IK. RPJM)
55 % 44,21 80,38
8. Ibu nifas yang mendapat pealayanan kesehatan (IK. RPJM) 88 % 71,68 81,45
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5
haji dan kesehatan lanjut usia 9. Persentase fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai Standar
100 % 100 100
10. Cakupan Pertelongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 77 % 74,14 96,29
11. Cakupan kunjungan neonatal (KN1) 88 % 74,89 85,10
12. Cakupan kunjungan neonatal lengkap 84 % 75,61 92,20
13. Cakupan Pelayanan kesehatan bayi 86 % 65,15 75,76
14. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita 81 % 54 67,5
15. Cakupan penanganan neonatal komplikasi 70 % 64 98,46
16. Cakupan penjaringan siswa SD kelas I dan setingkat 92 % 43,4 47,18
17. Persentase kab/kota yang memiliki minimal 4 Puskesmas mampu laksanakan PKPR
70 % 81,82 116,88
18. Persentase kab/kota yang memiliki minimal 2 Puskesmas yang mampu tatatlaksana KTA
11 Pusk 11 100
1. Jumlah Kab/Kota yg memiliki RS tipe B 2 Kab 1 50
2. persentase RS yg melaksanakan SIRS baik online maupun manual
75 % 80 116
3. Persentase RS dgn penggelolaan keuangan BLU 40 % 20 50
4. Persentase RS yang melaksanakan PONEK 85 % 60 70,59
5. Persentase RS, Kab/Kota yg menerapkan SPM RS 40 % 20 100
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5
6. Persentase RS yg siap melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi ( PPI )
100 % 100 100
7. Persentase RS yang melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar
70 % 50 71,43
8. RS Yang terakreditasi 85 % 85 100
9. Prosentase RS yang menerapkan MPKP 70 % 70 100
1. Persentase penduduk miskin yang memperoleh jaminan kesehatan.
100 % 100 100
2. Peserta Kabupaten/Kota yang memiliki data DHA 30 73 243
3. RS Melayani pasien Masyarakat Miskin Peserta Jamkesmas 100 % 100 100
1. Puskesmas yng dilaksanakan kalibrasi alkes Kab/Kota 40 Pusk 37 92,50
2. Rumah Sakit yang melaksanakan kalibrasi alkes 13 RS 11 84,60
Terlaksananya penanggulangan masalah gizi
pada kelompok rawan gizi.
1. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 % 100 100
2. Prosentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eklusif 60 % 30,2 50,33
3. RT yang mengkonsumsi garam beryodium 80 % 80 100
4. Persentase 6-59 bulan dapat kapsul Vitamin A 90 % 60 66,67
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5
Menurunnya angka kesakitan dan kematian
ibu dan anak.
Meningkatnya derajat kesehatan ibu/anak
5. Ibu Hamil mendapat FE 90 tablet 78 % 49,4 64
6. Kab/Kota yang melaksanakan Surveilans 100 % 100 100
7. Balita ditimbang berat badannya 70 % 47 67,14
8. Tersedianya Bufferstock MP-ASI 100 % 100 100
Pengendalian Penyakit Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular
1. Prevalensi rate penderita shistomiasis 4 % 1,05 55
2. Angka penemuan kasus malaria <1 % 2,41
3. Presentase penderita malaria yang mendapat pengobatan 100 % 71,61 71,6
4. Persentase angka kasus baru TB Paru BTA positif 45 % 39,91 88,7
Penanggulangan Wabah dan Bencana Untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara
optimal kepada masyarakat dalam kondisi
yang berbeda dari kesehariannya.
5. Persentase kasus pneumonia yang ditangani Tatalaksana standar
70 % 27,43 39,2
6. Persentase penanganan bencana di Kabupaten/Kota < 24 Jam
100 % 100 100
7. Angka Kesakitan penyakit KLB (Malaria, Diare) di lokasi transmigrasi
<25 % 12,16 48
Meningkatnya kualitas air minum dan dan sanitasi dengan pengendalian resiko pencemaran lingku ngan melalui pembinaan dan pengawasan kesehat an lingkungan
1. Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jamban sehat 67 % 107 107
2. Presentase air minum yang memenuhi syarat 92 % 80,25 100,312
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5
pada rumah sakit, sekolah, pemukiman, tempat-tempat umum, tempat pengelolaan makanan tempat pengelolaan pestisida dan kegiatan klinik sanitasi serta pemantauan AMDAL
3. Perentase cakupan TTU sehat 82 % 86,58 94,11
4. Persentase RS yg memenuhi syarat Kesling 50 % 50 100
5. Persentase Kab/Kota /kawasan yg telah melaksanakan Kab/Kota/ Kawasan sehat
36 % 9 50
6. Persentase cakupan rumah sehat 79 % 66,37 88,5
7. Persentase cakupan TPM sehat 65 % 68,39 114
Terpenuhinya tenaga kesehatan di Sulawesi
Tengah baik jumlah, jenis, mutu yang merata
di unit pelayanan kesehatan.
1. Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar.
5 RS 3 60
2. Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 4 penunjang
2 RS 0 0
3. Persentase Desa memiliki tenaga Bidan 70 % 79,25 112
4. Setiap Rumah Sakit telah memiliki D4 Mitra dokter spesialis sesuai keberadaan dokter spesialis
4 RS 1 25
5. Setiap Puskesmas telah memiliki tenaga minimal sesuai dengan standar (Pedoman Revitalisasi Puskesmas dan Daftar Susunan Pegawai )
54 Puks 20 37,03
6. UTD/UTD-RS telah memiliki tenaga transfusi darah 5 UTD 2 40
7. Setiap Rumah Sakit telah memiliki tenaga Tehnik Elektromedikdan rekam medik
11 RS 8 72,73
8. Tenaga Kesehatan tertentu telah teregistrasi 100 % 55,1 55,1
9. Semua Pelatihan tenaga kesehatan telah dilakukan akreditasi Pelatihan
100 % 100 100
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5
Meningkatnya pelaksanaan koordinasi, pengawasan, pembinaan dan pengembangan sistem kesehatan
1. Kebijakan strategis pembangunan kesehatan 5 % 5 100
2. Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran 5 Dokumen 5 100
3. Tersedianya laporan kinerja pembangunan kesehatan 4 Dokumen 4 100
4. Tersedianya costing SPM di Kab/Kota 11 Kab/Kota 11 100
5. Tersedianya alokasi anggaran APBD bidang Kesehatan minimal 10 %
%
6. Tersedianya data kepegawaian berdasarkan SIMKA di Provinsi dan 10 Kab/Kota
11 Kab/Kota 11 100
7. Tersusunnya laporan keuangan bersumber APBD dan APBN setiap tahun anggaran sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sehingga terwujudnya pengelolaan keuangan wajar tanpa pengecualian
2 Dokumen 2 100
8. Terciptanya sistem perbendaharaan yang akuntabilitas 50 % 50 100
9. Terciptanya sistem pengelolaan/ penatausahaan keuangan yang transparan dan akuntabel
80 % 80 100
10. Persentase temuan hasil pengawasan/ LHP yang ditindak lanjuti
50 % 50 100
11. Tertatanya administrasi pengelolaan aset yang didukung dengan data yang valid dan akurat
70 % 70 100
12. Terinventarisasinya aset secara lebih efektif dan efisien 75 % 75 100
13. Persentase dukungan sumber daya terlatih dalam pelaksanaan, pengelolaan administrasi keuangan dan asset
80 % 80 100
14. Persentase pembayaran gaji PNS tepat, jumlah, waktu dan sasaran
85 % 100 100
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5
15. Laporan hasil pemeriksaan dapat diselesaikan dan ditindaklanjuti
100 % 100 100
16. Tersedianya peraturan di bidang kesehatan. 3 Dok 3 100
17. Tersedianya dokumen anggaran perencanaan Dinas Kesehatan
3 Dok 3 100
18. Pelatihan perencanaan dan penganggaran 1 Diklat 1 100
19. Tersedianya dokumen kesepakatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (RAKESKESDA)
1 Dok 1 100
20. Terpenuhinya administrasi perkantoran 1 Paket 1 100
21. Meningkatnya kualitas laporan akuntabilitas kinerja dilingkungan Dinas kesehatan Provinsi.
75 % 75 100
Terselenggaranya upaya advokasi, bina suasana dan penggerakan masyarakat yang berhasilguna dan berdayaguna dalam rangka meningkatkan perilaku sehat individu, keluarga dan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat
1. Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS 60/40 pusat/daerah
% 30.92 55,22
2. Persentase Desa Siaga Aktif 35 % 52,06 100
3. Persentase Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan 25 % 61,7 100
4. Jumlah kebijakan tehnis promosi kesehatan yg terintegrasi dlm upaya pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
3 Buah 5 100
5. Jumlah Kab/Kota yang menetapkan kebijakan ygberwawasan kesehatan 11 Kab/Kota.
4 Kab/Kota 3 100
6. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri (Sesuai RPJM) 35/25
pusat/daerah
% 197,72 65,73
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5
Meningkatnya Mutu Layanan Laboratorium Kesehatan
Tercapainya pemeriksaan sampel 21.000 Sampel 21.000 110
Meningkatnya pembinaan laboratorium kesehatan secara berjenjang
1. Tersusunnya Master Plan SIKDA 3 Kab 1 33,3
2. Tersusunnya data satu pintu 2 Kab/Kota 0 0
3. Ketersediaan profil kesehatan dengan data terpilah per jenis kelamin
100 % 6 50
4. Persentase Kab/Kota dan Prov. Yang memiliki Bank Data 7 % 0 0
5. Pengenbangan dan Pelaksanaan Riset/Penelitian Kesehatan 1 Penelitian 1 100
6. Pembentukan dan Jejaring Kemitraan Penelitian 1
7. Kajian dan Analisa hasil-hasil riset Penelitian Kesehatan 1
8. Fublikasi dan transpormasi hasil-hasil litbangkes untuk program kesehatan
100 Kegiatan 10 100
Terlaksananya system surveilans epidemiologi kesehatan dan respon cepat KLB
2a. Pertemuan Tim Kajian Data Setiap Bulan 6 Kab/Kota 6 100
2b. Persentase ketersediaan profil surveilans Provinsi dan Kab/Kota
11/1 Kab/Kota. Prov
10 83,3
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5
3a. AFP rate < 15 tahun > 2 Per 1000 4,27 218,5
3b. Jumlah sistem surveilans epidemiologi yang terlaksana 4 Buah 5 125
4a. Ketepatan Laporan mingguan (SKD KLB Puskesmas dan RS) 40 % 63.2 158
4b. Buletin Surveilans epidemiologi yang terbit setiap bulan 12 Buah 9 75
4c. Penerbitan Buletin SKD 52 Buah 48 92.3
5 Desa/Kelurahan mengalami KLB dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
100 % 100 100
Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2012 : Rp. 53.270.048.052 Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2012 : Rp. 52.046.240.459
(% Fisik = .99,00 dan % Keuangan = 97,70)
Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2011 : Rp. 28.842.284.000
Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2011 : Rp. 28.703.872.022
(% Fisik = 99,52 dan % Keuangan = 100)
Petunjuk Pengisian:1. Header (a) diisi dengan nama SKPD/ unit kerja mandiri;2. Header (b) diisi dengan tahun anggaran;3. Kolom (1) diisi dengan sasaran strategis SKPD sesuai dengan dokumenPenetapan Kinerja;4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja sasaran strategis SKPD sesuaidengan dokumen Penetapan Kinerja;5. Kolom (3) diisi dengan angka target kinerja yang akan dicapai dari setiapindikator sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;6. Kolom (4) diisi dengan realisasi dari masing-masing Indikator Kinerja;7. Kolom (5) diisi dengan persentase pencapaian target dari masing-masingindikator kinerja: (realisasi/target x 100)%;8. Footer (c) diisi total jumlah/nilai pagu anggaran kegiatan yang direncanakanuntuk mencapai sasaran strategis;9. Footer (d) diisi total jumlah/nilai realisasi anggaran kegiatan yang digunakanuntuk mencapai sasaran strategis;
IKU Dinkes 2011
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
IKU Dinkes 2011
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SKPD : DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2011
KEGIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PELAKSANA
2011 20161 2 3 5
1. Peningkatan Mutu Pengguna an Obar Per bekalan Kes.
Meningkatnya sediaan farmasidan perbekalan kesehatan yg memenuhi syarat standar dan terjangkau oleh masyarakat
1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin dan Perbekalan Kesehatan
85% 100% OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
2. Peningkatan Fungsi dan Kelayakan Sarana dan Prasarana Peralatan Kes.
2. Persentase tingkat kecukupan Obat, Vaksin dan Perbekalan kesehatan
70% 100%
1. Peningkatan Kesmas2. Peningkatan Kesehatan
Khusus & PMI 3. Koordiasi dan sinkronisasi
peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
4. Peningkatan Pelayanan Kes Usila
Tersedianya akses dan mutu upaya kesehatan baik pada strata pertama, kedua dan ketiga.
Meningkatnya dan menguatnya manajemen Puskesmas dan jaringannya
Meningkatnya mutu dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, kesehatan indra (mata & telinga), kesehatan kerja, kesehatan olahraga, kesehatan gigi & mulut, kesehatan haji dan kesehatan lanjut usia.
1. Puskesmas PONED yang melaksanakan sistem manajemen mutu
6% 20% UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
2. Cakupan Pertelongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
77% 89%
3. Persentase fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai Standar
100% 100%
4. Persentase kab/kota yang memiliki minimal 2 Puskesmas yang mampu tatatlaksana KTA
11% 22%
IKU Dinkes 2011
KEGIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PELAKSANA
2011 20161 2 3 5
Peningkatan Upaya Kesehatan Rujukan dan Perbaikan Pelayanan Kesehatan Perorangan
1. Jumlah Kab/Kota yg memiliki RS tipe B 1 Kab 5 Kab UPAYA KESEHATAN PERORANGAN 2. Persentase RS, Kab/Kota yg menerapkan
SPM RS 20 % 100%
3. RS Yang terakreditasi 70 % 100%
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Pelayanan Gakin
1. RS Yang Melaksanakan Pelayanan Darurat
70% 100% PEMBIAYAAN DAN JAMINAN KESEHATAN
2. RS Melayani pasien Masyarakat Miskin Peserta Jamkesmas
100% 100%
Penanggulangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat
Terlaksananya penanggulangan masalah gizi pada kelompok rawan gizi.
Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.
Meningkatnya derajat kesehatan ibu/anak
1. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100% 100% PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
2. Tersedianya Bufferstock MP-ASI 100% 100%
3. RT yang mengkonsumsi garam beryodium 77% 90%
4. Kab/Kota yang melaksanakan Surveilans Gizi
70% 95%
1. Pelayanan Pen cegahan dan Pe nanggulangan Penyakit Menular
Pengendalian Penyakit Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular
1. Prevalensi rate penderita shistomiasis 4% < 1% PENCEGAHAN DAN PENANGGU LANGAN PENYAKIT MENULAR
2. Presentase penderita malaria yang mendapat pengobatan
100% 100%
2. Bimbingan dan Pengendalian Wabah & Bencana
3. Persentase angka kasus baru TB Paru BTA positif
40% 90%
Penanggulangan Wabah dan Bencana.
4. Persentase penanganan bencana di Kabupaten/Kota < 24 Jam
100% 100%
IKU Dinkes 2011
KEGIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PELAKSANA
2011 20161 2 3 5
Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Pengawasan Kualitaas Kesehatan Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengembangan Wilayah Sehat
Meningkatnya kualitas air minum dan dan sanitasi dengan pengendalian resiko pencemar an lingku ngan melalui pembi naan dan pengawasan kesehat an lingkungan pada rumah sakit, sekolah, pemukiman, tempat-tempat umum, tempat pengelolaan makanan tempat pengelolaan pestisida dan kegiatan klinik sanitasi serta pemantauan AMDAL
1. Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jamban sehat
64% 75% LINGKUNGAN SEHAT
2. Persentase RS yg memenuhi syarat Kesling
25% 85%
3. Persentase Kab/Kota /kawasan yg telah melaksanakan Kab/Kota/ Kawasan sehat
18% 85%
1. Pemenuhan Tenaga Kesehatan Terpenuhinya tenaga kesehatan di Sulawesi Tengah baik jumlah, jenis, mutu yang merata di unit pelayanan kesehatan.
1. Setiap Rumah Sakit kabupaten minimal memiliki 4 dokter spesialis dasar
4 RS 4 RS PENGEMBANGAN DAN PEMBER DAYAAN SUMBER DAYA TENAGA KESEHATAN2. Prog. Perencana an &
Pendayaguna an Nakes3. Registrasi dan Akreditasi
Nakes
2. Persentase Desa memiliki tenaga Bidan 65% 85 %3. Setiap Puskesmas telah memiliki tenaga
minimal sesuai dengan standar (Pedoman Revitalisasi Puskesmas dan Daftar Susunan Pegawai .
27 Pusk 70 Pusk
4. UTD/UTD-RS telah memiliki tenaga transfusi darah.
4 UTD 10 UTD
5. Semua Pelatihan tenaga kesehatan telah dilakukan akreditasi Pelatihan
100% 100%
1. Peningkatan Kua litas Manajemen Keuangan dan Aset.
Meningkatnya pelaksanaan koordinasi, pengawasan, pembinaan dan pengembangan sistem kesehatan
1. Tersedianya Kebijakan strategis pembang unan kesehatan
100% 100% KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN KES
IKU Dinkes 2011
KEGIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PELAKSANA
2011 20161 2 3 5
2. Manajemen Pembangunan Kes.
2. Tersedianya dokumen perencanaan dan penganggaran
100% 100%
3. Peningkatan Kualitas Manaje men Kepegawaian & Umum.
3. Tersedianya costing SPM di Kab/Kota 100% 100%
4. Pengembangan Kapasitas adm Hukum dan Humas
4. Tersedianya dokumen kesepakatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (RAKESKESDA)
1 Dok 1 Dok
Peningkatan Pemberdayaan Masy arakat dan Pelayanan Gakin
Terselenggaranya upaya advokasi, bina suasana dan penggerakan masyarakat yang berhasilguna dan berdayaguna dalam rangka meningkatkan perilaku sehat individu, keluarga dan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat
1. Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS
55% 80% PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI
2. Persentase Desa Siaga Aktif 30% 85%
3. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri
30% 50%
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Laboratorium
Meningkatnya mutu pelayanan laboratorium kesehatan
Meningkatnya pembinaan laboratorium kesehatan secara berjenjang
Tercapainya Pemeriksaan Sampel 19.000Sampel
30 Sampel
Peningkatan Pelayanan Labo Ratorium Kes
IKU Dinkes 2011
KEGIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PELAKSANA
2011 20161 2 3 5
Terlaksananya sistem surveilans epidemiologi kesehatan dan respon cepat KLB
Terlaksananya Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi
1. Tersusunya Data satu pintu 2 Kab 11 Kab Pengembangan Sistem Surveilans Evidemiologi Kesehatan & Data Infomasi
2. Ketersediaan profil kesehatan dengan data terpilah perjenis kelamin
12 Kab 11 Kab
Terlaksananya system surveilans epidemiologi kesehatan dan respon cepat KLB
1. Persentase ketersediaan profil surveilans Provinsi dan Kab/Kota
11 & 1 Kab/Kota
Prov.
11 & 1 Kab/Kota
Prov.
2. AFP rate < 15 tahun >2 Per 1000
3. Desa/Kelurahan mengalami KLB Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
100% 100%
Palu, …………………………….
KEPALA DINAS KESEHATAN,
dr. ABDULLAH, DHSM, M.KesPembina Utama Madya
NIP. 19550111 198403 1 005
IKU Dinkes 2011