Laporan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi
PENGARUH TUMPANG SARI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharatus Sturt.)
DAN KACANG TANAH (Arachis Hypogea) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
HASIL JAGUNG MANIS
DISUSUN OLEH:
Prekdi S. Berutu NIM : 160301034
M. Fajar Zikri NIM : 160301037
Abdul Muis NIM : 160301011
Hamida Aulia Adhari Margis NIM : 160301008
Arianti Lubis NIM : 160301007
Juanda Saputra NIM : 160301035
Mata Kuliah : Praktikum Dasar-Dasar Agronomi
Dosen Pengampu : Ir. Adnan, MP Dan Risky Ridha, SP., MP
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang atas
rahmat-nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tentang
“Pengaruh Tumpang Sari Tanaman Jagung Manis terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Jagung Manis.”
Penulisan laporan adalah salah satu tugas mata kuliah Praktikum Dasar-
Dasar Agronomi di Universitas Samudra. Dalam penulisan laporan ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang di miliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhinga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Bapak dosen yang telah memberikan materi,
sehingga memberikan modal awal buat penulisan laporan ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehinga tujuan yang di
harapkan dapat tercapai.
Langsa, 26 Desember 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
Daftar Tabel....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................. 3
BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................. 4
2.1 Tanaman Jagung Manis..................................................................... 4
2.2 Tanaman Kacang tanah ..................................................................... 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 8
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 8
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................. 8
3.3 Parameter Praktikum......................................................................... 8
3.4 Prosedur Kerja................................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 11
4.1 Hasil Pengamatan.............................................................................. 11
4.2 Pembahasan....................................................................................... 12
BAB V PENUTUP............................................................................................. 18
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 18
5.2 Saran.................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 19
LAMPIRAN....................................................................................................... 20
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengamatan jagung manis umur 2 MST............................................... 12
Tabel 1. Pengamatan jagung manis umur 4 MST............................................... 12
Tabel 1. Pengamatan jagung manis umur 6 MST............................................... 12
Tabel 1. Pengamatan kacang tanah umur 2 MST ............................................... 13
Tabel 1. Pengamatan kacang tanah umur 4 MST ............................................... 13
Tabel 1. Pengamatan kacang tanah umur 6 MST ............................................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman pada petani mengalami suatu
hambatan, terutama disebabkan oleh sedikitnya dan bahkan tidak tersedianya lahan
yang dapat digunakan untuk ditanami tanaman pakan. Pemanfaatan lahan lebih
didominasi oleh penanaman tanaman pangan. Pada kondisi lahan yang sempit dan
terbatas, petani/peternak tidak mau menanam tanaman pakan di lahan pertaniannya
karena tidak ekonomis. Agar diperoleh penyediaan hijauan pakan bagi ternak dalam
jumlah yang cukup, mengandung nutrien yang baik dan berkesinambungan
sepanjang tahun, maka teknologi penggunaan lahan dengan pola tanam yang baik
dapat dilakukan.
Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah menggunakan pola tanam
tumpangsari. Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu
yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama.
Keuntungan yang diperoleh dengan penanaman secara tumpangsari diantaranya
yaitu memudahkan pemeliharaan, memperkecil resiko gagal panen, hemat dalam
pemakaian sarana produksi dan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan lahan
(Beets, 1982).
Pola tanam tumpangsari tersebut juga dapat memperbaiki produksi dan
kualitas tanaman utama, mengefisienkan penggunaan pupuk dan menyuburkan
tanah. Peningkatan produksi hijauan yang berkualitas juga dapat dilakukan dengan
memanfaatkan lahan seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan pola tanam
tumpangsari antara tanaman pangan dengan. Dalam pola tanam tumpangsari
terdapat interaksi antara tanaman yang ditanam bersama. Interaksi tersebut dapat
menguntungkan karena saling menunjang, atau dapat juga merugikan karena
adanya sifat saling berkompetisi (Koten et. al., 2013).
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang optimum dari tanaman
tumpangsari, dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam atau kerapatan
tanaman. Pengaturan jarak tanam dan populasi tanaman sangat menentukan
pertumbuhan dan hasil tanaman per satuan luas tanam. Semakin rapat jarak tanam
2
atau semakin padat populasi, semakin besar persaingan dalam pemanfaatan factor
tumbuh. Harjadi (1989) menyatakan bahwa pada umumnya produksi setiap satuan
luas yang tinggi dicapai pada populasi tanaman yang tinggi karena tercapainya
pengunaan cahaya yang maksimum pada awal pertumbuhan. Walaupun demikian,
pada akhirnya penampilan individu tanaman akan menurun karena
persainganterhadap cahaya dan faktor tumbuh lainnya.
Pengaturan jarak tanam ini dapat ditingkatkan dengan pemilihan kombinasi
tanaman yang sesuai, penggunaan varietas yang berproduksi tinggi dan penggunaan
kerapatan tanaman yang tepat. Selain itu, hasil dan bobot biomassa yang tinggi akan
diperoleh jika pertumbuhan tanaman optimal. Untuk itu diperlukan pengelolaan
hara, air, dan tanaman dengan tepat. Pengelolaan hara dan tanaman yang mencakup
pemupukan (waktu dan takaran), pengairan, dan pengendalian gulma harus sesuai
dengan fase pertumbuhan tanaman. Menurut Marliah (2010) yang sependapat
bahwa penerapan pola penanaman system tumpangsari sangat dipengaruhi oleh
pengaturan jarak tanam (densitas) dan pemilihan varietas.
Jenis tanaman pangan yang dapat menjadi pilihan untuk dikembangkan
dengan pola tanam tumpangsari, contohnya adalah jagung manis dengan kacang
tanah. Pemilihan tanaman penyusun dalam tumpangsari senantiasa didasarkan pada
perbedaan karakter morfologi dan fisiologi antara lain kedalaman dan distribusi
sistem perakaran, bentuk tajuk, laju fotosintesis, pola serapan unsur hara sehingga
diperoleh suatu karakteristik pertumbuhan, perkembangan dan hasil tumpangsari
yang bersifat sinergis (Gomez, 1983; Palaniappan, 1985). Dengan penanaman
tumpangsari kacang tanah dengan tanaman jagung manis akan memberikan
beberapa keuntungan seperti meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah sebab
leguminosa dapat memfiksasi N udara dengan bantuan bakteri Rhizobium yang ada
pada bintil akar, menambah pendapatan, dan lebih penting lagi adalah dapat
memproduksi hijauan pakan dengan tidak mengganggu produksi tanaman pangan
itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahmardeh et. al., (2009) lebih lanjut
menjelaskan bahwa hal ini dimungkinkan dari morfologi, perbedaan kanopi dan
sistem perakaran yang berbeda antara rumput atau tanaman serelia dan legum
sedangkan dari segi kelengkapan nutriennya, legum dapat merupakan suplemen
3
sumber protein yang dapat melengkapi nutrien pada rumput atau tanaman serealia
yang dibudidayakan bersama-sama.
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman tumpangsari jagungmanis dan kacang tanah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharatus Sturt.)
2.1.1 Klasifikasi Jagung Manis (Zea mays saccharatas Sturt.)
Jagung adalah tanaman yang menghendaki pencahayaan secara langsung,
tumbuh tegak, dan tidak bercabang dengan kanopi yang renggang, sehingga
memungkinkan tanaman ini memperoleh pencahayaan secara langsung dan dapat
memberikan kesempatan bagi tanaman lain tumbuh dibawahnya. Tanaman jagung
memiliki sistem perakaran serabut yang menyebar dangkal selama pertumbuhannya
tanaman ini membutuhkan dalam jumlah besar, khususnya unsur N (Koswara,
1983).
Jagung tergolong tanaman yang mampu beradaptasi dengan baik pada
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi. Salah satu sifat tanaman jagung antara
lain, daun mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi, fotorespirasi dan transpirasi
rendah, efisien dalam penggunaan air (Salisbury dan Ross, 1992). Menurut
Purwono dan Hartono (2007) bahwa sistematika dari tanaman jagung manis adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Family : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays saccharatas Sturt.
Beberapa varietas jagung manis yang sudah dilepas dan dibudidayakan saat
ini antara lain Bonanza, Cap panah Merah (Jago F1), Si Manis, Manise, Sweet Boy,
Jaguar F1, Super Sweet, Bisi Sweet 1 dan lain-lain (Syafruddin, et.al., 2012).
Kandungan zat makanan hijauan jagung muda pada bahan kering (BK) 90%
adalah serat kasar (SK) 28,0%, lemak kasar (LK) 0,68%, BETN 49,23%, Abu
10,76%, NDF 64,40%, ADF 32,64% dan TDN 53,0% (Sudirman dan Imran, 2007).
5
Penanaman jagung dilakukan dengan pemilihan benih yang sesuai dengan varietas-
varietas yang telah dianjurkan dan diseuaikan dengan keadaan tanah dan
lingkungan ekologi sekitar penanaman. Jarak tanam yang baik adalah 75 cm x 20-
25 cm atau 80 cm x 10-20 cm dengan satu benih tiap lubang tanaman, atau 75 cm
x 40-50 cm dengan 2 benih tiap lubang tanamnya (Sarono et. al., 2001). Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mendapatkan hasil optimum adalah dengan mengatur
jarak tanam dan populasi tanaman. Secara umum, kepadatan tanaman anjuran
adalah 66.667 tanaman/ha. Ini dapat dicapai dengan jarak tanam antarbaris 75 cm,
dan 20 cm dalam barisan dengan satu tanaman per rumpun, atau jarak antarbaris 40
cm dengan dua tanaman per rumpun. Jika penanaman dilakukan dengan cara tanam
legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara 66.000-71.000 tanaman/ha,
maka jarak tanam yang diterapkan adalah (100-50) cm x 20 cm dengan 1
tanaman/lubang atau (100-50) cm x 40 cm dengan 2 tanaman/lubang. Jarak tanam
(100-40) cm x 20 cm dengan 1 tanaman/lubang atau (100-40) cm x 40 cm dengan
2 tanaman/lubang (Bahua et. al., 2015).
2.1.2 Morfologi Jagung
1. Akar
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe
akar,yaitu akar seminal,akar adventif dan akar udara. Akar seminal tumbuh
dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga juga akar
tunggang,akar ini tumbuh dari buku paling bawah yaitu sekitar 4 cm
dibawah permukaan tanah (Purwono, 2011).
2. Batang
Batang jagung tidak bercabang,berbentuk selinder dan terdiri dari berbagai
ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol.
Tinggi batang jagung varietas dan tempat penanaman umumnya berkisar
60-300cm (Purwono, 2011).
3. Daun
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku buku batang. Jumlah daun
terdiri dari 8-48 helaian. Daun terdiri dari 3 bagian yaitu kelopak daun,lidah
daun dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang.
6
Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula. Fungsi
ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang
(Purwono, 2009).
4. Bunga
Bunga jagung tidak memiliki sepal dan tepal sehingga disebut bunga tidak
lengkap. Bunga jagung juga disebut bunga tidak sempurna karena bunga
jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda,bunga jantan terdapat
diujung batang. Adapun bunga betina terdapat diketiak daun ke 6 atau ke 8
dari bunga jantan (Intan ayu, 2011).
5. Biji
Biji jagung tersusun rapi pada tongkol,dalam satu tongkol terdapat 200-400
biji. Biji jagung terdiri dari 3 bagian, bagian paling luar disebut pericarp.
Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan
makanan biji. Sedangkan bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga
(Jakaria surya, 2012).
2.2 Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogea)
2.2.1 Klasifikasi Kacang Tanah (Arachis Hypogea)
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau
legume kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari
Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim
tropis atau subtropis. Republik Rakyat Cinadan India merupakan penghasil kacang
tanah terbesar dunia. Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya
(yang lainnya adalah "kacang bogor", Voandziea subterranea) yang buahnya
mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda
terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu. Klasifikasi tanaman kacang
tanah dalam taksonomi (sistematika) tumbuh-tumbuhan, kacang tanah di
klafikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
7
Family : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogeae. (Pitojo, 2005)
2.2.2 Morfologi Kacang Tanah
Kacang tanah berdasarkan ciri-ciri luar dari bagian-bagian tanaman.
1. Daun
Kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip ganda. Tangkai daun agak
panjang, tiap tangkai terdiri atas 4 anak daun. Daun berperan penting dalam
proses fotosintesis.
2. Bunga
Kacang tanah mulai berbunga pada umur kurang lebih 4-5 minggu. Bunga
tumbuh pada ketiak daun. Setiap bunga memiliki tabung kelopak berupa
tangkaian panjang berwarna putih Mahkota bunga (corolla) berwarna
kuning dan memiliki bendera yang bergaris-garis merah pada pangkalnya.
Bunga yang mampu melakukan penyerbukan sendiri ini hanya berumur 1
hari.
3. Buah
Buah kacang tanah berbetuk polong. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah
yang disebut ginofur tumbuh memanjang. Ginofur ini merupakan bakal jadi
tangkai polong. Ujung ginofur yang runcing mula-mula mengaruh ke atas,
tetapi setelah tumbuh, ujung ginofur mengarah kebawah kemudian masuk
ke dalam tanah. Pertumbuhan memanjang ginofur akan terhenti setelah
berbentuk polong.
4. Biji
Biji kacang tanah memiliki warna yang bermacam-macam yakni putih,
merah, ungu, dan kesumba. Biji yang paling baik adalah yang berwarana
kesumba.
5. Akar
Kacang tanah berakar tunggang, dengan akar cabang yang tumbuh tegak
lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ada yang mati dan ada juga
yang menjadi akkar permanen yang berfungsi untuk menyerap makanan.
8
Pada polong kadang terdapat semacam bulu akar yang dapat menyerap
makanan. (Lisdiana Fachrudin, 2000)
9
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan
Desember 2017. Lokasi praktikum bertempat di Lahan Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Samudra.
3.2 Alat dan Bahan
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung manis dan
kacang tanah, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl dan pupuk kandang.
2. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain alat pengolah
tanah seperti cangkul, tugal, rol meter/penggaris, sprayer, tali raffia, gembor,
timbangan, alat tulis dan kamera.
3.3 Parameter Praktikum
Adapun parameter yang diamati dalam praktikum ini adalah:
1. Parameter pengamatan Jagung Manis
a. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai ujung daun
terpanjang pada tanaman sampel yang diambil berjumlah 3
tanaman tiap bedeng. Pengukuran tinggi tanaman dilaksanakan
mulai minggu kedua setelah tanam sampai minggu kedelapan
setelah tanam.
b. Jumlah Daun
Jumlah daun yang diamati mulai dari minggu kedua sampai
dengan minggu k e d e l ap an d i l ak uk an p ad a t an am an
s amp el be r j um lah 3 t an am an t i ap b ed en g . Daun yang
dihitung yaitu daun yang telah terbuka penuh dan minimal 50 % masih
berwarna hijau.
10
c. Diameter pangkal batang
Diameter batang di ukur pada umur 8 MST pada tanaman sampel.
d. Jumlah tongkol sempurna/bedeng
Menghitung jumlah tongkol per tanaman pada tanaman sampel,
kemudian diambil rata-ratanya untuk dianalisis lebih lanjut.
e. Daya tumbuh benih
Daya tumbuh tanaman dicari dengan rumus:
Daya Tumbuh: Jumlah Tanaman yang Hidup x 100%
Jumlah Tanaman yang Ditanam
2. Parameter pengamatan Kacang Tanah
a. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai titik
tumbuh pada tanaman sampel yang diambil berjumlah 3
tanaman tiap bedeng. Pengukuran tinggi tanaman dilaksanakan
mulai minggu kedua setelah tanam sampai minggu kedelapan
setelah tanam.
b. Jumlah cabang
Jumlah cabang dihitung pada umur dua minggu sampai dengan minggu
kedelapan setelah tanam pada tanaman sampel, kemudian dijumlahkan
dan diambil rata-ratanya.
c. Produksi/bedeng (jumlah polong/tanaman)
Produksi/ bedeng (jumlah polong/tanaman) dihitung pada saat panen.
d. Daya tumbuh
Daya tumbuh tanaman dicari dengan rumus:
Daya Tumbuh: Jumlah Tanaman yang Hidup x 100%
Jumlah Tanaman yang Ditanam
3.4 Cara Kerja
Pelaksanan praktikum ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Persiapan lahan
Persiapan lahan ini meliputi pembersihan lahan dan pengolahan tanah.
Pembersihan lahan ini dengan membuang gulma dan sisa-sisa tanaman.
11
Pengolahan tanah dilakukan dengan olah tanah minimum yaitu dengan cara
dicangkul ringan.
b. Persiapan bahan tanam
Persiapan ini meliputi penyediaan benih jagung manis dan benih kacang
tanah. Benih yang dipilih normal, utuh, sehat serta mempunyai kemurnian
varietas tinggi.
c. Penanaman
Penanaman jagung manis maupun kacang tanah dilakukan secara serentak
dengan ditugalkan sedalam 5 cm. Penanaman jagung manis berjarak 80 x
20 cm dengan 2 butir per lubang tanam. Untuk kacang tanah berjarak sama
dengan jagung manis yaitu 80 x 20 cm dengan 2 butir per lubang tanam.
d. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sebagai pupuk dasar
diberikan sebanyak 4, 32 Kg/bedeng. Pupuk susulan yang diberikan pupuk
Urea sebanyak 57, 6 gram/ bedeng dan diberikan dua kali yaitu pada umur
2 MST dan 4 MST, pupuk SP-36 diberikan sebanayak 28, 8 gram/bedeng
diberikan sekali pada umur 2 MST, serta pupuk KCL diberikan sebanayak
28, 8 gram/bedeng dan diberikan sekali pada umur 2 MST.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, penjarangan tanaman,
pengendalian organisme pengganggu tanaman (gulma, hama dan penyakit)
tanaman jika ada.
f. Pemanenan
Pada tanman jagung pemanenan dilakukan setelah biji jagung yang melekat
pada tongkol telah mengkilap dan bila ditekan dengan kuku tidak berbekas.
Sedangkan pada kacang tanah pemanenan dilakukan setelah polong
fisologis dengan tanda polong agak berwrna kuning kecoklatan dan daunnya
mulai menguning kemudian mengering.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
1. Hasil Pengamatan Jagung
Tabel 1. Pengamatan jagung manis 2 MST
Bedeng I Bedeng IIsampel Tinggi
Tanaman(cm)
JumlahDaun
Sampel TinggiTanaman
(cm)
JumlahDaun
1 30 4 1 36,5 62 30 5 2 34 53 32 4 3 32,1 5
Rata-rata 30, 67 34,2
Tabel 2. Pengamatan jagung 4 manis MST
Bedeng I Bedeng IISampel Tinggi
Tanaman(cm)
JumlahDaun
Sampel TinggiTanaman
(cm)
JumlahDaun
1 119,5 10 1 96,3 102 87,5 10 2 92,6 113 81,6 9 3 68,5 10
Rata-rata 96,2 85,8
Tabel 3. Pengamatan jagung 6 manis MST
Bedeng I Bedeng IISampel Tinggi
Tanaman(cm)
JumlahDaun
Diameter(cm)
Sampel TinggiTanaman
(cm)
JumalahDaun
Diameter(cm)
1 171,9 11 2,1 1 175,8 12 2.42 165,1 13 2,3 2 - - -3 194 13 2,5 3 205 13 2.7
Rata-rata
177 191
13
2. Kacang Tanah
Tabel 4. Pengamatan kacang tanah 2 MST
Bedeng I
Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Cabang
1 5,3 3
2 6,9 5
3 3,7 4
Rata-rata 5,3
Tabel 5. Pengamatan kacang tanah 4 MST
Bedeng ISampel Tinggi Tanaman Jumlah Cabang
1 11,5 52 12,5 73 9,3 6
Rata-rata 11,1
Tabel 6. Pengamatan kacang tanah 6 MST
Bedeng ISampel Tinggi Tanaman Jumlah Cabang
1 28,1 82 33,5 103 27,4 11
Rata-rata 29,67
4.2 Pembahasan
Pada praktikum Budidaya Tanaman Pangan Jagung (Zea mays) dan Kacang
tanah (Arachis hipogea) secara tumpang sari ini ada ditemukan beberapa kendala
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Dimulai dari
perkecambahan sampai masa panen. Dimulai dari proses perkecambahan setelah
pembibitan. Pada awal penanaman kami menggunakan benih kacang tanah
(Arachis hipogeA) dan Jagung (Zea mays). Benih ditanaman pada lubang yang telah
disediakan dengan dua benih pada tiap lubang tanam. Untuk jagung berjumlah 15
14
lubang tanam pada bedeng I dan 15 lubang tanam pada bedeng II dan kacang tanah
10 lubang tanam pada bedeng I saja. Pada umur 1 MST dan 2 MST diketahui bahwa
benih jagung maupun kacang tanah tersebut ada yang tidak tumbuh atau tidak
berkecambah. Dari 30 lubang tanam jagung manis keseluruhan berkecambah
dengan jumlah 56 tanaman jagung yang tumbuh dari 60 benih yang ditanam.
Sedangakan untuk tanaman kacang tanah dari 10 lubang tanam keseluruhannya
berkecambah dari 20 benih yang ditanam. Dari seluruh tanaman jagung dan kacang
tanah yang tumbuh salah satu per lobang tanam digunting dan dibiarkan hanya satu
tanaman yang tumbuh untuk setiap lobang tanam.
Berikut ini dihitung daya tumbuh benih jagung dan kacang tanah:
Daya Tumbuh jagung ⹀ Jumlah benih yang tumbuh x 100%
Jumlah total benih yang ditanam
Daya Tumbuh jagung ⹀ 56 x 100%
60
꞊ 93,33%
Daya Kacang Tanah ⹀ Jumlah benih yang tumbuh x 100%
Jumlah total benih yang ditanam
Daya Tumbuh jagung ⹀ 20 x 100%
20
꞊ 100%
Pada pertumbuhan tanaman, bila kondisi lingkungan sesuai, beberapa biji
segera mengalami perkembangan sehingga memungkinkan untuk berkecambah.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji
yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya mada dormansi pada biji.
Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air kedalam biji yang
disebut dengan imbibisi yang terjadi melalui mikropil. Air yang masuk kedalam
kotiledon menyebabkan volumenya bertambah, akibatnya kotiledon membengkak.
Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa.
Air dalam jumlah yang cukup didalam biji akan mengaktifkan enzim dan
hormon di dalam kotiledon atau endosperma. Enzim amylase segera bekerja
mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunakan untuk
15
membuat molekul protein baru bagi membran sel dan sitoplasma. Timbunan pati
akan diuraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan
diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang
baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dari asam amino akan nerdifusi ke
embrio. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah, dan
radikula memanjang menjadi akar.
Pada proses perkecambahan,ada kecambah yang tidak tumbuh, dikarenakan
mungkin adanya beberapa teknik perawatan yang salah. Beberapa bibit mengalami
pembusukan, hal ini dikarenakan terlalu banyaknya air yang diserap oleh biji. Air
yang terlalu berlebihan akan mengganggu pengaktifan enzim dan hormon di dalam
kotiledon tersebut. Pembusukan tersebut bisa juga terjadi karena adanya jamur yang
terkandung dalam pupuk kompos yang dicampurkan pada tanah ketika pengolahan
lahan, sehingga menyebabkan pembusukan pada benih tersebut. Selain
pembusukan terdapat pula beberapa bibit yang berlubang dan hilang yang
disebabkan oleh semut. Beberapa bibit dimakan oleh semut dan berlubang sehingga
bibit tidak bisa tumbuh, dan beberapa bibit hilang dibawa oleh semut tersebut. Hal
ini dikarenakan biji kacang tanah dan jagung tersebut mengandung glukosa yang
mengundang semut tersebut datang dan juga belum diberikannya furadan pada
lahan untuk mencegah datangnya semut tersebut.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkecambahan tersebut yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor internal berupa gen, hormon, dan cadangan makanan, kemurnian
benih, kandungan air benih, dansifat/jenisbenih.
2. Faktor eksternal berupa :
Air, berperan dalam melunakkan kulit biji, memfasilitasi masuknya O2,
pengeceran protoplasma untuk aktivasi fungsi dan alat transportasi
makanan.
O2, cahaya, dan Suhu
Selain permasalahan benih yang ditanam bukan merupakan benih yang
berkualitas sehingga menyebabkan banyak benih yang tidak tumbuh terdapat juga
masalah pengelolaan hama pada budidaya ini. Pada 5 MST bisa dilihat bahwa
terdapat lubang-lubang pada daun tanaman baik daun kacang tanah maupun jagung,
16
lubang ini disebabkan oleh belalang daun yang memakan daun untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. Selain masalah hama belalang daun, terjadi juga masalah
penyakit layu pada tanaman jagung pada umur 6 MST seperti yang terlihat dalam
gambar berikut:
Gambar Pencabutan jagung yang terkena penyakit layu
Dari hasil data pengamatan yang diperoleh dapat kita lihat perbandingan
antara tanaman tumpang sari dan tanaman tanpa tumpang sari pertama kita lihat
dari tinggi tanaman jagung, pada bedeng ke 2 tanaman jagung lebih tinggi dari pada
tanaman jagung pada bedeng I. Hal ini dikarenakan jagung dan kacang tanah
memungkinkan untuk ditanam secara tumpng sari karena kacang tanah termasuk
tanaman C3 sedangkan jagung tergolong C4 sehingga sangat serasi dan mampu
beradaptasi dengan baik pada faktor pembatas pertumbuhan dan produksi.
Selain tinggi tanaman bisa juga dilihat jumlah daun. Pada bedeng II tanaman
jagung lebih banyak daunnya dari pada tanaman jagung bedeng I. Pada sistem
tumpang sari pada tanaman kacang tanah menyediakan unsur Nitrogen (N),
sehingga unsur N yang diperlukan oleh tanaman jagung akan diserap untuk proses
17
pertumbuhan. Jadi keuntungan sistem tumpang sari ini tidak hanya menyediakan
unsur N saja tetapi juga memberikan hasil produksi 2 jenis tanaman yaitu jagung
dan kacang tanah dan juga menghemat biaya. Untuk produksi yang bagus bukan
hanya dari kacang tanah saja tetapi ada juga pengaruh dari pemupukan yang
dilakukan pada 4 MST dan pupuk yang diberikan tersebut adalah Urea, Sp-36, dan
HCL dengan perbandingan untuk perbedeng sebanyak 28,5 gram/bedeng. Dan cara
pemberian pupuknya dengan cara “Garis”. Pemberian air yang cukup juga
mempengaruhi tanaman. Dari sistem tumpang sari ini bisa dilihat juga diameter
batang tanaman jagung. Pada tanaman yang di bedeng ke 2 lebih besar dari pada
tanaman di bedeng I. Ada faktor lain yang mengganggu proses tumbuh tanaman
antara lain hama dan gulma serta suhu yang sangat tinggi.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat kita buat kesimpulan, yaitu:
1. Tanaman tumpang sari dapat meningkatkan atau membantu proses
pertumbuhan seperti tanaman jagung dengan kacang tanah. Karena kacang
tanah menyediakan unsur Nitrogen (N) yang dibutuhkan ole tanaman
jagung.
2. Tanaman tumpang sari juga memberikan keuntungan lebih yaitu dari satu
bedeng bisa menghasilkan atau memproduksi 2 jenis tanaman sekaligus.
3. Pemupukan juga mempengaruhi proses pertumbuhan seperti Urea, Sp-36,
dan HCL
4. Faktor yang bisa mempengaruhi proses pertumbuhan ini adalah potensi
hama dan gulma yang tinggi dan suhu yang begitu tinggi atau panas.
5.2 Saran
Saran dari praktikum ini untuk praktikan adalah datang tepat waktu pada
saat praktikum dan pemeliharaan tanaman harus dilakukan secara rutin agar
tanaman tidak terkena hama, sehingga pertumbuhan tanaman dapat berjalan dengan
baik untuk mendapatkan produksi yang maksimum.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bahua, M. I., Nurmi. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas JagungManis (Zea mays saccharata Sturt) pada Sistem Jarak Tanam JajarLegowo yang Berbeda. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Purwono, M. dan R. Hartono. 2007. Bertanam Jagung Manis. Penebar Swadaya.Bogor. Hal. 68.
Salisbury, F. B. and C. W. Ross. 1992. Plant Physiology. California. WadsworthPubl. Co. 4th Edition.
Sarono, S., Sa’ud, and C. Tsai. 2001. Corn Production in Indonesia. In: Park K,editor. Corn Production in Asia. Taipei: FFTC-ASPAC. Hal. 35-53.
Sudirman dan Imran. 2007. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.Yogyakarta.
Syafruddin, Nurhayati, dan R. Wati. 2012. Pengaruh jenis pupuk terhadappertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung manis. Jurnal Floratek.7:107- 114.
Fachrudin, Lisdiana. 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Yogyakarta: Kanisius
Pitojo, S. 2005. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah Di Lahan Sawah danDi Lahan Kering. Jakarta : Penebar Swadaya.
Purwono dan H. Purnamawati. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.Jakarta : Penebar Swadaya.
Purwono dan Hartono, R. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta : PenebarSwadaya.