PENERAPAN KAIDAH BACAAN
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Erna Sofyana 1111016100055
Hasbi Ashshidiqqi 1111016100043
Nor Hidayati 1111016100067
Masroyah 1111016100081
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Penerapan Kaidah Ejaan”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia semester 2.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak. Tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Sahara, selaku dosen pengampu mata
kuliah bahasa Indonesia yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi
penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
Tangerang Selatan, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN................................................................................................. 11.1 Latar Belakang........................................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 11.3 Tujuan........................................................................................................................ 21.4 Manfaat...................................................................................................................... 2
BAB 2 : LANDASAN TEORI............................................................................................. 3 2.1 Pengertian Bahasa...................................................................................................... 32.2 Fungsi Bahasa............................................................................................................ 42.3 Ragam Bahasa............................................................................................................ 4
BAB 3: PEMBAHASAN...................................................................................................... 63.1 Arti Bahasa…………………………………………………………………………. 63.2 Fungsi Bahasa............................................................................................................ 93.3 Ragam Bahasa……………………………………………………………………… 10
BAB 4 : PENUTUP.............................................................................................................. 164.1 Kesimpulan............................................................................................................... 164.2 Saran......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 18
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pemahaman umum, bahasa Indonesia sudah diketahui sebagai alat
berkomunikasi. Setiap situasi memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa
yang akan digunakannya. Berbagai faktor turut menentukan pemilihan tersebut,
seperti penulis, pembaca, pokok pembicaraan, dan sarana.
Ragam bahasa baku dipahami sebagai ragam bahasa yang dipandang sebagai
ukuran yang pantas dijadikan standar dan memenuhi syarat sebagai ragam bahasa
orang yang berpendidikan.
Bahasa dalam laporan penelitian, sebagaimana telah dijelaskan, memilih
ragam baku sebagai sarananya, benar kaidahnya, dan memenuhi ciri sebagai
ragam standar bahasa orang berpendidikan. Namun, pada kenyataannya masih
banyak ditemukan kesalahan dalam berbagai tataran bahasa, termasuk dalam
penggunaan Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Ejaan sebagaimana telah dipahami bersama adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan
antara lambang itu. Secara teknis yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Oleh karena itu, penguasaan ejaan
mutlak diperlukan bagi seseorang yang berkecimpung dalam kegiatan ilmiah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud tentang ejaan ?
1.2.2 Bagaimana tahapan-tahapan ejaan bahasa Indonesia mulai dari Ejaan
van Ophuysen hingga Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian ejaan
1.3.2 Dapat menjelaskan tahapan-tahapan ejaan bahasa Indonesia mulai
dari Ejaan van Ophuysen hingga Ejaan Yang Disempurnakan (EYD
1.3.4 Dapat mengetahui kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
1.4 Manfaat
1.4.1 Agar Mahasiswa/i dapt mengetahui bagaimana bahasa Indonesia baku
yang baik dan benar sesuai dengan kaidah ejaan.
1.4.2 Agar dalam laporan penelitian, sebagaimana telah dijelaskan,
Mahasiswa/I memilih ragam baku sebagai sarananya, benar kaidahnya,
dan memenuhi ciri sebagai ragam standar orang berpendidikan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Ejaan
Kata “ejaan” berasal dari bahasa arab hija yang berarti huruf. Kemudian ke
dalam bahasa Indonesia menjadi eja yang mendapat akhiran –an. Ejaan adalah
sistem tulis-menulis yang dibakukan (distandardisasikan). Ejaan berarti pula
lambang ujaran. Dengan kata lain, ejaan merupakan lambang dari bunyi bahasa.
Misalnya fonem /a/ dilambangkan dengan huruf a, jeda dilambangkan dengan
koma (,), kesenyapan dilammbangkan dengan titik (.), dan sebagainya. 1
2.2 Tahapan-tahapan Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
2.2.1 Ejaan van Ophuijsen
Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf
Latin, yang disebut Ejaan van Ophuilsen. Van Ophuijsen merancang ejaan
itu dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini adalah
sebagai berikut :
a. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata jang, pajung,
sajang, pajah.
b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe,
oemoer.
c. Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, dipakai
untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’.2
2.2.2 Ejaan Soewandi1 ZA Fitriyah Mahmudah. Pembinaan bahasa Indonesia.( Jakarta : UIN Jakarta Press,2007). h.172 Arifin E. Zaenal. Cermat berbahasa Indonesia . (Jakarta: Akademika Pressindo). h. 164-165
Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk
menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru ini oleh masyarakat diberi
julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan
pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut :
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada
kata-kata tak, pak, maklum.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2,
berjalan2, ke-barat2-an.
d. Awlan di- dan kata depan di- kedua-dunya ditulis serangakai
dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di- pada
dirumah,dikebun, disamakan dengan imbuhan di- pada ditulis,
dibuang.3
2.2.3 Ejaan Melindo
Pada akhir tahun 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu
(Slametmulyana-Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan
bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-
Indonesia). Perkembangan politik tahun-tahun berikutnya mengurungkan
peresmian ejaan ini.4
2.2.4 Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden meresmikan pemakaian
Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan
Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kubudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan
Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan an Kebudayaan, yang dibentuk
oleh Menteri pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya
3 Arifin E. Zaenal. op. cit. h. 1654 Arifin E. Zaenal. op. cit. h. 165
tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972, menyusun buku Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa
pemaparan kaidah ejaan yang luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan sura putusannya No. 0196/1975 memberlakukan
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah.
Pada tahum 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi
dikuatakan dengan Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.5
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut :
a. Perubahan Huruf
Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan
dj djalan,djauh j jalan, jauh
j pajung, laju y payung, layu
nj njonja,bunji ny nyonya, bunyi
sj isjarat, masjarakat sy isyarat, masyarakat
tj tjukup, tjutji c cukup, cuci
ch tarich, achir kh tarikh, akhir
b. Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat
dalam Ejaan Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing,
diresmikan pemakaiannya.
f maaf, fakir
5 Arifin E. Zaenal. op. cit. h. 165-166
v valuta, univeritas
z zeni, lezat
c. Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta
tetap dipakai.
a : b = p : q
d. Penulisan di- atau ke- sebagai awalan dan di- atau ke- sebagai
kata depan dibedakan,yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di- atau
ke- sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya.
Misalnya :
di- (awalan) di- (kata depan)
ditulis di kampus
dibakar di rumah
dilempar di jalan
dipikirkan di pasar
e. Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan
angka 2.
anak-anak
berjalan-jalan
meloncat-loncat
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran
dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan
penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan
ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.6
3.2 Ejaan Bahasa Indonesia Sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan
(EYD)
3.2.1 Pemakaian Huruf
3.2.1.1 Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf berikut. Nama tiap huruf disertakan disebelahnya.
Huruf Lafal Huruf Lafal
Aa a Nn en
Bb be - bukan bi Oo o
Cc ce - bukan se Pp pe
Dd de Qq ki - bukan kyu
Ee e Rr er
Ff ef Ss es
Gg ge - bukan ji Tt te - bukan ti
Hh ha Uu u
Ii i Vv ve - bukan vi
Jj je Ww we
Kk ka Xx eks - bukan ek
Ll el Yy ye - bukan ey
Mm em Zz zet
3.2.1.2 Huruf Vokal
6 Arifin E. Zaenal. op. cit. h. 164
Huruf yang melambangkan vocal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas a, e, i, o, dan u.
Huruf vokal Contoh Penggunaan dalam Kata
Di awal Di Tengah Di Akhir
A Api Padi Lisa
E* Enak Petak Sore
Emas Kena Tipe
I Itu Simpan Murni
O Oleh Kota Radio
U Ulang Bumi Ibu
*Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata
menimbulkan keraguan
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (teras).
Upacara itu dihadiri pejabat teras.
3.2.1.3 Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
terdiri atas huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
3.2.1.4 Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan ai,
au, dan oi.7
Huruf
diftong
Contoh Penggunaan dalam Kata
Di awal Di tengah Di akhir
Ai Ai Syaitan Pandai
7A Alek. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010).h. 260-263
Au Aula Saudara Harimau
Oi ----- Boikot Amboi
3.2.2 Penulisan Huruf
3.2.2.1 Huruf Kapital
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat berupa
petikan langsung.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
c. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan ,keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
d. Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
f. Dipakai sebagai huruf pertama unsure nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
g. Dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
h. Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
i. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, pangkat, jabatan dan
sapaan.
3.2.2.2 Huruf Miring
a. Dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
b. Dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
c. Dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing yang
telah disesuaikan ejaannya.
3.2.3 Penulisan Kata
3.2.3.1 Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat tebal.
Ibu pergi ke pasar.
3.2.3.2 Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan,sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya :
bergeletar, dikelola, penetapan, menengok
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran
ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Misalnya:
bertepuk tangan,garis bawahi, sebar luaskan
c. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus,unsure gabungan kata iu ditulis serangkai.
Misalnya:
menggarisbawahi, menyebarluaskan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi , gabungan kata itu ditulis serngakai.
Misalnya :
adipati, biokimia, narapidana, swadaya
3.2.3.3 Bentuk Ulang
Ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya :
anak-anak, buku-buku, kuda-kuda
3.2.3.4 Kata Ganti Ku, Mu, dan Nya
Ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya atau
mendahuluinya.
Misalnya :
bukumu, kumiliki
3.2.3.5 Kata Depan Di, Ke, dan Dari
Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya keculai di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti
kepada dan daripada.
3.2.3.6 Singkatan dan Akronim
a. Singkatan
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu
huruf atau lebih.
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, dan pangkat
diikuti tanda titik.
Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen
resmi yang terdiri atas huruf awal atau kata ditulis dengan
huruf capital tanpa titik.
Singakata umun yang terdiri atas tiga huruf atau ebih
diikuti satu tanda titik
b. Akronim
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata, ataupun babungan huruf dan suku kata yang
diperlukan sebagai kata.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dari deret
kata ditulis seluruhnya dengan huruf capital.
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan
huruf capital.
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan
huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata yang disingkat seluruhnya ditulis dengan
huruf kecil.
3.2.4 Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsure dari
pelbagai bahasa lain, baik daerah maupun bahasa asing seperti Sansakerta,
arab, Portugis, Belanda, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya,unsur
pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan. Pertama,
unsur pinjaman yang sepenuhnya belum terserap ke dalam bahasa
Indonesia,seperti: reshuffle, shuttle, cock, dan lain-lain. Unsur-unsur ini
dipakai dakam konteks bahasa Indonesia tetapi pengucapannya masih
mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapannya dan
penulisannya disesuiakan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini
diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.8
3.2.5 Pemakaian Tanda Baca
3.2.5.1 Tanda Titik (.)
a. Digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
b. Singkatan nama orang atau unsurnya.
c. Dipakai pada akhir singkatan atau unsur singkatan, gelar, jabatan,
pangkat, dan sapaan
d. Dipakai singkatan kata ungkapan yang sudah sangat umum.
e. Dipakai di belakang atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
8 A Alek, op. cit. h. 286
f. Dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
3.2.5.2 Tanda koma (,)
a. Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu parincian atau pembilangan.
b. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari berikutnya
yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat jika
anak kalimat mendahului induknya.
d. Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat dalam posisi awal.
f. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain pada suatu
kalimat.
g. Koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
yang lain yang mengiringi dalam kalimat jika petikan lammgsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
3.2.5.3 Tanda Titik Koma (;)
Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
3.2.5.4 Tanda Titik Dua (:)
a. Dipakai pada akhir pernyataan lengkap bila diikuti rangkuman atau
pemerian.
b. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlikan pemerian.
c. Dipakai dala teks drama, sesudah kata yang menunjukkan pelaku
percakapan.
3.2.5.5 Tanda hubung (-)
a. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah karena
pergantian baris.
b. Dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya
c. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur ulang.
d. Dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja.
e. Dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan dan
penghilangan bagian kelompok kat.a
f. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
3.2.5.6 Tanda Elipsis (….)
a. Dipakai untuk menggambarkan kalimat yang terputus-putus
b. Dipakai untuk menunjukkan dalam suatu petikan ada bagian yang
dihilangkan.
c. Dipakai untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri dari sebuah
kalimat.
3.2.5.7 Tanda Pisah
a. Diapakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang nenberi
penjelasan.
b. Dipakai untuk menegaskan adanya aposisi.
c. Dipakai di antara dua bilangan atau tunggal yang berarti sampai dengan.
Jika diletakkan di antara nama dua tempat atau kota.
3.2.5.8 Tanda Seru
Dipakai sesudah ungkapan atau peryataan yang berupa seruan atau
perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
atau emosi yang kuat.
3.2.5.9 Tanda Tanya (?)
a. Dipakai pada akhir kalimat Tanya
b. Dipakai diantara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
3.2.5.10 Tanda Kurung ((…))
a. Dipakai umtuk mengapit keterangan atau penjelasan
b. Dipakai untuk mengapit penjelasan yang bukan bagian yang integral
dari pokok pembicaraan.
3.2.5.11 Tanda Petik (“….”)
a. Dipakaiuntuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
naskah atau bahan tertulis lain. Kedua tanda petik itu di tuis sama tinggi di
sebelah atas baris
b. Dipakai untuk mengapit judul syair, karangan dan bab buku apabila
dipakai dalam kalimat.
c. Dipakai untuk mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung
d. Dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang memiliki arti khusus.
3.2.5.12 Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a. Dipakai untuk mengapit petikan dalam petikan
b. Dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
3.2.5.13 Garis Miring (/)
Dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi tentang ejaan di atas dapat kita ketahui bahwa
ejaan ialah sistem tulis-menulis yang dibakukan (distandardisasikan). Dengan
kata lain, ejaan merupakan keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan
bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu
(pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).
Terdapat empat tahapan perkembangan ejaan bahasa Indonesia yaitu Ejaan
Ophuijsen, Ejaan Soewandi, Ejaan Melindo dan Ejaan yang Disempurnakan
(EYD) yang masih dipakai hingga sekarang.
Pokok-pokok penting dalam penerapan kaidah meliputi pemakaian huruf,
penulisan huruf, pemakaian kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian
tanda baca. Oleh karena itu, penguasaan ejaan dengan baik dan benar mutlak
diperlukan bagi seseorang yang berkecimpung dalam kegiatan ilmiah.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapatkan pengetahuan
mengenai penerapan kaidah ejaan yang baik dan benar. Penulis mengharapkan
kepada pembaca agar pembaca juga dapat memahami penerapan kaidah ejaan
tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas dan memperdalam ilmu
kebahasaan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
A, Aleka dan H. Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Kencana. 2010
Arifin, Zaenal E dan S Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. 2010
Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin Berbahasa Indonesia.
Jakarta : FITK. 2010
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
2010
ZA, Fitriyah Mahmudah dan Ramlan A. Gani. Pembinaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007
Lampiran
PERTANYAAN
Jawablah soal – soal dibawah ini dengan benar !
1. Apa pengertian ejaan?
2. Jelaskan perbedaan antara ejaan Soewandi engan Ejaan yang
Disempurnakan!
3. Apa yang dimaksud dengan huruf diftong, huruf vokal dan huruf
konsonan! Berikan contohnya!
4. Bagaimana penulisan kata ganti Ku, Mu dan Nya! Berikan masing-masing
contohnya!
5. Sebutkan ciri-ciri yang menonjol pada Ejaan Soewandi!
6. Sebutkan pemakaian huruf kapital! 4 saja dan jelaskan!
7. Apa perbedaan antara singkatan dan akronim! Berikan contohnya!
8. Sebutkan hal-hal yang menjadi ruang lingkup ejaan!
9. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemenggalan kata!
10. Penulisan huruf miring digunakan untuk….
Kelompok 9
Presentasi ke-3