Laporan Kinerja Akuntabilitas Pemerintah Tahun 2017
“BERPADU DALAM KEMAJEMUKAN
UNTUK MEWUJUDKAN KALTARA
2020 YANG MANDIRI, AMAN DAN
DAMAI DENGAN DIDUKUNG
PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN
BERWIBAWA”
Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan
Provinsi Kalimantan Utara
“BERPADU DALAM KEMAJEMUKAN UNTUK MEWUJUDKAN KALTARA 2020
YANG MANDIRI, AMAN DAN DAMAI DENGAN DIDUKUNG PEMERINTAHAN YANG
BERSIH DAN BERWIBAWA”
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pelaporan kinerja pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses penilaian yang terukur ini
menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah untuk terus
meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya bisa terus ditingkatkan.
LKjIP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara Tahun
2017 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomer 5
Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Penyusunan LKjIP dilakukan
dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 di mana pelaporan capaian
kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Kalimantan Utara.
Analisa dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam
penyusunan LKjIP ini, untuk menjawab pertanyaan sejauh mana keberhasilan
pencapaian sasaran dalam RENSTRA Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 2016-
2021 yang ditunjukkan dengan analisis pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara yang telah ditetapkan
pada Tahun 2017 telah berhasil dicapai.
Rumusan sasaran, program dan kegiatan Tahun 2017 yang tertuang dalam
dokumen Renstra, IKU, Renja, RKT, PK dan DPA, Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Kalimantan Utara adalah berikut :
A. Sasaran pertama adalah: Meningkatnya Produksi Pertanian dengan indikator
kinerja, Persentase Produksi Tanaman Pangan, Persentase produksi Perkebunan,
Persentase Produksi Tanaman Hortikultura dan Persentase produksi Peternakan,
maka dilaksanakan melalui 8 (delapan) program dan 20 (dua puluh) kegiatan
yaitu sebagai berikut :
1. Program Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
a) Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
b) Peningkatan kemampuan lembaga petani
c) Peningkatan kemampuan lembaga petani
d) Promosi Hasil Produksi Pertanian Unggulan Daerah
2. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
a) Penyediaan Tanaman Perkebunan
b) Pengembangan sentra tanaman padi, palawija dan hortikultura
c) Penyediaan benih tanaman pangan/ hortikultura
d) Pembinaan dan Pengawasan Usaha Perkebunan
e) Perencanaan Pembangunan Pertanian
f) Pelatihan Petani Sekolah Lapang Penyakit Hama Tanaman (SL-PHT)
Perkebunan
g) Pengembangan Sistem Informasi pertanian
3. Program pemberdayaan penyuluh pertanian
a) Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan
b) Pemberian Penghargaan penyuluh berprestas
4. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
a) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
b) Penelitian dan pengamatan penyakit hewan
5. Program peningkatan produksi hasil peternakan
a) Penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada
masyarakat
6. Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
a) Penelitian dan pengembangan hasil produksi peternakan
7. Program Peningkatan penerapan teknologi petenakan
a) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna
8. Program Peningkatan dan Penyediaan Sarana dan Prasarana
a) Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/perkebunan
b) Pelatihan dan Bimbingan Pengoprasian Teknologi Pertanian/Perkebunan
c) Pembinaan dan pengawasan peredaran pupuk dan pestisida
B. Sasaran kedua adalah: Meningkatnya Diversifikasi Pangan dengan indikator
kinerja, Skor Pola Pangan Harapan maka dilaksanakan melalui 1 (satu) program
dan 5 (lima) kegiatan yaitu sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)
a) Peningkatan mutu dan keamanan pangan
b) Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
c) Pengembangan desa mandiri pangan
d) Pengembangan diversifikasi pangan
a) Pengembangan lumbung pangan desa
Untuk melaksanakan program dan kegiatan serta kebijakan dalam rangka
mencapai target kinerja yang diperjanjikan tahun 2017, Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara memperoleh input sebagai berikut :
1. Anggaran sebesar Rp. 24,489,410,313-,
2. Sumber daya aparatur sejumlah 43 orang PNS. Dari jumlah tersebut terdiri dari
pejabat struktural, dan pelaksana sedangkan tenaga kontrak berjumlah 24 orang
dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu/pendidikan. Dilihat dari jumlah PNS
berdasarkan tingkat pendidikan S2 6 (enam) orang, S1 32 (dua puluh empat) orang,
D3 1 (satu) orang dan SLTA 4 (empat) orang,
3. Sejumlah sarana dan prasarana kantor.
Dengan keterbatasan Sumber daya yang ada, prinsip efisiensi, efektifitas dan
ekonomis dalam penyelenggaraan pemerintahan tetap dikedepankan, dari analisis
laporan keuangan dan kegiatan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Kalimantan Utara pada tahun 2017 telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
melalui program dan kegiatan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,
meskipun dalam pelaksanaannya kurang maksimal.
Dengan komitmen yang tinggi dari pimpinan serta koordinasi dan kerja sama
tim, permasalahan-permasalahan tersebut tetap dapat diatasi meskipun masih
terdapat kekurangan-kekurangan yang tentunya sangat membutuhkan
penyempurnaan sebagai langkah perbaikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
kedepan, terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasana pendukung serta
peningkatan jumlah personil baik terkait kualitas maupun kuantitas.
Tantangan keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh
kompetensi dan kapabilitas SDM pelaksana yang handal dan visioner. Dalam rangka
mewujudkan pembangunan pertanian Provinsi Kalimantan Utara yang baik dan tepat
sasaran, dan guna mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, dibutuhkan SDM
baik dalam kuantitas maupun kompetensi. Namun hingga saat ini, SDM pertanian di
lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara masih belum bisa dikatakan ideal
dalam hal kualitas maupun kuantitas.
Tantangan lainnya dalam mewujudkan pembangunan pertanian yang
berkualitas adalah belum optimalnya partisipasi masyarakat serta relevansi
pemanfaatan hasil perencanaan. Ke depan, perlu upaya yang lebih maksimal untuk
meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pembanguna
pertanian dan kesadaran bertani di Provinsi Kalimantan Utara, sehingga tercipta rasa
memiliki terhadap pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Utara.
Hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan sebagai pijakan
bagi instansi di lingkungan pemerintah daerah dalam perbaikan pelayanan publik di
tahun yang akan datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2017
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum SKPD 2
1.2 Tugas dan Fungsi 3
1.3 Sumber Daya Organisasi 5
1.4 Isu Strategis dan Permasalahan Yang Dihadapi 6
1.5 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 10
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Strategi dan Kebijakan 11
B. Perjanjian Kinerja 14
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Akuntabilitas Kinerja 17
B. Capaian Perjanjian Kinerja 18
- Analisis Hambatan dan Tindak Lanjut 18
C. Akuntabilitas Keuangan 26
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 29 B. Saran 29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2017
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Data Pegawa Berdasarkan Eselon 6
Tabel 2.2. Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan 6
Tabel 2.3. Data Pegawai Berdasarkan Golongan 6
Tabel 2.4. Data Non PNS berdasarkan jenis kelamin 6
Tabel 2.5. Perlengkapan Penunjang Pelaksanaan Pelayanan 7
Tabel 2.6. Pencapaian Kinerja Perangkat Daerah Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan 13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2017
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara 5
2
BAB
BAB I
PENDAHULUAN
3 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
1.1. Gambaran Umum SKPD
Pembentukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara
adalah Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Nomor 05 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Utara masuk kedalam
type A dan Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Utara. Tahun 2017
merupakan tahun pertama dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Kalimantan Utara yang mana sebelumnya masih terhimpun dalam Dinas Pertanian
Kehutanan dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara. Dan di tahun 2017 ini
merupakan tahun kedua dari Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 – 2021 yang dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi Gubernur Kalimantan Utara tahun 2016 – 2021, yaitu “Berpadu
Dalam Kemajemukan Untuk Mewujudkan Kaltara 2020 yang Mandiri, Aman dan Damai
dengan Didukung Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”
1.2. Tugas dan Fungsi
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara merupakan
unsur pelaksana Pemerintah Propinsi yang menangani urusan pertanian dan pangan
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Kalimantan Utara melalui
Sekretaris Daerah. dengan susunan organisasi terdiri atas 1 (satu) Esselon II yaitu Kepala
Dinas; 7 (tujuh) Esselon III yaitu 1 (satu) Sekretaris, 6 (enam) Kepala Bidang; 17 (tujuh
belas) Esselon IV serta kelompok jabatan fungsional, meliputi:
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, membawahi 3 (tiga) sub bagian, yaitu:
a. Sub Bagian Perencanaan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu:
a. Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
b. Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
c. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura
4. Bidang Perkebunan, membawahi 3 (tiga) seksi,yaitu:
a. Seksi Pembenihan dan Perlindungan Perkebunan
b. Seksi Produksi Perkebunan
c. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
5. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, membawahi 3 (tiga) seksi , yaitu:
a. Seksi Perbibitan dan Produksi
b. Seksi Kesehatan Hewan
c. Seksi Kesmavet, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Peternakan
6. Bidang Prasarana dan Sarana, membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu:
4 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
a. Seksi Lahan dan Irigasi
b. Seksi Pupuk, Pestisida, dan Alsintan
c. Seksi Pembiayaan dan Investasi
7. Bidang Ketahanan Pangan, membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu:
a. Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
b. Seksi Distribusi dan Cadangan Pangan
c. Seksi Konsumsi dan Keamanan Pangan
8. Bidang Penyuluhan, membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu:
a. Seksi Kelembagaan
b. Seksi Ketenagaan
c. Seksi Metode dan Informasi
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Struktur organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara
dapat dilihat pada Gambar Bagan berikut.
Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara.
Tugas pokok Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yaitu membantu
Gubernur dalam melaksanakan pembangunan di Bidang Pertanian dan Ketahanan
Pangan di Kalimantan Utara yang menyangkut kebijakan, strategi pembangunan,
teknis, evaluasi dan monitoring serta koordinasi baik antar Kabupaten/Kota se
Kalimantan Utara maupun penghubung antara pemerintah pusat dan
Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara. Selain itu, menjalin kerjasama antara
Provinsi maupun pihak swasta/stakeholder untuk kemajuan sector Pertanian,
Kehutanan dan Ketahanan Pangan di Provinsi Kalimantan Utara.
5 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian dan kehutanan sesuai dengan
rencana strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;
2. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
Tanaman Pangan dan Hortikultura;
3. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
Peternakan;
4. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
Kehutanan dan Perkebunan;
5. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
Ketahanan Pangan;
6. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
7. Pelaksanaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
8. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional;
9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung sesuai dengan
tugasnya
1.3. Sumber Daya Manusia
1.3.1. Sumberdaya Aparatur
Sumber Daya Aparatur Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun 2017
sebanyak 43 (Empat Puluh Tiga) orang yang terdiri dari :
- Eselon II : -
- Eselon III : 7 (Tujuh) orang
- Eselon IV : 21 (dua puluh satu) orang
- Fungsional : 15 (Lima Belas) orang
Tabel 2.1. Data Pegawai Berdasarkan Eselon
No Eselon Jumlah (orang)
Total (orang) Laki-Laki Perempuan
1. II A 0 0 0
2. III A 4 3 7
3. IV A 14 7 21
4. Fungsional 9 6 15
Jumlah 27 16 43
Jumlah aparatur tersebut dengan rincian berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan
adalah sebagai berikut :
6 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Tabel 2.2. Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)
Total (orang) Laki-Laki Perempuan
1. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 3 1 4
2. Diploma 3 0 1 1
3. Strata 1 20 12 32
4. Strata 2 4 2 6
Jumlah 27 16 43
Tabel 2.3. Data Pegawai Berdasarkan Golongan
No. Golongan Jenis Kelamin
Total (orang) Laki-laki Perempuan
1 II A 0 1 1
2. II B 1 0 1
3. II C 0 1 1
4. III A 5 4 9
5. III B 4 1 5
6. III C 8 3 11
7. III D 6 2 8
8. IV A 2 3 5
9. IV B 1 1 2
Jumlah 27 16 43
Dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan didukung tenaga non pengawai negeri sipil
(PNS) sebagai berikut :
Tabel 2.4. Data Non PNS berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Total (orang) Laki-laki Perempuan
16 8 24
1.3. Isu Strategis dan Permasalahan yang dihadapi
Sebagai Dinas teknis yang sebagian tugasnya berkaitan langsung dengan
masyarakat, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Ketahanan Pangan memiliki Focus
Minded pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian,
Perkebunan, Peternakan dan ketahanan pangan. Berikut kekuatan dan peluang
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya :
1. Kekuatan (Strenght)
a. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan memiliki peran sesuai dengan
fungsinya pada urusan pertanian, perkebunan, peternakan dan ketahanan
pangan;
b. Tersedianya sumberdaya manusia dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya;
c. Potensi sumber daya alam (lahan, laut dan hutan) yang belum terkelola
secara optimal;
7 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
d. Tersedianya sarana dan prasarana pertanian dan peternakan
e. Dukungan sumber dana APBD dan APBN
2. Peluang (Oppurtunity)
a. Jumlah perusahaan swasta yang berkembang pesat di Provinsi Kalimantan
Utara
b. Kondisi wilayah Kalimantan Utara berbatasan langsung dengan Negara
Malaysia merupakan peluang pasar produk pertanian;
c. Kebutuhan dalam negeri akan produk pertanian sangat besar, sebagian
masih diimpor dari luar;
d. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan Utara
e. Tingginya minat investor di bidang pertanian terutama perkebunan
Permasalahan Utama (strategic issued)
Permasalahan yang dihadapi wilayah provinsi Kalimantan Utara dalam
pengembangan tanaman pangan adalah terkait dengan upaya peningkatan produktivitas
padi sawah, padi ladang, dan palawija yang masih rendah. Upaya tersebut perlu dilakukan
agar tetap diperoleh produksi yang minimal dapat memenuhi kebutuhan sendiri di masa
lima tahun mendatang. Beberapa permasalahan yang dihadapi terkait upaya peningkatan
produktivitas tanaman pangan adalah:
1. Sebagai daerah yang sedang bekembang diperlukan inovasi-inovasi teknologi spesifik
lokasi, namun kapasitas tenaga penyuluh dan aparat dinas pertanian dan ketahanan
pangan masih lemah dalam hal ini.
2. Sarana dan prasarana pendukung terlaksananya intensifikasi usahatani dan transfer
teknologi untuk tanaman pangan dan hortikultura masih kurang.
3. Ketergantungan pada pupuk anorganik dalam budidaya tanaman pangan sangat
tinggi, namun ketersediaannya terbatas.
4. Harga produk tanaman pangan sangat fluktuatif, pemasaran masih tergantung pada
pedagang pengumpul desa.
5. Kelembagaan kelompok tani belum mantap dalam menjalankan fungsinya.
6. Organisasi penyuluhan dan SDM penyuluh belum mantap keberadaan dan
jumlahnya.
7. Lemahnya permodalan petani.
8. Lahan tanaman pangan belum memiliki sarana irigasi serta akses transportasi yang
memadai.
9. Masih rendahnya daya saing produk pertanian dan tidak dukungnya oleh penguatan
pasca panen.
Dalam kurun waktu 2008-2012 animo masyarakat menanam komoditas kelapa,
kopi, lada, dan kakao menurun; masing-masing 12.25%, 12.34%, 18.46%, dan 11.82%.
8 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Penurunan luas tanam tersebut adalah diakibatkan oleh salah satu atau kombinasi
beberapa hal berikut:
1. Praktik budidaya yang baik (good agricultural practices) belum bisa diterapkan
sepenuhnya untuk komoditas kopi, lada, dan kakao sehingga serangan hama dan
penyakit meningkat dan produktivitas menurun.
2. Sebagian besar merupakan tanaman tua yang harus diremajakan.
3. Bentuk produk akhir yang diperdagangkan masih sebagai bahan baku (raw material)
karena belum ada proses pengolahan di wilayah tersebut sehingga kurang
memberikan nilai tambah bagi petani maupun wilayah.
4. Harga produk kopi, lada, dan kakao berfluktuasi dan cenderung tidak menguntungkan
bagi petani karena belum ada jaminan pasar dan harga.
5. Terdapat komoditas kelapa sawit yang dinilai lebih menguntungkan sehingga mereka
mengkonversi tanaman kelapa, kopi, lada, dan/atau kakao menjadi kelapa sawit.
Sebaliknya, animo masyarakat menanam karet dan kopi mengalami peningkatan.
Selama kurun waktu 2008-2012 luas tanam karet meningkat rata-rata 42.42%. Walaupun
animo menanam karet sangat meningkat, luas tanam karet pada tahun 2012 baru
mencapai 1.787 hektar, sedangkan kelapa sawit telah mencapai 137.389 hektar.
Pertanaman karet yang masih sempit tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal
berikut:
1. Petani tidak memiliki hak lahan untuk pengusahaan karet; lahan yang tersedia tidak
selalu dapat diakses oleh petani karena bersatatus tanah adat, tanah negara,
dan/atau tanah telah menjadi HGU perusahaan perkebunan.
2. Keterbatasan dana untuk pembukaan lahan dan penanaman karet.
3. Keterbatasan untuk mendapatkan sarana produksi seperti bibit unggul dan pupuk
4. Pertanaman karet menyebar dan belum mencapai skala ekonomi untuk
pembangunan pabrik sehingga belum ada pabrik pengolahan di wilayah-wilayah
pertanaman karet tersebut.
5. Harga karet di tingkat petani rendah dan berfluktuatif karena mahalnya biaya
transportasi ke pabrik pengolahan.
Pertanaman kelapa sawit menunjukkan peningkatan dengan pertumbuhan luas
tanam 22.53% per tahun dalam kurun waktu 2008-2012. Pada tahun 2012 luas tanam
kelapa sawit telah mencapai 137.389 hektar. Beberapa permasalahan yang dihadapi
dalam pengembangan kelapa sawit ini adalah:
1. Di wilayah Kabupaten Bulungan dan Nunukan luas pertanaman kelapa sawit telah
melebih luas lahan tersedia. Hal ini berarti kelapa sawit telah ditanam di lahan-lahan
yang tidak sesuai dan di luar peruntukkannya. Artinya biaya produksi dan biaya
lingkungan akan menjadi lebih mahal.
9 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
2. Sumber bibit yang digunakan oleh petani perkebunan rakyat tidak jelas, sehingga
banyak merugikan. Masyarakat banyak beranggapan bahwa bibit yang berasal dari
Malaysia lebih baik.
3. Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari Sebatik, Kabupaten Nunukan yang dijual
ke pabrik pengolahan kelapa sawit di Tawau, Malaysia harus di “label” atas nama
kebun kelapa sawit milik Malaysia.
4. Akses jalan dari kebun ke pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di Kabupaten
Bulungan dan Nunukan masih sulit sehingga menyebabkan biaya transportasi TBS
mahal. Pada akhirnya harga TBS yang diterima petani menjadi murah.
Komoditas hortikultura yang diusahakan dan diperdagangkan di wilayah provinsi
Kalimantan Utara terdiri atas buah dan sayuran. Jenis buah yang ada adalah alpukat,
duku, durian, jeruk, nanas, pepaya dan pisang. Sayuran yang diusahakan terdiri atas
aneka sayuran daun (kangkung, bayam, caysin, sawi, bawang daun), bawang merah,
tomat, timun, cabai, kacang panjang, buncis, dan terong. Permasalahan yang dihadapi
dalam pengembangan komoditas hortikultura adalah:
1. Buah alpukat, duku, dan durian sebagian besar diperoleh dari pohon buah yang ada
di hutan; belum dusahakan intensif di kebun khusus. Hal ini menyebabkan variasi
yang besar dalam jenis dan mutu buah.
2. Belum ada upaya untuk menyeleksi dan mengembangkan jenis buah alpukat, duku,
dan durian dengan produksi dan kualitas terbaik.
3. Komoditas sayuran pengembangannya masih sangat terbatas dalam hal luasan dan
produksi. Hal ini karena keterbatasan konsumsi atau pangsa sayuran oleh pasar
domestik.
4. Pemasaran sayuran ke luas wilayah sentra produksi terkendala oleh mahalnya biaya
transportasi dan sifat komoditas sayuran yang meruah (volumenious) dan mudah
rusak.
5. Sayuran masih terbatas pengembangannya di wilayah-wilayah dengang kepadatan
penduduk dan aktivitas perekonomian tinggi, yaitu di dekat ibukota-ibukota
kabupaten/kota.
Dalam meningkatkan peternakan beberapa permasalahan antara lain :
1. Belum terpusatnya pembangunan peternakan ke dalam sentra-sentra.
2. Bibit Ternak ,Pengembangan ternak sapi selama ini masih mengandalkan sapi-sapi
lokal (Rambon atau sapi lokal yang telah mengalami kawin campur secara alami
dengan sapi yang termasuk dalam kelompok Bos indicus), sapi lokal PO dan Bali.
Sapi lokal ini umumnya dipelihara secara ekstensif maupun semi-intensif. Sapi-sapi
tersebut memiliki keunggulan beradaptasi pada kondisi padang rumput alam tropis.
10 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
A. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja
Untuk menggambarkan akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian, Kehutanan dan
Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara tahun 2016 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Gambaran Umum SKPD;
Tuga dan Fungsi
Sumber daya Organisasi
Isu Strategis dan Permasalahan Yang dihadapi
Sistematika penyajian laporan kinerja
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Strategi dan Kebijakan
Perjanjian Kinerja
BAB III CAPAIAN KINERJA
Akuntabilitas Kinerja
Capaian Perjanjian Kinerja
Analisis Hambatan
Akuntabilitas Keuangan
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Saran
11 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
BAB
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
KEBIJAKAN
BAB II
12 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
2.1 Strategi dan Kebijakan Perangkat Daerah
Sebagai dinas teknis yang memiliki tugas pokok dan fungsi pada urusan
pertanian dan pangan maka Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menjabarkan
tujuan dan sasaran dengan cukup terarah pada kerangka pembangunan provinsi
namun tetap mengerucut pada pola subsektor pertanian dan pangan. Untuk
merealisasikan tujuan dan sasaran dalam Rencana Strategi (Renstra) diperlukan
strategi dan kebijakan yang secara teknis disesuaikan pada arah pembangunan
daerah sehingga tetap berjalan sesuai koridor perencanaan pembangunan secara
menyeluruh. Penyusunan strategi dan kebijakan pada Renstra akan melibatkan
keseluruhan elemen kelembagaan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
program/kegiatan perlu adanya koordinasi dan sinkronisasi sehingga mempermudah
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan pertanian dalam arti luas.
Strategi yang akan dikembangkan melalui optimalisasi dan pengembangan
lahan, peningkatan sarana dan prasarana, meningkatkan produk berdaya saing,
mengembangkan sistem distribusi pangan dan pemantauan harga pangan secara
berkala, peningkatan ketersediaan dan pemantauan cadangan pangan masyarakat
serta penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal, meningkatnya
pengelolaan sumber daya pertanian, peningkatan system tata kelola yang transparan
berbasis teknologi informasi melalui peningkatan pelayanan administrasi perkantoran,
peningkatan kualitas petani dan pelaku usaha.
Sedangkan kebijakan Peningkatan Swasembada Pangan (padi), Pengembangan
produk berdaya saing, Peningkatkan Produksi dan Produktivitas, Meningkatkan Pola
Pangan Harapan, Meningkatkan Diversifikasi pangan dan Gizi, , Pengembangan
13 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Kawasan Pertanian dan Sentra-sentra Produksi, Peningkatan kinerja instansi
pemerintah, Peningkatan pembinaan dan pelatihan petani dan pelaku usaha.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 IV- 14
Tabel. 4.2. Strategi dan Kebijakan Rencana Strategis Perangkat Daerah
NO SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Tujuan : Meningkatkan ketersediaan Pangan Daerah
1. Meningkatnya Ketersediaan Pangan Daerah Optimalisasi dan Pengembangan Lahan Perluasan areal tanam dan intensifikasi
Peningkatan Alat Mesin Pertanian Peningkatan penggunaan teknologi pertanian
Meningkatkan produk yang berdaya saing Pengembangan produk berdaya saing
Meningkatkan produksi melalui Inseminasi Buatan Peningkatan produksi daging
Peningkatan kualitas penyuluh, petani dan pelaku usaha Peningkatan pembinaan dan pelatihan petani dan pelaku usaha
2. Meningkatnya Diversifikasi Pangan Peningkatan Ketersediaan dan Pemantauan Cadangan Pangan Masyarakat Serta Penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal
Meningkatkan konsumsi pangan lokal
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 IV- 15
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1
Meningkatnya Produksi Pertanian
1. Persentase Tanaman Pangan
2. Persentase Produksi Perkebunan
3. Persentase meningkatnya produksi
Hortikultura
4. Persentase meningkatnya Produksi
perternakan
2 %
2%
1%
2%
2 Meningkatnya Diversifikasi Pangan Skor Pola Pangan Harapan 87,5
16 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
No. Program Anggaran Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Peningkatan Kesejahteraan Petani
Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan)
Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan
Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Promosi atas Hasil Produksi Peternakan Unggul
Daerah
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.998.040.000,00
2.504.000.000,00
306.460.000,00
4.877.760.000,00
347.000.000,00
560.850.000,00
3.517.000.000,00
522.050.000,00
18.054.060.000,00
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
17 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
BAB
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III
18 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
3.1. Akuntabilitas Kinerja
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara telah melaksanakan
penilaian melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan tahun 2017 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh
tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja
yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian
tujuan dan sasaran.
Pengukuran target kinerja dari sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian dan
Ketahananan Pangan Provinsi Kalimantan Utara dilakukan dengan membandingkan antara target
kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan
sasaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara beserta target dan
capaian realisasinya.
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi indikator
kinerja utama dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan terutama
terhadap capaian yang dibawah target untuk mengenali penyebab sebagai bahan penetapan
strategis peningkatan kinerja pada tahun 2017 dan tahun-tahun selanjutnya
3.2. Capaian Perjanjian Kinerja
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1
Meningkatnya Produksi Pertanian
1. Persentase Tanaman Pangan
2. Persentase Produksi Perkebunan
3. Persentase meningkatnya produksi
Hortikultura
4. Persentase meningkatnya Produksi
perternakan
2 %
2%
1%
2%
2 Meningkatnya Diversifikasi Pangan Skor Pola Pangan Harapan 87,5
Uraian Capaian Kinerja
19 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Adapun sasaran pertama dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan pada Perjanjian Kinerja
yaitu
Sasaran 1 : Meningkatnya Produksi Pertanian
Dengan indikator kinerja utama 1 (satu) yaitu Persentase produksi tanaman pangan
No Uraian Satuan Target Realisasi
1 Persentase Produksi
tanaman pangan % 2% 4,5%
% Pencapaian 100%
Untuk sasaran meningkatnya produksi pertanian indikator persentase produksi pertanian
mengalami pencapaian 100% hal ini di sebabkan oleh dukungan kegiatan yang sangat baik
diantaranya Pemberian bantuan sarana dan prasarana produksi tanaman pangan pra dan pasca panen
kepada petani, bantuan pupuk dan pestisida, bantuana benih berkualitas dan adanya pelatihan-
pelatihan kepada petani.
Pencapaian dinas pertanian dan ketahanan pangan tahun 2017 ini tidak dapat dibandingkan
dengan tahun 2016 karena tahun tersebut masih tergabung dengan dalam satu dinas yaitu dinas
pertanian kehutanan dan ketahanan pangan.
Target akhir dari Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah sebesar 10
% yang mana pada dokumen rencana strategis indikator persentase produksi tanaman pangan ini
tergabung dalam satu program dengan indikator lainnya yaitu persentase produksi hortikultura dan
persentase produksi perkebunan. Capaian untuk tahun 2017 adalah sebesar 4,5% bila dibandingkan
maka tingkat pencapaian adalah sebesar 45%.
Dengan sumber daya yang tersedia di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ada beberapa
komponen yang mana bila tercukupi secara maksimal akan sangat membantu penacapaian yang
lebih tinggi lagi dari tahun ini seperti: sumber daya ASN yang masih kurang, banyak ASN yang
masih menangani beberapa gugus tugas diluar dari tugas pokok utama mereka.
Adapun program dan kegiatan yang mendukung pencapaian indikator pertama ini antara lain:
20 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
DUKUNGAN ANGGARAN DAN REALISASI
NO. PROGRAM (kegiatan) ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
1
Program Peningkatan Produksi
Pertanian / Perkebunan
-Kegiatan Penyediaan sarana produksi
pertanian/perkebunan
-Kegiatan Pengembangan bibit unggul
pertanian/perkebunan
-Kegiatan Pengembangan sentra
tanaman padi, palawija dan hortikultura
-Kegiatan Pengumpulan dan pengolahan
statistik produksi Pertanian
-Kegiatan Koordinasi perencanaan
pembangunan
-Pengendalian, evaluasi dan pelaporan
4,768,498,300.00 4,047,421,550.00 84,88 %
2
Program Peningkatan Kesejahteraan
Petani
Kegiatan Peningkatan kemampuan
lembaga petani
1,998,040,000.00 1,759,519,200.00 88,06%
21 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
3
Program pemberdayaan penyuluh
pertanian/perkebunan lapangan
Kegiatan Peningkatan kapasitas tenaga
penyuluh pertanian/perkebunan
347,000,000.00 265,346,450.00 76,47 %
Indikator Kinerja Utama (IKU) 2 (dua) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yaitu:
Persentase produksi perkebunan
No Uraian Satuan Target Realisasi
1 Persentase Produksi
Perkebunan % 2% 42,22%
% Pencapaian 100%
Untuk sasaran meningkatnya produksi pertanian dengan indikator persentase produksi
perkebunan mengalami persentase pencapaian 100% hal ini di sebabkan oleh dukungan kegiatan
yang sangat baik diantaranya sosialisasi kepada para petani/pekebun tentang penggunaan pestisida,
bantuan alat dan mesin pertanian/perkebunan dan penyediaan bahan tanaman perkebunan.
Pencapaian dinas pertanian dan ketahanan pangan tahun 2017 ini tidak dapat dibandingkan
dengan tahun 2016 karena tahun tersebut masih tergabung dengan dalam satu dinas yaitu dinas
pertanian kehutanan dan ketahanan pangan.
Target akhir dari Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah sebesar 10
% yang mana pada dokumen rencana strategis indikator persentase produksi perkebunan ini
tergabung dalam satu program dengan indikator lainnya yaitu persentase produksi hortikultura dan
persentase produksi tanaman pangan. Capaian untuk tahun 2017 adalah sebesar 42,22% bila
dibandingkan maka tingkat pencapaian adalah sebesar 100%.
Dari sumber daya yang tersedia di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan masih sangat kurang sekali.
Terutama untuk kebutuhan staf pelaksana. Kendala lain dari pencapaian kinerja dari indikator kedua
adalah gagal lelang pada kegiatan pengadaan bubuk lada dikarenakan kurang berkualitasnya bibit yang
akan diberikan ke petani. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki hal tersebut adalah dengan
mengusulkan pembentukan balai benih dan juga mengupayakan pembangunan kebun sumber benih yang
unggul di provinsi Kalimantan Utara.
22 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
NO. PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
1. Program Peningkatan Produksi
Pertanian / Perkebunan /
Penyediaan Bahan Tanaman
Perkebunan
945,000,000.00 440,669,250.00 46.63 %
2. Program Peningkatan Produksi
Pertanian / Perkebunan /
Pembinaan pengolahan bubuk lada
141,000,000.00 93,359,700.00 66.21 %
3. Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani/ Pembinaan
dan pendampingan asosiasi petani
pekebun
651,000,000.00 433,475,500.00 66.59 %
4. Program pemberdayaan penyuluh
pertanian/perkebunan lapangan
Peningkatan kapasitas tenaga
penyuluh pertanian/perkebunan
347,000,000.00 265,346,450.00 76,47 %
Dekripsi indikator Kinerja Utama (IKU) 3 :
Persentase produksi hortikultura
No Uraian Satuan Target Realisasi
1 Persentase Produksi
Hortikultura % 1% 7,4%
% Pencapaian 100%
Untuk sasaran meningkatnya produksi pertanian dengan indikator persentase produksi
hortikultura mengalami persentase pencapaian 100% hal ini di sebabkan oleh adanya bantuan alat
mesin pertanian seperti cultivator dan bantuan benih dan bibit berkualitas.
Pencapaian dinas pertanian dan ketahanan pangan tahun 2017 ini tidak dapat dibandingkan
dengan tahun 2016 karena tahun tersebut masih tergabung dengan dalam satu dinas yaitu dinas
pertanian kehutanan dan ketahanan pangan.
Target akhir dari Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah sebesar 10
% yang mana pada dokumen rencana strategis indikator persentase produksi Hortikultura ini
tergabung dalam satu program dengan indikator lainnya yaitu persentase produksi tanaman pangan
23 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
dan persentase produksi perkebunan. Capaian untuk tahun 2017 adalah sebesar 7,4% bila
dibandingkan maka tingkat pencapaian adalah sebesar 7,4%.
Dari sumber daya yang tersedia di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan masih sangat
kurang sekali. Terutama untuk kebutuhan staf pelaksana. Kendala lain dari pencapaian kinerja dari
indikator ketiga adalah kurang kondusif iklim sepanjang tahun di Kalimantan utara sehingga cukup
mempengaruhi hasil panen para petani. Solusi dari kendala ini adalah dengan memberikan pelatihan
kepada para petani bagaimana mengembangkan jenis tanaman lain dibulan-bulan yang tidak
terpapar iklim ekstrem.
DUKUNGAN ANGGARAN DAN REALISASI
NO. PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
1. Program Peningkatan
Produksi Pertanian /
Perkebunan /
Pengembangan Tanaman
Hortikultura
Pengembangan sentra
tanaman padi, palawija
dan hortikultura
362,040,000.00
996,200,000.00
348,967,000.00
947,695,300.00
96.39 %
95.13%
Dekripsi indikator Kinerja Utama (IKU) 4 :
Persentase produksi peternakan
No Uraian Satuan Target Realisasi
1 Persentase Produksi
Peternakan % 2% 55%
% Pencapaian 100%
Untuk sasaran meningkatnya produksi pertanian dengan indikator persentase produksi
peternakan mengalami persentase pencapaian 100%. Keberhasilan pencapaian tersebut karena
didukung dengan program dan kegiatan yang sangat berorientasi hasil.
24 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Pencapaian dinas pertanian dan ketahanan pangan tahun 2017 untuk indikator persentase
produksi peternakan bila dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya mencapai pencapaian 60 %.
Berarti mengalami kenaikan 40%.
Untuk mendukung indikator persentase peningkatan produksi peternakan antara lain:
program peningkatan produksi hasil peternakan, Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Ternak dan Promosi atas hasil produksi peternakan unggul daerah. Target dari rencana
strategis jangka menengah sebesar 50 % dan bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2017 yang
sebesar 50 % maka bisa dikatakan sudah mencapai target rencana strategis lima tahunan.
Kendala dari pencapaian kinerja dari indikator keempat adalah tidak adanya peternakan di
Kalimantan utara yang mampu menyediakan bibit peternakan yang berkualitas untuk dikembangkan
di Kalimantan Utara, sehingga dalam usaha meningkatkan hasil produksi peternakan salah satu
upaya yang akan dilakukan adalah dengan memberikan bantuan ternak sapi. Bibit sapi tersebut
harus didatangkan dari luar daerah sehingga cukup menghabiskan anggaran yang besar dan tidak
dapat menjamin kemampuan bibit ternak tersebut untuk beradaptasi dengan baik di Kalimantan
Utara. Menindaklanjuti hal tersebut maka dipandang perlu untuk segera membentuk Balai
Peternakan yang mampu menyediakan benih berkualitas di Kalimantan Utara.
DUKUNGAN ANGGARAN DAN REALISASI
NO. PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
1. Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak
Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit menular ternak
Program peningkatan produksi hasil
peternakan
Pendistribusian bibit ternak kepada
masyarakat
Promosi atas hasil produksi peternakan
unggul daerah
Penelitian dan pengembangan pemasaran
hasil produksi peternakan
560,850,000.00
3,517,000,000.00
524,250,000.00
546,238,830.00
1,726,839,200
502,527,850.00
97.39%
49.10 %
95.86%
Sasaran 2 : Meningkatnya Diversifikasi Pangan
25 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Sasaran dinas pertanian dan Ketahanan Pangan yang kedua adalah Meningkatnya Diversifikasi
Pangan dengan indikator Kinerja Utama Skor Pola Pangan Harapan
No Uraian Satuan Target Realisasi
1 Skor Pola Pangan
Harapan % 87.5% 76.50%
% Pencapaian 87.42%
Untuk sasaran meningkatnya diversifikasi pangan dengan indikator Skor pola pangan harapan
mengalami realisasi 76.50% dari target 87,5%. Bila dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya
mencapai pencapaian 65 % dari tarket 70%. Berarti mengalami kenaikan sekitar 10%.
Target dari rencana strategis jangka menengah sebesar 87.40 % dan bila dibandingkan
dengan pencapaian tahun 2017 yang sebesar 76.50 % maka bisa dikatakan pencapaian kinerja
sebesar 87.50%.
Penyebab dari tidak tercapainya target pencapaian adalah kurangnya anggaran yang diberikan
untuk meningkatkan diversifikasi pangan dan kurangnya SDM yang berkualitas. Penyebab lain
adalah masih minimnya pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat untuk memanfaatkan
pekarangan dalam pengembangan tanaman pangan.
Solusi yang akan dilakukan adalah dengan melakukan perencanaan yang lebih baik
kedepannya yang mana lebih mengarah ke program follow money dan menggiatkan pelatihan dan
sosialisasi mengenai pemanfaatan pekarangan dalam pengembangan tanaman pangan serta
mengadakan promosi dan kegiatan yang berbasis pangan lokal dan lomba cipta menu. Dan juga
memberikan bantuan modal usaha Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Dukungan Program dan Kegiatan
NO. PROGRAM ANGGARAN REALISASI %
Program Peningkatan Ketahan Pangan
(pertanian/perkebunan)
4,768,498,300
3,099,726,250
65%
1 Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan
suplai pangan
313,000,000
301,876,500
96.45
2 Pemanfaatan pekarangan untuk
pengembangan pangan
286,000,000
284,292,125
99.40
3 Pengembangan desa mandiri pangan
153,000,000
148,182,850
96.85
26 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
NO. PROGRAM ANGGARAN REALISASI %
4 Pengembangan diversifikasi tanaman 274,110,700 272,185,550 99.30
5 Pengembangan lumbung pangan desa 823,000,000 814,765,000 99.00
6 Pengembangan model distribusi pangan yang
efisien
303,500,000 285,409,350 94.04
7 Peningkatan mutu dan keamanan pangan 272,000,000 264,009,050 97.06
8 Pengembangan ketersediaan dan penanganan
rawan pangan
156,000,000 149,915,300 96.10
Akuntabilitas Keuangan
Pada tahun anggaran 2017 Dinas Perhatian dan Ketahanan Pangan mendapat alokasi anggaran
sebesar Rp. 24,489,410,313.00 dengan belanja langsung sebesar Rp. 6,435,350,313.00 dan
Belanja tidak langsung Rp. 18,054,060,000.00.
PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
JUMLAH 24,489,410,313 19,451,019,905 79.43
BELANJA TIDAK LANGSUNG 6,435,350,313 5,738,127,050 89.17
BELANJA LANGSUNG 18,054,060,000 13,712,892,855 75.95
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3,345,351,000 2,943,026,750 87.97
Penyediaan jasa surat menyurat 41,300,000 30,191,600 73.10
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 185,000,000 128,717,000 69.58
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional
151,500,000 89,045,450 58.78
Penyediaan jasa administrasi keuangan 1,144,500,000 1,026,558,000 89.69
Penyediaan jasa kebersihan kantor 51,500,000 45,753,900 88.84
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 30,000,000 14,671,000 48.90
Penyediaan alat tulis kantor 90,000,000 89,988,800 99.99
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 46,500,000 36,257,050 77.97
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan
kantor
500,000 476,700 95.34
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 10,000,000 9,900,000 99.00
Penyediaan makanan dan minuman 48,065,000 42,522,500 88.47
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 1,004,240,000 887,179,650 88.34
Rapat-rapat koordinasi, pembinaan, dan pengawasan di dalam
daerah
542,246,000 541,765,100 99.91
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 106,000,000 97,892,200 92.35
Pendidikan dan pelatihan formal 106,000,000 97,892,200 92.35
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1,998,040,000 1,759,519,200 88.06
Peningkatan kemampuan lembaga petani 1,347,040,000 1,326,043,700 98.44
Pembinaan dan pendampingan asosiasi petani pekebun 651,000,000 433,475,500 66.59
Program Peningkatan Ketahan Pangan
(pertanian/perkebunan)
2,580,610,700 2,520,635,725 97.68
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan 313,000,000 301,876,500 96.45
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan 286,000,000 284,292,125 99.40
Pengembangan desa mandiri pangan 153,000,000 148,182,850 96.85
Pengembangan diversifikasi tanaman 274,110,700 272,185,550 99.30
PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
27 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Pengembangan lumbung pangan desa 823,000,000 814,765,000 99.00
Pengembangan model distribusi pangan yang efisien 303,500,000 285,409,350 94.04
Peningkatan mutu dan keamanan pangan 272,000,000 264,009,050 97.06
Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan 156,000,000 149,915,300 96.10
Program peningkatan penerapan teknologi
pertanian/perkebunan
306,460,000 251,140,400 81.95
Pelatihan penerapan teknologi pertanian/perkebunan modern
bercocok tanam
107,870,000 72,531,000 67.24
Pembinaan dan pengawasan peredaran pupuk dan pestisida 198,590,000 178,609,400 89.94
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 4,768,498,300 3,099,726,250 65.00
Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan 1,548,530,000 1,488,528,900 96.13
Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan 398,905,000 369,787,800 92.70
Penyediaan bahan tanaman perkebunan 945,000,000 440,669,250 46.63
Pengembangan sentra tanaman padi, palawija dan hortikultura 996,200,000 - 0.00
Pengembangan tanaman hortikultura 362,040,000 348,967,000 96.39
Pembinaan pengolahan bubuk lada 141,000,000 93,359,700 66.21
Pengumpulan dan pengolahan statistik produksi Pertanian 201,988,300 194,815,100 96.45
Koordinasi perencanaan pembangunan 139,785,000 132,750,500 94.97
Pengendalian, evaluasi dan pelaporan 35,050,000 30,848,000 88.01
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan
lapangan
347,000,000 265,346,450 76.47
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan 347,000,000 265,346,450 76.47
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 560,850,000 546,238,830 97.39
Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular
ternak
560,850,000 546,238,830 97.39
Program peningkatan produksi hasil peternakan 3,517,000,000 1,726,839,200 49.10
Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat 3,517,000,000 1,726,839,200 49.10
Promosi atas hasil produksi peternakan unggul daerah 524,250,000 502,527,850 95.86
Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi
peternakan
524,250,000 502,527,850 95.86
29 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Kalimantan Utara disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,
dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam
penerapannya masih mengalami kendala karena pemahaman yang masih
parsial, dan juga karena masih mengalami kesulitan mengubah paradigma
untuk membangun menajamen pemerintah yang berorientasi pada hasil (Result
Oriented Government).
A. Kesimpulan
1. Hasil yang diperoleh dari pengukuran Penetapan Kinerja tahun 2017
dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan termasuk dalam kategori baik
2. Hal ini dapat dilihat dari capaian kinerja pada hampir semua sasaran
dan target yang ditetapkan pada perjanjian kinerja tahun 2017 dapat
terealisasi dengan baik. Namun, ada beberapa kegiatan yang realisasi
dengan target masih rendah atau kurang mencapai target.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas perlu diambil langkah – langkah
pemecahan permasalahan yang dihadapi dan peningkatan kualitas penerapan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dilingkup Dinas
30 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara, oleh sebab itu
dirumuskan beberapa saran – saran sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan upaya nyata untuk peningkatan pemahaman tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta kemampuan praktis
dalam menyusun dokumen – dokumen kinerja program dan kegiatan;
2. Perlu dilakukan upaya peningkatan kinerja dilingkup unit kerja untuk
mengoptimalkan setiap sumber daya guna mewujudkan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan dalam rencana strategis Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara.
3. Dipandang perlu untuk memberikan penghargaan maupun hukuman bagi
tiap SKPD yang mampu mencapi kinerja baik atupun rendah sehingga
dapat menjadi alat pendongkrak dalam menciptakan pencapaian kinerja
yang lebih baik.
4. Untuk kegiatan bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang berupa
benih maupun bibit seyogyanya didatangkan dari dalam provinsi sendiri
demi menjamin ketersediaan dan ketepatan waktu pengiriman agar tidak
terjadi keterlambatan proses pengiriman dan kegagalan lelang
5. Kurang disipilinnya aparatur dalam menghimpun, menginput dan
menyimpan data, sehingga sering terjadi keterlambatan proses data ketika
dibutuhkan dalam pelaporan dan evaluasi.
6.
31 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
Demikian beberapa hal yang perlu diasarankan agar kualitas
penerapan baik dari pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan
hingga evaluasi program dan kegiatan tercapai dengan baik serta dapat
meningkatkan kemampuan kapasitas sumber daya manusia di
lingkungan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Kalimantan Utara.