Pembahasan
1 • Landasan hukum
2 • Konsep dasar
3 • Timbulnya piutang
4 • Penagihan – Penyisihan - Penghapusan
5 • Penatausahaan
Landasan Hukum
1) UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara
2) UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
3) PMK No. 88/PMK.06/2009 tentang Perubahan atas PMK No.128/PMK.06/2007 tentang Pengurusan Piutang Negara sebagaimanatelah diubah terakhir dengan PMK No 163/PMK.6/2011
4) PMK No. 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang KementerianNegara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang TidakTertagih
5) PMK No. 31/PMK.07/2005 tentang Tata Cara Pengajuan Usul,Penelitian dan Penetapan Penghapusan Piutang PerusahaanNegara/Daerah
7) PP No. 33/2006 tentang Penghapusan Piutang Negara/Daerah
8) Perdirjen Perbendaharaan No. PER-85/PB/2011 tentang PenatausahaanPiutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja KementerianNegara/Lembaga
9) Perdirjen Perbendaharaan No PER- 82/PB/2011 tentang PedomanAkuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada KementerianNegara/Lembaga
10)PMK No. 24/PMK.01/ 2008 Tentang Tatacara Pelaksanaan PenagihanPajak dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika danSekaligus.
11)PMK No. 230/PMK.05/2009 tentang Penghapusan Piutang BadanLayanan Umum
Landasan Hukum
Pengertian Piutang Negara
Sejumlah uang yang wajib dibayar,
Kepada negara atau badan-badan
Secara Langsung maupun Tidak
Dikuasai oleh Negara
Berdasarkan aturan, perjanjian, sebab lain
Pengertian Piutang Negara
Piutang Negara terdiri atas beberapakomponen, yaitu:
1
HutangPokok
2Bunga
3
Denda
4
Bebanlain (sesuai aturan, perjanjian, putusanpengadilan)
• Ketentuan yang berlaku di bidang PNBP• Perpajakan kepabeanan dan cukai• Retribusi dan Pajak Daerah• Tuntutan ganti kerugian negara TGR dan Tuntutan
Perbendaharaan TP
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Perundang-undangan
• Perjanjian kredit• Penerusan pinjaman, channeling, risk
sharing .Perjanjian/perikatanPerjanjian/perikatan
• Yang memiliki kekuatan hukum yang tetap
Putusan PeradilanPutusan Peradilan
Penyebab Terjadinya
• Kualitas Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengantanggal jatuh tempo yang ditetapkan;
• Kualitas Kurang Lancar, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulanterhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan;
• Kualitas Diragukan, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitungsejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan; dan
• Kualitas Macet apabila:
1. dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal SuratTagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan; atau
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan PiutangNegara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Penggolongan Kualitas (Umum)
Peristiwa Timbulnya Piutang
Timbulnya piutang sangat berkaitan erat dengan jenis piutangyang bersangkutan.
1) Pungutan Pendapatan Negara/Daerah
2) Perikatan
3) Transfer Antar Pemerintahan
4) Kerugian Negara / Daerah
Peristiwa Timbulnya Piutang
PungutanPendapatan
Negara/Daerah
• Pajak (Pajakdan Bea Cukai)
• PNBP
• Retribusi
• PAD lainnya
Perikatan
• Pinjaman
• Jual Beli
• PemberianJasa
• Kemitraan
Transfer AntarPemerintah
• Dana Bagi Hasil• Dana Alokasi
Umum• Dana Alokasi
Khusus• Dana Otonomi
Khusus• Transfer Lainnya• Bagi Hasil Dari
Provinsi• Bantuan
KeuanganProvinsi
Tuntutan GantiRugi
• TuntutanGanti Rugi(TGR)
• TuntutanPerbendaharaan (TP)
14
Pungutan Pendapatan Negara/Daerah
1) Piutang Pajak : timbul atas pendapatan pajak sbgmn diatur dalam UU Perpajakan yang belum dilunasi s/d akhir periode pelaporan
Piutang pajak dibagi berdasarkan kewenangannya, yaitu:
a) Pajak Pemerintah Pusat :a.1. Pajak Dalam Negeri
PPh (UU 7/1983 – perubahan ke-4 UU 36/2008)PPN (UU 8/1983 – perubahan ke-3 UU 42/2009)PBB (UU 12/1985 – perubahan ke-2 UU 12/1994,pengalihan UU 28/2009)BPHTB (UU 21/1997 – diubah dgn UU 20/2000,pengalihan UU 28/2009)Cukai (UU 11/1995 – diubah dgn UU 39/2007)Pajak Lainnya
a.2. Pajak Perdagangan InternasionalBea Masuk (UU 10/1995 – diubah dengan UU 17/2007)Pajak / pungutan ekspor
16
Pungutan Pendapatan Negara/Daerah
2) Piutang PNBP : merupakan estimasi penerimaan yang harus diterimasuatu K/L dalam suatu tahun anggaran, prakteknya diterima dahuluoleh Bendahara Penerima K/L dan yang belum disetor sampai dgnakhir periode merupakan piutang.
-Penerimaan SDA : minyak bumi, gas bumi, pertambangan umum, kehutanan, perikanan, pertambangan panas bumi
-Pendapatan bagian laba BUMN : pendapatan bagian pemerintah atas laba-PNBP Lainnya: penjualan & sewa, jasa, bunga, kejaksaan peradilan, pendidikan, gratifikasi & uang sitaan hasil korupsi, iuran & denda, lainnya
NOTE: Piutang PNBP timbul atas penetapan PNBP yang belum dilunasi s/d TA yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kurang Bayar
17
Pungutan Pendapatan Negara/Daerah
3) PiutangRetribusi: dipungutolehpemerintahdaerah olehkarenapemberianijin / jasakpd orang pribadi / badan, berupa :
Pungutan Pendapatan Negara/Daerah
Piutangtimbul jikahingga tglpelaporan, ada tagihanretribusidalam SuratKetetapanRetribusiDaerah (SKRD) yang belumlunas.
20
Pungutan Pendapatan Negara/Daerah
4) Piutang Pendapatan Asli Daerah Lainnya: Piutang karena potensi PAD lainnya dapat terdiri dari :-bagian laba BUMD, -bunga, -penjualan aset yang tidak dipisahkan pengelolaannya, -TGR, -denda, -penggunaan aset/pemberian jasa pemda, -dsb.
21
Pungutan Pendapatan Negara/Daerah Pengakuan
Memenuhi :
1• Memenuhi persyaratan pendapatan – ada Surat Ketetapan
2• Belum dilunasi s/d jatuh tempo
3• Telah terbit surat penagihan dan telah dilaksanakan
4• s/d akhir TA belum dilunasi, dan telah terbit SKPKB
5• Memiliki limit waktu pelunasan ≤ 12 bulan
22
PerikatanPiutang yang timbul karena adanya perikatan, yakni:
1) Pemberian Pinjaman : piutang yang berasal dari peristiwa pemberianpinjaman yang dapat diberikan oleh pemerintah sesuai ketentuan perundangankepada pemda/lainnya, perorangan, BUMN/BUMD, perusahaan swasta, atauorganisasi lainnya.
Jenis : Piutang yang timbul dari penerusan pinjaman luar negeri (Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah),Piutang yang timbul dari Dana Bergulir,Piutang yang timbul karena Bantuan Bea Siswa
23
PerikatanPiutang yang timbul karena adanya perikatan, yakni:
2) Penjualan : piutang yang timbul dari penjualan yang biasanya berasal daripemindahtanganan Barang Milik Negara/Daerah melalui penjualan, pertukaran, hibah, atau disertakan sebagai modal pemerintah setelah memenuhi ketentuanberlaku.
3) Kemitraan : piutang yang timbul dalam rangka mengoptimalkanpemanfaatan sumber daya yang dimiliki atau dikuasai pemerintah, misalnyatanah, bangunan yang idle.
4) Pemberian Fasilitas / Jasa : piutang yang timbul dalam rangka pemberianjasa/fasilitas yang dilakukan oleh satker pengguna atau pengelola barangdengan cara mengenakan sewa.
24
PerikatanPengakuan
Memenuhi :
1• Harus didukung dengan naskah perjanjian yang
menyatakan hak dan kewajiban secara jelas
2• Telah diterbitkan surat penagihan dan telah
dilaksanakan penagihan
3• Belum dilunasi sampai dengan akhir periode
pelaporan
Transfer Antar PemerintahPengakuan
Apabila sampai dengan akhir periode pelaporan, dana yang dimaksudkan belum ditransfer kepada yang berhak berdasarkanperaturan tertentu (SK Menkeu untuk Dana Bagi Hasil) maka jumlahyang belum ditransfer harus dicatat sbg piutang oleh pemda ybs.
Dana BagiHasil
Dana AlokasiUmum
Dana AlokasiKhusus Dana
Otonomi
Khusus BagiHasil dr
Prov
Transfer Lainnya
Transfer antar
Daerah
Kelebihan
Transfer
Tuntutan Ganti RugiPengakuan
Harus didukung dengan bukti SKTM (Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak)SKTM: surket ttg pengakuan bahwa kerugian tsb tanggung jwb seseorang danbersedia mengganti kerugian tsb.Apabila melalui pengadilan, pengakuan menunggu surat keputusan pengadilan
• Krn pengenaan ganti rugioleh atasan langsung peg negeri kepada pegawainegeri bukan bendaharaakibat perbuatanmelanggar hukum / lalaidalam pelaksanaan tugas.
TGR
• Dikenakan kepadabendaharawan krn lalaiatau perbuatan melawanhukum mengakibatkankerugian negara/daerah.
TP
• Piutang Kementerian Negara/Lembaga (K/L) terdiri dari pokok, bunga, denda, dan/atau ongkos-ongkos lainnya
• Pada prinsipnya, piutang K/L merupakan piutang yang harus dibayar sekaligus, namun K/L dapat memberikan penundaan pembayaran atau pemberian ijin kepada debitor untuk melakukan pembayaran secara angsuran dengan syarat-syarat tertentu (lihat: Restrukturisasi)
• Saat pengajuan penundaan dimaksud, beberapa jenis piutang mewajibkan debitor untuk memberikan agunan
• Selain itu, dalam proses penagihan dengan surat paksa, dapat diperoleh barang sitaan yang dapat digunakan sebagai jaminan pelunasan piutang
28
Penagihan Piutang (Umum)
Peraturan Terkait Penagihan
UU Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
Definisi piutang negara
Menteri pimpinan K/L menetapkan pejabat untuk mengelola Utang dan piutang
Menteri Keuangan Selaku BUN mengelola dan menagih Piutang Negara (pasal 7)
PP 29/2009 tentang Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran, dan penyetoran
Penerimaan PNBP Terutang;
Pimpinan Instansi Pemerintah selaku
Pengguna Anggaran wajib melakukan penagihan dan/ atau pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Terutang.
Dihitung dengan menggunakan tarif (Pasal 4)
tata cara penagihan dan/ atau pemungutan Penerimaan PNBP diatur dengan Peraturan Menteri
Piutang terkaitketentuan di bidangPERPAJAKAN danKepabeanan danCukai
Non perpajakan
perpajakan
Surat Tagihan Pertama
Surat Tagihan Kedua
menagihWajib BayarPimpinan Instansi Pemerintah
1 bulan
1 bulan
1 bulan
Surat Penyerahan Tagihankepada Instansi yang
mengurus Piutang Negara
Surat Tagihan Ketiga
Kualitas piutang
Proses Penagihan Piutang Tanpa Surat Paksa
SKPSKPKBSKPKBT
dll
SPMP/PENYITAAN
SPSURATTEGURAN
PARATE EXECUTIE
DIBERITAHUKAN OLEH JURUSITA PAJAK
DIBUAT BAP SP
PENCABUTANSITA`
PENGUMUMANLELANG
PELAKSANAANLELANG
UTANG PAJAK & BIAYA PENAGIHAN
PUTUSAN PENGADILAN
LUNAS
14 HARI TDK LUNAS
PENCEGAHAN PENYANDERAAN
SYARAT: UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
JANGKA WAKTU:6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN
AKIBAT:
UTANG PAJAK TDK HAPUS & PENAGIHAN TETAP DILAKSANAKAN* KEP / IJIN MENKEU
SPMP
JURUSITA + 2 SAKSI
BAP SITA
BRG BERGERAK & BRG TDK BERGERAK
BRG YG DISITA DILARANG: DIPINDAHTANGANKAN
DISEWAKAN
DIPINJAMKAN
DISEMBUNYIKAN
DIHILANGKAN
DIRUSAK
PENYITAAN ATAS REK. BANK & EFEK
7 hari 21 hari 2X24 jam
Jatuh tempo
14 hari
Dasar Hukum :UU No 19 Tahun 2000UU No 28 Tahun 2007
PP No 80 Tahun 2007PMK No 24/PMK.03/2008
Barang Bergerak1 X
Barang TdkBergerak
2 X
Langsung,Pos, Ekspedisi/kurirdgn bukti kirim
PENGUMUMAN DI MEDIA MASA
31
Alur & Jadwal Pelaksanaan Penagihan Pajak
Adalah hampiran atas ketertagihan piutang yang diukurberdasarkan kepatuhan membayar kewajiban oleh debitor
32
Merupakancara ukur
ketertagihanpiutang
BEDA PIUTANG, BEDA KARAKTERISTIKsehingga untuk menjembatani perbedaanDIGUNAKAN 4 (EMPAT) JENIS KUALITAS:
1. KUALITAS LANCAR2. KUALITAS KURANG LANCAR
3. KUALITAS DIRAGUKAN4. KUALITAS MACET
Jatuh Tempo Piutang
UpayaPenagihan
Kepatuhanmembayar
Kualitas Piutang
LANCAR• belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang ditetapkan• belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang ditetapkan
KURANG LANCAR
• dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan• dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
DIRAGUKAN• dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
MACET
• dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan; atau• Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN• dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan; atau• Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
33
Penggolongan Kualitas Piutang PNBP
LANCAR
• mempunyai umur piutang sampai dengan 4 bulan dan belum diterbitkan Surat Paksa; atau
• telah diterbitkan Surat Keputusan Persetujuan Angsuran/Penundaan Pembayaran Pajak danbelum melewati batas waktu angsuran/penundaan dalam surat keputusan tersebut.
• mempunyai umur piutang sampai dengan 4 bulan dan belum diterbitkan Surat Paksa; atau
• telah diterbitkan Surat Keputusan Persetujuan Angsuran/Penundaan Pembayaran Pajak danbelum melewati batas waktu angsuran/penundaan dalam surat keputusan tersebut.
KURANG LANCAR
• mempunyai umur piutang lebih dari 4 bulan sampai dengan 1 tahun dan belum diterbitkan Surat Paksa;
• telah diterbitkan Surat Keputusan Persetujuan Angsuran/Penundaan Pembayaran Pajak tetapi telah melewati batas waktu angsuran/penundaan dalam surat keputusan tersebut;
• telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus;
• telah diterbitkan Surat Paksa dengan umur Surat Paksa sampai dengan 1 tahun; atau
• telah dilaksanakan penyitaan dengan jumlah keseluruhan nilai Barang Sitaan yang tercantum dalam BeritaAcara Pelaksanaan Sita lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah keseluruhan piutang pajak yang menjadi dasar penyitaan yang tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita.
• mempunyai umur piutang lebih dari 4 bulan sampai dengan 1 tahun dan belum diterbitkan Surat Paksa;
• telah diterbitkan Surat Keputusan Persetujuan Angsuran/Penundaan Pembayaran Pajak tetapi telah melewati batas waktu angsuran/penundaan dalam surat keputusan tersebut;
• telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus;
• telah diterbitkan Surat Paksa dengan umur Surat Paksa sampai dengan 1 tahun; atau
• telah dilaksanakan penyitaan dengan jumlah keseluruhan nilai Barang Sitaan yang tercantum dalam BeritaAcara Pelaksanaan Sita lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah keseluruhan piutang pajak yang menjadi dasar penyitaan yang tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita.
34
Penggolongan Kualitas Piutang Pajak
DIRAGUKAN
• mempunyai umur piutang lebih dari 1 tahun sampai dengan 2 tahun dan belum diterbitkan Surat Paksa;
• telah diterbitkan Surat Paksa dengan umur Surat Paksa lebih dari 1 tahun sampai dengan 2 tahun;
• telah dilaksanakan penyitaan dengan jumlah keseluruhan nilai Barang Sitaan yang tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita sampaidengan 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah keseluruhan piutang pajak:
• sedang diajukan upaya hukum yang meliputi pembetulan, keberatan, banding, pengurangan, penghapusan, gugatan atau sanggahan danpeninjauan kembali;
• Wajib Pajak atau Penanggung Pajak sedang dalam proses pailit atau proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
MACET
• mempunyai umur piutang lebih dari 2 tahun dan belum diterbitkan Surat Paksa;
• telah diterbitkan Surat Paksa dengan umur Surat Paksa lebih dari 2 tahun;
• Wajib Pajak berstatus Non Efektif (NE);
• terhadap Wajib Pajak atau Penanggung Pajak sedang dilakukan proses hukum oleh instansi yang berwenang yang meliputi penyidikan, penyelidikan, ataupun penuntutan terkait tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya sebagaimana diatur dalam peraturanperundang-undangan yang bersangkutan;
• dalam waktu kurang dari 58 hari hak penagihannya akan daluwarsa;
• hak penagihannya telah daluwarsa; atau
• hak penagihannya belum daluwarsa tetapi memenuhi syarat untuk dihapuskan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
• mempunyai umur piutang lebih dari 2 tahun dan belum diterbitkan Surat Paksa;
• telah diterbitkan Surat Paksa dengan umur Surat Paksa lebih dari 2 tahun;
• Wajib Pajak berstatus Non Efektif (NE);
• terhadap Wajib Pajak atau Penanggung Pajak sedang dilakukan proses hukum oleh instansi yang berwenang yang meliputi penyidikan, penyelidikan, ataupun penuntutan terkait tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya sebagaimana diatur dalam peraturanperundang-undangan yang bersangkutan;
• dalam waktu kurang dari 58 hari hak penagihannya akan daluwarsa;
• hak penagihannya telah daluwarsa; atau
• hak penagihannya belum daluwarsa tetapi memenuhi syarat untuk dihapuskan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
35
Penggolongan Kualitas Piutang Pajak (lanjut)
LANCAR• umur piutang belum lebih dari 1 (satu) tahun• umur piutang belum lebih dari 1 (satu) tahun
KURANG LANCAR
• umur piutang lebih dari 1 (satu) tahun sampai dengan 2 (dua) tahun• umur piutang lebih dari 1 (satu) tahun sampai dengan 2 (dua) tahun
DIRAGUKAN• umur piutang lebih dari 2 (dua) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun
MACET• umur piutang lebih dari 3 (tiga) tahun• umur piutang lebih dari 3 (tiga) tahun
36
Penggolongan Kualitas Piutang Cukai
Kualitas piutang lainnya
• peraturan unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan sesuai tugas dan fungsinya.
• Contoh : Piutang Ganti Kerugian Negara (d.h. TuntutanPerbendaharaan atau TP), Piutang yang berasal dariTuntutan Ganti Rugi (untuk PNS bukan bendahara),piutang bunga atas penerusan pinjaman Rekening DanaInvestasi/Rekening Pembangunan Daerah (RDI/RPD), dll.
37
Penggolongan Kualitas Piutang Lainnya
• Penyisihan Piutang Tidak Tertagih ditetapkan paling sedikit sebesar 5‰ (lima permil) dari Piutang yang memiliki kualitaslancar
• Penyisihan Piutang Tidak Tertagih ditetapkan sebesar:
10% (sepuluh perseratus) dari Piutang dengan kualitas kuranglancar setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barangsitaan;
50% (lima puluh perseratus) dari Piutang dengan kualitasdiragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilaibarang sitaan; dan
100% (seratus perseratus) dari Piutang dengan kualitas macetsetelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan
38
Penyisihan Piutang (Persentase)
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Penyisihan piutang tidak tertagih bukan merupakan penghapusanpiutang, tetapi merupakan koreksi agar nilai piutang dapat disajikan di neraca sesuai dengan nilai yang diharapkan dapat ditagih.
Penyajian penyisihan piutang tidak tertagih di neraca merupakanunsur pengurang dari piutang yang bersangkutan.
Informasi mengenai akun penyisihan piutang tidak tertagih harusdiungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
• Piutang di Kementerian Keuangan, di antaranya:
• Piutang pajak melibatkan jaminan berupa garansi bank, surat/dokumenbukti kepemilikan barang bergerak, penanggungan utang oleh pihakketiga, sertipikat tanah, atau sertipikat deposito
diajukan dalam rangka pemberian angsuran atau penundaanpembayaran pajak
• Piutang kepabeanan dan cukai melibatkan jaminan berupa uang tunai,jaminan bank, jaminan dari perusahaan asuransi, atau jaminan lainnya
• Piutang Ganti Kerugian Negara melibatkan jaminan berupa sertifikat tanahdan/atau bangunan serta kendaraan bermotor
• Piutang di Kementerian lainnya
• Piutang dari Jasa Rumah Sakit melibatkan jaminan berupa asuransi, baikdari Pemerintah Pusat/Daerah maupun dari perusahaan
40
Piutang dengan Agunan/Jaminan
• Kementerian Negara/Lembaga dapat melakukan Restrukturisasi terhadapDebitor sesuai ketentuan peraturan perundangan dalam hal:
• Debitor mengalami kesulitan pembayaran; dan/atau
• Debitor memiliki prospek usaha yang baik dan diperkirakan mampumemenuhi kewajiban setelah dilakukan Restrukturisasi
• Cakupan restrukturisasi:
• pemberian keringanan hutang,
• persetujuan angsuran, atau
• persetujuan penundaan pembayaran
41
Restrukturisasi (Pasal 11)
• Kualitas Piutang setelah persetujuan Restrukturisasi dapat diubah oleh Kementerian Negara/Lembaga:• setinggi-tingginya kualitas kurang lancar untuk Piutang yang sebelum
Restrukturisasi memiliki kualitas diragukan atau kualitas macet
• tidak berubah, apabila Piutang yang sebelum Restrukturisasi memiliki kualitas kurang lancar
• Dalam hal kewajiban yang ditentukan dalam Restrukturisasi tidak dipenuhi oleh Debitor, Kualitas Piutang yang telah diubah dinilai kembali seolah-olah tidak terdapat Restrukturisasi
42
Restrukturisasi (Pasal 12)
Pihak TerutangPembayaranJatuh Tempo
TIDAK
Biro Keuangan K/LPUPN/DJKN
Surat PenyerahanPengurusan Piutang
PNBP
Surat PenyerahanPengurusan
Piutang PNBP
Tembusan:BPK
BPKPItjen K/LDit. PNBP
Penyerahan Pengurusan Piutang PNBP pada PUPN/DJKN
Pada prinsipnya PUPN melakukan pengurusan terhadap piutangnegara yang:Pada prinsipnya PUPN melakukan pengurusan terhadap piutangnegara yang:
Dikategorikansebagai piutangnegara macet;
Upaya maksimaltelah ditempuholeh penyerah
piutang;
Adanya kepastianjumlah hutang dantersedia data dan
dokumen yang lengkap dan jelas.
Penyerahan Pengurusan Piutang PNBP pada PUPN/DJKN
Adanya piutang macet dapat
dibuktikan secara hukum
Didukung dengan dokumen sumber
terjadinya piutang;
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh K/L dalam menagih
penyelesaian piutang
Besarannya dapat dibuktikan secara
hukum
Dapat dihitung dengan satuan mata
uang;
Dapat ditelusuri, pengenaan jumlah
tagihan tersebut telah sesuai peraturan.
Penyerahan Pengurusan Piutang PNBP pada PUPN/DJKN
Surat penyerahan Pengurusan Piutang Negara kepada PUPN
Cabang;
Dokumen pendukung;
Resume dan upaya penagihan yang telah
dilakukan oleh K/L
documents
Panitia Urusan Piutang Negara
Dokumen yang Diserahkan
Pemberhentian atas Pengakuan Piutang1 Pembayaran tunai,
atau melakukansesuatu hinggatagihan lunas
2 Penghapus tagihan(write off)
3 Penghapus bukuan(write down)
Substansi hukum penghapustagihan mempunyai konsekuensi menghapuskan catatan(penghapusbukuan).
WRITE OFF versus WRITE DOWN
Aset adalah hak , maka hapusnya hak tagih berarti menghapus hak/piutang dari neraca.
Penghapusbukuan piutang tidak otomatis menghapus hak tagih yuridis-formil.
Upaya penagihan tetap dilakukan walaupun pemerintah sebagai kreditur sudah putus asadan menghapus buku. Oleh karena itu, terhadap piutang yang sudah dihapusbukukan ini masihdicatat secara ekstra comptabel.
Kriteria Penghapustagihan Piutang (Write off)
Krn mengingat jasa debitor kepada negara - utk menolong debitor (misal: kredit UKM macet)
Sbg sikap menyejukkan utk memperoleh dukungan moril lebih luas menghadapi tugasmasa depan
Sbg sikap-berhenti-menagih, menggambarkan situasi tak mungkin tertagih melihatkondisi debitor.
Utk restrukturisasi penyehatan hutang (restrukturisasi, penghapusan denda, reskeduling) Setelah semua ancangan dan cara lain gagal atau tidak mungkin diterapkan.
Penghapustagihan sesuai hukum perdata umumnya, hukum kepailitan, hukum industri(misalnya industri keuangan dunia, industri perbankan), hukum pasar modal, hukumpajak, melakukan benchmarking kebijakan/peraturan write off di negara lain dan lain-lain.
Penghapustagihan secara hukum sulit (atau tidak mungkin) dibatalkan, apabila telahdiputuskan dan diberlakukan, kecuali cacat hukum.
Kriteria Penghapusbukuan (Write down)
3) Penghapusbukuan berdasarkan keputusan formal otoritastertinggi yang berwenang menyatakan hapus tagih perdata danatau hapus buku (write off). Pengambil keputusan penghapusbukuanmelakukan keputusan reaktif (tidak berinsiatif), berdasar suatu sistemnominasi untuk dihapus-bukukan atas usulan berjenjang yang bertugasmelakukan analisis dan usulan penghapusbukuan tersebut.
1) Manfaat > kerugian penghapusbukuan, misalnya: Memberi gambaran obyektif tentang kemampuan keuangan entitas akuntansi dan
entitas pelapor. Memberi gambaran ekuitas lebih obyektif, tentang penurunan ekuitas. Mengurangi beban administrasi/akuntansi, untuk mencatat hal-hal yang tak
mungkin terealisasi tagihannya.
2) Perlu kajian yang mendalam tentang dampak hukumdari penghapusbukuan pada neraca pemerintah
Usul PenghapusanPiutang Negara dari
Menteri/Pimpinan Lembaga
Usul PenghapusanPiutang Negara dari
Menteri/Pimpinan Lembaga
1. Daftar nominatif Penanggung Hutang
2. Surat PSBDT dari PUPN Cabang
3. Surat Rekomendasipenghapusan dari BPK dalam hal piutang tuntutan ganti rugi
Menkeu melalui Dirjen KN / Presiden R.I. melalui
Menkeu
Menkeu melalui Dirjen KN / Presiden R.I. melalui
Menkeu
Penelitian olehDJKN
Penelitian olehDJKN
Menteri/Pimpinan Lembaga yang
mengajukan usul
Menteri/Pimpinan Lembaga yang
mengajukan usul
PenetapanPenghapusan Secara
Bersyarat
PenetapanPenghapusan Secara
Bersyarat
Kriteria Penghapusan Piutang Bersyarat
1. Daftar nominatif2. SK Penghapusan Secara
Bersyarat3. Surat keterangan dari
Aparat/Pejabat berwenang atas ketidakmampuan debitor
Menkeu melalui Dirjen KN / Presiden R.I. melalui
Menkeu
Menkeu melalui Dirjen KN / Presiden R.I. melalui
Menkeu
Penelitian olehDJKN
Penelitian olehDJKN
PenetapanPenghapusanSecara Mutlak
PenetapanPenghapusanSecara Mutlak
Menteri/Pimpinan Lembaga yang
mengajukan usul
Menteri/Pimpinan Lembaga yang
mengajukan usul
Usul PenghapusanPiutang Negara dari
Menteri/Pimpinan Lembaga
Usul PenghapusanPiutang Negara dari
Menteri/Pimpinan Lembaga
Kriteria Penghapusan Piutang Scr Mutlak
1) Piutang Negara/Daerah dapat dihapuskan secara bersyarat atau mutlakdari pembukuan Pemerintah Pusat/Daerah, kecuali mengenai PiutangNegara/ Daerah yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalamUndang-Undang.
2) Penghapusan Secara Bersyarat dilakukan dengan menghapuskanPiutang Negara/ Daerah dari pembukuan Pemerintah Pusat/ Daerahtanpa menghapuskan hak tagih Negara/Daerah.
3) Penghapusan Secara Mutlak dilakukan dengan menghapuskan haktagih Negara/ Daerah.
Pasal 2
Tata Cara Penghapusan Piutang
PP 14/2005
1. Penghapusan Secara Bersyarat dan Penghapusan Secara Mutlaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, hanya dapat dilakukan setelahPiutang Negara/Daerah diurus secara optimal oleh PUPN sesuai denganketentuan peraturan perundangundangan di bidang pengurusan PiutangNegara.
2. Pengurusan Piutang Negara/Daerah dinyatakan telah optimal, dalam haltelah dinyatakan sebagai PSBDT oleh PUPN.
3. PSBDT sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dalam hal masihterdapat sisa utang, namun :
a. Penanggung Utang tidak mempunyai kemampuan untukmenyelesaikannya; dan
b. Barang jaminan tidak ada, telah dicairkan, tidak lagi mempunyai nilaiekonomis, atau bermasalah yang sulit diselesaikan.
Pasal 3Tata Cara Penghapusan Piutang
(1) Penghapusan Secara Bersyarat, sepanjang menyangkut Piutang Negara,ditetapkan oleh :
BAB II PENGHAPUSAN SECARA BERSYARAT
Pasal 4KEWENANGAN
a. Menteri Keuangan untuk jumlah sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluhmiliar rupiah);
b. Presiden untuk jumlah lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan
c. Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat untuk jumlah lebih dariRp100.000.000.000, 00 (seratus miliar rupiah).
(2) Dalam hal Piutang Negara dalam satuan mata uang asing, nilai piutang yangdihapuskan secara bersyarat adalah nilai yang setara dengan nilai sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada 3 (tiga)hari sebelum tanggal surat pengajuan usul penghapusan oleh Menteri/PimpinanLembaga.
(1) Penghapusan Secara Bersyarat, sepanjang menyangkut Piutang Daerahditetapkan oleh :
a. Gubernur/Bupati/Walikota untuk jumlah sampai denganRp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); dan
b. Gubernur/Bupati/Walikota dengan persetujuan Dewan PerwakilanRakyat Daerah untuk jumlah lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliarrupiah) .
(2) Dalam hal Piutang Daerah dalam satuan mata uang asing, nilai piutangyang dihapuskan secara bersyarat adalah nilai yang setara dengan nilaisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kurs tengah Bank Indonesiayang berlaku pada 9 (tiga) hari sebelum tanggal surat pengajuan usulpenghapusan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.
Pasal 5
(1) Piutang Negara yang akan dihapuskan secara bersyarat sebagaimanadimaksud dalam Pasa14 ayat (1) huruf a, diusulkan olehMenteri/Pimpinan Lembaga yang berpiutang kepada Menteri Keuanganmelalui Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara. (sekarang DJKN)
(2) Piutang Negara yang akan dihapuskan secara bersyarat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b dan huruf c diusulkan olehMenteri/Pimpinan Lembaga yang berpiutang kepada Presiden RepublikIndonesia melalui Menteri Keuangan
Bagian KeduaPengajuan Usul
Pasal 6
Piutang Daerah yang akan dihapuskan secara bersyarat sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 ayat (1), diusulkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang berpiutangkepada Gubernur/Walikota/Bupat setelah mendapat pertimbangan dari Kantor WilayahDirektorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara yang wilayah kerjanya meliputi wilayahkerja Gubernur/Walikota/Bupati yang bersangkutan.
Pasal 7
Penghapusan Secara Bersyarat atas Piutang Negara/Daerah daripembukuan dilaksanakan dengan ketentuan :
a. dalam hal piutang adalah berupa Tuntutan Ganti Rugi, setelah piutangditetapkan sebagai PSBDT dan terbitnya rekomendasi penghapusansecara bersyarat dari Badan Pemeriksa Keuangan; atau
b. dalam hal piutang adalah selain piutang Tuntutan Ganti Rugi, setelahpiutang ditetapkan sebagai PSBDT.
Bagian KetigaPersyaratan
Pasal 8
PSBDT(Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih)
Piutang Negara ditetapkan sebagai Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih, dalam hal masih terdapat sisa Piutang Negara, namun:
1. Penanggung Hutang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan atau tidak diketahui tempat tinggalnya; dan
2. Barang Jaminan tidak ada, telah terjual, ditebus, atau tidak lagi mempunyai nilai ekonomis.
3. Nilai ekonomis sebagaimana dimaksud pada butir 2 ditentukan berdasarkan Laporan Penilaian bahwa barang jaminan mempunyai nilai jual yang rendah atau sama sekali tidak mempunyai nilai jual.
Penghapusan Secara Bersyarat adalah kegiatan untuk menghapuskan Piutang Negara/Daerah atau Piutang Perusahaan Negara/Daerah dari pembukuan Pemerintah Pusat/Daerah atau pembukuan Perusahaan Negara/Daerah dengan tidak menghapuskan hak tagih Negara/Daerah atau hak tagih Perusahaan Negara/Daerah.
Penghapusan Secara Mutlak adalah kegiatan penghapusan Piutang Negara/Daerah atau Piutang Perusahaan Negara/Daerah dengan menghapuskan hak tagih Negara/Daerah atau hak tagih Perusahaan Negara/Daerah.
Penghapusan Piutang NegaraPenghapusan Piutang Negara
TATA CARA PENGHAPUSANTATA CARA PENGHAPUSAN
Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mengusulkan Penghapusan Secara Bersyarat/Secara Mutlak atas Piutang Negara dengan nilai:Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mengusulkan Penghapusan Secara Bersyarat/Secara Mutlak atas Piutang Negara dengan nilai:
sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) per Penanggung Utang kepada Menteri Keuangan, melalui Direktur Jenderal;
lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) per Penanggung Utang kepada Presiden Republik Indonesia, melalui Menteri Keuangan; dan
lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) per Penanggung Utang kepada Presiden Republik Indonesia dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, melalui Menteri Keuangan.
Usul Penghapusan Secara Bersyarat atas Piutang Negara disampaikan secara tertulis dan dilampiri dengan dokumen sekurang-kurangnya:a. daftar nominatif Penanggung Utang; danb. Surat Pernyataan PSBDT dari PUPN Cabang.
Usul Penghapusan Secara Bersyarat atas Piutang Negara disampaikan secara tertulis dan dilampiri dengan dokumen sekurang-kurangnya:a. daftar nominatif Penanggung Utang; danb. Surat Pernyataan PSBDT dari PUPN Cabang.
Apabila piutang yang diusulkan berupa Tuntutan Ganti Rugimaka maka dokumen yang harus dipenuhi adalah butir a danb ditambah surat rekomendasi dari BPK RI untukpenghapusan
Daftar Nominatif
usulan
penghapusan
Piutang memuat:
identitas para Penanggung Utang yang meliputi nama dan alamat;
sisa utang masing-masing Penanggung Utang yang akan dihapuskan;
tanggal Perjanjian Kredit/terjadinya piutang, tanggal jatuh tempo/ dinyatakan macet, dan tanggal penyerahan pengurusan piutang kepada PUPN Cabang;
tanggal dinyatakan sebagai PSBDT oleh PUPN, dalam hal Piutang Perusahaan Negara/Daerah telah dinyatakan sebagai PSBDT, atau tanggal persetujuan penarikan pengurusan dan tanggal pernyataan pengurusan piutang selesai dari PUPN Cabang dalam hal pengurusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah telah ditarik dari PUPN Cabang; dan
keterangan tentang keberadaan dan kemampuan Penanggung Utang,keberadaan dan kondisi barang jaminan, dan/atau keterangan lain yangterkait.
Penetapan dari pejabat berwenangPenetapan dari pejabat berwenang
Setelah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, penetapan Penghapusan Secara Bersyarat/Mutlak Piutang Negara disampaikan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara kepada Menteri/ Pimpinan Lembaga yang mengajukan usul.
Setelah ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia, penetapan Penghapusan Secara Bersyarat/Mutlak Piutang Negara disampaikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga yang mengajukan usul.
Penetapan penghapusan diberitahukan Direktur Jenderal kepada Kepala Kantor Pelayanan melalui Kepala Kantor Wilayah.
Penyampaian dan pemberitahuan dilakukan dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak penetapan diterima Direktur Jenderal.
Penghapusan piutang Daerah
1. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
2. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah adalah kepala badan/dinas/birokeuangan/bagian keuangan yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaanAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bertindak sebagai Bendahara UmumDaerah.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dapat mengusulkan Penghapusan Secara Bersyarat/Secara Mutlak atas Piutang Daerah dengan nilai:Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dapat mengusulkan Penghapusan Secara Bersyarat/Secara Mutlak atas Piutang Daerah dengan nilai:
1. sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) perpenanggung Utang kepada Gubernur/Bupati/Walikota; dan
2. lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) perPenanggung Utang kepada Gubernur/Bupati/Walikota denganpersetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah masing-masing.
Diajukan setelah lewat waktu dua tahun sejak penetapan Penghapusan Secara Bersyarat dan disampaikan secara tertulis dengan dilampiri dengan dokumen sekurang-kurangnya:
Penghapusan secara mutlak
daftar nominatif Penanggung Utang; daftar nominatif Penanggung Utang;
surat penetapan Penghapusan Secara Bersyarat atas piutang yang diusulkan untuk dihapuskan secara mutlak; dan
surat keterangan dari Aparat/Pejabat yang berwenang menyatakan bahwa Penanggung Utang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa kewajibannya.
Usul Penghapusan Secara Bersyarat atas Piutang Negara disampaikan secara tertulis dan dilampiri dengan dokumen sekurang-kurangnya:a. daftar nominatif Penanggung Utang; danb. Surat Pernyataan PSBDT dari PUPN Cabang.
a. Penatausahaan SPn, Surat Penagihan Kedua dan SuratPenagihan Ketiga;
b. Penatausahaan Surat Pemindahan Penagihan Piutang PNBP;
c. Penatausahaan SKTL
Ruang Lingkup Penatausahaan Piutang PNBP
PNBP yang Berlaku Umum
Penerimaan HasilPenyewaan
Barang/KekayaanNegara
PenerimaanPengembalian Belanja
PenerimaanHasil
PenjualanBarang/Kekayaan Negara
Penerimaan GantiRugi atas Kerugian
Negara
Penerimaan HasilPenyimpanan Uang
Negara
Penerimaan PNBP yang berlaku
umum lainnya
Penerimaan DendaKeterlambatanPenyelesaian
PekerjaanPemerintah
PenerimaanHasil Penjualan
DokumenLelang
Penatausahaan PNBP (yang berlaku umum)
Unit Penatausahaan Piutang PNBP
Unit Operasional Unit Administrasi
Penatausahaan Piutang PNBP
Unit Pembukuan
Ditetapkan berdasarkan SK Kepala Satker
Unit Operasional
• Menyelesaikan surat pernyataanpiutang
• Membuat surat penagihan piutang• Melakukan pengawasan
pembayaran/penagihan• Membuat surat peringatan apabila
terutang lalai• Membuat Surat Pemindahan
Penagihan Piutang PNBP• Membuat SKTL• Mengirim surat tagihan kepada unit
administrasi dan unit pembukuan• Membuat surat penyerahan
pengurusan piutang tidak tertagihkepada DJKN
• Membuat usulan penghapusanpiutang
• Mengarsipkan dokumen piutang
Unit Administrasi
• Menerima dokumen suratpenagihan piutang
• Mengagendakan surat/dokumenyang masuk maupun yang harusdikirim kepada pihak terutang
• Membuat surat pengantar• Meneruskan dokumen tanggapan
pihak terutang ke unit operasional• Mengirimkan bukti setor ke unit
pembukuan
Unit Pembukuan
• Menerbitkan & melakukanpencatatan piutang ke dalam kartupiutang berdasarka dokumentransaksi
• Melakukan pencatatan piutang sewarumah negara
• Membuat daftar rekapitulasi piutang• Membuat daftar umur piutang dan
reklasifikasi piutang• Membuat daftar saldo piutang
triwulanan berdasarkan kartupiutang
• Membuat penyisihan piutang tidaktertagih ke dalam kartu penyisihanpiutang tidak tertagih
• Mengarsipkan dokumen• Membuat & mengirimkan laporan
PNBP
Unit Penatausahaan Piutang PNBP
• Diterbitkan setiap timbulnya piutang PNBP
• Timbulnya piutang PNBP apabila:
a. Penyetoran penerimaan PNBP ditetapkan secara angsuran
b.Sampai dengan tanggal jatuh tempo, pihak terutang belum melakukanpembayaran
• Diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak timbulnya piutang PNBP
• Dibuat rangkap 3 (tiga):
a. Lembar pertama untuk pihak terutang
b.Lembar kedua untuk unit administrasi
c. Lembar ketiga untuk unit pembukuan
• Memuat tanggal jatuh tempo pembayaran, paling lama 1 (satu) bulan
Surat Penagihan
SPn
Masa jatuhtempo paling lama 1 bulan
Surat Penagihan Kedua
Surat Penagihan Ketiga
Terbit paling lambat 3 (tiga) hari kerjasejak timbulnya piutang
Masa jatuhtempo paling lama 1 bulan
Masa jatuhtempo paling lama 1 bulan
Paling lambat 1 (satu) harikerja bilamana pembayaran
jatuh tempo SPn tidakdilakukan
Paling lambat 1 (satu) harikerja bilamana pembayaranjatuh tempo Surat Penagihan
Kedua tidak dilakukan
Tembusan:1. Inspektur Jenderal K/L2. Biro Keuangan K/L3. Direktorat PNBP, DJA4. DJKN
Penerbitan Surat Penagihan
Penatausahaan Kartu Piutang
Kartu Piutang untuk mencatat piutang PNBP yang telah diterbitkanSPn
Dibuat per SPn
Memuat paling kurang jumlah piutang, mutasi dan saldo piutangmasing-masing debitur
• Setiap penghunian rumah dinas/negeri diterbitkan SPn berdasarkan SK PenghunianRumah Dinas/Negeri oleh pejabat yang berwenang, dgn memperhatikan tarif yangditetapkan
• Dalam hal SK Penghunian Rumah Dinas/Negeri belum diterbitkan, sewa rumah dinasdapat dipungut berdasarkan Surat Izin Penghunian Rumah Dinas yang diterbitkanoleh Kepala Satker
• Pembayaran sewa dilakukan melalui pemotongan gaji
• Setiap pembayaran sewa ditatausahakan dalam Kartu Piutang
• Satker menyampaikan laporan pembayaran sewa kepada Menteri/PimpinanLembaga secara berjenjang
Penatausahaan Sewa Rumdin
Pemindahan Penagihan Piutang PNBP
1
• Apabila pegawai negeri yang masih mempunyai utangkepada negara dimutasi ke satker lain maka diterbitkanSurat Pemindahan Penagihan Piutang PNBP
2
• Surat Pemindahan Penagihan Piutang PNBP diterbitkandalam rangkap 3 (pihak terutang, satker baru, pertinggal)
3
• Penagihan atas piutang PNBP yang dipindahkanselanjutnya menjadi kewenangan dan tanggung jawabSatker yang baru
• Apanila masih mempunyai utang kepada negara telah memasuki batas usiapensiun maka pelunasan piutang dilakukan paling lambat sebelumpembayaran gaji terakhir pegawai ybs
• Apabila belum dapat melunasi kewajibannya setelah pensiun makapelunasan piutang PNBP dilakukan melalui pemotongan pembayaran pensiundan disetor sendiri ke kas negara
• Apabila pelunasan piutang PNBP dilakukan melalui pemotongan pembayaranpensiun, maka satker menyampaikan surat pemberitahuan kepada PTTaspen/PT Asabri yang menjadi tempat pembayaran pensiun pegawai ybs
• Penyampaian surat pemberitahuan paling lambat 15 (lima belas) hari setelahpenerbitan SKPP Pensiun, dengan lampiran:
a. Copy SKPP Pensiun
b.Copy SPn
Pemindahan Penagihan Piutang PNBP utkPegawai Pensiun
Unit Pembukuan
Unit Operasional
KPPN
SKTL
• Asli surat setoran• Hasil konfirmasi• Kartu Piutang
Pengujian:• Dokumen transaksi• Hasil konfirmasi• Kartu Piutang• Pengenaan Denda
Mekanisme Penerbitan SKTL
Peralihan:
Terhadap setoran piutang PNBP sebelum Tahun 2011 yang belumdikonfirmasi kebenarannya, Satker mengajukan konfirmasi atas seluruhsetoran piutang PNBP ke KPPN paling lambat 30 Juni 2012
• Lain-Lain:
• Dalam hal piutang PNBP berasal dari pendapatan Sewa Beli Rumah NegaraGolongan III, pelaksanaan penatausahaan piutang PNBP termasukpenerbitan SKTL dilakukan oleh Kementerian PU c.q. Ditjen Cipta Karya
Ketentuan Peralihan dan Lain-Lain