1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tulang dan otot merupakan suatu kesatuan. Saat kita berjalan atau melakukan suatu
aktifitas maka kita selalu menyertakan kedua komponen ini. Jika salah satu dari kedua
komponen ini mengalami suatu kecelakaan maka aktifitas kita bisa saja terganggu.
Tetapi dalam dunia kedokteran para ahli telah menemukan bagaimana cara yang tepat
dalam mengatasi kecelakaan pada tulang atau otot. Misalnya suatu kecelakan terjadi pada
tulang yang menyebabkan tulang patah maka dapat dipasangkan pen.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui proses metabolism tulang dan
mekanisme kontraksi otot yang dimana akan menambah kemampuan mahasiswa dalam
mendalami materi yang telah di berikan.
C. Metode penulisan
Metode penulisan yang di gunakan dalam penulisanmakalah ini adalah penggambilan
data dari berbagai sumber baik itu yang berasal dari buku ataupun internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi istilah
Berdasarkan skenario yang telah di baca, terdapat satu istilah yang tidak dapat di pahami
yaitu :
Ortopedi yang artinya berhubungan dengan koreksi deformitas sisitem
musculoskeletal;berhubungan dengan pemeliharaan dan pemulihan fungsi sitem rangka dan
persendiannya dan struktur yang berkaitan.8
B. Rumusan masalah
Masalah yang terdapat pada skenario yang telah di baca dan disepakati adalah patah
tulang paha dan proses penyembuhannya supaya dapat berkontraksi lagi.
C. Analisis masalah
Patah Tulang Paha StrukturMekanisme Kontraksi Otot
Proses Penyembuhan
Metabolisme Tulang
Mikro
Makro
3
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat di ambil suatu kesimpulan sementara
yaitu patah tulang akan meningkatkan metabolisme tulang sehingga terjadi proses
penyembuhan.
E. Sasaran pembelajaran
Otot adalah salah satu bagian yang ada dan pada tubuh makhluk hidup. Otot mempunyai
karakteristik yaitu eksitabilitas,kontaraktilitaas,ekstesibiitas,dan elastisitas.1 Otot memiliki
fungsi baik itu volunter dan involunter. Fungsi volunter merupakan akibat kerja dari otot
rangka misalnya mempertahankan sikap tubuh,melaksanakan bermacam-macam gerakan
sesadngkan otot involunter merupakan akibat kerja otot polos dan otot jantung.2
Tulang adalah struktur dinamis yang terus menerus akan di perbaharui. Tulang
mempunyai banyak sekali fungsi misalnya melindungi otak di dalam tengkorak,melindungi
jantung dan paru-paru dalam toraks,melindungi organ urinaria dan reproduksi di antara tulang
pelvis.3
Mekanisme kontraksi otot
Kontraksi otot di kenal dengan teori pergeseran filamen. Kontraksi otot dimulai
dengan interaksi antara aktin dan miosin. Pada saat istirahat ATP terikat dengan ATPase
pada kepala miosin,namun kecepatan hidrolisis menjadi sangat lambat. Miosin tidak
dapat bergabung dengan aktin karena tempat pengikatan untuk kepala miosin pada
molekul aktin ditutupi oleh kompleks troponin,tropomiosin,tetapi miosin membutuhkan
aktin untuk memecahkan ATP menjadi energi. Akan tetapi bila ion kalsium tersedia,maka
miosin akan terikat pada subunit TnC dari troponin. Pengikatan ion kalsium ke subunit
TnC sesuai dengan tahap saat terjadinya konversi ATP-miosin menjadi kompleks yang
aktif. Sebagai akibat penjembatanan kepala miosin dengan subunit aktin dari filamen tipis
maka ATP akan dipecah menjadi ADP dan Pi dan energi akan dilepaskan.4
Karena aktin berikatan dengan miosin, pergerakan kepala miosin akan menarik aktin
melewati filamen miosin. Hasilnya adalah filamen tipis akan ditarik lebih dalam ke
daerah pita A. Jika ATP tidak tersedia maka kompleks aktin dan miosin akan menjadi
stabil. Inilah yang menyebabkan kekakuan otot yang hebat setelah kematian. Kontraksi
4
suatu otot merupakan hasil berates-ratus siklus pembentukan jembatan dan pelepasan
jembatan.4
Secara biokimia proses terjadinya kontraksi otot adalah miosin menghidrolisis ATP
menjadi ADP + Pi dengan bantuan H2O. Miosin + ADP + Pi mengikat F-aktin. Interaksi
tersebut melepas energi yaitu ADP + Pi. Pada saat melepas energi maka terjadilah
kontraksi karena terjadi pergeseran filament tebal dan tipis. Oleh ATP akan terjadi
pelepasan aktin sehingga miosin kembali bersatu dengan ATP. Proses dimana miosin
melepas aktin dan bergabung dengan ATP disebut relaksasi.1
Metabolisme tulang
Perkembangan tulang dimulai sejak di dalam embrio melalui dua proses yaitu osifikasi
endokondronal dan osifikasi intermembranosa.
a) Osifikasi Endokondronal
Osifikasi endokondronal di dahului dengan sebuah model tulang rawan hialin.
Kemudian kondrosit menjadi besar (hipertrofi) dan mengalami perkapuran akibatnya
difusi nutrient dan gas-gas melalui matriks berkurang. Akkhirnya kondrositnya mati,
dan matriks kapur di pecah-pecah sehingga tulang berkapur kemudian diganti oleh
tulang.3
Sel osteoprogenitor berproliferasi akan menjadi osteoblast. Jaringan
mesenkim,osteoblast,dan pembuluh darah menjadi pusat osifikasi di dalam tulang
yang berkembang. Pada tulang panjang yang berkembang mula-mula terdapat pusat
osifikasi primer di diafisis yang diikuti pusat osifikasi sekunder di epifisis. Pada tulang
panjang,tulang rawan pada diafisis dan epifisis diganti dengan tulang kecuali
lempengan epifiseal. Pertumbuhan di daerah ini berfungsi menumbuhkan tulang
sampai dewasa.3
b) Osifikasi Intermembranosa
Osifikasi intermembranosa tulang tidak dibentuk melalui tulang rawan hialin
melainkan dari jaringan mesenkim. Sebagian sel mesenkim lengsung berkembang
menjadi osteoblast dan menghasilkan matriks tulang. Pada tulang tengkorak yang
sedang berkembang pusat osifikasi tumbuh secara lateral mengganti jaringan ikat dan
kemudian menyatu.3
5
c) Matriks Tulang
Matriks tulang yang lebih bermineral jauh lebuh keras dari matriks tulang rawan
maka nutrient dan metabolit tidak leluasa berdifusi melalui matriks untuk mencapai
sel-sel tulang. Oleh karena itu tulang sangat vascular dan menampakan sistem saluran
yang disebut kanalikuli. Kanalikuli berisi cairan ekstra sel dan cabang-cabang
sitoplasma memungkinkan hubungan antar osteosit dan hubungna osteosit dengna
materi-materi yang terdapat di pembuluh darah yang memasok matriks tulang. Dengan
cara ini maka memungkinkan pertukaran yang efisien yaitu nutrient di bawa ke
osteosit,terjadi pertukaran gas antara darah dan sel,dan limbah metabolism dikeluarkan
dari osteosit.3
Metabolisme tulang berada di bawah regulasi tetap oleh sejumlah faktor hormonal dan
lokal. Tiga dari hormon calcitropic yang paling mempengaruhi metabolisme tulang adalah
hormon paratiroid, vitamin D, kalsitonin,enzim fosfatase,vitamin A,vitamib C,dan
estrogen. Hormon paratiroid meningkatkan aliran kalsium ke dalam kolam kalsium dan
mempertahankan tingkat ekstraselluar kalsium tubuh pada tingkat yang relatif konstan.
Osteoblast adalah sel tulang-satunya yang memiliki reseptor hormon paratiroid. Vitamin D
merangsang kalsium mengikat protein usus dan ginjal dan memfasilitasi transportasi kalsium
aktif. Kalsitonin disekresi oleh sel-sel parafollicular kelenjar tiroid dalam menanggapi tingkat
akut plasma kalsium meningkat. Kalsitonin berfungsi untuk menghambat aktivitas kalsium
tergantung metabolisme selular.5
Seperti yang dikatakan di atas bahwa tulang merupakan struktur yang dinamis yang terus
menerus mengalami siklus remodeling yang berkesinambungan. Siklus ini terdiri dari :
- Rearsobsi
- Deposisi
Tipe sel yang terlibat dalam rearsobsi dan deposisi yaitu osteoklas (berkaitan dengan
rearsobsi) dan opteoblas (berkaitan dengan deposisi).1
6
Struktur makro
Secara makro bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :
- Ossa longa (tulang panjang) yaitu tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Misalnya
femur,humerus,
- Ossa brevia (tulang pendek) yaitu tulang yang ketiga ukurannya sama kira-kira sama
besar misalnya ossa carpi,
- Ossa plana (tulang gepeng) misalnya os parietale,
- Ossa irregularia (tulang tidak beraturan) misalnya os sphenoidale,
- Ossa pneumatica misalnya os maxilla.6
Struktur mikro
Secara mikro tulang dapat di bagi mejadi 2 tipe yaitu :
- Tulang kompakta (tulang kortikal).
Terletak di bawah periosteum. Tulang kompak merupakan bahan penyusun batang
tulang panjang. Tulang kompak juga terdiri dari subunit silinder yang disebut osteon
(sistem haverst). Setip osteon berisi lamella konsentris yang keras.7
- Tulang spongiosa (tulang kaselosa,sepon)
Tulang spongiosa terdiri dari trabekula atau balok tulang. bentuknya tidak
teratur,bercabang dan dan terdapat celah diantara anyaman diisi sumsum tulang.1
7
8
BAB II
PENUTUP
Tulang merupakan jaringan ikat yang keras dan tidak mudah patah sedangkan otot
adalah alat gerak aktif karena dapat menggerakan bagian-bagian lain. Hubungan antara
otot dan tulang saling berkesinambungan karena otot melekat pada tulang.
Berdasarkan skenario dan hipotesis di atas bisa di ambil suatu kesimpulan dimana
dengan adanya metabolism tulang maka tulang paha yang patah akan segera membaik
sehingga degan sendirinya mekanisme kerja otot yakni kontraksi dan relaksasi dapat
berlangsung.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Wati WW, Salim Darminto, Maria DA, et al. Muskoluskletal. Jakarta:Ukrida;2010.
2. Adil EIM. Sistem otot(muscular). Jakarta:Departemen biologi fmipa UI;2009.
3. Eroschenko VP. Atlas histologi;ahli bahasa, Jan T; editor edisi bahasa Indonesia, Dewi
Angggraini. Ed.9 Jakarta:EGC;2003: h.46-58
4. Junqueira LC. Histologi dasar;ahli bahasa, Jan T; editor edisi bahasa Indonesia, Frans
Dany. Ed.9 Jakarta:EGC;2007:h.191-4
5. Metabolisme tulang. Diunduh dari http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.medscape.com/viewarticle/4056994. 3 April 2010
6. Munandar A. Ikhtisari anatomi alat gerak dan ilmu gerak. Jakarta:EGC;1995:h.13-4
7. Struktur tulang. Diunduh dari http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.cliffsnotes.com/study_guide/Bone-Structure.topicArticleId-22032,articleId-21902.html. 4 April 2010
8. Kamus kedokteran Dorland. Ed 25 Jakarta:EGC;1998
Recommended