I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh
makhluk hidup di dunia. Bagi manusia , hewan dan tumbuhan cahaya matahari
adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil
cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan
menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain
itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, sehingga
ujung batang akan melekuk dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat
(tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat
memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel – sel tumbuhan. Sebaliknya,
tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih
lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau,
tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Misalnya saja pada tanaman kacang hijau. Bagi orang Indonesia
tanaman kacang hijau adalah tanaman yang penting, karena Indonesia terkenal
dengan makanan yang bernama bubur kacang hijau yang biasanya disantap untuk
menghangatkan badan. Namun dibalik segala kegunaan pertumbuhan kacang hijau
yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya. Kacang
hijau adalah tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tanaman ini memiliki kulit yang hijau, berbiji putih, dan sering dibuat kecambah
atau toge. Selain itu, kacang hijau juga memiliki bunga kacang hijau yang berbentuk
kupu-kupu dan berwrna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunga tersebut akan
membentuk polongan yang berisi 10-15 biji kacang hijau.
Dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau, memerlukan media dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya. Sehubungan dengan
adanya kacang hijau yang dalam pertumbuhan dan perkembangannya dipengaruhi
oleh cahaya, pada penelitian ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan
ditimbulkan dari pemberian intensitas cahya yang berbeda. Untuk mengetahui secara
detail, maka perluya diketahui bahwa cahaya merupakan energi yang berbentuk
gelombang dan membantu kita untuk melihat. Tumbuhan hijau termasuk kacang
hijau, memerlukan cahaya tidak hanya untuk membuat makanan, tetapi juga untuk
pertumbuhan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai salah satu sumber
cahaya di bumi ini adalah matahari. Oleh karena itu praktikan ingin mengetahui
bagaimanan pengaruh intensitas cahaya pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kacang hijau.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya
matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan pada berbagai permasalahan, para ahli biologi mendefinisikan
bahwa pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah protoplasma sel pada suatu
organisme, yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta jumlah sel yang
bersifat tidak kembali pada keadaan semula. (Fitter, A.H, dan Hay, R.K.M. 1998).
Adapun perkembangan merupakan suatu proses pertumbuhan yang disertai
dengan diferensiasi, organogenesis, dan diakhiri dengan terbentuknya individu baru
yang lengkap baik secara morfologis, anatomis, maupun sosiologis. Perkembangan
mencangkup perubahan zigot menjadi bayi, kemudian menjadi dewasa. (Djakfar,
Z.R, Dartius, Ardi, Suryati, D, Yuliadi, E, Hadiyono, Sjofyan, Y, Aswad, M, dan
Sagiman, S. 1990).
Pertumbuhan dimulai dengan serangkaian pembelahan sel telur yang telah
dibuahi sehingga menghasilkan sel yang belum berdiferensiasi. Dari jenis sel yang
sama sel akan berubah menjadi berbagai jenis sel yang berbeda-beda, begitu pula
fungsinya (Sutopo, L. 1984). Pertumbuhan yang disertai dengan perubahan jenis dan
fungsi sel dinamakan diferensiasi. Proses diferensiasi yang akhirnya dengan
pembentukan organ dinamakan organogenesis. Proses pembentukan organ yang
berbeda bentuk dan fungsinya dalam melengkapi suatu individu makhluk hidup
dinamakan morfogenesis (Untung, K. 2001).
Sebagai contoh, zigot suatu tumbuhan akan tumbuh menjadi sel penyusun
akar, batang, dan daun yang berbeda bentuk dan fungsinya (diferensiasi). Setelah
proses diferensiasi proses selanjutnya adalah pembentukan organ akar, batang, dan
daun (organogenesis) sampai terbentuk individu tumbuhan yang lengkap
(morfogenesis) (Lakitan, B. 2000). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua
peristiwa yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Pertumbuhan adalah peristiwa
perubahan biologis pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume,
masa, tinggi) yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) dan dinyatakan secara
kuantitatif (jumlah/angka). Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
tercapainya kedewasaan yang bersifat kualitatif (J. Vink, G. 1984).
Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi
juga dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji
yang berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang
menonjol keluar dari biji (Setiawan, Asep dan Wahju Qamara Mugnisyah. 1995).
Sebenarnya proses perkecambahan telah mulai dan berlangsung sebelum peristiwa
ini muncul. Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain ,air,suhu,oksigen, dan cahaya (Suhardi. 2007).
Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta
sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga
kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman menjadi
kering,kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena
pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan
mati. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman tersebut
juga harus ditentukan.
Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30⁰C. Semakin tinggi suhu yang
ada di lingkungan suatu tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin
rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga proses pertumbuhan semakin lambat
dan perlakuan tumbuhan pada suhu yang rendah memacu pertumbuhan ruas yang
lebih panjang dari pada perlakuan tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu
sendiri adalah untuk aktivitas enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan.
Faktor lainnya adalah oksigen.
Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan
oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi
sel-sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang
tumbuhan dapat hanya sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat
karena akan susah dalam penyerapan unsur hara dalam tanah. Faktor terakhir yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya(Oren L Justice dan
Louis N Bass. 2002).
Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-
ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah
sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan
tanamana yang ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman
itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah
banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih
cepat. Beberapa proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh
cahaya antara lain : perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis
klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas
(Tjitrosomo, S.S., Kusumaningrat, T., Sunarso, H., Mondong, R., Sudiato A. 1983)
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tanaman Jurusan Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada hari Rabu, 15 Maret 2013
pukul 13.00 s/d selesai.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1) Polybeg ukuran
5kg sebanyak 2 buah, 2) Top soil ( tanah ), 3) Air.
Dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: benih kacang hijau (
Vigna radiata )
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang di lakukan pada praktikum ini adalah :
1. Isi polybeg sampai ¾ bagian dengan top soil.
2. Rendam benih kacang hijau air selama 3-5 menit.
3. Tanam benih kacang hijau yang telah direndam tadi ke dalam polybeg yang
telah terisi tanah tadi sebanyak masing-masing 4 benih.
4. Letakkan 1 polybeg di bawah naungan, dan 1 polybeg lagi di tempat yang
terkena cahaya matahari secara langsung (tanpa naungan).
5. Amati 2 hari sekali sampai 5 kali pengamatan.
6. Catat hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Sub-Divisio : Spermatophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Vigna
Species : Vigna radiata
2. Tabel
a. Tanpa Naungan Matahari
Pengamatan Jumlah Tan. Tanaman Tinggi Jumlah Daun
Hidup tanaman ( cm ) (helai)
I
Hari : Senin
Tgl : 19-11-2012
4
1 12,1 cm 2
2 13,3 cm 2
3 12,4 cm 2
4 10,6 cm 2
II
Hari : Rabu
Tgl : 21-11-20124
1 13,5 cm 2
2 14,6 cm 2
3 14,0 cm 2
4 11,8 cm
III
Hari : Jumat
Tgl : 23-11-20124
1 15,6 cm 2
2 16,6 cm 2
3 16,1 cm 2
4 14,0 cm
IV
Hari : Senin
Tgl : 26-11-20123
1 16,9 cm 2
2 18,0 cm 2
3 17,4 cm 2
V
Hari : Rabu
Tgl : 28-11-20123
1 18,3 cm 2
2 20,0 cm 2
3 18,5 cm 2
b. Dengan Naungan Matahari
Pengamatan Jumlah Tan.
Hidup
Tanaman Tinggi
Tanaman (cm)
Jumlah Daun
(helai)
I
Hari : Senin
Tgl : 19-11-2012
5
1 6,8 cm 2
2 7,0 cm 2
3 7,4 cm 2
4 6,0 cm 2
5 5,5 cm 2
II
Hari : Rabu
Tgl : 21-11-2012
5
1 7,6 cm 3
2 8,2 cm 3
3 8,5 cm 3
4 7,0 cm 2
5 6,4 cm 2
III
Hari : jumat
Tgl : 23-11-2012
5
1 8,5 cm 5
2 9,4 cm 5
3 9,8 cm 5
4 8,2 cm 4
5 7,6 cm 4
IV
Hari : Senin
Tgl : 26-11-2012
5
1 9,9cm 7
2 10,8 cm 7
3 11,0 cm 8
4 9,1 cm 6
5 8,5 cm 5
V 5 1 12,5 cm 7
Haari : Rabu
Tgl : 28-11-2012
2 13,2 cm 8
3 14,0 cm 8
4 11,9 cm 7
5 10,8 cm 6
B . Pembahasan
Percobaan ini menghubungkan antara kacang hijau dengan intensitas cahaya,
karena intensitas cahaya itu merupakan faktor pada pertumbuhan tanaman. Dalam
pelaksanaan praktikum kali ini, dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan
selama 2 minggu. Di sana terlihat bahwa tanaman di bawah naungan cenderung
pertumbuhannya terhambat, namun pada hasil pengamatan terlihat bahwa tanaman
yang ternaungilah yang tumbuh lebih panjang, mengapa demikian ? Hal ini
dikarenakan batang tanaman terus berusaha mencari sinar matahari, karena sinar
matahari sangat berguna bagi fotosintesis, tumbuhan hijau merubah radiasi surya
menjadi energi kimia yang dapat digunakan dalam metabolisme. Radiasi adalah
merupakan cara pergerakan energi dari titik atau suatu tempat ke tempat lainnya.
Batang tanaman yang tumbuh tinggi di bawah naungan tidak akan tumbuh
kuat dan kokoh, karena pertumbuhannya hanya ditunjang energi yang sedikit karena
tidak bisa memasak bahan makanannya dengan energi yang sangat minim. Tanaman
yang berada di bawah naungan, kemungkinan akan mati menjadi lebih besar, karena
persaingan terjadi antar tanaman yang menaungi dan tanaman dinaungi menjadi
sangat ketat. Tanaman yang ternaungi akan lebih sedikit memperoleh sinar matahari
bahkan bisa tidak memperoleh sinar sama sekali, oleh karena itulah dalam praktikum
kali ini, tanaman yang ternaungi pada minggu terakhir akan mudah udah mati, baik
kacang hijau atau pun kacang tanah, meskipun pada awal pertumbuhan batangnya
begitu panjang mengungguli pertumbuhan panjang tanaman yang tidak ternaungi.
Pengamatan yang dilakukan selama dua minggu, terlihat tanaman yang tidak
dinaungi oleh tanaman lain/ tempat teduh akan tumbuh dengan baik. Sedangkan yang
ternaungi, seluruh tanaman tumbuh dengan tidak sempurna. Hal ini disebabkan
karena tanaman kacang hijau merupakan tanaman yang memerlukan penyinaran
matahari penuh. Berdasarkan kebutuhan cahaya maka tumbuhan dapat
diklasifikasikan kepada tumbuhan cahaya terbuka (sun plant) dan tumbuhan naungan
(shade plant). Tanaman kacang hijau dan kacang tanah merupakan tanaman yang
termasuk ke dalam tanaman strata A, yakni tanaman yang memerlukan sinar
matahari penuh (100 %). Adanya naungan yang menghalangi sinar matahari lebih
dari 30 % akan menurunkan produktifitas tanaman tersebut. Tanaman yang ternaungi
akan tumbuh memanjang, batangnya lemah, bunga dan polongnya juga terbentuk
sangat sedikit.
Sedangkan tanaman yang tidak ternaungi maka pertumbuhannya akan
berjalan normal tidak terlalu tinggi dan kokoh (hal ini berlaku pada tanaman kacang
hijau). Cahaya adalah energy berbentuk gelombang elektromagnetik uang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, bauk dengan panjang gelombang kasat mata maupun tidak.
Ataupun cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Tanaman yang tumbuh
dibawah cahaya sinar matahari dengan tanaman yang tumbuh dibawah naungan atau
tanpa cahaya sinar matahari memiliki ciri – ciri tersendiri. Tanaman yang ditanam
tanpa cahaya tetapi diberi sumber pangan dari tempat-tempat cadangan (misalnya
biji, umbi, bulb) akan menjadi kuning dan mempunyai batang yang sangat panjang
dan kurus.
Tanaman yang sama, bila diberi cahaya, akan membentuk warna hijau yang
bertalian dengan pembentukan klorofil dan perangsangan fotosintesis, dan
mendapatkan strukturnya yang normal. Wujud morfologi dari tanaman yang
kekurangan cahaya disebut (etiolasi), dan dihubungkan dengan pengaruh cahaya
kepada distribusi dan sintesis auksin. Biasanya auksin bergerak kebawah sepanjang
batang secara seragam, tetapi cahaya dapat menembus kedalam dan akibatnya akan
merusak atau mengalirkan auksin kearah lain dari yang terkena cahaya. Akibatnya
pemanjangan batang berjalan jauh lebih cepat disisi yang jauh dari cahaya.
Reaksi ini memerlukan cahaya dengan intensitas rendah sekali, jadi cahaya
sedikitpun dapat menghambat etiolasi. Ketergantungan (pembentukan klorofil) pada
cahaya, dipergunakan untuk membuat asparagus dan seledri yang diblansir
(diputihkan). Di Eropa, ada kegemaran pada asparagus dan seledri yang putih.
Beberapa pigmen (antusianin) supaya dapat terbentuk juga memerlukan cahaya.
Suatu varietas terong hanya membentuk pigmen ungu dibawah cahaya matahari, dan
bagian dibawah kelopaknya akan berwarna putih. Serupa juga, buah-buahan yang
dibentuk ditengah-tengah tajuk pohon-pohonnya tidak membentuk pigmen sebanyak
yang diluar tajuk pohon.
Keadaan cahaya cerah yang dingin menguntungkan pengubahan pati ke gula,
yang selanjutnya menjadi tersedia untuk sintesis pigmen merah, yaitu antosianin. Di
waktu malam dingin klorofil diuraikan menjadi pigmen karotenoid kuning yang
stabil lebih nampak. Situasi ini yang menerangkan perubahan warna-warna daun
dimusim gugur. Cahaya mempengaruhi banyak respons lain dari tanaman, termasuk
perkecambahan, pembentukan ubi dan bulb, pembungaan dan perbandingan kelamin
pada bunga. Cahaya mempengaruhi perkecambahan dan pembungaan dengan
pengaruhnya terhadap fitokrom (phytochrome).
Fitokrom dipengaruhi cahaya merah dan lewat merah pada spektrum cahaya.
Bagi slada yang ditaruh dalam kegelapan atau diberi gelombang lewat merah tidak
akan berkecambah, tetapi perkecambahan akan berlangsung pada gelombang yang
lebih pendek, diakhir cahaya merah pada spektrum. Ini merupakan proses yang dapat
balik. Pengaruh cahaya pada perkembangan tanaman yang sering dihubungkan
dengan lamanya penyinaran dan kegelapan (fotoperoid). Pancaran cahaya yang
dibutuhkan oleh tanaman terbatas hampir seluruhnya pada spektrum cahaya nampak.
Pertumbuhan optimum bila seluruh kisaran spektrum cahaya nampak (yaitu cahaya
putih, cahaya matahari) diberikan. Energi cahaya, yang diuraikan dengan istilah
partikel disebut photons (quanta).
Berbanding terbalik dengan panjang gelombang . Jadi, cahaya nampak dari
gelombang yang berbeda, yang kami lihat dengan beberapa warna, memeberikan
kebutuhan energi yang berbeda. Reaksi cahaya dari tanaman ( fotosintesis,
fototropisme dan foto periodisme) didasarkan atas reaksi fotokimia yang
dilaksanakan oleh sistem pigmen spesifik yang memepunyai respons pada berbagai
panjang gelombang. Cahaya matahari merupakan sumber / unsur utama dari hampir
semua energi yang energi yang dikonsumsi di muka bumi ini, terutama energi yang
dipakai oleh mahluk hidup, sepeti manusia, hewan dan tumbuhan. Dalam
fotosintesis, tumbuhan hijau merubah radiasi matahari menjadi energi kimia, yang
dapat digunakan untuk berbagai metabolisme. Hasil metabolisme berupa senyawa
yang mengandung energi dapat dipakai lagi oleh organisme yang tidak melakukan
fotosintesis. secara umum fotosintesis di bagi menjadi dua reaksi yaitu reaksi terang
dan reaksi gelap.
Reaksi Terang, tahap pertama dari sistem fotosintesis adalah reaksi terang,
yang sangat bergantung kepada ketersediaan sinar matahari. Reaksi terang
merupakan penggerak bagi reaksi pengikatan CO2 dari udara. Reaksi ini melibatkan
beberapa kompleks protein dari membran tilakoid yang terdiri dari sistem cahaya
(fotosistem I dan II), sistem pembawa elektron, dan komplek protein pembentuk
ATP (enzim ATP sintase). Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi energi
kimia, juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi
pembawa ATP dan NADPH.
Reaksi terang terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari
pelipatan membran dalam kloroplas . Membran tilakoid menangkap energi cahaya
dan mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka
disebut grana. Secara ringkas, reaksi terang pada fotosintesis ini terbagi menjadi dua,
yaitu fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik. Fosforilasi adalah reaksi
penambahan gugus fosfat kepada senyawa organik untuk membentuk senyawa fosfat
organik. Pada reaksi terang, karena dibantu oleh cahaya, fosforilasi ini disebut juga
fotofosforilasi.
Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis.
Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas
yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan
dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini,
dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme.
Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi
gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson.
Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom
karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat
kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang
nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat
dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi. Reaksi
gelap ini menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid), RDP
(ribulosa difosfat), dan glukosa (C6H12O6).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pada tanaman dengan naungan tanaman tumbuh lebih panjang tetapi
warnanya pucat mengandung sedikit klorofil.
2. Pada tanaman tanpa naungan tanaman memiliki banyak klorofil dan tumbuh
lebih pendek bila dibandingkan dengan yang dibawah naungan.
3. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari yang
ditangkap tanaman tesebut.
4. Cahaya matahari mempengaruhi perkecambahan, marfogenesis, dan
fotoperiodesitas.
5. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi keberlangsungan
makhluk hidup di bumi, termasuk tanaman.
B. Saran
1. Berikan pengetahuan kepada praktikan bagaimana cara memilih benih yang
baik.
2. Agar percobaan ini lebih teliti supaya hasilnya lebih maksimal dan
penempatan benih kacang hijau yang dibawah nungan lebih baik jika
diletakkan di dalam ruangan yang tidak tembus cahaya sehingga dapat
diamati dengan jelas perbedaannya.
3. Perhatikan praktikan pada saat menanam benih kacang hijau dan jagung, agar
apa yang ditanam tersebut bisa tumbuh dengan baik.
4. Diharapkan kepada praktikan agar benar-benar mengamati tanaman yang
ditelitinya sesuia jadwal yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Djakfar, Z.R, Dartius, Ardi, Suryati, D, Yuliadi, E, Hadiyono, Sjofyan, Y, Aswad,
M, dan Sagiman, S. 1990. Dasar-dasar Agronomi. Palembang : BKS-B
USAID.
Fitter, A.H, dan Hay, R.K.M. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
J. Vink, G. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. Jakarta : Yayasan Odor
Indonesia
Lakitan, B. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Oren L Justice dan Louis N Bass. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.
Jakarta : raja Grafindo Persada.
Setiawan, Asep dan Wahju Qamara Mugnisyah. 1995. Pengantar Produksi Benih.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suhardi. 2007. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Jakarta : Kanisius.
Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Tjitrosomo, S.S., Kusumaningrat, T., Sunarso, H., Mondong, R., Sudiato A. 1983.
Botani Umum I. Bandung : Angkasa Bandung.
Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Jakarta : Universitas
Gajah Mada.
LAPORAN PRAKTIKUMDASAR-DASAR AGRONOMI
‘‘PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI’’
Oleh :DADANG PRADANA S
05111001079
JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA2013