LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENYULUHAN
SATU JAM MENGENAL BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL (BPJS) INDONESIA
(JAMBAL ASIN)
Disusun oleh :
Fiona Lestari 130112130557
Ghaniyyatul Khudri 130112130535
Venna Magarita 130112132551
Yogie Setyabudi 130112130591
Preseptor IKM :
Dr. Henni Djuhaeni, dr. MARS
Preseptor Lapangan :
Liawaty Tarigan, dr.
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
KOTA BANDUNG
2015
Lembar Pengesahan
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
“BATU AKIK” BANTU ANAK DAN IBU KITA
Menyetujui dan Mengesahkan,
Bandung, 02 April 2015
Kepala UPT Puskesmas Salam, Kepala Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran,
Liawaty Tarigan, dr. Dr. Elsa Puji Setiawati, dr., MM
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan
UPT Puskesmas Purabaya di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Proses penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan
dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan. Oleh karena itu, kami
ingin menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, saran, dan bantuan
yang sangat berarti baik secara moral maupun material, kepada:
1. Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr. sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran.
2. Dr. Elsa Puji Setiawati, dr., MM sebagai Kepala Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
yang telah memberi kami kesempatan untuk dapat melakukan
pendidikan di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
3. Insi Farisa Desy Arya, dr., MSi selaku Koordinator PSPD Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat FKUP/RS Dr. Hasan Sadikin.
4. Irvan Afriandi, dr., MPH selaku preseptor dari bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang telah menyediakan waktu, memberikan saran, serta
membimbing dalam penyusunan laporan akhir ini.
iii
5. Vivi Wijayanti, dr., selaku preseptor lapangan Puskesmas DTP
Cidaun, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur yang telah
meluangkan waktu, tenaga serta memberikan bimbingan, dan masukan
dalam penyusunan laporan akhir ini.
6. Saribanon, A.Md., Ken selaku Kepala Puskesmas DTP Cidaun,
Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur yang telah memberikan
dukungan dalam penyelesaian laporan ini.
7. Staf Puskesmas DTP Cidaun, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur
yang telah banyak membantu selama kami melakukan kegiatan di
Puskesmas.
8. Rekan-rekan kelompok PSPD IKM FK UNPAD Puskesmas DTP
Cidaun, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik untuk penyusunan laporan yang lebih
baik lagi dikemudian hari. Kami berharap laporan ini dapat berguna dan bermanfaat
untuk semua pihak, khususnya untuk bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat maupun
Puskesmas DTP Cidaun, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur.
Bandung, April 2015
PSPD Ilmu Kesehatan Masyarakat
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR Iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Profil Puskesmas....................................................................................7
1.2.1 Peta Wilayah dan Luas Wilayah Kerja........................................7
1.2.2 Batas - Batas Wilayah Kerja........................................................7
1.3 Identifikasi Masalah...............................................................................8
1.3.1 Masalah Manajemen Kesehatan..................................................8
1.3.2 Masalah Derajat Kesehatan.........................................................9
1.3.3 Masalah Pelayanan Kesehatan...................................................10
1.3.4 Masalah Partisipasi dan Pengetahuan Masyarakat Terhadap JKN...................................................................................................12
1.4 Prioritas Masalah.................................................................................12
1.5 Prioritas Masalah Terpilih....................................................................13
1.6 Rumusan Masalah................................................................................14
1.7 Identifikasi Penyebab Masalah............................................................15
1.8 Konfirmasi Penyebab Masalah............................................................16
1.9 Penyelesaian Masalah..........................................................................16
1.9.1 Alternatif Penyelesaian Masalah...............................................16
v
1.9.2 Prioritas Penyelesaian Masalah.................................................17
1.10 Solusi Masalah Terpilih.......................................................................18
BAB II RENCANA PENANGGULANGAN MASALAH 19
2.1 Tujuan Penanggulangan Masalah........................................................19
2.1.1 Tujuan Umum............................................................................19
2.1.2 Tujuan Khusus...........................................................................19
2.2 Sasaran.................................................................................................19
2.3 Metode Penyuluhan.............................................................................19
BAB III PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENYULUHAN 21
3.1 Tema Kegiatan.....................................................................................21
3.2 Waktu dan Tempat Penyuluhan...........................................................21
3.3 Susunan Panitia....................................................................................21
3.4 Undangan Penyuluhan.........................................................................22
3.6 Susunan Acara.....................................................................................23
BAB IV EVALUASI KEBERHASILAN KEGIATAN 24
4.1 Evaluasi Program.................................................................................24
4.3 Hasil Evaluasi Program.......................................................................24
BAB V SIMPULAN 26
5.1 Simpulan..............................................................................................26
5.2 Rekomendasi........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN 31
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Masalah manajerial (input dan proses) 8
Tabel 1.2 Masalah Kesehatan UPT Puskesmas Salam Periode Oktober−Desember 2014 9
Tabel 1.3 Masalah Pelayanan Kesehatan Puskesmas Salam 10
Tabel 1.4 Matriks Kriteria Prioritas Masalah Kesehatan 13
Tabel 1.5 Alternatif Pemecahan Masalah 16
Tabel 1.7 Pemilihan Pemecahan Masalah 17
Tabel 3.1 Susunan Acara 23
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Lampiran 1 Daftar Hadir Penyuluhan 31
Lampiran 2 Daftar Peminjaman Aula 33
Lampiran 3 Leaflet BPJS 35
Lampiran 4Foto Kegiatan 36
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Profil Puskesmas
Puskesmas Cidaun merupakan jenis puskesmas dengan perawatan.
Puskesmas ini berlokasi di Jalan Pelabuhan Jayanti no.21 Kecamatan
Cidaun Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Puskesmas ini merupakan
puskesmas utama kecamatan Cidaun yang membawahi 4 Pustu, 1 Rumah
Bersalin, 1 Poskesdes, 3 Jumlah Rumah Dinas, 2 Ambulans, 1 Apotek, dan
1 Laboratorium.
1.2.1 Peta Wilayah dan Luas Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Salam terletak di RT 02 RW 06 Kelurahan Cihapit,
Kecamatan Bandung Wetan, Wilayah Cibeunying. Mempunyai satu wilayah kerja
kecamatan yang terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Citarum dan
Kelurahan Cihapit. Puskesmas Tamansari terletak di RT 05 RW 05 Kelurahan
Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, mempunyai satu wilayah kerja yaitu
Kelurahan Tamansari. Kecamatan Bandung Wetan memiliki luas wilayah 447,4
Ha meliputi tiga kelurahan yaitu kelurahan Citarum, Cihapit, dan Tamansari.13
1.2.2 Batas - Batas Wilayah Kerja
Batas wilayah Kecamatan Bandung Wetan:
1
2
Utara: Kecamatan Coblong
Timur: Kecamatan Cibeunying Kidul
Selatan: Kecamatan Sumur Bandung
Barat: Kecamatan Sukajadi
Wilayah Kelurahan Cihapit dan Citarum merupakan daerah perkotaan,
mempunyai letak strategis karena aksesnya dapat dengan mudah dijangkau
dengan jalan kaki, kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat ataupun dengan
angkutan umum. Pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Salam dimanfaatkan oleh
masyarakat di dalam maupun luar wilayah.13
1.3 Identifikasi Masalah
1.3.1 Masalah Manajemen Kesehatan
Tabel 1.1 Masalah manajerial (input dan proses)
No Komponen Masalah A Input 1 Sumber daya manusia
(Man)Kurangnya 7 sumber daya manusia antara lain, dokter umum kurang sebanyak 1 orang, perawat 1 orang, apoteker 2 orang, asisten apoteker 1 orang, tenaga gizi 1 orang, dan tenaga non kesehatan kurang sebanyak 1 orang.
2 Dana (money) Dana bantuan operasional kesehatan yang terserap oleh puskesmas masih kurang dengan kesenjangan 3,11% dari target.
3 Sarana-prasarana (machine)
- Jumlah ruang tidak mencukupi untuk kebutuhan pelayanan, tidak ada ruangan pertemuan di puskesmas salam.
- Jumlah alat tranportasi yaitu kendaraan bermotor kondisinya kurang baik.
- Jumlah peralatan kesehatan, perlengkapan administrasi kantor, dan peralatan rumah tangga masih kurang.
- Jumlah perlengkapan furnitur kurang memadai, ada yang kondisinya sudah rusak ringan, sedang, dan berat.
4 Sistem informasi puskemas (material)
- Sistem pencatatan menggunakan komputer belum digunakan secara maksimal
- Pelaporan dari sektor swasta belum tercakup.
3
5 Market - Penduduk miskin di Kelurahan Cihapit dan Citarum sebeanyak 312 jiwa (3,09% dari populasi) dan 110 jiwa belum memiliki jamkesmas.
- Jumlah penduduk kelompok usia rentan, yaitu remaja sebanyak 2620 (25,9% dari populasi total).
B Proses - Beberapa kegiatan ada belum berjalan dengan efektif karena kurangnya sumber daya manusia
Masalah manajerial meliputi input, dimana didalamnya terdiri darisumber
daya manusia, dana, sarana dan prasarana, sistem informasi puskesmas,
pengembangan dan program wajibpada masyarakat di wilayah kerja puskesmas
sebagai market maupun yang diluar puskesmas yang datang untuk berobat. Yang
kedua adalah proses yang merupakan fungsi manajemen yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian. Yang
terakhir adalah output, terdiri dari masalah pelayanan kesehatan yang dinilai dari
cakupan program puskesmas.15
1.3.2 Masalah Derajat Kesehatan
Masalah kesehatan dinilai berdasarkan penyakit yang paling banyak
menyebabkan morbiditas, penyakit yang paling banyak menyebabkan mortalitas,
dan status gizi buruk. Berikut adalah masalah kesehatan yang telah teridentifikasi.
Tabel 1.2 Masalah Kesehatan UPT Puskesmas Salam Periode Oktober−Desember 2014
No Masalah Kesehatan Jumlah KasusMorbiditas1 Penyakit infeksi saluran napas akut tidak spesifik 11742 Gastroduodenitis tidak spesifik 7973 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 6314 Myalgia 6265 Nasofaringitis akut (common cold) 3846 Karies gigi 2497 Hipertensi primer (esensial) 2138 Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang 207
4
tidak terklasifikasikan9 Gangguan gigi dan jaringan penunjang lainnya 18110 Diare dan gastroenteritis 155Mortalitas
1. Bayi 02. Balita 13. Ibu 0Gizi Buruk 0
Menurut data dari laporan bulanan Puskesmas Salam bulan Oktober
sampai dengan Desember 2014 didapatkan 3 penyakit terbanyak yang diderita
oleh warga yang berobat ke Puskesmas Salam adalah penyakit infeksi saluran
napas akut tidak spesifik, gastroduodenitis tidak spesifik, dan penyakit pulpa dan
jaringan periapikal.16
1.3.3 Masalah Pelayanan Kesehatan
Masalah pelayanan kesehatan di Puskesmas Salam dapat dievaluasi
dengan cara menilai kesenjangan dari program pelayanan kesehatan yang telah
ditetapkan sebelumnya seperti yang tercantum pada tabel.
Tabel 1.3 Masalah Pelayanan Kesehatan Puskesmas Salam
No. Indikator Kesenjangan (%)
1. Jamban Sehat -57,80
2.Cakupan penyuluhan kelompok oleh petugas dalam gedung Puskesmas
-54,00
3.Cakupan pembinaan UKBM dilihat melalui persentase (%) posyandu purnama dan mandiri
-40,00
4.Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui Penyuluhan kelompok oleh petugas di masyarakat
-27,10
5. Cakupan penderita DBD -25,00
6. Cakupan Campak -23,08
7. Kasus Diare yang ditemukan -22,96
8. Cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita -22,62
5
9. Cakupan TT2+ ibu hamil -22,50
10. Institusi yang dibina dan Tempat-Tempat Umum -22,40
11. Cakupan BCG -20,98
12. Ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe 1 -17,20
14. Cakupan DPT-HB3 -15,25
15. Ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe 3 -14,14
16. Cakupan DPT-HB1 -12,39
17. Cakupan Polio 4 -10,96
18. Cakupan penderita baru TB baru BTA (+) -10,71
19. Pelayanan anak balita -7,84
20. KB aktif -4,54
21. Kunjungan bayi 7,69
22. Linakes13,71
No. Indikator Kesenjangan (%)
24. Distribusi vit. A Bayi usia 6-11 bulan 15,00
25. Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 17,50
26. Sarana Air Bersih 20,00
28. Komplikasi kebidanan ditangani 20,45
29. Rumah Sehat 25,00
30. Tempat Pengolahan Makanan 25,00
31. Pengawasan Indsutri 25,00
32. K4 26,68
33. Kegiatan Klinik Sanitasi 75,00
Dari hasil analisis data, kesenjangan tertinggi terdapat pada jamban sehat
karena masih banyak rumah warga yang tidak dilengkapi dengan tangki septik.
Untuk menanggulangi hal tersebut, telah dilakukan program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) berupa pemicuan untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat mengenai perlunya jamban yang sehat.
6
Rendahnya cakupan penyuluhan kelompok oleh petugas dalam gedung
puskesmas disebabkan oleh jumlah tenaga puskesmas yang tidak mencukupi.
Sedangkan rendahnya cakupan pembinaan UKBM disebabkan oleh kurangnya
partisipasi masyarakat terhadap kegiatan dan program Puskesmas.
1.3.4 Masalah Partisipasi dan Pengetahuan Masyarakat Terhadap JKN
Partisipasi dan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Salam
dinilai dari data laporan bulanan kunjungan pasien dan melalui kuesioner kepad
42 responden yang diberikan secara acak melalui metode wawancara. Dilaporkan
sebanyak 70,50% pasien yang berkunjung ke puskesmas Salam pada bulan
Oktober – Desember 2014 belum terdaftar sebagai anggota JKN. Dari hasil
kuesioner didapatkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap JKN masih
rendah.
1.4 Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah, teknik yang digunakan adalah
Matriks Kriteria, dimana masalah yang telah ditentukan diberi skor 1 apabila
masalah ditinjau dari satu kriteria dianggap tidak penting dan diberi skor 5 apabila
masalah ditinjau dari satu kriteria dianggap sangat penting. Kriteria yang
digunakan adalah: Pentingnya masalah (importancy,I), ditinjau dari; besarnya
masalah (prevalence,P), akibat yang ditimbulkan (severity,S), kenaikan besarnya
masalah (rate of increase,RI), derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi
(degree of unmeet need,DU), rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public
concern,PCO), suasana politik (political climate,PCI). Kriteria selanjutnya adalah
7
kelayakan teknologi (Technical feasibility,T) dan sumber daya yang tersedia
(resources availability,R).15
Tabel 1.4 Matriks Kriteria Prioritas Masalah Kesehatan
No. Daftar MasalahI
T RJumlah
I x T x RPrioritas
P S RI DU SB PCo PCl
1. ISPA 3 1 1 1 2 1 1 3 3 90 III
2. Penyakit infeksi saluran cerna
2 2 1 1 2 2 1 3 3 99 II
3. Infeksi pulpa dan periapikal
1 1 1 1 2 1 1 3 3 72 IV
4. Kepesertaan JKN
4 4 3 5 5 4 5 2 1 120 I
1.5 Prioritas Masalah Terpilih
Prioritas masalah yang dipilih adalah masalah rendahnya kepesertaan
masyarakat dalam program JKN. Hal-hal yang menjadi pertimbangan pemilihan
masalah tersebut adalah:
1. JKN sedang menjadi topik nasional yang sedang hangat diperbincangkan
dan banyak menimbulkan pro dan kontra di berbagai lapisan masyarakat.
2. Jumlah kunjungan pasien peserta JKN adalah 29,5% dari seluruh total
kunjungan di puskesmas Salam. Ini menandakan bahwa pasien sakit yang
datang berobat ke puskesmas Salam lebih banyak berasal dari warga yang
belum menjadi peserta JKN.
8
3. Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif yang penyusun dapatkan dari
beberapa tokoh masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Salam serta
hasil dari kuesioner yang diberikan kepada masyarakat di wilayah kerja
UPT Puskesmas Salam secara acak melalui metode wawancara,
menunjukkan masih rendahnya kepesertaan masyarakat dalam JKN serta
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai JKN.
4. Serta masih rendahnya jumlah penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas
dalam upaya wajib program kesehatan dengan kesenjangan sebesar -54,0%
yang didalamnya termasuk penyuluhan dalam program JKN.
1.6 Rumusan Masalah
Setelah diperoleh prioritas masalah, perumusan masalah dilakukan agar
masalah dapat digambarkan secara kuantitatif. Gambaran kuantitatif yang
dimaksud diantaranya mencakup apa masalahnya (what), siapa yang terkena
masalah (who), berapa besar masalahnya (how), dimana masalah itu terjadi
(where), dan kapan masalah itu terjadi (when),15 sehingga masalah dapat
dirumuskan sebagai rendahnya tingkat kepesertaan masyarakat Kecamatan
Bandung Wetan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2014.
- Apa masalahnya (What)? Rendahnya kepesertaan JKN
- Siapa yang terkena masalahnya (Who)? Pasien yang terdaftar di
Puskesmas Salam
- Kapan masalah terjadi (When)? Bulan Oktober 2014 – Desember 2014.
9
- Dimana masalahnya terjadi (Where)? Wilayah kerja Puskesmas Salam
yang terdiri dari kelurahan Citarum dan Cihapit.
- Berapa besar masalahnya (How)? Dalam kurun waktu Oktober hingga
Desember 2014 terdapat 70,6% dari 5584 pasien belum terdaftar sebagai
peserta JKN.
1.7 Identifikasi Penyebab Masalah
Metode identifikasi penyebab masalah yang dipilih adalah dengan metode
Ishikawa karena diagram ini merupakan salah satu cara yang mudah untuk
mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah secara spesifik sehingga dapat
terhindar dari kemungkinan terlewatnya penyebab penting yang mungkin terjadi.15
Diagram tulang ikan dari Ishikawa merupakan suatu metode sederhana
yang dapat digunakan untuk menelusuri penyebab permasalahan. Setiap
kemungkinan permasalahan yang ditemukan akan dituliskan sebagai salah satu
“tulang ikan”, kemudian akan dipecah lagi dalam sub penyebab yang lebih kecil.
10
Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Tingkat Kepersertaan Kader Kelurahan Cihapit dan Citarum dalam Program JKN tahun 2014
1.8 Konfirmasi Penyebab Masalah
Untuk mengidentifikasi mengidentifikasi penyebab masalah rendahnya
tingkat kepesertaan masyarakat Kelurahan Cihapit dan Citarum dalam Program
JKN tahun 2014, dilakukan pengisian kuesioner terhadap 22 orang responden
yaitu kader Kelurahan Cihapit. Kuesioner dibagikan secara random sampling dan
dengan teknik wawancara. Dari pengolahan data, didapatkan data tentang
karakteristik responden sebagai berikut :
11
1.9 Penyelesaian Masalah
1.9.1 Alternatif Penyelesaian Masalah
Setelah diketahui penyebab masalah, kemudian dirumuskan alternatif
pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah tercantum pada tabel di
bawah.
Tabel 1.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
SDM Kurangnya jumlah petugas pemberi sosialisasi informasi
Advokasi kepada BPJS Kesehatan untuk penambahan SDM
Pengetahuan Kader • Kurangnya informasi yang komprehensif mengenai JKN dan bahwa JKN bersifat wajib.
• Persepsi yang kurang tepat mengenai JKN yang hanya untuk warga miskin.
Penyuluhan mengenai JKN
Fasilitas Kurangnya jumlah gedung JKN sebagai pusat interaktif.
Ketidaksesuaian jumlah pendaftar dengan fasilitas BPJS
Penambahan fasilitas pendaftaran BPJS
Akses pendaftaran • Lokasi kantor BPJS jauh• Belum tersedianya fasilitas
pendaftaran secara kolektif• Kurangnya sosialisasi
pendaftaran online
• Sosialisasi pendaftaran online
• Advokasi kepada BPJS Kesehatan untuk membuka sarana pendaftaran secara kolektif
1.9.2 Prioritas Penyelesaian Masalah
Setelah didapatkan alternatif pemecahan masalah, kemudian diambil satu
pemecahan masalah terpilih berdasarkan kriteria yang terdapat pada tabel
dibawah.
12
Tabel 1.6 Pemilihan Pemecahan Masalah
No.Alternatif Pemecahan Masalah
Indikator
Jumlah PrioritasBiaya
Kesulitan Teknis
Efek Samping
Penolakan terhadap
Perubahan
Waktu yang Diperlukan
1. Advokasi kepada BPJS Kesehatan untuk penambahan SDM untuk sosialisasi
5 2 2 2 1 40 II
2. Advokasi kepada BPJS Kesehatan untuk membuka sarana pendaftaran secara kolektif
5 1 1 1 1 5 III
3. Penyuluhan mengenai JKN
3 3 5 4 5 900 I
Seluruh kriteria diberi skor 1-5. Kriteria terdiri dari biaya, kesulitan teknis,
efek samping, penolakan terhadap perubahan, dan waktu yang diperlukan. Jumlah
skor yang paling besar menunjukkan pilihan pemecahan masalah yang paling
mungkin dapat dilakukan. Dari tabel di atas, penyuluhan mengenai JKN
mendapatkan skor yang paling besar.
1.10 Solusi Masalah Terpilih
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, pemecahan masalah terpilih yang
akan dilakukan adalah penyuluhan kepada masyarakat mengenai Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
13
BAB II
RENCANA PENANGGULANGAN MASALAH
2.1 Tujuan Penanggulangan Masalah
2.1.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan kader mengenai Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) di wilayah kerja Puskesmas Salam.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan kader mengenai JKN
2. Kader dapat mengetahui manfaat JKN
3. Kader mengetahui alur pendaftaran JKN
4. Kader mengetahui pembiayaan JKN
2.2 Sasaran
Sasaran primer pada acara ini adalah kader di Kelurahan Cihapit
Kecamatan Bandung Wetan. Sasaran sekunder pada acara ini merupakan
pemerintah daerah setempat dalam hal ini meliputi, ketua Rukun Tetangga (RT),
ketua Rukun Warga (RW), tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
2.3 Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan untuk melaksanakan penyuluhan ini adalah
metode teatrikal dan talkshow. Untuk menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian, atau pesan secara lisan sehingga dapat dipahami oleh peserta.
14
Pada penyuluhan ini, dilakukan metode ceramah interaktif yaitu berupa :
1. Pre-test
2. Role play
3. Penyuluhan oleh mahasiswa PSPD
4. Tanya jawab/talkshow
5. Post-test
15
BAB III
PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENYULUHAN
3.1 Tema Kegiatan
Penyuluhan yang dilaksanakan adalah bertemakan “BATU AKIK” (Bantu
Anak dan Ibu Kita).Bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan ini adalah
penyuluhan materi mengenai tugas dan fungsi kader, penyebab kematian ibu,
tanda-tanda kehamilan, tanda-tanda bahaya kehamilan, resiko tinggi ibu hamil,
gejala infeksi, anemia, pre-eklamsi, eklamsi, pentingnya kunjungan kehamilan,
penyebab kematian bayi, asfiksia, bayi berat lahir rendah, tetanus neonatorum,
pelayanan kesehatan neonatus, pentingnya bersalin pada tenaga kesehatan, dan
pelayanan kesehatan ibu nifas
3.2 Waktu dan Tempat Penyuluhan
Hari/Tanggal : Kamis, 2 April 2015
Waktu : 08.00-11.30 WIB
Tempat : Aula Puskesmas DTP Cidaun, Jalan Pelabuhan Jayanthi
No.21, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, 43275,
Jawa Barat
Alasan memilih Aula Puskesmas DTP CIdaun sebagai tempat penyuluhan
adalah karena adanya sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
penyuluhan, seperti meja, karpet, projector, sound system, dan lain-lain selain
lokasinya yang lebih mudah dijangkau oleh warga desa Cidamar. Selain itu,
16
pemilihan Desa CIdamar sebagai tempat penyuluhan adalah atas permintaan dari
pihak Puskesmas yang menjadikan Desa Cidamar sebagai desa pilot project
program KIA/KB Puskesmas Cidaun.
3.3 Susunan Panitia
Susunan kepanitiaan untuk kegiatan penyuluhan “BATU AKIK” adalah
sebagai berikut:
Pembimbing IKM : Irvan Afriandi,dr. MPH
Pembimbing lapangan : Vivi Wijayanti, dr
Ketua panitia pelaksana : Putri Senna Rahayu
Sekretaris : Amila Hanifan Muslimah
Bendahara : Sharmila Nair Mohan
Acara dan Pubdekdok : Herning Adinda
Logistik : R. Dimas Hardiana Putra
Humas & Perizinan : Silvia Hardiyanti
Konsumsi : Diva Octavia Sarah
3.4 Undangan Penyuluhan
1) Kepala Puskesmas DTP Cidaun
2) Dosen Pembimbing Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK
UNPAD
17
3) Dosen Pembimbing Lapangan Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat
4) Kepala Kecamatan Cidaun
5) Kepala Desa Cidamar
6) Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas DTP Cidaun
7) Bidan desa
8) Kader desa
3.6 Susunan Acara
Susunan acara untuk kegiatan penyuluhan kami adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Susunan Acara Penyuluhan “BATU AKIK”
No. Jam Acara1 07.00-08.00 Persiapan Acara2 08.00-08.30 Pendaftaran peserta penyuluhan
Pembagian dan pengisian Pretes3 08.30-09.00 Pembukaan oleh MC
Sambutan dari Ketua PelaksanaSambutan dari Pembimbing LapanganSambutan dari Pembimbing IKM FKUPSambutan dari Kepala Puskesmas DTP CidaunSambutan dari Kepala Desa Cidmar
45
09.00-10.1510.15-10.30
Materi PenyuluhanTanya Jawab
7 10.30-11.00 Posttest8 11.00-11.30 Penutupan
Pembagian SertifikatFoto Bersama
18
BAB IV
EVALUASI KEBERHASILAN KEGIATAN
1.1 Hasil Evaluasi Program
Kegiatan dimulai sesuai jadwal susunan acara, yaitu pukul 08.00 WIB. kegiatn
berakhir tepat waktu sesuai yang dijadwalkan dalam susunan acara, yaitu pukul
11.30 WIB. Peserta penyuluhan memiliki antusiasme yang tinggi saat acar
berlangsung dan aktif dalam sesi tanya jawab, namun dikarenakan keterbatasan
waktu yang sudah dijadwalkan pertanyaan dibatasi menjadi 3 pertanyaan.
Kegiatan dimulai sesuai dengan yang dijadwalkan di susunan acara, yaitu dimulai
pukul 14.00. Kegiatan berakhir tepat waktu sesuai dengan yang dijadwalkan di
susunan acara, yaitu berakhir pukul 16.00. Peserta penyuluhan memiliki
antusiasme yang tinggi saat acara berlangsung dan aktif dalam diskusi, dilihat
dari jumlah pertanyaan yang ditanyakan sebanyak 10 pertanyaan.
Analisis hasil pre-test dan post-test digunakan sebagai indikator evaluasi
keluaran (output). Hasil peserta yang mengikuti pre-test dan post-test adalah nilai
pretest terkecil yaitu 32 yang didapatkan oleh 1 orang sementara nilai terkecil saat
post test adalah 48 yang didapat oleh 1 orang dan nilai pretest terbesar yaitu 72
sementara nilai terbesar saat post test adalah 92 Nilai rata-rata.mean pre-test-
penyuluhan adalah 52dari skala 100. Sedangkan untuk nilai post-test adalah 71.24
dari skala 100.
Data menunjukkan bahwa 36 orang peserta atau 100% dari total
keseluruhan peserta yang mengikuti penyuluhan mengalami kenaikan nilai. Data
19
nilai mean yang menunjukkan peningkatan nilai pre-test dan post-test
menunjukkan bahwa 100% dari total keseluruhan peserta mengalami peningkatan
nilai bahwa peserta dapat menerima materi yang diberikan dengan sangat baik.
Hasil pre test dan post test diolah menggunakan program SPSS 16.0.
Angka rata-rata pre test dan post test memiliki distribusi data yang tidak normal.
Nilai pre test dan post test diuji dengan tes non parametrik yaitu uji Wilcoxon.
Melalui uji non parametrik tersebut diketahui peningkatan nilai rata-rata post test
terhadap pre test bermakna secara statistik karena p=0.000 (p<0.05).
Setelah dilakukan uji statistik data pre-test dan post-test menggunakan uji
perbandingan didapatkan hasil yang signifikan (p<0.05), sehingga berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penyuluhan yang diberikan telah berhasil
meningkatkan pengetahuan tentang tugas dan fungsi kader, penyebab kematian
ibu, tanda-tanda kehamilan, tanda-tanda bahaya kehamilan, resiko tinggi ibu
hamil, gejala infeksi, anemia, pre-eklamsi, eklamsi, pentingnya kunjungan
kehamilan, penyebab kematian bayi, asfiksia, bayi berat lahir rendah, tetanus
neonatorum, pelayanan kesehatan neonatus, pentingnya bersalin pada tenaga
kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas kepada kader di DTP Puskesmas
Cidaun di Desa Cidamar
20
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
Setelah meninjau hasil evaluasi pencapaian terhadap masukan (input),
proses (process), dan keluaran (output) dapat disimpulkan bahwa kegiatan
penyuluhan “ Bantu Anak dan Ibu Kita” (BATU AKIK) di DTP Puskesmas
Cidaun di Desa Cidamatr berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari tercapainya
semua poin indikator keberhasilannya.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang tugas dan fungsi kader, penyebab
kematian ibu, tanda-tanda kehamilan, tanda-tanda bahaya kehamilan, resiko tinggi
ibu hamil, gejala infeksi, anemia, pre-eklamsi, eklamsi, pentingnya kunjungan
kehamilan, penyebab kematian bayi, asfiksia, bayi berat lahir rendah, tetanus
neonatorum, pelayanan kesehatan neonatus, pentingnya bersalin pada tenaga
kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas kepada kader di DTP Puskesmas
Cidaun di Desa Cidamar terjadi peningkatan pengetahuan yang dapat dilihat dari
peningkatan nilai rata-rata dari pre-test ke post-test sebesar 52.00 menjadi 71.24
dengan nilai uji statistik yang bermakna p=0.000 (p<0.05)
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi penulis berdasarkan evaluasi penyuluhan BATU AKIK di
Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun adalah sebagai berikut:
21
1. Peserta mampu berbagi informasi mengenai kesehatan ibu hamil dan
bayi baru lahir kepada masyarakat sekitar secara umum, serta kader desa
yang tidak dapat menghadiri kegiatan penyuluhan dan ibu hamil yang
datang ke Posyandu secara khusus.
2. Adanya tindak lanjut dari pihak Puskesmas untuk melakukan
penyuluhan di desa lain di wilayah kerja Puskesmas DTP Cidaun
tentang kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir.
3. Peserta penyuluhan dapat menginisiasi kegiatan lanjutan, terutama
kegiatan di Posyandu, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
Desa Cidamar mengenai penyakit kesehatan ibu hamil dan bayi baru
lahir.
4. Masyarakat Desa Cidamar diharapkan dapat melaksanakan upaya
promosi kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir dan pencegahan
kematian ibu dan bayi.
22
DAFTAR PUSTAKA
1.
23
LAMPIRAN