KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU(KET)
Kelompok 3
oleh
fransiska iteng (2012740109)
florentina wikarni
AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA MALNG
2014
Kata pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. kelompok
kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “kehamilan ektopik terganggu”, yang
mmenurut kelompok kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari
kehamilan ektopik terganggu .
Melalui kata pengantar kelompok kami meminta maaf dan memohon permakluman bila mana
isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu
perasaan pembaca. Dengan ini kelompok kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Tuhan memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang
Kehamilan secara normal akan berada di kavum uteri. Kehamilan ektopik ialah kehamilan di
tempat yang luar biasa. Kehamilan ektopik terjadi setiap saat ketika penananaman blastosit
berlangsung dimanapun, kecuali di endometrium yang melapisi rongga uterus. Tempat yang
mungkin untuk kehamilan ektopik adalah serviks, tuba fallopi, ovarium dan abdomen (Varney,dkk,
2006).
Lebih dari 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba. Kejadian kehamilan tuba ialah 1 diantara 150
persalinan. Angka kejadian kehamilan ektopik cenderung meningkat. Kejadian tersebut dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor antara lain, meningkatnya prevalensi penyakit tuba karena Penyakit
Menular Seksual (PMS) sehingga terjadi oklusi parsial tuba, adhesi peritubal yang terjadi setelah
infeksi seperti apendisitis atau endometriosis, pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya,
meningkatnya penggunaan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, abortus provokatus, tumor yang
mengubah bentuk tuba dan fertilitas yang terjadi oleh obat-obatan pemacu ovalasi (Saifuddin,
2006).
Bagi setiap wanita hamil yang diduga bidan mengalami kehamilan ektopik atau ketika tidak
dapat dipastikan apakah kehamilan berlangsung di dalam rahim dan wanita tersebut menunjukkan
tanda dan gejala kehamilan ektopik, maka penatalaksanaan medis lebih lanjut diperlukan. Bidan
dapat melakukakan pemeriksaan fisik dan pengkajian riwayat kehamilan serta evaluasi laboratorium,
termasuk pemeriksaan ultrasonografi. Jika kemungkinan kehamilan ektopik tidak dapat disingkirkan,
maka bidan harus berkonsultasi dengan dokter (Varney, dkk, 2006).
2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ektopik?
2. Apa penyebab dari kehamilan ektopik?
3. Apa tanda dan gejala dari kehamilan ektopik?
4. Apa patofisiologi dari kehamilan ektopik?
5. Apa komplikasi dari kehamilan ektopik?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari kehamilan ektopik?
7. Apa saja penanganan dari kehamilan ektopik?
8. Apa saja diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dari kehamilan ektopik?
9. Apa intervensi dari kehamilan ektopik?
3. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari kehamilan ektopik
2. Untuk mengetahui penyebab dari kehamilan ektopik
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari kehamilan ektopik
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari kehamilan ektopik
5. Untuk mengetahui komplikasi dari kehamilan ektopik
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari kehamilan ektopik
7. Untuk mengetahui penanganan dari kehamilan ektopik
8. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dari kehamilan ektopik
9. Untuk mengetahui intervensi dari kehamilan ektopik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi terjadi diluar
endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik adalah implantasi hasil konsepsi pada tempat di luar
rongga uterus ( misalnya, di tuba fallopi, ovarium, serviks, atau rongga peritoneum). (Barbara R
Stright,cetakan I:2005:244). Kehamilan ektopik atau kehamilan extrauterine ialah kehamilan yang
dapat terjadi di luar rahim, misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut,tetapi dapat terjadi di
dalam cervix, pars interslitialis tubae atau dalam tanduk rudimenter rahim. (obstetric
patologi,hal :21) Kehamilan ektopik kombinasi ( combined ectopic pregnancy) adalah kehamilan
intrauterine yang terjadi pada waktu bersamaan dengan kehamilan ekstrauterine. Kehamilan
ektopik rangkap ( compound ectopic pregnancy) adalah kehamilan intrauterine dengan kehamilan
ekstrauterine yang lebih dulu terjadi tapi janin sudah mati dan terjadi litopedion.
Berdasarkan tempat implantasinnya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa golongan :
Tuba Fallopii
Uterus (diluar endometrium kavum uterus)
Ovarium
Intraligamenter
Abdominal
Kombinasi kehamilan didalam dan diluar uterus
2. Etiologi
a. Faktor dalam lumen tuba :
Endosalpingitis dapat menyebabkan perlengketan endosalping, sehingga lumen tuba menyempit
atau membentuk kantong buntu
Lumen tuba sempit dan berlekuk-lekuk yang dapat terjadi pada hipoplasia uteri. Hal ini dapat
disertai kelainan fungsi silia endosalping
Lumen tuba sempit yang diakibatkan oleh operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna.
b. Faktor pada dinding tuba :
Endometriosis tuba, dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba
Divertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi
ditempat itu.
c. Faktor diluar dinding tuba :
Perlekatan peritubal dengan distorsiatau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur
Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
d. Faktor lain :
Migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovum kanan ke tuba kiri- atau sebaliknya- dapat
memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus. Pertumbuhan telur yang terlalu cepat
dapat menyebabkan implantasi premature
Fertilisasi in vitro
3. Manifestasi klinis
Nyeri perut
Gejala ini yang paling sering dijumpai dan terdapat pada hampir semua penderita. Nyeri perut ini
datang setelah mengangkat berat,buang air besar tapi kadang kadang juga waktu pasien sedang
beristirahat. Gejala ini berhubungan dengan apakah kehamilan ektopik sudah ruptur.
Shock karena hypovolaemia
(obstetri William international edition, hal: 890)
Amenorhoe
Perdarahan pervaginam
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan dikeluarkan dengan
perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit, perdarahan yang banyak dari vagina harus
mengarahkan pikiran kita ke abortus yang biasa
Nyeri bahu dan leher Karen perangsangan digfragma
Nyeri pada palpasi
Perut pendeita biasanya tegang dan agak gembung, ada tanda – tanda perdarahan intra
abdominal(shifting dullness).
Tanda – tanda akut abdomen : nyeri tekan yang hebat (defance musculair), muntah, gelisah,
pucat, anemis, nadi kecil dan halus, tensi rendah atau tidak terukur (syok).
Tanda Cullen : sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam.
Pada pemeriksaan dalam :
- Adanya nyeri ayun: dengan menggerakkan porsio dan serviks ibu akan merasa sakit yang sangat
- Douglas crise : rasa nyeri hebat pada penekanan kavum douglasi
- Kavum douglasi teraba menonjol karena terkumpulnya darah, begitu pula teraba masa retrouterin
(masa pelvis)
4. Patofisologi
Kebanyakan dari kehamilan ektopik berlokasi di tuba fallopii. Tempat yang paling umum
terjadi adalah pada pars ampullaris, sekitar 80 %. Kemudian berturut-turut adalah isthmus (12%),
fimbriae (5%), dan bagian kornu dan daerah intersisial tuba (2%), dan seperti yang disebut pada
bagian diatas, kehamilan ektopik non tuba sangat jarang. Kehamilan pada daerah intersisial sering
berhubungan dengan kesakitan yang berat, karena baru mengeluarkan gejala yang muncul lebih
lama dari tipe yang lain, dan sulit di diagnosis, dan biasanya menghasilkan perdarahan yang sangat
banyak bila terjadi rupture.
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan
halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner. Pada yang
pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur
selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan diresorbsi.
Pada nidasi secara interkolumner telur bernidasi antara 2 jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi
tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan
dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba tidak sempurna malahan
kadang-kadang tidak tampak, dengan mudah villi korialis menembus endosalping dan masuk dalam
lapisan otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. Perkembangan janin
selanjutnya bergantung pada beberapa faktor, seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba, dan
banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.
Dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron dari korpus luteum gravidatis dan
trofoblas, uterus menjadi besar dan lembek, dan endometrium dapat pula berubah menjadi desidua.
Dapat ditemukan pula perubahan-perubahan pada endometrium yang disebut fenomena Arias-
Stella. Sel epitel membesar dengan intinya hipertrofik, hiperkromatik, lobuler, dan berbentuk tidak
teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-lubang atau berbusa, dan kadang-kadang ditemukan
mitosis. Perubahan ini hanya terjadi pada sebagian kehamilan ektopik.
Terdapat beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik dalam tuba.
Karena tuba bukan merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin
janin dapat tumbuh secara utuh seperti di uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada
umur kehamilan antara 6 minggu sampai 10 minggu.
5. Komplikasi
Pada pengobatan konsevatif yaitu bila ruptur tuba telah lama berlangsung 9 4-6 minggu ) terjadi
perdarahan ulang ( recurrent bleeding ) ini merupakan indikasi operasi.
Infeksi
Sub ileus karena masaa pelvis
sterilitas
6. Pemeriksaan penunjang
Berikut ini merupakan jenis pemeriksaan untuk membantu diagnsosi kehamilan ektopik :
1. HCG-β
Pengukuran subunit beta dari HCG (Human Chorionic Gonadotropin-Beta) merupakan tes
laboratorium terpenting dalam diagnosis. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara kehamilan
intrauterine dengan kehamilan ektopik
2. Kuldosintesis
Tindakan kuldosintesis atau punksi Douglas. Adanya yang diisap berwarna hitam (darah tua) biarpun
sedikit, membuktikan adanya darah di kavum Douglasi
3. Dilatasi dan Kuretase
Biasanya kuretase dilakukan setelah amenore terjadi perdarahan yang cukup lama tanpa
menemukan kelainan yang nyata disamping uterus.
4. Laparaskopi
Laparaskopi hanya digunakan sebagi alat bantu diagnosis terakhir apabila hasil – hasil penilaian
prosedur diagnotik lain untuk kehamilan ektopik terganngu meragukan. Namun beberpa dekade
terakhir alat ini juga dipakai untuk terapi.
5. Ultrasonografi
6. Keunggulan cara pemeriksaan ini terhadap laporaskopi ialah tidak invasive, artinya tidak perlu
memasukkan rongga kedalam rongga perut. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal
endometrium, adanya massa dikanan kiri uterus dan apakah kavum Douglas berisi cairan.
7. Tes Oksitosin
8. Pemberian oksitosin dalam dosis kecil intravena dapat membuktikan adanya kehamilan ektopik
lanjut. Dengan pemerikasaan bimanual, diluar kantong janin dapat diraba suatu tumor.
9. Foto Rontgen
Tampak kerangka janin lebih tinggi letaknya dan berada dalam letak paksa. Pada foto lateral tampak
bagian- bagian janin menutupi vertebra ibu.
10. Histerosalpingografi
Memberikan gambaran kavum uteri kosong dan lebih besar dari biasa, dengan janin diluar uterus.
Pemeriksaan ini dilakukan jika diagnosis kehamilan ektopik terganggu sudah dipastikan dengan USG
(Ultra Sono Graphy) dan MRI (Magnetic Resonance Imagine). Trias klasik yang sering ditemukan
adalah nyeri abdomen, perdarahan vagina abnormal, dan amenore.
7. Penanganan
Penderita yang disangka KET harus segera dirawat inap dirumah sakit untuk penanggulanggannya
Bila wanita dalam keadaan syok perbaiki keadaan umumnya dengan pemberian cairan yang cukup
( dekstrose 5%, glukosa 5%, garam fisiologis) dan transfusi darah.
Setelah didiagnosis jeals atau sangat disangka KET dan keadaan umum baik atau lumayan, segera
lakukan laparatomi untuk menghilangkan sumber perdarahan ; dicari,diklem dan dieksisi sebersih
mungkin ( salpingektomi ) kemudian diikat sebaik-baiknya.
Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat
Berikan antibiotika sesuai indikasi dan obat anti inflamasi
8. Pengkajian
Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Alasan Dirawat
c. Keluhan utama : mual, muntah, nyeri abdomen
d. Riwayat penyakit
- menanyakan penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya
- menanyakan penyakit yang sedang dialami sekarang
- menanyakan apakah pasien pernah menjalani operasi
e. Riwayat keluarga
- menanyakan apakah di keluarga pasien ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular
kronis
- menanyakan apakah dari pihak keluarga ibu atau suaminya ada yang memiliki penyakit keturunan
- menanyakan apakah dari pihak keluarga ibu atau suaminya pernah melahirkan atau hamil anak
kembar dengan komplikasi.
f. Riwayat obstetrik
- menanyakan siklus menstruasi apakah teratur atau tidak
- menanyakan berapa kali ibu itu hamil
- menanyakan berapa lama setelah anak dilahirkan dapat menstruasi dan berapa banyak
pengeluaran lochea
- menanyakan jika datang menstruasi terasa sakit
- menanyakan apakah pasien pernah mengalami abortus
- menanyakan apakah di kehamilan sebelumnya pernah mengalami kelainan
- menanyakan apakah anak sakit panas setelah dilahirkan
- menanyakan apakah pasien menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim
g. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (Data Fokus)
Makan minum
tanda : nafsu makan menurun (anoreksia), mual muntah, mukosa bibir kering, pucat.
Eliminasi
tanda : konstipasi, nyeri saat BABàBABSering kencingàBAK
3. Aktivitas
tanda : nyeri perut saat mengangkat benda berat, terlihat oedema pada ekstremitas bawah (tungkai
kaki)
h. Pemeriksaan Umum
1. Inspeksi
• terlihat tanda cullen yaitu sekitar pusat atau linia alba kelihatan biru, hitam dan lebam
• terlihat gelisah, pucat, anemi, nadi kecil, tensi rendah
2. Pada palpasi perut dan perkusi
• terdapat tanda-tanda perdarahan intra abdominal (shifting dullness)
• nyeri tekan hebat pada abdomen
• Douglas crisp: rasa nyeri hebat pada penekanan kavum Douglasi
• Kavum douglasi teraba menonjol karena terkumpulnya darah.
• Teraba massa retrouterin (massa pelvis)
3. Nyeri bahu karena perangsangan diafragma
4. Nyeri ayun saat menggerakkan porsio dan servik ibu akan sangat sakit
i. Pemeriksaan Diagnostic
1. Pemeriksaan laboratorium
• pemeriksaan Hb setiap satu jam menunjukkan penurunan kadar Hb
• timbul anemia bila telah lewat beberapa waktu
• leukositosis ringan ( < 15000)
2. Pemeriksaan tes kehamilan
• tes baru yang lebih sensitive berguna karena lebih mungkin positif pada kadar HCG yang lebih
rendah
3. Pemeriksaan kuldosintesis
• untuk mengetahui adakah darah dalam kavum douglasi
• untuk memastikan perdarahan intraperitonial dan dapat memberikan hasil negative palsu atau
positif palsu
4. Diagnostic laparoskopi
• untuk mendiagnosis penyakit pada organ pelvis termasuk kehamilan ektopik
5. Ultra sonografi (USG)
• untuk mendiagnosis kehamilan tuba dimana jika kantong ketuban bisa terlihat dengan jelas dalam
kavum uteri maka kemungkinan kehamilan ektopik terjadi
6. Diagnostic kolpotomi
• infeksi langsung tuba fallopi dan ovarium. Prosedur ini tidak dilakukan lagi karena hasil kurang
memuaskan
7. Diagnostic kuretase
• pembedahan antara abortus iminens atau inkomplitus pada kehamilan intrauteri dengan
kehamilan tuba. Ditemukannya desidua saja dalam hasil kuret uterus yang menunjukan kehamilan
ekstrauteri.
9. Diagnosa keprawatan yang mungkin muncul
Nyeri akut b.d ruptur tuba fallopi
Kekurangan volume cairan b.d ruptur kehamilan ektopik
Proses berduka berhubungan dengan kehilangan kehamilan
Resiko infeksi b.d perdarahan dan luka insisi.
10. Intervensi
Dx 1
Intervensi
- Kaji rasa nyeri klien, meliputi sifat, lokasi, dan durasi
- Kaji respon emosional klien
- Beri lingkungan yang nyaman dan tenang, serta ajarkan aktivitas untuk mengalihkan rasa nyeri
dengan menggunakan metode relaksasi (napas dalam, visualisasi,dan distrkasi)
- Kolaborasi pemberian analgetik seperti sedativ atau opioid
Dx 2
Intervensi
- Evaluasi, catat dan laporkan jumlah serta sifat kehilangan darah
- Lakukan tirah baring. Instruksikan klien untuk menghindari calsava maneuver dan coitus
- Posisikan klien telentang dengan panggul ditinggikan
- Catat TTV, capillary refill, warna kulit dan suhu tubuh
Dx 3
Intervensi
- Diskusi situasi dan pemahaman tentang kondisi kesehatan dengan klien dan pasangan
- Pantau respon verbal dan nonverbal klien dan pasangan
Dx 4
Intervensi
- Kaji dan pantau TTV terutama suhu
- Kaji tanda – tanda infeksi
- Kaji derajat luka, daerah luka, cairan yang diluka
- Lakukan perawatan luka dengan benar 2 kali sehari
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan dan saran
Diagnosis pada pasien ini adalah kehamilan ektopik terganggu. Perawatan yang dilakukan
sejak pasien datang adalah segeras mencari tahu kepastian diagnosis kehamilan ektopik terganggu
dengan mengambil data lengkap dari anmnesis, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan
ginekologis, pemeriksaan penujang seperti pemeriksaan darah, tes kehamilan dan USG. Setelah
didapatkan diagnosis kerja kehamilan ektopik terganggu, segera dilakukan intervensi pembedahan
laparotomi (salpingektomi sinistra). Dengan kondisi pasien yang stabil setelah di operasi, luka
operasi terawat dengan baik, os memimta pulang paksa pada perawatan hari ke sembilan dan
diminta kontrol luka operasi 3 hari di poliklinik.
Hal yang dapat dilakuakan sekarang adalah memberi edukasi pada pasien ini untuk lebih jeli
dalam menghadapi tanda-tanda kemungkinan hamil lagi, seperti langsung ke dokter untuk
memastikan apakah dirinya benar-benar hamil dan mendapat perawatan yang lebih ketat. Dijelaskan
juga faktor – faktor resiko seperti infeksi pelvikm penyakit menukar seksualm usia dan larangan
merokok untuk mencegah bertambah besarnya resiko terjadinya kehamilan ektopik terganggu,
karena pada pasien yang perna mengalami penyakit ini, jelas sebelumnya sudah ada faktor resiko
untuk memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik terganggu lagi.
Daftar Pustaka
Mocthar R, 1998, Sinopsis Obstetri Cetakan I,EGC, Jakarta.
Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta
Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana,
EGC, Jakarta
Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
Arif Mansyoer,DKK,1999, Kapita selecta Kedokteran, Penerbit media aeskulapius FKUI.
Helen Varney,DKK, 2002, Buku Saku Bidan, cetakan I, EGC, Jakarta
Lynda Jual Carpenito, 2001, Buku Saku Diagnosa keperawatan edisi 8,EGC,Jakarta.
Recommended