KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrohim.....
Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan askep dengan judul “ BURSITIS
PARU”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing, yang telah mengarahkan dan
membantu penulis menyelesaikan makalah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca.
Atas kritik dan saran dari pembaca, penulis ucapkan terima kasih.
Padang, 26 maret 2012
kelompok
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang ...........................................................................................................
1.2 Rumusan masalah .....................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan makalah.........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dasar.......................................................................................................
2.1.1 Pengertian....................................................................................................
2.1.2 Etiologi.......................................................................................................
2.1.3 Patofisiologi................................................................................................
2.1.4 Gambaran klinis...........................................................................................
2.1.5 Klasifikasi....................................................................................................
2.1.6 Penatalaksanaan......................................................................................................
2.2 Asuhan keperawatan teoritis
2.2.1 Pengkajian.......................................................................................................
2.2.2 Diagnosa keperawatan ....................................................................................
2.2.3 Intervensi.........................................................................................................
2.2.4 Implementasi.....................................................................................................
2.2.5 Evaluasi................................................................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................................................................
saran .........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bursitis Bursa merupakan suatu tempat yang berisi cairan berada di antara 2 struktur
tulang yang bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang sama dengan cairan
persendian dan secara normal jumlahnya memang sedikit. Bursitis adalah peradangan pada
bursa dapat disebabkan oleh adanya friksi, benturan secara langsung pada persendian atau
disebabkan oleh infeksi bakteri. Bursitis paling sering di bursa subdeltoid, bursa olekranon,
bursa prepatelan dan bursa radiohumenal, sesuai urutan kekerapannya lebih menonjol rasa
nyeri dari pada keparahan penyakit. Bursitis dapat dikelompokkan menjadi bursitis akut
adalah terjadi secara mendadak. Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut
sebelumnya atau cedera yang berulang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari bursitis ?
2. Apakah etiologi dari bursitis ?
3. Bagaimanakah pengobatan dari bursitis ?
4. Bagaimanakah pemeriksaan penunjang dari bursitis ?
5. Bagaimanakah diagnosa banding dari bursitis ?
6. Bagaimanakah ASKEP dari bursitis ?
1.3 TUJUAN PENULISAN MASALAH
1. Mahasiswa mengetahui definisi bursitis
2. Mahasiswa mengetahui etiologi bursitis
3. Mahasiswa mengetahui pengobatan bursitis
4. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang bursitis
5. Mahasiswa mengetahui ASKEP bursitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.KONSEP DASAR
2.1.1 Pengertian
Bursitis adalah peradangan bursa, yang terjadi pada tempat perlekatan tendon
atau otot dengan tulang oleh sebab yang belum diketahui dengan pasti.
Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah
kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahi pergerakan normal
dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan.
Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana
atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat
sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan.
2.1.2 Etiologi
Penyebabnya sering kali tidak diketahui, tetapi bursitis dapat disebabkan oleh
penggunaan sebagian anggota tubuh yang berlebihan selama :
1. Pemakaian berlebihan selama bertahun-tahun
a. Pergeseran yang berulang-ulang akibat gesekan dimana dinding bursa
menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa
b. Bursitis juga dapat berhubungan dengan jenis pekerjaan tertentu seperti
prepatela bursitis pada lutut pembantu rumah tangga, dan alekranon bursitis
pada pelajar.
2. Cedera : Seperti jatuh atau kecelakaan dan luka tersebut mengenai sendi pada
tanggan atau kaki.
3. Gout : Gangguan metabolisme yang menimbulkan serangan peradangan atritis
akut sendi paroksismal, biasanya mengenai sendi perifer tunggal.
4. Pseudogout : Adanya kalsium yang berlebihan di tulang persendian.
5. Arthritis rematoid: Kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial
dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku
sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan.
6. Infeksi.
Yang paling mudah terkena bursitis adalah bahu, bagian tubuh lainnya yang juga
terkena bursitis adalah sikut, pinggul, lutut, jari kaki, dan tumit.
Pengobatan.
Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik. Bursitis akut
non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk sementara waktu sendi
yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya
indometasin, ibuprofen atau naproksen)
Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran dari
obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin
perlu dilakukan lebih dari 1 kali.
Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral
(ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan
latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi.
Diobati dengan cara yang sama. Kadang endapan kalsium yang besar di bahu
bisa dibuang melalui jarum atau melalui pembedahan. Kortikosteroid bisa disuntikkan
langsung ke dalam sendi. Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi.
Latihan bisa membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.
Bursitis sering kambuh jika penyebabnya (misalnya gout, artritis rematoid atau
pemakaian berlebihan) tidak diatasi.
Tanda dan Gejala
Askep Bursitis Gejala utama pada bursitis pada umunya berupa
pembengkakan lokal, panas, merah, dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan
cenderung membatasi pergerakan, tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi
bursa yang meradang. Jika bursa di bahu meradang, maka jika penderita mengangkat
lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.
2.1.3 Patofisiologi
Bursitis trokanter dan tendinitis insersi aponeutosis otot gluteus di trokanter
mayor sering dikelirukan dengan penyakit intra antrikuler. Tendinitis M. gluteus
medsus dan M. gluteus minimus pada insersinya di dalam trokanter mayor adalah
penyakit tersering panggul pada usia pertengahan dan lanjut. Inflamasi di daerah insersi
otot tersebut biasanya juga meliputi burse trokanter yang terletak di sub cutan, dengan
nyeri lokal di posterolateral prominensia ( menonjol di atas permukaan ) trokanter.
Gejala utama bursitis dan tendinitis panggul ialah nyeri loka yang meliputi trokanter
mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrem atau abduksi panggul.
Penderita mengeluh nyeri panggul, biasanya menjadi lebih hebat pada eksuserbasi dan
beralih ke sisi lateral paha. Biasanya panggul teraba hangat dan kulit meliputi trokanter
mayor terlihat kemerahan. Karena nyeri di bokong dan panggul keatas berhubungan
dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal. Perlu dissrykirk, penyakit degeneratif
diskus invertebratalis dan iskias pada burtitis terdapat nyeri setempat pada palpasi
burse, sedangkan gerak mengangkat tungkai yang lurus tidak menimbulkan nyeri, nyeri
ini perlu pula dibedakan dengan penyakit intra artikuler endo rotasi maksimal akan
menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian pada penyakit sendi panggul
perkusi di tumit dengan tungkai lurus akan meningkatkan nyeri tidak demi
penanggulangan.
Bersifat simptomatik dengan istirahat dan obat anti inflamasi. Nyeri biasanya
menghilang dalam waktu 2 – 3 hari.
2.1.4 Gambaran klinis
Bursitis akut
Terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di
daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak.
Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri yang
luar biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.
Bursitis kronis
Merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karena cedera
yang berulang. Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal dan di dalamnya terkumpul
endapan kalsium padat yang menyerupai kapur.
Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan
tambahan. Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pergerakan, sehingga
otot mengalami penciutan (atrofi) dan menjadi lemah.
Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa
minggu dan sering kambuh.
- Gerakan sendi sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri
- Bursitis trauma biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak
- Bursitis alekranon sering merupakan radang piogenik
- Gejala dini berupa tanda radang akut dengan hipertemia, edema luas di
sekitarnya tetapi tidak ada tanda arthritis
Diagnosis banding
Arthritis akut, cedera siku dan penyakit pirai yang dapat mengenai bursa
alekranon. Pada penyakit Pirai dapat ditemukan Kristal Urat
Penanganan
Pada bursistis alekranon akibat trauma atau idiopatik perlu perlindungan bursa
terhadap iritasi dan tekannabila perlu dilakukan aspirasi danbeban tekan aspirasi harus
dilakukan secara steril mengingat adanya infeksi bacterial
1.Bursitis panggung / bursitis trokanter
Bursitis trokanter sering dikelirukan dengan penyakit intra artikuler
Penyebab tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan lanjut
Gambaran klinis
Gambaran utama bursitis panggul adalah local yang meliputi trokanter mayor
dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrim dan abduksi panggul
Diagnosis banding
Karena nyeri di bokong dan panggul sering berhubungan dengan penyakit
tulang belakang daerah lumbal pada penyakit intra artikuler endorotasi maksimal akan
menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian
2.Bursitis kaki
Antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles biasanya
terdapat bursa. Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan kulit. Perbedaan
antara kedua bursitis ini dapat ditentukan karena bursitis retrokalkareus menonjol
bilateral disamping tendon sedangkan bursitis rettendo Achilles menutup tendon
tersebut
Penyebabnya adalah pembebanan yang berlebihan atau rangsangan alas kaki yang
tidak cocok misalnya rangsangan pinggir belakang sepatu.
2.1.5 Klasifikasi
Bursitis dklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu : Bursa yang sering
terkena adalah :
1. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling penting
dalam tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan nyeri akut serta
pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi bahu, dan nyeri
menetap pada insersi deltoid terutama pada malam hari. Sering kali sekunder
akibat robeknya bungkus rotator yang terjadi tanpa di ketahui.
2. Bunion bursitis yaitu daerah pembengkakan yang mengeras pada permukaan
metakarpofalangeal I. Penanggulangan dengan aspirasi cairan pada bagian yang
membengkak dan suntikan kortikosteroid local.
3. Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan tulang
kallaneus (retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut dan kulit (bursa sub
kutaneous). Menimbulkan rasa nyeri di daerah tersebut terutama pada kalkaneus
posterior. Mudah untuk melakukan suntikan kortikosteroid dan xilokain pada
daerah pembengkakan di sini, tetapi harus hati-hati tidak boleh ada bolus pada
tendon untuk menghindari risiko rupture.
4. Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri pada daerah tumit. Suntikan local
kortikosteroid dan atau lidokain sangat membantu.
5. Anserin bursitis, sering disalah tafsirkan sebagai osteortritis karena dijumpai pada
wanita tua bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri, tegang (tender) dan kadang-
kadang membengkak dan terasa panas di daerah lutut bagian medial inferior,
distal garis sendi.
6. Bursitis pre patellar (house maid’s knee dengan keluhan yang khas pada lutut,
yaitu rasa nyeri sewaktu berlutut, terasa kaku, bengkak dan berwarna merah pada
bagian anterior lutut (patela). Penyebab yang paling sering karena lutut sering
bertumpu pada lantai. Berbeda dengan sinovitis pada lutut yang menimbulkan
pembengkakan di daerah belakang bagian pinggir lutut.
7. Bursitis olekranon, terdapat pada puncak siku (tip). Hal ini sering terjadi pada
posisi dengan menggunakan siku atau sering jalan tiarap. Walaupun inflamasinya
jelas tetapi kadang-kadang rasa nyeri hanya minimal. Juga dapat timbul pada
artristis rheumatoid, gout, akibat trauma dan infeksi. Pencegahan dilakukan
dengan memakai alas karet busa untuk protektif. Kalau perlu dapat diberi suntikan
local kortikosteroid.
8. Bursitis kalkaneal, ada 3 bursa di sekeliling kalkanrus yang dapat mengalami
inflamasi dan menimbulkan rasa sakit yaitu :
Bursitis retro kalkaneal pada bagian anterior Achilles.
Bursitis post kalkaneal pada bagian posterior Achilles
Bursitis sub kalkaneal pada bagian inferior tulang kalkaneus. Bursitis yang
berulang-ulang di tempat ini dapat mengakibatkan tebdnitis pada Achilles
dan dapat mengakibatkan rupture tendon.
9. Bursitis pada ibu jari metakarpofangeal I, kelingking dan tumit. Hal ini terutama
di sebabkan ukuran sepatu yang tidak sesuai.
10. Bursitis hip (pada pinggul), ada 3 yang terpenting yaitu :
bursitis trokanter, pada inseri otot gluteus medius di trokanter femur,
menimbulkan rasa nyeri pada bagian lateral pinggul sebelah bawah
trokanter dan dapat menjalar ke bawah, ke kaki atau lutut. Rasa nyeri
istimewa pada malam hari dan bertamnah nyeri kalau dibengkokkan, rotasi
internal atau kalau mendapat penekanan di daerah trokanter tersebut
dijumpai otot-otot menegang kaku. Dan pada foto roentgen terlihat adanya
deposit kalsium. Penanggulangan dengan suntikan local lidocain 1%.
Bursitis iliopektineal, menimbulkan rasa nyeri dan tegang di daerah lateral
segi tiga skarpa (daerah segi tiga yang dibatasi oleh ligament inguinal,
2.1.6 Penatalaksanaan
Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.
Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk
sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat
peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen) Kadang
diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran dari obat bius
lokal dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu
dilakukan lebih dari 1 kali.
Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral
(ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan
latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi.
Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama.
Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum atau
melalui pembedahan.
Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.
Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu
mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.
2.2 ASUHAN KEPERWATAN TEORITIS
2.2.1 Pengkajian
Pengumpulan data klien baik subjektif maupun objektif pada bursitis data yang
perlu didapati adalah sebagai berikut:
2.2.1a Identitas klien
Identitas klien tersebut meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status perkawinan, alamat, golongan darah, penghasilan dan hubungan klien
dengan penanggung jawab.
2.2.1b Riwayat kesehatan klien
Riwayat kesehatan sekarang
Klien Bursitis umunya berupa pembengkakan lokal, panas, merah, dan nyeri.
Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan,
Kesehatan sekarang berupa sakit pada persedian, nyeri saat bergerak.
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat dahulu haruslah diketahui baik yang berhubungan dengan bursitis
dan penyakit sistemik lainnya. Riwayat ini bisa didapatkan dari klien
maupun keluarga.
Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan sebelumnya ada keluarga yang mengalami penyakit yang
sama dengan klien.
2.2.1c Pemeriksaan fisik
Aspek yang dikaji pada pemeriksaan fisik yaitu tingkat nyeri yang dirasakan
klien, peradangan pada anggota gerak yang dialami klien.
2.2.1d Pemeriksaan penunjang
Ada pemeriksaan khusus untuk memastikan adanya bursitis yaitu dengan
radiografi. Pada daerah yang terserang biasanya menunjukkan adanya klasifikasi
dalam bursa, tendon atau jaringan lunak yang berdekatan.
2.2.1e Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Daerah di
sekitar bursa terasa sakit jika diraba dan pergerakan sendi tertentu menimbulkan
nyeri. Jika bursa tampak membengkak, bisa diambil contoh cairan dari bursa
dan dilakukan pemeriksaan terhadap cairan untuk menentukan penyebab dari
peradangan.
2.2 Kemungkinan diagnosa yang muncul
Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi
rotator cuff ke tulang,
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/
granulamatosa di dalam jaringan parut.
Gangguan inteloriensi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan/ keletihan.
Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan, nyeri pada waktu
bergerak.
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak
Klien tampak berhati-hati saat bergerak
Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar
lengannya
Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak
Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama.
Penurunan kekuatan otot
2. Pengelompokan Data
Data Subyektif Data Obyektif
Klien mengeluh nyeri pada daerah
yang bengkak
Klien mengatakan nyeri bila
melakukan gerakan memutar
misalnya memutar lengannya
Klien mengungkapkan sakit bila
beraktivitas dalam waktu yg lama.
Klien tampak berhati-hati saat
bergerak
Ekspresi wajah tampak meringis
saat bergerak
Gelisah
Penurunan kekuatan otot
3. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 DS :
Klien mengeluh nyeri pada daerah
yang bengkak
Klien mengatakan nyeri bila
melakukan gerakan memutar
misalnya memutar lengannya
DO :
Klien tampak berhati-hati saat
bergerak
Ekspresi wajah tampak meringis
saat bergerak
Adanya bengkak
Gelisah
Efusi pada bursa. Nyeri akut
2 DS :
Klien mengungkapkan sakit bila
beraktivitas dalam waktu yang
lama.
DO :
Klien tampak berhati-hati saat
bergerak
Adanya bengkak
Robekan terjadipada
insersi rotator cuff
ketulang.
Gangguan
mobilitas fisik
3 DS : -klien mengatakan nyeri
DO : -klien kelihatan meringis menahan
sakit Resiko infeksi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi
rotator cuff ke tulang,
3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/
granulamatosa di dalam jaringan parut.
ASKEP BURSITIS
A. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa
Tujuan:
Klien akan menunjukan nyeri berkurang/hilang, dengan kriteria :
Terlihat tenang dan rileks
Tidak ada keluhan nyeri
Menunjukan perilaku penanganan nyeri
Intervensi:
1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit nonverbal.
Rasional :
Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan
program.
Adanya organisme
piogen/granula
matosa pada jaringan
paut
2. Beri kenyamanan seperti penggunaan kasur/matras yang lembut. Tinggikan linen
tempat tidur sesuai kebutuhan.
Rasional :
Menurunkan tekanan pada daerah yang sakit.
3. Klien diistrahatkan, bedrest di tempat tidur serta berikan masage yang lembut.
Rasional :
Membatasi nyeri serta meningkatkan relaksasi.
4. Dorong teknik manajemen relaksasi dan bimbingan imajinasi.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot.
5. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Mengurangi nyeri.
B. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi
rotator cuff ke tulang.
Tujuan :
Klien memperlihatkan peningkatan kekuatan dan fungsi dalam melakukan aktivitas
fisik, dengan kriteria :
Peningkatan kekuatan otot
Bergerak dengan aktif tanpa nyeri
Tidak adanya keterbatasan gerakan.
Intervensi :
1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas
Rasional :
Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya
2. Berikan lingkungan yang aman.
Rasional :
Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap.
Rasional :
Mempertahankan/meningkatkan fungsi sendi..
4. Dorong klien untuk sering mengubah posisi, bantu klien untuk bergerak di tempat
tidur.
Rasional :
Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi.
5. Konsul dengan ahli terapi fisik/fisioterapi.
Rasional :
Memformulasikan program latihan.
C. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/
granulamatosa di dalam jaringan parut.
Tujuan :
Klien akan menunjukan tidak adanya tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda vital dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi
Rasional :
Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya
2. Gunakan teknik antiseptik nilai melakukan tindakan kepada klien.
Rasional :
Mencegah infeksi silang.
3. Ajarkan kepada klien untuk selalu membersihkan daerah-daerah yang terdapat
pembengkakan
Rasional :
Mencegah masuknya bakteri lain yang dapat menyebabkan infeksi
4. Berikan antibiotik sesuai intruksi pengobatan
Rasional :
Antibiotik dibutuhkan untuk mengatasi infeksi
D. Gangguan inteloriensi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan/ keletihan.
Tujuan : Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x 24 jam.
Kriteria hasil :
- Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuan
- Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleriansi
aktifitas.
INTERVENSI RASIONAL
1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan 1. Klien menunjukkan kelemahannya
ketidak mampuan untuk berpartisipasi
dalam aktifitas sehari-hari
2. Berikan lingkungan tenang dan periode
istirahat tanpa gangguan
3. Pertahankan istirahat tirah baring / duduk
jika diperlukan
4. Berikan lingkungan yang aman
berkurang dan dapat melakukan
aktifitasnya
2. Menghemat energi untuk aktifitas
3. Istirahat sistemik dianjurkan selama
eksaserbasi dan seluruh fase penyakit
yang penting mencegah kelemhan
4. Menghindari cedera akibat kecelakaan
E. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan, nyeri pada waktu
bergerak.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien mampu melakukan
perawatan terhadap dirinya secara mandiri.
Kriteria hasil :
Klien mampu melaksanakan aktifitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten
dengan kemampuan individual.
Klien mampu mendemontrasikan perubahan teknik atau gaya hidup untuk
memenuhi kebutuhan perawatan diri.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kajian keterbatasan klien
dalam peraatan diri.
2. Pertahankan mobilitas, control
terhadap nyeri dan program
latihan.
3. Kaji hambatan terhadap
partisipasi dan perawatan diri.
4. Konsul dengan ahli terapi
okulasi.
1. Mungkin dapat melanjutkan aktifitas umum
dengan melakukan adaptasi yang dilakukan
pada saaat ini.
2. Mendukung kemandirian fisik / emosional.
3. Menyiapkan untuk meningkatkan
kemandirian, yang akan meningkatkan harga
diri.
4. Berguna untuk menentukan alat bantu utnuk
memenuhi kebutuhan individu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bursitis adalah peradangan pada suatu bursa yang kadang-kadang disertai dengan
pengendapan kapur pada tendon supraspinatus di bawahnya ( Kamus Kedokteran
Dorland )
Bursitis adalah peradanganpada bursa yang terjadi pada tempat perlekatan tendon
atau otot dengan tulang sebab yang belum diketahui dengan pasti.
Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri
Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovialyang memudahkan
pergerakan normal daripada otot dan berfungsi untuk mengurangi gesekan
Etiologi
1. Cedera
2. Gout
3. Pseudogout
4. Arthritis Rematoid
Manifestasi Klinis
1. Pembengkakan lokal, paras, merah
2. Nyeri
3. Pembatasan gerak
Saran
Bursitis adalah peradangan pada suatu bursa yang kadang-kadang disertai dengan
pengendapan kapur pada tendon supraspinatus di bawahnya.
Bursitis biasanya terjadi pada bahu, siku, pinggul, panggul, tumit, jari kaki, dan tumit.
Hal ini juga disebabkan pola perilaku kita yang tidak disengaja ( seperti menyangga kepala
menggunakan sikut ), kebiasaan ini merupakan salah satu penyebab terjadinya bursitis. Oleh
karena itu kita harus membiasakan serta memperhatikan kebiasaan perilaku kita yang tidak
baik. Selain itu juga kita harus menghindari hal-hal yang menyebabkan terjadinya bursitis.
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, Robert M. “Bursitis, Tendinitis, Myofascial Pain, and Fibromyalgia.” In
Conn’s Current Therapy. ed. Robert E. Rakel. Philadelphia:W. B. Saunders Co., 1996.
The Burton Goldberg Group. Alternative Medicine: The Definitive Guide. Fife,WA:
Future Medicine Publishing, 1995.
Jacqueline L. Longe. The Gale Encyclopedia of Medicine Second Edition. 27500 Drake
Road :Gale Group, 2002.
Saunders Co., 1996.
Bennett, Robert M. “Bursitis, Tendinitis, Myofascial Pain, and Fibromyalgia.” In
Conn’s Current Therapy. ed. Robert E. Rakel. Philadelphia:W. B. Saunders Co., 1996.
The Burton Goldberg Group. Alternative Medicine: The Definitive Guide. Fife,WA:
Future Medicine Publishing, 1995.
Jacqueline L. Longe. The Gale Encyclopedia of Medicine Second Edition. 27500 Drake
Road :Gale Group, 2002
Doengoes,(1999).perencanaan asuhan keperawatan .jakarta:EGC Doenges, Marylinn.
2001. Rencana Keperawatan. Jakrta : EGC
Junadi, Purnawan, dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisis II. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI.
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN BURSITIS
Disusun Oleh:
ASRI KASIATI
DERI NOFRIANDI
BERTO JUNIANTO
DERA HARIANTO
PROGRAM STUDY D III KEPERAWATANYAYASAN PENDIDIKAN BAITURRAHMAH
PADANG 2012