PRAKTIK KULIAH LAPANGAN
(PKL) PANTAI PANGANDARAN, KABUPATEN PANGANDARAN
LAPORAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Praktik Kuliah Lapangan (PKL)
Oleh,
ASRI LAILA YUNITA
142170124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis pajatkan kehadirat Allah S.W.T karena berkat Rahmat
serta Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kuliah
Lapangan yang dilaksanakan di Kawasan Pangandaran. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan Praktik Kuliah Lapangan.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mengalami berbagai macam
rintangan dan hambatan. Tetapi dengan niat yang kuat, didukung, dan diberi
motivasi oleh berbagai pihak, penulis bisa menyelesaikannya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah S.W.T yang telah memberikan kesehatan sehingga dapat
memperlancar penulis untuk menyelesaikan laporan.
2. Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Dosen yang telah memberikan berbagai ilmu sehingga dapat memperluas
wawasan penulis.
4. Rekan-rekan yang telah mendukung, memberikan semangat dan tak
bosannya memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah S.W.T membalas dengan pahala yang sebesar besarnya
kepada mereka atas dukungan dan kebaikan kepada penulis dalam melaksanakan
penyusunan laporan ini.
ii
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak sempurna, karena penulis juga
masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk menyempurnakan pembuatan laporan dimasa mendatang.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Tasikmalaya, Januari 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................1
B. Permasalahan .....................................................................................2
C. Rumusan Tujuan................................................................................2
BAB II DESKRIPSI KONDISI LAPANGAN..........................................3
BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................7
A. Geografi Fisik ...................................................................................7
B. Geografi Sosial..................................................................................23
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .........................................................28
A. Simpulan ............................................................................................28
B. Saran .................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 3. 1. Penakal Ombak Bulaksetra ...................................................8
Gambar. 3. 2. Batu Kapur ...........................................................................8
Gambar. 3. 3. Goa Mini ...............................................................................10
Gambar. 3. 4. Goa Panggung .......................................................................11
Gambar. 3. 5. Stalagtit Aktif di Goa Panggung ...........................................11
Gambar. 3. 6. Tiang Besar Goa Kramat ......................................................12
Gambar. 3. 7. Goa Kramat ..........................................................................12
Gambar. 3. 8. Batu Menyerupai Unta .........................................................13
Gambar. 3. 9. Cirengganis ...........................................................................13
Gambar. 3. 10. Sumber Keluarnya Air Cirengganis ....................................14
Gambar. 3. 11. Stalagtit Goa Sumur Mudal ................................................14
Gambar. 3. 12. Jalan Menanjak Keluar Goa Dilihat dari Bawah ................15
Gambar. 3. 13. Jalan Menanjak Keluar Goa Dilihat dari Atas ..................15
Gambar. 3. 14. Bagian Belakang Goa ........................................................15
Gambar. 3. 15. Batu Yoni(berlubang) dan Batu Berbentuk Sapi ...............16
Gambar. 3. 16. Petilasan ..............................................................................16
Gambar. 3. 17. Reruntuhan Candi...............................................................16
Gambar. 3. 18. Pantai Pasir Putih ................................................................18
Gambar. 3. 19. Batu Layar ..........................................................................19
Gambar. 3. 20. Tebing Pantai Madasari ......................................................19
Gambar. 3. 21. Penaikan Tebing .................................................................19
v
Gambar. 3. 22 Batu Karang Besar ..............................................................20
Gambar. 3. 23. Dasar Tebing Berlubang .....................................................21
Gambar. 3. 24. Vegetasi di Atas Batu Kapur..............................................22
Gambar. 3. 25. Jeram di Cukang Taneuh ....................................................22
Gambar. 3. 26. Air Deras yang Keluar dari Stalagtit ...................................23
Gambar. 3. 27. Parkir Perahu .....................................................................23
Gambar. 3. 28. Pembangunan Hotel ...........................................................24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pantai pastinya tidak pernah sepi pengunjung, karena memiliki keindahan
yang memiliki sejuta pesona. Banyak hal dapat dilakukan disana. Menikmati
pemandangannya, berenang, berselancar, berlayar, semuanya terasa
mengasyikkan.
Pantai merupakan perbatasan daratan dengan laut. Bentuknya pun
bermacam-macam, tergantung pada kondisi daratan setempat. Pantai dapat
mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh belombang dan arus laut,
sungai, pelelehan gletser, angin, serta gerakan-gerakan permukaan atau kulit
bumi. pembentukan pantai juga dapat dipengaruhi oleh perubahan permukaan air
laut.
Pantai Pangandaran merupakan sebuah objek wisata andalan Kabupaten
Pangandaran yang terletak di sebelah tenggara Jawa Barat, tepatnya di Desa
Panjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat.
Pangandaran berasal dari kata “Pangan” yang berarti makanan, dan
“Daran” yang berarti pendatang. Jadi kedua kata itu menjadi Pangandaran yang
artinya sumber makanan para pendatang.
Di pangandaran ini terdapat daratan yang menjorok ke laut yang dulunya
berstatus suaka marga satwa, berubah menjadi cagar alam pada tahu 1978. Cagar
alam ini didalamnya terdapat goa-goa.
2
Praktik Kuliah Lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan perkuliahan
tetapi dilaksanakan di luar kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk menidentifikasi
fenomena geografi di lapangan.
Praktik Kuliah Lapangan yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Angkatan
2014 di tahun 2015 ini dilaksanakan di beberapa lokasi di Pantai Pangandaran dan
sekitarnya.
Dalam kegiatan PKL ini mahasiswa melaksanakan pengamatan dan
observasi di Pantai Pangandaran dan sekitarnya. Baik itu di lingkungan Fisik dan
juga di lingkungan sosialnya.
B. Permasalahan
1. Bagaimana kondisi fisik di Kawasan Pantai Pangandaran ?
2. Bagaimana kondisi sosial di Kawasan Pantai Pangandaran ?
3. Mengapa Pantai Pangandaran menjadi objek wisata yang menarik untuk
dikunjungi ?
C. Rumusan Tujuan
Untuk mengetahui kondisi fisik dan sosial Pantai Pangandaran, juga
mengetahui hal apa yang menjadikan Pantai Pangandaran menjadi objek wisata
yang menarik untuk dikunjungi
3
BAB II
DESKRIPSI KONDISI LAPANGAN
Pantai pangandaran adalah tempat wisata andalan yang ada di Kabupaten
Pangandaran. Pantai yang memiliki letak astronomis 108°40′ BT dan 7°43′ LS.
Terletak di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, kabupaten pangandaran,
Provinsi Jawa Barat.
Pantai Pangandaran memiliki luas wilayah 61km2 dengan batas batas
wilayah sebelah utara berbatasan dengan desa Ciulu, desa Pasawahan, Desa
Cikupa kecamatan Banjarsari, desa Sidarahayu kecamatan Purwadadi, desa
Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dan Desa Citalahab
Kecamatan Karangjaya, Desa Cisarua Kecamatan Cineam Kabupaten
Tasikmalaya. Di sebelah timur berbatasan dengan desa Tambaksari, Desa
Sidanegara, Desa Rejamulya Kecamatan Kedungreja, Desa Sidamukti, Desa
Patimuan, Desa Rawaapu, Desa Cinyawang, Desa Purwodadi Kecamatan
Patimuan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Kemudian sebelah selatan
berbatasan dengan Samudra Hindia. Dan sebelah Barat berbatasan dengan desa
Pasangrahan kecamtan Cikatomas, Desa Neglasari, Desa Tawang, Desa Panca
Wangi, Desa Mekarsari Kecamatan Panncatengah, Desah Cimanuk Kecamatan
Cikalong, Desa Mulyasari Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya.
Keistimewaan dari pantai ini adalah pengunjung dapat melihat sunrise di
pagi hari dan sunset di sore hari, karena di Pangandaran ini ada pantai Timur dan
juga Pantai Barat.
4
Di pangandaran ini juga, pengunjung tidak hanya bisa menikmati pantai
berpasir biasa, melainkan bisa juga menikmati pasir putih yang ada di pantai timur
dan juga pantai Pangandaran ini juga merupakan pantai yang landai, memiliki air
yang jernih dan keleluasaan untuk berenang karena jeda waktu antara pasang dan
surut yang relatif lama.
Pantai ini sangat menarik apabila di lihat dari atas atau dari satelit terlihat
ada tonjolan ke arah laut, yang disebut pananjung atau kawasan Cagar Alam yang
ada di Pangandaran.
Jalanan yang digunakan untuk dilalui kendaran sudah sangat baik karena
di aspal sehingga nyaman digunakan saat berkendara dengan kendaraan bermotor
maupun bersepeda. Di sekitar pantai pangandaran juga banyak sekali terdapat
toko toko pakaian, makanan dan sebagainya. Di sekitar kawasan Pangandaran
juga banyak terdapat penginapan, baik berbentuk bangunan Hotel, ataupun
berbentuk rumah.
1. Muara Sungai Cikidang
Tempat observasi yang pertama yaitu Muara Sungai Cikidang yang ada
disekitar pantai Pangandaran bagian timur. Cuaca saat penulis kesana sedang
dalam keadaan gerimis, disana juga banyak tetumbuhan seperti pohon dahon
dan lain lain.
Ketika penulis baru sampai di wilayah pantai Pangandaran cuaca di
sana kurang mendukung karena hujan. Ketika sampai di wilayah observasi
yang pertama yaitu di wilayah pantai Bulaksetra, yaitu di muara sungai
5
Cikidang cuacanya pun tidak cerah melainkan masih mendung dan juga
gerimis.
2. Cagar Alam Pananjung
Di hari selanjutnya melaksanakan observasi yang kedua yaitu Cagar
Alam Pananjung. Di Cagar Alam ini terdapat banyak goa-goa, seperti goa
Lanang, Goa Rengganis, Goa Sumur Mudal, Goa Miring, Goa Keramat/Parat,
Goa Panggung, Goa Mini, Goa Karang Bolong, dan juga ada Goa Jepang.
Tetapi hanya beberapa saja yang dikunjungi ketika observasi. Di dalam goa
ini juga terdapat Situs Batu Kalde. Dan sepanjang perjalanan dari goa ke goa
melalui hutan yang didalamnya terdapat banyak jenis pepohonan. Dan
obsercasi di Cagar alam pun di akhiri dengan Pantai Pasir Putih.
3. Pantai Indah Madasari
Tempat observasi di hari terakhir PKL yaitu Pantai Madasari. Pantai ini
belokasi di Desa Masawah, Kecamata Cimerak. Dengan jarak 39km dari
pantai pangandaran ke arah Barat. Ciri khas dari pantai ini yang paling
menonjol adalah adanya Batu Layar. Kemudian ada tebing dan juga ada batu
karang yang sangat besar sekali yang jelas terlihat ketika menaiki tebing.
4. Cukang Taneuh (Green Canyon)
Setelah mengunjungi Pantai Madasari, observasi pun dilanjutkan ke
Cukang Taneuh, atau Green Canyon. Disini penulis menaiki perahu ketinting
atau perahu bercadik, seperti yang ditemui di sekitar pantai pangadaran. Saat
melakukan observasi air sungai yang mengalir di cukang taneuh sangat keruh,
6
karena hujan. Dinding sungai sangat indah karena dihiasi oleh stalagtit dan
stalagmit yang masih aktif sehingga terkesan seperti hujan.
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Geografi Fisik
1. Muara Sungai Cikidang
Muara sungai Cikidang ada di bagian pantai sebelah timur Pangandaran.
Muara sungai Cikidang terletak di Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran.
Ketika penulis berada di sini sedang dalam keadaan hujan gerimis, ke sebelah
selatan penulis melihat hamparan laut yang sangat luas, ketika melihat ke arah
utara banyak sekali ada pohon Dahon (palm).
Daerah ini merupakan delta atau muara yang dibentuk dari hasil
sedimentasi dari sungai Cikidang. Di daerah ini masih kosong atau tidak ada
pemukiman. Dari sini kita bisa melihat ujung dari Cagar Alam Pananjung
Pangandaran.
Letak astronomis muara Cikidang yang diukur menggunakan GPS adalah
07°3’46,2”LS dan 108°40’30,9”BT. Disini merupakan pertemuan antara air
sungai dan air laut.
Muara Cikidang atau Muara Cileutik berada di pantai Bulaksetra atau
warga sekitar menyebutnya Basisir Cileutik. Jalan menuju pantai ini sudah di
aspal dan di sisi jalan ini dipasang penakal ombak, agar tidak tererosi. Karena
ombaknya yang besar. Bulaksetra ini merupakan tempat untuk surfing.
8
Gambar. 3.1. Penakal Ombak Bulaksetra
2. Cagar Alam Pananjung
Cagar Alam Pananjung ini menonjol ke arah laut. Di awal perjalanan ke
cagar alam ada batu yang sangat besar dan diatasnya sudah ditumbuhi
tumbuhan. Batu itu bernama batu kapur, atau batu gamping. Ini yang
membuktikan bahwa dahulunya cagar alam ini dan pulau Jawa tidak
terhubung. Dan sekarang dihubungkan dengan adanya tombolo.
Gambar. 3. 2. Batu Kapur
9
Unsur dari batu kapur atau gamping ini yaitu CaCo3, yang membentuk
relung. Suhu batu ini maksimal 35°C, dan minimalnya 13,4°C, kemudian
kelembapannya 50%. Dengan ketinggian 10mdpl.
Batu kapur ini mengalami pelapukan fisik karena iklim atau suhu yang
ekstrim, juga bisa dikarenakan akar akar tumbuhan yang menancap kepada
batu sehingga batu ini pecah. Batu ini juga mengalami pelapukan kimia,
dikarenakan serasah serasah yang mengeluarkan asam asam sehingga unsur
yang ada di batuan pun berubah dan menjadi lapuk. Ketika terjadi hujan air
mengenai serasah kemudian mengalami suatu reaksi sehingga serasah itu
mengeluarkan asam asam dan merembes ke batu kapur tersebut, sehingga batu
menjadi lapuk.
Topografi di Cagar Pangandaran ini besar dan landai di, di beberapa
tempat terdapat tonjolan bukit kapur yang terjal, dan juga jalan yang dilalui
wisatawan ada yang sudah di aspal dan ada yang sangat licin ketika menuruni
bukit.
Di cagar alam ini ada banyak satwa liat seperti tando, monyet ekor
panjang, lutung, kalong, banteng, rusa dan landak. Tetapi ketika penulis kesana
penulis belum melihat banteng.
Di cagar alam ini merupakan hutan yang ada di Pangandaran, karena
pohon pohonnya yang banyak dan rindang sekali sepanjang perjalanan dari
satu objek ke objek yang lain. Dan juga memiliki berbagai macam jenis
tamanan yang kebanyakannya Jati dan Mahoni.
10
Di cagar alam ini juga banyak terdapat Goa. Setelah mengunjungi Goa-
Goa, terakhir mengunjungi pasir putih. Berikut deskripsi tempat tempat yang
dikunjungi :
a. Goa Mini
Di awal perjalanan ada Goa Mini, ciri batuannya yaitu batu kapur
atau batu gamping. Dan didalamnya juga ada stalaktit, stalakmit dan
colum. Air hujan yang mengenai serasah serasah tumbuhan sehingga
tumbuhan mengeluarkan air masam sehingga menjadi stalaktit karena
airnya menguap sedangkan kalsium karbonatnya tidak menguap.
Gambar. 3. 3. Goa Mini
Goa ini terbentuk karena dahulunya ada aliran air dan dahuluya ada
di dalam, tetapi karena adanya proses pengangkatan sehingga Goa ini
muncul ke permukaan. Stalaktit ini terbentuk selama berjuta juta tahun
bahkan lebih, karena untuk membentuk 1mm membutuhkan waktu selama
100 tahun.
11
b. Goa Panggung
Goa ini disebut Goa panggung karena bentuknya seperti panggung,
dan di dalamnya juga ada sebuah simbol, yang berbentuk seperti kuburan
atau disebut petilasan. Petilasan ini merupakan simbol dari Embah Jaga
Lautan yang merupakan anak angkat dari Nyi Roro Kidul yang ditugaskan
untuk menjaga laut di daerah Jawa Barat.
Dan di dalamnya juga terdapat banyak stalaktit stalaktit yang
masih menetes ini menandakan bahwa stalaktit ini masih tumbuh. Dan di
dalam Goa ini juga ada celah menuju lautan.
Gambar. 3. 4. Goa Panggung Gambar. 3. 5. Stalagtit Aktif di
Goa Panggung
12
c. Goa Kramat atau Parat
Gambar. 3. 6. Tiang Besar Goa Kramat
Goa ini panjangnya kurang lebih 105 meter. Dan saat masuk
sepanjang 5 meter kita harus membungkukan badan, karena jalan
masuknya agak sulit dan tinggi goanya agak pendek. Setelah 5 meter, di
dalam Goa itu sangat luas.
Gambar. 3. 7. Goa Kramat
13
Di dalam Goa ini juga terdapat batu stalagmit yang membentuk
seperti Unta yang sedang duduk. Dan di dalamnya juga terdapat hewan
landak dan banyak sekali kelelawar.
Gambar. 3. 8. Batu Menyerupai Unta
d. Cirengganis
Gambar. 3. 9. Cirengganis
14
Gambar. 3. 10. Sumber Keluarnya Air Cirengganis
Cirengganis ini merupakan satu satunya aliran air bawah tanah
yang ada di pangandaran. Air Cirengganis ini keruh karena tercampur oleh
kapur. Kekeruhan air ini mencapai 165ppm. Mata airnya dalam benduk
corong. Menurut kepercayaan masyrakat sekitar apabila mandi atau
mencuci muka disini akan menjadi awet muda.
e. Goa Sumur Mudal
Gambar. 3. 11. Stalagtit Goa Sumur Mudal
15
Pada lantai goa atau alas goa ini terdapat cekungan yang berbentuk
seperti sumur yang didalamnya keluar air yang deras sehingga airnya
meluap atau mudal. Dan pada zaman kerajaan air ini dipakai untuk
kebutuhan minum dan masak.
Gambar. 3. 12. Jalan Menanjak Gambar . 3. 13. Jalan Menanjak
Keluar Goa Dilihat dari Bawah Keluar Goa Dilihat dari Atas
Jalan keluar dari goa ini semakin naik karena dahulunya air dari
sumur ini meluapnya sampai sini, dan sampai ke luar goa.
Gambar. 3. 14. Bagian Belakang Goa
16
f. Situs Batu Kalde
Gambar. 3. 15. Batu Yoni(berlubang) Gambar. 3. 16. Petilasan
dan Batu Berbentuk Sapi
Gambar. 3. 17. Reruntuhan Candi
17
Dahulunya lokasi ini adalah tempat umat Hindu di kerajaan
Pananjung. Tetapi seiring berjalannya waktu kerajaan ini terkubur dan
hanya terhihat reruntuhan reruntuhannya saja. Di tempat ini ada
reruntuhan retuntuhan candi, Arca Sapi dan 5 petilasan. 5 petilasan ini
yang diperkirakan petilasan para petinggi kerajaan Pananjung.
Situs ini berbentuk sebaran batu bekas candi. Ada batu berbentuk
bulat, ada pula yang berbentuk yoni (seperti lumpang), serta arca
berbentuk sapi sedang duduk yang disebut sapi gumarang.
Konon, situs ini merupakan sisa-sisa kebudayaan zaman Kerajaan
Galuh (sekitar tahun 700 – 1500). Situs ini menjadi bukti, bahwa sejak
dulu kala di Pangandaran sudah ada penduduknya. Kemungkinan besar,
mereka ini adalah para nelayan. Selain hidup dengan mencari ikan, para
nelayan membuka hutan untuk berladang.
Namun, sejak tahun 1922, penduduk asli Pangandaran harus
pindah dari tempat itu. Sebab, Residen Priangan akan menjadikan hutan di
Pangandaran sebagai tempat berburu
g. Pantai Pasir Putih
Di pantai Pangandaran sebelah Timur terdapat hamparan pasir
putih. Disini ada pasir putih karena terdapat terumbu karang. Yang
terbawa oleh ombak dan tersedimentasi di tepi pantai, sehingga
menyebabkan pasirnya berwarna putih
Pada saat dilakukan pengukuran pH atau keasaman, pH tanahnya
mencapai 5,4. Kelembabannya mencapai 100%. Kecepatan angin yang
18
diukur oleh anemometer, kecepatan maksimumnya 10 km/jam,
minimumnya 6,5 km/jam. Dan suhu disana 29,5°C.
Gambar. 3. 18. Pantai Pasir Putih
3. Pantai Indah Madasari
Pantai ini belokasi di Desa Masawah, Kecamata Cimerak. Dengan jarak
39km dari pantai pangandaran ke arah Barat. Uniknya ketika perjalan ke pantai
ini tanah daerah pesisir pantainya tidak terlihat seperti pasir, melainkan tanah
biasa. Dan juga tebing yang ada di sekitar pantai, tanahnya tidak seperti pasir
melainkan tanah biasa. Ini terjadi karena dahulunya adalah dangkalan benua
yang mengandung pasir, kemudian tersingkap ke atas. Karena terpengaruhi
oleh tumbuh tumbuhan kemudian mengalami pelapukan pelapukan jadilah
tanah sempurna.
19
Gambar. 3. 19. Batu Layar
Ciri khas dari pantai ini yang paling menonjol adalah adanya Batu Layar,
yang terletak tidak jauh dari bibir pantai. Di atas batu Layar ini ada tumbuhan
yang masih tumbuh, masyarakat sekitar percaya bahwa kalau tumbuhan
diatasnya masih hijau maka sawah pertanian akan maju.
Gambar. 3. 20. Tebing Pantai Madasari Gambar. 3. 21. Penaikan Tebing
20
Kemudian ada tebing dan juga ada batu karang yang sangat besar sekali
yang jelas terlihat ketika menaiki tebing.
Gambar. 3. 22 Batu Karang Besar
Ombak di pantai ini sangat besar dan daerah pesisirnya pun tidak seluas
pangandaran jadi pengunjung yang mendatangi pantai ini untuk melakukan
surfing. Air di pantai ini juga sangat jernih.
Pantai ini belum banyak dikunjungi. Dan pantai ini juga belum dikelola
oleh pemerintah dan masih dikelola oleh masyarakat sekitar. Masyarakat
sekitar pantai ini religinya masih kuat sekali. Selama perjalanan ke pantai ini,
penulis belum menemukan penginapan penginapan, seperti hotel atau rumah
penginapan pedagang pedagang, warung warung semi permanent dan
sebagainya.
21
4. Cukang Taneuh (Green Canyon)
Cukang Taneuh atau Green Canyon berlokasi di Desa Kertayasa,
Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Cukang Taneuh memiliki letak
astronomis 7°43’52”LS dan 108°26’27”BT.
Cukang Taneuh ini berjarak 30 km ke sebelah barat Pantai Pangandaran.
Disini penulis menaiki perahu ketinting atau perahu bercadik, seperti yang
ditemui di sekitar pantai pangadaran.
Saat melakukan observasi air sungai yang mengalir di Cukang Taneuh
sangat keruh, karena hujan. Dinding sungai sangat indah karena dihiasi oleh
stalagtit dan stalagmit yang masih aktif. Di bagian bawah dinding sungai
terlihat seperti berlubang lubang, karena itu adalah karang, kemudian di bagian
atasnya itu adalah batu kapur yang di atasnya terdapat banyak sekali tumbuh
tumbuhan yang rindang.
Gambar. 3. 23. Dasar Tebing Berlubang
22
Gambar. 3. 24. Vegetasi di Atas Batu Kapur
Perahu ini mengantar kurang lebih selama 30 menit untuk sampai di ujung
lorong yang dibatasi oleh batu besar, perahu tidak dapat melewati batu itu, jika
ingin di teruskan, dituskan oleh berenang.
Mendekati Cukang Taneuh, kita disuguhi pemandangan sungai dengan
sedikit jeram dengan alur sempit dimana perahu sudah tidak bisa meneruskan
perjalanan karena cadiknya yang lebar. Kapasitas parkir perahunya juga
terbatas.
Gambar. 3. 25. Jeram di Cukang Taneuh
23
Di ujung sini banyak sekali air yang menetes seperti hujan, tetapi ini bukan
hujan melainkan air yang menetes dari stalagtit stalagtit yang ada di atas
dinding tebing Cukang Taneuh ini.
Gambar. 3. 26. Air Deras Gambar. 3. 27. Parkir Perahu
yang Keluar dari Stalagtit
B. Geografi Sosial
Di Pantai Pangandaran ini tentunya bukan hanya tentang keadaan fisiknya
yang menarik perhatian, tetapi juga tentang aspek sosialnya yang juga menarik
untuk dikaji.
Penulis melakukan observasi di Desa Pananjugn di bagaian Barat Pantai
Pangandaran. Aspek sarana dan prasana transportasinya sekitar pantai
pangandaran juga sudah baik. Jenis jalan di kawasan pantai pangandaran sudah
dalam kondisi baik karena di aspal, sehingga nyaman digunakan untuk
berkendara, dan juga berwisata dengan menggunakan sepeda.
24
Kemudian untuk jarak dari tempat penulis observasri sampei ke Desa yaitu
kurang lebih 2 km, kemudian ke Kecamatan 3 km, dan ke Ibu Kota Kabupaten 17-
20 km.
Pantai Pangandaran merupakan tempat wisata yang banyak sekali di
kunjungi baik oleh turis lokal maupun mancanegara. Keadaan ini tentunya
berpengaruh terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan contohnya mata
pencaharian penduduk Desa Pangandaran yang tidak lagi hanya sebagai nelayan.
Karena pangandaran adalah sebagai tempat wisata jadi warga disana juga bisa
berprofesi sebagai pedagang. Menjual barang barang yang menarik minat
wisatawan.
Perkembangan wisata menyebabkan berkembangnya bangunan bangunan
yang ditujukan untuk dijadikan sebagai penginapan, seperti pembangunan hotel
hotel.
Gambar. 3. 28. Pembangunan Hotel
Kemudian dalam aspek sosial dasar, menurut penulis di pangandaran ini
kesadaran warga akan pentingnya pendidikan masih kurang, karena warga yang
25
lulusan SMA pun sedikit. Karena mereka masih berpandangan bahwa lebih baik
langsung menjadi nelayan saja karena menurut mereka lebih menjanjikan. Di
wilayah yang penulis observasi kawasan Pangandaran ini memiliki jumlah SD ada
3 unit, kemudian SMP ada 3 unit dan SMA ada 3 unit.
Kemudian pada aspek kesehatannya terdapat 1 puskesmas saja.
Selanjutnya untuk air bersih. Menurut warga sekitar air bersih di Pangandaran
cukup baik. Tetapi menurut warga yang lainnya airnya terasa payau dan jika
direbuas ada endapannya karena tercampur oleh batu kapur. Agama yang dianut
oleh warga pantai pangandaran ini mayoritas beragama islam. Kemudian dari segi
tempat beribadahnya ada beberapa bangunan masjid dan ada 1 Gereja.
Pemukiman di wilayah pantai pangandaran ini kebanyakan di gunakan
untuk penginapan seperti hotel hotel yang besar, juga digunakan untuk toko toko
atau warung warung yang bangunannya berbentuk bangunan semipermanen.
Sebagian besar warga yang tinggal di pantai ini memang bukan orang
Pangandaran asli. Sekitar 70% warga disana adalah pendatang. Pola pemukiman
yang ada di kawasan pantai Pangandaran ini berpola mengelompok dan sejajar
mengikuti bibir pantai. Kemudian warga disana menggunakan pekarangan mereka
untuk lahan parkir, dan juga berjualan. Sanitasi di wilayah ini berakhir di Desa
Purba Hayu.
Kegiatan ekonomi di kawasan Pangandaran ini ada 3 pasar yaitu Pasar
Induk ada di seluruh wilayah pangandaran, kemudian ada Pasar Ikan ada di
kawasan Pangandaran bagian Timur, dan juga ada Pasar Seni ada di Pantai
Pangandaran bagian Barat. Sedangkan untuk toko-toko dan warung-warung dari
26
ujung cagar alam sampe pos5 700-1000 warung, sedangkan kalau se-RT4
ditempat yang penulis observasi ada sekitar 2000 warung. Bank yang ada di
kawasan yang penulis observasi ada 3 bank yaitu BNI, BRI, dan Bank Jabar.
Warga di kawasan pangandaran menggunakan bahasa sehari hari ada 2
bahasa daerah yaitu bahasa jawa dan bahasa sunda, tetapi untuk berinteraksi
dengan wisatawan menggunakan bahasa Indonesia.
Kemudian untuk prosesi kegiatan budaya di pantai pangandaran ini ada
Pesta hajat laut, kemudian Festival Layangan dan Ronggeng Gunung. Pesta Hajat
Laut diadakan sebagai bentuk rasa syukur para nelayan Pangandaran kepada
Tuhan atas segala rizki yang diberikan-Nya. Pesta masyarakat nelayan
Pangandaran ini biasanya dilaksanakan setiap bulan Syura atau bulan Muharam
berdasar penanggalan Hijriah dan biasanya digelar setiap hari Senin atau Kamis
terakhir di bulan Muharam.
Di pangandaran memiliki tradisi budaya yaitu adalah sebuah pesta
syukuran yang menjadi agenda rutin di Pantai Pangandaran, yaitu Hajat Laut. Saat
diadakan upacara perayaannya maka Pangandaran akan dipadati ribuan orang
yang terdiri dari masyarakat nelayan selaku pelaksana hajat laut dan tentunya para
wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang tertarik melihat rangkaian
acaranya dari dekat.
Kemudian ada Vestival Layangan biasanya terjadi pada bulan Juli,
kemudian pesertanya sebagian berasal dari warga Pangandaran, dan sebagiannya
lagi wisatawan dari Jerman, Belanda dan Malaysia. Selanjutnya ada Ronggeng
27
Gunung, semacam tarian tarian dari penari wanita biasanya dilakukan untuk
khitanan, nikahan dan acara acara hajatan.
28
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Setelah mengunjungi beberapa tempat, kondisi fisik masing masing tempat
berbeda beda, seperti di Pantai Pangandaran yang memiliki pasir yang
berwarna hitam dan landai dan ombak yang cocok sekali untuk berenang.
Kemudian di Pantai Pasir Putih Pangandaran yang ada di Pananjung,
memeiliki Pasir yang putih dan pantainya landai, dan juga memiliki air yang
jernih. Kemudian ada juga Pantai Indah Madasari yang memiliki ciri ombak
yang besar dan banyak karang karang besar.
Kemudian di tiap goa goa yang ada di Cagar Alam memiliki ciri khas yang
berbeda seperti Goa Mini yang memiliki ukuran yang kecil. Kemudian Goa
Panggung yang memiliki ciri bentuknya seperti panggung karena ketika
memasuki Goa itu kita menaiki beberapa anak tangga. Kemudian Goa Kramat
yang memiliki ciri ketika kita memasuki goa harus menundukan badan dulu,
tetapi ketika sudah sampai dalam goa itu salat luas. Kemudian Goa Rengganis
atau Cirengganis yang merupakan satu satunya aliran air bawah tanah.
Dan juga Cukang Taneuh atau Green Canyon yang merupakan aliran
sungai dengan dinding sungai yang tinggi sekali dan banyak terdapat stalagtit
stalagtit yang masih aktif.
29
2. Kondisi sosial yang ada di Kawasan Pantai Pangandaran ini sangat baik
karena masyarakat sangat menghargai alam sekitarnya, salah satunya dengan
cara menjaga kebersihannya. Juga dengan bantuan Pemerintah yang terus
mengembangkan potensi pangandaran sebagai tempat wisata yang menarik
untuk dikunjungi.
3. Pantai Pangandaran menjadi objek wisata yang menarik di kunjungi
karena pengunjung dapat melihat matahari terbit di Pantai bagian Timur dan
melihat matahari tenggalam di Pantai sebelah Barat pada hari yang sama.
Kemudian pantainya landai dengan air yang jernih serta jarak antara
pasang dan surut relatif lama, sehingga memungkinkan kita untuk berenang
dengan relatif aman. Selain itu di pangandaran juga terdapat hamparan pasir
putih. Di Pangandaran memiliki tim penyelamat wisata pantai. Di pantai ini
juga terdapat taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang
mempesona.
Jalan yang digunakan untuk berkendara, baik dengan kendaran bermotor
maupun bersepeda kondisinya sangat baik karena jalan lingkungan yang
beraspal mulus disertai dengan penerangan jalan yang memadai.
Di Pantai Pangandaran ini terdapat Cagar Alam yang didalamnya terdapat
banyak goa goa dengan berbagai ciri khasnya dan juga terdapat Goa Jepang
peninggalan perang Dunia II
30
B. Saran
Dengan penjelasan dari laporan yang ada di atas, tentunya kita bisa lebih
sadar lagi atas kuasa Allah S.W.T dalam menciptakan alam ini yang sangat indah
sekali.
Oleh karena itu untuk pembaca agar bisa menjaga alam yang indah ini
agar tidak rusak dan agar tetap terawat, sehingga generasi yang selanjutnya masih
bisa melihat alam yang indah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Widyanto, Andri. (2008). Laut dan Pantai. Bekasi: Mitra Utama
Sudrajat, Bagus. (2013). Asal Usul Pangandaran. [Online]. Tersedia:
http://www.beachpangandaran.com/2013/07/asal-usul-pangandaran.html.
Diakses pada: 24 Januari 2015 / pukul 10:51.
Satimin. (2011). Potensi Pariwisata Desa Babakan Pangandaran. [Online].
Tersedia: http://www.mypangandaran.com/artikel/detail/inspirasi-dan-
opini/62/potensi-pariwisata-desa-babakan-pangandaran.html. Diakses pada:
25 Januari 2015 / pukul 9.50
Mibu, Hishiqi. (2014). Cara ke Green Canyon / Cukang Taneuh. [Online].
Tersedia: http://transportinfo.web.id/2014/03/29/cara-ke-green-canyon-
cukang-taneuh/. Diakses pada: 27 Januari 2015 / pukul 23:25
Rahayu, Sigit. (2012). Situs Batu Kalde. [Online]. Tersedia:
http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Jalan-Jalan/Situs-Batu-
Kalde. Diakses pada: 28 Januari 2015 / pukul 02:23
Anonim. Hajat Laut di Pangandaran. [Online]. Tersedia:
http://www.indonesia.travel/id/destination/544/pangandaran-menikmati-
ragam-wisata-di-pesisir-selatan-jawa-barat/article/200/hajat-laut-di-
pangandaran. Diakses pada: 28 Januari 2015 / pukul 06.41.