i
MAKALAH KEBIDANAN DASAR 1
TENTANG
HORMON –HORMON REPRODUKSI PADA WANITA
Disusun oleh Kelompok 7 :
1. Ambarwati 141540103398001
2. Eni latifah 141540134170020
3. Fadila nastuti 141540134260029
4. Puji indriyani 141540134540057
5. Ulfah hardiyanti 141540134710074
PRODI D3 KEBIDANAN/ IA
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN 2014/2015
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Hormon Hormon Reproduksi pada wanita dalam rangka untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kebidanan Dasar 1.
Dalam menyelesaikan penyusunan karya makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak.Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan kami.Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sebagai masukan bagi kami.
Akhir kata kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan kami sebagai penulis pada khususnya.Atas segala
perhatiannya kami mengucapkan banyak terima kasih.
Purwokerto,12 Desember 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ................................................................ 1
B. Rumusan masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan masalah .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Estrogen ........................................................................................ 3
B. Progesterone .................................................................................. 8
C. Gonadotrophin relaasing hormone ................................................ 18
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 19
A. Kesimpulan .................................................................................... 19
B. Saran .............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon (dari bahasa Yunani, horman - "yang mengerakan") adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon adalah
senyawa yang secara normal dikeluarkan oleh kelenjar endokrin atau jaringan
tubuh dan dilepaskan ke peredaran darah, menuju jaringan sasaran,
berinteraksi secara selektif dengan reseptor khas dan menunjukkan efek
biologis (Siswandono dan Soekardjo, B., 1995). Semua organisme
multiselular, termasuk tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon beredar di
dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target. Ketika hormon
menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada
permukan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan
menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi
genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya
adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis
(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan,
pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang,
kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan
menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan
pelepasan hormon lainya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada
hampir semua organisme multiselular.
Hormon dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Hormon kelenjar, yaitu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar
endokrin, seperti kelenjar adrenalin, pituitari, tiroid, pankreas, dan gonad.
2. Hormon jaringan, yaitu hormon yang dihasilkan oleh jaringan. Contoh:
histamin, norefinefrin dan serotonin.
2
B. Rumusan masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian Estrogen?
2. Apakah yang dimaksud dengan pengertian Progesteron?
3. Apakah yang dimaksud dengan pengertian GNRH?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, dapat
disimpulkan tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Estrogen.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Progesteron.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan GNRH.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hormon Estrogen
Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim
wanita yang merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti
halnya payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks
sekunder. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita,
hormon indung telur tidak memainkan peran yang penting dalam gairah seks
mereka. Dalam sebuah penelitian pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90%
melaporkan tidak adanya perubahan dalam nafsu seks atau fungsi setelah
hormon seks diturunkan karena pengangkatan kedua rahim.
Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan
elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina.
Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita.
Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang
terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi,
pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.
Hormon estrogen adalah hormon steroid seks dengan 18 atom C dan
dibentuk terutama dari 17-ketosteroid androstenedion. (Sarwono
Prawirohardjo, ilmu kandungan)
Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim
untuk merangsang pertumbuhan organ seks, seperti; payudara dan rambut
pubik; mengatur siklus menstruasi.
Hormon Estrogen merupakan hormon steroid kelamin karena memiliki
struktur kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar
diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Hormon ini dihasilkan
oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
4
Estrogen dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Estrogen Alami : Estrogen diproduksi oleh folikel ovarium, dan juga
adrenal dan testis. Merupakan hormon steroid yang memiliki 18 atom
kabon dengan cincin-A (aromatik) tidak tersaturasi.
2. Estrogen Sintetis : Senyawa sintetis (buatan) yang mempunyai efek
estrogenik kuat bila diberikan secara oral.
Berdasarkan struktur kimia, estrogen yang digunakan dalam terapi
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Steroid
Ketiga estrogen alami utama dalam perempuan estron (E1),
estradiol (E2), dan estriol (E3). Estradiol (E2) adalah bentuk dominan pada
wanita tidak hamil, estron diproduksi selama menopause, dan estriol
merupakan estrogen utama kehamilan. Dalam tubuh ini semua diproduksi
dari androgen melalui tindakan enzim.
Meskipun orang sering menganggap estrogen sebagai entitas
tunggal, hormon ini sebenarnya tiga molekul biokimiawi berbeda yang
secara alami tubuh memproduksi Ketiga molekul estrogen memiliki
kegiatan yang berbeda yang membuat mereka lebih atau kurang
"estrogenik:".
Estrone lebih lemah dari estradiol. Estron dibuat dari lemak
tubuh.Dari menarche dengan menopause estrogen utama adalah 17β-
estradiol. Pada wanita postmenopause lebih estron hadir dari estradiol. Ia
wujud dengan banyak untuk wanita yang putus-haid.
Estradiol adalah dihasilkan dari testosteron dan estron dari
androstenedion oleh aromatase. Estradiol dibuat dari ovarium, dan
memberikan penampilan wanita melengkung mereka.
Estriol hadir dalam jumlah kecil dan sebagian besar dibuat selama
kehamilan
Premarin, obat estrogenik sering diresepkan, mengandung estrogen
dan steroid equilin equilenin, selain estron sulfat tetapi karena resiko
5
kesehatan, lebih banyak estrogen genetik bernama Progynova (estradiol
valerat) sekarang lebih sering diresepkan.
2. Nonsteroid
Berbagai bahan sintetis dan alami telah diidentifikasi yang juga
memiliki aktivitas estrogenik.
a. Zat sintetis dari jenis ini dikenal sebagai xenoestrogens.
b. Tanaman produk dengan aktivitas estrogenik yang disebut fitoestrogen.
c. Yang dihasilkan oleh jamur yang dikenal sebagai mycoestrogens
Fungsi Estrogen yang umumnya diproduksi oleh rahim yakni :
1. merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya
payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder.
2. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi.
3. Menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam
memproduksi cairan yang melembabkan vagina.
4. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara
wanita.
5. Mencegah gejala menopause seperti hot flushes (rasa panas didaerah tubuh
bagian atas dan gangguan mood)
6. Mempertahankan fungsi otak.
7. Mengatur pola distribusi lemak di bawah kulit sehingga membentuk tubuh
wanita yang feminine
8. Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel
jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
9. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan
struktur normal kulit agar tetap lentur, menjaga kolagen kulit agar
terpelihara dan kencang serta mampu menahan air
10. Produksi sel pigmen kulit
11. Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar
yang terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan
kesulitan ereksi, pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada
beberapa pria.
6
3. Hormon Estrogen
Dampak jangka panjang akibat berkurangnya hormon estrogen adalah:
a. Meningkatnya risiko Osteoporosis ( patah tulang ).
b. Meningkatnya risiko penyakit jantung koroner.
c. Meningkatnya risiko dimensia ( linglung ).
d. Meningkatnya risiko kanker usus besar.
Meningkatnya Hormon Estrogen
Indikasi
a. Kontrasepsi
b. Vaginitis atrofik
c. Osteoporosis
d. Penyakit kardiovaskuler yang terkait menopause
e. Perdarahan menstruasi hemoragik
f. Kegagalan perkembangan ovarium
g. Hirsutisme
h. Kanker prostate
Kontraindikasi
a. Kehamilan teratogenik
b. Neoplasma yang tergantung estrogen
c. Perdarahan pervaginam
d. Kerusakan hati
e. Kelainan tromboembolik
Efek Samping
a. Nausea (memburuk pada waktu pagi, kemudian terjadi toleransi)
b. nyeri tekan payudara dan edema
c. ginekomastia
d. (Peran estrogen dalam mengubah risiko penyakit kardiovaskuler belum
jelas)
Farmakokinetik
Sebagian besar estrogen diabsorpsi dengan baik secara oral.
Estrogen cenderung cepat didegradasi oleh hati selama lintasan pertama
7
dari saluran cerna. Metabolitnya adalah glukororonida dan konjugat
sulfide yaitu estradiol, estron dan estriol.
OBAT SIFAT
ESTROGEN
Estradiol (mis. Estraderm) Estrogen endogen paling poten yang disekresi oleh
ovarium. Transdermal/IM/PO. Mengurangi
osteoporosis pada wanita pasca menopause.
Bentuk oral dimetabolisme menjadi estron (kurang
aktif)
17-etinil estradiol (mis.
Estynil dan Mestranol
Potensi tinggi, tidak didegradasi selama
metabolisme lintasan pertama (enzim hati tidak
mengenal estrogen yang diubah susunan kimianya
ini). Digunakan sebagai kombinasi dengan
progestin untuk kontrasepsi.
Estrogen Terkonjugasi
(Premarin)
Ester sulfat dari substansi estrogenik. Kurang
poten dibanding estradiol. Oral,IV,atau preparat
vaginal efektif
Dietilstillbesterol (DES)
(Stilphostrol)
Estrogen nonsteroid. Semua obat di atas adalah
steroid. Sama kuat dengan estradiol. Dulu
digunakan oleh wanita hamil untuk mencegah
abortus iminens. Sistem reproduksi anak yang
dilahirkan oleh ibu yang terpajan DES lebih
mungkin abnormal secara fungsional dan
struktural (dianjurkan pemeriksaan genital
tahunan). Metabolisme lambat memungkinkan
pemberian oral,topikal, atau IV dengan interval
dosis lebih lebar dari kebanyakan preparat lain.
Antiestrogen
Klomifen Bersaing dengan estrogen untuk reseptor estrogen
intrasel. Jadi, kerja estrogen endogen menurun.
8
B. Hormon Progesteron
Progesteron merupakan hormon dari golongan steroid yang
berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan
embriogenesis. Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan
merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. Hormon
ini merupakan bentukan dari pregnenolon yang dihasilkan oleh kelenjar dan
berasal dari kolesterol darah. Progesteron bertanggung jawab pada perubahan
endometrium pada paruh kedua siklus mestruasi dan perubahan siklik dalam
serviks serta vagina. Progesteron menyiapkan lapisan uterus (endometrium)
Fungsi penting estrogen endogen adalah
penghambatan umpan balik hipotalamus dan
hipofisis. Pencegahan penghambatan umpan
balik(oleh klomifen) mengakibatkan meningkatnya
pelepasan gonadotropin. Hal ini menyebabkan
stimulasi ovarium, ovulasi, dan pemeliharaan
korpus luteum. Digunakan untuk mengobati
infertilitas pada wanita. Dosis tinggi dapat
menyebabkan pembesaran ovarium dan kista. Bisa
terjadi kehamilan multipel yang tidak diharapkan
Progestin
Prigesteron (Progestaject) Hanya IM. Terutama untuk mengobatikelainan
menstruasi
Medroksiprogesteron
(Depo-Provera)
PO/IM. Digunakan untuk amenore sekunder dan
perdarahan uterus abnormal yang diinduksi
hormon. Depot IM dapat mempunyai kerja lama.
Harus dihindari pada wanita yang berpotensi hamil
dalam waktu dekat
Megestrol (mis. Megace) Kemoterapi paliatif untuk kanker payudara atau
endometrium
Noretindron (mis. Norlutin) Obat oral yang poten
9
untuk penempatan telur yang telah dibuahi dan perkembangannya, dan
mempertahankan uterus selama kehamilan.
Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus
luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga
disintesis di korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan sekresinya
dirangsang oleh LH. Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak
kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus
haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi
terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang
mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi.
Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran
waktu perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan pertama kehamilan fungsi
korpus luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus
disekresi sampai akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga
plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron,
mulai saat ini sampai partus,korpus luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi
progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram sehari, kemudian
kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase
luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria
sekresi ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan
wanita pada fase folikuler.
Progesteron dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Progesteron alami : Homon steroid 21-karbon yang diproduksi oleh korpus
luteum dan plasenta. Menyebabkan perubahan sekresi pada fase poliferatif
endometrium. Perubahan ini sangat penting pada awal kehamilan.
2. Progesteron sintetis : Efek hormon sintetis mirip dengan progesteron
alami. Sebagaian besar efek biologisnya bergantung pada interaksi dengan
estrogen (Buku Saku Ilmu Kandungan, 2003)
Bagaimana dan dari manakah sebenarnya hormon Progesteron itu
dihasilkan, berikut adalah uraiannya.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
10
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin
Baik FSH dan LH merangsang sel target ovarium dengan cara
berkombinasi dengan reseptor FSH dan LH yang sangat spesifik pada
membran sel. Reseptor yang diaktifkan selanjutnya akan meningkatkan laju
kecepatan sekresi dari sel-sel ini sekaligus pertumbuhan dan proliferasi sel.
Hampir semua efek perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem
second messenger siklus adenosin monofosfat dalam sitoplasma sel, yang
selanjutnya menyebabkan pembentukan protein kinase dan kemudian berbagai
fosforilasi dari enzim-enzim kunci yang membangkitkan banyak fungsi
intraselular.
Progesteron juga merupakan salah satu steroid yang disintesis didalam
ovarium terutama dari kolesterol yang berasal dari darah. Walaupun da lam
jumlah kecil hormon progresteron ini juga diperoleh dari asetil koenzim A,
yaitu suatu multipel yang dapat berkombinasi untuk membentuk inti steroid
yang tepat. Selama sintesis, progesteron dan hormon kelamin pria, testosteron
akan disintesis pertama kali, baru kemudian salama fase folikular dari siklus
ovarium, sebelum kedua hormon ini dikeluarkan dari ovarium, hampir semua
testosteron dan sebagian besar progesteron akan diubah menjadi esterogen
oleh sel-sel granulosa. Setelah terbentuk sel-sel granulosa kemudian
progresteron dan esterogen ditransfor dalam sitoplasma darah terutama
berikatan dengan albumin plasma dan globulin khusus pengikat esterogen dan
progresteron. Dalam waktu 30 menit progesteron disekresi, yang kemudian
berdegradasi menjadi steroid lain yang tidak mempunyai efek progresterionik.
Sedangkan hasil akhir dari degradasi progesteron sendiri yaitu pregnanediol
dan disekresi dalam urin.
11
1. Fungsi Hormon Progesteron
Jenis hormon kelamin ovarium adalah estrogen dan progrestin.
Sejauh ini hormon yang paling penting dari esterogen adalah hormon
estradiol dan yang paling penting dari progestin adalah progresteron.
Estrogen terutama meningkatkan poliferasi dan pertumbuhan sel-sel
khusus di dalam tubuh dan berperan dalam perkembangan sebagian besar
karakteristik kelamin sekunder pria. Sebaliknya, progrestin hampir
berkaitan seluruhnya dengan persiapan akir dari uterus untuk
menerima kehamilan dan persiapan.
a. Fungsi Hormon Progesteron pada Uterus
Sejauh ini fungsi progesteron yang paling penting adalah untuk
meningkatkan perubahan sekresi pada endometrium uterus selama
separuh terakir siklus seksual bulanan wanita, atau untuk
mempersiapkan uterus untuk menerima ovum yang akan dibuahi.
Selain itu progresteron juga berfungsi mengurangi frekuensi dan
intensitas kontraksi uterus untuk mencegah terlepasnya ovum yang
sudah berimplantasi.
b. Fungsi Progresteron pada Tuba Fallopi
Progresteron disini berfungsi untuk meningkatkan sekresi pada
mukosa yang melapisi tuba fallopil. Sekresi ini dibutuhkan untuk
menutrisi ovum yang telah dibuahi, yang sedang membelah, sewaktu
ovum berjalan dalam tuba fallopi sebelum berimplantasi.
c. Fungsi Progresteron pada Payudara
Hormon progresteron ini berkerja meningkatkan perkembangan
lobulus dan alveoli kelenjar payudara, mengakibatkan sel-sel alveolar
berproliferasi, membesar, dan menjadi bersifat sekretoris. Akan tetapi,
progresteron tidak menyebabkan alveoli benar-benar mensekresi air
susu, karena air susu disekresi hanya sesudah payudara yang siap
dirangsang (biasanya pada masa kehamilan) oleh prolaktin dari
hipofisis anterior.
12
Progesteron juga dapat mengakibatkan payudara membengkak,
hal ini terjadi karena timbulnya sekresi dari lobulus dan alveoli, selain
itu karena terjadinya peningkatan cairan pada jaringan subkutan.
d. Fungsi Progresteron pada Keseimbangan Elektrolit
Progresteron dalam jumlah besar dapat meningkatkan
reabsorpsi natrium, klorida, dan air dalam tubulus distal ginjal. Namun
progresteron lebih sering menyebabkan peningkatan ekskresi natrium
dan air.
2. Hormon Progesteron
Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama
diproduksi oleh corpus luteum dan plasenta yang berperan dalam
reproduksi dengan mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur
dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar mammary. Di
samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek
anabolik, androgenik atau estrogenik (biasanya lemah). Progesteron
merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya
sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai
androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen.
Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang
selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk
produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen.
Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut:
a. Ovulasi
Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya
fungsi poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari
FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan oleh
progesteron.
b. Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron
pra-ovulasi. Ini yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang
mengandung progesteron. Pemberian progesteron-eksogenous dapat
13
mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi
ovulasi produksi progesteron yang berkurang dari korpus luteum
menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian progesteron
secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan
endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.
c. Transpor Gamet atau Ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila
diberikan progesteron sebelum terjadi fertilisasi.
d. Luteolisis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin
menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus
haid sehingga menghambat folikulogenesis.
e. Lendir serviks yang kental
Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak
lendir serviks yang kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari
spermatozoa sangat terhambat.
Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang
jumlahnya sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan
spinnbarkeit.
1. Kekurangan Hormon Progesteron
Deteksi kekurangan hormon progesteron
a. Anamnesa
Merujuk pada fungsi- fungsi hormon progesteron yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka ada beberapa pertanyaan dalam proses
anamnesa yang dapat ditanyakan kepada pasien, yang dalam hal ini
dapat membimbing kita untuk memahami gambaran konsentrasi
progestseron dalam tubuh pasien.
Pertanyaan tersebut antara lain :
1) Apakah pasien merasakan kecemasan berlebih ?
2) Apakah pasien mengalami kepanikan dan gelisah ?
3) Adakah keluhan insomnia ?
14
4) Adakah keadaan payudara yang membengkak serta nyeri payudara
berebih saat menstruasi ?
5) Adakah sikap agresif dan migraine serta nyeri perut bawah sebelum
menstruasi ?
6) Apakah terjadi penurunan gairah seksual ?
7) Apakah pasien pernah mengalami keguguran sebelumnya ?
Bila pasien memiliki tanda-tanda seperti disebutkan diatas,
maka pemeriksa dapat mencurigai kemungkinan pasien mengalami
kekurangan hormon progesteron
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan lanjutan yang harus
dilakukan oleh pemeriksa setelah menemukan kemungkinan
kekurangan progesteron pada pasien melalui proses anamnesa
sebelumnya.
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain :
1) Menilai tanda-tanda kekurangan cairan .
Tanda ini biasanya tidak spesifik dan mudah untuk dikenali,
tetapi dapat menjadi gejala awal yang menjadi pertimbangan
pemeriksa.
2) Menilai tampilan otot wajah pasien
Pasien yang mengalami kekurangan progesteron cenderung
memiliki otaot wajah yang tampak tegang.
Efek kekurangan hormon progesteron
Melihat dari betapa besar fungsi hormon progesteron dalam tubuh,
maka kekurangan progesteron dapat sangat berpengaruh bagi
penderita. Pengaruh-pengaruh yang mungkin terjadi antara lain :
a. Pengaruh umum
1) Terganggunya siklus menstruasi
2) Nyeri berlebihan selama siklus menstruasi
3) Tidak terjadinya ovulasi
4) Meningkatnya resiko keguguran
15
5) Meningkatnya stres dan rasa tidak nyaman selama kehamilan,
terutama pada trimester I
6) Gangguan tidur (insomnia) yang dapat berakibat buruk pada
perkembangan janin.
7) Menurunnya daya ingat
8) Keringnya mukosa vagina
9) Nyeri sendi dan infeksi saluran kencing
b. Pasca persalinan
Depresi
Selama hamil, kadar progesteron selalu terjaga karena tubuh
terus menerus menghasilkan hormon ini melalui plasenta. Setelah
melahirkan, plasenta berhenti memproduksi sehingga kadar
progesteron mendadak turun. Menurut penelitian yang
dilakukan NaProTechnology, penurunan kadar progesteron berkaitan
dengan terjadinya depresi setelah melahirkan (postpartum depression).
Kadang-kadang depresi yang ditandai dengan gejala selalu sedih dan
gelisah serta mudah menangis ini bisa berlangsung hingga 6 bulan.
Retensi cairan
Retensi atau penumpukan cairan sering terjadi setelah
melahirkan, sebagai akibat dari berkurangnya kadar progesteron.
Biasanya kondisi ini ditandai dengan pembengkakan (edema) terutama
dibagian kaki dan tangan. Hal ini terjadi karena pada siklus normal,
progesteron juga berfungsi sebagai diuretic. Oleh progesteron,
kelebihan carain yang terdapat dibeberapa jaringan tubuh akan
dikeluarkan melalui urin.
Siklus menstruasi yang tidak teratur
Dalam siklus yang normal, menstruasi terjadi ketika kadar
progesteron mendadak turun sebagai sinyal bagi dinding rahim untuk
luruh. Kekurangan progesteron menyebabkan dinding rahim tidak
luruh tepat pada waktunya, karena perubahan komposisi hormonal
tidak terjadi secara drastis
16
Gangguan pada siklus menstruasi merupakan keluhan yang
sering dialami para ibu setelah melahirkan. Selain kadar hormon
progesteron belum normal, produksi Air Susu Ibu (ASI) juga sering
dituding sebagai pemicunya
Penyebab kekurangan hormon progesteron
a. Stres
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang berat dapat
menimbulkan stres. Hal inilah yang memicu terhentinya produksi
hormon sehingga menyebabkan terjadinya kekurangan progesteron.
b. Diet
Pola makan sehari-hari juga memberikan kontribusi dalam
ketidakseimbangan hormon. Hal ini terjadi karena kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang secara tidak langsung mengandung
estrogen, seperti daging ayam, sapi, serta babi yang diternakkan yang
diberikan makanan tambahan berupa hormon estrogen demi
memepercepat pertumbuhannya.
c. Kontrasepsi
Kebanyakan pil kontasepsi menggunakan progestin sebagai
terapi pengganti hormon. Progestin memiliki sifat yang ridak sama
dengan progesteron alami, sehingga hanya akan memicu meningkatnya
kadar hormon estrogen didalam tubuh.
d. Lingkungan
Tanpa kita sadari tubuh kita sehari-hari telah banyak menerima
paparan estrogen sintesis seperti yang terkandung dalam deterjen,
pestisida serta berbagai macam produk perawatan kecantikan. Stimulus
paparan yang terjasi secara terus-menerus ini memberikan dampak
negatif terhadap reseptor estrogen dalam tubuh, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengacu pada keadaan
estrogen dominan.
17
Kelebihan Hormon Progesteron
a. Pengaruh kelebihan hormon progesteron
1) Pasien tampak kelelahan
2) Kehiangan gairah seksual
3) Ketidakstabilan emosi
4) Kembung dan nafsu makan berkurang
5) Siklus menstruasi tidak teratur
b. Penyebab kelebihan hormon progesterone
Progesteron hanya akan berada dalam keadaan over supply
apabila pasien mengkonsumsi suplemen serta obat-obatan yang
mengandung progesteron dalam dosis yang tinggi, yang dalam hal ini
tidak sesuai dengan kebutuhan.
Indikasi dan Kontraindikasi
Hormon Progesteron
1) Indikasi
a) Kontrasepsi
b) Perdarahan menstruasi hemoragik/ tidak teratur
c) Karsinoma endometrium
d) Hipoventilasi
2) Kontraindikasi
Meningioma.
3) Efek samping
a) Maskulinisasi pada penggunaan lama
b) Toksisitas minimal.
4) Farmakokinetik
Dimetabolisme oleh hati menjadi glukoronida atau konjugat
sulfat. Sebagian besar dosis awal cepat didegradasi oleh
metabolisme lintasan pertama, sehingga progesterone tidak
mencapai jaringan bila diberikan secara oral. Progestin sintetis
sebaliknya tidak rentan terhadap metabolisme lintasan pertama
sehingga dapat diberikan secara oral.
18
C. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
1. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH),
Juga dikenal sebagai luteinizing hormone-releasing hormone
(LHRH) dan luliberin, adalah peptida hormon trofik bertanggung jawab
atas pelepasan follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH) dari hipofisis anterior. GnRH disintesis dan dilepaskan dari
neuron GnRH dalam hipotalamus. Peptida milik gonadotropin-releasing
hormone keluarga. Ini merupakan langkah awal dalam aksis hipotalamus-
hipofisis-gonad. GNRH1, untuk prekursor GnRH terletak pada kromosom
8. Pada mamalia, yang dekapeptida linear produk akhir disintesis dari
asam preprohormone 92-amino di hipotalamus anterior preoptic. Ini adalah
target berbagai mekanisme regulasi aksis hipotalamus-hipofisis-gonad,
seperti yang dihambat oleh kadar estrogen meningkat dalam tubuh. GnRH
dianggap neurohormon, hormon yang diproduksi dalam sel saraf tertentu
dan dilepaskan pada terminal saraf-nya. Sebuah wilayah utama untuk
produksi GnRH adalah daerah preoptic dari hipotalamus, yang berisi
sebagian besar neuron GnRH mensekresi. Neuron GnRH berasal hidung
dan bermigrasi ke otak, di mana mereka tersebar di seluruh septum medial
dan hipotalamus dan dihubungkan dengan sangat panjang dendrit 1
milimeter panjangnya. Bundel ini bersama-sama sehingga mereka
menerima masukan bersama sinaptik, sebuah proses yang memungkinkan
mereka untuk menyinkronkan rilis GnRH.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus
menstruasi wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis.
Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan
hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. Progestero n ini
mempunyai efek terhadap sistem reproduksi, saraf, maupun sistem lainnya.
Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan
elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina.
Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita.
Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang
terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi,
pembesaran payudara,
Gonadotropin-releasing hormone (GnRH), Juga dikenal sebagai
luteinizing hormone-releasing hormone (LHRH) dan luliberin, adalah peptida
hormon trofik bertanggung jawab atas pelepasan follicle-stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari hipofisis anterior. GnRH disintesis
dan dilepaskan dari neuron GnRH dalam hipotalamus
B. Saran
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus banyak mencari
informasi tentang kesehatan reproduksi,khususnya pada kaum wanita dimana
mereka harus lebih banyak merawat organ reproduksi mereka agar tidak
terjadi penyakit maupun kelainan pada organ kelamin tersebut.dan yang paling
penting adalah jangan mengecewakan orang tua kita dengan melakukan
tindakan yang tidak sewajarnya.contohnya berhubungan seksual diluar
nikah,melakuan penyimpangan seksua ,dll.sebagai mahasiswa dibidang
kesehatan yang pertama kali kita harus banyak member contoh pada
masyarakat luar yang baik,terlebih khusus dalam perawatan organ reproduksi
agar proses reproduksi berjalan dengan baik tampa ada gangguan
maupunkelainan pada organ tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.2009. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. 2007.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Diana. Kamus Kedokteran Lengkap. Surabaya: Serba Jaya.
H. Syaifudin, B.AC.Drs. Anatomi Fisiologis. Edisi : 2, 1997. EGC. Jakarta. Buku Saku Ilmu Kandungan, 2003
Olson, James, M.D, Ph.D. Belajar Mudah Farmakologi. Edisi : 1, 2004. EGC. Jakarta
Arif Manjoer,.dkk,. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Media
Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2001
Rustam Mochtar,.Prof,. DR,. Sinopsis Obstetri. Jilid II. EGC. Jakarta. 1998
http://risaluvita.wordpress.com/2012/12/03/makalah-farmakologi-hormon-
progesteron-dan-kontrasepsi-hormonal/