LAPORAN CASE 5 NBSS
KATARAK SENILE
Oleh :
1. Ireneu Lestari – 101001130052. Rima Maulina Hanniya – 10100113012
3. Nur Anisa Sukma – 101001130134. Praluki Herliawan – 101001130255. Dini Dwi Nabilah – 10100113033
6. Indera Edna Kamaluddin – 101001130437. Hilman Triyadi Kusumah – 101001130598. Noviyanti Hutami Putri – 10100113075
9. Selvi Putri Oktari – 1010011311610. Putri Mar’atu Sholiha – 10100113134
11. Rizky Maya Putri Sitorus – 1010011313912. Bangbang Ahmad Kholila M A Z – 10100113154
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2014/2015
Review kasus
Bapak Andy 57 tahun dengan keluhan utama :
1. Pandangan kabur pada kedua matanya sejak 2 tahun yang lalu, pengelihatannya
tergangu oleh adanya efek seperti kabut atau asap yang menghalangi dan tidak
dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata
2. Pada awalnya, pasien hanya memiliki masalah penglihatan jauh, hingga sekarang
beliau mengeluhkan kesulitan melihat baik jarak jauh maupun dekat
3. Terdapat keluhan “glare” (cahaya yg menyilaukan)
Opthalmologic exam
Visual acuity ; RE = 1/60 LE = 20/60 (0.3)
Terdapat dilatasi pupil yang memperlihatkan adanya opacities
(kekeruhan) pada lensa kedua mata.
Physical exam
VA OD 1/60, VA OS 0.3
External eye examination OD OS
Eye lid Within normal limit Within normal limit
Conjunctiva tarsalis sup No injection No injection
Conjunctiva tarsalis inf No injection No injection
Cornea Clear Clear
Camera oculi anterior Moderate depth Moderate depth
Iris Within normal limit Withi normal limit
No synechiae No synechiae
Pupil Round Round
Light reflex
(direct/indirect) : +/+
Light reflex
(direct/indirect) : +/+
2-3 mm 2-3 mm
Lens Opaque Slight opaque
Funduscopy
OD ; hazy media, detail not clear
OS ; - media slightly cloudy
- papil round, clear edge
- retina flat, tidak ada hemorrhage
- macula not clear
USG mata : normal limit
Biometri : +20 dioptri
Diagnosis : Senile cataract
Managemen : dilakukan Phacoemulsification Cataract Extraction
3 days post surgery :
BCVA ; RE = 20/400 (0.05) LE = 0.3
On exam, found ; ciliary injection on RE, minimal hypopion, pain, mild headache.
VA OD = 0.05
VA OS = 0.3
External eye examination OD OS
Eye lid Within normal limit Within normal limit
Conjunctiva tarsalis sup Conjunctiva injection No injection
Conjunctiva tarsalis inf Conjunctiva injection No injection
Conjunctiva bulbe Ciliary injection No injection
Cornea Slight descemet fold Clear
Camera oculi anterior Moderate depth, flare +2,
sel +2 hypopion 0.5 mm
Moderate depth
Iris No synechiae Within normal limit
No synechiae No synechiae
Pupil Round Round
Light reflex
(direct/indirect) : +/+
Light reflex
(direct/indirect) : +/+
2-3 mm 2-3 mm
Lens Pseudophakia, IOL in place Slight opaque
A. Anatomy Mata
1. Orbit
Orbit adalah rongga tulang bilateral di tulang facial, yang menyamai rongga pyramid
di mana basenya terletak di anteromedial dan apexnya terletak di posteromedialnya.
Dinding medial orbit di batasi oleh sinus etmoid dan bagian atas berbatasan dengan
nasal cavity. Di dalamnya terdapat :
- kelopak mata,
- ekstraocular muscle,
- saraf-saraf dan pembuluh darah,
- orbital fascia yang mengelilingi bola mata dan otot,
- membrane mukosa (conjunctiva) yang melapisi kelopak mata dan anterior
aspect bola mata dan lacrimal apparatus yang melubrikasinya.
Orbit memiliki base, 4 dinding dan apex.
1. Base
Base dikelilingi oleh orbital margin yang berada di sekitar orbital opening,
dilindungi oleh tulang. Melekat pada orbital septum (membran septum yang
memanjang hingga ke eyelid).
2. Wall
a. Superior wall (roof)
Berada di horizontal, terbentuk dari frontal bone bagian orbital.
Memisahkan orbital cavity dengan anterior cranial fossa. Dibentuk dari
lesser wing of sphenoid (di dekat apex obit). Di anterolateralnya terdapat
depresi dangkal di bagian orbital tulang frontal, disebut fossa of the
lacrimal gland (lacrimal fossa) yang mengakomodasi kelenjar lacrimal.
b. Medial wall
Dibentuk oleh dorbital plate of the etmoid bone yang tersusun dari frontal
process of maxilla, lacrimal dan sphenoid bone. Di anteriornya terdapat
lacrimal groove dan fossa for lacrimal sac. Di superiornya terdapat
trochlea untuk tendon dari satu otot extraocular.
c. Inferior wall (orbital floor)
Dibentuk oleh maxilla dan sebagian zygomatic dan palatine bone. Inferior
wall dibagi oleh orbit dan maxilla sinus. Berada di inferior apex hingga ke
batas inferior orbital. Batas inferior wall dan lateral wall adalah inferior
orbtal fissure (gap diantara permukaan orital maxilla dan sphenoid).
d. Lateral wall
Dibentuk dari frontal process of the zygomatic bone dan greater wing of
the sphenoid. Merupakan dinding terkuat dan tertebal yang penting karena
sering terexpose dan sering terkena trauma. Bagian posteriornya
memisahkan orbit dari temporal dan middle cranial fossae.
3. Apex
Berada di optical canal di lesser wing sphenoid. Berada di medial superior
orbital fissure.
2. Eyelid
Eyelid adalah lipatan yang mudah bergerak yang menutupi anterior
bola mata ketika menutup, yang melindungi bola mata dari injury dan cahaya
berlebih juga menjaga cornea tetap lembab oleh cairan lacrimal. Bagian
external bola mata dilapisi oleh kulit tipis dan bagian internalnya dilapisi oleh
membran mucous transparant, tipis dan melekat secara longgar ke permukaan
anterior eyeball (palpebral conjuctiva). Palpebral conjunctiva akan membentuk
lekukan dalam yaitu superior dan inferior conjuctival fornices.
Selain itu, terdapat bulbar conjuctiva yaitu membran yang longgar dan
berkerut di sekitar sklera, yang mengandung pembuluh darah kecil yang
melekat di peripher cornea. Ruangan antara palpebral conjunctiva dan bulbar
conjunctiva disebut conjunctival sac. Sedangkan Ruangan antara kelopak mata
atas dan bawah dibatasi oleh palpebral fissure. Kelopak mata atas dan bawah
diperkuat dengan jaringan ikat padat yaitu superior dan inferior tarsi
(sing.tarsus) yang membentuk “skeleton” mata. Terikat pada tarsi yaitu tarsal
gland atau meibomian gland yang berfungsi mensekresi cairan yang menjaga
kelopak mata agar tidak menyatu ketika menutup.
3. Lacrimal Apparatus
Terdiri dari:
a. Lacrimal gland : mensekresi cairan lacrimal bergaram (salin)
fisiologis. Cairan ini mengandung bacteriocidal enzyme lysozyme.
Cairan ini membasahkan dan melubrikasi permukaan conjunctiva dan
cornea dan menyediakan nutrisi dan oksigen terlarut untuk cornea.
b. Lacrimal duct : membawa lacrimal fluid dari lacrimal gland ke
conjunctval sac.
c. Lacrimal canaliculi : dimulai pada lacrimal punctum dan membawa
cairan dari lacrimal lake ke lacrimal sac.
d. Nasolacrimal duct : membawa cairan lacrimal ke inferior nasal
meatus.
4. Eyeball
Eyeball terdiiri dari optical apparatus pada system visual dan
merupakan bagian anterior orbit yang menggantung oleh 6 otot extrinsik, yang
mengontrol pergerakan dan facial suspensory apparatus. Diameternya ± 25
mm. Lapisan jaringan ikat di posteriornya disusun oleh fascial sheath of the
eyeball ( bulbar fascia/ tenon capsule) yang membentuk socket eyeball dan
anterior bulbar conjuctiva.
Bola mata terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
1) Fibrous Layer (nonvascularisasi)
Adalah kerangka fibrous external bola mata, yang melengkapi bentuk dan
memberikan tahan. Terdiri dari sclera dan Cornea.
a. Sclera adalah bagian putih pada mata, yang membungkus 5/6 posterior
bola mata dan melekat ke otot extraocular extrinsik dan intrinsik. Bagian
anterior sclera dapat terlihat melalui bulbar conjunctiva transparan sebagai
“bagian putih bola mata”. Permukaan terluar anterior dari sclera dilapisi
oleh lapisan tipis jaringan elastic yang disebut episclera. Di bagian
episclera mengandung sejumlah pembuluh darah yang menutrisi sclera.
Sclera relatif avascular.
Sclera dan cornea dihubungkan oleh sclera venous sinus (canal of
schlemm) yang mana sinus tersebut dialiri oleh aqueous humor.
Fungsi sclera :
- Menutupi seluruh bola mata kecuali kornea
- Memberi bentuk bola mata dan membentuknya hingga rigid
- Melindungi bagian dalam bola mata
b. Cornea adalah bagian transparan lapisan fibrosa yang melapisi bagian 1/6
anterior bola mata. Fungsinya untuk melapisi iris. Karena bentuknya
cekung, kornea membantu memfokuskan cahaya yang masuk ke retina.
Cornea secara penuh avascular yang mana menerima nutrisi dari alur
kapiler sekitar perifernya dan dari cairan permukaan interna dan external
(lacrimal fluid dan aqueous humor), lacrimal fluid juga mengabsorbsi O2
dari udara. Terdapat corneal limbus yaitu sudut yang dibentuk oleh curva
sclera dan cornea.
2. Vascular Tunic ( Uveal tract)
Disebut juga uvea tract, terdiri dari choroid, cilliary body dan iris. Pada bagian
ini kaya akan vaskularisasi.
a. Choroid adalah lapisan coklat kemerah-merahan tua diantara sclera dan
retina yang membentuk bagian terbesar dan melapisi sebagian besar sclera.
Pada bagian externalnya terdapat alur pigmen dan vascular padat dan
besar. Pada bagian dalamnya terdapat capillary lamina of the
choroid/choriocapillaris yang berdekatan dengan lapisan retina yang
sensitif terhadap cahaya yang mana menyuplai O2 dan nutrisi. Bagian ini
resposible terhadap red eye yang terjadi pada blits foto. Choroid
berhubungan dengan cilliary body di anteriornya.
b. Ciliary Body adalah lapisan tebal mirip cincin berada di posterior
corneoscleral junction, yaitu berupa otot dan vascular. Fungsinya untuk
menyediakan perlekatan pada lensa. Kontraksi dan relaksasi otot polos
cilliary body mengontrol ketebalan lensa. Lipatan cilliary body disebut
cilliary processes, yang mensekresi aqueus humor yang mengisi ruang
anterior dan posterior mata. Anterior chamber adalah ruangan antara
cornea secara anterior dan iris/pupil secara posterior. Posterior chamber
adalah ruangan antara iris/pupil secara anterior dan lensa/cilliary body
secara posterior.
c. Iris terletak pada permukaan anterior lensa, adalah diafragma kontraktil
tipis dengan lubang di sentral, pupil, untuk transmisi cahaya. Pupil
meregulasi jumlah cahaya yang memasuki mata. Pengontrolan otot
involunter terhadap ukuran pupil dilakukan oleh saraf otonom dengan
menggunakan otot sphincter dan dilator.
- Ketika cahaya terang menstimulasi mata ----- fiber parasimpatik
pada nerve oculomotor (III) menstimulus spincter muscle untuk
berkontraksi ----- menyebabkan penurunan ukuran pupil -----
KONSTRIKSI
- Ketika cahaya sedikit ----- neuron sympathetic terstimulus ------
menstimulus radial muscle (dilator muscle) untuk borkontraksi ------
peningkatan ukuran pupil ------- DILATASI
3. Inner layer eyeball
Ialah retina. Retina merupakan lapisan neural sensory eyeball yang terdiri dari
jaringan ikat tipis, semitransparant dan berlapis-lapis. Melapisi 2/3 posterior
dinding bola mata.
Retina akan memanjang sejauh anterior cilliary body dan berakhir di ora
serrata.
Pada retina terdiri dari 2 bagian fungsional yaitu:
a. Bagian optic
Sensitif terhadap cahaya dan memiliki 2 lapisan yaitu lapisan neural dan
lapisan pigmen.
Lapisan Pigmen
Sel –sel epitel yang mengandung melanin dan terletak diantara coroid
dan bagian neural retina, berfungsi memperkuat absorbsi cahaya
choroid dalam pengurangan pancaran cahaya di dalam eyeball.
Lapisan neural
Di mana lapisan neural menerima cahaya, yang berfungsi untuk
memproses data visual sebelum mengirim impuls saraf ke akson-akson
yang membentuk optic nerve. Terdiri dari 3 lapisan :
b. Bagian non visual
Adalah lanjutan anterior lapisan pigment dan lapisan supporting sel.
Memanjang di sekitar cilliary
Selain itu, terdapat fundus yang merupakan bagian posterior dari bola mata.
Mempunyai area tersendiri yang disebut optic disc, dimana serabut sensoris dan
pembuluh darah menyampaikan saraf opticus memasuki bola mata. Tidak
mengandung fotoresesptor sehingga tidak sensitive terhadap cahaya dan disebut
“blind spot”.
Lateral dari optic disc disebut macula lutea. Warnanya kuning jika mata
diperiksa dengan cahaya lampu merah. Macula lutea adalah area kecil berbentuk
oval pada retina dengan fotoreseptor kerucut yang khusus untuk ketajaman
penglihatan. Pada tengah macula lutea terdapat bagian yang rendah yang
disebut fovea centralis, area untuk penglihatan akut. Diameter fovea 1,5 mm,
terletak di tengah dan tidak memiliki serabut kapiler.
5. Extrinsic eye muscle
Merupakan otot-otot yang menggerakan bola mata.
Terdiri 3 pasang otot :
a. Superior dan inferior recti
b. Lateral dan medial recti
c. Superior dan inferior oblique
Otot-otot tersebut disuplai oleh :
a. Superior – inferior – medial rectus –dan inferior oblique = oleh CN III
b. Lateral rectus = oleh CN VI
c. Superior oblique = oleh CN IV
6. Vaskularisasi
1. Arteri
Perdarahan terutama barasal dari opthalmic artery, cabang dari internal
carotid arteri. Infraorbital arteri dari external carotid arteri juga
berkontribusi memperdarahi orbital floor. Central artery of the retina,
cabang dari opthalmic artery muncul di inferior hingga ke optic nerve,
diteruskan hingga mencapai optic disc yang mana cabang-cabangnya
menyebar ke permukaan internal retina. Di mana anteriornya hanya
memperdarahi ke aspek internal artery.
Aspek external retina juga diperdarahi oleh choriocapillaris ( capillary lamian
of the coroid). 6 short posterior ciliary arteries (juga cabang dari opthalmic
arteri) memperdarahi choroid yang menutrisi lapisan outer non vascular retina.
2 long posterior ciliary arteries berada di antara sclera dan choroid
kemudian beranastomosis dengan anterior cilliary arteries memperdarahi
cilliary plexus.
2. Vena
Drainase vena orbit melalui superior dan inferior opthalmic veins, yang
melewati superior orbital fissure dan masuk ke cavernous sinus. Central vein
of the retina biasanya masuk ke cavernous sinus kemudian menyatu dengan
opthalmic vein. Vortex atau vorticose veins dari lapisan vascular eyeball
mendrainase ke inferior opthalmic vein. The scleral venous sinus adalah
struktur vascular yang melingkari anterior chamber bola mata melalui aqueous
humor kemudian kembali ke sirkulasi darah.
VISUAL PATHWAY
1. Axon yang berasal dari ganglion cell yang berada diretina menghantarkan aksi
potensial,yang muncul ketika terjadi proses isomerase. Proses isomerase terjadi
bila sel rods dan cone terkena paparan cahaya yang mengakibatkan
hyperpolarisasi yaitu keadaan dalam sel reseptor menjadi lebih negatif dari
daerah di luarnya.
2. Axon yang membawa impuls ini bergabung menjadi optic nerve yang berada di
sepanjang optic canal.
3. Optic nerve fiber tersebut akan bersilangan untuk fiber dari nasal
half,contralateral sedangkan fiber dari temporal half tidak bersilangan,ipsilateral.
4. Optic fiber in akan menjalar di daerah belakang thalamus akan disebut optic
radiation.
5. Optic tract ini akan berterminasi di daerah :
Suprachiasmatic nucleus dari thalamus : pengaturan pola mata pada siang dan
malam hari, mengatur pola tidur sebagai respon dari terang dan gelap.
Superior coliculus : menerima impulse dari retina untuk di sampaikan ke
cerebellum,dan juga sebagai respon tubuh terhadap objek yang dilihat melalui :
Tectopontine : mengontrol pergerakan mata melalui median pontine
reticular formation
Tectospinal : mengatur reflex yang mengatur kontrol pergerakan kepala dan
leher sebagai respon dari visual input.
Pretectal area : akan bergabung dengan edinger-westhpal nucleus, melalui
postganglionic fiber akan menginervasi bagian otot rectus superior, rectus
medial, rectus inferior dan inferior oblique. Sedangkan bagian parasimpatis akan
menginervasi cilliary muscle untuk akomodasi dan pupillary reflex.
Lateral geniculate nucleus (thalamus) / geniculocalcarine tract :
terdiri dari 6 lapisan :
Magnocellular (lapisan 1-2) : di sebut juga sel Y,berukuran besar sel nya.
Nerve ini akan membawa informasi seputar : movement, orientasi,
contrast, illumination.
Parvocellular (lapisan 3-6) : di sebut juga sel x, berukuran kecil. Nerve ini
akan membawa informasi : bentuk dan warna dari suatu objek.
Primary cortex area (occipital lobe): geniculocalcarine tract akan berterminasi di
occipital lobe, occiptal lobe terdiri dari :
Daerah primer (broadmann area 17) : untuk analisis objek yang dilihat,
bentuk, pergerakan, membalikkan objek yang terbalik dari retina, posisi
benda, texture
Daerah sekunder (area 18 dan 19) : untuk visual sensory processing,
occular pursuit movement, akomodasi, convergence, dll.
Histologi Mata
Setiap mata terdiri dari 3 lapisan konsentris, yaitu:
Lapisan luar atau tunika fibrosa
5/6 posterior lapisan luar mata yang opak dan putih adalah sclera
1/6 bagian anterior tidak berwarna dan transparan yaitu kornea
1. Sklera
Membentuk segmen bola
Bergaris tengah 22 mm
Terdiri atas jaringan ikat padat, terutama berkas kolagen gepeng yang
berjalinan namun tetap parallel terhadap permukaan organ, cukup banyak
substansi dasar, beberapa fibroblast.
Permukaan luar (episklera)
- Dihubungkan oleh sebuah tenon capsule (sebuah system longgar serat
kolagen halus pada lapisan padat jaringan ikat)
- Simpai tenon ini berhubungan dengan stroma konjungtiva longgar pada
batas kornea dengan sclera.
- Diantara kapsul tenon dan sclera terdapat tenon’s space ruang longgar
inilah yang memungkinkan bola mata dapat bergerak memutar kesegala
arah.
- Diantara sclera dan koroid terdapat lamina suprakoroid (lapisan tipis
jaringan ikat longgar dengan banyak melanosit, fibroblast dan serat elastin)
- Sclera relative avaskular.
2. Kornea
Irisan melintang kornea menunjukan bahwa kornea terdiri atas 5 lapisan
1) Epitel
- Berlapis gepeng non keratin
- Pada bagian basal epitel ini tampak banyak gambaran mitosis yang
mencerminkan kemampuan regenerasi kornea yang hebat
- Masa pergantian sel 7hari
- Terdapat mikrovili pada sel permukaan kornea
- Mikrovili terjulur ke dalam ruangan yang diisi lapisan tipios air mata pra-
kornea merupakan lapisan pelindung yang terdiri atas lipid dan glikoprotein.
- Lapisan pelindung ini tebalnya 7mikrometer
- Kornea memiliki suplai saraf sensoris yang paling besar diantara jaringan
mata.
2) Membran bowman
- Dibawah epitel kornea
- Merupakan lapisan homogeny
- Tebalnya antara 7-12 mikrometer
- Terdiri dari serat-sarat kolagen yang bersilangan secara acak, pemadatan
substansi interselular, tetapi tanpa sel
- Membantu stabilitas dan kekuatan kornea
3) Stroma
- Terdiri atas banyak lapisan berkas kolagen parallel yang saling menyilang
secara tegak lurus
- Serabut kolagen didalam setiap lamel saling berjajar parallel dan melintasi
seluruh lebar kornea
- Diantara lapisan-lapisan itu terjepit juluran-julurannsitoplasma fibroblast
(gepeng seperti sayap kupu-kupu
- Sel dan serat dari stroma terendam dalam substansi glikoprotein amorf yang
metakromatik (kondroitin dan sulfat)
- Stroma avaskular
- Biasanya terdapat sel limfoid membrane (migrating) di dalam kornea.
4) Membran descement
- Struktur homogeny
- Tebal 5-10 mikrometer
- Terdiri atas filament kolagen halis tersusun berupa jalinan 3 dimensi
5) Endotel
- Yaitu epitel selapis gepeng
- Endotel dan epitel kornea berfungsi memepertahankan kejernihan kornea
- Ke 2 lapisan ini mentransport ion natrium ke permukaan apikalnya
- Ion klorida dan air ikut secara pasif, sehingga stroma kornea dipertahankan
dalambkeadaan yang relative kering.
- Bersama susunana serabut kolagen yang sangat halus dari stroma yang
disusun teratur, yang menyebabkan jernihnya kornea.
Limbus yaitu batas kornea dan sclera yang merupakan daerah peralihan
dari berkas-berkas kolagen bening dari kornea menjadi serat-serat buram
putih dari sclera.
- Limbus ini sangat vascular
- Pembuluh darahnya memegang peranan penting dalam radang kornea
- Didaerah limbus yaitu jalinan trabekula membentuk saluran (canal)
schlemm yang mengangkut cairan dari kamera okuli anterior
- Canal schlemm berhubungan keluar dengan system vena.
Lapisan tengah /lapisan vascular/traktus uveal
1. Koroid
Lapisan yang sangat vascular
Diantara pembuluh darahnya terdapat jaringan ikat longgar dengan banyak
fibroblast, makrofag, limfosit, sel mast, sel plasma, serat kolagen dan serat
elastin.
Terdapat banyak melanosit (memberi warna hitam yang khas0
Lapisan dalam koroid disebut lapisan koriokapiler karena lebih banyak
mengandung pembuluh darah kecil daripada lapisan luar.
Fungsi penting untuk nutrisi retina
Membrane hialin amorf tipis (3-4 mikrometer)memisahkan lapisan
koriokapiler dari retina dikenal sebagai membrane brunch meluas dari diskus
optikus sampai ke ora serata
Discus optikus ( papilla optikus) daerah tempat nervus optikus memasuki bola
mata
Koroid terikat pada sclera oleh lamina suprakoroidal (lapisan jaringan ikat
longgar dengan banyak melanosit)
2. Korpus siliaris
Sebuah perluasan koroid ke anterior setinggi lensa
Merupakan cin-cin tebal yang utuh pada permukaan dalam bagian anterior
sclera
Membentuk segitiga pada potongan melintang
Salah satu permukaannya berkontak dengan korpus vitreus,
Struktur ->jar ikat longgar : - Banyak serat elastin
- Pembuluh darah
- Melanosit
Muskulus siliaris -> 2 berkas otot polos yang berinsesi pada sclera di anterior
dan pada berbagai daerah dari korpus siliaris di posterior. Salah satu berkas ini
mempunyai fungsi meregangkan koroid dan berkas lain bila berkontraksi
mengendurkan ketegangan pada lensa. Gerakan otot ini penting untuk
akomodasi visual.
Permukaan korpus siliaris yang menghadap ke korpus vitreus, bilik posterior
dan lensa ditutupi oleh perluasan retina ke anterior. Di daerah ini retina hanya
terdiri dari 2 lapis sel, yaitu :
- Lapisan yang langsung berbatasan dengan korpus siliaris, terdiri atas epitel
selaois silindris yang mengandung melanin.
- Lapisan yang menutupi lapisan pertama berasal dari lapisan sensoris retina
(terdiri atas epitel silindris tanpa pigmen.
3. Prosesus siliaris
Juluran mirip tabung dari korpus siliaris
Pusatnya ialah jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler bertingkap
(fenestrated) di tutupi oleh 2 lapis epitel yang sama dengan korpus siliaris
Dari prosesus siliaris muncul serat-serat zonula
Sel-sel tanpa pigmen dari lapisan memiliki lipatan-lipatan basal. Sel-sel ini
membentuk humor akueus.
4. Iris
Yaitu perluasan koroid yang sebagian menutupi lensa, menyisakan lubang bulat
di pusat yang disebut pupil.
Permukaan anterior
- Tidak teratur dan kasar
- Dibawahnya terdapat jaringan ikat dengan banyak pembuluh darah,
beberapa serat, fibroblast dan melanosit.
- Lapisan berikutnya yaitu jaringan ikat longgar dengan sangat vaskular
Permukaan posterior
- Rata
- Dilapisi oleh 2 lapis epitel yang sama dengan korpus siliaris dan
prosesusnya.
Banyaknya pigmen mencegah masuknya cahaya ke dalam mata kecuali ke
dalam pupil
Lensa
Lensa kristalina berbentuk bikonveks
Secara structural terdapat 3 komponen, yaitu :
1. Kapsul Lensa
- Tebalnya sekitar 10µm di sebelah anterior dan posteriornya 5-6 µm
- Kapsul ini homogeny, merupakan membrane tidak berbentuk, bersifat elastis,
kaya akan KH
- Mengandung glikoprotein dan kolagen tipe IV
- Pada kapsul lensa melekat serat zonula yang berjalan ke badan siliar sebagai
igamen suspensorium atau penyokong
2. Epitel Subkapsular
- Terletak di bawah kapsular
- Hanya ada pada permukaan anterior
- Terdiri atas selapis sel epitel kuboid
- Bagian dasar sel ini terletak di luar berhubungan dengan kapsula
- Apeksnya terletak di dalam dan membentuk kompleks junctional dengan serat
lensa
- Ke arah equator sel ini bertambah tinggi dan beralih menjadi serat lensa
- Lensa tumbuh sepanjang kehidupan dengan penambahan serat lensa
3. Substansi lensa
- Terdiri dari serat lensa yang berbentuk prisma heksagonal
- Panjangnya 8-10mm, Lebar 8-10 µm, tebal 2 µm
- Sebagian besar serat tersusun secara konsentris dan sejajar permukaan lensa
- Pada korteks serat yang lebih muda menganndung beberapa inti dan organel
- Di bagian tengah serat yang lebih tua telah kehilangan inti dan tampak
homogen
Lensa mata sama sekali tanpa pembuluh darah, karena tanpa pembuluh darah
maka lensa mendapat nutrisi dari humor akueus dan badan vitreus
Lensa bersifat tembus cahaya
Membrane plasma serat lensa sangat tidak permeabel
Korpus Vitreus
Menempati ruangan mata di belakang lensa
Merupakan gel transparan, terdiri atas kolagen, glikosaminoglikan dimana
unsure utamanya adalah asam hialuronat
Lapisan Dalam (Retina)
Terdiri dari 2 bagian :
- Posterior : bagian fotosensitif
- Anterior : tidak fotosensitif
Bagian Anterior (Epitel Pigmen)
- Terdiri atas sel silindris dengan inti di basal
- Daerah basal sel melekat pada membrane Bruch
- Sitoplasmanya memiliki banyak mitokondria, RE licin, granul melanin di
sebelah sitoplasma apical
- Apeks sel memiliki mikrovili
Bagian Posterior (Retina Pars Optika)
- Terdiri atas sekurang-kurangnya 15 jenis neuron dan sel-sel ini
membentuk sekurang-kurangnya 38 jenis sinaps
- Terdiri atas 3 lapisan :
Lapisan luar
Terdiri atas sel batang dan kerucut
Sel Batang
- Terdiri atas segmen luar dan segmen dalam
- Segmen luar : - fotosensitif ( berbentuk batang luar terdiri atas
banyak cakram gepeng bermembran yang bertumpuk-tumpik
mirip uang logam)
- Dipisahkan dari segmen dalam oleh sebuah penyempitan
- Cakram gepeng mengandung pigmen yang disebut ungu visual
atau rhodopsin yang memutih oleh cahaya dan mengawali
rangsangan visual.
- Segmen dalam : - mengandung alat metabolic untuk biosintesis
dan proses penghasil energy
- Banyak mengandung glikogen dan memiliki banyak kumpulan
mitokondria,.
- Poliribosom banyak terdapat dibawah daerah mitokondria,
terlibat dalam sintesis pritein.
- Membantu penglihatan di tempat gelap
Sel Kerucut
- Merupakan neuron panjang
- Tiap retina memiliki ± 6 juta sel kerucut
- Strukturnya serupa dengan sel batang, hanya terdapat
perbedaan dalam hal bentuk dan struktur segmen luarnya.
Dimana pada sel kerucut membrane luarnya tidak bergantung
dari membrane plasma luar, tapi timbul sebagai invaginasi
darinya. Protein yang baru dibentuk tidak ditimbun tapi
tersebar merata pada segmen luar.
- Terdapat 3 jenis sel kerucut fungsional yang tidak bisa
dibedakan cirri morfologinya. Tiap jenis mengandung
fotopigmen kerucut yang disebut iodopsin.
- Membantu penglihatan di tempat terang
Lapisan Tengah
Terdiri atas sel-sel bipolar
Menghubungkan sel batang dan kerucut dengan sel ganglion
Sel bipolar difus memiliki sinaps dengan 2 atau lebih fotoreseptor
Sel bipolar monosinap mempunyai satu sinaps
Lapisan Dalam
Terdiri atas sel-sel ganglia
Selain berhubungan dengan sel bipolar, menjulurkan aksonnya ke
daerah khusus pada retina, tempat mereka berkumpul membentuk
nervus optikus
Daerah tersebut bebas dari reseptor dan karenanya di sebut bintik
tua / papilla nervus optikus / kepala nervus optikus / diskus optikus.
Pada kutub posterior sumbu optic terletak fovea, sebuah lekukan dangkal
dengan retina yang bagian pusatnya sangat tipis. Hal ini disebabkan oleh sel
ganglion dan sel bipolar berkumpul di tepi lekukan ini, sedang bagian
pusatnya ditempati oleh sel kerucut. Cahaya langsung jatuh pada kerucut di
bagian pusat fovea yang membantu ketajaman penglihatan
Selain ketiga jenis sel utama terdapat jenis sel lain, yaitu :
1. Sel Horizontal, menghubungkan fotoreseptor-fotoreseptor berbeda
2. Sel Amakrin, menghubungkan sel-sel ganglia
3. Sel Penyokong
Struktur Tambahan
1. Konjungtiva
- Membrane mukosa tipis dan transparan yang menutupi bagian anterior
matasampai kornea dan permukaan dalam kelopak mata.
- Berupa epitel berlapis selindris dengan banyak sel goblet dan lamina
proprianya terdiri atas jaringan ikat longgar
2. Kelopak Mata
- Lipatan jaringan yamg dapat digerakan yang berfungsi melindungi mata
- Kulit kelopak ini longgar dan elastis
- Terdapat 3 jenis kelenjar
a. Meibom
Kelenjar sebasea panjang dalam lempeng tarsal. Tidak berhubungan
dengan folikel rambut. Menghasilkan substansi sebaseus membentuk
lapisan berminyak pada permukaan film air mata, membantu mencegah
penguapan cepat dari lapisan air mata.
b. Zeis
Kelenjar sebaceous yang lebih kecil yang memodifikasi dan berhubungan
dengan folikel bulu mata.
c. Moll
Kelenjar keringat, berupa tubulus mirip sinus yang tidak bercabang.
3. Alat Lakrimal
- Kelenjar Lakrimal
Merupakan kelenjar air mata. Terdiri atas lobus-lobus. Berupa kelenjar
tubuloalveolar yang lumennya besar, terdiri atas sel-sel berbentuk kolom jenis
serosa.
- Kanalikuli
Dilapisi epitel berlapis gepeng tebal
- Sakus Lakrimalis, dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia
- Duktus hasalakrimalis
Fisiologi Gelap- Terang
Disaat keadaan gelap dan terang maka mata akan melakukan adaptasi, maka adaptasi yang dilakukan oleh mata yaitu
- Ukuran pupil yang akan berubah,dimana pupil merupakan lubang dari iris,sedangkan iris terdiri atas struktur otot polos disini ada 2 otot dari iris yang berperan yaitu:
-Otot sirkuler yang akan berkontraksi yang akan terjadi pada cahaya terang sehingga pupil mengecil untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata
-Otot radialis yang akan berkontraksi/memendek yang terjadi pada cahaya temaram sehingga ukuran pupil akan membesar untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk
Pupil yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk,sedangkan retina secara normal akan menerima cahaya yang masuk,maka retina memiliki fotoreseptor,yaitu reseptornya untuk cahaya dimana ada dua buah yaitu:
1. Sel Batang : Lebih pipih dan lebih panjang namun tidak selalu demikian d=2-5 mikrometer terdapat fotokimia yaitu rodopsin
2. Sel Kerucut : Memiliki diameter 5-8 mikrometer terdapat fotokimia yaitu pigmen warna
Keduanya memiliki fungsi yang sama namun perbedaannya ketika kecepatan kepekaan terhadap spektrum dimana sel batang lebih peka pada cahaya gelap sedangkan sel batang pada cahaya warna
Struktur dari Sel batang maupun Kerucut:
1.Segment Luar: - Terdiri atas piringan dalam jumlah besar/disc yang merupakan susunan lipatan dari membran sel dimana jumlahnya ada 1000 baik sel kerucut maupun batang
- Rodopsin dan pigmen warna merupakan protein terkonjugasi. Keduanya bergabung dalam piringan dalam bentuk protein transmembran. Didalam piringan itu konsentrasi pigmen fotosensitif ini begitu besar yang beratnya 40% dari segmen luar
2. Segment Dalam : Mengandung sitoplasma dengan organel sitoplasmik biasa, yg terpenting adanya mitokondri yg berfungsi menyediakan energi untuk fotoreseptor terebut
3. Badan Sinaps : Yang berhubungan dengan sel neuron berikutnya, yakni sel horizintal dan sel bipolar
Fotokimia Penglihatan
Baik sel batang maupun kerucut mengandung bahan kimia yang akan terurai bila terpajan cahaya dan dalam prosesnya, akan merangsang serabut-serabut saraf yang berasal dari mata.
Bahan kimia: Rodopsin dan Pigmen kerucut atau Pigmen warna
1. Siklus Penglihatan Rodopsin- Retina, Perangsangan Sel Batang
Rodopsin merupakan kombinasi protein skotopin dengan pigmen karotenoid retinal ( disebut rettine). Retinal tersebut merupakan tipe khusus yang disebut 11-cis retinal. Bentuk cis dari retinal adalah bentuk yang penting sebab hanya bentuk ini saja yang dapat berikatan dengan skotopsin agar dapat bersintesis menjadi rodopsin
Bila sudah mengabsorbsi energi cahaya, seperti pada gambar dibawah rodopsin akan terurai dalam waktu sepersekian detik. Penyebabnya adalah fotoaktivasi elektron pada bagian retinal dari ropsin. Ropsin akan menyebabkan perubahan segera pada bentuk cis dari retinal menjadi all-trans kemudian all trans akan akan membentuk batorodopsin kemudian dalam nanodetik akan berubah menjadi lumirodopsin sekian mikrodetik akan menjadi metarodopsinI dan dalam beberapa detik menjadi metarodopsin II dimana merupakan rodopsin yg teraktivasi, yg kemudian akan merangsang perubahan elektrik dalam sel batang yang kemudian akan menghantarkan bayangan ke sistem saraf pusat.
Sedangkan ketika tidak ada cahaya maka banyak terjadi pembentukan rodopsin kembali yaitu seperti bagan diatas dimana Rodopsin akan merubah all trans retinal menjadi 11 cis retinal. Dimana proses ini dikatalisis oleh enzim retinal isomerase. Ketika 11 cis retinal terbentuk maka segera akan bergabung dengan skotopsin menjadi rodopsin lagi dimana pembentukannya stabil sampai akhirnya akan terurai ketika ada cahaya seperti yg sudah dijelaskan diatas.
Dalam proses pembentukan rodopsin dibutuhkan Vit.A
Perangsangan Sel Batang Sewaktu Rodopsin diaktivasi oleh cahaya
Dimana ketika terpajan cahaya rodopsin terurai (penguraiannya menurunkan konduktasi membran sel batang untuk ion-ion natrium di segmen luar batang sehingga banyak natrium yang keluar sehingga didalam sel lebih negatif dan terjadi
hiperpolarisasi sedangkan pada saat gelap ion natrium yang telah keluar tadi akan kembali masuk lagi ke sel batang sehingga keadaannya menjadi netral
(gambar lebih jelas ada di guyton)
1. Fotokimia Oleh sel Kerucut
Sel kerucut dengan sel batang memiliki struktur kimia yang sama yang berbeda adalahb bagian proteinnya yaitu opsin yang disebut fotopsin yang beberda dengan. Bagian retinal semua pigmen visual yang ada dalam sel kerucut sama dengan sel batang. Oleh karena itu pigmen warna meruakan kombinasi antara retinal dan fotopsin
Memiliki 3 jenis pigmen warna yatu merah,biru dan hijau sifat absorsinya juga berbeda dengan panjang gelombang yg berbeda-beda ( gambar di guyton)
Adaptasi Gelap- Terang
Bila seseorang berada ditempat yang sangat terang dalam waktu yang lama, maka banyak sekali fotokimia yg ada pada sel batang dan sel kerucut akan terurai seperti yg sudah dijelaskan diatas. Akan diubah menjadi retinal dan opsin
Retinal akan menjadi vit.A dan konsentrasi bahan kimia fotosensitif akan berkurang sehingga sensitifitas terhadap cahaya akan berkurang
Bila seseorang berada di tempat yang remang-remang maka retinal dan opsin akan menjadi pigmen yg peka cahaya vit.A kan menjadi retinal untuk menyediakan pigmen peka cahaya
Opsin akan bergabung dengan retinal
Ketika seseorang dari tempat yg terang dalam beberapa jam terus ke tempat yg gelap maka pada saat awal akan sensintifitas retina sangat rendah namun beberapa saat kemudian dalam waktu 1 menit sensitifitasnya akan meningkat sampai 10 kali lipat dan seterusnya semakin lama semakin meningkat
Differential Diagnosis Visual Impairment
A. Refraction error
Mata yang terdapat refraction error disebut ametropia. Refraction error adalah
gangguan proses refraksi sehingga focus objek yang dilihat tidak jatuh tepat di
retina.
1. Presbiopia
Kehilangan akomodasi karena aging. Terjadi di semua populasi. Orang
dengan mata emmetropia ( tidak ada refraction error) sebelumnya
mulai tidak bisa membaca tulisan kecil di usia 44-46 tahun. Keadaan
memburuk saat cahaya redup, di pagi hari dan saat lelah. Akomodasi
mata akan semakin menurun sampai di usia 55 tahun, kemudian
setelah usia 55 tahun akomodasi mata akan cenderung
stagnan.Dikoreksi dengan lensa plus.
2. Miopia
Keadaan ketika bayangan dari objek yang jauh fokusnya di depan
retina di mata yang unakomodasi. Dikoreksi dengan lensa minus
(spherical concave)
3. Hiperopia/Hipermetropia
Keadaan dimana mata yang unakomodasi focus imagenya jatuh di
belakang retina. Dikoreksi dengan lensa plus.
4. Latent Hiperopia
5. Astigmatism
Mata menghasilkan bayangan yang multifocal point or line karena
focus cahaya yang diterima tidak di satu tempat.
6. Anisometropia
Perbedaan refraction error diantara 2 mata. Bisa menyebabkan
amblyopia atau mata malas sehingga menjadi factor resiko terjadi
scrabismus.
B. Opacity pada refraction media
1. Glaukoma
Adalah keadaan chronic optic neuropathy yang dikarakteristikan dengan
kehilangan lapang pandang yang biasanya berhubungan dengan
meningkatnya tekanan intraocular.
2. Katarak
Suatu keadaan dimana terjadi opacity pada lensa yang ditandai dengan
menurunnya kemampuan penglihatan.
C. Proses degenerative
Contoh : diabetic retinopathy
D. Anatomical abnormalities
Contoh : terjadi defek saat embriologi mata
Indikasi surgery katarak
1. Subjektif
- Penilaian dari pasien sendiri tentang ketidakmampuannya untuk
melihat
- Persepsi pasien terhadap dampak kataraknya di life-style dan aktivitas
sehari-hari
- Komplain pasien tentang disabling glare
2. Objektif
Biasanya berdasarkan visual acuity dari Snellen chart. Dimana jika visual
acuity <20/50 sebaiknya dilakukan operasi.
3. Edukasi
Pasien harus sudah diedukasi tentang resiko dan manfaar dari operasinya
serta pengobatan alternative lain selain operasi.
Kontraindikasi operasi katarak
1. Pasien tidak mau dioperasi
2. Kacamata atau visual aid memberi fungsional vision yang cukup baik
3. Operasi dinilai tidak akan memperbaiki fungsional vision.
4. Lifestyle pasien tidak terganggu
5. Pasien secara media ‘unfit’
Ketika kedua mata yang terkena katarak harus dioperasi, maka
operasi dianjurkan dilakukan di satu mata terlebih dahulu untuk
berjaga-jaga jika terjadi komplikasi.
Jenis operasi katarak
1. Intracapsular cataract extraction (IKEK)
Prinsip : membuang keseluruhan lensa, termasuk kapsul lensa.
2. Eksracapsular cataract extraction (EKEK)
Prinsip : kapsul lensa tidak dibuang, tetapi digunakan untuk IOL
( Intraokular lens)
a. Small incision cataract surgery
Bagian dari EKEK tetapi dengan insisi yang lebih kecil.
b. Phacoemulsification
Bagian dari EKEK tetapi menggunakan gelombang ultrasonic
untuk memecah nucleus lensa dan kemudian diaspirasi.
Cataract Surgery
Cataract surgery adalah proses pelepasan lensa pada mata (yang juga disebut
dengan "crystalline") yang telah mengalami opasifikasi karena katarak. Perubahan
metabolic pada fiber lensa crystalline dapat berkelanjutan menjadi katarak dan
menyebabkan hilang transparansi dari lensa tersebut sehingga bermanifestasi pada
ganguan atau hilangnya penglihatan. Selama operasi katarak ini, lensa natural dari
pasien yang ‘cloudy’ akan digantikan oleh lensa sintetik untuk memulihkan transparansi
lensa.
Setelah pelepasan dari lensa, kemudian lensa intraocular (IOL) artificial
ditanamkan atau diletakan pada mata. Operasi katarak ini dilakukan oleh
opthalmologist .
Type
Terdapat dua tipe utama dari cataract surgery extraction yang sering digunakan,
yaitu phacoemulsifikasi dan conventional extracapsular cataract extraction (ECCE).
Implantasi IOL pada kedua tipe surgery ini tetap dilakukan. Adapaun beberapa
perbedaannya adalah sebagai berikut :
Phacoemulsifikasi ECCE
Foldable lenses Non-foldable lenses
Ukuran insisi 2-3 mm Ukuran insisi 10-12 mm
Pada kasus ini telah dilakukan cataract surgery tipe phacoemulasifikasi. Berikut
akan dijelaskan lebih dalam mengenai phacoemulsifikasi.
Phacoemulsifikasi
Phacoemulsifikasi adalah prosedur surgery yang menggunakan alat ultrasonic
untuk memecah atau menghilangkan lensa yang “cloudy” (katarak) dan kemudian
menggantinya dengan lensa intraocular artificial. Tujuan nya tentu saja untuk
memperbaiki proses penglihatan pada pasien katarak.
Phacoemulsifikasi merupakan variasi dari extracapsular cataract extraction
dimana lensa dan bagian depan (anterior) capsule dihilangkan. Dalam prosedurnya,
phaco mengunakan alat ultrasonic yang terdapat dua bagian. Terdapat handpiece yang
bagian ujungnya terbuat dari titanium dan terdapat bagian lain yang disebut dengan
‘cracker’ atau ‘chopper’. Alat ini dapat menyalurkan getaran ultrasonic pada frekuensi
40 000 Hz.
Prosedur
1. Persiapan pasien, bagian di sekeliling mata diberikan disinfektan, lalu muka
ditutup mengunakan plastik surgery dan hanya bagian matanya saja yang
terexpose
2. Selama proses operasi, pasien dapat bernapas mengunakan tabung oksigen bila
terjadi kesulitan dalam bernapas. Tekanan darah dan heart rate tetap harus
selalu dipantau.
3. Lakukan anasthesi, biasanya topical (eyedrop) atau via peribulbar atau
retrobulbar dari mata
4. Buka kelopak mata dengan menggunakan lid speculum
5. Dengan menggunakan mikroskop, buat insisi sekitar 3 mm pada daerah limbus
atau periher dari mata, biasanya dari arah temporal
6. Injeksikan viscoelastic (steril eyedrops/methylcellulose viscoelastic) untuk
menjaga agar permukaan ocular tetap moist dan juga untuk menjaga tekanan
intraoccular mata.
7. Lakukan capsulorhexis, yaitu insisi circular pada membran di sekeliling katarak.
Insisi biasanya dimulai pada limbus atau di bagian peripheral kornea baik,
superior maupun temporal
8. Anterior capsule diangkat
9. Dengan menggunakan alat phaco yang pada bagian ujungnya terbuat dari
titanium (phaco tip) diarahkan ke kornea, kemudian dengan getaran ultrasonic
tersebut nantinya dapat mengemulsifikasi lensa katarak dan kemudian
dihilangkan dengan proses suction (aspirasi). Posterior capsule tetap
dipertahankan untuk menyokong IOL artificial
10. Kemudian, nukleus dan kortex dari lensa dihilangkan
11. Folded intraocular lens kemudian dimasukan dengan menggunakan injector.
Folded ocular brarti menunjukan bahwa insisi yang dibuat tidak perlu terlalu
besar. Setelah dimasukan kemudian diletakan pada “capsular bag” yang telah
kosong dengan juga di sokong oleh posterior capsule yang masih utuh.
12. Viscoelastic fluid kemudian di sedot kembali.
Hal-hal yang harus diperhatikan pre operasi katarak untuk pasien: 2 minggu sebelum operasi
- Melaksanakan pertemuan dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan
fisik termasuk tekanan darah. Pemeriksaan EKG dan x-ray bila belum
pernah dilakukan selama 1 tahun terakhir.
- Pemeriksaan blood count.
- Jika pasien penderita DM, dilaksanakan pembahasan pengonsumsian
insulin sampai hari operasi.
4 hari sebelum operasi
- Menggunakan tetes mata sebagai antiinflamasi dan antibiotik yang telah
diresepkan. Tidak mengkonsumsi aspirin.
1 hari sebelum operasi
- Tidak makan atau minum lewat tengah malam untuk mengosongkan
bladder
- Mempersiapkan orang dewasa yang dapat mengantar pergi dan pulang dari
lokasi operasi.
- Tidak mengkonsumsi alkohol 24 jam sebelum operasi untuk menghindari
pasien mengalami reaksi negatif terhadap anestesi atau obat-obatan lain.
- Melaporkan perubahan kesehatan pada dokter bedah segera, bahkan
perubahan kecil seperti demam, batuk, ruam, merasa dingin, muntah atau
diare. Juga memberitahu jika ada kemungkinan bahwa pasien sedang
hamil.
Hari operasi dan sebelum masuk kamar operasi
- Mandi dan mencuci rambut di pagi untuk meminimalkan resiko infeksi.
Tidak menggunakan lotion ataupun make up dan perhiasan. Kenakan
pakaian longgar, lengan pendek dengan kancing di depan.
- Pasien harus diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai:
1. Persetujuan tindakan operasi (informed consent)
2. Menganjurkan kepada pasien untuk:
a. Meneruskan / melanjutkan pengobatan sebelumnya, kecuali
obat antikoagulan harus dihentikan selama minimal 3 hari.
b. Mengosongkan kandung kemih dengan tidak minum apapun.
c. Dapat meminum obat anti cemas resep dokter, sedikit minum
air.
d. Jika penderita DM, tidak menguunakan insulin terlebih dahulu.
Jika penderita astma, dapat menggunakan inhaler.
A. Hal-hal yang harus diperhatikan setelah operasi
Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk
bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda
berat selama sekitar satu bulan, olahraga tidak dilakukan selama 3 minggu
(jogging, aerobik, berkebun, berenang).
Tidak mengendarai sepeda motor atau mengenakan make up mata selama 1
minggu.
Tidak mengonsumsi alkohol selama 24 jam pasca operasi.
Diperbolehkan untuk mandi dan mencuci wajah dengan mata tertutup.
Memakai kacamata pelindung ketika tidur. Juga ketika keluar ruangan untuk
mengurangi sensitivitas terhadap cahaya.
Tidak menggosok atau menekan mata.
Tidak membungkuk terlalu dalam .
Tidak menggendong yang berat.
Tidak membaca yang berlebihan.
Tidak mengedan keras sewaktu buang air besar.
Tidak berbaring ke sisi mata yang baru dibedah.
Aktivitas seksual dapat dilakukan 2-3 minggu pasca operasi.
Bepergian dapat dilakukan 1 minggu setelah operasi.
Dapat menggunakan kacamata baca karena dioptri pasca operasi telah berbeda.
Selain itu juga akan diberikan obat untuk :
- Mengurangi rasa sakit pasca anestesi menghilang.
- Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu
diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak
sempurna
- Obat tetes mata streroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk
mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.
- Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.
Hal yang boleh dilakukan antara lain :
o Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan
o Melakukan pekerjaan yang tidak berat
o Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat
kaki keatas.
Komplikasi yang dapat terjadi pasca operasi katarak:
1. Corneal swelling
Merupakan komplikasi yang paling umum terjadi. Hal ini mungkin terjadi jika
kornea memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya disebut Fuchs distrofi,
atau jika katarak itu sangat padat dan sulit untuk dihilangkan. Steroid dan tetes
anti-inflamasi diresepkan setelah operasi katarak biasanya membantu
peradangan ini untuk menyelesaikan tanpa masalah. Obat tetes mata biasanya
dapat ditentukan, meskipun kadang-kadang suntikan steroid atau operasi
diperlukan untuk membantu memperbaiki kondisi.
2. Tekanan intraokular tinggi
Komplikasi lain yang relatif umum pasca operasi adalah tekanan intraokular
tinggi. Selama operasi katarak, ahli bedah menggunakan gel bedah khusus,
yang disebut viscoelastics, untuk membantu melindungi struktur penting dari
mata selama operasi. Kadang-kadang, jumlah kecil dari gel ini dipertahankan
dalam mata setelah operasi. Ketika ini terjadi, sistem drainase mata bisa
menjadi tersumbat, menyebabkan tekanan mata meningkat secara dramatis.
Pengobatan dengan tekanan menurunkan tetes mata biasanya bisa mengatasi
masalah ini, meskipun kadang-kadang sejumlah kecil cairan akan dilepaskan
dari mata oleh dokter bedah untuk membantu dengan cepat menurunkan
tekanan mata. Masalah tekanan mata tinggi seperti ini biasanya sembuh dalam
beberapa hari pertama setelah operasi, kecuali ada masalah lain tekanan mata
yang mendasari untuk menyalahkan, seperti glaukoma, yang mungkin
memerlukan pengobatan yang lebih lama
3. Endophthalmitis
Pada 1 dalam 1000 kasus operasi katarak, infeksi bakteri yang parah mata
dapat terjadi dalam beberapa hari pertama sampai beberapa minggu setelah
operasi dilakukan. Infeksi ini disebut endophthalmitis.
Endoftalmitis kronik yang timbul karena organisme dengan virulensi rendah
yang terperangkap dalam kantong kapsuler. Jika tidak ditangani dengan cepat,
hal ini dapat menyebabkan hilangnya penglihatan atau jarang, bahkan
kehilangan mata.
Pasien operasi katarak biasanya menerima tetes antibiotik yang sangat kuat
pada minggu pertama atau kedua setelah operasi untuk membantu menjaga
terhadap infeksi berat pasca operasi. Jika endophthalmitis terjadi, antibiotik
tambahan biasanya disuntikkan ke mata untuk membantu membersihkan
infeksi.
Penyebab endophthalmitis mungkin berbeda dengan geografi. Di Eropa,
Staphylococcus epidermidis adalah mikroorganisme yang paling umum
menginfeksi. Bakteri ini ditemukan pada kulit kelopak mata normal dan
konjungtiva, dan memasuki mata selama operasi. Namun, di India Selatan,
spesies Nocardia adalah penyebab paling umum dari infeksi. Di Inggris,
sepertiga dari pasien yang menderita komplikasi ini memiliki ketajaman visual
akhir (VA) kurang dari 6/60, dan 13% telah kehilangan semua persepsinya.
4. Inflamasi dan uveitis.
Uveitis mengacu peradangan pada lapisan jaringan mata yang mencakup iris.
5. Retinal swelling / Cystoid macular edema
Pembengkakan retina, yang disebut edema makula, kadang-kadang dapat
terjadi setelah operasi katarak karena peradangan intraokular. Proses bedah
menyebabkan peradangan di dalam mata.
Bagian retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan sentral, makula,
kadang-kadang dapat menjadi bengkak setelah operasi katarak karena
peradangan intraokular.
6. Ablatio retinal / Retinal detachment
Komplikasi yang jarang di mana retina (lapisan sel-sel saraf di dalam bagian
belakang mata) menjadi terpisah dari dinding bagian dalam. Selama operasi
katarak, perubahan tekanan dalam mata kadang-kadang dapat mengakibatkan
air mata kecil terdapat di tepi retina. Jika air mata yang berada di retina itu
berlangsung, ablasi retina dapat terjadi, di mana retina mengelupas dari
dinding di dalam mata. Ablasi retina dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan, dan perbaikan bedah khas diperlukan untuk menyelesaikan
kondisi tersebut.
7. Capsular rupture with or without vitreous loss
Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, kejadian capsular
ruptue dan kehilangan vitreous tampaknya tinggi. Ha ini terjadi karena
kompleksitas yang lebih besar dari banyak operasi katarak di negara-negara
berkembang, kekurangan spesifik pelatihan, keahlian, atau peralatan yang
digunakan.
8. Posterior vitreous Detachement or Floating (Kekeruhan kapsul posterior)
Bagian belakang mata diisi dengan jelly yang disebut humor vitreous. Pada
usia muda, jelly melekat pada dinding belakang mata. Dengan penambahan
usia, jelly ini menjadi lebih cair dan bisa mulai menjadi terlepas dari dinding
belakang mata.. Operasi katarak kadang-kadang dapat mempercepat proses ini
atau posterior vitreous detachment. Dengan demikian, floaters lebih dapat
dilihat setelah operasi katarak.
9. Pupillary abnormality
Adalah komplikasi pasca operasi katarak yang berhubungan dengan
komplikasi lain misalnya uveitis anterior, glaucoma sekunder, iris prolaps dan
malposisi lensa.
10. Atonic pupil
Keadaan ini terjadi setelah 2 minggu pasca operasi, dan pada hari pertama
pasca operasi biasanya pasien secara normal memiliki pupil yang reaktif.
Etiologi tidak diketahui, tetapi yang paling mungkin adalah berasal dari
sodium hyaluronate yang digunakan pada semua pasien ini menyebabkan
penurunan sementara pasokan darah ke iris oleh faktor mekanis atau oleh
vasokonstriksi yang disebabkan oleh beberapa toksisitas bahan yang
menghasilkan lesi pada sfingter iris.
11. Prolaps iris
Umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat yang
dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak
sempurna, astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.
12. Toxic anterior segment syndrome (TASS)
Adalah peradangan intraokular akut disertai dengan menyebar edema kornea
dalam waktu 1-2 hari operasi segmen anterior yang paling sering dikaitkan
dengan operasi katarak.
Interpretasi lab
Visual Acuity
Tajam penglihatan (Visual Acuity) : Untuk menguji ketajaman sentral, sebaiknya
diperiksa dengan optotip Snellen agar teliti. Tetapi bisa juga dengan menghitung jari,
menggerakan tangan atau persepsi sinar. Untuk penggunaan Snellen, tempatkan
pasien pada jarak 20 feet (sekitar 6 meter) dari chart . Pasien yang menggunakan
kacamata selain jenis kacamata baca harus menggunakan kacamatanya, minta pasien
untuk menutup salah satu matanya, dan mencoba sedapat mungkin membaca baris
huruf yang paling kecil dengan menggunakan mata yang lain.
Catat ketajaman visus seperti yang tercantum di samping baris huruf, ketajaman visus
ditulis dengan 2 angka, misalnya 20/30 bila jarak diukur dengan satuan feet (6/6 jika
jarak diukur dengan satuan meter).
Angka pertama menunjukan jarak antara pasien dan kartu Snellen dan angka kedua
menunjukan jarak mata yang normal dapat melihat baris huruf – huruf tersebut
dengan jelas.
Faktor yang mempengaruhi tajam penglihatan :
a. Sifat fisis mata
Yang meliputi ada tidaknya aberasi, besarnya pupil, komposisi cahaya, fiksasi
objek, mekanisme akomodasi.
b. Faktor stimulus
Meliputi kontras / terbentuknya bayangan benda yang berwarna
komplemennya, besar kecilnya stimulus, lamanya melihat , intensitas cahaya.
c. Faktor retina
d. Faktor sistemik
Penyakit seperti hipertensi, diabetes, TBC.
SynechiaKondisi mata dimana iris melekat pada cornea (anterior synechia) atau iris
dengan capsul mmata (posterior synechia)
Descemet cornea folds
Merupakann hasil dari cornea edema selepas post – operasi katarak
Injection ciliary dan conjunctiva
Secara anatomis konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbital di forniks dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik.
- Injeksi/ kongesti adalah terbendungnya pembuluh darah, sehingga terjadi akumulasi eritrosit dalam darah yang diakibatkan adanya gangguan sirkulasi pada pembuluh darah.
- Timbul jika dilatasi pembuluh arteriol dan arteri menyebabkan peningkatan aliran darah ke dalam jaringan kapiler dengan terbukanya kapiler – kapiler yang tidak aktif. Dilatasi pembuluh darah ini disebabkan oleh lepasan zat – zat vasoaktif
Opaque
Lensa mata tidak transparan
Occular Motility
Pergerakan bola mata oleh otot – otot mata
IOL (IntraOcular Lens) Pseudophakia
Lensa implan pada mata untuk menyembuhkan katrak atau myopia sedangkan
pseudophakia merupakan substitusi dari natural crystalline lens
Jadi pseudophakic IOL’s merupakan squantial step setelah membuang lensa
yang terkena katarak dan tujuannyaa untuk menyembuhkan atau mengganti
lensa yang sudah terkena katarak
Flare cell”s
Merupakan tanda dari proses inflamasi aktif pada cairan aquous humor yang
seharusnya tidak terdapat pada mata orang normal, biasanya flare cell’s ini
merupakan molekul protein yang keluar dari pembuluh darah
Pemeriksaan Pupil
Yang diperhatikan ialah bentuk yang bundar, tepi rata, diameter 2 – 4 mm,
isokor (ukuran kiri dan kanan sama). Perbedaan ukuran pupil 0,25 mm
biasanya sudah bisa dapat dideteksi namun tidak signifikan, perbedaan yang
dianggap signifikan jika lebih atau sama dengan 2 mm.
a. Refleks cahaya langsung : dipakai penlight yang terang, mata disinari
langsung maka pupil akan kontriksi cepat.
b. Refleks cahaya tak langsung : mata yang satu disinari, pupil mata lain
kontriksi.
c. Refleks konvergensi : pasien melihat jauh, jari pemeriksa diletakkan kira
– kira 30 cm didepan mata pasien, lalu pasien disuruh melihat jari
pemeriksa, maka tampak kedua mata akan konvergensi, akomodasi dan
kedua pupil kontriksi.
Mr. Andy, 57 Tahun
Faktor Resiko : Usia
Densitas Epitel Lensa Yellow Pigmen Densitas Fiber Central Nucleus
Kelainan Diferensiasi Fiber Lensa Pembentukan ROS Kekurangan Cairan & Pemadatan Nucleus Lensa
Oxydative Damage Nucleus Lensa Keruh
Pennumpuan Radikal Bebas
Denaturasi Protein Lensa
Struktur Lensa Rusak
Koagulasi Protein Kerusakan Serat Lensa
Perubahan Indeks Refraksi
Opasifikasi Lensa
Cahaya Di Pantulkan > Di Teruskan
Lensa Opaque Cahaya Yang Tiba Di Retina
OD OS Blurred VisionVA
Hazy Media Slightly Cloudly OD (1/6)OS (0,3)
Senile Katarak
Treatment Dengan Phocoemulsifikasi Catara Ekastraksi
Inflamasi Trauma Operasi Lensa OD
Conjunctival Injection Descement Fold Pseudophakia
BHP
1. Periksa mata secara berkala.
2. Kenali gejala dini, apabila sudah ada gejala segera bawa ke dokter.
3. Kurangi faktor risiko yang memperparah keadaan.
4. Setelah operasi usahakan melakukan perawatan pasca operasi.
5. Hindari tempat berdebu dan cahaya berlebih.
IIMC
ا�ل�ل�ه� ي�ك�ل�ف� ال� ن�ف�س�ا� �ال� و�س�ع�ه�ا� إ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Qs. Al-Baqarah/2:286)
Recommended