BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak
baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting
lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup
tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi
industrialized country). Dalam kegiatan rumah tangga kita pasti menggunakan
produk-produk hasil industri apalagi di era modern sekarang.Semua ingin lebih
praktis kadang tak terpikirkan dampak dari produk yang kita gunakan sehari-hari.Para
pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang
menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah.Limbah bagi lingkungan hidup
sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi
masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat
merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut tidak
diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa
Lingkungan. Selain itu, tujuan lainnya agar kita sebagai mahasiswa mampu
memahami tentang cara penanganan limbah domestik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan
permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan,
apartemen dan asrama. (KepmenLH no 112/2003).
1. Karakteristik dan Dampak Air Limbah
Air limbah memiliki karakteristik fisik (bau, warna, padatan, suhu,
kekeruhan), karakteristikkimia (organik, anorganik dan gas) dan karakteristik
biologis (mikroorganisme). Karakteristikair limbah beserta dampak masing-
masing terhadap lingkungan dan kesehatan manusia sepertidijelaskan berikut ini:
Kekeruhan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh hadirnya bahan-bahan organic dan
anorganik, misalnya, lumpur.Dari segi estetika, kekeruhan dirasakan sangat
mengganggu.Selain itu kekeruhan juga merupakan indikator adanya
kemungkinan pencemaran.
Warna
Sebagaimana halnya kekeruhan, warna yang hadir dalam air dengan
intensitas yang melebihi batas, tidak bias diterima karena alasan estetika.
Warna dapat juga merupakan indicator pencemaran limbah industri.Hal ini
dapat pula dikaitkan dengan kesehatan manusia.
Bau dan Rasa
Penyebab bau dan rasa dapat berupa mikroorganisme seperti algae,
oleh adanya gas seperti H2S dsb. Dari segi estetika, air yang memiliki rasa
dan bau dipandang mengganggu.
Suhu dan residu
Suhu berpengaruh pada pemakaiannya, misalnya, air yang
mempunyai suhu 0oC tidak mungkin dapat diterima, begitu pula untuk suhu
air yang terlalu tinggi. Kadar residu yang tinggi dapat menyebabkan rasa
tidak enak dan mengganggu pencernaan manusia
Derajat pH
Dalam pemakaian air minum, pH dibatasi dikarenakan
mempengaruhi rasa, korosifitas, dan efisiensi khlorinasi.
Kesadahan Ca dan Mg
Kesadahan berpengaruh pada pemakaian sabun, ketel pemanas air,
ketel uap, pipa air panas dalam sistem plambing dan sebagainya. Mg dapat
bersifat toksik, memberikan efek demam metal, iritasi pada kulit akan susah
sembuh, dan lainnya.
Besi dan Mangan
Kehadiran Fe dan Mn dalam air dapat menimbulkan berbagai
gangguan, misalnya, rasa dan bau logam, merangsang pertumbuhan bakteri
besi, noda-noda pada pakaian, efek racun pada tubuh manusia seperti susunan
syaraf pusat; koordinasi gerak otot; kerusakan sel hati; fibriosis; iritasi usus;
kerusakan sel usus.
Nitrogen
Nitrogen dalam air hadir dalam berbagai bentuk sesaui dengan
tingkat oksidasinya diantaranya Nitrogen netral, amoniak, nitrit dan nitrat.
Efek terhadap kesehatan anatara lain: iritasi kulit, oedema paru-paru, kejang,
pernapasan, mengancam keseimbanganasam basa dalam darah,
stimulasi susunan syaraf pusat, kerusakan saluran
pencernaan, dan lain sebagainya. Terhadap lingkungan
kelebihan nitrogen dapat menyebabkan eutrofikasi.
Bahan anorganik lain
Bahan organik dalam air dapat berupa Ag, AL, As, Ba, Br, Cd, Cl, Cr, Cu, F,
Hg, H2S, PO4, Se, Zn, dan lain lain. Efek terhadap kesehatan yang
diakibatkan unsur-unsur tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Parameter Bahan Anorganik
Parameter Simbol Dampak Kesehatan
Perak Ag Presipitasi protein, shock, meninggal dunia, argyria (pigmentasi biru kulit)
Aluminium Al Fibrosis paru-paru, merusak usus secara lokal, kematian
Arsenicum As Racun sistemik, kematian, alergi, kanker kulit
Barium Ba Stimulasi sistem otot (Pencernaan, sirkulasi darah, otot-otot pada umumnya), pada fase akhir didapat kelumpuhan urat syaraf dan berhentinya fungsi otot jantung
Bromium Br Depresi susunan syaraf pusat, emasiasi (kurus), gangguan kejiwaan, kelalaian kulit seperti jerawat, iritasi saluran pernapasan, anestesia, narbotik
Cadmium Cd Oedema paru-paru, kerusakan sel usus, kerusakan pada tulang-tulang (patah tulang yang multiple), kerusakan ginjal dan hipertensi
Chlor Cl2 Iritasi keras bagi seluruh pernapasan, tubuh kekurangan oksigen, shock, kematian; keracunan sistemik, kerusakan
hati, coma, kematianCobalt Co alergi berbentuk asthma, eczema, fibrosis paru-paru,
naiknya tekanan disertai penyakit jantung, pembesaran kelenjar gondok
Chromium Cr Bersifat korosif terhadpa kulit, selaput lendir dan tulang hidung; percikan asamnya menyebabkan luka kecil tapi dalam, sukar sembuh dan kanker paru-paru
Tembaga Cu Demam metal, iritasi lokal, kerusakan hati dan ginjal
Fluor F Iritasi fluorisis, kelainan pada tulang dan gigi-geligi; gangguan alat pencernaan; kelumpuhan anggota gerak; penyebab mutasi
Air Raksa Hg Keracunan, kerusakan jaringan mulut dan gusi bila masuk oral, kerusakan ginjal pada Hg anorganik, kerusakan otak untuk Hg organik, menimbulkan cacat bawaan pada anak lahir (minamata)
Hidrogen
Sulfida
H2S Iritasi, kerusakan pada jaringan saluran pernapasan, dosis tinggi fatal, kerusakan susunan syaraf pusat
Phosphate P Mengurangi calsium dalam darah
Timah Hitam Pb Keracunan (racun sistemik); pucat, kurus, tak suka makan, sering colic, rasa logam di mulut, radang selaput otak, kelumpuhan, "wrist drop"
Selenium Se Racun sistemik, iritasi saluran pernapasan, kematian, karsinogenik
Zinc Zn Demam metal, kerusakan paru-paru, kematian
Zat Organik
Beberapa bahan organik yang memungkinkan ada dalam air
dipaparkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Parameter Zat Organik dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
Parameter Dampak Kesehatan
Hydrocarbon
alifatik
Racun sistemik terhadap susunan syaraf pusat, kulit menjadi kering, asphyxiant
Hydrocarbonalicyclic
Depresi susunan syaraf pusat ; kulit menjadi kering; degenerasi jantung, paru-paru, hati, otak
Benzen Iritasi kulit, depresi susunan syaraf, coma, meningal, kerusakan saluran pernapasan, kerusakan hati, ginjal, limpa
Kerosen (minyaktanah)
Kulit menjadi kering, kerusakan paru-paru, saluran pencernaan, kesadaran turun, coma, meninggal
Naphta (petrolium) Iritasi , kulit kering, depresi susunan syaraf pusat, kelainan
darah
Arnyl alkohol Iritasi, narbotik
N-Butyl Amine Iritasi, oedema paru-paru
Ethanol Amine Narcosis, iritasi, kematian karena depresi susunan syaraf
pusat
Naphtalen Chlorida Kulit merah, timbul bisul kecil-kecil, jerawat, kerusakan hati
(kuning)
Carbonil Iritasi kulit dan saluran pernapasan, Ni-carbonil sangat toksik, oedema paru-paru, gangguan syaraf pusat
Parameter Biologis
Jenis mikroorganisme yang ditemukan dalam air diantaranya algae,
bakteri, virus, jamur, protoza, dan lain-lain. Selain memiliki sifat pathogen
parameter biologis juga dapat menyebabkan efek rasa, warna dan bau pada
air. Sebagai indikator keberadaan mikroorganisme pathogern maka
digunakan keberadaan bakteri coli dalam air. Dengan adanya bakteri coli,
maka besar kemungkinan air telah tercemar oleh bakteri lainnya juga bersifat
pathogen
Radioaktif
Efek yang dapat ditimbulkan oleh radioaktif diantaranya: kanker,
leukemia, mengurangi umur dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu
radioaktif merupakan unsur kimia yang memiliki paruh waktu yang relatif
panjang. Data mengenai beberapa bahan radioaktif yang dapat
membahayakan manusia dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.3 Material Radioaktif
Material Jenis Radiasi Waktu Paruh
Strontium 90 Beta 28 Tahun
Strontium 89 Beta 51 Tahun
Cesium 137 Beta-gamma 27 Tahun
Carbon 14 Beta-gamma 5760 Tahun
Iodine 129 Beta-gamma 17 Juta Tahun
Iodine 131 Beta-gamma 8 Hari
Plutonium Alpha 24400 Tahun
Krypton 85 Beta 10,7 Tahun
Tritium (H3) Beta 12,3 Tahun
2. Komposisi Air Limbah Domestik
Komposisi air limbah domestik hampir 90 berisi air itu sendiri sisanya
adalah kandungan pencemar dengan kuantitas sebagaimana yang di gambarkan
dalam skema berikut ini
Gambar 2.3. Diagram Komposisi Air Limbah (Sumber: Sugiharto, 1987)
3. Kriteria Teknik Pengelolaan Air Limbah
Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan air limbah domestik/pemukiman
yaitu:
a. Sanitasi sistem setempat atau dikenan dengan sistem sanitasi on-site yaitu
sistem dimana faslitas pengolahan air limbah berada dalam persil atau batas
tanah yang dimiliki, fasilitas ini merupakan fasilitas saritasi individual seperti
septik tank atau cubluk
b. Sanitasi sistem terpusat atau dikenal dengan istilah sistem off-site tau sistem
sewerage, yaitu sistem dimana faslitas pengolahan air limbah berada diluar
persil atau dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang menggunakan
perpipaan untuk mengalir air limbah dari rumah-rumah sevara nersamaan dan
kemudian dialirkan ke IPAL
Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (On-site)
Kelebihan sistem setempat:
- Menggunakan teknologi sederhana
- Memerlukan biaya yang rendah
- Masyarakat dan tiap-tiap keluarga dapat menyediakannya
sendiri
- Pengoperasian dan pemeliharaan oleh masyarakat
- Manfaat dapat dirasakan secara langsung
Kekurangan sistem setempat:
Limbah Cair
Air (99,9%) Bahan Padat (0,1%)
Organik
Protein (65%)
Karbohidrat (25%)
Lemak (10%)
Anorganik
Butiran
Garam
Metal
- Tidak dapat diterapkan pada semua daerah misalnya
tergantung permeabilitas tanah, tingkat kepadatan dan lain-
lain
- Fungsi terbatas pada buangan kotoran manusia dan tidak
menerima limbah kamarmandi dan air limbah bekas mencuci
- Operasi dan pemeliharaan sulit dilaksanakan
Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site)
Kelebihan sistem ini adalah:
- Menyediakan pelayanan yang terbaik
- Sesuai untuk daerah dengan kepadatan tinggi
- Pencemaran terhadap air tanah dan badan air dapat dihindari
- Memiliki masa guna lebih lama
Kekurangan sistem terpusat:
- Memerlukan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan yang
tinggi
- Menggunakan teknologi yang tinggi
- Tidak dapat dilakukan oleh perseorangan
- Manfaat secara penuh diperolah setelah selesai jangka
panjang
- Waktu yang lama dalam perencanaan dan pelaksanaan
- Memerlukan pengelolaan, operasi dan pemeliharaan yang
baik
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
pengolahan air limbah adalah:
- Kepadatan penduduk
- Sumber air yang ada
- Permeabilitas tanah
- Kemiringan tanah
- Kemampuan membiayai
4. Alternatif Teknologi Sanitasi Sistem On-Site
Pada sistem on-site ada dua jenis sarana yang dapat
diterpakan yakni sistem individual dan komunal. Pada skala
individual sarana yang digunakan adalah septik dengan varian
pada pengolahan lanjutan untuk efluennya, yakni:
- Dengan bidang resapan
- Dialiran pada small bore sewer
- Dengan evapotranspirasi
- Menggunakan filter
Sedangkan tinja dari septik tank akan diangguk menggunakan penyedot
tinja IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja)
Gambar 2.3 Septik Tank
Gambar 2.4 Contoh IPLT di Bandung
5. Alternatif Teknologi Sanitasi Sistem Off-Site
Pengolahan sanitasi sistem terpusat terutama bertujuan untuk
menurunkan kadar pencemar di dalam air buangan. Ada beberapa tingkat
pengolahan yang umumnya dilakukan untuk mengolah air buangan agar tidak
berbahaya bagi lingkungan yaitu:
a. Pengolahan fisik seperti penyaringan sampah dari aliran, pengendapan pasir,
pengendapan partikel discrete
b. Pengolahan biologis yang dapat terdiri dari proses anaerobik dan/atau proses
aerobik, serta pengendapan flok hasil proses sintesa oleh bakteri
c. Pengolahan secara kimia dengan pembunuhan disinfektan untuk mengkontrol
bakteri fekal dari effluent dari hasil pengolahan sebelumnya
d. Dibagian bawah dari pengolahan air limbah adalah sisa lumpur yang
terbentuk dan harus dikendalikan serta diolah sehingga aman terhadap
lingkungan
Dari masing-masing tahap seri pengolahan, terdapat beberapa alternatif
unit-unit pengolahan untuk dipilih. Pemilihan unit-unit tersebut didasarkan atas:
- Standar effluent yang diperkenankan
- Nilai present value dari beberapa alternatif yang dipilih
Sedangkan nilai present value dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
- Biaya investasi
- Biaya tenaga listrik (Power cost)
- Biaya sumber daya manusia (SDM)
- Biaya lahan (tanah) untuk lokasi IPAL
Gambar 2.5 Skema Sistem Pengolahan Limbah
B. Parameter dan Baku Mutu Limbah Domestik
Baku mutu air lembah domestik terdapat dalam KepMen LH 112/2003
menyebutkan:
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH 6-10
BOD mg/L 100
TTS mg/L 100
Lemak dan Minyak mg/L 10
Dalam pasal 2 dan pasal 4 di tegaskan bahwa baku mutu tersebut berlaku bagi:
- Semua kawasan permukiman (real estate),
- Kawasan perkantoran, kawasan perniagaan, dan apartemen
- Rumah makan (restauran) yang luas bangunannya lebih dari 1000 meter persegi
- Asrama yang berpenghuni 100 (seratus) orang atau lebih
Baku mutu tersebut juga berlaku untuk pengolahan air limbah domestik terpadu.
Baku mutu air limbah domestik daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Provinsi dengan ketentuan sama atau lebih ketat dan apabila baku mutu air limbah
domestik daerah belum ditetapkan, maka berlaku baku mutu air limbah domestik
secara nasional. Apabila hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(Amdal) atau hasil kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) dari usaha dan atau kegiatan mensyaratkan baku
mutu air limbah domestik lebih ketat, maka diberlakukan baku mutu air limbah
domestik sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Amdal atau UKL dan UPL.
Dalam pasal 8 ditegaskan bahwa setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib:
- Melakukan pengolahan air limbah domestik sehingga air limbah domestik yang
dibuang ke lingkungan tidak melampaui mutu air limbah domestik yang telah
ditetapkan.
- Membuat saluran pembuangan air limbah domestik tertutup dan kedap air
sehingga tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan
- Membuat sarana pengambilan sample pada outlet unit pengolahan limbah.
Dalam PP 83/2001 menyebutkan bahwa:
Pasal 31 disebutkan bahwa setiap orang wajib:
- Melestarikan kualitas air pada sumber air.
- Mengendalikan pencemaran air pada sumber air.
Pasal 32 ditegaskan bahwa setiap orang yang melakukan usaha atau kegiatan
bekewajiban:
- Memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pelaksanaan kewajiban
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apabila setiap rumah tangga mau dan mampu mendaur ulang sampahnya
masing-masing, maka sisa sampah yang dibuang dari rumah tangga tinggal sedikit
berupa limbah non organik dan inipun masih bisa dimanfaatkan para pemulung.
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia.Limbah merupakan
buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat.Dalam air
limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya.Bahan
kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit
disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya.Air limbah tersebut harus diolah agar
tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.Air limbah harus
dikelola untuk mengurangi pencemaran.
B. Saran
Sudah saatnya masyarakat dibina untuk bertanggung jawab dalam
pengelolaan sampah secara sederhana.Masyarakat dan pemerintah bahu membahu
untuk mengelola sampah secara professional, mereka sadar bahwa sampah jika
dikelola dengan baik selain mempunyai nilai jual juga menjaga lingkungan bersih dan
aman dari polusi.