LAPORAN PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR C
PABRIK LEMBAH KARET KOTA PADANG
OLEH
Kelompok II
Angga Restu Ananda 101114243
Desma Melia Andira 101114249
Fitri Ermi Zayanti 101114255
Irnanda Agratama 101114261
Kory Andriani 101114263
Ovaria Suwandi 101114271
Renaleti Zabid 101114277
Safitriani Marbun 101114285
Vero Dosandy 101114291
Yuanita Purnama 101114295
Kelas : 2.1
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2012
Lembaran Pengesahan
Laporan Pratikum Penyehatan Air dan Pengolahan Limbah Cair C
PT. Lembah Karet Kota Padang
Telah dilaksanakan pratikum kunjungan ke PT. Lembah Karet kota Padang pada hari
Senin tanggal 28 Mei 2012 dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB di PT. Lembah
Karet kota Padang.
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Mukhlis, MT
Instruktur Pembimbing
Nellianis, AMKL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kelompok ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan, sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan Penyahatan Air
dan Pengolahan Limbah Cair C yaitu tentang “Pengolahan Limbah Cair di Industri”
Ucapan Terima kasih kelompok ucapkan kepada:
1. Dosen pembimbing Bapak Mukhlis, MT, Bapak Sejati Taregan, SKM, M.Kes, dan
Bapak Yasril Koto, SKM, M.Kes yang telah memberikan penjelasan mengenai
penyusunan laporan ini.
2. Pimpinan PT. Lembah Keret kota Padang yang telah mengizinkan kelompok
melakukan praktik belajar lapangan di perusahaannya.
3. Seluruh staff pegawai PT. Lembah Karet kota Padang yang turut membantu
mempelancar proses praktik belajar lapangan tersebut.
4. Seluruh teman-teman jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI Padang
Tahun 2010
Kelompok sangat menyadari bahwa makalah laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan maupun saran kepada pembaca yang
sifatnya membangun. Akhir kata kelompok mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Juni 2012
Kelompok IV
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan ................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2.Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1.Pengertian Hygiene dan Sanitasi Makanan .............................................................. 3
2.4.Pengetian Makanan .................................................................................................. 5
2.5.Penyehatan Makanan ............................................................................................... 6
BAB III Pengamatan
3.1.Profil Rumah Makan................................................................................................. 17
3.2.Formulir Inspeksi Sanitasi Rumah Makan................................................................ 17
3.3.Dokumentasi dan Analisa......................................................................................... 26
BAB IV Penutup
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 32
4.2. Saran ....................................................................................................................... 32
LAMPIRAN KMK No 1908 Tahun 2003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal
dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka
getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon
karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami.
Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil
dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry
Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang
terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia.
Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola
karet,penghapus pensil, baju tahan air, dll. Saat Christopher Columbus dan rombongannya
menemukan benua Amerika pada tahun 1476,mereka terheran-heran melihat bola yang
dimainkan orang-orang Indian yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah. Di sinilah
sejarah karet dimulai, tetapi baru pada tahun 1530 ada laporan tertulis mengenai gummi
optimum, sebutan Pietro Martire d’Anghiera untuk karet. Pada tahn 1535, Ahli sejarah
mengenai bangsa Indian, Captain Gonzale Fernandez de Oveida menulis bahwa dia
melihat 2 tim orang Indian yang bermain bola. Bola itu terbuat dari campuran akar, kayu,
dan rumput, yang dicampur dengan suatu bahan (latex) kemudian dipanaskan di atas
unggun dan dibulatkan seperti bola. Bola oran Indian ini bisa melambung lebih tinggi
daripada bola yang umum dibuat orang-orang Eropa waktu itu. Oviedo mengatakan bahwa
bila bola buatan Indian itu dijatuhkan, bola itu bisa melambung lebih tinggi dan kemudian
jatuh, lalu melambung lagi walaupun agak rendah daripada lambungan yang pertama, dst.
Pada tahun 1615 seorang penulis, F.J. Torquemada melaporkan bahwa orang Indian
Mexico membuat sepatu tahan air dari bahan latex atau karet. Tentara Spanyol juga
dilaporkan mengoleskan latex ke mantel mereka, saat hujan menjadi tahan air, tetapi di
musim panas menjadi lengket. Walaupun banyak cerita menarik tentang bahan tersebut,
penyelidikan oleh para ilmuwan baru dimulai tahun 1731. Saat itu French Academy
mengirim C.M. de la Condamine ke Amerika Selatan. Fresnau seorang ahli Perancis
melaporkan bahwa banyak tanaman yang dapat menghasilkan latex atau karet, di
antaranya dari jenis Hevea brasiliensis yang tumbuh di hutan Amazon di Brazil yang
sekarang menjadi tanaman penghasil karet utama dan sudah dibudidayakan di Asia
Tenggara yang menjadi penghasil karet utama di dunia saat ini.
Pada tahun 1770, seorang ahli kimia bangsa Inggris, Joseph Priestly, melaporkan
bahwa karet dapat menhapus tulisan pensil. Pada tahun 1775 karet mulai digunakan
sebagai bahan penghapus tulisan pensil dan jadilah karet itu di Inggris disebut dengan
nama rubber (dari to rub). Sebelum itu, remah roti biasa digunakan orang untuk
menghapus tulisan pensil.
Barang-barang karet yang diproduksi waktu itu selalu menjadi kaku di musim dingin
dan lengket di musim panas. Banyak percobaan yang telah dilakukan untuk mendapatkan
sifat karet yang tidak terpengaruh oleh cuaca. Percobaan mula-mula dilakukan oleh E.C.F.
Leuchs pada tahun 1831.
Setahun sesudah itu,N. Hayward mendapatkan bahwa jika belerang yang ditambahkan
ke dalam larutan karet atau biji belerang dioleskan pada karet,akan menyebabkan karet
lebih cepat menjadi kering. Thomas Hancock menulis dalam bukunya yang terbit pada
tahun 1985 bahwa pada tahun 1842, Brockedon memperlihatkan kepadanya sepotong
contoh karet berasal dari Amerika yang tidak terpengaruh oleh cuaca ataupun oleh
minyak. Thomas Hancock melihat bahwa potongan itu sedikit kekuningan pada bagian
dalamnya dan berbau belerang. Dalam percobaan selanjutnya, Hancock akhirnya berhasil
menemukan bahwa bila karet dicampur dengan belerang dan dipanaskan maka akan
berubah sifatnya menjadi elastis dan tidak terpengaruh lagi oleh perubahan cuaca. Proses
perubahan ini lalu dipatenkan pada tahun 1843 dan sesuai usul temannya, Mr. Brockedon,
proses ini dinamai vulkanisasi, yang kemudian nama ini diterima di Inggris, Amerika, dan
dunia pada umumnya sampai sekarang.
Sebelum itu pada tahun 1838, Charles Goodyear di Amerika sudah terlibat dalam
penelitian kompon karet dengan menggunakan belerang dan panas untuk mendapatkan
kompon karet yang tidak terpengaruh oleh cuaca,yang dibuktikan dengan surat-surat yang
diterimanya dari beberapa orang yang melihat atau mendapat contoh karet hasil
percobaannya pada tahun 1839. Baru pada tahun 1844 dia mendapatkan paten untuk
penemuannya. Dari beberapa tulisan yang membahas penemuan vulkanisasi ini, dan
berdasarkan tulisan Hancock sendiri yang menyatakan bahwa Brokedon meperlihatkan
contoh karet yang berasal dari Amerika yang tidak terpengaruh oleh cuaca, maka
kebanyakan penulis sepakat kalau penemu pertama proses vulkanisai hendaknya diberikan
kepada Charles Goodyear. Penemuan besar proses vulkanisasi ini akhirnya dapat disebut
sebagai awal dari perkembangan industri karet.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
“Untuk melihat Proses produksi karet pada Industri Lembah Karet”
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk melihat Proses-proses produksi pada industri karet
Untuk melihat IPAL dan SPAL pada Industri karet
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Karet
Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses
vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam
minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai
macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol
sepatu dan bahkan sepatu yang semuanya terbuat dari bahan karet. Sebelum itu usaha-
usaha menggunakan karet untuk sepatu selalu gagal karena karet manjadi kaku di musim
hujan dan lengket serta berbau di musim panas seperti yang pernah dilakukan oleh
Roxbury Indian Rubber Company pada tahun 1833 dengan cara melarutkan karet alam
terpentin dan mencampurnya dengan hitam karbon untuk menghasilkan karet keras yang
tahan air.
Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat
molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 – 400.000. Sifat-sifat mekanik yang baik dari
karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol
sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat
dan juga tidak berbentuk cairan.
Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang
lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu
bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi.
Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus
dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih pendek.
Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan me
mudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat-sifat
karet alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses
pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam
bentuk vulkanisat.
Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung
pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah
bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon.
Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga
sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan
sebelum vulkanisasi dilakukan.
Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh
karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol
karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.
2.2 Vulkanisasi karet alam
Vulkanisasi karet alam sangat baik dalam hal-hal berikut
1. Kepegasan pantul
Hal ini menyebabkan timbulnya kalor (heat build up) rendah, yang sangat
diperlukan oleh barang jadi karet yang akan mengalami hentakan berulang ulang.
Sifat inilah yang menyebabkan karet alam selalu dipakai dalam pembuatan ban truk
dan kapal terbang yang sulit disaingi oleh karet sintetik.
2. Tegangan putus
3. Ketahanan sobek dan kikis
4. Fleksibilitas pada suhu rendah
5. Daya lengket ke fabric atau logam
Sol sepatu sangat memerlukan sifat-sifat tersebut di atas, karena itu karet alam
adalah pilihan sangat tepat. Secara umum sol sepatu membutuhkan kekuatan,
ketahanan kikis, dan ketahanan sobek yang tinggi. Vulkanisat karet alam kuat dan tahan
lama bahkan dapat digunakan pada suhu -60°F.
Karet alam bisa dibuat menjadi karet yang agak kaku tetapi masih mempunyai
fleksibilitas dan ketahanan kikis, ketahanan retak lentur serta kekuatan tinggi. Hal ini
menguntungkan dalam pembuatan sol sepatu karena sol sepatu bisa dibuat tipis (seperti
sol luar sepatu olahraga), sambil tetap menjaga agar tidak merasakan batu sewaktu
berjalan.
Untuk menurunkan ongkos produksi, selain karet alam, kompon sol berwarna hitam
bisa ditambah dengan karet reclaim dan bekas vulkanisat yang tidak terpakai yang
banyak terdapat di pabrik. Untuk kompon putih, yang dipakai haruslah karet
reclaim putih dan bekas vulkanisat putih juga. Kekakuan vulkanisat dapat ditingkatkan
dengan penambahan resin dengan kadar styrene yang tinggi dan diperhitungkan sebagai
jumlah karet. Perlu diingat utnuk keperluan eksport hendaklah kompon yang baik, yaitu
yang mengandung bahan-bahan yang baik pulayang dipakai.
Walapupun kalor yang timbul dari karet alam lebih rendah dari karet sintetik seperti
SBR, tetapi karet alam agak kurang tahan terhadap panas dibanding SBR. Karet
alam tidak tahan ozon dan cahaya matahari. Ketahanan terhadap minyak dan pelarut
hydrocarbon sangat buruk.
2.3 Kandungan Alami Karet Mentah
Karet alam mengandung beberapa bahan antara lain: karet hidrokarbon, protein, lipid
netral, lipid polar, karbohidrat, garam anorganik, dll. Protein dalam karet alam dapat
mempercepat vulkanisasi atau menarik air dalam vulkanisat. Beberapa lipid ada yang
merupakan bahan pencepat atau antioksidan. Protein juga dapat meningkatkan heat build
up tetapi dapat juga meningkatkan ketahanan sobek.
Karet alam lama kelamaan dapat meningkat viskositasnya atau menjadi keras. Ada
jenis karet alam yang sudah ditambah bahan garam hidroksilamin sehingga tidak bisa
mengeras dan disebut karet CV (contant viscosity). Karet alam bisa mengkristal pada suhu
rendah (misalkan -26°C) dan bila ini terjadi, diperlukan pemanasan karet sebelum diolah
pabrik barang jadi karet.
2.4 Karet Sintetik
Karet sintetik cukup mendominasi industri karet, tetapi pemakaian karet alam pun
masih sangat penting saat ini antara lain industri militer dan otomotif.
Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam dikonsumsi oleh dunia, tetapi karet sintetik
yang digunakan sudah melebihi 8 juta ton.
Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945.
Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial
karakteristik dan harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang keuntungan dan
kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan
spesifikasi penggunaannya.
Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran
dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya
pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada
suhu tinggi.
Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk
memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain karet tahan
minyak, karet tahan panas, dll.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tempat dan Waktu Praktik
Tempat : PT. Lembah Karet kota Padang
Alamat : Jalan Raya Bypass Km 21 Kota Padang
Hari : Senin
Tanggal : 28 Mei 2012
Waktu : 09.00 sampai 12.00 WIB
3.2 Proses Produksi Karet
1. Breaker
Proses memotong/ memecah karet menjadi kecil- kecil.
2. Hammer
Proses hampir sama dengan breaker tetapi hasilnya lebih kecil-kecil.
3. Mixing tank I &Mixing tank II
Proses pengadukan karet.
4. Craper
Proses penggilingan. Proses ini berfungsi untuk meratakan hasil cacahan dan
mengurangi kotoran pada karet. 1 Line craper terdiri dari 7 unit.
5. Proses penggulungan
Proses penggulungan karet dengan menggunakan semacam alat katrol untuk
menggulung lipatan karet yang sudah digiling sebelum dijemur.
6. Proses penimbangan
Proses penimbangan gulungan karet agar semua berat gulungan karet konstan.
7. Proses penjemuran
Karet yang sudah ditimbang dinaikkan kemudian digantung. Dijemur selama 21
hari. Penurunan karet yang sudah dijemur.
8. Proses peremahan karet menggunakan rotary catter.
9. Proses pemasukan hasil remahan karet ke dalam lory untuk memasak butiran karet
dengan suhu 135ºC.
10. Proses pendinginan dengan menggunakan blower. 1 lory dengan waktu 7 menit.
11. Proses pres.
12. Setelah dipres dilakukan proses pembersihan.
13. Proses pembungkusan.
14. Packing dengan menggunakan (Metel Detector)
PROSES PRODUKSI
Penyortiran Bahan Baku Breaker/ Pemotongan
Alat Breker Alat Hammer I
Hammer
Alat Hammer II
Mixing Tank I Mixing Tank II
Mxing Tank Tampak Atas Craper/ Penggilingan
Mesin Craper Gilingan Proses Craper/ Penggilingan 5 X Proses
Penggilingan
Penggulungan
Penjemuran
Peremahan Karet /Rotary CatterPemasukan Hasil Remahan Karet Ke
Dalam Lory
Pemanasan Remahan Karet di dlm LoriPenimbangan
Pengemasan Hasil Produksi
3.3 Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Karet
3.3.1 Tahap Instalasi Pengolahan Air Limbah
keterangan :
Proses inlet yaitu semua limbah pada proses produksi masuk kedalam koagulasi tank
Pada koagulasi tenk terdapat bakteri pengurai dan oksigen sehingga terbentuk
gelembung gas
Penyaringan air limbah
Kemudian limbah dialirkan kekolam aerasi dengan cara pemberian udara/
penggunaan blower.
Proses terakhir sedimentasi
Kemudian limbah dibuang kesungai dan adapula air limbah yang digunakan kembali
dalam proses produksi karet
3.3.2 Pembahansan
Industri getah karet selain menghasilkan karet sebagai hasil produksinya juga
menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dari industri karet yang
berupa sisa-sisa getah karet yang tersisa dari semua proses produksi, kemudian di olah
kembali sehingga tidak satupun limbah padat yang terbuang. Sedangkan limbah cair
nya juga diolah kembali melalui instalasi pengolahan air limbah.yaitu dengan dialirkan
Proses Inlet Koagulasi Tank Aerasi Tank
Sedimentasi
Screening/ Peyaringan
Proses OutletBadan Air Penerima dan Re-use Air
nya air limbah tadi melalui parit/ bandar menuju kolam koagulasi dimana prosesnya
dengan mengontakkan air limbah dengan udara. Selanjutnya air limbah tersebut
dipompa menuju kolam aerator. Dimana sebeluum masuk kolam aerator air limbah
tersebut disaring terlebih dahulu untuk memisahkan partikel-partikel padat yang masih
ada.selanjutnya air dikontakkan sebanyak-banyak nya dengan udara melalui 9 ALP (air
live pump) dan dialirkan ke kolam sedimentasi. ALP (Air Live Pump ) berfungsi untuk
menyedot kotoran yang ada didasar kolam dan dialirkan lagi menuju kolam aerator
sebelumnya agar dapat diproses kembali selain itu ALP juga berfungsi menyedot
partikel-partikel terapung pada permukaan kolam sedimentasi yang kemudian disaring
di bak penyaringan.selanjutnya air limbah yang telah bersih di alirkan kembali untuk di
pakai dalam proses produksi karet selanjutnya proses ini dinamakan recycle.
3.3.3 IPAL
IPAL PT. Lembah KaretINLET
Koagulasi Tank Screening/ Penyaringan
Screening Aerasi Tank dengan Blower
Sedimentasi Clarifier
Outlet Clarifier Badan Air Penerima
3.3.4 SPAL
SPAL Dari Sumber Limbah Terbuka dan Tidak Lancar
SPAL dari Sumber Menuju IPAL Terbuka dan Tidak Lancar
SPAL pada IPAL ada yang terbuka dan
tertutup dan berjalan dengan lancar tanpa
hambatan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Proses produksi pada PT. Lembah Karet dimulai dari proses mesin penggiling
(breaker), mesin hammer I, hammer II, mixing tank I, mixing tank II, kemudian karet
dibuat lembaran, digulung dan digantung maksimal 30 hari. Kemudian karet diolah dan
dimasukkan pada mesin cutter dan diolah, terakhir dimasukkan dalam metal box.
Pengolahan limbahnya melalui tiga tahapan yaitu koagulasi tank, aerasi tank, dan
sedimentasi, kemudian limbah yang sudah bersih dibuang kesungai.
4.2 Saran
1. Diharapkan mahasiswa/i mampu memahami proses produksi PT. Lembah Karet
2. Diharapkan mahasiswa/i mampu memahami proses pengolahan limbah pada PT.
Lembah Karet.
DAFTAR PUSTAKA
http://lembah_karet.pdf
http://industrikaret.wordpress.com
F:\karakteristik limca\Dauzz Simolol (Kumpulan Makalah FKM)_ MAKALAH
KESEHATAN LINGKUNGAN (Limbah).mht
F:\karakteristik limca\Green Waste for Environment_ Karakteristik fisik dan
kimia limbah cair.mht