APLIKASI MODEL KONSEPTUAL “PENCAPAIAN TUJUAN” IMOGENE KING
Mata Kuliah : Teori Keperawatan
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Anggota :
1. Dede Nasrullah
2. Muhammad Natsir
3. Giri Susilo Adi
4. Iin Nur’aini
5. Tati Nurbiyati
6. Miko Eka Putri
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan merupakan proses
pelayanan profesional yang diberikan oleh tenaga perawat kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit, berdasarkan kaidah-
kaidah keperawatan yang ada. Oleh karena itu profesionalisme perawat perlu terus
ditingkatkan karena tenaga keperawatan adalah tenaga terbesar dalam rumah sakit,
sekaligus menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang didalamnya
menggunakan ilmu dan kiat dalam memberikan asuhan keperawatan. Ilmu keperawatan
akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan
riset keperawatan. Hasil dari riset keperawatan dapat diaplikasikan ke dalam praktek
keperawatan. Model konseptual keperawatan sudah berkembang banyak, tetapi banyak
pula kalangan perawat yang belum mengenalnya karena keterbatasan informasi, waktu,
kesempatan, bahasa dan teknologi. Salah satu konsep model keperawatan yang
dijadikan pengembangan keperawatan baik dalam pengembangan ilmu maupun dalam
praktek adalah model pencapaian tujuan yang dikembangkan oleh Imogene King
Teori model pencapaian tujuan King ini dapat digunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan dan membantu hubungan antara perawat-klien dengan
lingkungannya yang berdampak pada status kesehatan serta kebutuhan akan
keperawatan. Sejalan dengan teori model pencapaian tujuan yang bentuk stimulusnya
berasal dari tuntutan pasien dan keinginan-keinginan pasien, maka aplikasi teori model
pencapaian tujuan tersebut adalah bagaimana melakukan interaksi asuhan keperawatan
yang didasarkan pada bentuk kerangka pikir model King dalam memberikan bantuan
ketidakmampuan kepada individu atau keluarga dalam pencapaian tujuan. Inilah yang
menjadi alasan kelompok membahas konseptual model Imogene King
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Meningkatkan mutu Asuhan keperawatan
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan model konsep Imogene King
b. Mengembangkan ketrampilan pemahaman tentang konseptual model Imogene
King dalam penerapan asuhan keperawatan dengan berbasis sistem interaksi dan
pencapaian tujuan
c. Meningkatnya kepatuhan penggunaan standar dalam melakukan pelayanan
keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MODEL KONSEPTUAL IMOGENE KING
Imogene King dikenal dengan ” interakting systems framework and Theory of Goal
Attainment ”, yaitu adanya interaksi antara perawat dan pasien pada pelaksanaan asuhan
keperawatan. Hubungan interaksi antara perawat dan pasien membawa pada pencapaian
tujuan. King menyatakan pencapaian tujuan merupakan sebuah konsep transaksi sebagai
komponen integral dalam teori ini. King menggunakan metode observasi non partisipan
untuk mengumpulkan informasi hubungan perawat – pasien dalam seting perawatan di
rumah sakit. Beragam interaksi diamati baik komunikasi verbal maupun komunikasi non
verbal yang kemudian direkam sebagai data mentah, termasuk bagaimana alat untuk
mencapai tujuan dieksplor dan telah disepakati sebelumnya. Studi ini memberikan
sebuah sistem klasifikasi yang berguna dalam interaksi perawat – klien.
King mengusulkan suatu kerangka konsep keperawatan, yaitu pembentukan
kerangka yang menghubungkan perawat sebagai sistem utama pelayanan kesehatan,
mengembangkan konsep dan penerapannya dalam pengetahuan perawat dan suatu
strategi untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kerangka kerja.
A. Sistem Kerangka Terbuka King ” Three Interacting Sytems ”
King mengemukakan beberapa asumsi tentang dasar kerangka konsepnya, yang
meliputi asumsi tujuan keperawatan yaitu pelayanan kesehatan individu dan
kelompok dan manusia sebagai sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Kerangka konseptual terdiri dari tiga sistem yang saling berinteraksi,
yaitu sistem personal (individual), sistem interpersonal (kelompok) dan sistem sosial.
Berikut diagram sistem interaksi menurut King :
Gambar : Dynamic interacting systems(King, 1981 dalam Tomey & Alligood, 2006
1. Sistem Personal (individual)
Individu berada dalam sistem personal. Konsep yang perlu dipahami dalam sistem
personal antara lain :
a. Gambaran diri (body image)
Adalah Persepsi tentang diri individu sendiri dan persepsi orang lain tentang
dirinya.
b. Pertumbuhan dan perkembangan ( growth & devolepment )
Perubahan yang terjadi pada individu secara terus menerus baik secara seluler,
molekuler dan tingkatan-tingkatan aktivitas perilaku yang kondusif untuk
menolong individu bergerak ke arah kedewasaan. Pertumbuhan dan
perkembangan dapat menggambarkan suatu proses dalam kehidupan dimana
terjadi peningkatan potensinya untuk mencapai aktualisasi diri.
c. Persepsi (perception)
Persepsi adalah menyalurkan energi dari lingkungan dan mengelompokkannya
melalui informasi, penyimpanan informasi dan menyampaikannya dalam bentuk
tingkah laku yang jelas.
Persepsi adalah proses organisasi, interpretasi dan transformasi data yang
diingatnya melalui perasaan.
Persepsi: adalah representasi individu terhadap gambaran realita, seperti
kesadaran diri terhadap object, orang-orang dan kejadian.
(http://www.ignou.ac.in/edusat)
d. Diri sendiri (self)
Merupakan pemikiran dan perasaan yang berkaitan dengan personalitas
seseorang yang berbeda dengan orang lain dan mempengaruhi pandangannya
terhadap siapa jati dirinya.
Diri sendiri termasuk berbagai hal, sistim dari ide/ gagasan, sikap, nilai dan
komitmen-komitmen. Diri sendiri adalah lingkungan subjektif seseorang secara
keseluruhan. Hal ini merupakan pusat yang istimewa dari pengalaman dan
signifikansi. Diri sendiri menunjukkan dunia seseorang pada bagian dalam yang
dibedakan dari dunia luar yang terdiri dari orang lain dan berbagai hal. Diri
sendiri adalah individu seperti yang dikenal sebagai individu, adalah ketika kita
mengatakan "aku" (Jersild, 1952, p. 10 dalam Tomey & Alligood, 2006).
e. Ruang (space)
Ruang (space) ditandai dengan karakteristik universal. Semua orang mempunyai
beberapa konsep personal yang bergantung pada hubungan dengan situasi,
dimensi, area, jarak, waktu dan tanggapan yang berdasar pada persepsi masing-
masing individu.
Ruang ( space) dapat juga diartikan sebagai batasan tegas dari fisik dan perilaku
yang ditampakkannya.
f. Waktu
King menggambarkan waktu sebagai jangka waktu antar peristiwa satu dengan
peristiwa yang lainnya dan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing
individu, sehingga peristiwa yang satu dengan yang lain akan saling
berhubungan.
2. Sistem Interpersonal
Sistem interpersonal dibentuk ketika dua atau lebih individu saling berhubungan,
pembentukan oleh dua orang atau tiga orang. Interaksi perawat dan pasien adalah
satu jenis dari sistim interpersonal. Keluarga, sebagai kelompok kecil, dapat
dipertimbangkan sebagai sistem interpersonal. Dalam sistim interpersonal diperlukan
satu pemahaman tentang konsep komunikasi, interaksi, peran, stres dan transaksi.
a. Komunikasi
Komunikasi didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari individu satu
ke individu yang lain secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
merupakan komponen interaksi. Termasuk didalamnya perubahan tanda-tanda
non verbal dan simbol-simbol antara perawat – klien dengan lingkungan
merupakan komunikasi.
b. Interaksi
Interaksi merupakan suatu proses persepsi dan komunikasi antara individu
dengan lingkungan dan antara individu yang satu dengan individu yang lain,
diwujudkan dengan perilaku verbal dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Setiap
individu yang berinteraksi dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dalam
pengetahuan, tujuan, pengalaman terdahulu dan persepsi.
c. Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari individu yang
memiliki peraturan yang menjelaskan hak dan kewajiban. Jika harapan peran
berbeda dan tidak sesuai dengan yang terjadi, dapat menimbulkan konflik. Dan
hal ini berdampak pada penurunan keefektifan asuhan keperawatan yang
diberikan oleh perawat.
d. Stres
Stres adalah tingkatan yang dinamis dalam interaksi individu – lingkungan. Stres
melibatkan perpindahan energi dan informasi antara individu – lingkungan untuk
pengaturan dan pengendalian stressor. Peningkatan stres dalam interaksi individu
dapat mempersempit bidang persepsi dan menurunkan kerasionalan. Peningkatan
stres juga berpengaruh terhadap intervensi keperawatan yang diberikan pada
pasien.
e. Transaksi
Transaksi didefinisikan sebagai maksud dari interaksi untuk mencapai tujuan
tertentu.
3. Sistem Sosial
Sistim yang saling berinteraksi secara menyeluruh yang terdiri dari kelompok
masyarakat, dikenal sebagai sistem sosial. Kegiatan keagamaan, bidang pendidikan
dan sistem pelayanan kesehatan adalah contoh-contoh dari sistem sosial. Pengaruh
perilaku terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu yang berada dalam
keluarga ekstended di masyarakat adalah contoh lain dari pengaruh sistem sosial. Di
dalam sistem sosial, penting untuk memahami otoritas konsep, pengambilan
keputusan, organisasi, status.
a. Otoritas (autority )
Merupakan proses transaksi yang aktif dalam pengalaman seseorang untuk
memahami nilai yang berpengaruh, legitimasi dan menerimanya sebagai posisi
dalam organisasi berkaitan dengan otoritasnya.
b. Pengambilan keputusan ( decision making)
Adalah perubahan dan proses yang disengaja melalui proses memilih sesuai
dengan tujuan dengan mengidentifikasi aktivitas yang mungkin dilakukan oleh
individu atau group untuk mencapai tujuan.
c. Organisasi ( organization )
Dibentuk oleh individu yang memiliki peran yang diharapkan sesuai dengan
posisinya. Orang tersebut akan menggunakan berbagai sumber untuk mencapai
tujuan baik personal maupun organisasi.
d. Status
Status adalah hubungan seseorang di dalam grupnya dengan anggota lainnya
dalam satu grup atau grup yang satu dengan grup yang lainnya.
Konsep-konsep di dalam kerangka tersebut merupakan dimensi pengaturan dan
menunjukkan pengetahuan yang penting bagi pemahaman interaksi di antara ke tiga
sistem. Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama
berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim
interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua orang atau lebih.
Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka menyediakan
pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang lebih besar (King,
1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood, 2006).
Bagaimanapun King dengan jelas telah mengidentifikasi bahwa konsep-konsep yang
berada di dalam kerangka itu tidak dibatasi hanya pada salah satu sistem yang saling
berinteraksi secara dinamik tetapi juga yang berseberangan dengan ketiga sistem
tersebut.
B. Konsep Utama Asumsi King
Filosofi personal King tentang manusia dan hidup mempengaruhi asumsi-
asumsinya; termasuk yang berhubungan dengan lingkungan, kesehatan,
keperawatan, individu dan interaksi perawat - pasien. Interaksi antara kerangka
sistem dan teori pencapaian tujuan didasarkan pada satu asumsi yang menyeluruh,
berfokus pada keperawatan yaitu manusia yang saling berinteraksi dengan
lingkungan mereka, dan mendorong ke arah kesehatan individu, dimana merupakan
satu kemampuan untuk berfungsi dalam peranan sosial (King, 1981, p.143 dalam
Tomey & Alligood, 2006).
Proses interaksi manusia membentuk dasar untuk merancang suatu model transaksi,
dimana melukiskan pengetahuan teoritis yang digunakan oleh perawat untuk
membantu individu dan kelompok mencapai sasaran/tujuan.
Interaksi antara perawat dan pasien dalam model konseptual King(http://www.ignou.ac.in/edusat/BNS/BNS101-Blk2-3-4/Block1en/67-80color.pdf)
King (1995b dalam Tomey & Alligood, 2006) menyatakan :
Penentuan tujuan timbal balik (antara perawat dan klien) didasarkan pada (a)
pengkajian keperawatan dengan memberi perhatian terhadap permasalahan dan
gangguan kesehatan yang dialami klien; (b) keterlibatan antara persepsi perawat dan
persepsi klien; (c) pemberian informasi terhadap masing-masing fungsi untuk
membantu klien mencapai sasaran/tujuan yang ingin dicapai.
1. Empat konsep utama asumsi King meliputi :
a. Keperawatan (Nursing)
Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan ditemukan dalam
sistem perawatan kesehatan yang ada di masyarakat. Tujuan keperawatan adalah
untuk membantu individu memelihara kesehatan mereka, sehingga mereka dapat
menjalani peran-peran mereka. Keperawatan adalah suatu proses interpersonal
yang meliputi tindakan/aksi, reaksi, interaksi dan transaksi. Persepsi perawat dan
pasien juga mempengaruhi proses interpersonal.
(a) Tindakan/aksi : proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,
memahami, mengenali kondisi yang ada yang digambarkan melalui hubungan
perawat – pasien dengan melakukan kontrak untuk pencapaian tujuan.
(b) Reaksi : bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan merupakan respon
individu
(c) Interaksi : bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat – pasien,
yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
(d) Transaksi : kondisi dimana antara perawat dan psien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Peran keperawatan antara lain promosi, pemeliharaan dan mengawasi pasien yang
sakit, terluka dan sekarat. Fungsi perawat dalam hal ini adalah menginterpretasikan
informasi yang diperoleh ketika merawat dan merupakan proses merencanakan,
menerapkan dan melakukan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
b. Manusia (Person)
Merupakan asumsi spesifik yang berhubungan dengan manusia atau individu,
terperinci dalam asumsi-asumsi berikut :
(a) Individu adalah mahluk spiritual
(b) Individu mempunyai kapasitas untuk berpikir, mengetahui, membuat aneka
pilihan, dan memilih tindakan alternatif
(c) Individu mempunyai kemampuan memahami bahasa, budaya dan simbol-
simbol lain yang terekam
(d) Individu adalah sistem terbuka dalam transaksi dengan lingkungan. Transaksi
berarti juga bahwa tidak ada yang memisahkan antara manusia dan
lingkungan
(e) Individu bersifat unik dan holistik, menjadi berharga dan hakiki, dan dapat
membuat pemikiran yang rasional dan membuat keputusan dalam berbagai
situasi
(f) Individu berbeda dalam kebutuhan, keinginan dan tujuan/sasaran mereka
c. Kesehatan (Health)
Kesehatan berimplikasi pada penyesuaian berkelanjutan terhadap stres di dalam
lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan yang optimal dari sumber
dayanya untuk mencapai potensi maksimum untuk kegiatan sehari-hari (King,
1981, p. 5 dalam Tomey & Alligood, 2006).
d. Lingkungan (Environment)
King (1981 dalam Tomey & Alligood, 2006) percaya bahwa satu pemahaman
tentang tatacara manusia berhubungan dengan lingkungan untuk memelihara
kesehatan adalah hal yang essensial untuk perawat. Sistem terbuka berimplikasi
pada interaksi yang terjadi antara sistim dan lingkungan yang mengalami
perubahan secara terus menerus. Penyesuaian-penyesuaian dalam kehidupan dan
kesehatan dipengaruhi oleh satu interaksi individu dengan lingkungan.
BAB II
APLIKASI MODEL KONSEPTUAL IMOGENE KING
A. Pengkajian Data Dasar Yang Relevan Dengan Konsep Imogene King
Langkah pertama dalam proses keperawatan adalah perawat menemui klien,
berkomunikasi dan berintraksi dengan klien. Pengkajian dilakukan dengan mendapatkan
data tentang pasien berdasarkan konsep yang relevan. Berikut tahapan dalam
melaksanakan pengkajian kepada pasien :
1. Pengkajian tahap I
a. Apa persepsi pasien tentang situasi saat ini?
b. Apa persepsi perawat tentang situasi saat ini?
c. Apa informasi yang diperlukan untuk membantu pasien menyelesaikan
masalahnya?
d. Apa informasi yang ada berguna untuk menghadapi situasi saat ini?
e. Apa kesimpulan yang dapat dibuat oleh pasien?
f. Apa kesimpulan yang dapat diambil oleh perawat?
2. Pengkajian Tahap II
Pengkajian ini untuk mengidentifikasi tujuan dan cara untuk mencapai tujuan.
Daftar Pertanyaan yang harus dibuat:
a. Apa tujuan yang sudah dibuat akan membuat pasien tertarik?
b. Apa tujuan pasien yang dapat diidentifikasi?
c. Apakah ada kesamaan tujuan antara perawat dan pasien?
d. Apabila tujuan pasien dan perawat tidak sama,bagaimana tehnik kumunikasi
dan bentuk interaksi yang diperlukan agar tujuan bisa sejalan?
e. Apa tujuan sudah sesuai dengan skala prioritas?
f. Apakah persepsi pasien sejalan dengan tujuan yang akan dicapai?
g. Apakah pasien mau melakukan upaya untuk mengidentifikasi tujuan?
h. Apakah persepsi perawat sejalan dengan tujuan klien?
i. Apa tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang?
j. Apakah ada rencana untuk memodifikasi rencana untuk mencapai tujuan
yang saling menguntungkan?
3. Tahap III.
Pengkajian untuk mengetahui bentuk transaksi yang timbul sebagai hasil persepsi
orang lain terhadap situasi yang muncul dan respon interaksi antara pasien dan
perawat dimana bentuk transaksi ini menggambarkan cara pandang dan
kesamaan komitmen.
a. Apakah tindakan yang dilakukan oleh perawat sudah disetujui oleh pasien?
b. Bagaimana cara melakukan tindakan keperawatan?
c. Kapan tindakan akan dilaksanakan?
d. Apakah alasan untuk mengidentifikasi tujuan dapat menyelesaikan masalah
dalam pencapaian tujuan?
4. Tahap IV
Proses keperawatan untuk identifikasi cara pencapaian tujuan atau kegagalan
dalam proses pencapaian tujuan.
a. Apakah tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dapat menyelesaikan
masalah pasien?
b. Apa tindakan yang akan dilakukan?
c. Apakah tindakan yang dilakukan dapat dilaksanakan?
d. Apakah pasien berespon terhadap tindakan kita?
e. Apa informasi yang diperlukan untuk modifikasi rencana?
f. Apakah ada hambatan dalam pencapaian tujuan?
g. Bagaimana seharusnya perubahan rencana yang akan dibuat bisa mencapai
tujuan?
B. Analisa Kasus Model Konseptual Imogene King
Contoh kasus penerapan model konseptual Imogene King sebagai berikut :
Tn. Sy umur 74 tahun, menikah dirawat di Rs Ken Arok Sehat pada tanggal 27
oktober 2012. dengan diagnosa medis Hernia Ingunial, dengan rencana dilakukan
Herniorapy pada tanggal 29 oktober 2012. dibawah ini langkah-langkah dalam
proses keperawatan
1. Apakah persepsi pasien terhadap situasi ini ?
a. Saya merasa nyeri di daerah operasi bila dibuat gerak
b. Saya meendapatkan pengobatan hipertensi untuk tujuh tahun yang lalu dari
RS ini
c. Saya mempunyai masalah penglihatan pada mata kiri saya
2. Apa persepsi perawat terhadap situasi ini ?
a. Pasien beresiko terjadi infeksi
b. Pasien merasa nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan
c. Pasien akan beresiko hipertensi berhubungan dengan komplikasi pada situasi
yang akan datang
3. Informasi apa yang perawat butuhkan untuk membantu pasien mencapai
status kesehatannya ?
a. Riwayat :
Identifikasi secara rinci : Tn Sy, laki-laki, 74 thn, menikah, bisnis man,
dirawat di RS Ken Arok Sehat pada tanggal 27 oktober 2012. dengan
diagnosa medis Hernia Ingunial, dengan rencana dilakukan Herniorapy pada
tanggal 29 oktober 2012.
b. Riwayat penyakit sekarang : Pembengkakan abdominal sejak usia 35 thn,
dengan keluhan kesulitan beraktivitas dan nyeri abdomen hilang timbul.
Riwayat hipertensi selama 7 thn.
c. Riwayat penyakit dahulu : Operasi katarak 10 tahun yang lalu, dalam
pengobatan hipertensi.
d. Riwayat keluarga : Saudara laki-laki tertua dan termuda memiliki riwayat
hernia inguinal.
e. Status sosial ekonomi : pendapat perbulan lebih dari Rp 2.000.000
f. Gaya hidup : tidak merokok dan alkoholisme, sadar akan pelayanan
kesehatan
g. Pemeriksaan fisik : Sadar, IMT normal, TTV normal, Pemeriksaan Head to
foot ditemukan kesulitan penglihatan pada mata kanan dan adanya balutan di
daerah inguinal.
h. Sistem gastrointestinal : luka tidak ada tanda-tanda infeksi, bising usung
normal, tidak ada nyeri, tidak ada suara pekak.
i. Sistem Urinaria : Tidak ada infeksi, tidak ada pembesaran, tidak ada
pembengkakan. Tidak ada nyeri pembesaran prostat, tidak ada cairan di
skrotum.
j. Hasil laboratorium : Na 134 mEq/dl, K 3,5 mEq/dl, ureum 29 mg/dl
k. Pemeriksaan penunjang : ECG Normal aksis, pembesaran atrium kiri,
anterior vaskular blok.
4. Analisa data :
Pasien ini mengabaikan kesehatannya sejak 35 tahun, pasien mempunyai
masalah nyeri akut pada luka operasi, pasien memiliki riwayat keluarga hernia
inguinalis dan resiko untuk kambuh kembali. Pasien mempunyai resiko untuk
kambuh kembali karna konstipasi. Pasien mempunyai infeksi oleh karna
pengetahuan yang tidak adekuat dan usia. Pasien beresiko terjadinya komplikasi
hipertensi. Pasien memerlukan pendidikan yang dibutuhkan untuk memelihara
kesehatan.
5. Kesimpulan :
Pasien membutuhkan manajemen untuk mengatasi nyerinya. Pasien mengerti
kebutuhan untuk perawatan masalah yang beresiko dan menyetujui untuk bekerja
sama.
6. Diagnosa keperawatan :
a. Nyeri akut berhubungan dengan luka insisi operasi
b. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi luka operasi
c. Resiko konstipasi berhubungan dengan tirah baring, terapi nyeri dan puasa
atau diet cair
d. Kurang pengetahuan tentang terapi dan perawatan di rumah.
e. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
7. Intervensi :
a. Tujuan :
(a) Pasien akan mengepresikan rasa nyaman
(b) Pasien bebas dari infeksi
(c) Pasien mengalami perbaikan eliminasi alvi
(d) Pasien akan mengalami peningkatan
b. Kriteria Hasil
(a) Penurunan skala nyeri
(b) Istirahat dan tidur dengan nyaman
(c) TTV normal
(d) Tidak mengalami kesulitan buang air besar
(e) Mengerti akan perawatan dirumah
c. Rencana Keperawatan
(a) Observasi tingkat nyeri : catat skala, intensitas, waktu
(b) Obserasi tanda-tanda vital, gunakan teknik septik dan aseptik waktu
melakukan perawatan luka
(c) Pertahankan diet yang adekuat antara intake dan output, gunakan
valsafah manufer saat mengalami kesulitan BAB, Kolaborasi pembrian
obat pencahar
(d) Berikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan yang di alami pasien
saat ini
8. Implementasi
a. Didalam proses keperawatan tindakan keperawatan dapat membantu klien
dalam mencapai tujuan.
b. Langkah ini menunjukkan bahwa transaksi sedang dilakukan.
c. Transaksi terjadi sebagai hasil persepsi orang lain terhadap situasi dan
mempertimbangkan persepsi tersebut sehingga berespon terhadap tindakan
yang dilaksanakan.
d. Reaksi yang dapat mendorong ke arah transaksi yang dapat mencerminkan
suatu komitmen bersama.
e. Langkah ini mencerminkan implementasi ilmu perawatan yang masih
tradisional
9. Evaluasi
Melibatkan klien untuk menemukan apakah tujuan tercapai atau tidak.
King memberikan gambaran tentang pembicaraan untuk cara mencapai tujuan
dan efektifitas pelayanan keperawatan
Apakah tindakan yang dilakukan perawat menolong pasien dapat menguntungkan untuk pencapaian tujuan?
Ya
Bagaimana cara untuk mencapai tujuan?
Tujuan jangka pendek dicapai sebelum pasien pulang dari rumah sakitTujuan jangka panjang diharapkan dapat tercapai karena pasien termotivasi untuk melanjutkan home care
Apakah tindakan keperawatan dapat dilaksanakan?Apakah pasien memberikan respon terhadap tindakan
Pasien merasakan puas terhadap tindakan yang sudah diberikan perawat
keperawatn yang sudah kita berikan?Apakah terdapat hambatan dalam pencapaian tujuan?
Usia pasien merupakan penghambat dalam pencapaian tujuan
Bagaimana cara merubah rencana tujuan yang sudah ditetapkan?
Pendidikan kesehatan perlu diberikan kepada psien dengan melibatkan keluarga
BAB III
KESIMPULAN
Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan
kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan
memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan
perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi
keperawatan.
Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang dan
waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses
interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dank lien berbagi informasi
mengenai persepsinya dalam keperawatan.Kerangka ini dikenal dengan system kerangka
terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka ini adalah :o Asuhan keperawatan berfokus
pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi kesehatan seseorang.
Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, kelompok dan
masyarakat. Manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan dalam
kerangka konsep Keperibadian ( personal system )ini. Tiga system yang saling
berinteraksi : System interpersonalsetiap individu mempunyai system kepribadian
tertentu. terbentuk karena hasil interaksi manusia, dapat berbentuk interaksi,
komunikasi, System sosial meliputi keluarga, kelompok,perjanjian, stress dan peran.
keagamaan, system pendidikan, system pekerjaan dan kelompok sebaya.Menurut King,
tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat dicapai jika perawat dan pasien saling
bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama yang
hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Fitzpatrick, J.J. & Whall, A.L. (1989). Conceptual models of nursing: Analysis and Application. (2nd Ed.). Norwalk: Appleton & Lange
George, J.B. (1995). Nursing Theories: The base for professional nursing practice. (4th Ed.). Connecticut: Appleton and Lange
King, Imogene M. King’s Conceptual system, Theory of Goal Attainment and Transaction Process in The 21th Century dalam http://nsq.sagepub.com/ cgi/reprint/20/2/109.pdf diakses tanggal 5 Nopember 2007
Kozier, B. (1997). Professional Nursing Practice: Concepts and Perspective. (3th Ed.). Philadhelpia: Addison Esley.
Mayo. (1997. Portfolio Professional Nursing Web Site. Diakses tgl 22 Oktober 2008 jam 19.30 WIB melalui http://www.nurse.info/nursing theory midrange theories
Marilyn E parker (2006). Nursing Theories and Nursing Practice. Diakses tanggal 23 Oktober 2008 Jam 20.35 Wib Melalui www.nursing.umich.edufacultypenderpender_question
Tomey, A.M. & Alligod, M.R. (2006). Nursing Theories and Their Works. Sixt Ed. St.Louis; Mosby Elsevier
Tomey & Alligood. (2006). Nursing Theories and Their Work. 6th edition. St Louis : Mosby
(http://www.ignou.ac.in/edusat/BNS/BNS101-Blk2-3-4/Block1en/67-80color.pdf)