SUMMARY
EKOLOGI TUMBUHAN DAN HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PLOT
Di susun oleh :
Ahmad Fatkhul Huda dan Wendy D. P.
Progdi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan suatu komunitas memiliki kompleksitas yang
tinggi karena terjadi interaksi antarjenis yang tinggi. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis suatu
vegetasi, struktur, dan komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan metode plot. Tujuan dari penelitian
yang diadakan di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah untuk mengetahui
banyaknya tumbuhan dan hewan yang ada dalam plot penelitian. Selain itu juga untuk menganalisa
data diperlukan ekologi kuantitatif yaitu Kepadatan ( D ), Kepadatan Relatif ( RD ), Frekuensi ( F ),
dan Frekuensi Relatif ( RF ). Dalam meneliti hal tersebut digunakan metode plot. Metode plot
merupakan prosedur yang umum digunakan untuk meneliti berbagai tipe organisme, plot biasanya
berbentuk persegi atau lingkaran. Hasil penelitian menggunakan metode plot adalah ditemukannya
tumbuhan berupa jenis rumput yaitu rumput kaki gajah, bandotan, rumput teki, mutiara, kacang-
kacangan dan jarum. Sedangkan hewan yang ditemukan adalah semut hitam besar, semut merah,
semut hitam, belalang, jangkrik, kelabang dan rayap. Setelah diadakan penelitian ternyata paling
banyak tumbuhan yang muncul pada tiap-tiap plot adalah rumput teki. Dan hewan yang paling banyak
dijumpai adalah jenis semut.
Kata kunci : keaneragaman, ekologi kuantitatif, metode plot
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman merupakan salah satu ciri dari suatu komunitas terutama terkait dengan
jumlah individu tiap jenis dari komunitas tersebut.keanekaragaman jenis menunjukkan suatu
ukuran yang menggambarkan variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh
jumlah jenis. Apabila suatu daerah hanya didominasi oleh satu jenis tertentu saja, maka daerah
tersebut dikatakan tidak memiliki keanekaragaman atau memiliki keanekaragaman jenis yang
rendah. Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan suatu komunitas memiliki kompleksitas
yang tinggi karena terjadi interaksi antarjenis yang tinggi.
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis suatu vegetasi, struktur, dan komposisi vegetasi
dapat dilakukan dengan metode plot. Metode plot merupakan prosedur yang umum digunakan
untuk sampling berbagai jenis organisme. Plot biasanya berbentuk persegi atau lingkaran. Dalam
metode plot, terdapat dua cara yang dapat dilakukan yaitu metode petak tunggal dan metode petak
ganda. Pada metode petak ganda, pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan banyak
petak contoh yang diletakkan tersebar atau sistematis. Hal tersebut bertujuan meminimalisir bias.
Kemudian dapat dilakukan identifikasi terhadap semua jenis dan menghitung banyaknya individu
dalam tiap plot. Setelah diperoleh data jumlah individu tiap jenis dan tiap plot lalu dilakukan
penghitungan atau analisis kuantitatif terhadap data yang diperoleh.
Metode plot mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon
dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan lebih cepat digunanakan untuk mengetahui
komposisi, dominasi pohon dan menksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan
plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya
berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk
melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang
sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi
kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membent Para
pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem, yang dapat
menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor lingkungn dari sejarah dan pada fackor-
faktor itu mudah diukur dan nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai
sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-komponen lainnya
dari suatu ekosistem.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah :
a. Berapa ∑ hewan dan ∑ tumbuhan yang ditemukan di area petak plot seluas 3 x 1 m2 ?
b. Bagaimana analisis data dalam menghitung Di, RDi, F, dan RF di area petak plot seluas 3 x 1
m2 ?
c. Ditemukan spesies tumbuhan dan hewan apa sajakah dalam area petak plot seluas seluas 3 x 1
m2 ?
C. Tujuan
a. Menghitung jumlah tumbuhan dan hewan yang ada pada petak plot.
b. Menghitung dan menganalisis K, Kr, F dan Fr pada petak plot.
c. Menemukan spesies tumbuhan dan hewan di petak plot.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis : bermanfaat sebagai dasar dalam mengajar nanti dan menambah pengetahuan
tentang IPA
b. Bagi pembaca : sebagai referensi dalam ilmu yang relevan dan untuk bahan belajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Haryadi (1979), mengungkapkan bahwa sintesis untuk mengetahui bentuk dari suatu
komunitas yang akakn dianalisa dan dicari harganya dapat menggunakan suatu cara yaitu kerapatan
dimana jumlah suatu jenis yang ada dari seluruh kuadran dibandingkan dengan jumlah seluruh
individu kuadran kemudian dikalikan 100%.
Khazali (2009), menyaytakan bahwa metode kuadran adalah metode analisa vvegetasi yang
menggunakan daerah persegi sebagai sampel uniknya. Kerapatan ditentukan oleh jumlah individu
suatu populasi jenis tumbuhan didalam area kuadran. Frekuensi ditentukan oleh kerapatan jenis
tumbuhan yang dijumpai dalam sejumlah area cuplikan dibandingkan dengan seluruh cuplikan yang
dibuat (dalam bentuk %).
Ali (2008), menyatakan bahwa beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta
efisien juka digunakan untuk penelitian yaitu metode kuadran, metode garis, metode tanpa plot.
Metode kuadran berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya
bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan terlebih dahulu lias minimumnya.
Kurniawan (2010), menyatakan bahwa dalam mendeskripsikan suatu vegetasi haruslah
dimulai dari suatu titik pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan tumbuh-tumbuhan
yang hidup bersama. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode analisa dan juga
sintesis sehingga akan membantu mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan kemajuan bidang-
bidang pengetahuan lain.
Untuk menghitung komposisi makhluk hidup di suatu tempat diperlukan sebuah satuan
pengukuran seperti :
a. Soegianto ( 1994 ), menyatakan bahwa kepadatan merupakan jumlah individu per unit
area tau per unit volume. Kepadatan mutlak merupakan kepadatan yang mendiami bagian
tertentu
b. Andrica ( 2011 ), Frekuensi adalah nilai yang menyatakan derajat penyebaran jenis di
dalam komunitasnya. Frekuensi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti luas petak
sampel, penyebaran tumbuhan dan ukuran jenis tumbuhan.
Uman ( 2012 ), menyatakan bahwa metode plot berpetak adalah prosedur yang umum
digunakan untuk sampling berbagai tipe organisme. Benuk plot biasanya persegi tatau dalam bentuk
lingkaran. Ukuran plot umumnya ditentukan berdasarkan luas kurva spesies tumbuhan dan hewan
menetap ataupun yang bergerak lambat, contohnya hewan tanah dan hewan yang bersarang di lubang.
Penerapan metode plot berpetak untuk sampling dibagi menjadi 2 cara yaitu :
a. Metode petak tunggal yaitu metode yang hanya menggunakan satu petak sampling yang
mewakili suatu area.
b. Metode petak ganda yaitu menggunakan petak sampling tersebar merata dan sistematis.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dilakukan oleh luky Nitria Sindi mahasiswa FKIP biologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta dengan “ Metode Transek “ yang meneliti vegetasi dengan menggunakan
metode transek ( jalur ) line-intercept atau line transek. Menurut Oosting (1956), menyatakan bahwa
transek merupakan garis sampling yang ditarik menyilang pada sebuah bentukkan atau beberapa
bentukan. Transek juga dapat dipakai dalam studialtituide dan mengetahui perubahan komunitas yang
ada. Transek adalah jalur sempit meintang lahan yang akan dipelajari/ diselidiki. Metode Transek
bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan lingkungan sertauntuk
mengetahui hubungan vegeterasi yang ada disuatu lahan secara cepat.
a. Line Transect (transek garis) dalam metode ini garis – garis merupakan petak
contoh (plot). Tanaman yang berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan beberapa kali
terdapat/ dijumpai
b. Belt transek (transek sabuk) Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya
sama dan sangat panjang. Lebar jalur ditentukan oleh sifat – sifat vegetasinya untuk
menunjukan bagan yang sebenarnya.Lebar jalur untuk hutan antara 1 – 10 m.
Transek 1 m dugunakan jika semak dan tunas dibawah diikukan, tetapi bila hanya pohon –
pohonnya yang dewasa yang dipetakan,transek 10 m yang baik. Panjang transek tergantung tujuan
penelitian. Setiap segmentdipelajari vegetasinya( Shukla et al . 1985 ). Dan hasilnya adalah di
temukannya 7 spesies tumbuhan yaitu Cyperus rotundus, Imperatan cyliandrica, Aleocharis dulcis,
Anoxanopus compressus, Dactylactenium aegypatium, Paspalum commersonil, Cynodan dactylon.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Lokasi dan waktu praktikum
Hari : Kamis
Tanggal : 7 Juni 2012
Waktu : 07.00-09.00 WIB
Tempat : daerah sekitar danau kampus II UMS.
B. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat
Tabel 1.1
No. Nama Alat Jumlah Kegunaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gunting
Tali rapiah
Bambu
Buku
Bolpoint
Camera
Meteran
1
1
4
1
1
1
1
Memotong tali
Mengaitkan bambu
Plot petak
Mencatat hasil
Alat tulis
Dokumentasi foto
Pengukuran
2. Bahan
Tabel 1.2
No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan
1. Tumbuhan dan hewan Objek penelitian
3. Langkah Praktikum
Dalam praktikum ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah :
a. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan.
b. Buat pola plot persegi dengan bambu ukuran 1 m x 1 m.
c. Tentukan area yang akan dijadikan objek penelitian.
d. Buat area lapangan dalam bentuk persegi seluas 5 m2 dan tandai pojok sudutnya dengan
menggunakan kayu.
e. Lemparkan plot persegi ke dalam area lapangan seluas 5 m2 dari luar.
f. Analisis dan identifikasi tumbuhan dan hewan yang terdapat pada plot persegi/kuardan.
g. Catat hasilnya dibuku.
h. Ulangi percobaan hingga mendapat data 3 x plot.
C. Rancangan Percobaan Praktikum
1. Mempersiapkan plot persegi yang akan dilempar.
1 m
1 m
a. Pilih bambu yang akan dipotong.
b. Potong bambu kecil-kecil sepanjang 1 m lebih sebanyak 4.
c. Rangkai bambu menjadi persegi 1 m x 1 m dan tali ujung-ujungnya menggunakan tali
rafiah.
2. Menentukan area sampel berukuran 5 m2.
a. Pilih area yang datar dan banyak rumputnya.
b. Area seluas 5 m2 tidak lebih.
3. Pelemparan plot ke area sampel.
Contohsampel yangakan diteliti
4. Pengamatan sampel
a. Amatilah tumbuhan dan hewan yang ada di plot
b. Hitung berapa banyak jenis spesiesnya dan jumlahnya masing-masing
Berikut adalah tabel pengamatan
Tabel 2.1
No. Nama Plotjumlah rata-rata
tumbuhan I II III
1
Rumput
kaki
gajah
2 Bandotan
3 Mutiara
4Rumput
Teki
5Kacang-
kacangan
6Rumput
Jarum
Hewan
1
Semut
hitam
besar
2Semut
merah
3Belalang
kecil
4Semut
hitam
5 Jangkrik
6 Rayap
7Kelabang
kecil
Perhitungan Data Analisis Tumbuhan
Tabel 2.2
NoNama jenis
tumbuhan
Kepadatan
( D )
Kepadatan
relatif
( RD )
Frekuensi
( F )
Frekuensi
relatif
( RF )
1Rumput
kaki gajah
2 Bandotan
3 Mutiara
4 Rumput teki
5Kacang-
kacangan
6Rumput
Jarum
Perhitungan Data Analisis Hewan
Tabel 2.3
No.Nama
Kepadatan
( D)
Kepadatan
relatif
( RD )
Frekuensi
( F )
Frekuensi
Relatif
(F R )Jenis
hewan
1
semut
hitam
besar
2
semut
merah
3
belalang
kecil
4
semut
hitam
besar
5 jangkrik
6 rayap
7
kelabang
kecil
D. Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam praktikum adalah :
1. Analisa kualitatif adalah aktivitas intensif yang memerlukan penelitian mendalam, kecerdikan,
kreatifitas, konseptual dan pekerjaan yang kuat.
2. Analisa kuantitatif adalah aktivitas dalam pengolahan data dalam hal jumlah melalui
perhitungan dan pengukuran.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Dari langkah-langkah praktikum ekologi, setelah dilaksanakan diperoleh data sebagai
berikut:
1. Tabel 3.1
No. Nama Plotjumlah rata-rata
tumbuhan I II III
1
Rumput
kaki
gajah
15 15 17 47 15,66667
2 Bandotan 21 62 7 90 30
3 Mutiara 14 5 0 19 6,333333
4Rumput
Teki223 134 163 520 173,3333
5Kacang-
kacangan5 28 32 65 21,66667
6Rumput
Jarum0 34 0 34 11,33333
Hewan
1
Semut
hitam
besar
3 5 2 10 3,333333
2Semut
merah21 13 9 43 14,33333
3Belalang
kecil1 0 3 4 1,333333
4Semut
hitam7 18 11 36 12
5 Jangkrik 0 0 1 1 0,333333
6 Rayap 0 0 27 27 9
7Kelabang
kecil0 0 1 1 0,333333
2. Diskripsi kualitatif Tumbuhan dan Hewan
a. Tumbuhan yang ada di plot adalah :
Rumput Kaki Gajah
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : elephantapus
Spesies : Elephantapus scata
Diskripsi :
Banyak sekali dijumpai di sekitar taman kampus, tumbuh liar batang dan tangkainya
kaku dan kuat. Merambat panjang dan rapat. Bunganya majemuk berbentuk lingkar.
Rumput Bandotan
Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Bangsa : Eupatorieae
Genus : Ageratum
Spesies : A. Conyzoides
Nama ilmiah : Ageratum conyzoides
Diskripsi
Berbatang tegak atau berbaring, berakar pada bagian yang menyentuh tanah, batang
gilig dan berambut jarang, sering bercabang-cabang, dengan satu atau banyak kuntum bunga
majemuk yang terletak di ujung, tinggi hingga 120 cm. Daun-daun bertangkai, 0,5–5 cm,
terletak berseling atau berhadapan, terutama yang letaknya di bagian bawah. Helaian daun
bundar telur hingga menyerupai belah ketupat, 2–10 × 0,5–5 cm; dengan pangkal agak-agak
seperti jantung, membulat atau meruncing; dan ujung tumpul atau meruncing; bertepi
beringgit atau bergerigi; kedua permukaannya berambut panjang, dengan kelenjar di sisi
bawah. Bunga-bunga dengan kelamin yang sama berkumpul dalam bongkol rata-atas, yang
selanjutnya (3 bongkol atau lebih) terkumpul dalam malai rata terminal. Bongkol 6–8 mm
panjangnya, berisi 60–70 individu bunga, di ujung tangkai yang berambut, dengan 2–3
lingkaran daun pembalut yang lonjong seperti sudip yang meruncing. Mahkota dengan tabung
sempit, putih atau ungu
Rumput mutiara
Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Upafamili : Rubioideae
Bangsa : Spermacoceae
Genus : Hedyotis L.
Nama ilmiah : Hedyotis corymbosa (L.) Lamk
Diskripsi
Rumput mutiara berpenampakan tegak atau condong,sering bercabang mulal dari
pangkal batangnya dengan tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang rumput ini bersegi empat, gundul atau
dengan sisik sangat pendek, bercabang, dengan tebal 1 mm dan berwarna hijau kecoklatan
sampai hijau keabu-abuan. Daunnya relatif kecil dengan panjang daun 2 - 5 cm, ujung
runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung dan pangkal daunnya runcing, berwarna hijau
pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya dengan tangkai daun sangat pendek dan
memiliki rambut pendek pada ujungnya. Akar tanaman herba ini merupakan akar tunggang
dengan garis tengah rata-rata 1 mm dengan akar cabang berbentuk benang.
Rumput teki
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
Diskripsi
Tanaman ini biasanya tumbuh liar di kebun, ladang ataupun tempat lain dengan
ketinggian sampai 1000 m dari permukaan laut. Tanaman ini mudah dikenali karena bunga-
bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang
sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu
berupa payung. Ciri khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada
pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan
diameter 5 - 10 mm. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai,
terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah.
Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat
atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya
mengumpul berupa rumpun.
Rumput jarum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Andropogon
Spesies : Andropogon aciculatus
Diskripsi
Rumput dengan bunga seperti jarum, panjang antara 10 – 20 cm bahkan lebih. Bunga
berwarna hijau lama kelamaan akan berubah menjadi ungu, biasanya dijumpai di tempat-
tempat terbuka yang lapang.
b. Hewan yang ada di plot adalah :
Semut hitam besar
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hymenoptera
Upaordo : Apokrita
Superfamili : Vespoidea
Famili : Formicidae
Diskripsi
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma
(perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki
antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut
membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah
perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat
dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal
segmen ini bisa terwujud).
Belalang kecil
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Upaordo : Caelifera
Diskripsi
Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.
Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga
memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya
dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen
(disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya
umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap,
walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina
umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.
Kelabang
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Upafilum : Myriapoda
Kelas : Chilopoda
Diskripsi
Organisme yang kelabang cukup umum dan Anda dapat menemukan mereka di
daerah yang diarsir seperti bagian bawah daun-daun mati dan batu, gua, hutan dan bahkan
bagian dalam rumah. Mereka biasanya ditemukan di banyak daerah iklim dari dunia seperti
padang pasir, pegunungan, hutan dan hutan. Mereka adalah arthropoda soliter (bila disatukan,
Anda melawan dengan kematian salah satu dari dua) dan malam. Pada siang hari mereka pergi
untuk mencari perlindungan di lahan basah dan gelap, tetapi jika cuaca terlalu basah atau
terlalu kering, mereka mencari tempat lain, datang untuk berlindung di dalam rumah. Spesies
yang hidup di zona beriklim dunia biasanya lebih kecil (hingga 10 cm ) dari mereka menghuni
daerah khatulistiwa yang lembab, yang dapat melebihi 30 cm.
Rayap
Klasifikasi
Domain : Eukariota
Kerajaan : Animalia
Upakerajaan : Metazoa
Filum : Artropoda
Kelas : Serangga
Ordo : Isoptera
Diskripsi
Rayap adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas sebagai hama
penting kehidupan manusia. Rayap bersarang di dan memakan kayu perabotan atau kerangka
rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap masih berkerabat
dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap disebut juga "semut
putih" (white ant) karena kemiripan perilakunya.
Jangkrik
Domain : Eukariota
Kerajaan : Animalia
Upakerajaan : Metazoa
Filum : Artropoda
Kelas : Serangga
Ordo : Isoptera
Diskripsi
Hewan yang sudah dewasa umumnya berwarna hitam, sedangkan nypha berwarna
kuning pucat dengan garis - garis coklat. Antena panjang dan kaku seperti rambut. Hewan
dewasa akan kehilangan sayap setelah menetap di lingkungan sawah. Hampir semua hewan ni
bertindak sebagai predator. Telur penggerek batang padi, penggulung daun.
B. PEMBAHASAN
Dalam praktikum menghitung populasi hewan dan tumbuhan yang dilakukan di taman
Kampus 2, Universitas Muhammmadiyah Surakarta menggunakan metode plot. Hal ini
dimaksudkan untuk menghitung komposisi tumbuhan dan hewan di suatu area sebagai sampling.
1. Analisis Kuantitatif Data Tumbuhan
Tabel 4.1 Data jumlah tumbuhan
Nama Tumbuhan Jumlah
Rumput Kaki Gajah
Rumput Bandotan
Rumput Mutiara
Rumput Teki
Rumput Kacang-
kacangan
Rumput Jarum
47
90
19
520
65
34
Total 947
Gambar 4.2 Grafik Populasi Tumbuhan
Dalam analisis vegetasi di lapangan dilakukan perhitungan sebagai berikut :
a. Kepadatan (Di)
Di = jumlah total individu
Luas habitat sampling
1. Rumput kaki gajah =15+15+17 = 15,67
3
2. Bandotan =21+62+7 = 30
3
3. Mutiara =14+5+0 = 6,33
3
4. Rumput Teki =223+134+163 = 173,33
3
5. Kacang-kacangan =5+28+32 = 21,67
3
6. Rumput Jarum =0+34+0 = 11,33
3
0100200300400500600
Jumlah Tumbuhan
Jumlah
iD = 15,67 + 30 + 6,33 + 173,33 + 21,67 + 11,33 = 258,33
Gambar 4.3 Grafik Kepadatan
b. Kepadatan relative (RDi)
RDi = jumlah total individu
Jumlah total semua spesies
1. Rumput kaki gajah =15+15+17 = 0,06
775
2. Bandotan = 21+62+7 = 0,12
775
3. Mutiara =14+5+0 = 0,02
775
4. Rumput Teki =223+134+163 = 0,67
775
5. Kacang-kacangan =5+28+32 = 0,08
775
020406080
100120140160180200
Kepadatan ( D )
Kepadatan ( D )
6. Rumput Jarum =0+34+0 = 0,04
775
iD = 0,06 + 0,12+ 0,02 + 0,67 + 0,08 + 0,04 = 0,99
Gambar 4.4 Grafik Kepadatan Relatif
c. Frekuensi
Frekuensi = jumlah sampel dimana spesies terdapat
Jumlah total sampel yang didapat
1. Rumput kaki gajah = 15 + 15 + 17 = 0,054 + 0,054 + 0,078 = 0,186
278 278 219
2. Bandotan = 21 + 62 + 7 = 0,075 + 0,22 + 0,032 = 0,33
278 278 219
3. Mutiara =14 + 5 + 0 = 0,050 + 0,018 + 0 = 0,068
278 278 219
4. Rumput Teki =223 + 134 + 163 = 0,80 + 0,48 + 0,074 = 2,02
278 278 219
00,10,20,30,40,50,60,70,8
Kepadatan Relatif ( RD )
Kepadatan relatif ( RD)
5. Kacang-kacangan =5 + 28 + 32 = 0,02 + 0,1 + 0,15 = 0,27
278 278 219
6. Rumput Jarum = 0 + 34 + 0 = 0+ 0,12 + 0 = 0,12
278 278 219
iF = 0,186 + 0,33 + 0,068 + 2,02 + 0,27 + 0,12 = 2,99
Gambar 4.5 Grafik Frekuensi
d. Frekuensi relative (RF)
Frekuensi relative (RF) = Frekuensi spesies i
Jumlah frekuensi i
1. Rumput kaki gajah = 0,186 = 0,06
2,99
2. Bandotan = 0,33 = 0,11
2,99
3. Mutiara =0,068 = 0,02
2,99
0
0,5
1
1,5
2
2,5
Frekuensi ( F )
Frekuensi ( F )
4. Rumput Teki =2,02 = 0,67
2,99
5. Kacang-kacangan =0,27 = 0,09
2,99
6. Rumput Jarum = 0,12 = 0,04
2,99
RF = 0,06 + 0,11 + 0,02 + 0,67 + 0,09+ 0,04 = 0,99
Gambar 4.6 Grafik Frekuensi Relatif
Setelah dianalisis dengan mencari kepadatan, kepadatan relative, frekuensi, frekuensi
relative, maka diperoleh hasil pengolahan data sebagai berikut:
Tabel 4.7
No
Nama
jenis
tumbuhan
Jumlah Kepadatan
( D )
Kepadatan
relatif Frekuensi
( F )
Frekuensi
relatif
( RD ) ( RF )
1
Rumput
kaki
gajah 47 15,67 0,06 0,186 0,06
2 Bandotan 90 30 0,12 0,33 0,11
00,10,20,30,40,50,60,70,8
Frekuensi relatif ( RF )
Frekuensi relatif ( RF )
3 Mutiara 19 6,33 0,02 0,068 0,02
4
Rumput
teki 520 173,33 0,67 2,02 0,67
5
Kacang-
kacangan 65 21,67 0,08 0,27 0,09
6
Rumput
Jarum 34 11,33 0,04 0,12 0,04
Analisis Data Kuantitatif Hewan
Tabel 5.1
Nama
Hewan Jumlah
semut
hitam
besar 10
semut
merah 43
belalang
kecil 4
semut
hitam
besar 36
jangkrik 1
rayap 27
kelabang
kecil
1
Gambar 5.2 Grafik Populasi Hewan
Dalam analisis di lapangan dilakukan perhitungan seperti berikut :
a. Kepadatan (Di)
Di = jumlah total individu
Luas habitat sampling
1. Semut Hitam Besar =3+5+2 = 3,33
3
2. Semut Merah =21+13+9= 14,33
3
3. Belalang kecil =1+0+3 = 1,33
3
4. Semut Hitam =7+18+11 = 12
3
5. Jangkrik =0+0+1 = 0.33
3
6. Rayap =0+0+27 = 9
3
05
101520253035404550
Jumlah Hewan
Jumlah
7. Kelabang kecil = 0+1+1 = 0.66
3
Gambar 5.3 Grafik Kepadatan Hewan
b. Kepadatan Relatif (RDi)
RDi = jumlah total individu
Jumlah total spesies
1. Semut Hitam Besar =3+5+2 = 0,081
123
2. Semut Merah =21+13+9= 0,34
123
3. Belalang kecil =1+0+3 = 0,032
123
4. Semut Hitam =7+18+11 = 0,295
123
5. Jangkrik =0+0+1 = 0.08
123
02468
10121416
Kepadatan
Kepadatan
6. Rayap =0+0+27 = 0,221
123
7. Kelabang kecil = 0+0+1 = 0.08
123
Gambar 5.4 Grafik Kepadatan Relatif
a. Frekuensi
F = jumlah sampel dimana spesies terdapat
Jumlah total sampel yang didapat
1. Semut Hitam Besar = 3 + 5 +2 = 0,269
32 36 54
2. Semut Merah =21 + 13 +9 = 0,394
32 36 54
3. Belalang kecil =1 + 0 + 3 = 0,086
32 36 54
4. Semut Hitam =7 + 18 + 15 = 0,922
32 36 54
00,05
0,10,15
0,20,25
0,30,35
0,4
Kepadatan Relatif
kepadatan relatif
5. Jangkrik = 0 + 0 + 1 = 0,018
32 36 54
6. Rayap = 0 + 0 + 27 = 0,5
32 36 54
7. Kelabang kecil = 0 + 0 + 1 = 0,018
32 36 54
Gambar 5.5 Grafik Frekuensi
b. Frekuensi Relatif
FR = frekuensi spesies i
Jumlah frekuensi i
1. Semut Hitam Besar = 0,269 = 0,089
3,01
2. Semut Merah = 01,18 = 0,394
3,01
00,20,40,60,8
11,21,4
Frekuensi ( F )
Frekuensi ( F )
3. Belalang kecil = 0,086 = 0,028
3,01
4. Semut Hitam = 0,922 = 0,307
3,01
5. Jangkrik = 0,018 = 0,006
3,01
6. Rayap = 0,5 = 0,16
3,01
7. Kelabang kecil = 0,018 = 0,006
3,01
Gambar 5.6 Grafik Frekuensi Relatif
.
00,05
0,10,15
0,20,25
0,30,35
0,40,45
Frekuensi Relatif (F R )
Frekuensi Relatif (F R )
Setelah dianalisis dengan mencari kepadatan, kepadatan relative, frekuensi, frekuensi
relative, maka diperoleh hasil pengolahan data sebagai berikut:
Tabel 5.7
No.
Nama
Hewan
Jumlah Kepadatan
Kepadatan
relatifFrekuensi
( F )
Frekuensi
Relatif
( D) ( RD ) (F R )
1
semut
hitam
besar 10 3,333333 0,081967 0,269676 0,089892
2
semut
merah 43 14,33333 0,352459 1,184028 0,394676
3
belalang
kecil 4 1,333333 0,032787 0,086806 0,028935
4
semut
hitam
besar 36 12 0,295082 0,922454 0,307485
5 jangkrik 1 0,333333 0,008197 0,018519 0,006173
6 Rayap 27 9 0,221311 0,5 0,166667
7
kelabang
kecil 1 0,333333 0,008197 0,018519 0,006173
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari praktikum dan analisis dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
1. Terdapat dua cara penerapan metode plot, yaitu dengan metode petak tunggal dan petak
ganda, namun pada praktikum ini digunakan metode petak ganda secara acak.
2. Di area sekitar danau kampus II UMS terdapat 6 jenis rumput dan 7 jenis hewan dalam
praktikum ini, sehingga dapat dikatakan bahwa area ini memiliki keanekaragaman yang
rendah,
3. Dalam menggunakan metode plot terdapat beberapa hal yang harus diketahui yaitu
kepadatan, kepadatan relatif, frekuensi, frekuensi relative, luas penutupan, dan luas
penutupan relative
B. SARAN
Dalam melaksanakan praktikum ekologi ini terdapat beberapa hal yang menjadi
evaluasi, antara lain:
1. Pengetahuan tentang tujuan, langkah, dan latar belakang dari praktikum ekologi yang
masih minim dari praktikan.
2. Tidak semua jenis rumput yang dijumpai diketahui identitasnya oleh praktikan.
3. Kedisiplinan praktikan yang perlu diperhatikan.
Dari evaluasi diatas maka kami menyarakan bahwa dalam setiap melakukan
praktikum, maka praktikan harus memahami teori atau pengetahuan dasar tentang hal
yang akan dipraktekkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, iqbal.2008. “Anveg Metode Kuadrat” (online ), ( http://www.kafeilmu.com, diakses pada hari
senin, 25 Juni 2012 pukul 11.13)
Khazali, wahyu, dkk. 2009.” Metode Kuadrat dan Metode Garis” ( online ), (http://biologi-
yunniebio.blogspot.com/../metode-kuadrat-dan-metode-garis.html , (diakses pada hari minggu, 24
Juni 2012 pukul 16.40)
Nitria, luky. 2010. “ Praktikum Ekologi Tumbuhan “ . Penelitian. Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Recommended