Tujuan penelitian
Memperlihatkan uji kasar terhadap protein melalui test biuret (menunjukkan dua
atau lebih ikatab peptida).
Landasan Teori
Definisi
Di dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan hal yang sangat penting, dan juga
sebagai komponen yang besar setelah air. Maka dari itu, apabila tubuh kekurangan protein
dalam waktu yang lama, dapat mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan menrunkan
daya tahan tubuh. Protein itu sendiri dapat kita dapatkan dari berbagai bahan makanan,
seperti tahu, tempe, telur, dan yang lainnya. Kemudian protein yang kita konsumsi tersebut
akan di serap oleh usus dalam bentuk asam amino, yang terdiri dari gugus amino, sebuah
gugus hdroksil,atom hidrogen, dan gugus R yang terikat pada sebuah atom C,dan apabila itu
semua di hidrolisis dengan asam, alkali, atau enzim, akan menghasilkan campuran asam-
asam amino.
Fungsi Protein
Fungsi protein yang pertama adalah sebagai enzim yang perannya sangat penting
sekali dalam perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis. Kedua, sebagai alat
pengangkut, contohnya seperti molekul-molekul kecil serta beberapa ion. Ketiga, sebagai
pengatur pergerakan, karena protein merupakan komponen utama dalam pergerakan otot
manusia. Keempat, sebagai penunjang mekanis, yang menjaga kekuatan dan daya tahan
kulit dan tulang, karena protein mudah membentuk serabut. Kelima, pertahanan tubuh atau
antibodi, karena protein yang bersifat khusus dapat menempel atau pun mengenali dan
mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh, seperti bakteri, virus, dan sel-sel
yang lainnya. Dua fungsi lainnya adalah sebagai media perambatan impuls syaraf dan
pengendalian pertumbuhan.
Selanjutnya, untuk membuktikan adany sebuah ikatan rantai protein yang terjadi, ita
menggunakan reaksi biuret.
Reaksi Biuret
Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-) dan
juga protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk
1
senyawa kompleks antara Cu2+ dengan N dari molekul ikatan peptida. Banyaknya asam
amino yang terikat pada ikatan peptida mampu memberikan warna biru, tripeptida ungu,
dan tetrapeptida serta peptida kompleks memberikan warna merah. Perubahan pada warna
sampel uji akan memberikan hasil yang positif atau negatif.
Ketika sampel berubah menjadi ungu itu berarti bahwa sampel mengandung protein.
Obligasi Peptida terjadi dengan frekuensi yang sama kira-kira untuk kebanyakan protein per-
gram bahan. Jika konsentrasi yang diberikan sudah mencapai titik lebih, sampel akan
berubah menjadi lebih ungu. Asam amino adalah hasil dari blok protein dan mereka
terhubung oleh ikatan peptida. Ada banyak kesamaan antara asam amino dan molekul
biuret dan keduanya bereaksi dengan cara yang sama.
Sebuah kompleks warna ungu terbentuk ketika ion tembaga dari Biuret bereaksi
dengan ikatan peptida pada rantai polipeptida. Karena protein dibuat dari asam amino,
kehadiran ikatan peptida selama uji Biuret untuk protein akan selalu memberikan hasil
positif untuk semua jenis makanan berbasis protein. Protein merupakan biopolymer
polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida.
Protein merupakan biopolymer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun
jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa
senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur.
Protein juga merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel dan
menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Protein
merupakan instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Protein mempunyai fungsi
unik bagi tubuh, antara lain:
1. Menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan
memelihara jaringan tubuh,
2. Mengatur kelangsungan proses di dalam tubuh,
3. Memberi tenaga jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan
lemak.
Alat dan bahan
2
- 3 tabung reaksi.
- Pipet tetes.
- Rak tabung reaksi.
- Larutan Albumin.
- Larutan NaOH 10%.
- Larutan CuSO4 7%.
- Larutan kasein 2%.
- Larutan pepton 2%.
- Sabun cuci.
- Label nama.
Langkah kerja
1. Sediakan tiga tabung reaksi.
2. Tandai ke-tiga tabung reaksi menggunakan label.
3. Taruh tabung reaksi di rak-nya
4. Campurkan 2 ml larutan albumin dengan 2 ml NaOH 10%
5. Tambahkan 1 tetes larutan CuSO4 7%.
6. Bila belum terbentuk warna merah jambu atau lembayung, tambahkan 1 tetes CuSO4
(maksimal 10 tetes).
7. Amati perubahan yang terjadi.
8. Catat hasil percobaan pada selembar kertas.
9. Ulangi langkah 1 sampai 4 dengan menggunakan larutan kasein 2%.
10. Ulangi lagi langkah 1 sampai 4, namun kali ini dengan menggunakan larutan pepton
2%.
11. Cuci alat dan bahan yang telah menggunakan memakai sabun sampai bersih.
3
Hasil percobaan
No Larutan Protein Nilai hasil percobaan
dengan reagen biuret
1 Albumin +
2 Kasein +
3 Pepton +
Keterangan:
(-) = Percobaan bernilai negatif atau gagal.
(+) = Percobaan bernilai positf atau berhasil.
A B
C D
4
E
Gambar kiri kanan, albumin, kasein, pepton yang telah di campur dengan NaOH, semua cairan telah di tambah
dengan 1 tetes CuSO4 7%(B),kondisi cairan pada saat 2 tetes CuSO4 7%(C), kondisi cairan saat 3 tetes CuSO4(D), dan kondisi
cairan pada saat 4 tetes CuSO4(E).
C. Kesimpulan
Pada uji biuret, semua protein yang diujikan, seperti albumin, kasein, dan pepton
menunjukan hasil positif dengan munculnya warna lembayung(keungu-unguan) setelah
ditambahkan 1 tetes CuSO4 7%. Jadi bisa disimpulkan bahwa dari ketiga reaksi yang terjadi
pada ketiga senyawa tersebut sama-sama mengandung protein. Dan protein juga dapat
bereaksi dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi penyusunnya.
5
Recommended