Transcript

LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridha

Nya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Kinerja (LKJ) tahun 2016, sebagai bentuk komitmen nyata Dinas dalam mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).

Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh tahun 2016

merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Dinas dalam melaksanakan Kegiatan, Program, Kebijakan, Sasaran, Tujuan, Misi dan Visi dari

Dinas. LKJ disusun dalam rangka menginformasikan pencapaian kinerja Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Aceh selama tahun 2016 baik itu berupa keberhasilan ataupun kegagalan.

Penyusunan LKJ ini menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas, namun disadari

belum seluruh materi yang disajikan dalam laporan ini mencapai kesempurnaan, oleh karena

itu sangat diharapkan adanya masukan dan saran. Selanjutnya laporan ini diharapkan dapat

menjadi masukan kepada Pimpinan dalam menentukan strategi dan kebijakan yang akan

diambil untuk meningkatkan kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam

melaksanakan tugasnya dimasa mendatang.

Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam menyumbangkan pikiran

sehingga tersusunnya laporan ini diucapkan terima kasih.

Banda Aceh, Februari 2017

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan

PROF. DR. IR. ABUBAKAR KARIM, MS

NIP. 19621010 198811 1 001

LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

ii

DAFTAR ISI

Halaman :

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vi

IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ vii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ................................. 2

C. STRATEGIC ISSUED ....................................................................... 4

D. STRUKTUR ORGANISASI ............................................................... 7

BAB II. PERENCANAAN KINERJA .................................................................... 8

A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012-2017 .................................... 8

1. VISI dan Misi ............................................................................. 8

2. Tujuan ...................................................................................... 8

3. Sasaran ..................................................................................... 9

4. Kebijakan dan Program ............................................................ 9

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ............................................... 11

C. PERJANJIAN KINERJA .................................................................... 12

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................... 13

A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA ............................................... 13

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ........................................................ 15

C. REALISASI ANGGARAN ................................................................. 49

LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

iii

BAB IV. PENUTUP ............................................................................................ 51

A. KESIMPULAN ................................................................................ 51

B. SARAN .......................................................................................... 54

LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan ....11 Tabel 2. Pengukuran Capaian Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2016 ........................................................................................13 Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT & JITUT untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2015 dan 2016 ....16 Tabel 4. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan Tahun 2015 & 2016 .........23 Tabel 5. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016..................................................26 Tabel 6. Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras di Prov. Aceh Tahun 2016 .....28

Tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016..................................................32 Tabel 8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kedele Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016..................................................34 Tabel 9. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, & ubi Jalar Provinsi Aceh Tahun 2015 & 2016 ...37 Tabel 10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Komoditi Hortikultura Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016 .............................44

LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT Tahun 2012- 2016 .............18

Grafik 2. Perkembangan Kegiatan Optimasi Lahan Tahun 2012 - 2016 ..........19

Grafik 3. Perkembangan NTP Tahun 2012 – 2016 ...........................................21

Grafik 4. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2012 - 2016 .............................29

Grafik 5. Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012 - 2016 ......................30

Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedele Tahun 2012 - 2016 ......35

Grafik 7. Perkembangan Produktivitas Jagung dan Kedele Tahun 2012 - 2016 .............................................................................36 Grafik 8. Perkembangan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 - 2016 ..............................................................38 Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 - 2016 ..............................................................39 Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun 2012-2016 ...............................................................................46 Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura Tahun 2012-2016 ...............................................................................48

LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. RENCANA AKSI ATAS HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN .....................57

LAMPIRAN 2. FORMULIR INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) .........................59

LAMPIRAN 3. FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)........................60

LAMPIRAN 4. FORMULIR PERJANJIAN KINERJA ...............................................62

LAMPIRAN 5. FORMULIR REALISASI KINERJA TRIWULAN II .............................65

LAMPIRAN 6. FORMULIR PENGUKURAN KINERJA ...........................................68

LAMPIRAN 7. STRUKTUR ORGANISASI .............................................................70

LAMPIRAN 8. JUMLAH PNS DAN KONTRAK ....................................................74

LAMPIRAN 9. JUMLAH SDM FUNGSIONAL .....................................................75

LAMPIRAN 10. JUMLAH SDM PADA SKPA DINAS PERTANIAN ..........................76

LAMPIRAN 11. REKAPITULASI PNS BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL ......77

LAMPIRAN 12. KUALIFIKASI PENDIDIKSN PNS PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH .........................................................78 LAMPIRAN 13. LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN APBA ....................79

LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

vii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh Tahun 2016 merupakan dokumen pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewenangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, pengelolaan sumber daya dan sumber dana melalui program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang ditetapkan.

Untuk menjamin pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan pertanian Aceh, telah ditetapkan 4 (empat) sasaran strategis dan 9 (sembilan) indikator kinerja, guna mengukur tingkat pencapaian target sasaran strategis. Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Dinas Pertanian adalah; (1) Peningkatan luas lahan pertanian, prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian Tanaman Pangan, (2) Meningkatnya pendapatan petani, (3) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan, dan (4) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman hortikultura.

Realisasi dari sasaran-sasaran strategis secara umum dapat dicapai dengan baik, meskipun tidak semua sasaran dapat mencapai target yang ditetapkan. Untuk sasaran strategis pertama yaitu Peningkatan luas lahan pertanian, prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian Tanaman Pangan, indikator jumlah rehabilitasi/pembangunan JITUT mempunyai pencapaian target 68,62 persen, sedangkan untuk indikator jumlah rehabilitasi/pembangunan JUT pencapaian target 37,94 persen, dan untuk Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi mempunyai pencapaian 0 persen akibat tidak lengkapnya beberapa syarat dalam pengajuan proposal oleh kelompok tani.

Sasaran strategis meningkatnya pendapatan petani dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan dan hortikultura tidak mencapai target yang telah ditetapkan, namun demikian capaian NTP Tanaman Hortikultura mempunyai nilai 104,13 persen atau diatas 100 yang berarti petani masih memperoleh keuntungan dengan usahatani tanaman hortikultura yang diusahakannya, sedangkan NTP tanaman pangan mempunyai nilai 93,56 persen atau berada di bawah nilai 100 yang berarti biaya produksi dan biaya kebutuhan konsumsi yang dikeluarkan petani lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperolehnya.

Untuk sasaran meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan, berdasarkan Angka Ramalan II 2016, pada indikator jumlah produksi tanaman pangan, hanya komoditi Jagung yang mempunyai realisasi diatas target yaitu 114,69 persen, Pencapaian produksi terendah adalah komoditi Kedele dengan pencapaian 33,58 persen terhadap target, Produksi Kedele dalam tiga tahun terakhir mengalami trend penurunan akibat menurunnya minat petani menanam kedele sebagai akibat dari rendahnya harga pasar. Sedangkan pada indikator produktivitas, tidak ada komoditi pangan yang melebihi target yang ditetapkan, namun semua komoditi mempunyai pencapaian diatas 90 persen terhadap target. Produksi Padi tahun ini mengalami penurunan 0,42 persen atau 9.718 Ton dibandingkan tahun lalu, sedangkan produktivitasnya mengalami peningkatan 3,18 persen dari tahun 2015.

LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

viii

Penurunan produksi padi tahun ini terjadi akibat adanya pengaruh iklim, perbaikan irigasi di beberapa kabupaten, pergeseran musim tanam, dan penurunan luas lahan sawah. Produksi jagung tahun 2016 meningkat cukup tinggi yaitu sekitar 39,78 persen atau sejumlah 81.605 ton dari produksi tahun 2015, demikian halnya dengan produktivitas yang juga mengalami peningkatan di tahun 2016 sekitar 0,70 persen. Beberapa komoditi pangan lainnya seperti Kedele, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar tidak mencapai target produksi pada tahun ini, selain itu juga mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2015. Indikator ketiga terkait sasaran strategis ini adalah Pengamanan Produksi Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI, untuk komoditi Kacang Hijau luas lahan yang berhasil diamankan dari gangguan OPT dan DPI adalah 100 persen dari target luas tanamnya, sedangkan komoditi pangan lainnya realisasi rata-rata mencapai 99 persen dari target luas tanam yang ditetapkan.

Sasaran strategis Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman hortikultura, pada indikator kinerja Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura, tidak ada komoditi yang melebihi target produksi yang telah ditetapkan, sedangkan pada indikator kinerja Produktivitas Tanaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target produktivitas tahun 2016 adalah komoditi Bawang Merah, Cabe Besar, dan Cabe Rawit. Komoditi hortikultura yang mengalami kenaikan produksi dari tahun sebelumnya hanya Bawang Merah, dengan peningkatan produksi sebesar 9,59 persen. Sedangkan komoditi hortikultura lainnya seperti tanaman Kentang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Pisang, Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan turun masing-masing 27,66 persen, 22,44 persen, 29,40 persen, 27,27 persen, 16,36 persen, 17,56 persen, dan 15,58 persen terhadap tahun lalu. Dari beberapa komoditi unggulan hortikultura di Provinsi Aceh, terdapat empat komoditi yang mempunyai produksi terbanyak pada tahun 2016, yaitu Kentang, Pisang, Cabe Rawit, dan Cabe Besar.

Selanjutnya berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningktankan kinerja Dinas antara lain dengan penyediaan sarana dan prasarana pertanian secara optimal dalam mendukung pencapaian produksi dan produktivitas, mengoptimalkan kembali lahan-lahan yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi, mendorong dan memfasilitasi petani dan generasi muda agar tetap mempunyai minat tinggi dalam melakukan budidaya komoditi pertanian, dan meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait pelaksaaan kegiatan dan peningkatan kesejahteraan petani, serta penerapan reward and punishment kepada Kabupaten/Kota yang berhasil ataupun gagal dalam usahanya meningkatkan produksi dan produktivitas. Secara keseluruhan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dialokasikan anggaran sebesar Rp.212.876.726.900,- dengan realisasi keuangan Rp. 176.140.093.547,- (82,74 persen) dan realisasi fisik 86,56 persen .

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

ridhaNya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan telah dapat menyelesaikan penyusunan

Laporan Kinerja (LKJ) tahun 2016, sebagai bentuk komitmen nyata Dinas Pertanian

Tanaman Pangandalam mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good

governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).

Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan

pengelolaan sumber daya yang dimilki wajib dilakukan oleh instansi dengan cara membuat

Laporan Kinerja (LKJ) yang melaporkan hal-hal yang menjadi lingkup tanggung jawab

instansi, mencakup capaian sasaran pembangunan atau pencapaian sasaran-sasaran

strategis di tingkat Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA).

LKJ ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pemberdayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 53Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah. Perpres dan Permen PAN & RB ini memberikan tuntutan kepada semua

instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Kinerja sebagai bagian integral dari siklus

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan

Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah :

a. Dapat diketahuinya kegiatan yang telah dilaksanakan;

b. Dapat diketahuinya perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan beserta hasil

evaluasi terhadap realisasi kinerja tahun ini dan beberapa tahun terakhir;

c. Sebagai dasar untuk pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya;

d. Sebagai perwujudan kewajiban Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mencapai

misi organisasi.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

2

Laporan Kinerja Tahun Anggaran 2016 ini adalah untuk memberikan informasi

tentang hasil pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) melalui DPA APBA

Dinas Pertanian Tanaman Pangan.

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOKDAN FUNGSI

Dinas Pertanian Tanaman Pangan berkedudukan dibawah Pemerintah Aceh dan

bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Pemerintah Acehmelalui Sekretaris Daerah.

Dalam mengemban tugas di bidang pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan berupaya

menata dan membangun pertanian serta perekonomian petani di daerah Provinsi Aceh.

Demi mencapai maksud dan tujuan tersebut, berbagai Program/Kegiatan dilaksanakan oleh

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan memperhatikan berbagai potensi yang dimiliki

dan menyesuaikan dengan perkembangan daerah sehingga dampak pembangunan yang

dilakukan dapat dirasakan maksimal khususnya oleh masyarakat tani.

Adapun tugas pokok Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah sebagai

berikut :

1. Pelaksaan urusan ketatausahaan Dinas;

2. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

3. Perumusan kebijakan dan melaksanakan pembinaan teknis di bidang Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura;

4. Penyusunan program di Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;

5. Pembinaan izin usaha, pelaksanaan pelayanan dan penyuluhan di bidang Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura;

6. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan dan pengendalian serta pembinaan;

7. Pengembangan sentra peningkatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

8. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pertanian tanaman pangan dan

hortikultura; dan

9. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD).

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

3

Agar dapat menjalankan fungsi dan tugas pokok di atas maka Pemerintah

memberikan beberapa kewenangan kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan, yaitu :

1. Menyusun perencanaan dan melakukan pengendalian pembangunan secara makro di

bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;

2. Menetapkan standar pelayanan minimal dalam bidang Pertanian Tanaman Pangan

yang wajib dilaksanakan olek kabupaten/kota;

3. Menetapkan standar pembibitan/perbenihan Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura;

4. Menyediakan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam bidang pertanian

tanaman pangan dan hortikuktura;

5. Melakukan promosi ekspor komoditas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura

unggulan daerah provinsi;

6. Mengatur penggunaan benih unggul Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura;

7. Menetapkan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura terpadu

berdasarkan kesepakatan dengan kabupaten/kota;

8. Melaksanakan penyidikan penyakit di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura lintas kabupaten/kota;

9. Menyediakan dukungan pengendalian eradiksi organisme pengganggu tumbuhan,

hama dan penyakit di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura;

10. Melakukan pengawasan perbenihan, pupuk pestisida alat dan mesin di bidang

pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

11. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia bidang pertanian

tanaman pangan dan hortikultura; dan

12. Melakukan pengendalian mutu dan keamanan pangan serta memberikan pelayanan

teknisadministrasi kepadan instansi terkait dalam rangka peningkatan pertanian

tanaman pangan dan hortikultura.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

4

C. STRATEGIC ISSUED

Adapun isu strategis dalam menjalankan agenda pembangunan pada Dinas

Pertanian Tanaman Pangan adalah sebagai berikut;

1. Angka produktivitas komoditi unggulan masih dibawah rata-rata Nasional

Angka produktivitas rata-ratakomoditi padi dan jagung di Provinsi Aceh masih

dibawah rata-rata nasional yaitu Padi 52,17Ku/Ha dan Jagung 43,06 Ku/Ha sedangkan

rata-rata Nasional berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016 untuk komoditi Padi

adalah 52,64Ku/Ha dan Jagung 52,83Ku/Ha. Namun jika dibandingkan dengan tahun

2015 baik produktivitas komoditi Padi dan Jagung di tahun 2016 mengalami

peningkatan meskipun belum mencapai rata-rata nasional. Untuk itu berbagai usaha

terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas yang nantinya akan berimbas pada

peningkatan produksi komoditi tanaman pangan.

2. Jaringan irigasi yang belum merata

Sebanyak 40 persen luas lahan pertanian di provinsi Aceh belum memiliki

jaringan irigasi. Padahal Aceh sudah ditetapkan sebagai daerah lumbung pangan

nasional.Dari 294 ribu hektar luas lahan sawah di Aceh, hanya 60 persen yang memiliki

irigasi dan selebihnya belum memiliki jaringan irigasi. Sehingga hanya 60 persen dari

luas lahan pertanian itu yang yang bisa ditanam 2 kali dalam setahun karena sudah

memiliki jaringan irigasi, sedangkan 40 persen tidak memiliki jaringan dan hanya sekali

menanam dalam setahun dan hanya mengandalkan tadah hujan. Untuk itu, Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Aceh melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan hasil

produksi padi, salah satunya dengan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).Indeks

pertanaman adalah meningkatkan luas lahan sawah yang ditanam 2 kali dalam setahun.

Tahun 2015 indeks pertanaman Aceh adalah 1,6, artinya ada 60 persen lahan sawah di

Aceh yang ditanami padi 2 kali dalam setahun dan 60 persen itu merupakan lahan

sawah ber irigasi. Untuk meningkat IP tersebut, di tahun 2016 ini Dinas Pertanian

Tanaman Pangan mengoptimalkan berbagai jaringan irigasi, tapi bukan irigasinya,

karena pembagunan irigasi merupakan kewenangan Dinas Pengairan, sedangkan

kewenangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan hanya membagun, merehab dan

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

5

mengoptimalkan jaringan irigasi tersier saja. Usaha ini dilakukan untuk untuk

meningkatkan produksi padi di tahun 2016.

3. Pemasaran hasil pertanian yang belum maksimal

4. Masih terbatasnya akses petani terhadap permodalan

Salah satu masalah utama dalam pengembangan usahatani adalah pemasaran

produk dan akses permodalan dari pihak perbankan. Untuk konteks Pemerintah Aceh,

melihat kondisi riil sektor pertanian yang identik dengan kemiskinan dan

ketidakberdayaan, maka sangat diperlukan untuk memecahkan berbagai persoalan

yang dihadapi oleh para petani kita. Hal ini bisa kita lihat dari Rencana Strategis

Kementerian Pertanian RI 2015-2019 bahwa satu masalah utama pengembangan

usaha tani adalah susahnya akses permodalan dari pihak perbankan. Sebagai solusi

yang direncanakan dan diupayakan kedepan adalah dengan mendorong berdirinya

bank pertanian sebagai sumber pembiayaan kegiatan pertanian dari hulu hingga hilir.

Usaha lain yang dilakukan Kementerian Pertanian melalui pembiayaan dari

APBN T.A 2016 untuk membantu petani dalam mengelola usahataninya, khususnya

usahatani padi yang sering kali dihadapkan pada resiko ketidakpastian sebagai akibat

dampak negatif perubahan iklim yang merugikan petani adalah dalam bentuk Asuransi

Pertanian. Asuransi Pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat memberikan

ganti rugi akibat kerugian usahatani sehingga keberlangsungan usahatani dapat

terjamin. Melalui asuransi usahatani padi dapat memberikan jaminan terhadap

kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit

tumbuhan atau OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan), sehingga petani akan

memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangsungan usahataninya.

5. Kurangnya tenaga penyuluhan pertanian

Masih kurangnya tenaga penyuluh pertanian untuk melakukan pendampingan

terhadap petani dapat berimbas pada menurunnya produktivitas tanaman, khususnya

tanaman pangan.

Jumlah tenaga penyuluh, khususnya yang berasal dari Pengawai Negeri Sipil

(PNS) terus mengalami penyusutan setiap tahunnya dikarenakan banyak yang

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

6

memasuki masa pensiun dan lain-lain. Di Acehterdapat sekitar 2.970 tenaga penyuluh,

dari jumlah tersebut 1.032 merupakan tenaga penyuluh dari jajaran PNS, sementara

sisanya THL-PP (Tenaga Harian Lepas Penyuluh Pertanian). Untuk mengatasi kebutuhan

kekurangan tenaga penyuluh pertanian, tahun ini Kementerian Pertanian melalui Badan

Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengusulkan THL-PP yang

berada di masing-masing Kabupaten/Kota untuk menjadi CPNS Penyuluh Pertanian.

6. Belum lancarnya distribusi pupuk dan benih

Keterlambatan distribusi pupuk dan benih menjadi penghambat pencapaian

swasembada pangan, terlambatnya pasokan pupuk dan benih memberikan kerugian

besar dalam produksi pertanian dan keterlambatan tersebut juga memberi dampak lain

seperti kenaikan biaya-biaya produksi yang lainnya. Keterlambatan penyaluran benih

dan pupuk subsidi tersebut karena mekanisme pengadaan harus melalui tender dan

cara tersebut memerlukan waktu yaitu dari proses pengumuman tender, proses seleksi,

lalu mengumumkan pemenangnya, ditambah lagi jika terjadi komplain,ini yang

membuat penyaluran benih dan pupuk sering terlambat.

Karena itu untuk mempercepat penyaluran pupuk, benih dan bantuan alat mesin

pertanian, pemerintah sejak akhir tahun 2014 mengubah mekanisme bantuan, yaitu

dengan sistem Penunjukan Langsung, sehingga penyalurannya bisa cepat dan lancar

yang pada akhirnya dapat mendukung peningkatan produksi.

7. Alih fungsi lahan produktif (lahan sawah)

Saat ini dunia pertanian, khususnya sawah di Aceh memang sedang mengalami

sedikit tantangan dengan maraknya pengalihfungsian lahan menjadi kawasan

pembangunan. Sedikitnya dua persen per tahun lahan sawah di Aceh berkurang akibat

beralih fungsi menjadi lahan bangunan.

Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil mengungkapkan, untuk mencegah

terjadinya konversi lahan, Pemerintah akan memberikan insentif dan disinsentif. Hanya

saja, hal ini masih dibahas lebih lanjut. Penerapan Program Sawah Abadi diyakini tidak

akan mengganti rencana tata ruang wilayah.Hanya saja, diharapkan Pemerintah Daerah

juga dapat mendukung rencana ini.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

7

D. STRUKTUR ORGANISASI

Dinas Pertanian Tanaman Pangan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur

Aceh melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas dan Sekretaris yang menangani masalah intern Dinas.

Secara teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan memiliki 4 (empat) Bidang yaitu:

Bidang Produksi Padi, Palawija, dan Hortikultura; Bidang Program dan Pelaporan; Bidang

Usaha Tani dan Pengembangan Lahan; Bidang Perlindungan Tanaman. UPTD ada 5 (lima)

yaitu: Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; Balai Pengawasan & Sertifikasi

benih; Balai Benih Hortikultura Saree; Mekanisasi Pertanian; dan Balai Benih Tanaman

Pangan. Untuk sekolah pertanian ada 3 (tiga) yaitu SMK-PP Negeri Saree, SMK-PP Negeri

Kutacane, SMK-PP Negeri Bireun.

Sampai dengan akhir tahun 2016 jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Aceh adalah 564 orang, yang terdiri dari 535 orang pegawai

daerah dan 29 orang pegawai pusat. Berdasarkan kualifikasi golongan, golongan I

berjumlah 4orang, golongan II berjumlah 87 orang, golongan III berjumlah 383 orang,

golongan IV berjumlah 61 orang. Sedangkan berdasarkan jumlah SDM Fungsional

berjumlah 160 orang yang memiliki tugas sebagai penyuluh pertanian, PBT (Pengawas

Benih Tanaman), POPT, Arsiparis, Veteriner, dan Guru. Sedangkan PNS strukturalDinas

Pertanian Danaman Pangan (Staf dan Eselon) berjumlah 375.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

8

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Sebagai perpanjangan tugas pemerintah dibidang pertanian, Dinas Pertanian

Tanaman Panganberusaha melaksanakan segala tugas yang diembankan dengan sebaik

mungkin, melalui perencanaan yang terprogram dan mengakomodir harapan semua pihak

terutama masyarakat tani.

A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012-2017

Berdasarkan Rencana Strategik 5 (lima) tahunanDinas Pertanian Tanaman

Pangan tahun 2012-2017, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang

mungkin timbul maka untuk tahun anggaran 2016 Dinas Pertanian Tanaman Pangan

menetapkan beberapa sasaran strategis, dimana sasaran-sasaran strategis tersebut

merupakan implementasi dari visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan.

1. Visi dan Misi

Visi : Aceh Sebagai Lumbung Pangan Nasional 2017

Misi : 1. Meningkatkan produksi, produktivitas, dan nilai tambah komoditi tanaman

pangan dan hortikultura

2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani dan petugas

3. Meningkatkan kemitraan usahatani antara swasta dan petani

4. Meningkatkan aksesibilitas modal (koordinatif) dan pasar

5. Melakukan reformasi birokrasi bidang pembangunan pertanian tanaman pangan

dan hortikultura

2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai untuk jangka waktu satu sampai lima tahun adalah :

a. Revitalisasi Perbenihan Daerah

b. Peningkatan Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

c. Penguatan Alat Mesin Pertanian dan Kelembagaan UPJA Provinsi

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

9

d. Rehabilitasi Prasarana Pertanian dan Penanganan Pasca Panen serta Nilai Tambah

e. Peningkatan Peran Koordinasi Penyuluhan/Tenaga Fungsional dan Kelembagaan

Petani

3. Sasaran

Adapun sasaran dan langkah–langkah strategis yang dirumuskan dalam tahun 2016

yaitu sebagai berikut:

a. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi

Tingkat Usaha Tani(JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian

Tanaman Pangan

b. Meningkatnya Pendapatan Petani

c. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

d. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura

4. Kebijakan dan Program

Kebijakan Prioritas untuk melaksanakan Visi dan Misi dalam upaya pencapaian tujuan

dan sasaran strategis SKPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah :

1. Penyelesaian/penyediaan benih bermutu kepada petani.

2. Pengaturan dan Deminasi Musim Tanam (Kaleder Tanam / Katam).

3. Penanganan Ketersediaan air di lahan kering.

4. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil.

5. Meningkatkan Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman

Kebijakan dalam Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah;

1. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen perkantoran, dukungan administratif,

pengawasan fungsional dan sumberdaya manusia

2. Meningkatkan peran sektor pertanian dalam menunjang peningkatan perekonomian

3. Peningkatan ketersediaan, keanekaragaman dan ketahanan bahan pangan serta

meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian sehingga pendapatan dan

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

10

kesejahteraan petani akan meningkat dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra

agribisnis dan daerah potensial melalui pengembangan intensifikasi tanaman padi,

palawija dan perluasan areal pertanian

4. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra agribisnis dan

daerah potensial melalui peningkatan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat

guna

5. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra agribisnis dan

daerah potensial serta tersedianya cadangan benih daerah melalui penyediaan sarana

produksi pertanian

6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia di bidang Pertanian dengan

Menyelenggarakan Pendidikan Menengah dan Pembinaan dan Pengembangan

Pendidikan Tinggi dibidang Pertanian.

Sesuai dengan Renstra 2012-2017, program dan kegiatan utama yang telah dijabarkan

untuk tahun 2016 diantaranya adalah sebagai berikut :

▪ Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

▪ Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

▪ Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

▪ Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan kegiatan Perencanaan

Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan

▪ Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dengan kegiatan (a) Penanganan Pasca

Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian, (b) Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi,

Palawija (c) Pengembangan Perbenihan/Perbibitan dan (d) Perluasan Areal Pertanian

▪ Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, dengan kegiatan (a) Pengadaan

Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna dan (b) Pelatihan dan

Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian Tepat Guna

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

11

▪ Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan kegiatan (a) Penyediaan Sarana

Produksi Pertanian, (b) Pengembangan Bibit Unggul Pertanian, (c) Sertifikasi Bibit

Unggul Pertanian, dan (d) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pertanian.

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan

diperlukan sebagai acuan penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah,

perencanaan tahunan, penyusunan dokumen perjanjian kinerja, pelaporan akuntabilitas

kinerja, rencana kerja dan anggaran, pemantauan dan pengendalian kinerja dan kegiatan,

serta dalam melakukan evaluasi pencapaian kinerja. IKU atau Key Performance Indicators

(KPI) dapat diartikan sebagai ukuran atau indikator yang akan memberikan informasi

sejauh mana suatu instansi telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah

ditetapkan.

IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah serangkaian tujuan yang terukur

yang telah ditetapkan dan dianggap penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan

pertanian khususnya di daerah Pemerintah Aceh. Berikut adalah Tabel 1. Indikator Kinerja

Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan:

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SUMBER DATA

1

Meningkatanya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

1 Jumlah poduksi tanaman pangan Bidang Produksi Padi Palawija

2 Produktivitas tanaman pangan dan Hortikultura

2

Meningkatnya Produksi dan Prduktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura

1 Jumlah poduksi tanaman hortikultura Bidang Produksi Padi Palawija

2

Produktivitas tanaman hortikultura dan Hortikultura

3

Meningkatnya Pendapatan Petani

1 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan

BPS

2 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman hortikultura

BPS

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

12

C. PERJANJIAN KINERJA

PerjanjianKinerja pada hakekatnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam

rentang waktu 1 tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Tujuan

penetapan kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja

aparatur sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi yaitu menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja

pembangunan bidang pertanian tanaman pangan Provinsi Aceh.

Perjanjian Kinerja 2016 pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan, sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi Dinas dan mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun

2016 yang telah ditetapkan.Form Perjanjian Kinerjadapat dilihat padalampiran 3.Dari tiga

sasaran/target kinerja utama yang telah dirumuskan pada tahun 2016, tertuang kedalam 3

program utama yaitu (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan,

(2) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dan (3) Program

Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Tahun 2016secara umum terealisasi dengan baik, berikut adalah tabel

2.Pengukuran Capaian IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2016:

Tabel 2. Pengukuran Capaian Kinerja Dinas Pertanian Tanaman PanganTahun 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

1 2 3 4 5 6

1. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : 5.994 M 1. - JUT : 2.274 M 1. - JUT : 37,94

Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) Pembangunan JUT - JITUT : 3.655 M - JITUT : 2..508M - JITUT : 68,62

&Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani &JITUT.

(JITUT) utk mendukung Peningkatan

Produktivitas Pertanian Tan.Pangan 2. Jumlah Luas Lahan 2. Optimasi Lahan : 100Ha 2. Optimasi Lahan : -Ha 2. Optimasi Lahan : 0

yang dioptimasi.

2. Meningkatnya Pendapatan Petani 1. Nilai Tukar Petani 1. NTP tan.pangan : 105% 1. NTP tan.pangan: 93,56% 1. NTP tan.pangan: 89,10

(NTP) Tan. Pangan

2. Nilai Tukar Petani 2. NTP tan.hortikuktura : 105% 2. NTP tan.hortikuktura: 104,13% 2. NTP tan.hortikultura: 99,17

(NTP) Tan. Hortikultura

3. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi 1. - Padi : 2.550.000 Ton 1. - Padi : 2.321.328 Ton 1. - Padi : 91,03

Produktivitas Komoditi Tanaman Tanaman Pangan *) - Jagung : 250.000 Ton - Jagung : 286.730 Ton - Jagung : 114,69

Pangan. - Kedelai : 70.000 Ton - Kedelai : 23.506 Ton - Kedelai : 33,58

- Kc. Tanah : 4.000 Ton - Kc. Tanah : 2.307 Ton - Kc. Tanah : 57,68

- Kc. Hijau : 2.000 Ton - Kc. Hijau : 1.395 Ton - Kc. Hijau : 69,75

- Ubi Kayu : 32.000 Ton - Ubi Kayu : 23.024Ton - Ubi Kayu : 71,95

- Ubi Jalar : 10.000 Ton - Ubi Jalar : 8.353 Ton - Ubi Jalar : 83,53

2. Produktivitas 2. - Padi : 52,35Ku/Ha 2. - Padi : 52,17 Ku/Ha 2. - Padi : 99,66

Tanaman Pangan *) - Jagung : 43,86 Ku/Ha - Jagung : 43,06 Ku/Ha - Jagung : 98,18

- Kedelai : 15,50 Ku/Ha - Kedelai : 14,82 Ku/Ha - Kedelai : 95,61

- Kc. Tanah : 14,04 Ku/Ha - Kc. Tanah : 12,70 Ku/Ha - Kc. Tanah : 90,46

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

14

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

1 2 3 4 5 6

- Kc. Hijau : 12,38 Ku/Ha - Kc. Hijau : 11,35 Ku/Ha - Kc. Hijau : 91,68

- Ubi Kayu : 134,74 Ku/Ha - Ubi Kayu : 129,46 Ku/Ha - Ubi Kayu : 96,08

- Ubi Jalar : 116,96 Ku/Ha - Ubi Jalar : 112,14 Ku/Ha - Ubi Jalar : 95,88

3. Pengamanan 3. - Padi : 447.630 Ha 3. - Padi : 447.088 Ha 3. - Padi : 99,88

Produksi Tanaman - Jagung : 73.851 Ha - Jagung : 73.771 Ha - Jagung : 99,89

Pangan dari Gangguan - Kedelai : 16.919 Ha - Kedelai : 16.887 Ha - Kedelai : 99,81

OPT dan DPI - Kc. Tanah : 1.837 Ha - Kc. Tanah : 1.818 Ha - Kc. Tanah : 98,97

- Kc. Hijau : 1.178 Ha - Kc. Hijau : 1.178 Ha - Kc. Hijau : 100

- Ubi Kayu : 1.756 Ha - Ubi Kayu :1.714Ha - Ubi Kayu : 97,61

- Ubi Jalar : 540 Ha - Ubi Jalar : 530 Ha - Ubi Jalar : 98,20

4. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi 1. - B. Merah : 6.781 Ton 1. - B. Merah : 6.288,90 Ton 1. - B. Merah : 92,74

Produktivitas Komoditi Tan. Hortikultura **) - Kentang : 81.598 Ton - Kentang : 50.674,30 Ton - Kentang : 62,10

Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 52.012Ton - Cb. Besar : 41.031,30 Ton - Cb. Besar : 78,89

- Cb. Rawit : 54.124 Ton - Cb. Rawit : 41.595,40Ton - Cb. Rawit : 76,85

- Pisang : 56.349,70 Ton - Pisang : 44.397 Ton - Pisang : 78,79

- Jeruk Besar : 12.402,18 Ton - Jeruk Besar : 10.054,10 Ton - Jeruk Besar : 81,07

- Durian : 23.065 Ton - Durian : 14.013,10 Ton - Durian : 60,75

- Rambutan : 33.613,69 Ton - Rambutan : 12.203,60 Ton - Rambutan : 36,31

2. Produktivitas 2. - B. Merah : 80,39 Ku/Ha 2. - B. Merah : 91,01 Ku/Ha 2. - B. Merah : 113,21

Tan. Hortikultura **) - Kentang : 240,43 Ku/Ha - Kentang : 237,35 Ku/Ha - Kentang : 98,72

- Cb. Besar : 105,77 Ku/Ha - Cb. Besar : 122,88 Ku/Ha - Cb. Besar : 116,18

- Cb. Rawit : 141,46 Ku/Ha - Cb. Rawit : 193,25 Ku/Ha - Cb. Rawit : 136,61

- Pisang : 669,23 Ku/Ha - Pisang : 465,86 Ku/Ha - Pisang : 69,61

- Jeruk Besar : 365,84 Ku/Ha - Jeruk Besar : 248,25Ku/Ha - Jeruk Besar : 67,86

- Durian : 180,19 Ku/Ha - Durian : 76,62 Ku/Ha - Durian : 42,52

- Rambutan : 100,76 Ku/Ha - Rambutan : 43,98 Ku/Ha - Rambutan : 43,65

Keterangan :

*) Realisasi (Angka Ramalan II 2016)

**) Realisasi (Angka Sementara Posisi Desember 2016tahun berjalan)

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

15

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan pada tahun

2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing

indikator kinerja sasaran, serta membandingkan hasil capaian Tahun 2016 dengan Tahun

sebelumnya 2015. Rincian hasil pengukuran kinerja masing-masing indikator tersebut

dapat diilustrasikan dalam tabel pada lampiran 5.

Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun

2016secara umum sasaran-sasaran strategis dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan sudah

dapat terealisasi dengan baik meskipun tidak dapat dipungkiri tidak semua sasaran

startegis yang dicapai sesuai dengan target yang diharapkan, beberapa sasaran tidak

mencapai target disebabkan oleh berbagai permasalahan/kendala yang dihadapi baik yang

disebabkan oleh kondisi alam maupun karena kendala teknis.

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Berikut adalah sasaran-sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan serta

penjabaran pencapaiannya:

Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk Mendukung

Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan

Sasaran ini dicapai melalui program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan

sasaran adalahkegiatan Perluasan Areal Pertanian.

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis

meliputi 2 (dua) indikator, yaitu; (1) jumlah rehabilitasi/pembangunan JUT dan JITUT dan

(2) jumlah luas lahan yang dioptimasi. Pencapaian target masing-masing indikator kinerja

tersebut dapat digambarkan dalam Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis

Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk Mendukung

Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman PanganTahun 2015 dan 2016:

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

16

Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT & JITUT untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan

Tahun 2015 dan 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Lebih/

Kurang

Realisasi Lebih/ Kurang

% Capaian Lebih/ Kurang 2015 2016 2015 2016 2015 2016

Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan

1. Jumlah Rehabilitasi /

Pembangunan JUT dan JITUT (M)

- JUT - 5.994

5.994

-

2.274

2.274

-

37,94 37,94

- JITUT 13.955 3.655

(10.300)

13.955

2.508

(11.447) 100,00 68,62 (31,38)

2. Jumlah Luas Lahan yang 443

100

(343)

425

-

(425) 95,94

-

(95,94)

dioptimasi (Ha)

Dari tabel tersebut, terlihat adanya perubahan nilai targetdari indikator kinerja

Rehabilitasi/Pembangunan JUTdan JITUT dan jumlah luas lahan yang dioptimasi tahun

2016 dari Perjanjian Kinerja sebelumnya, perubahan nilai target tersebut dilakukan

berdasarkan Revisi DPA yang dilakukan pada bulan Juni dan November 2016.Kedua

indikator kinerja tersebut merupakan kegiatan belanja barang untuk diserahkan kepada

masyarakat/pihak ketiga. Pencapaian dari indikator diatas tahun 2016 untuk JUT dan

JITUTadalah 37,94 persen dan 68,62 persen, sedangkan untuk Optimasi Lahan

pencapaiannya adalah 0 persen.

Infrastruktur pertanian merupakan sarana dan prasarana penunjang utama dalam

keberhasilan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, kegiatan rehabilitasi JUT

pada tahun 2016 dilaksanakan sebesar 5.994 M dan terealisasi sebesar 2.274 M (37,94

persen). Pencapaian yang tidak sesuai target disebabkan oleh permasalahan adanya

pengajuan proposal dari kelompok tani yang belum memenuhi kriteria.Kegiatan JUT tahun

2016 dilaksanakan di Kabupaten Aceh Besar, Pidie Jaya, aceh Utara, Kota Langsa, Aceh

Barat Daya, Aceh Selatan, dan Aceh Tenggara. Kegiatan JITUT pada tahun 2016

dilaksanakan sebesar 3.655 M dan terealisasi sebesar 2.508 M (68,62 persen). Jika

dibandingkan dengan tahun 2015, kegiatan ini mengalami penurunan 11.447 M

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

17

(82,03persen), hal ini disebabkan karena adanya kegiatan yang sama yang yang

dialokasikan dalam sumber dana APBN.Rehab JITUT dilakukan guna

mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula atau

menambah luas areal pelayanan. Kegiatan rehabilitasi JITUT tahun 2016 dilaksanakan di

Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur, dan Nagan Raya. Sedangkan pencapaian yang

tidak sesuai target disebabkan oleh pengajuan proposal dari kelompok tani yang tidak

sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.

Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagaikeperluan usaha tani, maka air

(irigasi) harus diberikandalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidakmaka tanaman

akan terganggu pertumbuhannya yangpada gilirannya akan mempengaruhi produksi

pertanian. Pemberian air dari hulu sampai hilir memerlukan sarana dan prasarana irigasi

yang memadai. Sarana dan prasarana itu bisa berupa bendungan, saluran primer, saluran

sekunder, saluran tersier, box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tingkat usaha

tani.

Untuk mendapatkan fungsi layanan irigasi yang maksimal dapat dilakukan dengan

cara meningkatkan kinerja Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha

Tani (JITUT). JITUT merupakan jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan

air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kwarter, dan saluran

pembuang, box tersier, box kwarter, serta bangunan pelengkapnya pada jaringan irigasi

pemerintah. Adanya JITUT dapat mengantisipasi terjadinya kekurangan air terutama pada

musim kemarau, mengefisienkan penyediaan air irigasi tingkat usaha tani, serta

meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura. Dengan

adanya kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan irigasi tingkat Usaha Tani (JITUT)

diharapkan bisa memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan indeks pertanaman

(IP).

Realisasi rehabilitasi JITUT dari tahun 2013 sampai dengan tahun ini adalah

sebesar 224.745 M, jika dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2017 yang

telah ditetapkan yaitu sebesar 700.000 M yang merupakan gabungan target dari kegiatan

sumber dana APBA dan APBN, sekitar 32,11 persen telah dilaksanakan dari sumber dana

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

18

APBA.Sedangkan realisasi rehabilitasi JUT dari tahun 2013 sampai dengan tahun ini adalah

sebesar 253.516 M dari sumber dana APBA, jika dibandingkan dengan target jangka

menengah tahun 2017 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 600.000M, maka sekitar 42,25

persen telah dilaksanakan dengan menggunakan pembiayaan dari APBA.

Berikut ini adalah grafik perkembangan kegiatan JUT dan JITUT dari sumber dana

APBA beberapa tahun terakhir.

Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT Tahun 2012 - 2016

Kegiatan Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan

Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) tahun 2013 mengalami peningkatan, namun pada tahun

2014, 2015, dan 2016 kedua kegiatan tersebut dikurangi pelaksanaannya karena adanya

kegiatan yang sama yang telah dianggarkan pada APBN, agar tidak terjadi tumpang tindih

pelaksanaan kegiatan dan lokasi, namun demikian manfaat pelaksanaan kegiatan tersebut

tetap dapat dirasakan masyarakat khususnya petani karena berdasarkan laporan yang

diterima pelaksanaan kegiatan ini dalam APBN juga terlaksana dengan baik dan terealisasi

100 persen.

Selain kegiatan JUT dan JITUT, terdapat kegiatan Optimasi Lahan yang juga

menunjang keberhasilan peningkatan produktivitas pertanian. Optimasi lahan pertanian

merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan usaha tani tanaman

71.093

135.877

115.365

- 2.274

119.149

151.095

57.187

13.955 2.508

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

2012 2013 2014 2015 2016

MET

ER

PERKEMBANGAN KEGIATAN JUT & JITUT TAHUN 2012 - 2016

JUT JITUT

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

19

pangan, hortikultura, dan perkebunan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya

dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif. Kegiatan

optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan dari aspek teknis,

perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur usahatani yang

diperlukan. Kriteria lokasi pelaksanaan kegiatan optimasi lahan adalah lahan yang

sementara tidak diusahakan atau lahan pertanian yang belum diusahakan secara optimal

yang berpotensi untuk ditingkatkan indeks pertanamannya (IP) atau lahan dengan IP

rendah.Luasan lahan yang dioptimasi pada tahun 2016 adalah 100 Ha, Kegiatan ini

sebelumnya direncanakan di Kabupaten Aceh Besar dan Pidie namun tidak dapat

dilaksanakan akibat tidak lengkapnya beberapa syarat dalam pengajuan proposal. Berikut

ini adalah grafik perkembangan kegiatan optimasi lahan dari sumber dana APBA beberapa

tahun terakhir.

Grafik 2. Perkembangan Kegiatan Optimasi Lahan Tahun 2012 - 2016

Kegiatan Optimasi Lahan terus mengalami penurunan beberapa tahun terakhir,

dari jumlah 2.346 Ha lahan yang dioptimasi tahun 2012 menurun 15,13 persen menjadi

1.991 Ha tahun 2013, tahun 2014 kembali mengalami penurunan sekitar 93,27 persen

menjadi 134 Ha lahan yang dioptimasi. Penurunan yang sangat drastis pada tahun 2014

disebabkan karena adanya kegiatan yang sama yang terdapat dalam kegiatan sumber

2.346

1.991

134

425

- -

500

1.000

1.500

2.000

2.500

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

Op

tim

asi L

ahan

(H

a)

PERKEMBANGAN KEGIATAN OPTIMASI LAHAN TAHUN 2012 - 2016

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

20

danaAPBN yang juga dialokasikan di Provinsi Aceh, sehingga kegiatan optimasi lahan yang

dialokasikan pada APBA tidak terlalu besar.Namun pada tahun 2015 terjadi peningkatan

kembali jika dibandingkan dengan luas lahan yang dioptimasi pada tahun 2014, dan pada

tahun 2016 kembali terjadi penurunan. Mekanisme pelaksanaan fisik optimasi lahan

dilakukan melalui pola padat karya, dengan sebesar-besarnya melibatkan partisipasi

masyarakat/petani setempat. Realisasi Optimasi Lahan dari tahun 2013 sampai dengan

tahun ini adalah sebesar 2.550 Ha dari sumber dana APBA, jika dibandingkan dengan target

jangka menengah tahun 2017 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 9.000Ha, maka

sekitar28,33 persen telah dilaksanakan dengan menggunakan pembiayaan dari APBA.

Meningkatnya Pendapatan Petani

Secara umum NTP menghasilkan 3 pengertian :

• NTP > 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP

pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih

besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik dan menjadi lebih

besar dari pengeluarannya.

• NTP = 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu sama dengan NTP pada tahun dasar,

dengan kata lain petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya

sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan

petani sama dengan pengeluarannya.

• NTP < 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada

tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif

lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan

petani turun dan lebih kecil dari pengeluarannya.

Perbandingan NTP tahun 2016 dengan beberapa tahun sebelumnya dapat dilihat

dari grafik berikut :

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

21

Grafik 3. Perkembangan NTP (Nilai Tukar Petani) Tahun 2012 – 2016

NTP tanaman pangan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tahun

2012 NTP tanaman pangan berada diatas angka 100, yang berarti bahwa rata-rata petani

mempunyai daya beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya produksi

pertaniannya. Rata-rata NTP sub sektor tanaman pangan jauh lebih tinggi dibandingkan sub

sektor lainnya (Hortikultura, Perkebunan, Perikanan) di Provinsi Aceh, sama halnya dengan

NTP sub sektor Hortikultura yang berada diatas angka 100 pada tahun 2012.

Tahun 2013 NTP sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan dari tahun

2012, namun demikian NTP tanaman pangan tetap berada diatas angka 100 dan jauh lebih

tinggi dibandingkan sub sektor lainnya di provinsi Aceh. Sedangkan NTP sub sektor

tanaman hortikultura tahun 2013 berada dibawah angka 100, hal ini menunjukkan bahwa

indeks harga yang diterima petani lebih kecil daripada indeks harga yang dibayar petani.

Tahun 2014 NTP sub sektor tanaman pangan kembali mengalami penurunan dari

tahun 2013, hal ini terjadi karena adanya kenaikan harga BBM dan banjir yang terjadi di

beberapa kabupaten di Provinsi Aceh sehingga indeks harga yang harus dibayar petani

meningkat. Sebaliknya NTP sub sektor tanaman hortikultura mengalami peningkatan dari

tahun 2013 dan menjadi NTP tertinggi diantara sub sektor lainnya.

Tahun 2015 NTP sub sektor tanaman hortikultura mengalami peningkatan

dikarenakan adanya peningkatan indeks yang diterima petani yang lebih besar dari

peningkatan indeks yang dibayar petani. Peningkatan indeks yang diterima petani

111,82109,02

97,4895,92

93,56

100,0298,07

100,62

105,54104,13

80

85

90

95

100

105

110

115

2012 2013 2014 2015 2016

NTP

(%

)

PERKEMBANGAN NTP TAHUN2012 - 2016

NTP Tan.Pangan NTP Hortikultura

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

22

disebabkan karena naiknya indeks kelompok buah-buahan, sayur-sayuran, sedangkan

tanaman obat-obatan turun. Untuk NTP subsektor tanaman pangan tahun 2015 mengalami

penurunan, indeks yang diterima petani mengalami penurunan akibat turunnya indeks

kelompok padi dan kelompok palawija sedangkan konsumsi rumah tangga dan indeks biaya

produksi naik mengakibatkan pengeluaran petani meningkat.

Nilai NTP sub sektor tanaman pangan tahun 2016 sebesar 93,56 masih sangat

rendah jika dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 142,7,

dibutuhkan usaha keras dan kerjasama semua pihak untuk mencapai target tersebut.

Tahun 2016 NTP sub sektor tanaman pangan dan tanaman hortikultura mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun 2015, meskipun tidak terlalu signifikan. NTP sub

sektor tanaman pangan dalam beberapa tahun terakhir tidak mencapai angka 100 dan

terus mengalami penurunan, rendahnya NTP berimbas pada berkurangnya tingkat

kesejahteraan petani. Padahal, hasil produksi pertanian Aceh mengalami peningkatan, tapi

kondisi ini tidak terlalu berpengaruh dalam mendongkrak nilai kesejahteraan para petani.

Hal ini disebabkan karena harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan harga

yang dibayar petani untuk biaya produksi dan konsumsi barang dan jasa lainnya.Tingginya

biaya produksi salah satu faktornya dipengaruhi oleh minimnya infrastruktur yangtersedia,

seperti akses jalan ke pasar yang mengalami kerusakan sehingga petani harus

mengeluarkan biaya lebih tinggi dari seharusnya.

Selanjutnya dalam meningkatkan kesejahteraan petani sangat diperlukan peran

serta dinas-dinas sektoral dalam menekan harga yang dibayar petani terhadap hasil

pertanian, ini merupakan aspek lain dari peningkatan daya beli petani yaitu pengurangan

beban pengeluaran rumah tangga petani. Terdapat hubungan negatif antara pengeluaran

petani terhadap NTP, sehingga upaya peningkatan NTP dapat dilakukan melalui penurunan

harga/biaya barang dan jasa, yaitu meliputi harga-harga produk yang dikonsumsi (yang

mencakup produk bahan makanan, produk makanan, biaya sandang, biaya perumahan,

biaya pendidikan, biaya kesehatan, biaya transportasi dan komunikasi), dan harga/biaya

sarana produksi dan barang modal (yang mencakup harga/biaya pembelian bibit, pupuk-

obat, sewa lahan, transportasi, dan penambahan barang modal).

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

23

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

Tabel 4. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas

Komoditi Tanaman PanganTahun 2015 dan 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Lebih/

Kurang

Realisasi Lebih/ Kurang

% Capaian Lebih/ Kurang 2015 2016 2015 2016 2015 2016

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

a. Jumlah Produksi Tanaman Pangan (Ton)*)

- Padi

2.700.000

2.550.000 (150.000)

2.331.672

2.321.328

(10.344) 86,36

91,03 4,67

- Jagung

364.346

250.000 (114.346)

205.125

286.730

81.605 56,30

114,69 58,39

- Kedelai

127.208

70.000 (57.208)

47.910

23.506

(24.404) 37,66

33,58 (4,08)

- Kacang Tanah

6.136

4.000 (2.136)

2.527

2.307

(220) 41,18

57,68 16,49

- Kacang Hijau

1.872

2.000 128

1.600

1.395

(205) 85,47

69,75 (15,72)

- Ubi Kayu

42.619

32.000 (10.619)

29.106

23.024

(6.082) 68,29

71,95 3,66

- Ubi Jalar

14.645

10.000 (4.645)

8.935

8.353

(582) 61,01

83,53 22,52

b. Produktivitas Tanaman

Pangan (Ku/Ha) *)

- Padi

50,00

53,35 3,35

50,57

52,17

1,60 101,14 97,79 (3,35)

- Jagung

46,43

43,86 (2,57)

42,76

43,06

0,30 92,10 98,18 6,08

- Kedelai

15,98

15,50 (0,48)

14,61

14,82

0,21 91,43 95,61 4,19

- Kacang Tanah

12,68

14,04 1,36

12,52

12,70

0,18 98,74 90,46 (8,28)

- Kacang Hijau

11,16

12,38 1,22

10,51

11,35

0,84 94,18 91,68 (2,50)

- Ubi Kayu

135,74

134,74 (1,00)

130,87

129,46

(1,41) 96,41 96,08 (0,33)

- Ubi Jalar

110,35

116,96 6,61

112,67

112,14

(0,53) 102,10 95,88 (6,22)

c. Pengamanan Produksi Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI (Ha)

- Padi -

447.630

447.630

- 447.088 447.088

- 99,88 99,88

- Jagung -

73.851

73.851

- 73.771 73.771

- 99,89 99,89

- Kedelai -

16.919

16.919

- 16.887 16.887

- 99,81 99,81

- Kacang Tanah -

1.837

1.837

- 1.818 1.818

- 98,97 98,97

- Kacang Hijau -

1.178

1.178

- 1.178 1.178

- 100,00 100,00

- Ubi Kayu -

1.756

1.756

- 1.714 1.714

- 97,61 97,61

- Ubi Jalar -

540

540

- 530 530

- 98,20 98,20

Keterangan : *) Realisasi (Angka Ramalan II 2016)

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

24

Sasaran ini dicapai melalui; (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan

sasaran adalahKegiatan Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi Palawija dan Kegiatan

Pengembangan Perbenihan/Perbibitan, (2) Program Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian, dengan Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasaran Teknologi Pertanian Tepat

Guna dan Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian Tepat

Guna, (3) Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan Kegiatan Sertifikasi Bibit

Unggul Pertanian dan Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pertanian.

Dari tabel tersebut terlihat bahwatarget dari indikator kinerja yang ditetapkan

pada tahun 2016ada yang melebihi target (diatas 100 persen) dan ada pula yang belum

dapat dicapai 100 persen.Komoditi tanaman padi merupakan komoditi andalan yang

menguntungkan dan harapan hidup masyarakat petani, perkiraannilai produksi per Ha yang

dapat diperoleh petani adalah antara Rp.21.000.000,- s.d Rp.23.000.000,- dengan perkiraan

biaya produksi sekitar Rp.17.000.000 per Ha (termasuk sewa lahan) dengan harga jual GKP

(Gabah Kering Panen) per kg nya di tingkat petani sebesar Rp. 4.537,- sehingga keuntungan

yang dapat diperoleh petani adalah sekitar Rp.5.000.000,- s.d Rp.6.000.000,-untuk satu kali

musim tanam. Ini menjadi alasan bagi petani untuk tetap menjadikan padi sebagai

komoditi prioritas untuk dibudidayakan.

Selain komoditi padi, berbudidaya jagung juga sangat menjanjikan dan

menguntungkan petani.Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan giat

melakukan sosialisasi kepada petani untuk mengembangkan tanaman jagung, karena harga

komoditas jagung saat ini sangat mengutungkan. Jagung memegang peranan penting

dalam berbagai lapisan masyarakat, contohnya dalam industri pangan,dan yang terpenting

jagung sendiri adalah bahan pokok dalam industri pembuatan pakan ternak. Jika

diperhatikan tidak kurang dari 50 persen dari komposisi pakan ternak yang ada di pasaran

menggunakan bahan dasar terbuat dari jagung.Inilah yang membuat usaha budidaya

jagung bisa sangat menguntungkan karena jagung memiliki nilai ekonomis cukup tinggi di

mata masyarakat. Tahun ini produksi dan produktivitas komoditi jagung mengalami

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

25

peningkatan dibandingkan tahun lalu dan produksi jagung mencapai 114,69 persen dari

target yang ditetapkan atau melebihi target.

Berbeda halnya dengan komoditi kedele, selain tidak mencapai target, produksi

kedele tahun ini jauh mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yaitu sekitar 50,94

persen. Faktor harga di tingkat petani yang cukup rendah sekitar Rp. 4.000 s/d Rp. 5.000

per Kg serta pembeli yang lebih suka membeli kedele impor karena harganya lebih rendah,

menjadikan petani enggan menanam kedele. Komoditi pangan lainnya yang belum

mencapai target dan produksinya juga mengalami penurunan tahun ini dibandingkan tahun

lalu adalah Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar.

Berbagai usaha yang dilakukan Dinas Pertanian dalam mencapai target produksi

komoditi tanaman pangan yaitu dengan cara memberikan bantuan berupa saprodi seperti

benih, pupuk,obat-obatan, serta alat dan mesin pertaniandan berbagai pelatihan kepada

petani, selain itu hal paling penting dalam usaha pencapaian target produksi adalah adanya

dukungan infrastruktur yang dilakukan melalui kegiatan pembangunan/rehabilitasi

berbagai infrastruktur pertanian.

Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM II) 2016, realisasiProduksi Padi adalah sebesar

2.321.328 ton,belum mencapai target yang telah ditentukan atau pencapaian 91,03 persen

dari target produksi yang telah ditetapkan, sedangkan produktivitas padi adalah 52,17

Ku/Ha dengan pencapaian 97,79 persendari target yang ditetapkan atau belum mencapai

target, namun jika dibandingkan dengan tahun 2015 naik sekitar 3,18 persen. Berikut

adalah tabel 5. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Padi Provinsi Aceh

Tahun 2015 dan 2016.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

26

Tabel. 5

Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016

Uraian Satuan Padi Sawah Padi Ladang Padi

Tahun 2015

- Luas Panen Hektar 450.087 10.973 461.060

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 51,14 26,58 50,56

- Produksi Ton 2.301.878 29.168 2.331.046

Tahun 2016*)

- Luas Panen Hektar 437.461 7.470 444.931

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 52,60 27,00 52,17 - Produksi Ton 2.301.159 20.169 2.321.328

Persentase Perubahan (%)

- Luas Panen % (2,81) (31,92) (3,50)

- Hasil Per Hektar % 2,85 1,58 3,18

- Produksi % (0,03) (30,85) (0,42)

Ket : *) Angka Ramalan (ARAM II) 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat produksi padi tahun 2016 menurun 0.42 persen

dibandingkan dengan produksi tahun 2015. Produksi padi tahun 2015 mencapai 2.331.046

Ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan pada tahun 2016mencapai sebesar 2.321.328

Ton atau mengalami penurunan sebesar 9.718 Ton. Penurunan produksi tahun 2016

terjadi karena adanya penurunan luas panen sebesar 3,50 persen dari luas panen tahun

2015. Luas panen tahun 2015 mencapai 461.061 Ha, sedangkan tahun 2016turun menjadi

444.931 Ha atau mengalami penurunan sebesar 16.129 Ha.Menurunnya luas panen akibat

adanya penurunan luas tanam di tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 yang disebabkan

oleh; (1) kekurangan air akibat curah hujan dan debit air saluran irigasi yang tidak

mencukupi kebutuhan air sawah karena adanya perbaikan, seperti di Kabupaten Pidie,

Bireun, Aceh Utara, dan beberapa kabupaten lain, (2) adanya pergeseran tanam di bulan

Oktober karena tidak adanya hujan di MT Gadu khususnya pada daerah yang sebagian

besar lahan sawah tadah hujan, selain itu pembagian air irigasi yang terlambat (melewati

jadwal tanam) karena debit air yang kurang serta masa tunggu panen komoditi lain seperti

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

27

jagung yang menggeser jadwal tanam yang telah ditentukan, (3) penggunaan lahan yang

sama dengan komoditi lainnya sehingga populasi tanaman tersebut akan menekan

populasi tanaman utama, (4) terjadi puso di beberapa daerah yang menyebabkan

penanaman padi gagal dilakukan.

Sebaliknya angka produktivitas padi tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu dari

50,56 Ku/Ha pada tahun 2015 menjadi 52,17 Ku/Ha pada tahun 2016.Ini merupakan

dampak dari adanya pencanangan program SDMB (Seribu Desa Mandiri Benih) pada tahun

2015 yang tersebar di 32 Provinsi di Indonesia termasuk Provinsi Aceh, sehingga petani

dapat menggunakan benih unggul dan bersertifikat serta terjaga ketersediaanya.

Program ini bertujuan untuk menyelesaikan salah satu permasalahan utama

pertanian yaitu kurangnya ketersediaan dan rendahnya kualitas benih padi yang

menyebabkan produksi padi petani stagnan bahkan menurun. Jika selama ini Aceh

membeli benih padi dari luar daerah, dengan adanya program SDMB padi, Aceh dapat

memenuhi kebutuhan benihnya sendiri dan setiap benih padi yang dihasilkan oleh

masyarakat penangkar dapat dijual baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah

setelah lulus sertifikasi dan diberi lebel. Desa yang mendapat program SDMB diutamakan

untuk desa yang belum dapat memenuhi kebutuhan benihnya.

Dari tabel diatas juga dapat dilihat produksi padi sawah tahun 2016 menurun

sekitar 0,03 persen atau 719 Ton dari tahun 2015, sama halnya dengan padi ladang dimana

produksi tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 30,85 persen atau 8.999 Ton dari

tahun 2015, sehingga secara keseluruhan total penurunan produksi padi tahun 2016 adalah

sekitar 0,42 persen atau 9.718 Ton dibandingkan tahun 2015.

Penurunan produksi tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 memang tidak terlalu

signifikan, dan untuk tahun ini Aceh juga masihswasembada pangan beras dengan surplus

sebesar724.154 ton, berikut adalah tabel 6. Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras Provinsi

Aceh Tahun 2016.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

28

TABEL 6. PERKIRAAN KETERSEDIAAN PANGAN BERAS DI PROVINSI ACEH

TAHUN 2016

NO. KONVERSI KETERANGAN NILAI

(DALAM TON)

1 2 3 4 5

1 Produksi Padi (GKG) - ARAM II 2016 2.321.328

2 Penggunaan GKG untuk Non Pangan 7,30 % dari rincian 1 169.457

a. Pakan Ternak/Unggas 0,44 10.214

b. Benih/Bibit 0,90 20.892

c. Bahan Baku Industri Non Makanan 0,56 12.999

d. Susut/Tercecer 5,40 125.352

3 GKG yang diolah menjadi beras - rincian 1 - rincian 2 2.151.871

4 Produksi Beras 62,74 % dari rincian 3 1.350.084

(Konversi GKG ke beras)

Susut/Tercecer

5 Penggunaan Beras Untuk Non Pangan 3,33 % dari rincian 4 44.958

a. Pakan Ternak/Unggas 0,17 2.295

b Bahan Baku Industri Non Makanan 0,66 8.911

c Susut/Tercecer 2,50 33.752

6 Produksi Beras Dalam Negeri - rincian 4 - rincian 5 1.305.126

(Untuk Konsumsi Penduduk)

Perkiraan Kebutuhan beras pertahun Perkiraan Sementara Jumlah Penduduk tahun

2016 5.096.248 jiwa Konsumsi beras per kapita 114 Kg/tahun Kebutuhan beras per tahun 580.972.272 Kg/tahun Atau 580.972 ton Produksi dalam daerah 1.305.126 ton Plus/minus 724.154 ton

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

29

Berikut adalah grafik perkembangan produksi padi beberapa tahun terakhir.

Grafik 4. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2012 – 2016

Produksi padi tahun 2013 mengalami peningkatan sekitar 9,40 persen bila

dibandingkan dengan produksi tahun 2012. Produksi padi tahun 2013 mencapai 1.956.939

Ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan pada tahun 2012 sebesar 1.788.738 Ton atau

mengalami peningkatan sebesar 168.201 Ton. Peningkatan produksi padi tahun 2013 lebih

disebabkan terjadinya kenaikan produksi padi sawah yaitu sebesar 164.908 Ton (9,30

persen) dibandingkan tahun 2012, sedangkan kenaikan produksi untuk padi ladang yaitu

sebesar 3.293 Ton (20,90 persen).

Produksi padi tahun 2014 menurun sekitar 6,99 persen bila dibandingkan dengan

produksi tahun 2013. Produksi padi tahun 2014 tercatat hanya sebesar 1.820.062 Ton GKG

mengalami penurunan sebesar 136.877 ton jika dibandingkan dengan produksi padi tahun

2013 yang mencapai nilai 1.956.939 ton. Penurunan ini lebih disebabkan karena

melemahnya produksi padi sawah yaitu sebesar 141.790 ton GKG (7,32 persen)

dibandingkan tahun 2013, sedangkan untuk padi ladang mengalami kenaikan produksi

dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 4.913 ton (4,51 persen) namun belum

mampu berkontribusi terhadap produksi padi tahun 2014. Selain itu, adanya puso/gagal

1.788.738

1.956.939 1.820.062

2.331.046 2.321.328

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

2012 2013 2014 2015 2016

PR

OD

UK

SI (

TON

)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADITAHUN 2012 - 2016

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

30

panen seluas 27.056 Ha lebih tinggi dari puso tahun 2013 yaitu 9.244 Ha juga ikut andil

dalam penurunan produksi tahun 2014. Untuk tahun 2015 total peningkatan produksi padi

adalah sekitar 28,07 persen atau 510.984 Ton dibandingkan tahun 2014, sedangkan tahun

2016 produksi padi mengalami penurunan sebesar 9.718 Ton atau 0,42 persen

dibandingkan tahun 2015.

Apabila dibandingkan realisasi kinerja produksi Padi sampai dengan tahun ini yaitu

realisasi produksi tahun 2016 sejumlah 2.321.328 ton dengan target jangka menengah

tahun 2017 yaitu 2.372.650 ton, maka dapat dikatakan realisasi tahun ini hampir mencapai

target jangka menengah. Demikian juga dengan nilai produktivitas tahun 2016 sebesar

52,17 Ku/Ha dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 52,59 Ku/Ha. Dengan

mengevaluasi hasil kinerja tahun ini, menganalisis keberhasilan dan kegagalan berbagai

kegiatan untuk mencapai peningkatan produksi dan produktivitas, besar harapan bahwa

target produksi dan produktivitas Padi jangka menengah tahun 2017 akan dapat dicapai.

Berikut adalah Grafik 5. Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012 – 2016

Grafik 5. Perkembangan Produtivitas Padi Tahun 2012 – 2016

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil produksi per hektar padi beberapa

tahun terakhir mengalami trend peningkatan, nilai produktivitas padi tahun 2012 adalah

46,1246,68

48,39

50,56

52,17

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

2012 2013 2014 2015 2016

PR

OD

UK

TIV

ITA

S (K

u/H

a)

PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS PADITAHUN 2012 - 2016

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

31

46,12 Ku/Ha meningkat 1,21 persen menjadi 46,68 Ku/Ha di tahun 2013, meningkat lagi

sekitar 3,66 persen menjadi 48,38 Ku/Ha di tahun 2014, tahun 2015 nilai produktivitas padi

kembali mengalami peningkatan sebesar 4,48 persen menjadi 50,56 Ku/Ha, dan tahun

2016 nilai produktivitas kembali mengalami kenaikan menjadi 52,17 Ku/Ha atau naik 3,18

persen dari tahun 2015. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016rata-rata nilai

Produktivitas nasional adalah 52,64 Ku/Ha,sedangkan nilai produktivitas Padi Provinsi Aceh

adalah 52,17 Ku/Ha mendekati rata-rata nilai produktivitas nasional, capaian ini merupakan

suatu prestasi yang patut untuk terus ditingkatkan dalam usaha peningkatan produksi pada

tahun-tahun mendatang.

Produksi Jagung tahun 2016melebihi target yang telah ditetapkan.Produksi jagung

tahun 2016 adalah sebesar 286.730 Ton atau sekitar 114,69 persen dari target, sedangkan

produktivitas jagung tahun 2016 adalah sebesar 43,06 Ku/Ha atau sekitar 98,18 persen dari

target yang telah ditetapkan.Pencapain yang melebihi target dan adanya peningkatan

produksi yang cukup besar dibandingkan tahun 2015 disebabkan karena jagung

mempunyai pangsa pasar yang cukup luas dengan harga jual yang masih menguntungkan

petani. Di samping itu juga dalam rangka mendukung kebutuhan jagung pipil dalam negeri

yang sampai saat ini masih diimpor serta mengingat kebutuhan yang semakin meningkat

terutama untuk industri pakan ternak menjadikan petani mempunyai minat yang tinggi

dalam budidaya komoditi jagung. Ditambah lagi dengan adanya pemanfaatan lahan sawah

oleh petani untuk melakukan penanaman jagung yang berdampak pada kenaikan produksi

yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan tahun lalu. Sama halnya dengan

produksi, produktivitas jagung juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2015 namun

belum mencapai target yang telah ditetapkan. Petani memilih menggunakan benih unggul

yaitu benih jagung hibridayang mutu produksinya tinggi dibandingkan benih jagung

komposit.Beberapa daerah yang menjadi sentra produksi jagung adalah Kabupaten Aceh

Tenggara, Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang. Berikut adalah tabel

7.Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun

2015 dan 2016.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

32

Tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan

Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016

Uraian Satuan Jagung

Tahun 2015

- Luas Panen Hektar 47.967

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 42,76

- Produksi Ton 205.125

Tahun 2016*)

- Luas Panen Hektar 66.591

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 43,06

- Produksi Ton 286.730

Persentase

Perubahan (%)

- Luas Panen % 38,83

- Hasil Per Hektar % 0,70

- Produksi % 39,78

Ket : *) Angka Ramalan (ARAM II) 2016

Produksi jagung tahun 2016 meningkat cukup tinggi yaitu sekitar 39,78 persen

atau sejumlah 81.605 ton dari produksi tahun 2015. Produksi meningkat akibat dari

meningkatnya luas panen dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 38,83 persen atau seluas

18.624 Ha.Demikian halnya dengan produktivitas yang juga mengalami peningkatan di

tahun 2016 sekitar 0,70 persen atau sebayak 0,3Ku/Ha dibandingkantahun

2015.Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016rata-ratanilai Produktivitas Jagung nasional

adalah 52,83 Ku/Ha, sedangkan nilai produktivitas Jagung Provinsi Aceh berdasarkan Angka

Sementara (ARAM II) tahun 2016 adalah 43,06 Ku/Ha masih dibawah rata-rata nilai

produktivitas nasional.

Apabila dibandingkan nilai produktivitas Jagung tahun 2016 sebesar 43,06 Ku/Ha

dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 45,92 Ku/Ha, maka peningkatan yang

ingin dicapai adalah sebesar 6,23 persen dari capaian tahun 2016, sedangkan untuk target

produksi Jagung jangka menengah tahun 2017 adalah sebesar 223.865 ton dan realisasi

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

33

tahun 2016 adalah sebesar 286.730 ton, yang berarti capaian tahun ini telah melebihi

target produksi jangka menengah tahun 2017. Prestasi ini patut ditingkatkan dengan cara

terus mengimbau petani jagung untuktidak perlu khawatir merugi dalam mengembangkan

produksi jagung karena prospek pasarnya lebih terbuka, selain itu peran Pemerintah juga

diperlukan untuk mendorong jagung menjadi bagian konsumsi utama di masyarakatjika

stok beras berkurang dengan cara memperkenalkan anak-anak untuk mengkonsumsi

jagung dan tidak tergantung dengan beras. Pemerintah daerah juga harus melindungi

petani terutama saat harga pangan jatuh dengan cara mengalokasikan anggaran untuk

melakukan pembelian hasil panen petani saat harga jatuh, sesuai dengan harga pembelian

pemerintah (HPP).

Produksi dan produktivitas Kedelai tahun 2016 belum mencapai target yang telah

ditetapkan. Produksi Kedelai tahun 2016 adalah sebesar 23.506 Ton atau sekitar 33,58

persen dari target, sedangkan produktivitas Kedelai tahun 2016 adalah sebesar 14,82

Ku/Ha atau sekitar 95,61 persen dari target yang telah ditetapkan. Produksi Kedelai tahun

2016 juga mangalami penurunan sekitar 50,94 persen atau sebesar 24.404 ton jika

dibandingkan dengan produksi tahun 2015, sedangkan produktivitas Kedelai tahun 2016

mengalami peningkatan sekitar 1,44 persen atau sebesar 0,21 Ku/Ha dari tahun

sebelumnya. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016rata-rata nilai produktivitas Kedelai

nasional adalah 15,06 Ku/Ha, sedangkan nilai produktivitas Kedelai Provinsi Aceh

berdasarkan Angka Ramalan (ARAM II) tahun 2016 adalah 14,82 Ku/Ha masih dibawah

rata-rata nilai produktivitas nasional. Jika dibandingkan dengan target produksi dan

produktivitas jangka menengah tahun 2017 yaitu sebesar 65.652 ton dan 16,35 Ku/Ha,

maka dibutuhkan kerja keras untuk mencapai angka tersebut mengingat komoditi Kedelai

kurang diminati petani karena kurang memberikan keuntungan secara ekonomis akibat

harga pasar yang rendah. Selain itu, kedelai impor memiliki biji yang lebih besar dan harga

yang lebih murah dibandingkan kedelai lokal.Faktor lain yang menjadi penghambat

kenaikan produksi kedele yaitu efek La Nina. Iklim basah kurang kondusif untuk

penanaman kedele, tanaman kedele menjadi puso karena banjir dan serangan OPT, hal ini

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

34

memicu petani lebih memilih komoditas pangan yang lebih menguntungkan seperti padi.

Sementara untuk lahan kering, petani lebih memilih tanaman jagung untuk dibudidayakan.

Berikut adalah tabel8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi

Kedele Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016.

Tabel 8.

Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kedele Provinsi Aceh

Tahun 2015 dan 2016

Uraian Satuan Kedele

Tahun 2015 - Luas Panen Hektar 32.796 - Hasil Per Hektar Ku/Ha 14,61 - Produksi Ton 47.910 Tahun 2016*) - Luas Panen Hektar 15.866 - Hasil Per Hektar Ku/Ha 14,82 - Produksi Ton 23.506 Persentase Perubahan (%) - Luas Panen % (51,62) - Hasil Per Hektar % 1,44 - Produksi % (50,94) Ket : *) Angka Ramalan (ARAM II) 2016

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah produksi, dan luas panen

komoditi Kedelai tahun 2016 semuanya mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015,

kecuali hasil per hektar (produktivitas) yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun

lalu. Penurunan produksi Kedelai tahun 2016disebabkan karena terjadinya penurunan luas

panen seluas 16.930 Ha atau sekitar 50,94 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan

produksi cukup besar ini terjadi karena keengganan petani menanaman kedele akibat

harga yang sangat rendah dalam beberapa waktu terakhir. Petani mulai kehilangan gairah

dalam membudiayakannya. Harga kedele hanya berkisar Rp. 3.000-4.000/Kg, harga ini jauh

dibawah biaya penanaman dan pemeliharaannya.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

35

Berikut adalah Grafik 6.Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai tahun 2012 -

2015.

Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai Tahun 2012 – 2016

Produksi Jagung beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan, tahun

2013 produksi jagung meningkat sebesar 6,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,

tahun 2014 produksi Jagung mengalami peningkatan sebesar 13,76 persen dibandingkan

tahun 2013, tahun 2015 komoditi Jagung kembali mengalami peningkatan sebesar 1,39

persen dibandingkan 2014, dan di tahun 2016 produksi jagung mengalami peningkatan

cukup besar sekitar 39,78 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan komoditi Kedelai

tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 12,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya,

tahun 2014 produksi komoditi ini mengalami peningkatan sebesar 40,70 persen, tahun

2015 produksi kedelai kembali mengalami penurunan sebesar 24,37 persen dibandingkan

tahun 2014, dan tahun 2016 komoditi kedele mengalami penurunan produksi yang cukup

besar yaitu sekitar 50,94 persen

Berikut adalah Grafik 7. Perkembangan ProduktivitasJagung dan KedelaiTahun

2012 - 2016.

167.286 177.841 202.319 205.125

286.730

51.439 45.027 63.352

47.910 23.506

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

2012 2013 2014 2015 2016

PR

OD

UK

SI (

TON

)

PERKEMBANGAN PRODUKSI JAGUNG & KEDELE TAHUN 2012 - 2016

JAGUNG KEDELE

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

36

Grafik 7. Perkembangan Produtivitas Jagung dan Kedelai Tahun 2012 – 2016

Sejalan dengan peningkatan produksi, produktivitas Jagung juga megalami

peningkatan beberapa tahun terakhir. Produktivitas tahun 2013 meningkat sebesar 5,30

persen dibandingkan tahun 2012, tahun 2014 produktivitas Jagung meningkat lagi sebesar

5,93 persen dibandingkan tahun 2013, dan kembali mengalami peningkatan tahun 2015

sebesar 0,09 persendibandingkan dengan tahun 2014, dan tahun 2016 produktivitas jagung

juga mengalami peningkatan sebesar 1,44 persen dibandingkan tahun lalu. Pada komoditi

Kedelai, berbeda dengan produksi yang mengalami penurunan, produktivitas kedelai tahun

2013 justru mengalami peningkatan sebesar 1,87 persen dibandingkan tahun 2012. Pada

tahun 2014 selain mengalami peningkatan produksi, nilai produktivitas kedelai juga

meningkat yaitu sebesar 0,61 persen dibandingkan tahun 2013. Tahun 2015 sejalan dengan

penurunan produksi, nilai produktivitas kedelai juga mengalami penurunan sebesar 1,35

persen dibandingkan tahun 2014, sedangkan tahun 2016 nilai produktivitas kedelai

meningkat sebesar 1,44 persen namun produksinya jauh menurun dibandingkan tahun lalu.

Komoditi tanaman pangan lainnya yang tidak mencapai target dan pencapaian

jumlah produksinya lebih rendah dibandingkan tahun lalu adalah komoditi Kacang Tanah,

Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar. Berikut adalah Tabel 9. Perbandingan Luas Panen,

38,340,33

42,72 42,76 43,06

14,45 14,72 14,81 14,61 14,82

2012 2013 2014 2015 2016

PR

OD

UK

TIV

ITA

S (

Ku

/Ha)

PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG & KEDELE TAHUN 2012 - 2016

JAGUNG KEDELE

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

37

Hasil Per Hektar dan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Provinsi

Aceh Tahun 2015 dan 2016.

Tabel 9. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, & Ubi Jalar

Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016

Uraian Satuan Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Tahun 2015

- Luas Panen Hektar 2.019 1.522 2.226 793

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 12,52 10,51 130,87 112,67

- Produksi Ton 2.527 1.600 29.131 8.935

Tahun 2016*)

- Luas Panen Hektar 1.816 1.229 1.778 745

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 12,70 11,35 129,46 112,14

- Produksi Ton 2.307 1.395 23.024 8.353

Persentase

Perubahan (%)

- Luas Panen % (10,03) (19,25) (20,11) (6,07)

- Hasil Per Hektar % 1,44 7,99 (1,08) (0,47)

- Produksi % (8,71) (12,81) (20,96) (6,51)

Ket : *) Angka Ramalan (ARAM II) 2016

Tahun 2016, Kacang tanah mempunyai jumlah produksisebesar 2.307 ton turun

8,71 persen dari tahun lalu,Kacang Hijau 1.395 ton turun 12,81 persen,Ubi Kayu 23.024 ton

turun 20,96 persen,dan Ubi Jalar dengan produksi 8.353 ton turun 6,51 persen

dibandingkan tahun lalu. Menurunnya produksi komoditi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi

Kayu, dan Ubi Jalar tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015merupakan akibat dari

menurunnya luas panen dari masing-masing komoditi tersebut. Namun untuk komoditi

Kacang Tanah dan Kacang Hijau terjadi peningkatan produktivitas sebesar 1,44 persen dan

7,99 persen dari tahun lalu, sedangkan komoditi Ubi Kayu dan Ubi Jalar untuk tahun 2016

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

38

selain mengalami penurunan produksi juga diikuti dengan penurunan produktivitas sebesar

1,08 persen dan 0,47 persen dibandingkan tahun lalu.

Berikut adalah Grafik 8. Perkembangan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi

Kayu, dan Ubi JalarTahun 2012 – 2016.

Grafik 8. Perkembangan ProduksiKacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan UbiJalar Tahun 2012 – 2016

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa komoditi yang terus mengalami penurunan

dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 adalah komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu,

danUbi Jalar. Penurunan produksi ketiga komoditi tersebut rata-rata lebih disebabkan

karena menurunnya luas panen dari tahun ke tahun. Sedangkan pada komoditi Kacang

Hijau, penurunan produksi sempat terjadi pada tahun 2013 sebesar 34,23 persen namun

kemudian tahun 2014 produksi Kacang Hijau meningkat sebesar 29,11 persen,pada tahun

2015 kembali terjadi peningkatan produksi sebesar 29,76 persen, dan pada tahun 2016

produksi Kacang Hijau menurun sebesar 12,81 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar merupakan komoditi swadaya

masyarakat. Tidak tercapainya target serta menurunnya jumlah produksi dibandingkan

6.9

34

3.8

61

3.0

80

2.5

27

2.3

07

1.4

52

95

5

1.2

33

1.6

00

1.3

95

38

.25

7

34

.37

9

31

.62

1

29

.13

1

23

.02

4

13

.35

6

11

.59

2

9.9

96

8.9

35

8.3

53

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

PR

OD

UK

SI (

TON

)

PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI KC. TANAH, KC. HIJAU, UBI KAYU, UBI JALAR TAHUN 2012 - 2016

KC. TANAH KC. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

39

dengan tahun lalu lebih disebabkan karena berfluktuatifnya harga, berkurangnya

permintaan pasar terhadap komoditi tersebut, serta tidak adanya penampung yang

membeli sesuai harga pasar menjadikan masyarakat beranggapan bahwa berbudidaya

komoditi tersebut tidak menguntungkan bagi mereka.Selain itu kurangnya perlakuan

khusus seperti pemberian bantuan seperti halnya komoditi Padi, Jagung, dan Kedelai dari

pemerintah daerah juga turut mempengaruhi penurunanproduksi. Khusus untuk komoditi

Ubi Jalar,selain karena komoditi ini bukan komoditi prioritas sehingga tidak ada bantuan

khusus yang diberikan oleh Pemerintah, kurangnya industri pengolahan yang hanya

terdapat di beberapa kabupaten saja seperti Bireun, Aceh Utara, dan Aceh Besar, juga

menjadi kendala dalam upaya peningkatan produksi.

Berikut adalah Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau,

Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2016.

Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2016

12

,21

12

,39

12

,31

12

,52

12

,70

10

,59

10

,53

10

,71

10

,51

11

,35

12

8,6

4

12

7,4

8

13

0,0

2

13

0,8

7

12

9,4

6

10

5,6

6

10

6,0

6

10

7,3

8

11

2,6

7

11

2,1

4

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

PR

OD

UK

TIV

ITA

S (K

U/H

A)

PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KC. TANAH, KC. HIJAU, UBI KAYU, UBI JALAR TAHUN 2012 -2016

KC. TANAH KC. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

40

Dari grafik terlihat produktivitas untuk masing-masing komoditi tidak

menunjukkanpeningkatan ataupun penurunan yang terlalu tinggi dalam beberapa tahun

terakhir. Produktivitas Ubi Jalar mengalami peningkatan sepanjang tahun 2012 sampai

dengan tahun 2015denganpeningkatan yang tidak signifikan, kemudian turun di tahun

2016 juga dengan penurunan yang tidak terlalu signifikan.Tahun 2013 produktivitas Ubi

Jalar meningkat 0,38 persen, tahun 2014 meningkat sebesar 1,24 persen dari tahun

sebelumnya, dan tahun 2015 produktivitas meningkat sebesar 4,93 persen dibandingkan

tahun 2014, dan tahun 2016 produktivitasnya mengalami penurunan 0,47 persen dari

tahun lalu. Jika produktivitas tahun 2012 s/d 2015 mengalami peningkatan, namun

sebaliknya produksi komoditi tersebut terus mengalami penurunan beberapa tahun

terakhir.

Sedangkan nilai produktivitas untuk komoditi Kacang Tanah, Kacang Hijau, dan

Ubi Kayu berfluktuasi beberapa tahun terakhir. Komoditi Ubi Kayu mengalami penurunan

nilai produktivitas tahun 2013 sebesar 0,90 persen dibandingkan tahun 2012, dan

meningkat sebesar 1,99 persen tahun 2014, tahun 2015 kembali meningkat sebesar 0,65

persen dibandingkan tahun 2014, dan tahun 2016 menurun sekitar 1,08 persen dari tahun

lalu. Komoditi Kacang Hijau mengalami penurunan produktivitas tahun 2013 sebesar 0,57

persen, namun tahun 2014 nilai produktivitas meningkat sebesar 1,71 persen, tahun 2015

kembali menurun sebesar 1,87 persen, dan tahun 2016 meningkat sekitar 7,99 persen dari

tahun sebelumnya. Selanjutnya untuk komoditi Kacang Tanah, nilai produktivitas tahun

2013 meningkat sebesar 1,47 persen dibandingkan tahun 2012, kemudian turun sebesar

0,65 persen tahun 2014, tahun 2015 meningkat sebesar 1,71 persen, dan tahun 2016

kembali mengalami peningkatan sebesar 1,44 persen dibandingkan tahun lalu.

Berbagai upaya peningkatan produksi komoditi pangan terus dilakukan dengan

berbagai cara, yakni melalui peningkatan luas tanam maupun perbaikan usaha tani untuk

meningkatkan produktivitasnya. Semua upaya tersebut dilakukan untuk mengatasi kondisi

kritis ketahanan pangan mengingat kian beratnya tantangan penyediaan pangan kedepan.

Selain pertambahan penduduk yang otomatis mengurangi lahan pertanian dan

perkebunan, sementara pada saat yang sama, pertambahan penduduk itu otomatis

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

41

membutuhkan tambahan ketersediaan pangan dan juga lahan pertanian, persoalan lainnya

adalah perubahan iklim yang menjadikan usaha untuk meningkatkan produksi terasa

semakin sulit dilakukan.Isu perubahan iklim ini tidak hanya menjadi perhatian pada forum

inetrnasional. Perubahan iklim menjadi isu strategis nasional diberbagai negara. Tidak

teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim, seperti musim

kemarau dan musim hujan, membuat para petani susah merencanakan masa tanam dan

masa panen. Tahun ini, musim penghujan terjadi di awal Ramadhan, petani di Acehenggan

menanam di waktu Ramadhan. Namun usai Idul Fitri malah memasuki musim kusim kering,

ini merupakan salah satu yang menyebabkan produksi tanaman pangan menurun terutama

komoditi padi.

Indikator kinerja yang ketiga dari sasaran strategis yaitu Meningkatnya Produksi

dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan adalah Pengamanan Produksi Tanaman

Pangan dari Gangguan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)dan DPI (Dampak Perubahan

Iklim).Dampak negatif perubahan ekstrim iklim global diantaranya adalah (1) terjadinya

degradasi sumberdaya lahan dan air, (2) terjadinya kerusakan pada infrastrukur

pertanian/irigasi, (3) timbulnya bencana banjir dan kekeringan dan (4) meningkatnya

serangan hama dan penyakit tanaman.Munculnya serangan OPT dan perubahan iklim

dapat mengakibatkan produksi menurun sehingga ketahanan pangan terganggu dan

pendapatan petani menurun. Dalam mendukung sistem produksi, strategi pengamanan

produksi tanaman pangan dilakukan melalui berbagai upaya kegiatan, antara lain melalui

subsistem pengendalian, subsistem penerapan teknologi pengendalian, dan subsistem

penyediaan sarana perlindungan. Subsistem pengendalian adalah mengembangkan

gerakan pengendalian yang didasarkan pada hasil pengamatan, subsistem penerapan

teknologi pengendalian adalah menggali dan mengembangkan penerapan teknologi

pengedalian yang efektif dan efisien sesuai sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT),

subsistem penyediaan sarana perlindungan tanaman adalah mengembangkan penggunaan

sarana perlindungan tanaman yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.

Target dari indikator pengamanan produksi komoditi tanaman pangan adalah luas

tanam dari komoditi tersebut. Dari tabel 4. diatas terlihat bahwapencapaian indikator

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

42

kinerja yang ditetapkan pada tahun 2016untuk komoditi Kacang Hijau adalah 100 persen

dari target yang ditentukan, sedangkan untuk komoditi pangan lainnyarata-rata

pencapaiannya adalah 99 persen.

Pada Komoditi Padi, target yang ditetapkan tahun 2016 adalah 447.630 Hadengan

realisasi luas lahan yang berhasil diamankan dari gangguan OPT dan DPI adalah seluas

447.088 Ha (99,88 persen). Jenis OPT yang menyerang komoditi padi antara lain tikus,

penggerek batang, penyakit blas,penyakit kresek, dll. Dari berbagai jenis OPT, tercatat tikus

yang paling banyak menyerang komoditi padi dengan luas serangan 4.877 Ha, diikuti

penyakit kresek3.228 Ha.Jenis OPT yang didata untuk komoditi Jagung berjumlah 6 jenis,

dan persentase luas lahan yang berhasil diamankan adalah 99,89 persen dari target luas

tanam 73.851 Ha.Jenis OPT yang menyerang luasan terbanyak adalah penggerek

tongkol619Ha, disusul Ulat Grayak 557 Ha.Untuk komoditi kedele, besarnya luas lahan yang

diamankan adalah 16.887 Ha dari target luas tanam 16.919 Ha (99,81 persen) dengan 6

jenis OPT yang didata diantaranya ulat grayak dan penggulung daun. Target luas tanam dan

realisasi luas lahan pengamanan untuk komoditi Kacang Hijau, Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan

Ubi Jalar masing-masing adalah Kacang Hijau; 1.178 Ha, 1.178 Ha (100 persen), Kacang

tanah; 1.837 Ha, 1.818 Ha (98,97 persen); Ubi Kayu; 1.756 Ha, 1.714 Ha (97,61 persen); dan

Ubi Jalar 540 Ha, 530 Ha (98,15 persen).

Dalam melaksanakan pengendalian OPT digunakan semua metode atau teknik

pengendalian yang sudah umum dilakukan seperti secara fisik, alami, dan kimiawi. Namun

kegiatan perlindungan tanaman difokuskan pada pengelolaan serangan OPT yang tidak

menimbulkan kerugian bagi petani dengan menerapkan teknik pengendalian yang ramah

lingkungan. Sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu) merupakan bagian yang erat

kaitannya dengan usaha produksi seperti pengelolaan ekosistem, penentuan varietas,

penggunaan benih unggul, penentuan waktu tanam, pemupukan berimbang, pengairan

dan teknik budidaya lainnya yang tidak hanya memperhatikan sasaran jangka pendek

tetapi merupakan pencapaian untuk sasaran jangka panjang untuk menjaga kelestarian

produksi dan pengelolaan lingkungan. Beberapa taktik dasar pengendalian hama terpadu

antar lain pemanfaatan pengendali hayati yang asli dari tempat tersebut, pengelolaan

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

43

lingkungan dengan cara bercocok tanam menggunakan pestisida secara selektif termasuk

pestisida fisiologis, ekologis, dan selektivitas melalui perbaikan tehnik aplikasi dan

pengetahuan terhadap sifat dan perilaku hama.

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura

Sasaran ini dicapai melalui program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan sasaran adalah Kegiatan

Penyediaan Sarana Produksi Pertanian dan Kegiatan Pengembangan Bibit Unggul

Pertanian.

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran

strategisini meliputi 2 (dua) indikator, yaitu; (1) jumlah produksi tanaman hortikultura, (2)

jumlah produktivitas tanaman hortikultura.

Pada indikator kinerja Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura, berdasarkan

Angka Sementara Posisi Desember tahun berjalan, tahun ini tidak ada komoditi yang

melebihi target produksi yang telah ditetapkan, pencapaian untuk komoditi Bawang Merah

adalah 92,74 persen, Kentang 62,10 persen, Cabe Besar 78,89 persen, Cabe Rawit 76,85

persen, Pisang 78,79 pesren, Jeruk Besar 81,07 persen, Durian 60,75 persen, dan Rambutan

36,31 persen.Sedangkan pada indikator kinerja Peningkatan Produktivitas Tanaman

Hortikultura, komoditi yang melebihi target produktivitas yang telah ditetapkan adalah

komoditi Bawang Merah, Cabe Besar, dan Cabe Rawit, dengan pencapaian produktivitas

113,21 persen untuk Bawang Merah, 116,18 untuk Cabe Besar, dan 136,61 persen untuk

Cabe Rawit.

Berikut adalah table10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi

Komoditi Hortikultura Tahun 2015 dan 2016.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

44

Tabel 10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Komoditi Hortikultura Provinsi Aceh

Tahun 2015 dan 2016

Uraian Satuan Bawang Merah

Kentang Cabe Besar

Cabe Rawit

Pisang Jeruk Besar

Durian Rambutan

Tahun 2015

- Luas Panen Hektar 776

3.247

4.622

3.812

842

360

1.620 2.545

- Hasil Per Hektar Ku/Ha

73,95

215,73

114,46

138,69

491,51

333,93

104,93 56,80

- Produksi Ton 5.738,80 70.046,60 52.905,60 58.918,2 61.045,40 12.021,30 16.998,50 14.456,60

Tahun 2016*)

- Luas Panen Hektar 691

2.135

3.339

2.152

953

405

1.829 2.775

- Hasil Per Hektar Ku/Ha

91,01

237,35

122,88

193,25

465,86

248,25

76,62 43,98

- Produksi Ton 6.288,90 50.674,30

41.031,30

41.595,40

44.396,70

10.054,10

14.013,10 12.203,60

Persentase Perubahan (%)

- Luas Panen % (10,95)

(34,25)

(27,76)

(43,55)

13,18

12,50

12,90 9,04

- Hasil Per Hektar %

23,07

10,02

7,36

39,34

(5,22)

(25,66)

(26,98) (22,57)

- Produksi %

9,59

(27,66)

(22,44)

(29,40)

(27,27)

(16,36)

(17,56) (15,58)

Ket : *) Data Sementara posisi Desember 2016 tahun berjalan

Tabel diatas menunjukkan data luas panen, hasil per hektar (produktivitas), dan

produksi untuk komoditi hortikultura di provinsi Aceh. Empat komoditi hortikultura yang

mempunyai produksi terbanyak pada tahun 2016 di Provinsi Aceh, antara lain Kentang,

Pisang, Cabe Rawit, dan Cabe Besar.

Pada tahun 2016, dari 23 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh, hanya ada tiga

Kabupaten yang tercatat melakukan penanaman tanaman Kentang yaitu Kabupaten Aceh

Tengah, Gayo Lues, dan Bener Meriah. Kabupaten Bener Meriah merupakan Kabupaten

penghasil Kentang terbesar di tahun 2016, dengan produktivitas rata-rata 237,35

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

45

Ku/Ha.Komoditi hortikultura terbesar kedua pada tahun 2016 adalah Pisang. Meskipun

mengalami penurunan produksi sebesar 27,27 persen dibandingkan tahun lalu, namun

Pisang tetap menjadi tanaman buah-buahan yang mempunyai potensi terbesar di Aceh.

Produksi Pisang terbesar berasal dari Kabupaten Pidie diikuti oleh Aceh Timur, Aceh

Tengah, dan Bireun, dengan rata-rata produktivitas tahun 2016 adalah 465,86

Ku/Ha.Selanjutnya, Kabupaten penghasil Cabe Rawit terbesar adalah Kabupaten Aceh

Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Besar dengan rata-rata produktivitas pada tahun 2016

adalah 193,25 Ku/Ha. Produksi tanaman Cabe Besar juga masih didominasi oleh Kabupaten

di wilayah tengah Provinsi Aceh yaitu Kabupaten Aceh Tengah, dan Gayo Lues dengan rata-

rata produktivitas tahun 2016 adalah 122,88 Ku/Ha.

Berdasarkan tabel 10 di atas, produksi Bawang Merah pada tahun 2016 mengalami

peningkatan produksi, sedangkan produksi komoditi lainnya mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2015. Peningkatan produksi Bawang Merah tahun 2016 dibandingkan

tahun sebelumnya mencapai sebesar 9,59 persen.Peningkatan produksi ini lebih

disebabkan karena adanya peningkatan produktivitas yaitu adanya bantuan saprodi di

beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Pidie, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues

yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi tahun ini. Sementara itu,

untuk tanaman hortikultura lainnya seperti tanaman Kentang, Cabe Besar, Cabe Rawit,

Pisang, Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan turun masing-masing 27,66 persen, 22,44

persen, 29,40 persen, 27,27 persen, 16,36 persen, 17,56 persen, dan 15,58 persen

terhadap tahun lalu. Pada komoditi seperti Kentang, Cabe Besar, dan Cabe Rawit

penurunan produksi dibandingkan tahun lalu lebih disebabkan oleh penurunan luas panen,

meskipun ketiga komoditi tersebut mengalami peningkatan produktivitas. Sedangkan pada

komoditi Pisang, Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan penurunan produksi adalah akibat dari

menurunnya produktivitas, meskipun keempat komoditi tersebut mengalami peningkatan

luas panen dibandingkan tahun lalu. Selanjutnya pada tahun 2015 terjadi serangan

Fusarium pada komoditi Pisang sehingga banyak tanaman pisang yang mati dan dibongkar,

dan sebagian lagi diganti dengan tanaman lain seperti sawit di Kabupaten Pidie, ini

berdampak pada penurunan produksi di tahun 2016.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

46

Untuk produktivitas terdapat empat komoditi yang mengalami kenaikan dari tahun

lalu yaitu Bawang Merah, Kentang, Cabe Besar, dan Cabe Rawit, sedangkan empat

komoditi lainnya mengalami penurunan produktivitas dari tahun sebelumnya yaitu Pisang,

Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan.Berikut adalah Grafik 10. Perkembangan Produksi

KomoditiHortikultura tahun 2012 – 2016.

Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun 2012 – 2016

Darigrafik diatas terlihat terjadi peningkatan produksi yang sangat tinggi pada komoditi

Kentang tahun 2014 yang mencapai 642 persen dibandingkan tahun 2013, tingginya

produksitahun 2014 terjadi karena adanya pihak investor dari Malaysia yang melakukan

perjanjian dengan petani Kabupaten Bener Meriahyang merupakan daerah sentra

produksi komoditi Kentang untuk melakukan pembelian komoditi tersebut. Dengan

terjaminnya harga membuat petani antusias menanam Kentang sehingga tahun 2014

terjadi lonjakan produksi yang sangat tinggi. Sedangkan untuk komoditi lainya, terjadi

fluktuasi dari tahun ke tahun. Dibandingkan tahun 2012, tahun 2013 Bawang merah

4.3

84

,6

3.7

10

,7

6.7

06

,5

5.7

38

,8

6.2

88

,9

6.8

42

,1

11

.30

9,6

83

.91

7,8

70

.04

6,6

50

.67

4,3

51

.41

1,2

42

.42

7,2

50

.18

9,3

52

.90

5,6

41

.03

1,3

38

.61

5,3

36

.71

1,3

52

.87

0,4

58

.91

8,2

41

.59

5,4

62

.66

1,9

50

.48

5,0

55

.24

4,8

61

.04

5,4

44

.39

6,7

11

.62

5,6

11

.37

9,2

12

.15

9,0

12

.02

1,3

10

.05

4,1

37

.20

3,2

15

.78

4,5

22

.61

2,6

16

.99

8,5

14

.01

3,1

30

.15

8,7

24

.12

0,8

32

.95

4,6

14

.45

6,6

12

.20

3,6

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

PR

OD

UK

SI (

TON

)

PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI HORTIKULTURATAHUN 2012 - 2016

B. MERAH KENTANG CB. BESAR CB. RAWIT PISANG JERUK BESAR DURIAN RAMBUTAN

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

47

mengalami penurunan produksi sebesar 15,4 persen, kemudian terjadi peningkatan

produksi sebesar 80,7 persen di tahun 2014, dan kembali mengalami penurunan sebesar

14,4 persen di tahun 2015, dan tahun 2016 meningkat sebesar 9,6 persen dibandingkan

tahun lalu.Komoditi Cabe Besar turun 17,5 persen di tahun 2013, tahun 2014 naik sebesar

18,3 persen, kembali mengalami peningkatan tahun 2015 sebesar 5,4 persen, dan tahun

2016 menurun sebesar 22,4 persen.Sama halnya dengan komoditi Cabe Rawit yang juga

mengalami penurunan produksi pada tahun 2013 sebesar 4,9 persen, tahun 2014 komoditi

ini mengalami peningkatan produksi sebesar 44 persen, dan tahun 2015 kembali meningkat

sebesar 11,4persen dibandingkan tahun 2014, dan tahun ini komoditi Cabe Rawit

mengalami penurunan sebesar 29,4 persen dari tahun lalu.Komoditi Pisang tahun 2013

mengalami penurunan sekitar 19,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian

meningkat 9,4 persen tahun 2014,kembali mengalami peningkatan10,5 persen di tahun

2015, dan tahun 2016 produksinya turun sebesar 27,3 persen dibandingkantahun

lalu.Komoditi Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan yang merupakan tanaman tahunan,

mengalami penurunan produksitahun 2013 dibandingkan tahun 2012, kemudian tahun

2014 yaitu memasuki masa panen raya ketiga komoditi tersebut mengalami peningkatan

produksi, dan tahun 2015 baik komoditi Jeruk Besar, Durian, dan rambutan kembali

mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2014, hal yang sama juga terjadi pada

tahun 2016 dimana ketiga komoditi tersebut mengalami penurunan produksi dibandingkan

tahun lalu.

Berikut adalah Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura tahun

2012 - 2016

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

48

Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura Tahun 2012 – 2016

Dari grafik diatas terlihat,produktivitas juga mengalami peningkatan dan penurunan sejalan

dengan perubahan produksi. Pada komoditi Kentang peningkatan produksi yang terjadi

pada tahun 2014 juga diikuti oleh peningkatan produktivitas sebesar 44,23 persen

dibandingkan tahun 2013, kemudian mengalami penurunan sebesar 8,48 persen pada

tahun 2015, dan tahun ini komoditi kentang mengalami peningkatan produktivitas sebesar

10,02 persen dibandingkan tahun lalu.Pada komoditi Bawang Merah tahun 2013

mengalami peningkatan produktivitas sebesar 25,03 persen, namun sebaliknya mengalami

penurunan produksi sebesar 15,4 persen ditahun yang sama. Peningkatan produksi pada

komoditi Bawang Merah yang terjadi di tahun 2014 sejalan dengan peningkatan

produktivitas sebesar 16,17 persen, tahun 2015 selain mengalami penurunan produksi,

produktivitas juga menurun sebesar 6,17 persen, dan pada tahun 2016selain mengalami

peningkatan produksi dari tahun lalu, produktivitas juga meningkat sebesar 23,07 persen.

Komoditi Cabe Rawit mengalami penurunan produksi yang diikuti dengan

penurunanproduktivitas sebesar 2,38 persen pada tahun 2013, tahun 2014 komoditi ini

mengalami peningkatan produksi yang diikuti dengan peningkatan produktivitas

54

,26

67

,84

78

,81

73

,95

91

,0114

4,3

5

16

3,4

3 23

5,7

2

21

5,7

3

23

7,3

5

10

3,3

9

94

,3

10

3,7

11

4,4

6

12

2,8

8

12

1,2

8

11

8,3

9

13

8,6

9

16

3,6

2

19

3,2

5

61

0,1

5

54

5,1

9

65

6,1

1

49

1,5

1

46

5,8

6

37

3,8

1

34

1,7

2

35

8,6

7

33

3,9

3

24

8,2

5

12

6,2

8

75

,52

17

6,6

6

10

4,9

3

76

,62

60

,27

54

,22 98

,78

56

,8

43

,98

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

PR

OD

UK

TIV

ITA

S (K

U/H

A)

PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2012 - 2016

B. MERAH KENTANG CB. BESAR CB. RAWIT PISANG JERUK BESAR DURIAN RAMBUTAN

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

49

sekitar17,15 persen, dan tahun 2015 kembali terjadi peningkatan produksi yang juga diikuti

dengan peningkatan produktivitas sekitar36,15 persen dibandingkan tahun 2014. Komoditi

Pisang tahun 2013 mengalami penurunan produktivitas sekitar 10,75 persen diikuti

penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian meningkat 20,15 persen

juga disertai dengan peningkatan produksi ditahun 2014, dan tahun 2015 selain mengalami

peningkatan produksi juga mengalami peningkatan produktivitas sekitar17,98 persen,

tahun 2016 produktivitas Cabe Rawit meningkat sebesar 18,11 persen namun tidak disertai

dengan peningkatan produksi yang malah mengalami penurunan.Sama halnya dengan

perkembangan produksi yang terjadi pada komoditi Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan,

nilai produktivitas pada komoditi tersebut juga mengikuti perkembangan produksi, setiap

kenaikan dan penurunan produksi juga disertai dengan kenaikan dan penurunan

produktivitas.Pada tahun 2013 terjadi penurunan produksi disertai penurunan

produktivitas, kemudian tahun 2014 yaitu masuk masa panen raya, ketiga komoditi

tersebut mengalami peningkatan baik produksi maupun produktivitas. Tahun 2015, setelah

masa panen raya berakhir baik komoditi Jeruk Besar, Durian, dan rambutan kembali

mengalami penurunan produksi dan produktivitas, tahun 2016 baik produksi dan

produktivitas dari ketiga komoditi tersebut mengalami penurunan.

C. REALISASI ANGGARAN

Secara keseluruhan kegiatan yang diembankan oleh pemerintah daerah kepada

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh dapat dilaksanakan dengan baik. Pada

tahun anggaran 2016Dinas Pertanian Tanaman Pangandialokasikan anggaran

Rp.212.876.726.900,- (Dua ratusduabelas milyar delapanratus tujuh puluh enamjuta

tujuh ratus dua puluh enam ribu sembilan ratusrupiah),dana tersebut terdiri dari dana

konvensional/reguler, Otonomi Khusus, Migas, dan DAK.

Dari sumber dana di atas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh melaksanakan 7

(tujuh) program/kegiatan yaitu : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur, Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian, Program

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

50

Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, Program Peningkatan Produksi Pertanian,

dan Program Perencanaan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan, dan telah

direalisasikan sebesar Rp.176.140.093.547,- (82,74 persen) dengan realisasi fisik86,56

persen dan Rp.36.736.633.353,- merupakan sisa anggaran.Dari 7 (tujuh)

program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh,

terdapat 3 (tiga) program utama yang menjadi sarana dalam pencapaian sasaran-

sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh untuk membangun sektor

pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di Provinsi Aceh. Ketiga

program tersebut adalah Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian, Program

Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, dan Program Peningkatan Produksi

Pertanian dengan jumlah pagu dana sebesar Rp. 126.313.275.500,- dan telah

direalisasikan sebesarRp. 96.782.983.176,- (76,62 persen).Adapun realisasi fisik dan

keuangan dana APBA tahun 2016 dapat dilihat di lampiran12LAKIP Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Aceh.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

51

BABIV PENUTUP

A. KESIMPULAN

LKJ Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh tahun 2016memberikan

gambaran tentang capaian kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh dalam melaksanakan Kegiatan,

Program, Kebijakan, Sasaran, Tujuan, Misi, dan Visi Dinas. Selama tahun 2016, berbagai

pencapaian baik berupa peningkatan maupun penurunan capaian kinerja telah dialami

Dinas. Berbagai capaian tersebut tidak semata-mata ditunjukkan dengan angka-angka

hasil pengukuran kinerja dengan segala data pendukungnya, tetapi ditunjukkan pula dari

trend pencapaian dari tahun ke tahun dan bagaimana kontribusinya terhadap target

akhir renstra.

Untuk melihat tingkat capaian kinerja dilakukan pengukuran terhadap 4 (empat)

sasaran strategis dan 9 (sembilan) indikator kinerja melalui analisis dengan

membandingkan antara realisasi dan target yang telah ditetapkan serta capaian tahun

ini terhadap capaian tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, sehingga diperoleh tingkat

pencapaian yang objektif baik keberhasilan ataupun kegagalan.

Sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah direncanakan dan mendapat

alokasi anggaran tahun 2016 secara umum dapat dilaksanakan dengan baik meskipun

terdapat beberapa indikator dengan tingkat kinerja yang belum optimal disebabkan

adanya kendala/permasalahan dalam proses pencapaian. Sasaran startegis Dinas

menyangkut Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk

Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan,untuk indicator

Jumlah Rehabilitasi/Pembangunan JUT mempunyai pencapaian 37,94 persen, sedangkan

untuk JITUT68,62 persen, dan untuk Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi mempunyai

pencapaian 0 persenakibat tidak lengkapnya beberapa syarat dalam pengajuan proposal

oleh kelompok tani.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

52

Sasaran Strategis dinas yang kedua adalah Meningkatnya Pendapatan Petani yang

bertujuan untuk mengetahui gambaran kesejahteraan petani tanaman pangan dan

hortikultura melalui kemampuan daya beli petani di pedesaan di provinsi Aceh, dan

gambaran tersebut tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai indikator dari sasaran

strategis tersebut. Semakin tinggi NTP, secara relative semakin kuat pula tingkat

kemampuan/daya beli petani. NTP Tanaman Pangan mempunyai nilai 93,56 persen atau

dibawah 100 persen yang berarti biaya produksi yang dikeluarkan petani lebih besar

dibandingkan keuntungan yang diperolehnya, sedangkan NTP tanaman hortikultura

mempunyai nilai 104,13 persen atau berada di atas nilai 100 yang berarti petani masih

memperoleh keuntungan dengan usahatani tanaman hortikultura yang diusahakannya.

Untuk sasaran startegis peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,

pada indikator jumlah produksitanaman pangan, hanya komoditi Jagung yang

mempunyai realisasi diatas target yaitu 114,69 persen dari target yang telah ditentukan.

Pencapaian produksi terendah adalah komoditi Kedele dengan pencapaian 33,58 persen

terhadap target. Produksi Kedele dalam tiga tahun terakhir mengalami trend penurunan

akibat menurunnya minat petani menanam kedele sebagai akibat dari rendahnya harga

pasar. Sedangkan pada indikator produktivitas tanaman pangan, tidak ada komoditi

yang mempunyai realisasi diatas target, namun semua komoditi mempunyai pencapaian

diatas 90 persen terhadap target. Dibandingkan komoditi pangan lainnya capaian

produktivitas tertinggi adalah komoditi padi yaitu 99,66 persen dari target yang telah

ditentukan,diikuti Jagung98,18 persen, sedangkan yang terendah pencapaian

produktivitasnya adalah komoditi Kacang Tanah yaitu 90,46 persen dari target yang

telah ditentukan.

Produksi Padi tahun ini mengalami penurunan 0,42 persen atau 9.718 Ton

dibandingkan tahun lalu, sedangkan produktivitasnya mengalami peningkatan 3,18

persen dari tahun 2015. Apabila dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2017

sebesar 2.372.650 ton, maka dapat dikatakan realisasi tahun ini hampir mencapai target

tersebut. Demikian juga dengan nilai produktivitas tahun 2016 sebesar 52,17 Ku/Ha

yang hampir mendekati target akhir renstra tahun 2017 sebesar 52,59 Ku/Ha.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

53

Produksi jagung tahun 2016 meningkat cukup tinggi yaitu sekitar 39,78 persen

atau sejumlah 81.605 ton dari produksi tahun 2015. Demikian halnya dengan produktivitas

yang juga mengalami peningkatan di tahun 2016 sekitar 0,70 persen atau sebayak 0,3

Ku/Ha dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016 rata-rata nilai

Produktivitas Jagung nasional adalah 52,83 Ku/Ha, sedangkan nilai produktivitas Jagung

Provinsi Aceh berdasarkan Angka Sementara (ARAM II) tahun 2016 adalah 43,06 Ku/Ha

masih dibawah rata-rata nilai produktivitas nasional, dan apabila dibandingkan nilai

produktivitas Jagung tahun 2016 sebesar 43,06 Ku/Ha dengan target akhir Renstra tahun

2017 sebesar 45,92 Ku/Ha, maka peningkatan yang ingin dicapai adalah sebesar 6,23

persen dari capaian tahun 2016, sedangkan produksi untuk target akhir Renstra tahun 2017

adalah sebesar 223.865 ton dan realisasi tahun 2016 adalah sebesar 286.730 ton, yang

berarti capaian tahun ini telah melebihi target produksi jangka menengah tahun 2017.

Beberapa komoditi pangan lainnya seperti Kedele, Kacang Tanah, Kacang Hijau,

Ubi Kayu, dan Ubi Jalar tidak mencapai target produksi pada tahun ini, selain itu juga

mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2015. Hal ini lebih disebabkan karena

berfluktuatifnya harga, berkurangnya permintaan pasar terhadap komoditi tersebut, serta

tidak adanya penampung yang membeli sesuai harga pasar menjadikan masyarakat

beranggapan bahwa berbudidaya komoditi tersebut tidak menguntungkan bagi mereka

Indikator ketiga terkait sasaran strategis ini adalah Pengamanan Produksi Tanaman

Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan

Iklim (DPI), Indikator ini berperan dalam mendukung program pengembangan tanaman

pangan terutama dalam mempertahankan produktivitas melalui upaya penekanan

kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI.Semua komoditi tanaman pangan

mempunyai capaian yang cukup baik dari target yang ditentukan pada tahun ini. Untuk

komoditi Kacang Hijau luas lahan yang berhasil diamankan dari gangguan OPT dan DPI

adalah 100 persen dari target luas tanamnya, sedangkan komoditi pangan lainnya realisasi

rata-rata mencapai 99 persen dari target luas tanam yang ditetapkan.

Untuk sasaran startegis Dinas peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

hortikultura, pada indikator kinerja Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura, tidak ada

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

54

komoditi yang melebihi target produksi yang telah ditetapkan, sedangkan pada indikator

kinerja Produktivitas Tanaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target produktivitas

tahun 2016 adalah komoditi Bawang Merah, Cabe Besar, dan Cabe Rawit. Komoditi

hortikultura yang mengalami kenaikan produksi dari tahun sebelumnya hanya Bawang

Merah, dengan peningkatan produksi sebesar 9,59 persen.Sedangkan komoditi hortikultura

lainnya seperti tanaman Kentang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Pisang, Jeruk Besar, Durian, dan

Rambutan turun masing-masing 27,66 persen, 22,44 persen, 29,40 persen, 27,27 persen,

16,36 persen, 17,56 persen, dan 15,58 persen terhadap tahun lalu. Dari beberapa komoditi

unggulan hortikultura di Provinsi Aceh, terdapat empat komoditi yang mempunyai produksi

terbanyak pada tahun 2016, yaitu Kentang, Pisang, Cabe Rawit, dan Cabe Besar.

Adapun berbagai upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas kinerja

dimasa mendatang adalah dengan terus melakukan perbaikan perencanaan dan

pelaksanaan program/kegiatan disertai dengan peningkatan kualitas, koordinasi, dan

sinergi dengan semua pihak terkait dan meningkatkan komitmen dengan seluruh jajaran

Dinas untuk lebih memperhatikan faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam upaya

mewujudkan indikator sasaran.

Dari segi Anggaran, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dialokasikan dana untuk

tujuh program sejumlah Rp.212.876.726.900,-denganrealisasi keuangansecara

keseluruhan sebesar Rp.176.140.093.547,- (82,74 persen) dan realisasi fisik 86,56 persen

dan sisa anggaran Rp. 36.736.633.353,-.

B. SARAN

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja Dinas dimasa

mendatang yaitu dengan :

1. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian secara optimal dalam mendukung

pencapaian produksi dan produktivitas seperti yang diharapkan.

2. Mengoptimalkan kembali lahan-lahan kering dan lahan tidur yang memiliki potensi

yang besar untuk meningkatkan produksi komoditi unggulan pertanian di Provinsi

Aceh.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

55

3. Melakukan pembangunan sistem irigasi terpadu dan modern serta merata di

seluruh daerah produksi pertanian.

4. Mendorong dan memfasilitasi petani dan generasi muda agar tetap mempunyai

minat tinggi dalam melakukan budidaya komoditi pertanian

5. Meningkatkan kesejahteraan petani dengan cara melakukan kerjasama dengan

dinas-dinas sektoral yang bertujuan untuk menekan harga yang dibayar petani

terhadap hasil pertanian sehingga terjadi peningkatan daya beli petani.

6. Menggiatkan penyuluhan sebagai sarana petani untuk memperoleh bimbingan dan

ilmu dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas

7. Meningkatkan mutu kualitas data sehingga data yang diperoleh adalah data yang

akurat agar perencanaan dapat tepat sasaran

8. Adanyapenerapan reward (penghargaan) dan punishment (sanksi) kepada

Kabupaten/Kota yang berhasil ataupun gagal dalam usahanya meningkatkan

produksi dan produktivitas

9. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait

untuk memperlancar proses administrasi dan pelaksanaan kegiatan

Akhirnya dari laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pimpinan

dalam menentukan strategi dan kebijaksanaan yang akan diambil untuk meningkatkan

kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam melaksanakan tugas dimasa

mendatang.

LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016

56

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Persentase

1 2 3 6

1. Peningkatan Luas Lahan 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : 5.994 M 1. - JUT : 2.274 M 37,94

Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) Pembangunan JUT dan - JITUT : 3.655 M - JITUT : 2.508 M 68,62

dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) JITUT.

untuk mendukung Peningkatan Produktivitas

Pertanian Tanaman Pangan. 2. Jumlah Luas Lahan yang 2. Optimasi Lahan : 100 Ha 2. Optimasi Lahan : - Ha 0,00

dioptimasi.

2. Meningkatnya Pendapatan 1. Nilai Tukar Petani (NTP) 1. NTP tan.pangan : 105 % 1. NTP tan.pangan : 93,56 % 89,10

Petani. Tanaman Pangan.

2. Nilai Tukar Petani (NTP) 2. NTP tan.hortikultura : 105 % 2. NTP tan.hortikultura : 104,13 % 99,17

Tanaman Hortikultura.

3. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - Padi : 2.550.000 Ton 1. - Padi : 2.321.328 Ton 91,03

Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan *) - Jagung : 250.000 Ton - Jagung : 286.730 Ton 114,69

Pangan. - Kedelai : 70.000 Ton - Kedelai : 23.506 Ton 33,58

- Kc. Tanah : 4.000 Ton - Kc. Tanah : 2.307 Ton 57,68

- Kc. Hijau : 2.000 Ton - Kc. Hijau : 1.395 Ton 69,75

- Ubi Kayu : 32.000 Ton - Ubi Kayu : 23.024 Ton 71,95

- Ubi Jalar : 10.000 Ton - Ubi Jalar : 8.353 Ton 83,53

2. Produktivitas Tanaman Pangan *) 2. - Padi : 52,35 Ku/Ha 2. - Padi : 52,17 Ku/Ha 99,66

- Jagung : 43,86 Ku/Ha - Jagung : 43,06 Ku/Ha 98,18

- Kedelai : 15,50 Ku/Ha - Kedelai : 14,82 Ku/Ha 95,61

- Kc. Tanah : 14,04 Ku/Ha - Kc. Tanah : 12,70 Ku/Ha 90,46

- Kc. Hijau : 12,38 Ku/Ha - Kc. Hijau : 11,35 Ku/Ha 91,68

- Ubi Kayu : 134,74 Ku/Ha - Ubi Kayu : 129,46 Ku/Ha 96,08

- Ubi Jalar : 116,96 Ku/Ha - Ubi Jalar : 112,14 Ku/Ha 95,88

3. Pengamanan Produksi Tanaman 3. - Padi : 447.630 Ha 3. - Padi : 447.088 Ha 99,88

Pangan dari Gangguan OPT dan DPI - Jagung : 73.851 Ha - Jagung : 73.771 Ha 99,89

- Kedelai : 16.919 Ha - Kedelai : 16.887 Ha 99,81

- Kc. Tanah : 1.837 Ha - Kc. Tanah : 1.818 Ha 98,97

- Kc. Hijau : 1.178 Ha - Kc. Hijau : 1.178 Ha 100,00

- Ubi Kayu : 1.756 Ha - Ubi Kayu : 1.714 Ha 97,61

- Ubi Jalar : 540 Ha - Ubi Jalar : 530 Ha 98,15

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2016

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH

Target Realisasi

4 5

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Persentase

1 2 3 6

Target Realisasi

4 5

4. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - B. Merah : 6.781 Ton 1. - B. Merah : 6.288,90 Ton 92,74

Produktivitas Komoditi Hortikultura **) - Kentang : 81.598 Ton - Kentang : 50.674,30 Ton 62,10

Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 52.012 Ton - Cb. Besar : 41.031,30 Ton 78,89

- Cb. Rawit : 54.124 Ton - Cb. Rawit : 41.595,40 Ton 76,85

- Pisang : 56.349,70 Ton - Pisang : 44.397 Ton 78,79

- Jeruk Besar : 12.402,18 Ton - Jeruk Besar : 10.054,10 Ton 81,07

- Durian : 23.065 Ton - Durian : 14.013,10 Ton 60,75

- Rambutan : 33.613,69 Ton - Rambutan : 12.203,60 Ton 36,31

2. Produktivitas Tanaman Hortikultura **) 2. - B. Merah : 80,39 Ku/Ha 2. - B. Merah : 91,01 Ku/Ha 113,21

- Kentang : 240,43 Ku/Ha - Kentang : 237,35 Ku/Ha 98,72

- Cb. Besar : 105,77 Ku/Ha - Cb. Besar : 122,88 Ku/Ha 116,18

- Cb. Rawit : 141,46 Ku/Ha - Cb. Rawit : 193,25 Ku/Ha 136,61

- Pisang : 669,23 Ku/Ha - Pisang : 465,86 Ku/Ha 69,61

- Jeruk Besar : 365,84 Ku/Ha - Jeruk Besar : 248,25 Ku/Ha 67,86

- Durian : 180,19 Ku/Ha - Durian : 76,62 Ku/Ha 42,52

- Rambutan : 100,76 Ku/Ha - Rambutan : 43,98 Ku/Ha 43,65

Pagu Anggaran Tahun 2016 yang direncanakan untuk Pencapaian Sasaran Strategis Rp. 126.313.275.500,-

Keterangan :

*) Realisasi (Angka Ramalan 2016)

**) Realisasi (Angka Sementara Posisi Desember 2016 berjalan)

Jumlah APBA Tahun 2016 Rp. 212.876.726.900,-

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

SKPD : Dinas Pertanian Tananaman Pangan Provinsi/Kabupaten/Kota : Propinsi Aceh Tahun Anggaran : 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 4

1

2 3

Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Meningkatnya Pendapatan Petani Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

1. Jumlah Rehabilitasi/Pembangunan JUT dan

JITUT 2. Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman

Hortikultura 1. Jumlah Produksi Tanaman Pangan 2. Produktivitas Tanaman Pangan

1. - JUT : 1.543 M

- JITUT : 3.933 M 2. Optimasi Lahan : 292 Ha 1. NTP tan.pangan : 105% 2. NTP tan.hortikultura : 105% 1. - Padi : 2.550.000 Ton - Jagung : 250.000 Ton - Kedelai : 70.000 Ton - K. Tanah : 4.000 Ton - K. Hijau : 2.000 Ton - Ubi Kayu : 32.000 Ton - Ubi Jalar : 10.000 Ton 2. - Padi : 52,35 Ku/Ha - Jagung : 43,86 Ku/Ha - Kedelai : 15,50 Ku/Ha

4

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura

3. Pengamanan Produksi Tanaman Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI 1. Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura

2. Produktivitas Tanaman Hortikultura

- K. Tanah : 14,04 Ku/Ha - K. Hijau : 12,38 Ku/Ha - Ubi Kayu : 134,74 Ku/Ha - Ubi Jalar : 116,96 Ku/Ha

3. - Padi : 447.630 Ha - Jagung : 73.851 Ha - Kedelai : 16.919 Ha - Kc. Tanah : 1.837 Ha - Kc. Hijau : 1.178 Ha - Ubi Kayu : 1.756 Ha - Ubi Jalar : 540 Ha 1. - B. Merah : 6.781 Ton - Kentang : 81.598 Ton - Cb. Besar : 52.012 Ton - Cb. Rawit : 54.124 Ton - Pisang : 56.349,70 Ton - Jeruk Besar : 12.402,18 Ton - Durian : 23.065 Ton - Rambutan : 33.613,69 Ton 2. - B. Merah : 80,39 Ku/Ha - Kentang : 240,43 Ku/Ha - Cb. Besar : 105,77 Ku/Ha - Cb. Rawit : 141,46 Ku/Ha - Pisang : 669,23 Ku/Ha - Jeruk Besar : 365,84 Ku/Ha - Durian : 180,19 Ku/Ha - Rambutan : 100,76 Ku/Ha

Sumber: Permenpan 29 Tahun 2010 Lamp II/2-3

1 2 3 4 5 6

1 Dinas Pertanian TP Aceh 168 4 70 242

2 UPTD BPTPH 114 21 49 184

3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih 94 4 13 111

Tanaman Pangan dan Hortikultura

4 SMK-PP Negeri Saree 93 - 40 133

5 SMK-PP Negeri Kutacane 18 - 16 34

6 SMK-PP Negeri Bireuen 6 - 7 13

7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree 16 - 22 38

8 UPTD Mekanisasi Pertanian 17 - 27 44

9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan 9 - 13 22

Total 535 29 257 821

KEADAAN : DESEMBER 2016

BAZETTING PNS DAN KONTRAK

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

Tenaga

KontrakNo

DaerahUnit Kerja

Jumlah PNS

PusatTotal

a b c d a b c d a b c d a b c d

1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan - - 1 - 4 6 7 1 18 38 44 29 12 5 1 2 168

2 UPTD BPTPH - - - - - 4 16 2 11 18 20 34 6 3 - - 114

3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH - - - - 4 5 6 3 11 11 13 22 15 3 1 - 94

4 SMK-PP Negeri Saree - - 1 1 7 6 6 - 8 10 20 28 6 - - - 93

5 SMK-PP Negeri Kutacane - - 1 - - - 1 - 3 7 1 4 1 - - - 18

6 SMK-PP Negeri Bireuen - - - - - - - - - 2 2 2 - - - - 6

7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - - - - 4 - 1 - 2 2 4 2 1 - - - 16

8 UPTD Mekanisasi Pertanian - - - - 1 - - - 1 3 3 5 2 2 - - 17

9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - - - - - - 2 1 2 - - 3 - 1 - - 9

JUMLAH 0 0 3 1 20 21 39 7 56 91 107 129 43 14 2 2 535

JUMLAH SDM PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

NO UNIT KERJA

GOLONGAN KEPEGAWAIAN

JUMLAHI II III IV

KEADAAN : DESEMBER 2016

a b c d a b c d a b c d a b c d

1 Dinas Pertanian TP - - 1 - 3 7 7 1 18 35 41 17 4 2 - 1 137

2 UPTD BPTPH - - - - - 4 16 1 9 17 13 4 - - - - 64

3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH - - - - 4 5 6 2 10 7 10 5 2 - - - 51

4 SMK-PP Saree - - 1 1 7 6 6 - 6 8 4 3 1 - - - 43

5 SMK-PP Kutacane - - 1 - - 1 - - 3 6 1 1 - - - - 13

6 SMK-PP Bireuen - - - - - - - - - 1 2 - - - - - 3

7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - - - - 4 - 1 - 2 1 4 - - - - - 12

8 UPTD Mekanisasi Pertanian - - - - 1 - - - - 3 2 3 - - - - 9

9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - - - - - - 2 1 2 - - - - - - - 5

JUMLAH 0 0 3 1 19 23 38 5 50 78 77 33 7 2 0 1 337

JUMLAH PNS FUNGSIONAL UMUM (STAF) PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

NO UNIT KERJA

GOLONGAN KEPEGAWAIAN

JUMLAHI II III IV

KEADAAN : DESEMBER 2016

a b c d a b c d a b c d a b c d

1 Dinas Pertanian TP 1 2 10 5 1 1 20

2 UPTD BPTPH 1 1 2

3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH 1 1 2

4 SMK-PP Saree 0

5 SMK-PP Kutacane 1 1

6 SMK-PP Bireuen 1 1

7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree 1 2 1 4

8 UPTD Mekanisasi Pertanian 1 2 1 4

9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - 3 1 4

JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 18 8 4 1 1 38

JUMLAH ESELON PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

NO UNIT KERJA

GOLONGAN KEPEGAWAIAN

JUMLAHI II III IV

KEADAAN : DESEMBER 2016

a b c d a b c d a b c d a b c d

1 Dinas Pertanian TP - - 1 - 3 7 7 1 18 37 42 27 9 3 - 2 157

2 UPTD BPTPH - - - - - 4 16 1 9 17 13 5 - 1 - - 66

3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH - - - - 4 5 6 2 9 9 9 6 2 - 1 - 53

4 SMK-PP Saree - - 1 1 7 6 6 - 6 8 4 3 1 - - - 43

5 SMK-PP Kutacane - - 1 - - 1 - - 3 6 2 1 - - - - 14

6 SMK-PP Bireuen - - - - - - - - - 2 2 - - - - - 4

7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - - - - 4 - 1 - 3 1 4 2 1 - - - 16

8 UPTD Mekanisasi Pertanian - - - - 1 - - - - 3 2 5 1 1 - - 13

9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - - - - - - 2 1 2 - - 3 - 1 - - 9

JUMLAH 0 0 3 1 19 23 38 5 50 83 78 52 14 6 1 2 375

KEADAAN : DESEMBER 2016

JUMLAH PNS STRUKTURAL PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN (STAF DAN ESELON)

NO UNIT KERJA

GOLONGAN KEPEGAWAIAN

JUMLAHI II III IV

a b c d a b c d a b c d a b c d

1 Dinas Pertanian TP

- Penyuluh Pertanian - - - - - - - - - - 1 2 2 1 1 - 7

- Arsiparis - - - - - - - - - 1 1 - 1 1 - - 4

2 UPTD BPTPH

- POPT - - - - - - - 1 - 2 7 29 6 2 - - 47

- Arsiparis - - - - - - - - 1 - - - - - - - 1

3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH

- PBT (Pengawas Benih Tanaman) - - - - - - 1 - 2 2 3 16 13 3 - - 40

- Arsiparis - - - - - - - - - - - 1 - - - - 1

4 SMK-PP Negeri Saree

- Guru - - - - - - - - 2 2 13 26 5 - - - 48

- Penyuluh Pertanian - - - - - - - - - - 1 - - - - - 1

- Veteriner - - - - - - - - - - - 1 - - - - 1

5 SMK-PP Kutacane

- Guru - - - - - - - - - - - 3 1 - - - 4

6 SMK-PP Bireuen

- Guru - - - - - - - - - - - 2 - - - - 2

7 UPTD Balai Benih HortikulturaSaree -

8 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan -

9 UPTD Mekanisasi Pertanian

- Penyuluh Pertanian - - - - - - - - - 1 1 1 - 1 - - 4

JUMLAH 160

KEADAAN : DESEMBER 2016

JUMLAH SDM FUNGSIONAL PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

NO UNIT KERJA

GOLONGAN KEPEGAWAIAN

JUMLAHI II III IV

SD SLTP SLTA D-1 D-3 D-4 S-1 S-2 S-3

1 Dinas Pertanian TP 1 24 - 2 - 113 27 1 168

2 UPTD BPTPH - 23 16 2 1 66 6 - 114

3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH 1 33 - 2 - 53 5 - 94

4 SMK-PP Saree 2 23 - 3 - 55 10 - 93

5 SMK-PP Kutacane 1 1 - 1 - 15 - - 18

6 SMK-PP Bireuen - - - - 1 4 1 - 6

7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - 5 - 8 3 - 16

8 UPTD Mekanisasi Pertanian - 2 - - 9 6 - 17

9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - 2 - 1 - 5 1 - 9

JUMLAH 0 5 113 16 11 2 328 59 1 535

KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS

PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH

NO JUMLAH

KEADAAN : DESEMBER 2016

Eselon II.a Eselon III.a Eselon IV.a Eselon IV.b

1 2 3 4 5 6

1 Dinas Pertanian TP 1 5 15 -

2 UPTD BPTPH - 1 1 -

3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH - 1 1 -

4 SMK-PP Saree - - - 1

5 SMK-PP Kutacane - - - 1

6 SMK-PP Bireuen - - - 1

7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - 1 3 -

8 UPTD Mekanisasi Pertanian - 1 3 -

9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - 1 3 -

1 10 26 3

No. Unit KerjaJabatan Stuktural

REKAPITULASI PNS BERDASARKAN JABATAN STUKTURAL

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

Total


Recommended